1. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Media bukan hanya berupa alat atau bahan saja, akan tetapi hal-hal
selain alat dan bahan yang memungkinkan siswa untuk memperoleh
pengetahuan. Sanjaya (2012: 61) mengemukakan bahwa media
pembelajaran adalah segala sesuatu seperti alat, lingkungan dan segala
bentuk kegiatan yang dikondisikan untuk menambah pengetahuan,
mengubah sikap atau menanamkan ketrampilan pada setiap orang yang
memanfaatkannya. Pemanfaatan lingkungan, kegiatan maupun media
harus sesuai dengan materi yang diajarkan. Sesuai bukan berarti paling
baik. Sesuai berarti dapat digunakan dengan kondisi yang ada. Trianto
(2012: 234) menyatakan bahwa media pembelajaran adalah suatu ekstensi
manusia yang memungkinkan mempengaruhi orang lain yang tidak
mengadakan kontak langsung dengannya.
Media pembelajaran digunakan sebagai penyampai pesan(the carries of message) dari berbagai sumber kepada penerima pesan(the receiver of message). Media pembelajaran tidak hanya meliputi benda-benda seperti foto, benda-benda nyata, kunjungan ke luar kelas, namun juga
Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat
membantu siswa untuk memperoleh informasi atau pengetahuan sesuai
dengan kompetensi pembelajaran yang telah direncanakan. “Media pembelajaran selalu terdiri atas dua unsur penting, yaitu unsur peralatan
atau perangkat keras (hardware) dan unsur pesan ( message/ software). Perangkat lunak (software) merupakan informasi atau bahan ajar yang akan disampaikan kepada siswa, sedangkan hardware adalah peralatan atau sarana yang digunakan untuk menyajikan pesan atau bahan ajar
tersebut” (Susilana, 2011: 7). Kedua perangkat ini saling berkaitan erat
dalam hal media pembelajaran.
Media pembelajaran alat perantara yang digunakan guru sebagai
pembawa pesan. Sejalan dengan hal tersebut Arsyad ( 2011: 4)
berpendapat bahwa, media pembelajaran adalah media yang membawa
pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung
maksud-maksud pengajaran. Berdasarkan uraian di atas, dapat
disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan segala sesuatu di
sekitar kita yang disusun secara sistematis dan terencana, digunakan
untuk menyampaikan pesan sehingga dapat menambah pengetahuan dan
ketrampilan siswa.
b. Media Audio Visual
Manusia diciptakan dengan berbagai keanekaragaman.
Keanekaragaman ini meliputi, warna kulit, sifat, kebiasaan dan lain
lebih menarik, tidak bersifat monoton. Bervariasi dan tentunya lebih
berwarna dan bermakna. Kebermaknaan hidup akan tercapai manaka
manusia dapat memahami perbedaan tersebut, memanfaatkan apa saja
yang ada di sekitar kita sehingga dapat menyatukan perbedaan yang ada.
Gaya belajar setiap siswa tentunya berbeda-beda. DePorter dalam
Susilana ( 2011: 72) menyatakan gaya terdapat tiga gaya belajar siswa
yaitu, belajar visual, auditorial, kinestetik. Ketiga gaya tersebut juga
dapat dipadukan. Ketiga gaya belajar siswa menuntut guru sebagai
pendidik mampu menyampaikan materi kepada siswa tanpa condong
terhadap salah satu gaya belajar agar tidak terjadi kecemburuan sosial
yang bedampak pada kejenuhan siswa selama proses belajar. Gaya
belajar siswa yang berbeda-beda dapat divariasikan menjadi beberapa
kegiatan selama proses pembelajaran seperti, kegiatan melihat gambar
untuk gaya belajar visual, kegiatan mendengarkan atau berbicara untuk
gaya belajar audio, dan kegiatan melakukan atau learning by doing untuk gaya belajarkinestetik. Gaya-gaya belajar tersebut akan lebih menarik
perhatian siswa apabila dipadupadankan satu sama lain, contohnya
seperti media pembelajaran audio visual.
Media audio visual akan lebih menarik siswa untuk mengikuti
proses pembelajaran. Prastowo ( 2011: 40) berpendapat bahwa media
merupakan segala sesuatu yang memungkinkan sinyal audio dapat
dikombinasikan dengan gambar bergerak secara sekuensial contohnya,
menarik dan menyenangkan karena memadukan dua jenis media yaitu
audio dan visual.
c. Manfaat Media Pembelajaran
Terdapat berbagai manfaat dalam penggunaan media. Sanjaya
(2010: 208)berpendapat bahwa terdapat beberapa manfaat menggunakan
media pembelajaran, diantaranya sebagai berikut:
1) Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu.
Peristiwa penting atau objek yang langka dapat diabadikan dengan
foto, film atau direkam melalui video atau audio, kemudian peristiwa itu
dapat disimpan dan dapat digunakan manakal diperlukan. Guru dapat
menjelaskan proses terjadinya gerhanan matahari yang langka melalui
hasil rekaman video atau bagaimana proses perkembangan ulat menjadi
kupu-kupu, proses perkembangan bayi dalam rahim mulai dari sel telur
dibuahi sampai menjadi embrio dan berkembang menjadi bayi. Demikian
juga dalam pembelajaran IPS, guru dapat menjelaskan bagaimana
terjadinya peristiwa proklamasi melalui tayangan film dan lain sebagainya.
2) Memanipulasi keadaan, peristiwa, atau objek tertentu.
Guru dapat menyajikan bahan pelajaran yang bersifat abstrak
menjadi konkret melalui mdeia sehingga mudah dipahami dan dapat
menghilangkan verbalisme. Cara mengonkritkan misalkan untuk
menyampaikan bahan pelajaran tentang sistem peredaran darah pada
Selain itu, media pembelajaran juga dapat membantu menampilkan
objek yang terlalu besar yang tidak mungkin dapat ditampilkan di kelas,
atau menampilkan objek yang terlalu kecil yang sulit dilihat menggunakan
mata telanjang. Benda atau objek yang terlalu besar misalkan alat-alat
perang, berbagai binatang buas, benda-benda langit, dan lain sebagainya.
Media pembelajaran juga dapat memanipulasi keadaan seperti,
menampilkan suatu proses atau gerakan yang terlalu cepat yang sulit
diikuti seperti gerakan mobil, gerakan kapal terbang, gerakan berlari atau
gerakan yang sedang berolahraga, atau sebaliknya dapat mempercepat
gerakan-gerakan yang lambat seperti gerakan pertumbuhan tanaman,
perubahan warna suatu zat dan lain sebagainya.
3) Menambah gairah dan motivasi belajar siswa.
Penggunaan media dapat menambah motivasi siswa sehingga
perhatian siswa terhadap materi pembelajaran dapat lebih meningkat. Guru
memutarkan film terlebih dahulu tentang banjir atau tentang kotoran
limbah industri dan lain sebagainya sebelum menyampaikan materi
pelajaran tentang polusi, agar dapat menarik perhatian siswa.
4) Memiliki nilai praktis
Terdapat dua nilai praktis diantaranya pertama, media dapat
mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa, kedua media
dapat mengatasi batas ruang kelas. Hal ini terutama untuk menyajikan
d. Kriteria Pemilihan Media
Penggunaan media membantu guru dalam menyampaikan materi
pelajaran. Media dijadikan sebagai alat bantu manakala terdapat materi
yang apabila hanya dijelaskan secara lisan akan sulit dipahami siswa.
Media membantu siswa menyamakan persepsi mengenai materi yang
disampaikan. Pemilihan media harus tepat. Susilana (2011: 69)
menyebutkan beberapa kriteria dalam pemilihan media diantaranya:
1) Kesesuaian dengan Tujuan
Kriteria pemilihan media didasarkan atas kesesuaian dengan standar
kompetensi, kompetensi dasar dan indicator.
2) Kesesuaian dengan Materi Pembelajaran
Kriteria pemilihan media didasarkan pada kajian atau materi yang
akan diajarkan pada pembelajaran. Materi pembelajaran juga harus
mempertimbangkan sejauh mana materi yang akan disampaikan.
3) Kesesuaian dengan Karakteristik Guru atau Siswa
Media harus familiar dengan karakteristik guru atau siswa. Guru dapat
mengkaji sifat-sifat dan ciri media yang digunakan. Selain itu media
yang akan digunakan siswa dirasa baik secara kuantitatif (jumlah)
ataupun kualitatif( kualitas, ciri dan kebiasaan lainnya).
4) Kesesuaian dengan Teori
Pemilihan media didasarkan pada kesesuaian teori. Media yang
digunakan bukan berdasarkan fanatisme guru terhadap suatu media
yang diangkat dari penelitian dan riset sehingga telah teruji
validitasnya.
5) Kesesuaian dengan Gaya Belajar Siswa
Kriteria ini disesuaikan atas kondisi psikologis siswa, bhawa siswa
belajar dipengaruhi oleh gaya belajar siswa. Bobbi DePorter dalam
Susilana (2011: 72) mengemukakan terdapat tiga gaya belajar siswa,
visual, auditorial dan kinestetik.
6) Kesesuaian dengan Kondisi Lingkungan, Pendukung dan Waktu yang
Tersedia
Media tidak akan dapat dimanfaatkan dengan maksimal apabila tidak
didukung oleh fasilitas dan waktu yang tersedia. Media juga terkait
dengan user atau penggunanya dalam hal ini guru. Jika guru tidak
memiliki kemampuan untuk menggunakan media tersebut dengan
baik, maka akan sia-sia.
e. Fungsi Media Pembelajaran
Media pembelajaran membantu guru dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Menurut Sanjaya (2012: 73) media pembelajaran
mempunyai beberapa fungsi diantaranya sebagai berikut:
1) Fungsi Komunikatif
Media pembelajaran digunakan untuk memudahkan komunikasi antara
penyampaian pesan dengan penerima pesan. Kadang-kadang
penyampaian pesan mengalami kesulitan manakala harus
Demikian juga penerima pesan, sering mengalami kesulitan dalam
menerima materi yang disampaikan, khususnya materi-materi yang
bersifat abstrak.
2) Fungsi Motivasi
Pembelajaran yang hanya mengandalkan suara melelui ceramah tanpa
melibatkan siswa secara optimal, bukan hanya dapat menimbulkan
kebosanan pada siswa sebagai penerima pesan, akan tetapi juga
mengganggu suasana belajar. Dengan menggunakan media
pembelajaran, diharapkan siswa akan lebih termotivasi dalam belajar
dengan demikian pengembangan media pembelajaran tidak hanya
mengandung unsure artistic saja akan tetapi juga memudahkan siswa
mempelajari materi pelajaran sehingga dapat lebih meningkatkan gairah
siswa untuk belajar.
3) Fungsi Kebermaknaan
Penggunaan media menjadikan proses pembelajaran lebih bermakna,
yakni pembelajaran bukan hanya dapat meningkatkan penambahan
informasi berupa data dan fakta sebagai pengembangan aspek kognitif
tahap rendah, akan tetapi dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk
menganalisis dan mencipta sebagai aspek kognitif tahap tinggi. Bahkan
lebih dari itu, dapat meningkatkan aspek sikap dan ketrampilan.
4) Fungsi Penyamaan Persepsi
Pembelajaran diatur secara klasikal melalui Rencana Pelaksanaan
individual. Apabila sebuah kelas terdiri dari 40 siswa, maka
kemungkinan terdapat 40 macam pemikiran atau ada 40 jenis persepsi
yang datang dari masing-masing pemikiran siswa yang akan
menginterpretasi materi pelajaran secara berbeda. Melalui pemanfaatan
media pembelajaran, diharapkan dapat menyamakan persepsi siswa,
sehingga setiap siswa memiliki pandangan yang sama terhadap
informasi yang disuguhkan.
5) Fungsi Individualitas
Siswa mempunyai latar belakang yang berbeda baik dilihat dari status
sosial ekonomi maupun dari latar belakang pengalamannya, sehingga
memungkinkan gaya dan kemampuan belajarnya tidak sama. Demikian
juga halnya mengenai bakat dan minat siswa tidak mungkin sama,
walaupun secara fisik sama. Pemanfaatan media pembelajaran
berfungsi untuk dapat melayani kebutuhan sikap individu yang memilik
minat dan gaya belajar yang berbeda.
f. Ciri-Ciri Media Pendidikan
Benda dapat dikatakan sebagai media apabila memiliki ciri-ciri
tertentu. Menurut Arsyad (2011: 12) media pendidikan memiliki tiga
ciri-ciri, sebagai berikut:
1) Ciri Fiksatif (Fixative Property)
Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan,
2) Ciri Manipulatif (Manipulative Property)
Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media
memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari
dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan
teknik rekaman fotografi tersebut.
