• Tidak ada hasil yang ditemukan

CAPAIAN DAN KESIAPAN SISWA SMP/MTs DALAM UJIAN NASIONAL CBT (COMPUTER BASED TEST) TAHUN 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "CAPAIAN DAN KESIAPAN SISWA SMP/MTs DALAM UJIAN NASIONAL CBT (COMPUTER BASED TEST) TAHUN 2015"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

CAPAIAN DAN KESIAPAN SISWA SMP/MTs DALAM

UJIAN NASIONAL CBT (COMPUTER BASED TEST)

TAHUN 2015

Oleh:

Eviana Hikamudin

Peneliti Muda

Bidang Analisis dan Sistem Penilaian Puspendik

Ujian Nasional (UN) adalah kegiatan pengukuran dan penilaian pencapaian standar kompetensi lulusan peserta didik secara nasional yang meliputi mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan teknologi dan dilakukan dalam bentuk ujian nasional secara tertulis atau melalui ujian berbasis komputer. Sampai saat ini UN masih dijadikan sebagai salah satu pertimbangan untuk mengukur kemampuan akademis siswa yang akan menyelesaikan pendidikannya pada satuan pendidikan formal (school leaving exam).

Sesuai dengan kebijakan pemerintah, mulai tahun 2015 hasil UN tidak lagi digunakan untuk penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan, tetapi hasil UN dijadikan sebagai bahan evaluasi dalam rangka perbaikan dan peningkatan mutu pembelajaran di sekolah, disamping dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

UN sebagai instrumen dari sistem evaluasi dan penilaian hasil belajar siswa merupakan bagian yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari sistem pendidikan nasional. Informasi hasil UN dapat digunakan sebagai salah satu indikator dalam pemantauan dan pengendalian mutu pendidikan. Dengan demikian diharapkan hasil UN dapat memberikan dampak positif bagi kemajuan pendidikan nasional.

Dari waktu ke waktu pemerintah selalu mengupayakan untuk meningkatkan kualitas dan kredibilitas UN. Salah satu masalah yang seringkali muncul ke permukaan adalah kebocoran dan kecurangan dalam pelaksanaan ujian. Di sisi lain harus dipahami bahwa ujian yang baik adalah ujian yang kredibel, valid, reliabel, efektif, dan efisien. Selama ini pelaksanaan UN masih belum sepenuhnya memenuhi kriteria tersebut. Oleh karena itu pemerintah selalu mencari solusi dalam mengatasi masalah tersebut. Salah satu alternatif solusi yang dapat dilakukan adalah melaksanakan ujian yang lebih kredibel melalui ujian berbasis komputer (computer based test, CBT).

Berdasarkan Prosedur Operasional Standar (POS) UN Tahun 2015, yang dimaksud dengan UN CBT adalah sistem ujian yang digunakan dalam UN dengan menggunakan sistem komputer. Melalui UN CBT, pelaksanaan ujian diyakini dapat lebih kredibel karena CBT memiliki beberapa kelebihan dan kekuatan diantaranya: mampu meminimalkan kebocoran soal yang disebabkan oleh penggandaan dan distribusi bahan ujian, dapat meminimalkan kecurangan antar-peserta ujian karena soal dirandom oleh program sehingga tidak ada paket soal yang identik, dan dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi waktu proses skoring karena tidak memerlukan lembar jawaban kertas dan pemindaian.

Disamping hal tersebut di atas, terdapat aspek lainnya terkait pelaksanaan UN CBT yaitu aspek siswa sebagai pelaku utama ujian. Terdapat banyak faktor selain penguasaan materi yang dapat mempengaruhi siswa dalam pelaksanaan UN CBT. Faktor-faktor tersebut diantaranya kesiapan mental siswa, pengalaman siswa dalam menggunakan komputer sebelumnya, faktor kebiasaan siswa dalam mengoperasikan komputer, dan keterampilan yang dimiliki siswa, serta faktor-faktor teknis yang ada dalam program aplikasi UN CBT. Hal-hal tersebut merupakan faktor kesiapan siswa dalam menghadapi UN CBT.

(2)

1

Sesuai dengan tugas dan fungsinya, Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) selama ini telah mengolah hasil UN, menyusun laporan, dan melakukan analisis terhadap hasil UN, serta mendistribusikan hasilnya ke provinsi. Hasil pengolahan UN tersebut disusun dalam rangka meningkatkan akuntabilitas UN dan sekaligus memberikan umpan balik (feed back) kepada semua pemangku kepentingan pendidikan. Laporan dan analisis hasil UN yang selama ini telah dilakukan Puspendik telah menyajikan data-data penting yang dapat dijadikan bahan evaluasi bagi kebijakan nasional, provinsi, kabupaten/kota, satuan pendidikan, dan bahkan semua pihak yang memerlukannya.

Sekolah-sekolah yang menyelenggarakan UN CBT tahun 2015 relatif masih sedikit. Hal ini dikarenakan UN CBT tahun 2015 merupakan penyelenggaraan awal (perintis) UN berbasis komputer di Indonesia. Daerah-daerah yang sudah menyelenggarakan UN CBT tahun 2015 adalah sebanyak 28 provinsi dan 139 kabupaten/kota. Sedangkan total siswa yang mengikuti UN CBT tahun 2015 adalah sebanyak 170.593 siswa pada semua jenjang. Jika dibandingkan dengan jumlah keseluruhan siswa peserta UN, siswa yang mengikuti UN CBT tahun 2015 relatif masih sedikit yaitu hanya 2,4% dari jumlah total peserta UN. Untuk lebih jelasnya, berikut disajikan tabel statistik peserta UN CBT tahun 2015 untuk semua jenjang.

Statistik Peserta Ujian Nasional CBT Tahun 2015

JENJANG Provinsi Kabupaten/Kota JUMLAH

Sekolah Siswa

SMP/MTs 15 28 42 9,189

SMA/MA 21 56 135 35,883

SMK 27 123 379 125,398

TOTAL 28 139 556 170,593

Sumber: Data diolah

Pelaksanaan UN CBT tahun 2015 diikuti oleh SMP/MTs sebanyak 42 sekolah/madrasah, SMA/MA sebanyak 135 sekolah/madrasah, dan SMK sebanyak 379 sekolah. Peserta yang paling banyak mengikuti UN CBT tahun 2015 adalah pada jenjang SMK dengan jumlah total peserta 125.398 siswa. Sedangkan peserta pada jenjang SMP/MTs merupakan yang paling sedikit mengikuti UN CBT tahun 2015 yaitu hanya 9.189 siswa.

Selanjutnya ditinjau berdasarkan provinsi yang menyelenggarakan UN CBT tahun 2015, provinsi yang paling banyak mengikutkan SMP/MTs dalam UN CBT tahun 2015 adalah Jawa Timur. Jumlah SMP/MTs yang mengikuti UN CBT tahun 2015 di Jawa Timur sebanyak 11 sekolah. Kemudian disusul oleh Jawa Tengah yang mengikutkan 7 sekolah, dan selanjutnya Kalimantan Timur yang mengikutkan 4 sekolah. Namun ternyata masih ada 19 provinsi yang belum mengikutkan SMP/MTs dalam UN CBT tahun 2015.

Selain sekolah-sekolah dalam negeri, terdapat pula 2 sekolah luar negeri yang mengikuti UN CBT tahun 2015 yaitu SMP Kualalumpur dan SMP Singapura. Pada tahun 2015 kedua sekolah tersebut mengikuti UN CBT untuk kedua kalinya yaitu pada tahun 2014 untuk pertama kalinya sekolah-sekolah tersebut telah mengikuti UN CBT secara on-line. Berikut disajikan grafik yang menggambarkan jumlah sekolah yang mengikuti UN CBT tahun 2015 berdasarkan provinsi.

