• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS KETERAMPILAN INFORMASI PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI MATERI SISTEM RESPIRASI DI KELAS XI IPA SMAN 2 SUNGGUMINASA KABUPATEN GOWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS KETERAMPILAN INFORMASI PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI MATERI SISTEM RESPIRASI DI KELAS XI IPA SMAN 2 SUNGGUMINASA KABUPATEN GOWA"

Copied!
303
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS KETERAMPILAN INFORMASI PADA MATA PELAJARAN

BIOLOGI MATERI SISTEM RESPIRASI DI KELAS XI IPA SMAN 2 SUNGGUMINASA KABUPATEN GOWA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Prodi Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

UIN Alauddin Makassar

Oleh

NUNUK PUJI ASTUTI NIM. 20500113064

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

(2)
(3)
(4)
(5)

v

MUNAQISY II : Dr. St. KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin segala puji hanya milik Allah swt., skripsi ini

dapat terselesaikan dalam bentuk yang sederhana. Pernyataan rasa syukur kepada

sang khalik atas hidayah-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengembangan Perangkat

Pembelajaran Berbasis Keterampilan Informasi pada Mata Pelajaran Biologi Materi Sistem Respirasi di Kelas XI IPA SMAN 2 Sungguminasa Kabupaten Gowa”. Penulis memanjatkan shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan

kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad saw., sebagai suri teladan yang

merupakan sumber inspirasi dan motivasi dalam berbagai aspek kehidupan setiap

insan termasuk penulis Aamiin.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam menyelasaikan skripsi ini

tidak akan terselesaikan tanpa bantuan bimbingan dan dukungan dari berbagai

pihak, tulisan ini tidak dapat terselesaikan sebagaimana mestinya. Melalui tulisan

ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus, teristimewa kepada

kedua orang tua tercinta, Ayahanda H. Haeruddin dan Ibunda ‏Hj. Bayang, S.E., kakak saya Rusliana Astuti, S.Si.,S.Pd dan Marwansyah, S.Si. serta segenap

keluarga besar kedua belah pihak yang telah mengasuh, membimbing dan

membiayai penulis selama menempuh jalur pendidikan hingga selesainya skripsi

(6)

vi

senantiasa mengasihi dan mengampuni dosanya. Ucapan terima kasih pula penulis

patut menyampaikan kepada:

1. Prof. Dr. Musafir Pababbari, M.Si., selaku rektor UIN Alauddin Makassar,

Prof. Dr. Mardan, M. Ag. (Wakil Rektor I), Prof. Dr. H. Lomba Sultan, M.

A. (Wakil Rektor II) dan Prof. Siti Aisyah, M. A., Ph. D. (Wakil Rektor III)

yang telah menerima dan memberikan kesempatan kepada saya untuk

menuntut ilmu di kampus ini.

2. Dr. H. Muhammad Amri,Lc.,M.Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan, Dr. Muljono Damopolii, M.Ag. (Wakil Dekan I), Dr. Misykat

Malik Ibrahim, M.Si. (Wakil Dekan II) dan Prof. Dr. H. Syahruddin, M.Pd.

(Wakil Dekan III) yang telah memberikan fasilitas dalam menjalankan

perkuliahan sampai penyusunan skripsi ini.

3. Jamilah, S.Si., M.Si. dan Dr. H. Muh. Rapi, S.Ag., M.Pd., Ketua dan

Sekertaris Jurusan Pendidikan Biologi UIN Alauddin Makassar yang telah

memberikan kemudahan dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini

sampai tahap penyelesaian.

4. Dr. Muhammad Khalifah Mustami, M. Pd. dan Dr. H. Muh. Rapi, S.Ag.,

M.Pd., selaku pembimbing I dan II yang telah memberi arahan,

pengetahuan baru dan koreksi dalam penyusunan skripsi ini, serta

membimbing penulis sampai tahap penyelesaian.

5. Para Dosen, karyawan dan karyawati Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

yang secara konkret memberikan bantuannya baik langsung maupun tak

(7)
(8)

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL... ... i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN SKRIPSI ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

ABSTRAK ... xiv

BAB I : PENDAHULUAN ... 1-12 A.Latar Belakang ... 1

B.Rumusan Masalah ... 7

C.Tujuan Penelitian... 8

D.Spesifikasi Produk dan Fokus Penelitian ... 9

E. Manfaat Penelitian ... 10

F. Definisi Fokus ... 11

BAB II : TINJAUAN TEORITIS...… ... 13-45 A.Definisi Penelitian dan Pengembangan ... 13

B.Pengembangan Perangkat pembelajaran ... 14

C.Kualitas Produk ... 37

D.Keterampilan Informasi ... 39

E. Sistem respirasi pada manusia ... 43

(9)

ix

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 46

C. Model Pengembangan Produk ... 46

D. Teknik Pengumpulan Data ... 52

E. Instrumen Penelitian ... 53

F. Teknik Analisi Data ... 54

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 61-100 A. Hasil Pengembangan perangkat ... 61

1. Deskripsi Hasil Tahap Pendefenisian (Define) ... 61

2. Deskripsi Hasil Tahap Perancangan (Design)... 64

3. Deskripsi Hasil Tahap Pengembangan (Develop)... 70

4. Deskripsi Hasil Tahap penyebaran (Dessiminate) ... 86

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 86

1. Ketercapaian Tujuan Penelitian ... 86

2. Temuan – Temuan Khusus... 98

3. Kendala –Kendala yang Dialami Selama Penelitian ... 99

4. Keterbasan Penelitian ... 100

BAB V: PENUTUP ... 101-102 A. Kesimpulan... 101

B. Saran ... 102

DAFTAR PUSTAKA ... 103

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 107

DOKUMENTASI ... 189

(10)

x

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

3.1 Kriteria Kevalidan ... 55

3.2 Kategori Tingkat Kepraktisan Perangkat Pembelajaran ... 56

3.3 Kategori Hasil Belajar ... 59

4.1 Nama – Nama Validator... 70

4.2 Hasil Penilaian Validator Terhadap RPP yang Dikembangkan ... 71

4.3 Revisi RPP Berdasarkan Hasil Validasi ... 71

4.4 Hasil Penilaian Validator Terhadap LKPD Yang Dikembangkan .. 73

4.5 Revisi LKPD Berdasarkan Hasil Validasi ... 73

4.6 Hasil Penilaian Validator Terhadap Instrument Penilaian Yang Dikembangkan ... 74

4.7 Revisi Instrument Penilaian Berdasarkan Hasil Validasi ... 75

4.8 Hasil Penilaian Validator Terhadap THB Yang Dikembangkan ... 75

4.9 Revisi THB Berdasarkan Hasil Validasi ... 76

4.10 Hasil Penilaian Validator Terhadap Instrument Penilaian Yang Dikembangkan ... 77

4.11 Nama – Nama Observer ... 79

4.12 Hasil Pengamatan Keterlaksanaan Perangkat Pembelajaran ... 80

4.13 Hasil Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran ... 81

4.14 Hasil Respon Peserta Didik Terhadap Perangkat Pembelajaran ... 82

4.15 Statistik Nilai Hasil Belajar Peserta Didik Setelah Pembelajaran ... 83

4.16. Frekuensi dan Presentase Nilai Hasil Belajar Biologi Pada Kelas XI IPA 2 SMAN 2 Sungguminasa ... 84

(11)

xi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

2.1 Tahap – Tahap Pemanfaatan Sumber Belajar ... 21

2.2 Diagram Model Pengembangan Menurut Kemp ... 32

2.3 Model Perancangan Dan Pengembangan Pengajaran

Menurut Dick & Carey ... 33

2.4 Model Pengembangan 4 – D ... 34

(12)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A

A.1 Hasil Validasi Rencana Perangkat Pembelajaran (RPP) ... 107

A.2 Hasil Validasi Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) ... 112

A.3 Hasil Validasi Instrumen Penilaian ... 113

A.4 Hasil Validasi Instrumen Tes Hasil Belajar (THB) ... 115

A.5 Hasil Validasi Lembar Pengamatan Keterlaksanaan Perangkat Pembelajaran Berbasis Keterampilan Informasi ... 123

