• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRUKTUR DAN FUNGSI PIDATO ADAT DALAM TRADISI BATAGAK GALA DI NAGARI LUNDAR KECAMATAN PANTI TIMUR KABUPATEN PASAMAN JURNAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRUKTUR DAN FUNGSI PIDATO ADAT DALAM TRADISI BATAGAK GALA DI NAGARI LUNDAR KECAMATAN PANTI TIMUR KABUPATEN PASAMAN JURNAL"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

STRUKTUR DAN FUNGSI PIDATO ADAT DALAM TRADISI

BATAGAK GALA DI NAGARI LUNDAR

KECAMATAN PANTI TIMUR

KABUPATEN PASAMAN

JURNAL

Diajukan Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S1)

ABDUL ROHMAN

12080227

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI

SUMATERA BARAT

PADANG

(2)
(3)

STRUKTUR DAN FUNGSI PIDATO ADAT DALAM TRADISI

BATAGAK GALA DI KENAGARIAN LUNDAR

KECAMATAN PANTI TIMUR

KABUPATEN PASAMAN

Oleh

Abdul Rohman1), Lira Hayu Afdetis Mana2), Titiek Fujita Yusandra3) 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat

2) 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP (PGRI) Sumatera Barat

Email: rohman.camello93@gmail.com

ABSTRAK

Abdul Rohman (NPM:12080227), Struktur dan Fungsi Pidato Adat dalam Tradisi Batagak Gala di Kenagarian Lundar Kecamatan Panti Timur Kabupaten Pasaman, Skripsi, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, STKIP PGRI Sumatera Barat, Padang, 2017.

Penelitian ini dilatarbelakangi sebagai salah satu usaha untuk menjaga dan melestarikan tradisi pidato adat Batagak gala yang merupakan bagian dari sastra lisan Minangkabau, khususnya di Kenagarian Lundar Kecamatan Panti Timur Kabupaten Pasaman. Pembahasan penelitian ini adalah pidato adat dalam tradisi Batagak gala di Kenegarian Lundar Kecamatan Panti Timur Kabupaten Pasaman. Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, mendeskripsikan struktur pidato adat

Batagak gala. Kedua, mendeskripsikan fungsi yang terdapat dalam pidato adat Batagak gala.

Penelitian ini menggunakan teori danandjaya tentang sastra lisan, teori Amir tentang fungsi, dan teori Djamaris mengenai struktur. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif analisis. Data dalam penelitian ini adalah teks pidato adat, data dikumpulkan dengan melakukan observasi, wawancara, perekaman dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan cara mentranskripsikan data ke dalam bahasa tulis, yaitu bahasa Minang, mentransliterasikan ke dalam bahasa indonesia, menganalisis data untuk yang terdapat dalam pidato adat Batagak gala berdasarkan teori yang relevan, dan menarik kesimpulan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, mengenai pidato adat dalam tradisi Batagakgala, yaitu: (1) struktur pidato Batagak gala dalam tradisi Batagak gala di Kenagarian Lundar Kecamatan Panti Timur Kabupaten Pasaman. Struktur yang terdapat pada pidato adat Batagak gala, ialah: a) pembukaan, terdiri dari kata sapaan dan pernyataan sambah, b) penyampaian maksud atau isi, dan c) penutup (mengakhiri sambah); (2) fungsi pidato adat Batagak gala di Kenagarian Lundar Kecamatan Panti Timur Kabupaten Pasaman. Fungsi yang terdapat pada pidato adat Batagak gala, antara lain: fungsi sosial, fungsi kependidikan, fungsi moral, fungsi adat, fungsi agama, dan fungsi bahasa.

(4)

STRUCTURE AND FUNCTIONS OF SPEECH IN TRADITION

BATAGAK GALA IN KENAGARIAN LUNDAR

KECAMATAN PANTI TIMUR

KABUPATEN PASAMAN

By

Abdul Rohman1), Lira Hayu Afdetis Mana2), Titiek Fujita Yusandra3) 1) Students STKIP PGRI West Sumatera

2) 3) Lecturer Languange Study Program and Literature Indonesia STKIP PGRI West Sumatera

Email: rohman.camello93@gmail.com

ABSTRACT

The study is based on as one effort to maintan and preserve tradition speech customary

Batagak gala that is. Part of literature oral Minangkabau Especially in Kenagarian Lundar Kecamatan Panti Timur Kabupaten Pasaman. The research is customary speech in the tradition of Batagak gala

in Kenagarian Lundar in Kecamatan Panti Timur Kabupaten Pasaman. The pupose of the research is as follows; first, described the structure speech customary Batagak gala. Both, described function is customary speech Batagak gala. This study uses Danandjaya theory of oral literature, theory Amir about fingsi and Djamaris theories about the structure. The research is a qualitative study using descriptive analysis method. The data in this study is customary speech text, data were collected by observation, interviewing, recording and documentation. Data analysis was done by transcribing the data into a written language, the language of Minang, transliterate into Indonesian, analyzing data contained in a speech to the customary Batagak gala based on relevant theory, and draw conclusions.Based on the research conducted, the customary speech in the tradition of Batagak gala,

namely: (1) the structure of the speech in the tradition Batagak gala in Kenagarian Lundar Kecamatan Panti Timur Kabupaten Pasaman. The structure contained in the customary speech Batagak gala, are: a) opening, consisting of the word greeting and sambah statement, b) the delivery of the intent or content, and c) the cover (terminate sambah); (2) functions customary speech at the Batagak gala Kenagarian Lundar Kecamatan Panti Timur Kabupaten Pasaman. Functionality in the customary speech Batagak gala, among others: the social function, the function of education, moral function, custom function, the function of religion and language functions.

(5)

A.

Pendahuluan

Pidato adat atau pidato pasambahan ini disingkat ialah untuk bahasa yang dipergunakan dalam upacara-upacara adat oleh pembawa acara (janang) yang tersusun, teratur, berirama, serta dikaitkan dengan tambo sejarah asal usul dan sifat-sifat tertentu dengan menyatakan maksud, rasa hormat, tanda kebesaran dan kemuliaan. Keindahan akan terlihat pada pemilihan kata, ungkapan-ungkapan pribahasa yang sering diselipkan dalam pidato adat khususnya Batagak gala. Selain itu, pidato adat juga memuat manfaat dalam hidup bermasyarakat.

Pidato adat memiliki banyak manfaat dalam kehidupan bermasyarakat disamping sebagai sarana untuk mencapai kata mufakat, cara menghormati orang yang lebih tua, serta cara berbicara. Hal itu dapat terlihat dari tata cara pelaksanaan pidato adat dalam tradisi Batagak gala, pertama seseorang yang menyampaikan pidato adat menyatakan kalimat sapaan terlebih dahulu kepada semua orang yang hadir, agar semua orang yang hadir merasa dihormati atas kehadirannya. Saat ini pidato adat di Kenagarian Lundar walaupun sudah jarang sekali ditemukan, namun sebagian kecil masih berkembang, dengan bukti masih ada masyarakat yang mengenal pidato adat, bahkan orang yang mampu bertutur adat itupun masih ada sampai saat ini. Tradisi pidato adat dalam upacara Batagak gala

dilaksanakan mulai dari hari Batagak gadang yang dihadiri oleh urang nan ampek jinih, hari perjamuan ang dimeriahkan oleh kesenian dan jamuan makan kepada semua orang yang hadir, hari perarakan yang diirigi bunyi-bunyian diarak ke rumah soko barulah penghulu baru itu dinobatkan.

Tradisi pidato adat dalam upacara Batagak gala ialah sebagai salah satu sastra lisan Minangkabau yang perlu dibina dan dipelihara supaya tidak hilang begitu saja karena pidato adat dalam upacara Batagak gala ini memiliki arti penting dalam membina sosial budaya masyarakat secara turun-temurun. Tanpa adanya pembinaan serta pelestarian tradisi ini maka dikhawatirkan sosial masyarakat yang sudah ada dari nenek moyang yang terdahulu akan hilang.

Struktur dari segi istilah berasal dari bahasa inggris yaitu structure yang berarti bentuk. Menurut Esten (2013:18) Lazimnya, sebuah ciptasastra dibagi atas isi dan bentuk. Bentuk juga disebut struktur. Struktur adalah susunan dari keseluruhan antar unsur-unsur yang membangun suatu hal. Demikian halnya dengan pidato adat dalam upacara Batagak gala mulai dari awal sampai akhir merupakan satu kesatuan pula. Dalam kesatuan ini terdapat bagian-bagian acara ynag kenyataannya merupakan satu kesatuan pidato adat.

