Indonesia pada saat ini masih menghadapi berbagai kendala dalam
pembengunan SDM (Sumber Daya Manusia), khususnya dalam bidang
kesehatan. Hal itu tampak antara lain masih tingginya kelahiran dan kematian
bayi. Dalam rencana strategi nasional Making Pregnancy Safer target dan tampak kesehatan untuk bayi baru lahir adalah menurunkan angka kematian
bayi dari jumlah kesehatan bayi yang hidup (Kosim, 2005).
Menurut hasil SDKI (Survei Demografi Kesehatan Indonesia ) pada tahun
2012, angka kematian bayi di Indonesia sebesar 32 per 1.000 kelahiran hidup,
sementara target Indonesia sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup. Angka
kematian pada bayi usia dibawah 28 hari masih hidup cukup tinggi, jumlahnya
mencapai 50 persen dari angka kasus kematian bayi secara keseluruh dan
umumnya disebabkan karena kesulitan bernafas saat lahir (asfiksia), infeksia
dan komplikasi lahir dini serta berat badan lahir rendah. Indonesia masih
menghadapi tantangan dalam mengurangi kematian bayi secara umum, yang
belum turun atau masih menghambat penurunan anak adalah pada neonatus
(bayi lahir sampai 28 hari) karena masih tetap pada 19 angka 1.000 kelahiran.
United Nations Children’s fund (UNICEF) tahun 2012, Sebagian
besar kematian anak di Indonesia saat ini terjadi pada masa baru lahir
(neonatal), bukan bulan pertama setelah kelahiran. Angka kematian neonatus
hidup, sedangkan angka kematian neonatal di Indonesia adalah 19 kematian
neonatal per 1.000 kelahiran hidup (Kemenkes, 2014) kematian pada neonatal
biasanya diawali dari penyakit yang diderita anak tersebut yang sebenarnya
masih bisa ditanggulangi (Meadow & Newell, 2009).
Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ikut
menyumbangkan angka kematian dan kesakitan bayi di Indonesia. Angka
Kematian Bayi (AKB) Di Jawa Tengah tahun 2012 menurut Ringkasan
Eksklusif Data Informasi Kesehatan Provinsi Jawa Tengah ada 32 AKB per
1.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2012). Salah satu puskesmas di
Kabupaten Banyumas yaitu Wilayah Kerja Puskesmas Sokaraja 1 didapatkan
angka kematian bayi tiap tahunya mengalami peningkatan. Pernyataan
tersebut terbukti dengan data angka kematian bayi yang meningkat pada tahun
2012 yaitu sebesar 13,5/1000 kelahiran hidup dan pada tahun 2013 meningkat
menjadi 14,3/1000 kelahiran hidup. Berdasarkan data diatas khususnya di
Wilayah Kerja Puskesmas Sokaraja 1 angka kematian bayi sudah memenuhi
target MDGs (Millenium Development Goals). Namun, tiap tahunya masih
terjadi peningkatan angka kematian bayi. Untuk itu perlu adanya usaha untuk
tetap menurunkan angka kematian bayi di wilayah tersebut.
Menurut Shivaleela P. U (2014) World Health Organization (WHO ),melaporkan bahwa 6,9 juta anak di bawah usia lima tahun meninggal pada
tahun 2011. Bahwa risiko kematian pada anak tertinggi pada masa neonatal,
28 hari pertama kehidupan. Persalinan yang aman dan perawatan neonatal
di bawah usia lima tahun terjadi pada masa neonatal, lebih dari 3 juta bayi
meninggal setiap tahun di bulan pertama kehidupan mereka dan jumlah yang
sama masih terlahir. Dalam bulan pertama, seperempat sampai satu setengah
dari semua kematian terjadi dalam 24 jam pertama kehidupan, dan 75% terjadi
di minggu pertama. 48 jam setelah kelahiran adalah periode paling penting
untuk kelangsungan hidup bayi yang baru lahir. Ini adalah saat ibu dan bayi
harus mendapat perawatan lanjutan untuk mencegah dan mengobati
penyakit .
Komplikasi yang menjadi penyebab kematian terbanyak yaitu asfiksia,
bayi berat lahir rendah, dan infeksi (Riskesdas, 2007). Bayi sangat rentan
terserang penyakit karena belum memiliki daya imun yang sempurna, oleh
karena itu orangtua harus memperhatikan cara perawatan bayi baru lahir
secara tepat dan komprehensif (Ambarwati&Nasution, 2012). Penyakit yang
diderita bayi paling umum disebabkan oleh bakteri dan virus yang bisa datang
dari perawatan bayi yang kurang tepat (Ambarwati & Nasution, 2012).
