AKTMTAS KOMUNIKASI
DAN
PENGETAHUAN TENTANG
AGROFORESTRY
DAN
PERLADANGAN BERPINDAH :
KAJIAN MASYARAKAT DESA HUTAN
DI KECAMATAN
KURUN,
KABUPATEN KAPUAS
OLEH
:
MARLON
SIAHAAN
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANULN BOGOR
ABSTRAK
MARLON SIAHAAN. Aktivitas Komunikasi dan Pengetahuan Tentang Agroforestry dan Perladangan Berpindah : Kajian Masyarakat Desa Hutan di Kecamatan Kurun, Kabupaten Kapuas. Dibimbing oleh DEDI FARDIAZ, GARDJITO dan FARIDA ROHAJI.
Permasalahan dalam penyebaran informasi teknologi pertanian adalah belum dimanfaatkan dan tidak sampainya informasi kepada petani, serta terbatasnya materi informasi yang tersedia. Aktivitas komunikasi sebagai proses komunjkasi belum berjalan secara efektif
dalam transfer informasi untuk peningkatan pengetahuan masyarakat desa hutan tentang konsep agroforestry dan perladangan berpindah.
Penelitian ini bertujuan : 1) mengidentifikasi masalah dan karakterisasi penduduk dan wilayah, 2) meneliti aktivitas komunilrasi masyarakat, 3) meneliti tingkat pengetahuan tentang agroforestry dan
perladangan berpindah, 4) menganalisis hubungan karakteristik masyarakat desa hutan dan aktivitas komunikasi dengan tingkat pengetahuan. Penelitian ini menggunakan metode survey dengan lokasi ditentukan secara purposive. Penentuan sampel dilakukan secara stratified random sampling yang terdiri dari 50 responden pada strata usahatani sistem agroforestry dan 50 responden pada strata sistem perladangan berpindah.
Hasil penelitian menunjukkan : usia responden antara 28
-
65 tahun termasuk usia produktif dengan pengalaman usahatani kurang dari 12 tahun hingga 22 tahun. Pendapatan responden antara Rp. 400.000 hingga diatas Rp. 1.000.000/bulan.Lahan
usahatani yang dimiliki antara 2 ha hingga lebih dari 3 ha. 73 responden tergolong rendah dalarn penerapan teknologi yang bersumber dari generasi sebelumnya dan bersifat tradisional. Aktivitas komunikasi responden : keterdedahan pada media cetak rendah, keterdedahan terhadap siaran radio <4-
5 jam/hari, keterdedahan terhadap siaran televisi 2-
4jam/ hari, kontak personal rendah kecuali partisipasi sosial. Tingkat pengetahuan responden cukup bagus tentang sistem agroforestry dan sistem perladangan berpindah.
Hasil analisis menunjukkan : 1) Terdapat hubungan antara unsur karakteristik personal (umur
dan
penerapan teknologi) dengan tingkat pengetahuan tentang agroforestry. Seluruh unsur karakteristik tidak berhubungan dengan tingkat pengetahuan tentang perladanganberpindah. 2). Tidak terdapat hubungan antara unsur aktivitas
SURATPERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis saya yang berjudul :
Aktivitas Komunikasi d m Pengetahuan Tentang Agroforestry
dan
Perladangan Berpindah : Kajian Masyarakat Desa Hutan di Kecamatan Kurun, Kabupaten Kapuas, adalah benar-benar merupakan gagasan atau hasil karya saya sendiri yang belum pernah dipublikasiban.Setelah pemekaran wilayah, Kecamatan Kurun sejak September 2002 bukan menjadi bagian Kabupaten Kapuas tetapi menjadi bagian
Kabupaten Gunung Mas, Propinsi Kaknantan Tengah dengan seorang careteker bupati.
Semua data dan informasi yang digunakan telah dinyataJsan
secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.
Bogor, 20 November 2002
n
AKTMTASKOMUNIKASIDANPENGETAHUANTENTANG
AGROFORESTRY DAN PERLADANGAN BERPINDAH :
KAJIAN MASYARAKAT DESA HUTAN
DI KECAMATAN KURUN, KABUPATEN
KAPUAS
OLEH
:
MARLON SlAHAAN
PROGRAM
PASCASARJANA
Nama
NRP
Program Studi
: Aktivitas Komunikasi dan Pengetahuan Tentang Agroforestry dan Perladangan Berpindah : Kajian Masyarakat Desa Hutan Di Kecamatan Kurun, Kabupaten Kapuas
: Marlon Siahaan
: Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan
Menyetujui :
1. Komisi Pembimbing,
Dr. Ir. Dedi Fardiaz, M,Sc. Ketua
1k
Gardiito. M.Sc AnggotaDra. ~ a r i c b Rohaii, MS
Mengetahui :
2. Ketua Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan
Penulis dilahirkan di Palangkaraya, Propinsi Kalimantan Tengah, pada tanggal 11 Agustus 1966 dari ayah bernama Richard Siahaan dan ibu Ambon Usup. Penulis merupakan anak pertama dari lima bersaudara. Menikah dengan Repeliaty pada tahun 1996 dan dikaruniai seorang putra bernama Timothy Uriel Pelmar Siahaan.
Tahun 1991 menyelesaikan pendidikan @aria (Sl) pada Fakultas Perikanan, Jurusan Pengolahan Hasil Perikanan, Universitas Lambung Mangkurat. Pada tahun 2000, penulis melanjutkan pendidikan pada
Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan, Program
Pascawam Institut pertanian Bogor.
PRAKATA
Puji dan syukur kepada Tuhan, karena atas kemurahan-Nya, penulis dimampukan untuk merampungkan penulisan Tesis
ini
Terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada Prof. Dr. Ir. Dedi Fardiaz, M.Sc selaku ketua komisi pembimbing dan kepada anggota komisi pembimbing: Ir. Gardjito, M.Sc dan Dra. Farida Rohaji, MS yang dengan sabar telah memberi bimbingan, perhatian, dorongan serta saran selama penulis menyiapkan dan melaksanakan penelitian hingga penyelesaian Tesis ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ir. Aida Vitayala
S. Hubeis, Ketua Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertaniaa dan Pedesaan (KMP), Program Pascasajana Institut Perkmian Bogor beserta seluruh dosen staf pengajar pada program studi KMP, atas segala didikan dan saran yang membantu kelancaran pendidikan penulis.
Ucapan terima kasih juga disarnpaikan kepada Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian yang telah memberikan beasiswa PAATP. Bantuan ini sangat bermakna sehingga memungkinkan penulis melanjutkan pendidikan hingga menyelesaikannya dengan baik.
Terima kasih penulis ucapkan kepada :
-
Pimpinan beserta seluruh karyawan Balai Pengkajian TeknologiPertanian Palangkaraya.
-
Bapak Camat Kurun, Kabupaten Gunung Mas-
Bapak Mantan, saudara Kema clan Saudara Ami Hewu yang sangat-
Rekan-rekan mahasiswa Komunikasi Pembangunan Pertanian clanPedesaan angkatan 2000, atas ke jasarna, diskusi
dan saran-saran
yangmen&
dan berharga. Kebahagiaan angkatan 2000 adalahkebahagiaan penulis juga. Serta kepada semua pihak yang yang tidak sempat disebutkan satu persatu.