A.6 Hasil Validasi Lembar Pengamatan Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran ... 126

A.7 Hasil Validasi Angket Respon Peserta Didik Terhadap Perangkat Pembelajaran Berbasis Keterampilan Informasi ... 129

LAMPIRAN B B.1 Hasil Persentase Pengamatan Keterlaksanaan Perangkat Pembelajaran ... 132

B.2 Hasil Persentase Pengamatan Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran ... 134

B.3 Hasil Respon Peserta Didik Terhadap Perangkat Pembelajaran dan Proses Pembelajaran ... 137

B.4 Hasil Belajar Peserta Didik Setelah Menggunakan Perangkat Pembelajaran Berbasis Keterampilan Informasi ... 143

(13)

xiii

LAMPIRAN C

C.1 Lembar Validasi Rencana Perangkat Pembelajaran (RPP) ... 152

C.2 Lembar Validasi Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) ... 156

C.3 Lembar Validasi Instrumen Penilaian ... 160

C.4 Lembar Validasi Instrumen Tes Hasil Belajar (THB) ... 164

C.5 Lembar Validasi Pengamatan Keterlaksanaan Perangkat Pembelajaran Berbasis Keterampilan Informasi ... 167

C.6 Lembar Validasi Pengamatan Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran ... 170

C.7 Lembar Validasi Angket Respon Peserta Didik Terhadap Perangkat Pembelajaran Berbasis Keterampilan Informasi ... 173

C.8 Lembar Pengamatan Keterlaksanaan Perangkat Pembelajaran Berbasis Keterampilan Informasi ... 176

C.9 Lembar Pengamatan Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran... 179

C.10 Angket Respon Peserta Didik Terhadap Perangkat Pembelajaran Berbasis Keterampilan Informasi ... 183

LAMPIRAN D A. Analisis Awal Perangkat Pembelajaran Berbasis Keterampilan Informasi 188 B. Kisi-Kisi Soal Biologi ... 188

C. Soal Tes Hasil Belajar ... 188

D. Prototipe 1 ... 188

(14)

xiv

ABSTRAK Nama : Nunuk Puji Astuti

Nim : 20500113064

Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan Jurusan : Pendidikan Biologi

Judul : “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Keterampilan Informasi pada Mata Pelajaran Biologi Materi Sistem Respirasi di Kelas XI IPA SMAN 2 Sungguminasa Kabupaten Gowa”

Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah pengembangan perangkat pembelajaran, dimana tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui cara mengembangkan perangkat pembelajaran berbasis keterampilan informasi dengan model 4-D. Untuk mengetahui validitas, efektifitas dan kepraktisan perangkat pembelajaran berbasis keterampilan informasi pada mata pelajaran biologi materi sistem respirasi di kelas XI IPA SMAN 2 Sungguminasa Kabupaten Gowa yang dikembangkan peneliti.

Jenis penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (research and development) yang mengacu pada model pengembangan 4 – D yang dikembangkan oleh S. Thagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. terdiri dari tahap Define (pembatasan), Design (perancangan), Develop (pengembangan) dan Disseminate (penyebaran) yang dilaksanakan di kelas XI IPA SMAN 2 Sungguminasa Kabupaten Gowa.

Subjek uji coba pengembangan perangkat adalah peserta didik kelas XI IPA 2 Sungguminasa tahun ajaran 2016/2017 yang berjumlah 38 orang. Instrument yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian dibagi atas tiga yaitu format validasi format kepraktisan dan format keefektifan. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis data deskriptif.

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Ilmu pengetahuan selalu berkembang dan mengalami kemajuan yang sangat

pesat, sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara berpikir manusia.

Bangsa Indonesia sebagai salah satu negara berkembang tidak akan bisa maju selama

belum memperbaiki kualitas sumber daya manusia bangsa kita. Kualitas hidup

bangsa dapat meningkat jika ditunjang dengan sistem pendidikan yang mapan.

Dengan sistem pendidikan yang mapan, memungkinkan kita berpikir kritis, kreatif,

dan produktif.

Allah SWT berfirman dalam Q. S. Az-Zumar Ayat 9:

َنيِذَّلا يِوَتْسَي ْلَه ْلُق ِهِّبَر َةَْحَْر وُجْرَ يَو َةَرِخلآا ُرَذَْيَ اًمِئاَقَو اًدِجاَس ِلْيَّللا َءاَنآ ٌتِناَق َوُه ْنَّمَأ

ِااَ ْلاا وُلوُأ ُرَّ َذَتَ ي اََّ ِ َووُمَلْ َ ي َنيِذَّلاَو َووُمَلْ َ ي

Terjemahannya:

(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah di waktu – waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya?

Katakanlah: “adakah sama orang – orang yang mengetahui dengan orang –

orang yang tidak mengetahui?” sesungguhnya orang yang berakallah yang

dapat menerima pelajaran.

Ayat diatas menjelaskan bahwa apakah sama antara orang yang durhaka

karena melakukan kekafiran atau perbuatan – perbuatan dosa lainnya. Tentu saja

(16)

jahil. Orang yang mampu menerima nasihat yakni orang – orang yang mempunyai

pikiran.

Pendidikan adalah salah satu gerbang utama menuju ilmu pengetahuan.

Manusia lahir di muka bumi ini belum memiliki ilmu pengetahuan, namun ia dibekali

berbagai potensi yang dapat digunakan untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Inti dari

proses pendidikan adalah proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas. Dengan

demikian, perbaikan mutu pendidikan harus dimulai dengan menata dan

meningkatkan mutu pembelajaran di kelas agar dapat menunjang keberhasilan

pembelajaran. Setiap proses pembelajaran tersebut, peranan guru selaku pendidik

bertugas membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik dan mudah. Di

samping itu, peserta didik berusaha untuk mencari informasi, memecahkan masalah,

dan mengemukakan pendapatnya.

Allah SWT berfirman dalam Q. S. Al-Baqarah Ayat 31:

َ ِقِآاَ ْ ُتْ ُ ْوِ ِء ُ َه ِءاَْلأَ ِب ِووُ ِ ْنَأ َااَ َ ِةَ ِئ َمْلا َلَ ْ ُ َ َرَ َُّ اَ َّلُ َءاَْلأاا َ َآآ َ َّلَ َو

Terjemahannya:

Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!”.

Ayat di atas menjelaskan tentang Sesungguhnya bagian ini didahulukan atas

bagian tersebut (yang mengandung perintah Allah kepada para malaikat untuk

bersujud kepada Adam) karena bagian ini mempunyai kaitan erat dengan

ketidaktahuan para malaikat tentang hikmah penciptaan khalifah, yaitu di saat mereka

(17)

3

mengetahui apa yang tidak mereka ketahui. Karena itulah Allah menyebutkan bagian

ini sesudah hal tersebut, untuk menjelaskan kepada mereka keutamaan Adam, berkat

kelebihan yang dimilikinya di atas mereka berupa ilmu pengetahuan tentang

nama-nama segala sesuatu.

