• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI RIAU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI RIAU"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

P

RODUKSI

P

ADI,

J

AGUNG, DAN

K

EDELAI

P

ROVINSI

R

IAU

(Angka Sementara 2010 dan Angka Ramalan I Tahun 2011)

.

No. 13/03/14/Th. XII, 1 Maret 2011

A. PADI

; Angka Sementara (ASEM) produksi padi tahun 2010 adalah sebesar 574.864 ton padi Gabah Kering Giling (GKG) atau meningkat 43.435 ton (8,17 persen) dibanding produksi tahun 2009. Kenaikan produksi terjadi karena adanya kenaikan luas panen sebesar 6.665 hektar atau 4,46 persen disertai peningkatan produktivitas, yaitu sebesar 1,26 kuintal/hektar (3,55 persen) dibanding tahun 2009.

; Berdasarkan musim panen tahun 2010, kenaikan luas panen terbesar terjadi pada realisasi panen periode September-Desember sebesar 8.373 hektar (naik 31,10 persen) dibandingkan dengan luas panen pada periode yang sama tahun 2009 (year on year).

; Produksi padi tahun 2011 berdasarkan Angka Ramalan (ARAM) I 2011 adalah sebesar 568.679 ton Gabah Kering Giling (GKG) atau turun 6.185 ton (1,08 persen) dibandingkan produksi padi tahun 2010. Penurunan produksi ini dipengaruhi oleh adanya percepatan panen di tahun 2010.

B. JAGUNG

; Produksi jagung tahun 2010 (ASEM) sebesar 41.839 ton pipilan kering, atau menurun cukup signifikan, yaitu 25,98 persen dibanding tahun 2009 dengan tingkat produktivitas 23,20 kuintal per hektar, (naik 2,68 persen) dan luas panen sebesar 18.034 hektar (turun 27,91 persen).

; Perkiraan produksi jagung tahun 2011 (Angka Ramalan I) diperkirakan sebesar 42.389 ton pipilan kering atau turun 550 ton (1,31 persen) dibandingkan produksi jagung tahun 2009. Hal ini diperkirakan karena menurunnya luas panen jagung sebesar 106 hektar (0,59 persen).

C. KEDELAI

; Berdasarkan Angka Sementara (ASEM), produksi kedelai tahun 2010 adalah sebesar 5.864 ton biji kering atau naik sebesar 10,68 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kenaikan ini diperkirakan terjadi karena adanya kenaikan luas panen sebesar 376 hektar atau 7,66 persen dibandingkan dengan tahun 2009.

; Pada tahun 2011, produksi kedelai di Riau (ARAM I) diperkirakan sebesar 6.249 ton biji kering atau naik sebesar 385 ton (6,57 persen) dibandingkan produksi tahun sebelumnya. Peningkatan ini dipengaruhi oleh kenaikan luas panen sebesar 300 hektar atau naik 5,68 persen dibandingkan dengan luas panen tahun 2010.

(2)

1. Pendahuluan

Data produksi tanaman pangan yang disajikan dalam Berita Resmi Statistik (BRS) ini mencakup produksi padi, jagung dan kedelai Provinsi Riau. Penyajian data produksi tanaman pangan tahun tertentu dilakukan oleh BPS sebanyak 5 (lima) kali dengan status angka yang berbeda. Angka Ramalan (ARAM) I merupakan angka ramalan/perkiraan produksi tahun berjalan berdasarkan keadaan luas tanaman akhir bulan Desember tahun sebelumnya. Angka Ramalan (ARAM) II terdiri dari realisasi produksi Januari-April dan angka ramalan/perkiraan Mei-Desember berdasarkan luas tanaman kondisi akhir bulan Januari-April. Angka Ramalan (ARAM) III terdiri dari realisasi produksi Januari-Agustus dan angka ramalan/perkiraan September-Desember berdasarkan keadaan luas tanaman akhir bulan Agustus. Angka Sementara (ASEM) merupakan realisasi produksi Januari-Desember tetapi belum final karena mengantisipasi kelengkapan laporan. Angka Tetap (ATAP) adalah realisasi produksi selama satu tahun (Januari-Desember) dan merupakan angka final. Jadwal rilis ARAM, ASEM, dan ATAP melalui Berita Resmi Statistik (BRS) adalah seperti berikut:

Para konsumen data perlu mencermati status angka tersebut dalam penggunaannya baik untuk evaluasi/monitoring maupun perencanaan. Diharapkan konsumen data selalu mengacu pada hasil penghitungan dengan status angka yang terakhir. Saat ini, yang dirilis melalui BRS adalah Data produksi tanaman pangan tahun 2010 (ASEM) dihitung berdasarkan realisasi luas panen dan produktivitas Januari-Desember 2010 serta angka ramalan/perkiraan produksi tahun 2011 (ARAM) yang berdasarkan dari keadaan luas tanaman akhir bulan Desember tahun 2010.

