PENGEMBANGAN PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN
DI KAWASAN PERBATASAN LAUT
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Asisten Deputi Urusan Penataan Ruang dan Pembangunan Daerah Tertinggal
Dokumen MP3EI 2011-2025 diluncurkan oleh Presiden Republik
Indonesia pada tanggal 27 Mei 2011,
Penetapan Perpres No.32/2011 tentang Masterplan Percepatan dan
Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia.
MP3EI merupakan salah satu langkah awal untuk mendorong Indonesia
menjadi negara maju dan termasuk:
10 (sepuluh) negara besar di dunia pada tahun 2025, dan
6 (enam) negara besar dunia pada tahun 2045, melalui pertumbuhan
ekonomi tinggi yang inklusif, berkeadilan dan berkelanjutan.
MP3EI menjadi dokumen yang terintegrasi dan komplementer dengan
RPJPN 2005-2025.
MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN
PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (MP3EI), 2011-2025
•
Lingkungan global (krisis 2008, BRICS, dll)
•
Komitmen Internasional (G20, APEC, FTA,
ASEAN, Climate Change)
•
Perkembangan sosial-ekonomi domestik
Sistem Perencanaan dan
Penganggaran
UU 25/2004 – UU
17/2003
RPJPN 2005 – 2025
RPJMN
2010 - 2014
RKP
Dinamika Perubahan
Tuntutan untuk mempercepat
transformasi ekonomi nasional
Rencana Aksi/Proyek
Investasi Swasta
dan PPP
RTRWN, RTR PULAU,
RTRW
REDD
RAN - GRK
Adaptasi, Integrasi,
dan Akselerasi
Pembangunan:
FOKUS DAN
KONKRET
MP3EI
Regulasi serta Investasi publik dan PPP
MP3EI sebagai Komplementer dari
Dokumen Perencanaan Lainnya
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan
Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025
R
EG
UL
A
SI
Launching 27 Mei 2011
dengan Perpres 32 tahun 2011
R
EG
UL
A
LEGENDA :
Batas Propinsi Batas Laut Teritorial Batas Negara Garis Pantai Batas Kabupaten 100 100 120 120 140 140 0 0 Wilayah P.Sumatera I N S E T Tingkat Sharing
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia 95° B T 95° B T 100 100 105 105 110° BT 110° BT 5° LS 5° L S 0 0 5 ° LU 5° LU
PETA PDRB SHARE KABUPATEN/KOTA WILAYAH PANTAI BARAT - PANTAI TIMUR SUMATERA
0 200 400 Kilometer U S Disajikan Oleh: Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Wilayah Lain/ Tidak Ada Data
Sumber:
Data PDRB Kabupaten-Kota di Indonesia, BPS 2006 Pantai Barat Pantai Timur
Pantai Timur Sumatera
#
% Pantai Barat Sumatera 0.00 0.02 0.04 0.10 0.08 0.06 0.14 0.16 0.18 0.12 0 10 20 30 40 ( X ( X ( X ( X ( X ( X ( X ( X ( X ( X ( X ( X ( X 95° B T 95° B T 100 100 105 105 110° BT 110° BT 5° LS 5° LS 0 0 5° LU 5° LU 0 200 400 Kilometer U S 2.000.000 Jiwa 1.000.000 Jiwa 500.000 Jiwa
Level Jumlah Penduduk
PETA DIAGRAM PENDUDUK IBUKOTA PROPINSI REGION SUMATERA Kota Banda Aceh Kota Medan Kota Pekanbaru Kota Tanjungpinang Kota Padang Kota Jambi Kota Palembang Kota Bandarlampung Kota Pangkalpinang Kota Bengkulu
Konsep Pengembangan Koridor Kontribusi PDRB dan Pusat Pertumbuhan
(contoh: Sumatera)
6 Koridor Ekonomi Indonesia
Kegiatan Ekonomi Utama Di Tiap Koridor
P
endek
at
an
K
oridor
Ek
onom
i
6
K
o
ridor
E
ko
nom
i –
22
K
eg
ia
tan
E
ko
nom
i U
tam
a
K Tanjung
Bitung
CILAMAYA
TL. LEMBAR
MAKASAR
Jalur Laut Nasional Primer
ALKI-I
ALKI-II ALKI-III
ALKI-III B ALKI-III C
PANJANG
RD. INTAN CILACAP
Pelabuhan Hub Global
Pelabuhan Primer Jalur Laut Nasional Sekunder
SLOC MALACA
Sea Line Of Communication (SLOC) and ALKI
MAIN INT. AIRPORT Jalur Utama Darat (Jalan dan / atau KA)
Tiga Pilar Pengembangan MP3EI
1
2
5
3
4
6
KE Sumatera
KE Bali – Nusa Tenggara
KE Kalimantan
KE Papua – Maluku
KE Sulawesi
KE Jawa
Efficiency Driven Economy Innovation Driven Economy Pendapatan per kapita (US$)Kita harus menuju ke ke tahap untuk bisa berdaya saing
Konektivitas
Koridor Ekonomi
Pembaharuan Dokumen MP3EI
7
Inkorporasi Pendekatan KPI
(Kawasan Perhatian Investasi)
Validasi Nilai Kegiatan Investasi
di Tiap Korior
Inkorporasi Komponen
Keberlanjutan
Penyempurnaan Strategi
Penguatan SDM-IPTEK
Penyempurnaan
Dokumen MP3EI
telah
diselesaikan
Penyempurnaan Dukungan
Regulasi (Sampai dengan
Tingkat Kementerian/Non
Kementerian)
Perubahan Daftar Infrastruktur
(Untuk Dianggarkan Melalui
APBN)
Keterkaitan dengan Dokumen
MP3KI
Validasi Nilai Kegiatan Investasi
TOTAL NILAI INVESTASI = Rp 4.012 T
-
Sektor Riil
= Rp 2.226 T
-
Infrastruktur
= Rp 1.786 T
Launching MP3EI ( 27 Mei 2011 )
Hasil Validasi per Desember 2013
TOTAL NILAI INVESTASI = Rp 4.637 T
-
Sektor Riil
= Rp 2.299 T
-
Infrastruktur
= Rp 2.338 T
8
Disamping hasil validasi total investasi sebesar Rp. 4.637 Triliun, terdapat Rp. 21,7 Triliun untuk pengembangan SDM-Iptek.
Penambahan Komponen Berkelanjutan… (1)
WEHAB
(
Water, Energy, Health, Agriculture,
Biodiversity
)
Contoh : Koridor Ekonomi Jawa
KLHS dilakukan secara berjenjang
(tingkat kebijakan / tahap dalam
pelaksanaan) Tujuannya agar
kompleksitas MP3EI dapat
diurai/ditangani tahap demi tahap.
Gambar : Penjejangan dalam Penerapan
Prinsip
Pembangunan Berkelanjutan
Sesuai UU 32/2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungap Hidup
Strategic ports in west part of Indonesia had larger cargo volume than ports in east part of Indonesia. For
example, Tanjung Priok
and Balikpapan port
had cargo volume for each about 41.982.000 ton and 41.777.000
ton in 2007.
Sumber: Statistik
• Total domestic movement is around 12 billion/year
• Java movement dominated for about 9.9 billion/year (81%) • Sumatera 13%, 1,6 billion ton/year
• East Part of Indonesia 6%, 0.72 billion ton / year
Source : Study of National Logistic Development , Ministry of Transportation, 2006
Desire Lines (O-D) of Cargo Transportation,
2006
Desire lines of cargo transportation showed the high level of movement in the western part of
Indonesia, especially on the island of Sumatra and Java, with total domestic movement was
around 12 billion/year. Java movement dominated for about 9.9 billion/year (81%), Sumatera 1.6
billion ton/year (13%), and East Part of Indonesia 0.72 billion ton/year (6%)
Pendekatan – Kawasan Perhatian Investasi (KPI)
1.
Sentra produksi adalah 1 (satu) kegiatan investasi dalam satu lokasi tertentu
2.
KPI adalah 1 (satu) atau kumpulan beberapa sentra produksi/kegiatan investasi yang
beraglomerasi di area yang berdekatan
KPI
REGULASI
(PUSAT & DAERAH)
SDM & IPTEK
KONEKTIVITAS
KPI
Ilustrasi
Hipotetis
Sentra Produksi
KPI Goals
: mempermudah proses integrasi kegiatan investasi dengan
enablers
(infrastruktur, SDM-IPTEK, regulasi)
Lokasi-lokasi KPI pada masing-masing KE perlu diidentifikasi untuk acuan penetapan proyek-proyek
infrastruktur (Tim Kerja Konektivitas), pengembangan sarana dan prasarana pendidikan dan
peningkatan kemampuan teknologi/inovasi (Tim Kerja SDM & IPTEK), serta fasilitasi penyempurnaan
1. Sentra Produksi adalah 1 (satu) kegiatan investasi dalam satu lokasi
tertentu
2. KPI adalah satu atau kumpulan beberapa sentra produksi/kegiatan
investasi yang beraglomerasi di area yang berdekatan.
Tujuan Pendekatan KPI: untuk mempermudah dalam proses integrasi kegiatan
investasi dengan
enabler nya
(infrastruktur, SDM-IPTEK dan Regulasi)
Inkorporasi Kawasan Perhatian Investasi (KPI)
14
NO KORIDOR
EKONOMI
JUMLAH
KPI PRIORITAS KPI
1 Sumatera 21 13 2 Jawa 37 28 3 Kalimantan 37 16 4 Sulawesi 31 15 5 Bali – Nusa Tenggara 24 8 6 Papua – Kep. Maluku 22 12 TOTAL 172 92
"Pendorong Industri
dan Jasa Nasional"
''Pintu Gerbang
Pariwisata dan Pendukung
Pangan Nasional''
''Pusat Produksi dan Pengolahan
Hasil Pertanian, Perkebunan, dan
Perikanan serta Pertambangan
Nikel Nasional''
"Sentra Produksi
dan Pengolahan Hasil
Bumi dan Lumbung
Energi Nasional"
"Pusat Produksi
dan Pengolahan
Hasil Tambang &
Lumbung Energi
Nasional"
“
Pusat Pengembangan
Pangan, Perikanan, Energi
dan Pertambangan
Nasional”
Internasional Hub
Bag Barat
Internasional Hub
Bag Timur
Memperluas Akses Masyarakat dengan Menghadirkan
Pusat-pusat Pertumbuhan (Kawasan Perhatian Investasi
–
KPI)
Perkembangan Beberapa Konsep Kawasan Ekonomi di
Indonesia
Bentuk Kawasan
Landasan Hukum
Definisi/Tujuan
Kawasan Berikat (7 lokasi) PP No. 33 Tahun 1996 Kawasan dengan batas tertentu untuk pengolahan barang asal
impor dan DPIL yang hasilnya untuk tujuan ekspor
Kawasan Industri (86 Lokasi) Keppres No. 41 Tahun 1996
PP No. 24 Tahun 2009
Kawasan yang bertujuan untuk pengaturan zonasi kegiatan industri (pemusatan industri) dikelola oleh perusahaan KI
Kawasan Andalan (156 Lokasi) PP No. 26 Tahun 2008
(RTRWN)
Kawasan yang pengembangan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi bagi kawasan tsb dan sekitarnya Kawasan Strategis Nasional (76
Lokasi)
PP No. 26 Tahun 2008 (RTRWN)
Kawasan budidaya dan non-budidaya yang perlu mendata prioritas penanganan tata ruang
Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) (13 Lokasi)
PP No. 26 Tahun 2008 (RTRWN)
Perpres setiap Kapet
Kawasan yang memiliki potensi cepat tumbuh, sektor unggulan dan potensi pengembalian investasi skala besar
FTZ atau KPBPB (4 lokasi) UU No.36 Tahun 2000
UU No.37 Tahun 2000 UU No.44 Tahun 2007 PP No. 46, 47, 48 Tahun 2007
Kawasan dengan batas tertentu yang terpisah dari daerah pabean sehingga terbebas dari bea masuk, PPN, PPnBM dan cukai
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) (22 pengusul)
UU No. 39 Tahun 2009 KEK
PP 26 Tahun 2012 KEK Tanjung Lesung PP 29 Tahun 2012 KEK Sei Mangke PP31 Tahun 2014 KEK Palu
PP 32 Tahun 2014 KEK Bitung PP 50 Tahun 2014 KEK Morotai PP 51 Tahun 2014 KEK Tanjung Api-api PP 52 Tahun 2014 KEK Mandalika
Kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah NKRI untuk menyelenggarakan fungsi perekonmian yang bersifat khusus dan memperoleh fasilitas tertentu
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)
Perpres 48 tahun 2014 Konsep pengambangan kawasan melalui pendekatan 6 koridor ekonomi
