• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN WEBSITE PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK MENDUKUNG BLENDED LEARNING PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI 3 BANJAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN WEBSITE PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK MENDUKUNG BLENDED LEARNING PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI 3 BANJAR"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN WEBSITE PEMBELAJARAN INTERAKTIF

UNTUK MENDUKUNG BLENDED LEARNING PADA MATA

PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI 3 BANJAR

Agus Dwi Santoso

1

, Ketut Pudjawan

2

, Ign I Wayan Suwatra

3 1,2,3

Jurusan Teknologi Pendidikan

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail: {arviewsantoso@gmail.com

1

, ketutpudjawan@gmail.com

2

,

suwatra_pgsd@yahoo.co.id

3

}

Abstrak

Penelitian ini memiliki tiga tujuan, yaitu: (1) untuk mendeskripsikan rancang bangun pengembangan Website Pembelajaran Interaktif Bahasa Indonesia untuk mendukung Blended learning, (2) untuk mendeskripsikan kualitas hasil validitas pengembangan Website Pembelajaran Interaktif yang dikembangkan menurut review para ahli dan uji coba produk pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, (3) untuk mengetahui efektivitas Website Pembelajaran Interaktif yang dikembangkan terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia. Penelitian ini menggunakan model waterfall. Pengumpulan data dilakukan dengan metode pencatatan dokumen, kuisioner, dan tes. Analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, deskriptif kuantitatif, dan statistik inferensial. Hasil penelitian ini adalah, (1) rancang bangun Website Pembelajaran Interaktif bahasa Indonesia untuk mendukung Blended learning dengan model waterfall meliputi enam tahapan. (2) Hasil pengembangan website pembelajaran interaktif Bahasa Indonesia menurut review ahli dan siswa yaitu: (a) hasil review ahli isi mata pelajaran berpredikat sangat baik (94,66%), (b) hasil review ahli media pembelajaran berpredikat sangat baik (97,33%), (c) hasil review ahli desain pembelajaran berpredikat sangat baik (93,33%), (d) hasil uji perorangan berpredikat baik (89,33%), (e) hasil uji kelompok kecil menunjukan Website Pembelajaran berpredikat baik (82,55%), (f) hasil uji lapangan berpredikat baik (81,58). (3) Efektivitas hasil pengembangan media Website Pembelajaran Interaktif menunjukkan signifikansi yang diperoleh adalah thitung = 24,35 > ttabel = 1,999. berarti media Website Pembelajaran Interaktif efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

Kata kunci:

blended learning,

pengembangan,

waterfall, website

Abstrack

This study has three objectives, namely: (1) to describe the design development Website Interactive of Indonesian Learning to support Blended learning, (2) to describe the quality of the validity of the development Website Interactive Learning developed according to the review experts and product trials on subjects Indonesian, (3) to determine the effectiveness of Interactive learning Website developed of Indonesian learning outcomes. This study uses a waterfall development model. The data collected in this study is quantitative data and qualitative data. The results of this study are as follows. The data collection is done by the method of recording documents, questionnaires and tests. Analysis of the data used is descriptive qualitative, quantitative descriptive and inferential statistics. (1) Website design Interactive of Indonesian Learning to support Blended learning with waterfall development model includes six phases. (2) The result of the development of interactive learning Indonesian website according to the review expert and the students are: (a) the results of expert review of the course content is predicate excellent (94.66%), (b) the results of expert reviews predicate excellent learning media (97.33%), (c) the results of instructional design expert reviews predicate excellent (93.33%), (d) the results of individual testing predicate good (89.33%), (e) the

(2)

trial results showed a small group of learning Website predicate well (82, 55%), (f) the results of field trials predicate either (81.58). (3) The effectiveness of the development of media Website Interactive Learning obtained indicate significance is t = 24.35> table = 1.999. Its means media Website Interactive Learning was effective in improving student learning outcomes.

Key Word: blended learning, development, waterfall, Website,

PENDAHULUAN

Perkembangan TIK saat ini bisa dikatakan sangat pesat, hal ini terlihat pada berbagai aktivitas yang dilakukan melalui internet. Misalnya saja e-PUPNS untuk pendataan ulang PNS, Data Pokok Pendidikan (Dapodik) untuk pendataan sekolah, E-Filing untuk pelaporan pajak dan lain sebagainya. Hampir di setiap sektor kegiatan pemerintah menggunakan fasilitas internet, alasannya tak lain untuk mempermudah jalannya arus informasi. Tidak hanya sektor pemerintahan melainkan juga digunakan oleh masyarakat dimulai anak-anak hingga orang tua. Pada setiap gengamnya pasti terdapat gadget yang difungsikan untuk mengakses internet, baik digunakan untuk media sosial, mencari referensi, atau untuk hiburan semata. Menurut data yang dikeluarkan oleh APJII (Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia) dalam Hidayatullah (2014:5) adalah “penggunaan internet pada tahun 2015 mencapai 139 Juta jiwa”. Sedangkan berdasarkan data Kemenkominfo 95 persen menggunakan internet untuk mengakses jejaring sosial.

Dunia internet tidak bisa terlepas dari Website yang berisikan situs-situs yang dapat memberikan informasi bagi pengunjungnya. Penggunaan Website sudah merambah di berbagai bidang seperti ekonomi, hukum, sosial, politik, maupun pendidikan. Misalnya Website pada bidang pendidikan digunakan untuk proses pembelajaran.

Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pada SMP Negeri 3 Banjar untuk mewadahi siswa yang memiliki hobi menulis, pihak sekolah

membuat sumber belajar berupa madding yang berfungsi untuk menampung hasil karya siswa. Namun fasilitas madding yang disediakan sekolah tidak cukup untuk menampung tulisan seluruh siswa, sehingga untuk mengatasi masalah tersebut sekolah melakukan seleksi karya tulis. Akibat minimnya fasilitas yang ada akan berdampak pada kemauan siswa untuk membuat karya tulis, sehingga nantinya akan berdampak pada kemampuan siswa menulis. Seperti halnya jenis karya tulis berita dan sastra. Menulis berita dapat mengasah kemampuan siswa untuk kritis serta teliti dalam bertindak sedangkan menulis sastra dapat mengembangkan kreativitas seni yang ada pada potensi siswa. Dalam pembelajaran bahasa indonesia agar siswa bisa menulis berbagai macam tulisan tentu didahului dengan membaca beberapa referensi. Dewasa ini minat baca siswa cendrung rendah hal ini dikarenakan mereka lebih memilih untuk asik dengan gadgednya masing-masing. Berdasarkan pembuktian dari Rivers “kebanyakan orang dewasa menggunakan 45% waktunya untuk menyimak, 30% untuk berbicara, 16% untuk membaca, dan 9% untuk menulis” (Kuniawati, 2009:47). Tingkat menulis manusia cukup rendah hal ini dikarenakan perkembangan TIK. Media sosial kini merambah ke kalangan pelajar, siswa lebih disibukan menulis status di media sosial daripada menulis di lingkup pendidikan seperti madding sekolah.

Jika berbicara tentang menulis berita tentu identik dengan kejadian atau fakta yang terjadi di masyarakat. Pencarian berita tidak hanya bisa dilakukan di sekolah saja, melainkan juga di luar sekolah. Senada dengan tulisan sastra, menulis sastra membutuhkan imajinasi dan kreativitas penulis, sementara untuk mendapatkan hal tersebut penulis sebaiknya melakukan observasi atau

(3)

wawancara khusus supaya hasil karya sesuai dengan kenyataan di masyarakat. Sementara itu jika siswa hanya diberikan kesempatan menulis di kelas saat face to face bisa dikatakan kurang efektif, karena menulis membutuhkan konsentrasi dan fokus terhadap apa yang ditulis. Berdasarkan hal tersebut diperlukan model pembelajaran yang mengkombinasikan pembelajaran di kelas (face to face) dan pembelajaran yang bisa dilakukan siswa di luar sekolah seperti e-learning. Menurut Dodon Yendri “blended

learning merupakan gabungan

keunggulan pembelajaran yang dilakukan secara tatap-muka dan secara virtual”. Secara tatap muka maksudnya belajar secara konvensional face to face dan belajar virtual maksudnya menggunakan media pembelajaran online seperti Website.

Kawawasan teknologi pendidikan berdasarkan AECT 1994 dalam Mahadewi (2014:16) menyatakan meliputi “Kawasan desain (design), kawasan pengembangan (development), kawasan pemanfaatan (utilization), kawasan pengelolaan (management), kawasan penilaian (evalution)”. Dari kelima kawasan teknologi pendidikan penulis menggunakan kawasan pengembangan sebagai solusi untuk mengatasi masalah kurang sumber belajar untuk menampung karya tulis siswa di SMP Negeri 3 Banjar pada kelas VIII dengan dikembangkannya Website pembelajaran interaktif.

Proses pengembangan Website bisa dilakukan dengan beberapa model, namun disini penulis menggunakan model pengembangan waterfall. “Model pengembangan waterfall adalah suatu proses pengembangan perangkat lunak berurutan, di mana kemajuan dipandang terus mengalir ke bawah (seperti air terjun) melewati fase-fase perencanaan, pemodelan, implementasi (konstruksi), dan pengujian” (Pressman, Roger S. 2001 dalam saluky).

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka pengembangan media pembelajaran diperlukan untuk menyediakan lebih banyak media pembelajaran yang dapat mewadahi karya tulis siswa. Peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan

Website Pembelajaran Interaktif Untuk Mendukung Blended Learning Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 3 Banjar”.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, rumusan masalah penelitian ini adalah: (1) Bagaimanakah rancang bangun pengembangan Website pembelajaran interaktif untuk mendukung blended learning dengan model waterfall pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 3 Banjar?, (2) Bagaimanakah hasil validasi pengembangan Website pembelajaran interaktif untuk mendukung blended learning dengan model waterfall pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 3 Banjar menurut review para ahli dan uji coba produk?, (3)Bagaimanakah efektivitas produk pengembangan Website pembelajaran interaktif untuk mendukung blended learning dengan model waterfall pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 3 Banjar?.

METODE

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model pengembangan model : waterfall (1) analisis persyarat system, (2) desain/rancangan system, (3) implementasi/penerapan, (4) pengujian, (5) penggunaan produk, (6) pemeliharaan/perawatan. Pada penelitian ini menggunakan tiga metode pengumpulan data, yaitu metode wawancara, metode pencatatan dokumen, metode kuesioner dan metode tes.

Dalam penelitian pengembangan ini digunakan tiga teknik analisis data, yaitu teknik analisis deskriptif kuantitatif, teknik analisis deskriptif kualitatif dan Metode Analisis Statistik Inferensial/ Induktif.

(1) Analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk mengolah data yang diperoleh melalui angket dalam bentuk skor. Rumus yang digunakan untuk menghitung menurut Tegeh, dkk (2014:82) dari masing-masing subjek sebagai berikut. 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = ∑𝑥 𝑆𝑀𝐼𝑥100% (Tegeh, dkk, 2014) Keterangan : ∑x = jumlah skor

(4)

SMI = Skor Maksimal Ideal

Selanjutnya untuk menghitung presentase keseluruhan subjek digunakan rumus :

Presentase = F : N

(Tegeh, dkk, 2014)

Keterangan :

F = jumlah presentase keseluruuhan subyek

N = banyak subjek

Untuk dapat memebrikan makna dan pengambilan keputusan digunakan ketetapan konversi tingkkat pencaapaian dengan skala lima yaitu sebagai berikut.

