Perancangan Pengukuran Kematangan Manufacturing Execution Systems (MES)
Berdasarkan Capability Maturity Model Integration (CMMI)
Oleh:
Andaru Febrian Putranto Dosen Pembimbing:
Prof. Ir. Moses L. Singgih M.Sc., M.Reg.Sc., Ph.D.
Dewanti Anggrahini S.T., M.T.
Latar Belakang
+ =
Pertumbuhan Populasi Pertumbuhan Industri
Biro Riset LM FEUI
(2009)
pertumbuhan konsumsi energi rata-rata mencapai
7% dalam 10 tahun
terakhir
Latar Belakang
Perusahaan – perusahaan pengolahan gas
Persaingan Gas yang Berkualitas
Kapabilitas Proses Produksi Continuous
Production
Penerapan Manufacturing
Execution System (MES)
Improvement
(Bogdan, 2011)
Manufacturing Execution Systems
“Manufacturing Execution Systems (MES)
merupakan sebuah teknologi manajemen produksi dan sebuah informasi secara real-time yang berada pada workshop layer yang menghubungkan antara
enterprise upper layer dengan bottom layer”
(Xu & Huang, 2009)
Kenapa MES?
1. Industri Pengolahan Gas merupakan industri yang berdasarkan continuous production sehingga rumit dalam
pengelolaannya.
2. MES menyediakan informasi plant secara real time.
3. Memudahkan dalam membuat
keputusan distribusi.
Apakah penerapan teknologi MES pada perusahaan pengolahan gas sudah memperhatikan kinerja secara
teknis dengan baik?
Mengukur dari sistem MES yang ada pada perusahaan pengolahan gas.
merupakan tingkat perkembangan kemampuan perusahaan yang mempresentasikan tingkat efektivitas dan efisiensi proses kerja suatu perusahaan.
Kematangan
Dengan kematangan,
• perusahaan mengetahui bagaimana kinerja perusahaan
• sebagai bahan informasi pada konsumen dan supplier tentang kondisi perusahaan
• dapat digunakan sebagai rumusan perkembangan strategi kebijakan perusahaan mendatang.
Kematangan
Kematangan
“Kematangan adalah tingkat perkembangan kemampuan
perusahaan yang mempresentasikan tingkat efektivitas dan efisiensi proses
kerja perusahaan.“
(Software Engineeering Institute, 2008)
Alat Ukur & Acuan Ukur
Form & Kuesioner Penilaian
• Suatu bentuk penilaian yang berupa kuesioner untuk menilai kinerja dari sebuah perusahaan yang dilakukan untuk
mengetahui kualitas perusahaan tersebut.
• Berisi beberapa indikator kematangan MES pada
perusahaan pengolahan gas
CMMI (Capability Maturity Model
Integration)
CMMI merupakan suatu skala penilaian
untuk kematangan sebuah sistem
informasi
CMMI Level
Skala kematangan CMMI berfokus pada pengembangan suatu sistem
informasi atau software yang ada pada perusahaan.
Latar Belakang
Konsep Kematangan Industri Migas
Evaluasi Sistem
Manufacturing Execution Systems
Penelitian Ini Pengukuran Kematangan
Melakukan Improvement
Perumusan Masalah
Bagaimana melakukan evaluasi
pada MES yang diterapkan oleh industri migas dengan tingkat
kematangan CMMI
Tujuan Penelitian
1
• Menyusun penilaian untuk
pengukuran kematangan MES dengan menggunakan CMMI
2
• Mengaplikasikan pengukuran
kematangan MES pada perusahaan (industri pengolahan gas)
3
• Memberikan rekomendasi perbaikan
mengenai MES kepada perusahaan
amatan.
Manfaat Penelitian
• Perusahaan dapat mengetahui performansi dari MES berdasarkan pengukuran kematangan yang akan dibuat.
1.
• Perusahaan dapat mengetahui bagian dari MES yang memiliki performansi yang rendah sehingga dapat dijadikan sebagai sarana evaluasi kinerja perusahaan terkait aplikasi MES.
2.
