PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS KETERAMPILAN INFORMASI PADA MATA PELAJARAN
BIOLOGI MATERI SISTEM RESPIRASI DI KELAS XI IPA SMAN 2 SUNGGUMINASA KABUPATEN GOWA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Prodi Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar
Oleh
NUNUK PUJI ASTUTI NIM. 20500113064
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
v
MUNAQISY II : Dr. St. KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin segala puji hanya milik Allah swt., skripsi ini
dapat terselesaikan dalam bentuk yang sederhana. Pernyataan rasa syukur kepada
sang khalik atas hidayah-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Berbasis Keterampilan Informasi pada Mata Pelajaran Biologi Materi Sistem Respirasi di Kelas XI IPA SMAN 2 Sungguminasa Kabupaten Gowa”. Penulis memanjatkan shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan
kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad saw., sebagai suri teladan yang
merupakan sumber inspirasi dan motivasi dalam berbagai aspek kehidupan setiap
insan termasuk penulis Aamiin.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam menyelasaikan skripsi ini
tidak akan terselesaikan tanpa bantuan bimbingan dan dukungan dari berbagai
pihak, tulisan ini tidak dapat terselesaikan sebagaimana mestinya. Melalui tulisan
ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus, teristimewa kepada
kedua orang tua tercinta, Ayahanda H. Haeruddin dan Ibunda Hj. Bayang, S.E., kakak saya Rusliana Astuti, S.Si.,S.Pd dan Marwansyah, S.Si. serta segenap
keluarga besar kedua belah pihak yang telah mengasuh, membimbing dan
membiayai penulis selama menempuh jalur pendidikan hingga selesainya skripsi
vi
senantiasa mengasihi dan mengampuni dosanya. Ucapan terima kasih pula penulis
patut menyampaikan kepada:
1. Prof. Dr. Musafir Pababbari, M.Si., selaku rektor UIN Alauddin Makassar,
Prof. Dr. Mardan, M. Ag. (Wakil Rektor I), Prof. Dr. H. Lomba Sultan, M.
A. (Wakil Rektor II) dan Prof. Siti Aisyah, M. A., Ph. D. (Wakil Rektor III)
yang telah menerima dan memberikan kesempatan kepada saya untuk
menuntut ilmu di kampus ini.
2. Dr. H. Muhammad Amri,Lc.,M.Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan, Dr. Muljono Damopolii, M.Ag. (Wakil Dekan I), Dr. Misykat
Malik Ibrahim, M.Si. (Wakil Dekan II) dan Prof. Dr. H. Syahruddin, M.Pd.
(Wakil Dekan III) yang telah memberikan fasilitas dalam menjalankan
perkuliahan sampai penyusunan skripsi ini.
3. Jamilah, S.Si., M.Si. dan Dr. H. Muh. Rapi, S.Ag., M.Pd., Ketua dan
Sekertaris Jurusan Pendidikan Biologi UIN Alauddin Makassar yang telah
memberikan kemudahan dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini
sampai tahap penyelesaian.
4. Dr. Muhammad Khalifah Mustami, M. Pd. dan Dr. H. Muh. Rapi, S.Ag.,
M.Pd., selaku pembimbing I dan II yang telah memberi arahan,
pengetahuan baru dan koreksi dalam penyusunan skripsi ini, serta
membimbing penulis sampai tahap penyelesaian.
5. Para Dosen, karyawan dan karyawati Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
yang secara konkret memberikan bantuannya baik langsung maupun tak
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL... ... i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
PENGESAHAN SKRIPSI ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
ABSTRAK ... xiv
BAB I : PENDAHULUAN ... 1-12 A.Latar Belakang ... 1
B.Rumusan Masalah ... 7
C.Tujuan Penelitian... 8
D.Spesifikasi Produk dan Fokus Penelitian ... 9
E. Manfaat Penelitian ... 10
F. Definisi Fokus ... 11
BAB II : TINJAUAN TEORITIS...… ... 13-45 A.Definisi Penelitian dan Pengembangan ... 13
B.Pengembangan Perangkat pembelajaran ... 14
C.Kualitas Produk ... 37
D.Keterampilan Informasi ... 39
E. Sistem respirasi pada manusia ... 43
ix
B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 46
C. Model Pengembangan Produk ... 46
D. Teknik Pengumpulan Data ... 52
E. Instrumen Penelitian ... 53
F. Teknik Analisi Data ... 54
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 61-100 A. Hasil Pengembangan perangkat ... 61
1. Deskripsi Hasil Tahap Pendefenisian (Define) ... 61
2. Deskripsi Hasil Tahap Perancangan (Design)... 64
3. Deskripsi Hasil Tahap Pengembangan (Develop)... 70
4. Deskripsi Hasil Tahap penyebaran (Dessiminate) ... 86
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 86
1. Ketercapaian Tujuan Penelitian ... 86
2. Temuan – Temuan Khusus... 98
3. Kendala –Kendala yang Dialami Selama Penelitian ... 99
4. Keterbasan Penelitian ... 100
BAB V: PENUTUP ... 101-102 A. Kesimpulan... 101
B. Saran ... 102
DAFTAR PUSTAKA ... 103
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 107
DOKUMENTASI ... 189
x
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
3.1 Kriteria Kevalidan ... 55
3.2 Kategori Tingkat Kepraktisan Perangkat Pembelajaran ... 56
3.3 Kategori Hasil Belajar ... 59
4.1 Nama – Nama Validator... 70
4.2 Hasil Penilaian Validator Terhadap RPP yang Dikembangkan ... 71
4.3 Revisi RPP Berdasarkan Hasil Validasi ... 71
4.4 Hasil Penilaian Validator Terhadap LKPD Yang Dikembangkan .. 73
4.5 Revisi LKPD Berdasarkan Hasil Validasi ... 73
4.6 Hasil Penilaian Validator Terhadap Instrument Penilaian Yang Dikembangkan ... 74
4.7 Revisi Instrument Penilaian Berdasarkan Hasil Validasi ... 75
4.8 Hasil Penilaian Validator Terhadap THB Yang Dikembangkan ... 75
4.9 Revisi THB Berdasarkan Hasil Validasi ... 76
4.10 Hasil Penilaian Validator Terhadap Instrument Penilaian Yang Dikembangkan ... 77
4.11 Nama – Nama Observer ... 79
4.12 Hasil Pengamatan Keterlaksanaan Perangkat Pembelajaran ... 80
4.13 Hasil Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran ... 81
4.14 Hasil Respon Peserta Didik Terhadap Perangkat Pembelajaran ... 82
4.15 Statistik Nilai Hasil Belajar Peserta Didik Setelah Pembelajaran ... 83
4.16. Frekuensi dan Presentase Nilai Hasil Belajar Biologi Pada Kelas XI IPA 2 SMAN 2 Sungguminasa ... 84
xi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
2.1 Tahap – Tahap Pemanfaatan Sumber Belajar ... 21
2.2 Diagram Model Pengembangan Menurut Kemp ... 32
2.3 Model Perancangan Dan Pengembangan Pengajaran
Menurut Dick & Carey ... 33
2.4 Model Pengembangan 4 – D ... 34
xii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A
A.1 Hasil Validasi Rencana Perangkat Pembelajaran (RPP) ... 107
A.2 Hasil Validasi Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) ... 112
A.3 Hasil Validasi Instrumen Penilaian ... 113
A.4 Hasil Validasi Instrumen Tes Hasil Belajar (THB) ... 115
A.5 Hasil Validasi Lembar Pengamatan Keterlaksanaan Perangkat Pembelajaran Berbasis Keterampilan Informasi ... 123