Tabel 1. Konversi Tingkat Pencapaian dengan Skala 5 Tingkat

Pencapaian Kualifikasi Keterangan

90%-100% Sangat baik Tidak perlu direvisi 75%-89% Baik Direvisi Seperlunya 65%-74% Cukup Cukup Banyak Direvisi 55%- 64% Kurang Banyak Direvisi

0-54% Sangat Kurang Direvisi Total

Sumber : Tegeh, dkk (2014:83) (2) Analisis deskriptif kuantitaif. Data

dalam penelitian kualitatif bersifat deskriptif bukan angka. Data dapat berupa gejala-gejala, kejadian dan peristiwa yang kemudian dianalisis dalam bentuk kategori-kategori.

(3) Analisis Statistik inferensial digunakan untuk mengetahui tingkat keefektifan produk terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Banjar, sebelum dan sesudah menggunakan produk pengembangan website pembelajaran interaktif dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Data uji coba kelompok sasaran dikumpulkan dengan menggunakan pre-test dan post-test terhadap materi pokok yang diuji cobakan. Hasil pre-test dan post-test kemudian dianalisis menggunakan uji t untuk mengetahui perbedaan antara hasil pre-test dan post-test. Pengujian hipotesis digunakan untuk uji t berkorelasi dengan bantuan program computer SPSS dan/atau penghitungan hasil dengan penghitungan manual. Sebelum melakukan uji hipotesis (uji t berkorelasi) dilakukan uji prasyarat (normalitas dan homogenitas). Rumus untuk menghitung uji prasyarat dan uji hipotesis (uji t berkorelasi) adalah sebagai berikut.

a) Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran skor pada setiap variable berdistribusi normal atau tidak, untuk itu dapat digunakan rumus Chi-Kuadrat.

b) Uji homogenitas ini dilakukan untuk mencari tingkat kehomogenan secara dua pihak yang diambil dari kelompok-kelompok terpisah dari satu populasi.

c) Uji Hipotesis (Uji t berkolerasi) Teknik analisis yang digunakan untuk pengujian hipotesis adalah dengan teknik analisis uji t berkorelasi atau dependen. Dasar penggunaan teknik uji-t berkorelasi ini adalah menggunakan dua perlakuan yang berbeda terhadap satu sampel. Pada penelitian ini akan menguji perbedaan hasil belajar Bahasa Indonesia sebelum dan sesudah menggunakan produk website pembelajaran interaktif pembelajaran terhadap satu kelompok.

Hasil uji coba dibandingkan ttabel

dengan taraf signifikan 0,05 (5%) untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara sebelum dan sesudah menggunakan produk website pembelajaran interaktif.

H0 : Tidak ada perbedaan yang

signifikan (5%) antara sebelum dan sesudah menggunakan media website pembelajaran. H1 : Ada perbedaan yang signifikan

(5%) antara sebelum dan sesudah menggunakan media website pembelajaran.

Hipotesis Statistiknya:

H0: μ1 = μ2

H1: μ1 ≠μ2 (Koyan, 2012)

(5)

Keputusan:

Bila thitung ≥ ttabel maka H0 ditolak dan H1

diterima

Bila thitung ≤ dari ttabel, maka H0 diterima dan

H1 ditolak

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Rancang bangun pengembangan media website pembelajaran interaktif Bahasa Indonesia ini menggunakan model pengembangan waterfall, adapun tahapannya adalah sebagai berikut. (1) Analisis Persyarat Sistem (Requirment

Analysis) didapatkan dengan cara

melakukan pencatatan dokumen dan hasil wawancara. Adapun hasil wawancara dengan guru Bahasa Indonesia kelas VIII 1 di SMPN 3 Banjar, Bapak I Nyoman Dharmika, S.Pd. Kurangnya fasilitas untuk mempublikasikan hasil karya tulis siswa. Pihak sekolah hanya menyediakan fasilitas madding yang terbatas untuk menampung karya tulis siswa. Sehingga membuat siswa untuk tidak semangat dalam menulis dikarenakan hasil karyanya hanya sebatas dikumpulkan kepada guru. Selain itu, menulis sesuatu seperti berita dan sastra membutuhkan waktu yang relatif lama untuk menghasilkan kualitas tulisan yang optimal serta membutuhkan pemikiran yang kritis. Berdasarkan permasalahan tersebut atas referensi dari beberapa sumber bahwa masalah pembelajaran tersebut dapat diatasi dengan dikembangkan website pembelajaran. (2) Mesain atau Rancangan Sistem (System Design) hasil dari solusi yang ditemukan dengan melalui dua tahapan, yaitu (a) memilih dan menetapkan perangkat lunak/software yang digunakan, dan (b) mengembangkan

flow chart, program mapping,dan

storyboard untuk memvisualisasikan alur kerja pembuatan produk dari awal hingga akhir. (3) Implementasi atau Penerapan (Implementation) dilakukan dengan pembuatan produk website pembelajaran, dimulai dengan penginstalan website secara offline dengan menggunakan perangkat lunak. Pada mode offline ini media dibuat disesuaikan dengan storyboard seperti pengaturan tata letak, menu, evaluasi, forum, login dan lain sebagainya. Setelah pada tahap offline dirasa sudah pas selanjutnya dilakukan

proses pengunggahan pada langganan jasa hosting. Untuk nama situs dan domain yang digunakan yaitu artilcecorner.xyz. (4) Pengujian (Testing) mengujicobakan produk website sebelum digunakan ke siswa. Adapun cara untuk mengujinya yaitu dengan mencoba membukanya situs website pembelajaran di berbagai perangkat dan software. Selain diuji dengan metode tersebut di ujikan uji oleh para ahli,untuk ahli isi mata pelajaran dilakukan pada senin 23 Mei 2016, ahli media pembelajaran dilakukan pada rabu 25 Mei 2016, dan ahli desain pembelajaran dilakukan pada jumat 27 Mei 2016. (5) Penggunaan Produk (Deployment) dilakukan oleh siswa kelas VIII 1 di SMP Negeri 3 Banjar dengan berjumlah 32 Orang yang bertujuan untuk memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Masing-masing dari siswa diberikan username dan password yang berbeda untuk dapat mengakases produk serta disajikan tutorial penggunaan media. Proses pembelajaran yang dilakukan siswa menggunakan model blended