Perangkat pembelajaran merupakan salah satu alat penunjang keberhasilan

pembelajaran. Perangkat pembelajaran di dalamnya tertuang rencana proses

pembelajaran, lembar kerja, media, metode dan rubrik penilaian yang akan

digunakan dalam pembelajaran. Perencanaan perangkat pembelajaran yang baik

berimbas pada pelaksanaan pembelajaran yang efektif dan efesien. Sayangnya,

banyak perangkat pembelajaran yang digunakan guru saat ini masih belum tepat

penyusunannya.

Pelaksanaan pendidikan harus sesuai dengan tujuan pendidikan nasional

yang tercantum dalam Undang - Undang (UU) RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional bahwa sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin

pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan evisiensi

manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan

perubahan kehidupan lokal, nasional dan global sehingga perlu dilakukan

pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan.1

Terdapat kaitan yang erat antara pengembangan keterampilan proses dengan

pengalaman belajar. Makin aktif peserta didik secara intelektual, manual, dan sosial,

tampaknya makin bermakna pengalaman belajar peserta didik. Dengan melakukan

1

(18)

sendiri peserta didik akan menghayati. Hal itu berbeda jika hanya dengan

mendengarkan atau sekedar membaca.2

Pemecahan masalah pendidikan artinya, penelitian pendidikan yang

ditujukan untuk memecahkan masalah – masalah pendidikan terutama masalah yang

berkenaan dengan proses pendidikan dan pengajaran, kualitas atau mutu hasil

pendidikan, efesiensi dan efektivitas pendidikan, relevansi pendidikan dan lain –

lain.3

Fakta rendahnya kualitas pendidikan menuntut pemerintah untuk melakukan

pembaharuan dalam sistem pendidikan yang diperlukan sebagai instrumen untuk

mengarahkan peserta didik menjadi: (1) manusia berkualitas yang mampu dan

proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah, (2) manusia terdidik yang

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan (3) warganegara yang demokrasi, bertanggung

jawab.4

Perangkat pembelajaran merupakan hal yang harus disiapkan oleh guru

sebelum melaksanakan pembelajaran. Perangkat pembelajaran menjadi pegangan

bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran baik di kelas, laboratorium atau di luar

kelas. Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar

dan Menengah telah disebutkan bahwa penyusunan perangkat pembelajaran

merupakan bagian dari perencanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran

2

Nurhayani R. Strategi Belajar Mengajar Biologi (Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang UM PRESS, 2005), h. 72.

3

Nana sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2009), h. 5.

4

Rina Rahayu dan Endang W. Laksono, “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Ipa

(19)

5

dirancang dalam bentuk silabus dan RPP yang mengacu pada standar isi. Selain itu,

dalam perencanaan pembelajaran juga dilakukan penyiapan media dan sumber

belajar, perangkat penilaian, dan skenario pembelajaran.5

Pengaplikasian perangkat pembelajaran kepada peserta didik harus diiringi

oleh kemampuan peserta didik mencari atau mendapatkan sebuah informasi. Dalam

perkembangannya, sekolah umumnya memandang keterampilan yang hendak

dikembangkan dalam program literasi informasi adalah berupa keterampilan yang

tidak mengundang permasalahan (non-problematis). Artinya, bahwa kemampuan

seseorang untuk mencari dan menemukan informasi adalah berupa serangkaian

keterampilan yang dipindahkan dari pustakawan kepada pengguna untuk tujuan

memudahkan proses pembelajaran.6

Keberhasilan tidak hanya dipengaruhi oleh proses pembelajaran yang

menuntut guru untuk selalu aktif dan kreatif dalam mengembangkan metode yang

digunakan tetapi tersedianya perangkat pembelajaran juga penting dalam menunjang

proses pembelajaran IPA. Akan tetapi, fakta di lapangan menunjukkan ketersediaan

perangkat pembelajaran yang baik dan terencana tidak sepenuhnya dapat berpengaruh

ketika peserta didik tidak memiliki informasi selain yang diberikan oleh guru, peserta

didik dituntut untuk mampu mengolah informasi yang didapatkannya. Pendidikan

dalam konteks abad ke-21 harus harus diarahkan peserta didik sehingga mereka

terbiasa untuk mencari informasi, menganalisis, berpikir kritis, berkomunikasi,

memiliki sikap ilmiah, dan mampu mengatasi masalah tersebut.7

5

Peraturan Mentri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia. Standar Proses pendidikan dasar dan menengah. (Jakarta: Mentri pendidikan dan kenudayaan republik Indonesia, 2013), h. 5

6

Jonner Hasugian,”Urgensi Literasi Informasi dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi di

Perguruan Tinggi”, vol. 4 no. 2 (2008), h. 34. ced.petra.ac.id/index.php/pus/article/download/17231 /17184 (19 Agustus 2016).

7 Muhammad Khalifah Mustami dan Gufran Darma Dirawan”,

(20)

Keterampilan mencari dan menemukan informasi menjadi faktor pendukung

dan semacam fasilitas untuk belajar secara lebih efektif dan efisien. Seseorang yang

sudah melek informasi dianggap akan mampu menjelajahi lautan dan belantara

informasi yang semakin lama semakin luas dan rumit, baik yang menggunakan

sumber-sumber tercetak maupun yang elektronik. Program penguasaan literasi

informasi dianggap dapat menciptakan keberaksaraan yang berbasis keterampilan

(skills-based literacy). Termasuk di dalam keterampilan ini adalah kemampuan mencari informasi, memilih sumber informasi secara cerdas, menilai dan

memilah-milah sumber informasi, menggunakan serta menyajikan informasi secara etis.8

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan peneliti hari kamis,

4 agustus 2016 di Kelas XI IPA SMAN 2 Sungguminasa Kabupaten Gowa diketahui

bahwa penyusunan perangkat pembelajaran yang diaplikasikan di dalam kelas

beragam, namun belum ditemukan penyusunan perangkat pembelajaran yang berbasis

keterampilan informasi. Perangkat pembelajaran di SMAN 2 Sungguminasa

Kabupaten Gowa masih dalam proses penyempurnaan karena adanya peralihan dari

kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi Kurikulum 2013.

Perangkat pembelajaran yang ada sekarang belum sesuai dan belum

sempurana penyusunannya. Berdasarkan kenyataan pembelajaran di lapangan, perlu

dikembangkan perangkat pembelajaran yang berorientasi pengembangan

keterampilan dalam menemukan serta mengolah informasi. Pengembangan perangkat

Students Oriented Scientific Approach At Subject Of Biology”, vol. 95 no. 4 (2014), h. 918. http://www.serialsjournals.com/serialjournalmanager/pdf/1456920315.pdf (24 juli 2017).

8

Jonner Hasugian,”Urgensi Literasi Informasi dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi di

(21)

7

pembelajaran ini diarahkan pada penyusunan perangkat pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan pembelajaran yang bervariasi.

Pengembangan perangkat pembelajaran yang dimaksud peneliti adalah

pengembangan perangkat pembelajaran yang akan menghasilkan produk setelah diuji

kevaliditasannya, kepraktisannya dan keefektifannya oleh tim validator atau ahli.

Produk yang telah dinyatakan memenuhi syarat oleh tim validator itulah produk yang

nantinya akan di gunakan guru dalam proses pembelajaran.

Pada pengembangan perangkat pembelajaran yang berbasis keterampilan

informasi ini menggunakan model pengembangan 4-D yang dikembangkan oleh S.

Thiagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. Semmel yang terdiri atas 4 tahap

yaitu pendefenisian (Define), Perancangan (Design), Pengembangan (Develop), dan Penyebaran (Disseminate).

Perangkat pembelajaran yang ada saat ini masih kurang lengkap dalam unsur

keterampilan informasi di dalamnya, maka hal inilah yang melatar belakangi peneliti

untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Keterampilan Informasi pada Mata Pelajaran Biologi Materi Sistem Respirasi di Kelas XI IPA SMAN 2 Sungguminasa Kabupaten Gowa ”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas maka dirumuskan

permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana mengembangkan perangkat pembelajaran berbasis keterampilan

(22)

(Pendefenisisan) (2) Design (Perancangan) (3) Develop (Pengembangang) (4) Disseminate (Penyebaran)?

2. Bagaimana tingkat validitas perangkat pembelajaran berbasis keterampilan

informasi pada mata pelajaran biologi materi sistem respirasi kelas XI IPA

SMAN 2 Sungguminasa Kabupaten Gowa yang dikembangkan?

3. Bagaimanakah tingkat evektifitas perangkat pembelajaran berbasis keterampilan

informasi pada mata pelajaran biologi materi sistem respirasi kelas XI IPA

SMAN 2 Sungguminasa Kabupaten Gowa yang dikembangkan?

4. Apakah perangkat pembelajaran berbasis keterampilan informasi yang

dikembangkan peneliti pada mata pelajaran biologi materi sistem respirasi kelas

XI IPA SMAN 2 Sungguminasa Kabupaten Gowa praktis digunakan dalam

proses pelaksanaan pembelajaran di kelas?

C. Tujuan Penelitian

Pada perinsipnya tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

menjawab permasalahan yang dirumuskan di atas:

1. Untuk mengetahui cara mengembangkan prangkat pembelajaran berbasis

keterampilan informasi dengan model 4-D.

2. Untuk mengetahui validitas perangkat pembelajaran berbasis keterampilan

informasi pada mata pelajaran biologi materi sistem respirasi kelas XI IPA

SMAN 2 Sungguminasa Kabupaten Gowa yang dikembangkan.

3. Untuk mengetahui tingkat keefektifan perangkat pembelajaran berbasis

keterampilan informasi pada mata pelajaran biologi materi sistem respirasi kelas

(23)

9

4. Untuk mengetahui kepraktisan perangkat pembelajaran berbasis keterampilan

informasi pada mata pelajaran biologi materi sistem respirasi kelas XI IPA

SMAN 2 Sungguminasa Kabupaten Gowa yang dikembangkan.

D. Spesifikasi Produk dan Fokus Penelitian

1. Spesifikasi Produk

Guna mendapatkan gambaran dan memudahkan pemahaman serta

memberikan persepsi yang sama antara penulis dan pembaca terhadap judul serta

memperjelas ruang lingkup penelitian ini, maka penulis terlebih dahulu

mengemukakan pengertian yang sesuai dengan spesifikasi produk dalam judul skripsi

ini, sehingga tidak menimbulkan kesimpangsiuran dalam pembahasan selanjutnya.

Dengan demikian makna yang berlebihan dapat dihindari, untuk itu penulis akan

menjelaskan spesifikasi produk yang ada pada judul penelitian ini:

Perangkat Pembelajaran yang dimaksud peneliti dalam judul skripsi ini,

dikhususkan pada RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), Lembar Kerja Peserta

Didik (LKPD) dan Instrumen Penilaian yang memuat materi Sistem respirasi. RPP

akan disusun secara sistematis dan mencakup isi perangkat pembelajaran yang dapat

digunakan secara mandiri dengan susunan bahasa sederhana dan mudah dipahami

serta Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dibuat untuk membantu peserta didik

secara mandiri, sehingga LKPD ini dapat digunakan siswa untuk mengatasi

keterbatasan dalam memahami intruksi yang diberikan dan instrumen penilaian

dibuat dengan sistematis guna untuk mengetahui tercapai – tidaknya tujuan

(24)

2. Fokus Penelitian

No Pokok masalah Uraian

1 Perangkat

Pembelajaran

Dalam penelitian yang akan dilakukan, peneliti

memfokuskan perangkat pembelajaran yang

dikembangkan berupa RPP (Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran), Lembar Kerja

Peserta Didik (LKPD) dan Instrumen Penilaian

yang berbasis pada keterampilan informasi.

2 Materi ajar Dalam perangkat pembelajaran peserta didik yang

dikembangkan, hanya memuat materi Sistem

Respirasi yang diajarkan pada siswa kelas XI

IPA.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini, antara lain:

1. Tersedia perangkat pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengembangkan

keterampilan informasi siswa kelas XI IPA SMAN 2 Sungguminasa Kabupaten

Gowa dalam memperoleh atau mengakses, mengolah, mengorganisasi, dan

mengkomunikasikan informasi.

2. Hasil penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan produk perangkat

pembelajaran berupa RPP, LKPD dan instrumen penilaian yang telah teruji

validitas, keefektifan dan kepraktisannya.

3. Dengan adanya karya ini diharapkan sekolah dan guru dapat menggunakan

perangkat pembelajaran berbasis keterampilan informasi ini sebagai panduan

(25)

11

4. Sebagai inovasi bagi semua guru yang ingin mengembangkan perangkat

pembelajaran berbasis keterampilan informasi pada materi lainnya.

F. Defenisi Fokus

Agar memperoleh gambaran yang jelas tentang variabel, serta untuk

menghindari salah pengertian dalam penelitian ini, maka berikut dijelaskan batasan

istilah yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut:

1. Pengembangan merupakan suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan

mevalidasi produk penelitian yang berupa proses, produk, dan rancangan. Adapun

model pengembangan yang digunakan peneliti adalah 4 - D yang terdiri atas 4

tahap pengembangan yaitu : (1) Define (Pendefenisian) (2) Design (Perancangan) (3) Develop (Pengembangang) (4) Disseminate (Penyebaran).

2. Perangkat pembelajaran merupakan hal yang harus disiapkan oleh guru sebelum

melaksanakan pembelajaran. perangkat adalah alat atau perlengkapan, sedangkan

pembelajaran adalah proses atau cara menjadikan orang belajar. Jadi perangkat

pembelajaran adalah alat atau perlengkapan untuk melaksanakan proses yang

memungkinkan pendidik dan peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran.

Perangkat pembelajaran menjadi pegangan bagi guru dalam melaksanakan

pembelajaran baik di kelas, laboratorium atau di luar kelas. Dalam Permendikbud

No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah

disebutkan bahwa penyusunan perangkat pembelajaran merupakan bagian dari

perencanaan pembelajaran. Perangkat pembelajaran dalam penelitian ini terdiri

atas Rencana Perangkat Pembelajatan (RPP), Lembar Kerja Peserta Didik

(26)

3. Keterampilan informasi merupakan upaya memperoleh atau mengakses

informasi, keterampilan dalam mengolah informasi, keterampilan dalam

mengorganisasi atau merangkai informasi atau mensintesis informasi serta

keterampilan menggunakan atau mengkomunikasikan informasi (keterampilan

intelektual dan ketrampilan membuat keputusan).

4. Valid. Perangkat pembelajaran dikatan valid jika penilaian ahli menunjukkan

bahwa pengembangan perangkat tersebut dilandasi oleh teori yang kuat dan

memiliki konsistensi internal yakni ada keterkaitan komponen perangkat di

dalamnya.

5. Praktis. Perangkat dikatakan praktis jika menurut hasil pengamatan

keterlaksanaan perangkat pembelajaran di kelas termasuk dalam kategori baik

atau sangat baik.

6. Efektif. Perangkat dikatakan efektif jika memenuhi 3 dari 4 indikator, tetapi

indikator 1 harus terpenuhi indikator tersebut: (1) ketercapaian hasil belajar (2)

(27)

13 BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A.Penelitian dan Pengembangan

1. Definisi Penelitian dan Pengembangan

Penelitian merupakan penerapan pendekatan ilmiah (scintific aproch) pada pengkajian atau studi tentang suatu masalah. Penelitian merupakan suatu cara yang

tepat dan sangat berguna dalam memperoleh informasi yang sahih dan dapat

dipertanggungjawabkan.9

Penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa inggrisnya Research and Development adalah metode penilaian yang digunakan untuk mengahasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Untuk dapat menghasilkan produk

tertentu digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji

keefetifan produk tersebut supaya dapat berfungsi dimasyarakat luas, maka

diperlukan peneliti untuk menguji keefektifan produk tersebut sehingga metode yang

digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan.10

Pengertian penelitian pengembangan menurut Borg & Gall dalam Setyosari

adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk

pendidikan. Penelitian ini mengikuti suatu langkanh – langkah secara siklus. Langkah penelitian atau proses pengembangan ini terdiri atas kajian tentang temuan penelitian

produk yang akan dikembangkan, pengembangan produk berdasarkan temuan –

9

Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan (Jakarta: Prenamedia Group, 2015), h. 18.

10

(28)

temuan tersebut, melakukan uji coba lapangan sesuai dengan latar dimana produk

tersebut akan dipakai dan melakukan revisi terhadap hasil uji lapangan.11

Menurut Seels & Richey dalam Tegeh dkk. pengembangan adalah proses

penerjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk fisik. Kawasan pengembangan

mencakup banyak variasi teknologi yang digunakan dalam pembelajaran. Walaupun

demikian, tidak berarti lepas dari teori dan peraktek yang berhubungan dengan belajar

dan desain. Misalnya, fokus kegiatan dalam kawasan pengembangan, tidak terlepas

dari teori desain pesan, teori belajar, teori pemerosesan informasi dan lain – lain.12 Dalam bidang pendidikan, para teknologi atau perancang pembelajaran yang ingin

memproduksi misalnya produk berupa bahan ajar, tentu didahului dengan analisis

kebutuhan. Adapun ujuan penelitian pengembangan adalah ingin menilai perubahan – perubahan yang terjadi dalam kurun waktu tertentu.13

a. Pengembangan Perangkat pembelajaran

Perangkat pembelajaran adalah sejumlah alat, bahan, media, petunjuk, dan

pedoman yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Dari uraian tersebut dapat

dijelaskan bahwa perangkat pembelajaran merupakan sekumpulan media atau sarana

yang digunakan oleh guru maupun siswa dalam proses pembelajaran di kelas.

Pengembangan perangkat pembelajaran adalah serangkaian proses atau

kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan suatu perangkat pembelajaran

berdasarkan teori pengembangan yang telah ada.14

12

I Made Tegeh, I Nyoman Jampel dan Ketut Pudjawan. Model Penelitian Pengembangan

(Yogyakarta: graha ilmu, 2014), h.1. 13

Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, h. 278-279. 14

Rafiqah. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Kontruktivisme (Makassar:

(29)

15

Menurut Ibrahim dalam Triyanto bahwa perangkat pembelajaran yang

diperlukan dalam mengelola proses belajar mengajar dapat berupa : buku siswa,

silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kegiatan Siswa (LKS),

Instrumen Evaluasi atau Tes Hasil Belajar (THB), serta media pembelajaran.15

1) Silabus

Aspek tujuan yang akan diintegrasikan ke dalam kepribadian anak-anak

Indonesia. Mereka diharapkan untuk latihan praktik dan nilai-nilai agama dan moral,

menjadi cerdas, memiliki hidup keterampilan, demokratis, dan bertanggung jawab

kepada bangsa. Tujuan-tujuan ini pasti memiliki signifikan implikasi untuk bagian

lain dari sistem pendidikan nasional, khususnya manajemen dan kurikulum.16

Silabus menurut Salim dalam Triyanto dapat didefenisikan sebagai garis

besar, ringkasan, ikhtisar, atau pokok – pokok isi atau materi pelajaran. Istilah silabus digunakan untuk menyebut suatu produk pengembangan kurikulum berupa

penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi dan standar yang ingin dicapai, dan

pokok – pokok serta uraian materi yang perlu dipelajari siswa dan siswi dalam rangka pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar.17

Silabus sebagai acuan pengembangan RPP memuat identitas mata pelajaran

atau tema pelajaran, SK, KD, materi pembelajaan, kegiatan pembelajaran, indikator

pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Silabus

dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan Standar Isi (SI) Dan Standar

15

Triayanto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek (Jakarta: PT. Prestasi

Pustakaryan,, 2007), h. 68. 16

Raihani, “Education Reforms In Indonesia In The Twenty-First Century”International

Education Journal No.2 (2008), h. 174. Http://Trove.Nla.Gov.Au/Work/153064033? Q&Versionid=

166815091 (29 Agustus 2016).

17

(30)

Kompetensi Lulusan (SKL), serta panduan penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP).18

Menurut Saud dalam Trianto bahwa prinsip – prinsip pengembangan silabus pembelajaran tematik adalah sebagai berikut:19

a) Disusun berdasarkan prinsip ilmiah, dalam arti materi pembelajaran tematik yang

disajikan dalam silabus harus memenuhi kebenaran dan dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

b) Ruang lingkup dan urutan penyajian materi pembelajaran dalam silabus,

termasuk ke dalam dan tingkat kesulitannya, disesuaikan dengan perkembangan

dan kebutuhan peserta didik, serta cukup memadai untuk menunjang tercapainya

penguasaan kompetensi dasar.

c) Penyusunan silabus dilakukan secara sistematis, artinya semua komponen yang

ada dalam silabus tersebut harus merupakan satu kesatuan yang saling terkait

untuk mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan.

d) Silabus disusun berdasarkan bagan/matriks berhubungan kompetensi dasar dan

tema pemersatu yang telah dikembangkan.

e) Dalam memilih aktifitas belajar siswa, ciptakan berbagai kegiatan yang sesuai

dengan kompetensi dasar dan tema pemersatu.

f) Kompetensi dasar setiap mata pelajaran yang tidak bisa dikaitkan dalam

pembelajaran tematik disusun dalam silabus tersendiri.

18

Sofan Amri, Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 (Jakarta: PT. Prestasi Pustakaryan, 2013), h. 50.