Oleh karena itu, ibu harus merawat dan memperhatikan bayinya
dengan benar, agar tidak merusak kelangsungan hidup bayi secara
keseluruhan. Dalam upaya meningkatkan kualitas hidup manusia dipengaruhi
oleh kualitas manusia sejak masih dalam kandungan hingga usia balita, yang
merupakan masa kritis bagi kehidupan dari pertumbuhan dan perkembangan
manusia. Untuk meningkatkan kualitas tersebut, perlu ditekankan dalam upaya
pembinaan kesehatan prenatal termasuk perawatan bayi baru lahir (Thairu &
Agar kualitas manusia tercapai perlu diberikan pelayanan kesehatan
sejak masa hamil dan saat persalinan, sehingga bayi dan ibu yang dilahirkan
dalam kondisi sehat. Pemantauan janin dalam kandungan dilaksanakan selama
proses kehamilan sampai berlangsungnya persalinan dan dilanjutkan dengan
perawatan bayi sejak lahirnya kepala bay dan jalan lahir (Depkes RI, 2005).
Peran, tugas dan tanggung jawab orang tua dimulai sejak masa
kehamilan dan semakin bertambah saat bayi dilahirkan merawat dan
mengasuh bayi. Pada periode awal, orang tua harus mengenali hubungan
ibunda bayi, bahwa bayi merupakan pribadi yang belum matang, tidak
berdaya dan memiliki sifat bergantung., sehingga perlu perlindungan,
perawatan dan sosialisasi yang ditandai dengan masa pembelajaran yang
intensif dan tuntutan untuk mengasuhnya (Bobak, 2005).
Pada awalnya perawatan bayi baru lahir sangat dibutuhkan kesabaran
yang sangat tinggi. Selain itu diperlukan juga pengetahuan tentang bagaimana
cara merawat bayi dengan benar. Dalam merawat bayi membutuhkan
perhatian yang khusus dan penuh kasih sayang. Untuk itu diperlukan
penerimaan yang baik dan benar-benar dinginkan dari ibunya. Perawatan bayi
menyangkut banyak hal mulai dari memandikan bayi, memijat bayi, merawat
tali pusat ,memberikan ASI sebagai makanan utama bayi. Bayi dalam usia
kurang dari satu tahun perlu perawatan yang khusus. Kurangnya dalam
perawatan bayi baru lahir membuat perhatian kepada bayi menjadi minimal.
Sehingga angka kematian bayi difokuskan kepada bayi yang masih berumur
oleh Dewi Hastuti bahwa Permasalahan kesehatan bayi dipengaruhi oleh
faktor pengetahuan yang dimiliki oleh ibu primipara yang masih kurang dalam
melakukan perawatan pada bayi.
Berdasarkan studi pendahuluan pada tanggal 3 Maret 2018 yang
dilakukan di Puskesmas 1 Sokaraja Kabupaten Banyumas, Pada tiap tahun
terdapat ibu nifas primipara sebanyak 591. Sedangkan pada bulan Desember-
Februari 2018 didapatkan jumlah ibu nifas primipara sebanyak 33 orang
dengan jenis persalinan normal.
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk meneliti
“Hubungan Karakteristik Ibu Primipara Dengan Pengetahuan Perawatan Bayi
Baru Lahir Di Puskesmas 1 Sokaraja Kabupaten Banyumas”.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian masalah pada latar belakang diatas yaitu bahwa pentingnya
pengetahuan perawatan bayi baru lahir untuk meningkatkan kesejahteraan
bayi, karena semakin baik pengetahuan ibu akan semakin baik merawat bayi,
maka peneliti tertarik untuk meneliti dengan judul sebagai berikut: “Hubungan
Karakteristik Ibu Primipara Dengan Pengetahuan Perawatan Bayi Baru Lahir
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan karakteristik ibu primipara dengan pengetahuan
perawatan bayi baru lahir di Puskesmas 1 Sokaraja Kabupaten
Banyumas
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui karakteristik ibu primipara dengan pengetahuan
perawatan bayi baru lahir di Puskesmas 1 Sokaraja Kabupaten
Banyumas (berdasarkan umur, pekerjaan, pendidikan, dan tingkat
pengetahuan).
