• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Berita Resmi Statistik Kota Sibolga No. 01/01/1271/Th. XIII, 03 Januari 2016 1 No. 01/01/1271/Th.XIII, 03 Januari 2016

P

ERKEMBANGAN

I

NDEKS

H

ARGA

K

ONSUMEN

DESEMBER2015SIBOLGAINFLASI2,12PERSEN

Bulan Desember 2015, perkembangan harga barang dan jasa di Kota Sibolga secara umum menunjukkan adanya kenaikan. Berdasarkan hasil pemantauan BPS, pada bulan ini, Kota Sibolga mengalami inflasi sebesar 2,12 persen. Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh meningkatnya nilai Indeks Harga Konsumen pada kelompok bahan makanan sebesar 5,45 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 1,00 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,61; kelompok sandang sebesar 0,96 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,03 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,30 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,54 persen.

 Bulan Desember 2015, Sibolga mengalami inflasi sebesar 2,12 persen atau terjadi kenaikan nilai Indeks Harga Konsumen dari 120,83 pada bulan November menjadi 123,39 pada bulan Desember.

 Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh meningkatnya nilai Indeks Harga Konsumen pada kelompok bahan makanan sebesar 5,45 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 1,00 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,61; kelompok sandang sebesar 0,96 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,03 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,30 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,54 persen.

 Laju inflasi tahun kalender (Desember) sebesar 3,34 persen dan laju inflasi tahun ke tahun (Desember 2015 terhadap Desember 2014) yaitu 3,34 persen.

 Di Indonesia pada Bulan Desember 2015 terjadi inflasi sebesar 0,96 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 122,99. Dari 82 kota IHK, seluruhnya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Merauke 2,87 persen dengan IHK 131,04 dan terendah terjadi di Cirebon 0,27 persen dengan IHK 118,94.

(2)

2 Berita Resmi Statistik Kota SIbolga No. 01/01/1271/Th.XIII, 03 Januari 2016

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga selama Bulan Desember diantaranya cabai merah naik sebesar 0,89 poin; bawang merah sebesar 0,19 poin; kembung sebesar 0,09 poin; ketupat/lontong sayur sebesar 0,09 poin; dencis sebesar 0,08 poin; bayam sebesar 0,07 poin; cumi-cumi sebesar 0,06 poin.

Sementara itu beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga diantaranya tomat buah turun sebesar 0,12 poin; minyak goreng sebesar 0,03 poin; emas perhiasan sebesar 0,01 poin; kepiting sebesar 0,003 poin; sepatu sebesar 0,002 poin; susu kental manis sebesar 0,002.

Tabel 1

Laju Inflasi Kota Sibolga Bulan Desember 2015, Tahun Kalender 2015 dan Tahun Ke Tahun Menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)

Kelompok Pengeluaran IHK Desember 2014 IHK Desember 2015 Inflasi Desember 2015 1) Laju Inflasi Tahun 2015 2) Inflasi Tahun ke Tahun 3) (1) (3) (4) (5) (6) (7) Umum 119.40 123.39 2.12 3.34 3.34 1. Bahan Makanan 132.58 133.74 5.45 0.87 0.87

2. Makanan Jadi. Minuman. Rokok. & Tembakau 115.26 123.52 1.00 7.17 7.17 3. Perumahan. Air. Listrik. Gas. & Bahan Bakar 113.28 119.47 0.61 5.46 5.46

4. Sandang 109.19 113.77 0.96 4.19 4.19

5. Kesehatan 111.70 116.37 0.03 4.18 4.18

6. Pendidikan. Rekreasi. & Olahraga 104.13 107.85 0.30 3.57 3.57 7. Transport. Komunikasi. & Jasa Keuangan 122.54 122.83 0.54 0.24 0.24 1*)

Persentase perubahan IHK Bulan Desember 2015 terhadap IHK bulan sebelumnya.

2*)

Persentase perubahan IHK Bulan Desember 2015 terhadap IHK Bulan Desember 2014.

3*) Persentase perubahan IHK Bulan Desember 2015 terhadap IHK Bulan Desember 2014.

Tabel 2

Sumbangan Kelompok Pengeluaran terhadap Inflasi Kota Sibolga (2012=100) Desember 2015 (persen)

Kelompok Pengeluaran Andil Inflasi (%)

(1) (2)

Umum 2,12

1. Bahan Makanan 1,63

2. Makanan Jadi. Minuman. Rokok. & Tembakau 0,19

3. Perumahan. Air. Listrik. Gas. & Bahan Bakar 0,11

4. Sandang 0,07

5. Kesehatan 0,001

6. Pendidikan. Rekreasi. & Olahraga 0,01

(3)

Berita Resmi Statistik Kota Sibolga No. 01/01/1271/Th. XIII, 03 Januari 2016 3 Gambar 1

Perkembangan IHK Kota Sibolga (2012=100), Desember 2014 – Desember 2015 100 105 110 115 120 125 130 135 140 145

Des'14 Jan'15 Feb'15 Mar'15 Apr'15 Mei'15 Jun'15 Jul'15 Agu'15 Sep'15 Okt'15 Nov'15 Des'15

Umum Bahan Makanan Makanan Jadi

Perumahan Sandang Kesehatan

Pendidikan Transpor Line 9

Line 10

Gambar 2

Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Sibolga (2012=100) Desember 2015

0.11 0.07 0.19 1.63 0.001 0.01 0.07

Bahan Makanan Makanan Jadi Perumahan Sandang

(4)

4 Berita Resmi Statistik Kota SIbolga No. 01/01/1271/Th.XIII, 03 Januari 2016

URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN

1. Bahan Makanan

Kelompok bahan makanan pada Bulan Desember mengalami inflasi 5,45 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 126,83 pada Bulan November menjadi 133,74 pada Bulan Desember.

Dari 11 sub kelompok dalam kelompok ini, 6 sub kelompok mengalami inflasi, 4 sub kelompok mengalami inflasi, dan 1 sub kelompok tidak mengalami perubahan indeks. Sub kelompok yang mengalami inflasi adalah sub kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya sebesar 0,99 persen; sub kelompok daging dan hasil-hasilnya sebesar 2,34 persen; sub kelompok ikan segar sebesar 4,90 persen; sub kelompok telur, susu, dan hasil-hasilnya sebesar 0,23 persen; sub kelompok sayur-sayuran sebesar 12,39 persen; dan sub kelompok bumbu-bumbuan sebesar 29,61 persen. Sub kelompok yang mengalami deflasi adalah sub kelompok ikan diawetkan sebesar 0,37 persen; sub kelompok kacang-kacangan sebesar 0,43 persen; sub kelompok buah-buahan sebesar 2,38 persen; dan sub kelompok lemak dan minyak sebesar 0,75 persen. Sedangkan sub kelompok yang tidak mengalami perubahan indeks adalah sub kelompok bahan makanan lainnya.

Kelompok ini memberikan andil inflasi sebesar 1,63 poin. Beberapa komoditas yang yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain cabai merah naik sebesar 0,89 poin; bawang merah sebesar 0,19 poin; kembung sebesar 0,09 poin; dencis sebesar 0,08 poin; bayam sebesar 0,07 poin; dan cumi-cumi sebesar 0,06 poin.

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau

Kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau pada bulan ini mengalami inflasi sebesar 1,00 persen atau terjadi peningkatan indeks dari 122,30 pada Bulan November menjadi 123,52 pada Bulan Desember.

Tiga sub kelompok didalam kelompok ini seluruhnya mengalami inflasi. Sub kelompok makanan jadi inflasi sebesar 0,89 persen; sub kelompok minuman yang tidak beralkohol inflasi sebesar 1,88 persen; dan sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol mengalami inflasi 0,77 persen.

Kelompok ini memberikan andil inflasi sebesar 0,19 poin. Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi antara lain ketupat/lontong sayur sebesar 0,09 poin; rokok kretek sebesar 0,03 poin; dan kopi manis sebesar 0,03 poin.

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar

Kelompok ini pada Bulan Desember mengalami inflasi sebesar 0,61 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 118,74 pada Bulan November menjadi 119,47 pada Bulan Desember.

(5)

Berita Resmi Statistik Kota Sibolga No. 01/01/1271/Th. XIII, 03 Januari 2016 5 Sub kelompok biaya tempat tinggal mengalami inflasi sebesar 0,77 persen; sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air mengalami inflasi sebesar 0,41 persen; sub kelompok perlengkapan rumah tangga inflasi sebesar 1,05 persen; dan sub kelompok penyelenggaraan rumah tangga mengalami inflasi sebesar 0,44 persen.

