• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aktivitas komunikasi dan pengetahuan tentang agroforestry dan perladangan berpindah : Kajian masyarakat desa hutan Di Kecamatan Kurun, Kabupaten Kapuas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Aktivitas komunikasi dan pengetahuan tentang agroforestry dan perladangan berpindah : Kajian masyarakat desa hutan Di Kecamatan Kurun, Kabupaten Kapuas"

Copied!
272
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)
(93)
(94)
(95)
(96)
(97)
(98)
(99)
(100)
(101)
(102)
(103)
(104)
(105)
(106)
(107)
(108)
(109)
(110)
(111)
(112)
(113)
(114)
(115)
(116)
(117)
(118)
(119)
(120)
(121)
(122)
(123)
(124)
(125)
(126)
(127)
(128)
(129)
(130)
(131)
(132)
(133)
(134)
(135)
(136)
(137)
(138)
(139)
(140)
(141)
(142)

AKTMTAS KOMUNIKASI

DAN

PENGETAHUAN TENTANG

AGROFORESTRY

DAN

PERLADANGAN BERPINDAH :

KAJIAN MASYARAKAT DESA HUTAN

DI KECAMATAN

KURUN,

KABUPATEN KAPUAS

OLEH

:

MARLON

SIAHAAN

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT PERTANULN BOGOR

(143)

ABSTRAK

MARLON SIAHAAN. Aktivitas Komunikasi dan Pengetahuan Tentang Agroforestry dan Perladangan Berpindah : Kajian Masyarakat Desa Hutan di Kecamatan Kurun, Kabupaten Kapuas. Dibimbing oleh DEDI FARDIAZ, GARDJITO dan FARIDA ROHAJI.

Permasalahan dalam penyebaran informasi teknologi pertanian adalah belum dimanfaatkan dan tidak sampainya informasi kepada petani, serta terbatasnya materi informasi yang tersedia. Aktivitas komunikasi sebagai proses komunjkasi belum berjalan secara efektif

dalam transfer informasi untuk peningkatan pengetahuan masyarakat desa hutan tentang konsep agroforestry dan perladangan berpindah.

Penelitian ini bertujuan : 1) mengidentifikasi masalah dan karakterisasi penduduk dan wilayah, 2) meneliti aktivitas komunilrasi masyarakat, 3) meneliti tingkat pengetahuan tentang agroforestry dan

perladangan berpindah, 4) menganalisis hubungan karakteristik masyarakat desa hutan dan aktivitas komunikasi dengan tingkat pengetahuan. Penelitian ini menggunakan metode survey dengan lokasi ditentukan secara purposive. Penentuan sampel dilakukan secara stratified random sampling yang terdiri dari 50 responden pada strata usahatani sistem agroforestry dan 50 responden pada strata sistem perladangan berpindah.

Hasil penelitian menunjukkan : usia responden antara 28

-

65 tahun termasuk usia produktif dengan pengalaman usahatani kurang dari 12 tahun hingga 22 tahun. Pendapatan responden antara Rp. 400.000 hingga diatas Rp. 1.000.000/bulan.

Lahan

usahatani yang dimiliki antara 2 ha hingga lebih dari 3 ha. 73 responden tergolong rendah dalarn penerapan teknologi yang bersumber dari generasi sebelumnya dan bersifat tradisional. Aktivitas komunikasi responden : keterdedahan pada media cetak rendah, keterdedahan terhadap siaran radio <4

-

5 jam/hari, keterdedahan terhadap siaran televisi 2

-

4

jam/ hari, kontak personal rendah kecuali partisipasi sosial. Tingkat pengetahuan responden cukup bagus tentang sistem agroforestry dan sistem perladangan berpindah.

Hasil analisis menunjukkan : 1) Terdapat hubungan antara unsur karakteristik personal (umur

dan

penerapan teknologi) dengan tingkat pengetahuan tentang agroforestry. Seluruh unsur karakteristik tidak berhubungan dengan tingkat pengetahuan tentang perladangan

berpindah. 2). Tidak terdapat hubungan antara unsur aktivitas

(144)

SURATPERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis saya yang berjudul :

Aktivitas Komunikasi d m Pengetahuan Tentang Agroforestry

dan

Perladangan Berpindah : Kajian Masyarakat Desa Hutan di Kecamatan Kurun, Kabupaten Kapuas, adalah benar-benar merupakan gagasan atau hasil karya saya sendiri yang belum pernah dipublikasiban.

Setelah pemekaran wilayah, Kecamatan Kurun sejak September 2002 bukan menjadi bagian Kabupaten Kapuas tetapi menjadi bagian

Kabupaten Gunung Mas, Propinsi Kaknantan Tengah dengan seorang careteker bupati.

Semua data dan informasi yang digunakan telah dinyataJsan

secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.

Bogor, 20 November 2002

n

(145)

AKTMTASKOMUNIKASIDANPENGETAHUANTENTANG

AGROFORESTRY DAN PERLADANGAN BERPINDAH :

KAJIAN MASYARAKAT DESA HUTAN

DI KECAMATAN KURUN, KABUPATEN

KAPUAS

OLEH

:

MARLON SlAHAAN

PROGRAM

PASCASARJANA

(146)

Nama

NRP

Program Studi

: Aktivitas Komunikasi dan Pengetahuan Tentang Agroforestry dan Perladangan Berpindah : Kajian Masyarakat Desa Hutan Di Kecamatan Kurun, Kabupaten Kapuas

: Marlon Siahaan

: Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan

Menyetujui :

1. Komisi Pembimbing,

Dr. Ir. Dedi Fardiaz, M,Sc. Ketua

1k

Gardiito. M.Sc Anggota

Dra. ~ a r i c b Rohaii, MS

Mengetahui :

2. Ketua Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan

(147)

Penulis dilahirkan di Palangkaraya, Propinsi Kalimantan Tengah, pada tanggal 11 Agustus 1966 dari ayah bernama Richard Siahaan dan ibu Ambon Usup. Penulis merupakan anak pertama dari lima bersaudara. Menikah dengan Repeliaty pada tahun 1996 dan dikaruniai seorang putra bernama Timothy Uriel Pelmar Siahaan.

Tahun 1991 menyelesaikan pendidikan @aria (Sl) pada Fakultas Perikanan, Jurusan Pengolahan Hasil Perikanan, Universitas Lambung Mangkurat. Pada tahun 2000, penulis melanjutkan pendidikan pada

Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan, Program

Pascawam Institut pertanian Bogor.

(148)

PRAKATA

Puji dan syukur kepada Tuhan, karena atas kemurahan-Nya, penulis dimampukan untuk merampungkan penulisan Tesis

ini

Terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada Prof. Dr. Ir. Dedi Fardiaz, M.Sc selaku ketua komisi pembimbing dan kepada anggota komisi pembimbing: Ir. Gardjito, M.Sc dan Dra. Farida Rohaji, MS yang dengan sabar telah memberi bimbingan, perhatian, dorongan serta saran selama penulis menyiapkan dan melaksanakan penelitian hingga penyelesaian Tesis ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ir. Aida Vitayala

S. Hubeis, Ketua Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertaniaa dan Pedesaan (KMP), Program Pascasajana Institut Perkmian Bogor beserta seluruh dosen staf pengajar pada program studi KMP, atas segala didikan dan saran yang membantu kelancaran pendidikan penulis.

Ucapan terima kasih juga disarnpaikan kepada Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian yang telah memberikan beasiswa PAATP. Bantuan ini sangat bermakna sehingga memungkinkan penulis melanjutkan pendidikan hingga menyelesaikannya dengan baik.