19

(31)

17

2) Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP)

Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dikembangkan

dengan mengacu kepada standar isi. RPP sebagai hasil pengembangan merupakan

acuan oprasional guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk satu atau

dua kali pertemuan guna menyelesaikan satu kompetensi dasar. Adapun landasan

pengembangan RPP dijelaskan dalam UU No 19 Tahun 2005 Pasal 20 yaitu,

“perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan

pembelajaran yang memuat sekurang – kurangnya tujuan pembelajaran, materi

pembelajaran, metode pembelajaran, sumber belajar, dan nilai hasil belajar”.20

RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta

didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru dalam satuan pendidik berkewajiban

menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara

interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotifasi peserta didik untuk

berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,

dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis

peserta didik. RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali

pertemuan yang di sesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidik.21

Rencana pelaksanaan pembelajaran dimaksud adalah rencana pelaksanaan

pembelajaran berorientasi pembelajaran terpadu yang menjadi pedoman bagi guru

dalam proses belajar mengajar.22 Beberapa prinsip penyusunan RPP ialah: (1)

memperhatiakan perbedaan individu peserta didik; (2) mendorong partisipasi aktif

peserta didik; (3) mengembangkan budaya membaca dan menulis; (4) memberikan

20

Trianto, Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik, h. 176. 21

Sofan Amri, Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013, h. 50. 22

(32)

umpan balik dan tindak lanjut; (5) keterkaitan dan keterpaduan, dan (6) menerapkan

teknologi informasi dan komunikasi.23

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terdiri atas beberapa komponen24

yaitu:

a) Identitas mata pelajaran yang meliputi: satuan pendidikan, kelas, semester,

program/program keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah

peretemuan.

b) Standar kompetensi yang merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta

didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan

yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata

pelajaran.

c) Kompetensi dasar yaitu sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik

dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi

dalam suatu pelajaran.

d) Indikator pencapaian kompetensi adalah prilaku yang dapat diukur dan/atau

diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetens dasar tertentu yang

menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi

dirumuskan dengan menggunakan kata kerja oprasional yang dapat diamati dan

diukur, yang mecakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

e) Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan

bisa dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.

23Sa’dun Akbar,

Instrumen Perangkat Pembelajara (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), h. 142.

24

(33)

19

f) Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis

dalam bentuk buti – butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.

g) Alokasi waktu yang ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD

dan beban belajar.

h) Metode pembelajaran ini digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar

atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode

pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta

karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada

setiap mata pelajaran.

i) Kegiatan pembelajaran

(1) Pendahuluan

Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran

yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta

didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

(2) Inti

Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan

pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang

cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan

perkembangan fisik serta pikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara

(34)

(3) Penutup

Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas

pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan,

penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.

a) Penilaian hasil belajar. Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar

disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada

standar penilaian.

b) Sumber belajar yang ditentukan berdasarkan pada standar kompetensi dan

kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator

pencapaian kompetensi.

3) Sumber dan Bahan Ajar

Belajar dapat dapat dirumuskan dalam berbagai pengertian sesuai dengan

paradigma yang dipergunakan. Sumber belajar menurut Edgar Dale dalam Sitepu

dapat dirumuskan sebagai sesuatu yang dapat dipergunakan untuk mendukung dan

memudahkan terjadinya proses belajar. Pendapat lain tentang sumber belajar

dikemukakan oleh Association For Educational Communication And Technology, AECT, yaitu berbagai atau semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu

yang dapat digunakan siswa dalam belajar, baik secara terpisah maupun terkombinasi

sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar. AECT

mengelompokkan komponen sumber belajar dalam kawasan teknologi pendidikan

pada pesan, orang, bahan, alat, prosedur, dan lingkungan.25

Sumber belajar dapat ditetapkan sebagai informasi yang disajikan dan

disimpan dalam berbagai bentuk media, yang dapat membantu siswa dalam belajar

25

B.P.Sitepu, Pengembangan Sumber Belajar Edisi 1 Cet. 1 (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h.

(35)

21

sebagai perwujudan dari kurikulum. Bentuknya tidak terbatas apakah dalam bentuk

cetakan, video, format perangkat lunak atau kombinasi dari berbagai format yang

dapat digunakan oleh siswa ataupun guru.26

Dari pengertian tersebut sumber belajar dapat dikategorikan sebagai

berikut:27

a) Tempat atau lingkungan alam sekitar yaitu dimana saja seseorang dapat

melakukan belajar atau proses perubahan tingkah laku maka tempat itu dapat

dikategorikan sebagai tempat belajar yang berarti sumber belajar.

b) Benda yaitu segala benda yang memungkinkan terjadinya perubahan tingkah

laku bagi peserta didik, maka benda itu dapat dikategorikan sebagai sumber

belajar.

c) Orang itu siapa saja yang memiliki keahlian tertentu dimana peserta didik dapat

belajar sesuatu, maka yang bersangkutan dapat dikategorikan sebagai sumber

belajar.

d) Buku yaitu segala macam buku yang dapat dibaca secara mandiri oleh peserta

didik dapat dikategorikan sebagai sumber belajar.

e) Peristiwa dan fakta yang terjadi.

Berkenaan dengan tahap – tahap pemanfaatan sumber belajar dapat dilihat pada bagan dibawah ini:28

26

Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), h. 170. 27

Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, h. 170 – 171.

28

(36)

Gambar 2.1: Tahap – tahap pemanfaatan sumber belajar

Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu

guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang

dimaksud berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Materi pembelajaran

yang berhubungan dengan keterampilan antara lain kemampuan mengembangkan ide,

memilih, menggunakan bahan, menggunakan peralatan, dan teknik kerja. Dari level

terampilnya seseorang, aspek keterampilan dapat dibedakan menjadi gerak awal, semi

rutin, dan rutin (terampil). Keterampilan perlu disesuaikan dengan kebutuhan

siswa/peserta didik dengan memperhatikan aspek bakat, minat dan harapan peserta

didik itu agar mampu mencapai penguasaan keterampilan bekerja (prevocational

skill) yang secara integral ditunjang keterampilan hidup (life skill).29

29

(37)

23

Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa bahan ajar adalah

seperangkat materi yang disusun secara sistematis sehingga tercipta

lingkungan/suasana yang memungkinkan peserta didik belajar dengan baik. Dengan

demikian, bentuk bahan ajar paling tidak dapat dikelompokkan menjadi empat

yaitu30:

1. Bahan cetak (printed) 2. Bahan ajar dengan (audio)

3. Bahan ajar pandang dengar (audio visual)

4. Bahan ajar interaktif (interactive teaching material)

Salah satu contoh bahan ajar yaitu berupa Lembar Kerja Siswa (LKS)

dimana LKS merupakan salah satu media pembelajaran yang digunakan sebagai

pedoman peserta didik dalam melaksanakan kegiatan atau kerja, baik yang bersifat

perorangan maupun kelompok.31 Lembar kegiatan siswa adalah panduan peserta

didik yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan

masalah.32

Lembar kegiatan siswa dapat berupa panduan untuk latihan pengembangan

aspek kognitif maupun panduan untuk pengembangan semua aspek pembelajaran

dalam bentuk panduan eksperimen atau demostrasi. Komponen – komponen LKS meliputi : judul eksperimen, teori singkat tentang materi, alat dan bahan, prosedur

eksperimen, data pengamatan serta pernyataan dan kesimpulan untuk bahan diskusi.33

30

Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, h. 174. 31

Rohmatun Nurul Afifah, “Pengembangan Lembar Kerja Siswa (Lks) Ilmu pengetahuan

Alam Berbasis Metode Percobaan”, h. 1.

