YANG DIUNGKAP MELALUI METODE FOCUS GROUP DISCUSSION DAN IMPLIKASINYA DALAM PENYUSUNAN MODUL
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Benedectus Ardhyanto Wicaksana Putra NIM : 041114011
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
YANG DIUNGKAP MELALUI METODE FOCUS GROUP DISCUSSION DAN IMPLIKASINYA DALAM PENYUSUNAN MODUL
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Benedectus Ardhyanto Wicaksana Putra NIM : 041114011
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
Tuhan punya rancangan dalam hidupku Yeremia 29: 11
“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada padaKu mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan
rancangan kecelakaan, untuk memberi hari depan yang penuh harapan”
Yang paling berani adalah mereka yang mempunyai tujuan paling jelas dan bertindak menyongsongnya
(Thucydides)
Jika kamu berpikir bisa, kamu akan bisa Jika kamu berpikir sukses, kamu akan sukses
(Sukadi)
Menjadi pribadi yang optimis realistis
merupakan salah satu kunci meraih kesuksesan hidup yang realistis pula
Skripsi ini kupersembahkan bagi:
Tuhan Yesus Kristus yang mengajar, membimbing, dan menjadi sumber utama motivasi hidupku, karena berkat dan kasihNya, menjadikanku hidup penuh syukur. Kedua orang tuaku terkasih, Bapak E. Iskiyat Widihargo dan Ibu S. Sukky Widihargo yang penuh sabar menemani, memberi motivasi untuk terus berjuang dengan perbuatan postif dan berdoa.
v
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 2 Februari 2010 Penulis
vi
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Benedectus Ardhyanto Wicaksana Putra
NIM : 041114011
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMA STELLA DUCE BANTUL TAHUN PELAJARAN 2009/2010 YANG DIUNGKAP MELALUI METODE FOCUS GROUP DISCUSSION DAN IMPLIKASINYA DALAM PENYUSUNAN MODUL PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 20 Februari 2010 Yang menyatakan,
vii
KELAS XI SMA STELLA DUCE BANTUL TAHUN PELAJARAN 2009/2010 YANG DIUNGKAP MELALUI METODE FOCUS GROUP DISCUSSION
DAN IMPLIKASINYA DALAM PENYUSUNAN MODUL PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
Benedectus Ardhyanto Wicaksana Putra 041114011
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memotivasi belajar siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul tahun pelajaran 2009/2010 yang diungkap melalui metode focus group discussion. Masalah yang diteliti adalah: (1) Faktor-faktor apa yang memotivasi belajar siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul tahun pelajaran 2009/2010 yang diungkap melalui metode focus group discussion? (2) Modul seperti apa yang sesuai untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul tahun pelajaran 2009/2010 yang diungkap melalui focus group discussion?
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul tahun pelajaran 2009/2010 yang berjumlah 39 orang. Teknik analisis data yang digunakan adalah menganalisa jawaban siswa dengan melakukan pengkodingan. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Focus Group Discussion (FGD), dengan panduan pertanyaan berjumlah 11.
viii
OF THE 11th GRADE OF STELLA DUCE BANTUL SENIOR HIGH SCHOOL STUDENTS AT ACADEMIC YEAR 2009/2010 THAT IS REVEALED BY THE FOCUS GROUP DISCUSSION METHOD AND ITS
IMPLICATION ON THE ARRANGEMENT OF THE IMPROVEMENT LEARNING MOTIVATION STUDENT MODULE
Benedectus Ardhyanto Wicaksana Putra 041114011
The objective of this research was to know the factors which motivate students learning activity in class XI Stella Duce High School Bantul academic year 2009/2010 that was revealed through focus group discussion. The problems that were discussed were: (1) what are the factors that motivate students learning activity in class XI Stella Duce High School Bantul academic year 2009/2010 that revealed through focus group discussion? (2)What kind of module which is appropriate for increasing motivates students learning activity in class XI Stella Duce High School Bantul academic year 2009/2010 that revealed through focus group discussion?
Population in this research is students’ class XI Stella Duce High School Bantul academic year 2009/2010, total amount of this population is 39 students. The data analysis that is used in this research is analyzing the student answer with coding. The method for data collection that is used in this research is Focus Group Discussion (FGD) with 11 questions guide.
ix
Segala Puji Syukur diucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus Yang Penuh Kasih, atas anugerahNya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Diucapkan terima kasih pula kepada seluruh pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan yang sangat berharga secara langsung maupun tidak langsung. Ucapan terima kasih ditujukan kepada:
1. Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si., sebagai Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. A. Setyandari, S.Pd., S.Psi., Psi., M.A., sebagai Sekretaris Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Dra. M. J. Retno Priyani, M.Si., sebagai dosen pembimbing skripsi, yang dengan penuh kesabaran dan perhatian selalu memberi semangat, memberi masukan, mendampingi sekaligus mengarahkan dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Dosen penguji, Bapak Drs. R. H. DJ. Sinurat, MA dan Br. Triyono, SJ, MS atas saran dan masukan yang diberikan.
5. Seluruh dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling yang telah memberikan ilmu dan pengalaman berharga yang sangat berguna bagi masa depan peneliti.
x
Duce Bantul serta seluruh siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul yang telah bekerjasama melakukan FGD.
8. Bapak C. Suparjono, S. Pd, atas masukan dan bantuan yang diberikan.
9. Kedua orang tuaku, Bapak E. Iskiyat Widihargo dan Ibu S. Sukky Widihargo, yang penuh kesabaran, dan kasih sayang membantu, mendoakan dan memberi bantuan moral maupun material, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
10.Kakakku A.Willy Satya Putranta atas dukungan yang diberikan. 11.Anting Pramusekar atas dukungan, perhatian dan doa.
12. Segenap Keluarga Besar Eyang Kawidi dan Keluarga Besar Kadibeso atas doa yang diberikan.
13.Tim FGD: Dita, Anting, Dwi, Pikal, Sepri, Sigit yang dengan rela meluangkan waktu, tenaga, pikiran sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.
xi
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan dunia pendidikan, khususnya dalam bidang Bimbingan dan Konseling. Kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini diterima dengan senang hati.
Yogyakarta, 2 Februari 2010
xii
HALAMAN JUDUL ………. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING..……….. ii
HALAMAN PENGESAHAN………... iii
MOTO DAN HALAMAN PERSEMBAHAN………. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……… v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK……….. vi
ABSTRAK………... vii
ABSTRACT ……… viii
KATA PENGANTAR ……….……… ix
DAFTAR ISI ……….…... xii
DAFTAR TABEL ………...……….………… xv
DAFTAR GAMBAR………..…………..…..……….……. xvi
DAFTAR LAMPIRAN ………..…..……… xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……… 1
B. Rumusan Masalah ………. 6
C. Tujuan Penelitian ..……… 6
D. Manfaat Penelitian………. 7
xiii
1. Pengertian Motivasi Belajar ……… 10
2. Macam-macam Motivasi Belajar ……….. 14
3. Fungsi Motivasi dalam Belajar ………. 16
4. Faktor-faktor yang Memotivasi Belajar………...………. 17
B. Peran Bimbingan dalam Memotivasi Belajar………. 22
C. Modul Peningkatan Motivasi Belajar………...……….. 25
D. Focus Group Discussion……….. 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian……… 30
B. Subjek Penelitian………. 30
C. Metode Pengumpulan Data ………. 30
D. Validitas dan Reliabilitas ……… 31
E. Pengumpulan Data .……… 32
F. Teknik Analisis Data………36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ……… 39
xiv A. Pendampingan
1. Tujuan pendampingan………... 59
2. Gambaran Siswa yang Diharapkan muncul Setelah Mengikuti Proses Pendampingan ………... 59
B. Menyusun Modul Peningkatan Motivasi Belajar 1. Asesmen kebutuhan ……….. 60
2. Analisis Hasil Asesmen ……… 60
BAB VI RINGKASAN, KESIMPULAN, DAN SARAN A. Ringkasan……… 70
1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Siswa …………... 73
2. Modul Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI SMA Stella Duce Bantul ……… 77
B. Kesimpulan ………. 78
C. Saran……… 79
DAFTAR PUSTAKA ………. 81
xv
Tabel 2 : Daftar Peserta FGD ……… 40 Tabel 3 : Faktor-faktor yang Memotivasi Belajar Siswa Kelompok A …...……..… 41 Tabel 4 : Faktor-faktor yang Kurang Memotivasi Belajar Siswa Kelompok A ……. 42 Tabel 5 : Faktor-faktor yang Memotivasi Belajar Siswa Kelompok B ..……… 43 Tabel 6 : Faktor-faktor yang Kurang Memotivasi Belajar Siswa
Kelompok B ………...………..…... 44 Tabel 7 : Faktor-faktor yang Memotivasi Belajar Siswa Kelompok C ……….. 45 Tabel 8 : Faktor-faktor yang Kurang Memotivasi Belajar SiswaKelompok C……... 46 Tabel 9 : Hasil FGD dari Keseluruhan kelas, Selama Dua kali FGD
Faktor-faktor yang Memotivasi Belajar Siswa ……… 47 Tabel 10 : Hasil FGD dari Keseluruhan kelas, Selama Dua kali FGD
Faktor-faktor yang Kurang Memotivasi Belajar Siswa ………..48 Tabel 11 : Rincian Pernyataan Motivasi Belajar Yang Diungkapkan Oleh
Siswa SMA Stella Duce Bantul Tahun Pelajaran 2009/2010
xvi
Gambar 1 : Siklus Belajar Berdasarkan Pengalaman ………. 63
Gambar 2 : Skema Modul Peningkatan Motivasi Belajar Siswa ……… 66
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1: Modul Peningkatan Motivasi Belajar Siswa ……… 84
Lampiran 2: Surat Ijin Penelitian ……...……… 116
Lampiran 3:Panduan Pertanyaan Focus Group Discussion ………….….…… 117
Lampiran 4: Panduan Untuk Tim Focus Group Discussion ……….…… 118
Lampiran 5: Data Hasil Focus Group Discussion ……….……… 124
Lampiran 6: Daftar Siswa SMA Stella Duce Bantul ………...…….. 131
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada hakikatnya pendidikan berlangsung seumur hidup. Sejak manusia
lahir, kepadanya sudah diberikan pendidikan. Pendidikan merupakan hal
yang mendasar dan sangat penting dan berguna bagi kelangsungan hidup
manusia. Pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu proses di mana si pendidik
dengan sengaja dan penuh tanggung jawab memberikan pengaruhnya kepada
anak didiknya demi kemajuan anak didiknya (Suryabrata, 1984: 1).
