• Tidak ada hasil yang ditemukan

SURAT EDARAN Nomor: 13 /SE/M/2005

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SURAT EDARAN Nomor: 13 /SE/M/2005"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

Jakarta, 29 Desember 2005 Kepada Yang terhormat:

1. Para Pejabat Eselon I 2. Para Pejabat Eselon II

di lingkungan Departemen Pekerjaan Umum di -

Jakarta

Perihal : Tata Cara Mempersiapkan Naskah Produk Hukum di lingkungan Departemen Pekerjaan Umum

SURAT EDARAN

Nomor: 13 /SE/M/2005

Dalam rangka melaksanakan Undang Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Program Legislasi Nasional dan Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2005 tentang Tata Cara Mempersiapkan Rancangan Undang Undang, Rancangan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Peraturan Presiden, perlu menetapkan Tata Cara Mempersiapkan Naskah Produk Hukum di lingkungan Departemen Pekerjaan Umum dengan Surat Edaran Menteri sebagai berikut:

I. UMUM

Surat Edaran ini diterbitkan untuk memudahkan penyusunan produk-produk hukum yang merupakan salah satu pembangunan hukum di bidang pekerjaan umum dengan didukung metode yang baku dan standar serta mengikat kepada semua unit kerja di lingkungan Departemen Pekerjaan Umum. Maksud dan tujuan Surat Edaran adalah sebagai petunjuk teknis penyusunan naskah produk hukum yang memuat pengaturan jenis, materi muatan dan wewenang penetapan produk hukum Departemen Pekerjaan Umum dalam rangka melaksanakan fungsi pengaturan dan penetapan untuk tercapainya ketertiban dan keseragaman dalam penyusunan produk hukum di lingkungan Departemen Pekerjaan Umum.

II. JENIS DAN MATERI MUATAN

1. Jenis produk hukum Menteri terdiri dari: a. Peraturan;

(2)

c. Instruksi; d. Surat Perintah; e. Surat Edaran.

2. Produk hukum ditetapkan dan ditandatangani oleh Menteri.

Produk hukum dapat ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal, Direktur Jenderal, Kepala Badan dan Inspektur Jenderal atas nama Menteri sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya.

3. Peraturan Menteri merupakan kebijakan umum dan pengaturan kebijakan pokok yang bersifat umum dan mengikat yang harus dilaksanakan unit kerja di lingkungan Departemen Pekerjaan Umum.

Peraturan Menteri memuat:

a. Pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi;

b. Perubahan, penambahan, dan pencabutan dari suatu Peraturan Menteri. Pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dapat memuat norma yang berupa:

a. Pedoman; b. Standar;

c. Petunjuk Pelaksanaan; d. Petunjuk Teknis.

4. Keputusan Menteri yang bersifat penetapan memuat antara lain:

a. Pembentukan, perubahan status atau pembubaran suatu organisasi, badan, panitia, tim/kelompok;

b. Pelimpahan atau penyerahan wewenang tertentu kepada Pejabat dibawahnya;

c. Penunjukan, pengangkatan dan pemberhentian seseorang pada jabatan tertentu;

d. Pemberian tanda jasa kepada seseorang;

e. Obyek-obyek fisik di lingkungan Departemen yang dianggap vital dan harus mendapat perhatian khusus.

Keputusan yang memuat huruf a, b, c, d, dan e ditetapkan dan ditandatangani oleh Menteri.

Keputusan yang memuat huruf a (khusus untuk pembentukan, perubahan, panitia, tim/kelompok), huruf b, c, d dan e dapat ditetapkan dan ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal, Direktur Jenderal, Kepala Badan dan Inspektur Jenderal, atas nama Menteri, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya.

5. Instruksi Menteri memuat perintah kepada satuan kerja Eselon I untuk melaksanakan kebijakan.

Instruksi Menteri ditetapkan dan ditandatangani oleh Menteri.

Instruksi Menteri dapat ditetapkan dan ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal, Direktur Jenderal, Kepala Badan dan Inspektur Jenderal atas nama Menteri, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya.

(3)

6. Surat Perintah memuat perintah kepada seseorang atau beberapa orang pejabat untuk melakukan tugas tertentu dalam jangka waktu tertentu.

