YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 3 Nomor 2 Edisi Mei 2018 (188-196) PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS ANEKDOT
MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW SISWA KELAS X IPS 3 SMA NEGERI 4 BUKITTINGGI
---Osmimi
Guru SMA Negeri 4 Bukittinggi
(Naskah diterima: 14 April 2018, disetujui: 28 April 2018) Abstract
The purpose of this study is to describe: (1) the process of improving students' anecdotal text writing skills, (2) the result of improving the writing skills of essay students of class X IPS 3 SMA Negeri 4 Bukittinggi. Research data obtained from qualitative data in the form of observation sheet, field note and quantitative data in the form of performance test. The findings of research on the process of improving the skill of writing anecdotal text through JIGSAW cooperative learning model of class X IPS 3 SMA Negeri 4 Bukittinggi well done. The average of student test result has increased, that is average at prasiklus 60, at cycle I 78, and in cycle II 92,2.
Keywords: improvement, anecdotal text writing skills, JIGSAW Cooperative
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan: (1) proses peningkatan keterampilan menulis teks anekdot siswa, (2) hasil peningkatan keterampilan menulis esai siswa kelas X IPS 3 SMA Negeri 4 Bukittinggi. Data penelitian diperoleh dari data kualitatif berupa lembar observasi, catatan lapangan dan data kuantitatif berupa dari tes unjuk kerja. Temuan penelitian terhadap proses peningkatan keterampilan menulis teks anekdot melalui model pembelajaran kooperatif JIGSAW siswa kelas X IPS 3 SMA Negeri 4 Bukittinggi terlaksana dengan baik. Rata-rata hasil tes mahasiswa mengalami peningkatan, yaitu rata-rata pada prasiklus 60, pada siklus I 78, dan pada siklus II 92,2.
YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 3 Nomor 2 Edisi Mei 2018 (188-196)
I. PENDAHULUAN
enulis merupakan suatu kegiatan berbahasa yang bersifat pro-duktif. Sebagai suatu kete-rampilan berbahasa, menulis merupakan kegiatan yang kompleks karena di dalam menulis seseorang dituntut untuk menata dan mengorganisasikan isi tulisan. Kegiatan menulis menuntut seseorang mengungkapkan ide, gagasan, pengalaman maupun pendapat dalam bentuk tulisan. Ide-ide yang dituangkan dalam bentuk tulisan tersebut didapat dari kegiatan membaca. Salah satu aspek keterampilan menulis yang dikembangkan dalam pelajaran bahasa Indonesia adalah menulis teks anekdot. Sesuai kurikulum 2013 kompetensi dasar (KD) 4.6 Menciptakan kembali teks anekdot dengan memerhatikan struktur, dan kebahasaan baik lisan maupun tulis sedangkan indikator pencapaian kompetensi 4.6.2 Menulis teks anekdot mengenai kejadian yang menyangkut banyak orang atau seorang tokoh publik. Berdasarkan kompetensi dasar, dan indikator ini dapat dilihat dengan jelas, bahwa untuk pencapaian sebuah tulisan dibutuhkan bahasa. Menulis berarti menghasilkan atau memproduksi suatu karangan baik bersifat nyata maupun tidak.
M
gendre teks yang wajib dipelajari siswaTeks anekdot merupakan salah satu SMA/MA dalam kurikulium 2013 mengarah pada kemunculan berbagai efek positif bagi siswa. Penggunaan teks anekdot sebagai materi, sumber belajar, maupun sebagai sisipan dalam pengembangan strategi pembelajaran mengarah pada pencapaian keberhasilan belajar siswa. Dengan kata lain teks anekdot mampu menjadi salah satu sarana dalam pengembangan diri siswa, baik bagi perkembangan dan peningkatan kompetensi kebahasaan, berbahasa, bersastra.Berdasarkan pengelaman penulis selaku guru Bahasa Indonesia di SMA Negeri 4 Bukittinggi ditemukan beberapa masalah yaitu terlihat bahwa siswa belum mampu menulis teks anekdot dengan struktur teks yang benar dan cirri Penyebab rendahnya keterampilan menulis teks ankedot siswa kelas X IPS 3 SMA Negeri 4 Bukittinggi antara lain karena kurangnya motivasi siswa dalam proses pembelajaran menulis teks anekdot. Kurangnya motivasi siswa tersebut terlihat pada saat aktivitas pelajaran berlangsung dalam kelas. Siswa sangat lesu dan tidak brsemanagat jika disuruh menulis teks anekdot. Siswa tidak aktif dalam pembelajaran
YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 3 Nomor 2 Edisi Mei 2018 (188-196) karena tidak ada siswa yang bertanya
mengenai materi teks anekdot.
Model pembelajaran yang secara teoretis tepat untuk meningkatkan keterampilan menulis teks anekdot siswa adalah model JIGSAW. Pada model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW siswa diajak untuk bekerjasama dan berpartisipasi aktif dalam diskusi kelompok guna lebih bergairah dalam dan memperkaya proses interaksi antar potensi siswa agar dapat belajar meningkatkan keaktifan mahasiswa dalam belajar. Penerapan model kooperatif JIGSAW ini diasumsikan dapat meningkatkan keterampilan menulis teks anekdot, Sehingga dapat dirumuskan pertanyaan penelitian dalam penelitian yaitu:
1. Bagaimanakah proses peningkatan kemampuan menulis teks anekdot siswa kelas X IPS 3 SMA Negeri 4 Bukittinggi menggunakan model pembelajaran kooperatif jigsaw
ditinjau dari struktur teks anekdot? 2. Bagaimanakah hasil peningkatan
kemampuan menulis teks anekdot siswa kelas X IPS 3 SMA Negeri 4 Bukittinggi menggunakan model pembelajaran kooperatif jigsaw
ditinjau dari struktur teks anekdot? II. KAJIAN TEORI
Menurut Imron (2009:2) menulis merupakan “suatu kegiatan menuangkan pikiran, gagasan, dan perasaan seseorang yang diungkapkan dalam bahasa tulis”. Menulis merupakan kegiatan untuk menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan yang diharapkan dapat dipahami oleh pembaca dan berfungsi sebagai alat komunikasi secara tidak langsung.
Suparno dan Yunus (2008:1.3) menyatakan bahwa menulis merupakan “kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Pesan adalah isi atau muatan yang terkandung dalam suatu tulisan. Sedangkan tulisan, merupakan simbol atau lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati pemakainya”. Dengan demikian, dalam komunikasi tulis terdapat empat unsur yang terlibat: penulis sebagai penyampai pesan, pesan atau isi tulisan, saluran atau media berupa tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan.
Menurut Keraf (1982:142) bahwa anekdot adalah “semacam cerita pendek yang bertujuan menyampaikan karakteristik yang menarik atau aneh mengenai seseorang atau suatu hal lain”. Anekdot itu bisa diartikan cerita pendek yang berkarakter dan di
YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 3 Nomor 2 Edisi Mei 2018 (188-196) dalamnya mengandung kritikan yang
membangun. Bisa juga diartikan sebagai cerita lucu yang bertujuan untuk mengkritik seseorang atau sesuatu hal.
Menurut Marahimin (2010:254) teks anekdot adalah “sebuah cerita kecil, narasi, yang dikatakan penulisnya sebagai yang dialami orang lain”. Anekdot haruslah cerita sederhana yang singkat, dan langsung, artinya mulai dari permulaan dan berakhir pada akhir cerita, tidak menggunakan kilas balik.
Menurut Sobadi (2013:14) struktur teks anekdot yaitu; (1) abstrak bagian di awal paragraf yang berisi gambaran tentang isi teks. Biasanya, bagian ini menunjukan hal menarik yang akan ada di dalam teks, (2) orientasi bagian ini berisi bagian munculnya masalah, (3) krisis Bagian ini berisi masalah atau kemelut, (puncak konflik), (4) reaksi bagian penyelesaian atas masalah yang timbul dibagian krisis. Reaksi ini harus memuat unsur kelucuan, sindiran, atau kritikan yang menarik atau mengesankan, (5). koda bagian ini berisi penegasan atau simpulan yang mengesankan terhadap kritik atau sindirin yang kalian tonjolkan.
