• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-faktor yang memotivasi belajar siswa kelas XI Stella Duce Bantul tahun pelajaran 2009/2010 yang diungkap melalui metode focus group discussion dan implikasinya dalam penyusunan modul peningkatan motivasi belajar siswa - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Faktor-faktor yang memotivasi belajar siswa kelas XI Stella Duce Bantul tahun pelajaran 2009/2010 yang diungkap melalui metode focus group discussion dan implikasinya dalam penyusunan modul peningkatan motivasi belajar siswa - USD Repository"

Copied!
150
0
0

Teks penuh

(1)

YANG DIUNGKAP MELALUI METODE FOCUS GROUP DISCUSSION DAN IMPLIKASINYA DALAM PENYUSUNAN MODUL

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

Benedectus Ardhyanto Wicaksana Putra NIM : 041114011

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

YANG DIUNGKAP MELALUI METODE FOCUS GROUP DISCUSSION DAN IMPLIKASINYA DALAM PENYUSUNAN MODUL

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

Benedectus Ardhyanto Wicaksana Putra NIM : 041114011

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv

Tuhan punya rancangan dalam hidupku Yeremia 29: 11

“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada padaKu mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan

rancangan kecelakaan, untuk memberi hari depan yang penuh harapan”

Yang paling berani adalah mereka yang mempunyai tujuan paling jelas dan bertindak menyongsongnya

(Thucydides)

Jika kamu berpikir bisa, kamu akan bisa Jika kamu berpikir sukses, kamu akan sukses

(Sukadi)

Menjadi pribadi yang optimis realistis

merupakan salah satu kunci meraih kesuksesan hidup yang realistis pula

Skripsi ini kupersembahkan bagi:

Tuhan Yesus Kristus yang mengajar, membimbing, dan menjadi sumber utama motivasi hidupku, karena berkat dan kasihNya, menjadikanku hidup penuh syukur. Kedua orang tuaku terkasih, Bapak E. Iskiyat Widihargo dan Ibu S. Sukky Widihargo yang penuh sabar menemani, memberi motivasi untuk terus berjuang dengan perbuatan postif dan berdoa.

(6)

v

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 2 Februari 2010 Penulis

(7)

vi

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Benedectus Ardhyanto Wicaksana Putra

NIM : 041114011

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMA STELLA DUCE BANTUL TAHUN PELAJARAN 2009/2010 YANG DIUNGKAP MELALUI METODE FOCUS GROUP DISCUSSION DAN IMPLIKASINYA DALAM PENYUSUNAN MODUL PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 20 Februari 2010 Yang menyatakan,

(8)

vii

KELAS XI SMA STELLA DUCE BANTUL TAHUN PELAJARAN 2009/2010 YANG DIUNGKAP MELALUI METODE FOCUS GROUP DISCUSSION

DAN IMPLIKASINYA DALAM PENYUSUNAN MODUL PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

Benedectus Ardhyanto Wicaksana Putra 041114011

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memotivasi belajar siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul tahun pelajaran 2009/2010 yang diungkap melalui metode focus group discussion. Masalah yang diteliti adalah: (1) Faktor-faktor apa yang memotivasi belajar siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul tahun pelajaran 2009/2010 yang diungkap melalui metode focus group discussion? (2) Modul seperti apa yang sesuai untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul tahun pelajaran 2009/2010 yang diungkap melalui focus group discussion?

Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul tahun pelajaran 2009/2010 yang berjumlah 39 orang. Teknik analisis data yang digunakan adalah menganalisa jawaban siswa dengan melakukan pengkodingan. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Focus Group Discussion (FGD), dengan panduan pertanyaan berjumlah 11.

(9)

viii

OF THE 11th GRADE OF STELLA DUCE BANTUL SENIOR HIGH SCHOOL STUDENTS AT ACADEMIC YEAR 2009/2010 THAT IS REVEALED BY THE FOCUS GROUP DISCUSSION METHOD AND ITS

IMPLICATION ON THE ARRANGEMENT OF THE IMPROVEMENT LEARNING MOTIVATION STUDENT MODULE

Benedectus Ardhyanto Wicaksana Putra 041114011

The objective of this research was to know the factors which motivate students learning activity in class XI Stella Duce High School Bantul academic year 2009/2010 that was revealed through focus group discussion. The problems that were discussed were: (1) what are the factors that motivate students learning activity in class XI Stella Duce High School Bantul academic year 2009/2010 that revealed through focus group discussion? (2)What kind of module which is appropriate for increasing motivates students learning activity in class XI Stella Duce High School Bantul academic year 2009/2010 that revealed through focus group discussion?

Population in this research is students’ class XI Stella Duce High School Bantul academic year 2009/2010, total amount of this population is 39 students. The data analysis that is used in this research is analyzing the student answer with coding. The method for data collection that is used in this research is Focus Group Discussion (FGD) with 11 questions guide.

(10)

ix

Segala Puji Syukur diucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus Yang Penuh Kasih, atas anugerahNya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Diucapkan terima kasih pula kepada seluruh pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan yang sangat berharga secara langsung maupun tidak langsung. Ucapan terima kasih ditujukan kepada:

1. Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si., sebagai Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. A. Setyandari, S.Pd., S.Psi., Psi., M.A., sebagai Sekretaris Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Dra. M. J. Retno Priyani, M.Si., sebagai dosen pembimbing skripsi, yang dengan penuh kesabaran dan perhatian selalu memberi semangat, memberi masukan, mendampingi sekaligus mengarahkan dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Dosen penguji, Bapak Drs. R. H. DJ. Sinurat, MA dan Br. Triyono, SJ, MS atas saran dan masukan yang diberikan.

5. Seluruh dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling yang telah memberikan ilmu dan pengalaman berharga yang sangat berguna bagi masa depan peneliti.

(11)

x

Duce Bantul serta seluruh siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul yang telah bekerjasama melakukan FGD.

8. Bapak C. Suparjono, S. Pd, atas masukan dan bantuan yang diberikan.

9. Kedua orang tuaku, Bapak E. Iskiyat Widihargo dan Ibu S. Sukky Widihargo, yang penuh kesabaran, dan kasih sayang membantu, mendoakan dan memberi bantuan moral maupun material, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

10.Kakakku A.Willy Satya Putranta atas dukungan yang diberikan. 11.Anting Pramusekar atas dukungan, perhatian dan doa.

12. Segenap Keluarga Besar Eyang Kawidi dan Keluarga Besar Kadibeso atas doa yang diberikan.

13.Tim FGD: Dita, Anting, Dwi, Pikal, Sepri, Sigit yang dengan rela meluangkan waktu, tenaga, pikiran sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.

(12)

xi

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan dunia pendidikan, khususnya dalam bidang Bimbingan dan Konseling. Kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini diterima dengan senang hati.

Yogyakarta, 2 Februari 2010

(13)

xii

HALAMAN JUDUL ………. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING..……….. ii

HALAMAN PENGESAHAN………... iii

MOTO DAN HALAMAN PERSEMBAHAN………. iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……… v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK……….. vi

ABSTRAK………... vii

ABSTRACT ……… viii

KATA PENGANTAR ……….……… ix

DAFTAR ISI ……….…... xii

DAFTAR TABEL ………...……….………… xv

DAFTAR GAMBAR………..…………..…..……….……. xvi

DAFTAR LAMPIRAN ………..…..……… xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……… 1

B. Rumusan Masalah ………. 6

C. Tujuan Penelitian ..……… 6

D. Manfaat Penelitian………. 7

(14)

xiii

1. Pengertian Motivasi Belajar ……… 10

2. Macam-macam Motivasi Belajar ……….. 14

3. Fungsi Motivasi dalam Belajar ………. 16

4. Faktor-faktor yang Memotivasi Belajar………...………. 17

B. Peran Bimbingan dalam Memotivasi Belajar………. 22

C. Modul Peningkatan Motivasi Belajar………...……….. 25

D. Focus Group Discussion……….. 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian……… 30

B. Subjek Penelitian………. 30

C. Metode Pengumpulan Data ………. 30

D. Validitas dan Reliabilitas ……… 31

E. Pengumpulan Data .……… 32

F. Teknik Analisis Data………36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ……… 39

(15)

xiv A. Pendampingan

1. Tujuan pendampingan………... 59

2. Gambaran Siswa yang Diharapkan muncul Setelah Mengikuti Proses Pendampingan ………... 59

B. Menyusun Modul Peningkatan Motivasi Belajar 1. Asesmen kebutuhan ……….. 60

2. Analisis Hasil Asesmen ……… 60

BAB VI RINGKASAN, KESIMPULAN, DAN SARAN A. Ringkasan……… 70

1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Siswa …………... 73

2. Modul Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI SMA Stella Duce Bantul ……… 77

B. Kesimpulan ………. 78

C. Saran……… 79

DAFTAR PUSTAKA ………. 81

(16)

xv

Tabel 2 : Daftar Peserta FGD ……… 40 Tabel 3 : Faktor-faktor yang Memotivasi Belajar Siswa Kelompok A …...……..… 41 Tabel 4 : Faktor-faktor yang Kurang Memotivasi Belajar Siswa Kelompok A ……. 42 Tabel 5 : Faktor-faktor yang Memotivasi Belajar Siswa Kelompok B ..……… 43 Tabel 6 : Faktor-faktor yang Kurang Memotivasi Belajar Siswa