Surat Perintah ditetapkan dan ditandatangani oleh Menteri.

Surat Perintah dapat ditetapkan dan ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal, , Direktur Jenderal, Kepala Badan dan Inspektur Jenderal atas nama Menteri, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya.

7. Surat Edaran memuat petunjuk yang bersifat teknis, terperinci menjadi hal-hal yang harus dikerjakan, diperhatikan dan dilaksanakan oleh seluruh satuan kerja di lingkungan Departemen Pekerjaan Umum dan ditandatangani oleh Menteri.

Surat Edaran dapat ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal, Direktur Jenderal, Kepala Badan dan Inspektur Jenderal, atas nama Menteri, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya.

III. TATA CARA PENYUSUNAN PRODUK HUKUM

1. Unit Eselon II dapat mengajukan prakarsa produk hukum sesuai dengan kewenangan bidang tugasnya masing-masing, yang dalam pelaksanaannya terlebih dahulu dibicarakan untuk dibahas di tingkat Eselon I dengan suatu kerangka materi yang diusulkan akan diatur.

2. Penyiapan dan penyusunan rancangan peraturan produk hukum dapat dilakukan dengan suatu Tim pada tingkat Eselon I.

3. Prosedur penyusunan produk hukum dilaksanakan sesuai dengan bagan alir sebagaimana tercantum pada lampiran I.

4. Teknik Penyusunan dan Penulisan Produk Hukum mengacu pada ketentuan Lampiran Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan dan Keputusan Presiden Nomor 68 Tahun 2005 tentang Tata Cara Mempersiapkan Rancangan Undang-Undang, Rancangan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang, Rancangan Peraturan Pemerintah, Rancangan Peraturan Presiden, mutatis mutandis berlaku terhadap jenis produk hukum di lingkungan Departemen Pekerjaan Umum.

5. Kerangka produk hukum yang berjenis Peraturan Menteri dan Keputusan Menteri serta Keputusan Pejabat Eselon I, terdiri atas :

a. Judul;

b. Pembukaan; c. Batang Tubuh; d. Penutup;

e. Lampiran (jika diperlukan).

6. Peraturan Menteri disusun dan dirumuskan dalam bentuk Pasal-pasal. 7. Keputusan Menteri disusun dan dirumuskan dalam bentuk Diktum.

(4)

Contoh kerangka bentuk Peraturan Menteri, Keputusan Menteri, Instruksi Menteri, Surat Perintah Menteri dan Surat Edaran Menteri sebagaimana tercantum dalam Lampiran II peraturan ini.

IV. WEWENANG DAN PENETAPAN

1. Peraturan Menteri, Keputusan Menteri, Instruksi Menteri, Surat Edaran Menteri ditetapkan oleh Menteri.

2. Keputusan Menteri, Instruksi Menteri, Surat Edaran Menteri dapat dilimpahkan/diserahkan penetapannya kepada:

a. Sekretaris Jenderal; b. Direktur Jenderal; c. Kepala Badan; d. Inspektur Jenderal;

Masing-masing sebatas kewenangannya yang dilimpahkan oleh Menteri. 3. Pelimpahan wewenang tersebut berupa penandatanganan atas nama Menteri.

Penyerahan wewenang tersebut berupa penandatanganan oleh dan atas nama Pejabat yang menerima penyerahan wewenang.

4. Keputusan Sekretaris Jenderal/Direktur Jenderal/Kepala Badan/Inspektur Jenderal, ditetapkan oleh Sekretaris Jenderal/Direktur Jenderal/Kepala Badan/Inspektur Jenderal dan tidak dapat dilimpahkan atau diserahkan kepada Pejabat dibawahnya.

5. Surat Perintah Sekretaris Jenderal/Direktur Jenderal/Kepala Badan/Inspektur Jenderal, ditetapkan oleh Sekretaris Jenderal/Direktur Jenderal/Kepala Badan/Inspektur Jenderal dan dapat dilimpahkan atau diserahkan kepada Pejabat Eselon II dibawahnya di lingkungan kerja masing-masing.

