• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUPATI ACEH BARAT DAYA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH BARAT DAYA NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUPATI ACEH BARAT DAYA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH BARAT DAYA NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BUPATI ACEH BARAT DAYA PROVINSI ACEH

PERATURAN BUPATI ACEH BARAT DAYA NOMOR 36 TAHUN 2014

TENTANG

LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI AKHIR TAHUN ANGGARAN BERJALAN

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH BARAT DAYA,

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 220 ayat (7) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah maka perlu menetapkan Langkah-langkah Dalam Menghadapi Akhir Tahun Anggaran;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan dalam suatu Peraturan.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851);

2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Aceh Barat Daya, Kabupaten Gayo Lues, Kabupaten Aceh Jaya, Kabupaten Nagan Raya dan Kabupaten Aceh Tamiang di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 17, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4179);

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286);

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355);

(2)

5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4400);

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);

7. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4633);

8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5587), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5589);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tatacara Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Restribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5161);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5165);

12. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

(3)

14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah;

15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2009 Tentang Pedoman Tata Cara Penghitungan, Penganggaran Dalam APBD, Pengajuan, Penyaluran, Dan Laporan Pertanggungjawaban Penggunaan Bantuan Keuangan Partai Politik;

16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun anggaran 2015;

17. Qanun Kabupaten Aceh Barat Daya Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Kabupaten Aceh Barat Daya.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan: PERATURAN BUPATI ACEH BARAT DAYA TENTANG LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI AKHIR TAHUN ANGGARAN BERJALAN.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :

1. Kabupaten adalah Kabupaten Aceh Barat Daya;

2. Pemerintah Kabupaten adalah Bupati dan Perangkat Kabupaten sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Kabupaten Aceh Barat Daya;

3. Bupati adalah Bupati Aceh Barat Daya;

4. Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan Kabupaten yang dapat dinilai dengan uang termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut.

5. Pengelolaan Keuangan Daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan daerah.

6. Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten, selanjutnya disingkat APBK adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Kabupaten yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Kabupaten dan DPRK, yang ditetapkan dengan Qanun.

7. Satuan Kerja Perangkat Kabupaten yang selanjutnya disingkat SKPK adalah perangkat kabupaten pada Pemerintah Kabupaten selaku pengguna anggaran/pengguna barang.

8. Pejabat Pengelola Keuangan Kabupaten yang selanjutnya disingkat PPKK adalah Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Kabupaten yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan APBK dan bertindak sebagai Bendahara Umum Daerah.

(4)

9. Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BLUD adalah SKPK/unit kerja dilingkungan pemerintah kabupaten yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktifitas.

10.Bendahara Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BUD adalah PPKK yang bertindak dalam kapasitas sebagai bendahara umum daerah.

11.Kuasa Bendahara Umum Daerah yang selanjutnya disingkat Kuasa BUD adalah pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan sebagian tugas BUD. 12.Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat dengan PA adalah pejabat

pemegang kewenangan penggunaan anggaran untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi SKPK yang dipimpinnya.

13.Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat KPA adalah pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan sebagian kewenangan pengguna anggaran dalam melaksanakan sebagian tugas dan fungsi SKPK.

14.Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPK yang selanjutnya disingkat PPK–SKPK adalah pejabat yang melaksanakan fungsi tata usaha keuangan pada SKPK. 15.Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan yang selanjutnya disingkat PPTK adalah

pejabat pada unit kerja SKPK yang melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari suatu program sesuai dengan bidang tugasnya.

16.Bendahara Penerimaan adalah pejabat fungsional yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, menyetorkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang pendapatan daerah dalam rangka pelaksanaan APBK pada SKPK.

17.Bendahara Pengeluaran adalah pejabat fungsional yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja daerah dalam rangka pelaksanaan APBK pada SKPK.

18.Bendahara Penerimaan Pembantu adalah pejabat funsional yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, menyetorkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang pendapatan daerah dalam rangka pelaksanaan APBK pada Unit Kerja Pemerintah Kabupaten (UKPK).

19.Bendahara Pengeluaran Pembantu adalah pejabat fungsional yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja daerah dalam rangka pelaksanaan APBK pada Unit Kerja Pemerintah Kabupaten (UKPK). 20.Penerimaan Kabupaten adalah uang yang masuk ke Kas Daerah.

21.Pengeluaran Kabupaten adalah uang yang keluar dari Kas Daerah.

22.Pendapatan Daerah adalah Hak Pemerintah Kabupaten yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih.

23.Belanja Daerah adalah Kewajiban Pemerintah Kabupaten yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih.

24.Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPK yang selanjutnya disebut DPA–SKPK adalah dokumen yang memuat pendapatan, belanja dan pembiayaan yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh pengguna anggaran.