Kelompok B ………...………..…... 44 Tabel 7 : Faktor-faktor yang Memotivasi Belajar Siswa Kelompok C ……….. 45 Tabel 8 : Faktor-faktor yang Kurang Memotivasi Belajar SiswaKelompok C……... 46 Tabel 9 : Hasil FGD dari Keseluruhan kelas, Selama Dua kali FGD

Faktor-faktor yang Memotivasi Belajar Siswa ……… 47 Tabel 10 : Hasil FGD dari Keseluruhan kelas, Selama Dua kali FGD

Faktor-faktor yang Kurang Memotivasi Belajar Siswa ………..48 Tabel 11 : Rincian Pernyataan Motivasi Belajar Yang Diungkapkan Oleh

Siswa SMA Stella Duce Bantul Tahun Pelajaran 2009/2010

(17)

xvi

Gambar 1 : Siklus Belajar Berdasarkan Pengalaman ………. 63

Gambar 2 : Skema Modul Peningkatan Motivasi Belajar Siswa ……… 66

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1: Modul Peningkatan Motivasi Belajar Siswa ……… 84

Lampiran 2: Surat Ijin Penelitian ……...……… 116

Lampiran 3:Panduan Pertanyaan Focus Group Discussion ………….….…… 117

Lampiran 4: Panduan Untuk Tim Focus Group Discussion ……….…… 118

Lampiran 5: Data Hasil Focus Group Discussion ……….……… 124

Lampiran 6: Daftar Siswa SMA Stella Duce Bantul ………...…….. 131

(18)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada hakikatnya pendidikan berlangsung seumur hidup. Sejak manusia

lahir, kepadanya sudah diberikan pendidikan. Pendidikan merupakan hal

yang mendasar dan sangat penting dan berguna bagi kelangsungan hidup

manusia. Pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu proses di mana si pendidik

dengan sengaja dan penuh tanggung jawab memberikan pengaruhnya kepada

anak didiknya demi kemajuan anak didiknya (Suryabrata, 1984: 1).

Masyarakat sampai saat ini masih mempercayakan kaum muda mereka

untuk dididik di sekolah. Sekolah merupakan tempat yang ideal untuk

menuntut ilmu bagi kaum muda. Dengan bersekolah, ada harapan-harapan

yang ingin dicapai di kemudian hari. Seperti ekonomi keluarga membaik,

membanggakan keluarga, menjadi panutan bagi semua orang, atau

memperbaiki kehidupan dan taraf perekonomian bangsa ini. Meskipun

sekolah telah memberikan berbagai macam hal yang membantu siswa untuk

memahami ilmu pengetahuan, tetapi masih ada saja siswa yang tidak

mengerjakan pekerjaan rumah (PR), membolos, tidak lulus ujian, atau tidak

(19)

Siswa yang telah memiliki motivasi untuk belajar jika kurang

diperhatikan dan didorong untuk lebih bersemangat lagi dalam belajar, siswa

tidak akan melakukan kegiatan belajar. Seperti terlihat akhir-akhir ini masih

banyak siswa yang kurang bersemangat menerima pelajaran di kelas. Siswa

juga cenderung malas untuk mengerjakan tugas dari guru.

Pada waktu siswa di rumah, yang dilakukan hampir sama dengan di

sekolah. Mereka cenderung bersenang-senang. Mereka sebetulnya memiliki

banyak waktu untuk belajar di rumah, tetapi kadang-kadang mereka belajar

hanya saat akan menghadapi ujian atau hanya saat mengerjakan PR saja.

Selebihnya mereka gunakan waktunya untuk jalan-jalan, bermain games, dan

hal-hal yang menyenangkan. Beberapa hal yang disebutkan di atas adalah

sebagian kecil realitas yang terjadi dalam diri siswa dalam hal belajar.

Dari uraian di atas, tampak bahwa motivasi belajar berpengaruh bagi

siswa. Motivasi belajar akan kuat jika ada kebutuhan yang membuat siswa

menjadi giat untuk belajar. Motivasi belajar siswa akan lemah jika kurang

memiliki kesadaran dari diri siswa untuk belajar dan dorongan dari

orang-orang di sekitarnya. Ada dua macam motivasi yang mempengaruhi siswa

untuk belajar, yaitu motivasi yang muncul dari dalam diri siswa (internal) juga

ada dorongan dari orang lain atau lingkungan siswa (eksternal).

Motivasi belajar sangat berpengaruh bagi siswa untuk melakukan

kegiatan belajar. Dua jenis motivasi belajar itu adalah dari diri siswa

(20)

Motivasi sangatlah penting untuk membantu atau mendorong siswa untuk

melakukan kegiatan belajarnya, sehingga dapat membantu siswa memahami

pelajaran yang ia dapat di sekolah. Motivasi belajar sangat penting dalam

kegiatan belajar, karena motivasi merupakan pendorong yang dapat

melahirkan berbagai kegiatan bagi seseorang khususnya siswa. Motivasi juga

memiliki peran dalam memperjelas tujuan belajar, siswa akan tertarik untuk

belajar sesuatu jika yang dipelajari atau diketahui manfaatnya oleh atau bagi

siswa (Uno, 2008: 28).

Motivasi juga menentukan ketekunan belajar siswa. Siswa yang telah

memiliki motivasi belajar yang kuat akan berusaha untuk mempelajari mata

pelajaran/ilmu pengetahuan yang ia sukai dan minati secara baik dan tekun

dengan harapan dapat memperoleh hasil yang baik. Dapat dikatakan motivasi

belajar siswa juga dipengaruhi oleh faktor kebutuhan.

Kebutuhan mempunyai hubungan dengan motivasi belajar, yaitu

kebutuhan yang bermacam-macam memunculkan motivasi belajar yang

bervariasi dalam belajar di kelas maupun di luar kelas.

Morgan berpendapat bahwa manusia, khususnya siswa memiliki kebutuhan yaitu kebutuhan untuk berbuat sesuatu, kebutuhan untuk menyenangkan orang lain, kebutuhan untuk mencapai hasil, dan kebutuhan untuk mengatasi kesulitan (Sardiman, 2008: 78).

Keempat kebutuhan ini dapat memotivasi tingkah laku. Berbeda

(21)

kebutuhan, yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman, cinta kasih (sosial),

penghargaan dan aktualisasi diri. Maslow percaya bahwa

kebutuhan-kebutuhan ini, mampu memotivasi tingkah laku individu.

Berdasarkan tingkat kebutuhan Maslow sering terjadi bahwa di tingkat

SMA kelas XI yang kurang lebih berusia 17 tahun, siswa cenderung belajar

bila disertai dengan hadiah, kebutuhan yang selalu terpenuhi, dan dukungan

serta perhatian dari orang terdekat (orang tua, pacar, sahabat) dan orang lain.

Kebutuhan yang terpenuhi membuat siswa termotivasi dalam melaksanakan

kegiatan belajarnya. Untuk membantu siswa agar termotivasi dalam

belajarnya, salah satu cara yang dapat dilakukan oleh guru pembimbing

adalah memberikan bimbingan belajar. Bimbingan dalam belajar dapat juga

disebut sebagai bimbingan akademik.

Bimbingan akademik ialah bimbingan dalam hal menemukan cara

belajar yang tepat, dalam memilih program studi yang sesuai, dan dalam

mengatasi kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan-tuntutan belajar

di institusi pendidikan (Winkel & Hastuti, 2005: 115). Berdasar pada

pemahaman tentang bimbingan itu sendiri bahwa bimbingan yang berarti

menunjukkan jalan, mengarahkan, menuntun, dan bimbingan adalah sebuah

bentuk bantuan maka, peran bimbingan dalam meningkatkan motivasi belajar

siswa adalah memberikan bantuan kepada siswa untuk mengatasi beraneka

(22)

belajar yang tepat, membantu siswa merumuskan tujuan belajar mereka,

sehingga diharapkan siswa memiliki semangat belajar yang semakin kuat.

Upaya membantu siswa untuk meningkatkan motivasi belajar

dibutuhkan sebuah proses layanan bimbingan. Dalam mendukung proses

layanan bimbingan yang diharapkan untuk meningkatkan motivasi belajar

dibutuhkan sebuah modul yang terstruktur sehingga dapat dilakukan sesuai

dengan tahap-tahap kebutuhan siswa dalam layanan bimbingan. Bentuk

bimbingan dalam kemasan pendampingan dirasa akan lebih berhasil untuk

mendukung bimbingan klasikal.

Desain modul pendampingan hendaknya berdasarkan sikap,

pemikiran, dan tingkah laku yang diungkapkan dan ditunjukkan oleh siswa

dalam belajar, baik di sekolah maupun di rumah. Untuk itulah, dibutuhkan

penelitian. Motivasi belajar siswa dapat dilihat atau diobservasi melalui hasil

belajar siswa yaitu nilai rapor. Namun untuk mengetahui faktor-faktor apa

yang memotivasi belajar siswa secara mendalam. Dalam hal ini dibutuhkan

metode penelitian yang benar-benar mengungkap motivasi belajar siswa.

