• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN E-LEARNING BERBASIS SCHOOLOGY PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 SERIRIT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN E-LEARNING BERBASIS SCHOOLOGY PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 SERIRIT"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN E-LEARNING BERBASIS SCHOOLOGY PADA

MATA PELAJARAN IPA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 SERIRIT

Ni Wyn. Mei Ananda Putri

1

, Nyoman Jampel

2

, I Kadek Suartama

3 1,2,3

Jurusan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail: mei.ananda27@gmail.com

1

, nyoman.jampel@yahoo.com

2

,

tamat_tp@yahoo.com

3

Abstrak

Permasalahan yang melandasi penelitian ini adalah kurangnya pemanfaatan fasillitas hotspot di sekolah dan rendahnya kualitas belajar IPA pada siswa dari kriteria ketuntasan minimal. Penelitian ini bertujuan untuk 1) menghasilkan e-learning

berbasis Schoology pada mata pelajaran IPA kelas VIII semester genap tahun pelajaran 2013/2014 di SMP Negeri 1 Seririt 2) mengetahui kualitas e-learning

berbasis Schoology 3) mengetahui efektifitas penggunaan e-learning berbasis

Schoology.Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan, dengan

menggunakan model pengembangan ADDIE. Penelitian ini melibatkan siswa kelas VIIID dan VIIIE SMP Negeri 1 Seririt. Data kevalidan uji ahli media, ahli isi, ahli desain, uji perorangan, uji kelompok kecil dan uji lapangan diperoleh dengan menggunakan angket. Data yang diperoleh tersebut dianalisis secara deskriptif kualitatif, analisis deskriptif kuantitatif dan analisis statistik inferensial. Hasil evaluasi ahli isi sebesar 90% berada pada kualifikasi sangat baik. Hasil evaluasi ahli media sebesar 94% berada pada kualifikasi sangat baik. Hasil evaluasi ahli desain sebesar 94% berada pada kualifikasi sangat baik. Hasil uji perorangan sebesar 95,2% berada pada kualifikasi sangat baik. Hasil uji kelompok kecil sebesar 93,78% berada pada kualifikasi baik. Hasil uji lapangan sebesar 88,49% berada pada kualifikasi baik. Penghitungan hasil belajar secara manual diperoleh hasil t hitung sebesar 5,311. Harga t tabel taraf signifikansi 5% adalah 1,9935. Jadi harga t hitung lebih besar daripada harga t tabel sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Maka terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar bahasa IPA siswa antara sebelum dan sesudah menggunakan e-learning berbasis Schoology. Nilai rata-rata setelah menggunakan media (87,03) lebih tinggi dibandingkan sebelum menggunakan media (59,24).

Kata kunci: Pengembangan, e-learning, Schoology, IPA

Abstract

E-learning development with Schoology for IPA subject is based on lack of utilization of hotspot in school and student learning quality is below minimum achievement criteria. These research objectives are: 1) to produce Schoology-based of IPA e-learning in second semester of class VIII academic year 2013/2014 in SMP Negeri 1 Seririt, 2) to know the quality of Schoology-based e-learning,3) to know the effectiveness of Schoology-based e-learning. This research type is Research and Development, with ADDIE development model. This research involved graders VIIID and VIIIE SMP Negeri 1 Seririt. Data validity test media experts, content experts, expert design, individual testing, small group testing and field tests obtained using a questionnaire. The data obtained were analyzed by descriptive qualitative, quantitative descriptive analysis and inferential statistical analysis. The result of the expert evaluation of the content was 90% at the excellent qualifications. The result of the expert evaluation of media was 94% at the excellent qualifications. The result of the

(2)

expert evaluation of design was 94% at the excellent qualifications. Individual test results of 95.2% at the excellent qualifications. The test result of small group was 93.78% at good qualification. The result of field tests was 88.49% at good qualification. Manual counting of learning outcomes obtained t count value=5,311. Value of t table with 5% significance was 1.9935. So the value of t count is greater than the value of t table so H0 is rejected and H1 is accepted. So there are significant differences of IPA student learning outcomes between before and after the use of Schoology-based of IPA e-learning. The mean value after using the media (87.03) was higher than before using the media (59.24).

Keywords: development, e-learning, Schoology, IPA

PENDAHULUAN

Seiring dengan perkembangan

teknologi informasi yang semakin pesat, kebutuhan akan suatu konsep dan mekanisme belajar mengajar berbasis TI menjadi tak terelakan lagi. Konsep yang

kemudian terkenal dengan sebutan

e-learning ini membawa pengaruh terjadinya

proses transformasi pendidikan

konvensional ke dalam bentuk digital, baik secara isi (content) dan sistemnya.

e-learning memberikan harapan baru

sebagai alternatif solusi atas sebagian

besar permasalahan pendidikan di

Indonesia, dengan fungsi yang dapat

disesuikan dengan kebutuhan, baik

sebagai suplemen (tambahan),

komplemen (pelengkap), ataupun

substitusi (pengganti) atas kegiatan

pembelajaran di dalam kelas yang selama ini digunakan (http://blog.unila.ac.id/, diakses tanggal: 1 Desember 2013). Pernyataan tersebut juga didukung oleh peneliti lain yang mengatakan bahwa “

e-learning merupakan sebuah inovasi yang

mempunyai kontribusi sangat besar

terhadap perubahan proses

pembelajaran, dimana proses belajar tidak lagi hanya mendengarkan uraian materi dari guru tetapi siswa juga melakukan

aktivitas lain seperti mengamati,

melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.” (Ramadhani, 2012:14).

Dengan Materi bahan ajar pada

e-learning dapat divisualisasikan dalam

berbagai format dan bentuk yang lebih dinamis dan interaktif sehingga learner

atau murid akan termotivasi untuk terlibat

lebih jauh dalam proses pembelajaran tersebut. (Romi Satria Wahono, 2003).

Selain itu, suasana pembelajaran

e-learning dapat mengakomodasi peserta

didik memainkan peran yang lebih aktif

dalam pembelajaran, peserta didik

membuat perancangan dan mencari

materi dengan usaha sendiri (Santyasa, 2013)

Dalam perkembangannya, sistem

e-learning ini digunakan sebagian besar

institusi pendidikan di Dunia. “Di luar

negeri seperti di Amerika Serikat,

e-learning telah digunakan hampir 90%

pada setiap tingkat satuan pendidikan yang memiliki lebih dari 10.000 siswa.”

(Basori, 2013:2). Karena manfaat yang

begitu terasa, maka muncullah berbagai

macam model pengembangan e-learning.

Mulai dari hanya sekedar berbasis power point di kelas, menuju ke sistem LMS

(Learning Management System). LMS

yang dipakai sampai saat ini sudah banyak jenisnya, salah satunya yaitu

Schoology. Schoology merupakan salah

satu LMS berbentuk web sosial yang menawarkan pembelajaran sama seperti di dalam kelas secara percuma (gratis) dan mudah digunakan seperti media

sosial Facebook. Dari sekian banyak

fasilitas yang tersedia pada LMS untuk

mendukung proses pembelajaran,

anehnya sedikit guru-guru di Indonesia terutama yang sekolahnya mempunyai

fasilitas hotspot untuk memanfaatkan

pembelajaran berbasis LMS. Hal inilah

yang menimbulkan adanya persepsi

(3)

dalam dunia pendidikan khususnya di sekolah sering kali belum dapat bekerja secara optimal. Ini ditandai dengan kegiatan pembelajaran dikelas belum bisa dikelola dengan baik dan penyampaian materi oleh guru belum didukung dengan

media pembelajaran yang bagus,

sehingga kurang menumbuhkan

rangsangan semangat belajar siswa

sehingga berdampak pada hasil belajar siswa yang rendah. Masalah ini sering kali dijumpai terutama pada mata pelajaran IPA.

Nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas VIII pada semester ganjil, tahun pelajaran 2013/2014 belum mencapai

KKM yang ditentukan untuk mata

pelajaran IPA. KKM yang ditetapkan untuk mata pelajaran IPA adalah 75, sedangkan nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas VIII yaitu 69,83. Ini berarti hasil belajar belum maksimal. Berdasarkan masalah tersebut, maka perlu suatu upaya yang dilakukan

untuk mengoptimalkan proses

pembelajaran IPA di SMP Negeri 1 Seririt.

Dengan memanfaatkan e-learning

berbasis Schoology, diduga dapat

digunakan sebagai altenatif pemecahan masalah belajar dan pembelajaran IPA di SMP Negeri 1 Seririt.

Berdasarkan pemaparan diatas,

rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah (1) Bagaimana rancang bangun

e-learning berbasis Schoology pada mata

pelajaran IPA kelas VIII semester genap tahun pelajaran 2013/2014 di SMP Negeri

1 Seririt; (2) Bagaimana kualitas

e-learning berbasis Schoology pada mata

pelajaran IPA kelas VIII semester genap tahun pelajaran 2013/2014 di SMP Negeri 1 Seririt berdasarkan hasil review para

ahli dan uji coba produk; (3)

Bagaimanakah efektifitas penggunaan

e-learning berbasis Schoology dilihat dari

perbedaan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA Kelas VIII SMP Negeri 1 Seririt Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014.

Berdasarkan rumusan masalah,

adapun tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini yaitu: (1) Untuk

menghasilkan e-learning berbasis

Schoology pada mata pelajaran IPA kelas

VIII semester genap tahun pelajaran

2013/2014 di SMP Negeri 1 Seririt; (2)

Untuk mengetahui kualitas e-learning

berbasis Schoology pada mata pelajaran IPA kelas VIII semester genap tahun pelajaran 2013/2014 di SMP Negeri 1 Seririt; (3) Untuk mengetahui efektifitas

penggunaan e-learning berbasis

Schoology dilihat dari perbedaan hasil

belajar siswa pada mata pelajaran IPA Kelas VIII SMP Negeri 1 Seririt Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014.

METODE

Model penelitian yang digunakan

dalam pembuatan adalah penelitian

pengembangan. Model penelitian

pengembangan yang digunakan dalam

pengembangan media e-learning berbasis

Schoology adalah model ADDIE.

Pemilihan model ini didasari atas

pertimbangan bahwa model ini mudah untuk dipahami, selain itu juga model ini dikembangkan secara sistematis dan berpijak pada landasan teoretis desain pembelajaran yang dikembangkan. Model ini disusun secara terprogram dengan kegiatan yang sistematis dalam upaya

pemecahan masalah belajar yang

berkaitan dengan media belajar yang

sesuai dengan kebutuhan dan

karakteristik siswa. Tegeh & Kirna (2010)

menyatakan tahapan penelitian

pengembangan pada model ADDIE yaitu:

(1) Analis (Analysis), (2) Desain/

perancangan (Design),(3) Pengembangan

(Development), (4) Implementasi atau

eksekusi (Implementation), dan (5)

Evaluasi/ umpan balik (Evaluation).

Sesuai dengan model yang dipilih,

analisis yang dilakukan meliputi:

karakteristik siswa, isi/konten, dan

lingkungan. Desain meliputi: penentuan

SK-KD, metode, dan evaluasi.