32

Triayanto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, h. 73. 33

Triyanto, Mendesain Model Pembelajaran Inovativ-Progresif,(Jakarta: Kencana Prenada

(38)

LKS dan LKPD itu sama saja. Perubahan nama LKS menjadi LKPD

disebabkan oleh perubahan paradigma atau pandangan pendidikan tentang guru dan

peserta didik . Menurut Prastowo dalam Mustami dan Dirawan faktanya para

pendidik masih menggunakan lembar kerja yang siap digunakan, hanya membeli, dan

tanpa upaya untuk merencanakan, mempersiapkan, dan mengatur lembar kerja atas

nama dirinya sendiri. Worksheet hanya berisi soal latihan dan tugas-tugas yang

menyebabkan peserta didik tidak termotivasi untuk bekerja sekaligus tidak

termotivasi untuk belajar.34

4) Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah sebagai penyampaian pesan (the carriers of massage) dari beberapa sumber saluran kepenerima pesan (the receiver of the massages). Media pembelajaran hanya meliputi media yang dapat digunakan secara efektif dalam proses pembelajaran yang terencana (arti sempit). Media pembelajaran

tidak hanya meliputi media komunikasi elektronik yang kompleks, tetapi juga bentuk

sederhana, seperti slide, foto, diagram buatan guru, objek nyata, dan kunjungan ke

luar kelas (arti luas).35

Proses belajar membelajarkan adalah proses komunikasi antara guru dengan

peserta didik. Guru sebagai komunikator menyampaikan materi pembelajaran yang di

dalamnya terkandung pesan kepada peserta didik sebagai komunikan. Dalam

menyampaikan pesan yang terkandung di dalam materi kepada peserta didik, guru

menggunakan media sebagai penghantar.36

34 Muhammad Khalifah Mustami dan Gufran Darma Dirawan”,

Development Of Worksheet

Students Oriented Scientific Approach At Subject Of Biology”, h. 918.

35

Triyanto, Mendesain Model Pembelajaran Inovativ-Progresif, H. 234. 36

Abdul Karim H. Ahmad, Media Pembelajaran Cet.1 (Makassar: Badan Penerbit Universitas

(39)

25

Media sebagai sumber belajar dirancang berdasarkan analisis kebutuhan.

Dengan demikian kebutuhan siswa merupakan titik pangkal produksi media

pembelajaran. Ada beberapa hal yang menjadi ciri dari priode ini diantaranya:37

1) Rancangan media pembelajaran harus sesuai dengan tahap perkembangan peserta

didik.

2) Media pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik, ini berarti

pengembangan media dimulai dengan analisis kebutuhan.

3) Pesan pembelajaran dikemas dengan multimedia yang menampilkan berbagai

macam unsur seperti grafis, film, gambar, audio secara bersamaan.

4) Pesan pembelajaran dirancang untuk kebutuhan belajar secara individual.

Perolehan pengetahuan peserta didik seperti yang digambarkan Edgar Dale

menunjukkan bahwa pengetahuan akan semakin abstrak apabila hanya disampaikan

melalui bahasa verbal. Hal ini memungkinkan terjadinya verbalisme, artinya peserta

didik hanya mengetahui tentang kata tanpa memahami dan mengerti makna yang

terkandung dalam kata tersebut. Pada kenyataannya meberikan pengalaman langsung

kepada peserta didik bukan suatu yang mudah bukan hanya menyangkut segi

perencanaan dan waktu saja yang dapat menjadi kendala, akan tetapi ada sejumlah

pengalaman yang sangat tidak mungkin dipelajari secara langsung oleh peserta didik.

Oleh karena itu peran media pembelajaran sangat diperlukan dalam suatu kegiatan

belajar mengajar. Guru dapat menggunakan film, televisi, atau gambar yang untuk

memberikan informasi yang lebih baik kepada peserta didik. Melalui media

37

Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran Edisi Pertama Cet. 2 (Jakarta: Kencana

(40)

pembelajaran hal yang bersifat abstrak bisa lebih menjadi konkret, maka media

pembelajaran memiliki fungsi dan berperan seperti berikut:38

1. Menangkap suatu objek atau pristiwa – pristia tertentu. 2. Memanipulasi keadaan, peristiwa, atau objek tertentu.

3. Menambah gairah dan motivasi belajar siswa.

4. Media pembelajaran memiliki nilai praktis sebagai berikut:

 Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa.  Media dapat mengatasi batas ruang kelas.

2. Instrumen penilaian

Instrumen Penilaian bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang

kemajuan belajar peserta didik. Dalam Permendikbud No. 81 A Tahun 2013 tentang

Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran dijelaskan bahwa penilaian

dalam setiap mata pelajaran meliputi kompetnsi pengetahuan, kompetensi

keterampilan dan kompetensi sikap. Penilaian dilakukan berdasarkan

indikator-indikator pencapaian hasil belajar dari masing-masing domain tersebut. Ada beberapa

teknik dan instrumen penilaian yang digunakan untuk mengumpulkan informasi

tentang kemajuan peserta didik baik berupa tes maupun non-tes antara lain tes

tertulis, penilaian unjuk kerja, penilaian sikap, penilaian hasil karya, penilaian

portofolio dan penilaian diri.

Istilah penilaian, sesungguhnya merupakan padanan kata dari istilah evaluasi

dan pengukuran. Bahkan ketiga istilah ini seringkali digunakan secara bergantian

38

(41)

27

dalam konteks yang sama, meskipun sebenarnya ketiganya memiliki makna yang

berbeda.39

Assesmen pembelajaran adalah pengumpulan data tentang proses dan hasil

pembelajaran melalui berbagai cara/tentang (misalnya teknik observasi,

wawancara/bercakap – cakap, dokumen, peer debriefing, tes, laporan diri, dan lainnya) untuk keperluan evaluasi. Evaluasi adalah proses pendeskripsian, penafsiran,

dan pengambilan keputusan tentang kemampuan peserta didik berdasarkan data yang

dihimpun melalui proses asesmen untuk keperluan penilaian. Pengukuran merupakan

proses kegiatan sistematis untuk mengetahui keadaan objek secara kuantitatif

berdasarkan aturan tertentu. Pengukuran ini digunakan untuk keperluan penilaian.

Penilaian pembelajaran adalah proses memberi nilai berdasarkan hasil pengukuran

dengan kualitas nilai tertentu. Penilaian berdasarkan hasil evaluasi, hasilnya disebut

dengan sangat tinggi, tinggi, rendah, dan sangat rendah atau dengan sebutan lain

seperti: baik sekali, baik, cukup, kurang, dan kurang sekali.40

Evaluasi pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu tindakan atau suatu

proses untuk menentukan nilai dari hasil pengajaran atau dari sesuatu yang ada

hubungannya dengan dunia pendidikan. Dalam kegiatan evaluasi setidaknya ada dua

kegiatan, yaitu mengukur dan menilai. Evaluasi pertama merupakan kegiatan yang

bersifat kuantitatif, sedangkan yang kedua merupakan kegiatan yang bersifat

kualitatif. Evaluasi kedua kegiatan ini dilakukan melalui pendekatan yang berbeda.

Untuk merealisasikan kegiatan evaluasi diperlukan alat tertentu, diantaranya adalah

tes.41

39

St. Syamsudduha, Penilaian Berbasis Kelas (Yogyakarta: Aynat Publishing, 2014), h. 4. 40Sa’dun Akbar,

Instrumen Perangkat Pembelajara , h. 88. 41

Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa (Bandung: PT. Remaja

(42)

Secara umum, fungsi evaluasi adalah sebagai berikut:42

a) Untuk mengukur kemajuan yang telah dicapai peserta didik setelah melalui

proses belajar mengajar.

b) Untuk menunjang penyususnan rencana selanjutnya.

c) Untuk memperbaiki/menyempurnakan kembali proses belajar yang ditemukan

sebelumnya sesuai dengan harapan.

Untuk memperoleh hasil evaluasi yang lebih baik, maka kegiatan evaluasi

harus bertitik tolak pada prinsip – prinsip umum sebagai berikut:43

a) Kontinuitas, evaluasi tidak boleh dilakukan secara insidental karena

pembelajaran itu sendiri dalah suatu proses yang kontinu. Hasil evaluasi yang

diperoleh pada suatu waktu harus senantiasa dihubungkan dengan hasil – hasil pada waktu sebelumnya.

b) Komprehensif, guru harus mengambil seluruh objek itu sebagai bahan evaluasi.