Menurut Djamaris (2002:51), struktur pidato adat atau pasambahan ialah sebagai berikut: a) Pembukaan

1) pembukaan (kata sapaan 2) pernyataan Sambah b) Penyampaian maksud atau isi c) Penutup

Pidato adat dalam tradisi Batagak gala bukan hanya mempunyai struktur yang membangun pidato tersebut melainkan juga terdapat beberapa fungsi didalamnya yang memiliki arti penting dalam hidup bermasyarakat. Menurut Rusyana (1981:2), fungsi tersebut ialah sebagai berikut: fungsi sosial, kependidikan, moral, adat, agama, dan bahasa. Oleh karena, itu tradisi ini menjadi suatu kewajiban bagi masyarakat untuk mempertahankan tradisi tersebut.

B.

Metodologi Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Menurut Arikunto (2010:3), penelitian dengan menggunakan metode deskriptif ini merupakan penelitian yang hanya benar-benar memaparkan apa yang terdapat dan yang terjadi dalam sebuah kancah, lapangan, atau wilayah tertentu. Metode deskripsi ini merupakan metode yang dilakukan dengan jalan mengumpulkan data, menyusun data, mengklasifikasikan dan menginterpretasikan data (Moleong, 2009:11).

(6)

Penelitian ini mengkaji dan mendeskripsikan struktur dan fungsi pidato adat dalam tradisi

Batagak gala. Kajian dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi. Instumen penelitian ini ialah peneliti sendiri. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teks pidato adat sebagai objek penelitian. Setelah hasil penelitian terhadap teks pidato adat Batagak gala terkumpul,teknik analisis data yang digunakan adalah teknik triangulasi. Menurut Moleong (2008:339), triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan suatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecek atau sebagai pembanding terhadap data

Format invetarisasi data pidato adat dalam tradisi Batagak gala di Kenagarian Lundar Kecamatan Panti Timur Kabupaten Pasaman.

C.

Pembahasan

1. Struktur Pidato Adat Batagak Gala

Pidato adat dalam tradisi Batagak gala di Kenagarian Lundar Kecamatan Panti Timur Kabupaten Pasaman hampir sama bentuknya dengan pidato adat atau pidato pasambahan lain. Pidato adat terdiri dari tiga bagian, yaitu pembukaan, penyampaian maksud atau isi, dan penutup.

a) Pembukaan

1) pembukaan (kata sapaan)

Pada bagian pembukaan, orang yang menyampaikan pidato menyapa si alek atau semua orang yang hadir dengan bahasa yang santun.

2) pernyataan sambah

Sebelum menyamapaikan maksud, orang yang menyampaikan pidato adat menyatakan

sambah kepada mamak atau seluruh orang yang hadir. b) Penyampaian maksud atau isi

Orang yang menyampaikan pidato adat menyampaikan maksud diadakannya kegiatan upacara Batagak gala.

c) Penutup

Setelah menyampaikan maksud, diadakannya kegiatan tersebut barulah sambah diakhiri.

Pidato adat

Batagak gala

Struktur pidato adat

Batagak gala

Fungsi pidato adat

Batagak gala

PM

ISI

PP

FS

FP

FM

FA

FG

FB

(7)

Berdasarkan uraian di atas, terlihat bahwa struktur pidato adat dala tradisi Batagak gala terdiri dari beberapa tahapan, yaitu: pembukaan, penyampaian maksud atau isi, dan penutup yang disampaikan oleh pembawa acara (datuk).

a. Pembukaan (ungkapan sapaan)

Pada bagian ini orang yang menyampaikan pidato adat menyapa semua tamu yang hadir dengan menggunakan bahasa yang santun. Ucapannya sebagai berikut:

Sairiang salam jo sambah . Sambah lalu salam kumbali. Pituah tingga din an tuo. Pidato pulang ka nan pandai.

Maksud dari kutipan di atas ialah bahwa masyarakat minagkabau sangat terkenal dengan sopan santun dalam menghargai orang lain.

b. Penyampaian maksud atau isi

Dalam mengantarkan sambah orang yang menyampakan pidato adat tidak langsung kepada topik pembicaraan, melainkan mengucapkan kata sanjngan terlebih dahulu kepada semua orang yang hadir terutama kepada ninik mamak yang hadir. Ucapannya sebagai berikut:

Maaf tasintuah din an banyak. Ujuik kapado ninik jo mamak.

Panghulu nan gadang basa batuah.

Maksud dari kutipan di atas, dalam masyarakat Minangkabau wajib hukumnya menghormati mamak bagi kamanakannya, apalagi mamak memiliki pengaruh dalam kampung.

c. Penutup

Setelah menyampaikan maksud kepada semua orang yang hadir terutama kepada ninik mamak, barulah sambah diakhiri. Ucapannya sebagai berikut:

Tuo-tuo daun kaladi.

Rimbun nampaknyo kayu aro.

Kombang sumarak soko di tangannya.