Pengembangan dilakukan dengan

memproduksi produk berupa e-learning

berbasis Schoology. Implementasi

dilakukan validasi para ahli dan Uji Coba

e-learning berbasis Schoology di SMP

Negeri 1 Seririt. Evaluasi dilakukan secara formatif dan sumatif pada tahapan pengembangan produk sesuai dengan model yang digunakan.

(4)

Kelima tahap prosedur pengembangan tersebut dapat dilihat pada bagan tahap-tahap pengembangan sebagai berikut.

Gambar 1. Tahapan Model ADDIE (sumber Tegeh & Kirna, 2010) Uji coba produk dalam penelitian ini terdiri atas : 1) rancangan uji coba, 2) subyek coba, 3) jenis data, 4) instrumen pengumpulan data, dan 5) teknik analisis data. Hasil dari penelitian pengembangan

ini diuji tingkat validitas dan

keefektifannya. Tingkat validitas media pembelajaran diketahui melalui hasil analisis dari : a) validasi oleh ahli isi bidang studi atau mata pelajaran, ahli desain pembelajaran dan ahli media pembelajaran. b) uji coba yang dilakukan meliputi uji perorangan, uji kelompok kecil, dan uji coba lapangan. Sedangkan tingkat efektivitas diketahui melalui hasil pre-test

sebelum menggunakan e-learning dan

pos-test yang dilakukan setelah

menggunakan e-learning. Desain

penelitian pada tahap efektifitas produk menggunakan one group pretest and posttest design. Desain ini digunakan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai yaitu ingin mengetahui efektifitas media yang dikembangkan dilihat dari hasil belajar siswa setelah menggunakan media e-learning.

Jenis data pada penelitian ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu data

kualitatif dan data kuantitatif. Data

Kualitatif dihimpun dari hasil penilaian, masukkan, tanggapan, kritik, dan saran perbaikan melalui angket terbuka yang diperoleh dari hasil angket tanggapan dari

review para ahli dan review siswa,

sedangkan data kuantitatif yang

dikumpulkan melalui angket tertutup yaitu hasil dari (1) penilaian ahli isi bidang studi

atau mata pelajaran, ahli desain

pembelajaran dan ahli media

pembelajaran, (2) review siswa (tahap uji perorangan, tahap uji kelompok kecil, dan tahap uji lapangan), dan (3) hasil tes (

pre-test dan pos- test). Instrumen yang

digunakan untuk mengumpulkan data

pada penelitian ini berupa laporan

pencatatan dokumen dalam bentuk atau format perkembangan produk, angket , dan tes hasil belajar.

Dalam penelitian pengembangan ini digunakan tiga teknik analisis data, yaitu 1) Analisis deskriptif kualitatif yaitu suatu cara analisis/pengolahan data dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk kalimat/kata-kata, kategori-kategori mengenai suatu objek (benda, gejala, variabel tertentu), sehingga akhirnya diperoleh simpulan umum” (Agung, 2012:67). 2) Analisis deskriptif kuantitatif,

teknik analisis ini digunakan untuk

mengolah data yang diperoleh melalui

angket dalam bentuk deskriptif

persentase. Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase dari masing-masing subyek adalah :

Presentase = ( 𝑗𝑎 𝑤𝑎𝑏 𝑎𝑛 𝑥 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑝𝑖𝑙𝑖ℎ𝑎𝑛 )𝑛 𝑥 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔 𝑖 𝑥 100%

Keterangan: Σ = Jumlah

n = Jumlah seluruh item angket

Selanjutnya, untuk menghitung

persentase keseluruhan subyek

digunakan rumus:

Presentase = F : N

Keterangan:

F = Jumlah presentase keseluruhan subyek

N = Banyaknya subyek

Analisis data yang terakhir yaitu 3) Analisis statistik inferensial, analisis ini

digunakan untuk mengetahui tingkat

efektivitas produk terhadap hasil belajar siswa pada siswa SMP Negeri 1 Seririt di kelas VIII E sebelum dan sesudah

menggunakan produk pengembangan

e-Analyze

Evaluate Design

Implementati on

(5)

learning berbasis Schoology. Data uji coba kelompok sasaran dikumpulkan

dengan menggunakan pre-test dan

post-test terhadap materi pokok yang diuji

cobakan. Hasil pre-test dan post-test

kemudian dianalisis menggunakan uji t untuk mengetahui perbedan antara hasil

pre-test dan post-test. Pengujian hipotesis

digunakan uji t berkorelasi dengan

bantuan program komputer Microsoft

Office Excel 2010 dan pentashihan hasil

dengan penghitungan manual. Adapun rumus untuk uji-t berkorelasi yaitu.

                    2 2 1 1 2 2 2 1 2 1 2 1 2 n s n s r n s n s X X t (Sumber: Koyan, 2012:29) Keterangan: 1

X = rata-rata sampel 1 (sebelum

menggunakan e-learning)

2

X

= rata-rata sampel 2 (sesudah

menggunakan e-learning)

S1 = simpangan baku sampel 1

(sebelum menggunakan

e-learning)

S2 = simpangan baku sampel 2

(sesudah menggunakan

media)

S12 = varians sampel 1

S22 = varians sampel 2

r = korelasi antara dua sampel

Sebelum melakukan uji hipotesis (uji t berkorelasi) dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan homogenitas. Uji

normalitas dalam penelitian ini

menggunakan rumus Chi-kuadrat,

sedangkan untuk uji homegenitas varian antar kelompok digunakan uji Barltlett.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sesuai dengan model penelitian

yang dijadikan pedoman yaitu ADDIE,

tahapan pengembangan produk terdiri dari 5 tahapan, yaitu:

Tahap 1 Analisis (Analyze) Hasil

analisis berdasarkan observasi,

ditemukan bahwa karakteristik siswa di

SMP Negeri 1 Seririt merupakan siswa yang sudah tidak asing lagi dengan perkembangan teknologi. Hal ini dapat dilihat dari keseharian beberapa siswa

untuk membawa laptop atau notebook.