A.6 Hasil Validasi Lembar Pengamatan Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran ... 126
A.7 Hasil Validasi Angket Respon Peserta Didik Terhadap Perangkat Pembelajaran Berbasis Keterampilan Informasi ... 129
LAMPIRAN B B.1 Hasil Persentase Pengamatan Keterlaksanaan Perangkat Pembelajaran ... 132
B.2 Hasil Persentase Pengamatan Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran ... 134
B.3 Hasil Respon Peserta Didik Terhadap Perangkat Pembelajaran dan Proses Pembelajaran ... 137
B.4 Hasil Belajar Peserta Didik Setelah Menggunakan Perangkat Pembelajaran Berbasis Keterampilan Informasi ... 143
xiii
LAMPIRAN C
C.1 Lembar Validasi Rencana Perangkat Pembelajaran (RPP) ... 152
C.2 Lembar Validasi Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) ... 156
C.3 Lembar Validasi Instrumen Penilaian ... 160
C.4 Lembar Validasi Instrumen Tes Hasil Belajar (THB) ... 164
C.5 Lembar Validasi Pengamatan Keterlaksanaan Perangkat Pembelajaran Berbasis Keterampilan Informasi ... 167
C.6 Lembar Validasi Pengamatan Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran ... 170
C.7 Lembar Validasi Angket Respon Peserta Didik Terhadap Perangkat Pembelajaran Berbasis Keterampilan Informasi ... 173
C.8 Lembar Pengamatan Keterlaksanaan Perangkat Pembelajaran Berbasis Keterampilan Informasi ... 176
C.9 Lembar Pengamatan Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran... 179
C.10 Angket Respon Peserta Didik Terhadap Perangkat Pembelajaran Berbasis Keterampilan Informasi ... 183
LAMPIRAN D A. Analisis Awal Perangkat Pembelajaran Berbasis Keterampilan Informasi 188 B. Kisi-Kisi Soal Biologi ... 188
C. Soal Tes Hasil Belajar ... 188
D. Prototipe 1 ... 188
xiv
ABSTRAK Nama : Nunuk Puji Astuti
Nim : 20500113064
Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan Jurusan : Pendidikan Biologi
Judul : “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Keterampilan Informasi pada Mata Pelajaran Biologi Materi Sistem Respirasi di Kelas XI IPA SMAN 2 Sungguminasa Kabupaten Gowa”
Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah pengembangan perangkat pembelajaran, dimana tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui cara mengembangkan perangkat pembelajaran berbasis keterampilan informasi dengan model 4-D. Untuk mengetahui validitas, efektifitas dan kepraktisan perangkat pembelajaran berbasis keterampilan informasi pada mata pelajaran biologi materi sistem respirasi di kelas XI IPA SMAN 2 Sungguminasa Kabupaten Gowa yang dikembangkan peneliti.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (research and development) yang mengacu pada model pengembangan 4 – D yang dikembangkan oleh S. Thagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. terdiri dari tahap Define (pembatasan), Design (perancangan), Develop (pengembangan) dan Disseminate (penyebaran) yang dilaksanakan di kelas XI IPA SMAN 2 Sungguminasa Kabupaten Gowa.
Subjek uji coba pengembangan perangkat adalah peserta didik kelas XI IPA 2 Sungguminasa tahun ajaran 2016/2017 yang berjumlah 38 orang. Instrument yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian dibagi atas tiga yaitu format validasi format kepraktisan dan format keefektifan. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis data deskriptif.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan selalu berkembang dan mengalami kemajuan yang sangat
pesat, sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara berpikir manusia.
Bangsa Indonesia sebagai salah satu negara berkembang tidak akan bisa maju selama
belum memperbaiki kualitas sumber daya manusia bangsa kita. Kualitas hidup
bangsa dapat meningkat jika ditunjang dengan sistem pendidikan yang mapan.
Dengan sistem pendidikan yang mapan, memungkinkan kita berpikir kritis, kreatif,
dan produktif.
Allah SWT berfirman dalam Q. S. Az-Zumar Ayat 9:
َنيِذَّلا يِوَتْسَي ْلَه ْلُق ِهِّبَر َةَْحَْر وُجْرَ يَو َةَرِخلآا ُرَذَْيَ اًمِئاَقَو اًدِجاَس ِلْيَّللا َءاَنآ ٌتِناَق َوُه ْنَّمَأ
ِااَ ْلاا وُلوُأ ُرَّ َذَتَ ي اََّ ِ َووُمَلْ َ ي َنيِذَّلاَو َووُمَلْ َ ي
Terjemahannya:
(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah di waktu – waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya?
Katakanlah: “adakah sama orang – orang yang mengetahui dengan orang –
orang yang tidak mengetahui?” sesungguhnya orang yang berakallah yang
dapat menerima pelajaran.
Ayat diatas menjelaskan bahwa apakah sama antara orang yang durhaka
karena melakukan kekafiran atau perbuatan – perbuatan dosa lainnya. Tentu saja
jahil. Orang yang mampu menerima nasihat yakni orang – orang yang mempunyai
pikiran.
Pendidikan adalah salah satu gerbang utama menuju ilmu pengetahuan.
Manusia lahir di muka bumi ini belum memiliki ilmu pengetahuan, namun ia dibekali
berbagai potensi yang dapat digunakan untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Inti dari
proses pendidikan adalah proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas. Dengan
demikian, perbaikan mutu pendidikan harus dimulai dengan menata dan
meningkatkan mutu pembelajaran di kelas agar dapat menunjang keberhasilan
pembelajaran. Setiap proses pembelajaran tersebut, peranan guru selaku pendidik
bertugas membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik dan mudah. Di
samping itu, peserta didik berusaha untuk mencari informasi, memecahkan masalah,
dan mengemukakan pendapatnya.
Allah SWT berfirman dalam Q. S. Al-Baqarah Ayat 31:
َ ِقِآاَ ْ ُتْ ُ ْوِ ِء ُ َه ِءاَْلأَ ِب ِووُ ِ ْنَأ َااَ َ ِةَ ِئ َمْلا َلَ ْ ُ َ َرَ َُّ اَ َّلُ َءاَْلأاا َ َآآ َ َّلَ َو
Terjemahannya:
Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!”.
Ayat di atas menjelaskan tentang Sesungguhnya bagian ini didahulukan atas
bagian tersebut (yang mengandung perintah Allah kepada para malaikat untuk
bersujud kepada Adam) karena bagian ini mempunyai kaitan erat dengan
ketidaktahuan para malaikat tentang hikmah penciptaan khalifah, yaitu di saat mereka
3
mengetahui apa yang tidak mereka ketahui. Karena itulah Allah menyebutkan bagian
ini sesudah hal tersebut, untuk menjelaskan kepada mereka keutamaan Adam, berkat
kelebihan yang dimilikinya di atas mereka berupa ilmu pengetahuan tentang
nama-nama segala sesuatu.
Perangkat pembelajaran merupakan salah satu alat penunjang keberhasilan
pembelajaran. Perangkat pembelajaran di dalamnya tertuang rencana proses
pembelajaran, lembar kerja, media, metode dan rubrik penilaian yang akan
digunakan dalam pembelajaran. Perencanaan perangkat pembelajaran yang baik
berimbas pada pelaksanaan pembelajaran yang efektif dan efesien. Sayangnya,
banyak perangkat pembelajaran yang digunakan guru saat ini masih belum tepat
penyusunannya.