Penelitian ini menggunakan metode Focus Group Discussion (FGD)

untuk mengungkap motivasi belajar siswa. FGD efektif untuk mendapatkan

informasi bagaimana cara siswa berpikir, bertindak, bertingkah laku yang

mempunyai pengaruh besar dalam memotivasi belajar siswa. Melalui FGD

(23)

Penelitian ini mengenai faktor-faktor yang memotivasi belajar siswa

kelas XI SMA Stella Duce Bantul tahun pelajaran 2009/2010 yang diungkap

melalui metode focus group discussion. Dengan mengadakan penelitian ini,

diharapkan dapat diperoleh gambaran mengenai faktor-faktor yang

memotivasi belajar siswa kelas XI dan dapat digunakan untuk menyusun

modul untuk meningkatkan motivasi belajar siswa yang sesuai.

B. Rumusan Masalah

Permasalahan pokok dalam penilaian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Faktor-faktor apa yang memotivasi belajar siswa kelas XI SMA Stella

Duce Bantul tahun pelajaran 2009/2010 yang diungkap dengan metode

focus group discussion?

2. Modul seperti apa yang sesuai untuk meningkatkan motivasi belajar

siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul tahun pelajaran 2009/2010?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui faktor-faktor yang memotivasi belajar siswa kelas XI SMA

Stella Duce Bantul tahun pelajaran 2009/2010 yang diungkap melalui

(24)

2. Menyusun modul yang sesuai untuk meningkatkan motivasi belajar

siswa XI SMA Stella Duce Bantul tahun pelajaran 2009/2010 yang

diungkap melalui focus group discussion.

D. Manfaat Penelitian

Dengan penelitian yang menggunakan metode focus group discussion, maka

diperoleh manfaat bagi:

1. Guru Pembimbing dan Guru Mata Pelajaran.

a. Mengetahui faktor-faktor yang memotivasi belajar siswa kelas XI

SMA Stella Duce Bantul tahun pelajaran 2009/2010 (yang

diungkap melalui focus group discussion).

b. Berdasarkan faktor-faktor yang memotivasi belajar yang

ditunjukkan oleh siswa kelas XI, guru pembimbing dapat

menyusun modul yang sesuai untuk meningkatkan motivasi belajar

siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul.

c. Penggunaan FGD juga memberikan manfaat bagi guru

pembimbing dan guru mata pelajaran tentang:

- sikap guru yang disukai siswa.

- metode-metode mengajar yang disukai siswa.

2. Siswa Kelas XI.

(25)

b. Siswa belajar untuk mengungkapkan masalah yang sedang

dihadapinya yang berkaitan dengan motivasi belajar.

3. Bagi Peneliti.

a. Dapat mengetahui faktor-faktor yang memotivasi belajar siswa

kelas XI SMA Stella Duce Bantul tahun pelajaran 2009/2010.

b. Dapat membantu meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI

SMA Stella Duce Bantul tahun pelajaran 2009/2010 melalui modul

peningkatan motivasi belajar.

E. Batasan Istilah

1. Siswa dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Stella Duce

Bantul tahun pelajaran 2009/2010.

2. SMA Stella Duce Bantul adalah salah satu SMA swasta di Yogyakarta

milik Yayasan Tarakanita.

3. Motivasi belajar adalah faktor psikis dalam diri siswa yang dapat

menimbulkan kegiatan belajar yang terungkap pada proses perubahan

yang terjadi pada diri siswa, proses dari belum mampu menjadi

mampu.

4. Modul peningkatan motivasi belajar siswa adalah suatu kegiatan yang

(26)

5. Focus group discussion adalah suatu metode yang mendukung subjek

untuk memiliki kesempatan dalam memberikan pendapat, menjelaskan

(27)

10 A. MOTIVASI BELAJAR

1. Pengertian Motivasi Belajar

Salah satu masalah yang dihadapi guru dan siswa di sekolah adalah

motivasi. Siswa yang memiliki motivasi rendah, kurang berusaha untuk

belajar di sekolah maupun di rumah. Kata motivasi berasal dari bahasa Latin

yaitu motivum menunjuk pada alasan tertentu mengapa sesuatu itu bergerak.

Kata bahasa Inggris motivation berasal dari kata motivum (Djiwandono 2002:

329).

Motivasi (motivation) adalah kontrol batiniah dari tingkah-laku seperti yang diwakili oleh kondisi-kondisi fisiologis, minat-minat, kepentingan-kepentingan, sikap-sikap dan aspirasi-aspirasi, atau kecenderungan organisme untuk melakukan sesuatu; sikap atau perilaku yang dipengaruhi oleh kebutuhan dan diarahkan kepada tujuan tertentu yang telah direncanakan(Gulo & Kartono 2003: 290).

Mc. Donald (Hamalik 2007:158) mengartikan motivasi adalah

perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan

timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Begitu pula motivasi

siswa, energi dalam diri (pribadi) siswa tersebut dapat berupa semangat,

sehingga perilakunya mengarah pada kegiatan yang disukai, atau minat yang

(28)

Menurut Handoko (1992: 9) motivasi adalah dorongan dasar yang

menggerakkan seseorang bertingkah laku. Motivasi sangat berpengaruh

kepada seseorang sehingga dapat menggerakkan diri seseorang (diri pribadi)

sehingga terdorong untuk melakukan sesuatu yang diminatinya, sehingga

merubah cara pandang, perilaku, dan tujuan akhir bagi seseorang, tak

terkecuali dalam hal belajar. Dalam kehidupannya, siswa membutuhkan

perhatian, arahan, dan bimbingan sehingga siswa merasakan bahwa dirinya

diperhatikan oleh guru, orang tua dan teman. Perhatian, arahan, bimbingan itu

akan menumbuhkan motivasi siswa dalam hal belajar.

Siswa SMA disebut sebagai pelajar karena siswa adalah orang yang

melakukan kegiatan belajar di suatu lembaga pendidikan yaitu Sekolah

Menengah Atas. Maka belajar adalah kegiatan atau aktivitas utama yang

dilakukan oleh siswa sebagai pelajar. Siswa melakukan kegiatan belajar tentu

memiliki harapan bahwa kegiatan belajar yang dilakukan pada akhirnya akan

menghasilkan sesuatu yang berguna bagi dirinya. Hamalik (2007: 27)

memandang belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui

pengalaman. Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu

hasil atau tujuan. Dalam Kamus Istilah Bimbingan dan Konseling (Thantawy,

2005: 11) belajar adalah aktivitas mental yang mencakup pengetahuan,

keterampilan, kebiasaan, sikap, dan ide yang diperoleh, disimpan,

(29)

perbuatan atau perubahan tingkah laku. Syah (2003: 68) beranggapan bahwa

belajar adalah tahap perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai

hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses

kognitif. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku seperti yang

diharapkan (Sukadi, 2008: 30).

Winkel (1996: 50) mengartikan belajar sebagai proses perubahan dari

yang belum mampu ke arah sudah mampu, dan proses perubahan itu terjadi

selama jangka waktu tertentu.

Motivasi belajar adalah faktor psikis dalam diri siswa yang dapat

menimbulkan kegiatan belajar yang terungkap pada proses perubahan yang

terjadi pada diri siswa, proses dari belum mampu menjadi mampu. Motivasi

belajar juga berpengaruh pada kegiatan belajar yang dapat menimbulkan

perubahan sikap, cara pandang, dan tujuan ahir dari kegiatan belajar siswa

tersebut. Motivasi belajar adalah kekuatan pendorong dan pengarah perbuatan

belajar (Mudjiman, 2008: 37). Pendorong adalah pemberi kekuatan yang

memungkinkan perbuatan belajar dijalankan. Pengarah dalam arti pemberi

tuntutan kepada perbuatan belajar kearah tuntutan kepada perbuatan belajar

kearah tujuan yang telah ditetapkan.

Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan memiliki

energi yang tinggi sehingga siswa bersungguh-sungguh melakukan kegiatan

belajar, sehingga merubah cara pandang, sikap, dan tujuan yang ia inginkan

(30)

keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan

belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar, dan memberi arah pada

kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek dapat dicapai.

Sifat keseluruhan tersebut karena pada umumnya ada beberapa motif yang

bersama-sama menggerakkan siswa untuk belajar.

Siswa yang memiliki motivasi belajar yang kuat memiliki motif untuk

melakukan kegiatan belajar. Hal ini yang disebabkan oleh beberapa unsur

yang mendukung siswa dalam belajar seperti adanya kebutuhan dalam belajar,

adanya harapan dan cita-cita masa depan, adanya penghargaan dalam belajar,

adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, adanya lingkungan belajar yang

kondusif. Sehingga memungkinkan seseorang dapat belajar dengan baik (Uno,

2008: 23). Misalnya, siswa melakukan kegiatan belajar dengan

sungguh-sungguh karena memiliki harapan dan cita-cita di masa mendatang, sehingga

motivasi belajar siswa tersebut sangat kuat, atau siswa melakukan kegiatan

belajar karena adanya kegiatan yang menarik dalam belajar. Seperti siswa

yang memiliki intelegensi yang tinggi, tidak akan mendapatkan hasil belajar

yang maksimal jika tidak memiliki motivasi belajar yang tinggi. Seperti

disebutkan sebelumnya bahwa peran guru, orang tua, dan teman sangat

diperlukan dalam memotivasi siswa dalam melakukan kegiatan belajar,

sehingga menemukan tujuan belajar siswa.