Kepada papa Richard Siahaan dan mama Ambon Usup, bapak mertua Asmail Ucil Rentak dan ibu mertua Unie
dan
seluruh keluarga yang penulis honnati dan kasihi, yang penuh perhatian, setia serta memberikan semangat, dorongan dan bantuan yang tidak kmilai Penulis hanya mampu menyampaikan terima kasih.Secara khusus penulis sangat berterima kasih dan penghargaan yang tulus dan penuh kasih kepada isteriku Repeliaty atas segala pengorbanan, pengertian, kesetiaan dan dorongan yang memampukan penulis menyelesaikan tulisan ini. Kepada putraku Timothy Uriel Pelmar
Siahaan, yang sangat kukasihi, kucintai d m terabaikan oleh papa selama papa menyelesaikan pendidikan yang dengan kerinduan menanti kedatangan papa he rumah, papa sangat berterima kasih.
Biarhh Tuhan yang penuh karya dan kebaikan akan membalas semua kebaikan, bantuan, dan semangat yang telah Bapak, Ibu, Saudara
berikan kepada penulis. Kiranya Tesis ini bermakna bagi kehidupan.
ABSTRAK
...
ii...
SURAT PERNYATAAN iii
FUWAYAT HIDUP
...
vi...
PRAKATA vii
DAFTAR IS1
...
ix...
DAFTAR TABEL xi
...
DAFTAR LAMPIRAN xiii
PENDAHULUAN
...
1...
Latar Belakang 1
...
Rumusan Masalah 3
...
Tujuan Penelitian 4
...
Kegunaan Penelitian 4
TINJAUANPUSTAKA
...
5 Karakteristik Masyarakat Desa Hutan...
5...
Aktivitas Komunikasi 6
...
Pengetahuan 10
...
Agroforestry 12
...
Perladangan Berpindah dan Pengaruhnya 17
...
METODOLOGI PENELITIAN...
DesaLn Penelitian...
Lokasi dan Waktu PenelitianPopulasi
...
...
Sampel...
Pengumpulan Data...
InstrumentasiValiditas
...
...
ReliabilitasAmilia Data
...
...
Definisi OperasionalGAMBARAN UMUM KECAMATAN KURUN
...
34...
Letak dan Luas Wilayah 34
...
Topografi. Kelerengan. Iklim dan Jenis Tanah 34Jumlah Penduduk dan Kepemilikan
Lahan
...
37SosialEkonomi
...
38...
Sarana dan Prasarana 40
...
HASIL DAN PEMBAHASAN
...
Karakteristik Personal...
Aktivitas Komunikasi Responden...
Tingkat Pengetahuan Responden...
Hubungan Karakteristik Personal dengan Tingkat Pengetahuan....
Hubungan
Antara
Karakteristik Personal denganTingkat Pengetahuan Tentang Agroforestry
...
Hubungan Antara Karakteristik Personal denganTingkat Pengetahuan Tentang Perladangan Berpindah
...
Hubungan Aktivitas Komunikasi dengan Tingkat Pengetahuan....
Hubungan Antara Aktivitas Komunikasi dengan
Tingkat Pengetahuan Tentang Agroforestry
...
Hubungan Antara Aktivitas Komunikasi denganTingkat Pengetahuan Tentang Perladangan Berpindah
...
Hubungan Karakteristik Personal dengan Aktivitas Komunikasi...
Hubungan Antara Karakteristik Personal dengan
...
Keterdedahan Pada Media CetakHubungan Antara Karakteristik Personal dengan
...
Keterdedahan Pada Media Elektronik (Radio dan Televisi) Hubungan Antara Karakteristik Personal dengan...
Kontak Personal....
Dampak Aktivitas Komunikasi Terhadap Tingkat PengetahuanKESIMPULAN DAN SARAN
...
...
KesimpulanPeruntukan usahatani berdasarkan kemiringan lahan
...
35Jumlah
Penduduk Kecamatan Kurun berdasarkanusia dan jenis kelamin. tahun 2001
...
37Jumlah Penduduk Kecamatan
Kurun
berdasarkanTingkat pendidikan. tahun 200 1
...
37 Jumlah sarana dan prasarana perekonorniandi Kecamatan Kurun. tahun 200 1
...
40 Jumlah sarana pelayanan masyarakatdi Kecamatan Kurun. tahun 200 1
...
41 Pola alokasi tenaga kerja pertanian di Kecamatan Kurun...
43 Distribusi responden berdasarkan umur...
46 Distribusi responden berdasarkan pengalaman...
47 Distribusi responden berdasarkan pendapatan...
48...
Distribusi responden berdasarkan luas lahan 49
...
Distribusi responden berdasarkan penerapan teknologi 50 Distribusi responden berdasarkan keterdedahan
pada media cetak
...
51 Distribusi responden berdasarkan lama mendengarkansiaran radio
...
51 Distribusi responden berdasarkan waktu mendengarkansiaran radio
...
52 Distribusi responden berdasarkan lama menontonsiaran televisi
...
53 Distribusi responden berdasarkan waktu menontonsiaran televisi
...
53 Distribusi responden berdasarkan waktumenggunakan vcd
...
54 Distribusi responden berdasarkan kontak dengan...
.
19. Distribusi responden berdasarkan kontak dengan institusi.. 56
20. Distribusi responden berdasarkan kontak dengan
...
tokoh masyarakat. 56
2 1. Distribusi responden berdasarkan kontak dengan
...
anggota masyarakat. 57
...
22. Distribusi responden berdasarkan partisipasi sosial 58 23. Distri'busi responden berdasarkan
...
tingkat pengetahuan tentang agroforestry 60
24. Distribusi responden berdasarkan
tingkat pengetahuan tentang pertanian tidak menetap..
...
61 25.Hubungan
karakteristik personal dengan...
tingkat pengetahuan.. 6 2
26. Hubungan aktivitas komunikasi responden dengan
tingkat pengetahuan..
...
65 27. Hubungan karakteristik personal dengan...
1. Kuisioner dan Test Formatif
Aktivitas Komunikasi dan Pengetahuan tentang Agroforestxy dan Perhdangan Berpindah : Kajian Masyarakat Desa
Hutan di Kecamatan Kurun, Kabupaten Kapuas
...
97PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kecamatan Kurun merupakan salah satu bagian dari wilayah Kabupaten Kapuas, Propinsi Kalimantan Tengah dengan luas 84.200 ha yang berpotensi sebagai kawasan pengembangan pertanian. Sebagian besar dari luas
lahan
merupakan lahan kering berupa kebun, ladanglhuma dan hutan (Monograii Kecamatan Kurun, 2000).Sistem pertanian yang dilakukan masyarakat kawasan desa hutan di Kecamatan Kurun sebagian besar merupakan perladangan berpindah dengan siklus pemanfaatan lahan mencapai 2 tahun sejak 5 tahun terakhir hingga saat ini. Masyarakat sebagai komunitas yang tinggal di kawasan hutan, selain berusaha tanaman pangan dan perkebunan juga melakukan :
1) pencarian hasil hutan seperti kayu, damar, rotan dan getah nyatuh; 2) penambangan emas. Pembangunan masyarakat yang berdomisili di kawasan hutan sebaiknya diarahkan pada pengembangan pengetahuan dan keterampilan dalam penggunaan lahan d m pemanfaatan hasil alarn.
