• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan akidah akhlak diarahkan untuk menyiapkan siswa dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan akidah akhlak diarahkan untuk menyiapkan siswa dalam"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan akidah akhlak diarahkan untuk menyiapkan siswa dalam mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan akidah Islam dalam kehidupan sehari-hari yang kemudian menjadi dasar pandangan hidup melalui kegiatan pengajaran, penggunaan, pengamalan dan pembiasaan. Pelajaran ini diberikan kepada siswa sebagai bekal akidah (keimanan) dan dasar seseorang dalam bersikap (akhlak) dan berperilaku sebagai seorang muslim sejati. 1

Pendidikan akidah akhlak tidak hanya mengajarkan pengetahuan tentang agama, tetapi juga bagaimana membentuk kepribadian siswa agar memiliki keimanan dan ketakwaan yang kuat dan mampu mengamalkan akhlak yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

Pendidikan akidah akhlak khususnya di Madrasah Tsanawiyah sebagai bagian integral dari pendidikan agama. Pendidikan akidah akhlak bukan satu-satunya faktor yang menentukan dalam pembentukan watak dan kepribadian peserta didik, tetapi secara substansial mata pelajaran akidah akhlak memiliki kontribusi besar dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikan nilai-nilai keyakinan keagamaan (tauhid) dan akhlakul karimah dalam kehidupan sehari-hari.

Keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan ditentukan oleh proses pembelajaran yang dialami siswa. Siswa yang belajar akan mengalami perubahan baik dalam pengetahuan, pengalaman, penalaran, ketrampilan, nilai dan sikap. Agar perubahan tersebut dapat tercapai dengan baik, maka

1Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sebuah Panduan Praktis (Bandung:

(2)

diperlukan cara untuk mengefektifkan pemahaman konsep dan penalaran. Pemahaman dan penalaran konsep akidah khlak tersebut pada pengamalan belajar siswa bukan doktrin atau hafalan semata, melainkan siswa mampu mengamalkan pemahamanya dan tercermin dalam sikap dan perilaku.

Proses pembelajaran menjadi penting karena didalamnya ada aktivitas belajar siswa dalam memahami konsep yang ingin dicapai melalui pengalaman belajar sehingga hasil pembelajaran itu dapat dipahami dengan baik dan mampu diaplikasikan dalam kehidupan. Pemahaman konsep akidah akhlak siswa dapat berkembang berdasarkan proses bukan hafalan sehingga siswa mampu memahami secara natural bukan paksaan guru. Efektifnya pemahaman konsep melalui pembelajaran, berarti tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan suasana belajar yang tepat, agar siswa senantiasa meningkatkan aktivitas belajarnya dan termotivasi dalam belajar.

Salah satu permasalahan yang dihadapi siswa adalah dalam pembelajaran aqidah akhlak pada materi riya dan nifak. Keduanya adalah perbuatan tercela yang harus dihindari. Dalam hal pemahaman dan pengamalannya siswa mengalami kendala karena perbuatan ini lebih merujuk pada penyakit hati, yang tidak selalu mudah untuk mendeteksi dan menyadarinya.

Rendahnya kemampuan atau hasil belajar siswa dalam memahami pelajaran Aqidah Akhlak dan praktiknya dalam kehidupan sehari-hari berhubungan erat dengan kemampuan dasardi sekolah. Ilmu Aqidah Akhlak merupakan ilmu yang wajib diketahui oleh siswa tidak sekedar asal-asalan akan tetapi pelaksanaannya dalam kehidupan nyata. Kurangnya minat siswa dalam mengikuti pembelajaran menjadi penyebab masalah rendahnya hasil

(3)

belajar siswa. Hal ini disebabkan antara lain karena pembawaan materi yang kurang menarik dan terjadi ketidaksesuaian metode yang dipakai guru dalam pembelajaran

Menyikapi permasalahan di atas, perlu dikembangkan metode pembelajaran yang efektif untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Metode permainan simulasi sebagai salah satu alternatif menjadikan pembelajaran lebih efektif dan menyenangkan diharapkan mampu meningkatkan aktifitas dan prestasi belajar siswa pada pelajaran Aqidah Akhlak.

Metode simulasi merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran kelompok. Proses pembelajaran yang menggunakan metode simulasi cenderung objeknya bukan benda atau kegiatan yang sebenarnya, melainkan kegiatan mengajar yang bersifat pura-pura.