Peran Pemerintah Dalam Pengembangan Kawasan
Peran Pemerintah Peran Swasta Kaw. Wisata Kaw. Hortikultura Kaw. Berikat Kaw. Industri KEK Daerah Tertinggal (Regional Management-RM) KAPET FTZ / KEK Techno Park Zona Logistik Zona Industri Zona Pengolahan Ekspor Zona Ekonomi Lainnya Kaw Strategis Provinsi>>>
>>>
Kaw. Strategis Cepat TumbuhPenguatan Konektivitas dan Jaringan Logistik Berbasis Maritim
Penguatan Sistem transportasi
Laut dengan peningkatan utilisasi
ALKI dan SLOC melalui
perwujudan Pelabuhan Depan
(front gates Kuala Tanjung &
Bitung),
Pendulum Nusantara dan
“Short Sea Shipping”
Padang Singapore
1.0
Balikpapa n Makassar JayapuraInefficiency in sea transportation
Inefficiency in Logistic
Cost
Based on sea tranport cost from Jakarta to several cities in Indonesia, relative to
the cost of a 20-feet container freight from Singapore to Jakarta (unit cost = 1.0)
JARINGAN KONEKTIVITAS LOGISTIK BERBASIS MARITIM
Sistem transportasi laut sebagai tulang punggung (backbone)
Utilisasi ALKI dan SLOC melalui perwujudan Pelabuhan Depan (front gates Kuala
JARINGAN KONEKTIVITAS LOGISTIK BERBASIS MARITIM
Sistem transportasi laut sebagai tulang punggung (backbone)
Utilisasi ALKI dan SLOC melalui perwujudan Pelabuhan Depan (front gates Kuala
Tanjung & Bitung), Pendulum Nusantara dan “Short Sea Shipping”
Pusat Distribusi Provinsi Pusat Distribusi Nasional Legend:
By sea / by rail By sea / by rail / by land By land / by rail / by sea
Konektivitas:
Short Sea Shipping
Main trunk
Domestic
Shipping Route
Short sea shipping (coastal shipping)
Kuala
BANDARA
JUMLAH PROYEK
NILAI INVESTASI (Miliar Rupiah)
PEMERINTAH
23
4.825
BUMN
18
44.935
SWASTA
0
-
CAMPURAN
9
64.127
Total
50
113.888
PELABUHAN
JUMLAH PROYEK
NILAI INVESTASI (Miliar Rupiah)
PEMERINTAH
100
17.712
BUMN
26
52.199
SWASTA
12
55.710
CAMPURAN
23
70.623
Total
161
196.244
PENGADAAN KAPAL
JUMLAH PROYEK
NILAI INVESTASI (Miliar Rupiah)
Kapal Perikanan
0
-
Kapal Angkutan
12
2.139
KE JAWA
BANDARA
Jumlah Proyek
Nilai Investasi
(IDR Miliar)
PEMERINTAH
-
-
BUMN
5
34.717
SWASTA
-
-
CAMPURAN
2
44.498
Total
7
79.215
PELABUHAN
Jumlah Proyek
Nilai Investasi
(IDR Miliar)
PEMERINTAH
4
850
BUMN
5
30.336
SWASTA
3
52.616
CAMPURAN
2
15.579
Total
14
99.381
PENGADAAN
KAPAL
Jumlah Proyek
Nilai Investasi
(IDR Miliar)
Kapal Perikanan
-
-
Kapal Angkutan
-
-
KE SUMATERA
BANDARA
Jumlah Proyek
Nilai Investasi
(IDR Miliar)
PEMERINTAH
1
130
BUMN
4
1.250
SWASTA
-
-
CAMPURAN
3
5.834
Total
8
7.214
PELABUHAN
Jumlah Proyek
Nilai Investasi
(IDR Miliar)
PEMERINTAH
19
9.617
BUMN
10
19.054
SWASTA
5
985
CAMPURAN
5
39.265
Total
39
68.921
PENGADAAN
KAPAL
Jumlah Proyek
Nilai Investasi
(IDR Miliar)
Kapal Perikanan
-
-
Kapal Angkutan
5
1.497
KE KALIMANTAN
BANDARA
Jumlah Proyek
Nilai Investasi
(IDR Miliar)
PEMERINTAH
5
1.732
BUMN
3
3.547
SWASTA
-
-
CAMPURAN
2
1.600
Total
10
6.879