Terima kasih penulis ucapkan kepada :

-

Pimpinan beserta seluruh karyawan Balai Pengkajian Teknologi

Pertanian Palangkaraya.

-

Bapak Camat Kurun, Kabupaten Gunung Mas

-

Bapak Mantan, saudara Kema clan Saudara Ami Hewu yang sangat
(149)

-

Rekan-rekan mahasiswa Komunikasi Pembangunan Pertanian clan

Pedesaan angkatan 2000, atas ke jasarna, diskusi

dan saran-saran

yang

men&

dan berharga. Kebahagiaan angkatan 2000 adalah

kebahagiaan penulis juga. Serta kepada semua pihak yang yang tidak sempat disebutkan satu persatu.

Kepada papa Richard Siahaan dan mama Ambon Usup, bapak mertua Asmail Ucil Rentak dan ibu mertua Unie

dan

seluruh keluarga yang penulis honnati dan kasihi, yang penuh perhatian, setia serta memberikan semangat, dorongan dan bantuan yang tidak kmilai Penulis hanya mampu menyampaikan terima kasih.

Secara khusus penulis sangat berterima kasih dan penghargaan yang tulus dan penuh kasih kepada isteriku Repeliaty atas segala pengorbanan, pengertian, kesetiaan dan dorongan yang memampukan penulis menyelesaikan tulisan ini. Kepada putraku Timothy Uriel Pelmar

Siahaan, yang sangat kukasihi, kucintai d m terabaikan oleh papa selama papa menyelesaikan pendidikan yang dengan kerinduan menanti kedatangan papa he rumah, papa sangat berterima kasih.

Biarhh Tuhan yang penuh karya dan kebaikan akan membalas semua kebaikan, bantuan, dan semangat yang telah Bapak, Ibu, Saudara

berikan kepada penulis. Kiranya Tesis ini bermakna bagi kehidupan.

(150)

ABSTRAK

...

ii

...

SURAT PERNYATAAN iii

FUWAYAT HIDUP

...

vi

...

PRAKATA vii

DAFTAR IS1

...

ix

...

DAFTAR TABEL xi

...

DAFTAR LAMPIRAN xiii

PENDAHULUAN

...

1

...

Latar Belakang 1

...

Rumusan Masalah 3

...

Tujuan Penelitian 4

...

Kegunaan Penelitian 4

TINJAUANPUSTAKA

...

5 Karakteristik Masyarakat Desa Hutan

...

5

...

Aktivitas Komunikasi 6

...

Pengetahuan 10

...

Agroforestry 12

...

Perladangan Berpindah dan Pengaruhnya 17

...

METODOLOGI PENELITIAN

...

DesaLn Penelitian

...

Lokasi dan Waktu Penelitian

Populasi

...

...

Sampel

...

Pengumpulan Data

...

Instrumentasi

Validitas

...

...

Reliabilitas

Amilia Data

...

...

Definisi Operasional

GAMBARAN UMUM KECAMATAN KURUN

...

34

...

Letak dan Luas Wilayah 34

...

Topografi. Kelerengan. Iklim dan Jenis Tanah 34

Jumlah Penduduk dan Kepemilikan

Lahan

...

37

SosialEkonomi

...

38

...

Sarana dan Prasarana 40

...

(151)

HASIL DAN PEMBAHASAN

...

Karakteristik Personal

...

Aktivitas Komunikasi Responden

...

Tingkat Pengetahuan Responden

...

Hubungan Karakteristik Personal dengan Tingkat Pengetahuan

....

Hubungan

Antara

Karakteristik Personal dengan

Tingkat Pengetahuan Tentang Agroforestry

...

Hubungan Antara Karakteristik Personal dengan

Tingkat Pengetahuan Tentang Perladangan Berpindah

...

Hubungan Aktivitas Komunikasi dengan Tingkat Pengetahuan

....

Hubungan Antara Aktivitas Komunikasi dengan

Tingkat Pengetahuan Tentang Agroforestry

...

Hubungan Antara Aktivitas Komunikasi dengan

Tingkat Pengetahuan Tentang Perladangan Berpindah

...

Hubungan Karakteristik Personal dengan Aktivitas Komunikasi

...

Hubungan Antara Karakteristik Personal dengan

...

Keterdedahan Pada Media Cetak

Hubungan Antara Karakteristik Personal dengan

...

Keterdedahan Pada Media Elektronik (Radio dan Televisi) Hubungan Antara Karakteristik Personal dengan

...

Kontak Personal

....

Dampak Aktivitas Komunikasi Terhadap Tingkat Pengetahuan

KESIMPULAN DAN SARAN

...

...

Kesimpulan
(152)

Peruntukan usahatani berdasarkan kemiringan lahan

...

35

Jumlah

Penduduk Kecamatan Kurun berdasarkan

usia dan jenis kelamin. tahun 2001

...

37

Jumlah Penduduk Kecamatan

Kurun

berdasarkan

Tingkat pendidikan. tahun 200 1

...

37 Jumlah sarana dan prasarana perekonornian

di Kecamatan Kurun. tahun 200 1

...

40 Jumlah sarana pelayanan masyarakat

di Kecamatan Kurun. tahun 200 1

...

41 Pola alokasi tenaga kerja pertanian di Kecamatan Kurun

...

43 Distribusi responden berdasarkan umur

...

46 Distribusi responden berdasarkan pengalaman

...

47 Distribusi responden berdasarkan pendapatan

...

48

...

Distribusi responden berdasarkan luas lahan 49

...

Distribusi responden berdasarkan penerapan teknologi 50 Distribusi responden berdasarkan keterdedahan

pada media cetak

...

51 Distribusi responden berdasarkan lama mendengarkan

siaran radio

...

51 Distribusi responden berdasarkan waktu mendengarkan

siaran radio

...

52 Distribusi responden berdasarkan lama menonton

siaran televisi

...

53 Distribusi responden berdasarkan waktu menonton

siaran televisi

...

53 Distribusi responden berdasarkan waktu

menggunakan vcd

...

54 Distribusi responden berdasarkan kontak dengan

...

(153)

.

19. Distribusi responden berdasarkan kontak dengan institusi.. 56

20. Distribusi responden berdasarkan kontak dengan

...

tokoh masyarakat. 56

2 1. Distribusi responden berdasarkan kontak dengan

...

anggota masyarakat. 57

...

22. Distribusi responden berdasarkan partisipasi sosial 58 23. Distri'busi responden berdasarkan

...

tingkat pengetahuan tentang agroforestry 60

24. Distribusi responden berdasarkan

tingkat pengetahuan tentang pertanian tidak menetap..

...

61 25.

Hubungan

karakteristik personal dengan

...

tingkat pengetahuan.. 6 2

26. Hubungan aktivitas komunikasi responden dengan

tingkat pengetahuan..

...

65 27. Hubungan karakteristik personal dengan

...

(154)

1. Kuisioner dan Test Formatif

Aktivitas Komunikasi dan Pengetahuan tentang Agroforestxy dan Perhdangan Berpindah : Kajian Masyarakat Desa

Hutan di Kecamatan Kurun, Kabupaten Kapuas

...

97
(155)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kecamatan Kurun merupakan salah satu bagian dari wilayah Kabupaten Kapuas, Propinsi Kalimantan Tengah dengan luas 84.200 ha yang berpotensi sebagai kawasan pengembangan pertanian. Sebagian besar dari luas

lahan

merupakan lahan kering berupa kebun, ladanglhuma dan hutan (Monograii Kecamatan Kurun, 2000).

Sistem pertanian yang dilakukan masyarakat kawasan desa hutan di Kecamatan Kurun sebagian besar merupakan perladangan berpindah dengan siklus pemanfaatan lahan mencapai 2 tahun sejak 5 tahun terakhir hingga saat ini. Masyarakat sebagai komunitas yang tinggal di kawasan hutan, selain berusaha tanaman pangan dan perkebunan juga melakukan :

1) pencarian hasil hutan seperti kayu, damar, rotan dan getah nyatuh; 2) penambangan emas. Pembangunan masyarakat yang berdomisili di kawasan hutan sebaiknya diarahkan pada pengembangan pengetahuan dan keterampilan dalam penggunaan lahan d m pemanfaatan hasil alarn.

Pengembangan sektor pertanian di Kalimantan Tengah terkendala rendahnya adopsi teknologi oleh petani yang dipengaruhi banyak faktor

(156)

Permasalahan yang dihadapi khususnya dalam penyebaran inforrnasi teknologi pertanian adalah belum d i m e t k a n n y a clan

tidak

sampainya IITEK kepada petani. Diseminasi hasil-hasil penelitian dan pengkajian sebagai bahan informasi teknologi pertanian menghadapi kendala yaitu terbatasnya jumlah materi teknologi dan efektivitas penyampaiannya kepada pengguna (BPTP Palangkaraya, 199 7). Keadaan ini menggambarkan aktivitas komunikasi sebagai suatu proses komunikasi belum berjalan secara efektif.

Efektivitas penyampaian informasi khususnya di Kabupaten Kapuas juga terkendala oleh luasnya wilayah, kebiasaan penduduk terhadap penggunaan tanah masih didominasi corak ahmiah dan tradisional serta penggunaan yang tidak menetap (Bappeda Kalteng, 2000).

Kelancaran proses diseminasi teknologi pertanian dapat dilRkukan

dengan memperbesar kesempatan bagi para petani dalam pertukaran pengalaman serta melibatkan petani daJam proses validasi dan pengadaptasian suatu teknologi secara sistematis. (Rerj'ntjes et al. 1992). Demikian pula halnya masyarakat d i kawasan hutan perlu dilibatkan d a h n proses penciptaan, pengadaptasian, penyempurnaan dan diseminasi teknologi (pertanian, kehutanan dan perkebunan) yang sesuai dengan karakteristik sosial budaya dan kondisi agroklimat daerah.

Komunikasi d a b konteks diseminasi informasi teknologi

secara

interpersonal, kelompok, organisasi atau melalui media massa berperan
(157)

RumusanMarntah

Penyampaian informasi sebagai suatu aspek komunikasi

dalam

upaya peningkatan pengetahuan masyarakat desa hutan tentang

agroforesby dan perladangan berpindah khususnya di Kabupaten Kapuas terkendala oleh luasnya wilayah dan kebiasaan penduduk terhadap penggunaan tanah masih didominasi corak alamiah dan tradisional. Oleh

k a n a itu, untuk mengetahui penyampaian informasi dan metode

komunikasi sebagai suatu aktivitas komunikasi serta pengetahuan tentang

agroforestry dan perladangan berpindah, dinunuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana hubungan karakteristib. masyarakat desa hutan dengan tingkat pengetahuan tentang agroforestry dan perladangan berpindah? 2. Bagaimana hubungan aktivitas komunikasi dengan tingkat pengetahuan

tentang agroforestry dan perladangan berpindah?

3.

Bagaimana

karakteristik masyarakat desa hutan berhubungan dengan aktivitas komunikasi mengenai agroforestry dan perladangan berpindah? .

4. Bagaimana pola p e r t a n d tradisional perladangan berpindah masih d i k k k m masyarakat?

(158)

TuJuan

Penelitian

1. Mengidentifikasi masalah

dan

kmakteristik masyarakat

dan

wilayah. 2. Meneliti aktivitas komunikasi yang nilak.llkRn masyamkat di kawasan

desa hutan Kecamatan

Kurun.

3. Meneliti tingkat pengetahuan rnasyarakat tentang agroforestry dan perladangan berpindah.

4. Menganalisis hubungan karakteristik masyarakat desa hutan dan

aktivitas komunikasi dengan tingkat pengetahuan tentang agroforestq

dan perladangan berpindah.

5. Menerangkan, mengapa sistem perladangan berpindah

-

pola pertanian tradisional masih bertahan

di

Kacamatan Kurun?.

Kegunaan Penelitian

1. Memberikan sumbangan pemikiran untuk mengembangkan studi Komunikasi Pembangumm Pertanian pada aspek komunikasi masyarakat desa hutan tentang pertanian hutan (agroforestry).

2.

BRhRn

kajian

untuk

pembinaan dan pemberdayaan masyarakat dalam

pemanfaatan dan penggunaan

ishRn

usahatani

secara

optimal dari pola berpindah ke pola menetap.

3.

Secara

pragmatis, memberikan informasi bagi peneliti, penyuluh
(159)

TINJAUAN

PUSTAKA

Karakteristik Masyaralcat Desa Hutan

Menurut Shadily dalarn Syani (1995), masyarakat merupakan golongan besar atau kecil dari beberapa manusia. Masyarakat merupakan suatu pergaulan hidup bersama (Taneko, 1993) yang seknjutnya dijelaskan oleh Soekanto dalam Syani (1995) bahwa masyarakat memiliki ciri-ciri pokok, yaitu : 1) manusia yang hidup bersama, 2) bercampur/bergaul selarna jangka waktu cukup lama, 3) adanya kesadaran sebagai satu kesatuan.

Konsepsi masyarakat tidak terlepas dari karakteristjk individu- individu dalam masyarakat sepert. pada aspek kelas-status sosial. Kelas dan status sosial sering d h j u k pada kondisi ekonomi dan sosial seseorang

dalarn kaitannya dengan jabatan (kekuasaan), dan peranan dalam

masyarakat. Pengertian tentang status

ini

dikatakan oleh Sugihen (1997) berhubungan dengan tingkat kedudukan seseorang cialam komunitas

berdasarkan suatu ukuran tertentu yang mencakup tingkat pendapatan, pendidikan, pekerjaan, prestise atau kekuasaan.

Desa-Pedesaan (Desa Hutan)

(160)

sementara) sampai bentuk pemukiman yang paling kompleks dengan pengklasifikasian pra-desa, desa swadaya, desa swakarya dan

desa swasembada (Sugihen, 1997). Desa hutan mengacu pada tipologi dapat dikatakan sebagai pemukiman yang berlokasi di kawasan hutan.

Menurut Syani (1 99 5) selaras dengan Sugihen ( 1997), pengertian desa berhubungan dengan faktor geografis, kesempatan mengembangkan

diri, tingkat pencapaian pendidikan, jenis mata pencaharian/pekerjaan, bentuk keluarga, tip pemukiman. Lebih lanjut Sugihen (1997) mengatakan masyarakat desa memiliki karakteristik tertentu seperti hidup dari berburu, meramu (mengambil, memungut) hasil hutan, mencari ikan, beternak, berkebun dan berladang. Umumnya masyarakat tkggal menetap dan mempunyai sistem dalam bermasyarakat, adat istiadat, orientasi nilai budaya dan mempunyai karakteristik mentalitas khas pedesaan. Masyarakat desa hutan dapat dikatakan sebagai masyarakat dengan karakteristik tertentu yang tinggal di desa di kawasan hutan.

