Modul-2 :
GPS Signal and Data
Lecture Slides of GD. 3211 Satellite Surveying
Geodesy & Geomatics Engineering
Hasanuddin Z. Abidin
Geodesy Research Division
Institute of Technology Bandung
Jl. Ganesha 10, Bandung, Indonesia
E-mail :
hzabidin@gd.itb.ac.id
Version : February 2007
Sinyal GPS
Hasanuddin Z. Abidin, 1994
•
Satelit GPS memancarkan sinyal,
pada prinsipnya untuk ‘
memberi tahu
’
si pengamat sinyal tersebut tentang
posisi
satelit GPS yang bersangkutan
serta
jaraknya
dari pengamat
lengkap dengan
informasi waktunya
.
•
Sinyal GPS juga digunakan untuk
menginformasikan kesehatan
(
kelaik-gunaan
) satelit pada
pengamat.
•
Dengan mengamati satelit dalam
jumlah yang cukup, si pengamat dapat
menentukan
posisinya
serta
parameter-parameter lainnya.
Sinyal GPS GPS Pengamat4
• posisi satelit • jarak ke satelit • informasi waktu • kesehatan satelit • informasi lain-lainnyaData Dalam Sinyal GPS
Waktu pentransmisian sinyal dari satelit Posisi satelit
Kesehatan satelit Koreksi jam satelit
Efek refraksi ionosfir (untuk pengamat
dengan receiver satu-frekuensi)
Transformasi waktu ke UTC Status konstelasi satelit
Satelit GPS
Pengamat
4
Setiap sinyal dari satelit GPS membawa
data yang diperlukan untuk mendukung
proses penentuan
posisi
,
kecepatan
, maupun
waktu
. Data tersebut meliputi informasi yang
diperlukan untuk menentukan
:
Components of GPS Signal
•
COMPONENT FOR INFORMING THE DISTANCE (CODES)
There are 2
pseudo-random noise
(PRN)
code
for determining
the distance from satellite to the user, namely
- P(Y)-code (P =
Precise
or
Private
) and
- C/A-code (C/A =
Coarse Acquisition
or
Clear Access
).
•
COMPONENT FOR INFORMING THE SATELLITE POSITION
(NAVIGATION MESSAGE)
Consist of satellite orbital parameters which can then be used to determine the
satellite coordinate (X,Y,Z). It is also called
Broadcast Ephemeris
.
•
CARRIER WAVE
It used to carry the
codes
and
navigation message
from a satellite to the user
.
There are two carrier waves, namely L1 and L2.
Observer
4
P(Y)-code, C/A-code, Navigation Message P(Y)-code, Navigation Message
L1
L2
Hasanuddin Z. Abidin, 2003Anti Spoofing
Untuk menghindari pengelabuan (
spoofing
) dari pihak musuh,
pihak DoD Amerika Serikat menerapkan kebijaksanaan
Anti
Spoofing (AS)
.
Dalam hal ini
kode-P
dienkrip (
encrypted
), dengan jalan
mengkombinasikannya dengan
kode-W
yang rahasia, sehingga
menjadi
kode-Y
.
Receiver sipil
secara umum tidak dapat mendekrip kode-Y,
sehingga tidak dapat mengakses kode-P. Hanya receiver dari
pihak militer USA dan
authorized users
saja yang punya
kemampuan untuk mendekripkan kode-Y menjadi kode-P.
AS
secara resmi diaktifkan pada 31 Januari 1994 jam 00:00
Polarisasi Sinyal GPS
Hasanuddin Z. Abidin, 1996
Sinyal yang dipancarkan oleh satelit GPS mempunyai
polarisasi lingkaran tangan kanan
(
Right-Hand Circular Polarisation
, RHCP)
Polarisasi lingkaran umum digunakan untuk sinyal yang
dipancarkan dari wahana angkasa dalam rangka untuk
melawan
fading problem
yang terkait dengan
rotasi
Faraday
dari bidang polarisasi yang disebabkan oleh
medan magnetik bumi.
Agar supaya sinyal RHCP dapat memberikan kekuatan
sinyal yang maksimum kepada Receiver, maka
antena
RHCP
harus digunakan.
L1
1575.42 MHz
= 19.0 cm
C/A-Code
1.023 MHz
= 300 m
P(Y)-Code
10.23 MHz
= 30 m
L2
1227.60 MHz
= 24.4 cm
Navigation
Message
50 Hz
Navigation
Message
50 Hz
: 204 600
: 10
same
x 154
x 120
C/A-Code
: period = 1 msec
, length = 1023 chips
Kode-P(Y)
: period = 266 days , length = 2.3547 x 10
14chips
Navigation Message
: length = 1500 bits
P(Y)-Code
10.23 MHz
= 30 m
Structure of GPS Signals
Basic frequency
(Atomic Oscillator)
f
0= 10.23 MHz
Modernization of GPS Signals
P(Y) C/A C/A P(Y) P(Y) P(Y) M L2C M C/A P(Y) M P(Y) L2C M P(Y) C/A C/A P(Y) P(Y) P(Y) M L2C MCurrent signals
(Block II/IIA/IIR)
C/A P(Y) M P(Y) L2C M1176 MHz
1227 MHz
1575 MHz
1176 MHz
(L5)
1227 MHz
(L2)
1575 MHz
(L1)
Full modernized
Signals (Block IIF)
Next Generation
Signals (Block IIR-M)
Pertimbangan Dalam Pemilihan
Band Frekuensi Untuk Sinyal GPS
Parameter Kinerja Band-L (1-2 GHz) Band-C (4-6 GHz)Path loss (hilangnya daya selama perjalanan) untuk antena penerima omnidirectional ~ f 2 Paling kecil diantara ketiganya Wajar
(Dapat diterima) lebih besar dari 10 dB, pada band-L Bias Ionosfir
( ~ 1/ f 2) 20-1500 nsBesar, pada 1.5 GHz2 – 150 ns 0 – 15 ns
Pertimbangan
lainnya Derau galaktik150oK pada
400 MHz
__
karena atmosfir dan hujanAtenuasi (pelemahan)cukup signifikan pada band 4-6 GHz : 0.1 – 1 dB/km untuk setiap 100 mm/jam
curah hujan.
UHF ( 400 MHz)
Distances to GPS Satellites
•
PSEUDORANGES
based on the travel time of the signal
derived using code measurements
•
PHASE RANGES
based on the phase of the signal
derived using carrier phase
measurements
4
PRN (Pseudo-Random Noise) Codes
Rangkaian kombinasi tertentu dari bilangan 0 dan 1 (binary data stream).
Code state yang bersangkutan adalah -1 dan +1.
Kombinasi tersebut disusun menggunakan suatu algoritma matematis tertentu. Mempunyai karakteristik yang nampak seperti acak, padahal tidak (
pseudo-random).
Mempunyai korelasi maksimum pada zero lag. Dua kode PRN yang sama,
strukturnya hanya akan berimpit (sama) sekali saja dalam susunannya.
Setiap satelit GPS mempunyai struktur kode yang unik dan berbeda dengan
satelit-satelit lainnya.
Ada dua kode yang digunakan oleh GPS, yaitu kode-P(Y) dan kode-C/A. Kedua
Penentuan jarak (pseudorange) dengan kode
Prinsip pengukuran jarak : Receiver GPS membandingkan kode yang diterima dari
satelit dengan replika kode yang diformulasikan di dalam receiver.
Waktu yang diperlukan untuk ‘mengimpitkan’ kedua kode tersebut adalah waktu yang
diperlukan oleh kode tersebut untuk menempuh jarak dari satelit ke pengamat.
Jarak = kecepatan cahaya x dt
Karena jam receiver tidak sinkron dengan jam satelit maka jarak di atas masih
terkontaminasi oleh kesalahan waktu, sehingga jarak tersebut dinamakan pseudorange.
Presisi jarak sekitar 1% dari code width (panjang gelombang kode).
Untuk kode-P = 0.3 m dan untuk kode-C/A = 3 m.
dt
Kode yang datang dari satelit GPS
Replika kode yang dibangun dalam receiver GPS
Receiver Satelit
Proses
Korelasi
Kode GPS
Kode-P vs. Kode-C/A
Kode-P mempunyai
frekuensi (
chipping rate
) yang lebih tinggi
:
- panjang gelombang (code width) nya lebih kecil. - presisi jarak yang diberikan lebih tinggi
(10 kali lebih presisi dari kode-C/A).
- efek dari multipath (kalau terjadi) lebih kecil. - akan memberikan posisi yang relatif lebih teliti.
Kode-P
dimodulasikan pada dua gelombang pembawa
, L1 dan L2
- efek dari bias ionosfir (orde pertama) pada jarak ukuran dapat diestimasi. - akan memberikan posisi yang relatif lebih teliti.
Receiver kode-P
lebih tahan terhadap “
jamming
”
dibandingkan receiver
kode-C/A dan lebih bisa menyesuaikan dengan aplikasi yang
berdinamika tinggi, seperti untuk pesawat tempur, peluru kendali, survei
hidrografi, dll.
Agar gelombang pembawa dapat
‘membawa’ code dan navigation message, keduanya harus
ditumpangkan ke gelombang pembawa. Dengan kata lain
gelombang pembawa dimodulasi oleh code dan navigation message.
Gelombang pembawa yang murni
(tidak termodulasi) tidak mengandung informasi.
Dalam memodulasikan suatu gelombang ada beberapa parameter yang dapat
diubah dalam proses modulasi, yaitu frekuensi (modulasi frekuensi), amplitudo (modulasi amplitudo), dan fase (modulasi fase).
Sinyal GPS menggunakan modulasi fase yang dinamakan binary biphase
modulation.
Modulasi Sinyal GPS
Hasanuddin Z. Abidin, 1994 gelombang pembawa gelombang pembawa yang telah dimodulasi kode + 1 - 1
Binary-to-binary modification of codes
Dalam tahap awal ini navigation message ditumpangkan ke P(Y) dan kode-C/A. Dengan kata lain kode-(Y) dan kode-C/A dimodulasi dengan navigation message.
Binary biphase modulation
Dalam tahap ini kode-(Y) dan kode-C/A yang telah ‘membawa’ navigation message ditumpangkan ke gelombang pembawa L1 dan L2
Proses Pemodulasian Sinyal GPS
Kode - P(Y) Navigation Message Kode - C/A Navigation Message Kode - P(Y) Navigation Message Kode - C/A Navigation Message
Sinyal L1
Kode - P(Y) Navigation MessageSinyal L2
Sinyal-Sinyal GPS
Hasanuddin Z. Abidin, 1994S
(t)
A .P (t).D (t).sin(2 f t)
A .C (t).D (t).cos(2 f t)
S
(t)
B .P (t).D (t).sin(2 f t)
L1 p i i 1 c i i 1 L p i i
2 2Secara matematis, sinyal-sinyal L1 dan L2 dapat dirumuskan sbb. :
A
p& B
p= amplitudo kode-P(Y) pada sinyal L1 dan L2
A
c= amplitudo kode-C/A pada sinyal L1
P
i(t)
= rangkaian kode-P(Y) dengan state ± 1
C
i(t)
= rangkaian kode-C/A dengan state ± 1
D
i(t)
= rangkaian data dengan state ± 1
90
0
Kode - C/A
Kode - P
f
P
= 10.23 Mbps (bits per second)
f
D
= 50 bps (navigation message)
f
C/A
= 1.023 Mbps
f
D
= 50 bps (navigation message)
Diagram Fasor
Hasanuddin Z. Abidin, 1998
Karakteristik Spektral Sinyal GPS
Kode-P Kode-C/A 2.046 MHz Power (dBW) 1575.42 MHz 20.46 MHz -160 -163 Power (dBW) 1227.60 MHz -166 20.46 MHz Kode-P
Sinyal - L1
Sinyal - L2
f (Hz) f (Hz)Pengukuran Fase Gelombang Pembawa
Komponen yang dapat diamati/diukur :
.
fraksi dari satu gelombang pembawa
(0 sampai 360 derajat).
.
‘zero crossings’ (dari - ke +, atau dari + ke -).
Dengan kata lain yang dapat diamati adalah
jumlah gelombang penuh yang terhitung
sejak saat pengamatan dimulai.
Hasil ukuran fase (dalam unit jarak) karena itu
bukan merupakan jarak absolut dari pengamat
ke satelit
jarak yang
ambiguous
.
Secara umum ketelitian pengukuran fase :
= 1% x Panjang Gelombang
L1 = 1% x 19.0 cm = 1.9 mm
0 panjang gelombang zero crossingsPenentuan Jarak Dengan Fase
jumlah gelombang penuh yang diamati hasil ukuran fase total () pada epok t
jumlah gelombang penuh (N) yang tidak teramati (tidak diketahui).
Disebut juga cycle ambiguity.
ukuran fase pada epok t (fraksi gelombang)
Jarak = panjang gelombang . ( + N)
Jarak ukuran dari pengamat ke satelit pada epok t, dihitung berdasarkan rumus :
Untuk merubah data fase menjadi data jarak, cycle ambiguity N harus
ditentukan terlebih dahulu nilainya.
Kalau nilai bilangan bulat N bisa ditentukan secara benar :
- jarak fase akan menjadi ukuran jarak yang sangat teliti (orde mm). - dapat digunakan untuk penentuan posisi secara teliti (orde mm - cm)
GEOMETRICAL INTERPRETATION OF
CARRIER RANGE AND CYCLE AMBIGUITY
(t
i) = Fr(
(t
i)) + Int(
;t
o, t
i) + N(t
o)
= N(t
o) +
i
i= Fr(
(t
i)) + Int(
;t
o, t
i)
Phase observation
at each epoch t
i:
Hasanuddin Z. Abidin, 2003 N(to) GPS Orbit GPS Receiver N(to) N(to)
1
2
3t
1t
2t
3Pseudorange vs Phase Range
PSEUDORANGE
PHASE RANGE
Noise
(1% of
)
P(Y)-code : 0.3 m
C/A-code : 3 m
L1 : 1.9 mm
L2 : 2.4 mm
Ambiguity
None
cycle ambiguity
Ionospheric bias
delayed
fasten
Multipath
1 code width (max) :
P(Y)-code : 30 m
C/A-code : 300 m
0.25
(max) :
L1 : 4.8 cm
L2 : 6.1 cm
• Ada 2 lumba-lumba.
•
Kalo anda melihat keduanya
sama, berarti anda tdk stress.
• Tapi kalau anda melihat ada
perbedaan diantara 2
lumba-lumba ini, berarti anda stress.
•
Semakin banyak perbedaan yg
anda lihat berarti anda stress berat.
• Test ini sdh diuji coba oleh para
ahli ke para pasien sakit jiwa dan
terbukti ketelitiannya sbg
indikator stress.
•
Besides containing the ranging codes, GPS signals also are
modulated by the 'navigation message'.
•
This message contains information such as :
- the satellite's orbital data (the so-called
broadcast ephemeris
),
- satellite almanac data,
- satellite clock correction parameters,
- satellite health and constellation status,
- ionospheric model parameters for single-frequency users, and
- the offset between the GPS and UTC
(
Universal Time Coordinated
) time systems.