2. PRODUKSI PADI

2.1. Angka Sementara Tahun 2010

Angka Sementara (ASEM) yang dihasilkan berdasarkan realisasi data bulan Januari-Desember 2010, produksi padi di Riau tahun 2010 mencapai 568.679 ton gabah kering giling (GKG). Produksi tersebut meningkat sekitar 8,17 persen (naik 43.435 ton GKG) bila dibandingkan dengan produksi tahun 2009 Status Angka Jadwal Rilis BRS (tahun t) Subround

Januari-April Mei-Agustus September-Desember

1. ARAM I (t) Awal Maret RAMALAN

2. ARAM II (t) Awal Juli REALISASI RAMALAN

3. ARAM III (t) Awal November REALISASI RAMALAN 4. ASEM (t-1) Awal Maret REALISASI (angka belum final)

(3)

Kenaikan produksi dipengaruhi oleh luas panen padi tahun 2010 yang mencapai 156.088 hektar, atau naik sekitar 4,46 persen (6.665 hektar) bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, serta kenaikan produktivitas padi yaitu sekitar 3,55 persen (1,26 kuintal per hektar).

Berdasarkan periode/subround, kenaikan produksi padi tahun 2010 terjadi pada realisasi periode/subround Januari-April sebesar 41.932 ton (18,28 persen) dan September-Desember sebesar 34.318 ton (36,06 persen) dibandingkan dengan produksi pada subround yang sama tahun 2009 (year on year). Peningkatan ini terjadi karena adanya percepatan panen pada subround September-Desember 2010.

2.2. Angka Ramalan I Tahun 2011

Produksi padi berdasarkan angka ramalan I 2011 adalah sebesar 568.679 ton GKG atau turun sebesar 6.185 ton GKG (1,08 persen) dibandingkan dengan produksi padi tahun 2010 (ASEM). Penurunan ini disebabkan karena adanya percepatan panen di tahun 2010, sehingga diperkirakan ada penurunan luas panen sebesar 1.999 hektar (1,28 persen) dibandingkan dengan luas panen tahun sebelumnya. Namun demikian, produktivitas padi diperkirakan akan sedikit meningkat, yaitu sekitar 0,08 kuintal/hektar (0,21 persen).

Tabel 1. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi Menurut Subround di Provinsi Riau Tahun 2009-2011

URAIAN 2009 2010 (ASEM) 2011 (ARAM I) PERKEMBANGAN 2009-2010 2010-2011 ABSOLUT % ABSOLUT % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

a. Luas Panen (ha)

- Januari – April 69.943 74.911 78.667 4.968 7,10 3.756 5,01 - Mei – Agustus 52.560 45.884 48.146 (6.676) (12,70) 2.262 4,93 - September - Desember 26.920 35.293 27.276 8.373 31,10 (8.017) (22,72) - Januari – Desember 149.423 156.088 154.089 6.665 4,46 (1.999) (1,28) b. Produktivitas (ku/ha) - Januari – April 32,79 36,21 36,51 3,42 10,44 0,30 0,83 - Mei – Agustus 39,37 37,94 38,42 (1,42) (3,62) 0,48 1,26 - September - Desember 35,35 36,69 35,36 1,34 3,78 (1,33) (3,62) - Januari – Desember 35,57 36,83 36,91 1,26 3,55 0,08 0,21 c. Produksi (ton) - Januari – April 229.344 271.276 287.246 41.932 18,28 15.970 5,89 - Mei – Agustus 206.910 174.095 184.976 (32.815) (15,86) 10.881 6,25 - September - Desember 95.175 129.493 96.457 34.318 36,06 (33.036) (25,51) - Januari – Desember 531.429 574.864 568.679 43.435 8,17 (6.185) (1,08)

2.3. Pola Luas Panen Padi Tahun 2007-2010

Pola luas panen padi tahun 2010 sedikit bergeser dibandingkan pola luas panen tahun-tahun sebelumnya. Dari gambar dapat terlihat bahwa kenaikan luas panen terjadi pada subround Januari-April dan subround September-Desember tahun 2010.