Aktivitao Komunikasi

Pengertian Komunikasi

Komunikasi merupakan usaha untuk membuat satuan sosial dengan men- bahasa atau tanda. Memiliki serangkaian peraturan untuk mencapai tujuan (Cherry dalam Rakhmat, 2000). Sedangkan Theodorson

dalam

Liliweri (1997), menyatakan komunikasi sebagai proses pengalihan informasi dengan menggunakan simbol-simbol tertentu kepada satu orang
(161)

Aktivitas K o m u n h d

Aktivitas komunikasi adalah proses dalarn berkomunikasi yang merupakan semua kegiatan seseorang atau sekelompok orang

untuk

memperoleh informasi. Barlund dalam Liliweri (1994), proses komunikasi dimaksudkan sebagai serial gerakan yang memberi dan menerima pesan yang bermanfaat untuk mencapai tujuan akhir.

Aktivitas komunikasi yang dilakukan seseorang atau kelompok- m a s s akan menentukan efektivitas komunilcasi. Menurut Ahmadi (1982),

aktivitas komunikasi dipengaruhi faktor intern dan ekstern. Dipe jelas oleh Rakhmat (2000), aktivitas komunikasi menunjukkan perilaku komunikan yang dipengaruhi oleh faktor personal dan faktor situasional.

Faktor intern atau faktor personal merupakan faktor yang berpusat pada persona, berupa sikap, instink, kepribadian, sistem kognitif. Faktor intern dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu faktor biologis dan faktor sosiopsikologis. Faktor biologis terlibat dalam seluruh aktivitas manusia dan berpadu dengan faktor sosiopsikologis -at, 2000).

Faktor

(162)

pengertian seseorang untuk melakukan sesuatu. Faktor ini &an mempengaruhi berlangsungnya aktivitas komunikasi yang pada akhirnya akan menentukan berhasil tidaknya (efektif) suatu komunikasi.

Faktor situasional atau Mar ekstern juga mempengaruhi aktivitas komunikasi seseorang sebagai cerminan dari perilaku seseorang. Faktor situasional merupakan aspek yang berasal dari luar pribadi yang berpengaruh terhadap perilaku. Samson dalurn Rakhmat (2000), falctor situasional dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu :1) aspek objektif dari lingkungan seperti geografis, iklim, sosial, temporal, suasana perilaku; 2) lingkungan psikososial seperti iklim organisasi/kelompok; 3) stimuli yang mendorong dan memperteguh perilaku seperti orang lain.

Media Massa

Media merupakan saluran komunikasi yang dari segi sifht dan jangkauannya dibagi atas media individual dan media massa. Media

(163)

Rogers dan Shoemaker (1971),

saluran

media

massa

dimaksudkan sebagai transmisi pesan melalui suatu media seperti

radio,

film, televisi, koran, majalah, dan sebagainya dari seorang atau beberapa orang sebagai sumber kepada banyak orang (massa). Media massa dapat :

1) Menjangkau sejumlah besar audience secara cepat. 2) Membentuk pengetahuan clan menyebarkan informasi. 3) Memimpin kepada perubahan sikap.

Komunikasi massa dapat dibedakan dengan media massa. Komunikasi massa merupakan proses komunikasi yang dhkukan masyarakat atau massa dengan menggunakan media rnassa sebagai

saluran.

Media massa merupakan saluran atau channel komunikasi berupa media yang digunakan oleh massa.

Avery dan McCain dalam Tubbs dan Moss (1996) mengatakan komunikasi

massa

merupakan bentuk komunikasi bermedia dengan aspek: 1) potensi masukan-pesan diindera penerima terbatas; 2) sedikit kontrol atau tidak mempunyai kontrol atas sumber-sumbernya dengan umpan

balk terbatas. Menurut Wright ddam Tubbs dan Moss (1996), komunikasi massa adalah jenis khusus komunikasi sosial yang melibatkan

karakteristik khalayak yang khas. Khalayak di dalam komunikasi

massa

(164)

I d o r m d PernbaPgcuran Marganrkat/Pesan Komunikasi

Informasi

merupakan pesan

yang disampaikan

dalam

proses atau aktivitas komunikasi. Kincaid

dan Schramm

(1 977), informasi adalah setiap ha1 yang membantu dalam menyusun atau menukar pandangan tentang alam kehidupan yang dinyatakan dengan pengertian, gagasan, pemjkiran, atau pengetahuan. Strater dalam Liliweri (1997) mengatakan informasi adalah kegiatan pengumpulan atau pengolahan data sehingga data dapat menghasilkan pengetahuan dan keterangan yang baru.

Informasi yang disampaikan dalam proses komunikasi yang ditujukan untuk pemberdayaan-pembangunan masyarakat hams sesuai dengan karakteristik masyarakat dan wilayah. Komunikasi pembangunan merupakan upaya dan cara, serta teknik penyampaian gagasan dan keterampilan pembangunan yang berasal dari pihak yang memprakarsai pembangunan dan ditujukan kepada masyarakat luas (Nasution, 1996).

Pengetahuan

Pengetahuan adalah semua informasi yang diperoleh seseorang dari

berbagai sumber yang ada disekitarnya. Pesan berupa informasi yang diterima seseorang tersebut menurut Lionberger dan Gwin (1982) sesuai dengan Gonzales dalam

Jahi

(1988) menghasilkan tiga macam efek, yaitu menyangkut kognitif, afektif dan konatif.

Pengetahuan merupakan kemampuan seseorang yang berada pada

(165)

taksonomi tujuan pendidikan kawasan kognitif dengan hierarki selanjutnya adalah c o r n p r e ~ n , aplication, analysis, synthesis dun evaEuation (Bloom dalRm Padmowhnljo, 1994).

Beberapa pengertian yang berhubungan dengan pengetahuan, sebagaimana disebutkan & Ban 8& Hawkins (Terjemahan Herdiasti, 1999) :

1. Pengetahuan dianggap sebagai keterangan dari dunia yang dihuni,

retatif daJam pengertian bahwa pandangan bisa berbeda antar orang

karena adanya perbedaan pengalaman.

2. Pengetahuan khas setempat yang dimifiki oleh masyarakat pedesaan,

berdasarkan pengalaman, meliputi keanekaragaman dan kompleksitas

lokal daripada pengetahuan yang didapat secara

ilmiah.

3. Pengetahuan sebagai suatu sistem dan informasi pertanian. Terjadi

pemanfaatan pengetahuan dan informasi untuk meningkatkan

kesesuaian antara pengetahuan, iingkungan, dan teknologi pertanian. 4. Tingkat pengetahuan adalah pengetahuan seseorang mengenai suatu

keadaan yang dinilai atas dasar jumtah pandangan yang diinghkan. Dimensi dari pengetahuan menurut

No-

dan Takeuchi d a l m

Rinasari (1998) dibedakan dalam dua dimensi, yaitu :

1. Dimensi ontologi,

dimana

pengetahuan diciptaban melalui individu yang ditansformasikan ke kelompok, organisasi

dan

antar

organisasi.

2. Dimensi efistemologi, dibedakan :

(166)

Agroforestry

Agmfo~stry dapat diterjemahkan sebagai pertanian hutan yang

.

.

dmt&an sebagai sistem usahatani atau penggunaan tanah yang mengintegrasikan tanaman pepohonan dengan tanarnan rendah dan atau

ikan pada sebidang tanah yang sama.

