P U T U S A N
NOMOR: xxx/Pdt.G/2011/MS-ACEH
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Mahkamah Syar’iyah Aceh yang mengadili perkara Kewarisan pada tingkat banding dalam persidangan Hakim Majelis telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara yang diajukan oleh:
1. KESUMAH binti ABDURRAHMAN, umur ± 68 tahun, pekerjaan Tani, tempat
tinggal Kampung Bukit Rata Kecamatan Kute Panang Kabupaten Aceh Tengah, semula Penggugat I sekarang Pembanding I;
2. SEMAUN bin ABDURRAHMAN, umur ± 65 tahun, pekerjaan Tani, tempat
tinggal Kampung Simpang Antara Kecamatan Wih Pesam Kabupaten Bener Meriah, semula Penggugat II sekarang Pembanding II;
3. SARINAH binti ABDURRAHMAN, umur ± 63 tahun, pekerjaan Tani, tempat
tinggal Kampung Bukit Rata Kecamatan Kute Panang Kabupaten Aceh Tengah, semula Penggugat III sekarang Pembanding III; 4. RASIDAH binti HAIRUN RASID, umur ± 45 tahun, pekerjaan Tani, tempat
tinggal Kampung Simpang Antara Kecamatan Wih Pesam Kabupaten Bener Meriah, semula Penggugat IV sekarang Pembanding IV;
5. SUHADA bin HAIRUN RASID, umur ± 38 tahun, pekerjaan Tani, tempat
tinggal Kampung Simpang Antara Kecamatan Wih Pesam Kabupaten Bener Meriah, semula Penggugat V sekarang Pembanding V;
Dalam hal ini Penggugat I s/d Penggugat V diwakili oleh kuasanya DUSKI, SH dan KAMISAH, SH Advokat/ Penasehat Hukum beralamat di Jalan Takengon-Bireuen Nomor 18 Kp. Mongal - Umah Opat Takengon berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 17 Januari 2011, disebut sebagai Penggugat;
M e l a w a n
1. SITI RAMLAH, umur ± 60 tahun, pekerjaan Tani, tempat tinggal umur ± 45 tahun, pekerjaan Tani, tempat tinggal Kampung Simpang Antara Kecamatan Wih Pesam Kabupaten Bener Meriah, semula Tergugat I sekarang Terbanding I;
2. JUMIATI binti MUHAMMAD, umur ± 35 tahun, pekerjaan Tani, tempat
tinggal Kampung Simpang Antara Kecamatan Wih Pesam Kabupaten Bener Meriah, semula Tergugat II sekarang Terbanding II;
3. KAMARIAH binti MUHAMMAD, umur ± 34 tahun, pekerjaan Tani, tempat
tinggal Kampung Simpang Antara Kecamatan Wih Pesam Kabupaten Bener Meriah, semula Tergugat III sekarang Terbanding III;
4. ZULKIFLI bin MUHAMMAD, umur ± 32 tahun, pekerjaan Tani, tempat
tinggal Kampung Simpang Antara Kecamatan Wih Pesam Kabupaten Bener Meriah, semula Tergugat IV sekarang Terbanding IV;
5. RUSLI bin MUHAMMAD, umur ± 30 tahun, pekerjaan Tani, tempat tinggal Kampung Simpang Antara Kecamatan Wih Pesam Kabupaten Bener Meriah, semula Tergugat V sekarang Terbanding V;
6. YUSRI bin MUHAMMAD, umur ± 25 tahun, pekerjaan Pegawai Honorer,
Pesam Kabupaten Bener Meriah, semula Tergugat VI sekarang Terbanding VI;
7. M. TAIB AMAN SAMSUL bin MUHAMMAD, umur ± 40 tahun, pekerjaan
Tani, tempat tinggal Kampung Arul Relem Kecamatan Silih Nara Kabupaten Aceh Tengah, semula Turut Tergugat I sekarang Turut Terbanding I;
8. SITI HAJAR INEN FITRI binti MUHAMMAD, umur ± 35 tahun, pekerjaan
Tani, tempat tinggal Kampung Pante Raya Kecamatan Wih Pesam Kabupaten Bener Meriah, semula Turut Tergugat II sekarang Turut Terbanding II;
Mahkamah Syar’iyah Aceh tersebut;
Telah mempelajari berkas perkara dan semua surat yang berhubungan dengan perkara ini;
TENTANG DUDUKPERKARANYA
Mengutip segala uraian tentang hal ini sebagaimana termuat dalam putusan Mahkamah Syar’iyah Takengon Nomor: 76/Pdt.G/2011/MS-Tkn, tanggal 25 Juli 2011 Miladiyah, bertepatan dengan tanggal 23 Sya’ban 1432 Hijriyah yang amarnya