(4)

Gambar 1. Pola Luas Panen Padi di Provinsi Riau Tahun 2007-2010

3. PRODUKSI JAGUNG

3.1. Angka Sementara Tahun 2010

Produksi jagung tahun 2010 (ASEM) sebesar 41.839 ton pipilan kering. Produksi tersebut mengalami penurunan yang sangat siginifikan, yaitu sekitar 25,98 persen (14.682 ton pipilan kering) dibandingkan tahun 2009. Penurunan produksi terjadi karena ada penurunan luas panen sebesar 6.982 hektar, atau turun sekitar 27,91 persendibandingkan dengan luas panen tahun 2009. Namun demikian, penurunan produksi ini tidak diikuti dengan penurunan produktivitas jagung, karena produktivitas masih meningkat sekitar 0,61 kuintal/hektar pada tahun 2010 atau naik sekitar 2,68 persen.

Tabel 2. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Jagung Menurut Subround di Provinsi Riau Tahun 2009-2011

URAIAN 2009 2010 (ASEM) 2011 (ARAM I) PERKEMBANGAN 2009-2010 2010-2011 ABSOLUT % ABSOLUT % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

a. Luas Panen (ha)

- Januari – April 5.093 3.150 3.780 (1.943) (38,15) 630 20,00 - Mei – Agustus 9.947 8.590 9.033 (1.357) (13,64) 443 5,16 - September - Desember 9.976 6.294 5.327 (3.682) (36,91) (967) (15,36) - Januari – Desember 25.016 18.034 18.140 (6.982) (27,91) 106 0,59 b. Produktivitas (ku/ha) - Januari – April 23,18 23,59 23,83 0,41 1,77 0,24 1,02 - Mei – Agustus 23,15 23,60 23,78 0,45 1,94 0,18 0,76 - September - Desember 21,74 22,46 22,34 0,72 3,31 (0,12) (0,53) - Januari – Desember 22,59 23,20 23,37 0,61 2,68 0,17 0,72 c. Produksi (ton) - Januari – April 11.806 7.431 9.008 (4.375) (37,06) 1.577 21,22 - Mei – Agustus 23.027 20.272 21.480 (2.755) (11,96) 1.208 5,96 - September - Desember 21.688 14.136 11.901 (7.552) (34,82) (2.235) (15,81) - Januari – Desember 56.521 41.839 42.389 (14.682) (25,98) 550 1,31 -5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000 35.000 40.000 45.000 2007 (Ha) 28.535 40.240 11.796 4.799 6.295 11.409 18.382 15.679 4.236 2.786 1.177 1.833 2008 (Ha) 17.025 38.052 18.719 5.615 13.342 11.722 14.199 11.737 6.776 1.091 3.426 6.092 2009 (Ha) 14.872 25.904 24.028 5.139 9.343 14.270 18.963 9.984 2.132 3.489 3.263 18.036 2010 (Ha) 24.953 25.543 11.839 12.576 11362 17617 11346 5559 5082 6137 10146 13928

(5)

3.2. Angka Ramalan I Tahun 2011

Produksi jagung Riau tahun 2011 (ARAM I) diperkirakan sebesar 42.389 ton pipilan kering. Produksi ini mengalami peningkatan sebesar 1,31 persen yang disebabkan karena luas panen jagung meningkat sebesar 106 hektar atau naik 0,59 persen, dan produktivitas jagung juga meningkat sebesar 0,17 kuintal/hektar atau naik 0,72 persen.

3.3. Pola Luas Panen Jagung Tahun 2007-2011

Pola luas panen jagung tahun 2011 sedikit bergeser dibandingkan dengan pola luas panen tahun 2009. Puncak panen jagung pada tahun 2009 terjadi pada bulan Juni, sementara pada tahun 2010 puncak panen terjadi pada bulan Juli. (Gambar 2).

Gambar 2. Pola Luas Panen Jagung di Provinsi Riau , Tahun 2007-2010

4. PRODUKSI KEDELAI

4.1. Angka Sementara Tahun 2010

Produksi kedelai Riau tahun 2010 pada Angka Sementara (ASEM) adalah sebesar 5.864 ton biji kering atau mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu sebesar 10,68 persen (566 ton biji kering) bila dibandingkan dengan tahun 2009. Peningkatan produksi ini disebabkan karena bertambahnya luas panen sebesar 376 hektar atau naik 7,66 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, pada tahun ini, produktivitas kedelai mengalami peningkatan sekitar 0,30 kuintal/hektar atau naik 2,80 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kenaikan produksi kedelai tahun 2010 terbesar terjadi pada produksi subround Januari-April dan Mei-Agustus masing-masing naik 299 ton biji kering (27,51 persen) dan 536 ton biji kering (24,08 persen) dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

-1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 7.000 2007 (Ha) 2.133 507 419 675 707 1.881 4.375 2.404 1.079 1.461 1.572 1.166 2008 (Ha) 2.441 2.498 823 1.147 788 3.227 3.843 1.001 1.101 870 918 2.740 2009 (Ha) 2.150 1.058 861 1.024 1.976 6.519 931 521 1.912 1.411 2.464 4.189 2010 (Ha) 975 556 802 817 1.273 603 5.972 742 679 1.614 1.314 2.687