Masyarakat sampai saat ini masih mempercayakan kaum muda mereka
untuk dididik di sekolah. Sekolah merupakan tempat yang ideal untuk
menuntut ilmu bagi kaum muda. Dengan bersekolah, ada harapan-harapan
yang ingin dicapai di kemudian hari. Seperti ekonomi keluarga membaik,
membanggakan keluarga, menjadi panutan bagi semua orang, atau
memperbaiki kehidupan dan taraf perekonomian bangsa ini. Meskipun
sekolah telah memberikan berbagai macam hal yang membantu siswa untuk
memahami ilmu pengetahuan, tetapi masih ada saja siswa yang tidak
mengerjakan pekerjaan rumah (PR), membolos, tidak lulus ujian, atau tidak
Siswa yang telah memiliki motivasi untuk belajar jika kurang
diperhatikan dan didorong untuk lebih bersemangat lagi dalam belajar, siswa
tidak akan melakukan kegiatan belajar. Seperti terlihat akhir-akhir ini masih
banyak siswa yang kurang bersemangat menerima pelajaran di kelas. Siswa
juga cenderung malas untuk mengerjakan tugas dari guru.
Pada waktu siswa di rumah, yang dilakukan hampir sama dengan di
sekolah. Mereka cenderung bersenang-senang. Mereka sebetulnya memiliki
banyak waktu untuk belajar di rumah, tetapi kadang-kadang mereka belajar
hanya saat akan menghadapi ujian atau hanya saat mengerjakan PR saja.
Selebihnya mereka gunakan waktunya untuk jalan-jalan, bermain games, dan
hal-hal yang menyenangkan. Beberapa hal yang disebutkan di atas adalah
sebagian kecil realitas yang terjadi dalam diri siswa dalam hal belajar.
Dari uraian di atas, tampak bahwa motivasi belajar berpengaruh bagi
siswa. Motivasi belajar akan kuat jika ada kebutuhan yang membuat siswa
menjadi giat untuk belajar. Motivasi belajar siswa akan lemah jika kurang
memiliki kesadaran dari diri siswa untuk belajar dan dorongan dari
orang-orang di sekitarnya. Ada dua macam motivasi yang mempengaruhi siswa
untuk belajar, yaitu motivasi yang muncul dari dalam diri siswa (internal) juga
ada dorongan dari orang lain atau lingkungan siswa (eksternal).
Motivasi belajar sangat berpengaruh bagi siswa untuk melakukan
kegiatan belajar. Dua jenis motivasi belajar itu adalah dari diri siswa
Motivasi sangatlah penting untuk membantu atau mendorong siswa untuk
melakukan kegiatan belajarnya, sehingga dapat membantu siswa memahami
pelajaran yang ia dapat di sekolah. Motivasi belajar sangat penting dalam
kegiatan belajar, karena motivasi merupakan pendorong yang dapat
melahirkan berbagai kegiatan bagi seseorang khususnya siswa. Motivasi juga
memiliki peran dalam memperjelas tujuan belajar, siswa akan tertarik untuk
belajar sesuatu jika yang dipelajari atau diketahui manfaatnya oleh atau bagi
siswa (Uno, 2008: 28).
Motivasi juga menentukan ketekunan belajar siswa. Siswa yang telah
memiliki motivasi belajar yang kuat akan berusaha untuk mempelajari mata
pelajaran/ilmu pengetahuan yang ia sukai dan minati secara baik dan tekun
dengan harapan dapat memperoleh hasil yang baik. Dapat dikatakan motivasi
belajar siswa juga dipengaruhi oleh faktor kebutuhan.
Kebutuhan mempunyai hubungan dengan motivasi belajar, yaitu
kebutuhan yang bermacam-macam memunculkan motivasi belajar yang
bervariasi dalam belajar di kelas maupun di luar kelas.
Morgan berpendapat bahwa manusia, khususnya siswa memiliki kebutuhan yaitu kebutuhan untuk berbuat sesuatu, kebutuhan untuk menyenangkan orang lain, kebutuhan untuk mencapai hasil, dan kebutuhan untuk mengatasi kesulitan (Sardiman, 2008: 78).
Keempat kebutuhan ini dapat memotivasi tingkah laku. Berbeda
kebutuhan, yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman, cinta kasih (sosial),
penghargaan dan aktualisasi diri. Maslow percaya bahwa
kebutuhan-kebutuhan ini, mampu memotivasi tingkah laku individu.
Berdasarkan tingkat kebutuhan Maslow sering terjadi bahwa di tingkat
SMA kelas XI yang kurang lebih berusia 17 tahun, siswa cenderung belajar
bila disertai dengan hadiah, kebutuhan yang selalu terpenuhi, dan dukungan
serta perhatian dari orang terdekat (orang tua, pacar, sahabat) dan orang lain.
Kebutuhan yang terpenuhi membuat siswa termotivasi dalam melaksanakan
kegiatan belajarnya. Untuk membantu siswa agar termotivasi dalam
belajarnya, salah satu cara yang dapat dilakukan oleh guru pembimbing
adalah memberikan bimbingan belajar. Bimbingan dalam belajar dapat juga
disebut sebagai bimbingan akademik.
Bimbingan akademik ialah bimbingan dalam hal menemukan cara
belajar yang tepat, dalam memilih program studi yang sesuai, dan dalam
mengatasi kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan-tuntutan belajar
di institusi pendidikan (Winkel & Hastuti, 2005: 115). Berdasar pada
pemahaman tentang bimbingan itu sendiri bahwa bimbingan yang berarti
menunjukkan jalan, mengarahkan, menuntun, dan bimbingan adalah sebuah
bentuk bantuan maka, peran bimbingan dalam meningkatkan motivasi belajar
siswa adalah memberikan bantuan kepada siswa untuk mengatasi beraneka
belajar yang tepat, membantu siswa merumuskan tujuan belajar mereka,
sehingga diharapkan siswa memiliki semangat belajar yang semakin kuat.
Upaya membantu siswa untuk meningkatkan motivasi belajar
dibutuhkan sebuah proses layanan bimbingan. Dalam mendukung proses
layanan bimbingan yang diharapkan untuk meningkatkan motivasi belajar
dibutuhkan sebuah modul yang terstruktur sehingga dapat dilakukan sesuai
dengan tahap-tahap kebutuhan siswa dalam layanan bimbingan. Bentuk
bimbingan dalam kemasan pendampingan dirasa akan lebih berhasil untuk
mendukung bimbingan klasikal.
Desain modul pendampingan hendaknya berdasarkan sikap,
pemikiran, dan tingkah laku yang diungkapkan dan ditunjukkan oleh siswa
dalam belajar, baik di sekolah maupun di rumah. Untuk itulah, dibutuhkan
penelitian. Motivasi belajar siswa dapat dilihat atau diobservasi melalui hasil
belajar siswa yaitu nilai rapor. Namun untuk mengetahui faktor-faktor apa
yang memotivasi belajar siswa secara mendalam. Dalam hal ini dibutuhkan
metode penelitian yang benar-benar mengungkap motivasi belajar siswa.