berbunyi:
Dalam Eksepsi:
Menolak eksepsi para Tergugat;
Dalam Pokok Perkara:
1. Menolak gugatan para Penggugat untuk seluruhnya;
2. Menghukum pihak Penggugat untuk membayar biaya perkara ini yang diperhitungkan sebesar Rp. 1,816,000. (Satu juta delapan ratus enam belas ribu rupiah);
Membaca akta pernyataan banding yang dibuat oleh Panitera Mahkamah Syari’yah Takengon bahwa Para Penggugat telah mengajukan banding terhadap putusan Mahkamah Syar’iyah Takengon Nomor: 76/Pdt.G/2011/MS-Tkn tanggal 25 Juli 2011 dengan suratnya tanggal 3 Agustus 2011, permohonan banding tersebut telah diberitahukan kepada Para Terbanding dan Turut Terbanding masing-masing pada tanggal 5 Agustus 2011;
Membaca dan memperhatikan surat keterangan Penitera Mahkamah Syar’iyah Takengon tanggal 8 September 2011 tanpa nomor bahwa para Pembanding dan para Terbanding tidak mengajukan memori banding dan kontra memori banding sampai dengan berkas perkara banding dikirim ke Mahmakah Syar’iyah Aceh;
Membaca dan memperhatikan surat keterangan petugas Meja III tanggal 8 September 2011 tanpa nomor menyatakan bahwa baik para Pembanding maupun para Terbanding dan Turut Terbanding tidak melakukan pemeriksaan berkas perkara banding meskipun kepadanya telah disampaikan relaas pemberitahuan untuk memeriksa berkas perkara banding masing-masing untuk para Pembanding (kuasanya) dan Para Terbanding tanggal 23 Agustus 2011;
TENTANG HUKUMNYA
Menimbang, bahwa oleh karena permohonan banding Para Pembanding telah diajukan dalam tenggang waktu banding dan dengan cara-cara sebagaimana ditentukan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku maka permohonan banding tersebut dinyatakan dapat diterima;
Menimbang, bahwa para Pembanding dan kuasa hukumnya tidak mengajukan memori banding dan para Tergugat tidak mengajukan kontra memori bandingnya terhadap putusan Mahkamah Syar’iyah Takengon Nomor: 76/Pdt.G/ 2011/MS Tkn tanggal 3 Agustus 2011;
Menimbang, bahwa Mahkamah Syar’iyah Aceh setelah mempelajari dengan seksama berkas perkara banding a quo berpendapat bahwa atas dasar apa yang telah
dipertimbangkan Judex factie dalam eksepsi para Tergugat sudah tepat dan benar
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku karenanya putusan yang menolak eksepsi para Tergugat tersebut dapat dikuatkan;
Menimbang, bahwa Mahkamah Syar’iyah Aceh setelah mempelajari dengan seksama berkas perkara banding a quo dalam pokok perkara, berpendapat bahwa atas
dasar apa yang telah dipertimbangkan Judex factie dalam memutuskan perkara ini
telah keliru dan salah menerapkan hukum pembuktian sebagaimana telah diuraikan didalam putusan Judex factie pada halaman 33 bahwa oleh karena pihak para
Tergugat telah mengakui dalil gugatan para Penggugat setentang ahli waris almarhumah Tibah Inen Kesumah tidak perlu dibuktikan lagi karena menurut ketentuan Pasal 311 R.Bg, pengakuan merupakan alat bukti yang sempurna (volledig), mengikat (binden), dan menentukan (dwingende, bellisend). Halmana
bersesuaian pula dengan keterangan para saksi yang diajukan oleh para Penggugat dan saksi-saksi para Tergugat;
Menimbang, bahwa akan tetapi Judex factie didalam putusannya pada