Pembelajaran metode simulasi membina kemampuan siswa berkaitan dengan keterampilan berinteraksi dan berkomunikasi dalam kelompok. Dalam metode simulasi, siswa juga diajak untuk dapat bermain peran beberapa perilaku yang dianggap sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Metode simulasi dalam pembelajaran aqidah akhlak pada materi riya dan nifak, membantu siswa lebih mudah memahami dan menghindari perbuatan tercela tersebut. Sehubungan itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Upaya meningkatkan prestasi belajar aqidah akhlak pada materi riya dan nifak pada siswa kelas VIII A MTs Maulana Maghribi Kandeman Batang Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015”

(4)

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah Ada Peningkatan Prestasi Belajar Aqidah Akhlak pada Materi Riya dan Nifak melalui Metode Simulasi pada Siswa Kelas VIII A MTs Maulana Maghribi Kandeman Batang Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan Prestasi Belajar pada Pelajaran Akidah Akhlak pada Materi Riya dan Nifak melalui Metode Simulasi pada Siswa Kelas VIII A MTs Maulana Maghribi Kandeman Batang Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015.

Penegasan Istilah

Untuk menghindari penafsiran yang salah mengenai judul di atas, maka diberikan batasan-batasan pengertian istilah sebagai berikut:

1. Peningkatan

Peningkatan berarti kondisi yang lebih baik dari sebelumnya, atau sesuatu yang awalnya rendah menjadi lebih tinggi.

2. Prestasi belajar

Prestasi belajar adalah berasal dari kata prestasi dan belajar. Prestasi adalah hasil suatu kerja yang secara maksimum sesuai dengan situasi dan kondisi tanpa pemborosan, sedang belajar adalah suatu perbuatan melalui mendengarkan, mengingat, membaca, merenungkan, menggunakan pengalaman-pengalaman yang lampau”. 2

2S. Nasution, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Universitas

(5)

3. Pelajaran Aqidah Akhlak

Menurut Zaki Mubarok Latif yang mengutip pendapat dari Hasan Al Banna mengatakan bahwa aka’id (bentuk jamak dari aqidah) artinya beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati. Sedang kutipan pendapat dari Abu Bakar Jabir Al Jazani mengatakan bahwa aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah. 3

4. Materi Riya dan Nifak

Adalah materi pelajaran di kelas VII semester genap Madrasah Tsanawiyah. Kata riya berasal dari bahasa Arab Arriyaa’u yang berarti memperlihatkan atau pamer, yaitu memperlihatkan sesuatu kepada orang lain, baik barang maupun perbuatan baik yang dilakukan, dengan maksud agar orang lain dapat melihatnya dan akhirnya memujinya. Dengan demikian, pengertian sum’ah sama dengan riya. Orang yang riya berarti juga sum’ah, yakni ingin memperoleh komentar yang baik atau pujian dari orang lain ataskebaikan yang dilakukan. 4

Sedangkan nifaq secara bahasa berasal dari kata naafaqa,dikata pula berasal dari kata an-nafaqa (nafaq) yaitu lubang tempat bersembunyi. Nifaq menurut syara’ yaitu menampakkan Islam dan kebaikan tetapi menyembunyikan kekufuran dan kejahatan. Dinamakan demikian karena dia masuk pada syari’at dari satu pintu dan keluar dari pintu yang lain. 5 5. Metode Simulasi

Metode simulasi adalah sebuah replikasi atau visualisasi dari perilaku sebuah sistem, misalnya sebuah perencanaan pendidikan, yang berjalan

3Zaki Mubarok Latif, dkk, Akidah Islam, (Yogyakarta: UII Press, 2001), hlm. 29, 4

Ibrahim, Membangun Akidah dan Akhlaq Kelas VII, (Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2009), Jilid I, hlm. 98.

5Ustadz Yazid bin Abdul Qadir, dalam http:// salafiyunpad. wordpress.com/Nifaq dan

(6)

pada kurun waktu yang tertentu. Jadi dapat dikatakan bahwa simulasi itu adalah sebuah model yang berisi seperangkat variabel yang menampilkan ciri utama dari sistem kehidupan yang sebenarnya. Simulasi memungkinkan keputusan-keputusan yang menentukan bagaimana ciri-ciri utama itu bisa dimodifikasi secara nyata. 6

Jadi maksud judul dalam penelitian ini adalah suatu usaha untuk menjadikan lebih baik atas hasil belajar siswa pada pembelajaran tentang suatu perkara yang harus diyakini dalah hati mengenai perbuatan tercela yakni riya dan nifak.

D. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara teoritis diharapkan memberikan sumbangan bagi pengembangan dunia pendidikan pada umumnya dan khususnya dapat memperkaya khasanah dalam belajar dan mendidik siswa.

2. Secara praktis

a. Penelitian dapat dijadikan referensi bagi guru di MTs Maulana Maghribi Kandeman Batang tentang pentingnya metode simulasi pada pembelajaran Aqidah Akhlak

b. Memberikan masukan kepada guru tentang perlunya melaksanakan metode pembelajaran yang variatif agar siswa terhindar dari kejenuhan belajar.

6Udin Syaefudin, Perencanaan Pendidikan Pendekatan Komprehensif. (Bandung: PT

(7)

E. Tinjauan Pustaka 1. Analisis Teoritis

a. Pembelajaran Aqidah Akhlak

Pembelajaran aqidah akhlak merupakan tiga kata yaitu terdiri dari kata pembelajaran, aqidah dan akhlak. Berdasarkan pengertian tiga kata itu sebagaimana yang telah diuraikan diatas dalam bab ini, maka dapatlah difahami dan diketahui bahwa yang dimaksud dengan pembelajaran aqidah akhlak adalah suatu wahana pemeberian pengetahuan, bimbingan dan pengembangan kepada siswa agar dapat memahami, meyakini dan menghayati kebenaran ajaran Islam, serta bersedia mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Di samping itu pengertian pembelajaran aqidah akhlak adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar untuk dapat menyiapkan peserta didik agar beriman terhadap ke-Esaan Allah SWT, yang berupa pendidikan yang mengajarkan keimanan, masalah ke-Islaman, kepatuhan dan ketaatan dalam menjalankan syari’at Islam menurut ajaran agama, sehingga akan terbentuk pribadi muslim yang sempurna iman dan Islamnya.

Pembelajaran aqidah akhlak adalah: usaha atau bimbingan secara sadar oleh orang dewasa terhadap anak didik untuk menanamkan ajaran kepercayaan atau keimanan terhadap ke-Esaan Allah SWT, yaitu keyakinan penuh yang dibenarkan oleh hati, diucapkan oleh lidah, dan diwujudkan oleh amal perbuatan. Selain itu pembelajaran aqidah akhlak adalah salah satu bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang digunakan sebagai wahana pemberian pengetahuan, bimbingan dan pengembangan kepada siswa agar dapat memahami, meyakini dan menghayati kebenaran ajaran Islam sehingga dapat

(8)

membentuk perilaku-perilaku siswa yang sesuai dengan norma dan syariat yang ada.

Secara psikologis, pada dasarnya manusia secara fitrah (bawaan) sudah membawa keimanan semenjak didalam kandungan. Sehingga secara naluriah manusia akan berusaha mencari Dzat Tuhan. Al Qur’an mengisyaratkan bahwa kehadiran Tuhan ada dalam setiap diri manusia, dan hal tersebut merupakan fitrah (bawaan) manusia sejak asal kejadiannya. 7

Sedangkan dari sudut pandang sosiologi manusia adalah makhluk sosial yang ingin selalu bergaul dan bersatu dengan yang lain. Karena mereka tidak bisa hidup sendiri-sendiri. Dan salah satu. faktor pendorong untuk dapat selalu kumpul dan bersama dengan manusia yang lain adalah ingin mempertahankan diri atau terjaminnya keamanan. 8

Dari sudut pandang agama Islam sebenarnya setiap manusia, dalam sanubarinya selalu ada keinginan untuk berkumpul dan berbaur dengan kelompok manusia yang lain. Karena mereka tidak akan pernah bisa hidup sendirian tanpa bantuan manusia yang lainnya. Sedangkan dari sudut pandang sosiologi manusia adalah makhluk sosial yang ingin selalu bergaul dan bersatu dengan yang lain. Karena mereka tidak bisa hidup sendiri-sendiri. Dan salah satu faktor pendorong untuk dapat selalu kumpul dan bersama dengan manusia yang lain adalah ingin mempertahankan diri atau terjaminnya keamanan. 9

7Rafi’udin Sutrisno Sumardi,

Pedoman Pendidikan Aqidah Remaja, (Jakarta: PT. Pustaka Quantum, 2005), hlm. 11.

8Rafi’udin Sutrisno Sumardi, Ibid, hlm. 23. 9Ibid.

(9)

Dengan demikian secara sosiologis manusia adalah makhluk sosial yang mempunyai hasrat untuk selalu berkumpul dan bergaul dengan manusia yang lain. Dari interaksi sosial tersebut timbullah suatu tatanan nilai sosial yang berfungsi sebagai pendorong, pedoman serta memberi perlindungan hukum bagi setiap anggota masyarakat.10

b. Prestasi Belajar

Belajar diartikan sebagai perubahan perilaku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya.

Oemar Hamalik berpendapat, ”Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang di nyatakan dalam tingkah laku berkat pengalaman dan latihan. Sedang prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang dari periode ke periode yang lain yang ada perubahan dan perubahan ini menunjukkan kemajuan”11

Menurut S. Nasution, ”Prestasi belajar berasal dari kata prestasi dan belajar.12 Prestasi adalah hasil suatu kerja yang secara maksimum sesuai dengan situasi dan kondisi tanpa pemborosan, sedang belajar adalah suatu perbuatan melalui mendengarkan, mengingat, membaca, merenungkan, menggunakan pengalaman-pengalaman yang lampau”.

Jadi prestasi belajar adalah suatu hasil nilai yang di capai siswa semaksimum mungkin setelah melakukan kegiatan latihan baik perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, dan perubahan sikap.

10

Ibid., hlm. 30

11Oemar Hamalik, Op.cit., hlm. 45.

12S. Nasution, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Universitas

(10)

2. Analisis Penelitian yang Relevan

Penelitian oleh Lutfi Fitriani (2011) STAIN Pekalongan berjudul “Pengaruh Strategi Pembelajaran Simulasi Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Bidang Studi PAI Materi Sholat Berjamaah Siswa Kelas VII SMPN 1 Batang”. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa tingkat strategi pembelajaran simulasi menunjukkan kategori cukup; hal ini dibuktikan dengan skor rata-rata 59;5; sedangkan prestasi belajar peserta didik dapat diklasifikasikan kedalam kategori cukup ini dibuktikan dengan nilai rata-rata 76;5 Pengaruh strategi pembelajaran simulasi terhadap prestasi belajar peserta didik berdasarkan perhitungan dengan teknik korelasi product moment diperoleh rxy = 0;543 nilai tersebut terdapat pada interpretasi nilai r antara 0;400 - 0;700 yang berarti bahwa implementasi strategi pembelajaran simulasi mempunyai pengaruh yang cukup/sedang terhadap prestasi belajar peserta didik pada bidang PAI materi sholat berjamaah. 13

Penelitian lain dilakukan oleh Resti Destiyani, Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Serang tahun 2013 berjudul “Penerapan Metode Simulasi Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa pada Konsep Cahaya (PTK di Kelas V SD Negeri Tamanbaru I Kec. Citangkil, Kabupaten Cilegon”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode simulasi pada pembelajaran IPA pada konsep cahaya terbukti dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa. Hasil observasi menunjukkan adanya peningkatan aktifitas dan hasil belajar siswa pada setiap siklus. Prosentase aktifitas siswa pada siklus I adalah 52,5%

13Lutfi Fitriani, “Pengaruh Strategi Pembelajaran Simulasi Terhadap Peningkatan

Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Bidang Studi PAI Materi Sholat Berjamaah Siswa Kelas VII SMPN 1 Batang”. Skripsi (Pekalongan: STAIN Pekalongan 2011), hlm. 98.