(5)

25.Anggaran Kas adalah dokumen perkiraan arus kas masuk yang bersumber dari penerimaan dan perkiraan arus kas keluar untuk mengatur ketersediaan dana yang cukup guna mendanai pelaksanaan kegiatan dalam setiap periode. 26.Surat Penyediaan Dana yang selanjutnya disingkat SPD adalah dokumen yang

menyatakan tersedianya dana untuk melaksanakan kegiatan sebagai dasar penerbitan SPP.

27.Surat Permintaan Pembayaran yang selanjutnya disingkat SPP adalah dokumen yang diterbitkan oleh pejabat yang bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan/bendahara pengeluaran untuk mengajukan permintaan pembayaran.

28.SPP Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat SPP–UP adalah dokumen yang diajukan oleh bendahara pengeluaran untuk permintaan uang muka kerja yang bersifat pengisian kembali (revolving) yang tidak dapat dilakukan dengan pembayaran langsung.

29.SPP Ganti Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat SPP–GU adalah dokumen yang diajukan oleh bendahara pengeluaran untuk permintaan pengganti uang persediaan yang tidak dapat dilakukan dengan pembayaran langsung.

30.SPP Tambahan Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat SPP–TU adalah dokumen yang diajukan oleh bendahara pengeluaran untuk permintaan tambahan uang persediaan guna melaksanakan kegiatan SKPK yang bersifat mendesak dan tidak dapat digunakan untuk pembayaran langsung dan uang persediaan.

31.SPP Langsung yang selanjutnya disebut SPP–LS adalah dokumen yang diajukan oleh bendahara pengeluaran untuk permintaan pembayaran langsung kepada pihak ketiga atas dasar perjanjian kontrak kerja atau surat perintah kerja lainnya dan pembayaran gaji dengan jumlah, penerima, peruntukan, dan waktu pembayaran tertentu yang dokumenya disiapkan oleh PPTK.

32.Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disingkat SPM adalah dokumen yang digunakan/diterbitkan oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran untuk penerbitan SP2D atas beban pengeluaran DPA–SKPK.

33.Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disingkat SP2D adalah dokumen yang digunakan sebagai dasar pencairan dana yang diterbitkan oleh BUD berdasarkan SPM.

34.Verifikasi adalah bentuk pengawasan melalui pengujian terhadap dokumen keuangan secara administrasi dengan pedoman dan criteria yang berlaku.

BAB II

PENERIMAAN KABUPATEN Pasal 2

(1) Seluruh Penerimaan Kabupaten yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah yang merupakan target penerimaan Tahun Anggaran berjalan harus sudah disetor seluruhnya ke Rekening Umum Kas Daerah Kabupaten Aceh Barat Daya pada PT. Bank Aceh Cabang Blangpidie paling lambat tanggal 31 Desember tahun berjalan.

(6)

(2)Penerimaan Kabupaten yang disetor ke Rekening Kas Umum Daerah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dilakukan dengan cara:

a. Disetor langsung ke Bank oleh pihak ketiga;

b. Disetor melalui bendahara penerimaan oleh pihak ketiga.

(3)Benda berharga seperti karcis retribusi sebagai tanda bukti pembayaran oleh pihak ketiga kepada bendahara penerimaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf b diterbitkan dan disahkan oleh Kepala Dinas Pendapatan Daerah.

(4)Penerimaan Kabupaten yang diterima pada tanggal 31 Desember tahun berjalan yang berasal dari retribusi pelayanan kesehatan pada RSUD, Puskesmas, dan Puskesmas Pembantu dilaporkan kepada Bupati Aceh Barat Daya Cq. Kepala Dinas Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Kabupaten Aceh Barat Daya oleh Direktur RSUD dan Kepala Dinas Kesehatan serta disetor ke kas Daerah selambat-lambatnya tanggal 5 Januari tahun berikutnya jam kerja yang berlaku pada saat itu;

(5)Atas keterlambatan dan kekurangan setoran ke Kas Daerah oleh bendaharawan penerimaan akan dikenakan sanksi;

a. Teguran Tertulis langsung oleh Bupati tembusan Inspektur Kabupaten, Kepala Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan, Kepala Dinas Pendapatan dan Kepala Dinas Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Kabupaten Aceh Barat Daya;

b. Denda sebesar 3% (tiga perseratus) perbulan atau 1º/ₒₒ (satu permil) perhari dari jumlah kurang/terlambat untuk jumlah hari terlambat termasuk hari libur yang menjadi tanggungjawab satuan kerja yang bersangkutan.

c. Mengembalikan insentif/upah punggut untuk kinerja bulan yang bersangkutan, baik bendaharawan, maupun PA/ KPA dan pejabat yang langsung bertanggung jawab terhadap penerimaan tersebut.

BAB III

PENGELUARAN ANGGARAN Pasal 3

(1)Pengajuan SPM untuk penyediaan uang persediaan (SPM-UP), SPM Tambahan Uang Persediaan (SPM-TU), dan SPM Pengantian Uang Persediaan ( SPM-GU) serta SPM-LS ditetapkan sebagai berikut;

a. SPM–UP/SPM-GU dan SPM-TU harus sudah diterima oleh Bidang Perbendaharaan Dinas Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Kabupaten (DPKKK) Aceh Barat Daya selambat-lambatnya tanggal 10 Desember tahun berjalan;

b. SPM-GU Nihil dan SPM-TU Nihil harus sudah diterima oleh Bidang Perbendaharaan Dinas Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Kabupaten (DPKKK) Aceh Barat Daya selambat-lambatnya tanggal 30 Desember tahun berjalan;

c. SPM Bantuan Keuangan pada PPKK sudah harus diterima Bidang Perbendaharaan Dinas Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Kabupaten Aceh Barat Daya selambat-lambatnya tanggal 19 Desember tahun berjalan;

(7)

d. SPM-LS Barang dan Jasa Keuangan Satuan Kerja dan Belanja Pegawai Non Gaji dan Tunjangan baik dari DPA APBK Murni maupun DPA APBK Perubahan harus sudah diterima Bidang Perbendaharaan Dinas Pengelolan Keuangan dan Kekayaan Kabupaten Aceh Barat Daya tanggal 22 Desember tahun berjalan;

e. SPM-LS Belanja Modal yang berasal dari DAK dan Otsus sudah harus diterima Bidang Perbendaharaan Dinas Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Kabupaten Aceh Barat Daya selambat-lambatnya tanggal 23 Desember tahun berjalan.

(2)Khusus keperluan pembayaran gaji bulan Januari tahun berikutnya SPM–nya diajukan paling lambat tanggal 2 Januari tahun berikutnya.

(3)Penerbitan SP2D- GU, SP2D TU, dan SP2D-LS diatur sebagai berukut;

a. SP2D-GU/TU diterbitkan selambat-lambatnya tanggal 12 Desember tahun berjalan;

b. SP2D-LS diterbitkan selambat-lambatnya tanggal 30 Desember tahun berjalan.

c. SP2D-GU/TU Nihil diterbitkan selambat-lambatnya tanggal 31 Desember tahun berjalan;

BAB IV

PENYELESAIAN UANG PERSEDIAAN Pasal 4

Sisa uang persediaan yang masih berada pada Kas Bendahara (baik tunai maupun dalam Rekening Bank/Pos) oleh Bendahara Pengeluaran yang bersangkutan harus disetor kembali ke Rekening Umum Kas Daerah sebagai penerimaan pengembalian Uang Persediaan paling lama tanggal 5 Januari tahun berikutnya.

Pasal 5

Atas Surat Tanda Setoran (STS) dan fotocopy/salinan Nota Debet yang diterima dari Bendahara Pengeluaran sebagaimana tercantum pada pasal 4, Bidang Akuntansi DPKK Kabupaten Aceh Barat Daya melakukan pencocokan dengan data pada Surat Pengesahaan Pertanggungjawaban (SPJ) masing-masing SKPK.

Pasal 6

(1) Atas keterlambatan dan atau kekurangan setoran sisa dana UP/GUP akhir tahun, Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran dan Bendaharawan Satuan Kerja dikenai sanksi sebagai berikut :

a. Teguran tertulis oleh Bupati tembusan Inspektur Kabupaten, Kepala BKPP dan Kepala DPKK Kabupaten Aceh Barat Daya, serta secara berjenjang dari Kepala SKPK kepada Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan serta pejabat lainnya;

(8)

b. Dikenai denda 3% (tiga perseratus) per bulan atau 1º/ₒₒ (satu permil) per hari dari jumlah yang kurang/terlambat termasuk hari libur yang menjadi tanggung jawab SKPK yang bersangkutan dan disetor ke rekening kas umum Daerah; dan

c. Mengembalikan 1 (satu) bulan honorarium bendaharawan, seluruh honorarium dari kegiatan Penyusunan Laporan Keuangan Semesteran untuk pekerjaan laporan semester II, seluruh honorarium dari kegiatan Penyusunan Laporan Keuangan Akhir Tahun dan pemotongan tambahan penghasilan berdasarkan prestasi/beban kerja untuk Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran.

BAB V

AKUNTANSI DAN PELAPORAN Pasal 7

(1) Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran diwajibkan melaporkan posisi saldo rekening korannya per 31 Desember tahun berjalan kepada Bupati Cq. Kepala DPKK Kabupaten Aceh Barat Daya selambat-lambatnya tanggal 5 Januari tahun berikutnya dengan menjelaskan secara terinci jika masih terdapat sisa dana pada rekening koran;

(2) Bendahara Umum Daerah menyampaikan Laporan Posisi Kas Daerah dan dikirim secara lengkap kepada Bupati setiap hari mulai tanggal 12 sampai dengan 30 Desember tahun berjalan;

(3) Laporan Posisi Akhir Kas Daerah per tanggal 31 Desember tahun berjalan disampaikan BUD kepada Bupati selambat-lambatnya minggu ketiga bulan Januari tahun berikunya setelah dilakukan rekonsiliasi oleh Kepala DPKKK dengan pihak Bank;

(4) Untuk keperluan penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten, Kepala DPKK Kabupaten Aceh Barat Daya melakukan inventarisasi atas saldo rekening Koran SKPK, seluruh sisa dana UP akhir Tahun Anggaran berjalan SKPK, seluruh penerimaan Kabupaten dari Pendapatan Asli Daerah dan berkoordinasi dengan Kepala Dinas Pendapatan Kabupaten Aceh Barat Daya untuk Pendapatan Asli Daerah yang dibayar pihak ketiga pada tanggal 30 dan 31 Desember tahun berjalan, saldo piutang daerah dan saldo hutang daerah selambat-lambatnya minggu kedua bulan Februari tahun berikutnya serta menyampaikan hasilnya kepada Bupati selambat-lambatnya minggu ketiga bulan Februari berikutnya.

Pasal 8

(1) Dalam menghadapi Akhir Tahun Anggaran berjalan, agar ;

a. DPKK Kabupaten Aceh Barat Daya lebih meningkatkan koordinasi dengan SKPK dan PT. Bank Aceh Cabang Blangpidie untuk mengatur pemindah bukuan dan ketersediaan Dana Pemerintah; dan

b. SKPK dan DPKK Kabupaten Aceh Barat Daya melaksanakan pelayanan kepada pihak ketiga/masyarakat sesuai dengan volume dan kebutuhannya.

(9)

(2) Dalam rangka menjaga kesinambungan mekanisme pembayaran dan peñata usahaan kegiatan, Kepala SKPK agar melakukan inventarisasi seluruh pekerjaan fisik yang sampai dengan tanggal 30 Desember tahun berjalan belum diterbitkan SPP/SPM, dan menyampaikan laporannya kepada Bupati Up. Kepala DPKK Kabupaten Aceh Barat Daya, Inspektur Kabupaten Aceh Barat Daya, Badan Anggaran dan Ketua Tim Anggaran Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya paling lama tanggal 31 Desember tahun berjalan.

Pasal 9

Atas keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada pasal 7 Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran dan Bendaharawan Satuan Kerja dikenai sanksi sebagai berikut :

a. Teguran tertulis oleh Bupati tembusan Inspektur Kabupaten, Kepala BKPP dan Kepala DPKK Kabupaten Aceh Barat Daya, serta secara berjenjang dari Kepala SKPK kepada Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan serta pejabat lainnya;

b. BUD menunda pencairan UP SKPK yang bersangkutan untuk tahun berikutnya.

BAB VI

KETENTUAN PENUTUP Pasal 10

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Kabupaten Aceh Barat Daya.

Ditetapkan di Blangpidie

pada tanggal 2014 M 1436 H BUPATI ACEH BARAT DAYA,

JUFRI HASANUDDIN Diundangkan di Blangpidie pada tanggal 2014 M 1436 H SEKRETARIS DAERAH, RAMLI BAHAR

Referensi

Dokumen terkait

Permasalahan yang ingin diselesaikan dalam penelitian ini adalah bagaimana kondisi optimum ekstraksi Fe dengan menggunakan ekstraktan APDC dalam pelarut MIBK, bagaimana pengaruh

Nilai mean tanggapan sebesar 4,06 pada indikator penelitian “Fasilitas alat kerja yang memadai” mengindikasikan bahwa responden penelitian mempersepsikan dengan nilai

Berdasarkan data citra radar cuaca Stasiun Meteorologi Klas I Sultan Thaha Jambi tanggal 23 Februari 2017 terdapat pertumbuhan awan konvektif yang cukup

Dapat disimpulkan bahwa bagi mahasiswa semester enam variabel produk yakni berupa kerelevanan program studi yang ditawarkan dengan dunia kerja, jenjang pendidikan yang

Jika dilakukan pengukuran lebih lanjut, hitung probabilitas sistem ditemukan berada pada keadaan

Berdasarkan temuan hasil penelitian apresiasi guru seni budaya (seni rupa) tingkat SMA Negeri di Kabupaten Gianyar Terhadap Perkembangan Seni Rupa

Dalam metode Full costing dimasukan unsur biaya produksikarena masih berhubungan dengan pembuatan produk berdasar tarif ( budget ), sehingga apabila produksi sesungguhnya

Baladah memiliki arti bodoh, para nabi dan rasul Allah Swt adalah manusia pintar yang dipilih oleh Allah Swt sebagai penyampai agama-Nya kepada umat manusia dan melakukan