3) Ciri Distributif (Distributive Property)
Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian
ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut
disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman
yang relative sama mengenai kejadian itu.
g) Klasifikasi dan Macam-Macam Media Pembelajaran
Media pembelajaran dapat diklasifikasiakan menjadi beberapa
klasifikasi tergantung dari sudut mana melihatnya, berikut merupakan
klasifikasi media pembelajaran menurut Sanjaya ( 2012: 118) yaitu:
1) Dilihat dari sifatnya, media dibagi ke dalam:
a) Media Auditif, merupakan media yang hanya dapat didengar saja,
atau media yang hanya memiliki unsure suara, sepert radio dan
rekaman suara.
b) Media Visual, merupakan media yang hanya dapat dilihat saja, tidak
mengandung unsure suara, yang termasuk ke dalam media ini adalah
filem, slide, foto, transparasi, lukisan, gambar, dan berbagai bentuk
c) Media Audiovisual, merupakan media yang selain mengandung
unsur suara juga mengandung unsur gambar yang dapat dilihat
seperti rekaman video, berbagai ukuran film, slide, suara dan lain
sebagainya. Kemampuan media ini dianggap lebih baik karena
mengandung kedua unsure jenis media yang pertama dan kedua.
2) Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat dibagi kedalam:
a) Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak seperti radio
dan televisi. Melalui media ini siswa dapat mempelajari hal-hal atau
kejadian-kejadian yang actual secara serentak tanpa harus
menggunakan ruangan khusus.
b) Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan
waktu, seperti film slide, film, video, dan lain sebagainya.
3) Dilihat dari cara atau teknik pemakainnya media dapat dibagi ke dalam:
a) Media yang diproyeksikan, seperti film, slide, film trip, transparansi
dan lain sebagainya. Jenis media yang demikian memerlukan alat
proyeksi khusus, seperti film projector untuk memproyeksikan film,
slide projector untuk memproyeksikan film slide, OHP, untuk
memproyeksikan transparansi.
b) Media yang tidak diproyeksikan, seperti gambar, foto lukisan, radio
dan lain sebagainya.
4) Dilihat dari bentuk dan cara penyajiannya media dapat dibagi kedalam:
b) Kelompok kedua: media proyeksi diam, yakni media visual yang
diproyeksikan atau media yang memproyeksikan pesan. Hasil
proyeksi tidak bergerak atau tidak memiliki sedikit unsure gerakan.
Jenis media ini diantaranya OHP/OHT, opaque projector, slide dan
filmstripe.
c) Kelompok ketiga: media audio adalah media yang penyampaian
pesannya hanya melalui pendengaran. Jenis pesan yang disampaikan
berupa kata-kata, sound effect. Beberapa hal yang termasuk media audia: radio, media alat perekam pita magnetic/ kaset tape recorder.
d) Kelompok keempat: media audio visual diam adalah media yang
penyampaian pesannya diterima oleh pendengaran dan penglihatan
namun gambar yang dihasilkan gambar diam atau memiliki sedikit
gerakan. Diantaranya media soundslide, film stripe bersuara.
e) Kelompok kelima: film (motion picture)adalah serangkaian gambar diam yang meluncur secara cepat dan diproyeksikan sehingga
memberi kesan hidup dan bergerak.
f) kelompok keenam: media televise adlah media yang menyampaikan
pesan audio visual dan gerak. Diantaranya adalah media televise,
televisi terbatas, dan video kaset recorder.
g) Kelompok ketujuh: multimedia adalah suatu system penyampaian
dengan menggunakan berbagai jenis bahan belajar yang membentuk
suatu unit atau paket. Misalnya modul yang terdidri dari bahan cetak,
g. Peran Media
Media pendidikan diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan
pendidikan sesuai dengan tahap perkembangan anak. Sanjaya (2012:
244) mengemukakan, terdapat beberapa peran media pendidikan
dikaitkan dengan perkembangan anak, diantaranya sebagai berikut:
1)Media pendidikan diperlukan untuk membantu tugas-tugas
perkembangan. Siswa memiliki tugas-tugas perkembangan.
Apabila tugas-tugas tersebut tidak dicapai dengan optimal, maka
akan mempengaruhi masa perkembangan selanjutnya. Media
pendidikan diharapkan dapat dijadikan sebagai alat bantu dalam
menyelesaikan tugas-tugas tersebut secara optimal sehingga dapat
dijadikan modal dasar dalam penyelesaian tugas perkembangan
berikutnya.
2) Media pendidikan dapat memotivasi setisap siswa dalam mencapai
tujuan tertentu. Melalui alat bantu tertentu sebagai media
pendidikan, maka dapat menambah gairah bagi setiap anak dalam
menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan baik yang sengaja
dideskripsikan maupun tidak
3) Media pendidikan dapat memprediksi dan mendeteksi berbagai hal
yang berkaitan dengan penyelesaian tugas-tugas perkembangan,
sehingga dapat mengantisipasi berbagai kemungkinan yang terjadi.
4) Media pendidikan dapat menentukan berbagai jenis-jenis perlakuan
pada pengaturan situasi dan kondisi yang diperlukan untuk
melaksanakan pencapaian tugas.
2. Adobe Flash
Perkembangan teknologi yang pesat memungkinkan siapa saja
dapat meningkatkan kemampuan dalam pengembangan multimedia.
Pengembangan multimedia dapat digunakan dan menunjang berbagai
aktivitas seperti permainan, presentasi bisnis maupun alat bantu dalam
bidang pendidikan. Pengembangan multimedia yang sering digunakan
dalam bidang pendidikan diantaranya macromedia dan adobe flash.
Adobe Flash merupakan program animasi berbasis vektor yang telah banyak digunakan oleh para animator untuk membuat berbagai animasi
(Pramono 2013 : 2). Berbagai fasilitas dan fitur terbaru telah disediakan
untuk kemudahan dalam pengolahan animasi.Program aplikasi Adobe Flash CS6 (Creative Suite 6) merupakan penyempurnaan dari versi sebelumnya.
Perangkat Lunak Adobe Flash yang selanjutnya disebut Flash, dulunya bernama “Macromedia Flash”, merupakan software multimedia unggulan yang dulunya dikembangkan oleh Macromedia, tetapi sekarang dikembangkan dan didistribusikan oleh Adobe System. Selain memiliki
kemampuan untuk menggambar, flash juga bisa sekaligus
menganimasikannya (Hidayatullah, 2011:18). Sejak tahun 1996, Flash
menjadi metode populer untuk menambahkan animasi dan interaktif
sehingga dapat menjadi aplikasi multimedia yang kaya (Rich Internet Application).
Flash tidak hanya digunakan untuk aplikasi web, tetapi juga dapat dikembangkan untuk media pendidikan dan pembelajaran. Titik fokus dunia
pendidikan atau selama proses pembelajaran berada pada siswa. Siswa harus
merasa nyaman dan terlayani sehingga dapat memahami materi dengan
baik.
Keterlayanan siswa tentunya berbeda-beda sesuai dengan gaya
belajar siswa seperti gaya belajar visual, audio dan kinestetik. Setiap siswa
mempunyai gaya belajar berbeda-beda sehingga guru harus mengemas
proses pembelajaran yang dapat merangkum semua gaya pembelajaran
tersebut baik visual, audio dan kinestetik. “Hasil penelitian lembaga riset
dan penerbitan computer atau computer technology research (CTR) menyatakan bahwa orang hanya dapat mengingat 20% apa yang dilihat dan
30% apa yang didengar, akan tetapi orang dapat mengingat 50% apa yang
dilihat dan didengar, serta 80% apa yang dilihat, didengar dan dipraktikan
sekaligus”, Suyanto dalam Aji, Rizki (2015). Penggunaan media dalam
bentuk Adobe Flash diharapkan dapat meningkatkan daya ingat siswa dan semangat belajarnya agar proses belajar berlangsung lebih bermakna.
Penggunaan media dalam bentuk Adobe Flash akan sangat membantu guru dalam menyampaikan materi kepada siswa. Selain dapat
media dalam proses pembelajaran. Beberapa kelebihan flash menurut Pramono (2006:2) diantaranya sebagai berikut:
1. Hasil akhir file flash memiliki ukuran yang lebih kecil (setelah dipublish).
2. Flash mampu mengimpor hampir semua file gambar dan file-file audio sehingga presentasi dengan flash dapat lebih hidup.
3. Animasi dapat dibentuk, dijalankan, dan dikontrol.
4. Flash mampu membuat file executable (*.exe) sehingga dapat dijalankan pada PC manapun tanpa harus menginstall terlebih dahulu
program Flash.
5. Font presentasi tidak akan berubah meskipun PC yang digunakan tidak memiliki font tersebut.
6. Gambar flash merupakan gambar vektor sehingga tidak akan pernah pecah meskipun dizoom berates kali.
7. Flash mampu dijalankan pada system operasi windows maupun Macintosh.
8. Hasil akhir dapat disimpan dalam berbagai macam bentuk, seperti
*.avi, *.gif, *.mov ataupun file dalam format lain.
Penggunaan flash sebagai media pembelajaran akan membantu guru
dalam menyamakan persepsi siswa sehingga proses pembelajaran
3. Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik disebut juga sebagai pembelajaran terpadu. Menurut
Rusman (2011:254) pembelajaran tematik merupakan salah satu model dalam
pembelajaran terpadu (integrated instruction) yang merupakan suatu sistem. Pembelajaran tematik ini menekankan pada tema sebagai pemersatu berbagai
mata pelajaran yang tentunya tetap memperhatikan kompetensi dasar yang
sepadan. Mata pelajaran yang sepadan berarti mata pelajaran yang mempunyai
keterkaitan konsep satu sama lain. Pembelajaran tematik memprioritaskan
peran aktif siswa. Pembelajaran tematik memindahkan pemusatan yang semula
pembelajaran berpusat pada guru (teacher center) menjadi berpusat pada siswa (student center). Guru berperan sebagai fasilitator. Keterlibatan siswa dalam belajar lebih diprioritaskan dan pembelajaran bertujuan untuk mengaktifkan
siswa, memberikan pengalaman langsung pada siswa tanpa adanya pemisahan
antar mata pelajaran.
Pembelajaran tematik atau terpadu merupakan suatu model pembelajaran
yang memadukan beberapa materi pembelajaran dari berbagai standar
kompetensi dan kompetensi dasar dari beberapa mata pelajaran (Trianto, 2011:
154). Pembelajaran tematik tidak mematok jumlah mata pelajaran yang
dipadukan. Sedangkan menurut Rusman (2011 : 254) model pembelajaran
tematik adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan
tematik yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
tematik merupakan pembelajaran yang mengacu pada tema. Tema mempumyai
fungsi sebagai penyatu antar beberapa mata pelajaran yang saling berkaitan,
sehingga lebih mengutamakan kebermaknaan proses belajar siswa karena lebih
banyak melibatkan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
4. Tema Kerajinan Tangan
Tema Kerajinan Tangan diajarkan pada semester dua. Tema Kerajinan
Tangan mempunyai beberapa mata pelajaran. Pada tema Kerajinan tangan
minggu ke 1 pembelajaran III ini terdapat tiga mata pelajaran yaitu Bahasa
Indonesia, Matematikadan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Tema ini
menerangkan tentang berbagai sumber energi yang terdapat di lingkungan.
Sumber energi dapat berubah bentuk menjadi energi lain seperti perubahan
energi yang terjadi pada listrik. Pembangkit listrik tenaga angin (PLTA)
berawal dari energi angin yang menggerakan kincir (energi gerak) dan berubah
bentuk lagi menjadi energi listrik. Melalui PLTA, masyarakat dapat
memanfaatkan energi listrik untuk melakukan aktivitas sehari-hari seperti
menyalakan TV, lampu, telepon dan lain sebagainya. Pemanfaatan energi
listrik menjadi energi pada alat komunikasi seperti telepon dikaitkan dengan
kegiatan bertelepon yang membahas tentang pekerjaan Rumah(PR) tentang
penyelesaian soal pecahan sederhana.
B. Kerangka Berpikir
Sekolah Dasar (SD) merupakan pendidikan formal pertama yang
memberikan dasar-dasar gaya hidup yang baik pada siswa agar kelak ia dapat
tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya. SD memberikan banyak
pengaruh terhadap masa depan siswa kelak. Pengaruh-pengaruh tersebut
ditanamkan selama proses pembelajaran berlangsung.
Proses pembelajaran mempunyai beberapa faktor sebagai penunjang
keberhasilan. Faktor – faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar diantaranya lingkungan, kurikulum, sarana dan prasarana, media
pembelajaran, metode pembelajaran, siswa dan guru. Guru harus dapat
menciptakan suasana belajar yang aktif, inovatif, sehingga dapat memotivasi
siswa agar antusias dan bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran.
Guru dituntut untuk memiliki kreatifitas dalam mengajar salah satunya
dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan
kondisi lingkungan. Media dapat mendukung siswa agar lebih cepat
memahami materi.
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan guru untuk
menyampaikan informasi atau materi kepada siswa baik materi secara
terpisah atau materi yang sudah disatukan melalui tema. Pembelajaran
menggunakan tema memiliki tujuan agar siswa lebih aktif dan mandiri serta
dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari– hari. Pembelajaran berbasis
tema seringkali menyebabkan siswa kesulitan dalam memahami materi.
Keadaan tersebut disebabkan oleh banyak faktor seperti penggunaan media
pembelajaran yang belum sesuai dengan materi. Guru seringkali
dimodifikasi, maka dari itu siswa merasa cepat bosan dalam mengikuti proses
pembelajaran. Penggunaan media yang menarik akan menumbuhkan minat
dan antusias siswa selama proses pembelajaran. Penggunaan media
pembelajaran juga dapat menyamakan presepsi siswa.
Upaya yang dapat dilakukan agar materi pembelajaran lebih mudah
dipahami salah satunya dengan cara melakukan pengembangan media
berbasis flash. Melalui pengembangan media berbasis flash diharapakan
siswa lebih antusias mengikuti proses pembelajaran sehingga kegiatan belajar
menjadi bermakna. Kerangka berpikir pengembangan media adobe flash
dapat digambarkan sebagai berikut:
Kelebihan Media Adobe Flash:
- nilai praktis atau efektif - menarik ( terdapat gambar ,
vidio dan suara yang
-Pemanfaatan dan pengembangan media secara maksimal
-Guru dan siswa terbiasa mengikuti perkembangan teknologi
dan dapat menggunakannya dalam proses pembelajaran
-Siswa lebih bersemangat atau antusias dalam belajar Pengembangan Media Berbasis Adobe
Flash: -Tampilan warna cerah
-Gambar, vidio dan sound sesuai dengan karakter siswa
-Mudah digunakan. -Bahasa mudah dipahami
Bagan di atas menjelaskan bahwa pengembangan media Adobe Flash akan memberikan dampak positif terhadap guru dan siswa. Guru mendapatkan manfaat menjadi lebih mahir dan terbiasa dalam
menggunakan perangkat software sebagai penunjang proses pembelajaran, sedangkan siswa akan lebih bersemangat selama mengikuti proses
pembelajaran dikarenakan fisualisasi yang lebih menyenangkan
menggunakan gambar, animasi, teks, dan musik sehingga proses belajar
akan berlangsung lebih bermakna.
C. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka dapat dirumuskan
hipotesis penelitian sebagai berikut :
1. Media pembelajaran berbasis adobe flash dapat dikembangkan sebagai media pembelajaran pada Tema Kerajinan Tangan di kelas III SD.
2. Validitas pengembangan media pembelajaran audio visual Tema
Kerajinan Tangan berbasis adobe flash di kelas III SD yang baik sehingga layak untuk digunakan.
3. Respon guru baik terhadap pengembangan media pembelajaran audio
visual Tema Kerajinan Tangan berbasis adobe flash di kelas III SD. 4. Respon siswa baik terhadap pengembangan media pembelajaran audio
visual Tema Kerajinan Tangan berbasis adobe flash di kelas III SD. 5. Terdapat pengaruh prestasi belajar terhadap pengembangan media