(11)

meningkat menjadi 95% pada siklus II. Sedangkan hasil belajar siswa meningkat dari rata-rata 68 pada siklus I, menjadi 87,5 pada siklus II. 14 Penelitian berikutnya adalah oleh Siti Nurul Saadah, UIN Malang tahun 2010 dengan judul “Penerapan Metode Permainan Simulasi Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII A Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Di MTs Negeri Puncu Desa Sidomulyo Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri”. Data di lapangan menunjukkan nilai rata-rata dari hasil pre test pada pelajaran Aqidah Akhlak adalah 65,5 dari hasil ini masih dibawah standar. Penerapan metode permainan simulasi di MTs Negeri Puncu Kediri juga terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada pelajaran Aqidah Akhlak. Hasil observasi menunjukkan adanya peningkatan prestasi dari pre test ke siklus I sebesar 11,23% dari siklus I ke siklus II meningkat sebesar 12,41% dan dari pre test ke siklus II sebesar 25,04%. Penerapan metode permainan simulasi juga dapat meningkatkan aktifitas siswa..15

3. Fokus Permasalahan

Dalam proses pembelajaran, metode pembelajaran yang disampaikan oleh guru memiliki arti penting untuk memperoleh hasil belajar yang optimal. Tanpa metode pembelajaran yang variatif dan inovatif, siswa bisa mengalami kejenuhan, tidak tertarik pada materi pelajaran, kurang bisa memahami materi pelajaran yang pada akhirnya mempeorleh hasil belajar yang tidak memuaskan.

14Resti Destiyani, “Penerapan Metode Simulasi Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar

Siswa pada Konsep Cahaya (PTK di Kelas V SD Negeri Tamanbaru I Kec. Citangkil, Kabupaten Cilegon. Skripsi (Serang: Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Serang, 2013), hlm. 89.

15Siti Nurul Saadah, “Penerapan Metode Permainan Simulasi Dalam Meningkatkan

Prestasi Belajar Siswa Kelas VII A Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Di MTs Negeri Puncu Desa Sidomulyo Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri. Skripsi (Malang: UIN Malang, 2013), hlm. 98.

(12)

Salah satu metode pembelajaran yang bisa dipakai adalah metode simulasi. Metode ini sangat cocok untuk proses pembelajaran Aqidah Akhlak pada materi riya dan nifak, karena siswa menjadi lebih mudah memperoleh gambaran mengenai kedua perilaku tercela ini sehingga lebih mudah memahami dan menghindarinya. Dengan demikian materi pelajaran bisa mudah diterima siswa, yang pada akhirnya siswa bisa memperoleh hasil belajar yang maksimal. Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa metode simulasi dapat meningkatkan prestasi belajar aqidah akhlak pada materi riya dan nifak.

4. Hipotesis

Hipotesis merupakan perumusan dugaan atau jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian sampai dengan terbukti melalui data yang terkumpul.16

Menurut Sudarto, hipotesis adalah pendapat atau kesimpulan sementara, dengan kata lain suatu pendapat yang kita gunakan untuk menangkap kenyataan dari suatu hal yang belum terbukti kebenarannya atau merupakan percobaan ke arah perjalanan penjelasan. Meskipun belum terbukti kebenarannya, tetapi ada alasannya sehingga dapat dikatakan suatu kesimpulan yang mendekari kebenaran.17

Hipotesis dalam penelitian ini adalah “ada peningkatan prestasi belajar Aqidah Akhlak pada Materi Riya dan Nifak melalui Metode Simulasi pada Siswa Kelas VIII A MTs Maulana Maghribi Kandeman Batang Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015”.

16

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hlm. 67.

17Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat. (Jakarta: PT. Grasindo Persada, 1997), hlm.

(13)

F. Metode Penelitian 1. Desain Penelitian.

a. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang dipakai oleh penulis adalah pendekatan kualitatif, karena data yang dihasilakan berupa data deskriptif dalam bentuk pernyataan-pernyataan atau kata-kata tertulis yang berasal dari sumber data yang diamati atau diteliti agar lebih mudah dalam memahami.18 Pendekatan Kualitatif yaitu menekankan analisisnya pada data-data yang diolah dengan metode non statistika.19

b. Jenis Penelitian

Penelitian yang akan dilaksanakan merupakan jenis penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Yang ditandai dengan adanya siklus. Adapun dalam penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus.

Rencana dalam setiap tindakan siklus dilaksanakan dalam beberapa langkah:

Pertama, tahapan pra-PTK yang meliputi identifikasi masalah, analisis masalah, dan rumusan masalah, rumusan hipotesis tindakan. Tahapan pra-PTK ini sesugguhnya suatu refleksi guru terhadap permasalahan yang ada di kelasnya, yang merupakan masalah umum yang bersifat klasikal, misalnya kurangnya motivasi belajar di kelas, rendahnya kualitas daya serap klasikal, dan yang lainnya.