Kelompok ini memberikan andil inflasi sebesar 0,11 poin. Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi antara lain semen sebesar 0,05 poin; tarif listrik sebesar 0,01 poin; korek api gas sebesar 0,01 poin; dan sabun cuci batangan sebesar 0,008 poin.

4. Sandang

Kelompok ini pada Bulan Desember mengalami inflasi sebesar 0,96 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 112,69 pada Bulan November menjadi 113,77 pada Bulan Desember.

Sub kelompok sandang laki-laki mengalami inflasi sebesar 0,01 persen; sub kelompok sandang wanita mengalami inflasi 2,41 persen; sub kelompok sandang anak-anak mengalami inflasi sebesar 1,75 persen; sedangkan sub kelompok barang pribadi dan sandang lain mengalami deflasi sebesar 0,34 persen.

Kelompok ini memberikan andil inflasi sebesar 0,07 poin. Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi antara lain gaun/terusan sebesar 0,02 poin. Sedangkan komoditas yang memberikan sumbangan deflasi antara lain emas perhiasan sebesar 0,01 poin; dan sepatu sebesar 0,002 poin.

5. Kesehatan

Kelompok ini pada Bulan Desember mengalami inflasi sebesar 0,03 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 116,33 pada Bulan November menjadi 116,37 pada Bulan Desember.

Sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetika mengalami inflasi sebesar 0,09 persen. Sedangkan sub kelompok jasa kesehatan; sub kelompok obat-obatan; dan sub kelompok jasa perawatan jasmani tidak mengalami perubahan indeks.

Kelompok ini memberikan andil inflasi sebesar 0,001 poin yang disumbangkan oleh komoditas pasta gigi.

6. Pendidikan, Rekreasi, & Olahraga

Kelompok ini pada Bulan Desember mengalami inflasi sebesar 0.30 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 107,53 pada Bulan November menjadi 107,85 pada Bulan Desember.

Sub kelompok yang mengalami inflasi pada bulan ini adalah sub kelompok rekreasi sebesar 0,30 persen dan sub kelompok perlengkapan/peralatan pendidikan sebesar 1,42 persen. Sedangkan sub kelompok pendidikan; sub kelompok kursus-kursus/pelatihan; dan sub kelompok olahraga tidak mengalami perubahan indeks.

Kelompok ini memberikan andil inflasi sebesar 0,01 poin yang disumbangkan diantaranya oleh laptop/notebook sebesar 0,01 poin.

7. Transportasi, Komunikasi, & Jasa Keuangan

Kelompok ini pada Bulan Desember mengalami inflasi sebesar 0,54 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 122,17 pada Bulan November menjadi 122,83 pada Bulan Desember.

(6)

6 Berita Resmi Statistik Kota SIbolga No. 01/01/1271/Th.XIII, 03 Januari 2016

Sub kelompok transportasi mengalami inflasi sebesar 0,54 persen. Sedangkan sub kelompok komunikasi dan pengiriman, sub kelompok sarana dan penunjang transport, dan sub kelompok jasa keuangan tidak mengalami perubahan indeks.

Kelompok ini memberikan andil inflasi sebesar 0,07 poin yang disumbangkan oleh tariff angkutan udara sebesar 0,038 poin dan komoditas sepeda motor sebesar 0,036 poin.

(7)

Berita Resmi Statistik Kota Sibolga No. 01/01/1271/Th. XIII, 03 Januari 2016 7 PERBANDINGAN INFLASI TAHUNAN

Laju inflasi tahun kalender (Desember) 2015 adalah 1,20 persen dan laju inflasi tahun ke tahun (Desember 2015 terhadap Desember 2014) adalah 2,94 persen. Sedangkan laju inflasi tahun kalender (Desember 2014 dan Desember 2013) masing-masing 6,53 persen dan 7,79 persen dan laju inflasi Tahun Ke Tahun pada periode yang sama (Desember 2014 terhadap Desember 2013 dan Desember 2013 terhadap Desember 2012) masing-masing 7,05 persen dan 8,37 persen.

Tabel 3.

Inflasi Bulanan, Tahun Kalender, Tahun Ke Tahun Tahun 2013-2015

Inflasi 2013 2014 2015

(1) (2) (3) (4)

1 Desember 0,75 1,72 2,12 2 Tahun kalender (Desember) 10,08 8,36 3,34 3 Tahun Ke Tahun

Desember (tahun n) terhadap Desember (tahun

n-1) 10,08 8,36 3,34

Gambar 3.

Perbandingan Inflasi Tahun Kalender (Desember), 2013-2015

-1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Jan Jan-Feb Jan-Mrt Jan-Apr Jan-Mei Jan-Jun Jan-Jul Jan-Ags Jan-Sep Jan-Okt Jan-Nop Jan-Des

(8)

8 Berita Resmi Statistik Kota SIbolga No. 01/01/1271/Th.XIII, 03 Januari 2016

PERBANDINGAN ANTAR KOTA

Di Indonesia, pada bulan Desember 2015 dari 82 kota yang diamati Indeks Harga Konsumennya (IHK), seluruh kota mengalami inflasi, dimana inflasi tertinggi terjadi di Merauke sebesar 2,87 persen dengan IHK 131,04 dan inflasi terendah terjadi di Cirebon sebesar 0,27 persen dengan IHK 118,94. Sementara itu, secara nasional pada bulan Desember 2015 terjadi inflasi sebesar 0,96 persen dengan IHK 122,99.

Perbandingan Antarkota di Sumatera Utara

Pada bulan Desember 2015, seluruh kota IHK di Sumatera Utara mengalami inflasi, yaitu Sibolga sebesar 2,12 persen, Pematangsiantar sebesar 1,78 persen, Medan sebesar 1,37 persen, dan Padangsidimpuan sebesar 1,43 persen. Dengan demikian, Sumatera Utara pada bulan Desember 2014 mengalami inflasi sebesar 1,43 persen.

Terjadinya inflasi pada bulan Desember 2015 menyebabkan laju inflasi kumulatif (bulan Desember 2015 terhadap bulan Desember 2014) masing-masing kota sebagai berikut: Sibolga 3,34 persen, Pematangsiantar sebesar 3,36 persen, Medan sebesar 3,32 persen dan Padangsidimpuan sebesar 1,66 persen. Sementara itu, inflasi kumulatif untuk Sumatera Utara sebesar 3,24 persen.

Terjadinya inflasi pada bulan Desember 2015 juga menyebabkan laju inflasi year on year (bulan Desember 2015 terhadap bulan Desember 2014) masing-masing kota sebagai berikut: Sibolga 3,34 persen, Pematangsiantar 3,36 persen, Medan 3,32 persen dan Padangsidimpuan 1,66 persen. Sementara itu, inflasi year on year untuk Sumatera Utara sebesar 3,24 persen.

Tabel 4.

Inflasi Bulan Desember 2015, Inflasi Kumulatif, dan Inflasi Tahun ke tahun Bulan Desember 2015 Terhadap Bulan Desember 2014 Menurut Kota di Sumatera Utara (2012=100)

No. Kota Desember IHK 2014 IHK Desember 2015 Inflasi Desember 2015 Inflasi Kumulatif 2015 Inflasi Tahun ke Tahun (1) (2) (4) (5) (6) (7) (8) 1. Sibolga 119,40 123,39 2,12 3,34 3,34 2. Pematangsiantar 121,97 126,07 1,78 3,36 3,36 3. Medan 120,69 124,70 1,37 3,32 3,32 4. Padangsidimpuan 118,26 120,22 1,43 1,66 1,66 5. Sumatera Utara 120,65 124,56 1,43 3,24 3,24

(9)

Berita Resmi Statistik Kota Sibolga No. 01/01/1271/Th. XIII, 03 Januari 2016 9 Perbandingan Antarkota di Pulau Sumatera

Dari 23 kota IHK di Pulau Sumatera, seluruh kota mengalami inflasi, dimana inflasi tertinggi terjadi di Sibolga sebesar 2,12 persen dengan IHK 123,39 dan inflasi terendah terjadi di Dumai sebesar 0,39 persen dengan IHK 122,75.

Tabel 5.