De£inisi agroforestry adalah nama bagi sistem-sistem

dan

teknologi penggunaan lahan di

mana

pepohonan berumur panjang dan tanarnan pangan atau pakan ternak berumur pendek diusahakan pada petak lahan

yang sama d a b suatu pengatwan ruang dan waktu (Foresta et al. 2000). Beberapa pengertian agroforestry (pertanian hutan) dari beberapa

ahli sebagaimana terdapat dalam ICRAF (International Council for Research

in Agroforestry) dalam Arsyad, (1989), adalah sebagai berikut :

1. Pertanian hutan adalah sistem penggunaan tanah yang menyediakan baik bahan bakar maupun hasil tanaman pepohonan dan semak atau memberikan kenyamanan lingkungan, yang merupakan pertanaman campuran atau yang tersusun secara spasial dimana tanaman tahunan

berkayu ditanam dengan tanaman semak clan rumput-rumputan. Pertanian hutan bertujuan memRksimumkan penggunaan energi sinar

matahari, meminimumkan eiisiensi p e n m a n air serta

meminirnumkan

aliran

permukaan

dan

erosi (P.A. Hwdey).

2. Pertanian hutan merupakan sistem

penggunaan

lahan

dimana

pepohonan dan tanaman herba ditanam bercampw (Cannel, M.G.R). 3. Pertanian hutan merupahan sistem penanaman pepohonan dan bukan

(167)

Diperjelas oleh Foresta d al. (1997) dalam ICRAF (2000), pengertian

ugroforestry adalah membudidayakan pepohonan di lahan pertanian yang dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

1. Sistem ugroforestry sederhana : sistem perpaduan satu jenis tanaman tahunan dan satu atau beberapa jenis tanaman semusim.

2. Sistem ugroforestry kompleks : sistem pertanian menetap yang berisi banyak jenis

tanaman

(berbasis pohon) yang ditanam oleh penduduk setempat, dengan pola tanam dan ekosistem menyerupai hutan.

Konsep agroforestry sebagai suatu sistem pertanian ditekankan hanya pada sistem usahatani tanaman pangan dan perkebunan yang sifatnya menetap dan terintegrasi dengan pepohonan di kawasan hutan.

Klasifikasi usahatani berdasarkan sistem usahatani dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

1. Usahatani menetap terdiri dari sawah dan usahatani tanaman darat. 2. Usahatani yang tidak menetap berupa perladangan dan usahatani bera.

Penggunaan tanah di KaNmantan Tengah untuk usahatani, rnasi. didominasi corak alamiah dan tradisional yang diklasifikasjkan berdasarkan penggunaannya (Bappeda Kalimantan Tengah, 2000), yaitu :

1. Tanah yang diusahakan menetap seperti : persawahan, kebun

campuran,

dan perkebunan.

2. Tanah yang pen,ggunaannya tidak menetap seperti : perladangan, semak

(168)

PertaPiaP/Perladangan Menetap

Pertanian menetap terdiri atas usahatani sawah dan usahatani tanah darat (Arsyad, 1989). Sawah umumnya terdapat pada daerah datar atau agak datar yang diusahakan

dari

tahun

ke

tahun

untuk penanaman padi pada tempat yang sama. Usahatani tanah darat dapat diklasiiikasikan menurut jenis tanaman yang diusahakan, yaitu :

1. Tanaman semusim disebut sebagai usahatani tegalan, dengan jenis tanaman seperti padi, jagung, ubi kayu, dan sebagainya.

2. Tanaman tahunan disebut sebagai usahatani kebun, dengan jenis

tanaman seperti karet, kopi, lada, dan sebagainya.

Pola pertanian menetap merupakan anjuran untuk perubahan pola pertanian tidak menetap yang lebih berdampak pada perusakan lingkungan. Siklus pemanfaatan lahan pada pertanian tidak menetap dapat digantjkan melalui mtasi dan diversXIbasi tanaman pada pertanian menetap. Selanjutnya Arsyad (1989) menyebutkan terdapat tiga

macam

pertanian menetap bukan sawah, yaitu perkebunan besar, perkebunan

.

kecil, dan tegalan. Perkebunan besar diusahakan pemerintah atau swasta, perkebunan kecil

dan

tegalan diusahakan oleh perorangan. Sebagian besar

jenis tanaman dihas-

dari

perkebunan besar dan kecil, serta sebagian kecil dihasillran dari tegalan dengan komoditas yang diusahakan seperti
(169)

K o n s e m d Kawasan Hutan

Konservasi mengandung pengertian pengawetan, perlindungan dan pelestarian sumberdaya alam tennasuk kehutanan. Undang-undang Republik Indonesia No.41 Tahun 1999 tentang Kehutanan pada pasal 6

ayat 1 menyebutkan hutan mempunyai tiga fungsi, yaitu : b g s i konservasi, fungsi lindung, dan fungsi produksi. Selanjutnya pada p a d 46 dikatakan perlindungan hutan dan konservasi slam bertujuan menjaga hutan, kawasan hutan dan lingkungannya, agar fungsi lindung, fungsi konservasi dan fungsi produksi tercapai secara optimal dan lestari.

Suhendar et al. (1993) menyatakan bahwa konservasi sumberdaya

alam bertujuan melindungi proses ekologi yang menunjang sistem

penyangga kehidupan, mengawetban keanekaragaman jenis dan ekosistem, serta melestarikan pemanfaatan sumberdaya slam. Konservasi pada rehabilitasi lahan dan

tanah

ditujukan untuk memulihkan, meningkatkan dan memper&hankan kondisi lahan sehingga berfungsi secara optimal sebagai unsur produksi, media pengatur

tata

air, dan perlindungan alam lingkungan. Upaya konservasi dititikberatkan pada partisipasi masyarakat

dalam melestarikan

dan

memelihara lahan yang digarap atau dimiliki.

Kerusakan kawasan hutan yang dimanfaatkan

untuk

pertanian

menetap ataupun perladangan berpindah urnurnnya diakibatkan kelalaian manusia dalarn penggunaan

lahan

tanpa memperhatikan konservasi Menurut Iskandar (200 l), kerusakan kawasan hutan disebabkan oleh penebangan hutan secara besar-besaran yang menyebabkan erosi tanah,
(170)

Kerusakan lahan pertanian di kawasan hutan dengan topografi

bergelombang dan kemjringan tinggi, dapat disebabkan oleh erosi. Menurut Arsyad (1983), erosi yang melebihi kapasitas toleransi akan menurunkan tingkat produktivitas tanah akibat hilangnya lapisan olah

tanah

baCrjan atas yang relatif lebih subur (top soil) daripada lapisan tanah yang berada di

bawahnya (sub soil).

Penanggulangan kerusakan lahan dan atau sumberdaya alam pada kawasan hutan dapat dilakukan melalui upaya konservasi kawasan hutan termasuk konservasi tanah dan

air.

Sebagaimana djkatakan Arsyad (1989), pengertian konservasi tanah dan air adalah sebagai berikut :

1. Konservasi tanah diartikan penggunaan setiap bidang

tanah

yang sesuai dengan kemampuan tanah dan memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan. Usaha- usaha konservasi

tanah

ditujukan untuk : 1) mencegah kerusakan

tanah oleh erosi, 2) memperbaiki tanah yang

rusak,

3) memelihara serta meningkatkan produktivitas tanah.

2. Konservasi air adalah penggunaan air yang jatuh ke tanah untuk

pertanian seefisien mungkin, pengaturan waktu aliran sehingga tidab terjadi banjir, dan terdapat cukup air pada waktu musim kemarau.