• Sebagai referensi studi tentang MES bagi dunia pendidikan khususnya bagi Jurusan Teknik Industri ITS dan
memperkaya pengetahuan dalam MES dengan pengukuran kematangan.
3.
Ruang Lingkup Penelitian
Batasan
• Penerapan MES yang dievaluasi adalah pada
perusahaan yang bergerak di industri pengolahan migas.
• Penetapan bobot dan penentuan elemen
kematangan MES pada penelitian ini disesuaikan dengan kondisi perusahaan pengolahan gas.
• Kematangan MES yang diukur sebatas pada proses produksi dengan menggunakan skala kematangan CMMI.
Asumsi
• Tidak terjadi perubahan yang signifikan terhadap struktur organisasi, visi misi, tujuan bisnis, proses produksi, dan sistem manajemen serta kebijakan yang ada pada perusahaan selama
penelitian berlangsung.
Posisi Penelitian
MES CMMI
Kematangan
(Xu dan Huang, 2009)
(Yongdi, 2009) (Noor et all, 2007)
(Yucalar & Erdogan, 2009)
(Novitasari, 2010) (Sukmasari, 2011)
(Andaru, 2013)
METODOLOGI
PENELITIAN
Tahap Identifikasi
Studi Lapangan Konsep Manufacturing Execution Systems
(MES), Konsep Kematangan, Konsep Analytical Hierarchy Process (AHP), Konsep Root Cause Analysis (RCA),
Konsep Capability Maturity Model Integration (CMMI) dan PUGH matrix
Studi Pustaka
Pengamatan proses produksi dan proses bisnis pada perusahaan amatan yang berkaitan dengan Manufacturing Execution
Systems (MES) yang diterapkan oleh perusahaan
Perumusan Masalah
Penentuan Tujuan Penelitian
1. Kapabilitas Sistem 2. Tenaga Kerja 3. Komputerisasi 4. Integrasi Sistem Identifikasi Variabel
TAHAP IDENTIFIKASI
A
Konsep Manufacturing Execution Systems (MES), Konsep Kematangan, Konsep
Analytical Hierarchy Process (AHP), Konsep Root Cause Analysis (RCA), Konsep
Capability Maturity Model Integration (CMMI) dan PUGH matrix
Studi Pustaka
Pengamatan proses produksi dan proses bisnis pada perusahaan amatan yang
berkaitan dengan Manufacturing Execution Systems (MES) yang diterapkan oleh
perusahaan
Studi Lapangan
1. Kapabilitas Sistem 2. Tenaga Kerja
3. Komputerisasi 4. Integrasi Sistem
Identifikasi Variabel
Tahap Perancangan Pengukuran
TAHAP PERANCANGAN PENGUKURAN
1. Struktur Kematangan 2. Skala Kematangan 3. Identifikasi Variabel :
- Kapabilitas Sistem - Tenaga Kerja - Komputerisasi - Integrasi Sistem
4. Tingkatan Manajemen Perusahaan
Pengembangan Alat Ukur Kematangan
Validasi Alat Ukur
Uji Validitas untuk Variabel Pengukuran dengan melakukan penyebaran kuesioner
Apakah Valid?