Pengembangan sektor pertanian di Kalimantan Tengah terkendala rendahnya adopsi teknologi oleh petani yang dipengaruhi banyak faktor
Permasalahan yang dihadapi khususnya dalam penyebaran inforrnasi teknologi pertanian adalah belum d i m e t k a n n y a clan
tidak
sampainya IITEK kepada petani. Diseminasi hasil-hasil penelitian dan pengkajian sebagai bahan informasi teknologi pertanian menghadapi kendala yaitu terbatasnya jumlah materi teknologi dan efektivitas penyampaiannya kepada pengguna (BPTP Palangkaraya, 199 7). Keadaan ini menggambarkan aktivitas komunikasi sebagai suatu proses komunikasi belum berjalan secara efektif.
Efektivitas penyampaian informasi khususnya di Kabupaten Kapuas juga terkendala oleh luasnya wilayah, kebiasaan penduduk terhadap penggunaan tanah masih didominasi corak ahmiah dan tradisional serta penggunaan yang tidak menetap (Bappeda Kalteng, 2000).
Kelancaran proses diseminasi teknologi pertanian dapat dilRkukan
dengan memperbesar kesempatan bagi para petani dalam pertukaran pengalaman serta melibatkan petani daJam proses validasi dan pengadaptasian suatu teknologi secara sistematis. (Rerj'ntjes et al. 1992). Demikian pula halnya masyarakat d i kawasan hutan perlu dilibatkan d a h n proses penciptaan, pengadaptasian, penyempurnaan dan diseminasi teknologi (pertanian, kehutanan dan perkebunan) yang sesuai dengan karakteristik sosial budaya dan kondisi agroklimat daerah.
Komunikasi d a b konteks diseminasi informasi teknologi
secara
interpersonal, kelompok, organisasi atau melalui media massa berperanRumusanMarntah
Penyampaian informasi sebagai suatu aspek komunikasi
dalam
upaya peningkatan pengetahuan masyarakat desa hutan tentang
agroforesby dan perladangan berpindah khususnya di Kabupaten Kapuas terkendala oleh luasnya wilayah dan kebiasaan penduduk terhadap penggunaan tanah masih didominasi corak alamiah dan tradisional. Oleh
k a n a itu, untuk mengetahui penyampaian informasi dan metode
komunikasi sebagai suatu aktivitas komunikasi serta pengetahuan tentang
agroforestry dan perladangan berpindah, dinunuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana hubungan karakteristib. masyarakat desa hutan dengan tingkat pengetahuan tentang agroforestry dan perladangan berpindah? 2. Bagaimana hubungan aktivitas komunikasi dengan tingkat pengetahuan
tentang agroforestry dan perladangan berpindah?
3.
Bagaimana
karakteristik masyarakat desa hutan berhubungan dengan aktivitas komunikasi mengenai agroforestry dan perladangan berpindah? .4. Bagaimana pola p e r t a n d tradisional perladangan berpindah masih d i k k k m masyarakat?
TuJuan
Penelitian1. Mengidentifikasi masalah
dan
kmakteristik masyarakatdan
wilayah. 2. Meneliti aktivitas komunikasi yang nilak.llkRn masyamkat di kawasandesa hutan Kecamatan
Kurun.
3. Meneliti tingkat pengetahuan rnasyarakat tentang agroforestry dan perladangan berpindah.
4. Menganalisis hubungan karakteristik masyarakat desa hutan dan
aktivitas komunikasi dengan tingkat pengetahuan tentang agroforestq
dan perladangan berpindah.
5. Menerangkan, mengapa sistem perladangan berpindah
-
pola pertanian tradisional masih bertahandi
Kacamatan Kurun?.Kegunaan Penelitian
1. Memberikan sumbangan pemikiran untuk mengembangkan studi Komunikasi Pembangumm Pertanian pada aspek komunikasi masyarakat desa hutan tentang pertanian hutan (agroforestry).
2.
BRhRn
kajianuntuk
pembinaan dan pemberdayaan masyarakat dalampemanfaatan dan penggunaan
ishRn
usahatanisecara
optimal dari pola berpindah ke pola menetap.3.
Secara
pragmatis, memberikan informasi bagi peneliti, penyuluhTINJAUAN
PUSTAKA
Karakteristik Masyaralcat Desa Hutan
Menurut Shadily dalarn Syani (1995), masyarakat merupakan golongan besar atau kecil dari beberapa manusia. Masyarakat merupakan suatu pergaulan hidup bersama (Taneko, 1993) yang seknjutnya dijelaskan oleh Soekanto dalam Syani (1995) bahwa masyarakat memiliki ciri-ciri pokok, yaitu : 1) manusia yang hidup bersama, 2) bercampur/bergaul selarna jangka waktu cukup lama, 3) adanya kesadaran sebagai satu kesatuan.
Konsepsi masyarakat tidak terlepas dari karakteristjk individu- individu dalam masyarakat sepert. pada aspek kelas-status sosial. Kelas dan status sosial sering d h j u k pada kondisi ekonomi dan sosial seseorang
dalarn kaitannya dengan jabatan (kekuasaan), dan peranan dalam
masyarakat. Pengertian tentang status
ini
dikatakan oleh Sugihen (1997) berhubungan dengan tingkat kedudukan seseorang cialam komunitasberdasarkan suatu ukuran tertentu yang mencakup tingkat pendapatan, pendidikan, pekerjaan, prestise atau kekuasaan.
Desa-Pedesaan (Desa Hutan)
sementara) sampai bentuk pemukiman yang paling kompleks dengan pengklasifikasian pra-desa, desa swadaya, desa swakarya dan
desa swasembada (Sugihen, 1997). Desa hutan mengacu pada tipologi dapat dikatakan sebagai pemukiman yang berlokasi di kawasan hutan.
Menurut Syani (1 99 5) selaras dengan Sugihen ( 1997), pengertian desa berhubungan dengan faktor geografis, kesempatan mengembangkan
diri, tingkat pencapaian pendidikan, jenis mata pencaharian/pekerjaan, bentuk keluarga, tip pemukiman. Lebih lanjut Sugihen (1997) mengatakan masyarakat desa memiliki karakteristik tertentu seperti hidup dari berburu, meramu (mengambil, memungut) hasil hutan, mencari ikan, beternak, berkebun dan berladang. Umumnya masyarakat tkggal menetap dan mempunyai sistem dalam bermasyarakat, adat istiadat, orientasi nilai budaya dan mempunyai karakteristik mentalitas khas pedesaan. Masyarakat desa hutan dapat dikatakan sebagai masyarakat dengan karakteristik tertentu yang tinggal di desa di kawasan hutan.