Penelitian ini menggunakan metode Focus Group Discussion (FGD)
untuk mengungkap motivasi belajar siswa. FGD efektif untuk mendapatkan
informasi bagaimana cara siswa berpikir, bertindak, bertingkah laku yang
mempunyai pengaruh besar dalam memotivasi belajar siswa. Melalui FGD
Penelitian ini mengenai faktor-faktor yang memotivasi belajar siswa
kelas XI SMA Stella Duce Bantul tahun pelajaran 2009/2010 yang diungkap
melalui metode focus group discussion. Dengan mengadakan penelitian ini,
diharapkan dapat diperoleh gambaran mengenai faktor-faktor yang
memotivasi belajar siswa kelas XI dan dapat digunakan untuk menyusun
modul untuk meningkatkan motivasi belajar siswa yang sesuai.
B. Rumusan Masalah
Permasalahan pokok dalam penilaian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Faktor-faktor apa yang memotivasi belajar siswa kelas XI SMA Stella
Duce Bantul tahun pelajaran 2009/2010 yang diungkap dengan metode
focus group discussion?
2. Modul seperti apa yang sesuai untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul tahun pelajaran 2009/2010?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui faktor-faktor yang memotivasi belajar siswa kelas XI SMA
Stella Duce Bantul tahun pelajaran 2009/2010 yang diungkap melalui
2. Menyusun modul yang sesuai untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa XI SMA Stella Duce Bantul tahun pelajaran 2009/2010 yang
diungkap melalui focus group discussion.
D. Manfaat Penelitian
Dengan penelitian yang menggunakan metode focus group discussion, maka
diperoleh manfaat bagi:
1. Guru Pembimbing dan Guru Mata Pelajaran.
a. Mengetahui faktor-faktor yang memotivasi belajar siswa kelas XI
SMA Stella Duce Bantul tahun pelajaran 2009/2010 (yang
diungkap melalui focus group discussion).
b. Berdasarkan faktor-faktor yang memotivasi belajar yang
ditunjukkan oleh siswa kelas XI, guru pembimbing dapat
menyusun modul yang sesuai untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul.
c. Penggunaan FGD juga memberikan manfaat bagi guru
pembimbing dan guru mata pelajaran tentang:
- sikap guru yang disukai siswa.
- metode-metode mengajar yang disukai siswa.
2. Siswa Kelas XI.
b. Siswa belajar untuk mengungkapkan masalah yang sedang
dihadapinya yang berkaitan dengan motivasi belajar.
3. Bagi Peneliti.
a. Dapat mengetahui faktor-faktor yang memotivasi belajar siswa
kelas XI SMA Stella Duce Bantul tahun pelajaran 2009/2010.
b. Dapat membantu meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI
SMA Stella Duce Bantul tahun pelajaran 2009/2010 melalui modul
peningkatan motivasi belajar.
E. Batasan Istilah
1. Siswa dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Stella Duce
Bantul tahun pelajaran 2009/2010.
2. SMA Stella Duce Bantul adalah salah satu SMA swasta di Yogyakarta
milik Yayasan Tarakanita.
3. Motivasi belajar adalah faktor psikis dalam diri siswa yang dapat
menimbulkan kegiatan belajar yang terungkap pada proses perubahan
yang terjadi pada diri siswa, proses dari belum mampu menjadi
mampu.
4. Modul peningkatan motivasi belajar siswa adalah suatu kegiatan yang
5. Focus group discussion adalah suatu metode yang mendukung subjek
untuk memiliki kesempatan dalam memberikan pendapat, menjelaskan
10 A. MOTIVASI BELAJAR
1. Pengertian Motivasi Belajar
Salah satu masalah yang dihadapi guru dan siswa di sekolah adalah
motivasi. Siswa yang memiliki motivasi rendah, kurang berusaha untuk
belajar di sekolah maupun di rumah. Kata motivasi berasal dari bahasa Latin
yaitu motivum menunjuk pada alasan tertentu mengapa sesuatu itu bergerak.
Kata bahasa Inggris motivation berasal dari kata motivum (Djiwandono 2002:
329).
Motivasi (motivation) adalah kontrol batiniah dari tingkah-laku seperti yang diwakili oleh kondisi-kondisi fisiologis, minat-minat, kepentingan-kepentingan, sikap-sikap dan aspirasi-aspirasi, atau kecenderungan organisme untuk melakukan sesuatu; sikap atau perilaku yang dipengaruhi oleh kebutuhan dan diarahkan kepada tujuan tertentu yang telah direncanakan(Gulo & Kartono 2003: 290).
Mc. Donald (Hamalik 2007:158) mengartikan motivasi adalah
perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan
timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Begitu pula motivasi
siswa, energi dalam diri (pribadi) siswa tersebut dapat berupa semangat,
sehingga perilakunya mengarah pada kegiatan yang disukai, atau minat yang
Menurut Handoko (1992: 9) motivasi adalah dorongan dasar yang
menggerakkan seseorang bertingkah laku. Motivasi sangat berpengaruh
kepada seseorang sehingga dapat menggerakkan diri seseorang (diri pribadi)
sehingga terdorong untuk melakukan sesuatu yang diminatinya, sehingga
merubah cara pandang, perilaku, dan tujuan akhir bagi seseorang, tak
terkecuali dalam hal belajar. Dalam kehidupannya, siswa membutuhkan
perhatian, arahan, dan bimbingan sehingga siswa merasakan bahwa dirinya
diperhatikan oleh guru, orang tua dan teman. Perhatian, arahan, bimbingan itu
akan menumbuhkan motivasi siswa dalam hal belajar.
Siswa SMA disebut sebagai pelajar karena siswa adalah orang yang
melakukan kegiatan belajar di suatu lembaga pendidikan yaitu Sekolah
Menengah Atas. Maka belajar adalah kegiatan atau aktivitas utama yang
dilakukan oleh siswa sebagai pelajar. Siswa melakukan kegiatan belajar tentu
memiliki harapan bahwa kegiatan belajar yang dilakukan pada akhirnya akan
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi dirinya. Hamalik (2007: 27)
memandang belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui
pengalaman. Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu
hasil atau tujuan. Dalam Kamus Istilah Bimbingan dan Konseling (Thantawy,
2005: 11) belajar adalah aktivitas mental yang mencakup pengetahuan,
keterampilan, kebiasaan, sikap, dan ide yang diperoleh, disimpan,
perbuatan atau perubahan tingkah laku. Syah (2003: 68) beranggapan bahwa
belajar adalah tahap perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai
hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses
kognitif. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku seperti yang
diharapkan (Sukadi, 2008: 30).
Winkel (1996: 50) mengartikan belajar sebagai proses perubahan dari
yang belum mampu ke arah sudah mampu, dan proses perubahan itu terjadi
selama jangka waktu tertentu.
Motivasi belajar adalah faktor psikis dalam diri siswa yang dapat
menimbulkan kegiatan belajar yang terungkap pada proses perubahan yang
terjadi pada diri siswa, proses dari belum mampu menjadi mampu. Motivasi
belajar juga berpengaruh pada kegiatan belajar yang dapat menimbulkan
perubahan sikap, cara pandang, dan tujuan ahir dari kegiatan belajar siswa
tersebut. Motivasi belajar adalah kekuatan pendorong dan pengarah perbuatan
belajar (Mudjiman, 2008: 37). Pendorong adalah pemberi kekuatan yang
memungkinkan perbuatan belajar dijalankan. Pengarah dalam arti pemberi
tuntutan kepada perbuatan belajar kearah tuntutan kepada perbuatan belajar
kearah tujuan yang telah ditetapkan.
Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan memiliki
energi yang tinggi sehingga siswa bersungguh-sungguh melakukan kegiatan
belajar, sehingga merubah cara pandang, sikap, dan tujuan yang ia inginkan
keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan
belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar, dan memberi arah pada
kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek dapat dicapai.
Sifat keseluruhan tersebut karena pada umumnya ada beberapa motif yang
bersama-sama menggerakkan siswa untuk belajar.