Sedangkan untuk hasil analisis lingkungan di SMP Negeri 1 Seririt menunjukkan bahwa sangat cocok untuk dikembangkan media pembelajaran digital khususnya

e-learning berbasis Schoology, hal ini dapat

dilihat dari berbagai fasilitas yang dimiliki sekolah. Hasil observasi menunjukkan bahwa sekolah memiliki fasilitas anatara

lain: memiliki laboratorium komputer

dengan jumlah PC sebanyak 30 yang terkoneksi ke jaringan internet, dan

mempunyai fasilitas hotspot untuk

mendukung pencarian informasi

menggunakan notebook atau laptop, serta

lebih dari 5 orang guru memiliki

kemampuan penggunaan komputer.

Tahap 2 Perancangan (Design),

Kegiatan yang dilakukan dalam

mendesain produk melalui 3 tahap yaitu 1)

penentuan SK-KD, Sesuai dengan

analisis konten yang telah dilakukan dan hasil analisis kurikulum di SMP Negeri 1 Seririt, maka dapat diidentifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar pada mata pelajaran IPA semester genap adalah Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam

produk teknologi sehari-hari. 2)

Penentuan model pembelajaran yang digunakan, beranjak dari karakteristik yang dimiliki siswa, dan media yang di gunakan. maka model yang paling tepat

digunakan adalah Blended Learning. 3)

Metode asesment dan evaluasi yang digunakan merujuk pada produk yang dikembangkan dan model yang digunakan dalam pengembangan produk.

Tahap 3 Tahap ini adalah menyusun atau pengembangan produk yang sudah dirancang dan didesain sebelumnya, berdasarkan desain yang telah dirancang dimana produk yang dirancang adalah

media pembelajaran e-learning berbasis

Schoology. tahap ke-3 ini merupakan

kegiatan pengumpulan bahan atau materi

pelajaran yang diperlukan untuk

pembuatan produk seperti: materi pokok dan aspek pendukung (teks, gambar, animasi, audio dan video). Tahap ini juga

(6)

merupakan perakitan media/ penggabungan seluruh bahan seperti materi pelajaran, gambar, animasi dan teks.

Tahap 4 Implementasi, pada tahap

ini dilakukan implementasi atau

penerapan e-learning yang telah

dikembangkan di SMP Negeri 1 Seririt, untuk mengetahui respon siswa terhadap

e-learning yang dikembangkan yaitu

berbasis Schoology dari segi

kemenarikannya dan kelayakannya.

Tahap 5 Evaluasi

(Evaluation),Tahap terakhir adalah

melakukan evaluasi atau penilaian dari data yang telah terkumpul pada tahap penerapan. Evaluasi yang didapatkan berupa evaluasi formatif dan sumatif yang dilakukan untuk mengumpulkan data pada setiap tahapan yang digunakan untuk

mengetahui tingkat validasi dan

efektivitasnya terhadap hasil belajar dan kualitas pembelajaran. Evaluasi formatif dilakukan untuk mengukur atau menilai produk pembelajaran yang mencakup penilaian evaluasi validasi ahli, uji coba peorangan, kelompok kecil, dan lapangan, sedangkan evaluasi sumatif adalah suatu evaluasi yang berada pada tahap konklusi dari suatu produk pembelajaran. Evaluasi

sumatif dilakukan untuk mengetahui

produk yang dikembangkan efektif atau tidak dalam proses pembelajaran dengan melakukan tahap uji efektifitas.

Kualitas e-learning berbasis

Schoology dapat dilihat dari hasil uji coba

awal (uji coba ahli isi, ahli medi

pembelajaran dan ahli desain

pembelajaran), uji coba perorangan, uji coba kelompk kecil dan uji coba lapangan. Untuk hasil evaluasi dari masing-masing tahapan uji coba dapat dipaparkan sebagai berikut. (1) Berdasarkan hasil evaluasi dari ahli isi, media e-learning

berbasis Schoology memperoleh

presentase tingkat pencapaian 90%.

Setelah dikonversikan dengan table

konversi, presentase tingkat pencapaian 90% berada pada kualifikasi sangat baik,

sehingga e-learning berbasis Schoology

tidak perlu direvisi. Dari hasil penilaian ahli isi, menyatakan bahwa produk media pembelajaran sudah bagus dan sudah dapat di terapkan di SMP Negeri 1 Seririt.

(2) Setelah selesai melaksanakan uji coba ahli isi serta merevisi produk sesuai dengan masukan dari ahli isi, validasi ahli kedua adalah uji coba ahli media pembelajaran. Uji coba produk kepada ahli media pembelajaran ditujukan untuk mengetahui kelayakan produk dilihat dari

segi media pembelajaran. Setelah

dikonversikan dengan tabel konversi,

persentase tingkat pencapaian 94%

berada pada kualifikasi sangat baik. (3) Berdasarkan hasil evaluasi dari ahli

desain, media e-learning berbasis

Schoology memperoleh presentase

tingkat pencapaian 94%. Setelah

dikonversikan dengan table konversi,

presentase tingkat pencapaian 94%

berada pada kualifikasi sangat baik,

sehingga e-learning berbasis Schoology

tidak perlu direvisi. (4) Responden pada uji coba perorangan adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Seririt. Jumlah responden pada uji coba perorangan berjumlah 3 orang dengan 1 siswa