Dukungan dari guru, orang tua dan teman dalam memotivasi belajar

(31)

kurangnya atau mungkin tidak ada. Dengan kata lain, dorongan, bimbingan,

dukungan yang diberikan oleh orang-orang di sekitar siswa tidak akan

berhasil memotivasi siswa melakukan kegiatan belajar, jika siswa kurang atau

tidak tersentuh hatinya untuk melakukan kegiatan belajar dengan semangat

yang tinggi dari diri siswa sendiri. Motivasi belajar akan lebih kuat jika

disadari oleh siswa sendiri, motivasi belajar yang disadari oleh siswa sendiri

akan mengarah pada kegiatan belajar, sehingga tugas belajar akan

terselesaikan dengan baik dan mencapai hasil yang maksimal.

2. Macam-macam Motivasi Belajar

Motivasi belajar memiliki beberapa jenis/macam yang dapat dilihat

dari berbagai sudut pandang, maka dari itu, motivasi belajar sangat bervariasi,

seperti motivasi dilihat dari dasar pembentukannya (bawaan dan dipelajari),

motivasi jasmaniah dan rohaniah. Namun yang akan dibahas dalam tulisan ini

adalah motivasi belajar intrinsik dan ekstrinsik.

a. Motivasi Belajar Intrinsik

Motivasi belajar intrinsik adalah kegiatan belajar yang dimulai dan

diteruskan berdasarkan penghayatan suatu kebutuhan dan dorongan yang

secara mutlak berkaitan dengan kegiatan belajar (Winkel, 1996: 174).

Misalnya siswa mempelajari mata pelajaran tertentu karena ada sesuatu

yang ingin siswa tersebut ketahui dari mata pelajaran tersebut. Minat,

keteguhan hati, rasa ingin tahu merupakan motivasi belajar instrinsik.

(32)

menjadi aktif atau berfungsi karena dalam diri individu ada suatu

dorongan untuk melakukan sesuatu. Minat merupakan motif yang

mendasari siswa sehingga melakukan kegiatan belajar. Dengan adanya

minat, siswa akan melakukan kegiatan belajar dengan semangat. Kegiatan

belajar tersebut timbul karena di dalam motivasi belajar instrinsik terdapat

penyesuaian tugas dengan minat, perencanaan yang penuh variasi, umpan

balik atas respons siswa, kesempatan respons siswa yang aktif,

kesempatan siswa untuk menyesuaikan tugas pekerjaannya (Uno, 2008:

9). Dari semua kegiatan belajar yang dilakukan, kesadaran dari diri siswa

sendiri untuk melakukan kegiatan belajar sangat berpengaruh terhadap

kegiatan belajar, terlebih lagi pengaruh dari pendidik (guru) akan

menambah dan menanamkan kesadaran bagi siswa untuk melakukan

kegiatan belajar yang bersumber dari diri siswa sendiri.

b. Motivasi Belajar Ekstrinsik

Motivasi belajar ekstrinsik merupakan kegiatan belajar yang berdasarkan

kebutuhan dan dorongan yang tidak sepenuhnya berkaitan dengan

aktivitas belajar sendiri. Sebagai contoh, seorang siswa melakukan

kegiatan belajar agar mendapatkan pujian dari orang lain (orang tua, guru,

teman-teman), atau siswa belajar dengan sungguh-sungguh karena takut

akan mendapat sanksi dari guru jika tidak belajar. Siswa yang tekun dalam

belajar untuk menghindari ancaman akan hukuman, dan siswa yang

(33)

Hal yang khas pada motivasi belajar ekstrinsik bukanlah ada atau

tidaknya pengaruh dari luar, tetapi apakah kebutuhkan yang ingin

dipenuhi pada dasarnya dapat dipenuhi dengan cara lain (Winkel 1996:

173). Motivasi ekstrinsik juga dapat dikatakan sebagai bentuk motivasi

yang di dalamnya aktivitas belajar (Sardiman, 2008: 90). Jadi, kegiatan

belajar dilakukan bukan karena ingin mengetahui sesuatu, melainkan ingin

mendapatkan sesuatu (dapat berupa pujian, hadiah).

3. Fungsi Motivasi dalam Belajar

Motivasi sangat penting dalam kegiatan belajar, hasil belajar akan

memuaskan jika terdapat motivasi dalam diri siswa dan didukung oleh

lingkungannya (guru, orang tua, teman dan situasi kelas yang kondusif).

Semakin tepat motivasi yang diberikan, maka akan makin berhasil pula

kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam mengikuti pelajaran. Jadi,

motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa.

Dengan demikian, motivasi mempengaruhi adanya kegiatan.

Menurut Sardiman (2008: 84-85) ada tiga fungsi motivasi yaitu:

a. Mendorong manusia untuk berbuat, yakni sebagai penggerak atau motor

yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor

penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.

Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang

(34)

c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang

harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan

perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha pencapaian

prestasi. Siswa melakukan kegiatan belajar dengan sungguh-sungguh karena

ada motivasi, adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan

hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan

terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan

dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan

sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya (Sardiman, 2008:

86).

4. Faktor-Faktor yang Memotivasi Belajar

Siswa yang melakukan kegiatan belajar mengalami suatu proses yang

menghasilkan perubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu, sehingga

pada akhirnya diperoleh prestasi belajar yang baik. Perubahan-perubahan

yang terjadi tergantung pada bermacam-macam faktor. Saat ini belum ada

yang dapat menjelaskan satu cara yang pasti dan menentukan untuk

memotivasi belajar semua siswa. Untuk mengetahui faktor-faktor yang

memotivasi belajar seseorang, dikumpulkan informasi. Informasi yang

(35)

Faktor-faktor tesebut adalah:

a. Keteguhan Hati

Surya (Wahyuni, 2006: 10) mengungkapkan syarat utama dalam belajar

adalah siswa harus memiliki keteguhan hati untuk belajar. Siswa yang

telah memiliki keteguhan hati untuk belajar tidak akan berhenti belajar di

tengah jalan sebelum maksud belajarnya mencapai hasil seperti yang

diharapkan. Keteguhan hati mengandung makna kemampuan untuk

mengendalikan diri pada pencapaian tujuan. Siswa yang memiliki

pengendalian diri, tidak akan mudah terpengaruh pada hal-hal yang

menghambatnya dalam belajar. Siswa yang memiliki pengendalian diri

memiliki kesadaran bahwa kegiatan belajar yang dilakukannya itu sangat

bermanfaat bagi kehidupannya, sehingga siswa melakukan kegiatan

belajarnya atas dasar kemauannya sendiri, bukan dari suruhan atau

paksaan orang lain. Wahyudi (2005) mengatakan, siswa yang benar-benar

memiliki motivasi belajar (willingtoken), ingin memahami apa yang

dipelajari selama proses pembelajaran, sehingga ia mempunyai tingkat

partisipasi yang relatif lebih tinggi selama proses belajar di kelas.

b. Minat

Menurut Slameto (Huda, 2007: 17) minat adalah kecenderungan yang

tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan

yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan

(36)

diusahakan agar ia mempunyai minat yang lebih besar dengan cara

menjelaskan hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan serta

hal-hal yang berhubungan dengan cita-cita serta kaitannya dengan bahan

pelajaran yang dipelajarinya.

c. Cita-Cita

Menurut Max Darsono (Huda, 2007: 19) cita-cita yang juga disebut

aspirasi adalah suatu target yang ingin dicapai. Penentuan target ini tidak

sama bagi semua siswa. Target ini diartikan sebagai tujuan yang

ditetapkan dalam suatu kegiatan yang mengandung makna bagi seseorang.

Yang dimaksud dengan cita-cita atau aspirasi di sini ialah tujuan yang

ditetapkan dalam suatu kegiatan yang mendukung makna bagi seseorang

(Winkel, 1989: 96).