Kedua, perencanaan tindakan disusun untuk menguji secara empiris hipotesis tindakan yang ditentukan dengan mempersiapkan materi/bahan ajar, rencana pengajaran yang mencakup metode/teknik

18 M. Natsir, Metode Penelitian, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), hlm. 62.

(14)

mengajar, serta teknik atau instrumen observasi dan evaluasi yang akan digunakan.

Ketiga, tahap pelaksanaan tindakan yang merupakan implementasi dari semua rencana yang dibuat. Tahap yang berlangsung di dalam kelas ini adalah realisasi dari segala teori pendidikan dan teknik mengajar yang telah disiapkan sebelumnya. Hasilnya diharapkan berupa peningkatan efektivitas keterlibatan kolaborator untuk membantu mempertajam refleksi dan evaluasi yang dilakukan melalui pengamatan.

Keempat, tahap pengamatan tindakan dilakukan dengan observasi melalui alat bantu instrumen pengamatan yang dikembangkan peneliti. Hal itu untuk mengumpulkan data tentang pelaksanaan tindakan dan rencana yang sudah dibuat.

Kelima, tahap refleksi terhadap tindakan untuk memproses data yang didapat saat melakukan pengamatan. Data yang didapat kemudian ditafsirkan, dianalisis, dan disintesis.

Tahapan-tahapan di atas akan membentuk sebuah siklus dan siklus tersebut bisa diulang-ulang dengan perbaikan-perbaikan yang diperlukan sampai peneliti merasa puas terhadap hasil yang dicapai dalam suatu kegiatan PTK yang dilakukan.

2. Sumber Data

Sumber Data terdiri dari dua macam yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder.

a. Sumber data primer

Penelitian ini menggunakan sumber data primer yaitu data yang diperoleh dari seseorang yang terlibat langsung di kelas, melalui pengamatan langsung atau interview. Sumber data primer terdiri dari: Guru dan Siswa kelas VII MTs Maulana Maghribi Kandeman Batang.

(15)

b. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder adalah bahan-bahan yang diperoleh dari seseorang yang tidak secara langsung melakukan pengamatan.20 Sumber data sekunder ini adalah Kepala Sekolah dan Guru-guru MTs Maulana Maghribi Kandeman Batang dan juga dari data kepustakaan dengan cara membaca dan menelaah atau menganalisis buku-buku yang relevan dengan masalah yang diteliti sebagai referensi.

3. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah: a. Metode Observasi

Metode Observasi adalah melakukan pengamatan peninjauan dengan sistematis tentang fenomena-fenomena yang diselidiki.21 Ada dua observasi yang dilakukan dalam penelitian tindakan ini, yaitu:

1) obsevasi langsung, yaitu pengamatan yang dilakukan dimana

observer berada bersama objek yang selidiki.

2) Obsevasi tidak langsung, yaitu observasi yang dilakukan dimana observer tidak berada bersama objek yang selidiki. Peneliti menggunakan daftar cek (Check List) dalam menggali atau mengumpulkan data ketika menggunakan teknik ini.

Penelitian ini menggunakan metode observasi langsung, yakni untuk mengamati aktifitas siswa ketika mengikuti pembelajaran, dan juga mengamati kelengkapan perangkat pembelajaran dan teknik pembelajaran yang dilakukan guru. Kedua observasi dilakukan oleh observer atau teman sejawat yang menjadi kolaborator dalam penelitian ini.

20 Ibnu Hajar, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan, (Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada, 1996), hlm. 84.

(16)

b. Metode Interview

Metode interview adalah metode dengan cara berdialog untuk memperoleh informasi dari narasumber.22 Dalam penelitian ini metode interview dilakukan untuk memperoleh tanggapan siswa tentang metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

c. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode penyelidikan untuk memperoleh data, informasi dari tata usaha, catatan tentang gejala-gejala atau peristiwa masa lalu.23 Metode ini digunakan sebagai pelengkap kedua metode di atas, Metode ini dilakukan untuk memperoleh data tentang keadaan siswa dan guru, profil sekolah, serta prestasi belajar siswa.

4. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan untuk menilai prestasi belajar soswa adalah sebagai berikut:

a. Lembar observasi

Adalah alat untuk memperoleh hasil yang telah sesuai dengan kenyataan yang telah dievaluasi.

b. Instrumen evaluasi

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan butir soal tes pilihan ganda.