6. Surat Edaran Sekretaris Jenderal/Direktur Jenderal/Kepala Badan/Inspektur Jenderal, ditetapkan oleh Sekretaris Jenderal/Direktur Jenderal/Kepala Badan/Inspektur Jenderal dan dapat dilimpahkan atau diserahkan kepada Pejabat Eselon II dibawahnya di lingkungan kerja masing-masing.

Demikian atas perhatian Saudara disampaikan terima kasih.

MENTERI PEKERJAAN UMUM,

(5)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Bagan Alir Prosedur Penyusunan Produk Hukum di Lingkungan Departemen Pekerjaan Umum

Lampiran II : 1. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum;

2. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum;

3. Instruksi Menteri Pekerjaan Umum;

4. Surat Perintah Menteri Pekerjaan Umum;

(6)

PR O SED U R P EN YU SU N AN PR O D U K H UKU M L am pi ra n I : Su ra t Ed ar an M en te ri PU DI L INGK U NGA N DE PA RT EM EN P EK ERJ AA N UM UM Nom or : 13/ SE /M /2005 T ang ga l : 29 Des em ber 2005 UNI T BA G IA N HUK UM DIT JE N / SESD IT JE N / BIR O HUK U M BAG IAN AR SI P DI RJ EN / PEMR AK AR SA U N IT KER JA YG ME NA NG AN I SES BA / SEK JE N BIR O U M UM KEP AL A BAD AN / NO P R O SE S (E se lo n II) * BI DA NG HUK UM SES IT JEN IR JEN SEK JE N MEN TER I 1 Uni t pem rak ar sa m en yi apk an ranc ang an awal bers am a B ag ian Huk um Di tjen, uni t k erj a yang m enang an i bi dang huk um 2 Ba gi an Huk um Di tjen /uni t k erj a yang m enang ani bi dan g huk um m eny am pai kan ranc ang an k epada S et di tjen/ Se tb a/ Se tit jen/ Bi ro 3 Se td itj en/ Se tba/ Se tit jen/ Bi ro m eny am pai ka n ranc ang an k epada B iro Huk um unt uk m endapat kan t el aahan 4 Ranc ang an di bahas ant ara B iro Hu ku m , Uni t P em rak ars a dan B ag ian Huk um S es di tjen t er kai t dan uni t k erj a y ang m enang ani huk um 5 Has il ranc ang an y ang te lah di bahas , k em udi an di se rahk an kepada uni t pem rak ars a unt uk m endapat kan paraf S et di tje n/ Se tb a/ Se tit jen /B iro te rk ai t 6 Ranc ang an y ang te lah di paraf S et di tjen/ Se tba/ Se tit jen/ Bi ro t erk ai t di sa m pai kan k epada Bi ro Hu ku m un tu k d ipros es lebi h l anj ut 7 Bi ro Huk um m en yam pai kan ranc ang an y ang te lah di paraf K epal a B iro Huk um k epada P ej abat E sel on I t erk ai t unt uk m endapat kan paraf pers et uj uan 8 Ranc ang an y ang te lah di paraf pers et uj uan P ej abat E sel on I d i s am pai ka n ol eh B iro Huk um k epada S ek jen unt uk m endapat ka n paraf pers et uj uan 9 Se kj en m eny am pai kan ran cang an k epada M ent eri unt uk m endapat kan paraf pers et uj uan 10 Ranc ang an y ang te lah m endapat kan paraf pers et uj uan M en teri k em bal i kepada B iro Hu ku m un tu k di buat net k on sep 11 Bi ro Huk um m en yam pai kan net k on sep k epada M ent eri un tu k m endapat kan penet

apan dan penandat

ang ananny a 12 SK s et el ah di tandat ang ani di m int ak an nom or ke bag ian ars ip Bi ro Um um dan Bi ro Um um m en yi m pan sa tu c op y ars ip 13 Ba gi an ars ip, m en yerahk an ars ip as li kepada uni t pem rak ars a 14 Pendi st ribu si an ol eh bag ian ars ip B iro Um um (* ) E sel on II di li ng kung an Se kj en, Di tjen, B adan, dan Itj en M ENT ER I P EK ER JA AN UM UM , ttd D JO KO K IR M AN TO

(7)

Lampiran II PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM

NOMOR : …/PRT/M/200… T E N T A N G

……….. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PEKERJAAN UMUM,

Menimbang : a. ……… ……… ; b. ……… ……… ; Mengingat : 1. ……… ……… ; 2. ……… ……… ; MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM TENTANG ……….