b. Mengetahui hubungan karakteristik usia ibu primipara dengan
perawatan bayi baru lahir di Puskesmas 1 Sokaraja Kabupaten
Banyumas.
c. Mengetahui hubungan karakteristik pendidikan ibu primipara
dengan perawatan bayi baru lahir di Puskesmas 1 Sokaraja
Kabupaten Banyumas
d. Mengetahui hubungan karakteristik pekerjaan ibu primipara dengan
perawatan bayi baru lahir di Puskesmas 1 Sokaraja Kabupaten
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Pendidikan Keperawatan
Menambah informasi dan wawasan tentang gambaran karakteristik ibu
primipara dengan perawatan bayi baru lahir di Puskesmas 1 Sokaraja.
Serta memberikan data dasar untuk peneliti yang berhubungan dengan ibu
primipara dengan pengetahuan perawatan bayi baru lahir di Puskesmas 1
Sokaraja.
2. Bagi diri sendiri
Mengaplikasikan ilmu yang diperoleh saat perkuliahan dan mendapat
pengalaman nyata dalam melakukan penelitian.
3. Bagi insititusi pendidikan
Hasil penelitian ini di harapkan dapat menambah referensi tentang
perawatan bayi baru lahir dengan benar
4. Bagi Penelitian Keperawatan
Sebagai tambahan referensi dalam melakukan penelitian yang berkaitan
dengan penelitian ini.
5. Bagi Masyarakat
Khususnya bagi ibu primipara adalah untuk menambah wawasan tentang
bagaimana cara merawat bayi dengan benar. Sehingga masalah-masalah
yang bisa timbul akibat kurangnya perawatan pada bayi bisa diatasi
E. Penelitian Terkait
1. Dewi Hastuti (2010).”Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang
Perawatan Tali Pusat Dengan Perilaku Mencegah Infeksi Tali Pusat di
RSUD Surakarta”. Penelitian ini menggunakan metode observasional
analitik dengan pendekatan cross sectional. Dari 64 responden, mayoritas
responden berpengetahuan tinggi tentang perawatan tali pusat yaitu 37
responden (59%). Dan responden berperilaku baik dan cukup dalam
mencegah infeksi tali pusat yaitu sebanyak 27 responden (43%) dari 63
responden. Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu
nifas tentang perawatan tali pusat dengan perilaku pencegahan infeksi tali
pusat pada bayi dibuktikan nilai p value 0,003<0,005.
Perbedaan penelitian diatas dengan penelitian yang sebelumnya
yaitu waktu, lokasi, sampel dan metode penelitian . Persamaan penelitian
diatas dengan penelitian yang dilakukan adalah variabel dan teknik
pengambilan sampel.
2. Mega Pratiwi (2015). “ Gambaran Pengetahuan Primigravida Tentang
Perawatan Bayi Baru Lahir Di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur.”
Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif yang
dilakukan pada 32 ibu primigravida pada bulan mei-juni 2015.
Pengumulan data menggunakan kuesioner dan FGD. Hasil penelitian
menunjukan bahwa ibu primigravida memiliki pengetahuan yang kurang
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah
tempat penelitian, waktu penelitian dan metode yang akan digunakan
dalam penelitian. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya
adalah jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif.
3. Shivaleela. P Upashe (2014). ” A Study to Assess the Essential Newborn Care
Practices among PrimiparaMothers at Government District Hospital, Tumkur, Karnataka, India.” Varabel yang digunakan pada praktik ibu primipara bayi yang baru lahir sampel 100
ibu primipara . Teknik simple random sampling pengambilan data
dilakukan dengan metode wawancara, dengan menggunakan kuesioner
terstruktur yang mencakup 40 pertanyaan praktik mengenai perawatan
baru lahir yang penting dengan pola skor satu untuk setiap jawaban yang
benar dan nol untuk respons yang salah. Hasil penelitian menunjukkan
sekitar 28% ibu memiliki praktik yang baik, 62% ibu memiliki praktik
moderat dan di bawah 10% ibu memiliki praktik buruk terkait dengan
perawatan baru lahir. Metode penelitian kualitatif mendalam diperlukan
untuk mengeksplorasi alasan berbagai praktik tradisional.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah
tempat penelitian, waktu penelitian dan metode yang akan digunakan
dalam penelitian dan teknik pengambilan data. Persamaan penelitian ini