PELABUHAN
Jumlah Proyek
Nilai Investasi
(IDR Miliar)
PEMERINTAH
10
2.618
BUMN
5
715
SWASTA
1
1.350
CAMPURAN
8
10.523,5
Total
24
15.206,5
PENGADAAN
KAPAL
Jumlah Proyek
Nilai Investasi
(IDR Miliar)
Kapal Perikanan
-
-
Kapal Angkutan
-
-
KE SULAWESI
BANDARA
Jumlah Proyek
Nilai Investasi
(IDR Miliar)
PEMERINTAH
9
1.053
BUMN
2
1.465
SWASTA
-
-
CAMPURAN
-
-
Total
11
2.518
PELABUHAN
Jumlah Proyek
Nilai Investasi
(IDR Miliar)
PEMERINTAH
13
3.211
BUMN
3
194
SWASTA
-
-
CAMPURAN
4
4.125
Total
20
7530
PENGADAAN
KAPAL
Jumlah Proyek
Nilai Investasi
(IDR Miliar)
Kapal Perikanan
-
-
Kapal Angkutan
2
95
KE BALI-NT
BANDARA
Jumlah Proyek
Nilai Investasi
(IDR Miliar)
PEMERINTAH
-
-
BUMN
4
3.956
SWASTA
-
-
CAMPURAN
1
12.000
Total
5
15.956
PELABUHAN
Jumlah Proyek
Nilai Investasi
(IDR Miliar)
PEMERINTAH
12
1.416
BUMN
2
291
SWASTA
0
0
CAMPURAN
1
36
Total
15
1.743
PENGADAAN
KAPAL
Jumlah Proyek
Nilai Investasi
(IDR Miliar)
Kapal Perikanan
-
-
Kapal Angkutan
5
547
KE PAPUA-KEP. MALUKU
BANDARA
Jumlah Proyek
Nilai Investasi
(IDR Miliar)
PEMERINTAH
8
1.910
BUMN
-
-
SWASTA
-
-
CAMPURAN
1
195
Total
9
2.105
PELABUHAN
Jumlah Proyek
Nilai Investasi
(IDR Miliar)
PEMERINTAH
42
6.617
BUMN
1
1.609
SWASTA
3
759
CAMPURAN
3
1.095
Total
49
10.080
PENGADAAN
KAPAL
Jumlah Proyek
Nilai Investasi
(IDR Miliar)
Kapal Perikanan
-
-
Kapal Angkutan
-
-
INDONESIA
TINGGI
MENENGAH
DASAR
100%
175%
20%
45%
Sebagai target pencapaian komposisi Angkatan Kerja
35%
PENINGKATAN KWALIFIKASI SDM TINGGI dan
MENENGAH
Kualitas: SDM Ekonomi yang Berkedaulatan, Mandiri dan
Berkeadilan
-100%
27
Kedaulatan Teknologi
melalui Inovasi
Kedaulatan Industri dan Ekonomi
melalui SDM Unggul
Daya saing Industri
dan Ekonomi
melalui SDM Terampil
Penguatan SDM-Iptek MP3EI
MP3EI
•
Pengembangan 10-20 PT Riset dan Pusat
Penelitian secara Nasional
PT
Riset
•
Satu PT & 2 Politeknik Unggul di tiap
Provinsi (100 Politeknik baru)
PT
Pendidikan
dan
Politeknik
•
Satu Akademi Komunitas di tiap
Kab/Kota (521 Akademi
Komunitas)
Akademi
Komunitas
utk Tenaga
Terampil
Setempat
•
Perbaikan rasio SMK:SMA,
penguatan mutu dan
relevansi SMK
Sekolah Menengah
Kejuruan
•
Peningkatan mutu,
penguatan relevansi,
dan sertifikasi
lembaga kursus
Kursus/Pendidikan Non
Formal utk Meningkatkan
Kompetensi Naker Setempat
RENCANA TATA RUANG DAN BATAS WILAYAH NKRI
Ruang
adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di
dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan
kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.
Pasal 6 (5) UU 26/2007
-> Ruang laut dan ruang udara,
pengelolaannya
diatur dengan undang-undang tersendiri.
Pasal 15 UU 26 2007
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, rencana tata ruang wilayah provinsi, dan rencana tata ruang
wilayah kabupaten/kota
mencakup ruang darat, ruang laut, dan ruang udara
, termasuk ruang di
dalam bumi.
