• Tidak ada hasil yang ditemukan

Arahan Kebijakan Kelembagaan Bidang Cipta Karya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Arahan Kebijakan Kelembagaan Bidang Cipta Karya"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

Dalam pembangunan prasarana bidang Cipta Karya, untuk mencapai hasil yang optimal diperlukan kelembagaan yang dapat berfungsi sebagai motor penggerak RPI2-JM agar dapat dikelola dengan baik dan dapat meningkatkan kesejahteraan Masyarakat.

Kelembagaan d ibagi dalam 3 komponen utama, yaitu organisasi, tata laksana dan sumber daya manusia. Organisasi sebagai wadah untuk melakukan tugas dan fungsi yang ditetapkan kepada lembaga; tata laksana merupakan motor yang menggerakkan organisasi melalui mekanisme kerj a yang diciptakan; dan sumber daya manusia sebagai operator dari kedua komponen tersebut. Dengan demikian untuk meningkatkan kinerja suatu lembaga, penataan terhadap ketiga komponen harus dilaksanakan secara bersamaan dan sebagai satu kesatuan

Arahan Kebijakan Kelembagaan Bidang Cipta Karya 10.1.

Beberapa kebijakan berikut merupakan landasan hukum dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas kelembagaan RPIJM pada pemerintahan kabupaten/kota.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah 1.

Dalam UU 32/2004 disebutkan bahwa Pemerintah Daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan menjalankan otonomi

seluas-luasnya, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Untuk membantu Kepala Daerah dalam melaksanakan otonomi, maka dibentuklah organisasi perangkat daerah yang ditetapkan melalui Pemerintah Daerah

Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi adalah adanya urusan pemerintahan harus dibentuk ke dalam organisasi tersendiri. Besaran organisasi perangkat daerah sekurang-kurangnya mempertimbangkan faktor kemampuan keuangan, kebutuhan daerah, cakupan

BAB X

(2)

tugas, luas wilayah kerja dan kondisi geografis, jumlah dan kepadatan penduduk, potensi daerah yang bertalian dengan urusan yang akan ditangani, dan sarana dan prasarana penunjang tugas. Oleh karena itu, kebutuhan akan organisasi perangkat daerah bagi masing-masing daerah tidak senantiasa sama ata u seragam.

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian 2.

Urusan Pemerintahan

PP tersebut mencantumkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah, dan pemerintah

berkewajiban untuk melakukan pembinaan terhadap pemerintah kabupaten/kota. PP 38/2007 ini juga memberikan kewenangan yang lebih besar kepada

Pemerintah Kabupaten/Kota untuk melaksanakan pembangunan di Bidang Cipta Karya. Hal ini dapat dilihat dari Pasal 7 Bab III, yang berbunyi

“(1) Urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) adalah urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan daerah kabupaten/kota, berkaitan dengan pelayanan dasar.(2) Urusan wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: antara lainnya adalah bidang pekerjaan umum”

Dari pasal tersebut, ditetapkan bahwa bidang pekerjaan umum

merupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah, sehingga penyusunan RPIJM sebagai salah satu perangkat pembangun an daerah perlu melibatkan Pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota.

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi 3.

Daerah

(3)

Gambar 10.1 Keorganisasian Pemerintah Kabupaten / Kota

Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014 4.

Perpres ini dijabarkan tentang upaya untuk meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi diperlukan adanya upa ya penataan kelembagaan dan ketalalaksanaan, peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, penyempurnaan sistem perencanaan dan penganggaran, serta pengembangan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dan aparaturnya

Untuk mendukung penataan kelembagaan, secara beriringan telah

ditempuh upaya untuk memperkuat aspek ketatalaksanaan di lingkungan instansi pemerintah, seperti perbaikan standar operasi dan prosedur (SOP) dan

penerapan e-government di berbagai instansi. Sejalan dengan pengembangan manajemen kinerja di lingkungan instansi pemerintah, seluruh instansi pusat dan daerah diharapkan secara bertahap dalam memperbaiki sistem ketatalaksanaan dengan menyiapkan perangkat SOP, mekanisme kerja yang lebih efisien dan efektif, dan mendukung upaya peningkatan akuntabilitas kinerja.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 5.

Tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025

Tindak lanjut dari Peraturan Presiden ini, Menteri Pendayagunaa n Aparatur Negara telah mengeluarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan

(4)

memberikan panduan dan kejelasan mengenai mekanisme serta prosedur dalam rangka pengusulan, pene tapan, dan pembinaan pelaksanaan reformasi birokrasi pemerintah daerah.

Upaya pembenahan birokrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya telah dimulai sejak tahun 2005. Pembenahan yang dilakukan adalah menyangkut 3 (tiga) pilar birokrasi, yaitu ke lembagaan, ketatalaksanaan, dan Sumber Daya Manusia (SDM)

Untuk mendukung tercapainya good governance, maka perlu dilanjutkan dan disesuaikan dengan program reformasi birokrasi pemerintah, yang terdiri dari sembilan program, yaitu

Program Manajemen Peruba han, meliputi: penyusunan strategi 1.

manajemen perubahan dan strategi komunikasi K/L dan Pemda, sosialisasi dan internalisasi manajemen perubahan dalam rangka reformasi birokrasi;

Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, meliputi: penataan 2.

berbagai p eraturan perundang-undangan yang dikeluarkan/diterbitkan oleh K/L dan Pemda;

Program Penguatan dan Penataan Organisasi, meliputi: restrukturisasi 3.

tugas dan fungsi unit kerja, serta penguatan unit kerja yang menangani organisasi, tata laksana, pelayanan publik, kepagawaian dan diklat; Penataan Tatalaksana, meliputi: penyusunan SOP penyelenggaraan 4.

tugas dan fungsi, serta pembangunan dan pengembangan e-government; Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur, meliputi: penataan system 5.

rekrutmen pegawai, analisis dan evaluasi jabatan, penyusunan standar kompetensi jabatan, asesmen individiu berdasarkan kompetensi;

Penguatan Pengawasan, meliputi: penerapan Sistem Pengendalian Intern 6.

Pemerintah (SPIP) dan Peningkatan peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP);

Penguatan Akuntabilitas, meliputi: penguatan akuntabilitas kinerja instansi 7.

(5)

Penguatan Pelayanan Publik, meliputi: penerapan standar pelayanan 8.

pada unit kerja masing-masing, penerapan SPM pada Kab/Kota. Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan

9.

Pola pikir Reformasi Birokrasi di Kementerian Pekerjaan Umumdapat dilihat pada gambar 10.2 berikut ini.

(6)

Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan 6.

Gender dalam Pembangunan Nasional

Di dalam Inpres ini dinyatakan bahwa pengarusutamaan gender ke dalam seluruh proses pembangunan merupakan bagian yang tidak terpisahkan da ri kegiatan fungsional semua instansi dan lembaga pemerintah di tingkat Pusat dan Daerah. Presiden menginstruksikan untuk melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebija kan dan program pembangunan nasional yang berperspektif gender sesuai dengan bidang tugas dan fungsi, serta kewenangan masing-masing.

Terkait PUG, Kementerian PU dan Ditjen Cipta Karya pada umumnya telah mulai menerapkan PUG dalam tiap program/kegiata n Keciptakaryaan. Untuk itu perlu diperhatikan dalam pengembangan kelembagaan bidang Cipta Karya untuk memasukkan prinsip-prinsip PUG, demikian pula di dalam pengelolaan RPIJM Bidang Cipta Karya

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang 7.

Standar Pelayanan Minimum

Peraturan Menteri PU ini menekankan tentang target pelayanan dasar bidang PU yang menjadi tanggungjawab pemerintah kabupaten/kota. Target pelayanan dasar yang ditetapkan dalam Permen ini yaitu pada Pasal 5 ayat 2, dapat dilihat sebagai bagian dari beban dan tanggungjawab kelembagaan yang menangani bidang ke- PU-an, khususnya untuk sub bidang Cipta Karya yang dituangkan di dalam dokumen RPI2-JM

(7)

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang 8.

Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah

Peraturan menteri ini menjadi landasan petunjuk teknis dal am penataan perangkat daerah. Berdasarkan Permen ini dasar hukum penetapan perangkat daerah adalah Peraturan Daerah (Perda). Penjabaran tupoksi masing-masing SKPD Provinsi ditetapkan dengan Pergub, dan SKPD Kab/Kota dengan Perbup/Perwali.

Permendagri Nomor 57 tahun 2010 tentang Pedoman Standar 9.

Pelayanan Perkotaan

Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi pemerintah daerah sebagai dasar untuk memberikan pelayanan perkotaan bagi masyarakat. SPP adalah standar pelayanan minimal kawasan perkotaan, yang sesua i dengan fungsi kawasan perkotaan merupakan tempat permukiman perkotaan, termasuk di dalamnya jenis pelayanan bidang keciptakaryaan, seperti perumahan, air minum, drainase, prasarana jalan lingkungan, persampahan, dan air limbah.

Kepmen PAN Nomor 75 tahun 2004 tentang Pedoman Perhitungan 10.

Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil

Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi setiap instansi pemerintah dalam menghitung kebutuhan pegawai berdasarkan beban ker ja dalam rangka penyusunan formasi PNS. Dalam perhitungan kebutuhan pegawai, aspek pokok yang harus diperhatikan adalah: beban kerja, standar kemampuan rata-rata, dan waktu kerja. Dalam keputusan ini, Gubernur melakukan pembinaan dan

(8)

Berdasarkan peraturan-peraturan di atas, maka dimungkinkan untuk mengeluarkan peraturan daerah untuk pemantapan dan pengembangan perangkat daerah, khususnya untuk urusan pemerintahan bidang pekerjaan umum dan lebih khusus lagi tentang urusan pemerintahan pada sub bidang Cipta Karya. Dengan adanya suatu kelembagaan yang definitif untuk menangani urusan pemerintah pada bidang/sub bidang Cipta Karya maka diharapkan dapat meningkatkan kinerja pelayanan kelembagaan.

Kondisi Kelembagaan Saat Ini 10.2.

Bagian ini menguraikan secara sistematis tentang kondisi eksisting kelembagaan Pemerintah kabupaten/kota yang menangani bidang Cipta Karya

Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya 10.2.1.

Penataan dan penguatan organisasi merupakan Program ke-3 dari Sembilan Program Reformasi Birokrasi. Keorganisasian yang dimaksud dalam pedoman ini adalah struktur, tugas, dan fungsi pemerintah daerah yang menangani bidang Cipta Karya Untuk mengetahui kondisi dari keorganisasian bidang cipta karya.

Dengan telah ditetapkannya Undang-undang No. 32 tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Propinsi sebagai daerah otonom, maka untuk menunjang kelancaran dan efektifitas kerja pemerintahan di Kota Palembang, dibentuk perangkat pemerintahan kota sebagai berikut;

Walikota Dan Wakil Walikota A.

Walikota dan Wakil Walikota dalam menjalan tugas pemerintahan dibantu oleh jajaran dibawahnya yaitu;

A.1. Sekretaris Daerah (Sekda), yang dibantu oleh dua orang Asisten, yaitu; A.1.1. Asisten Tata Pemerintahan dan Administrasi, membawahi 4 orang

(9)

A.1.1.1. Bagian Tata Pemerintahan

A.1.1.2. Bagian Hukum dan Ortala

A.1.1.3. Bagian Umum

A.1.1.4. Bagian Perlengkapan

A.1.2. Asisten Ekobang, Keuangan Kesra dan Pemberdayaan Perempuan, membawahi 4 orang Kepala bagian, yaitu;

A.1.2.1. Bagian Perekonomian

A.1.2.2. Bagian Administrasi Pembangunan

A.1.2.3. Bagian Keuangan

A.1.2.4. Bagian Kesra dan Pember-dayaan Perempuan

A.1.3. Dinas-Dinas, sebanyak 12 dinas yang dipimpin oleh seorang kepala dinas, yaitu;

A.1.3.1. Dinas Pekerjaan Umum

A.1.3.2. Dinas Kesehatan

A.1.3.3. Dinas Perhubungan

A.1.3.4. Dinas Naker dan Transduk

A.1.3.5. Dinas Pendapatan Daerah

A.1.3.6. Dinas Pertambangan & Energi

A.1.3.7. Dinas Kehutanan dan Perkebunan

A.1.3.8. Dinas Pendidikan Nasional

A.1.3.9. Dinas Pertanian, Peter-nakan, Perikanan dan Pangan

A.1.3.10 Dinas Koperasi, Per-industrian, Perdagangan, UKM dan PM

A.1.3.11 Dinas Kesos dan PMD

(10)