Aktivitao Komunikasi
Pengertian Komunikasi
Komunikasi merupakan usaha untuk membuat satuan sosial dengan men- bahasa atau tanda. Memiliki serangkaian peraturan untuk mencapai tujuan (Cherry dalam Rakhmat, 2000). Sedangkan Theodorson
dalam
Liliweri (1997), menyatakan komunikasi sebagai proses pengalihan informasi dengan menggunakan simbol-simbol tertentu kepada satu orangAktivitas K o m u n h d
Aktivitas komunikasi adalah proses dalarn berkomunikasi yang merupakan semua kegiatan seseorang atau sekelompok orang
untuk
memperoleh informasi. Barlund dalam Liliweri (1994), proses komunikasi dimaksudkan sebagai serial gerakan yang memberi dan menerima pesan yang bermanfaat untuk mencapai tujuan akhir.
Aktivitas komunikasi yang dilakukan seseorang atau kelompok- m a s s akan menentukan efektivitas komunilcasi. Menurut Ahmadi (1982),
aktivitas komunikasi dipengaruhi faktor intern dan ekstern. Dipe jelas oleh Rakhmat (2000), aktivitas komunikasi menunjukkan perilaku komunikan yang dipengaruhi oleh faktor personal dan faktor situasional.
Faktor intern atau faktor personal merupakan faktor yang berpusat pada persona, berupa sikap, instink, kepribadian, sistem kognitif. Faktor intern dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu faktor biologis dan faktor sosiopsikologis. Faktor biologis terlibat dalam seluruh aktivitas manusia dan berpadu dengan faktor sosiopsikologis -at, 2000).
Faktor
pengertian seseorang untuk melakukan sesuatu. Faktor ini &an mempengaruhi berlangsungnya aktivitas komunikasi yang pada akhirnya akan menentukan berhasil tidaknya (efektif) suatu komunikasi.
Faktor situasional atau Mar ekstern juga mempengaruhi aktivitas komunikasi seseorang sebagai cerminan dari perilaku seseorang. Faktor situasional merupakan aspek yang berasal dari luar pribadi yang berpengaruh terhadap perilaku. Samson dalurn Rakhmat (2000), falctor situasional dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu :1) aspek objektif dari lingkungan seperti geografis, iklim, sosial, temporal, suasana perilaku; 2) lingkungan psikososial seperti iklim organisasi/kelompok; 3) stimuli yang mendorong dan memperteguh perilaku seperti orang lain.
Media Massa
Media merupakan saluran komunikasi yang dari segi sifht dan jangkauannya dibagi atas media individual dan media massa. Media
Rogers dan Shoemaker (1971),
saluran
mediamassa
dimaksudkan sebagai transmisi pesan melalui suatu media sepertiradio,
film, televisi, koran, majalah, dan sebagainya dari seorang atau beberapa orang sebagai sumber kepada banyak orang (massa). Media massa dapat :1) Menjangkau sejumlah besar audience secara cepat. 2) Membentuk pengetahuan clan menyebarkan informasi. 3) Memimpin kepada perubahan sikap.
Komunikasi massa dapat dibedakan dengan media massa. Komunikasi massa merupakan proses komunikasi yang dhkukan masyarakat atau massa dengan menggunakan media rnassa sebagai
saluran.
Media massa merupakan saluran atau channel komunikasi berupa media yang digunakan oleh massa.Avery dan McCain dalam Tubbs dan Moss (1996) mengatakan komunikasi
massa
merupakan bentuk komunikasi bermedia dengan aspek: 1) potensi masukan-pesan diindera penerima terbatas; 2) sedikit kontrol atau tidak mempunyai kontrol atas sumber-sumbernya dengan umpanbalk terbatas. Menurut Wright ddam Tubbs dan Moss (1996), komunikasi massa adalah jenis khusus komunikasi sosial yang melibatkan
karakteristik khalayak yang khas. Khalayak di dalam komunikasi
massa
I d o r m d PernbaPgcuran Marganrkat/Pesan Komunikasi
Informasi
merupakan pesan
yang disampaikandalam
proses atau aktivitas komunikasi. Kincaiddan Schramm
(1 977), informasi adalah setiap ha1 yang membantu dalam menyusun atau menukar pandangan tentang alam kehidupan yang dinyatakan dengan pengertian, gagasan, pemjkiran, atau pengetahuan. Strater dalam Liliweri (1997) mengatakan informasi adalah kegiatan pengumpulan atau pengolahan data sehingga data dapat menghasilkan pengetahuan dan keterangan yang baru.Informasi yang disampaikan dalam proses komunikasi yang ditujukan untuk pemberdayaan-pembangunan masyarakat hams sesuai dengan karakteristik masyarakat dan wilayah. Komunikasi pembangunan merupakan upaya dan cara, serta teknik penyampaian gagasan dan keterampilan pembangunan yang berasal dari pihak yang memprakarsai pembangunan dan ditujukan kepada masyarakat luas (Nasution, 1996).
Pengetahuan
Pengetahuan adalah semua informasi yang diperoleh seseorang dari
berbagai sumber yang ada disekitarnya. Pesan berupa informasi yang diterima seseorang tersebut menurut Lionberger dan Gwin (1982) sesuai dengan Gonzales dalam
Jahi
(1988) menghasilkan tiga macam efek, yaitu menyangkut kognitif, afektif dan konatif.Pengetahuan merupakan kemampuan seseorang yang berada pada
taksonomi tujuan pendidikan kawasan kognitif dengan hierarki selanjutnya adalah c o r n p r e ~ n , aplication, analysis, synthesis dun evaEuation (Bloom dalRm Padmowhnljo, 1994).
Beberapa pengertian yang berhubungan dengan pengetahuan, sebagaimana disebutkan & Ban 8& Hawkins (Terjemahan Herdiasti, 1999) :
1. Pengetahuan dianggap sebagai keterangan dari dunia yang dihuni,
retatif daJam pengertian bahwa pandangan bisa berbeda antar orang
karena adanya perbedaan pengalaman.
2. Pengetahuan khas setempat yang dimifiki oleh masyarakat pedesaan,
berdasarkan pengalaman, meliputi keanekaragaman dan kompleksitas
lokal daripada pengetahuan yang didapat secara
ilmiah.
3. Pengetahuan sebagai suatu sistem dan informasi pertanian. Terjadi
pemanfaatan pengetahuan dan informasi untuk meningkatkan
kesesuaian antara pengetahuan, iingkungan, dan teknologi pertanian. 4. Tingkat pengetahuan adalah pengetahuan seseorang mengenai suatu
keadaan yang dinilai atas dasar jumtah pandangan yang diinghkan. Dimensi dari pengetahuan menurut
No-
dan Takeuchi d a l mRinasari (1998) dibedakan dalam dua dimensi, yaitu :
1. Dimensi ontologi,
dimana
pengetahuan diciptaban melalui individu yang ditansformasikan ke kelompok, organisasidan
antar
organisasi.2. Dimensi efistemologi, dibedakan :
Agroforestry
Agmfo~stry dapat diterjemahkan sebagai pertanian hutan yang
.
