• Tidak ada hasil yang ditemukan

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERDAYAAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERDAYAAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

GUBERNUR JAWA TIMUR

PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2007

TENTANG

PEMBERDAYAAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

GUBERNUR JAWA TIMUR,

Menimbang : bahwa sesuai Pasal 24 Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, perlu menetapkan Pemberdayaan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dengan Peraturan Gubernur Jawa Timur.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Timur sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1950 (Lembaran Negara Tahun 1950 Nomor 32).

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286).

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355).

4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4400).

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548).

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438).

7. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3052).

(2)

8. Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Struktural (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 197, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4018).

9. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 198, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4019).

10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4262).

11.Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4593).

12. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 45 Tahun 2000 tentang Badan Pengawasan Provinsi Jawa Timur.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PEMBERDAYAAN

PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH.

Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :

a. Pemerintah Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ;

b. Pembinaan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah upaya yang dilakukan oleh Gubernur selaku Wakil Pemerintah di Daerah untuk mewujudkan tercapainya tujuan penyelenggaraan otonomi daerah ;

c. Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar Pemerintahan Daerah berjalan secara efisien dan efektif sesuai dengan rencana dan ketentuan peraturan perundang-undangan ;

d. Menteri adalah Menteri Dalam Negeri ;

e. Inspektur Jenderal adalah Inspektur Jenderal Departemen Dalam Negeri ;

(3)

f. Gubernur adalah Gubernur Jawa Timur ;

g. Bupati/Walikota adalah Bupati/Walikota di Jawa Timur ; h. Kabupaten/Kota adalah Kabupaten/Kota di Jawa Timur ; i. Provinsi adalah Provinsi Jawa Timur ;

j. Inspektur Provinsi adalah Kepala Badan Pengawasan Provinsi Jawa Timur ;

k. Inspektorat Provinsi adalah Badan Pengawasan Provinsi Jawa Timur.

BAB II

PENGAWASAN ATAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

Pasal 2

Inspektorat Provinsi melakukan pengawasan terhadap :

a. Pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota ;

b. Pelaksanaan urusan Pemerintahan di Daerah Provinsi ;

c. Pelaksanaan urusan Pemerintahan di Daerah Kabupaten/ Kota.

Pasal 3

Pelaksanaan urusan pemerintahan di Daerah Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b, terdiri dari :

a. Pelaksanaan urusan Pemerintahan di Daerah yang bersifat wajib ;

b. Pelaksanaan urusan Pemerintahan di Daerah yang bersifat pilihan ;

c. Pelaksanaan urusan Pemerintahan menurut dekonsentrasi dan tugas pembantuan.

Pasal 4

Pelaksanaan urusan Pemerintahan di Daerah Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam huruf c, terdiri dari :

a. Pelaksanaan urusan Pemerintahan di Daerah yang bersifat wajib ;

b. Pelaksanaan urusan Pemerintahan di Daerah yang bersifat pilihan ;

c. Pelaksanaan urusan Pemerintahan menurut tugas pembantuan.

Pasal 5

(1) Inspektorat Provinsi dalam pelaksanaan tugas pengawasan bertanggung jawab kepada Gubernur ;

(2) Inspektorat Provinsi dalam pelaksanaan tugas selain tugas pengawasan, mendapat pembinaan dari Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur.

(4)

Pasal 6

(1) Gubernur sebagai Wakil Pemerintah melakukan pengawasan terhadap tugas dekonsentrasi ;

(2) Gubernur/Bupati/Walikota sebagai Kepala Daerah melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas pembantuan dan pelaksanaan pinjaman/hibah luar negeri.

Pasal 7

Inspektorat Provinsi melakukan pengawasan sesuai dengan fungsi dan kewenangannya melalui :

a. Pemeriksaan dalam rangka berakhirnya masa Jabatan Bupati/Walikota ;

b. Pemeriksaan berkala atau sewaktu-waktu maupun pemeriksaan terpadu ;

c. Pengujian terhadap laporan berkala dan atau sewaktu-waktu dari unit/satuan kerja ;

d. Pengusutan atas kebenaran laporan mengenai adanya indikasi terjadinya penyimpangan, korupsi, kolusi dan nepotisme ;

e. Penilaian atas manfaat dan keberhasilan kebijakan, pelaksanaan program dan kegiatan ;

f. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan urusan Pemerintahan di Daerah.