Dalam beraspirasi, siswa menentukan target atau disebut juga taraf

aspirasi, yaitu taraf keberhasilan yang ditentukan sendiri oleh siswa dan ia

mengharapkan dapat mencapainya. Cita-cita juga akan memperkuat

semangat belajar dan mengarahkan perilaku belajar siswa.

d. Ingin Memperoleh Nilai

Wahyudi (2005) mengemukakan, siswa yang hanya ingin memperoleh

nilai terbaik (to gain to good mark) memiliki motivasi dan tingkat

partisipasi yang tinggi dalam proses kegiatan belajar di kelas. Namun,

biasanya motivasi dan partisipasi yang dimiliki oleh siswa ini bersifat labil

(37)

akan keluar saat ujian, kuis, atau tes-tes yang lain, sehingga cara belajar

mereka cenderung menghafal, bukan benar-benar memahami topik

pelajaran. Kebanyakan siswa yang melakukan kegiatan belajar memiliki

tujuan hanya mengejar nilai ulangan atau nilai-nilai pada raport dengan

angka baik saja. Angka-angka yang baik itu bagi siswa merupakan

motivasi belajar yang sangat kuat. Pencapaian angka-angka seperti itu

belum merupakan hasil belajar yang bermakna, karena siswa belum

menemukan tujuan utamanya dalam belajar, yaitu memahami bahan yang

dipelajarinya, supaya dapat berguna bagi kehidupannya.

e. Kemampuan Belajar

Max Darsono (Huda, 2007: 20) mengemukakan, dalam belajar dibutuhkan

beberapa kemampuan. Kemampuan ini meliputi beberapa aspek psikis

yang terdapat pada diri siswa, misalnya pengamatan, ingatan, daya pikir,

fantasi.

Orang belajar dimulai dengan mengamati bahan yang dipelajari.

Pengamatan dilakukan dengan mengfungsikan panca indera. Makin baik

pengamatan seseorang, makin jelas tanggapan yang terekan dalam dirinya,

dan makin mudah memproduksi atau mengingat dan mengolahnya dengan

berpikir, sehingga memperoleh sesuatu yang baru. Daya fantasi juga

sangat berpengaruh terhadap perolehan pengetahuan, keterampilan dan

(38)

Jadi, siswa yang memiliki kemampuan belajar tinggi, biasanya lebih

bermotivasi dalam belajar, karena siswa seperti itu lebih sering

memperoleh sukses, sehingga kesuksesan ini memperkuat motivasinya

dalam belajar.

f. Metode Mengajar Guru

Menurut Slameto (Huda, 2007: 18) metode mengajar adalah suatu

cara/jalan yang harus dilalui dalam mengajar. Metode mengajar yang

kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula.

Metode mengajar yang kurang baik dapat terjadi misalnya guru kurang

persiapan, kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut

menyajikannya tidak jelas atau sikap guru terhadap siswa, atau mata

pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa kurang senang terhadap

pelajaran atau gurunya. Akibatnya siswa malas untuk belajar.

Guru yang biasa mengajar dengan metode ceramah saja, menyebabkan

siswa bosan, mengantuk, pasif dan hanya mencatat saja. Guru yang

progresif, berani mencoba metode-metode baru, yang dapat membantu

meningkatkan kegiatan belajar mengajar, dan meningkatkan motivasi

siswa untuk belajar.

g. Lingkungan Belajar yang Kondusif

Surya (Wahyuni, 2006: 11) membedakan suasana lingkungan belajar

menjadi dua, yaitu suasana lingkungan nonsosial dan suasana lingkungan

(39)

kondisi tata laksana ruangan tempat belajar. Suasana lingkungan sosial

yang dimaksud adalah faktor hubungan sesama manusia yang turut

mempengaruhi kegiatan belajar seseorang. Proses belajar yang dilakukan

seseorang sangat dipengaruhi oleh hubungan dengan sesama manusia

dilihat melalui hubungan siswa di dalam lingkungan keluarga, sekolah,

dan masyarakat atau pergaulannya. Di dalam lingkungan keluarga

dibutuhkan hubungan yang harmonis antara siswa dengan anggota

keluarga (ayah, ibu, adik, kakak, dll.) yang dapat menumbuhkan semangat

belajar bagi siswa. Mengembangkan hubungan siswa di dalam lingkungan

sekolah, dapat ditunjukkan dengan adanya kedekatan antara guru dan

teman-teman sekolah, sehingga terjalin hubungan yang baik dan akrab,

sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Dalam

hubungan siswa dengan masyarakat, dibutuhkan bentuk pergaulan yang

dapat memberikan nilai lebih tersendiri dalam mengembangkan kemajuan

belajar maupun pengembangan wawasan siswa, sehingga siswa akan

memiliki motivasi belajar yang lebih pula.

B. Peran Bimbingan dalam Memotivasi Belajar

Banyaknya siswa yang berhasil dalam belajar yang ditunjukkan

dengan prestasi belajar yang memuaskan. Namun sering dijumpai adanya

(40)

lulus ujian akhir, dan sebagainya. Secara umum, siswa-siswa yang seperti itu

dapat dikatakan sebagai siswa-siswa yang mengalami masalah dalam belajar.

Masalah belajar siswa memiliki bentuk yang banyak ragamnya, salah

satunya adalah kurangnya motivasi dalam belajar. Kurang motivasi dalam

belajar yaitu keadaan siswa yang kurang bersemangat dalam belajar, mereka

seolah-olah jera dan malas untuk belajar (Prayitno & Amti, 1994: 280). Jika

siswa ditanyakan mengapa mereka belajar akan memperoleh berbagai

jawaban. Misalnya Si Jono mungkin mengatakan ia belajar karena melihat

semua temannya belajar. Si Mita, mungkin mengatakan ia belajar karena ia

ingin pandai. Mungkin lain lagi yang dikatakan Si Kamto. Si Kamto mungkin

mengatakan ia belajar karena takut dengan gurunya, dan takut di remehkan

oleh teman-temannya, dan lain sebagainya. Jika dilihat dari contoh

alasan-alasan siswa mengapa mereka belajar, alasan-alasan-alasan-alasan tersebut bersifat

subjektif, apalagi siswa SMA kelas XI adalah anak yang umurnya dalam

rentang 16-17 tahun, yang meliputi sebagaian masa remaja yang sangat berarti

bagi perkembangan diri siswa berhubungan dengan akademik, hubungan

dengan orang lain dan dirinya sendiri. Dari rentang umur diatas, sudah jelas

jika siswa tersebut masih kuat dalam pengaruh kelompok teman-temannya,

mungkin siswa tersebut terpengaruh dengan teman-temannya dalam hal

belajar atau motivasi belajar, entah itu dalam hal positif, seperti ingin pintar

seperti teman dekatnya, maupun negatif, seperti melupakan kewajibannya

(41)

Siswa mungkin sudah memiliki motivasi untuk belajar yang kuat,

tetapi mungkin sebagian siswa belum memiliki motivasi belajar yang kuat

tercermin dalam tingkah laku yang kurang bersemangat, beraktivitas di luar

belajar (misal berbicara dengan teman, tidak mengerjakan tugas, dan lainnya)

saat di kelas, kurang mendengarkan guru saat proses pelajaran. Untuk

meningkatkan motivasi dalam belajar, diperlukan peran bimbingan yang

dilakukan oleh guru mata pelajaran, guru wali kelas, pembimbing (guru

Bimbingan dan Konseling) untuk membantu siswa meningkatkan motivasi

belajar. Bimbingan dalam belajar dapat juga disebut sebagai bimbingan

akademik. Bimbingan akademik ialah bimbingan dalam hal menemukan cara

belajar yang tepat.

Pemberian bimbingan atau layanan bimbingan belajar dapat

dilaksanakan melalui tahap-tahap a) pengenalan siswa yang mengalami

masalah belajar; b) pengungkapan sebab-sebab timbulnya masalah belajar; c)

pemberian bantuan pengentasan masalah belajar (Prayitno & Atmi, 1994:

279). Dengan berdasar pada pemahaman tentang bimbingan itu sendiri, bahwa

bimbingan yang berarti menunjukkan jalan, mengarahkan, menuntun.

Bimbingan adalah sebuah bentuk bantuan maka, peran bimbingan dalam

meningkatkan motivasi belajar siswa adalah memberikan bantuan kepada

siswa dalam hal mengatasi beraneka masalah atau kesulitan belajar,

mengarahkan siswa untuk kembali kepada cara belajar yang tepat, membantu

(42)

memiliki motivasi belajar yang semakin kuat. Upaya membantu siswa untuk

meningkatkan motivasi belajar dibutuhkan sebuah perencanaan yang

mengarah pada proses bimbingan bagi siswa. Untuk mendukung proses

bimbingan di sekolah, dan terlaksananya layanan bimbingan yang diharapkan

dapat meningkatkan motivasi belajar maka dibutuhkan sebuah modul yang

terstruktur sehingga dapat dilakukan sesuai dengan tahap-tahap kebutuhan

siswa.

C. Modul Peningkatan Motivasi Belajar

Menurut Supratiknya (2008: 158) modul adalah suatu kegiatan untuk

membantu kelompok sasaran mengembangkan suatu keterampilan hidup

tertentu. Modul semacam ini berfokus pada suatu topik tertentu, memiliki

komponen-komponen sebagai berikut: topik, tujuan, prosedur, materi, media,

evaluasi, dan sumber.

Masing-masing komponen akan diuraikan secara berturut-turut

(Supratiknya, 2008: 158).

1. Topik

Komponen ini secara padat melukiskan jenis keterampilan hidup yang

akan disajikan dalam modul kegiatan.

2. Tujuan

Komponen ini mendeskripsikan secara lebih spesifik, artinya melukiskan

(43)

3. Prosedur/Alur

Komponen ini secara rinci dan cermat memaparkan skenario kegiatan,

yaitu langkah-langkah yang harus ditempuh oleh peserta (dan

pendamping) dalam rangka mencapai tujuan didasarkan pada alur dari

awal sampai akhir.

