• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilan - Uri Dwi Mareta BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilan - Uri Dwi Mareta BAB II"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kehamilan

1. Pengertian kehamilan

Kehamilan adalah merupakan waktu transisi suatu masa antara kehidupan sebelum memiliki anak yang sekarang berada dalam kandungan dan kehidupan nanti setelah anak tersebut telah lahir. Perubahan status yang radikal ini dipertimbangkan sebagai suatu krisis disertai pada periode tertentu untuk menjalani dalam proses persiapan psikologis yang secara normal sudah ada. Selama masa kehamilan dan telah mengalami puncaknya hingga mengalami proses kelahiran bayi (Wahyu,2013;h.63).

Kehamilan yaitu rangkaian peristiwa yang baru terjadi bila ovum dibuahi dan pembuatan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus yang aterm. Kehamilan ini termasuk masa yang penting dimana kelanjutan dari proses pembuahan yang dimana makhluk-makhluk bumi apabila sel telur telah di buahi (Sukarni,2013;h.78).

(2)

2. Tanda – tanda kehamilan menurut (Varney,2008;h.519). a. Menstruasi berhenti dengan tiba - tiba

b. Mual serta mengalami muntah - muntah

c. Mengalami pembesaran pada payudara, terasa tegang, kesemutan, teraba benjolan, terdapat pembesaran puting

d. Mengalami peningkatan frekuensi dalam berkemih e. Mengalami kelelahan (letih)

f. Payudara mengalami perubahan pada puting, menjadi lebih hitam serta aerola primer dan sekunder

Menurut Sarwono (2012;h.35) menerangkan mengenai tanda kehamilan terdiri dari :

a. Munculnya turbekel atau folikel Montgomery b. Terjadinya peningkatan temperature suhu basal c. Mengalami pengeluaran dari puting

d. Adanya salvias yang berlebihan e. Terdapat tanda Chadwick f. Mengalami Quickening

g. Terdapat perubahan pigmentasi pada kulit dan kondisi seperti pada klosma, striae pada payudara, linea nigra, vascular spider dan ada eritema palmar.

3. Tanda pasti kehamilan Menurut Rustam (2012;h.36) menjelaskan yaitu : a. Teraba gerakan janin dalam rahim

(3)

1) Terdapat kantong kehamilan, pada usia kehamilan 4 minggu 2) Terdapat fetal plate, usia kehamilan 4 minggu

3) Terdapat kerangka janin, usia kehamilan 12 minggu 4) Terdapat denyut jantung janin, usia kehamilan 6 minggu

Menurut (Sarwono,2010;h.214) menjelaskan bahwa tanda pasti kehamilan yaitu mengenai data atau kondisi yang mengidentifikasikan adanya buah kehamilan serta diketahui dengan melaului pemeriksaan (denyut jantung janin, gerakan janin)

4. Masa-masa kehamilan

Pada hal ini menjelaskan mengenai proses bagian kehamilan yaitu :

1) Trimester pertama

(4)

2) Trimester kedua

Menurut Sarwono(2010;h.213) trimester kedua berlangsung minggu ke - 13 sering dikenal sebagai periode kesehatan yang baik, dalam periode ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari segala ketidaknyamanan yang normal dialami saat hamil. Trimester kedua sebenarnya terbagi atas dua fase : pra-quickening dan pasca-quickening. Quickening menunjukkan kenyataan adanya kehidupan yang terpisah menjadi dorongan bagi wanita dalam melaksanakan tugas psikologis utamanya pada trimester kedua, yakni mengembangkan identitas sebagai ibu bagi dirinya sendiri yang berbeda dari ibunya

3) Trimester ketiga

Menurut Wahyu (2013;h.74) trimester ketiga minggu ke 28 - 40 sering disebut dengan periode penantian dengan penuh kewaspadaan. Pada trimester ketiga memerlukan waktu persiapan yang aktif saat menanti kelahiran bayi dan menjadi orang tua, sementara perhatian utama wanita terfokus pada bayi yang akan segera dilahirkannya. Pada pergerakan janin dan pembesaran uterus dalam keduanya menjadi hal sebagian besar pemikiran difokuskan pada perawatan bayi

5. Melakukan teknik relaksasi pada ibu hamil mencegah luka perineum Menurut Varney (2008;h.190) menjelaskan yang terdiri dari :

(5)

b. Melakukan senam hamil berbaring terlentang dan secara rutin agar untuk melemaskan oragan-organ pada tubuh, tidak kaku dan lemas sehingga peredaran darah tetap mengalir dengan baik

c. Mengonsumsi makan- makanan yang banyak mengandung nutrisi zat besi yang tinggi (sayur, buah, lauk pauk, susu, daging) sehingga keadaan ibu terbantu oleh makanan yang dikonsumsi untuk tercukupi kebutuhan.

d. Melakukan renang bagi ibu hamil untuk menggerakkan tubuh agar lemas dan otot- otot tidak kaku

6. Agar tidak terjadi bayi besar (Makrosomia)

Dengan ibu mengatur pola istirahat yang baik dan pola nutrisi dalam pengkonsumsi makanan sehari - hari, pada faktor kehamilan dapat meningkatkan metabolisme energi, kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan. Peningkatan zat gizi dan energi di perlukan sekali untuk pertumbuhan dan perkembangan si calon bayi. Pada ibu hamil pada dasarnya semua memerlukan zat gizi, namun yang sering sekali menjadi kekurangan adalah energi protein dan beberapa mineral seperti zat bezi dan kalsium (Icemi,2013;h. 145).

(6)

lebihnya sebanyak 925 gram, yang tertimbun dalam jaringan ibu, plasenta serta janin

Pada ibu hamil dianjurkan penambahan protein 12 gram / hari, selama kehamilan, dapat mencapai 75 -100 gram ( sekitar 12 % dari jumlah total kalori). Volume darah mengalami kenaikan selama kehamilan kebutuhan fe sekitar 300 mg untuk dapat mencegah terjadinya anemia. Selama kehamilan seseorang ibu hamil menyimpan zat bezi kurang lebih 1.000 mg termasuk untuk keperluan janin, plasenta dan hemoglobin ibu sendiri (Wahyu,2013;h.146).