Siswa yang memiliki motivasi belajar yang kuat memiliki motif untuk
melakukan kegiatan belajar. Hal ini yang disebabkan oleh beberapa unsur
yang mendukung siswa dalam belajar seperti adanya kebutuhan dalam belajar,
adanya harapan dan cita-cita masa depan, adanya penghargaan dalam belajar,
adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, adanya lingkungan belajar yang
kondusif. Sehingga memungkinkan seseorang dapat belajar dengan baik (Uno,
2008: 23). Misalnya, siswa melakukan kegiatan belajar dengan
sungguh-sungguh karena memiliki harapan dan cita-cita di masa mendatang, sehingga
motivasi belajar siswa tersebut sangat kuat, atau siswa melakukan kegiatan
belajar karena adanya kegiatan yang menarik dalam belajar. Seperti siswa
yang memiliki intelegensi yang tinggi, tidak akan mendapatkan hasil belajar
yang maksimal jika tidak memiliki motivasi belajar yang tinggi. Seperti
disebutkan sebelumnya bahwa peran guru, orang tua, dan teman sangat
diperlukan dalam memotivasi siswa dalam melakukan kegiatan belajar,
sehingga menemukan tujuan belajar siswa.
Dukungan dari guru, orang tua dan teman dalam memotivasi belajar
kurangnya atau mungkin tidak ada. Dengan kata lain, dorongan, bimbingan,
dukungan yang diberikan oleh orang-orang di sekitar siswa tidak akan
berhasil memotivasi siswa melakukan kegiatan belajar, jika siswa kurang atau
tidak tersentuh hatinya untuk melakukan kegiatan belajar dengan semangat
yang tinggi dari diri siswa sendiri. Motivasi belajar akan lebih kuat jika
disadari oleh siswa sendiri, motivasi belajar yang disadari oleh siswa sendiri
akan mengarah pada kegiatan belajar, sehingga tugas belajar akan
terselesaikan dengan baik dan mencapai hasil yang maksimal.
2. Macam-macam Motivasi Belajar
Motivasi belajar memiliki beberapa jenis/macam yang dapat dilihat
dari berbagai sudut pandang, maka dari itu, motivasi belajar sangat bervariasi,
seperti motivasi dilihat dari dasar pembentukannya (bawaan dan dipelajari),
motivasi jasmaniah dan rohaniah. Namun yang akan dibahas dalam tulisan ini
adalah motivasi belajar intrinsik dan ekstrinsik.
a. Motivasi Belajar Intrinsik
Motivasi belajar intrinsik adalah kegiatan belajar yang dimulai dan
diteruskan berdasarkan penghayatan suatu kebutuhan dan dorongan yang
secara mutlak berkaitan dengan kegiatan belajar (Winkel, 1996: 174).
Misalnya siswa mempelajari mata pelajaran tertentu karena ada sesuatu
yang ingin siswa tersebut ketahui dari mata pelajaran tersebut. Minat,
keteguhan hati, rasa ingin tahu merupakan motivasi belajar instrinsik.
menjadi aktif atau berfungsi karena dalam diri individu ada suatu
dorongan untuk melakukan sesuatu. Minat merupakan motif yang
mendasari siswa sehingga melakukan kegiatan belajar. Dengan adanya
minat, siswa akan melakukan kegiatan belajar dengan semangat. Kegiatan
belajar tersebut timbul karena di dalam motivasi belajar instrinsik terdapat
penyesuaian tugas dengan minat, perencanaan yang penuh variasi, umpan
balik atas respons siswa, kesempatan respons siswa yang aktif,
kesempatan siswa untuk menyesuaikan tugas pekerjaannya (Uno, 2008:
9). Dari semua kegiatan belajar yang dilakukan, kesadaran dari diri siswa
sendiri untuk melakukan kegiatan belajar sangat berpengaruh terhadap
kegiatan belajar, terlebih lagi pengaruh dari pendidik (guru) akan
menambah dan menanamkan kesadaran bagi siswa untuk melakukan
kegiatan belajar yang bersumber dari diri siswa sendiri.
b. Motivasi Belajar Ekstrinsik
Motivasi belajar ekstrinsik merupakan kegiatan belajar yang berdasarkan
kebutuhan dan dorongan yang tidak sepenuhnya berkaitan dengan
aktivitas belajar sendiri. Sebagai contoh, seorang siswa melakukan
kegiatan belajar agar mendapatkan pujian dari orang lain (orang tua, guru,
teman-teman), atau siswa belajar dengan sungguh-sungguh karena takut
akan mendapat sanksi dari guru jika tidak belajar. Siswa yang tekun dalam
belajar untuk menghindari ancaman akan hukuman, dan siswa yang
Hal yang khas pada motivasi belajar ekstrinsik bukanlah ada atau
tidaknya pengaruh dari luar, tetapi apakah kebutuhkan yang ingin
dipenuhi pada dasarnya dapat dipenuhi dengan cara lain (Winkel 1996:
173). Motivasi ekstrinsik juga dapat dikatakan sebagai bentuk motivasi
yang di dalamnya aktivitas belajar (Sardiman, 2008: 90). Jadi, kegiatan
belajar dilakukan bukan karena ingin mengetahui sesuatu, melainkan ingin
mendapatkan sesuatu (dapat berupa pujian, hadiah).
3. Fungsi Motivasi dalam Belajar
Motivasi sangat penting dalam kegiatan belajar, hasil belajar akan
memuaskan jika terdapat motivasi dalam diri siswa dan didukung oleh
lingkungannya (guru, orang tua, teman dan situasi kelas yang kondusif).
Semakin tepat motivasi yang diberikan, maka akan makin berhasil pula
kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam mengikuti pelajaran. Jadi,
motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa.
Dengan demikian, motivasi mempengaruhi adanya kegiatan.
Menurut Sardiman (2008: 84-85) ada tiga fungsi motivasi yaitu:
a. Mendorong manusia untuk berbuat, yakni sebagai penggerak atau motor
yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor
penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.
Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang
c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang
harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan
perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha pencapaian
prestasi. Siswa melakukan kegiatan belajar dengan sungguh-sungguh karena
ada motivasi, adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan
hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan
terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan
dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan
sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya (Sardiman, 2008:
86).
4. Faktor-Faktor yang Memotivasi Belajar
Siswa yang melakukan kegiatan belajar mengalami suatu proses yang
menghasilkan perubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu, sehingga
pada akhirnya diperoleh prestasi belajar yang baik. Perubahan-perubahan
yang terjadi tergantung pada bermacam-macam faktor. Saat ini belum ada
yang dapat menjelaskan satu cara yang pasti dan menentukan untuk
memotivasi belajar semua siswa. Untuk mengetahui faktor-faktor yang
memotivasi belajar seseorang, dikumpulkan informasi. Informasi yang
Faktor-faktor tesebut adalah:
a. Keteguhan Hati
Surya (Wahyuni, 2006: 10) mengungkapkan syarat utama dalam belajar
adalah siswa harus memiliki keteguhan hati untuk belajar. Siswa yang
telah memiliki keteguhan hati untuk belajar tidak akan berhenti belajar di
tengah jalan sebelum maksud belajarnya mencapai hasil seperti yang
diharapkan. Keteguhan hati mengandung makna kemampuan untuk
mengendalikan diri pada pencapaian tujuan. Siswa yang memiliki
pengendalian diri, tidak akan mudah terpengaruh pada hal-hal yang
menghambatnya dalam belajar. Siswa yang memiliki pengendalian diri
memiliki kesadaran bahwa kegiatan belajar yang dilakukannya itu sangat
bermanfaat bagi kehidupannya, sehingga siswa melakukan kegiatan
belajarnya atas dasar kemauannya sendiri, bukan dari suruhan atau
paksaan orang lain. Wahyudi (2005) mengatakan, siswa yang benar-benar
memiliki motivasi belajar (willingtoken), ingin memahami apa yang
dipelajari selama proses pembelajaran, sehingga ia mempunyai tingkat
partisipasi yang relatif lebih tinggi selama proses belajar di kelas.
b. Minat
Menurut Slameto (Huda, 2007: 17) minat adalah kecenderungan yang
tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan
yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan
diusahakan agar ia mempunyai minat yang lebih besar dengan cara
menjelaskan hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan serta
hal-hal yang berhubungan dengan cita-cita serta kaitannya dengan bahan
pelajaran yang dipelajarinya.
c. Cita-Cita
Menurut Max Darsono (Huda, 2007: 19) cita-cita yang juga disebut
aspirasi adalah suatu target yang ingin dicapai. Penentuan target ini tidak
sama bagi semua siswa. Target ini diartikan sebagai tujuan yang
ditetapkan dalam suatu kegiatan yang mengandung makna bagi seseorang.
Yang dimaksud dengan cita-cita atau aspirasi di sini ialah tujuan yang
ditetapkan dalam suatu kegiatan yang mendukung makna bagi seseorang
(Winkel, 1989: 96).