A.1.4. Badan-Badan, sebanyak 3 badan, yang dipimpin oleh seorang kepala badan, yaitu

A.1.4.1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)

A.1.4.2. Badan Kepegawaian dan Diklat

A.1.4.3. Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda)

A.1.5. Kantor, sebanyak dua kantor, dipimpin seorang kepala kantor, yaitu A.1.5.1 Kantor Satuan Polisi Pamong Praja

A.1.5.2 Kantor Kesbang Linmas

A.1.6. Inspektorat, sebanyak satu inspektorat daerah, dipimpin oleh seorang inspektur, yaitu;

A.1.6.1. Inspektorat Daerah

B. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (DPRD)

Sebagai lembaga legislasi yang mengontrol dan mengawasi jalan pemerintahan, dalam menjalan fungsinya DPRD, dibantu oleh;

B.1. Sekretaris DPRD, yang membawahi 3 Bagian, yaitu; B.1.1. Bagian Umum dan Protokol

B.1.2. Bagian Persidangan dan Dokumentasi

B.1.3. Bagian Keuangan

1.Membangun dan memelihara

(11)

berpotensi kumuh.

2.Melakukan pembinaan teknis terhadap keselamatan, kemudahan, kesehatan dan kenyamanan bangunan rumah dan

gedung

3. Membantu masyarakat Palembang agar dapat tinggal dirumah dan gedung yang layak huni, aman, nyaman,

terjangkau dan berkelanjutan.

4. Memberdayakan dan meningkatkan kemampuan internal sumber daya manusia (SDM) dalam rangka mewujudkan lingkungan yang sehat, perumahan dan permukiman yang tertata dan berkualitas.

C. Tupoksi Dinas PU CK dan Perumahan Berdasarkan Peraturan Walikota Palembang No. 41 Tahun 2009

a). KEPALA DINAS 1. Tugas Pokok ;

Melaksanakan segala usaha dan kegiatan di bidang Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Perumahan dengan kebijakan yang digariskan oleh Walikota Palembang berdasarkan ketentuan peraturan perundangan-undangan yang berlaku dan petunjuk pelaksanaannya.

(12)

dengan ruang lingkup tugasnya.

b. Penyusunan visi, misi dan rencana strategis dinas.

c. Perumusan, penjabaran dan pelaksanaan kebijakan operasional pembangunan daerah di bidang keciptakaryaan dan perumahan. d. Penyelenggara usaha-usaha pembinaan terhadap bantuan baik yang

bersumber dari pemerintah maupun swasta.

e. Pelaksanaan komunikasi, konsultasi dan kerja sama dengan unsur

Pemerintah kota Palembang dan instansi serta masyaraka t dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi.

f. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas. g. Pelaksanaan tugas-tugas lain diberikan oleh Bupati.

b). SEKRETARIS 1. Tugas Pokok ;

Mengkoordinasikan kegiatan penyusunan program dan penyelenggar aan tugas masing-masing bidang serta melaksanakan urusan administrasi dinas. 2. Fungsi ;

a. Pelaksanaan koordinasi penyusunan program dan penyelenggaraan tugas masing-maing bidang.

b. Pelaksanaan pembinaan organisasi dan ketatalaksanaan dinas. c. Pengelolahan administrasi surat menyurat dan dokumentasi. d. Penyelenggaraan urusan kerumahtangga dinas.

e. Penyiapan dan pengadaan perlengkapan / peralatan kantor. f. Pelaksanaan urusan kehumasan dan keprotokolan.

g. Penyelenggaraan administrasi kepegawaian.

h. Penyelenggaraan administrasi pengelolahan keuangan dinas.

b.1. KASUBAG UMUM 1. Tugas Pokok ;

Melaksanakan urusan administrasi surat menyurat, pengelolahan arsip, pengadaan dan pemeliharaan perlengkapan kantor dan rumah tangga serta kendaraan dinas.

(13)

a. Penyelenggaraan administrasi surat menyurat dan dokumentasi. b. Penyelenggaraan pengelolahan arsip.

c. Penyelenggaraan pengadaan dan pemeliharaan perlengkapan kantor dan rumah tangga serta kendaraan dinas.

b.2. KASUBAG KEPEGAWAIAN 1. Tugas Pokok ;

Melaksanakan dan menyiapkan administrasi kepegawaian,

pengembangan sumber daya manusia serta organisasi dan ketatalaksanaan. 2. Fungsi ;

a. Penyelenggaraan administrasi kepegawaian.

b. Pelaksanaan penyusunan program kebutuhan dan penge mbangan sumber daya manusia.

c. Pelaksanaan urusan organisasi dan ketatalaksanaan. d. Pelaksanaan urusan kehumasan dan keprotokolan.

b.3. KASUBAG KEUANGAN 1. Tugas Pokok ;

Melaksanakan dan menyiapkan urusan penyusunan anggaran belanja, administrasi anggaran dan evaluasi pelaksanaan anggaran.

2. Fungsi ;

a. Penyelenggaraan penyusunan anggaran belanja dinas. b. Pelaksanaan administrasi anggaran belanja dinas. c. Penyelenggaraan evaluasi anggaran belanja dinas.

c). KEPALA BIDANG PERENCANAAN 1. Tugas Pokok ;

Melaksanakan kegiatan survey, pendataan dan monitoring, penyusunan program dan pelaporan serta leger dan tata teknik bangunan gedung dan rumah milik negara.

2. Fungsi ;

a. Penyusunan rencana program dan petunjuk teknis di bidang perencanaan.

(14)

e. Pelaksanaan koordinasi dan kerja sama dengan lembaga / insta nsi lain di bidang perencanaan.

f. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan tugas dan fungsi bidang perencanaan.

c.1. KASI PROGRAM PELAPORAN 1. Tugas Pokok ;

Melaksanakan kegiatan penyusunan program dan pelaporan kin erja dinas.

2. Fungsi ;

a. Penyusunan rencana program dan petunjuk teknis di seksi program dan pelaporan.

b. Pelaksanaan program dan petunjuk teknis di seksi program dan pelaporan.

c. Pengawasan, pembinaan dan pengendalian di seksi program dan pelaporan.

d. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

e. Pelaksanaan koordinasi dan kerja sama dengan seksi terkait untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

f. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai dengan tugas dan fungsi seksi program pelaporan.

h. Memberikan saran dan pertimbangan teknis kepada kepala bidang perencanaan.

i. Menyusun dan menyampaikan laporan pelaksanaan tugas.

j. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya sesuai dengan bidang tugas seksi program dan pelaporan.

k. Menyiapkan perencanaan umum dan program di bidang keciptakaryaan dan perumahan.