A
1. Mekanisme Pengukuran 2. Pengisian Penilaian 3. Penetapan Bobot 4. Perhitungan Kematangan :
- Perhitungan Kematangan Variabel - Perhitungan Kematangan Level - Perhitungan Kematangan Sistem - Perhitungan Kematangan MES Perusahaan 5. Grafik Kematangan
Perancangan Alat Ukur Kematangan
B YA
TIDAK
1. Struktur Kematangan 2. Skala Kematangan
3. Identifikasi Variabel : - Kapabilitas Sistem - Tenaga Kerja
- Komputerisasi - Integrasi Sistem
4. Tingkatan Manajemen Perusahaan
Pengembangan Alat Ukur Kematangan
1. Mekanisme Pengukuran 2. Pengisian Penilaian
3. Penetapan Bobot
4. Perhitungan Kematangan :
- Perhitungan Kematangan Variabel - Perhitungan Kematangan Level
- Perhitungan Kematangan Sistem - Perhitungan Kematangan MES Perusahaan
5. Grafik Kematangan
Perancangan Alat Ukur Kematangan
Uji Validitas untuk Variabel Pengukuran dengan Melakukan Penyebaran Kuesioner
Validasi Alat Ukur
Tahap Implementasi Pengukuran
TAHAP IMPLEMENTASI
1. Pengisian Form Penilaian dengan proses FGD 2. Penetapan Bobot Perusahaan dengan AHP 3. Perhitungan Kematangan :
- Perhitungan Kematangan Variabel - Perhitungan Kematangan Level - Perhitungan Kematangan Sistem
- Perhitungan Kematangan MES Perusahaan 5. Pemetaan Grafik Kematangan
Implementasi Pengukuran B
C
Tahap Analisa
TAHAP ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA
1. Input Pengukuran
- Variabel Pengukuran - Elemen Kematangan - Skala Kematangan - Proses Penilaian
- Proses Penetapan Bobot - Validasi Variabel
2. Kinerja Pengukuran
- Kelebihan Pengukuran - Kekurangan Pengukuran - Performansi Pengukuran 3. Output Pengukuran
4. Implementasi Pengukuran
- Perhitungan Kematangan Perusahaan - Perumusan Perbaikan dengan RCA
- Pemilihan konsep perbaikan dengan PUGH matrix
Analisa dan Interpretasi Data C
D
TAHAP KESIMPULAN
Penarikan Kesimpulan dan Saran D
Tahap Kesimpulan
PERANCANGAN PENGUKURAN &
ANALISA
Raw Gas Pretreatment
LPG Product System
Storage System
Kegiatan Produksi Perusahaan
Plant 1
Raw Gas Pretreatment
LPG Product System
Storage
System
SCADA Analisis Perencanaan Pengembangan Plant
Kumpulan Data
Produksi Kumpulan Data
Kualitas Kumpulan Informasi
Status Peralatan Produksi Online Monitoring
Peralatan
Monitor Proses
Produksi Online Monitoring
Kualitas Gas Peringatan Kerusakan
Peralatan Peringatan Kesalahan
Proses Produksi Sistem Peringatan Dini Kualitas Gas Status
Peralatan Produksi Perencanaan
Perawatan
Jaminan Produksi Kontinyu
Material Storage Control
Material Consume Manage
Analisis Permasalahan
Kualitas
Analisis Statistik Kualitas
Pengelolaan Kriteria Kualitas
Integrasi Laboratorium
Pengelolaan Basic Data Manajemen Peralatan Produksi Manajemen
Loading Manajemen Kualitas Produk
Interfaces dan Pengumpulan Data Produksi
Manajemen Proses
Proses Kontrol Analisis Statistik
Produksi Analisis Resources
Plant Evaluasi Plant
Evaluasi dan Perencanaan
Skema Kegiatan Produksi Perusahaan
Pengembangan Alat Ukur Kematangan
Noor, et all (2007) CMMI for Software
Industries
Yucalar & Erdogan (2009) Questionnaire Based Method for CMMI level 2 maturity assessment
Yongdi (2009) MES Evaluation indicator for discrete production
PERANCANGAN PENGUKURAN KEMATANGAN
MES
Xu & Huang (2009) MES Evalution
indicator for continuous production
Fukuda & Patzke(2010) Standarization of KPI for MES
Sukmasari (2011) Maturity for
Environtmental Management Novitasari (2010)
Maturity for CIM
Struktur Organisasi Plant 1
G M L P G P l a n t
E n g i n e e r i n g
P l a n t M a n a g e r
S u p e r i n t e n d e n t
P r o d u k s i S u p e r i n t e n d e n t
M a i n t e n a n c e
L o a d i n g M a s t e r
S u p e r v i s o r S u p e r v i s o r P r o d u k s i
L o a d i n g M a s t e r
S t a f f F o r e m a n
P r o d u k s i
O p e r a t o r P r o d u k s i
S u p e r v i s o r M e c h a n i c a l
F o r e m a n M e c h a n i c a l
O p e r a t o r M e c h a n i c a l
S u p e r v i s o r E l e c t . / I n s t r u m e n t
F o r e m a n E l e c t . / I n s t r u m e n t
O p e r a t o r E l e c t . / I n s t r u m e n t
Top Level Management
Middle Level Management
Operational Level
Management
Kebutuhan Informasi setiap level manajemen
Top Level Management
Middle Level Management Operational Level
Management
keputusan tidak terstruktur
(perencanaan strategis)
pengendalian dan pengambilan keputusan
semi terstruktur keputusan terstruktur
untuk pengendalian operasi
Setiap level manajemen melakukan aktivitas yang berbeda sehingga kebutuhan akan informasi juga berbeda, maka
sistem informasi yang digunakan akan berbeda pula.