Dalam beraspirasi, siswa menentukan target atau disebut juga taraf
aspirasi, yaitu taraf keberhasilan yang ditentukan sendiri oleh siswa dan ia
mengharapkan dapat mencapainya. Cita-cita juga akan memperkuat
semangat belajar dan mengarahkan perilaku belajar siswa.
d. Ingin Memperoleh Nilai
Wahyudi (2005) mengemukakan, siswa yang hanya ingin memperoleh
nilai terbaik (to gain to good mark) memiliki motivasi dan tingkat
partisipasi yang tinggi dalam proses kegiatan belajar di kelas. Namun,
biasanya motivasi dan partisipasi yang dimiliki oleh siswa ini bersifat labil
akan keluar saat ujian, kuis, atau tes-tes yang lain, sehingga cara belajar
mereka cenderung menghafal, bukan benar-benar memahami topik
pelajaran. Kebanyakan siswa yang melakukan kegiatan belajar memiliki
tujuan hanya mengejar nilai ulangan atau nilai-nilai pada raport dengan
angka baik saja. Angka-angka yang baik itu bagi siswa merupakan
motivasi belajar yang sangat kuat. Pencapaian angka-angka seperti itu
belum merupakan hasil belajar yang bermakna, karena siswa belum
menemukan tujuan utamanya dalam belajar, yaitu memahami bahan yang
dipelajarinya, supaya dapat berguna bagi kehidupannya.
e. Kemampuan Belajar
Max Darsono (Huda, 2007: 20) mengemukakan, dalam belajar dibutuhkan
beberapa kemampuan. Kemampuan ini meliputi beberapa aspek psikis
yang terdapat pada diri siswa, misalnya pengamatan, ingatan, daya pikir,
fantasi.
Orang belajar dimulai dengan mengamati bahan yang dipelajari.
Pengamatan dilakukan dengan mengfungsikan panca indera. Makin baik
pengamatan seseorang, makin jelas tanggapan yang terekan dalam dirinya,
dan makin mudah memproduksi atau mengingat dan mengolahnya dengan
berpikir, sehingga memperoleh sesuatu yang baru. Daya fantasi juga
sangat berpengaruh terhadap perolehan pengetahuan, keterampilan dan
Jadi, siswa yang memiliki kemampuan belajar tinggi, biasanya lebih
bermotivasi dalam belajar, karena siswa seperti itu lebih sering
memperoleh sukses, sehingga kesuksesan ini memperkuat motivasinya
dalam belajar.
f. Metode Mengajar Guru
Menurut Slameto (Huda, 2007: 18) metode mengajar adalah suatu
cara/jalan yang harus dilalui dalam mengajar. Metode mengajar yang
kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula.
Metode mengajar yang kurang baik dapat terjadi misalnya guru kurang
persiapan, kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut
menyajikannya tidak jelas atau sikap guru terhadap siswa, atau mata
pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa kurang senang terhadap
pelajaran atau gurunya. Akibatnya siswa malas untuk belajar.
Guru yang biasa mengajar dengan metode ceramah saja, menyebabkan
siswa bosan, mengantuk, pasif dan hanya mencatat saja. Guru yang
progresif, berani mencoba metode-metode baru, yang dapat membantu
meningkatkan kegiatan belajar mengajar, dan meningkatkan motivasi
siswa untuk belajar.
g. Lingkungan Belajar yang Kondusif
Surya (Wahyuni, 2006: 11) membedakan suasana lingkungan belajar
menjadi dua, yaitu suasana lingkungan nonsosial dan suasana lingkungan
kondisi tata laksana ruangan tempat belajar. Suasana lingkungan sosial
yang dimaksud adalah faktor hubungan sesama manusia yang turut
mempengaruhi kegiatan belajar seseorang. Proses belajar yang dilakukan
seseorang sangat dipengaruhi oleh hubungan dengan sesama manusia
dilihat melalui hubungan siswa di dalam lingkungan keluarga, sekolah,
dan masyarakat atau pergaulannya. Di dalam lingkungan keluarga
dibutuhkan hubungan yang harmonis antara siswa dengan anggota
keluarga (ayah, ibu, adik, kakak, dll.) yang dapat menumbuhkan semangat
belajar bagi siswa. Mengembangkan hubungan siswa di dalam lingkungan
sekolah, dapat ditunjukkan dengan adanya kedekatan antara guru dan
teman-teman sekolah, sehingga terjalin hubungan yang baik dan akrab,
sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Dalam
hubungan siswa dengan masyarakat, dibutuhkan bentuk pergaulan yang
dapat memberikan nilai lebih tersendiri dalam mengembangkan kemajuan
belajar maupun pengembangan wawasan siswa, sehingga siswa akan
memiliki motivasi belajar yang lebih pula.
B. Peran Bimbingan dalam Memotivasi Belajar
Banyaknya siswa yang berhasil dalam belajar yang ditunjukkan
dengan prestasi belajar yang memuaskan. Namun sering dijumpai adanya
lulus ujian akhir, dan sebagainya. Secara umum, siswa-siswa yang seperti itu
dapat dikatakan sebagai siswa-siswa yang mengalami masalah dalam belajar.
Masalah belajar siswa memiliki bentuk yang banyak ragamnya, salah
satunya adalah kurangnya motivasi dalam belajar. Kurang motivasi dalam
belajar yaitu keadaan siswa yang kurang bersemangat dalam belajar, mereka
seolah-olah jera dan malas untuk belajar (Prayitno & Amti, 1994: 280). Jika
siswa ditanyakan mengapa mereka belajar akan memperoleh berbagai
jawaban. Misalnya Si Jono mungkin mengatakan ia belajar karena melihat
semua temannya belajar. Si Mita, mungkin mengatakan ia belajar karena ia
ingin pandai. Mungkin lain lagi yang dikatakan Si Kamto. Si Kamto mungkin
mengatakan ia belajar karena takut dengan gurunya, dan takut di remehkan
oleh teman-temannya, dan lain sebagainya. Jika dilihat dari contoh
alasan-alasan siswa mengapa mereka belajar, alasan-alasan-alasan-alasan tersebut bersifat
subjektif, apalagi siswa SMA kelas XI adalah anak yang umurnya dalam
rentang 16-17 tahun, yang meliputi sebagaian masa remaja yang sangat berarti
bagi perkembangan diri siswa berhubungan dengan akademik, hubungan
dengan orang lain dan dirinya sendiri. Dari rentang umur diatas, sudah jelas
jika siswa tersebut masih kuat dalam pengaruh kelompok teman-temannya,
mungkin siswa tersebut terpengaruh dengan teman-temannya dalam hal
belajar atau motivasi belajar, entah itu dalam hal positif, seperti ingin pintar
seperti teman dekatnya, maupun negatif, seperti melupakan kewajibannya
Siswa mungkin sudah memiliki motivasi untuk belajar yang kuat,
tetapi mungkin sebagian siswa belum memiliki motivasi belajar yang kuat
tercermin dalam tingkah laku yang kurang bersemangat, beraktivitas di luar
belajar (misal berbicara dengan teman, tidak mengerjakan tugas, dan lainnya)
saat di kelas, kurang mendengarkan guru saat proses pelajaran. Untuk
meningkatkan motivasi dalam belajar, diperlukan peran bimbingan yang
dilakukan oleh guru mata pelajaran, guru wali kelas, pembimbing (guru
Bimbingan dan Konseling) untuk membantu siswa meningkatkan motivasi
belajar. Bimbingan dalam belajar dapat juga disebut sebagai bimbingan
akademik. Bimbingan akademik ialah bimbingan dalam hal menemukan cara
belajar yang tepat.
Pemberian bimbingan atau layanan bimbingan belajar dapat
dilaksanakan melalui tahap-tahap a) pengenalan siswa yang mengalami
masalah belajar; b) pengungkapan sebab-sebab timbulnya masalah belajar; c)
pemberian bantuan pengentasan masalah belajar (Prayitno & Atmi, 1994:
279). Dengan berdasar pada pemahaman tentang bimbingan itu sendiri, bahwa
bimbingan yang berarti menunjukkan jalan, mengarahkan, menuntun.
Bimbingan adalah sebuah bentuk bantuan maka, peran bimbingan dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa adalah memberikan bantuan kepada
siswa dalam hal mengatasi beraneka masalah atau kesulitan belajar,
mengarahkan siswa untuk kembali kepada cara belajar yang tepat, membantu
memiliki motivasi belajar yang semakin kuat. Upaya membantu siswa untuk
meningkatkan motivasi belajar dibutuhkan sebuah perencanaan yang
mengarah pada proses bimbingan bagi siswa. Untuk mendukung proses
bimbingan di sekolah, dan terlaksananya layanan bimbingan yang diharapkan
dapat meningkatkan motivasi belajar maka dibutuhkan sebuah modul yang
terstruktur sehingga dapat dilakukan sesuai dengan tahap-tahap kebutuhan
siswa.
C. Modul Peningkatan Motivasi Belajar
Menurut Supratiknya (2008: 158) modul adalah suatu kegiatan untuk
membantu kelompok sasaran mengembangkan suatu keterampilan hidup
tertentu. Modul semacam ini berfokus pada suatu topik tertentu, memiliki
komponen-komponen sebagai berikut: topik, tujuan, prosedur, materi, media,
evaluasi, dan sumber.
Masing-masing komponen akan diuraikan secara berturut-turut
(Supratiknya, 2008: 158).
1. Topik
Komponen ini secara padat melukiskan jenis keterampilan hidup yang
akan disajikan dalam modul kegiatan.
2. Tujuan
Komponen ini mendeskripsikan secara lebih spesifik, artinya melukiskan
3. Prosedur/Alur
Komponen ini secara rinci dan cermat memaparkan skenario kegiatan,
yaitu langkah-langkah yang harus ditempuh oleh peserta (dan
pendamping) dalam rangka mencapai tujuan didasarkan pada alur dari
awal sampai akhir.
4. Materi
Komponen ini memaparkan secara konseptual jenis, atau jenis-jenis
keterampilan hidup yang akan dijadikan tujuan penyelenggaraan modul.
5. Media
Yang dimaksud media dalam modul ini adalah handouts berisi paparan
materi; aneka lembar kegiatan peserta, seperti lembar kegiatan pribadi
atau lembar kegiatan kelompok; slides, film, rekaman audio, dan
sebagainya; gambar; koran bekas, majalah, barang-barang bekas lain;
overhead projector, laptop, dan sebagainya; alat-alatseperti kertas HVS,
kertas gambar, pensil warna, spidol, gunting, lem,dan sebagainya.
6. Evaluasi
Evaluasi lazimnya dilakukan pada akhir kegiatan. Paling tidak terdapat
dua macam evaluasi, yaitu evaluasi hasil dan evaluasi proses. Evaluasi
hasil bertujuan mengetahui sejauh mana peserta telah mengalami
perubahan seperti direncanakan. Evaluasi proses bertujuan mengungkap
7. Sumber
Komponen ini mencantumkan berbagai sumber pustaka dan atau sumber
lain yang dipakai sebagai acuan dalam menyusun aneka langkah modul
dalam modul.
Modul peningkatan motivasi belajar adalah suatu kegiatan untuk
membantu kelompok klien dengan komponen topik, tujuan, prosedur, materi,
media, evaluasi, dan sumber, yang sesuai untuk meningkatkan motivasi belajar
kelompok klien tersebut. kelompok klien adalah siswa.
D. Focus Group Discussion
Focus group discussion (FGD) adalah salah satu metode penelitian
kualitatif dengan berpusat pada kelompok, atau dengan kata lain FGD adalah
sebuah meode penelitian dengan cara diskusi kelompok yang membahas satu
topik tertentu (fokus pada topik tertentu). Menurut Kreuger (1994: 3) the
focus group discussion is particulary efective in providing information about
why people think or feel the way to do. Irwanto (2006: 1) menyebutkan
bahwa focus group discussion (FGD) adalah suatu proses pengumpulan data
dan informasi yang sistematis mengenai suatu permasalahan tertentu yang
sangat spesifik melalui diskusi kelompok. Dalam FGD, peserta diskusi boleh
mengungkapkan pendapatnya tentang dirinya (peserta) seperti pikirkan,
Diskusi kelompok terarah (focus group discussion) memiliki beberapa
karakteristik, yaitu 1) dalam hal jumlah peserta diskusi, antara 7-10 peserta.
Seperti diungkapkan Kreuger (1994: 6) yaitu a focus group is typically of 7 to
10 participants; 2) peserta yang dipilih berasal dari populasi atau komunitas
yang benar-benar relevan dengan persoalan yang dihadapi; 3) adanya
komunikasi antara moderator dengan peserta diskusi, moderator dengan
pencatat proses, dalam proses FGD. Karakteristik-karakteristik metode
penelitian FGD inilah yang membedakan FGD dengan metode penelitian lain.
Selain karakteristik-karakteristik di atas, FGD memiliki beberapa
manfaat, menurut Irwanto (2006) ada beberapa manfaat FGD sebagai berikut,
1) memperoleh informasi yang banyak secara cepat; 2) mengidentifikasi dan
menggali informasi mengenai kepercayaan, sikap dan perilaku kelompok
tertentu; 3) menghasilkan ide-ide untuk penelitian lebih mendalam; 4) sebagai
cross-cek data dari sumber lain atau metode lain.
Menurut Krueger (1994), FGD memiliki beberapa kelemahan, yaitu 1)
diskusi dapat didominasi oleh segelintir orang, karena ada beberapa orang
yang sangat aktif dalam menanggapi topik-topik yang disampaikan oleh
moderator, namun ada orang yang tidak mempunyai keberanian untuk
mengungkapkan pendapatnya karena takut salah atau tidak terbiasa berbicara
di depan umum; 2) sedikit informasi hanya dapat diperoleh dari setiap
responden, hal ini terjadi bila responden pasif dan sulit untuk mengungkapkan
4) sudut pandang anggota minoritas kelompok dapat terabaikan atau tidak
30 A. Jenis Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang
faktor-faktor yang memotivasi belajar siswa kelas XI SMA Stella Duce
Bantul tahun pelajaran 2009/2010. Penelitian ini termasuk penelitian
deskriptif dengan metode Focus Group Discussion (FGD).
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif karena dalam penelitian
ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang faktor-faktor yang
memotivasi belajar siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul tahun pelajaran
2009/2010.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas XI SMA Stella Duce
Bantul tahun pelajaran 2009/2010 yang terbagi dalam 2 kelas, yaitu kelas IPA
dan kelas IPS.
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Focus Group Discussion (FGD) yang dilakukan oleh peneliti dibantu oleh
sebagai berikut: (1) Kelompok Kecil (7-10 orang); (2) Heterogen (jenis
kelamin, umur, sosio ekonomi, pendidikan, dan lain-lain); (3) diskusi
bebas-spontan, terfokus pada satu topik tertentu; (4) Dipimpin oleh fasilitator; (5)
Dibantu oleh beberapa asisten.
FGD adalah suatu metode yang mendukung subjek untuk memiliki
kesempatan dalam memberikan pendapat, menjelaskan, dan berbagi
pengalaman dalam diskusi yang dipimpin oleh moderator (Krueger, 1994: 7).
Metode ini digunakan agar peneliti mengetahui secara langsung hal-hal yang
memotivasi belajar siswa secara nyata. Pertanyaan-pertanyaan yang akan
diajukan kepada siswa mengenai motivasi belajar baik motivasi belajar
instrinsik maupun motivasi belajar ekstrinsik. Pertanyaan-pertanyaan yang
akan diajukan adalah pertanyaan mengenai hal-hal yang memotivasi belajar
siswa. Serta bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa yang memotivasi
belajar siswa selama ini yang diperoleh melalui jawaban-jawaban siswa
melalui Focus Group Discussion (FGD). Pertanyaan-pertanyaan disusun dan
dimaksudkan agar siswa mau mengungkapkan faktor-faktor yang memotivasi
belajar atau berbicara dan mendengarkan siswa lain saat berbicara.
D. Validitas dan Reliabilitas
Menurut Krueger (1994: 31) FGD dapat dikatakan valid bila
cocok untuk penyelidikan focus group. Validitas adalah tingkat sebuah
prosedur, yang dapat mengukur hal yang menjadi tujuan dari pengukuran.
Validitas dapat diketahui melalui tiga cara yaitu satu, tingkat yang
paling rendah adalah cara validitas yang terlihat. Validitsas terlihat adalah
apakah hasilnya terlihat valid? Cara validitas tipe yang kedua adalah tingkatan
yang merupakan hasil dari tingkah laku yang akan nampak, sedangkan cara
validitas yang ketiga melalui pengalaman dan kejadian prediktif atau
konvergen validitas.
Focus group pada umumnya memiliki validitas dan reliabilitas yang
dilihat melalui tingkat kepercayaan pada pendapat partisipan, jumlah
kelompok dalam FGD 2-4 kelompok dan jumlah masing-masing dari
kelompok tersebut berjumlah 7-10 orang, dan peserta yang memiliki
pengalaman yang sama namun peserta harus heterogen (Krueger, 1994: 32).
E. Pengumpulan Data 1. Tahap Persiapan
Sebelum penelitian dilaksanakan, koordinator Bimbingan dan
Konseling SMA Stella Duce Bantul dihubungi oleh peneliti dengan tujuan
untuk memperoleh informasi dan waktu (jadwal) untuk penelitian, yang
disesuaikan dengan waktu bimbingan klasikal. Namun, di sekolah tersebut
Bimbingan dan Konseling SMA Stella Duce Bantul untuk menggunakan
jam mata pelajaran tertentu untuk penelitian.