4. Materi

Komponen ini memaparkan secara konseptual jenis, atau jenis-jenis

keterampilan hidup yang akan dijadikan tujuan penyelenggaraan modul.

5. Media

Yang dimaksud media dalam modul ini adalah handouts berisi paparan

materi; aneka lembar kegiatan peserta, seperti lembar kegiatan pribadi

atau lembar kegiatan kelompok; slides, film, rekaman audio, dan

sebagainya; gambar; koran bekas, majalah, barang-barang bekas lain;

overhead projector, laptop, dan sebagainya; alat-alatseperti kertas HVS,

kertas gambar, pensil warna, spidol, gunting, lem,dan sebagainya.

6. Evaluasi

Evaluasi lazimnya dilakukan pada akhir kegiatan. Paling tidak terdapat

dua macam evaluasi, yaitu evaluasi hasil dan evaluasi proses. Evaluasi

hasil bertujuan mengetahui sejauh mana peserta telah mengalami

perubahan seperti direncanakan. Evaluasi proses bertujuan mengungkap

(44)

7. Sumber

Komponen ini mencantumkan berbagai sumber pustaka dan atau sumber

lain yang dipakai sebagai acuan dalam menyusun aneka langkah modul

dalam modul.

Modul peningkatan motivasi belajar adalah suatu kegiatan untuk

membantu kelompok klien dengan komponen topik, tujuan, prosedur, materi,

media, evaluasi, dan sumber, yang sesuai untuk meningkatkan motivasi belajar

kelompok klien tersebut. kelompok klien adalah siswa.

D. Focus Group Discussion

Focus group discussion (FGD) adalah salah satu metode penelitian

kualitatif dengan berpusat pada kelompok, atau dengan kata lain FGD adalah

sebuah meode penelitian dengan cara diskusi kelompok yang membahas satu

topik tertentu (fokus pada topik tertentu). Menurut Kreuger (1994: 3) the

focus group discussion is particulary efective in providing information about

why people think or feel the way to do. Irwanto (2006: 1) menyebutkan

bahwa focus group discussion (FGD) adalah suatu proses pengumpulan data

dan informasi yang sistematis mengenai suatu permasalahan tertentu yang

sangat spesifik melalui diskusi kelompok. Dalam FGD, peserta diskusi boleh

mengungkapkan pendapatnya tentang dirinya (peserta) seperti pikirkan,

(45)

Diskusi kelompok terarah (focus group discussion) memiliki beberapa

karakteristik, yaitu 1) dalam hal jumlah peserta diskusi, antara 7-10 peserta.

Seperti diungkapkan Kreuger (1994: 6) yaitu a focus group is typically of 7 to

10 participants; 2) peserta yang dipilih berasal dari populasi atau komunitas

yang benar-benar relevan dengan persoalan yang dihadapi; 3) adanya

komunikasi antara moderator dengan peserta diskusi, moderator dengan

pencatat proses, dalam proses FGD. Karakteristik-karakteristik metode

penelitian FGD inilah yang membedakan FGD dengan metode penelitian lain.

Selain karakteristik-karakteristik di atas, FGD memiliki beberapa

manfaat, menurut Irwanto (2006) ada beberapa manfaat FGD sebagai berikut,

1) memperoleh informasi yang banyak secara cepat; 2) mengidentifikasi dan

menggali informasi mengenai kepercayaan, sikap dan perilaku kelompok

tertentu; 3) menghasilkan ide-ide untuk penelitian lebih mendalam; 4) sebagai

cross-cek data dari sumber lain atau metode lain.

Menurut Krueger (1994), FGD memiliki beberapa kelemahan, yaitu 1)

diskusi dapat didominasi oleh segelintir orang, karena ada beberapa orang

yang sangat aktif dalam menanggapi topik-topik yang disampaikan oleh

moderator, namun ada orang yang tidak mempunyai keberanian untuk

mengungkapkan pendapatnya karena takut salah atau tidak terbiasa berbicara

di depan umum; 2) sedikit informasi hanya dapat diperoleh dari setiap

responden, hal ini terjadi bila responden pasif dan sulit untuk mengungkapkan

(46)

4) sudut pandang anggota minoritas kelompok dapat terabaikan atau tidak

(47)

30 A. Jenis Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang

faktor-faktor yang memotivasi belajar siswa kelas XI SMA Stella Duce

Bantul tahun pelajaran 2009/2010. Penelitian ini termasuk penelitian

deskriptif dengan metode Focus Group Discussion (FGD).

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif karena dalam penelitian

ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang faktor-faktor yang

memotivasi belajar siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul tahun pelajaran

2009/2010.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas XI SMA Stella Duce

Bantul tahun pelajaran 2009/2010 yang terbagi dalam 2 kelas, yaitu kelas IPA

dan kelas IPS.

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Focus Group Discussion (FGD) yang dilakukan oleh peneliti dibantu oleh

(48)

sebagai berikut: (1) Kelompok Kecil (7-10 orang); (2) Heterogen (jenis

kelamin, umur, sosio ekonomi, pendidikan, dan lain-lain); (3) diskusi

bebas-spontan, terfokus pada satu topik tertentu; (4) Dipimpin oleh fasilitator; (5)

Dibantu oleh beberapa asisten.

FGD adalah suatu metode yang mendukung subjek untuk memiliki

kesempatan dalam memberikan pendapat, menjelaskan, dan berbagi

pengalaman dalam diskusi yang dipimpin oleh moderator (Krueger, 1994: 7).

Metode ini digunakan agar peneliti mengetahui secara langsung hal-hal yang

memotivasi belajar siswa secara nyata. Pertanyaan-pertanyaan yang akan

diajukan kepada siswa mengenai motivasi belajar baik motivasi belajar

instrinsik maupun motivasi belajar ekstrinsik. Pertanyaan-pertanyaan yang

akan diajukan adalah pertanyaan mengenai hal-hal yang memotivasi belajar

siswa. Serta bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa yang memotivasi

belajar siswa selama ini yang diperoleh melalui jawaban-jawaban siswa

melalui Focus Group Discussion (FGD). Pertanyaan-pertanyaan disusun dan

dimaksudkan agar siswa mau mengungkapkan faktor-faktor yang memotivasi

belajar atau berbicara dan mendengarkan siswa lain saat berbicara.

D. Validitas dan Reliabilitas

Menurut Krueger (1994: 31) FGD dapat dikatakan valid bila

(49)

cocok untuk penyelidikan focus group. Validitas adalah tingkat sebuah

prosedur, yang dapat mengukur hal yang menjadi tujuan dari pengukuran.

Validitas dapat diketahui melalui tiga cara yaitu satu, tingkat yang

paling rendah adalah cara validitas yang terlihat. Validitsas terlihat adalah

apakah hasilnya terlihat valid? Cara validitas tipe yang kedua adalah tingkatan

yang merupakan hasil dari tingkah laku yang akan nampak, sedangkan cara

validitas yang ketiga melalui pengalaman dan kejadian prediktif atau

konvergen validitas.

Focus group pada umumnya memiliki validitas dan reliabilitas yang

dilihat melalui tingkat kepercayaan pada pendapat partisipan, jumlah

kelompok dalam FGD 2-4 kelompok dan jumlah masing-masing dari

kelompok tersebut berjumlah 7-10 orang, dan peserta yang memiliki

pengalaman yang sama namun peserta harus heterogen (Krueger, 1994: 32).

E. Pengumpulan Data 1. Tahap Persiapan

Sebelum penelitian dilaksanakan, koordinator Bimbingan dan

Konseling SMA Stella Duce Bantul dihubungi oleh peneliti dengan tujuan

untuk memperoleh informasi dan waktu (jadwal) untuk penelitian, yang

disesuaikan dengan waktu bimbingan klasikal. Namun, di sekolah tersebut

(50)

Bimbingan dan Konseling SMA Stella Duce Bantul untuk menggunakan

jam mata pelajaran tertentu untuk penelitian.

2. Persiapan Teknis a. Pembentukan TIM

Sebelum melakukan penelitian, tim dibentuk untuk membantu

proses FGD. Diusahakan dalam pemilihan teman-teman yang akan

membantu dalam proses FGD, dipilih orang-orang yang kompeten dan

mampu melaksanakan tugas yang telah ditentukan dengan penuh

tanggung jawab, dapat diandalkan dalam mengelola kelas, menguasai

materi dan mampu menjalin relasi yang baik dengan tim serta mampu

menjalin kerjasama dengan peserta FGD.

Sebelum Peneliti mengadakan penelitian, diadakan briefing pada

setiap anggota tim agar mereka mengerti dan memahami hal-hal yang

harus dilakukan saat FGD berlangsung. Dalam briefing antara

moderator dan asisten moderator serta anggota tim FGD dijelaskan

faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa, hal-hal yang

akan ditanyakan saat FGD dan tugas-tugas yang akan dilakukan oleh

(51)

Dalam proses FGD untuk memperoleh data, beberapa orang dilibatkan

sebagai:

1) Moderator

Moderator adalah orang yang memimpin proses FGD. Seorang

moderator harus memiliki keterampilan khusus agar dapat

bekerjasama baik dengan tim maupun dengan siswa.