halaman 39 mendalilkan bahwa petitum yang memohon agar ditetapkan ahli waris waris almarhumah Tibah Inen Kesumah binti Abu Daud dengan Abdurrahman ditolak oleh karena gugatan para Penggugat pada petitum 4 tentang obyek terperkara pada poin 5 (lima) adalah harta warisan almarhumah Tibah Inen Kesumah binti Abu Daud yang belum pernah dibagi kepada ahli warisnya telah ditolak, maka meskipun sebagian dalil gugatan para Penggugat telah terbukti sebagaimana telah di pertimbangkan di atas, petitum gugatan selain dari petitum 4 (empat) tersebut harus pula ditolak. Hal demikian dilakukan disebabkan adanya ke-eratan hubungan serta adanya hubungan kausalitas di antara petitum-petitum tersebut sehingga hanya apabila petitum 4 (empat) yang merupakan petitum inti dari gugatan tersebut dikabulkan maka pengabulan tersebut dapat menjadi sebab untuk dapat dikabulkan nya petitum-petitum lain;
Menimbang, bahwa Mahkamah Syar’iyah Aceh tidak sependapat dengan Majelis Hakim Tingkat Pertama yang mengesampingkan petitum yang telah secara nyata terbukti bukan dengan dalih petitum gugatan inti ditolak akan tetapi tidak adanya kepentingan atau alasan hukum untuk mengabulkan petitum yang sudah terbukti sehingga petitum mana harus dikesampingkan atau ditolak;
Menimbang, bahwa Judex factie dalam putusannya pada halaman 38
menyatakan bahwa berdasarkan pertimbangan di atas dan adanya kenyataan tentang tiada seorangpun dari ahli waris almarhumah Tibah Inen Kesumah menggugat Muhammad bin Abdurrahman yang telah selama 39 atau 36 tahun menguasai harta terperkara nomor 5 gugatan sejak meninggalnya Tibah Inen Kesumah pada tahun 1970 atau pada tahun 1973 sampai meninggalnya Muhammad bin Abdurrahman pada tahun 2009, dan adanya kenyataan bahwa harta terperkara baru dipersoalkan setelah 41 atau 38 tahun dibiarkan, maka sesuai ketentuan Pasal 835 Kitab Undang Undang Hukum Perdata yang berbunyi: “Tiap tuntutan demikian gugur karena
kadaluarsa dengan tengang waktu selama tiga puluh tahun”, Majelis Hakim berkesimpulan bahwa harta terperkara nomor 5 gugatan harus dinyatakan bukan merupakan tirkah (harta warisan) almarhumah Tibah Inen Kesumah, karena itu permohonan para Penggugat pada petitum 4 (empat) guagatan agar harta tersebut ditetapkan sebagai harta peninggalan almarhumah Tibah Inen Kesumah harus dinyatakan tidak beralasan dan karena itu harus ditolak;
Menimbang, bahwa Mahkamah Syar’iyah Aceh tidak sependapat dengan putusan Judex factie menolak gugatan harta terperkara pada angka 5 (lima) atas dasar
ketentuan Pasal 835 KUH Perdata yang menganut asas On Torg atau daluarsa adalah
tidak tepat diterapkan dalam menyelesaikan perkara kewarisan bagi umat Islam yang memiliki system hukum sendiri;
Menimbang, bahwa Hukum Islam menganut asas Ijbari, mengandung arti bahwa peralihan harta dari seseorang yang meninggal dunia kepada ahli warisnya berlaku secara otomatis sesuai ketetapan dari Allah Swt tanpa digantungkan kepada kehendak pewaris, atau ahli warisnya, dan waktu. Dengan demikian, setiap ahli waris memiliki hak ijbari yang tidak terikat dengan lampaunya waktu jika dapat dibuktikan tentang adanya harta terperkara dan belum dibagikan kepada ahli warisnya, sesuai Yurisprudensi MARI No. 312 K/AG/1997 tanggal 29 Juni 1999;
Menimbang, bahwa mengenai bukti T. 1 berupa Akta Pengakuan Sepihak (APS) berisi Surat Pernyataan yang ditandatangani oleh Semaun Aman Ridwan (penggugat II) yang menerangkan bahwa ibu kandung almarhumah Tibah Inen Kesuma telah dijual kepada Amad Aman Suryani (Muhammad bin Abdurrahman, suami Tergugat I) dinyatakan oleh Majelis Hakim Tingkat Pertama telah memenuhi syarat formildan mempunyai nilai pembuktian;