berprestasi belajar tinggi, 1 siswa

berprestasi belajar sedang, dan 1 siswa berprestasi belajar rendah. Dari analisis data dan analisis komentar yang diberikan responden saat uji coba perorangan, diperoleh persentase jawaban siswa untuk tiap komponen penilaian adalah 95,2 % dan berada pada kualifikasi sangat baik. (5) Uji coba kelompok kecil dilakukan kepada 12 orang siswa SMP Negeri 1 Seririt dengan kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Dari data yang diperoleh,

persentase tingkat pencapaian media

e-learning pada saat uji coba kelompok kecil

memperoleh nilai sebesar 93,8% dan berada pada kualifikasi sangat baik. sedangkan untuk uji coba yang terakhir yaitu (6) uji coba lapangan yang dilakukan di kelas VIII E dengan jumlah responden sebanyak 30 orang siswa, memperoleh hasil uji coba lapangan yang dilakukan

terhadap e-learning berbasis Schoology

pada mata pelajaran IPA yaitu

memperoleh nilai sebesar 88,49% dan berada pada kualifikasi baik.

Efektifitas produk penelitian

pengembangan dalam penelitian ini di ukur dengan melakukan tahap pra

(7)

dan posttest terhadap 37 orang peserta didik kelas VIII E SMP Negeri 1 Seririt. Berdasarkan nilai pretest dan posttest 37 orang siswa tersebut, maka dilakukan uji-t

untuk sampel berkorelasi. Sebelum

melakukan uji hipotesis (uji t berkorelasi) dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan homogenitas.

Uji normalitas dilakukan untuk

mengetahui apakah sebaran skor pada setiap variabel berdistribusi normal atau tidak, untuk itu dapat digunakan rumus Chi-Kuadrat. Setalah dihitung dengan rumus Chi-Kuadrat maka diperoleh hasil perhitungan pre-test untuk X2hitung = 5,51,

dk = 7 – 2 – 1 = 4. Pada tabel X2 untuk taraf signifikansi 5% = 9,488. Dengan demikian, harga X2hitung = 5,51 < harga

X2tabel = 9,488, sehingga H0 diterima. Jadi

dapat disimpulkan bahwa sampel pre-test

berasal dari populasi berdistribusi normal.

Sedangkan hasil uji normalitas pada

post-test memperoleh hasil perhitungan untuk

X2hitung = 8,71, dk = 7 – 2 – 1 = 4. Pada

tabel X2 untuk taraf signifikansi 5% = 9,488. Dengan demikian, harga X2hitung =

8,71 < harga X2tabel = 9,488, sehingga H0

diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa sampel post-test berasal dari populasi berdistribusi normal.

Uji homogenitas varians antar

kelompok digunakan uji Barltlett, untuk uji Bartlett digunakan statistik Chi-Kuadrat. Setelah dihitung dengan rumus Chi-Kuadrat, maka diperoleh hasil X2hitung

=3,31. Untuk taraf signifikansi 5% dan dk = k – 1 = 2 – 1 = 1; X1

tab = 3,481. Dengan

demikian, harga X2hitung = 3,31 < harga

X2tabel = 3,481, sehingga H0 diterima.

Kesimpulannya, kedua kelompok data berasal dari populasi yang homogen.

Setelah dilakukan pengujian

normalitas dan homogenitas, dilanjutkan dengan pengujian hipotesis. Hasil analisis Uji-t dengan berbantuan Microsoft Office

Excel 2010 adalah sebagai berikut. Thitung

= 5,311. Selanjutnya harga t hitung

dibandingkan dengan harga t pada tabel dengan db = n1 + n2 – 2 = 37 + 37 – 2 = 72. Harga t tabel untuk db 72 dan dengan taraf signifikansi 5% (α = 0,05) adalah 1,9935. Dengan demikian, harga t hitung (5,311) lebih besar daripada harga t table (1,9935). Sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Ini berarti, terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara

sebelum dan sesudah menggunakan

e-learning berbasis Schoology. Dengan

demikan dapat disimpulkan bahwa

e-learning berbasis Schoology berpengaruh

terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas VIII di SMP Negeri 1 Seririt.

Pembahasan dalam penelitian

pengembangan ini akan menganalisis

hasil-hasil pengembangan untuk

menjawab pertanyaan dalam

pengembangan e-learning pada mata

pelajaran IPA untuk siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Seririt semester genap tahun pelajaran 2013/2014. Secara umum ada 3 pertanyaan ilmiah yang akan dianalisis dalam penelitian pengembangan ini, yaitu.

(1) Bagaimana rancang bangun e-learning

berbasis Schoology untuk meningkatkan

hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas VIII semester genap tahun pelajaran 2013/2014 di SMP Negeri 1 Seririt?, (2) Bagaimana kualitas e-learning

berbasis Schoology untuk meningkatkan

hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas VIII semester genap tahun pelajaran 2013/2014 di SMP Negeri 1 Seririt berdasarkan hasil review uji ahli?

dan (3) Bagaimanakah efektifitas

penggunaan e-learning berbasis

Schoology terhadap hasil belajar siswa

pada Mata Pelajaran IPA Kelas VIII SMP Negeri 1 Seririt Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014?

Dengan menggunakan model

ADDIE, melalui lima tahapan yaitu: (1)

analisis (analysis), (2) desain/

perancangan (design) (3) pengembangan

(development), (4) implementasi/eksekusi

(implementation), dan (5) evaluasi/umpan

balik (evaluation) dihasilkan media

pembelajaran e-learning berbasis

Schoology pada mata pelajaran IPA kelas

VIII di SMP Negeri 1 Seririt semester

(8)

Schoology atau lebih dikenal sebagai

Schoology.com adalah gabungan dari

Learning Management System (LMS)

dengan media social untuk sekolah.