Pelaksanaan pendidikan harus sesuai dengan tujuan pendidikan nasional
yang tercantum dalam Undang - Undang (UU) RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional bahwa sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin
pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan evisiensi
manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan
perubahan kehidupan lokal, nasional dan global sehingga perlu dilakukan
pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan.1
Terdapat kaitan yang erat antara pengembangan keterampilan proses dengan
pengalaman belajar. Makin aktif peserta didik secara intelektual, manual, dan sosial,
tampaknya makin bermakna pengalaman belajar peserta didik. Dengan melakukan
1
sendiri peserta didik akan menghayati. Hal itu berbeda jika hanya dengan
mendengarkan atau sekedar membaca.2
Pemecahan masalah pendidikan artinya, penelitian pendidikan yang
ditujukan untuk memecahkan masalah – masalah pendidikan terutama masalah yang
berkenaan dengan proses pendidikan dan pengajaran, kualitas atau mutu hasil
pendidikan, efesiensi dan efektivitas pendidikan, relevansi pendidikan dan lain –
lain.3
Fakta rendahnya kualitas pendidikan menuntut pemerintah untuk melakukan
pembaharuan dalam sistem pendidikan yang diperlukan sebagai instrumen untuk
mengarahkan peserta didik menjadi: (1) manusia berkualitas yang mampu dan
proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah, (2) manusia terdidik yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan (3) warganegara yang demokrasi, bertanggung
jawab.4
Perangkat pembelajaran merupakan hal yang harus disiapkan oleh guru
sebelum melaksanakan pembelajaran. Perangkat pembelajaran menjadi pegangan
bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran baik di kelas, laboratorium atau di luar
kelas. Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar
dan Menengah telah disebutkan bahwa penyusunan perangkat pembelajaran
merupakan bagian dari perencanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran
2
Nurhayani R. Strategi Belajar Mengajar Biologi (Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang UM PRESS, 2005), h. 72.
3
Nana sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2009), h. 5.
4
Rina Rahayu dan Endang W. Laksono, “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Ipa
5
dirancang dalam bentuk silabus dan RPP yang mengacu pada standar isi. Selain itu,
dalam perencanaan pembelajaran juga dilakukan penyiapan media dan sumber
belajar, perangkat penilaian, dan skenario pembelajaran.5
Pengaplikasian perangkat pembelajaran kepada peserta didik harus diiringi
oleh kemampuan peserta didik mencari atau mendapatkan sebuah informasi. Dalam
perkembangannya, sekolah umumnya memandang keterampilan yang hendak
dikembangkan dalam program literasi informasi adalah berupa keterampilan yang
tidak mengundang permasalahan (non-problematis). Artinya, bahwa kemampuan
seseorang untuk mencari dan menemukan informasi adalah berupa serangkaian
keterampilan yang dipindahkan dari pustakawan kepada pengguna untuk tujuan
memudahkan proses pembelajaran.6
Keberhasilan tidak hanya dipengaruhi oleh proses pembelajaran yang
menuntut guru untuk selalu aktif dan kreatif dalam mengembangkan metode yang
digunakan tetapi tersedianya perangkat pembelajaran juga penting dalam menunjang
proses pembelajaran IPA. Akan tetapi, fakta di lapangan menunjukkan ketersediaan
perangkat pembelajaran yang baik dan terencana tidak sepenuhnya dapat berpengaruh
ketika peserta didik tidak memiliki informasi selain yang diberikan oleh guru, peserta
didik dituntut untuk mampu mengolah informasi yang didapatkannya. Pendidikan
dalam konteks abad ke-21 harus harus diarahkan peserta didik sehingga mereka
terbiasa untuk mencari informasi, menganalisis, berpikir kritis, berkomunikasi,
memiliki sikap ilmiah, dan mampu mengatasi masalah tersebut.7
5
Peraturan Mentri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia. Standar Proses pendidikan dasar dan menengah. (Jakarta: Mentri pendidikan dan kenudayaan republik Indonesia, 2013), h. 5
6
Jonner Hasugian,”Urgensi Literasi Informasi dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi di
Perguruan Tinggi”, vol. 4 no. 2 (2008), h. 34. ced.petra.ac.id/index.php/pus/article/download/17231 /17184 (19 Agustus 2016).
7 Muhammad Khalifah Mustami dan Gufran Darma Dirawan”,
Keterampilan mencari dan menemukan informasi menjadi faktor pendukung
dan semacam fasilitas untuk belajar secara lebih efektif dan efisien. Seseorang yang
sudah melek informasi dianggap akan mampu menjelajahi lautan dan belantara
informasi yang semakin lama semakin luas dan rumit, baik yang menggunakan
sumber-sumber tercetak maupun yang elektronik. Program penguasaan literasi
informasi dianggap dapat menciptakan keberaksaraan yang berbasis keterampilan
(skills-based literacy). Termasuk di dalam keterampilan ini adalah kemampuan mencari informasi, memilih sumber informasi secara cerdas, menilai dan
memilah-milah sumber informasi, menggunakan serta menyajikan informasi secara etis.8
Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan peneliti hari kamis,
4 agustus 2016 di Kelas XI IPA SMAN 2 Sungguminasa Kabupaten Gowa diketahui
bahwa penyusunan perangkat pembelajaran yang diaplikasikan di dalam kelas
beragam, namun belum ditemukan penyusunan perangkat pembelajaran yang berbasis
keterampilan informasi. Perangkat pembelajaran di SMAN 2 Sungguminasa
Kabupaten Gowa masih dalam proses penyempurnaan karena adanya peralihan dari
kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi Kurikulum 2013.
Perangkat pembelajaran yang ada sekarang belum sesuai dan belum
sempurana penyusunannya. Berdasarkan kenyataan pembelajaran di lapangan, perlu
dikembangkan perangkat pembelajaran yang berorientasi pengembangan
keterampilan dalam menemukan serta mengolah informasi. Pengembangan perangkat
Students Oriented Scientific Approach At Subject Of Biology”, vol. 95 no. 4 (2014), h. 918. http://www.serialsjournals.com/serialjournalmanager/pdf/1456920315.pdf (24 juli 2017).
8
Jonner Hasugian,”Urgensi Literasi Informasi dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi di
7
pembelajaran ini diarahkan pada penyusunan perangkat pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan pembelajaran yang bervariasi.
Pengembangan perangkat pembelajaran yang dimaksud peneliti adalah
pengembangan perangkat pembelajaran yang akan menghasilkan produk setelah diuji
kevaliditasannya, kepraktisannya dan keefektifannya oleh tim validator atau ahli.
Produk yang telah dinyatakan memenuhi syarat oleh tim validator itulah produk yang
nantinya akan di gunakan guru dalam proses pembelajaran.
Pada pengembangan perangkat pembelajaran yang berbasis keterampilan
informasi ini menggunakan model pengembangan 4-D yang dikembangkan oleh S.
Thiagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. Semmel yang terdiri atas 4 tahap
yaitu pendefenisian (Define), Perancangan (Design), Pengembangan (Develop), dan Penyebaran (Disseminate).
Perangkat pembelajaran yang ada saat ini masih kurang lengkap dalam unsur
keterampilan informasi di dalamnya, maka hal inilah yang melatar belakangi peneliti
untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Keterampilan Informasi pada Mata Pelajaran Biologi Materi Sistem Respirasi di Kelas XI IPA SMAN 2 Sungguminasa Kabupaten Gowa ”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas maka dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana mengembangkan perangkat pembelajaran berbasis keterampilan
(Pendefenisisan) (2) Design (Perancangan) (3) Develop (Pengembangang) (4) Disseminate (Penyebaran)?
2. Bagaimana tingkat validitas perangkat pembelajaran berbasis keterampilan
informasi pada mata pelajaran biologi materi sistem respirasi kelas XI IPA
SMAN 2 Sungguminasa Kabupaten Gowa yang dikembangkan?
3. Bagaimanakah tingkat evektifitas perangkat pembelajaran berbasis keterampilan
informasi pada mata pelajaran biologi materi sistem respirasi kelas XI IPA
SMAN 2 Sungguminasa Kabupaten Gowa yang dikembangkan?
4. Apakah perangkat pembelajaran berbasis keterampilan informasi yang
dikembangkan peneliti pada mata pelajaran biologi materi sistem respirasi kelas
XI IPA SMAN 2 Sungguminasa Kabupaten Gowa praktis digunakan dalam
proses pelaksanaan pembelajaran di kelas?
C. Tujuan Penelitian
Pada perinsipnya tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
menjawab permasalahan yang dirumuskan di atas:
1. Untuk mengetahui cara mengembangkan prangkat pembelajaran berbasis
keterampilan informasi dengan model 4-D.
2. Untuk mengetahui validitas perangkat pembelajaran berbasis keterampilan
informasi pada mata pelajaran biologi materi sistem respirasi kelas XI IPA
SMAN 2 Sungguminasa Kabupaten Gowa yang dikembangkan.
3. Untuk mengetahui tingkat keefektifan perangkat pembelajaran berbasis
keterampilan informasi pada mata pelajaran biologi materi sistem respirasi kelas
9
4. Untuk mengetahui kepraktisan perangkat pembelajaran berbasis keterampilan
informasi pada mata pelajaran biologi materi sistem respirasi kelas XI IPA
SMAN 2 Sungguminasa Kabupaten Gowa yang dikembangkan.
D. Spesifikasi Produk dan Fokus Penelitian
1. Spesifikasi Produk
Guna mendapatkan gambaran dan memudahkan pemahaman serta
memberikan persepsi yang sama antara penulis dan pembaca terhadap judul serta
memperjelas ruang lingkup penelitian ini, maka penulis terlebih dahulu
mengemukakan pengertian yang sesuai dengan spesifikasi produk dalam judul skripsi
ini, sehingga tidak menimbulkan kesimpangsiuran dalam pembahasan selanjutnya.
Dengan demikian makna yang berlebihan dapat dihindari, untuk itu penulis akan
menjelaskan spesifikasi produk yang ada pada judul penelitian ini:
Perangkat Pembelajaran yang dimaksud peneliti dalam judul skripsi ini,
dikhususkan pada RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD) dan Instrumen Penilaian yang memuat materi Sistem respirasi. RPP
akan disusun secara sistematis dan mencakup isi perangkat pembelajaran yang dapat
digunakan secara mandiri dengan susunan bahasa sederhana dan mudah dipahami
serta Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dibuat untuk membantu peserta didik
secara mandiri, sehingga LKPD ini dapat digunakan siswa untuk mengatasi
keterbatasan dalam memahami intruksi yang diberikan dan instrumen penilaian
dibuat dengan sistematis guna untuk mengetahui tercapai – tidaknya tujuan
2. Fokus Penelitian
No Pokok masalah Uraian
1 Perangkat
Pembelajaran
Dalam penelitian yang akan dilakukan, peneliti
memfokuskan perangkat pembelajaran yang
dikembangkan berupa RPP (Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran), Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD) dan Instrumen Penilaian
yang berbasis pada keterampilan informasi.
2 Materi ajar Dalam perangkat pembelajaran peserta didik yang
dikembangkan, hanya memuat materi Sistem
Respirasi yang diajarkan pada siswa kelas XI
IPA.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini, antara lain:
1. Tersedia perangkat pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengembangkan
keterampilan informasi siswa kelas XI IPA SMAN 2 Sungguminasa Kabupaten
Gowa dalam memperoleh atau mengakses, mengolah, mengorganisasi, dan
mengkomunikasikan informasi.
2. Hasil penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan produk perangkat
pembelajaran berupa RPP, LKPD dan instrumen penilaian yang telah teruji
validitas, keefektifan dan kepraktisannya.
3. Dengan adanya karya ini diharapkan sekolah dan guru dapat menggunakan
perangkat pembelajaran berbasis keterampilan informasi ini sebagai panduan
11
4. Sebagai inovasi bagi semua guru yang ingin mengembangkan perangkat
pembelajaran berbasis keterampilan informasi pada materi lainnya.
F. Defenisi Fokus
Agar memperoleh gambaran yang jelas tentang variabel, serta untuk
menghindari salah pengertian dalam penelitian ini, maka berikut dijelaskan batasan
istilah yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut:
1. Pengembangan merupakan suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan
mevalidasi produk penelitian yang berupa proses, produk, dan rancangan. Adapun
model pengembangan yang digunakan peneliti adalah 4 - D yang terdiri atas 4
tahap pengembangan yaitu : (1) Define (Pendefenisian) (2) Design (Perancangan) (3) Develop (Pengembangang) (4) Disseminate (Penyebaran).
2. Perangkat pembelajaran merupakan hal yang harus disiapkan oleh guru sebelum
melaksanakan pembelajaran. perangkat adalah alat atau perlengkapan, sedangkan
pembelajaran adalah proses atau cara menjadikan orang belajar. Jadi perangkat
pembelajaran adalah alat atau perlengkapan untuk melaksanakan proses yang
memungkinkan pendidik dan peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran.
Perangkat pembelajaran menjadi pegangan bagi guru dalam melaksanakan
pembelajaran baik di kelas, laboratorium atau di luar kelas. Dalam Permendikbud
No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah
disebutkan bahwa penyusunan perangkat pembelajaran merupakan bagian dari
perencanaan pembelajaran. Perangkat pembelajaran dalam penelitian ini terdiri
atas Rencana Perangkat Pembelajatan (RPP), Lembar Kerja Peserta Didik
3. Keterampilan informasi merupakan upaya memperoleh atau mengakses
informasi, keterampilan dalam mengolah informasi, keterampilan dalam
mengorganisasi atau merangkai informasi atau mensintesis informasi serta
keterampilan menggunakan atau mengkomunikasikan informasi (keterampilan
intelektual dan ketrampilan membuat keputusan).
4. Valid. Perangkat pembelajaran dikatan valid jika penilaian ahli menunjukkan
bahwa pengembangan perangkat tersebut dilandasi oleh teori yang kuat dan
memiliki konsistensi internal yakni ada keterkaitan komponen perangkat di
dalamnya.
5. Praktis. Perangkat dikatakan praktis jika menurut hasil pengamatan
keterlaksanaan perangkat pembelajaran di kelas termasuk dalam kategori baik
atau sangat baik.
6. Efektif. Perangkat dikatakan efektif jika memenuhi 3 dari 4 indikator, tetapi
indikator 1 harus terpenuhi indikator tersebut: (1) ketercapaian hasil belajar (2)
13 BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A.Penelitian dan Pengembangan
1. Definisi Penelitian dan Pengembangan
Penelitian merupakan penerapan pendekatan ilmiah (scintific aproch) pada pengkajian atau studi tentang suatu masalah. Penelitian merupakan suatu cara yang
tepat dan sangat berguna dalam memperoleh informasi yang sahih dan dapat
dipertanggungjawabkan.9
Penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa inggrisnya Research and Development adalah metode penilaian yang digunakan untuk mengahasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Untuk dapat menghasilkan produk
tertentu digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji
keefetifan produk tersebut supaya dapat berfungsi dimasyarakat luas, maka
diperlukan peneliti untuk menguji keefektifan produk tersebut sehingga metode yang
digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan.10
Pengertian penelitian pengembangan menurut Borg & Gall dalam Setyosari
adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk
pendidikan. Penelitian ini mengikuti suatu langkanh – langkah secara siklus. Langkah penelitian atau proses pengembangan ini terdiri atas kajian tentang temuan penelitian
produk yang akan dikembangkan, pengembangan produk berdasarkan temuan –
9
Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan (Jakarta: Prenamedia Group, 2015), h. 18.
10
temuan tersebut, melakukan uji coba lapangan sesuai dengan latar dimana produk
tersebut akan dipakai dan melakukan revisi terhadap hasil uji lapangan.11
Menurut Seels & Richey dalam Tegeh dkk. pengembangan adalah proses
penerjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk fisik. Kawasan pengembangan
mencakup banyak variasi teknologi yang digunakan dalam pembelajaran. Walaupun
demikian, tidak berarti lepas dari teori dan peraktek yang berhubungan dengan belajar
dan desain. Misalnya, fokus kegiatan dalam kawasan pengembangan, tidak terlepas
dari teori desain pesan, teori belajar, teori pemerosesan informasi dan lain – lain.12 Dalam bidang pendidikan, para teknologi atau perancang pembelajaran yang ingin
memproduksi misalnya produk berupa bahan ajar, tentu didahului dengan analisis
kebutuhan. Adapun ujuan penelitian pengembangan adalah ingin menilai perubahan – perubahan yang terjadi dalam kurun waktu tertentu.13
a. Pengembangan Perangkat pembelajaran
Perangkat pembelajaran adalah sejumlah alat, bahan, media, petunjuk, dan
pedoman yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Dari uraian tersebut dapat
dijelaskan bahwa perangkat pembelajaran merupakan sekumpulan media atau sarana
yang digunakan oleh guru maupun siswa dalam proses pembelajaran di kelas.
Pengembangan perangkat pembelajaran adalah serangkaian proses atau
kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan suatu perangkat pembelajaran
berdasarkan teori pengembangan yang telah ada.14
12
I Made Tegeh, I Nyoman Jampel dan Ketut Pudjawan. Model Penelitian Pengembangan
(Yogyakarta: graha ilmu, 2014), h.1. 13
Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, h. 278-279. 14
Rafiqah. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Kontruktivisme (Makassar:
15
Menurut Ibrahim dalam Triyanto bahwa perangkat pembelajaran yang
diperlukan dalam mengelola proses belajar mengajar dapat berupa : buku siswa,
silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kegiatan Siswa (LKS),
Instrumen Evaluasi atau Tes Hasil Belajar (THB), serta media pembelajaran.15
1) Silabus
Aspek tujuan yang akan diintegrasikan ke dalam kepribadian anak-anak
Indonesia. Mereka diharapkan untuk latihan praktik dan nilai-nilai agama dan moral,
menjadi cerdas, memiliki hidup keterampilan, demokratis, dan bertanggung jawab
kepada bangsa. Tujuan-tujuan ini pasti memiliki signifikan implikasi untuk bagian
lain dari sistem pendidikan nasional, khususnya manajemen dan kurikulum.16
Silabus menurut Salim dalam Triyanto dapat didefenisikan sebagai garis
besar, ringkasan, ikhtisar, atau pokok – pokok isi atau materi pelajaran. Istilah silabus digunakan untuk menyebut suatu produk pengembangan kurikulum berupa
penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi dan standar yang ingin dicapai, dan
pokok – pokok serta uraian materi yang perlu dipelajari siswa dan siswi dalam rangka pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar.17
Silabus sebagai acuan pengembangan RPP memuat identitas mata pelajaran
atau tema pelajaran, SK, KD, materi pembelajaan, kegiatan pembelajaran, indikator
pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Silabus
dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan Standar Isi (SI) Dan Standar
15
Triayanto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek (Jakarta: PT. Prestasi
Pustakaryan,, 2007), h. 68. 16
Raihani, “Education Reforms In Indonesia In The Twenty-First Century”International
Education Journal No.2 (2008), h. 174. Http://Trove.Nla.Gov.Au/Work/153064033? Q&Versionid=
166815091 (29 Agustus 2016).
17
Kompetensi Lulusan (SKL), serta panduan penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP).18
Menurut Saud dalam Trianto bahwa prinsip – prinsip pengembangan silabus pembelajaran tematik adalah sebagai berikut:19
a) Disusun berdasarkan prinsip ilmiah, dalam arti materi pembelajaran tematik yang
disajikan dalam silabus harus memenuhi kebenaran dan dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
b) Ruang lingkup dan urutan penyajian materi pembelajaran dalam silabus,
termasuk ke dalam dan tingkat kesulitannya, disesuaikan dengan perkembangan
dan kebutuhan peserta didik, serta cukup memadai untuk menunjang tercapainya
penguasaan kompetensi dasar.
c) Penyusunan silabus dilakukan secara sistematis, artinya semua komponen yang
ada dalam silabus tersebut harus merupakan satu kesatuan yang saling terkait
untuk mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan.
d) Silabus disusun berdasarkan bagan/matriks berhubungan kompetensi dasar dan
tema pemersatu yang telah dikembangkan.
e) Dalam memilih aktifitas belajar siswa, ciptakan berbagai kegiatan yang sesuai
dengan kompetensi dasar dan tema pemersatu.
f) Kompetensi dasar setiap mata pelajaran yang tidak bisa dikaitkan dalam
pembelajaran tematik disusun dalam silabus tersendiri.
18
Sofan Amri, Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 (Jakarta: PT. Prestasi Pustakaryan, 2013), h. 50.
19
17
2) Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP)
Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dikembangkan
dengan mengacu kepada standar isi. RPP sebagai hasil pengembangan merupakan
acuan oprasional guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk satu atau
dua kali pertemuan guna menyelesaikan satu kompetensi dasar. Adapun landasan
pengembangan RPP dijelaskan dalam UU No 19 Tahun 2005 Pasal 20 yaitu,
“perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang memuat sekurang – kurangnya tujuan pembelajaran, materi
pembelajaran, metode pembelajaran, sumber belajar, dan nilai hasil belajar”.20
RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta
didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru dalam satuan pendidik berkewajiban
menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotifasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis
peserta didik. RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali
pertemuan yang di sesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidik.21
Rencana pelaksanaan pembelajaran dimaksud adalah rencana pelaksanaan
pembelajaran berorientasi pembelajaran terpadu yang menjadi pedoman bagi guru
dalam proses belajar mengajar.22 Beberapa prinsip penyusunan RPP ialah: (1)
memperhatiakan perbedaan individu peserta didik; (2) mendorong partisipasi aktif
peserta didik; (3) mengembangkan budaya membaca dan menulis; (4) memberikan
20
Trianto, Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik, h. 176. 21
Sofan Amri, Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013, h. 50. 22
umpan balik dan tindak lanjut; (5) keterkaitan dan keterpaduan, dan (6) menerapkan
teknologi informasi dan komunikasi.23
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terdiri atas beberapa komponen24
yaitu:
a) Identitas mata pelajaran yang meliputi: satuan pendidikan, kelas, semester,
program/program keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah
peretemuan.
b) Standar kompetensi yang merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta
didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan
yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata
pelajaran.
c) Kompetensi dasar yaitu sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik
dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi
dalam suatu pelajaran.
d) Indikator pencapaian kompetensi adalah prilaku yang dapat diukur dan/atau
diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetens dasar tertentu yang
menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi
dirumuskan dengan menggunakan kata kerja oprasional yang dapat diamati dan
diukur, yang mecakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
e) Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan
bisa dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.
23Sa’dun Akbar,
Instrumen Perangkat Pembelajara (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), h. 142.
24
19
f) Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis
dalam bentuk buti – butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.
g) Alokasi waktu yang ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD
dan beban belajar.
h) Metode pembelajaran ini digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar
atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode
pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta
karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada
setiap mata pelajaran.
i) Kegiatan pembelajaran
(1) Pendahuluan
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran
yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta
didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
(2) Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan
pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta pikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara
(3) Penutup
Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas
pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan,
penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.
a) Penilaian hasil belajar. Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar
disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada
standar penilaian.
b) Sumber belajar yang ditentukan berdasarkan pada standar kompetensi dan
kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi.
3) Sumber dan Bahan Ajar
Belajar dapat dapat dirumuskan dalam berbagai pengertian sesuai dengan
paradigma yang dipergunakan. Sumber belajar menurut Edgar Dale dalam Sitepu
dapat dirumuskan sebagai sesuatu yang dapat dipergunakan untuk mendukung dan
memudahkan terjadinya proses belajar. Pendapat lain tentang sumber belajar
dikemukakan oleh Association For Educational Communication And Technology, AECT, yaitu berbagai atau semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu
yang dapat digunakan siswa dalam belajar, baik secara terpisah maupun terkombinasi
sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar. AECT
mengelompokkan komponen sumber belajar dalam kawasan teknologi pendidikan
pada pesan, orang, bahan, alat, prosedur, dan lingkungan.25
Sumber belajar dapat ditetapkan sebagai informasi yang disajikan dan
disimpan dalam berbagai bentuk media, yang dapat membantu siswa dalam belajar
25
B.P.Sitepu, Pengembangan Sumber Belajar Edisi 1 Cet. 1 (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h.