Pasal 8

Inspektur Provinsi menyampaikan masukan tentang kebijakan pengawasan Pemerintah Daerah Provinsi selambat-lambatnya pada bulan Agustus setiap tahun kepada Inspektur Jenderal.

Pasal 9

(1) Penyusunan rencana pengawasan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota dikoordinasikan oleh Gubernur ;

(2) Penyusunan Rencana Pengawasan Tahunan Penyeleng-garaan Pemerintahan Daerah Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota dilakukan dalam Rapat Koordinasi ;

(3) Rapat Koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan di Tingkat Provinsi paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun.

Pasal 10

(1) Inspektur Provinsi mengkoordinasikan pelaksanaan pengawasan tingkat Provinsi ;

(2) Aparat Pengawasan Ekstern Provinsi yang akan melakukan pengawasan harus memberitahukan rencana dan kedatangannya kepada Inspektur Provinsi ;

(3) Inspektur Provinsi dapat memerintahkan Pejabat di lingkungan Inspektorat Provinsi untuk mendampingi Aparat Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

(5)

Pasal 11

Pelaksanaan Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota wajib mempedomani Rencana Pengawasan Tahunan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9.

Pasal 12

(1) Pimpinan satuan kerja penyelenggara Pemerintahan Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota wajib melaksanakan tindak lanjut hasil pengawasan ;

(2) Wakil Gubernur bertanggungjawab atas pelaksanaan tindak lanjut hasil pengawasan di Tingkat Provinsi ;

(3) Inspektur Provinsi melakukan pemantauan tindak lanjut hasil pengawasan BPK, Inspektorat Jenderal Departemen, Inspektorat Provinsi dilingkungan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota ;

(4) Pimpinan satuan kerja penyelenggara Pemerintah Provinsi, Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenakan sanksi berupa tindakan hukum berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku apabila yang bersangkutan tidak melaksanakan tindak lanjut hasil pengawasan.

Pasal 13

(1) Pelaksanaan pemutakhiran data tindak lanjut hasil pengawasan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi dikoordinasikan oleh Wakil Gubernur ;

(2) Pelaksanaan Pemutakhiran data tindak lanjut hasil pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam setahun.

Pasal 14

Inspektorat Provinsi dalam menyelenggarakan pengawasan atas Pelaksanaan Urusan Pemerintahan di Daerah berpedoman pada norma:

a. Obyektif, profesional, independen dan tidak mencari-cari kesalahan ;

b. Terus-menerus untuk memperoleh hasil yang berkesinambungan ;

c. Efektif untuk menjamin tindakan koreksi yang cepat dan tepat ;

(6)

DIUNDANGKAN DALAM BERITA DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR

TGL 15-3-2007 No. 13 Th 2007/E1

BAB III

KETENTUAN PENUTUP Pasal 15

Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Jawa Timur.

Ditetapkan di Surabaya

pada tanggal 15 Maret 2007

GUBERNUR JAWA TIMUR ttd

Referensi

Dokumen terkait

Perencanaan yang diberikan pada An “Y” umur 3 tahun 7 bulan dengan demam tifoid yaitu: bina hubungan saling percaya, observasi tanda-tanda vital (nadi suhu dan

Sehingga hipotesis Ho ditolak dan diputuskan untuk menerima H1 terdapat pengaruh hasil belajar peserta didik pada kompetensi dasar menerapkan instalasi macam-macam

Proposal utama dari disertasi ini adalah melihat manusia sebagai bagian dari komunitas ciptaan dalam hubungan-hubungannya dengan Allah pencipta merupakan cara yang sangat

Dengan harga terjangkau dan pembayaran yang bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja, Stroomnet ini internet pejabat dengan harga merakyat..

Coca Cola Bottling Indonesia Central Java menggunakan banyak peralatan serta mesin-mesin modern seperti pada perusahaan-perusahaan modern lainnya.Salah satunya adalah

Aipda KS Tubun No.7, Cigadung, Kecamatan Subang, Kabupaten Subang, Jawa Barat adalah salah satu dinas yang memiliki data dan informasi pertanian seperti luas

Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa LKPD IPA Modified Free Inquiry untuk Menumbuhkan Kesadaran Peduli Lingkungan akibat Penambangan Pasir Di

Menurut Arikunto (2008: 16) dalam penelitian secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan