• Tidak ada hasil yang ditemukan

Capability Maturity Model Integration (CMMI)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Capability Maturity Model Integration (CMMI)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

Eka Saputra Destilvianus (321110012)

Jonathan Hendry Gunawan (321110013)

Margaretha Felicia (321110017)

SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS MA CHUNG

MALANG

2014

(2)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Berkembangnya dunia teknologi sekarang, menimbulkan persaingan yang ketat antara perusahaan IT satu dengan lainnya dalam mempertahankan fungsi bisnis mereka. Untuk mempertahankan hal tersebut, tiap perusahaan akan menentukan teknologi yang akan membantu mereka da lam beroperasi. Akan tetapi, teknologi yang digunakan bukanlah sesuatu yang mudah untuk dicapai, dibutuhkan pengesahan atau pengalaman dalam mengoperasikan teknologi tersebut. Hal ini menyebabkan diadakannya standar penilaian yang disebut dengan Capability Maturity Model Integration (CMMI).

Dengan adanya standardisasi, organisasi dapat berkembang dengan lebih terarah. Semua anggota organisasi mulai dari programmer, analis, tester, manajer dan direktur mengetahui apa jobdesk masing- masing pribadi. Apa yang harus disediakan bagi pihak lain dan juga apa yang bisa diharapkan dari divisi lain. Dengan demikian, tidak banyak usaha yang sia-sia karena miss-communication atau kurangnya koordinasi.

Sayangnya, dunia enterpreneur IT di Indonesia masih jarang yang memperhatikan standardisasi ini, karena adanya beberapa faktor misalnya, tidak mengerti bahasa Inggris, standar luar negeri tidak cocok untuk kondisi lokal, standar hanya membuat organisasi merasa monoton dan membosankan.

1.2Rumusan Masalah

Untuk mengetahui standar lebih dalam lagi, rumusan masalah yang ada yaitu : 1. Bagaimana sebuah perusahaan dapat mengklaim standar CMMI ? 2. Bagaimana pengklasifikasian standar CMMI?

(3)

Dengan adanya CMMI, setiap bagian-bagian penting perusahaan dapat berkoordinasi dengan baik sehingga mengakibatkan tujuan perusahaan dapat berjalan dengan lancar.

(4)

BAB 2

LANDASAN TEORI

Standar

Standar merupakan sebuah ukuran tertentu yang digunakan sebagai patokan dalam berproses. Bisa juga diartikan sebagai kesepakatan yang telah didokumentasikan dan di dalamnya terdiri atas kriteria-kriteria yang digunakan sebagai peraturan untuk menetapkan kesepakatan yang telah disetujui. Dengan adanya standar, kehidupan manusia akan menjadi lebih mudah.

CMMI

Capability Maturity Model Integration (CMMI) merupakan suatu model pendekatan dalam penilaian skala kema tangan dan kemampuan sebuah organisasi perangkat lunak. CMMI pada awalnya dikenal sebagai Capability Maturity Model (CMM) yang dikembangkan oleh Software Enginnering Institute di Pittsburgh pada tahun 1987. Namun perkembangan selanjutnya CMM menjadi CMMI. CMMI mendukung proses penilaian secara bertingkat. Penilaiannya tersebut berdasarkan kuisioner dan dikembangkan secara khusus untuk perangkat lunak yang juga mendukung peningkatan proses.

CMMI adalah suatu pendekatan perbaikan proses yang memberikan unsur-unsur penting proses efektif bagi organisasi. Praktik-praktik terbaik CMMI dipublikasikan dalam dokumen-dokumen yang disebut model, yang masing-masing ditujukan untuk berbagai bidang yang berbeda.

(5)

PEMBAHASAN

3.1. CMMI

CMMI memiliki 4 aturan yang dapat disesuaikan menurut organisasi IT, yakni: System Engineering (SE), Software Engineering (SW), Integrated Product and Process Development (IPPD) dan Supplier Sourcing (SS).

CMMI terdiri dari rangkaian practices. Dalam rangkaian practices ini ada rambu-rambu atau rekomendasi yang dapat diikuti. Practices dalam CMMI dibagi menjadi dua, yaitu Generic Practices (GP) dan Specific Practices (SP). Bila kita sudah mengimplementasikan practices dengan sempurna, kita dianggap sudah memenuhi Goals. Sama seperti practices, ada Generic Goals (GG) dan Specific Goals (SG). SG dan SP dikelompokkan menjadi Process Area (PA).

(6)

Saat ini terdapat dua bidang minat yang dicakup oleh model CMMI: development (pengembangan) dan acquisition (akuisisi). Versi terkini CMMI adalah versi 1.2 dengan dua model yang tersedia yaitu CMMI-DEV (CMMI for Development) yang dirilis pada Agustus 2006 dan ditujukan untuk proses pengembangan produk dan jasa, serta CMMI-ACQ (CMMI for Acquisition) yang dirilis pada November 2007 dan ditujukan untuk manajemen rantai suplai, akuisisi, serta proses outsourcing di pemerintah dan industri.

CMMI menangani jalan yang harus ditempuh suatu organisasi untuk bisa mengelola proses yang terpetakan dengan baik, yang memiliki tahapan terdefinisi baik. Asumsi yang berlaku di sini adalah bahwa dalam organisasi yang matang, dimungkinkan untuk mengukur dan mengaitkan antara kualitas produk dan kualitas proses.

Terlepas model mana yang dipilih oleh suatu organisasi, praktik-praktik terbaik CMMI harus disesuaikan oleh masing- masing organisasi tergantung pada sasaran bisnisnya. Organisasi tidak dapat memperoleh sertifikasi CMMI, melainkan dinilai dan diberi peringkat 1-5. Hasil pemeringkatan penilaian ini dapat dipublikasikan jika dirilis oleh organisasi penilainya.

Maturity Level di CMMI ada 5, mulai dari yang terendah Maturity Level 1 hingga Maturity Level 5. Setiap Maturity Level memiliki seperangkat Process Area yaitu Generic Practices (GP) dan Specific Practices (SP) yg harus dipe nuhi agar perusahaan berhak menggunakan titel Maturity Level tersebut. Sebagai contoh, bila perusahaan ingin lulus Maturity Level-2, maka perusahaan harus mengimplementasikan 7 process area. Untuk mencapai Maturity Level-3, perusahaan harus mengimplementasikan 7 process area dari Maturity Level-2 ditambah dengan 11 process area dari Maturity Level-3. Demikian seterusnya, sehingga Maturity Level-5 yang sudah mengimplementasikan 22 process area.

(7)

Maturity level 1 – Initialized

Pada ML1 ini proses biasanya berbentuk ad hoc. Sukses pada level ini didasarkan pada kerja keras dan kompetensi yang tinggi orang-orang yang ada di dalam organisasi tersebut atau dapat juga dikatakan perusahaan ini belum menjalankan tujuan dan sasaran yang telah didefinisikan oleh CMMI.

Maturity level 2 – Managed

Pada ML2 ini sebuah organisasi telah mencapai seluruh specific dan generic goals pada Level 2. Semua pekerjaan yang berhubungan dengan dengan proses-proses yang terjadi saling menyesuaikan diri agar dapat diambil kebijakan. Setiap orang yang berada pada proses ini dapat mengakses sumber daya yang cukup untuk mengerjakan tugas masing- masing. Setiap orang terlibat aktif pada proses yang membutuhkan. Setiap aktivitas dan hasil pekerjaan berupa memonitor, mengontrol, meninjau, serta mengevaluasi untuk menjaga kekonsistenan pada deskripsi yang telah diberikan.

(8)

Maturity level 3 – Defined

Pada ML3 ini sebuah organisasi telah mencapai seluruh specific dan generic goals pada Level 2 dan Level 3. Proses dilihat dengan terjadinya penyesuaian dari kumpulan proses standar sebuah organisasi menurut pedoman-pedoman pada organisasi tersebut, menyokong hasil kerja, mengukur, dan proses menambah informasi lain menjadi milik organisasi.