.
dmt&an sebagai sistem usahatani atau penggunaan tanah yang mengintegrasikan tanaman pepohonan dengan tanarnan rendah dan atau
ikan pada sebidang tanah yang sama.
De£inisi agroforestry adalah nama bagi sistem-sistem
dan
teknologi penggunaan lahan dimana
pepohonan berumur panjang dan tanarnan pangan atau pakan ternak berumur pendek diusahakan pada petak lahanyang sama d a b suatu pengatwan ruang dan waktu (Foresta et al. 2000). Beberapa pengertian agroforestry (pertanian hutan) dari beberapa
ahli sebagaimana terdapat dalam ICRAF (International Council for Research
in Agroforestry) dalam Arsyad, (1989), adalah sebagai berikut :
1. Pertanian hutan adalah sistem penggunaan tanah yang menyediakan baik bahan bakar maupun hasil tanaman pepohonan dan semak atau memberikan kenyamanan lingkungan, yang merupakan pertanaman campuran atau yang tersusun secara spasial dimana tanaman tahunan
berkayu ditanam dengan tanaman semak clan rumput-rumputan. Pertanian hutan bertujuan memRksimumkan penggunaan energi sinar
matahari, meminimumkan eiisiensi p e n m a n air serta
meminirnumkan
aliran
permukaan
dan
erosi (P.A. Hwdey).2. Pertanian hutan merupakan sistem
penggunaan
lahan
dimanapepohonan dan tanaman herba ditanam bercampw (Cannel, M.G.R). 3. Pertanian hutan merupahan sistem penanaman pepohonan dan bukan
Diperjelas oleh Foresta d al. (1997) dalam ICRAF (2000), pengertian
ugroforestry adalah membudidayakan pepohonan di lahan pertanian yang dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
1. Sistem ugroforestry sederhana : sistem perpaduan satu jenis tanaman tahunan dan satu atau beberapa jenis tanaman semusim.
2. Sistem ugroforestry kompleks : sistem pertanian menetap yang berisi banyak jenis
tanaman
(berbasis pohon) yang ditanam oleh penduduk setempat, dengan pola tanam dan ekosistem menyerupai hutan.Konsep agroforestry sebagai suatu sistem pertanian ditekankan hanya pada sistem usahatani tanaman pangan dan perkebunan yang sifatnya menetap dan terintegrasi dengan pepohonan di kawasan hutan.
Klasifikasi usahatani berdasarkan sistem usahatani dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
1. Usahatani menetap terdiri dari sawah dan usahatani tanaman darat. 2. Usahatani yang tidak menetap berupa perladangan dan usahatani bera.
Penggunaan tanah di KaNmantan Tengah untuk usahatani, rnasi. didominasi corak alamiah dan tradisional yang diklasifikasjkan berdasarkan penggunaannya (Bappeda Kalimantan Tengah, 2000), yaitu :
1. Tanah yang diusahakan menetap seperti : persawahan, kebun
campuran,
dan perkebunan.2. Tanah yang pen,ggunaannya tidak menetap seperti : perladangan, semak
PertaPiaP/Perladangan Menetap
Pertanian menetap terdiri atas usahatani sawah dan usahatani tanah darat (Arsyad, 1989). Sawah umumnya terdapat pada daerah datar atau agak datar yang diusahakan
dari
tahunke
tahun
untuk penanaman padi pada tempat yang sama. Usahatani tanah darat dapat diklasiiikasikan menurut jenis tanaman yang diusahakan, yaitu :1. Tanaman semusim disebut sebagai usahatani tegalan, dengan jenis tanaman seperti padi, jagung, ubi kayu, dan sebagainya.
2. Tanaman tahunan disebut sebagai usahatani kebun, dengan jenis
tanaman seperti karet, kopi, lada, dan sebagainya.
Pola pertanian menetap merupakan anjuran untuk perubahan pola pertanian tidak menetap yang lebih berdampak pada perusakan lingkungan. Siklus pemanfaatan lahan pada pertanian tidak menetap dapat digantjkan melalui mtasi dan diversXIbasi tanaman pada pertanian menetap. Selanjutnya Arsyad (1989) menyebutkan terdapat tiga
macam
pertanian menetap bukan sawah, yaitu perkebunan besar, perkebunan.
kecil, dan tegalan. Perkebunan besar diusahakan pemerintah atau swasta, perkebunan kecildan
tegalan diusahakan oleh perorangan. Sebagian besarjenis tanaman dihas-
dari
perkebunan besar dan kecil, serta sebagian kecil dihasillran dari tegalan dengan komoditas yang diusahakan sepertiK o n s e m d Kawasan Hutan
Konservasi mengandung pengertian pengawetan, perlindungan dan pelestarian sumberdaya alam tennasuk kehutanan. Undang-undang Republik Indonesia No.41 Tahun 1999 tentang Kehutanan pada pasal 6
ayat 1 menyebutkan hutan mempunyai tiga fungsi, yaitu : b g s i konservasi, fungsi lindung, dan fungsi produksi. Selanjutnya pada p a d 46 dikatakan perlindungan hutan dan konservasi slam bertujuan menjaga hutan, kawasan hutan dan lingkungannya, agar fungsi lindung, fungsi konservasi dan fungsi produksi tercapai secara optimal dan lestari.
Suhendar et al. (1993) menyatakan bahwa konservasi sumberdaya
alam bertujuan melindungi proses ekologi yang menunjang sistem
penyangga kehidupan, mengawetban keanekaragaman jenis dan ekosistem, serta melestarikan pemanfaatan sumberdaya slam. Konservasi pada rehabilitasi lahan dan
tanah
ditujukan untuk memulihkan, meningkatkan dan memper&hankan kondisi lahan sehingga berfungsi secara optimal sebagai unsur produksi, media pengaturtata
air, dan perlindungan alam lingkungan. Upaya konservasi dititikberatkan pada partisipasi masyarakatdalam melestarikan
dan
memelihara lahan yang digarap atau dimiliki.Kerusakan kawasan hutan yang dimanfaatkan
untuk
pertanianmenetap ataupun perladangan berpindah urnurnnya diakibatkan kelalaian manusia dalarn penggunaan
lahan
tanpa memperhatikan konservasi Menurut Iskandar (200 l), kerusakan kawasan hutan disebabkan oleh penebangan hutan secara besar-besaran yang menyebabkan erosi tanah,Kerusakan lahan pertanian di kawasan hutan dengan topografi
bergelombang dan kemjringan tinggi, dapat disebabkan oleh erosi. Menurut Arsyad (1983), erosi yang melebihi kapasitas toleransi akan menurunkan tingkat produktivitas tanah akibat hilangnya lapisan olah
tanah
baCrjan atas yang relatif lebih subur (top soil) daripada lapisan tanah yang berada dibawahnya (sub soil).
Penanggulangan kerusakan lahan dan atau sumberdaya alam pada kawasan hutan dapat dilakukan melalui upaya konservasi kawasan hutan termasuk konservasi tanah dan
air.
Sebagaimana djkatakan Arsyad (1989), pengertian konservasi tanah dan air adalah sebagai berikut :1. Konservasi tanah diartikan penggunaan setiap bidang
tanah
yang sesuai dengan kemampuan tanah dan memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan. Usaha- usaha konservasitanah
ditujukan untuk : 1) mencegah kerusakantanah oleh erosi, 2) memperbaiki tanah yang
rusak,
3) memelihara serta meningkatkan produktivitas tanah.2. Konservasi air adalah penggunaan air yang jatuh ke tanah untuk
pertanian seefisien mungkin, pengaturan waktu aliran sehingga tidab terjadi banjir, dan terdapat cukup air pada waktu musim kemarau.
Pengelolaan dan pemmfhatan kawasan hutan pada aspek
agroforestry dengan memperhatikan tujuan konservasi harus melibatkan peran
serta
masyamkat (selaras dengan Undang-undang Republik Indonesia No.41 Tahun 1999 tentang Kehutanan pada pasal67,68, 69 dan1. Melakukan kegiatan pengelolaan hutan berdasarkan hukum adat selama tidak bertentangan dengan undang-undang.
2. Mendapatkan pemberdayaan untuk meningkatkan kesejahteraan.
3. Melabukan pengawasan dan turut serta dalam pelaksanaan pembangunan kehutanan.
4. Keikutsertaan dalam memelihara dan menjaga kawasan hutan.
Oleh karena itu usaha pertanian hutan yang dkkukan oleh masyarakat yang tinggal di kawasan hutan seyogianya memperhatikan dan melaksanakan tujuan-tujuan konservasi kawasan hutan yang termasuk di dalamnya berupa konservasi tanah dan air.
Perla- Berpindah dan Pepgaruhnya
Sistem pertanian ladang merupakan upaya untuk meningkatkan produksi keperluan pangan dan non pangan, yang mana sistem ini telah beradaptasi dan terintegrasi dengan kondisi lokal (Iskandar, 200 1). Sedangkan Arsyad (1989) menyatakan bahwa perladangan dilakukan oleh petani-petani
kecil
padatanah-tanah
yang tidak dapat atau belum dijadikan sawah dengan ciri khas merupakan sebidang tanah yang dibersihkan dan diusahakan d i tengah-tengah hutan atau belukar.melaksanakan mtasi Jenis tanaman yang diusahakan antara Lain : padi, ubi, sayuran dan jagung. Produktivitas tegalan-ladang secara
umum
masih sangat rendah dalam arti pemanfmtan tanah/ruang belurn optimal.Perladangan berpindah merupakan usabatani tanaman bahan makanan yang ditanam pada permulaan musim hujan dimana pengelolaan tanah seperti pengolahan tanah, pemupukan dan pencegahan erosi tidak dilakukan. L&an diusahakan dua atau tiga tahun yang kemudian ditinggalkan ke tempat pembukaan baru. Kesuburan tanah diperbaiki
secara
alami
pada ladang yang ditinggalkan setelah 30-
40 tahun dirnanalahan tertutup kembali oleh hutan (Arsyad, 1989).
Sistem usahatani dengan perladangan berpindah akan memberikan pengaruh baik pengaruh positip maupun negatif. Menurut Wayne dan Gagne cialam Metzner dan Daldjoeni, (1987), pengaruh atau dampak positip
dari perladangan berpindah :
1. Dapat mengembalikan hara clan organik
tanah
melaluimasa
bera yangpanjang. Sepanjang masa bera, zat hara yang terisap
oleh
tanamansebelumnya
akan
pulih kembali lewat tumbuhnya rumput-rumputan. 2. Dapat mengendalikan gulma melalui penanaman tumbuhan berdaunlebar seperti pisang.
3. Dapat mengurangi serangan hama dan penyakit tanaman melalui diversifikasi tanaman.
4. Juga melalui pembakaran, rotasi, tumpangsari, dan penaungan merupakan tindakan yang bersifat mengurangi kerugian akibat hama
Dampak negatif dari sistem perladangan berpindah atau pertanian
tidak menetap menurut Arsyad (1989), adalah :
1. Dapat menimbulkan kebakaran hutan sebagai efek dari pembersihan-
pembukaan lahan dengan cara pembakaran.
2. Ladang yang ditinggalkan dapat berubah menjadi padang alang-alang
apabila tidak terjadi pertumbuhan hutan kembali.
3. Ladang hanya dapat dipertahankan kalau kepadatan penduduk masih
memungkinkan.
4. Membomskan penggunaan tanah (luasan tanah) dan merusak tanah.
Sistem usaha pertanian yang diWmkan masyarakat di kawasan desa hutan Kecamatan Kurun s e w besar berupa sistem perladangan berpindah dan bersifat tradisional. Siklus penggunaan
lahan
pada sistem perladangan berpindah sudah mencapai waktu 2 tahun artinya : setelahlahan
dimanfaatkan akan ditinggalkan selama 2tahun
.dan setelah ituakan dimanfaatkan kembali. Siklus pemanfaatan lahan yang mencapai 2
tahun
dikuatirkan akan merusak ekosistem clan kesuburan l a b secaraalamiah. Pengembangan usahatani dikawasan hutan sebagai suatu
emb ban gun an pertanian dan kehutanan diarahkan pada pola usahatani
dalam konsepsi agroforestry dengan memahami dampak perladangan
berpindah seraya menerapkan konservasi tanah dan air.
Informasi
-
diseminasi teknologi pertanian sebagai suatu aktivitas komunikasi diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan dan merubah sistem penggunaanlahan
oleh masyarakat sebagai sistem pertanian yang menetap (konsep agroforestry) dengan mengoptirnalkan pemanfaatan lahan.Prajawahyudo et al. (2000), tujuan akhir
dari
proses alih teknologi adalahterjadinya perubahan perilaku petani sebagai dampak proses komunikasi dan diseminasi teknologi
Pengembangan pertanian pada konsepsi agroforestry sebagai salah
satu bidang pembangunan masyarakat, juga tidak terlepas dari peranan
Bentuk-bentuk pembangunan diantaranya penyarnpaian informasi atau pesan-pesan komunikasi melalui media massa dan partisipasi masyarakat
dRlnm
proses diseminasinya. Informasi-informasi yang diterima, diperoleh atau diakses masyarakat khususnya pada masyarakat desa hutan yang bergerak dalam peke jaan usahatani (konsep agroforestry)diharapkan akan meningkatkan pengetahuan seraya mendinamiskan
dan
menumbuhkan pengertian masyarakat dalam pengelolaan/penggunaan kawasan hutan secara lestari seraya menerapkan konservasi hutan.
Oleh karena itu, diperlukan kajian bagaimana sistem pertanian menetap pada konsep agroforestry dalam suatu aktivitas komunikasi mampu meningkatkan pengetahuan serta bersedia diaplikasikan oleh masyarakat. Pemjkiran yang mendasar adalah mengapa masyarakat di Kecamatan
K m n
bertahan pada penggunaan sistem perladangan berpindah serta alasan-alasan apa yang menyebabkan lestarinya sistem pertanian tradisional tersebut. Pendekatan kajian yang dilakukan khusus pada aspek ilmu komunikasi diharapkan mampu menjawab dan menjadi solusiuntuk
pembangunan pertanian dan kehutanan.'