21
sebagai perwujudan dari kurikulum. Bentuknya tidak terbatas apakah dalam bentuk
cetakan, video, format perangkat lunak atau kombinasi dari berbagai format yang
dapat digunakan oleh siswa ataupun guru.26
Dari pengertian tersebut sumber belajar dapat dikategorikan sebagai
berikut:27
a) Tempat atau lingkungan alam sekitar yaitu dimana saja seseorang dapat
melakukan belajar atau proses perubahan tingkah laku maka tempat itu dapat
dikategorikan sebagai tempat belajar yang berarti sumber belajar.
b) Benda yaitu segala benda yang memungkinkan terjadinya perubahan tingkah
laku bagi peserta didik, maka benda itu dapat dikategorikan sebagai sumber
belajar.
c) Orang itu siapa saja yang memiliki keahlian tertentu dimana peserta didik dapat
belajar sesuatu, maka yang bersangkutan dapat dikategorikan sebagai sumber
belajar.
d) Buku yaitu segala macam buku yang dapat dibaca secara mandiri oleh peserta
didik dapat dikategorikan sebagai sumber belajar.
e) Peristiwa dan fakta yang terjadi.
Berkenaan dengan tahap – tahap pemanfaatan sumber belajar dapat dilihat pada bagan dibawah ini:28
26
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), h. 170. 27
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, h. 170 – 171.
28
Gambar 2.1: Tahap – tahap pemanfaatan sumber belajar
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu
guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang
dimaksud berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Materi pembelajaran
yang berhubungan dengan keterampilan antara lain kemampuan mengembangkan ide,
memilih, menggunakan bahan, menggunakan peralatan, dan teknik kerja. Dari level
terampilnya seseorang, aspek keterampilan dapat dibedakan menjadi gerak awal, semi
rutin, dan rutin (terampil). Keterampilan perlu disesuaikan dengan kebutuhan
siswa/peserta didik dengan memperhatikan aspek bakat, minat dan harapan peserta
didik itu agar mampu mencapai penguasaan keterampilan bekerja (prevocational
skill) yang secara integral ditunjang keterampilan hidup (life skill).29
29
23
Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa bahan ajar adalah
seperangkat materi yang disusun secara sistematis sehingga tercipta
lingkungan/suasana yang memungkinkan peserta didik belajar dengan baik. Dengan
demikian, bentuk bahan ajar paling tidak dapat dikelompokkan menjadi empat
yaitu30:
1. Bahan cetak (printed) 2. Bahan ajar dengan (audio)
3. Bahan ajar pandang dengar (audio visual)
4. Bahan ajar interaktif (interactive teaching material)
Salah satu contoh bahan ajar yaitu berupa Lembar Kerja Siswa (LKS)
dimana LKS merupakan salah satu media pembelajaran yang digunakan sebagai
pedoman peserta didik dalam melaksanakan kegiatan atau kerja, baik yang bersifat
perorangan maupun kelompok.31 Lembar kegiatan siswa adalah panduan peserta
didik yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan
masalah.32
Lembar kegiatan siswa dapat berupa panduan untuk latihan pengembangan
aspek kognitif maupun panduan untuk pengembangan semua aspek pembelajaran
dalam bentuk panduan eksperimen atau demostrasi. Komponen – komponen LKS meliputi : judul eksperimen, teori singkat tentang materi, alat dan bahan, prosedur
eksperimen, data pengamatan serta pernyataan dan kesimpulan untuk bahan diskusi.33
30
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, h. 174. 31
Rohmatun Nurul Afifah, “Pengembangan Lembar Kerja Siswa (Lks) Ilmu pengetahuan
Alam Berbasis Metode Percobaan”, h. 1.
32
Triayanto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, h. 73. 33
Triyanto, Mendesain Model Pembelajaran Inovativ-Progresif,(Jakarta: Kencana Prenada
LKS dan LKPD itu sama saja. Perubahan nama LKS menjadi LKPD
disebabkan oleh perubahan paradigma atau pandangan pendidikan tentang guru dan
peserta didik . Menurut Prastowo dalam Mustami dan Dirawan faktanya para
pendidik masih menggunakan lembar kerja yang siap digunakan, hanya membeli, dan
tanpa upaya untuk merencanakan, mempersiapkan, dan mengatur lembar kerja atas
nama dirinya sendiri. Worksheet hanya berisi soal latihan dan tugas-tugas yang
menyebabkan peserta didik tidak termotivasi untuk bekerja sekaligus tidak
termotivasi untuk belajar.34
4) Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah sebagai penyampaian pesan (the carriers of massage) dari beberapa sumber saluran kepenerima pesan (the receiver of the massages). Media pembelajaran hanya meliputi media yang dapat digunakan secara efektif dalam proses pembelajaran yang terencana (arti sempit). Media pembelajaran
tidak hanya meliputi media komunikasi elektronik yang kompleks, tetapi juga bentuk
sederhana, seperti slide, foto, diagram buatan guru, objek nyata, dan kunjungan ke
luar kelas (arti luas).35
Proses belajar membelajarkan adalah proses komunikasi antara guru dengan
peserta didik. Guru sebagai komunikator menyampaikan materi pembelajaran yang di
dalamnya terkandung pesan kepada peserta didik sebagai komunikan. Dalam
menyampaikan pesan yang terkandung di dalam materi kepada peserta didik, guru
menggunakan media sebagai penghantar.36
34 Muhammad Khalifah Mustami dan Gufran Darma Dirawan”,
Development Of Worksheet
Students Oriented Scientific Approach At Subject Of Biology”, h. 918.
35
Triyanto, Mendesain Model Pembelajaran Inovativ-Progresif, H. 234. 36
Abdul Karim H. Ahmad, Media Pembelajaran Cet.1 (Makassar: Badan Penerbit Universitas
25
Media sebagai sumber belajar dirancang berdasarkan analisis kebutuhan.
Dengan demikian kebutuhan siswa merupakan titik pangkal produksi media
pembelajaran. Ada beberapa hal yang menjadi ciri dari priode ini diantaranya:37
1) Rancangan media pembelajaran harus sesuai dengan tahap perkembangan peserta
didik.
2) Media pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik, ini berarti
pengembangan media dimulai dengan analisis kebutuhan.
3) Pesan pembelajaran dikemas dengan multimedia yang menampilkan berbagai
macam unsur seperti grafis, film, gambar, audio secara bersamaan.
4) Pesan pembelajaran dirancang untuk kebutuhan belajar secara individual.
Perolehan pengetahuan peserta didik seperti yang digambarkan Edgar Dale
menunjukkan bahwa pengetahuan akan semakin abstrak apabila hanya disampaikan
melalui bahasa verbal. Hal ini memungkinkan terjadinya verbalisme, artinya peserta
didik hanya mengetahui tentang kata tanpa memahami dan mengerti makna yang
terkandung dalam kata tersebut. Pada kenyataannya meberikan pengalaman langsung
kepada peserta didik bukan suatu yang mudah bukan hanya menyangkut segi
perencanaan dan waktu saja yang dapat menjadi kendala, akan tetapi ada sejumlah
pengalaman yang sangat tidak mungkin dipelajari secara langsung oleh peserta didik.
Oleh karena itu peran media pembelajaran sangat diperlukan dalam suatu kegiatan
belajar mengajar. Guru dapat menggunakan film, televisi, atau gambar yang untuk
memberikan informasi yang lebih baik kepada peserta didik. Melalui media
37
Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran Edisi Pertama Cet. 2 (Jakarta: Kencana
pembelajaran hal yang bersifat abstrak bisa lebih menjadi konkret, maka media
pembelajaran memiliki fungsi dan berperan seperti berikut:38
1. Menangkap suatu objek atau pristiwa – pristia tertentu. 2. Memanipulasi keadaan, peristiwa, atau objek tertentu.
3. Menambah gairah dan motivasi belajar siswa.
4. Media pembelajaran memiliki nilai praktis sebagai berikut:
Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa. Media dapat mengatasi batas ruang kelas.
2. Instrumen penilaian
Instrumen Penilaian bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang
kemajuan belajar peserta didik. Dalam Permendikbud No. 81 A Tahun 2013 tentang
Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran dijelaskan bahwa penilaian
dalam setiap mata pelajaran meliputi kompetnsi pengetahuan, kompetensi
keterampilan dan kompetensi sikap. Penilaian dilakukan berdasarkan
indikator-indikator pencapaian hasil belajar dari masing-masing domain tersebut. Ada beberapa
teknik dan instrumen penilaian yang digunakan untuk mengumpulkan informasi
tentang kemajuan peserta didik baik berupa tes maupun non-tes antara lain tes
tertulis, penilaian unjuk kerja, penilaian sikap, penilaian hasil karya, penilaian
portofolio dan penilaian diri.
Istilah penilaian, sesungguhnya merupakan padanan kata dari istilah evaluasi
dan pengukuran. Bahkan ketiga istilah ini seringkali digunakan secara bergantian
38
27
dalam konteks yang sama, meskipun sebenarnya ketiganya memiliki makna yang
berbeda.39
Assesmen pembelajaran adalah pengumpulan data tentang proses dan hasil
pembelajaran melalui berbagai cara/tentang (misalnya teknik observasi,
wawancara/bercakap – cakap, dokumen, peer debriefing, tes, laporan diri, dan lainnya) untuk keperluan evaluasi. Evaluasi adalah proses pendeskripsian, penafsiran,
dan pengambilan keputusan tentang kemampuan peserta didik berdasarkan data yang
dihimpun melalui proses asesmen untuk keperluan penilaian. Pengukuran merupakan
proses kegiatan sistematis untuk mengetahui keadaan objek secara kuantitatif
berdasarkan aturan tertentu. Pengukuran ini digunakan untuk keperluan penilaian.
Penilaian pembelajaran adalah proses memberi nilai berdasarkan hasil pengukuran
dengan kualitas nilai tertentu. Penilaian berdasarkan hasil evaluasi, hasilnya disebut
dengan sangat tinggi, tinggi, rendah, dan sangat rendah atau dengan sebutan lain
seperti: baik sekali, baik, cukup, kurang, dan kurang sekali.40
Evaluasi pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu tindakan atau suatu
proses untuk menentukan nilai dari hasil pengajaran atau dari sesuatu yang ada
hubungannya dengan dunia pendidikan. Dalam kegiatan evaluasi setidaknya ada dua
kegiatan, yaitu mengukur dan menilai. Evaluasi pertama merupakan kegiatan yang
bersifat kuantitatif, sedangkan yang kedua merupakan kegiatan yang bersifat
kualitatif. Evaluasi kedua kegiatan ini dilakukan melalui pendekatan yang berbeda.
Untuk merealisasikan kegiatan evaluasi diperlukan alat tertentu, diantaranya adalah
tes.41
39
St. Syamsudduha, Penilaian Berbasis Kelas (Yogyakarta: Aynat Publishing, 2014), h. 4. 40Sa’dun Akbar,
Instrumen Perangkat Pembelajara , h. 88. 41
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa (Bandung: PT. Remaja
Secara umum, fungsi evaluasi adalah sebagai berikut:42
a) Untuk mengukur kemajuan yang telah dicapai peserta didik setelah melalui
proses belajar mengajar.
b) Untuk menunjang penyususnan rencana selanjutnya.
c) Untuk memperbaiki/menyempurnakan kembali proses belajar yang ditemukan
sebelumnya sesuai dengan harapan.
Untuk memperoleh hasil evaluasi yang lebih baik, maka kegiatan evaluasi
harus bertitik tolak pada prinsip – prinsip umum sebagai berikut:43
a) Kontinuitas, evaluasi tidak boleh dilakukan secara insidental karena
pembelajaran itu sendiri dalah suatu proses yang kontinu. Hasil evaluasi yang
diperoleh pada suatu waktu harus senantiasa dihubungkan dengan hasil – hasil pada waktu sebelumnya.
b) Komprehensif, guru harus mengambil seluruh objek itu sebagai bahan evaluasi.
Misalnya, objek itu adalah peserta didik maka seluruh aspek kepribadian peserta
didik itu harus dievaluasi baik yang menyangkut kognitif, afektif maupun
psikomotor.
c) Adil dan Objektif, dalam melaksanakan evaluasi guru harus berlaku adil tanpa
pilih kasih. Guru juga hendaknya berlaku objektif, apa adanya sesuai dengan
kemampuan peserta didik.
d) Kooperatif, dalam kegiatan evaluasi guru hendaknya bekerja sama dengan semua
pihak, seperti orang tua peserta didik, sesama guru, kepala sekolah, termasuk
dengan peserta didik itu sendiri.
42
St. Syamsudduha, Penilaian Berbasis Kelas, h. 8. 43
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran Cet. IV. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h.
29
e) Praktis, mengandung arti mudah digunakan, baik oleh guru itu sendiri yang
menyusun alat evalusai maupun orang lain yang akan menggunakan alat
tersebut. Untuk itu harus diperhatiakan bahasa dan petunjuk mengerjakan soal.
Hasil belajar menurut Benyamin S. Bloom yang dikenal dengan istilah
taksonomi bloom dikelompokkan dalam tiga aspek yaitu:44
a) Aspek kognitif adalah aspek yang berkaitan dengan kemampuan berpikir yang
terdiri dari enam jenjang atau tingkat yang disusun seperti anak tangga, dalam
arti bahwa jenjang pertama merupakan tingkat berpikir terendah.
b) Hasil belajar afektif adalah hasil belajar yang berkaitan dengan iternalisasi sikap
yang menunjuk kearah pertumbuhan batiniah dan terjadi bila peserta didik
menjadi sadar tentang nilai yang diterima, kemudian mengambil sikap sehingga
menjadi bagian dari dirinya dalam membentuk nilai dan menentukan tingkah
laku.
c) Hasil belajar psikomotor adalah hasil belajar yang berkaitan dengan
keterampilan motorik dan kemampuan bertian individu. Hasil belajar psikomotor
menunjuk pada gerakan – gerakan jasmaniah yang dapat berupa pola – pola gerakan atau keterampilan fisik yang khusus atau urutan keterampilan.
Evaluasi pada hasi belajar dikenal adanya dua pendekatan: Penilaian Acuan
Norma (PAN) dan Penilaian Acuan Patokan (PAP). PAN, nilai yang diperoleh siswa
tergantung pada kedudukan hasil belajar yang tercapainya dalam kelas. PAP, nilai
yang diperoleh siswa tergantung dari seberapa jauh tujuan – tujuan yang tercermin
44
dalam soal – soal tes yang diberikan dapat dikuasai , tanpa mempedulikan hasil yang dicapai oleh kelas/siswa – siswa lain.45
Bentuk tes yang sering dipakai dalam proses belajar mengajar pada
hakikatnya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu 1) tes lisan, 2) tes
tertulis, dan 3) tes perbuatan/tindakan. Bentuk tes tertulis secara umum dapat dibagi
lagi menjadi dua kelompok yaitu:46
1. Tes essay adalah tes yang berbentuk pertanyaan tertulis, yang jawabannya
merupakan kerangka (essai) atau kalimat yang panjang – panjang. Panjang pendeknya tes essay adalah relatif, sesuai kemampuan si penjawab tes.
2. Tes objektif adalah tes yang dibuat sedemikian rupa sehingga hasil tes tersebut
dapat dinilai secara objektif, dinilai oleh siapapun akan mengahsilkan nilai yang
sama. Tes objektif jawabannya ringkas dan pendek – pendek. Bentuk – bentuk tes objektif antara lain adalah sebagai berikut:
a. Completion type test, terdiri:
a) Completion test (tes melengkapi)
b) Fill – in (mengisih titik – titik dalam kalimat yang dikosongkan) b. Selection type test, terdiri:
a) True – false (benar salah) b) Multiple choise (pilihan ganda) c) Matching (menjodohkan)
45
Ibrahim dan Nana Syaodih S, Perencanaan Pembelajaran Cet.III (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010), h. 87.
46
31
Menurut Arikunto mengacu pada model penilaian kelas yang dikeluarkan oleh
Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Pendidikan
Nasional, terdapat beberapa jenis penilaian yaitu sebagai berikut:47
(1) Kuis, isian atau jawaban singkat yang menanyakan hal – hal perinsip.
(2) Pertanyaan lisan, untuk mengukur pemahan terhadap konsep prinsip dan
teorema.
(3) Ulangan harian, dilakukan oleh guru secara periodik pada akhir semister,
dilakukan pada akhir pembelajaran Kompetensi Dasar (KD) tertentu.
(4) Ulangan tengah semister dan akhir semister, dilakukan dengan materi yang
dinilai dari penggabungan beberapa KD dalam suatu kurun waktu tertentu.
(5) Tugas individu, diberikan dalam waktu – waktu dan kebutuhan tertentu dalam berbagai bentuk, misalnya laporan kegiatan, klipping, makalah dan sebagainya.
(6) Tugas kelompok, digunakan untuk menilai kompetensi peserta didik dalam
bekerja kelompok.
Untuk mengevaluasi apakah penilaian kinerja (performance assessment) Sudah dianggap berkualitas baik, maka harus diperhatikan kreteria – kreteria sebagai berikut:48
(1) Generability artinya apakah kinerja peserta tes (students performance) dalam melakukan tugas yang diberikan tersebut sudah memadai untuk digeneralisasikan
kepada tugas – tugas lain.
(2) Authenticity, artinya apakah tugas yang diberikan tersebut sudah serupa dengan
apa yang sering dihadapinya dalam praktek kehidupan sehari – hari?
47
Suharsimin Arikunto, Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan (Bandung: PT. Bumi Aksara,
2012), h.12. 48
(3) Multiplefoci, artinya apakah tugas yang diberikan kepada peserta tes sudah
mengukur lebih dari satu kemampuan yang diinginkan?
(4) Teachability, tugas yang diberikan dalam penilaian keterampilan atau penilaian
kinerjan adalah tugas – tugas yang relevan dan yang dapat diajarkan guru di kelas. (5) Fairness, apakah tugas yang diberikan sudah adil untuk semua peserta tes. Jadi
tugas – tugas tersebut harus sudah dipikirkan tidak bisa untuk semua jenis kelompok.
(6) Feasibility, artinya apakah tugas – tugas yang diberikan dalam penilaian keterampilan atau kinerja memang relevan untuk dapat dilaksanakan mengingat
faktor – faktor seperti biaya, waktu atau peralatannya.
(7) Scorability, artinya apakah tugas yang diberikan dapat diskor dengan akurat dan
reliable.
Menurut Sudjana dalam Rafiqah, untuk melaksanakan pengembangan
perangkat pembelajaran diperlukan model – model pengembangan yang sesuai dengan sistem pendidikan. Sehubungan dengan itu ada beberapa model
pengembangan pembelajaran. Adapun model – model pengembangan perangkat pembelajaran adalah sebagai berikut:49
1. Model Kemp
Menurut Kemp dalam Rafiqah pengembangan perangkat merupakan suatu
lingkaran yang kontinum. Tiap – tiap langkah pengembangan berhubungan langsung dengan aktivitas revisi. Pengembangan perangkat ini dimulai dari titik manapun
sesuai di dalam siklus tersebut. Secara umum model pengembangan model kamp di
tunjukkan pada gambar berikut:
49
33
Gambar 2.2: Diagram model pengembangan menurut Kemp
Pengembangan perangkat model Kemp memberi kesempatan kepada para
pengembangan untuk dapat memulai dari komponen manapun. Namun karena
kurikulum yang berlaku secara nasional di Indonesia dan berorientasi pada tujuan,
maka seyogyanya proses pengembangan itu dimulai dari tujuan.
2. Model Dick and Carey
Perancangan pengajaran menurut sistem pendekatan model Dick and Carey,
yang dikembangkan oleh Walter Dick & Lou Carey. Menurut pendekatan ini terdapat
beberapa komponen yang akan dilewati di dalam proses pengembangan dan
perancangan tersebut yang berupa urutan langkah – langkah. Model pengembangan
ini ada kemiripan dengan model yang dikembangkan Kemp, tetapi ditambah dengan
komponen melaksanakan analisis pembelajaran, terdapat beberapa komponen yang
akan dilewati di dalam proses pengembangan dan perencanaan tersebut. Urutan
perencanaan dan pengembangan ditunjukkan pada gambar dibawah ini:
Gambar 2.3: Model perancangan dan pengembangan pengajaran menurut Dick & Carey
Identifikasi Tujuan
Pengembangan Tes Acuan Patokan
Menulis Tujuan Kinerja
Identifikasi Tingkat Laku Awal Melakukan Analisis
Pengajaran
Pengembangan dan Memilih Perangkat Pengajaran Pengembangan Strategi Pengajaran
Merancang dan
Melaksanakan Tes Formatif
35
3. Model 4 D
Model pengembangan 4 D (Four D) merupakan model pengembangan perangkat pembelajaran. Model ini dikembangkan oleh S. Thagarajan, Dorothy S.
Semmel, dan Melvyn I. Semmel. Model pengembangan 4D terdiri atas 4 tahap utama
yaitu: (1) Define (pembatasan), (2) Design (perancangan), (3) Develop (pengembangan) dan (4) Disseminate (penyebaran), atau diadaptasi dari model 4-P, yaitu pendefenisisan, perancangan, pengembangan, dan penyebaran sebagai berikut:
Gambar 2.4: Model pengembangan 4D Analisis Tugas Akhir
Analisis Peserta Didik Analisis Awal Akhir
Analisis Konsep Akhir
Spesifikasi Tujuan
Penyusunan Tes
Pemilihan Media
Pemilihan Format
Rancangan Awal
Penyebaran dan Pengadopsian
Validasi Ahli Uji Pengembangan
Uji Validasi
Pengemasan
Define
Design
4. Model PPSI
Model pengembangan PPSI dilakukan untuk rancangan pembelajaran
sebagaimana bagan berikut:
Gambar 2.5: Model pengembangan PPSI
Dari ketiga model pengembangan sistem pembelajaran dan satu model
pengembangan perangkat pembelajaran yang telah dibahas, menunjukkan bahwa
keempatnya memiliki beberapa perbedaan, namun juga memiliki persamaan. Justru
dengan adanya perbedaan itu menyebabkan masing – masing memiliki kelebihan dan
II. PERUMUSAN TUJUAN
1. Bersifat oprasional
2. Berbentuk hasil belajar
3. Berbentuk tingkah laku
4. Hanya ada satu tingkah laku
I. KEGIATAN BELAJAR
1. Merumuskan semua kegiatan
belajar
2. Menetapkan kegiatan yang
perlu atau tidak perlu ditempuh
IV. PENGEMBANGAN ALAT
EVALUASI
1. Menentukan jenis tes yang
akan digunakan menilai
ketercapaian tujuan
2. Menyusun item soal untuk
menilai setiap tujuan
III. PENGEMBANGAN
PROGRAM KEGIATAN
1. Merumuskan materi pelajaran
2. Menetapkan metode yang