5. Teknik Analisis Data

Analisis Data merupakan Proses Penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah untuk dibaca dan diinterprestasikan. Metode

22Ibid.

23Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM, 2007),

(17)

analisis data yang penulis gunakan adalah metode analisis deskriptif. Metode analisis deskriptif adalah suatu cara yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau mendeskripsikan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. 24

Analisis data adalah proses menyeleksi, menyederhanakan, mengabstraksi, mengorganisasi data secara sistematis dan rasional untuk menampilkan bahan-bahan yang dapat digunakan untuk menjawab jawaban terhadap penelitian. Analisis data dilakukan selama dan sesudah pengumpulan data. Berdasarkan data dari lembar observasi dan lembar jawaban siswa serta catatan selama observasi, kemudian dilakukan analisis. Semua data dibagi dan dibahas bersama peneliti dengan seorang teman sejawat, selanjutnya dilakukan refeleksi dan ditarik kesimpulan. Prestasi belajar dianalisis dengan analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai tes antar siklus maupun indikator kerja.

6. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dari penelitian ini adalah adanya peningkatan hasil belajar antara siklus I, II dan III, di mana hasil belajar siswa pada hasil belajar siswa pada siklus I meningkat dibanding kondisi pra siklus, hasil belajar siklus II ada peningkatan dibandingkan pada siklus I dan lebih meningkat lagi pada siklus III. Indikator keberhasilan juga ditetapkan dengan tingkat ketuntasan belajar mencapai 75% siswa memperoleh nilai di atas KKM untuk hasil belajar Akidah Akhlak.

(18)

H. Sistematika Penulisan

Sistematika ini akan menggambarkan secara sepintas tentang keseluruhan isi skripsi yang terdiri dari:

Bab I Pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II membahas pembelajaran akidah akhlak materi riya dan nifak, dan metode Simulasi. Pembelajara akidah akhlak materi riya dan nifak menguraikan mengenai pembelajaran akidah akhlak, riya dan nifak, pengertian riya, pengertian nifak, akibat buruk dari sifat riya dan nifaq, serta cara menghindari sifat riya dan nifaq. Metode simulasi menguraikan tentang faktor yang mempengaruhi belajar, pengertian metode simulasi, tujuan metode simulasi, prosedur penggunaan metode simulasi, keunggulan dan kelemahan metode simulasi, jenis-jenis simulasi, dan langkah-langkah simulasi.

Bab III Pelaksanaan pembelajaran akidah akhlak materi riya dan nifak melalui metode simulasi pada siswa kelas VIII A MTs Maulana Maghribi Kandeman Batang, yang menguraikan masalah gambaran umum MTs Maulana Maghribi Kandeman Batang, dan pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan metode pembelajaran simulasi.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Terdiri dari: Deskripsi Awal Aktivitas siswa, Deskripsi Hasil Siklus I, II, dan III. Pembahasan tiap siklus dan antar siklus.

Referensi

Dokumen terkait

POB ini digunakan untuk proses administrasi yang berkaitan dengan persiapan agenda untuk semua rapat rutin KEPK-FK Unpad dan dibagi ke dalam 3 (tiga) tahap, yaitu

Data yang diperlukan dalam penelitian ini yakni berupa data sekunder yang dapat diperoleh dengan mengakses data tersebut pada website Bursa Efek Indonesia (BEI),

Sementara untuk nilai koefisien tertinggi pada variabel independen persepsi terdapat pada indikator layanan aplikasi mobile banking BNI memberikan respon yang

Seringkali apabila tunggakan sewa berlaku ianya dikaitkan dengan masalah kemampuan yang dihadapi penyewa dan juga disebabkan faktor pengurusan yang lemah. Ada pula

Dengan landasan dan pertimbangan sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, dalam kebulatannya yang utuh serta menyeluruh, diadakan penggantian atas Undang-Undang Nomor 28 Tahun

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga Penulis dapat

5.2.3 Panitia mengeluarkan surat pemberitahuan Ujian Akhir Semester 5.2.4 Dosen pengampu matakuliah menyerahkan soal ke Panitia 5.2.5 Ketua Panitia memeriksa soal yang

Tingkat pengetahuan tentang tanda dan gejala dismenore pada remaja putri dari hasil penelitian didapatkan 39 responden (78 %) responden mengetahui tentang tanda