• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Gizi buruk merupakan salah satu masalah kesehatan yang masih ada di Indonesia. Sebanyak 54% penyebab kematian bayi dan balita disebabkan oleh keadaan gizi anak yang buruk. Resiko meninggal dari anak yang bergizi buruk 13 kali lebih besar dibandingkan anak yang normal (WHO, 1997). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keadaan gizi. Pertama yaitu, kualitas organ pencernaan. Agar gizi yang ada pada makanan tersebut terserap dengan baik maka organ pencernaan kita harus berfungsi dengan baik. Makanan harus mengalami berbagai perubahan di dalam saluran cerna hingga diperoleh bentuk-bentuk sederhana yang dapat diabsorpsi, untuk selanjutnya dibawa oleh darah atau limfe ke sel–sel tubuh. Perubahan–perubahan menjadi bentuk sederhana ini dilakukan melalui proses pencernaan di dalam saluran cerna. Salah satu organ yang sangat berperan dalam absorbsi nutrisi atau gizi tersebut adalah usus halus, dimana terdapat vili-vili yang berfungsi untuk menyerap molekul-molekul gizi tersebut agar dapat masuk ke dalam sel (Sherwood, 2007).

Faktor kedua yaitu, kuantitas dan kualitas makanan yang kita konsumsi sehari-hari. Sumber-sumber gizi ini dapat kita peroleh dari berbagai jenis makanan baik hewani maupun nabati, Sumber makanan nabati ini terutama, sangat berlimpah di Indonesia. Banyak tanaman yang tumbuh dan dibudidayakan karena memiliki manfaat dan nilai ekonomis yang tinggi bagi masyarakat, terutama para petani dan peternak. Salah satu tanaman yang memiliki manfaat ganda, baik sebagai bahan pangan yang bernilai gizi tinggi dan juga memiliki khasiat sebagai obat adalah tanaman kelor

(Moringa oleifera) (Kurniasih, 2010).

Sebagai pakan ternak, kelor kaya akan nutrisi yang penting. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan daun Kelor sebagai pakan ternak meningkatkan berat badan hingga 32% dan produksi susu hingga 43-65% (Mathur, 2006). Reyes et al. (2006) melakukan sebuah percobaan untuk melihat efek dari daun Kelor sebagai asupan pakan pada tingkat yang berbeda untuk sapi perah, dengan mengukur daya

(2)

cerna, produksi susu dan komposisi susu. Didapatkan bahwa produksi susu meningkat, tanpa mengganggu kandungan susu. Bila produksi susu di negara-negara berkembang dapat ditingkatkan dengan cara ini, dapat membantu banyak orang yang mengalami defisiensi protein (Foidle et al., 2001).

Daun Moringa mengandung asam amino lengkap yang berperan dalam merangsang sintesis protein dan mencegah defisiensi protein. Daun Moringa mempunyai kandungan Zeatin yang merupakan hormon pertumbuhan dalam tanaman. Daun kelor terbukti meningkatkan pertumbuhan dan produksi tomat ketika tanaman tomat disemprotkan ekstrak Moringa (Culver, 2012). Hal ini menunjukan bahwa kandungan zeatin dalam daun Moringa mempunyai efek yang mirip dengan hormon pertumbuhan. Penelitian lain yang menggunakan ekstrak metanol daun kelor, didapatkan bahwa pemberian daun kelor dengan dosis yang relatif tinggi pada tikus menunjukkan penurunan berat badan, meskipun tidak signifikan. Hasil yang sama juga ditemukan penurunan berat badan tikus yang diberikan ekstrak air daun kelor dibandingkan dengan grup kontrol yang diberikan distilled water (Adedapo et al., 2009) Hal tersebut bertentangan dengan teori-teori sebelumnya di atas, oleh sebab itu, hal ini menjadi salah satu perhatian peneliti untuk melakukan studi ini.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan fakta-fakta yang telah disebutkan pada latar belakang tersebut maka perlu dilakukan penelitian untuk melihat efek pemberian infusa daun kelor terhadap gambaran histopatologi usus halus. Sehingga muncul rumusan penelitian yaitu seperti berikut:

1. Apakah pemberian infusa daun kelor (Moringa oleifera) berpengaruh terhadap perubahan histopatologi usus halus tikus putih betina (Rattus norvegicus)

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengetahui pengaruh infusan daun kelor (Moringa oleifera) terhadap perubahan

(3)

1.4. Keaslian Penelitian

1. Penelitian ini mengacu pada penelitian dengan judul BIOAKTIVITAS EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera) TERHADAP Eschericia coli PENYEBAB KOLIBASILOSIS PADA BABI. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui efek anti microbacterial E. coli dari daun kelor atau Moringa oleifera pada babi. Menunjukan hasil daun kelor pelarut air dan etanol mampu menghambat pertumbuhan bakteri E. coli (P<0,01).

2. Penelitian Fikriansyah. (2013) yang berjudul Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanoloik Daun Kelor (Moringa oleifera) Terhadap Gambaran Histopatologi Jantung dan Hati Tikus Galur Sprague Dawley yang dipejani Doxorubicin. Dilakukan terhadap 25 ekor tikus putih yang di bagi dalam 5 kelompok (kontrol dan uji) dan di berikan doxorubicin dipejankan 1 kali seminggu pada hari ke-1 dan ke-8 intra peritoneal sedangkan ekstrak etanolik daun kelor (EDK) diberikan selama 2 minggu per oral. Menunjukan hasil bahwa ekstrak etanoloik daun kelor dapat mengurangi efek kardiotoksik doxorubicin.

3. Penelitian Akinlolu et al. (2014) yang berjudul Moringa oleifera Impairs the

Morphology and Fuctions of the Kindey in Adult Wistar Rats. Sampel yang diambil

di kelompokan menjadi 4 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 6 ekor tikus dengan berat 100-200 g, kemudian setiap kelompok mendapatkan perlakuan. Kelompok I merupakan kontrol negatif, mendapat perlakuan dengan salin fisiologis. kelompok II – IV mendapatkan perlakuan dengan pemberian oral 250, 500 dn 750 mg/kg BB estrak methanolic Moringa oleifera yang diberikan selama 21 hari. Selanjutnya setiap kelompok tikus diukur berat badannya dan diamati perubahan prilaku dan morfologi fisiknya, kemudian dibedah dan diperiksa histopatologis dan kadar alanin dan aspartat transminase. Perbedaan dengan penelitian ini adalah jenis tikus yang di jadikan sampel adalah Sprague Dawyle, dosis dan waktu penelitian.

(4)

4. Penelitian Awodele et al. (2012) yang berjudul Toxicological evaluation of

aqueous leaf extract of Moringa oleifra Lam. (Moringacea). Penelitian toksisitas

dilakukan 2 masa secara akut dan sub kronik. Penlitian toksisitas secara akut dilakukan secara per oral (dosis 400, 800, 1600, 3200 dan 6400 mg/kg) dan secara intraperitoneal (dosis 250, 500, 1000 dan 2000 mg/kg) sedangkan penelitian sub kronik dengan dosis 250, 500 dan 1500 mh/kg/hari selama 60 hari. Pada penelitian akut ditemukan tanda-tanda toksisitas pada kelompok tikus yang di beri dosis 1000 mg/kg dan diatasnya. Tidak ditemukan kerusakan pada gambaran histologi ginjal dan tidak ada hasil yang signifikan pada kadar ureum dan kreatinin. Perbedaan dari penelitian yang saya lakukan adalah jenis tikus yang di jadikan sampel adalah Sprague Dawley, dosis berserta waktu pemberiannya juga berbeda.