Perbandingan IHK dan Inflasi Kota-Kota di Pulau Sumatera (2012=100)

Kota Desember IHK 2015 Inflasi Desember 2015 Kumulatif Desember 2015 Kota IHK Desember 2015 Inflasi Desember 2015 Kumulatif Desember 2015 (1) (2) (3) (4) (1) (2) (3) (4) 1 Meulaboh 121,26 0,49 0,58 13 Bungo 120,60 1,43 1,29

2 Banda Aceh 116,30 0,54 1,27 14 Jambi 121,69 0,91 1,37

3 Lhokseumawe 118,31 1,31 2,44 15 Palembang 120,53 1,12 3,05

4 Sibolga 123,39 2,12 3,34 16 Lubuklinggau 120,51 1,41 3,47

5 Pematangsiantar 126,07 1,78 3,36 17 Bengkulu 128,60 0,79 3,25

6 Medan 124,70 1,37 3,32 18 Bandar Lampung 123,90 1,17 4,65

7 Padangsidimpuan 120,22 1,43 1,66 19 Metro 130,28 0,87 2,67

8 Padang 127,10 1,79 0,85 20 Tanjung Pandan 127,94 1,23 0,88

9 Bukittinggi 121,52 1,80 2,79 21 Pangkal Pinang 123,77 1,56 4,66

10 Tembilahan 126,62 0,77 2,06 22 Batam 122,54 0,99 4,73

11 Pekanbaru 122,80 1,24 2,71 23 Tanjung Pinang 122,27 0,86 2,46

12 Dumai 122,75 0,39 2,63

Nasional 122,99 0,96 3,35 Nasional 122,99 0,96 3,35

Perbandingan Antarkota di Pulau Jawa

Dari 26 kota IHK di Pulau Jawa, seluruh kota mengalami inflasi, dimana inflasi tertinggi terjadi di Serang sebesar 1,13 persen dengan IHK 128,82 dan inflasi terendah terjadi di Cirebon sebesar 0,27 persen dengan IHK 118,94.

Tabel 6.

Perbandingan IHK dan Inflasi Kota-Kota di Pulau Jawa (2012=100)

Kota Desember IHK 2015 Inflasi Desember 2015 Kumulatif Desember 2015

Kota Desember2IHK 015 Inflasi Desember 2015 Kumulatif Desember 2015 (1) (2) (3) (4) (1) (2) (3) (4)

1 DKI Jakarta 123,35 0,72 3,30 14 Tegal 119,26 0,94 3,95

2 Bogor 121,69 0,76 2,70 15 Yogyakarta 120,45 0,96 3,09 3 Sukabumi 121,96 0,51 2,20 16 Jember 120,24 0,39 2,31 4 Bandung 121,71 0,78 3,93 17 Banyuwangi 120,20 0,80 2,15 5 Cirebon 118,94 0,27 1,56 18 Sumenep 120,37 0,77 2,62 6 Bekasi 120,10 0,91 2,22 19 Kediri 120,99 0,79 1,71 7 Depok 121,20 0,84 1,87 20 Malang 123,12 0,89 3,32 8 Tasikmalaya 121,10 0,65 3,53 21 Probolinggo 121,23 0,41 2,11 9 Cilacap 124,37 0,80 2,63 22 Madiun 120,04 0,59 2,75 10 Purwokerto 120,32 0,93 2,52 23 Surabaya 121,85 0,94 3,43 11 Kudus 128,23 0,93 3,28 24 Tangerang 130,16 0,96 4,28 12 Surakarta 119,83 0,99 2,56 25 Cilegon 125,69 0,99 3,94 13 Semarang 121,77 1,04 2,56 26 Serang 128,82 1,13 4,67 Nasional 122,99 0,96 3,35 Nasional 122,99 0,96 3,35

(10)

10 Berita Resmi Statistik Kota SIbolga No. 01/01/1271/Th.XIII, 03 Januari 2016

Perbandingan Antarkota di Luar Pulau Sumatera dan Pulau Jawa

Dari 33 kota IHK di luar Pulau Sumatera dan Pulau Jawa, seluruh kota mengalami inflasi, dimana inflasi tertinggi terjadi di Merauke sebesar 2,87 persen dengan IHK 131,04 dan inflasi terendah terjadi di Watampone sebesar 0,47 persen dengan IHK 118,49.