(15)

1. Tugas Pokok ;

Melaksanakan kegiatan survey, data dan m onitoring sektor Keciptakaryaan dan Perumahan.

2. Fungsi ;

a. Penyusunan rencana program dan petunjuk teknis di seksi survey, data dan monitoring.

b. Pelaksanaan program dan petunjuk teknis di seksi survey, data dan monitoring.

c. Pengawasan, pembinaan dan pengendalian di seksi survey, data dan monitoring.

d. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

e. Pelaksanaan koordinasi dan kerja sama dengan seksi terkait untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

f. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai dengan tugas dan fungsi seksi survey, data dan monitoring.

g. Penyusunan hasil evaluasi kinerja pelaksanaan kegiatan dan anggaran.

3. Rincian Tugas ;

a. Menyusun rencana program kerja di seksi survey, data dan monitoring b. Membagi tugas dan memberi petunjuk kepada staf agar m elaksanakan

tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sehingga tercapai efektifitas pelaksanaan tugas.

c. Merekapitulasi hasil pelaksanaan program dan kegiatan di seksi survey, data dan monitoring.

d. Mengolah dan menyusun hasil penelitian pelaksanaan kegiatan dan program di seksi survey, data dan monitoring.

e. Melakukan evaluasi kegiatan pembinaan, peningkatan dan pengembangan di seksi survey, data dan monitoring.

f. Melakukan koordinasi dengan unit kerja terkait untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

g. Menilai prestasi kerja staf, berdasarkan hasil kerja yang telah dicapai sebagai bahan peningkatan karir.

(16)

j. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya sesuai dengan bidang tugas seksi survey, data dan monitoring.

k. Mengiventarisasi dan menyajikan data di sector keciptakaraan dan perumahan.

l. Menyiapkan system informasi (jaringan internet) dan perangkat pengolah data.

m. Menyusun evaluasi kinerja pelaksanaan kegiatan dan anggaran.

c.3. KASI LEGER DAN TATA TEKNIK 1. Tugas Pokok ;

Melaksanakan kegiatan penyusunan leger dan tata teknik sector Keciptakaryaan dan Perumahan.

2. Fungsi ;

a. Penyusunan rencana program dan petunjuk teknis di seksi leger dan data teknik.

b. Pelaksanaan program dan petunjuk teknik di seksi leger dan tata teknik. c. Pengawasan, pembinaan dan pengendalian di seksi leger dan tata teknik. d. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

e. Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dengan seksi terkait untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

f. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai dengan tugas dan fungsi leger dan tata teknik.

d). KEPALA BIDANG BANGUNAN GEDUNG 1. Tugas Pokok ;

Melaksanakan kegiatan pembinaan teknis gedung, tata bangunan dan lingkungan gedung serta keandalan bangunan gedung.

2. Fungsi ;

a. Penyusunan rencana program dan petunjuk teknis di bidang bangunan gedung

(17)

e. Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga / instansi lain di bidang bangunan gedung.

f. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan tugas dan fungsi bidang bangunan gedung.

d.1. KASI PEMBINAAN TEKNIS GEDUNG 1. Tugas Pokok ;

Melaksanakan kegiatan pembinaan teknis bangunan gedung. 2. Fungsi ;

a. Penyusunan rencana program dan petunjuk teknis di seksi pembinaan teknis gedung.

b. Pelaksanaan program dan petunjuk teknis di seksi pembinaan teknis gedung.

c. Pengawasan, pembinaan dan pengendalian di seksi pembinaan teknis gedung.

d. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

e. Pelaksanaan koordinasi dan kerja sama dengan seksi terkait untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

f. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai dengan tugas dan fungsi seksi pembinaan teknis gedung.

d.2. KASI TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN GEDUNG 1. Tugas Pokok ;

Melaksanakan kegiatan tata bangunan dan lingkungan gedung. 2. Fungsi ;

a. Penyusunan rencana program dan petunjuk teknis di seksi tata bangunan dan lingkungan gedung.

b. Pelaksanaan program dan petunjuk teknis di seksi tata bangunan dan lingkungan gedung.

c. Pengawasan, pembinaan dan pengendalian di seksi tata bangunan dan lingkungan gedung.

d. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

(18)

dengan tugas dan fungsi tata bangunan dan lingkungan gedung.

d.3. KASI KEANDALAN BANGUNAN GEDUNG 1. Tugas Pokok ;

Melaksanakan kegiatan keandalan bangunan gedung. 2. Fungsi ;

a. Penyusunan rencana program dan petunjuk teknis di seksi keandalan bangunan gedung.

b. Pelaksanaan program dan petunjuk teknis di seksi keandalan bangunan gedung.

c. Pengawasan, pembinaan dan pengendalian di seksi keandalan dan bangunan gedung.

d. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

e. Pelaksanaan koordinasi dan kerja sama dengan seksi terkait untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

f. Pelaksanaan tug as-tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai dengan tugas dan fungsi seksi keandalan bangunan gedung.

e). KEPALA BIDANG PENGEMBANGAN DAN PERMUKIMAN 1. Tugas Pokok ;

Melaksanakan kegiatan pengembangan dan permukiman. 2. Fungsi ;

a. Penyusunan rencana program dan petunjuk teknis di bidang pengembangan dan permukiman.

b. Pelaksanaan program dan petunjuk teknis dibidang pengembangan dan permukiman.

c. Pengawasan, pembinaan dan pengendalian di bidang pengembangan dan permukiman.

d. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

e. Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga / instansi lain di bidang pengembangan dan permukiman.

(19)

e.1. KASI PENGEMBANGAN DAN TATA RUANG PERMUKIMAN 1. Tugas Pokok ;

Melaksanakan kegiatan pengembangan dan tata ruang permukiman. 2. Fungsi ;

a. Penyusunan rencana program dan petunjuk teknis di seksi pengembangan dan tata ruang permukiman.

b. Pelaksanaan program dan petunjuk teknis di seksi pengembangan dan tata ruang permukiman.

c. Pengawasan, pembinaan dan pengendalian di seksi pengembangan dan tata ruang permukiman.

d. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

e. Pelaksanaan koordinasi dan kerja sama dengan seksi terkait untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

f. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai dengan tugas dan fungsi seksi pengembangan dan tata ruang permukiman.

e.2. KASI PRASARANA, SARA NA, SANITASI PERMUKIMAN DAN AIR BERSIH.