5. Penelitian Adedapo et al. (2009) yang berjudul Safety evaluations of the aqueous

of the leaves of Moringa oleifera in rats. Sampel berupa tikus wistar jantan dengan

berat 85-130 g. Penelitian toksisitas dilakukan 2 masa secara akut dan sub kronik. Penlitian toksisitas secara akut dilakukan secara per oral (dosis 400, 800, 1600 dan 2000 mg/kg) dan penelitian sub kronik dengan dosis 400, 800 dan 1600 mg/kg/hari selama 21 hari. Studi toksisitas akut pada tikus menunjukan bahwa dosis 2000 mg/kg aman untuk di konsumsi. Dalam studi sub akut dosis 400mg/kg menyebabkan peningkatan pada packed cell volume (PCV) sedangkan dosis diatasnya berkebalikan yaitu adanya penurunan signifikan pada PCV sedangkan leukositnya sudah ada peningkatan signifikan dalam tingkat jumlah sel darah putih pada dosis 400 dan 800 mg/kg. Perbedaan dari penelitian yang saya lakukan adalah jenis tikus yang di jadikan sampel adalah Sprague Dawyle, dosis berserta waktu pemberiannya juga berbeda.

6. Penelitian Amijayanti et al. (2010) yang berjudul Pengaruh Salep Daun Kelor

(Moringa oleifera) Terhadap Penyembuhan Luka Iris Pada Tikus Putih Jantan

(Rattus norvegicus). Sampel yang diambil di kelompokan menjadi 3 kelompok.

(5)

mendapatkan perlakuan kelompok I merupakan kontrol negatif, mendapat perlakuan dengan aquades 2 ml. kelompok II merupakan kontrol positif, mendapatkan perlakuan dengan Povidon Iodine 10%. Dan kelompok III merupakan kelompok dengan pemberian salep daun kelor 10%. Selanjutnya masing-masing kelompok diukur dan diamati penutupan luka pada hari ke 1-17, kemudian dilanjutkan dengan analisa data menggunakan Oneway Anova dan Post Nova. Perbedaan dari penelitian yang saya lakukan adalah organ yang diteliti adalah ginjal pada tikus putih.

1.5. Manfaat Penelitian 1.5.1. Bagi peneliti

1. Menambah pengalaman penelitian menggunakan hewan coba tikus putih

(Rattus norvegicus) dan pemberian infusa daun kelor (Moringa oleifera)

2. Mengetahui adakah perubahan dari vilis usus pada tikus putih (Rattus

norvegicus) akibat pemberian infusa daun kelor (Moringa oleifera).

1.5.2. Bagi keilmuan

1. Menyediakan informasi tambahan tentang pengaruh daun kelor. 2. Sebagai acuan studi lanjutan bagi penelitian selanjutnya.

Referensi

Dokumen terkait

H1: (1) Terdapat perbedaan produktivitas kerja antara karyawan yang diberi insentif dengan karyawan yang tidak diberi insentif (2) Terdapat perbedaan

7.4.4 Kepala LPPM menentukan tindakan perbaikan yang harus dilakukan pada periode Pelaporan Hasil Pengabdian kepada masyarakat berikutnya.. Bidang Pengabdian kepada masyarakat

Ketika orang-orang dari budaya yang berbeda mencoba untuk berkomunikasi, upaya terbaik mereka dapat digagalkan oleh kesalahpahaman dan konflik bahkan

Dengan cara yang sama untuk menghitung luas Δ ABC bila panjang dua sisi dan besar salah satu sudut yang diapit kedua sisi tersebut diketahui akan diperoleh rumus-rumus

Dari teori-teori diatas dapat disimpulkan visi adalah suatu pandangan jauh tentang perusahaan, tujuan-tujuan perusahaan dan apa yang harus dilakukan untuk

Penelitian yang dilakukan di TK AndiniSukarame Bandar Lampung betujuan meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal konsep bilangan melalui media gambar pada usia

Ketersediaan informasi lokasi rumah sakit, fasilitas dan layanan yang tersedia di rumah sakit dan tempat kejadian dapat tersedia secara jelas dan terkini sehingga penentuan

Alhamdulillahirobbil’alamin segala puji syukur dan sembah sujud, penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat, hidayah, dan kasih sayang-Nya sehingga penyusun