(3)

2 Sumber: Data diolah

Hasil UN CBT

Sesuai dengan POS UN Tahun 2015 banyaknya mata pelajaran yang diujikan dalam UN CBT untuk jenjang SMP adalah 4 (empat) mata pelajaran (mapel) yaitu: Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan IPA. Rata-rata nilai UN CBT Tahun 2015 untuk keempat mata pelajaran tersebut dapat dilihat pada grafik berikut ini.

(4)

3

Sumber: Data Diolah

Pada grafik di atas tampak bahwa rata-rata perolehan nilai UN CBT Tahun 2015 pada jenjang SMP/MTs sudah cukup tinggi untuk semua mata pejalaran yang diujikan. Hal ini dapat terlihat dari rata-rata nilai setiap mata pelaharan lebih tinggi dari 55.0 (batas nilai kurang). Rata-rata tertinggi terdapat pada mata pelajaran B. Indonesia yaitu sebesar 83.8 dan rata-rata terendah terdapat pada mata pelajaran matematika yaitu sebesar 71.3.

Apabila ditinjau berdasarkan hasil setiap mata pelajaran, umumnya diperoleh capaian nilai UN CBT SMP/MTs Tahun 2015 pada setiap mata pelajaran yang diujikan sudah cukup tinggi. Pada capaian nilai tersebut tidak terdapat perbedaan yang mencolok antara sekolah/madrasah negeri dengan swasta. Demikian pula tidak terdapat perbedaan nilai yang mencolok antara peserta laki-laki dengan perempuan.

Kesiapan Siswa dalam UN CBT

Pengalaman siswa sebelum UN CBT

Salah satu faktor yang dapat membantu siswa dalam mengikuti ujian berbasis komputer adalah kebiasaan dan pengalaman siswa dalam menggunakan komputer untuk berbagai keperluan serta melakukan akses internet. Siswa yang sudah pernah atau punya pengalaman dalam menggunakan komputer akan berbeda dengan siswa yang belum pernah atau jarang menggunakan komputer/internet.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan, ternyata siswa SMP/MTs yang melaksanakan UN CBT tahun 2015 hampir seluruhnya familiar dengan komputer/internet. Sebanyak 90% siswa SMP/MTs peserta UN CBT tahun 2015 memiliki pengalaman menggunakan komputer lebih dari 3 tahun. Demikian pula siswa SMP/MTs peserta UN CBT tahun 2015 yang terbiasa mengakses internet mencapai 80%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa SMP/MTs yang mengikuti UN CBT tahun 2015 memiliki pengalaman yang cukup untuk mengikuti ujian dengan menggunakan komputer. Untuk lebih jelasnya, berikut disajikan grafik pengalaman siswa SMP/MTs peserta UN CBT tahun 2015 dalam menggunakan komputer.

Batas nilai kurang (55.0)

(5)

4

Sumber: Data Diolah

Disamping pengalaman siswa dalam menggunakan komputer/internet, dalam survei juga digali informasi tentang rata-rata waktu yang digunakan siswa per hari dalam menggunakan komputer dan mengakses internet. Pertanyaan ini diberikan kepada siswa dengan tujuan untuk mengetahui kebiasaan siswa dalam memanfaatkan teknologi (komputer/internet) untuk memenuhi kebutuhan/keinginannya. Berikut adalah grafik yang menggambarkan rata-rata waktu yang digunakan siswa SMP/MTs untuk menggunakan komputer dan mengakses internet setiap hari.

Sumber: Data Diolah

Berdasarkan grafik di atas tampak bahwa umumnya siswa SMP/MTs menggunakan komputer/internet selama 1 – 4 jam per hari. Hal ini menggambarkan bahwa intensitas siswa SMP/MTs dalam menggunakan komputer/internet sudah cukup tinggi. Selanjutnya untuk mengetahui jenis pemanfaatan komputer oleh siswa SMP/MTs peserta UN CBT tahun 2015, di dalam survey juga ditanyakan tentang keperluan penggunaan komputer oleh siswa. Berdasarkan respon siswa ternyata 45% siswa menjawab komputer digunakan untuk browsing internet dan 28% menjawab komputer digunakan untuk mengerjakan tugas-tugas

(6)

5

sekolah. Hasil survei ini menggambarkan bahwa sudah ada pemanfaatan komputer secara positif oleh siswa dalam rangka menunjang tugasnya sebagai pelajar.

Selain hal-hal sebagaimana diuraikan di atas, di dalam survey yang dilakukan ditanyakan juga tentang pengalaman siswa dalam mengikuti ujian dengan menggunakan komputer sebagai medianya. Informasi yang diperoleh dari jawaban siswa adalah sebagian besar siswa SMP/MTs peserta UN CBT tahun 2015 sudah pernah mengikuti ujian dengan menggunakan komputer. Hal ini merupakan pengalaman positif bagi siswa sehingga dapat membantu siswa dalam mempersiapkan UN CBT tahun 2015 dengan lebih baik.

Berdasarkan respon siswa ternyata lebih dari 40% siswa SMP/MTs pernah melakukan ulangan di sekolah dengan menggunakan komputer 1- 3 kali sebelum mengikuti UN CBT. Demikian pula sebanyak 40% lebih siswa SMP/MTs pernah mengikuti try out ujian nasional dengan menggunakan komputer. Hal ini menggambarkan bahwa siswa SMP/MTs peserta UN CBT tahun 2015 telah memiliki pengalaman yang positif dalam melaksanakan ujian berbasis komputer. Pengalaman ini pula yang membantu siswa dalam mengikuti UN CBT tahun 2015.

Kesiapan mental siswa menghadapi UN CBT

Faktor yang dapat mempengaruhi suksesnya siswa dalam mengikuti ujian adalah kesiapan mental yang dimilikinya. Faktor mental ini merupakan faktor internal siswa yang dapat mendorong ataupun dapat melemahkan siswa dalam melaksanakan UN CBT tahun 2015. Oemar Hamalik (2008: 94) menyatakan bahwa kesiapan adalah tingkatan atau keadaan yang harus dicapai dalam proses perkembangan perorangan pada tingkatan pertumbuhan mental, fisik, sosial dan emosional. Salah satu bentuk kesiapan yang dimasud dalam penelitian ini adalah kesiapan mental siswa dalam menghadapi ujian. Untuk mengetahui hal tersebut, di dalam kuesioner siswa diberi pilihan tentang kondisi perasaan mereka sebelum UN CBT dilaksanakan dan setelah dilaksanakan.

Berdasarkan respon siswa diperoleh informasi bahwa 49% siswa sangat optimis sebelum mengikuti UN CBT tahun 2015, 19% optimis, dan 26% biasa-biasa saja. Hal ini menunjukkan perasaan siswa yang positif dan mendukung terhadap keikutsertaannya dalam UN CBT tahun 2015. Tidak ada siswa yang merasa cemas dan hanya sedikit siswa yang merasa sangat cemas. Demkian juga pada saat ujian dilaksanakan, sebagian besar siswa (43%) merasa biasa-biasa saja. Tidak ada siswa yang merasa cemas dan hanya sedikit yang merasa sangat cemas. Hal ini juga menunjukkan kecenderungan perasaan siswa yang positif dalam mengikuti UN CBT tahun 2015. Untuk lebih jelasnya di bahwa ini disajikan grafik perasaan siswa SMP/MTs dalam mengikuti UN CBT tahun 2015.