Maksud dan tujuannya, bahwa dalam mengakhiri sambah kita harus menggunakan bahasa yang santun dan berkhias agar orang yang mendengar tidak merasa tesinggung dengan ucapan kita.

2.

Fungsi Pidato Adat Batagak Gala

a. Fungsi sosial

Fungsi sosial terlihat bahwa mayarakat Minangkabau tidak memandang status sosial dan memiliki jiwa sosial yang tinggi.

b. Fungsi Kependidikan

Kata yang digunakan menggunakan bahasa yang santun dan tuturan yang baik, sehingga

dipandang sebagai orang yang berpendidikan. c. Fungsi Moral

Fungsi moral memberikan contoh yang baik yang sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam maasyarakat Minangkabau.

d. Fungsi Adat

Fungsi adat yaitu memberikan ajaran bagaimana adat yang baik dan benar dalam masyarakat Minangkabau.

(8)

e. Fungsi Agama

Fungsi agama yang terdapat dalam fungsi agama yaitu, membimbing mengamalkan dalam

kehidupan sehari-hari. karena budaya Minangkabau mempunyai filosofi adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah.

f. Fungsi Bahasa

Terlihat bahwa pidato adat mempunyai bahasa yang tinggi, karena bahasa yang indah dan berkhias.

Berdasarkan temuan di atas, fungsi yang terdapat dalam pidato adat ada enam, yaitu: (1) fungsi sosial, (2) fungsi kependidikan, (3) fungsi moral, (4) fungsi adat, (5) fungsi agama, (6) fungsi bahasa.

3.

Implikasi Hasil Penelitian dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

Struktur dan fungsi Batagak gala ini dapat membantu siswa untuk memahami struktur dan fungsi apa saja yang terdapat didalamnya. Pembelajaran BAM di SMP kelas IX semester 2 memakai pidato pasambahan sebagai media pembelajaran. Pasambahan adalah kemahiran berbicara dalam menyampaikan maksud, tujuan dengan rasa hormat yang menggunakan bahasa yang indah. Kurikulum muatan lokal dapat ditemui pada Standar Kompetensi: mengenal, memahami dan menghayati bahasa dan sastra Minangkabau serta penerapannya dalam lingkungan sehari-hari. Kompetensi Dasar: mengenal, memahami serta mengapresiasikan pidato adat Minangkabau.

Penelitian dengan judul struktur dan fungsi pidato adat dalam tradisi Batagak gala di Kenagarian Lundar Kecamatan Panti Timur Kabupaten Pasaman berkaitan dengan standar kompetensi ini.

D.

Simpulan dan Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan mengenai struktur dan fungsi pidato adat dalam tradisi Batagak gala di Kenagarian Lundar Kecamatan Panti Timur Kabupaten Pasaman. Struktur yang terdapat dalam pidato adat Batagak gala di Kenagarian Lundar Kecamatan Panti Timur Kabupaten Pasaman ialah: a. pembukaan; 1) pembukaan (kata sapaan), 2) pernyataan sambah, b. penyampaian maksud atau isi, dan c. penutup. Pembukaan, yang bertujuan untuk memberi sapaan serta sambah yang bertujuan untuk menghormati semua orang yang hadir terutama ninik mamak yang sengaja diundang dalam pelaksanaan acara tersebut. Kemudian, penyampaian maksud atau isi, yang berisi sanjungan terlebih dahulu sebelum menyampaikan maksud diadakannya acara tersebut kepada semua orang yang hadir yang bertujuan untuk memberikan sanjungan dan pujian yang biasanya dengan menyebutkan soko (gelar) terutama kepada semua ninik mamak atau datuk agar mereka merasa lebih dihargai dan lebih dituakan di dalam kampung. Selanjutnya, bagian penutup yang berisi penutupan acara yang biasanya disebut dengan

mengakhiri sambah dan diakhiri dengan pantun.

Sedangkan fungsi pidato adat dalam tradisi Batagak gala di Kenagarian Lundar Kecamatan Panti Timur Kabupaten Pasaman terdapat beberapa fungsi yaitu: (a) Fungsi sosial, fungsi sosial yang terdapat pada pidato adat dalam tradisi Batagak gala di Nagari Lundar bahwa jauh sebelum ada peraturan yang mengatur, Minangkabau sudah mengajarkan bahwa dalam menyelasaikan suatu masalah haruslah dengan bermusyawarah dan bermufakat, agar mendapatkan suatu keputusan secara bersama. (b) Fungsi kapendidikan, fungsi kependidikan yang dimaksud yaitu, bagaimana seharusnya berbicara yang baik dan sopan, masyarakat Minangkabau pada umumnya menganggap jika seseorang tersebut baik cara bertuturnya maka seseorang tersebut akan dianggap berpendidikan.