Jenis informasi yang dibutuhkan berbagai level dalam organisasi berhubungan langsung dengan tingkat pengambilan keputusan manajemen dan struktur
keputusannya.
Identifikasi Variabel
Variabel Pengukuran Kematangan
MES
Yongdi et all (2009) Indikator Evaluasi
MES (continuous production) Meyer (2009) MES : Optimal Design, Planning and
Deployment Xu, et all (2009) Indikator Evaluasi
MES (discrete production) Fukuda & Patzke
(2010) KPI MES yang distandarisasi
Kletti (2007) MES : Research Collection MES
Komputerisasi
Integrasi Sistem
MES
CMMI
Novitasari (2010) Indikator Kematangan CIM
SEI (2008) CMMI for development
Yucalar & Erdogan (2009) Metode kuesioner untuk pengukuran
kematangan
Noor, et all (2010) CMMI untuk industri
software
Kapabilitas Sistem
Tenaga Kerja
Penyesuaian Kondisi Perusahaan
Dari hasil identifikasi variabel, dihasilkan sebanyak
244 indikator penilaian untuk semua variabel maupun subvariabel dan tingkatan manajemen
perusahaan
Struktur Kematangan MES
Kematangan Manufacturing Execution Systems (MES)
Sistem Kontrol Sistem Eksekusi Sistem
Perencanaan Kapabilitas Sistem
1. Kapabilitas Teknis Sistem 2. Kapabilitas Non Teknis Sistem
Tenaga Kerja
1. Kapabilitas Tenaga Kerja 2. Kompetensi Tenaga Kerja 3. Manajemen Tenaga Kerja
Komputerisasi
1. Kapabilitas Sistem Komputer
Integrasi Sistem
1. Vertical Integration 2. Horizontal Integration
Top Level Middle Level
Operational Level
Variabel
Penyusun Sistem MES
Tingkatan Manajemen
Perusahan
Uji Validitas Variabel Pengukuran
Variabel Subvariabel R hitung R tabel Status
Kapabilitas Sistem 0,521 0,4629 1
Kapabilitas Teknis Sistem 0,808 0,4629 1 Kapabilitas Non Teknis Sistem 0,803 0,4629 1
Tenaga Kerja 0,591 0,4629 1
Kapabilitas Tenaga Kerja 0,601 0,4629 1 Kompetensi Tenaga Kerja 0,429 0,3610 1 Manajemen Tenaga Kerja 0,542 0,4629 1
Komputerisasi 0,372 0,3610 1
Integrasi Sistem 0,599 0,4629 1
Vertical Integration 0,735 0,4629 1 Horizontal Integration 0,678 0,4629 1
Uji validitas ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner tingkat kepentingan variabel dengan menyebarkan pada 30 responden.