Menimbang, bahwa Mahkamah Syar’iyah Aceh tidak sependapat dengan penilaian Majelis Hakim Tingkat Pertama terhadap bukti T.1 tersebut karena belum memenuhi syarat materil dengan ketidak hadiran sipembuat pernyataan itu sendiri (Penggugat II) dipersidangan untuk mengetahui secara jelas tentang kebenaran tandatangan dan isi pengakuan/pernyataan yang ada didalam APS tersebut sebagaimana diatur didalam Pasal 1878 KUH Perdata meskipun telah dikuatkan oleh keterangan para saksi. Oleh karena itu Mahkamah Syar’iyah Aceh berpendapat bahwa bukti T.1 tidak mempunyai nilai pembuktian yang sempurna (volledig),
mengikat (binden) dan menetukan (dwingende);
Menimbang, bahwa berdasarkan pada pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas maka putusan Hakim Tingkat Pertama tidak dapat dipertahankan dan harus dibatalkan dengan mengadili sendiri sebagaimana bunyi amar putusan dibawah ini;
Menimbang, bahwa oleh karena pihak para Penggugat/para Pembanding merupakan pihak yang kalah maka sesuai dengan ketentuan Pasal 192 R.Bg. kepada
mereka dibebankan untuk membayar biaya perkara pada kedua tingkatan dan untuk tingkat banding diperhitungkan sebesar Rp. 150,000. (Seratus lima puluh ribu rupiah);
Dengan mengingat pada segala peraturan perundang-undangan dan dalil Syar’i yang berkaitan dengan perkara ini;
M E N G A D I L I Menerima permohonan banding Pembanding;
Membatalkan putusan Mahkamah Syar’iyah Takengon Nomor: 76/Pdt.G/2011/MS-Tkn, tanggal 25 Juli 2011 Miladiyah bertepatan dengan
tanggal 23 Sya’ban 1432 Hijriyah;
DENGAN MENGADILI SENDIRI: DALAM EKSEPSI
- Menolak eksepsi para Tergugat;
DALAM POKOK PERKARA.
1. Menyatakan gugatan para Penggugat tidak dapat diterima;
2. Menghukum para Penggugat untuk membayar biaya perkara pada tingkat pertama sebesar Rp. 1,816,000. (Satu juta delapan ratus enam belas ribu rupiah); Menghukum para Pembanding untuk membayar biaya perkara pada tingkat banding sebesar Rp. 150,000. (Seratus lima puluh ribu rupiah);
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim Mahkamah Syar’iyah Aceh pada hari Kamis tangga 10 November 2011
Miladiyah bertepatan dengan tanggal 14 Zulhijjah 1432 Hijriyah oleh Kami Drs. H.
Abd. Mannan Hasyim, S.H., M.H., Hakim Tinggi Mahkamah Syar’iyah Aceh yang
ditunjuk sebagai Ketua Majelis, Drs. Ridhuan Santoso dan Drs. A. Mu’thi, M.H, masing-masing sebagai Hakim Anggota, berdasarkan Surat Penetapan Ketua Mahkamah Syar’iyah Aceh Nomor: 104/Pdt.G/2011/MS Aceh, tanggal 18 Februari 2011 dan diucapkan pada hari itu juga dalam sidang terbuka untuk umum oleh Ketua
Majelis didampingi para Hakim Anggota tersebut dan dibantu oleh Drs.
Hasanuddin Abbas sebagai Panitera Pengganti tanpa dihadiri pihak-pihak
berperkara;
Hakim Anggota Ketua Majelis
D.t.o D.t.o
Drs. RIDHUAN SANTOSO Drs.H. ABD. MANNAN HASYIM,S.H., M.H. D.t.o
Drs. A. MU’THI., M.H.
Panitera Pengganti
D.t.o
Drs. HASANUDDIN ABBAS
Perincian Biaya Perkara :
1. Biaya Materai ……… Rp. 6,000. 2. Biaya Redaksi ……… Rp. 5,000. 3. Biaya Leges ……… Rp. 5,000. 4. Biaya Proses ……… Rp. 134,000. J u m l a h ……… Rp. 150,000.
--- Seratus lima puluh ribu rupiah --- Banda Aceh, 30 Desember 2011
Untuk salinan yang sama bunyinya
PANITERA MAHKAMAH SYAR’IYAH ACEH dto