BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga dalam rangka tercapainya keluarga yang berkualitas. Pelayanan kebidanan merupakan layanan yang diberikan oleh bidan sesuai dengan kewenangan yang diberikannya dengan maksud meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka tercapainya keluarga berkualitas, bahagia, dan sejahtera. Sasaran pelayanan kebidanan adalah individu, keluarga dan masyarakat, yang meliputi upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan pemulihan (Sofian, Madjid,dkk.2009;h. 19-20).
Angka Kematian ibu Provinsi Jawa Tengah tahun 2014 berdasarkan laporan dari kabupaten /kota sebesar 126,55/100.000 kelahiran hidup, mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan AKI pada tahun 2013 sebesar 118,62/100.000 kelahiran hidup, hal ini berarti terjadi peningkatan permasalahan kematian ibu di Provinsi Jawa Tengah. Sebesar 57,95% kematian maternal terjadi pada waktu nifas, berdasarkan hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), tercatat Angka kematian ibu (AKI) yang mengalami kenaikan secara signifikan yakni dari 228 menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup.jika dibandingkan dengan target Millineum Development Goals (MDGS) 2015
baik karena mengalami kenaikan yang cukup drastis. Sehingga tahun 2016 kementriankesehatanmeluncurkan program SDGs agar dapat menurunkan AKI (Kementrian Kesehatan Indonesia, 2014;h. 127).Pada waktu hamil sebesar 27,00% dan pada waktu persalinan sebesar 15,05%. Sementara berdasarkan kelompok umur, kejadian kematian maternal terbanyak adalah pada usia produktif (20-34 tahun) sebesar 62,02%, kemudian pada kelompok umur >35 tahun sebesar 30,52% dan pada kelompok umur <20 tahun sebesar 7,45%. Dan untuk Angka Kematian Bayi (AKB) di provinsi Jawa Tengah tahun 2014 sebesar 10.08/1000 kelahiran hidup (Dinkesprov Jawa Tengah 2015).
Angka Kematian Ibu (AKI) di kabupaten Banyumas tahun 2015 adalah 101 per 100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut menurun jika dibanding tahun 2014 sebesar 114,73 per 100.000 kelahiran hidup. Target dari AKI dalam RPJMN tahun 2015-2019 sebesar 306 per 100.000 kelahiran hidup, dengan target RPJMN kabupaten Banyumas telah tercapai, tetapi bila dibanding target RPJMD 65 per 100.000 kelahiran hidup, Angka Kematian ibu (AKI) tahun 2015 belum mencapai target. Angka Kematian Ibu (AKI) ditahun 2015 disebabkan oleh beberapa faktor antara lain perdarahan (21%), hipertensi dalam kehamilan (26%), infeksi (3%), gangguan sistem peredaran darah (9%), gangguan metabolik (1%), lain-lain (40%), keterbatasan petugas dalam melakukan deteksi dini resiko
dan keterlambatan ditingkat masyarakat dan pengambilan keputusan juga merupakan penyebab Angka Kematian Ibu di kabupaten Banyumas (DKK,
Banyumas,2014;h 10-11). Berdasarkan Angka Kematian Ibu pada tahun 2013 didesa Sambeng kulon (Kembaran II) terjadi kematian Ibu dan Bayi karena pasien mengalami preeklamsia berat dan komplikasi pada pesalinannya .
Angka Kematian Bayi (AKB) di kabupaten Banyumas tahun 2015 sebesar 4 per 1000 kelahiran hidup. Bila dibanding dengan cakupan yang diharapkan dalam RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) tahun 2015-1019, target di kabupaten Banyumas telah tercapai (RPJMN sebesar 24/1000 kelahiran hidup) dan bila dibanding dengan RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) target yang telah tercapai (RPJMD sebesar 7,0 / 100 kelahiran hidup, dan bila dibanding tahun 2014 AKI dikabupaten Banyumas menurun, ditahun 2014 sebesar 9.04 per 1000 kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi (AKB) di sebabkan oleh kasus kelahiran preterm (BBLR),Keterlambatan deteksi dini ditingkat masyarakat, keterbatasan fasilitas pelayanan rujukan, dan faktor lain terutama dari kondisi ibu (KEK, Anemia, atau penyakit kronis) (DKK Bayumas, 2014;h.7-8).
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bidan sundari di Puskesmas II Kembaran pada tahun 2016 ada satu kejadian AKI karena mengalami PEB dan komplikasi pada saat persalinan yaitu pada tahun 2013 dari jumlah lahir hidup 635 jiwa. Sedangkan pada tahun 2017 tidak ada angka kematian ibu dan anak.
Ketertarikan penulis mengambil kasus tersebut karena ingin memberikan asuhan secara komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan Keluarga Berencana ( KB) terutama pada Ny. .L GIP0A0 umur 22 tahun agar tidak mengalami PEB dan komplikasi pada saat persalinan. Peran bidan dalam hal ini sangat dibutuhkan agar dapat memberikan pelayanan kebidanan pada kliennya untuk mengurangi angka kematian maternal yang terjadi diwilayah banyumas yaitu dengan cara melakukan asuhan kebidanan komprehensif tersebut.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mampu memberikan asuhan kebidanan komprehensif pada kasus ibu hamil, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan perencanaan Keluarga (KB) menggunakan pendokumentasian SOAP sesuai dengan standar asuhan kebidanan
2. Tujuan khusus
a) Mampu melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu hamil trimester II dan trimester III, dimulai dari pengkajian, pemeriksaan umum, fisik, pemeriksaan penunjang pada ibu hamil, menganalisis data, dan penatalaksanaan dengan pendokumentasian SOAP.
b) Mampu melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu bersalin, dimulai dari pengkajian, pemeriksaan umum, fisik, pemeriksaan penunjang pada ibu bersalin, menganalisis data, dan penatalaksanaan dengan pendokumentasian SOAP.
c) Mampu melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada bayi baru dimulai dari pengkajian, pemeriksaan umum, fisik, pemeriksaan penunjang pada ibu bayi baru lahir, menganalisis data, dan penatalaksanaan dengan pendokumentasian SOAP
d) Mampu melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada nifas dimulai dari pengkajian, pemeriksaan umum, fisik, pemeriksaan penunjang pada ibu nifas, menganalisis data, dan penatalaksanaan dengan pendokumentasian SOAP
e) Mampu melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada keluarga berencana dimulai dari pengkajian, pemeriksaan umum, fisik, pemeriksaan penunjang pada keluarga berencana, menganalisis data, dan penatalaksanaan dengan pendokumentasian SOAP
C. Pembatasan kasus 1. Sasaran
ibu hamil mulai dari trimester II sampai masa antara(KB) pada Ny.L di Desa Linggasari RT 06/RW 01
2. Tempat
Pengambilan kasus ini dilakukan di Desa Linggasari wilayah kerja Puskesmas Kembaran I
3. Waktu
Dilaksanakan dari Bulan Febuari sampai Bulan Juni dan dimulai dari kehamilan, sampai masa antara (KB)
D. Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data yang dipakai dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini berdasarkan data primer dan sekunder, adapun teknik dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:
1. Data primer a) Wawancara
Suatu metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau informasi secara lisan dari seseorang sasaran peneliti, atau bercakap-cakapberhadapan muka dengan orang tersebut. (Sulistyaningsih.2012.Hal 136)
b) Observasi
Teknik pengumpulan data dengan adanya rangsangan indra, menggunakan mendengar, melihat, mencatat, dan mengamati prilaku manusia. (Notoatmodjo.2012.Hal 131)
c) Pemeriksaan
(1) Pemeriksaan fisik meliputi : (a) Inspeksi
Inspeksi merupakan proses pengamatan perubahan yang terjadi secara umum, sehingga dapat diperoleh kesan keadaan umum pasien (Matondang, 2009; hal.19)
(b) Palpasi
Palpasi merupakan pemeriksaan dengan cara meraba menggunakan telapak tangan dan memanfaatkan alat peraba (Matondang, 2009; hal.19)
(c) Perkusi
Perkusi merupakan pemeriksaan dengan melakukan pengetukan yang menggunakan ujung-ujung jari pada bagian tubuh untuk mengetahui ukuran, batas, konsistensi organ-organ tubuh dan menentukan adanya cairan dalam rongga tubuh (Matondang, 2009, Hal.20)
(d) Auskultasi
Auskultasi merupakan pemeriksaan dengan mendengarkan bunyi yang dihasilkan oleh tubuh dengan stetoskop (Matondang, 2009; hal. 22)
2. Data sekunder a) Dokumentasi
Dokumentasi merupakan tulisan dan catatan yang mempunyai nilai hukum dari tindakan dan langkah-langkah intervensi yang dilakukan pada klien.(Husin,2014,h.333)
b) Studi kasus
Penulis bersumber materi pengkajian melalui buku-buku, jurnal dan berbagai artikel yang berhubungan dengan karya tulis ilmiah
c) Media elektronik
Penulis mendapatkan materi melalui situs website yang terkait dengan studi kasus yang dilakukan
E. Sistematika penulisan
Sitematika penulisan merupakan sesuatu yang dibutuhkan untuk memberikan gambaran tentang karya tulis ilmiah ini agar tujuan dari asuhan kebidanan yang telah dilakukan untuk mudah di capai dan masalah dapat dirumuskan dengan baik, maka perlupenyusunan yang baik. Adapun sistematika penyusunan karya tulis ilmiah yang dapat digunakan sebagai berikut :
BAB I. PENDAHULUAN
Menguraikan latar belakang, tujuan penyusunan KTI yang meliputi tujuan umum dan khusus, pembatasan kasus, metode pengumpulan data, sistematika penulisan.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Medis
Menguraikan tentang pengertian Kehamilan, Persalinan, Bayi baru lahir, Nifas, dan perencanaan KB
B. Tinjauan Asuhan Kebidanan
Memuat tentang manajemen kebidanan dengan menggunakan kerangka berfikir varney. Sesuai standar asuhan kebidanan berdasarkan kepmenkes 938 tahun 2007
BAB III : TINJAUAN KASUS
Memuat tentang laporan penulis dari pengakajian sampai evaluasi yang menggunakan manajemen varney yaitu pengumpulan data, interpretasi data, diagnosa potensial, antisipasi penanganan segera, intervensi, implementasi, evaluasi dan menggunakan data perkembangan dengan metode SOAP.
BAB IV : PEMBAHASAN
Mengupas kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus sehingga penulis dituntut untuk mencermati dan mengamati keluhan yang muncul dari kliennya, sehingga penulis mampu memberikan asuhan yang komprehensif dan berkelanjutan untuk pendampingan kepada kliennya dari masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan masa perencanaan KB.
BAB V : PENUTUP
Menguraikan kesimpulan dan saran . Kesimpulan merupakan ringkasan dari pembahasan yang dapat menjawab permasalahan dan tujuan penyusunan dalam studi kasus sedangkan saran adalah masukan berdasarkan pembahasan yang bersifat operasional atau dapat dilaksanakan..
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN