• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOCRPIJM 1495093628Bab VI Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Kota Lubuklinggau

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DOCRPIJM 1495093628Bab VI Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Kota Lubuklinggau"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

B

BA

AB

B V

VII

K

KE

ER

RA

AN

NG

GK

KA

A K

KE

ELLE

EM

MB

BA

AG

GA

AA

AN

N D

DA

AN

N

R

RE

EG

GU

ULLA

AS

SII K

KO

OTTA

A LLU

UB

BU

UK

KLLIIN

NG

GG

GA

AU

U

Dalam pembangunan prasarana bidang Cipta Karya, untuk mencapai hasil yang optimal diperlukan kelembagaan yang dapat berfungsi sebagai motor

penggerak RPI2JM agar dapat dikelola dengan baik dan dap at meningkatkan kesejahteraan Masyarakat.

Kelembagaan dibagi dalam 3 komponen utama, yaitu organisasi, tata laksana dan sumber daya manusia. Organisasi sebagai wadah untuk melakukan tugas dan fungsi yang ditetapkan kepada lembaga; tata laksana merupakan m otor yang menggerakkan organisasi melalui mekanisme kerja yang diciptakan; dan sumber daya manusia sebagai operator dari kedua komponen tersebut. Dengan demikian untuk meningkatkan kinerja suatu lembaga, penataan terhadap ketiga komponen harus dilaksanakan secara bersamaan dan sebagai satu kesatuan

6

6..11 KKeerraannggkkaa KKeelleemmbbaaggaaaann

6

6..11..11 KKoonnddiissii KKeeoorrggaanniissaassiiaann BBiiddaanngg CCiippttaa KKaarryyaa

Penataan dan penguatan organisasi merupakan Program ke-3 dari Sembilan Program Reformasi Birokrasi. Keorganisasian yang dimaksud dalam p edoman ini adalah struktur, tugas, dan fungsi pemerintah daerah yang menangani bidang Cipta Karya Untuk mengetahui kondisi dari keorganisasian bidang cipta karya.

(2)

W

Waalliikkoottaa DDaann WWaakkiill WWaalliikkoottaa A

A..

Walikota dan Wakil Walikota dalam menjalankan tugas pemerintahan dibantu oleh jajaran dibawahnya yaitu;

A

A..11.. SSeekkrreettaarriiss DDaaeerraahh ((SSeekkddaa)),, yang dibantu oleh empat orang Asisten, yaitu;

A

A..11..11.. AAssiisstteenn PPeemmeerriinnttaahhaann ddaann HHuukkuumm,, membawahi 2 orang Kepala Bagian, yaitu ::

A.1.1.1. Bagian Administrasi Pemerintahan;

A.1.1.2. Bagian Hukum.

A

A..11..22.. AAssiisstteenn PPeerreekkoonnoommiiaann ddaann PPeemmbbaanngguunnaann membawahi 2 orang Kepala bagian, yaitu ::

A.1.2.1. Bagian Administrasi Perekonomian;

A.1.2.2. Bagian Administrasi Pembangunan.

A

A..11..33.. AAssiisstteenn KKeesseejjaahhtteerraaaann RRaakkyyaatt ddaann HHuummaass,,membawahi 2 orang Kepala Bagian, yaitu :

A.1.3.1. Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat

A.1.3.2. Bagian Humas dan Protokol

A

A..11..44.. AAssiisstteenn AAddmmiinniissttrraassii UUmmuumm,, membawahi 3 orang Kepala Bagian, Yaitu :

A.1.4.1. Bagian Organisasi;

A.1.4.2. Bagian Keuangan;

A.1.4.3. Bagian Umum.

A

A..11..55 SSttaaff AAhhllii ,, terdiri dari lima staf ahli, yaitu :

A.1.5.1. Staf Ahli Bidang Hukum dan politik;

A.1.5.2. Staf Ahli Bidang Pemerintahan;

A.1.5.3. Staf Ahli Bidang Pembangunan;

A.1.5.4. Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia;

(3)

A

A..11..66.. DDiinnaass--DDiinnaass,, sebanyak 15 dinas yang dipimpin oleh seorang kepala dinas, yaitu :

A.1.6.1. Dinas Pendidikan;

A.1.6.2. Dinas Kesehatan;

A.1.6.3. Dinas Sosial;

A.1.6.4. Dinas Tenaga Kerja;

A.1.6.5. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil;

A.1.6.6. Dinas Tanaman pangan, Perkebunan dan Kehutanan;

A.1.6.7. Dinas Perikanan dan Peternakan;

A.1.6.8. Dinas Pekerjaan Umum;

A.1.6.9. Dinas Perindustrian dan Perdagangan ;

A.1.6.10. Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan Pengelolaan Pasar;

A.1.6.11. Dinas Pendapatan Daerah;

A.1.6.12. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata;

A.1.6.13. Dinas Pemuda dan Olah Raga;

A.1.6.14. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika, dan;

A.1.6.15. Dinas Kebersihan dan Pertamanan.

A

A..11..77.. BBaaddaann--BBaaddaann, sebanyak sembilan badan, yang dipimpin oleh seorang kepala badan, yaitu :

A.1.7.1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda);

A.1.7.2. Badan Kepegawaian Daerah;

A.1.7.3. Badan Pendidikan dan Pelatihan;

A.1.7.4. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kelurahan;

A.1.7.5. Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan;

A.1.7.6. Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi;

(4)

A.1.7.8. Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah, dan;

A.1.7.9. Badan Lingkungan Hidup.

A

A..11..88.. KKaannttoorr,, sebanyak dua kantor, dipimpin seorang kepala kantor, yaitu :

A.1.8.1. Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik, dan;

A.1.8.2. Kantor Ketahanan Pangan.

A

A..11..99.. IInnssppeekkttoorraatt,, sebanyak satu inspektorat daerah, dipimpin oleh seorang inspektur, yaitu :

A.1.9.1. Inspektorat Daerah

A..11..1100..BBaaddaann UUssaahhaa MMiilliikk DDaaeerraahh, sebanyak tiga BUMD yang dipimpin oleh seorang Direktur, yaitu :

A.1.10.1.Rumah Sakit Siti Aisyah;

A.1.10.2.PDAM Tirta Bukit Sulap, dan;

A.1.10.3.PT. Linggau Bisa.

A.1.11.`Kecamatan dan Kelurahan, terdiri dari delapan Kecamatan dan tujuh puluh dua Kelurahan

A.1.12. Lembaga lain, yaitu :

A.1.12.1. Satuan Polisi Pamong Praja;

A.1.12.2. Sekretariat Dewan pengurus KORPRI, dan;

A.1.12.3. Kantor Layanan Pengadaan.

B

B.. DDEEWWAANN PPEERRWWAAKKIILLAANN RRAAKKYYAATT DDAAEERRAAHH ((DDPPRRDD))

Sebagai lembaga legislasi yang mengontrol dan mengawasi jalan pemerintahan, dalam menjalankan fungsinya DPRD dibantu oleh :

B

B..11.. SSeekkrreettaarriiss DDPPRRDD, yang membawahi 3 Bagian, yaitu;

B.1.1. Bagian Umum dan Protokol

B.1.2. Bagian Persidangan dan Dokumentasi

(5)

6

6..11..22 KKoonnddiissii KKeelleemmbbaaggaaaann BBiiddaanngg PPUU CCiippttaa KKaarryyaa

Dinas Pekerjaan Umum mempunyai tugas melaksanakan kewenangan Daerah di bidang Pekerjaan Umum serta melaksanakan tugas pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah dan/ atau Pemerintah Provinsi.

Untuk melaksanaka n tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Dinas Pekerjaan Umum mempunyai fungsi :

Perumusan kebijakan teknis sesuai kewenangan di bidang pekerjaan umum; 

Pengelolaan dan fasilitasi dibidang pekerjaan umum; 

Pemberian pertimbangan teknis dan pengenda lian perizinan serta 

pelaksanaan pelayanan umum sesuai bidang pekerjaan umum;

Pembinaan pelaksanaan tugas sesuai dengan bidang pekerjaan umum; 

Pengendalian dan pembinaan UPTD dalam lingkup tugasnya; dan 

Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai tugas pokok dan 

fungsinya.

S

Suussuunnaann OOrrggaanniissaassii DDiinnaass PPeekkeerrjjaaaann UUmmuumm tteerrddiirrii ddaarrii :: a. Kepala Dinas; dan

b. Sekretariat, membawahi :

Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan; dan Sub Bagian Keuangan.

c. Bidang Bina Marga, membawahi:

Seksi Perencanaan Teknis Kebinamargaan;

Seksi Pembangunan, Peningkatan Jalan dan Jembatan, dan; Seksi Peralatan, Pemeliharaan Jalan dan Jembatan.

d. Bidang Cipta Karya, membawahi :

Seksi Perencanaan Teknis Keciptakaryaan; Seksi Tata Bangunan dan Drainase, dan; Seksi Air Bersih dan Sanitasi.

e. Bidang Pengairan, membawahi:

Seksi Perencanaan Teknis Pengairan; Seksi Pembangunan Pengairan, dan: Seksi Operasi dan Pemeliharaan.

(6)

Seksi Perencanaan Teknis Pertambangan dan Energi; Seksi Pertambangan dan Geologi, dan;

Seksi Energi.

g. Bidang Perumahan dan Permukiman, membawahi :

Seksi Perencanan Teknis Perumahan dan Permukiman; Seksi Perumahan Swadaya dan Formal, dan;

Seksi Pengembangan Kawasan dan Perizinan. h. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD); dan

1. Kelompok Jabatan Fungsional.

6

(7)

Sebagaimana ditetapkan dalam Program RB, penataan tata laksana merupakan salah satu prioritas program u ntuk peningkatan kapasitas kelembagaan. Tata laksana organisasi yang perlu dikembangkan adalah menciptakan hubungan kerja antar perangkat daerah dengan menumbuhkembangkan rasa

kebersamaan dan kemitraan dalam melaksanakan beban kerja dan tanggung jawab bagi peningkatan produktifitas dan kinerja.

Secara internal, keorganisasian urusan pemerintah bidang keciptakaryaan, perlu mengembangkan hubungan fungsional sesuai dengan kompetensi dan

kemandirian dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang untuk masing-masing bidang/seksi. Selanjutnya juga perlu dikembangkan hubungan kerja yang koordinatif baik antar bidang/seksi di dalam keorganisasian urusan

keciptakaryaan, maupun untuk hubungan kerja lintas dinas/bidang dalam rangka menghindari tumpang tindih atau dupli kasi program dan kegiatan secara substansial dan menjamin keselarasan program dan kegiatan antar perangkat daerah.

Prinsip-prinsip hubungan kerja yang diuraikan di atas perlu dituangkan di dalam Peraturan Daerah tentang keorganisasian Pemerintah Kabupaten /kota, khususnya menyangkut tupoksi dari masing-masing instansi pemerintah bidang keciptakaryaan. Dengan mengacu pada tabel berikut, dapat dicantumkan penjabaran peran masing- masing instansi dalam pembangunan bidang Cipta Karya.

(8)

Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya

No Instansi Peran Instansi dalam

Pembangunan Cipta Karya

Unit / Bagian yang Menangani

Pembangunan Bidang CK

1 Dinas PU CK &

Perumahan

Perencanaan dan

Pelaksanaan Fisik

Bidang Perencanaan, Bidang

Bangunan Gedung, Bidang

Bangkim dan Bidang

Perumahan.

2 Bappeda Perencanaan Kawasan

Penataan Ruang

Bidang Sarana dan Prasarana

Subbid Penataan Ruang

3 Dinas Kebersihan dan Pemakaman

Pengelolaan sampah

Pengelolaan Pertamanan

dan Ruang Terbuka Hijau

Bidang Bina Sarana dan

Prasarana Kebersihan dan

Bidang Pengelola TPA dan

Limbah

Bidang Pertamanan

4 Badan Lingkungan

Hidup Pengelolaan Limbah Bidang Tata Lingkungan

Selain itu, guna memperjelas pelaksanaan tugas pada setiap satuan kerja, perlu dilengkapi dengan tatalaksana dan tata hubungan kerja antar satuan kerja, serta Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk setiap pelaksanaan tugas, yang dapat dijadikan pedoman bagi pegawai dalam melakukan tugasnya. Dengan mengisi table berikut bisa dicantumkan inventarisasi SOP Bidang Cipta Karya di daerah.

(9)

Inventarisasi SOP Bidang Cipta Karya

No Nama SOP Instansi Yang Terlibat Tugas dan Fungsi Instansi

dalam SOP

Pengembangan Permukiman

1

SOP Penataan dan rehabilitasi

lingkungan permukiman

Penataan Ruang dan Tata

Bangunan

Pengelolaan sampah

Pengelolaan Limbah 2

SOP Penyediaan dan

pendataan prasarana

lingkungan permukiman

3

SOP Pembangunan Sarana

Dasar (PSD) dilingkungan

Rusunawa Kota Palembang

Penataan Bangunan dan Lingkungan

1 SOP Permohonan pembuatan

dan penghitungan Rencana

Anggaran Biaya dan Gambar

Bangunan gedung.

Penataan Ruang dan Tata

Bangunan

2 SOP Pengajuan usulan

perhitungan dan penghapusan

ganti rugi

3 SOP Permohonan bantuan

tenaga teknis dan tenaga

pengelola teknis

Pengembangan Air Minum

1 SOP Pelaksanaan DAK

Kegiatan sanitasi dan air bersih

Bappeda

Pengelolaan Air Minum

Pengembangan PLP

1 SOP Pelaksanaan DAK

Kegiatan sanitasi dan air bersih

Bappeda

Perencanaan dan Kampanye

Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat

Perencanaan dan

Pengelolaan Limbah

(10)

6

6..11..44 KKoonnddiissii SSuummbbeerr DDaayyaa MMaannuussiiaa ((SSDDMM)) BBiiddaanngg CCiippttaa KKaarryyaa

Dalam kaitannya dengan Reformasi Birokrasi, penataan sistem manajemen SDM aparatur merupakan program ke-5 dari Sembilan Program Reformasi Birokrasi, yang perlu ditingkatkan tidak hanya dari segi kuantitas tetapi juga kualitas. Bagian ini menguraikan kondisi SDM di keorganisasian instansi yang menangani bidang Cipta Karya, yang dapat dilakukan dengan mengisi tabel berikut mengenai komposisi pegawai dalam unit kerja bidang Cipta Karya

Tabel 6.3

Komposisi Pegawai dalam Unit Kerja Bidang Cipta Karya

Unit Kerja Golongan Jenis Kelamin Latar Belakang

Pendidikan

Jabatan Fungsional

-1 -2 -3 -4 -5

Dinas PU

Gol I/II : 17 orang Pria : 10 orang

Wanita : 7 orang

< SMA : 7 orang

D3 : 10 orang

Jafung TBP:

Gol III: 40 orang S1 : 40 orang 27 orang

Gol IV: 10 Orang S2/S3 : 10 orang Jafung TPL:

orang 13 orang dst.

6

6..11..55.. AAnnaalliissiiss KKeelleemmbbaaggaaaann

Dengan mengacu pada kondisi eksisting kelembagaan perangkat daerah, bagian ini menguraikan analisis permasalahan kelembagaan Pemerintah kabupaten/kota yang menangani bidang Cipta Karya.

6

6..11..55..11.. AAnnaalliissiiss KKeeoorrggaanniissaassiiaann BBiiddaanngg CCiippttaa KKaarryyaa

Tujuan analisis keorganisasian adalah untuk mengetahui permasalahan

keorganisasian bidang cipta karya yang berpengaruh terhada p kinerja organisasi maupun keluaran produk RPI2JM Bidang Cipta Karya yakni :

Struktur organisasi perangkat kerja daerah sudah sesuai dengan peraturan 1.

(11)

Tugas dan fungsi organisasi bidang Cipta Karya sudah sesuai dengan tugas 2.

dan fungsi masing-masing instansi

Beberapa penyebab perubahan organisasi yang termasuk faktor eksternal 3.

adalah perkembangan teknologi, dan peraturan pemerintah. Perkembangan dan kemajuan teknologi juga merupakan penyebab penting dilakukannya perubahan. Pengganti an perlengkapan lama dengan perlengkapan baru yang lebih modern menyebabkan perubahan dalam berbagai hal, misalnya : prosedur kerja, kualitas dan kuantitas tenaga kerja, jenis output yang dihasilkan yang memungkinkan jumlah bagian-bagian yang ada dikurangi atau hubungan pola kerja diubah karena adannya perlengkapan baru.

Permasalahan yang sering dihadapi antara lain masih terbatasnya tingkat 4.

pendidikan, pengetahuan dan ketrampilan dari aparatur/ sumber daya manusia (SDM) yang menangani/ mengelola Bidang Cip ta Karya diKota Palembang. Peningkatan pendidikan formal para aparatur, kursus singkat, pelatihan dll masih sangat dibutuhkan dalam pengembangan dan

peningkatan kapasitas (

capacity building

) sehingga kualitas SDM Bidang Cipta Karya semakin tahun semakin meningkat.

Selain masih terbatasnya SDM Bidang Cipta Karya, prasarana dan sarana kerja juga masih terbatas seperti: ruang kerja, perangkat komputer, perangkat survey, kendaraan operasional dll sehingga belum optimal dalam

pelaksanaan kerja.

6

6..11..55..22 AAnnaalliissiiss KKeettaattaallaakkssaannaaaann BBiiddaanngg CCiippttaa KKaarryyaa

Tujuan analisis permasalahan ketatalaksanaan kelembagaan bidang cipta karya adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja

organisasi maupun keluaran produk RPI2JM Bidang Cipta Karya. Analisis Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya yakni :

1. Perda penetapan Organisasi Pemerintah Kota Lubuk Linggau telah menguraikan tupoksi dari masing-masing dinas/unit kerja yang ada.

2. M ekanisme hubungan kerja didalam dan antar instansi terkait bidang cipt a karya yang terjadi selama ini sudah cukup baik.

(12)

dalam PP 41 tahun 2007 . S emua sektor bidang cipta karya yaitu bidang air minum, pengembangan permukiman, penyehatan lingkungan permukiman, dan penataan bangunan dan lingkungan sudah tercantum dal am keorganisasian yang dibentuk.

4. Permasalahan yang ditemui dalam ketatalaksanaan perangkat kerja daerah khususnya yang terkait dengan bidang cipta karya yakni belum maksimalnya petunjuk/pedoman ke rja dan pembinaan tata naskah serta kearsipan bagi satuan organisasi di lingkungan Pemerintah Daerah ; belum maksimalnya pelaksanaaan koordinasi antara satuan organisasi perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Kota Palembang ; sistem proses dan prosedur kerja yang belum begitu efisiensi dan efektifitas

6

6..11..55..33 AAnnaalliissiiss SSuummbbeerr DDaayyaa MMaannuussiiaa ((SSDDMM)) BBiiddaanngg CCiippttaa KKaarryyaa

Tujuan analisis Sumber Daya Manusia adalah untuk mengetahui permasalahan SDM bidang cipta karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPI2JM Bidang Cipta Karya.

(13)

Tabel 6.4

Matriks Kebutuhan Sumber Daya Manusia No. Instansi Tingkat Pendidikan Jumlah Pegawai

yang Ada

Jumlah Pegawai yang Diperlukan

-1 -2 -3 -4 -5

1 Bappeda SMA/Sederajat 4 orang 5 orang

- D3 Teknik 7 orang 8 orang

S1/Sederajat

- S1 Teknik 10 orang 12 orang

- S1 Ekonomi 7 orang 10 orang

S.1 Lainnya 13. orang 10 orang

S2/S3 10. orang 12 orang

2 Dinas PU SMA/Sederajat 17 orang 20 orang

Diploma

- D3 Teknik 7 orang 10 orang

S1/Sederajat

- S1 Teknik 41 orang 45 orang

- S1 Ekonomi 4 orang 10 orang

S2/S3 10 orang 25 orang

sumber : Hasil analisa

6

6..11..55..44 AAnnaalliissiiss SSWWOOTT KKeelleemmbbaaggaaaann

Analisis SWOT Kelembagaan merupakan suatu metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (

strengths

), kelemahan (

weaknesses

), peluang (

opportunities

), dan ancaman (

threats

) di bidang kelembagaan. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, ke mudian menerapkannya dalam matriks SWOT.

(14)

Berdasarkan informasi yang disusun dari pertanyaan serta analisis tentang keorganisasian, tata laksana dan SDM bidang Cipta Karya pada sub-bab

sebelumnya, selanjutnya dapat dirumuskan Matriks Analisis SWOT Kelembagaan. Perumusan strategi bidang kelembagaan berdasarkan Analisis SWOT diharapkan dapat menjadi acuan dalam rencana pengembangan kelembagaan.

Tabel 6.5

Matriks Analisis SWOT Kelembagaan Faktor

External Faktor

Internal

PELUANG (O)

a.Banyaknya bidang pekerjaan yang ditangani b. Partisipasi pihak swasta cukup tinggi

ANCAMAN (T)

a. Stabilitas harga tidak dapat dijaga b. Adanya force mejeure dalam pekerjaan

KEKUATAN (S) Adanya aturan a.

pendukung

b. Adanya komitmen pimpinan

c. Adanya sarana dan prasarana kantor

Strategi SO (Kuadran 1).

Adanya peraturan perundang-undangan

·

sebagai dasar hukum dalam operasional kegiatan di lapangan

Tanggung jawab dan komitmen pimpinan

·

untuk selalu memperbaiki kinerja perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan menyeleraskan berbagai ketentuan peraturan perundang-undangan yang relevan dan berorientasi pencapaian Visi dan Misi.

Sarana dan prasarana yang memadai

·

didukung teknologi, komunikasi serta informatika maju dan tepat guna memenuhi kebutuhan pelayanan.

Strategi ST (Kuadran 2).

Adanya kepastian hukum akan

·

menjaga kestabilan harga dan jaminan bagi pelaku bisnis maupun pemerintah jika ada force majeure.

Komitmen pimpinan untuk

·

memperbaiki kinerja utuk selalu meminimalisir ancaman-ancaman yang akan terjadi.

Strategi WO (Kuadran 3)

Meningkatkan SDM yang berkualitas dan

·

mampu bekerja keras.

Penggunaan Teknologi untuk mempercepat

·

pekerjaan.

Melibatkan peran serta masyarakat dalam

·

pembangunan termasuk pembiayaan pembangunan melalui CSR, KPS dll.

Strategi WT (Kuadran 4)

Memperbaiki

kelemahan-·

kelemahan yang ada, juga melakukan upaya-upaya untuk meminimalisir ancaman-ancaman yang berpotensi untuk melemahkan kinerja dari organisasi.

·

Sumber : Dinas PUCK Kota Lubuk Linggau, 2013

Berdasarkan tabel SWOT di atas, maka langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah

sebagai berikut :

Menginventarisasi faktor-faktor dari metode SWOT yaitu kekuatan (internal), 1.

kelemahan (internal), peluang (eksternal) dan ancaman (eksternal) kelembagaan organisasi perangkat kerja daerah, khususnya terkait dengan bidang Cipta Karya.

Melakukan perumusan strategi berdasarkan kolab orasi dari faktor-faktor 2.

(15)

Mengembangkan strategi SO (kuadran I), yaitu strategi agar o

kekuatan yang dimiliki organisasi mampu mengambil keuntungan dari peluang yang ada

Mengembangkan strategi ST (kuadran II), yaitu denga n kekuatan o

yang dimiliki organisasi, dapat dirumuskan strategi untuk mengurangi dampak dari pengaruh eksternal yang mempengaruhi kinerja organisasi

Mengembangkan strategi WO (kuadran III), yaitu memperbaiki o

kelemahan-kelemahan organisasi yang ada dengan memanfaatkan peluang yang ada.

Mengembangkan strategi WT (kuadran IV). Untuk strategi ini maka o

diperlukan upaya yang sangat besar karena selain memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada, juga harus melakukan upaya-upaya untuk meminimalisir ancaman-ancaman yan g berpotensi untuk melemahkan kinerja dari organisasi

6

6..11..66 RReennccaannaa PPeennggeemmbbaannggaann KKeelleemmbbaaggaaaann

Berdasarkan strategi yang dirumuskan dalam analisis SWOT sebelumnya, maka dapat dirumuskan tiga kelompok strategi meliputi strategi pengembangan organisasi, strat egi pengembangan tata laksana, dan strategi pengembangan sumber daya manusia. Berdasarkan strategi-strategi tersebut, dapat dikembangkan rencana pengembangan kelembagaan di daerah.

6

6..11..66..11 RReennccaannaa PPeennggeemmbbaannggaann KKeeoorrggaanniissaassiiaann

Untuk merumuskan rencana peng embangan keorganisasian, dengan mengacu pada analisis SWOT, dilandaskan pada efektifitas dan efisiensi yang akan tercipta dari penataan struktur organisasi dan tupoksinya.

(16)

meningkatkan kapasitas kelembagaan satuan org anisasi di masing-masing unit kerja di lingkungan Pemerintah Daerah, khususnya bidang Cipta Karya.

6

6..11..66..22 RReennccaannaa PPeennggeemmbbaannggaann TTaattaa LLaakkssaannaa

Untuk merumuskan rencana pengembangan tata laksana, dengan mengacu pada analisis SWOT sebelumnya, antara lain dipe rlukan evaluasi tata laksana pengembangan standar dan operasi prosedur, serta pembagian kerja dan program yang jelas antar unit dalam instansi ataupun lintas instansi di lingkungan Pemerintah Daerah, khususnya di bidang Cipta Karya.

6

6..11..66..33 RReennccaannaa PPeennggeemmbbaannggaann SSuummbbeerr DDaayyaa MMaannuussiiaa ((SSDDMM ))

Untuk merumuskan rencana pengembangan Sumber Daya Manusia, dengan mengacu pada analisis SWOT, antara lain diperlukan perencanaan karier setiap pegawai sesuai dengan kompetensi individu dan kebutuhan organisasi. Guna meningkatkan pelayanan kepegawaian, maka perencanaan pegawai hendaknya mengacu pada analisis jabatan yang terintegrasi sesuai dengan kebutuhan organisasi

(17)

Tabel 6.6.