•
The content of the navigation message is
determined by the GPS Control Segment and
broadcast to the users by the GPS satellites.
Hasanuddin Z. Abidin, 2003
Structure of GPS Navigation Message
1
2
3
4
5
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9Dataframe (30 sec)
Subframe (6 sec)
Information/Control 24 bits 6 bits TLM HOW2,3
4,5
Block – I Data
(Clock Parameters)
Block – II Data
(Broadcast Ephemeris)
Block – III Data
(Almanac, UTC,
Ion. cor. parameters,
Special information)
Subframes
Struktur dari
Navigation Message
GPS
1
2
3
4
5
unik untuk setiap satelit
koeffisien koreksi
jam satelit
parameter orbit
25 halaman
almanak untuk satelit 1 - 24
kesehatan 1 - 24
almanak untuk satelit 23 - 32
parameter model ionosfir
flag untuk AS
kesehatan 25 - 32
SUB
FRAMES
Broadcast Ephemeris
Hasanuddin Z. Abidin, 1994
Broadcast ephemeris
pada dasarnya berisi parameter waktu,
parameter orbit satelit, dan parameter perturbasi dari orbit satelit.
Parameter waktu terdiri dari 6 parameter
, yaitu waktu referensi
untuk parameter ephemeris, waktu referensi untuk parameter jam
satelit, 3 koefisien untuk koreksi jam satelit, dan IOD (Issue of Data).
Parameter orbit satelit terdiri dari 6 parameter
, yaitu akar dari
sumbu panjang ellips, eksentrisitas, inklinasi,
right ascension of the
ascending node,
argument of perigee, dan anomali menengah.
Parameter perturbasi dari orbit satelit terdiri dari 9 parameter.
Broadcast ephemeris
dikirimkan setiap 1 jam.
Time Parameters
toe Reference time for the ephemeris parameters (s)
toc Reference time for the clock parameters (s)
ao, a1, a2 Polynomial coefficients for satellite clock correction, i.e. representing the
bias (s), drift (s/s), and drift-rate (s/s2) components.
IOD Issue of Data (arbitrary identification number)
Satellite Orbit Parameters a Square root of the semi-major axis (m1/2)
e Eccentricity of the orbit (dimensionless)
io Inclination of the orbit at toe(semicircles)
o Longitude of the ascending node at toe(semicircles)
Argument of perigee (semicircles)
Mo Mean anomaly at toe(semicircles)
Orbital Perturbation Parameters
n Mean motion difference from computed value (semicircles/s)
Rate of change of right ascension (semicircles/s)
idot Rate of change of inclination (semicircles/s)
Cus and Cuc Amplitude of the sine and cosine harmonic correction terms to the
argument of latitude (rad)
Cis and Cic Amplitude of the sine and cosine harmonic correction terms to the
inclination angle (m)
Crs and Crc Amplitude of the sine and cosine harmonic correction terms to the orbit
radius (m)
Perigee Reference epoch io idot k Equator Mo o a,e Ascending node
.
.
e Geocenter Vernal equinox n ZT Satellite Cic, Cis Crc, Crs Cuc, Cus YT XT Perigee Reference epoch io idot k Equator Mo o o a,e Ascending node .
.
.
e .
e Geocenter Vernal equinox n n ZT Satellite Cic, Cis Crc, Crs Crc, Crs Cuc, Cus YT XTGeometric Visualization
of the GPS Broadcast
Ephemeris Parameters
Hasanuddin Z. Abidin, 2003•
In BROADCAST EPHEMERIS :
Coordinates of GPS
satellites are not given
directly in (X,Y,Z).
•
Instead the Keplerian
elements of the orbit
are given.