2. Persiapan Teknis a. Pembentukan TIM
Sebelum melakukan penelitian, tim dibentuk untuk membantu
proses FGD. Diusahakan dalam pemilihan teman-teman yang akan
membantu dalam proses FGD, dipilih orang-orang yang kompeten dan
mampu melaksanakan tugas yang telah ditentukan dengan penuh
tanggung jawab, dapat diandalkan dalam mengelola kelas, menguasai
materi dan mampu menjalin relasi yang baik dengan tim serta mampu
menjalin kerjasama dengan peserta FGD.
Sebelum Peneliti mengadakan penelitian, diadakan briefing pada
setiap anggota tim agar mereka mengerti dan memahami hal-hal yang
harus dilakukan saat FGD berlangsung. Dalam briefing antara
moderator dan asisten moderator serta anggota tim FGD dijelaskan
faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa, hal-hal yang
akan ditanyakan saat FGD dan tugas-tugas yang akan dilakukan oleh
Dalam proses FGD untuk memperoleh data, beberapa orang dilibatkan
sebagai:
1) Moderator
Moderator adalah orang yang memimpin proses FGD. Seorang
moderator harus memiliki keterampilan khusus agar dapat
bekerjasama baik dengan tim maupun dengan siswa.
2) Pencatat Proses
Pencatat proses adalah orang yang mencatat hasil diskusi peserta.
Tugas mencatat proses pun tidak kalah penting dengan moderator
karena lengkap atau tidak data yang diperoleh dari hasil FGD
tergantung pada pencatat proses. Perlu diketahui pula antara
moderator dan pencatat proses harus terjalin kerjasama yang baik,
agar mendapatkan data yang diharapkan.
3) Penghubung Peserta
Penghubung peserta adalah Koordinator Bimbingan dan Konseling
SMA Stella Duce Bantul.
4) Bloker
Bloker adalah orang yang bertugas sebagai penjaga keamanan
selama proses FGD berlangsung.
5) Petugas Logistik
Petugas logistik adalah anggota tim yang menentukan tempat yang
tersebut masih ada tugas lain yaitu membantu menentukan tempat
dan alat-alat komunikasi selama melaksanakan proses FGD.
6) Memilih Tempat
Tempat yang dipilih dalam proses FGD adalah tempat yang
nyaman dan sedikit gangguan agar proses FGD dapat berjalan
sesuai dengan yang diharapkan.
3. Persiapan FGD
a. Pengembangan pertanyaan
Rumusan pertanyaan untuk melakukan FGD sebagai berikut:
1) Tujuan penelitian yaitu mengetahui faktor-faktor yang memotivasi
belajar siswa SMA Stella Duce Bantul kelas XI Tahun Pelajaran
2009/2010 yang diungkap melalui Focus Group Discussion.
2) Pertanyaan penelitian yaitu faktor-faktor apakah yang memotivasi
belajar siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul tahun pelajaran
2009/2010?
3) Pertanyaan panduan : Lihat Lampiran 3.
b. Mendaftar peserta
Peserta didaftar agar dalam melakukan analisis dapat lebih mudah
4. Tahap Pelaksanaan
Penelitian dilaksanakan di luar ruang kelas. Selama melakukan 45
menit untuk masing-masing kelas.
Sebelum melakukan FGD, siswa diberi pengantar dan maksud
serta tujuan. Setelah diberikan penjelasan, Tim FGD melakukan
permainan terlebih dahulu agar dapat mencairkan suasana (ice breaking),
peserta dan anggota tim FGD saling mengenal satu sama lain. Hal ini
dilakukan agar siswa tidak merasa tegang, lebih santai atau rileks selama
FGD berlangsung dan dapat menghasilkan data yang diharapkan.
Pencairan suasana tidak perlu terlalu lama, karena proses FGD tidak akan
berjalan dengan baik karena keterbatasan waktu. Setelah proses pencairan
suasana usai, maka dilanjutkan dengan proses FGD. Sebelum siswa diberi
pertanyaan, siswa diminta untuk mendiskusikan pertanyaan yang telah
diberikan oleh moderator dan petugas lain melakukan tugasnya
masing-masing. Dalam melakukan FGD dibuat kesepakatan kelompok, bahwa
sesuatu yang diungkapkan oleh salah satu peserta (siswa), jika tidak ada
tanggapan, sanggahan, atau tambahan, maka pernyataan tersebut dianggap
pernyataan kelompok.
F. Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui faktor-faktor yang memotivasi belajar siswa kelas
perumusan masalah penelitian yang diajukan. Dalam penelitian akademik
yang melibatkan lebih dari satu kelompok FGD, maka data catatan proses
yang ada disajikan dalam bentuk yang dapat dibaca oleh peneliti.
Langkah-langkah yang perlu diambil dalam analisis adalah:
1. Memeriksa tujuan FGD dengan cara melihat dari jumlah pertanyaan yang
ditanyakan sesuai dengan rencana atau tindakan.
2. Apakah ada perubahan tujuan dalam tujuan FGD yang terjadi karena input
dari peserta?
3. Mengidentifikasi masalah utama yang dikemukakan oleh peserta.
4. Merumuskan variabel peserta dalam persoalan utama, variasi sebagai
perbedaan-perbedaan yang timbul, dari perbedaan yang sangat mencolok
sampai yang hanya berbeda sedikit saja. Jika perbedaan ini muncul, maka
keduanya harus disajikan secara objektif.
5. Membuat kerangka prioritas dari persoalan-persoalan yang muncul
berdasarkan sumberdaya yang ada, kemendesakan persoalan dan
kemungkinan dipecahkan dalam waktu dekat, jangka menengah, dan juga
jangka panjang.
6. Melakukan koding sesuai dengan faktor-faktor yang dikehendaki.
7. Dalam berpikir mengenai rekomendasi atau implikasi dari penelitian
dilandasi pemikiran bahwa akan ada kemungkinan FGD dilakukan
berdasarkan cita-cita besar, baik toritis maupun praktis, maka analisis
38
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini memuat dua jawaban atas masalah penelitian yaitu, pertama
“Faktor-faktor apa yang memotivasi belajar siswa kelas XI SMA Stella
Duce Bantul Tahun Pelajaran 2009/2010 yang diungkap dengan metode
Focus Group Discussion? “ Kedua, “Modul peningkatan motivasi belajar
seperti apa yang sesuai untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI
SMA Stella Duce Bantul tahun ajaran 2009/2010 (yang diungkap melalui
FGD)?” Penyajian hasil penelitian dilanjutkan dengan pembahasan
terhadap hasil penelitian tersebut.
Penelitian dengan keterbatasan yang ada mengemukakan beberapa
hal. Pertama, yang berhubungan dengan pertanyaan penelitian. Pertanyaan
yang berbentuk terbuka memungkinkan tidak semua siswa mengungkapkan
apa yang mereka pikirkan dan yang mereka rasakan karena mereka merasa
canggung atau malu meskipun di awal proses FGD dilakukan ice-breaking.
Kedua, kelompok FGD berjumlah 3, dengan 13 peserta dalam satu kelompok. Jumlah peserta tersebut disebabkan oleh faktor waktu yang
terbatas yang diberikan oleh pihak sekolah karena tidak ada jam Bimbingan
dan Konseling di sekolah tersebut, sehingga mengambil jadwal mata
A. Hasil Penelitian
Pengumpulan data kualitatif digunakan sebagai instrument
wawancara yang mendalam dan pengamatan. Penggunaan data kualitatif
untuk mengetahui potensi jawaban-jawaban dari siswa karena penelitian
yang dilakukan berusaha untuk menerangkan realita sosial yang dialami
oleh siswa. Susunan TIM Focus Group Discussion (FGD) sebagi berikut:
Tabel 1
Data Tim FGD
No. Nama Sebagai
1. Benedectus Ardhyanto Moderator, Petugas logistik
2. Seprianus Kiding Pencatat Proses
3. Anting Pramusekar Pencatat Proses
4. Aldes Dwi Pikal Moderator
5. Dwi Suryati Pencatat Proses
6. Teresia Adita Candra Pencatat Proses
7. Sigit Sudarisman Bloker
Proses pengumpulan data melalui metode focus group discussion
(FGD) dilakukan 1 kali masing-masing kelompok pada tanggal 27 Agustus
2009 dan 28 Agustus 2009. Adapun kelompok FGD tersebut terdiri dari siswa
kelas XI (IPA & IPS) SMA Stella Duce Bantul Tahun Pelajaran 2009/2010
FGD yaitu kelompok A, B, dan C masing-masing kelompok berjumlah 13
siswa. Berikut nama-mana peserta kelompok:
Tabel 2
Daftar Peserta FGD
Kelompok: A (IPA)