………..

BAB I Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:

1………; 2……….

BAB II Pasal .. Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Peraturan ini disebarluaskan kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk diketahui dan dilaksanakan.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal ……… MENTERI PEKERJAAN UMUM,

(8)

KEPUTUSAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: ……/KPTS/M/200…

T E N T A N G

……….. MENTERI PEKERJAAN UMUM,

Menimbang : a. ………; b. ………; Mengingat : 1. ……… ………; 2. ……… ………; Memperhatikan : ………; MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI PEKERJAAN UMUM TENTANG ……….. KESATU : ………..

………..

KEDUA : ………..

………..

KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal ……….. MENTERI PEKERJAAN UMUM,

………

Tembusan disampaikan kepada Yth:

1. ………; 2. ……….

(9)

INSTRUKSI MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : ……/IN/M/200…

T E N T A N G

……….. MENTERI PEKERJAAN UMUM,

Menimbang : a. ………. ………; b. ………... ………...; . Mengingat : 1. ………. ……….; 2. ………. ………; Memperhatikan : ……….; MENGINSTRUKSIKAN: KEPADA : 1. ……….; 2. ……….. UNTUK : KESATU : ……… KEDUA : ……….. KETIGA : Agar melaksanakan Instruksi ini dengan penuh tanggung jawab.

KEEMPAT : Instruksi ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal ……….. MENTERI PEKERJAAN UMUM,

……… Tembusan disampaikan kepada Yth:

1……….; 2……….; 3………..

(10)

SURAT PERINTAH MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: ………/SPRINT/M/200…

MENTERI PEKERJAAN UMUM,

Menimbang : a. ……… ………; b. ……… ………; Mengingat : 1. ……… ………; 2. ……… ………; Memperhatikan : ………; MEMERINTAHKAN: KEPADA : 1. ……….; 2. ……….. UNTUK : 1 …..………... 2 ..……… 3 Surat Perintah ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal ……….. MENTERI PEKERJAAN UMUM,

……… Tembusan disampaikan kepada Yth:

1………; 2………

(11)

Jakarta, ……….. Kepada yang terhormat,

1………; 2……… di- Jakarta Perihal : ………

SURAT EDARAN

Nomor: …../SE/M/200… Pembukaan ………. 1. Umum 2. Batang Tubuh

Demikian atas perhatian Saudara disampaikan terima kasih.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal ……….. MENTERI PEKERJAAN UMUM,

……… Tembusan disampaikan kepada Yth.:

1………; 2………

Referensi

Dokumen terkait

Hambatan ditinjau dari segi wakif, yaitu: Pertama , pada umumnya setelah wakif meninggal dunia, ahli waris dari wakif tidak sesegera mungkin menyerahkan berkas-berkas

Gaya kognitif merupakan keinginan untuk mencapai prestasi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan (Degeng dalam Lamba, 2006), sehingga siswa dengan gaya

Uji TLC dilakukan pada 100 sampel yang berasal dari sampling pada lima ulangan yang berasal dari strain yang sama sehingga apabila strain yang digunakan tidak menunjukkan

(1) Lembaga Diklat Kepelautan yang menyelenggarakan Diklat Keahlian Pelaut dan Diklat Keterampilan Khusus wajib memiliki perpustakaan yang dikelola oleh staf yang profesional,

Penyelenggaraan Liga Pendidikan Indonesia Tk... Fasilitasi

Penggantian nama tidak diwajibkan, akan tetapi selama tahun-tahun pertama dari masa Orde Baru, sebagian besar dari orang Indonesia keturunan Tionghoa mengganti nama mereka, karena

Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu tahap pertama ekstraksi pati dari biji palado, tahap kedua modifikasi pati dengan perlakuan tiga metode yaitu

Pada penelitian ini, dilakukan pembuatan aplikasi mobile phone berbasis Android dengan menerapkan metode Wiener estimation untuk menduga nilai reflektan berdasarkan