Tabel 7.

Perbandingan IHK dan Inflasi Kota-Kota di Luar Pulau Sumatera dan Pulau Jawa (2012=100) Kota IHK Desember 2015 Inflasi Desember 2015 Kumulatif Desember 2015 Kota IHK Desember 2015 Inflasi Desember 2015 Kumulatif Desember 2015 (1) (2) (3) (4) (1) (2) (3) (4) 1 Singaraja 129,20 1,54 2,97 18 Bulukumba 128,34 1,30 2,17 2 Denpasar 119,58 0,95 2,70 19 Watampone 118,49 0,47 0,97 3 Mataram 121,29 0,94 3,25 20 Makassar 122,54 0,70 5,18 4 Bima 125,22 0,87 4,11 21 Pare-Pare 119,57 0,74 1,58 5 Maumere 117,60 1,03 3,89 22 Palopo 120,48 0,55 3,38 6 Kupang 126,15 2,67 5,07 23 Kendari 118,06 0,51 1,64 7 Pontianak 129,76 0,96 6,17 24 Bau-Bau 126,70 1,22 3,95 8 Singkawang 122,38 1,32 4,00 25 Gorontalo 120,22 1,89 4,30 9 Sampit 123,94 1,34 5,72 26 Mamuju 122,78 1,70 5,07 10 Palangkaraya 121,04 0,88 4,20 27 Ambon 121,85 0,62 5,92 11 Tanjung 124,75 0,89 6,69 28 Tual 136,09 2,37 8,58 12 Banjarmasin 121,80 1,27 5,03 29 Ternate 127,83 1,53 4,52 13 Balikpapan 126,36 0,76 6,26 30 Manokwari 115,70 2,02 2,77 14 Samarinda 125,29 1,30 4,24 31 Sorong 123,20 0,88 6,17 15 Tarakan 130,96 0,97 3,42 32 Merauke 131,04 2,87 5,76 16 Manado 125,20 1,74 5,56 33 Jayapura 123,55 1,45 2,79 17 Palu 125,22 1,96 4,17 Nasional 122,99 0,96 3,35 Nasional 122,99 0,96 3,35

(11)

Berita Resmi Statistik Kota Sibolga No. 01/01/1271/Th. XIII, 03 Januari 2016 11 Telepon : (0631)22082 Fax. : (0631)25952

E-mail: bps1271@bps.go.id

Home page: http://sibolgakota.bps.go.id

Informasi lebih lanjut hubungi:

BPS KOTA SIBOLGA

Referensi

Dokumen terkait

terwujudnya kemampuan Pengolahan Hasil Pertanian dan Perkebunan di dalam negeri, melalui integrasi antara Klaster Industri Pengolahan Hasil Pertanian antara Klaster Industri

Pada bab ini akan menganalisis bagaimana kebijakan kerjasama militer bisa dipakai sebagai sarana untuk mengakomodasikan kepentingan nasional, terutama kepentingan strategis

Merupakan suatu kondisi Polis ini bahwa tidak menjamin setiap harta benda yang dalam lingkup secara langsung atau tidak langsung dijamin oleh asuransi lain (baik Polis

Uterus tidak akan pernah kembali seperti keadaan sebelum hamil, tetapi terjadi penurunan ukuran, dari berat 1000 gr setelah melahirkan, menjadi 500 gr pada akhir minggu I

TUJUAN (T) Mewujudkan Pengembangan & Promosi Inovasi dalam Bidang AN (TDIAN1) Mewujudkan Pengembangan Inovasi dalam Bidang Tata Pemerintahan (TPITP1) Mewujudkan

Desain Perangkat Lunak (Lanjutan) Struktur Navigasi adalah alur dari suatu program yang merupakan rancangan hubungan (rantai kerja) dari beberapa area yang berbeda

Kepekaan terhadap makhluk hidup dan lingkungannya merupakan sikap ilmiah khusus yang sangat diperlukan oleh orang yang belajar biologi maupun pendidik biologi untuk menempa

Penanggun gjawab TRIWULAN I Indikator Kinerja Program (outcome) dan Kegiatan (output).. TRIWULAN II TRIWULAN III TRIWULAN IV KONDISI KINERJA