Pengelolaan dan pemmfhatan kawasan hutan pada aspek

agroforestry dengan memperhatikan tujuan konservasi harus melibatkan peran

serta

masyamkat (selaras dengan Undang-undang Republik Indonesia No.41 Tahun 1999 tentang Kehutanan pada pasal67,68, 69 dan
(171)

1. Melakukan kegiatan pengelolaan hutan berdasarkan hukum adat selama tidak bertentangan dengan undang-undang.

2. Mendapatkan pemberdayaan untuk meningkatkan kesejahteraan.

3. Melabukan pengawasan dan turut serta dalam pelaksanaan pembangunan kehutanan.

4. Keikutsertaan dalam memelihara dan menjaga kawasan hutan.

Oleh karena itu usaha pertanian hutan yang dkkukan oleh masyarakat yang tinggal di kawasan hutan seyogianya memperhatikan dan melaksanakan tujuan-tujuan konservasi kawasan hutan yang termasuk di dalamnya berupa konservasi tanah dan air.

Perla- Berpindah dan Pepgaruhnya

Sistem pertanian ladang merupakan upaya untuk meningkatkan produksi keperluan pangan dan non pangan, yang mana sistem ini telah beradaptasi dan terintegrasi dengan kondisi lokal (Iskandar, 200 1). Sedangkan Arsyad (1989) menyatakan bahwa perladangan dilakukan oleh petani-petani

kecil

pada

tanah-tanah

yang tidak dapat atau belum dijadikan sawah dengan ciri khas merupakan sebidang tanah yang dibersihkan dan diusahakan d i tengah-tengah hutan atau belukar.
(172)

melaksanakan mtasi Jenis tanaman yang diusahakan antara Lain : padi, ubi, sayuran dan jagung. Produktivitas tegalan-ladang secara

umum

masih sangat rendah dalam arti pemanfmtan tanah/ruang belurn optimal.

Perladangan berpindah merupakan usabatani tanaman bahan makanan yang ditanam pada permulaan musim hujan dimana pengelolaan tanah seperti pengolahan tanah, pemupukan dan pencegahan erosi tidak dilakukan. L&an diusahakan dua atau tiga tahun yang kemudian ditinggalkan ke tempat pembukaan baru. Kesuburan tanah diperbaiki

secara

alami

pada ladang yang ditinggalkan setelah 30

-

40 tahun dirnana

lahan tertutup kembali oleh hutan (Arsyad, 1989).

Sistem usahatani dengan perladangan berpindah akan memberikan pengaruh baik pengaruh positip maupun negatif. Menurut Wayne dan Gagne cialam Metzner dan Daldjoeni, (1987), pengaruh atau dampak positip

dari perladangan berpindah :

1. Dapat mengembalikan hara clan organik

tanah

melalui

masa

bera yang

panjang. Sepanjang masa bera, zat hara yang terisap

oleh

tanaman

sebelumnya

akan

pulih kembali lewat tumbuhnya rumput-rumputan. 2. Dapat mengendalikan gulma melalui penanaman tumbuhan berdaun

lebar seperti pisang.

3. Dapat mengurangi serangan hama dan penyakit tanaman melalui diversifikasi tanaman.

4. Juga melalui pembakaran, rotasi, tumpangsari, dan penaungan merupakan tindakan yang bersifat mengurangi kerugian akibat hama

(173)

Dampak negatif dari sistem perladangan berpindah atau pertanian

tidak menetap menurut Arsyad (1989), adalah :

1. Dapat menimbulkan kebakaran hutan sebagai efek dari pembersihan-

pembukaan lahan dengan cara pembakaran.

2. Ladang yang ditinggalkan dapat berubah menjadi padang alang-alang

apabila tidak terjadi pertumbuhan hutan kembali.

3. Ladang hanya dapat dipertahankan kalau kepadatan penduduk masih

memungkinkan.

4. Membomskan penggunaan tanah (luasan tanah) dan merusak tanah.

(174)

Sistem usaha pertanian yang diWmkan masyarakat di kawasan desa hutan Kecamatan Kurun s e w besar berupa sistem perladangan berpindah dan bersifat tradisional. Siklus penggunaan

lahan

pada sistem perladangan berpindah sudah mencapai waktu 2 tahun artinya : setelah

lahan

dimanfaatkan akan ditinggalkan selama 2

tahun

.dan setelah itu

akan dimanfaatkan kembali. Siklus pemanfaatan lahan yang mencapai 2

tahun

dikuatirkan akan merusak ekosistem clan kesuburan l a b secara

alamiah. Pengembangan usahatani dikawasan hutan sebagai suatu

emb ban gun an pertanian dan kehutanan diarahkan pada pola usahatani

dalam konsepsi agroforestry dengan memahami dampak perladangan

berpindah seraya menerapkan konservasi tanah dan air.

Informasi

-

diseminasi teknologi pertanian sebagai suatu aktivitas komunikasi diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan dan merubah sistem penggunaan

lahan

oleh masyarakat sebagai sistem pertanian yang menetap (konsep agroforestry) dengan mengoptirnalkan pemanfaatan lahan.

Prajawahyudo et al. (2000), tujuan akhir

dari

proses alih teknologi adalah

terjadinya perubahan perilaku petani sebagai dampak proses komunikasi dan diseminasi teknologi

Pengembangan pertanian pada konsepsi agroforestry sebagai salah

satu bidang pembangunan masyarakat, juga tidak terlepas dari peranan

(175)

Bentuk-bentuk pembangunan diantaranya penyarnpaian informasi atau pesan-pesan komunikasi melalui media massa dan partisipasi masyarakat

dRlnm

proses diseminasinya. Informasi-informasi yang diterima, diperoleh atau diakses masyarakat khususnya pada masyarakat desa hutan yang bergerak dalam peke jaan usahatani (konsep agroforestry)

diharapkan akan meningkatkan pengetahuan seraya mendinamiskan

dan

menumbuhkan pengertian masyarakat dalam pengelolaan/penggunaan kawasan hutan secara lestari seraya menerapkan konservasi hutan.

Oleh karena itu, diperlukan kajian bagaimana sistem pertanian menetap pada konsep agroforestry dalam suatu aktivitas komunikasi mampu meningkatkan pengetahuan serta bersedia diaplikasikan oleh masyarakat. Pemjkiran yang mendasar adalah mengapa masyarakat di Kecamatan

K m n

bertahan pada penggunaan sistem perladangan berpindah serta alasan-alasan apa yang menyebabkan lestarinya sistem pertanian tradisional tersebut. Pendekatan kajian yang dilakukan khusus pada aspek ilmu komunikasi diharapkan mampu menjawab dan menjadi solusi

untuk

pembangunan pertanian dan kehutanan.
(176)

'

M e r i s t i t r Penoml 1. Umur

2. Pengalaman

3. Pendapatan

4. Luas lahan

5. Sistem usahatani

6. Penerapan teknologi

r

Aktivitao Komunikaaf 1. Keterdedahan pada

media cetak

2. Keterdedahan pada media elektronik (radio dan tv).

3. Kontak personal

I

I)

1. Konsep agroforestry

(pertanian hutan).

1

2. Perladangan berpindah

I

Memperhalikan kerangka pemikiran d i atas, terdapat tiga hipotesa

1. Terdapat hubungan antara karakteristik personal dengan tingkat pengetahuan tentang agroforestry dan perladangan

berpindah.

2. Terdapat hubungan antara aktivitas komunikasi dengan tingkat pengetahuan tentang ugruforestry dan perladangan

berpindah.

(177)

METODOLOG1

PENELITIAN

Desain Penelitian

Penelitian ini dilsksanakan dengan metode survey yang didesain bersifat deskriptif-korelasional serta menggunakan cara wawancara terhadap responden.

Variabel yang diteliti terdiri dari tiga bagian, yaitu :

1. Karakteristik personal meliputi :

umur,

pengalaman, pendapatan, luas

lahan kepem-, sistem usahatani dan penerapan teknologi.

2. Aktivitas komunikasi meliputi : keterdedahan pada media cetak, keterdedahan pada media audio visual dan kontak personal.

3. Tingkat pengetahuan meliputi : pengetahuan tentang agroforestqj dan perladangan berpindah.

Karakteristik personal dan aktivitas komunikasi sebagai variabel bebas, sedangkan tingkat pengetahuan sebagai variabel terikat.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanahn di Kecamatan

Kurun,

Kabupaten Kapuas, Propinsi

Kalimantan

Tengah. Pemilihen lokasi d&kukan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa sebagian besar kawasan K u r u n berupa hutan primer

dan

sekunder serta lahan usahatani berada di kawasan hutan.
(178)

Populasi

Populasi penelitian adalah seluruh anggota masyarakat yang tinggal di kawasan hutan di Kecamatan Kurun, Kabupaten Kapuas, Propinsi Kalimatan Tengah.

Sampel

Penentuan contoh/ sampel populasi atau amatan dilakukan secant

stratified random sampling. Sarnpel distratakan berdasarkan sistem usahatani yang Wukan yang dibagi dalam dua strata yaitu ; usahatani menetap (agroforestq) dan perladangan berpindah. Jumlah sampel yang digunakan sebesar 100 responden yang terdiri dari 50 responden pada

strata agroforestry clan 50 responden pada strata perladangan berpindah ( 50 : 50 ). Dasar penetapan sampel mengacu pada pendapat Bailey dalam Chadwick et.al (1991) jumlah sampel sebesar 30 satuan sebagai jumlah

sampel minimal.

Jumlah sampel yang diambil untuk strata agroforesfq dan

perladangan berpindah adalah berdasarkan jumlah penduduk yang mana

80 %

dari

jumlah penduduk melakukan kegiatan usahatani. Jumlah penduduk Kecmnatan

Kurun

12.130 jiwa dengan usia 1 hingga > 50

tahun.

Populasi yang sesuai

untuk

melakukan usahatani adalah berada pada
(179)

Populasi = Jumlah penduduk

-

jumlah jiwa pada

usia

1

-

10 tahun = 12.130 jiwa

-

2.426 jiwa

= 9.704 jiwa.

Fbpulasi untuk penelitian = 9.704 jiwa

x

80 %

= 7.763 jiwa.

Jumlah -pel = Populasi penelitian

= 88

Jumlah sampel diperbesar menjadi 100 responden.

Populasi pada strata perladangan berpindah adalah sebesar 50 %

dari populasi penelitian dan demkim pula

untuk

populasi pada strata

agmforestry ( terrnasuk menetap), diperoleh masing-masing strata dengan populasi sebesar 3.882 dan 3.88 1 jiwa ( perbandingan 3.882 : 3.88

1).

Dari populasi pada masing-masing strata diperoleh perbandingan

antar strata 1 : 1 atau diperbesar menjadi 50 : 50, karena jumlah sampel

(180)

Peagumpulan Data

Data yang dikumpulkan pada penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung

dari

masyarakat melalui wawancara dan pengisian kuisioner kepada responden, yaitu mengenai karakteristik, aktivitas komunikasi dan tingkat pengetahuan tentang agroforestry d m perladangan berpindah. Data sekunder adalah data sudah jadi atau data rekapitulasi yang diperoleh dari

sumber kedua seperti lembaga terkait yang sifatnya mendukung penelitian.

Instrumentad

Pelaksanaan metode survey menggumkan alat bantu sebagai instrumen berupa kuisioner (Lampiran 1) untuk keperluan pengumpulan data. Kuisioner terdiri atas tiga bagian, yaitu :

1.

Bagian

pertama berisi pertanyaan tentang karakteristik personal. 2. Bagian kedua berisi pertanyaan tentang aktivitas komunikasi.

3.

Bagian

ketiga berisi pertanyaan tentang pengetahuan tentang

agroforestry dan perladangan berphdah.

Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana alat

ukur

mengukur apa yang ingin diukur

(Ancok

dalam Effendi clan Singarimbun, 1989). Validitas diperoleh dengan cara : 1) berdasarkan bimbingan dari komisi pembimbing, 2) menyesuaikan serta memperhatikan literatur, 3) menyesuaikan dan
(181)

Reliabilitas

Reliabilitas instnunen adalah indek yang menunjulckan sejauh

mana

alat pengukur dapat dipemya (Ancok dalam Effendi

dan

Singarimbun, 1989). Cara menguji reliabilitas alat

ukur

(kuisioner) adalah melakukan uji coba kepada masyarakat yang memiliki kedekatan karakteristik atau relati€ sama dengan teknik korelasi produd noment, yaitu melalui pen-skor-an untuk pengukuran pertama dan kedua yang dikorelasikan, dengan rumus :

Keterangan : r : koefisien korelasi atau koefisien keancialan. X : skor total pengukuran pertama.

Y : skor total pengukuran kedua

N : jumlah responden dalam uji coba pengukuran.

Uji kuisioner dilakukan selama dua kali dengan selang waktu 2 hari

kepada 15 orang anggota masyarakat yang melakukan kegiatan usahatani di kawasan hutan di Kecamatan Rungan, Kabupaten Kapuas. 15 orang

ini

tidak menjadi responden untuk pengumpulan data hasil penelitian tetapi memiliki ciri-ciri karakteristik yang relatif sama dengan responden penelitian. Dari uji kuisioner, diperoleh nilai

r

(koefisien korelasi atau koefisien keandalan) sebagai nilai reliabilitas kuisioner sebesar 0,78,
(182)

Analisa Data

Data yang dianaJisis meliputi :

1. Analis hubungan karakteristik personal dengan tingkat pengetahuan tentang agroforestry clan perladangan berpindah.

2. A d i s i s hubungan aktivitas komunikasi dengan tingkat pengetahuan tentang agroforestq dan perladangan berpindah.

3. Analisis hubungan karakteristik personal dengan aktivitas komunikasi. Analisis data rtilshlkRn melalui uji

Chi

Kuadrat, dengan rumus :

Keterangan :

x2

: Chi IS;.udrat

o : nilaiferamati e : nilai hat-apan

Definisi Operasional

1. Karakteristik personal adalah ciri-ciri yang melekat pada seseorang sebagai anggota dalam komunitas desa hutan. Karakteristik yang diteliti meliputi :

a. Umur adaIah usia responden dalem satuan tahun yang dihitung sejak penelitian dilaksanakan dan dibulatkan ke arah tanggal lahir

terdekat. Umur diukur dengan skala interval yang dikelompokkan

(183)

b. Pengalaman adalah

lama

responden melakukan usahatani sistem

agroforestry

dan

tidak menetap yang dinyatakan dalam satuan

tahun. Pengalaman diukur dengan skala

rasio

yang dikelompokkan

dalam tiga kategori. Pengalaman responden dalam berusahatani berkisar antara 2 hingga 33 tahun yang dikelompokkan menjadi < 12 tahun, 12

-

22 tahun, dan > 22 tahun.

c. Pendapatan adalah penghasilan utama responden rata-rata satu

bulan

yang diperoleh dari hasil usahatani yang dinyatakan dan dikonversikan dalam satuan rupiah. Pendapatan diukur dengan skala rasio yang dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu c Rp.500.000, Rp.500.000,- sampai dengan Rp. 1.000.000,-

dan

> Rp. 1.000.000,-.

d. Luas

khan

kepemilikan adalah luas lahan yang dikuasai baik secara

hukum adat maupun yang memiliki surat menyurat

(dan

atau

bersertifi-hasi) yang dimanfaatkan untuk kegiatan usahatani dengan jarak terjauh dari tempat tinggal 5 km. Luas khan dinyatakan

dalam

satuan

ha yang diukur dengan skala rasio. Dikehmpokkrrn menjadi laban sempit dengan kategori S 3 ha dan lahan luas > 3 ha.

e.