2) Pencatat Proses

Pencatat proses adalah orang yang mencatat hasil diskusi peserta.

Tugas mencatat proses pun tidak kalah penting dengan moderator

karena lengkap atau tidak data yang diperoleh dari hasil FGD

tergantung pada pencatat proses. Perlu diketahui pula antara

moderator dan pencatat proses harus terjalin kerjasama yang baik,

agar mendapatkan data yang diharapkan.

3) Penghubung Peserta

Penghubung peserta adalah Koordinator Bimbingan dan Konseling

SMA Stella Duce Bantul.

4) Bloker

Bloker adalah orang yang bertugas sebagai penjaga keamanan

selama proses FGD berlangsung.

5) Petugas Logistik

Petugas logistik adalah anggota tim yang menentukan tempat yang

(52)

tersebut masih ada tugas lain yaitu membantu menentukan tempat

dan alat-alat komunikasi selama melaksanakan proses FGD.

6) Memilih Tempat

Tempat yang dipilih dalam proses FGD adalah tempat yang

nyaman dan sedikit gangguan agar proses FGD dapat berjalan

sesuai dengan yang diharapkan.

3. Persiapan FGD

a. Pengembangan pertanyaan

Rumusan pertanyaan untuk melakukan FGD sebagai berikut:

1) Tujuan penelitian yaitu mengetahui faktor-faktor yang memotivasi

belajar siswa SMA Stella Duce Bantul kelas XI Tahun Pelajaran

2009/2010 yang diungkap melalui Focus Group Discussion.

2) Pertanyaan penelitian yaitu faktor-faktor apakah yang memotivasi

belajar siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul tahun pelajaran

2009/2010?

3) Pertanyaan panduan : Lihat Lampiran 3.

b. Mendaftar peserta

Peserta didaftar agar dalam melakukan analisis dapat lebih mudah

(53)

4. Tahap Pelaksanaan

Penelitian dilaksanakan di luar ruang kelas. Selama melakukan 45

menit untuk masing-masing kelas.

Sebelum melakukan FGD, siswa diberi pengantar dan maksud

serta tujuan. Setelah diberikan penjelasan, Tim FGD melakukan

permainan terlebih dahulu agar dapat mencairkan suasana (ice breaking),

peserta dan anggota tim FGD saling mengenal satu sama lain. Hal ini

dilakukan agar siswa tidak merasa tegang, lebih santai atau rileks selama

FGD berlangsung dan dapat menghasilkan data yang diharapkan.

Pencairan suasana tidak perlu terlalu lama, karena proses FGD tidak akan

berjalan dengan baik karena keterbatasan waktu. Setelah proses pencairan

suasana usai, maka dilanjutkan dengan proses FGD. Sebelum siswa diberi

pertanyaan, siswa diminta untuk mendiskusikan pertanyaan yang telah

diberikan oleh moderator dan petugas lain melakukan tugasnya

masing-masing. Dalam melakukan FGD dibuat kesepakatan kelompok, bahwa

sesuatu yang diungkapkan oleh salah satu peserta (siswa), jika tidak ada

tanggapan, sanggahan, atau tambahan, maka pernyataan tersebut dianggap

pernyataan kelompok.

F. Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui faktor-faktor yang memotivasi belajar siswa kelas

(54)

perumusan masalah penelitian yang diajukan. Dalam penelitian akademik

yang melibatkan lebih dari satu kelompok FGD, maka data catatan proses

yang ada disajikan dalam bentuk yang dapat dibaca oleh peneliti.

Langkah-langkah yang perlu diambil dalam analisis adalah:

1. Memeriksa tujuan FGD dengan cara melihat dari jumlah pertanyaan yang

ditanyakan sesuai dengan rencana atau tindakan.

2. Apakah ada perubahan tujuan dalam tujuan FGD yang terjadi karena input

dari peserta?

3. Mengidentifikasi masalah utama yang dikemukakan oleh peserta.

4. Merumuskan variabel peserta dalam persoalan utama, variasi sebagai

perbedaan-perbedaan yang timbul, dari perbedaan yang sangat mencolok

sampai yang hanya berbeda sedikit saja. Jika perbedaan ini muncul, maka

keduanya harus disajikan secara objektif.

5. Membuat kerangka prioritas dari persoalan-persoalan yang muncul

berdasarkan sumberdaya yang ada, kemendesakan persoalan dan

kemungkinan dipecahkan dalam waktu dekat, jangka menengah, dan juga

jangka panjang.

6. Melakukan koding sesuai dengan faktor-faktor yang dikehendaki.

7. Dalam berpikir mengenai rekomendasi atau implikasi dari penelitian

dilandasi pemikiran bahwa akan ada kemungkinan FGD dilakukan

berdasarkan cita-cita besar, baik toritis maupun praktis, maka analisis

(55)

38

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini memuat dua jawaban atas masalah penelitian yaitu, pertama

“Faktor-faktor apa yang memotivasi belajar siswa kelas XI SMA Stella

Duce Bantul Tahun Pelajaran 2009/2010 yang diungkap dengan metode

Focus Group Discussion? “ Kedua, “Modul peningkatan motivasi belajar

seperti apa yang sesuai untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI

SMA Stella Duce Bantul tahun ajaran 2009/2010 (yang diungkap melalui

FGD)?” Penyajian hasil penelitian dilanjutkan dengan pembahasan

terhadap hasil penelitian tersebut.

Penelitian dengan keterbatasan yang ada mengemukakan beberapa

hal. Pertama, yang berhubungan dengan pertanyaan penelitian. Pertanyaan

yang berbentuk terbuka memungkinkan tidak semua siswa mengungkapkan

apa yang mereka pikirkan dan yang mereka rasakan karena mereka merasa

canggung atau malu meskipun di awal proses FGD dilakukan ice-breaking.

Kedua, kelompok FGD berjumlah 3, dengan 13 peserta dalam satu kelompok. Jumlah peserta tersebut disebabkan oleh faktor waktu yang

terbatas yang diberikan oleh pihak sekolah karena tidak ada jam Bimbingan

dan Konseling di sekolah tersebut, sehingga mengambil jadwal mata

(56)

A. Hasil Penelitian

Pengumpulan data kualitatif digunakan sebagai instrument

wawancara yang mendalam dan pengamatan. Penggunaan data kualitatif

untuk mengetahui potensi jawaban-jawaban dari siswa karena penelitian

yang dilakukan berusaha untuk menerangkan realita sosial yang dialami

oleh siswa. Susunan TIM Focus Group Discussion (FGD) sebagi berikut:

Tabel 1

Data Tim FGD

No. Nama Sebagai

1. Benedectus Ardhyanto Moderator, Petugas logistik

2. Seprianus Kiding Pencatat Proses

3. Anting Pramusekar Pencatat Proses

4. Aldes Dwi Pikal Moderator

5. Dwi Suryati Pencatat Proses

6. Teresia Adita Candra Pencatat Proses

7. Sigit Sudarisman Bloker

Proses pengumpulan data melalui metode focus group discussion

(FGD) dilakukan 1 kali masing-masing kelompok pada tanggal 27 Agustus

2009 dan 28 Agustus 2009. Adapun kelompok FGD tersebut terdiri dari siswa

kelas XI (IPA & IPS) SMA Stella Duce Bantul Tahun Pelajaran 2009/2010

(57)

FGD yaitu kelompok A, B, dan C masing-masing kelompok berjumlah 13

siswa. Berikut nama-mana peserta kelompok:

Tabel 2

Daftar Peserta FGD

Kelompok: A (IPA)

1. Aprilia Irawati 6. Fransiska Ningrum 11. Sisilia Vika Dwi K.

2. Bagas Prawira K. 7. Hedwigis Juditr T. 12. Vinsensius Indra C.

3. Christian Reddy 8. Ig. Topanjalu 13. R. B. Gendra I. M.

4. Dwi Setiowati 9. MM. Liana Agustin

5. Elisabet Barek P. 10. Rio Sapto Hidayat

Kelompok B (IPS)

1. Ade Yunianto 6. Elizabeth Hermi P. 11. Laksita Wikan N.

2. B. Heti M. 7. Elizabeth Tri N. 12. Marcela S. R.

3. Cesilia Kunthi E. 8. Emi 13. Maria Linda M.

4. Daniel Okky P. 9. Kristina Riya T.

5. Desi Rika A. 10. Renato Benigno C.

Kelompok C (IPS)

1. Marlia 6. Ryannova R. 11. Wawan Kurniawan

2. Michael Laotik 7. Thomas Riko 12. Ika Riana

3. Natalia Galuh M. 8. Valleria Diani S. P. 13. Dessy Wulandari

4. Oktavia Demy 9. Yasinta Feri S.

(58)

Hasil FGD di SMA Stella Duce Bantul Tahun Pelajaran 2009/2010 adalah:

Pertama, proses FGD dilakukan pada tanggal 27 Agustus 2009 di kelas XI IPA (Kelompok A) dengan jumlah siswa peserta FGD 13 orang, 7 orang

siswa putri dan 6 siswa putra. Adapun hasilnya sebagai berikut:

Tabel 3

Faktor-faktor yang memotivasi belajar siswa

No. Pernyataan Jumlah siswa yang

mengungkapkan

1. Memiliki guru yang menyenangkan, humoris, dan metode

mengajar yang variatif. 13 siswa

2. Dukungan dari orang tua/pacar. 13 siswa

3. Mata pelajaran yang di senangi. 13 siswa

4. Semangat belajar tinggi karena akan mendapat hadiah 10 siswa

5. Keinginan untuk membahagiakan orang tua. 4 siswa

6. Semangat belajar karena mendengarkan cerita inspiratif dari

guru tentang orang yang sukses.

2 siswa

7. Rasa ingin tahu lebih tentang mata pelajaran. 2 siswa

8. Cita-cita memicu semangat belajar 1 siswa

9. Semangat belajar tinggi karena malu dengan pacar yang lebih

pintar.

1 siswa

10. Memiliki persaingan dengan teman dalam prestasi belajar. 1 siswa

11. Pengalaman masa lalu yang buruk (mendapat nilai buruk) 1 siswa

12. Merasa diremehkan guru menjadi semangat belajar untuk

membuktikan bahwa diri bisa berprestasi

(59)

Tabel 4

Faktor-faktor yang kurang memotivasi belajar siswa

No. Pernyataan Jumlah siswa yang

mengungkapkan

1. Guru mengajar dengan metode yang monoton, menyampaikan

materi terlalu luas, materi yang diberikan sama dari kelas X

sampai XII dan guru terlalu galak

13 siswa

2. Diejek teman “Sok Rajin” 1 siswa

3. Belum menemukan tujuan belajar yang sebenarnya 1 siswa

Kelompok A, proses FGD berjalan dengan lancer. Ada beberapa siswa

yang pasif, terlihat menyetujui apa yang diungkapkan oleh siswa lain saat

proses FGD berlangsung. Pernyataan-pernyataan yang siswa ungkapkan

menunjukkan apa yang siswa ungkapkan tersebut jujur dan benar-benar

mereka alami. Kelompok ini, siswa bersemangat untuk belajar karena

memiliki guru yang menyenangkan, humoris, dan metode mengajar yang variatif.

Dukungan dari orang-orang terdekatpun (orang tua/keluarga, pacar,) membuat siswa

bersemangat untuk belajar. Siswa yang kurang termotivasi untuk belajar, mereka

mengungkapkan bahwa metode mengajar guru monoton, tidak variatif, kurang

menyenangkan, terlalu galak, dan terlalu kaku dalam menyampaikan materi.

Hal ini menjadikan siswa kurang bisa menangkap dan tidak bersemangat

untuk belajar. Dalam hal ini yang diperlukan oleh siswa adalah pemberian

pemahaman akan karakter guru, dan bagaimana siswa menyesuaikan diri

(60)

guru pembimbing. Siswa juga memerlukan perhatian dari guru wali kelas,

guru mata pelajaran dan guru pembimbing agar siswa memahami arti penting

kegiatan dan tujuan belajar siswa.

Kedua, proses FGD dilakukan pada tanggal 28 Agustus 2009 di kelas XI IPS (Kelompok B) dengan jumlah siswa peserta FGD 13 orang, 10 orang

siswa putri dan 3 siswa putra. Adapun hasilnya sebagai berikut:

Tabel 5

Faktor-faktor yang memotivasi belajar siswa

No. Pernyataan Jumlah siswa yang

mengungkapkan

1. Ingin membahagiakan orang tua 13 siswa

2. Mendapat hadiah jika berprestasi. 13 siswa

3. Memiliki guru yang menyenangkan, sabar, ramah, humoris, dan

menggunakan metode yang bervariasi sehingga siswa tidak bosan

dengan metode yang diberikan saat mengajar di kelas.

13 siswa

4. Mata pelajaran yang disukai. 13 siswa

5. Kemauan untuk menjadi sukses dan keinginan untuk maju. 11 siswa

6. Cerita inspiratif dari guru. 9 siswa

7. Memiliki dorongan dari diri sendiri untuk mempelajari mata

pelajaran dengan sungguh-sungguh.

6 siswa

8. Belajar kelompok. 6 siswa

9. Ada rasa malu jika mendapat nilai jelek. 3 siswa

10. Pengalaman masa lalu yang kurang menyenangkan (mendapat

nilai jelek).

2 siswa

11. Rasa ingin tahu lebih mata pelajaran tersebut. 1 siswa

12. Pacar 1 siswa

(61)

untuk membuktikan bahwa dirina juga bisa berprestasi

14. Sadar bahwa belajar itu adalah kewajiban. 1 siswa

Tabel 6

Faktor-faktor yang kurang memotivasi belajar siswa

No. Pernyataan Jumlah siswa yang

mengungkapkan

1. Acara televisi, di ajak teman untuk bermain, online di warnet

yang lebih menarik dari pada belajar

13 siswa

2. Metode mengajar guru yang kurang variatif dan cenderung

monoton

13 siswa

3. Teman di kelas tidak menunjukkan sikap “kompak’ di kelas 1 siswa

4. Kurangnya perhatian dari orang tua 4 siswa

Kelompok B, siswa kurang aktif dalam mengikuti proses FGD. Hal

ini dikarenakan rasa malu mengungkapkan pendapat, rasa canggung mungkin

juga membuat mereka kurang aktif untuk mengutarakan pendapatnya. Dalam

proses, pernyataan-pernyataan muncul setelah beberapa anggota FGD mulai

berani mengungkapkan apa yang ada dalam pikirannya. Siswa

mengungkapkan bahwa mereka bersemangat belajar untuk membahagiakan

orang tua, mendapat hadiah jika berprestasi. Memiliki guru yang

menyenangkan, sabar, ramah, humoris, dan menggunakan metode yang

bervariasi sehingga siswa tidak bosan dengan metode yang diberikan saat

(62)

kurang bersemangat untuk belajar karena guru. Ungkapan siswa sebagai

berikut “Saya kurang bersemangat untuk belajar disebabkan karena metode

mengajar guru yang kurang kreatif dan monoton, sehingga apa yang guru

sampaikan mengajar di kelas tidak dengan mudah saya tangkap”. Pendapat

tersebut didukung oleh siswa-siswa yang lain.

Ketiga, proses FGD dilakukan pada tanggal 28 Agustus 2009 di kelas XI IPS (Kelompok C) dengan jumlah siswa peserta FGD 13 orang, 10 orang

siswa putri dan 3 siswa putra. Adapun hasilnya sebagai berikut:

Tabel 7

Faktor-faktor yang memotivasi belajar siswa

No. Pernyataan Jumlah siswa yang

mengungkapkan

1. Nilai yang tinggi adalah kebutuhan. 13 siswa

2. Ada dukungan dari orang tua/pacar. 13 siswa

3. Memiliki dorongan untuk belajar karena akan mendapat hadiah

(dari guru/rang tua/janji)

13 siswa

4. Guru yang menyenangkan. 13 siswa

5. Cerita inspiratif dari guru. 10 siswa

6. Kemauan untuk mencapai cita-cita yang diharapkan 8 siswa

7. Mendapat nilai bagus 4 siswa

8. Rasa ingin tahu lebih dalam menerima pelajaran. 1 siswa

9. Termotivasi dalam belajar karena guru galak 1 siswa

10. Ada persaingan yang sehat (dalam hal prestasi belajar) dengan

teman.

Gambar

Tabel 1
Tabel 2 Daftar Peserta FGD
Tabel 3
Tabel 4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini merupakanpenelitian pengembangan(Research and Development) yang bertujuan untuk mengetahui kelayakan produk bahan pembelajaran brosur pada materi virus kelas

Program Studi Peserta wajib mengisi form kesediaan untuk mengakui semua kredit yang telah ditempuh oleh peserta Program Transfer Kredit Direktorat Pembelajaran

Dalam hal pengambilan sampel untuk keperluan uji laboratorium sebagai kelengkapan pengumpulan data parameter lingkungan, dan sampel biologis dari masyarakat sekitar tapak lokasi,

Barbora (2009) menyimpulkan bahwa meta analisis menurut Sutrisno, Hery dan Kartono (2007) merupakan teknik yang digunakan untuk merangkum berbagai hasil penelitian

Baiquni pada tahun 2007 dalam Sahputra (2009: 11) menyatakan dalam situasi belajar yang sifatnya kompleks dan menyeluruh serta membutuhkan dan melibatkan interaksi, sering

Hasil penelitian sebagaimana diuraikan di atas menunjukkan bahwa ada tiga jenis tema yang diangkat penulis dalam esai tentang dampak media sosial terhadap perkembangan

Penelitian tentang degree diameter problem menghasilkan dua kegiatan penelitian yang utama, yaitu mengkonstruksi graf berarah dengan ordo lebih besar dari ordo graf berarah yang

Pelaksanaan pengajaran membaca memiliki beberapa prinsip yang terdiri atas: 1) belajar membaca merupakan suatu proses yang sangat rumit dan peka terhadap