5 orang dari Divisi Engineering 1 orang Plant Manager
1 orang Superintendent Produksi 1 orang Superintendent Maintenance 2 orang Supervisor Produksi
2 orang Supervisor Mechanical
2 orang Supervisor Elect./Instrumen 2 orang Operator Produksi
2 orang Operator Mechanical
2 orang Operator Elect./Instrumen 2 orang Foreman Produksi
2 orang Foreman Mechanical
2 orang Foreman Elect./Instrumen 2 orang Loading Master Supervisor 2 orang Loading Master Staff Jika R Hitung > R Tabel, maka valid
Jika R Hitung < R Tabel, maka tidak valid Fungsi Pearson
pada Excel
Mekanisme Pengukuran
Pengisian Penilaian
• Input : format
penilaian dan kondisi perusahaan
• Output : nilai
pemenuhan validasi level dan sistem untuk setiap variabel
Penetapan Bobot
• Input : kuesioner AHP
• Output : bobot level, sistem, variabel, subvariabel
Perhitungan
Kematangan Variabel
• Input : tingkat pencapaian
subvariabel, bobot subvariabel, bobot variabel
• Output : Compliance level untuk setiap level dan sistem
Perhitungan
Kematangan Level
• Input : Compliance Level untuk setiap level dan sistem, bobot level
• Output : Tingkat kematangan level
Perhitungan Tingkat Kematangan Sistem Penyusun
• Input : Compliance Level untuk setiap level dan sistem, bobot sistem
• Output : Tingkat kematangan sistem
Perhitungan
Kematangan MES
• Input : tingkat
pencapaian subvariabel, bobot subvariabel, bobot variabel
• Output : Compliance level untuk setiap level dan sistem
Form Penilaian
Variabel Kapabilitas Sistem
Subvariabel Kapabilitas Teknis Sistem
Level Operational Level
No Validasi
Validator
Pemenuhan
Tingkat Kematangan
Penilaian
Operational Level 0 1 2 3 4 5
1 Pendokumentasian aktivitas sistem
Adanya pendokumentasian pelaksanaan kerja harian yang
dilakukan oleh operator yang bertugas
1 4
… … … … B
15 Tingkat defect produk yang terjadi
Defect rate selama inimasih berada pada batas yang diingikan (sangat minim
terjadi defect)
1 4
Jumlah 14 0 0 0 3 52 0 55
Tingkat Pencapaian Subvariabel Kapabilitas Teknis Sistem 0,733
Form Penilaian ini digunakan untuk menilai setiap variabel untuk setiap tingkatan
manajemen dan komponen sistem penyusun
Penentuan Bobot
Jenis Bobot Definisi Bobot Bobot
Bobot Elemen
Tingkatan Manajemen 0.136
Sistem Penyusun 0.527
Variabel Pengukuran 0.337
Bobot level
Top Level 0.316
Middle Level 0.394
Operational Level 0.290
Sistem Penyusun
Sistem Kontrol 0.277
Sistem Eksekusi 0.513
Sistem Perencanaan 0.210
Variabel
Kapabilitas Sistem 0.303
Tenaga Kerja 0.099
Komputerisasi 0.442
Integrasi Sistem 0.157
Subvariabel Kapabilitas Teknis Sistem 0.741
Kapabilitas Non Teknis Sistem 0.259 Subvariabel
Kapabilitas Tenaga Kerja 0.253 Kompetensi Tenaga Kerja 0.507 Manajemen Tenaga Kerja 0.240
Subvariabel Vertical Integration 0.471
Horizontal Integration 0.529
bertujuan untuk memberikan penilaian yang sesuai dengan kondisi perusahaan
Dilakukan dengan menyebar kuesioner pembobotan kepada 6 pakar MES perusahaan, 5 divisi engineering dan 1 plant manager
berdasarkan peran yang dimiliki oleh masing-
masing tingkatan manajemen dalam menerapkan sistem MES dengan pendekatan
komponen mana yang paling menjadi komptensi
utama perusahaan dengan pendekatan meninjau berapa besar
investasi maupun pengeluaran perusahaan
untuk masing-masing
variabel
Perhitungan Kematangan Variabel