1. Aprilia Irawati 6. Fransiska Ningrum 11. Sisilia Vika Dwi K.
2. Bagas Prawira K. 7. Hedwigis Juditr T. 12. Vinsensius Indra C.
3. Christian Reddy 8. Ig. Topanjalu 13. R. B. Gendra I. M.
4. Dwi Setiowati 9. MM. Liana Agustin
5. Elisabet Barek P. 10. Rio Sapto Hidayat
Kelompok B (IPS)
1. Ade Yunianto 6. Elizabeth Hermi P. 11. Laksita Wikan N.
2. B. Heti M. 7. Elizabeth Tri N. 12. Marcela S. R.
3. Cesilia Kunthi E. 8. Emi 13. Maria Linda M.
4. Daniel Okky P. 9. Kristina Riya T.
5. Desi Rika A. 10. Renato Benigno C.
Kelompok C (IPS)
1. Marlia 6. Ryannova R. 11. Wawan Kurniawan
2. Michael Laotik 7. Thomas Riko 12. Ika Riana
3. Natalia Galuh M. 8. Valleria Diani S. P. 13. Dessy Wulandari
4. Oktavia Demy 9. Yasinta Feri S.
Hasil FGD di SMA Stella Duce Bantul Tahun Pelajaran 2009/2010 adalah:
Pertama, proses FGD dilakukan pada tanggal 27 Agustus 2009 di kelas XI IPA (Kelompok A) dengan jumlah siswa peserta FGD 13 orang, 7 orang
siswa putri dan 6 siswa putra. Adapun hasilnya sebagai berikut:
Tabel 3
Faktor-faktor yang memotivasi belajar siswa
No. Pernyataan Jumlah siswa yang
mengungkapkan
1. Memiliki guru yang menyenangkan, humoris, dan metode
mengajar yang variatif. 13 siswa
2. Dukungan dari orang tua/pacar. 13 siswa
3. Mata pelajaran yang di senangi. 13 siswa
4. Semangat belajar tinggi karena akan mendapat hadiah 10 siswa
5. Keinginan untuk membahagiakan orang tua. 4 siswa
6. Semangat belajar karena mendengarkan cerita inspiratif dari
guru tentang orang yang sukses.
2 siswa
7. Rasa ingin tahu lebih tentang mata pelajaran. 2 siswa
8. Cita-cita memicu semangat belajar 1 siswa
9. Semangat belajar tinggi karena malu dengan pacar yang lebih
pintar.
1 siswa
10. Memiliki persaingan dengan teman dalam prestasi belajar. 1 siswa
11. Pengalaman masa lalu yang buruk (mendapat nilai buruk) 1 siswa
12. Merasa diremehkan guru menjadi semangat belajar untuk
membuktikan bahwa diri bisa berprestasi
Tabel 4
Faktor-faktor yang kurang memotivasi belajar siswa
No. Pernyataan Jumlah siswa yang
mengungkapkan
1. Guru mengajar dengan metode yang monoton, menyampaikan
materi terlalu luas, materi yang diberikan sama dari kelas X
sampai XII dan guru terlalu galak
13 siswa
2. Diejek teman “Sok Rajin” 1 siswa
3. Belum menemukan tujuan belajar yang sebenarnya 1 siswa
Kelompok A, proses FGD berjalan dengan lancer. Ada beberapa siswa
yang pasif, terlihat menyetujui apa yang diungkapkan oleh siswa lain saat
proses FGD berlangsung. Pernyataan-pernyataan yang siswa ungkapkan
menunjukkan apa yang siswa ungkapkan tersebut jujur dan benar-benar
mereka alami. Kelompok ini, siswa bersemangat untuk belajar karena
memiliki guru yang menyenangkan, humoris, dan metode mengajar yang variatif.
Dukungan dari orang-orang terdekatpun (orang tua/keluarga, pacar,) membuat siswa
bersemangat untuk belajar. Siswa yang kurang termotivasi untuk belajar, mereka
mengungkapkan bahwa metode mengajar guru monoton, tidak variatif, kurang
menyenangkan, terlalu galak, dan terlalu kaku dalam menyampaikan materi.
Hal ini menjadikan siswa kurang bisa menangkap dan tidak bersemangat
untuk belajar. Dalam hal ini yang diperlukan oleh siswa adalah pemberian
pemahaman akan karakter guru, dan bagaimana siswa menyesuaikan diri
guru pembimbing. Siswa juga memerlukan perhatian dari guru wali kelas,
guru mata pelajaran dan guru pembimbing agar siswa memahami arti penting
kegiatan dan tujuan belajar siswa.
Kedua, proses FGD dilakukan pada tanggal 28 Agustus 2009 di kelas XI IPS (Kelompok B) dengan jumlah siswa peserta FGD 13 orang, 10 orang
siswa putri dan 3 siswa putra. Adapun hasilnya sebagai berikut:
Tabel 5
Faktor-faktor yang memotivasi belajar siswa
No. Pernyataan Jumlah siswa yang
mengungkapkan
1. Ingin membahagiakan orang tua 13 siswa
2. Mendapat hadiah jika berprestasi. 13 siswa
3. Memiliki guru yang menyenangkan, sabar, ramah, humoris, dan
menggunakan metode yang bervariasi sehingga siswa tidak bosan
dengan metode yang diberikan saat mengajar di kelas.
13 siswa
4. Mata pelajaran yang disukai. 13 siswa
5. Kemauan untuk menjadi sukses dan keinginan untuk maju. 11 siswa
6. Cerita inspiratif dari guru. 9 siswa
7. Memiliki dorongan dari diri sendiri untuk mempelajari mata
pelajaran dengan sungguh-sungguh.
6 siswa
8. Belajar kelompok. 6 siswa
9. Ada rasa malu jika mendapat nilai jelek. 3 siswa
10. Pengalaman masa lalu yang kurang menyenangkan (mendapat
nilai jelek).
2 siswa
11. Rasa ingin tahu lebih mata pelajaran tersebut. 1 siswa
12. Pacar 1 siswa
untuk membuktikan bahwa dirina juga bisa berprestasi
14. Sadar bahwa belajar itu adalah kewajiban. 1 siswa
Tabel 6
Faktor-faktor yang kurang memotivasi belajar siswa
No. Pernyataan Jumlah siswa yang
mengungkapkan
1. Acara televisi, di ajak teman untuk bermain, online di warnet
yang lebih menarik dari pada belajar
13 siswa
2. Metode mengajar guru yang kurang variatif dan cenderung
monoton
13 siswa
3. Teman di kelas tidak menunjukkan sikap “kompak’ di kelas 1 siswa
4. Kurangnya perhatian dari orang tua 4 siswa
Kelompok B, siswa kurang aktif dalam mengikuti proses FGD. Hal
ini dikarenakan rasa malu mengungkapkan pendapat, rasa canggung mungkin
juga membuat mereka kurang aktif untuk mengutarakan pendapatnya. Dalam
proses, pernyataan-pernyataan muncul setelah beberapa anggota FGD mulai
berani mengungkapkan apa yang ada dalam pikirannya. Siswa
mengungkapkan bahwa mereka bersemangat belajar untuk membahagiakan
orang tua, mendapat hadiah jika berprestasi. Memiliki guru yang
menyenangkan, sabar, ramah, humoris, dan menggunakan metode yang
bervariasi sehingga siswa tidak bosan dengan metode yang diberikan saat
kurang bersemangat untuk belajar karena guru. Ungkapan siswa sebagai
berikut “Saya kurang bersemangat untuk belajar disebabkan karena metode
mengajar guru yang kurang kreatif dan monoton, sehingga apa yang guru
sampaikan mengajar di kelas tidak dengan mudah saya tangkap”. Pendapat
tersebut didukung oleh siswa-siswa yang lain.
Ketiga, proses FGD dilakukan pada tanggal 28 Agustus 2009 di kelas XI IPS (Kelompok C) dengan jumlah siswa peserta FGD 13 orang, 10 orang
siswa putri dan 3 siswa putra. Adapun hasilnya sebagai berikut:
Tabel 7
Faktor-faktor yang memotivasi belajar siswa
No. Pernyataan Jumlah siswa yang
mengungkapkan
1. Nilai yang tinggi adalah kebutuhan. 13 siswa
2. Ada dukungan dari orang tua/pacar. 13 siswa
3. Memiliki dorongan untuk belajar karena akan mendapat hadiah
(dari guru/rang tua/janji)
13 siswa
4. Guru yang menyenangkan. 13 siswa
5. Cerita inspiratif dari guru. 10 siswa
6. Kemauan untuk mencapai cita-cita yang diharapkan 8 siswa
7. Mendapat nilai bagus 4 siswa
8. Rasa ingin tahu lebih dalam menerima pelajaran. 1 siswa
9. Termotivasi dalam belajar karena guru galak 1 siswa
10. Ada persaingan yang sehat (dalam hal prestasi belajar) dengan
teman.