Maturity level 4 – Quantitatively Managed

Pada ML4 ini, sebuah organisasi telah mencapai seluruh specific dan generic goals yang ada pada Level 2, 3, dan 4. Proses yang terjadi dapat terkontrol dan ditambah menggunakan ukuran-ukuran dan taksiran kuantitatif. Sasaran kuantitatif untuk kualitas dan kinerja proses ditetapkan dam digunakan sebagai kreteria dalam manajemen proses.

Maturity level 5 – Optimizing

Pada ML5 ini suatu organisasi telah mencapai seluruh specific dan generic goals yang ada di Level 2, 3, 4, dan 5. ML5 fokus kepada peningkatan proses secara berkesinambungan melalui inovasi teknologi.

3.3. Studi Kasus

Huawei merupakan perusahaan yang telah menerapkan CMMI level 5. Pada akhir September 2008, sekitar 44% dari total 96.800 karyawan Huawei terlibat dalam R&D. Sebagai bagian terintegrasi dari keseluruhan proses, Huawei menanamkan kembali 10% pendapatan dari hasil penjualannya untuk riset dan pengembangan di mana 10% tersebut diarahkan untuk mendanai pengembangan berbagai teknologi mutakhir dan teknologi dasar setiap tahunnya.

Investasi ini sangatlah penting untuk terus- menerus mengembangkan teknologi, solusi dan layanan yang tujuan akhirnya adalah memaksimalkan keuntungan dan memberikan nilai tambah bagi pelanggan.

(9)

KESIMPULAN

Dalam menentukan level CMMI sebuah perusahaan IT, diperlukan adanya GP dan SP yang telah ditetapkan dari PA setiap level. CMMI membantu sebuah perusahaan IT untuk membangun langkah maju dengan lebih baik, dengan adanya pembagian level kedewasaan maka perusahaan juga dapat mengukur seberapa jauh mereka sudah melangkah dan apa yang bisa menjadi salah satu jaminan bagi mereka dalam menawarkan produknya kepada customer.

(10)

REFERENSI http://meeinstan.wordpress.com/2011/05/13/apa-itu-cmmi-capability- maturity-model-integrated/ http://id.m.wikipedia.org/wiki/CMMI http://kbbi.web.id/standar-2 https://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20100720013213AAS6qf8

Referensi

Dokumen terkait

STAD ( Student Teams Achievement Divisions ) sedangkan kelas eksperimen B (kelas yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TGT ( Team Games

dalam penelitian ini yaitu berupa Penelitian Tindakan Kelas kualitatif deskriptif, karena menghitung dan mendeskripsikan hasil pengamatan yang dilakukan dari

Formasi Lemau (Tml) Satuan Formasi Lemau pada umumnya berupa batupasir tufan, gampingan, batulempung gampingan dengan sisipan batugamping yang mengandung foram dan

Tujuan peneliti menggunakan metode ini, karena untuk memperoleh data secara jelas dan kongkret dengan memanfaatkan pendekatan antarpribadi agar sang informan mampu

Hasil yang kedua adalah Pola pelayanan yang berbasis psikologi yang terimplementasikan di sekolah tersebut yaitu: Menyediakan layanan dari dokter spesialis anak,

Untuk situasi yang tidak mungkin dimana paparan sangat mungkin melebihi daftar batas paparan (adalah lebih besar dari sepuluh lipat), atau di dalam situasi darurat, gunakan

Syi’ah menurut etimologi bahasa Arab bermakna: pembela dan pengikut seseorang. Selain itu juga bermakna: Setiap kaum yang berkumpul di atas suatu perkara. Dinukil dari kitab Firaq

Inflamasi adalah respon dari suatu organisme terhadap patogen dan alterasi mekanis dalam jaringan, berupa rangkaian reaksi yang terjadi pada tempat jaringan yang