Other GPS Orbit Information
GPS Orbit
Information:
•
Almanac
•
Broadcast Ephemeris
•
IGS Ultra Rapid Ephemeris
•
IGS Rapid Ephemeris
•
IGS Final (Precise) Ephemeris
Keplerian elements
Position and
velocity of
satellites
Broadcast
~160 cm
real time
--
daily
Ultra-Rapid (ph)
~10 cm
real time
4 times daily
15 min
Ultra-Rapid (oh)
<5 cm
3 hours
4 times daily
15 min
Rapid
<5 cm
17 hours
daily
15 min
Final
<5 cm
~13 days
weekly
15 min
2 NAVIGATION DATA RINEX VERSION / TYPE
ASHTORIN 24 - NOV - 96 00:54 PGM / RUN BY / DATE COMMENT END OF HEADER 5 96 11 23 6 0 0.0 .695018097758D-04 .193267624127D-11 .000000000000D+00 .720000000000D+02 .114937500000D+03 .503163815935D-08 .228558310350D+01 .587292015553D-05 .126769649796D-02 .383704900742D-05 .515377617836D+04 .540000000000D+06 .558793544769D-08 -.236591202448D+01 -.298023223877D-07 .947094241225D+00 .300312500000D+03 -.136772230744D+01 -.852999816581D-08 .353586156854D-09 .000000000000D+00 .880000000000D+03 .000000000000D+00 .700000000000D+01 .000000000000D+00 .232830643654D-08 .584000000000D+03 .536670000000D+06 .000000000000D+00 .000000000000D+00 .000000000000D+00
Contoh Broadcast Ephemeris
dari Satelit GPS (PRN 5)
Dalam Format RINEX
= 3.986005 x 1014 m3/s2 Nilai konstanta gravitasi bumi (WGS-84)
e = 7.2921151467 x 10
-5
rad/s Kecepatan rotasi bumi (WGS-84)
= 3.1415926535898 Nilai standar untuk GPS
a = a)2 Nilai sumbu panjang ellipsoid
no = (/a3) Nilai mean motionnominal
tk = t - toe Waktu sejak waktu referensi ephemeris
n = no + n Nilai mean motionyang telah dikoreksi
Mk = Mo + n.tk Nilai anomali menengah
Mk = Ek - e.sin Ek Persamaan Kepler untuk menentukan
nilai anomali eksentrik (Ek).
cosk = (cos Ek– e) / (1 - e.cos Ek) Persamaan untuk menentukan
sink =
2
e
1 .sin Ek / (1 - e.cos Ek) Nilai anomali sejati (k)
k = k + Nilai argumen lintang
uk= Cuc.cos 2k + Cus.sin 2k Nilai koreksi untuk argumen lintang
rk= Crc.cos 2k + Crs.sin 2k Nilai koreksi untuk radius
ik= Cic.cos 2k+ Cis.sin 2k Nilai koreksi untuk inklinasi
uk = k+ uk Nilai argumen lintang yang telah dikoreksi
rk = a.(1 - e.cos Ek) + rk Nilai radius yang telah dikoreksi
ik = io + idot.tk+ ik Nilai inklinasi yang telah dikoreksi
xk = rk. cos uk Koordinat satelit dalam bidang orbit
yk = rk. sin uk
k= o+ ( - e) tk - etoe Nilai bujur dari titik naik yang telah dikoreksi X = x .cos - y .cos i .sin Koordinat geosentrik dari satelit
Algoritma Penentuan Koordinat Satelit
d
a
ri
D
a
ta
B
ro
a
d
ca
st
E
p
h
em
er
is
Data Almanak GPS
Hasanuddin Z. Abidin, 1997
ID Nomor PRN dari satelit HEALTH Status kesalahan satelit
PARAMETER WAKTU WEEK Minggu GPS
toa Waktu referensi parameter almanak (dalam det)
ao, a1 Koeffisien polinomial untuk koreksi kesalahan jam satelit,
dalam unit det, det/det, dan det/det2.