learning. Senin 30 Mei 2016 Siswa

melakukan pembelajaran secara konvensional di kelas, kemudian setelah penyampaian materi dirasa cukup. Siswa diajak berlatih menggunakan media website pembelajaran interaktif pada lab bahasa. Kemudian keesokan harinya pada selasa 31 Mei 2016 siswa diwajibkan untuk membuat karya tulis berita atau sastra pada lab bahasa. Jika dirasa siswa sudah bisa kemudian siswa diberikan tugas untuk membuat karya tulis diluar sekolah dengan mengakses melalui fasilitasnya masing-masing. (6) Pemeliharaan atau Perawatan (Maintance) bertujuan untuk mengatasi permasalahan yang tidak ditemui pada tahap sebelumnya. Sehingga produk yang dikembangkan nantinya akan menjadi lebih sempurna. Selain itu tahap ini juga dapat bertujuan untuk memelihara produk

website dari gangguan keamanan

kejahatan cyber dan memperpanjang jasa hostingan.

Validasi website pembelajaran interaktif, dilakukan oleh ahli isi mata

(6)

pelajaran, ahli desain pembelajaran, ahli media pembelajaran dan siswa melalui uji perorangan, uji kelompok kecil, dan uji coba lapangan.

Uji ahli isi mata pelajaran dilakukan oleh guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas VIII di SMP Negeri 3 Banjar, bapak I Gede Winaya, S.Pd, M.Pd. Untuk uji ahli isi mata pelajaran pada produk website pembelajaran di tinjau dari sisi mata pelajaran. Berdasarkan hasil penilaian dari ahli isi mata pelajaran berada pada persentase tingkat pencapaiannya sebesar 94,66% berada pada kualifikasi sangat baik, sehingga media website pembelajaran interaktif ini tidak perlu direvisi.

Uji ahli media pembelajaran dilakukan oleh Dosen Jurusan Teknologi Pendidikan UNDIKSHA, bapak Adrianus I Wayan Ilia Yuda Sukmana S.Kom., M.Pd. Untuk uji ahli media pada produk website pembelajaran yang ditinjau dari sisi kualitas produk. Berdasarkan hasil penilaian dari ahli media berada pada persentase tingkat pencapaiannya sebesar 97,33% berada pada kualifikasi sangat baik, sehingga media website pembelajaran interaktif ini tidak perlu direvisi.

Uji ahli desain pembelajaran dilakukan oleh Dosen Jurusan Teknologi Pendidikan UNDIKSHA, bapak Dr. I Made Tegeh., M.Pd. Untuk uji ahli desain pembelajaran pada produk website pembelajaran di tinjau dari sisi desain pembelajaran. Berdasarkan hasil penilaian dari ahli isi mata pelajaran berada pada persentase tingkat pencapaiannya sebesar 94,66% berada pada kualifikasi sangat baik, sehingga media website pembelajaran interaktif ini tidak perlu direvisi.

Uji Coba Perorangan, Sebagai subjek dari uji coba perorangan ini adalah siswa kelas VIII sebanyak tiga orang.

Berdasarkan hasil penilaian dari uji coba perorangan berada pada persentase tingkat pencapaiannya sebesar 89,33% berada pada kualifikasi baik, sehingga media website pembelajaran interaktif ini perlu direvisi seperlunya.

Uji Coba Kelompok Kecil. Dalam uji coba kelompok kecil, subjek coba dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII sebanyak 12 (dua belas orang). Berdasarkan hasil penilaian dari uji coba kelompok kecil berada pada persentase tingkat pencapaiannya sebesar 82,55% berada pada kualifikasi baik, sehingga media website pembelajaran interaktif ini perlu direvisi seperlunya.

Uji Coba Lapangan. Sebagai subjek coba dalam uji coba lapangan yaitu kepada siswa kelas VIII dengan jumlah siswa sebanyak 32 orang siswa. Berdasarkan hasil penilaian dari uji coba lapangan berada pada persentase tingkat pencapaiannya sebesar 81,58% berada pada kualifikasi baik, sehingga media website pembelajaran interaktif sehingga perlu direvisi seperlunya

Dalam pengembangan media website pembelajaran interaktif ini melalui enam tahapan yaitu uji ahli isi mata pelajaran, uji ahli desain pembelajaran, uji ahli media pembelajaran, uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil, dan uji coba lapangan. Dalam ke enam tahapan tersebut tiga tahapan tidak perlu revisi dan tiga tahapan perlu direvisi seperlunya, namun untuk lebih menyempurnakan media terdapat masukan dari ahli dan siswa.

Sebelum menguji efektivitas produk pengembangan media website pembelajaran interaktif pada pembelajaran Bahasa Indonesia, peneliti melakukan pretest terhadap 32 siswa di kelas VIII SMP Negeri 3 Banjar. Selanjutnya diteruskan melakukan posttest terhadap 32 siswa. Hasil pretest dan posttest disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 1. Hasil Pretest dan Posttest pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Banyak Responden Pretest Posttest

32 siswa 1452 2848

(7)

Dari hasil analisis pretest dan posttest 32 siswa didapatkan rata-rata pretest sebesar 45,38 dan nilai rata-rata posttest sebesar 89,00. Berdasarkan nilai pretest dan posttest 32 siswa tersebut, maka dilakukan uji-t untuk sampel berkorelasi secara manual. Sebelum melakukan uji hipotesis (uji-t), perlu dilakukan uji prasyarat analisis data yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Adapun pemaparannya sebagai berikut. (1) Uji Normalitas. Uji

normalitas data dilakukan untuk menyajikan bahwa sampel benar-benar berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji normalitas data dilakukan terhadap data 32 siswa dari hasil belajar Bahasa Indonesia siswa sebelum dan sesudah menggunakan media Website Pembelajaran Interaktif. Uji normalitas data dilakukan dengan teknik chi-kuadrat. Berdasarkan hasil analisis uji normalitas data yang dilakukan, dapat disajikan pada tabel berikut.

Tabel 2. Hasil Uji Normalitas Pretest dan Posttest

Kelompok Data Hasil

Belajar χ 2 hitung χ 2 tabel Status

Pretest 3,859 7,815 Normal

Postest 6,549 7,815 Normal

Berdasarkan Tabel 2 terlihat bahwa hasil perhitungan dengan menggunakan rumus chi-kuadrat, diperoleh χ 2 hitung < χ 2 tabel dengan taraf signifikansi 5%. Dengan demikian semua data skor hasil belajar Bahasa Indonesia berdistribusi normal. (2) Uji

Homogenitas. Homogenitas data dianalisis dengan uji-F, dengan kriteria data homogen jika F2hitung ≤ F2tabel, dan data tidak homogen jika F 2hitung ≥ F 2tabel. Hasil homogenitas disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 3. Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest

Data Fhitung Ftabel Keterangan

Pretest

Berdasarkan hasil pengujian diperoleh Fhitung = 2,742 sedangkan Ftabel= 2, 777 dengan taraf signifikansi 5%. Jadi dapat disimpulkan Fhitung ≤ Ftabel sehingga kedua data tersebut memiliki varians yang homogen. (3) Uji Hipotesis. Pengujian hipotesis penelitian

dilakukan dengan analisis uji-t sampel berkorelasi. Semua pengujian hipotesis dilakukan pada taraf signifikansi 5%. Kriteria pengujian adalah apabila hasil perhitungan diperoleh nilai thitung > ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hasil uji-t disajikan pada tabel sebagai berikut.

Tabe 4. Rangkuman Hasil Uji-t

Data N Rata-rata s2 (Varians) Db (n1+n2-2) Thit Ttab Pretest 32 45,38 69,79 62 24,35 1,999 Postest 89,00 40,26 62

Berdasarkan hasil uji-t diperoleh thitung = 24,35 dan ttabel = 1,999 untuk db = 62 dari taraf signifikansi 5%. Hal ini berarti thitung > ttabel, sehingga H0 ditolak dan H1diterima. Berdasarkan kriteria pengujian, H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya media website pembelajaran interaktif Bahasa Indonesia tentang Berita dan Sastra dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran Bahasa

Indonesia di SMP Negeri 3 Banjar tahun pelajaran 2015/2016.

Pembahasan

Rancang bangun pengembangan

website pembelajaran sebagaimana

tersaji pada hasil penelitian, selanjutnya akan dibahas hal-hal sebagai berikut. Analisis prasyarat sistem dilakukan sebagai tahapan awal dalam mengembangkan website pembelajaran. Tahap analisis ini dilakukan dengan

(8)

melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII di SMP Negeri 3 Banjar. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan bahwa masalah yang ditemui adalah kurangnya fasilitas pembelajaran untuk menampung karya tulisan siswa. Selama ini sekolah hanya menyediakan fasilitas madding untuk menampung hasil karya siswa. Dari permasalahan tersebut dikembangkanlah

website pembelajaran sebagai

komplemen dalam pembelajaran dimana secara umum berfungsi untuk sebagai media pembelajaran untuk siswa dan secara khusus berfungsi untuk mewadahi karya tulis siswa tanpa ada batasan untuk media penyimpanan.

Perancangan desain website pembelajaran dilakukan dengan dua bagian diantaranya, 1) memilih dan menetapkan perangkat lunak dan 2) merancang flow chart, storyboard, dan

program mapping untuk

memvisualisasikan alur kerja website pembelajaran mulai awal hingga akhir. Tahapan desain dilakukan secara matang supaya saat proses implementasi tidak mengalami kesulitan. Tahap implementasi pengembang dituntut untuk dapat mengaplikasikan keterampilan-keterampilan yang dimiliki pada rancangan desain. Supaya hasil dari implementasi produk sesuai dengan rancangan desain. Pengembangan produk website pembelajaran yang berbasis online perlu dilakukan ke mutahirannya. Adapun caranya dengan melakukan uji coba. Pada tahap selanjutnya yaitu tahap pengujian, hal ini bertujuan untuk mengetahui hasilnya sebelum dicobakan ke pengguna. Selain itu tahap pengujian bertujuan untuk melihat masalah yang ditemui, yang tidak ditemui pada tahap implementasi. Tahap berikutnya yaitu penggunaan produk, dimana yang menjadi subjek adalah siswa kelas VIII di SMP Negeri 3 Banjar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yang berjumlah 32 siswa. Masing-masing siswa diberikan username dan password untuk dapat mengakses website pembelajaran secara mandiri melalui situs www. articlecorner.xyz. Proses pembelajaran yang dilakukan untuk media ini dengan model blended learning, dimana siswa

akan belajar secara konvensional yang dilakukan oleh guru kemudian siswa akan diajak untuk belajar dengan menggunakan media website pembelajaran pada ruang lab bahasa sekolah. Selanjutnya jika dirasa siswa sudah paham akan media ini, siswa akan melakukan pembelajaran secara online dengan diberikan tugas untuk menulis karya tulisa berita atau sastra di luar sekolah. Tahapan terahir yaitu perawatan/pemeliharan yang bertujuan untuk menyempurnakan kembali website pembelajaran dengan memperbaiki masalah yang ditemui saat di uji cobakan ke pengguna. Selain itu pada tahap ini dilakukan pembaharuan versi CMS Wordpress dan memperpanjang jasa langganan hosting.

Berdasarkan prosedur pengembangan model waterfall yang dilakukan, diketahui bahwa model pengembangan waterfall dapat secara berurutan dan sistematis mengembangkan website pembelajaran. Dengan dikembangkannya website pembelajaran bertujuan untuk memfasilitasi belajar siswa Hal ini didukung dengan teori perananan website pembelajaran, diantaranya (1)Memungkinkan setiap orang dimanapun, kapanpun, untuk mempelajari apapun, (2) Pebelajar dapat belajar sesuai dengan karakteristik dan langkahnya dirinya sendiri karena pembelajaran berbasis Web membuat pembelajaran menjadi bersifat individual, (3) Kemampuan untuk membuat tautan (link), sehingga pebelajar dapat mengakses informasi dari berbagai sumber, baik di dalam maupun luar lingkungan belajar, (4) Sangat potensial sebagai sumber belajar bagi pebelajar yang tidak memiliki cukup waktu untuk belajar, (5) Dapat mendorong pebelajar untuk lebih aktif dan mandiri di dalam belajar, (6) Menyediakan sumber belajar tambahan yang dapat digunakan untuk memperkaya materi pembelajaran, (7) Menyediakan sumber belajar tambahan yang dapat digunakan untuk mencari informasi yang mereka butuhkan, (8) Isi dan materi pelajaran dapat di-update dengan mudah (Fitriana, 2013:35). Kelayakan hasil pengembangan website pembelajaran dilakukan oleh tiga orang ahli dan siswa, diantaranya (1) ahli

(9)

isi mata pelajaran, (2) ahli media, (3) ahli desain pembelajaran, (4) siswa melalui uji coba perorangan, uji kelompok kecil, uji lapangan.

Hasil evaluasi dari ahli isi mata pelajaran bahasa Indonesia bahwa website pembelajaran interaktif berada pada persentase tingkat capaian 94,66% dengan predikat sangat baik. Prolehan kualitas website pembelajaran dengan kategori sangat baik dikarenakan penyajian disesuaikan dengan RPP dan Silabus. Selain itu dalam website pembelajaran sudah memuat materi yang terdapat pada buku paket, dan LKS siswa serta penambahan materi dari internet.

Hasil validitas yang dilakukan oleh ahli media berada pada persentase tingkat capaian 97,33% berada pada predikat sangat baik dengan artian tidak perlu adanya revisi. Perolehan predikat sangat baik dikarenakan website pembelajaran sudah sesuai dengan tujuan awalnya yakni mewadahi karya tulis siswa yang beragam. Selain itu website pembelajaran juga menyediakan materi berupa berita dan sastra untuk menunjang siswa untuk menulis serta diberikan fasilitas diskusi dimana berfungsi bagi siswa dengan guru untuk menjalin komunikasi. Petunjuk penggunaannya pun sudah lengkap disajikan dalam deskripsi dan video tutorial. Serta yang lebih menariknya kompatibel diakses di berbagai perangkat maupun software. Hal ini sejalan dengan karakteristik pembelajaran berbasis web: (a) materi pembelajaran terdiri atas teks, grafik, dan unsur multimedia seperti video, audio, dan animasi; (b) adanya aplikasi komunikasi yang realtime dan tidak realtime seperti ruang chat, forum diskusi, dan konferensi video; (c) menggunakan web browser; (d) penyimpanan, pemeliharaan, dan pengadministrasian materi dilakukan dalam webserver, dan (e) menggunakan internet protokol untuk memfasilitasi komunikasi antara perserta didik dengan materi pembelajaran (Babo: 2012).

Hasil kualitas website pembelajaran pada ahli desain pembelajaran berada pada persentase tingkat capaian 93,33% berada pada predikat sangat baik sehingga tidak perlu direvisi. Pengembangan desain

pembelajaran untuk web based learning dirancang sedemikian rupa agar proses pembelajaran online tersebut dapat berjalan dengan efektif. Ada tiga elemen pokok yang harus ada dalam desain model pembelajaran berbasis web, yaitu learning tasks, learning resources, dan learning supports. Learning tasks mencakup aktivitas, masalah, dan interaksi untuk melibatkan peserta didik. Learning resources memuat konten, informasi dan sumber-sumber yang dapat diakses oleh peserta didik. Learning supports terkait dengan petunjuk belajar, motivasi, umpan balik, dan kemudahan akses bagi peserta didik. Pengembangan model pembelajaran berbasis web perlu memperhatikan komponen strategi pembelajaran. Menurut dick and carey, 2005:197, Komponen-komponen utama dari strategi pembelajaran yang harus dirancang adalah: aktivitas awal pembelajaran, penyajian materi, partisipasi peserta didik, penilaian, dan aktivitas tindak lanjut (Purwanto: 2011:21). Aktivitas awal pembelajaran berupa pemberian motivasi, menumbuhkan perhatian, menjelaskan tujuan pembelajaran, dan menjelaskan kemampuan awal yang diperlukan. Penyajian materi meliputi sajian bahan ajar dan contoh-contoh yang relevan. Partisipasi peserta didik dibangun dengan adanya praktik atau latihan dan umpan balik. Penilaian dapat berupa tes kemampuan awal, pretest, dan posttest. Aktivitas tindak lanjut dilakukan untuk membantu mempertahankan daya ingat terhadap materi pembelajaran. Perolehan predikat sangat baik dikarenakan mudahnya pengoperasian website pembelajaran. Selain itu dengan menggunakan website pembelajaran dapat memberikan kesempatan siswa untuk lebih melatih dirinya untuk terampil menulis karena dapat dilakukan dimana saja tanpa terhalang oleh ruang dan waktu serta hasil karyanya dapat dilihat oleh siapa saja dan kapan saja. Selain itu belajar dengan website pembelajaran dapat meningkatkan daya tarik siswa untuk belajar karena materi disajikan tidak hanya berupa teks melainkan juga berupa gambar dan video yang sesuai serta siswa tidak perlu dibuat bersusah payah

(10)

untuk membawanya karena hanya bermodalkan ponsel saja sudah bisa mengakses materi tersebut.

Validitas website pembelajaran yang dikembangkan setelah melewati hasil review dari para ahli, yaitu ahli isi mata pembelajaram, ahli desain pembelajaran, dan ahli media pembelajaran. Kemudian di uji cobakan kepada siswa kelas VIII di SMP Negeri 3 Banjar pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Uji coba siswa dibagi menjadi tiga aspek yaitu, 1) uji coba perorangan mencapain tingkat persentase pencapaian 89,33%, 2) uji coba kelompok kecil dengan persentase tingkat capaian 82,55%, 3)uji coba lapangan dengan persentase tingkat capaian 81,58%. Masing-masing uji coba siswa tersebut keseluruhannya pada kualifikasi Baik. Adapun alasannya website pembelajaran memperoleh predikat baik, karena website pembelajaran menunjang proses pembelajaran tanpa terhalang oleh ruang dan waktu, jadi siswa dapat lebih leluasa untuk menulis. Selain itu dengan disajikannya website pembelajaran seperti portal informasi berita sehingga menarik perhatian siswa untuk berkunjung. Sehingga nantinya keterampilan menulis siswa dapat terus di asah.

Rata-rata validitas hasil pengembangan media video pembelajaran ini berada pada kualifikasi sangat baik, jadi media video pembelajaran ini tidak perlu direvisi, dan dapat dilanjutkan pada tahap uji efektivitas produk.

Efektivitas pengembangan media website pembelajaran interaktif bahasa indonesia yang dilakukan dengan metode tes hasil belajar diukur dengan memberikan lembar soal objektif terhadap 32 orang siswa kelas VIII1 di SMP Negeri 3 Banjar, melalui pretest dan posttest. Berdasarkan nilai pretest dan posttest 32 orang siswa tersebut, maka dilakukan uji-t untuk sampel berkorelasi.

Rata-rata nilai pretest adalah 45,38 dan rata-rata nilai posttest adalah 89,00. Peningkatan rata-rata nilai sswa ini juga dapat dilihat berdasarkan jawaban-jawaban siswa saat menjawab tes. Sebagian besar jawaban siswa yang salah saat pretest, benar saat posttes. Hal

ini disebakan karena adanya media website pembelajaran interaktif yang menggiring siswa untuk belajar.

Setelah dilakukan penghitungan secara manual diperoleh hasil t hitung sebesar 24.3543. Kemudian harga t hitung dibandingkan dengan harga t pada label dengan db = n 1 + n2 - 2 = 32 + 32 - 2 = 62. Harga ttabel untuk db 62 dengan taraf signifikansi 5% (a = 0,05) adalah 1,999. Dengan demikian, harga t hitung lebih besar daripada harga ttabel sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Ini berarti, terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa antara sebelum dan sesudah menggunakan media website pembelajaran pembelajaran interaktif

Dilihat dari konversi hasil belajar di kelas VIII SMP Negeri 3 Banjar, nilai rata-rata posttest peserta didik 89 berada pada kualifikasi Baik, dan berada di atas nilai KKM mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu sebesar 75. Berkaca dari nilai rerata menunjukkan bahwa rerata atau mean posttest yang lebih besar dari nilai rerata atau mean pretest, jadi dapat dibuktikan bahwa dengan media website pembelajaran interaktif Bahasa Indonesia dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas VIII1 di SMP Negeri 3 Banjar semester genap tahun pelajaran 2015/2016.

Menggunakan media website pembelajaran interaktif dapat meningkatkan hasil belajar siswa disebabkan karena website pembelajaran interaktif memberikan kemudahan kepada guru dan siswa untuk memahami materi yang diberikan serta mewadahi bakat menulis siswa, dibandingkan dengan hanya menggunakan buku teks dan pembulikasikan berbantuan mading saja, dalam proses pembelajaran. Pada media website pembelajaran interaktif ini, materi yang disajikan dilengkapi dengan contoh-contoh berupa teks, video, dan gambar yang menarik, sehingga materi akan lebih mudah dipahami oleh siswa serta bisa langsung mempraktikan menulis melalui dunia maya.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

(11)

Rancang bangun website pembelajaran dikembangkan dengan menggunakan model pengembangan waterfall. Pengembangan dilalui dengan enam tahapan yaitu, (a) tahap analisis prasyarat sistem, (b) desain atau rancangan sistem, (c) implementasi atau penerapan produk, (d) pengujian produk, (e) penggunaan produk, (f) pemeliharaan atau perawatan produk. Pada tahap analisis prasyarat sistem dilakukan dengan melakukan wawancara terhadap guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII SMP Negeri 3 Banjar. Selanjutnya pada tahap desain website dengan terlebih dahulu memilih dan menetapkan software atau perangkat lunak yang digunakan yaitu CMS Wordpress dan dibantu dengan beberap

software pendukung seperti adobe

photoshop, corel draw, XAMPP,

notepad++, Microsoft office. Selain

menetapkan software dikembangkan juga

flowchart, program mapping, dan

storyboard untuk memvisualisasikan alur kerja produk dari awal hingga akhir. Tahap selanjutnya pengembangan

website dengan menerapkan

keterampilan-keterampilan yang dimiliki pengembang untuk mengembangkan produk mulai dari penginstalan CMS

Wordpress, XAMPP, memilih theme,

mengatur tata letak, menyiapkan konten dan beberap komponen pendukung lainnya hingga mengunggahnya di langganan hosting. Domain yang digunakan adalah XYZ. Setelah website dirasa siap terlebih dahulu sebelum digunakan kepada pengguna dilakukan pengujian pada tahap pengujian. Hasil pengujian produk website ini barulah digunakan oleh pengguna. Selanjutnya pada tahap terahir dilakukan perawatan alasannya untuk memperbaiki kesalahan yang tidak ditemukan pada tahapan sebelumnya sehingga website yang dikembangkan menjadi lebih berkualitas maupun memperbaharui versi produk.

Kelayakan hasil pengembangan website pada (a) ahli desain pembelajaran berpredikat sangat baik (93,33%), (b) ahli isi mata pelajaran berpredikat sangat baik (94,66%), (c) ahli media pembelajaran brpredikat baik (97,33%), (d) uji perorangan berpredikat baik (89,33%), (e)

uji kelompok kecil berpredikat baik (82,55%), dan (f) uji lapangan berpredikat baik (91,58%).