Pelatihan Bidang Cipta Karya

No Jenis Pelatihan

1 Bimbingan Teknis Pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara Pusat, Barat dan Timur serta sertifikasi Pengelola Teknis

2 Bimbingan Teknis Penyelenggaraan Bangunan Gedung Negara 3 Bimbingan Teknis Pengelolaan Rumah Negara Golongan III

4 Training of Trainers (TOT) Bidang Penyelenggaraan Penataan Bangunan dan Lingkungan

5 Training of Trainers (TOT) Sosialisasi Peraturan Perundangan-undangan Bangunan Gedung dan Lingkungan

6 Pelatihan Pengadaan Barang dan Jasa Dit. PBL

7 Peningkatan Kapasitas SDM Dit. PBL bekerjasama dengan Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi

8 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Keprotokolan 9 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Tata Persuratan 10 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Pemeliharaan dan Pengamanan

Infrastruktur Publik Bidang Keciptakaryaan

11 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Aparatur Negara dalam Tanggap Darurat Bencana

12 Pembinaan Teknis Percepatan Proses Hibah/Alih Status Barang Milik Negara 13 Pembinaan Teknis Penerapan Aplikasi SIMAK BMN

14 Pembinaan Teknis Pengembangan Kompetensi Pegawai 15 Pembinaan Teknis Pemetaan Kompetensi Pegawai 16 Diklat Pejabat Inti Satker (PIS)

17 Diklat Jabatan Fungsional

Sumber : Dirjen Cipta Karya, 2012

6

6..22.. KKeerraannggkkaa RReegguullaassii

Beberapa kebijakan berikut merupakan landasan hukum dalam pengembangan dan peningkat an kapasitas kelembagaan RPI2JM pada pemerintahan kabupaten/kota.

U

Unnddaanngg--UUnnddaanngg NNoommoorr 3322 TTaahhuunn 22000044 tteennttaanngg PPeemmeerriinnttaahhaann DDaaeerraahh 1

1..

Dalam UU 32/2004 disebutkan bahwa Pemerintah Daerah mengatur dan

mengurus sendiri urusan pemerintahan dan menjalankan otonomi s eluas-luasnya, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Untuk membantu Kepala Daerah dalam melaksanakan

(18)

Pemerintah Daerah.

Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi adalah adanya urusan pemerintahan harus dibentuk ke dalam organisasi tersendiri. Besaran organisasi perangkat daerah sekurang-kurangnya

mempertimbangkan faktor kemampuan keuangan, kebutuhan daerah, cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus diwujudkan, jenis dan banyaknya tugas, luas wilayah kerja dan kondisi geografis, jumlah dan kepadatan penduduk, potensi daerah yang bertalian dengan urusan yang akan ditangani, dan sarana dan pra sarana penunjang tugas. Oleh karena itu, kebutuhan akan organisasi perangkat daerah bagi masing-masing daerah tidak senantiasa sama atau seragam.

P

Peerraattuurraann PPeemmeerriinnttaahh ((PPPP)) NNoommoorr 3388 TTaahhuunn 22000077 tteennttaanngg PPeemmbbaaggiiaann UUrruussaann 2

2.. P

Peemmeerriinnttaahhaann

PP tersebut mencantumkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah, dan pemerintah berkewajiban untuk melakukan pembinaan terhadap pemerintah kabupaten/kota. PP 38/2007 ini juga memberikan kewenangan yang lebih besar kepada Pemerinta h Kabupaten/Kota untuk melaksanakan pembangunan di Bidang Cipta Karya. Hal ini dapat dilihat dari Pasal 7 Bab III, yang berbunyi

“(1) Urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) adalah urusan

pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemeri ntahan daerah provinsi

dan pemerintahan daerah kabupaten/kota, berkaitan dengan pelayanan

dasar.(2) Urusan wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: antara

lainnya adalah bidang pekerjaan umum”

Dari pasal tersebut, ditetapkan bahwa bidang pekerja an umum merupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah, sehingga penyusunan RPI2JM sebagai salah satu perangkat pembangunan daerah perlu melibatkan Pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota.

P

Peerraattuurraann PPeemmeerriinnttaahh ((PPPP)) NNoommoorr 4411 ttaahhuunn 22000077 tteennttaanngg OOrrggaanniissaassii DDaaeerraahh 3

3..

(19)

Cipta Karya dan Penataan Ruang. Bidang PU merupakan perumpunan urusan yang diwadahi dalam bentuk dinas. Dinas ditetapkan terdiri dari 1 sekretariat dan paling banyak 4 bidang, dengan sekretariat terdiri dari 3 sub- bagian dan masing-masing bidang terdiri dari paling banyak 3 seksi

P

Peerraattuurraann PPrreessiiddeenn NNoommoorr 55 TTaahhuunn 22001100 tteennttaanngg RRPPJJMMNN 22001100--22001144 4

4..

Perpres ini dijabarkan tentang upaya untuk men ingkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi diperlukan adanya upaya penataan kelembagaan dan ketalalaksanaan, peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, penyempurnaan sistem perencanaan da n penganggaran, serta pengembangan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dan aparaturnya

Untuk mendukung penataan kelembagaan, secara beriringan telah ditempuh upaya untuk memperkuat aspek ketatalaksanaan di lingkungan instansi

pemerintah, sepe rti perbaikan standar operasi dan prosedur (SOP) dan

penerapan

e-government

di berbagai instansi. Sejalan dengan pengembangan manajemen kinerja di lingkungan instansi pemerintah, seluruh instansi pusat dan daerah diharapkan secara bertahap dalam memperbaiki sistem ketatalaksanaan dengan menyiapkan perangkat SOP, mekanisme kerja yang lebih efisien dan efektif, dan mendukung upaya peningkatan akuntabilitas kinerja.

P

Peerraattuurraann PPrreessiiddeenn RReeppuubblliikk IInnddoonneessiiaa NNoommoorr 8811 TTaahhuunn 22001100 TTeennttaanngg GGrraanndd 5

5.. D

Deessiiggnn RReeffoorrmmaassii BBiirrookkrraassii 22001100--22002255

Tindak lanjut dari Peraturan Presiden ini, Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara telah mengeluarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 30 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengusulan, Penetapan, dan Pembinaan Reformasi Birokrasi pada Pemerintah Daerah. Berdasarkan peraturan menteri ini, reformasi birokrasi pada pemerintah daerah dilaksanakan mulai tahun 2012, dengan dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan sesuai dengan

(20)

Upaya pembenahan birokrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya telah dimulai sejak tahun 2005. Pembenahan yang dilakukan adalah menyangkut 3 (tiga) pilar birokrasi, yaitu kelembagaan, ketatalaksanaan, dan Sumber Daya Manusia (SDM)

Untuk mendukung tercapainya

good governance

, maka perlu dilanjutkan dan disesuaikan dengan program reformasi birokrasi pemerintah, yang terdiri dari sembilan program, yaitu

Program Manajemen Perubahan, meliputi: penyusunan strategi o

manajemen perubahan dan strategi komunikasi K/L dan Pemda, sosialisasi dan internalisasi manajemen perubahan dalam rangka reformasi birokrasi; Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, meliputi: penataan o

berbagai peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan/diterbitkan oleh K/L dan Pemda;

Program Penguatan dan Penataan Organisasi, meliputi: restrukturisasi tugas o

dan fungsi unit kerja, ser ta penguatan unit kerja yang menangani organisasi, tata laksana, pelayanan publik, kepagawaian dan diklat;

Penataan Tatalaksana, meliputi: penyusunan SOP penyelenggaraan tugas o

dan fungsi, serta pembangunan dan pengembangan e-government; Penataan Sistem Man ajemen SDM Aparatur, meliputi: penataan system o

rekrutmen pegawai, analisis dan evaluasi jabatan, penyusunan standar kompetensi jabatan, asesmen individiu berdasarkan kompetensi;

Penguatan Pengawasan, meliputi: penerapan Sistem Pengendalian Intern o

Pemerintah (SPIP) dan Peningkatan peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP);

Penguatan Akuntabilitas, meliputi: penguatan akuntabilitas kinerja instansi o

pemerintah, pengembangan sistem manajemen kinerja organisasi dan penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU);

Penguatan Pelayanan Publik, meliputi: penerapan standar pelayanan o

pada unit kerja masing-masing, penerapan SPM pada Kab/Kota. Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan

(21)

IInnssttrruukkssii PPrreessiiddeenn NNoo.. 99 TTaahhuunn 22000000 tteennttaanngg PPeennggaarruussuuttaammaaaann GGeennddeerr ddaallaamm 6

6.. P

Peemmbbaanngguunnaann NNaassiioonnaall

Di dalam Inpres ini dinyatakan bahwa pengarusutamaan gender ke dalam seluruh proses pembangunan merupakan bagian yang tid ak terpisahkan dari kegiatan fungsional semua instansi dan lembaga pemerintah di tingkat Pusat dan Daerah. Presiden menginstruksikan untuk melaksanakan pengarusutamaan

gender guna terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evalu asi atas kebijakan dan program pembangunan nasional yang berperspektif gender sesuai dengan bidang tugas dan fungsi, serta kewenangan masing-masing.

Terkait PUG, Kementerian PU dan Ditjen Cipta Karya pada umumnya telah mulai menerapkan PUG dalam tiap program/kegiatan Keciptakaryaan. Untuk itu perlu diperhatikan dalam pengembangan kelembagaan bidang Cipta Karya untuk memasukkan prinsip-prinsip PUG, demikian pula di dalam pengelolaan RPI2JM Bidang Cipta Karya

P

Peerraattuurraann MMeenntteerrii PPeekkeerrjjaaaann UUmmuumm NNoommoorr 1144//PP RRTT//MM//22001100 TTeennttaanngg SSttaannddaarr 7

7.. P

Peellaayyaannaann MMiinniimmuumm

Peraturan Menteri PU ini menekankan tentang target pelayanan dasar bidang PU yang menjadi tanggungjawab pemerintah kabupaten/kota. Target pelayanan dasar yang ditetapkan dalam Permen ini yaitu pada Pasal 5 ayat 2 , dapat dilihat sebagai bagian dari beban dan tanggungjawab kelembagaan yang menangani bidang ke- PU-an, khususnya untuk sub bidang Cipta Karya yang dituangkan di dalam dokumen RPI2JM

Dalam Permen ini juga disebutkan bahwa Gubernur bertanggung jawab dalam koordinasi penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU, sedangkan

(22)

P

Peerraattuurraann MMeenntteerrii DDaallaamm NNeeggeerrii NNoommoorr 5577 TTaahhuunn 22000077 tteennttaanngg PPeettuunnjjuukk TTeekknniiss 8

8.. P

Peennaattaaaann OOrrggaanniissaassii PPeerraannggkkaatt DDaaeerraahh

Peraturan menteri ini menjadi landasan petun juk teknis dalam penataan perangkat daerah. Berdasarkan Permen ini dasar hukum penetapan perangkat daerah adalah Peraturan Daerah (Perda). Penjabaran tupoksi masing-masing SKPD Provinsi ditetapkan dengan Pergub, dan SKPD Kab/Kota dengan

Perbup/Perwali

P

Peerrmmeennddaaggrrii NNoommoorr 5577 ttaahhuunn 22001100 tteennttaanngg PPeeddoommaann SSttaannddaarr PPeellaayyaannaann 9

9.. P

Peerrkkoottaaaann

Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi pemerintah daerah sebagai dasar untuk memberikan pelayanan perkotaan bagi masyarakat. SPP adalah standar pelayanan minimal kawasan perkotaan , yang sesuai dengan fungsi kawasan perkotaan merupakan tempat permukiman perkotaan, termasuk di dalamnya jenis pelayanan bidang keciptakaryaan, seperti perumahan, air minum, drainase, prasarana jalan lingkungan, persampahan, dan air limbah

K

Keeppmmeenn PPAANN NNoommoorr 7755 ttaahhuunn 22000044 tteennttaanngg PPeeddoommaann PPeerrhhiittuunnggaann KKeebbuuttuuhhaann 1

100.. P

Peeggaawwaaii BBeerrddaassaarrkkaann BBeebbaann KKeerrjjaa DDaallaamm RRaannggkkaa PPeennyyuussuunnaann FFoorrmmaassii P

Peeggaawwaaii NNeeggeerrii SSiippiill

Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi setiap instansi pemerintah dalam menghitung kebutuhan pegawai berdasarkan beban kerja dalam rangka penyusunan formasi PNS. Dalam perhitungan kebutuhan pegawai, aspek pokok yang harus diperhatikan adalah: beban kerja, standar kemampuan rata-rata, dan waktu kerja. Dalam keputusan ini, Gubernur melakukan pembinaan dan

pengendalian pelayanan perkotaan, sedangkan Bupati/Walikota melaksanakan dan memfasilitasi penyediaan pelayanan perkotaan.

Berdasarkan peraturan-peraturan di atas, maka dimungkinkan untuk

(23)

urusan pemerintah pada bidang/sub bidang Cipta Karya maka diharapkan dapat meningkatkan kinerja pelayanan kelembagaan.

Tabel 6.7. Matriks Kebutuhan Regulasi

N

Reegguullaassii EEkkssiissttiinngg,, KKaajjiiaann

dan penelitian

S

Suubbssttaannssii AArraahhaann

Reguullaassii

U

Unniitt TTeerrkkaaiitt//IInnssttiittuussii TTaarrggeett

P

Peennyyeelleessaaiiaann

1 2 3 4 5 6 7

1 Rencana Pencegahan

dan Peningkatan Kualitas

Permukiman Kumuh

Perkotaan

Untuk penataan

kawasan kumuh dan

pencegahan kawasan

potensi kumuh

Identifikasi kawasan

kumuh, cara penataan

dan pencegahan

Bappeda Badan Lingkungan

Hidup, Dinas

Pekerjaan Umum,

Dinas Kebersihan

dan Pertamanan,

Dinas Kesehatan,

PDAM Tirta Bukit

Sulap

2016

2 Perda Sanitasi untuk pengelolaan air

limbah, sampah dan

drainase serta

komponen pendukung

di Kota Lubuklinggau

Berisi tentang

pengelolaan air

limbah, sampah,

drainase, dan Air

mInum beserta sangsi

bagi yang melanggar

Bappeda Badan Lingkungan

Hidup, Dinas

Pekerjaan Umum,

Dinas Kebersihan

dan Pertamanan,

Dinas Kesehatan,

PDAM Tirta Bukit

Sulap

2017

3 Rencana Induk Sistem

Pengelolaan

proyeksi 20 tahun

kedepan

4 Rencana Tata Bangunan

dan Lingkungan

Berisi tentang cara

penataan bangunan

dan lingkungan

berdasarkan RTRW dan

ketentuan yang

berlaku serta sangsi

bagi yang melanggar

Bappeda Badan Lingkungan

Hidup, Dinas

Pekerjaan Umum,

Dinas Kebersihan

dan Pertamanan,

Gambar

table berikut bisa dicantumkan inventarisasi SOP Bidang Cipta Karya di daerah.
Tabel 6.3
Tabel 6.4
Tabel 6.5Matriks Analisis SWOT Kelembagaan
+3

Referensi

Dokumen terkait

Fruktooligosakarida merupakan senyawa yang dibentuk dari tiga molekul monosakarida berupa 2 molekul fruktosa dan 1 molekul glukosa yang dihubungkan dengan ikatan 1,4

a) Topi Baret berbahan bludru warna coklat. c) Sepatu PDL, berbahan kulit warna hitam, bertali dan bersleting di sebelah dalam. d) Peluit berwarna hitam dan Tali

Bagi pengelola FJB Kaskus.co.id, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi praktis yang dapat digunakan dalam menyajikan tampilan FJB Kaskus.co.id

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua ditemukan bahwa disiplin kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai PNS yang bekerja di badan kepegawaian daerah

Dalam penelitian Hubungan Iklim Organisasi Dengan Komitmen Aparatur Sipil Negara Di Kantor Kementerian Kota Surabaya, maka untuk mengetahui hubungan antar variabel tersebut

Dilihat dari elemen struktur mikro, pesan yang ditonjolkan dalam Pasal 37-39 UU Penyiaran 2002 ternyata tidak hanya diarah- kan untuk mendukung pembinaan Bahasa

Regresi linier sederhana adalah metode yang akan digunakan untuk perhitungan data peramalan beban dengan cara sebagai berikut, Dimana n merupakan jumlah data,

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bahaya saat proses unloading, frekuensi terjadi dan dampaknya pada manusia disekitar fasilitas, dan mengetahui tingkat