Menurut (Rukiyah,2009;h.103) menjabarkan mengenai kebutuhan fisik ibu hamil akan nutrisi yang berkaitan pada pemenuhan kalori yaitu :

1) Pada hal proses physic 66 % (Pernafasan + sirkulasi + digestiv + secret + temperatur tubuh) + (pertumbuhan + perbaikan) = 1.440 Kcal/Dag

2) Melakukan aktivitas/ hari seperti jalan, posisi tubuh, bicara berpindah dari satu tempat ke tempat lain, menghabiskan total 17 % ketika waktu tidak hamil

3) Melakukan pekerjaan rata – rata 7 – 10 % yang dibutuhkan 150 – 200 Kcal

4) Kadar metabolisme 7 % membutuhkan 150 – 200 Kcal

(7)

tidak di perbolehkan banyak minum air yang banyak mengandung unsur pemanis buatan yang banyak, karena dapat menyebabkan kadar gula naik sehingga tinggi menyebabkan obesitas (DM). Pada dasarnya kebutuhan ibu hamil dan janin harus tercukupi secara penuh jangan sampai dapat menimbulkan penyakit yang berhubungan dengan karbohidrat seperti pada :

a) Kurang Kalori Protein (KKP) b) Obesitas

c) Diabetes militus

Sehingga dari faktor diatas dapat menyebabkan bayi besar sehingga dapat menjadikan dampak pada saat persalinan, dengan menghasilkan luka perineum pada jalan lahir (Wahyu,2013;h.147). 7. Tujuan Asuhan kehamilan

Menurut Yulianti (2009;h.3) menjelaskan dalam pemberian asuhan kehamilan terdiri dari :

a. Memantau kemajuan pada kehamilan untuk memastikan tentang kesejahteraan janin dan tumbuh kembang ibu serta tumbuh kembang bayi

b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial pada ibu dan bayi

c. Mengenali secara dini ketidak normalan atau terjadi komplikasi yang dimungkinkan dapat terjadi selama kehamilan, terdiri dari riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan

(8)

e. Mempersiapkan peran sebagai ibu dalam keluarga dan menerima kelahiran bayi supaya dapat tumbuh kembang secara normal

Menurut Varney (2008;h.518) menjelaskan mengenai penatalaksanaan pada asuhan kehamilan yaitu :

a. Menegakkan diagnosis dan penatalaksanaan pada awal kehamilan b. Melakukan pengkajian dan evaluasi kesejahteraan wanita

c. Melakukan pengkajian dan evaluasi kesejahteraan janin

d. Melakukan tindakan untuk meredakan ketidaknyamanan pada saat kehaminan

e. Melaksanakan pemantauan mengenai asuhan gizi yang di konsumsi pada kehamilan

f. Memberikan panduan mengenai antisipasi serta intruksi g. Melakukan penapisan komplikasi pada ibu dengan janin

B. Persalinan

1. Pengertian Persalinan

(9)

2. Sebab - sebab Terjadi Persalinan

Menurut Manuaba (2012;h.173) proses terjadinya persalinan belum diketahui dengan pasti, sehingga menimbulkan beberapa teori yang berkaitan dengan mulainya kekuatan his.

Hormon-hormon yang dominan pada saat kehamilan yaitu : 1) Estrogen

Berfungsi untuk meningkatkan sensitivitas otot rahim dan memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti oksitosin, rangsangan prostaglandin dan rangsangan mekanisme

(Sukarni,2013;h.186). 2) Progesteron

Berfungsi menurunkan sensitivitas otot rahim, menyulitkan penerimaan rangsangan dari luar seperti oksitosin, rangsangan prosoglandin, rangsangan mekanis dan menyebabkan otot rahim dan otot polos relaksasi (Sumarah,2008;h.2).

Dengan demikian dapat dikemukakan beberapa teori yang memungkinkan terjadinya proses persalinan.

a) Teori keregangan

(10)

setelah keregangan tertentu, sehingga menimbulkan proses persalinan

b) Teori penurunan progesterone

Menurut Manuaba (2012;h.168) proses terjadinya penurunan plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28 minggu karena terjadi penimbunan jaringan ikat, pembulu darah mengalami penyempitan dan buntu Teori oksitosin internal

Menurut Margareth (2013;h.185). Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofise parts posterior pada perubahan keseimbangan estrogen dan progesteron dapat mengubah sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi. Menurunnya konsentrasi progesteron akibat tuanya kehamilan maka oksitosin dapat meningkatkan aktivitas, sehingga persalinan dimulai

3. Jenis-Jenis Persalinan a. Persalinan Spontan

(11)

b. Persalinan Buatan

Menurut Manuaba (2012;h.167) persalinan buatan adalah proses terjadinya persalinan yang berlangsung dengan bantuan tenaga dari luar misalnya ekstraksi dengan forcep atau dilakukan operasi sectio caesarea menurut Sarwono. Sedangkan menurut Manuaba persalinan buatan adalah bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar

c. Persalian anjuran

Menurut Marmi (2012;h.3) menjelaskan bahwa persalinan Anjuran adalah proses kekuatan yang diperlakukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan misalnya pemberian pitocin dan prostograndin dan bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan

4. Tanda-tanda mendekati persalinan a. Terjadi Lightening

(12)

Menurut Wahyu (2013;h.210) terjadi masuknya bayi ke pintu atas panggul menyebabkan ibu merasakan :

1) Terasa Ringan di bagian atas dan rasa sesak berkurang 2) Pada bagian bawah perut ibu terasa penuh dan

mengganjal

3) Terjadinya kesulitan saat berjalan

4) Mengalami ganguan sering kencing (Follaksuria) b. Terjadi His Permulaan

Menurut Manuaba (2012;h.172) semakin tua usia kehamilan, pengeluaran estrogen dan progesteron makin berkurang sehingga produksi oksitosin meningkat, dengan demikian dapat menimbulkan kontraksi yang lebih sering, his permulaan ini lebih sering diistilahkan sebagai his palsu, sifat his palsu antara lain seperti :

Rasa nyeri ringan dibagian bawah 1) Datangnya tidak teratur

2) Tidak ada perubahan pada serviks atau tidak ada tanda-tanda kemajuan persalinan

3) Durasinya pendek

4) bertambah jika beraktivitas 5. Tanda-Tanda Persalinan

a. Terjadi His Persalinan

(13)

serviks dengan kecepatan tertentu disebut dengan his efektif. His efektif mempunyai sifat adanya dominan kontraksi uterus pada fundus uteri ( Fundal domi nance ) kondisi berlangsung secara syncron dan harmonis adanya intensitas kontraksi yang maksimal diantara dua kontraksi,irama teratur dan frekuensi yang kian sering, dalam lamanya his berkisaran 45-60 detik (Sukarni,2013;h186).