1. Tugas Pokok ;

Melaksanakan kegiatan prasarana, sara na, sanitasi permukiman dan air bersih.

2. Fungsi ;

a. Penyusunan rencana program dan petunjuk teknis di seksi prasarana, sarana, sanitasi permukiman dan air bersih.

b. Pelaksanaan program dan petunjuk teknis di seksi prasarana, sarana, sanitasi permukiman dan air bersih.

c. Pengawasan, pembinaan dan pengendalian di seksi prasarana, sarana, sanitasi permukiman dan air bersih.

d. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

(20)

dengan tugas dan fungsi seks i prasarana, sarana, sanitasi permukiman dan air bersih.

e.3. KASI PENATAAN DAN REHABILITASI LINGKUNGAN PERMUKIMAN 1. Tugas Pokok ;

Melaksanakan kegiatan penataan dan rehabilitasi lingkungan permukiman. 2. Fungsi ;

a. Penyusunan rencana program dan pe tunjuk teknis di seksi penataan dan rehabilitasi lingkungan permukiman.

b. Pelaksanaan program dan petunjuk teknis di seksi penataan dan rehabilitasi lingkungan permukiman.

c. Pengawasan, pembinaan dan pengendalian di seksi penataan dan rehabilitasi lingkungan permukiman.

d. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

e. Pelaksanaan koordinasi dan kerja sama dengan seki terkait untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

f. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai dengan tugas dan fungsi seksi penataan dan rehabilitasi lingkungan permukiman.

f). KEPALA BIDANG PERUMAHAN 1. Tugas Pokok ;

Melaksanakan kegiatan di bidang perumahan. 2. Fungsi ;

a. Penyusunan rencana program dan petunjuk teknis di bidang perumahan. b. Pelaksanaan program dan petunjuk teknis dibidang perumahan.

c. Pengawasan, pembinaan dan pengendalian di bidang perumahan. d. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

e. Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga / instansi lain di bidang perumahan.

f. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan tugas dan fungsi bidang perumahan.

(21)

1. Tugas Pokok ;

Melaksanakan kegiatan perumahan formal. 2. Fungsi ;

a. Penyusunan rencana program dan petunjuk teknis di seksi perumahan formal.

b. Pelaksanaan program dan petunjuk teknis di seksi perumahan formal. c. Pengawasan, pembinaan dan pengendalian di seksi perumahan formal. d. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

e. Pelaksanaan koordinasi dan kerja sama dengan seksi terkait untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

f. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai dengan tugas dan fungsi seksi perumahan formal.

g. Penyiapan dan pengelolahan kawasan lingkungan perumahan formal.

f.2. KASI PERUMAHAN SWADAYA 1. Tugas Pokok ;

Melaksanakan kegiatan perumahan swadaya. 2. Fungsi ;

a. Penyusunan rencana program dan petunjuk teknis di seksi perumahan swadaya.

b. Pelaksanaan program dan petunjuk teknis di seksi perumahan swadaya. c. Pengawasan, pembinaan dan pengendalian di seksi perumahan

swadaya.

d. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

e. Pelaksanaan koordinasi dan kerja sama dengan seksi terkait untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

f. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai dengan tugas dan fungsi seksi perumahan swadaya.

g. Penyiapan dan pengelolahan kawasan lingkungan perumahan swadaya.

f.3. KASI PENGHUNIAN DAN PERSEWAAN RUMAH 1. Tugas Pokok ;

(22)

dan persewaan rumah.

b. Pelaksanaan program dan petunjuk teknis di seksi penghunian dan persewaan rumah.

c. Pengawasan, pembinaan dan pengendalian di seksi perumahan penghunian dan persewaan rumah.

d. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

e. Pelaksanaan koordinasi dan kerja sama dengan seksi terkait untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

f. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai dengan tugas dan fungsi seksi penghunian dan persewaan rumah. g. Pengelolahan penghunian dan persewaan rumah yang dibiayai APBN dan

APBD.

Sebagaimana ditetapkan dalam Program RB, penataan tata laksana merupakan salah satu prioritas program untuk peningkatan kapasitas

kelembagaan. Tata laksana organisasi yang perlu dikembangkan adalah menciptakan hubungan kerja antar perangkat daerah dengan menumbuhkembangkan rasa kebersamaan dan kemitraan dalam melaksanakan beban kerja dan tanggung jawab bagi peningkatan produktifitas dan kinerja.

Secara internal, keorganisasian urusan pemerintah bidang

keciptakaryaan, perlu mengembangkan hubungan fungsional sesuai dengan kompetensi dan kemandirian dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang untuk masing-masing bidang/seksi. Selanjutnya juga perlu dikembangkan hubungan kerja yang koordinatif baik antar bidang/seksi di dalam keorganisasian urusan keciptakaryaan, maupun untuk hubungan kerja lintas dinas/bidang da lam rangka menghindari tumpang tindih atau duplikasi program dan kegiatan secara substansial dan menjamin keselarasan program dan kegiatan antar perangkat daerah.

(23)

cipta karya . Selain itu, guna memperjelas pelaksanaan tugas pada setiap satuan kerja, perlu dilengkapi dengan tatalaksana dan tata hubungan kerja antar satuan kerja, serta Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk setiap pelaksanaan tugas, yang dapat dijadikan pedoman bagi pegawai dalam melakukan tugasnya

Tabel 10.1

Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya

No. Instansi Peran Instansi dalam Pembangunan

Bidang CK

1 Bappeda

Melakukan koordinasi dalam

perencanaan pembangunan

dibidang cipta karya.

Bidang fisik dan

prasarana.

2 Dinas PU Cipta Karya &

Pengairan.

Melakukan perencanaan khusus,

pelaksanaan dan pengawasan

kegiatan pembangunan dibidang

cipta karya khususnya di sub

bidang/ sub sektor air minum, air

limbah, dan drainase serta sub

bidang pengembangan

permukiman.

Bidang Cipta

Karya.

3 Dinas Tata Kota

dan pertamanan

Melakukan perencanaan khusus,

pelaksanaan dan pengawasan

pembangunan cipta karya

khussusnya disektor penataan

bangunan dan lingkungan di

kawasan perkotaan, penataan kota

(Ibukota kabupaten dan Ibukota

kecamatan) dan Ruang terbuka

hijau (RTH) di kawasan perkotaan

( 1 kawasan kabupaten dan 1

kawasan kecamatan)

Melakukan perencanaan teknis,

pelaksanaan dan pengawasan

pembangunan disub sektor

persampahan.