Menurut Slavin (2010: 60), dalam pebelajaran kooperatif peserta didik belajar dalam kelompok yang bersifat heterogen dari
segi tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku untuk saling membantu satu sama lain dalam tujuan bersama. Selanjutnya, menurut Asma (2009: 57), JIGSAW adalah sebuah program komprehensif dalam pengajaran membaca dan menulis. Model kooperatif JIGSAW ini melatih siswa bekerjasama dalam kelompok dan menghilangkan dominasi guru dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas.
Menurut Asma (2012:95) Kegiatan pembelajaran pada Jigsaw menempuh beberapa tahap (a) Membaca. Siswa menerima topik-topik pakar dan membaca bahan yang diberikan untuk menemukan informasi. Aktivitas pertama dalam Jigsaw II adalah mendistribusikan teks dan topik-topik pakar, memberikan satu topik untuk masing-masing anak, dan kemudian membaca. Berikan lembar-lembar pakar dan kemudian pergilah kemasing-masing tim dan tunjukkan siswa mana yang harus mengambil topik tertentu. Jika tim terdiri atas lima anggota, mintalah dua anggota mengambil salah satu topik bersama-sama. Begitu anak-anak telah mendapatkan topik, biarkan mereka membaca bahan-bahan yang telah mereka terima. Siswa yang telah selesai membaca terlebih dahulu dapat kembali dan membuat catatan. (b) Diskusi kelas pakar. Para siswa yang
YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 3 Nomor 2 Edisi Mei 2018 (188-196) memiliki topik-topik pakar yang sama
bertemu untuk mendiskusikannya dalam kelompok-kelompok pakar.memilih pemimpin
diskusi untuk masing-masing
kelompok.Pemimpin diskusi tidak perlu seorang siswa yang memiliki kemampuan tertentu, dan semua siswa harus mendapatkan kesempatan untuk mengisi peran ini pada suatu saat. Pekerjaan pemimpin diskusi adalah sebagai moderator diskusi, memangil para anggota kelompok yang mengangkat tangan dan mencoba memastikan bahwa setiap orang berpartisipasi. Memberikan waktu sekitar dua menit kepada kelompok-kelompok pakar untuk membahas topik-topik mereka. Para siswa telah mencoba menemukan informasi tentang topik-topik mereka dalam teks dan mereka saling bertukar informasi ini dengan kelompok. (c) Laporan kelompok. Para siswa harus kembali dari diskusi kelas pakar mereka dan bersiap-siap untuk mengajarkan topik-topik mereka kepada teman-teman dalam tim. Mereka harus menghabiskan waktu sekitar lima belas menit untuk mengulas segala seseatuyang telah mereka pelajari tentang topik-topik yang mereka temukan dari bacaan dan diskusi mereka dalam kelompok-kelompok pakar. Tekankan kepada para siswa bahwa mereka harus bertanggung jawab
kepada teman-teman dalam tim mereka untuk men-jadi guru yang baik sekaligus menjadi sebagai pendengar yang baik. (c) Tes. Para siswa mengambil kuis individu yang mencakup semua topik. Distribusikan kuis dan berikan waktu yang cukup bagi setiap orang menyelesaikannya. Seluruh anak-anak menukarkan kuis dengan para anggota tim-tim yang lain untuk skoring, atau kumpulkan kuis-kuis tersebut dan berikan skor sendiri. (d) Penghargaan Kelompok. Pemberian penghargaan pada kelompok sesuai dengan skor rata-rata kelompok dengan kualifikasi super, hebat dan baik.
III.METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru atau peneliti untuk memperbaiki atau meningkatkan proses pembelajaran dengan mengubah pendekatan, metode, strategi, atau cara yang berbeda dari biasanya (Arikunto, 2009:3).