Tampilan dan fitur pada Schoology hampir

sama dengan facebook, dengan

Schoology dapat memungkinkan guru

untuk melanjutkan pembelajaran siswa mereka di luar kelas ke dalam dunia digital. Media e-learning ini dikembangan berdasarkan karakteristik siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Seririt, baik dari segi visual maupun materinya. Adapun materi yang dibahas dalam e-learning ini yaitu cahaya dan alat optik, dimana pembahasan materi ini dibagi menjadi 6 topik, dan setiap topiknya didukung oleh media tambahan yang dapat berupa power point dan animasi flash, selain itu juga terdapat forum diskusi yang topiknya sudah ditentukan terlebih dahulu. Pada forum diskusi siswa hanya perlu menuliskan tanggapan mengenai permasalahan yang dijadikan tema diskusi atau menanggapi tanggapan dari teman sekelasnya. Diakhir kegiatan pembelajaran, siswa diharapkan menjawab kuis untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa tentang materi yang sudah dibahas.

Pembahasan kedua, yaitu Kualitas

e-learning berbasis Schoology pada mata

pelajaran IPA berdasarkan hasil evaluasi para ahli (expert judgement) dan uji coba produk kepada siswa menunjukkan (1) Berdasarkan hasil evaluasi dari ahli isi,

media e-learning berbasis Schoology

memperoleh presentase tingkat

pencapaian 90% dengan kualifikasi

sangat baik, Media berada pada

kualifikasi sangat baik dilihat dari aspek sistematika penyampaian materi dan ketepatan pemberian contoh-contoh guna memperjelas materi yang disampaikan, kriteria tersebut memperoleh skor 5 (sangat baik). (2) Berdasarkan hasil evaluasi dari ahli media pembelajaran,

media e-learning berbasis Schoology

memperoleh presentase tingkat

pencapaian 94% berada pada kualifikasi sangat baik, sehingga e-learning berbasis

Schoology tidak perlu direvisi karena

tingkat interaktifitas siswa dengan media yang tinggi dan kemudahan navigasi serta penggunaan media yang dikembangkan

yaitu e-learning berbasis Schoology. (3) Berdasarkan hasil evaluasi dari ahli

desain, media e-learning berbasis

Schoology memperoleh presentase

tingkat pencapaian 94% berada pada

kualifikasi sangat baik, sehingga

e-learning berbasis Schoology tidak perlu

direvisi. Dari hasil penilaian ahli desain,

menyatakan bahwa produk media

pembelajaran sudah bagus dan sudah dapat di terapkan di SMP Negeri 1 Seririt. Media e-learning dikatakan sangat baik karena isi media pembelajaran secara keseluruhan dapat memotivasi peserta didik untuk belajar IPA dan cara penyajian materi yang bervariasi serta pemberian latihan untuk pemahaman konsep yang

tepat. Berdasarkan teori yang

dikemukakan oleh warsita (dalam Hikmah, 2014:8) media yang efektif dirancang berdasarkan tiga prinsip perancangan

media yaitu (1) Belajar harus

menyenangkan, yaitu dengan

memperhatikan tiga unsur seperti

menantang, fantasi dan ingin tahu, (2)

Interaktivitas, yaitu dengan

mempertimbangkan unsur-unsur seperti

dukungankomputer yang dinamis,

dukungan sosial yang dinamis, aktif dan

interaktif, keluasan, dan power. (3)

Kesempatan berlatih harus memotivasi,

cocok, dan tersedia feedback, yaitu

dengan memperhatikan beberapa faktor

dalam perancangan latihan dengan

bantuan komputer. Dari hasil penilaian oleh ahli media, media ini memperoleh skor 5 dengan kategori sangat baik pada kriteria tingkat interaktifitas siswa dengan media. Oleh karena itu, media ini dapat dikatakan mempunyai interaktifitas yang tinggi.

Sedangkan hasil uji coba produk kepada siswa yaitu menunjukan (4) Responden pada uji coba perorangan adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Seririt. Jumlah responden pada uji coba perorangan berjumlah 3 orang dengan 1 siswa berprestasi belajar tinggi, 1 siswa berprestasi belajar sedang, dan 1 siswa berprestasi belajar rendah. Dari analisis data dan analisis komentar yang diberikan responden saat uji coba perorangan, diperoleh persentase jawaban siswa untuk tiap komponen penilaian adalah 95,2 %

(9)

dan berada pada kualifikasi sangat baik

karena kemenarikan tampilan fisik

walaupun sederhana dan kemudahan penggunaan media. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Onno W. Purbo (2002) yang menyatakan bahwa terdapat tiga hal yang wajib dipenuhi

untuk dapat menghasilkan e-learning yang

menarik yaitu : sederhana, personal dan cepat. (5) Uji coba yang kedua adalah uji coba kelompok kecil. Uji coba kelompok kecil dilakukan kepada 12 orang siswa SMP Negeri 1 Seririt dengan kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Dari data yang diperoleh, persentase tingkat pencapaian multimedia pembelajaran mandiri pada saat uji coba kelompok kecil memperoleh nilai sebesar 93,8% dan berada pada kualifikasi sangat baik karena cara penyajian materi yang bervariasi dan kemenarikan tampilan fisik dari media yang dikembangkan. e-learning berbasis

Schoology pada mata pelajaran IPA

merupakan produk pengembangan yang telah direvisi berdasarkan masukan siswa

dalam uji coba kelompok kecil,

selanjutnya diberikan kepada 30 orang siswa kelas VIII D untuk melasanakan uji coba lapangan. (6) Pada uji coba lapangan e-learning berbasis Schoology

digunakan secara langsung oleh 30 orang siswa, baru kemudian siswa memberi penilaian dengan angket yang sudah disediakan. Hasil uji coba lapangan yang dilakukan terhadap e-learning berbasis

Schoology pada mata pelajaran IPA yaitu

memperoleh nilai sebesar 88,49% dan berada pada kualifikasi baik karena dapat memberikan semangat dalam belajar dan kejelasan petunjuk penggunaan media,

dimana sebelumnya media sudah

dilampirkan atau di-upload pada

e-learning Schoology.

Efektifitas produk penelitian

pengembangan dalam penelitian ini di ukur dengan melakukan tahap pra

eksperimen dengan menggunakan pretest

dan posttest terhadap 37 orang peserta

didik kelas VIII SMP Negeri 1 Seririt. Berdasarkan nilai pretest dan posttest 37 orang siswa tersebut, maka dilakukan uji-t untuk sampel berkorelasi. Rata-rata nilai

pretest adalah 59,24 dan rata-rata nilai

posttest adalah 87,03. Setelah dilakukan

penghitungan secara manual diperoleh hasil t hitung sebesar 5,311 Kemudian harga t hitung dibandingkan dengan harga t pada tabel dengan db = n1 + n2 – 2 = 37 + 37 – 2 =72. Harga t tabel untuk db 72 dan dengan taraf signifikansi 5% (α = 0,05) adalah 1,9935. Dengan demikian, harga t hitung lebih besar daripada harga t tabel sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Ini berarti, terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA siswa antara

sebelum dan sesudah menggunakan

e-learning berbasis Schoology.

Ketiga rumusan masalah telah

terjawab dan terbukti bahwa pembelajaran

e-learning berbasis Schoology efektif. Hal

ini tidak terlepas dari penggunaan

Schoology dalam pembelajaran.

Schoology merubah pembelajaran yang

semula dilakukan di kelas dan terikat oleh waktu, menjadi pembelajaran kapanpun dan dimanapun. Peserta didik dapat belajar setiap saat dengan bantuan

Schoology.

Selain kemudahan-kemudahan yang diberikan kepada peserta didik, dengan berbagai fasilitas yang dimiliki Schoology

guru juga dapat membuat atau

memberikan materi pelajaran, kuis, tugas dan penilaian langsung kepada peserta didik. Guru juga diberikan kewenangan mutlak didalam mengolah dan mengatur

jalannya aktivitas kelas didalam

Schoology . Peserta didik tidak dapat

seenaknya sendiri melakukan aktifitas diluar aktivitas pembelajaran karena guru dapat menghapus peserta didik dari kelas atau sementara waktu menonaktifkannya. Dengan pengaturan kelas yang baik dan penyediaan materi pembelajaran yang berbobot serta menarik maka peserta didik akan bersemangat dan bertanggung jawab dalam setiap pembelajaran didalam

Schoology . Sehingga pembelajaran

e-learning melalui media Schoology dapat

menjadi salah satu pembelajaran yang efektif bagi siswa.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan rumusan masalah,

hasil analisis data dan pembahasan pada

(10)

simpulan sebagai berikut. 1) Dengan menggunakan model ADDIE, melalui lima tahapan yaitu: (1) analisis (analysis), (2)

desain/perancangan (design) (3)

pengembangan (development), (4)

implementasi/eksekusi (implementation),

dan (5) evaluasi/umpan balik (evaluation)

dihasilkan media pembelajaran e-learning

berbasis Schoology pada mata pelajaran IPA kelas VIII di SMP Negeri 1 Seririt

semester genap tahun pelajaran

2013/2014. 2) Kualitas e-learning berbasis

Schoology pada mata pelajaran IPA

berdasarkan hasil evaluasi para ahli (expert judgement) dan uji coba produk

kepada siswa menunjukkan (1) review ahli

isi mata pelajaran IPA berada pada kualifikasi sangat baik (90%), (2) review

ahli media pembelajaran berada pada kualifikasi sangat baik (94%), (3) review

ahli desain pembelajaran berada pada kualifikasi sangat baik (94%), (4) uji coba

perorangan berada pada kualifikasi

sangat baik (95,2%), uji kelompok kecil berada pada kualifikasi sangat baik (93,8%), uji coba lapangan berada pada kualifikasi baik (88,49%). 3) Penggunaan

e-learning berbasis Schoology efektif

untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 1

Seririt. Hal ini dapat dibuktikan

berdasarkan hasil uji t dari nilai rata-rata hasil belajar diperoleh 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (5,311 > 1.9935) dengan taraf signifikansi 5% (α = 0,05), dengan demikian 𝐻𝑜 ditolak dan

𝐻𝑎 diterima.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat diajukan beberapa

saran sebagai berikut. 1) Saran

pemanfaatan, e-learning berbasis

Schoology ini tentunya masih memiliki

keterbatasan, untuk itu disarankan dalam

pemanfaatan e-learning ini hendaknya

didukung oleh sumber belajar lain yang relevan, sehingga tidak dijadikan satu-satunya sumber belajar oleh siswa. 2)

Saran diseminasi e-learning ini

dikembangkan berdasarkan karakteristik siswa SMP Negeri 1 Seririt, sehingga bila

digunakan pada siswa lain yang

mempunyai karakteristik berbeda atau bila

ditemukan kesalahan dan

ketidaksempurnaan yang perlu diperbaiki,

maka disarankan untuk merevisi

seperlunya. 3) Saran pengembangan

produk lebih lanjut, Produk

pengembangan ini sebaiknya

dikembangkan lebih lanjut pada SMP

yang mempunyai karakteristik siswa

berbeda, karena pengembangan media ini

tidak dimaksudkan untuk mengatasi

semua permasalahan dalam

pembelajaran. Agar penelitian bisa

dilaksanakan secara optimal, pilihlah sekolah yang memiliki fasilitas yang memadai untuk melakukan penelitian. Buatlah desain yang menarik dengan

materi yang berkualitas dan

menyenangkan sehingga siswa tertarik untuk menggunakannya.