No Variabel Subvariabel
Tingkatan Manajemen Perusahaan
Tingkat Pencapaian Subvariabel
Bobot Subvariabel
Perkalian Bobot dengan Tingkat
Pencapaian
Compliance Level
1 Kapabilitas Sistem
Kapabilitas Teknis Sistem
TL 0,433 0,741 0,321 0,433
ML 0,533 0,741 0,395 0,538
OL 0,733 0,741 0,543 0,676
Kapabilitas Non Teknis Sistem
TL 0,433 0,259 0,112
ML 0,550 0,259 0,142
OL 0,511 0,259 0,132
2 Tenaga Kerja
Kapabilitas Tenaga Kerja
TL 0,833 0,253 0,211 0,643
ML 0,886 0,253 0,224 0,589
OL 0,857 0,253 0,217 0,590
Komptensi Tenaga Kerja
TL 0,617 0,507 0,313
ML 0,492 0,507 0,250
OL 0,493 0,507 0,250
Manajemen Tenaga Kerja
TL 0,500 0,240 0,120
ML 0,480 0,240 0,115
OL 0,511 0,240 0,123
3 Komputerisasi
TL - - - 0,200
ML - - - 0,382
OL - - - 0,422
4 Integrasi Sistem
Vertical Integration
TL 0,429 0,471 0,202 0,366
ML 0,457 0,471 0,215 0,474
OL 0,629 0,471 0,296 0,613
Horizontal Integration
TL 0,311 0,529 0,165
ML 0,489 0,529 0,259
OL 0,600 0,529 0,317
Didapatkan dari hasil pengisian form penilaian
Didapatkan dari hasil pembobotan subvariabel
=
=
Perhitungan Kematangan Level
Variabel Compliance Level Bobot Level Kontribusi
TL ML OL TL ML OL TL ML OL
1
0,433 0,538 0,676 0,316 0,394 0,290 0,137 0,212 0,196
2
0,643 0,589 0,590 0,316 0,394 0,290 0,203 0,232 0,171
3
0,200 0,382 0,422 0,316 0,394 0,290 0,063 0,150 0,122
4
0,366 0,474 0,613 0,316 0,394 0,290 0,116 0,187 0,178
Jumlah
1,264 1,576 1,160 0,519 0,781 0,667
Kematangan Level 0,411 0,496 0,575
Didapatkan dari hasil pembobotan subvariabel
Didapatkan dari hasil pembobotan
Didapatkan dari hasil perkalian bobot dengan
compliance level
=
=
Perhitungan Kematangan Sistem
Variabel Compliance Level Bobot Sistem Kontribusi
TL ML OL P E K P E K
1
0,433 0,538 0,676 0,210 0,513 0,277 0,091 0,276 0,187
2
0,643 0,589 0,590 0,210 0,513 0,277 0,135 0,302 0,163
3
0,200 0,382 0,422 0,210 0,513 0,277 0,042 0,196 0,117
4
0,366 0,474 0,613 0,210 0,513 0,277 0,077 0,243 0,170
Jumlah
0,840 2,052 1,108 0,345 1,017 0,637
Kematangan Sistem 0,411 0,496 0,575
Nilai tingkat kematangan yang diperoleh ini sama dengan nilai tingkat kematangan untuk level, hanya bobot yang ditetapkan berbeda. Kesamaan nilai tingkat kematangan
ini dikarenakan tiap-tiap komponen sistem penyusun tersebut dilakukan oleh tiap-tiap
tingkatan manajemen perusahaan.
Perhitungan Kematangan MES
Variabel Kematangan Variabel terhadap Level
Kematangan Variabel
terhadap Sistem Kematangan Variabel
1 0,545 0,554 0,549
2 0,606 0,601 0,603
3 0,336 0,355 0,345
4 0,480 0,490 0,485
Elemen Kematangan
Tingkat Kematangan
(a)
Bobot
(b) (axb)
Tingkat Kematangan
Elemen (c)
Bobot Elemen
(d)
(cxd)
Tingkat Kematangan
MES Perusahaan Level
0,482
TL 0,411 0,316 0,130
0,492 0,136 0,067
ML 0,496 0,394 0,195
OL 0,575 0,290 0,167
Sistem
P 0,411 0,210 0,086
0,500 0,527 0,263
E 0,496 0,513 0,254
K 0,575 0,277 0,159
Variabel
KS 0,549 0,303 0,166
0,449 0,337 0,151
TK 0,603 0,099 0,060
K 0,345 0,442 0,153
IS 0,485 0,157 0,076
Level 3 (Defined)
Grafik Kematangan MES
Elemen Kematangan Kode Tingkat Kematangan
Level L 49,19%
Top Level Management TL 41,08%
Middle Level Management ML 49,56%
Operational Level Management OL 57,53%
Sistem S 49,99%
Perencanaan P 41,08%
Eksekusi E 49,56%
Kontrol K 57,53%
Variabel V 44,89%
Kapabilitas Sistem KS 54,94%
Tenaga Kerja TK 60,35%