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Menurut Nazir (2009:54), metode deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan, menggambarkan atau melukiskan secara
YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 3 Nomor 2 Edisi Mei 2018 (188-196) sistematis, faktual dan akurat mengenai
fakta-fakta, serta hubungan antarfenomena yang diselidiki. Metode ini digunakan untuk mendeskripsikan proses dan hasil peningkatan keterampilan menulis teks anekdot melalui model Koperatif JIGSAW siswa kelas X IPS 3 SMA 4 Bukittinggi.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan melalui empat tahap dalam siklus.Pelaksanaan penelitian pada setiap siklus terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X IPS 3 SMA Negeri 4 Bukittinggi yang terdaftar pada tahun ajaran 2017/2018 berjumlah 36 orang.
Teknik pengumpulan data yang dpilih disesuaikan dengan instrumen yang digunakan. Data yang terkumpul kemudian diukur sesuai dengan kriteria penskorannya, kemudian disusun sehingga mudah diverifikasi untuk setiap variable. Agar pengumpulan data berlangsung secara teratur, sistematis dan sukses, yang dilakukan adalah sebagai berikut: (1) menyiapkan instrumen secara lengkap dalam bentuk lembaran observasi, tes unjuk kerja, catatan lapangan, (2) menetapkan sumber data, seperti responden, dokumen-dokumen yang
diperlukan, dan sebagainya, (3) menyiapkan operator atau pelaksana pengumpul data, (4) melakukan pengumpulan data secara sistematis sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.
IV. HASIL PEMBAHASAN
Temuan penilitian pada prasiklus menunjukkan bahwa siswa masih kesulitan dalam menulis teks anekdot. Hal itu terlihat dari rendahnya perolehan nilai siswa, rata-rata nilai siswa adalah 60. Penerapan model JIGSAW pada siklus I dapat memudahkan siswa menulis teks anekdot. Perencanaan dilakukan berdasarkan observasi awal kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran sudah terlaksana sesuai perencanaan. Indikator yang telah dicapai oleh siswa antara lain struktur teks anekdot dan cirri kebahasan teks anekdot. Pada tahap refleksi ada beberapa faktor kendala saat proses pembelajaran dari siswa. Faktor tersebut antara lain siswa tidak memperhatikan materi yang disampaikan,
Selanjutnya pada siklus II, menulis teks anekdot lebih diarahkan pada indikator yang belum tercapai pada siklus I dan memantapkan proses peningkatan menulis teks anekdot melalui model JIGSAW. Hal itu terlihat dalam perencanaan pelaksanaan
YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 3 Nomor 2 Edisi Mei 2018 (188-196) pembelajaran. Pada tahap pelaksanaan, terjadi
peningkatan aktivitas belajar siswa, hal itu terlihat dari sikap antusias siswa dalam menulis teks anekdot melalui model JIGSAW. Pada tahap pengamatan, tindakan yang dilaksanakan oleh penulis telah berhasil meningkatkan proses menulis teks anekdot sehingga aktivitas siswa juga meningkat. Pada tahap refleksi, keberhasilan model JIGSAW dalam menulis teks anekdot tergolong baik dan telah memenuhi deskriptor.
Berdasarkan lembar observasi, proses menulis teks anekdot pada siklus I terlaksana sesuai deskriptor yang telah ditetapkan. Berdasarkan catatan lapangan, aktivitas siswa selama mengikuti kegiatan menulis esai melalui model jigsaw memperlihatkan bahwa siswa mulai bersungguh-sungguh mengikuti pelajaran, tidak ada lagi siswa yang sibuk dengan aktivitas sendiri, semuanya memperhatikankan penjelasan guru tentang langkah-langkah menulis teks anekdot dengan model JIGSAW. Pada siklus II, proses menulis teks anekdot semakin ditingkatkan dengan fokus tindakan memantapkan materi dan memperbaiki kekurangan yang terdapat pada siklus I.
Berdasarkan proses pembelajaran keterampilan menulis teks anekdot siswa dan respon siswa terhadap pembelajaran, dapat disimpulkan bahwa penggunaan model JIGSAW dapat memudahkan siswa memahami keterampilan menulis teks anekdot. Dengan menerapkan model JIGSAW, siswa bisa memahami langkah-langkah menulis teks anekdot.