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji syukur di panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widi Wasa, karena

berkat rahmat-Nya, artikel ini

terselesaikan. Artikel ini disusun guna

memenuhi persyaratan tugas akhir

perkuliahan. Dalam penyusunan artikel ini tentu ada bantuan dari beberapa pihak

yang ikut membantu dalam

menyelesaikannya, untuk itu di sampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang terkait. Adapun pihak yang ikut membantu baik itu dari dukungan dan bimbingan dalam penyelesaian artikel ini, yaitu:

1)

Prof. Dr. I Nyoman Sudiana, M.Pd., selaku Rektor Universitas Pendidikan Ganesha (UNDIKSHA) yang telah

memberikan kesempatan kepada

penulis untuk mengikuti pendidikan pada Jurusan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan.

2)

Drs. I Dewa Kade Tastra, M.Pd.,

selaku Ketua Jurusan Teknologi

Pendidikan yang telah memberikan motivasi petunjuk dalam pelaksanaan penelitian.

3)

Dr. Nyoman Jampel, M.Pd., selaku

Pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan, petunjuk, dan saran dalam penyelesaian artikel ini.

4)

I Kadek Suartama, S.Pd., M.Pd.,

selaku Pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan dan

(11)

sarannya sehingga artikel ini dapat diselesaikan.

5)

I Made Sutarjana, S.Pd., selaku

Kepala SMP Negeri 1 Seririt yang

telah memberikan ijin untuk

melakukan penelitian dan membantu

pelaksanaan uji coba media

pembelajaran.

6)

Semua siswa kelas VIII D dan E SMP

Negeri 1 Seririt yang telah menjadi subyek dalam penelitian ini.

7)

Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ilmu

Pendidikan yang telah banyak

memberikan dukungan dan

bantuannya dalam pelaksanaan

penelitian ini.

8)

Semua pihak yang telah banyak

membantu dalam pelaksanaan

penelitian dan penyelesaian artikel ini.

DAFTAR RUJUKAN

Agung, Anak Agung Gede. 2012.

Metodologi Penelitian Pendidikan.

Singaraja: Undiksha.

Basori. 2013. “Pemanfaatan Social

Learning Network Schoology dalam Membantu Perkuliahan Teori Bodi Otomotif di Prodi PTM JPTK FKIP UNS”. JIPTEK, Vol. No. 21. (hlm.

99-105).

Erwana. 2012. “Pengenalan Schoology,

LearnBost, dan Schoology”.

Tersedia pada:

http://www.teknologiinovasi.blogspot .com. (diakses tanggal 1 Desember 2013).

Koyan, I Wayan. 2012. Statistik

Pendidikan Teknik Analisis Data

Kuantitatif. Singaraja: Undiksha

Press.

Ramadhani, Mawar. 2012. Efektivitas

Penggunaan Media Pembelajaran E-learning Berbasis Web Pada Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi Terhadap Hasil Belajar Siswa kelas X SMA Negeri 1

Kalasan. Skripsi (tidak diterbitkan).

Jurusan Pendidikan Teknik

Informatika, Fakultas Teknik UNY.

Santyasa, I Wayan. 2009. “Metode Penelitian Pengembangan dan Teori

Pengembangan Modul”. Makalah

disajikan dalam Pelatihan Bagi Para Guru TK, SD, SMP, SMA dan SMK

di Kecamatan Nusa Penida

Kabupaten Klungkung. Universitas

Pendidikan Ganesha. Nusa Penida 12-14 Januari 2009.

Tegeh, I Made dan I Made Kirna. 2010.

Metode Penelitian Pengembangan

Referensi

Dokumen terkait

Tanaman bengkuang sangat potensial dalam mendukung diterapkannya sistem pertanian organik karena; biomassa yang banyak dan mengandung nitrogen yang tinggi (3.42% - 3.51%),

Kaset film berisi film yang akan digunakan pada saat pengambilan gambar foto sinar-X terhadap simulasi titik koordinat yang akan direkam. Dimensi kaset film juga menjadi

Pemerintah Denamrk dapat dimintai pertanggungjawaban atas tindakan perburuan paus tersebut karena perburuan tersebut secara tidak langsung dilakukan oleh aparat

Dilihat dari makna dan konsep pembelajaran tersebut diatas, maka model pembelajaran merupakan sebuah model proses belajar mengajar yang meliputi pendekatan,

Melalui uraian di atas, hal paling ideal dalam menentukan awal bulan adalah menggunakan hisab dan ruyat secara bersamaan. Hisab sebagai petunjuk tehnis dan rukyat

Perbedaan bentuk kriteria RHI dengan kriteria visibilitas sejenis seperti kriteria Maunder–Fotheringham, Schoch dan Bruin memperlihatkan kiteria RHI merupakan variasi lokal

Pada penelitian ini ekstrak kulit ranting sakit sengon dengan pelarut n-heksana dapat menghambat pertumbuhan pada konsentrasi optimum masing-masing 11 mg/L terhadap

Persoalan pendek dan panjangnya bunyi vokal tidak terjadi pada bahasa Bali saja, melainkan secara lintas bahasa sangat sering muncul.. Dalam Bahasa Inggris ada : Ship [ʃip] ‘kapal’