Bidang pengelolaan

Perdsampahan

Tabel 10.2

Inventarisasi SOP Bidang Cipta Karya

No. Nama

SOP

Instansi yang Terlibat Tugas dan Fungsi Instansi dalam SOP

(24)

1 dst

Penataan Bangunan dan Lingkungan

1 dst

Pengembangan Air Minum

1 dst

Pengembangan PLP

1

Badan Pengelolaan

Pasar dan Kebersihan

1. Tugas bidang kebersihan.

Fungsinya menjaga kebersihan

dalam kabupaten kota

Kayuagung.

2. Tugasnya bidang melakukan

proses pengelolaan dan

perencanaan persampahan

dalam kota Kayuagung dan

luar kecamatan Kayuagung

kabupaten Ogan Kemering Ilir.

3.Bidang Pasar tugasnya

melakukan kegiatan menata

pasar dan kebersihan, juga

melakukan retribusi sampah,

sewa toko, sewa lus. Fungsinya

untuk meningkatkan

Pendapatan Pembelajaan

Daerah (APBD).

4. Bidang Evaluasi tugasnya

melakukan evaluasi disetiap

bidang kegiatan baik bidang

kebersihan, bidang TPA, dan

bidang Pasar.

dst

SOP Non-Teknis

1 dst

Kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya 10.2.2.

(25)

Reformasi Birokrasi, yang perlu ditingkatkan tidak hanya dari segi kuantitas tetapi juga kualitas. Bagian ini menguraikan kondisi SDM di keorganisasian instansi yang menangani bidang Cipta Karya, yang dapat dilakukan dengan mengisi tabel berikut mengenai komposisi pegawai dalam unit kerja bidang Cipta Karya

Tabel 10.3

Komposisi Pegawai dalam Unit Kerja Bidang Cipta Karya

Unit

Kerja

Golongan Jenis Kelamin Latar

(26)

Dengan mengacu pada kondisi eksisting kelembagaan perangkat daerah, bagian ini menguraikan analisis permasalahan kelembagaan Pemerintah kabupaten/kota yang menangani bidang Cipta Karya.

Analisis Keorganisasian Bidang Cipta Karya 10.3.1.

Tujuan analisis keorganisasian adalah untuk meng etahui permasalahan keorganisasian bidang cipta karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPI2-JM Bidang Cipta Karya.

Analisis deskriptif dapat mengacu pada pertanyaan di bawah ini

Apakah struktur organisasi perangkat kerja daerah sudah sesuai dengan 1.

peraturan perundangan yang berlaku?

Apakah tugas dan fungsi orga nisasi bidang Cipta Karya sudahsesuai 2.

dengan tugas dan fungsi masing-masing instansi? Apa saja faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi 3.

strukturorganisasi?Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 3

Apa saja permasalahan yang ditemui dalam organisasi perangkat kerja 1.

daerah khususnya yang terkait dengan bidang cipta karya?

Salah satu cara yang dapat dipergunakan untuk melakukan analisis ini adalah dengan melakukan diskusi antar anggota Tim RPI2-JM.

Analisis Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya 10.3.2.

Tujuan analisis permasalahan ketatalaksanaan kelembagaan bidang cipta karya adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPI2-JM Bidang Cipta Karya. Dalam proses analisis ini beberapa pertanyaan kunci yang perlu mendapat jawaban adalah sebagai berikut:

Apakah Perda penetapan Organisasi Pemerintah Daerah telah 1.

menguraikan tupoksi masing-masing dinas/unit kerja yang ada?

Bagaimana mekanisme hubungan kerja didalam dan antar instansi terkait 2.

bidang cipta karya yang terjadi selama ini?

Apakah keorganisasian bidang cipta karya yang ada sudahmengikuti 3.

(27)

permukiman, penyehatan lingkungan permukiman, dan penataan bangunan dan lingkungan sudah tercantum dalam keorganisasian yang dibentuk?

Apa saja permasalahan yang ditemui dalam ketatalaksanaan perangka t 4.

kerja daerah yang terkait dengan bidang Cipta Karya?

Apa saja faktor-faktor eksternal yang mempengaruhiketatalaksanaan 5.

perangkat kerja daerah khususnya yang terkait dengan bidang cipta karya?

Analisis Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya 10.3.3.

Tujuan analisis Sumber Daya Manusia adalah untuk mengetahui permasalahan SDM bidang cipta karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPI-JM Bidang Cipta Karya.

Dalam proses analisis SDM, beberapa pertanyaan kunci yang dapat dijawab adalah sebagai berikut :

Apakah SDM yang tersedia sudah memenuhi kebutuhan baik darisegi 1.

jumlah maupun kualitas dalam perangkat daerah, khususnya dibidang Cipta Karya?

Apa saja permasalahan yang ditemui dalam manajemen SDMperangkat 2.

kerja daerah yang terkait dengan bidang cipta karya?

Apa saja faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhikualitas 3.

dan kuantitas SDM organisasi, khususnya yang terkait dengan bidang cipta karya?

Tabel 10.4

Matriks Kebutuhan Sumber Daya Manusia

No. Instansi Tingkat Pendidikan Jumlah Pegawai

yang Ada

Jumlah Pegawai yang Diperlukan

-1 -2 -3 -4 -5

1 Bappeda SMA/Sederajat 3 orang 2 orang Diploma

- D3 Teknik orang 3 orang -D3 Ekonomi

Managemen

(28)

Akuntansi

2 Dinas PU CKP SMA/Sederajat ………..oran

g

- D3 Teknik orang 3 orang - D3 Sekretaris orang 3 orang

- dst ………..

orang

……….. orang

S1/Sederajat

- S1 Teknik 5 orang 12 orang - S1 Ekonomi 3 orang 2 orang

- dst ………..

orang

2 orang

(29)

3 Badan Pengelolaan Pasar dan

Kebersihan

SMA/Sederajat 12 orang ………...orang Diploma S2/S3 4 orang ……….. orang

Sumber :

Analisis SWOT Kelembagaan 10.3.4.