Komputerisasi Ksi 34,55%
Integrasi Sistem IS 48,52%
MES MES 48,16%
Grafik Kematangan MES
L TL ML OL S P E K V KS TK Ksi IS MES
Elemen 49.19 41.08 49.56 57.53 49.99 41.08 49.56 57.53 44.89 54.94 60.35 34.55 48.52 48.16 0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
90.00%
100.00%
Tingkat kematangan
Grafik Kematangan
Level 3
Level 2
Level 4
Level 5
Identifikasi Akar Penyebab Rendahnya Nilai Kematangan
Jenis Elemen
Kematangan Why 1 Why 2 Why 3 Why 4
Top Level Management
peran dan fungsi TL tidak terlalu besar
tidak ada standarisasi proses perencanaan
belum ada bagian khusus dalam proses
perencanaan
proses perencanaan tergantung dari kondisi perusahaan
supplier
belum ada tugas dan wewenang khusus
dalam proses perencanaan
beban kerja untuk TL masih terlalu luas
kurang fokus dalam proses perencanaan
menangani 2 plant
belum ada divisi khusus untuk masing
- masing plant
adanya proses pengembangan plant
2
kapasitas produksi pada plant 1 masih
kurang dalam memenuhi demand
Identifikasi Akar Penyebab Rendahnya Nilai Kematangan
Jenis Elemen
Kematangan Why 1 Why 2 Why 3 Why 4 Why 5
Komputerisasi
kurangnya penggunaan sistem
komputer
belum ada bagian khusus untuk IT
biaya perekrutan tenaga kerja pada IT tidak dianggarkan dalam anggaran tahunan
bagian IT masih ditangani oleh divisi
engineering
keterbatasan tenaga kerja
masih sedikit minat karyawan baru dalam bidang IT perusahaan
perusahaan belum cukup dikenal oleh
pelamar kerja
perusahaan masih merupakan perusahaan yang
baru
hanya dimaksimalkan pada sistem kontrol
perusahaan belum memiliki peran planner
dalam produksi
proses perencanaan masih sangat tergantung planner
dari supplier proses perencanaan masih dilakukan oleh
divisi engineering sistem kontrol
merupakan sistem yang krusial dalam keberlangsungan proses
apabila terjadi kerusakan plant maka seluruh plant
harus shutdown
Identifikasi Akar Penyebab Rendahnya Nilai Kematangan
Jenis Elemen
Kematangan Why 1 Why 2 Why 3 Why 4 Why 5
Komputerisasi
kurangnya penggunaan sistem
komputer
biaya investasi yang cukup mahal
harus ada pembongkaran instalasi plant 1
komputerisasi yang dibutuhkan harus terintegrasi dengan plant
peralatan komputerisasi harus disesuaikan dengan
teknologi yang ada pada plant
belum menerapkan paperless manufacturing
masih menggunakan logsheet untuk proses pendokumentasian harian
belum adanya sistem komputer untuk mencatat
aktivitas harian plant
belum adanya sistem perawatan untuk
software dan hardware
belum ada bagian khusus untuk IT
biaya perekrutan tenaga kerja pada IT tidak dianggarkan dalam anggaran tahunan
bagian IT masih ditangani
oleh divisi engineering keterbatasan tenaga kerja
masih sedikit minat karyawan baru dalam bidang IT perusahaan
perusahaan belum cukup dikenal oleh pelamar kerja
perusahaan masih merupakan perusahaan
yang baru skilltenaga kerja yang
terbatas dalam penggunaan komputer
belum ada training khusus
tidak ada anggaran biaya untuk melakukan training
terkait sistem computer
Identifikasi Akar Penyebab Rendahnya Nilai Kematangan
Jenis Elemen
Kematangan Why 1 Why 2 Why 3 Why 4 Why 5
Integrasi Sistem
tidak adanya arus komunikasi dengan
eksternal sistem
Belum terdapat website untuk perusahaan
belum ada bagian khusus untuk IT
biaya perekrutan tenaga kerja pada IT tidak dianggarkan dalam anggaran tahunan