(c) Fungsi moral, fungsi moral yang terdapat dalam pidato adat Batagak gala di Nagari Lundar yaitu, bertujuan memberikan ajaran untuk berprilaku yang baik yang sesuai dengan aturan yang mengatur. (d) Fungsi adat, fungsi adat yang terdapat dalam pidato adat Batagak gala di Nagari

6 8

(9)

Lundar, ialah bahwa Minangkabau mengajarkan kita untuk mengetahui adat yang sesungguhnya, supaya kita mengetahui bagaimana adat yang sebenarnya. (e) Fungsi agama, fungsi agama yang terdapat pada pidato Batagak gala di Nagari Lundar yaitu, Minangkabau mengajarkan bahwa segala sesuatu yang berkaitan dengan peraturan adat haruslah berlandaskan kepada Allah SWT, dan (f) Fungsi bahasa, fungsi bahasa yang terdapat dalam pidato adat Batagak gala yaitu, bahwa Minangkabau mengajarkan bagaimana berbicara yang baik, sopan, dan berkhias sehingga orang yang mendengarkan tidak merasa tersinggung dengan ucapan kita.

Dari 3 teks pidato adat yang ditemukan, masing-masing pidato adat terdapat 5 buah struktur dan 6 fungsi yang membangun pidato adat tersebut. Secara keseluruhan, terdapat 15 buah struktur dan 36 buah fungsi yang membangun struktur yang membangun pidato tersebut. saran untuk penelitian ini adalah: Pertama, pidato Batagak gala di Kenagarian Lundar Kecamatan Panti Timur Kabupaten Pasaman merupakan karya sastra lisan masyarakat Minangkabau yang masih dipakai walaupun sudah tidak seberapa yang tahu khususnya di Nagari Lundar, namun masih ada sampai saat ini. Untuk itu, hasil penelitian ini diharapakan bermanfaat sebagai bahan pembanding khususnya dibidang sastra lisan Minangkabau. Kedua, Penelitian terhadap Pidato Batagak gala ini hanya sampai pada struktur dan fungsi, diharapkan penelitian ini berlanjut pada makna dalam ilmu bahasa.

E. Kepustakaan

Arikunto, suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta: Rhieneka Cipta.

Djamaris, Edwar. 2002. Pengantar Sastra Rakyat Minangkabau. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Esten, Mursal. 2013. Kesusasteraan Pengantar Pengantar Teori dan Sejarah. Bandung: CV Angkasa.

Juliastuti, Rafika. (2013). Struktur dan Fungsi Mampasandiangan Anak Daro Jo Marapulaidi Air Bangis Pasaman Barat. Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia. (Nomor 2 Maret 2013). Hlm. 50-56.

(Diakses pada tanggal 6 Oktober 2016).

Moleong, J Lexy. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya

Referensi

Dokumen terkait

Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil: Untuk Nagari Kinali mulai dari pembentukan KAN (1983) sampai dengan 2002 KAN kurang berperan dalam menyelesaikan sengketa tanah

Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis, tradisi perkawinan adat yang masih berlaku di Kampung Naga terdapat penyerapan antara hukum adat dan hukum Islam

Setelah penulis melakukan penelitian tentang tradisi Rewang sebagai sistem pertukaran sosial dalam pelaksanaan pesta pernikahan adat jawa di desa petapahan jaya Sp- 1,

Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa bahwa tradisi berbalas pantun selalu digunakan pada upacara adat perkawinan masyarakat Melayu Kecamatan Meral

Pentingnya penelitian ini didasarkan atas pertimbangan: (1) Penelitian ungkapan tradisional seloko adat penting dilakukan khususnya struktur majas sebagai ekspresi

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan, bahwa struktur cerita rakyat Batu Takuluak di Nagari Aie Angek Kecamatan Sijunjung Kabupaten Sijunjung meliputi: a penokohan, Tokoh utama

5.2 Saran‘’ Berdasarkan kesimpulan yang telah dijelaskan mengenai tradisi piduduk dalam perkawinan adat Banjar di Kecamatan Batulicin, peneliti akan menyampaikan beberapa saran

Faktor pendukung dari tradisi ma’ batutu Berdasarkan penelitian yang dilakukan mengungkapkan bahwa faktor pendukungnya adalah lembaga adat yang sangat membantu masyarakat dalam