Selain itu, penggunaan model JIGSAW juga dapat membantu dosen untuk memudahkan siswa menulis teks anekdot. Dengan model JIGSAW, dosen membagi siswa kedalam kelompok dan siswa secara bersama berdiskusi tentang mataeri teks anekdot dengan didampingi guru. Siswa disuruh mendiskusikan contoh teks anekdot yang diberikan guru, kemudian siswa menampilkan hasil diskusi mereka tentang teks anekdot kedepan kelas dan menanggapi hasil laporan siswa serta memberikan reward kepada kelompok yang mendapatkan nilai bagus. Peningkatan proses keterampilan menulis teks anekdot siswa yang dilihat dari aktivitas siswa meningkat di setiap siklus hal terseut dapat dilihat pada tabel berikut ini.
YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 3 Nomor 2 Edisi Mei 2018 (188-196) Tabel 1. Peningkatan Aktivitas Siswa dalam Keterampilan Menulis Teks Anekdot
Menggunakan Model Cooperative Tipe Jigsaw
NO AKTIVITAS SIKLUS
I SIKLUSII 1 Keantusiaan siswa terhadap materi
pelajaran menggunakan model JIGSAW
67,56% 74,59% 2 Keaktifan siswa dalam memberikan
pertanyaan dan jawaban
83,24% 89,72% 3 Keaktifan siswa dalam berdiskusi
kelompok
72,97% 90,81% 4 Ketekunan siswa dalam menulis teks
anekdot
75,13% 90,81% 5 Ketepatan waktu mahasiswa dalam
mengumpulkan tugas
72,43% 88,10%
Peningkatan menulis teks anekdot siswa dilakukan dengan memberikan tes pada setiap siklus yang dilaksanakan. Setelah hasil tes dinilai berdasarkan indikator menulis teks anekdot, hasil tes diolah menggunakan rumus persentase menurut Abdurrahman dan Ratna (2003:264).
N = Smax
Selanjutnya menghitung rata-rata nilai. Berdasarkan perhitungan tersebut rata-rata nilai menulis teks anekdot siswa pada setiap siklus meningkat terlihat dari pada prasiklus nilai rata-rata siswa hanya 60 yang berada pada kualifikasi cukup, pada siklus I nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 78 dengan kualifikasi lebih dari cukup, dan pada siklus II
rata-rata siswa dalam menulis teks anekdot menggunakan model cooperative jigsaw lebih meningkat lagi menjadi 92,2 yang berada pada kuaifikasi baik. Artinya, rata-rata nilai menulis teks anekdot siswa mengalami peningkatan. V. KESIMPULAN
1. Model Cooperative Learning tipe Jigsaw
dapat meningkatkan proses keterampilan menulis teks anekdot siswa kelas X IPS 3 SMA Negeri 4 Bukittinggi
2. Model Cooperative Learning tipe Jigsaw
dapat meningkatkan hasil keterampilan menulis teks anekdot siswa kelas X IPS 3 SMA Negeri 4 Bukittinggi.
YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 3 Nomor 2 Edisi Mei 2018 (188-196) Asma, Nur. 2009. Model Pembelajaran
Kooperatif. Padang: UNP Press. Keraf, Gorys. 1982. Argumentasi dan Narasi
Komposisi Lanjut III. Jakarta: PT Gramedia.
Komaidi, didik. 2008. Aku Bisa menulis Panduan Praktis Menulis Kreatif lengkap. Yogyakarta: Sebda Media. Marahimin, Ismail. 2010. Menulis Secara
Populer. Jakarta: Pt Dunia Pustaka Jaya.
Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Rosidi, imron. 2009. Menulis Siapa Takut. Yogyakarta: Kanisius.
Semi. 2007. Dasar-dasar keterampilan menulis. Bandung: Angkasa. Slavin., Robert 2010. Cooperative Learning:
Teori, Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa Media.
Sobadi. 2013. Mandiri Mengasah Kemampuan Diri Bahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Suparno, Muhammad Yunus. 2008.
Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka.
Tarigan, Hendri Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.