Sistem usahatani adalah cara rlalem berusahatani yang dhkukan responden di kawasan desa hutan yang te*

dari

sistem

agrofomtry

dan

sistem perladangan berpindah dengan pola usahatani campuran. Sistem usahatani diukur dengan skala nominal yang kemudian dikategoxikan menjadi sistem

usahatani

(184)

f. Penerapan teknologi adalah jurnlah komponen teknologi usahatani yang dfekukan responden yang meliputi pengohhan tanah,

pemupukan, penggunaan bibit unggul, pengaturan jarak tanam,

penyiangan, pengobatan dan penanganan hasil panen. Penerapan teknologi diukur dengan skala rasio yang dikelompokkan menjadi penerapan teknologi tinggi, sedang dan rendah yang dihitung berdasarkan skor total dari 7 komponen teknologi yang diterapkan. Penerapan teknologi tjnggi memiliki kisaran nilai 17

-

2 1, sedang 12

-

16 dan rendah 7

-

11.

Aktivitas komunikasi adalah proses dalarn berkomunikasi yang merupakan kegiatan responden untuk mencapai atau memperoleh informasi mengenai pertanian menetap (konsep agroforestry),

perladangan berpindah dan konservasi hutan, baik melalui media massa ataupun secara kontak personal. Aktivitas komunikasi yang dilakukan

responden yang diteliti meliputi :

a.

Keterdedahan pada media cetak adalah aktivitas responden untuk

menyimak

atau

mendedah media cetak seperti surat kabar, brosur, leaflet, majalah, dan sebagainya yang dihitung berdasarkan

lama

waktu atau jumlah jam yang dipergunakan selama satu minggu

dalam

satu

bulan terakhir dari saat wawancara, diukur dengan skala rasio dan dikelompokkan menjadi tiga kategori. Variasi alokasi waktu yang dipergunakan responden 0 hingga 14 jamlminggu yang dikelompokkan menjadi 0

-

4 jarnlminggu, 5

-

9 jam/minggu, dan
(185)

b. Keterdedahan pada media audio visual

adalah

aktivitas responden

untuk mendengarkan, menonton, menyimak atau mended& siaran radio dan televisi yang dihitung berdasarkan lama waktu atau jllmlah jam yang dipergunakan selama

satu

hari cialam

satu

bulan

terakhir dari saat wawancara, diukur dengan skala rasio dan dikelompokkan tiga kategori. Keterdedalmn responden pada radio berdasarkan alokasi waktu yang dipergunakan : < 4 jamlhari, 4

-

5 jamlhari, dan 6

-

7 jamlhari dengan waktu mendengarkan pagi, sore dan malam hari. Keterdedahan responden pada televisi berdasarkan alokasi waktu yang dipergunakan untuk menonton : 2

-

3 jamlhari,

4 jamlhari, dan 5 - 6 jamlhari dengan waktu menonton sore dan

malam

hari.

c. Kontak personal adalah kegiatan komunikasi responden secara interpersonal dan berkelompok, yang meliputi kontak terhadap penyuluh, institusi, tokoh masyarakat, anggota masyarakat dan partisipasi sosial. Diukur dengan skala rasio dan dikelompokkan menjadi empat kategori berdasarkan

satuan

kalilbulan selama

satu

bulan terakhir dari saat wawancara

untuk

berhubungan dengan

orang lain, yaitu 0, 1

-

2, 3

-

5,

dan

> 5 kali per bulan.

3. Thgkat Pengetahuan adalah

pemahaman

responden tentang sistem usahatani. Indikator tingkat pengetahuan meliputi :
(186)

b. Tingkat pengetahuan tentang perladangan berpindah adalah

nilai

yang diperoleh responden berdasarkan uji formatif sebagai gam-

pengetahuan atau pemahaman responden tentang sistem usahatani perladangan berpindah.

Pengetahuan tentang agroforesby

dan

perladangan berpindah diukur dengan skala rasio melalui tes formatif melalui pengisian atau mernilih jawaban yang telah disediakan. Dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu pengetahuan tinggi, sedang dan rendah. Tingkat pengetahuan tinggi memiliki kisaran

nilai

17

-

20, sedang 11

-

16 dan rendah 5 10.

4. Masyarakat desa hutan adalah masyarakat yang tinggal di desa dalam kawasan hutan dengan karakteristik masyarakat yang berhubungan dengan faktor geografis, kesempatan untuk mengembangkan diri, tingkat pencapaian pendidikan, jenis mata pencaharian atau pekerjaan,

bentuk keluarga, t i p pemllkiman.

5 . Agroforeslry adalah sistem usahatani tanaman pangan, perkebunan yang sifatnya menetap dan terintegrasi dengan tanaman pohon-pohonan di kawasan hutan.

6. Konservasi hutan adalah pengawetan, perlindungan

dan

pelestarian sumberdaya

IllRm

yang ditujukan untuk memulihkan, meningkatkan

dan

mempertahankan kondisi

khRn

sehingga dapat berfungsi secara optimal sebagai unsur produksi, media pengatur

tata

air,

dan

perlindungan alam lingkungan dengan upaya yang djlakukan

dititikberatkan pada partisipasi masyarakat dalam melestarikan d m

(187)

7. Perladangan berpindah (pertanian tidak menetap) adalah sistem

usahatani tanaman

baha.

makanan

(padi jagung, ubi kayu, dan

sebagainya) yang ditanam clan dilakukan pada permulaan

musim

hujan dimam usaha pengelolaan tanah seperti

Gambar

Tabel 1. Peruntukan usahatani berdasarkan kemiringan lahan
Tabel 2. JumlRh Penduduk Kecamatan Kurun berdasarkan usia dan jenis kelamin, tahun 200 1
Tabel 4. Jumlah saraaa dan prasarana perekonomian di Kecamatan Kurun, tahun 200 1.
Tabel 5. Jumhh sarana playanan masyarakat di Kecamatan Kurun, tahun 2001.
+7

Referensi

Dokumen terkait

 Pandangan ini mempunyai dua asas yaitu pertama, negara dan badan hukum publik lainnya dapat menggunakan peraturan- peraturan dari hukum perdata, seperti peraturan-peraturan dari

Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi , maka manusia dapat menciptakan dan membuat berbagai benda, salah satu cara membuat benda yaitu dengan proses

Instrumen yang digunakan yaitu meteran dan luxmeter dengan teknik pengumpulan data observasi langsung mengenai kondisi lingkungan fisik (penerangan,

Hasil penelitian yang didapatkan bahwa siswa dengan gaya belajar visual memiliki kemampuan proses berpikir konseptual, siswa mampu memahami masalah, merencanakan

Sebuah aset keuangan dihentikan pengakuannya pada saat: (i) hak untuk menerima arus kas dari aset berakhir, atau (ii) Perusahaan dan Entitas Anak mengalihkan hak untuk

2 | Telaah Kohort dalam MTPTRO Presentasi / diskusi kasus sulit oleh tim ahli klinis Tinjauan Kohort Pembahasan per pasien untuk mengetahui hasil pengobatan

Ini menyatakan bahwa suatu negara mempunyai hak untuk menerapkan hukum (pidana) nasionalnya pada pelaku suatu tindak perdana sekalipun dilakukan di luar wilayah negara

Oleh karena itu penelitian ini ditujukan untuk menginvestigasi karakteristik emisi polutan yaitu BC dalam PM2.5 dari pembakaran jerami padi di lapangan dengan jenis varietas