UU No. 43 Tahun 2008
Pasal 1:
Zonasi Wilayah NKRI
a) Perairan Pedalaman
b) Perairan Kepulauan
c) Perairan Teritorial
d) Zona Tambahan
e) Zona Ekonomi Eksklusif
f) Landas Kontinen
RTRWN
Kawasan Budidaya
Kawasan Lindung
Kawasan Andalan
KSN
KSN
Non KSN
•
Darat dan laut
•
Sektor
Unggulan
(pertanian,
pariwisata, industri,
perikanan,
perkebunan,
pertambangan,
kehutanan)
•
Pertahanan dan
Keamanan (perbatasan)
•
Pertumbuhan Ekonomi
(KAPET, kawasan perkotaan,
FTZ)
•
Sosial dan Budaya
(Poso, Toraja)
•
Pendayagunaan
SDA dan/atau
teknologi tinggi
(pengamat dirgantara
pontianak, jakarta,
jawa barat)
•
Fungsi dan daya
dukung LH
(Borobudur, Taman
Nasional,
Kawasan perlindungan
bawahannya, Kawasan
perlindungan setempat,
suaka alam, pelestarian
alam dan cagar budaya,
rawan bencana alam,
lindung geologi dan
lindung lainnya, dll
RTRWN
Batam, Jabudetabek,
Kedungsepur,
Gerbangkertosusila,
Pontianak, Gorontalo,
Ambon, Jayapura
Perda
RTRW
Provinsi
Sabang,
Batam,
Jayapura
Energi
Telekom
(STRUKTUR RUANG)
Transport
Sumber
Daya Air
Jalan bebas
hambatan,
pelabuhan
nasional,
pelabuhan
internaional,
pelabuhan
udara primer,
pelabuhan
udara sekunder
Jaringan pipa
minyak dan
gas bumi,
pembangkit
tenaga listrik,
jaringan
transmisi
tenaga listrik
Terestrial,
dan satelit
Musi,
Bengawan
Solo,
Mahakam,
dll
Sistem Perkotaan
Sistem Jaringan dan Prasarana
A.
Percepatan pengembangan kota-kota utama kawasan
perbatasan
B.
Mendorong pengembangan kota-kota sentra produksi
C.
Revitalisasi dan percepatan pengembangan kota-kota
pusat pertumbuhan nasional
D.
Pengendalian kota-kota berbasis mitigasi bencana
KORIDOR EKONOMI SUMATERA
MP3EI
Perpres No. 48 Tahun 2014
RTR PULAU SUMATERA
Perpres No.13 Tahun 2012
Banda Aceh Medan Tanjung Pinang Pangkal Pinang Palembang Bengkulu Bandar Lampurng Padang Jambi Pengembangan Pelabuhan
Kuala Tanjung (Ps 25 ayat (2) huruf c)
Pengembangan dan rehabilitasi kawasan peruntukan industri di Kabupaten Simalungun (Sei Mangke) (Ps 55 ayat (2))
Pemantapan Pelabuhan Batam (Ps 25 ayat (2) huruf g) Pekanbaru
Pengembangan Pelabuhan Dumai (Ps 25 ayat (2) huruf f)
Pengembangan jaringan jalan bebas hambatan atar kota, Jembatan Selat Sunda
(Ps 22 ayat (7) huruf a angka 23) Mengembangkan dan
merehabiiltasi kawasan peruntukan pertambangan minyak dan gas bumi di Kota Palembang (Lampiran 13)
KORIDOR EKONOMI SULAWESI
MP3EI
Perpres No. 48 Tahun 2014
RTR PULAU SULAWESI
Perpres No. 88 Tahun 2011
Manado Gorontalo Palu Mamuju Makasar Kendari Perikanan budidaya Kabupaten Mamuju (Ps 51 ayat (3))
Pengembangan dan pemantapan Pelabuhan Soekarno-Hatta
(Ps 23 ayat (2) huruf b)
Pengembangan dan pemantapan Pelabuhan Bitung
(Ps 23 ayat (2) huruf a)
Pusat pengembangan industri pengolahan hasil perikanan di PKN Kendari(Ps 18 ayat (4))
Pusat industri pengolahan dan industri jasa pertanian tanaman pangan jagung di PKN Gorontalo (Ps 18 ayat (5) huruf b)