Analisis SWOT Kelembagaan merupakan suatu metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan ( strengths), kelemahan (weaknesses), peluang ( opportunities), dan ancaman ( threats) di bidang kelembagaan. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam matriks SWOT . Berdasarkan pe njabaran dari kondisi eksisting kelembagaan, serta pertanyaan-pertanyaan yang pe rlu dijawab dalam analisis kelembagaan, maka diperlukan melakukan analisis SWOT kelembagaan bidang CK di yang meliputi aspek organisasi, tata laksana dan sumber daya manusia.

Strategi yang digunakan adalah bagaimana kekuatan mampu mengambil keuntungan dari peluang yang ada (strategi S-O); bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mencegah keuntungan dari peluang yang ada (strategi W-O); bagaimana kekuatan mampu menghadapi ancaman yang ada (strategi S-T); dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mampu membuat ancaman menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru (strategi W-T)

Berdasarkan informasi yang disusun dari pertanyaan serta analisis

tentang keorganisasian, tata laksana dan SDM bidang Cipta Karya pada sub-bab sebelumnya, selanjutnya dapat dirumuskan Matriks Analisis SWOT

(30)

Tabel 10.5

Matriks Analisis SWOT Kelembagaan

Faktor External Faktor

Internal

PELUANG (O)

a.Banyaknya bidang pekerjaan yang ditangani b. Partisipasi pihak swasta cukup tinggi

ANCAMAN (T)

a. Stabilitas harga tidak dapat dijaga b. Adanya force mejeure dalam pekerjaan

KEKUATAN (S) Adanya aturan a.

pendukung

b. Adanya komitmen pimpinan

c. Adanya sarana dan prasarana

kantor

Strategi SO (Kuadran 1).

Adanya peraturan perundang-undangan

·

sebagai dasar hukum dalam operasional kegiatan di lapangan

Tanggung jawab dan komitmen pimpinan

·

untuk selalu memperbaiki kinerja perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan menyeleraskan berbagai ketentuan peraturan perundang-undangan yang relevan dan berorientasi pencapaian Visi dan Misi.

Sarana dan prasarana yang memadai

·

didukung teknologi, komunikasi serta informatika maju dan tepat guna memenuhi kebutuhan pelayanan.

Strategi ST (Kuadran 2).

Adanya kepastian hukum akan

·

menjaga kestabilan harga dan jaminan bagi pelaku bisnis maupun pemerintah jika ada force majeure.

Komitmen pimpinan untuk

·

memperbaiki kinerja utuk selalu meminimalisir ancaman-ancaman yang akan terjadi.

Strategi WO (Kuadran 3)

Meningkatkan SDM yang berkualitas dan

·

mampu bekerja keras.

Penggunaan Teknologi untuk mempercepat

·

pekerjaan.

Melibatkan peran serta masyarakat dalam

·

pembangunan termasuk pembiayaan

pembangunan melalui CSR, KPS dll.

Strategi WT (Kuadran 4)

Memperbaiki

kelemahan-·

kelemahan yang ada, juga melakukan upaya-upaya untuk meminimalisir ancaman-ancaman yang berpotensi untuk melemahkan kinerja dari organisasi.

Sumber : Dinas PUCK Kota Palembang, 2013

Berdasarkan tabel SWOT di atas, maka langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut :

Menginventarisasi faktor-faktor dari metode SWOT yaitu kekuatan 1.

(internal), kelemahan (internal), peluang (eksternal) dan ancaman (eksternal) kel embagaan organisasi perangkat kerja daerah, khususnya terkait dengan bidang Cipta Karya.

Melakukan perumusan strategi berdasarkan kolaborasi dari faktor-faktor 2.

analisis SWOT, yaitu sebagai berikut.

Mengembangkan strategi SO (kuadran I), yaitu strategi agar

o

(31)

Mengembangkan strategi ST (kuadran II), yaitu dengan kekuatan

o

yang dimiliki organisasi, dapat dirumuskan strategi untuk mengurangi dampak dari pengaruh eksternal yang mempengaruhi kinerja organisasi

Mengembangkan strategi WO (kuadran III), yaitu memperbaiki

o

kelemahan-kelemahan organisasi yang ada dengan memanfaatkan peluang yang ada.

Mengembangkan strategi WT (kuadran IV). Untuk strategi ini maka

o

diperlukan upaya yang sangat besar karena selain memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada, juga harus melakukan upaya-upaya untuk meminimalisir ancaman-ancaman yang berpotensi untuk melemahkan kinerja dari organisasi

Rencana Pengembangan Kelembagaan 10.4.

Bagian ini menguraikan rencana da n usulan kelembagaan Pemerintah kabupaten/kota yang menangani bidang Cipta Karya.

Berdasarkan strategi yang dirumuskan dalam analisis SWOT sebelumnya, maka dapat dirumuskan tiga kelompok strategi meliputi strategi pengembangan organisasi, strategi pengembangan tata laksana, dan strategi pengembangan sumber daya manusia. Berdasarkan strategi-strategi tersebut, dapat dikembangkan rencana pengembangan kelembagaan di daerah.

Rencana Pengembangan Keorganisasian 10.4.1.

Untuk merumuskan rencana pengembangan keorganisasi an, dengan mengacu pada analisis SWOT, dilandaskan pada efektifitas dan efisiensi yang akan tercipta dari penataan struktur organisasi dan tupoksinya.

(32)

Rencana Pengembangan Tata Laksana 10.4.2.

Untuk merumuskan rencana pengembangan tata laksana, dengan mengacu pada analisis SWOT sebelumnya, antara lain diperlukan evaluasi tata laksana p engembangan standar dan operasi prosedur, serta pembagian kerja dan program yang jelas antar unit dalam instansi ataupun lintas instansi di lingkungan Pemerintah Daerah, khususnya di bidang Cipta Karya.

Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM ) 10.4.3.

Untuk merumuskan rencana pengembangan Sumber Daya Manusia, dengan mengacu pada analisis SWOT, antara lain diperlukan perencanaan karier setiap pegawai sesuai dengan kompetensi individu dan kebutuhan organisasi. Guna meningkatkan pelayanan kepegawaian, maka per encanaan pegawai hendaknya mengacu pada analisis jabatan yang terintegrasi sesuai dengan kebutuhan organisasi.

Selain itu, rencana pengembangan SDM dapat dilakukan dengan

peningkatan jenjang pendidikan serta mendukung pembinaan kapasitas pegawai melalui pelatihan. Sesuai dengan lingkup kegiatan bidang keciptakaryaan, dalam rangka peningkatan kualitas SDM terdapat beberapa pelatihan yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PU yang dapat menjadi referensi dipaparkan pada tabel 10.6

Tabel 10.6

(33)

No Jenis Pelatihan

1 Bimbingan Teknis Pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara Pusat, Barat dan Timur serta sertifikasi Pengelola Teknis

2 Bimbingan Teknis Penyelenggaraan Bangunan Gedung Negara 3 Bimbingan Teknis Pengelolaan Rumah Negara Golongan III

4 Training of Trainers (TOT) Bidang Penyelenggaraan Penataan Bangunan dan Lingkungan

5 Training of Trainers (TOT) Sosialisasi Peraturan Perundangan-undangan Bangunan Gedung dan Lingkungan

6 Pelatihan Pengadaan Barang dan Jasa Dit. PBL

7 Peningkatan Kapasitas SDM Dit. PBL bekerjasama dengan Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi

8 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Keprotokolan 9 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Tata Persuratan 10 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Pemeliharaan dan Pengamanan

Infrastruktur Publik Bidang Keciptakaryaan

11 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Aparatur Negara dalam Tanggap Darurat Bencana

12 Pembinaan Teknis Percepatan Proses Hibah/Alih Status Barang Milik Negara 13 Pembinaan Teknis Penerapan Aplikasi SIMAK BMN

14 Pembinaan Teknis Pengembangan Kompetensi Pegawai 15 Pembinaan Teknis Pemetaan Kompetensi Pegawai 16 Diklat Pejabat Inti Satker (PIS)

17 Diklat Jabatan Fungsional

Sumber : Dirjen Cipta Karya, 2012

Tabel 10.7 Rangkuman Rencana Aksi Pengembangan Kapasitas Kelembagaan

Aspek Kelembagaan Strategi Rencana Aksi

-1 -2 -3

Organisasi

Tata Laksana

(34)

Program investasi Kota Prabumulih yang merupakan rekapitulasi dari

dokumen RPI 2-JM yang telah disusun dengan memperti mbangkan kemampuan

Kota Prabumulih dari aspek teknis, aspek lingkungan dan sosial aspek

pendanaan, maupun aspek kelembagaan. Selain itu , rencana program investasi

harus dilengkapi dengan kesepakatan pendanaan yang diwujudkan melalui

persetujuan dan tanda tangan dari Bupati selaku kepala daerah. Matriks

program dan investasi bidang Cipta Karya disusun berdasarkan prioritas

menurut kebutu han Kota Prabumulih untuk memenuhi sasaran dan renc ana

pembangunan Kota Prabumulih. Kota Prabumulih mempunyai prioritas yang

sesuai dengan kondisi dan kebutuhan wilayahnya, sebagai contoh suatu

kabupaten atau kota memprioritaskan program investas i air minum di

tahun-tahun awal jangka menengah karena kabupaten/kota tersebut mempunyai

pertimbangan bahwa sebagian besar penduduknya tinggal di daerah rawan air.

Hal ini tentu saja tidak sama dengan daerah lain, disesuaikan dengan

karakteristik daerah masing-masing.

Dokumen rencana program investasi yang merupakan rekapitulasi dan

intisari dari RPIJM Kota Prabumulih . Kota Prabumulih menyampaikan rencana

program dalam sebuah ringkasan rencana investasi dan sumber pembiayaan

yang merupakan bagian sinkronisasi dan prioritas program di Kota Prabumulih.

BAB XI

(35)

Matriks Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur 11.1.

Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya Kota Prabumulih

Berdasarkan tabel usulan program dan kegiatan pada setiap aspek teknis,

maka dapat disusun sebuah tabel ringkas rencana program dan investasi bidang

Cipta Karya. Rencana ini harus menjabarka n skenario pengembangan

kabupaten/kota dan pengembangan sektor bidang Cipta karya, usulan

kebutuhan investasi yang disusun dengan berbasis demand ata upun target

pencapaian sesuai dengan tujuan dan sasaran pembangunan daerah,

mekanisme pendanaan atau pembiayaan, skala prioritas penanganan, dan

rencana pelaksanaan program investasi. (terlampir)

Matriks Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur 11.2.

Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya Kota Prabumulih di

Setiap Etitas

Setelah mendapatkan table program dan investasi berdasarkan sektor,

maka untuk menjamin keterpaduan program bidang cipta karya, usulan

program-program di kelompokan kembali dan di bentuk matriks program-program yang di susun

berdssarkan entitas skala regional, kabupaten/kota, kawasan, dan

lingkungan/komunitas. Tabel 11.2 menunjukan format penyusunan matr iks

keterpaduan program investasi RPI2-JM bidang Cipta Karya Kabupaten/Kota.

Gambar

Gambar 10.1 Keorganisasian Pemerintah Kabupaten / Kota
Gambar 10.2 Pola Pikir Penyususnan Reformasi Birokrasi PU 2010-2014 Cipta Karya
Tabel 10.1Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya
Tabel 10.3
+4

Referensi

Dokumen terkait

Fruktooligosakarida merupakan senyawa yang dibentuk dari tiga molekul monosakarida berupa 2 molekul fruktosa dan 1 molekul glukosa yang dihubungkan dengan ikatan 1,4

a) Topi Baret berbahan bludru warna coklat. c) Sepatu PDL, berbahan kulit warna hitam, bertali dan bersleting di sebelah dalam. d) Peluit berwarna hitam dan Tali

Bagi pengelola FJB Kaskus.co.id, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi praktis yang dapat digunakan dalam menyajikan tampilan FJB Kaskus.co.id

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua ditemukan bahwa disiplin kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai PNS yang bekerja di badan kepegawaian daerah

Dalam penelitian Hubungan Iklim Organisasi Dengan Komitmen Aparatur Sipil Negara Di Kantor Kementerian Kota Surabaya, maka untuk mengetahui hubungan antar variabel tersebut

Dilihat dari elemen struktur mikro, pesan yang ditonjolkan dalam Pasal 37-39 UU Penyiaran 2002 ternyata tidak hanya diarah- kan untuk mendukung pembinaan Bahasa

Regresi linier sederhana adalah metode yang akan digunakan untuk perhitungan data peramalan beban dengan cara sebagai berikut, Dimana n merupakan jumlah data,

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bahaya saat proses unloading, frekuensi terjadi dan dampaknya pada manusia disekitar fasilitas, dan mengetahui tingkat