(6)

4.2. Angka Ramalan I Tahun 2011

Produksi kedelai Riau tahun 2011 (ARAM I) diperkirakan sebesar 6.249 ton pipilan kering. Produksi ini mengalami peningkatan sebesar 6,57 persen yang disebabkan karena meningkatnya perkiraan luas panen kedelai sebesar 300 hektar atau naik 5,68 persen dibandingkan dengan luas panen tahun 2010. Peningkatan produksi ini juga diperkirakan akan diikuti dengan peningkatan produktivitas kedelai sebesar 0,84 persen atau naik 0,09 kuintal/hektar dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Tabel 3. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai Menurut Subround di Provinsi Riau Tahun 2009-2011

URAIAN 2009 2010 (ASEM) 2011 (ARAM I) PERKEMBANGAN 2009-2010 2010-2011 ABSOLUT % ABSOLUT % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

a. Luas Panen (ha)

- Januari – April 1.020 1.279 1.824 259 25,39 545 42,61 - Mei – Agustus 2.029 2.449 1.963 420 20,70 (486) (19,84) - September - Desember 1.857 1.554 1.795 (303) (16,32) 241 15,51 - Januari – Desember 4.906 5.282 5.582 376 7,66 300 5,68 b. Produktivitas (ku/ha) - Januari – April 10,66 10,84 11,02 0,18 1,69 0,18 1,69 - Mei – Agustus 10,97 11,28 11,37 0,31 2,80 0,09 0,82 - September - Desember 10,69 11,04 11,18 0,35 3,30 0,14 1,26 - Januari – Desember 10,80 11,10 11,19 0,30 2,80 0,09 0,84 c. Produksi (ton) - Januari – April 1.087 1.386 2.010 299 27,51 624 45,02 - Mei – Agustus 2.226 2.762 2.232 536 24,08 (530) (19,19) - September - Desember 1.985 1.716 2.007 (269) (13,55) 291 16,96 - Januari – Desember 5.298 5.864 6.249 566 10,68 385 6,57

4.3.Pola Luas Panen Kedelai Tahun 2007-2010

Pola luas panen kedelai pada tahun 2010, luas panen tertinggi tanaman kedelai terjadi pada bulan Maret-September. Pergeseran panen bisa sering terjadi karena disebabkan umur kedelai yang tidak panjang, yaitu sekitar 3-4 bulan.

Gambar 3. Pola Luas Panen Kedelai di Provinsi Riau , Tahun 2007-2010

0 500 1.000 1.500 2.000 2.500 2007 (Ha) 46 22 16 21 60 150 826 405 365 165 127 63 2008 (Ha) 99 464 20 95 128 284 1.912 317 195 300 236 269 2009 (Ha) 132 154 555 179 217 787 893 132 367 316 978 196

Gambar

Tabel 1. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi Menurut Subround di  Provinsi Riau Tahun 2009-2011
Gambar 1. Pola Luas Panen Padi di Provinsi Riau Tahun 2007-2010
Tabel 3. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai Menurut Subround            di Provinsi Riau Tahun 2009-2011

Referensi

Dokumen terkait

Komitmen terhadap kualitas produk ini antara lain diwujudkan dalam peningkatan kualitas pelayanan, penambahan fasilitas baru, penambahan jaringan baru, yang pada akhirnya nasabah

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di laboratorium dan secara langsung di lapangan yang berhasil didapatkan dan diidentifikasi adalah 1 spesies makroalga dan 20

Tarif PPh ini masih dapat dikurangi lagi sebesar 5 persen apabila Wajib Pajak Badan tersebut merupakan Wajib Pajak dalam negeri yang berbentuk perseroan terbuka yang paling

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa deskripsi kemandirian siswa Reguler SDN Ketawanggede dari jumlah total ukuran sampel 7 siswa adalah 1 siswa Reguler atau dengan

Berdasarkan uji determinasi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kemampuan seluruh variabel independen yang meliputi kualitas produk, kualitas pelayanan,

Sedangkan skor angket siswa memiliki respon positif terhadap motivasi belajar melalui penerapan media pembelajaran berbasis macromedia flash 8.0 karena dari siklus

Mencermati hasil pembahasan pada bab sebelumnya dapat dikemukakan kesimpulan penelitian ini yaitu: Konsep pendidikan keluarga Zakiah Daradjat yaitu menekanakan pada

Latar belakang masalah penelitian ini adalah berangkat dari fenomena dekadensi moral maupun karakter bangsa yang kian lama semakin krisis. Diakui atau tidak