b. Keluarnya lendir bercampur darah pervaginam ( show )

Lendir berasal dari pembukaan yang menyebabkan lepasnya lendir berasal dari kanalis servikalis. Sedangkan pengeluaran darah disebabkan robeknya pembuluh darah waktu serviks membuka (Varney,2008;h.673).

c. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya

Sebagai ibu hamil mengeluarkan air ketuban akibat pecahnya selaput ketuban, jika ketuban sudah tercapai, maka persalinan harus diakhiri dengan tindakan tertentu, misal ekstrasi vacum atau sectio caesaria (Manuaba,2012;h.167).

d. Dilatasi dan affacement

(14)

6. Tahapan Persalinan a. Kala 1

Kala 1 disebut juga dengan kala pembukaan lengkap10cm. Menurut Manuaba pada permulaan his, kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga pasien masih dapat berjalan-jalan. Proses pembukaan servikalis sebagai akibat his dibagi menjadi 2 fase yaitu :

(1) Fase laten

Berlangsung terjadi selama 7 - 8 jam, terjadi pembukaan yang sangat lambat sampai mencapai ukuran diameter 3 cm (Rustam,2012;h.71).

Pada proses persalinan, dibagi dalam 3 fase, Menurut Varney (2008;h.725) yaitu :

Fase I : Pada periode tenang yaitu dalam dilaktasi lengkap hingga terjadi desakan untuk mengejan

Fase II : Proses mengejan yang sangat aktif yaitu pada saat upaya dalam mengejan yang

berirama atau desakan untuk mendorong sampai

presentasi

(15)

Asuhan kala I Menurut Varney (2008;h.714) yaitu :

a) Memberikan asuhan sayang ibu dengan melakukan pemeriksaan terhadap pasien memastikan kesejahteraan janin

b) Memberikan asuhan kenyamanan dan motivasi pada ibu c) Memberikan perhatian dan tanggung jawab memberikan

pelayanan yang sesuai asuhan kebidanan

d) Memenuhi kebutuhan energi dan dan mencegah dehidrasi, berikan cukup minum

e) Mengatur posisi ibu untuk miring kiri sehingga membantu proses pembukaan

f) Mengajari ibu untuk cara rileksasi pernafasan g) Persiapkan alat dan kebutuhan untuk persalinan

h) Memantau kondisi dan keadaan ibu dengan cara memeriksa tekanan darah, suhu, nadi, respirasi, kosongkan kandung kemih

i) Memeriksa kesejahteraan bayi, Djj, His dan pembukaan j) Menyiapkan kebutuhan perlengkapan persalinan dari

perlengkapan bayi dan perlengkapan ibu serta alat yang di butuhkan

Menurut Sarwono (2010;h.8) dalam asuhan persalinan pada kala I yaitu

a) menganjurkan ibu untuk pakai pakaian yang longgar dan menyerap keringat

(16)

c) Evaluasi perilaku ibu dan respon terhadap persalinan dan orang terdekat ibu

d) Evaluasi terus – menerus terhadap kenormalan presentasi janin, posisi dan dan adaptasi janin terhadap pelvis

e) Evaluasi perubahan visiologis pada ibu

f) Penapisan terus menerus terhadap tanda dan gejala komplikasu obstetrik dan kesejahteraan janin yang meragukan

g) Penolong tetap menjaga hak privasi ibu dalam persalinan seperti halnya dengan menggunakan penutup atau tirai, tidak menghadirkan orang lain tanpa sepengetahuan dan seizin pasien / ibu

h) Menyarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin b. Kala II

Menurut Sarwono (2010;h.14) kala II disebut juga dengan kala pengeluaran lengkap 10 cm atau kepala janin sudah terlihat di depan vulva pada diameter 5 – 6 cm sampai bayi lahir.

a) Memastikan bahwa pembukaan mengalami kemajuan dan penipisan

b) Memastikan kontraksi mengalami kemajuan kuat Pada frekuensi, durasi, intensitas

(17)

g) Perawatan tubuh wanita

Menurut Varney (2008;h.759) menjelaskan hal – hal mengenai asuhan persalinan pada Kala II yaitu :

a) Melakukan asuhan pendukung untuk wanita dan orang terdekatnya serta keluarga

b) Melakukan asuhan sayang ibu tanda dan gejala komplikasi pada ibu dan janin

c) Mempersiapkan proses persalinan d) Melakukan penatalaksanaan persalinan

e) Pembuatan keputusan penatalaksanaan untuk kala dua persalinan

c. Kala III

Menurut Manuaba (2012,h.189) setelah kala II, pada kontraksi uterus berhenti sekitar 5 sampai 10 menit, dengan lahirnya bayi, sudah mulai pelepasan plasentanya pada lapisan dinding uterus karena sifat retaksi otot rahim. Menurut Sarwono (2010;h.19) menjelaskan yaitu :

a) Pemberian oksitosin segera dapat di berikan dalam 2 menit b) Lakukan Penegangan Tali Pusat Terkendali (PTT)

c) PTT dilakukan hanya selama uterus berkontraksi

(18)

e) Melindungi uterus dengan mencegah diri sendiri dan ibu dengan melakukan massase uterus sesegera setelah plasenta lahir

f) Pantau perdarahan dan pastikan kontraksi uterus kuat d. Kala IV

Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi dikarenakan perdarahan post partum yang paling sering terjadi pada 2 jam pertama observasi yang dilakukan yaitu

(1) Tingkat kesadaran penderita

(2) Pemeriksaan tanda-tanda vital ; tekanan darah, nadi dan pernafasan

(3) Kontraksi uterus terjadi perdarahan (Manuaba,2012; h.14).

C Bayi Baru Lahir

1. Pengertian Bayi Baru Lahir

(19)

Mekanisme pada pengaturan temperat suhu tubuh bayi baru lahir yang belum berfungsi sempurna, untuk itu perlu dilakukan pencegahan kehilangan panas pada tubuh bayi karena bayi dapat mengalami hipotermi. Pada bayi dengan hipotermi dapat mengalami sangat beresiko yang tinggi hingga menglami kesakitan berat sampai dapat terjadi kematian (Puji,2013;h.29).

2. Cara mencegah kehilangan panas pada bayi dengan upaya seperti berikut :

a. Mengeringkan bayi

Menurut Manuaba (2012;h.437) memastikan tubuh bayi dikeringkan sesegera setelah lahir untuk mencegah pada kehilangan panas yang disebabkan dari proses evaporasi pada cairan ketuban pada tubuh bayi, keringkan bayi dengan handuk atau dengan kain yang telah disiapkan diatas perut ibu. Mengeringkan dengan menyeka tubuh bayi juga merupakan rangsangan takstil untuk memulainya pernafasan bayi

(20)

selimut atau kain yang telah basah diganti dengan selimut atau dengan kain yang kering

c. Menyelimuti bagian kepala bayi

Menurut Sarwono (2010;h.335) menjelaskan bagian kepala bayi ditutupi atau diselimuti setiap saat, pada kepala bayi memiliki luas permukaan yang sangat relatif luas dan bayi dengan cepat kehilangan panas pada bagian tidak tertutup

d. Menganjurkan ibu memeluk dan menyusui bayinya

Menurut Sarwono (2010;h.31) melakukan pelukan ibu dengan tubuh bayi dapat menjaga kehangatan tubuh dan mencegah kehilangan panas dan anjurkan ibu untuk menyusui secara bergantian dan terus menerus saat bayi menginginkan sebaiknya pemberian ASI harus dimulai dalam waktu satu jam pertama saat kelahirannya

e. Tidak diperkenankan memandikan bayi baru lahir

(21)

f. Menempatkan bayi dilingkungan yang hangat

Idealnya bayi yang baru lahir ditempatkan ditempat tidur yang sama dengan ibunya dengan cara ini yang paling mudah untuk menjaga bayi tetap hangat (Astika,2013;h.150).

3. Kebutuhan bayi baru lahir

Menurut Marmi 2012;h.29) memelukan kenubutuhan bayi dalam hal nutrisi yaitu ASI memiliki manfaat karena sangat penting dan sebagai makanan pokok bayi yang tidak bisa ditinggalkan karena ASI mengandung komponen perlindungan terhadap infeksi terhadap bayi, memberikan kekebalan tubuh, sebagai peningkatan kecerdasan, mempunyai kecenderungan berat badan yang ideal, meningkatkan jalinan kasih sayang, penghemat biaya obat - obatan, memudahkan kinerja pencernaan. Menciptakan calon generasi bangsa yang tangguh dan berkualita, secara alamiah ASI memberikan kebutuhan yang sesuai dengan usia kelahiran bayi, pada hal ini ASI terbebas dari kuman karena di berikan langsung melalui payudara, mengandung banyak kadar selenium sebagai pelindung gigi dari kerusakan, menyusui melatih daya hisap bayi membantu otot pipi yang baik

(22)

Bayi baru lahir harus diwaspadai mengenai tanda bahaya yang dapat terjadi baik infeksi maupun gangguan kelainan organ yang bersangkutan terhadap bayi seperti :

a. Bayi tidak mau menyusui atau sulit minum atau ada kelainan bibir sumbing, pada hal ini harus diperhatikan karena ASI makanan pokok yang penting untuk bayi, apabila bayi tidak mau menyusui bisa terjadi bayi lesu atau dehidrasi berat maupun ringan ini sangat membahayakan bayi (Roito,2013;h.32).

b. Infeksi neonatorum memiliki gejala klinis yaitu bayi balas minum, bayi tertidur, tampak gelisah, pernafasan cepat, berat badan bayi cepat menurun, terjadi diare dengan segala manifestasinya, demam tinggi (dapat menjadi penyebab kejang pada bayi) pada pemeriksaan dihasilkan bayi berwarna kuning (ikterik), purpura ( bercak darah dibawah kulit ) (Manuaba,2012 h 432).

c. Pada bayi prematur cepat sekali kehilangan panas tubuh dan menjadi hipotermi hingga dapat menjadi afiksia maka penanganan harus di incubator dengan hal tersebut harus mengetahui normal suhu bayi 36,5 0 – 37,5 0 celsius (Manuaba, 2012;h.437).

d. Lemah harus diwaspadai jangan dibiarkan berlanjut bisa penyebab faktor diare, muntah yang berlebihan atau infeksi berat, merintih dan gerak tidak aktif (Manuaba,2012;h.439). e. Pernafasan cepat atau lemah dikatakan normalnya yaitu 45 – 50

(23)

kemungkinan retraksi dada ringan jika pernafasan berhenti selama beberapa detik secara periodik maka masih juga dalam batas normal (Manuaba,2012;h.438).

f. Talipusat berwarna merah dan berbau keluar nanah, terjadi perdarahan atau ada darah yang keluar termasuk dalam tanda bahaya karerna menimbulkan infeksi bakteri dapat berkembang biak dan menembus dinding tali pusat, awal dari permasalah ini dari perawatan yang kurang baik dan lembab kain pembungkus kasa tidak pernah diganti (Manuaba,2012,h.432).

g. Perut kembung, muntah kemungkinan bayi mengalami saluran pencernaan pada bagian atas buntu, sedangkan apabila bayi tidak mengeluarkan mekonium berarti pada saluran pencernaan buntu pada bagian bawah maka tidak lupa harus dilakukan colok dubur memastikan bahwa bayi memiliki anus (Varney,2008;h.922).

D. Masa Nifas

1. Pengertian Masa Nifas

(24)

rahim karena sebab melahirkan atau setelah melahirkan (Anggraini,2010;h1).

2. Tujuan asuhan masa nifas

Menjelaskan menurut Vivian (2012;h.5) asuhan masa nifas sangat di perlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis baik dalam kesehatan ibud an batiibu maupun bayinya. Diperkirakan 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan sekitar 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama.

a. Pelaksanaan asuhan kebidanan

Pada asuhan dapat dilakukan dengan tindakan mandiri atau kolaborasi perlu dilakukan pengawasan pada masa nifas untuk memastikan kondidi ibu baik, tidak mengalami perdarahan. Bidan harus memberikan pelayanan sesuai dalam wewenangnya mendiskusikan terhadap ibu dan keluarga sehigga pelaksanaan asuhan menjadi tanggung jawab bersama (Vivian,2011;h.88).

b. Mengatasi kecemasan

Atasi kecemasan pada ibu dengan cara mendorong ibu untuk mengungkapkan perasaannya, dengan melibatkan suami dan keluarga. Memberikan dukungan terhadap ibu yang sedang menjalani masa nifas (Tri,2011;h.89).

c. Memberikan pendidikan kesehatan

(25)

perineum, perawatan bayi sehari-hari, personal hygiene, istirahat dan tidur, mobilisasi serta ASI ekslusif (Vivian,2011;h.90).

3. Memberikan kenyamanan dan aman pada ibu nifas

Pada ibu nifas memerlukan kenyamanan dalam menjalani peran barunya sebagai ibu. Bidan diharapkan mampu memberikan asuhan yang dapat membuat rasa nyaman pada ibu (Sunarsih,2013;h.88).

4. Adaptasi dan psikologi masa nifas

Adanya peran baru sebagai ibu dapat menimbulkan stres. Beberapa faktor dalam penyesuaian ibu antara iain :

a. Dukungan keluarga dan teman

b. Pengalaman waktu melahirkan, harapan dan aspirasi c. Pengalaman merawat dan membebaskan anak sebelumnya d. Pengaruh kebudayaan (Suherni,2009;h.85).

5. Hal – hal yang harus dipenuhi selama masa nifas adalah sebagai berikut a. Fisik

Istirahat makan-makanan bergizi, sering mengghirup udah segar dan lingkung yang bersih (Anggriani,2010;h.139).

b. Psikologi

Stres setelah persalinan dapat segera distabilkan dengan dukungan dari keluarga yang menunjukan rasa simpati, mengakui dan menghargai ibu (Saleha,2009;h.64).

c. Sosial

(26)

d. Psikososial

Dengan melakukan ibu penuh dengan kasih sayang tercurahkan untuk ibu dan anaknya dengan penuh perhatian dan tanggung jawab dari keluarganya (Saleha,2009;h.64).

6. Menurut Rubin dan Varney terbagi menjadi 3 tahap yaitu : a. Taking in

Yaitu masa berlangsung (1-2 hari post partum) sehingga wanita menjadi pasif dan sangat tergantung serta berfokus pada dirinya, tubuhnya sendiri mengulang-ulang menceritakan proses persalinan yang dialaminya (Yeti,2010;h.80).

Wanita yang baru melahirkan perlu istirahat atau tidur untuk mencegah terjadinya gejala kurang tidur dengan gejala lelah yang di alami, sepat tersinggung, campur baur dengan proses pemulihan. Ciri-cirinya :

1) Terjadi pada 2-3 hari setelah melahirkan

2) Memiliki sifat pasif dan tergantung segala energinya di fokuskan pada kekhawatiran yang terjadi tentang badannya.

3) Ibu mungkin bercerita mengenai kondisi badannya

4) Istirahat tidur tidak terganggu yaitu sangat penting karena kelelahan yang di rasakan ibu

(27)

b. Taking hold

Menurut Sumarah (2009;h.88) pada hal ini terjadi berlangsung (3 - 10 hari post partum) Ibu khawatir akan kemampuan untuk merawat bayinya dan merasa khawatir tidak mampu bertanggung jawab untuk merawat bayinya, pada wanita post partum ini berpusat pada kemampuannya dalam mengontrol diri, fungsi tubuh dan berusaha untuk meguasai kemampuannya dalam merawat bayi, cara menggendong dan menyusui,memberi minum dan mengganti popok dalam masa ini wanita sangat sensitive akan ketidak mampuannya cepat tersinggung dan cenderung menganggap pemberitahuan bidan sebagai teguran maka berhati-hati dalam berkomunikasi terhadap wanita ini perlu memberikan suport penuh

Menurut Saleha (2009;h.64) menjelaskan bahwa pada masa nifas mempunyai tiga proses terdiri dari :

Yaitu Ciri-cirinya :

1) Terjadi pada 3-10 hari setelah terjadi proses melahirkan

2) Ibu menjadi khawatir akan kemampuan merawat bayi dan menerima tanggung jawabnya sebagai seorang ibu

3) Ibu mempunyai perasaan yang sangat sensitif sehingga mudah tersinggung dan gampang marah.

4) Ibu memfokuskan dirinya dalam mengambil kembali kontrol akan fungsi tubuhnya sendiri misal pada BAB dan BAK.

(28)

c. Leting go

Menurut Widiasih (2009;h.89) yaitu Masa ini umumnya ibu sudah pulang dari temat bidan ibu mengambil tanggung jawab untuk merawat bayinya dia harus menyesuaikan diri dengan ketergantungan pada bayinya begitu juga adanya grefing karena dirasakan sebagai menguranginya interaksi sosial tertentu dalam depresi post partum terjadi pada masa ini.

Ciri-cirinya :

1) Terjadi pada 10 hari setelah proses melahirkan

2) Ibu menyusui diri dengan kebutuhan dalam ketergantungan bayi 3) Berkurang ketergantungannya pada orang lain

4) Ibu mengambil tanggung jawab dalam merawat bayi 5) Mulai terjadi post partum blues

7. Tahapan masa nifas a. Puerpurium dini.

Kepulihan dimana ibu telah di perbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Pada agama islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari (Siti,2009;h.2).

b. Puerpurium intermedial

Kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6 - 8 minggu setelah persalinan (Saleha,2009;h. 4).

c. Remote puerperium

(29)

mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan, tahunan (Suherni,2009;h.2).

8. Kunjungan masa nifas pasca persalinan yaitu sebagai berikut :

a. 6 - 8 jam setelah persalinan bertujuan mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri, mendeteksi dan merawat pasien penyebab perdarahan, memberikan konseling pada ibu atau pada salah satu anggota keluarganya mengenai pencegahan perdarahan pada masa nifas, pemberian ASI awal, melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir, mencegah bayi tetap dengan cara mencegah hipotermi, ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran di satukan antara bayi dan ibu dalam masa nifas hingga keadaan ibu stabil (Saleha,2009;h.3).

b. 6 hari setelah persalinan dengan memastikan involusi uterus berjalan

normal; uterus berkontraksi, fundus du bawah umbilikus, tidak mengalami perdarahan abnormal, tidak ada bau, menilai kondisi ibu apakah ada tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal, memastikan ibu mendapat cukupan makanan, cairan dan istirahat, memastikan ibu dapat menyususi dengan baik dan tidak memperlihatkan ada tanda-tanda penyulit, memastikan konseling pada ibu, mengenai asuhan pada bayi, tali pusat dan menjaga bayi agar tetap hangat dan dapat merawat bayi dengan baik dalam kesehariannya (Saleha,2009;h.84).