(7)

6

Sumber: Data Diolah

Tanggapan siswa terhadap kelanjutan UN CBT

Salah satu bagian yang digali dari siswa SMP/MTs adalah tentang tanggapan mereka untuk melaksanakan UN CBT pada tahun berikutnya. Berdasarkan jawaban siswa ternyata 88% siswa SMP/MTs menyatakan setuju pelaksanaan UN CBT dilanjutkan pada tahun-tahun berikutnya. Respon ini menunjukkan bahwa pelaksanaan UN CBT dapat diterima dengan baik oleh sebagian besar siswa SMP/MTs.

Grafik B.6 Grafik Tanggapan Siswa SMP/MTs tentang Kelanjutan UN CBT

Sumber: Data Diolah

Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas, kita dapat menarik beberapa kesimpulan, diantaranya:

ü Hasil UN CBT tahun 2015 jenjang SMP/MTs pada setiap mata pejaran mencapai kategori nilai tinggi dengan capaian nilai tiap mata pelajaran berada di atas batas nilai kurang 55.0.

ü Capaian nilai UN CBT jenjang SMP/MTs tahun 2015 untuk semua mata pelajaran mencapai kategori nilai yang tinggi dan tidak terdapat perbedaan nilai yang mencolok

(8)

7

antara sekolah negeri dengan swasta, demikian pula tidak ada perbedaan nilai yang mencolok antara peserta laki-laki dan perempuan.

ü Capaian nilai UN CBT SMP/MTs Tahun 2015 yang paling tinggi terdapat pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

ü Siswa SMP/MTs telah memiliki pengalaman yang cukup dalam menggunakan komputer/internet untuk mempersiapkan dirinya mengikuti ujian berbasis komputer.

ü Siswa SMP/MTs memiliki intensitas yang cukup tinggi dalam menggunakan komputer/internet setiap harinya. Sebagian besar pemanfaatan komputer oleh siswa adalah untuk browsing internet.

ü Kesiapan mental siswa SMP/MTs dalam menghadapi UN CBT tahun 2015 cenderung positif. Sebagian besar siswa merasa optimis dalam menghadapi UN CBT tahun 2015 dan merasa biasa-biasa saja saat mengerjakan soal UN CBT.

ü Sebagian besar siswa SMP/MTs berpendapat setuju apabila UN CBT dilaksanakan pada tahun-tahun berikutnya.

Gambar

Grafik B.6 Grafik Tanggapan Siswa SMP/MTs tentang Kelanjutan UN CBT

Referensi

Dokumen terkait

Pada percobaan ketiga, pertumbuban kultur pada media BAP 0 sampai 1 ppm memberikan basil terbaik pada peubab jumlab daun, jumlab tunas dibandingkan kultur yang

Selain itu nilai probabilitas yang dimiliki X2 (jumlah uang beredar) adalah 0.0020 atau lebih kecil dari α (0,05), hal ini menunjukan bahwa hipotesis dari uji

Kelompok ini melihat bahwa arsitektur yang ada sebagai “built language”, yang tidak mampu lagi mencerminkan struktur dan kebenaran yang ada, seperti halnya kata sebagai tanda tidak

lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan diastolik lebih besar atau sama dengan 95mmHg. Tekanan darah adalah tekanan aliran darah yang mengalir di dalam pembuluh

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu dan memberikan masukan bagi para investor dan stakeholders mengenai kondisi suatu perusahaan yang dapat diketahui melalui

Penelitian ini bertujuan untuk menguji referent power : pengaruh caring climate , kepuasan kerja, dan komitmen organisasional terhadap kinerja dosen dan karyawan

Pandemi yang dimulai pada musim semi ta- hun 2009 disebabkan suatu virus influenza A baru (H1N1) yang belum pernah dikenal sebelumnya pada babi atau manusia.. Jenis (strain)

Penyambung (saklar) terkendali digital Pengubah Analog ke Digital (A/D Converter atau ADC) Salah satu rangkaian ADC diperlihatkan pd gambar berikut..