• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TAWANGHARJO PURWODADI GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2013-2014 - UNWIDHA Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TAWANGHARJO PURWODADI GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2013-2014 - UNWIDHA Repository"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN

MASALAH MATEMATIKA MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA

KELAS VII SMP NEGERI 1 TAWANGHARJO PURWODADI

GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2013-2014

SKRIPSI

Dibuat Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S1 Kependidikan Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Disusun Oleh :

ANDHIKA LUGAS MIBAWANI

1113102399

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN

(2)
(3)
(4)
(5)

v MOTO

“Sejarah selalu diukir oleh generasi PEMENANG, bukan generasi PECUNDANG” (penulis)

“Tidak ada kemenangan tanpa perjuangan, dan tidak ada perjuangan tanpa pengorbanan” (penulis)

“Kemenangan terbesar dalam hidup kita adalah bukan karena kita lebih hebat, lebih kuat, lebih kaya atau bahkan lebih pintar dari yang lain, melainkan kalau kita mampu mengalahkan diri sendiri itulah arti dari

(6)

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Allah SWT yang selalu memberikan Karunia, Nikmat dan Hidayah serta Petunjuk-Nya kepada penulis.

2. Kedua orang tua saya, Ibu (Yuwinarni) yang selalu memotivasi saya dan Bapak (Haslan) yang selalu menginspirasi saya bahwa hidup adalah sebuah proses perjuangan.

3. Calon istri saya (Mazaya Nashikhah) yang selalu sabar mendampingin saya dalam menyelesaikan kuliah saya.

4. Adik-adik saya (Ima, Aning, Bregas) yang selalu mengingatkan untuk segera lulus.

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warrohmatullahi wabarrokatuh.

Dengan memanjatkan Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, petunjuk dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Peningkatan Kemampuan Siswa Dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Menggunakan Pembelajaran Kooperatif

Tipe Numbered Heads Together Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1

Tawangharjo Purwodadi Grobogan Tahun Pelajaran 2013-2014”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan bebagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Triyono, M. Pd., Rektor Universitas Widya Dharma Klaten.

2. Bapak Drs. H. Udiyono, M. Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Widya Dharma Klaten sekaligus Dosen Pembimbing I yang telah memberikan waktu, arahan, dan bimbingan selama penyusunan skripsi ini.

(8)

vii

4. Bapak Haslan MZ. S. Pd., Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Tawangharjo Purwodadi Grobogan yang telah memberikan izin dan kesempatan untuk mengadakan penelitian di SMP Negeri 1 Tawangharjo Purwodadi Grobogan. 5. Bapak dan Ibu atas do’a dan semangat yang selalu diberikan selama

penyusunan skripsi ini.

6. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu kelancaran penyusunan skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Penulis berharap semoga Allah selalu memberikan balasan yang terbaik atas segala bentuk bantuan yang telah diberikan. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan, maka dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Wassalamu’alaikum warrohmatullahi wabarrokatuh.

Yogyakarta, 23 Januari 2015

(9)
(10)

xi

DAFTAR TABEL

NO JUDUL HALAMAN

1. Pedoman Penskoran Test ... 40

2. Pedoman Penskoran Pretest dan Post test... 40

3. Pedoman Penskoran Tes Siklus 1... 40

4. Pedoman Penskoran Tes Siklus 2... 41

5. Skor aktivitas siswa pada pertemuan pertama siklus 1... 43

6. Skor aktivitas siswa pada pertemuan kedua siklus 1... 45

7. Skor aktivitas siswa pada pertemuan pertama siklus 2... 46

8. Skor aktivitas siswa pada pertemuan kedua siklus 2... 48

9. Distribusi rata-rata aktivitas siswa pada setiap siklus... 50

10. Skor aktivitas guru pada pertemuan pertama siklus 1... 54

11. Skor aktivitas guru pada pertemuan kedua siklus 1... 55

12. Skor aktivitas guru pada pertemuan pertama siklus 2... 57

13. Skor aktivitas guru pada pertemuan kedua siklus 2... 58

(11)

xii

DAFTAR GAMBAR

NO JUDUL HALAMAN

1. Model spiral dari Kemmis dan Teggart... 34 2. Desain model spiral... 35 3. Grafik distribusi rata-rata aktivitas siswa pada setiap siklus... 49 4. Grafik distribusi rata-rata skor persatuan aktivitas siswa pada

(12)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

NO HALAMAN

1. Jadwal pelaksanaan penelitian... 2. Daftar nama siswa kelas VIIb SMP Negeri 1 Tawangharjo

Purwodadi semester 1 tahun 2013/2014... 3. Surat izin penelitian... 4. Surat keterangan penelitian dari SMP Negeri 1 Tawangharjo

Purwodadi... 5. RPP 1 siklus 1 pertemuan pertama... 6. RPP 2 siklus 1 pertemuan kedua... 7. Hasil observasi aktivitas guru selama kegiatan belajar

mengajar pada siklus 1... 8. RPP 3 siklus 2 pertemuan pertama... 9. RPP 4 siklus 2 pertemuan kedua... 10. Hasil observasi aktivitas guru selama kegiatan belajar

mengajar pada siklus 2... 11. Jurnal refleksi diri... 12. Tes awal... 13. Lembar jawaban tes awal... 14. Contoh pekerjaan siswa pada tes awal ... 15. Lembar Kerja Siswa 1.1... 16. Lembar jawaban LKS 1.1... 17. Contoh pekerjaan siswa pada LKS 1.1... 18. Lembar Kerja Siswa 1.2... 19. Lembar jawaban LKS 1.2... 20. Contoh pekerjaan siswa pada LKS 1.2... 21. Lembar Kerja Siswa II.1... 22. Lembar jawaban LKS II.1... 23. Contoh pekerjaan siswa pada LKS II.1... 24. Lembar Kerja Siswa II.2... 25. Lembar jawaban LKS II.2... 26. Contoh pekerjaan siswa pada LKS II.2... 27. Tes tindakan siklus 1... 28. Lembar jawaban tes tindakan siklus 1... 29. Contoh pekerjaan siswa pada tes tindakan siklus 1... 30. Tes tindakan siklus 2... 31. Lembar jawaban tes tindakan siklus 2... 32. Contoh pekerjaan siswa pada tes tindakan siklus 2... 33. Daftar nilai hasil belajar siswa... 34. Rekapitulasi ketuntasan proses pelaksanaan skenario

(13)

xiv ABSTRAK

ANDHIKA LUGAS MIBAWANI. 113102399. Peningkatan Kemampuan Siswa Dalam Menyelasaikan Masalah Matematika Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Tawangharjo Purwodadi Grobogan Tahun Pelajaran 2013 -2014. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Widya Dharma Klaten.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan utama untuk meningkatkan kemampuan penyelesaian masalah dalam pemahaman konsep matematika siswa kelas VII SMP N 1 Tawangharjo Purwodadi dalam proses pembelajaran menggunakan model tipe Numbered Heads Together (NHT).

Subjek penelitian adalah siswa kelas VIIb SMP N 1 Tawangharjo Purwodadi yang berjumlah 28 siswa. Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa lembar observasi proses pembelajaran, hasil wawancara dengan siswa dan guru, serta test hasil belajar. Teknik analisis data pada penelitian ini adalah analisis deskriptif untuk mengetahui pelaksanaan dan hambatan-hambatan yang terjadi dalam pembelajaran dengan model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dan analisis kuantitatif untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan pemahaman konsep dan hasil belajar belajar siswa kelas VIIb SMP Negeri 1 Tawangharjo Purwodadi. Peningkatan hasil belajar diperoleh dari hasil tes tindakan setiap siklus, dimana siklus I mencapai 75,00 %, dan siklus II mencapai 92,86 % Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together(NHT) sudah terlaksana sesuai dengan skenario pembelajaran di kelas VIIb SMP Negeri 1 Tawangharjo Purwodadi.

(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pemecahan masalah sering kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Banyak penulis yang menuliskan tentang “pemecahan masalah”, peneliti menganggap istilah tersebut akan lebih tepat jika disebut dengan “penyelesaian masalah”. Oleh karena itu pemecahan masalah selanjutnya akan dituliskan menjadi penyelesaian masalah.

Menurut Herman Hudojo (2003 : 148) menyelesaikan suatu masalah merupakan suatu aktifitas dasar bagi manusia. Kenyataan menunjukkan, sebagian besar kehidupan kita adalah berhadapan dengan masalah-masalah. Kita perlu mencari penyelesaian dari masalah tersebut. Bila kita gagal dengan suatu cara untuk menyelesaikan suatu masalah, kita harus mencoba menyelesaikannya dengan cara lain. Kita harus berani menghadapi masalah untuk menyelesaikannya. Untuk menjadikan seseorang menjadi dewasa, maka diperlukan keberanian untuk menghadapi masalah dan menyelesaikannya dalam menjalani kehidupan.

(15)

2

sepanjang hayat. Oleh karena itu siswa perlu dibiasakan dan dilatih berpikir secara mandiri dan kontinu.

Dari internet (2006) diperoleh informasi bahwa mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari Sekolah Dasar untuk membekali kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama. Kompetensi tersebut diperlukan agar siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi serta menyelesaikan masalah untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif.

(http://www.puskur.net/inc/si/smp/Matematika.pdf)

Siswa belajar matematika akan menghadapi suatu masalah yang harus diselesaikannya. Apabila siswa mampu menyelesaikan suatu masalah maka ia akan dikatakan berhasil dalam pembelajarannya. Untuk menyelesaikan masalah matematika siswa harus benar-benar menguasai materi sebelumnya. Soal-soal penyelesaian masalah menuntut siswa dapat berfikir secara lebih kreatif karena siswa harus mengkonstruksi materi-materi yang telah dipelajari sebelumnya.

(16)

3

Dari internet (2006) diperoleh informasi bahwa pada tahun 2003 matematika merupakan salah satu mata pelajaran pada ujian akhir nasional dari tiga mata pelajaran yang diujikan. Standar nilai untuk matematika pun cukup rendah. Untuk tahun 2006 batas kelulusan nilai minimum matematika siswa adalah 4,5.

(http://perpustakaan.bappenas.go.id/pls/kliping/data_access.show_file_clp?v_ filename=F24744/Kelulusan%20UN%202006%20Tergolong%20Luar%20Bi asa.htm).

Hal ini menunjukkan bahwa masih rendahnya kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah matematika.

(http://www.elshinta.com/v2003a/readnews.htm?id=40700)

Penyelesaian masalah dalam matematika memerlukan kompetensi dasar yang menyeluruh, yang meliputi pemahaman tentang definilsi, pemahaman tentang algoritma dan pemahaman tentang teorema yang harus dikuasai siswa. Ketiga pemahaman tersebut harus dikuasai siswa secara terstruktur. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penyelesaian masalah matematika mengharuskan siswa untuk memahami konsep sebelumnya.

(17)

4

lama ke paradigma baru yaitu proses belajar mengajar sebagai proses pembelajaran yang berpusat pada siswa. Usaha-usaha tersebut antara lain: Contextual Teaching and Learning (CTL), inkuiri, Problem Base Learning (PBL), Cooperative Learning (CL) dan lain sebagainya.

Model pembelajaran Cooperative Learning (CL) adalah usaha yang lebih mengedepankan siswa pada kerja dalam kelompok belajar, dan mengutamakan penyelesaian masalah real di masyarakat. Di dalam Cooperative Learning (CL) siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil. Ada berbagai tipe dalam Cooperative Learning (CL) salah satu diantaranya adalah tipe Numbered Head Together (NHT) dengan ciri utama pemberian nomor yang berbeda pada setiap siswa dalam satu kelompok dan memanggilnya secara acak untuk menjawab pertanyaan atau untuk mengerjakan suatu soal di papan tulis.

(18)

5

Pengalaman lain yang diperoleh pada saat KKN dan PPL, peneliti berusaha mencari penyebab kesulitan-kesulitan siswa dalam belajar matematika. Dari hasil wawancara salah satu penyebabnya adalah siswa jarang belajar di rumah. Selain itu ketika di sekolah siswa kurang aktif. Siswa tidak berani untuk menanyakan kesulitan dalam memahami materi maupun dalam mengerjakan soal yang diberikan guru. Ketika guru memberi kesempatan untuk bertanya maupun berpendapat, mereka tidak memanfaatkannya dengan baik. Sebagai akibat kesulitan menyelesaikan soal-soal matematika.

Kesulitan siswa dalam menyelesaikan masalah menurut peneliti ada tiga penyebab. Pertama, siswa kurang bisa memahami kalimat pada soal sehingga siswa tidak tahu apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan secara lugas. Ke dua, siswa belum memahami konsep-konsep matematika yang diperlukan untuk menyelesaikan soal. Dan ke tiga, siswa tidak tahu urutan dalam mengerjakan soal.

(19)

6

yang menitikberatkan pada pemahaman konsep dan dilakukan melalui pemberian soal-soal yang menuntut siswa untuk dapat menyelesaikannya.

B. Identifikasi Masalah

1. Pembelajaran Matematika yang dilaksanakan guru masih menggunakan paradigma lama yaitu cenderung konvensional sehingga siswa tidak terpancing untuk berperan aktif dalam KBM.

2. Masih kurangnya pemahaman akan konsep matematika pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Tawangharjo Purwodadi dalam mengikuti proses pembelajaran matematika.

3. Masih kurangnya kemampuan penyelesaian masalah matematika pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Tawangharjo Purwodadi.

4. Guru belum melakukan pembaharuan dalam pembelajaran matematika dan Cooperative Learning tipe NHT dianggap cocok untuk mengatasi permasalahan di kelas VII SMP Negeri 1 Tawangharjo Purwodadi.

C. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini permasalahan dibatasi pada upaya peningkatan kemampuan penyelesaian masalah dalam pemahaman konsep matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered

(20)

7 D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) di SMP Negeri 1 Tawangharjo Purwodadi utuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah matematika ?

2. Adakah peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah matematika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together(NHT) di SMP Negeri 1 Tawangharjo Purwodadi?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan utama untuk meningkatkan kemampuan penyelesaian masalah dalam pemahaman konsep matematika siswa kelas VII SMP Negeri 1 Tawangharjo Purwodadi dalam proses pembelajaran menggunakan model tipe NHT. Selain itu penelitian ini bertujuan :

(21)

8

2. Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah matematika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) di SMP Negeri 1 Tawangharjo Purwodadi

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :

1. Memberikan gambaran kepada guru mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) di SMP Negeri 1 Tawangharjo Purwodadi.

(22)
(23)

74 BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dari beberapa siklus dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah sebagai berikut :

a. Penyampaian tujuan dan memotivasi siswa b. Penyajian informasi

c. Pengorganisasian siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar yang terdiri dari empat siswa atau lima siswa, kemudian setiap anggota kelompok diberi nomor 1, 2, 3, dan 4 atau 5.

d. Guru menyampaikan pertanyaan atau masalah.

e. Tiap kelompok bermusyawarah untuk menjawab pertanyaan. f. Secara acak guru menunjuk salah satu nomor dari tiap kelompok

(24)

75

2. Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan pemahaman konsep dan kemampuan menyelesaikan masalah matematika pada siswa kelas VIIb SMP Negeri 1 Tawangharjo Purwodadi pada materi ajar PLSV. Peningkatan kemampuan menyelesaikan masalah matematika diperoleh dari hasil tes tindakan setiap siklus, dimana siklus I mencapai 75,00 %, dan siklus II mencapai 92,86 % Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) sudah terlaksana sesuai dengan skenario pembelajaran di kelas VIIb SMP Negeri 1 Tawangharjo Purwodadi. Keterlaksanaan dari siklus I mencapai rata-rata sebesar 75,00 %, dan siklus II mencapai rata-rata sebesar 92,86 %.

B. Saran

Setelah melaksanakan penelitian dan melihat hasil yang didapatkan, maka peneliti menyarankan sebagai berikut :

1. Kepada para guru diharapkan dapat menerapkan pembelajaran kooperatif khususnya pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam proses pembelajaran matematika pada materi ajar Persamaan Linear Satu Variabel.

(25)

76

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Supriyono W. 2004. Psikologi Belajar.Rineka Cipta: Jakarta

Anton, Howard dan Rorres Chris. 2004. Aljabar Linear Elementer Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Arikunto, Suharsimi. Dkk., 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta.

Aqib, Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. untuk : Guru. CV. Yrama Widya, Bandung.

Awaliyah, Hilda. 2008. Efektivitas Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Kendari Pada Pokok Bahasan Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV). Universitas Haluoleo. Kendari.

Depdiknas, 2005. Pendidikan Kewarganegaraan, Strategi dan Metode

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Depdiknas: Jakarta @

indoskripsi.com 2009(diakses 20 Februari 2010)

Hadis, Abdul. 2006. Psikologi Dalam Pendidikan. Alfabeta: Bandung.

Hudojo, Herman. 1990. Strategi Mengajar Belajar Matematika. IKIP Malang: Malang.

Ibrahim, M. dkk., 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

(26)

77

Ngalim, Purwanto, M. 1984. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Remaja Rosdakarya: Bandung.

Nur, Mohamad. 2001. Kumpulan Makalah Teori Pembelajaran MIPA. Depdiknas, Universitas Negeri Surabaya.

Oemar, Hamalik. 2003. Proses Belajar Mengajar. PT. Bumi Aksara: Jakarta. Pasaribu,I. L. Dkk, 1982. Teori Kepribadian. Tarsito: Bandung

Roestiyah,N.K. 1989. Masalah-masalah Ilmu Keguruan.Bina Aksara: Jakarta.

Rusyan, Tabrani. dkk, 1994. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Remaja Karya: Bandung.

Riduwan. 2004. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Alfabeta: Bandung.

Sanjaya, Wina. 1991. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Kencana. Bandung.

Simanjuntak, Lisnawaty. Dkk. 1992. Metode Mengajar Matematika 1. Rineka Cipta: Bandung.

Sudjana, Nana. 1989. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya: Bandung.

...1998. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru Algensindo: Bandung.

(27)

78

Winkel. W.S. 1987. Psikologi Pengajaran.Gramedia: Jakarta.

Wardhani. 2007. Pengertian Belajar.

http://www.whandi.net/index.php?pilih=news&

Mod=yes&aksi=lihat&id=41.(diakses 12 januari 2010).

Yasa, Doantara. 2008. Metode Pembelajaran Kooperatif. http://ipotes.wordpress.com

Referensi

Dokumen terkait

Word of mouth (WoM) adalah komunikasi yang terjadi dari mulut ke mulut dilakukan oleh beberapa orang yang terlibat dan komunikasi itu akan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. © Adi Guntari 2014 Universitas

Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapakah kadar protein dan uji organoleptik cake labu kuning (Cucurbita moschata

Melati Budi Srikandi, D0212069, KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA PENDUDUK PENDATANG DENGAN PENDUDUK ASLI: Studi Kasus di Dusun Wanasari Kota Denpasar Provinsi Bali,

Untuk lebih memahami tentang verba tidak beraturan kala lampau Perfekt, sebaiknya pembelajar bahasa Jerman perlu juga mempelajari pola perubahan bentuk verba tidak

pada submateri persamaan garis lurus menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik daripada model konvensional, (2) manakah yang memberikan prestasi belajar lebih baik pada

Sistem JPKM ini merupakan sistem asuransi bagi keluarga mampu sehingga kedepan diharapkan akan mengurangi beban Pemerintah daerah Kabupaten Polewali Mandar di bidang kesehatan

[r]