M e r i s t i t r Penoml 1. Umur2. Pengalaman
3. Pendapatan
4. Luas lahan
5. Sistem usahatani
6. Penerapan teknologi
r
Aktivitao Komunikaaf 1. Keterdedahan pada
media cetak
2. Keterdedahan pada media elektronik (radio dan tv).
3. Kontak personal
I
I)
1. Konsep agroforestry(pertanian hutan).
1
2. Perladangan berpindahI
Memperhalikan kerangka pemikiran d i atas, terdapat tiga hipotesa
1. Terdapat hubungan antara karakteristik personal dengan tingkat pengetahuan tentang agroforestry dan perladangan
berpindah.
2. Terdapat hubungan antara aktivitas komunikasi dengan tingkat pengetahuan tentang ugruforestry dan perladangan
berpindah.
METODOLOG1
PENELITIAN
Desain Penelitian
Penelitian ini dilsksanakan dengan metode survey yang didesain bersifat deskriptif-korelasional serta menggunakan cara wawancara terhadap responden.
Variabel yang diteliti terdiri dari tiga bagian, yaitu :
1. Karakteristik personal meliputi :
umur,
pengalaman, pendapatan, luaslahan kepem-, sistem usahatani dan penerapan teknologi.
2. Aktivitas komunikasi meliputi : keterdedahan pada media cetak, keterdedahan pada media audio visual dan kontak personal.
3. Tingkat pengetahuan meliputi : pengetahuan tentang agroforestqj dan perladangan berpindah.
Karakteristik personal dan aktivitas komunikasi sebagai variabel bebas, sedangkan tingkat pengetahuan sebagai variabel terikat.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanahn di Kecamatan
Kurun,
Kabupaten Kapuas, PropinsiKalimantan
Tengah. Pemilihen lokasi d&kukan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa sebagian besar kawasan K u r u n berupa hutan primerdan
sekunder serta lahan usahatani berada di kawasan hutan.Populasi
Populasi penelitian adalah seluruh anggota masyarakat yang tinggal di kawasan hutan di Kecamatan Kurun, Kabupaten Kapuas, Propinsi Kalimatan Tengah.
Sampel
Penentuan contoh/ sampel populasi atau amatan dilakukan secant
stratified random sampling. Sarnpel distratakan berdasarkan sistem usahatani yang Wukan yang dibagi dalam dua strata yaitu ; usahatani menetap (agroforestq) dan perladangan berpindah. Jumlah sampel yang digunakan sebesar 100 responden yang terdiri dari 50 responden pada
strata agroforestry clan 50 responden pada strata perladangan berpindah ( 50 : 50 ). Dasar penetapan sampel mengacu pada pendapat Bailey dalam Chadwick et.al (1991) jumlah sampel sebesar 30 satuan sebagai jumlah
sampel minimal.
Jumlah sampel yang diambil untuk strata agroforesfq dan
perladangan berpindah adalah berdasarkan jumlah penduduk yang mana
80 %
dari
jumlah penduduk melakukan kegiatan usahatani. Jumlah penduduk KecmnatanKurun
12.130 jiwa dengan usia 1 hingga > 50tahun.
Populasi yang sesuaiuntuk
melakukan usahatani adalah berada padaPopulasi = Jumlah penduduk
-
jumlah jiwa padausia
1-
10 tahun = 12.130 jiwa-
2.426 jiwa= 9.704 jiwa.
Fbpulasi untuk penelitian = 9.704 jiwa
x
80 %= 7.763 jiwa.
Jumlah -pel = Populasi penelitian
= 88
Jumlah sampel diperbesar menjadi 100 responden.
Populasi pada strata perladangan berpindah adalah sebesar 50 %
dari populasi penelitian dan demkim pula
untuk
populasi pada strataagmforestry ( terrnasuk menetap), diperoleh masing-masing strata dengan populasi sebesar 3.882 dan 3.88 1 jiwa ( perbandingan 3.882 : 3.88
1).
Dari populasi pada masing-masing strata diperoleh perbandingan
antar strata 1 : 1 atau diperbesar menjadi 50 : 50, karena jumlah sampel
Peagumpulan Data
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung
dari
masyarakat melalui wawancara dan pengisian kuisioner kepada responden, yaitu mengenai karakteristik, aktivitas komunikasi dan tingkat pengetahuan tentang agroforestry d m perladangan berpindah. Data sekunder adalah data sudah jadi atau data rekapitulasi yang diperoleh dari
sumber kedua seperti lembaga terkait yang sifatnya mendukung penelitian.
Instrumentad
Pelaksanaan metode survey menggumkan alat bantu sebagai instrumen berupa kuisioner (Lampiran 1) untuk keperluan pengumpulan data. Kuisioner terdiri atas tiga bagian, yaitu :
1.
Bagian
pertama berisi pertanyaan tentang karakteristik personal. 2. Bagian kedua berisi pertanyaan tentang aktivitas komunikasi.3.
Bagian
ketiga berisi pertanyaan tentang pengetahuan tentangagroforestry dan perladangan berphdah.
Validitas
Validitas menunjukkan sejauh mana alat
ukur
mengukur apa yang ingin diukur(Ancok
dalam Effendi clan Singarimbun, 1989). Validitas diperoleh dengan cara : 1) berdasarkan bimbingan dari komisi pembimbing, 2) menyesuaikan serta memperhatikan literatur, 3) menyesuaikan danReliabilitas
Reliabilitas instnunen adalah indek yang menunjulckan sejauh
mana
alat pengukur dapat dipemya (Ancok dalam Effendidan
Singarimbun, 1989). Cara menguji reliabilitas alatukur
(kuisioner) adalah melakukan uji coba kepada masyarakat yang memiliki kedekatan karakteristik atau relati€ sama dengan teknik korelasi produd noment, yaitu melalui pen-skor-an untuk pengukuran pertama dan kedua yang dikorelasikan, dengan rumus :Keterangan : r : koefisien korelasi atau koefisien keancialan. X : skor total pengukuran pertama.
Y : skor total pengukuran kedua
N : jumlah responden dalam uji coba pengukuran.
Uji kuisioner dilakukan selama dua kali dengan selang waktu 2 hari
kepada 15 orang anggota masyarakat yang melakukan kegiatan usahatani di kawasan hutan di Kecamatan Rungan, Kabupaten Kapuas. 15 orang
ini
tidak menjadi responden untuk pengumpulan data hasil penelitian tetapi memiliki ciri-ciri karakteristik yang relatif sama dengan responden penelitian. Dari uji kuisioner, diperoleh nilai
r
(koefisien korelasi atau koefisien keandalan) sebagai nilai reliabilitas kuisioner sebesar 0,78,Analisa Data
Data yang dianaJisis meliputi :
1. Analis hubungan karakteristik personal dengan tingkat pengetahuan tentang agroforestry clan perladangan berpindah.
2. A d i s i s hubungan aktivitas komunikasi dengan tingkat pengetahuan tentang agroforestq dan perladangan berpindah.
3. Analisis hubungan karakteristik personal dengan aktivitas komunikasi. Analisis data rtilshlkRn melalui uji
Chi
Kuadrat, dengan rumus :Keterangan :
x2
: Chi IS;.udrato : nilaiferamati e : nilai hat-apan
Definisi Operasional
1. Karakteristik personal adalah ciri-ciri yang melekat pada seseorang sebagai anggota dalam komunitas desa hutan. Karakteristik yang diteliti meliputi :
a. Umur adaIah usia responden dalem satuan tahun yang dihitung sejak penelitian dilaksanakan dan dibulatkan ke arah tanggal lahir
terdekat. Umur diukur dengan skala interval yang dikelompokkan
b. Pengalaman adalah
lama
responden melakukan usahatani sistemagroforestry
dan
tidak menetap yang dinyatakan dalam satuantahun. Pengalaman diukur dengan skala
rasio
yang dikelompokkandalam tiga kategori. Pengalaman responden dalam berusahatani berkisar antara 2 hingga 33 tahun yang dikelompokkan menjadi < 12 tahun, 12
-
22 tahun, dan > 22 tahun.c. Pendapatan adalah penghasilan utama responden rata-rata satu
bulan
yang diperoleh dari hasil usahatani yang dinyatakan dan dikonversikan dalam satuan rupiah. Pendapatan diukur dengan skala rasio yang dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu c Rp.500.000, Rp.500.000,- sampai dengan Rp. 1.000.000,-dan
> Rp. 1.000.000,-.
d. Luas
khan
kepemilikan adalah luas lahan yang dikuasai baik secarahukum adat maupun yang memiliki surat menyurat
(dan
ataubersertifi-hasi) yang dimanfaatkan untuk kegiatan usahatani dengan jarak terjauh dari tempat tinggal 5 km. Luas khan dinyatakan
dalam
satuan
ha yang diukur dengan skala rasio. Dikehmpokkrrn menjadi laban sempit dengan kategori S 3 ha dan lahan luas > 3 ha.e.
Sistem usahatani adalah cara rlalem berusahatani yang dhkukan responden di kawasan desa hutan yang te*dari
sistemagrofomtry
dan
sistem perladangan berpindah dengan pola usahatani campuran. Sistem usahatani diukur dengan skala nominal yang kemudian dikategoxikan menjadi sistemusahatani
f. Penerapan teknologi adalah jurnlah komponen teknologi usahatani yang dfekukan responden yang meliputi pengohhan tanah,
pemupukan, penggunaan bibit unggul, pengaturan jarak tanam,
penyiangan, pengobatan dan penanganan hasil panen. Penerapan teknologi diukur dengan skala rasio yang dikelompokkan menjadi penerapan teknologi tinggi, sedang dan rendah yang dihitung berdasarkan skor total dari 7 komponen teknologi yang diterapkan. Penerapan teknologi tjnggi memiliki kisaran nilai 17
-
2 1, sedang 12-
16 dan rendah 7-
11.Aktivitas komunikasi adalah proses dalarn berkomunikasi yang merupakan kegiatan responden untuk mencapai atau memperoleh informasi mengenai pertanian menetap (konsep agroforestry),
perladangan berpindah dan konservasi hutan, baik melalui media massa ataupun secara kontak personal. Aktivitas komunikasi yang dilakukan
responden yang diteliti meliputi :
a.
Keterdedahan pada media cetak adalah aktivitas responden untukmenyimak
atau
mendedah media cetak seperti surat kabar, brosur, leaflet, majalah, dan sebagainya yang dihitung berdasarkanlama
waktu atau jumlah jam yang dipergunakan selama satu minggudalam
satu
bulan terakhir dari saat wawancara, diukur dengan skala rasio dan dikelompokkan menjadi tiga kategori. Variasi alokasi waktu yang dipergunakan responden 0 hingga 14 jamlminggu yang dikelompokkan menjadi 0-
4 jarnlminggu, 5-
9 jam/minggu, danb. Keterdedahan pada media audio visual
adalah
aktivitas respondenuntuk mendengarkan, menonton, menyimak atau mended& siaran radio dan televisi yang dihitung berdasarkan lama waktu atau jllmlah jam yang dipergunakan selama
satu
hari cialamsatu
bulanterakhir dari saat wawancara, diukur dengan skala rasio dan dikelompokkan tiga kategori. Keterdedalmn responden pada radio berdasarkan alokasi waktu yang dipergunakan : < 4 jamlhari, 4
-
5 jamlhari, dan 6-
7 jamlhari dengan waktu mendengarkan pagi, sore dan malam hari. Keterdedahan responden pada televisi berdasarkan alokasi waktu yang dipergunakan untuk menonton : 2-
3 jamlhari,4 jamlhari, dan 5 - 6 jamlhari dengan waktu menonton sore dan
malam
hari.
c. Kontak personal adalah kegiatan komunikasi responden secara interpersonal dan berkelompok, yang meliputi kontak terhadap penyuluh, institusi, tokoh masyarakat, anggota masyarakat dan partisipasi sosial. Diukur dengan skala rasio dan dikelompokkan menjadi empat kategori berdasarkan
satuan
kalilbulan selamasatu
bulan terakhir dari saat wawancara
untuk
berhubungan denganorang lain, yaitu 0, 1
-
2, 3-
5,dan
> 5 kali per bulan.3. Thgkat Pengetahuan adalah
pemahaman
responden tentang sistem usahatani. Indikator tingkat pengetahuan meliputi :b. Tingkat pengetahuan tentang perladangan berpindah adalah
nilai
yang diperoleh responden berdasarkan uji formatif sebagai gam-
pengetahuan atau pemahaman responden tentang sistem usahatani perladangan berpindah.
Pengetahuan tentang agroforesby
dan
perladangan berpindah diukur dengan skala rasio melalui tes formatif melalui pengisian atau mernilih jawaban yang telah disediakan. Dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu pengetahuan tinggi, sedang dan rendah. Tingkat pengetahuan tinggi memiliki kisarannilai
17-
20, sedang 11-
16 dan rendah 5 10.4. Masyarakat desa hutan adalah masyarakat yang tinggal di desa dalam kawasan hutan dengan karakteristik masyarakat yang berhubungan dengan faktor geografis, kesempatan untuk mengembangkan diri, tingkat pencapaian pendidikan, jenis mata pencaharian atau pekerjaan,
bentuk keluarga, t i p pemllkiman.
5 . Agroforeslry adalah sistem usahatani tanaman pangan, perkebunan yang sifatnya menetap dan terintegrasi dengan tanaman pohon-pohonan di kawasan hutan.
6. Konservasi hutan adalah pengawetan, perlindungan
dan
pelestarian sumberdayaIllRm
yang ditujukan untuk memulihkan, meningkatkandan
mempertahankan kondisikhRn
sehingga dapat berfungsi secara optimal sebagai unsur produksi, media pengaturtata
air,dan
perlindungan alam lingkungan dengan upaya yang djlakukan
dititikberatkan pada partisipasi masyarakat dalam melestarikan d m
7. Perladangan berpindah (pertanian tidak menetap) adalah sistem
usahatani tanaman
baha.