keterbatasan tenaga kerja
masih sedikit minat karyawan baru dalam bidang IT perusahaan
perusahaan masih merupakan perusahaan
yang baru Belum terdapat sistem
terhadap SCM perusahaan
Proses supply masih tergantung dari perusahaan supplier
Hanya memiliki supplier tunggal tidak ada integrasi antar
elemen dalam mencapai tujuan
Belum terdapat sistem perencanaan yang
terintegrasi
belum ada bagian khusus dalam proses
perencanaan
proses perencanaan tergantung dari kondisi
perusahaan supplier
tidak ada integrasi antar elemen dalam mencapai tujuan
belum adanya integrasi dengan sistem produksi
belum terdapat integrasi monitoring
terhadap operator
belum adanya integrasi softwarependukung
sistem produksi belum adanya integrasi
dengan sistem perencanaan
belum adanya integrasi softwarependukung
sistem perencanaan
Identifikasi Akar Penyebab Rendahnya Nilai Kematangan
Jenis Elemen Kematangan Why 1 Why 2 Why 3
Kapabilitas Sistem
kurangnya kapabilitas teknis sistem
belum terdapat visibilitas keberadaan operator pada plant
kurangnya sistem komputer pada produksi kurangnya konsistensi data produksi ketelitian tenaga kerja pengolahan data dilakukan terpisah dari
sistem MES belum terdapat integrasi belum ada pertimbangan konsumen
dalam kualitas produk
belum adanya planner dalam proses produksi
kurangnya kapabilitas non teknis sistem
belum mempunyai laboratorium untuk menguji sampel produk sendiri belum pernah dilakukan analisa tentang
waste produksi
kurangnya penerapan continuous improvement belum ada pendefinisian untuk proses
perencanaan
Identifikasi Akar Penyebab Rendahnya Nilai Kematangan
Jenis Elemen
Kematangan Why 1 Why 2 Why 3
Tenaga Kerja
kompetensi tenaga kerja yang kurang
kurangnya pengetahuan tentang
spesifikasi pekerjaan belum ada pelatihan mendalam untuk tenaga kerja mengenai
spesifikasi pekerjaan dan pengembangan plant kurangnya kemampuan
mengambil keputusan
kurangnya pengetahuan mengenai pengendalian lingkungan plant
Kelengkapan pelaksanaan pekerjaan harian
kurangnya kemampuan dalam ketelitian data logsheet dengan
data control system
kurangnya manajemen tenaga kerja
kurangnya manajemen dalam shift kerja
belum terdapat RAS (Resource Allocation Status) pada plant belum terdapat fasilitas untuk
minat dan bakat tenaga kerja
Perumusan Rekomendasi Perbaikan
• Penerapan Continuous Improvement
• Investasi Laboratorium Gas
Kapabilitas Sistem
• Merekrut tenaga kerja planner produksi dan tenaga kerja bidang IT
• Mengadakan training terkait sistem komputer
Tenaga Kerja
• Investasi alat pencatat digital produksi
• Penerapan EIS
Komputerisasi
• Pembuatan website perusahaan
• Investasi Software ERP
Integrasi
Sistem
PUGH Matrix
Alternatif Konsep Perbaikan
Bobot Baseline Konsep A Konsep B Konsep C
Kriteria
Kapabilitas Sistem
Kapabilitas Teknis Sistem 2 S + + +
Kapabilitas Non Teknis Sistem 2 S + + +
Tenaga Kerja
Kapabilitas Tenaga Kerja 2 S S S S
Kompetensi Tenaga Kerja 3 S + + +
Manajemen Tenaga Kerja 3 S + + +
Komputerisasi Komputerisasi 5 S + + +
Integrasi Sistem
Vertical Integration 4 S + + -
Horizontal Integration 4 S + - -
Biaya Biaya 5 S - - +
Jumlah (+) 0 7 6 6
Jumlah (-) 0 1 2 2
Total Score 0 6 4 4
Weighted Total (+) 0 23 19 20
Weighted Total (-) 0 5 9 8
Weighted Score 0 18 10 12