PARAMETER ORBIT SATELIT
a Akar dari sumbu panjang ellipsoid (m1/2)
e Eksentrisitas
i Offset dari inklinasi nominal (dalam setengah lingkaran)
Argumen perigee (dalam setengah lingkaran)
Mo Anomali menengah pada waktu toa(dalam setengah lingkaran)
o Asensio Rekta dari titik naik (ascending node) pada waktu WEEK
(dalam setengah lingkaran)
Kecepatan perubahan dari asensio rekta
Contoh Data Almanak GPS
******** Week 871 almanac for PRN-01 ******** ID:01
Health
Eccentricity
Time of Applicability(s)
Orbital Inclination(rad)
Rate of Right Ascen(r/s)
:
SQRT(A)
(m^1/2)
Right Ascen at TOA(rad)
Argument of Perigee(rad)
:
Mean Anom(rad)
Af0(s)
Af1(s/s)
Week
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
000
3.4966468811E-003
319488.0000
0.9547377229
-8.0003337288E-009
5153.578613
2.9986038208E+000
-1.491217732
-3.3758063801E-003
2.8610229492E-006
0.0000000000E+000
871
Spatial Coverage of GPS Signal Beam
Hasanuddin Z. Abidin, 2003GPS Satellite
Orbit
GPS Main
Beam Signal
GPS M
ain Bea
m Lim
it
G
PS
M
ai
n
Be
am
Li
m
it
21.3
o(for L1)
23.4
o(for L2)
13.9
oGPS Signal
Shadowed
by the Earth
GPS Main
Beam Signal
Earth
Propagation of GPS Signal
MULTIPATH
Ionosphere delays the code, but advances the phase
IONOSPHERE
altitude 50-2000 km
TROPOSPHERE
up to 9-16 km
Troposphere delays both the code and phase
Orbital errors affect both
the code and phase
Mutipath affects both the code and phase
Obstructions and Interference to GPS signals
Hasanuddin Z. Abidin, 2003GPS Receiver
Signal obstructed
by tree canopy
Signal that
can pass
Signal that
can pass
GPS Receiver
Signal
obstructed
by tree canopy
Signal blocked
by the building
Signal obstructed by tree canopyClear
signal
Signal that
can pass
GPS Satellites
Signal that
can pass
Hasanuddin Z. Abidin, 2003Kenapa Sinyal GPS Kompleks ? (1)
GPS didesain sebagai sistem multi-pemakai :
- pada saat yang sama sinyal harus dapat diamati oleh banyak orang (sistem pasif).
GPS didesain untuk melayani penentuan posisi secara instan
(
real-time positioning
) :
- pada suatu epok pengamat harus dapat mengamati sinyal dari beberapa satelit sekaligus
(bagaimana cara membedakan satu sinyal terhadap sinyal lainnya ?) - jarak ke satelit-satelit tersebut harus dapat diukur oleh si pengamat
(bagaimana sinyal GPS dapat memberikan informasi tersebut)
- pengamat perlu mengetahui koordinat dari satelit (bagaimana sinyal GPS mengakomodasikannya ?)
GPS didesain untuk keperluan militer dan juga sipil :
- memerlukan dua jenis kode untuk penentuan jarak (yang lebih teliti untuk militer).
Hasanuddin Z. Abidin, 1994
Sinyal GPS harus aman dari ‘gangguan’ (
jamming
) :
- struktur kode yang unik.
- teknik pengiriman sinyal yang andal :
spread spectrum technique
.
GPS juga didesain untuk penentuan posisi secara teliti :
- perlu adanya kode dengan frekuensi
tinggi (kode-P).
- perlu adanya gelombang pembawa
pada 2 frekuensi
(untuk mengeliminasi bias ionosfir).
- pemilihan frekuensi gelombang
pembawa yang optimal.
Kenapa Sinyal GPS Kompleks ? (2)
Pengamat
STATIK Satelit GPS
Monitor station