(30)

d. 6 minggu setelah persalinan menanyakan kepada ibu tentang penyulit yang ibu atau pada bayinya yang alami dan bidan memberikan konseling mengenai KB secara dini dalam masa nifas. (Roito,2013;h.3).

9. Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Masa Nifas

Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian asuhan post partum. Asuhan kebidanan pada masa nifas merupakan hal yang sangat penting, karena periode ini merupakan masa kritis bagi ibu maupun bayinya. Adapun peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas Menurut Siti (2009;h.5) menjelaskan antara lain :

a. Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama

b. Masa nifas sesuai dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas.

c. Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga d. Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan

rasa nyaman

e. Membuat kebijakan, perencanaan program kesehatan yang berkaitan

Menurut Siti (2009,h.5) menerangkan bahwa peran bidan pada masa nifas :

a. Melakukan asuhan kebidanan pada masa nifas ibu dan bayi tetap terjaga dan terpantau

(31)

c. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah perdarahan, mengenai tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta mempraktekan kebersihan yang aman.

d. Melakukan manejemen asuhan dengan cara mengumpulkan data, mengidentifikasi, menetapkan diagnosa dan rencana tindakan

f. Memberikan asuhan secara professional 10. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas

Kebijakan program nasional yang telah dibuat oleh pemerintah mengenai masa nifas, dengan tujuan untuk :

a. Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi.

b. Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan adanya gangguan kesehatan ibu nifas dan bayinya.

c. Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas.

d. Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu kesehatan ibu nifas maupun bayinya (Marmi,2013;h.12).

11. Masa Nifas Mengalami Perubahan Fisiologis

Menurut Yeti (2010;h.31) pada masa nifas terjadi perubahan fisiologis yang mencalup perubahan fisik, involusi uterus dan pengeluaran lokia, laktasi dan pengeluaran air susu ibu, perubahan sistem tubuh lainnya, dan perubahan psiki.

Perubahan fisiologis pada masa nifas yaitu : a. Uterus

(32)

dalam 1 jam kedua, pemantauan di lakukan untuk dapat melakukan massase dengan benar dilakukan peremasan uterus pada bagian bawah di lakukan penahanan dengan satu tangan dan tangan satunya melakukan massase fundus dalam prosedur ini dilakukan dengan cepat dan lembut lalu pastikan bahwa kontraksi bagus keras tidak lembek (Nurgaheni,2010;h.182).

2.1 Tabel perubahan uterus pada masa nifas

Fundus Perubahan Bentuk Tidak hamil / normal Sebesar telur ayam ( 30 gram )

Kehamilan 8 minggu Telur bebek

Kehamilan 12 minggu Telur angsa

Kehamilan 16 minggu Pertengahan simfisis – puasat

Kehamilan 20 minggu Pinggir bawah pusat

Kehamilan 24 minggu Pinggir atas pusat

Kehamilan 28 minggu Sepertiga pusat – xyphoid

Kehamilan 32 minggu Pertengahan pusat – xyphoid

Kehamilan 36-42 minggu 3 Sampai 1 jari bawah xyphoid

Pada involusi uterus dari luar dapat kita amati dengan dilakukan pemeriksaan fundus uteri ibu dengan cara seperti:

1) Kontraksi

(33)

perdarahan ketika massase dilakukan, serta dilanjutkan pemberian suntikan oksitosin intramuskular di berikan segera setelah plasenta lahir. Ibu yang merencanakan menyusui bayinya menganjurkan membiarkan bayinya di atas payudara untuk menyusui segera setelah lahir karena isapan bayi pada payudara merangsang terjadinya pelepasan plasenta (Varney,2008;h.839).

2) Afterpain

Tonus uterus yang meningkat dalam primipara yang menyebabkan fundus pada umumnya tetap kencang. Relaksasi dan kontraksi yang periodik sering dialami multipara dan dapat menimbulkan nyeri yang bertahan sepanjang masa awal peurperium. Rasa nyeri yang dirasakan lebih nyeri setelah ibu melahirkan yang dirasakan di area uterus yang sangat teregang seperti pada bayi besar ataupun kembar, dalam menyusui dan oksitosin tambahan biasanya meningkatkan nyeri tersebut karena keduanya merangsang kontraksi pada uterus (Mardiah,2013;h.60).

b. Lochea

(34)

c. Endometrium

Menurut Retna (2009;h.41) pada endometrium baru akan tumbuh dan terbentuk selama 10 hari post partum dan akan menjadi sempurna lagi sekitar 6 minggu, dalam proses involusi ini berlangsung sekitar 6 minggu, pada saat masa involusi pada uterus berlangsung, sehingga berat uterus mengalami penurunan dari 1000 gram menjadi 60 gram dan pada ukuranya sendiri pun berubah dari 15 × 11 × 7,5 cm menjadi 7,5 × 5 × 2,5 cm dalam setiap minggu berat uterus turun sekitar 500 gram dalam proses involusi uterus disertai dengan penurunan tinggi fundus uteri ( TFU ) pada hari pertama TFU di atas symphisis pubis atau sekitar 12 cm dengan mengalami penurunan 1 cm pada TFU setiap harinya sehingga pada hari ke 7 TFU berkisar 5 cm pada ke 10 TFU sehingga tidak teraba di symphisis pubis

12. Ibu pasca melahirkan akan mengalami empat tahap yaitu

1) Menurut Siti (2009;h.56) menjelaskan mengenai tahapan pengeluaran darah berwarna merah segar ( lokia lubra ) tahapan pertama ini berlangsung pada hari pertama setelah melahirkan. Darah pada tahapan pertama banyak mengandung kuman penyakit

(35)

3) Menurut Marmi (2011;h.140) keluar warna kuning kecoklatan lalau merah muda (lokia serosa) cairan seperti ini biasanya keluar mulai dari satu minggu hingga satu bulan

4) Kekuningan lalu bening (lokia alba) cairan ini keluar sekitar dua minggu hingga minggu ke empat sampai minggu ke enam. Kebersihan masa nifas yang tidak terjaga di masa nifas bukan saja mengandung infeksi pada vagina tapi juga rahim (Tini,2013;h.140).

E. MASA ANTARA (KELUARGA BERENCANA)

1. Pengertian KB

Istilah pengendalian kehamilan, kontrasepsi, dan keluarga berencana sering kali digunakan secara bergantian meskipun semua pertanyaan ini mempunyai inti yang sama. Pada istilah ini terkandung pertimbangan tambahan terhadap faktor fisik, sosial, psikologis, ekonomi dan keagamaan yang mengatur sikap keluarga sekaligus mempengaruhi keputusan keluarga dalam menetapkan ukuran keluarga, jarak antara anak dan pemilihan serta penggunaanmetode pengendalian kehamilan. Pada metode pengendalian kehamilan seperti halnya pada bahaya fisik, psikologis yang diderita wanita akibat masa usia subur dan berlanjut dalam persalinan berulang, kematian ibu, peran wanita di masyarakat pada proses pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan

(Varney,2008;h.414).

2. Gerakan Keluarga Berencana

(36)

bentuk pembangunan keluarga sebagai salah satu bentuk pembangunan keluarga yang lebih dapat dikendalikan untuk mencapai kesejahteraan. Keluarga adalah unit terkecil kehidupan bangsa yang sangat diharapkan dapat mengatur, mengendalikan (politik, ekonomi, sosial, budaya, ketahanan dan keamanan keluarga) (Wahyu,2013;h.236).

3. Pengertian kontrasepsi

Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah atau melawan. Sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari / mencegah terjadinya kehamilan yang mengakibatkan pertemuan antara sel telur yang telah matang dengan sel spermisida (Sukarni,2013;h.366).

4. Jenis- jenis kontrasepsi

a. Menurut Manuaba (2012;h.618) menjelaskan bahwa kontrasepsi Alamiah dan alat yaitu yang termasuk dalam kontrasepsi alamiah (KBA) Metode kalender

1) Metode suhu basal 2) Metode lender serviks

b. Menurut Varney (2008;h.449) menerangkan dalam hal kontrasepsi dengan menggunakan alat yaitu

(37)

5. Menurut Sarwono (2010:1) MAL yaitu kontrasepsi yang mengandalkan pemberian ASI secara ekslusif, artinya hanya diberikan ASI tanpa tambahan makanan atau minuman lainnya. MAL dapat dipakai sebagai kontrasepsi menyusui secara penuh (full breast feeding) lebih efektif bila pemberian ≥ 8 × sehari

a. Belum haid

b. Umur bayi kurang dari 6 bulan

Menurut Manuaba (2012;h.618) menjelaskan bahwa dalam penggunaan metode MAL mempunyai keuntungan yaitu :

1) Evektivitas tinggi (98 %) 2) Efektif

3) Tidak mengganggu senggama 4) Tidak ada efek samping

5) Tidak perlu dilakukan tindakan pengawasan medis 6) Tidak perlu obat atau alat

7) Tanpa biaya

(38)

2.2 Tabel Penapisan IUD

Keadaan Klien Dapat menggunakan Tidak boleh menggunakan

Keadaan umum dan pemeriksaan fisik

Usia reproduksi, telah memiliki anak atau belum, menginginkan kontrasepsi efektif jangka panjang mencegah kehamilan, sedang menyusui dan ingin

menggunakan kontrasepsi, pasca keguguran tidak ada radang panggul, tidak boleh menggunakan alat

kontrasepsi hormonal kombinasi, sering lupa dalam menggunakan pil, usia premenopause, mempunyai resiko rendah pada penyakit menular seksual.

Hamil atau diduga hamil, perdarahan pervaginam tidak jelas penyebabnya, menderita vaginitis, salpingitis, endrometitis,menderita penyakit radang panggul atau pasca keguguran, memiliki kelainan kongenetal rahim, ada miom sub mukosum, rahim yang sulit digerakan, mempunyai riwayat kehamilan ektopik, memiliki penyakit trofoblas ganas, terbukti terdapat penyakit tuberculosis panggul, kanker genetalia.

Keadaan emosional Tenang Cemas

Tekanan darah ≤160/90 mmHg ≥ 160/ 100 mmHg

Infeksi / kelainan pada vagina Normal Infeksi sistemik atau pelvic akut , tidak boleh

menjalani pembedahan, perdarahan vaginal

(39)

2.3 Tabel Penapisan Kondom

Keadaan Klien Dapat menggunakan Tidak boleh menggunakan

Keadaan umum dan pemeriksaan fisik Ingin berpartisipasi dengan program KB, ingin segera mendapat alat kontrasepsi, ingin kontrasepsi

sementara, ingin kontrasep tambahan, hanyaingin menggunakan alat kontrasepsi ketika akan berhubungan, memiliki resiko tinggi penyakit menular seksual 9 (IMS)

Mempunyai pasangan yang beresiko tinggi apabila terjadi kehamilan, mempunyai alergi bahan dasar kondom, menginginkan alat kontrasepsi jangka panjang, tidak mau terganggu dengan berbagai persiapan dalam melakukan hubungan seksual, tidak memperdulikan berbagai persyaratan kontrasepsi.

Keadaan emosi Tenang cemas

Tekanan darah Sumber : (Sarwono,2008;h.17). Tidak ada pengaruh pada tekanan darah

Tidak ada pengaruh usia atau penyakit pada penggunaan kondom

Infeksi / kelainan pada vagina Normal apabila pengguna mempunyai kelainan tidak ada pengaruh penggunaan kondom ( aman )

Tidak ada pengaruh penggunaan kondom

Anemia Hb ≥ 8 g % Hb ≤ 8 g %

(40)

2.4 Tabel Penapisan Implant

Keadaan klien Dapat menggunakan Tidak dapat menggunakan

Keadaan umum dan pemeriksaan fisik

Usia reproduksi, telah memiliki anak atau belum memiliki anak, menyusui, pasca persalinan dan tidak menyusui, tidak menginginkan anak lagi,

Hamil atau diduga hamil,perdarahan pervaginam belum jelas penyebabnya, tidak dapat menerima perubahan pola haid, miom uterus dan kanker payudara, gangguang toleransi glukosa

Keadaan emosional Tenang Cemas

Tekanan darah ≤ 180 / 110 ≥ 180 / 110

Infeksi / kelainan Tidak ada Kanker payudara, ada benjolan di payudara

Anemia Hb ≥ 8 g % Hb ≤ 8 g %

(41)

2.5 Tabel Penapisan KB Suntik

Keadaan klien Dapat menggunakan Tidak dapat menggunakan

Keadaan umum dan pemeriksaan Usia reproduksi, Nulipara dan telah memilili anak, menghendaki kontraseosi jangka panjang, setelah melahirkan dan tidak menyusui, setelah abortus dan keguguran, perokok, banyak anak, tidak dapat memakai kontrasepsi, sering lupa menggunakan kb pil, mendekati usia menopause

Hamil atau dicurigai hamil ( resiko cacat janin 7 per 100.000, perdarahan pervaginam, tidak dapat

menerima haid, menderita kanker payudara, diabetes militusSumber : (Manuaba,2010;h.591)

Keadaan emotional Tenang Cemas

Tekanan darah 180/ 110 180 / 110

Infeksi / kelainan Tidak ada Kanker payudara

Anemia Hb ≥ 8 g % Hb 8 g %

(42)

2.6 Tabel Penapisan KB Pil

Keadaan klien Dapat menggunakan Tidak dapat menggunakan

Keadaan umum dan pemeriksaan Setiap saat selagi haid, hari pertama sampai hari ke 7, boleh menggunakan pada hari ke 8, tetapi perlu menggunakan kontrasepsi yang lain ( kondom , selelah melahirkan 6 bulan dalam pemberian ASI, setelah 3 bulan dan tidak menyusui

Hamil atau dicurigai hamil, menyusui ekslusif,

perdarahan pervagina belum diketahui penyebabnya, penyakit hati akut, perokok usia ≥ 35 tahun, riwayat penyakit jantung, stroke, riwayat gangguang pembekuan darah atau kencing manis, kanker payudara, migranin dan gejala neurologik fokal, tidak dapat menggunakan pil secara teratur

Keadaan emosional Tenang cemas

Tekanan darah 180 / 110 ≥ 180 / 110

Infeksi kelainan Tidak ada Kanker payudara,migran

Anemia Hb ≥ 8 g % Hb ≤ 8 g %

(43)

F. Landasan Hukum Wewenang Kebidanan

Permenkes no 1464/MENKES/PER/10/ 2010 TENTANG IZIN dan PRAKTEK BIDAN yang terdiri dari beberapa pasal yaitu :

Pasal 9

Bidan dalam menjalankan praktik, berwenang untuk memberikan pelayanan yang meliputi :

1. Pelayanan kesehatan ibu 2. Pelayanan kesehatan anak, dan

3. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana Pasal 10

1. Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana di maksud dalam 9 huruf a di berikan pada masa pra hamil kehamilan, masa persalinan, masa nifas, masa menyusui dan masa antara dua kehamilan

2. Pelayanan kesatuan ibu sebagai mana dimaksud pada ayat ( 1 ) meliputi:: a. Pelayanan konseling pada masa pra hamil

b. Pelayanan anternal pada kehamilan normal c. Pelayanan persalinan normal

d. Pelayanan ibu nifas normal e. Pelayanan ibu menyusui dan

f. Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan

3. Bidan dalam memberikan pelayanan sebagaimana di maksud pada ayat (2), Berwenang untuk :

a. Episiotoml

b. Perjalanan luka jalan lahir tingkat I dan II

(44)

d. Pemberian tablet Fe pada ibu hamil

e. Pemberiaan Vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas

f. Fasilitas / bimbingan inisiasi menyusui dini dan promosi air susu ibu ekslusif g. Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan postpartum h. Penyuluhan dan konseling

i. Bimbingan pada kelompok ibu hamil

j. Pemberian surat keterangan kematian, dan k. Pemberian surat keterangan cuti bersalin.

Pasal 11

1. Pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf b diberikan pada bayi baru lahir, bayi anak balita, dan anak pra sekolah.

2. bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang untuk:

a Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusutasi, pencegahan hipotermi, inisiasi menyusui dini, injeksi vitamin K 1, perwatan bayi baru lahir pada masa neonatal ( 0 - 28 hari ), dan perwatan tali pusat

b Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk c Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan d Pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerintah

e Pemantauan, tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra sekolah f Pemberian konseling dan penyuluhan

(45)

Pasal 12

Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf c, berwenang untuk :

a. Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana

b. Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom

Pasal 13 yang berbunyi :

a. Ayat (1) : selain kewenangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 10, pasal 11, dan pasal 12. Bidan yang menjalankan program pemerintah berwenang melakukan pelayanan kesehatan meliputi :

1) Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kontrasepsi dalam rahim, dan memberikan pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit.

2) Asuhan antenatal terintegrasi dengan intervensi khusus penyakit kronis tertentu dilakukan dibawah supervise dokter

3) Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai pedoman yang ditetapkan

4) Melakukan pembinaan peran serta masyarakat dibidang kesehatan ibu dan anak, anak usia sekolah dan remaja, dan penyehatan lingkungan

5) Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, anak pra sekolah dan anak sekolah

(46)

7) Melaksanakan deteksi dini, merujuk, dan memberikan penyuluhan terhadap Infeksi Menular seksual (IMS) termasuk pemberian kondon, dan penyakit lainnya.

8) Pencegahan penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA) melalui informasi dan edukasi

9) Pelayanan kesehatan lain yang merupakan program pemerintah.

b. Ayat (2) : pelayanan kontrasepsi bawah kulit, asuhan antenatal

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme perhitungan berat timbangan dan untuk mengetahui analisis hukum mu’amalah terhadap perhitungan berat timbangan

Populasi penelitian ini adalah populasi terbatas, yaitu seluruh siswa putera dan siswa puteri kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu Tahun Ajaran 2008/2009 yang berjumlah 98 siswa (putera

?The primary value of the book for film studies rests especially on some of these passages of close analysis, earning it a place beside the books of Henri Micciolo (in French)

Menurut Hamzawi (1992), terdapat bebe- rapa langkah yang dapat dilakukan untuk menangani masalah ketidakseimbangan per- gerakan-kapasitas pada suatu sistem bandara, salah

Kelurahan Puskesmas *NoJpk/KK Nama KK RT/RW Berlaku *NoPes/art Nama pes Hubungan Kelurahan Puskesmas *NoJpk/KK Nama KK RT/RW Berlaku *NoPes/art Nama pes Hubungan  “place”

Ketepatan pegawai dalam melayani konsumen merupakan salah satu dimensi dari kualitas pelayanan yang memiliki nilai paling tinggi karena para pegawai yang berada di Sushi Den

discovery learning yang mengarahkan siswa aktif untuk memperoleh pengetahuan, mengarahkan siswa mengalami pembelajaran bermakna, pengetahuan yang diperoleh lebih