Efektivitas produk pengembangan media website pembelajaran interaktif pada pembelajaran di ukur dengan melakukan pretest dan posttest terhadap 32 orang siswa kelas VIII di SMP Negeri 3 Banjar. Rata-rata nilai pretest adalah 45,38 dan rata-rata nilai posttest adalah 89,00. Setelah dilakukan penghitungan secara manual diperoleh hasil thitung sebesar 24, 3534. Kemudian harga thitung dibandingkan dengan harga pada ttabel dengan db = n1 + n2 – 2 = 32 + 32 – 2 = 62. Harga ttabel untuk db 62 dan dengan taraf signifikansi 5% (α = 0,05) adalah 1,999. Dengan demikian, harga thitung lebih besar daripada harga ttabel sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Dilihat dari konversi hasil belajar siswa kelas VIII di SMP Negeri 3 Banjar, nilai rata-rata posttest siswa yaitu 89,00 berada pada kualifikasi baik. Ini berarti, media website pembelajaran interaktif tentang materi berita dan sastra efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII di SMP Negeri 3 Banjar tahun pelajaran 2015/2016.

Saran

(1) Kepada Siswa, hasil penelitian ini diharapkan lebih memanfaatkan IT dalam pembelajaran. (2) Kepada Guru, pada proses pembelajaran disarankan menggunakan media dalam proses pembelajaran khususnya website pembelajaran, (3) Kepala sekolah disarankan media website pembelajaran dijadikan koleksi media pembelajaran yang digunakan untuk proses pembelajaran terutama bahasa Indonesia di SMP Negeri 3 Banjar, (4) Kepada Peneliti Lain, hasil penelitian ini supaya hasil dari penelitian ini dijadikan refrensi untuk mengembangkan lebih lanjut penelitian sejenis yang telah dilakukan supaya menjadi lebih luas dan mampu mengatasi permasalahan yang ditemukan.

UCAPAN TERIMAKASIH

Dalam proses pembuatan artikel ini, sangat banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini diucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: (1) Prof.

(12)

Dr. Ni Ketut Suarni, M.S., selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha atas berbagai kebijakan sehingga studi ini dapat terselesai. (2) Dr. I Made Tegeh, M.Pd., selaku Pembantu Dekan I dan Ahli Desain Pembelajaran yang telah memberikan izin dalam pelaksanaan penelitian dan meluangkan waktu untuk mereview serta memberikan penilaian terhadap media website pembelajaran interaktif. (3) Dr. I Komang Sudarma, M.Pd selaku Ketua Jurusan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyusun artikel. (4) Drs. Ketut Pudjawan, M.Pd. selaku pembimbing I yang tidak pernah lelah memberikan motivasi, petunjuk, dan bimbingan yang sangat bermanfaat selama penyusunan artikel. (5) Drs. Ign I Wayan Suwatra, M.Pd. selaku pembimbing II yang tidak pernah lelah memberikan motivasi, petunjuk, dan bimbingan yang sangat bermanfaat selama penyusunan artikel ini. (6) I Made Subawa, S.Pd, M.Pd, Selaku Kepala SMP Negeri 3 Banjar yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di sekolah yang dipimpin. (7) Adrianus I Wayan Ilia Yuda Sukmana S.Kom., M.Pd., selaku Ahli Media Pembelajaran yang telah meluangkan waktu untuk mereview serta memberikan penilaian terhadap media website pembelajaran interaktif. (8) I Gede Winaya, S.Pd, M.Pd, selaku Ahli Isi Mata Pelajaran yang telah meluangkan waktu untuk mereview serta memberikan penilaian terhadap media website pembelajaran interaktif. (9) I Nyoman Dharmika, S.Pd, selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII1 yang membantu untuk melakukan penelitian pada kelas VIII1.

Daftar Rujukan

Agung, A. A. Gede. 2014. Buku Ajar Metodologi Penelitian Pendidikan. Malang: Andi.

Arsyad, Azhar. 2013. “Media

Pembelajaran”. Depok: PT

Rajagrafindo Persada.

Hidayatullah, Priyanto. Jauhari Khairul Kawistara. 2014. “Pemrograman

WEB”. Bandung: Informatika

Bandung.

Koyan, I Wayan. 2011. “Asesmen

dalam Pendidikan”. Singaraja:

Undiksha.

---. 2012. Statistik Pendidikan Teknik

Analisis Data Kuantitatif.

Singaraja: Undiksha.

Mahadewi, Luh Putu Putrini. 2014. “Problematika Teknologi Pendidikan”. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Tegeh, I Made. I Nyoman Jampel. Ketut Pudjawan. 2014. “Model Penelitian

Pengembangan”. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Tutorialspoint. (t.t) Software Development Life Cycle (SDLC). Tersedia pada tutorialspoint.com (diakses pada tanggal 14 Januari 2016).

Referensi

Dokumen terkait

Waktu yang diberikan untuk pelaksanaan penelitian adalah 5 – 6 bulan sejak proposal disetujui sebagai penerima SMART Widya Artha 2013. PT SMART Tbk akan menyediakan biaya

Waktu keberangkatan masing-masing moda tersebut disesuaikan dengan acuan waktu yang telah ditetapkan, sebagai contoh kereta yang berangkat dari stasiun Gubeng menuju

Namun demikian umur tanaman memberikan pengaruh yang berbeda nyata (P&lt;0,05) terhadap rasio daun batang.Sementara interaksi perlakuan tinggi potong dan umur tanaman

Tujuan dari dilakukannya variasi temperatur tersebut yaitu untuk mengetahui perbedaan sifat mekanik berupa kekerasan dan keuletan pada material, sehingga kita dapat

Istilah ‘Business to Business (B2B) Marketing’ itu sendiri digunakan untuk menggambarkan sebuah kegiatan pemasaran dari setiap jenis organisasi yang memiliki

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara

Melalui uraian di atas, hal paling ideal dalam menentukan awal bulan adalah menggunakan hisab dan ruyat secara bersamaan. Hisab sebagai petunjuk tehnis dan rukyat

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui lebih jelas tentang pelaksanaan bagi hasil pertanian di Desa Bumen Kecamatan Sumowo Kabupaten Semarang, apa kendala yang