Misalnya, objek itu adalah peserta didik maka seluruh aspek kepribadian peserta

didik itu harus dievaluasi baik yang menyangkut kognitif, afektif maupun

psikomotor.

c) Adil dan Objektif, dalam melaksanakan evaluasi guru harus berlaku adil tanpa

pilih kasih. Guru juga hendaknya berlaku objektif, apa adanya sesuai dengan

kemampuan peserta didik.

d) Kooperatif, dalam kegiatan evaluasi guru hendaknya bekerja sama dengan semua

pihak, seperti orang tua peserta didik, sesama guru, kepala sekolah, termasuk

dengan peserta didik itu sendiri.

42

St. Syamsudduha, Penilaian Berbasis Kelas, h. 8. 43

Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran Cet. IV. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h.

(43)

29

e) Praktis, mengandung arti mudah digunakan, baik oleh guru itu sendiri yang

menyusun alat evalusai maupun orang lain yang akan menggunakan alat

tersebut. Untuk itu harus diperhatiakan bahasa dan petunjuk mengerjakan soal.

Hasil belajar menurut Benyamin S. Bloom yang dikenal dengan istilah

taksonomi bloom dikelompokkan dalam tiga aspek yaitu:44

a) Aspek kognitif adalah aspek yang berkaitan dengan kemampuan berpikir yang

terdiri dari enam jenjang atau tingkat yang disusun seperti anak tangga, dalam

arti bahwa jenjang pertama merupakan tingkat berpikir terendah.

b) Hasil belajar afektif adalah hasil belajar yang berkaitan dengan iternalisasi sikap

yang menunjuk kearah pertumbuhan batiniah dan terjadi bila peserta didik

menjadi sadar tentang nilai yang diterima, kemudian mengambil sikap sehingga

menjadi bagian dari dirinya dalam membentuk nilai dan menentukan tingkah

laku.

c) Hasil belajar psikomotor adalah hasil belajar yang berkaitan dengan

keterampilan motorik dan kemampuan bertian individu. Hasil belajar psikomotor

menunjuk pada gerakan – gerakan jasmaniah yang dapat berupa pola – pola gerakan atau keterampilan fisik yang khusus atau urutan keterampilan.

Evaluasi pada hasi belajar dikenal adanya dua pendekatan: Penilaian Acuan

Norma (PAN) dan Penilaian Acuan Patokan (PAP). PAN, nilai yang diperoleh siswa

tergantung pada kedudukan hasil belajar yang tercapainya dalam kelas. PAP, nilai

yang diperoleh siswa tergantung dari seberapa jauh tujuan – tujuan yang tercermin

44

(44)

dalam soal – soal tes yang diberikan dapat dikuasai , tanpa mempedulikan hasil yang dicapai oleh kelas/siswa – siswa lain.45

Bentuk tes yang sering dipakai dalam proses belajar mengajar pada

hakikatnya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu 1) tes lisan, 2) tes

tertulis, dan 3) tes perbuatan/tindakan. Bentuk tes tertulis secara umum dapat dibagi

lagi menjadi dua kelompok yaitu:46

1. Tes essay adalah tes yang berbentuk pertanyaan tertulis, yang jawabannya

merupakan kerangka (essai) atau kalimat yang panjang – panjang. Panjang pendeknya tes essay adalah relatif, sesuai kemampuan si penjawab tes.

2. Tes objektif adalah tes yang dibuat sedemikian rupa sehingga hasil tes tersebut

dapat dinilai secara objektif, dinilai oleh siapapun akan mengahsilkan nilai yang

sama. Tes objektif jawabannya ringkas dan pendek – pendek. Bentuk – bentuk tes objektif antara lain adalah sebagai berikut:

a. Completion type test, terdiri:

a) Completion test (tes melengkapi)

b) Fill – in (mengisih titik – titik dalam kalimat yang dikosongkan) b. Selection type test, terdiri:

a) True – false (benar salah) b) Multiple choise (pilihan ganda) c) Matching (menjodohkan)

45

Ibrahim dan Nana Syaodih S, Perencanaan Pembelajaran Cet.III (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010), h. 87.

46

(45)

31

Menurut Arikunto mengacu pada model penilaian kelas yang dikeluarkan oleh

Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Pendidikan

Nasional, terdapat beberapa jenis penilaian yaitu sebagai berikut:47

(1) Kuis, isian atau jawaban singkat yang menanyakan hal – hal perinsip.

(2) Pertanyaan lisan, untuk mengukur pemahan terhadap konsep prinsip dan

teorema.

(3) Ulangan harian, dilakukan oleh guru secara periodik pada akhir semister,

dilakukan pada akhir pembelajaran Kompetensi Dasar (KD) tertentu.

(4) Ulangan tengah semister dan akhir semister, dilakukan dengan materi yang

dinilai dari penggabungan beberapa KD dalam suatu kurun waktu tertentu.

(5) Tugas individu, diberikan dalam waktu – waktu dan kebutuhan tertentu dalam berbagai bentuk, misalnya laporan kegiatan, klipping, makalah dan sebagainya.

(6) Tugas kelompok, digunakan untuk menilai kompetensi peserta didik dalam

bekerja kelompok.

Untuk mengevaluasi apakah penilaian kinerja (performance assessment) Sudah dianggap berkualitas baik, maka harus diperhatikan kreteria – kreteria sebagai berikut:48

(1) Generability artinya apakah kinerja peserta tes (students performance) dalam melakukan tugas yang diberikan tersebut sudah memadai untuk digeneralisasikan

kepada tugas – tugas lain.

(2) Authenticity, artinya apakah tugas yang diberikan tersebut sudah serupa dengan

apa yang sering dihadapinya dalam praktek kehidupan sehari – hari?

47

Suharsimin Arikunto, Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan (Bandung: PT. Bumi Aksara,

2012), h.12. 48

(46)

(3) Multiplefoci, artinya apakah tugas yang diberikan kepada peserta tes sudah

mengukur lebih dari satu kemampuan yang diinginkan?

(4) Teachability, tugas yang diberikan dalam penilaian keterampilan atau penilaian

kinerjan adalah tugas – tugas yang relevan dan yang dapat diajarkan guru di kelas. (5) Fairness, apakah tugas yang diberikan sudah adil untuk semua peserta tes. Jadi

tugas – tugas tersebut harus sudah dipikirkan tidak bisa untuk semua jenis kelompok.

(6) Feasibility, artinya apakah tugas – tugas yang diberikan dalam penilaian keterampilan atau kinerja memang relevan untuk dapat dilaksanakan mengingat

faktor – faktor seperti biaya, waktu atau peralatannya.

(7) Scorability, artinya apakah tugas yang diberikan dapat diskor dengan akurat dan

reliable.

Menurut Sudjana dalam Rafiqah, untuk melaksanakan pengembangan

perangkat pembelajaran diperlukan model – model pengembangan yang sesuai dengan sistem pendidikan. Sehubungan dengan itu ada beberapa model

pengembangan pembelajaran. Adapun model – model pengembangan perangkat pembelajaran adalah sebagai berikut:49

1. Model Kemp

Menurut Kemp dalam Rafiqah pengembangan perangkat merupakan suatu

lingkaran yang kontinum. Tiap – tiap langkah pengembangan berhubungan langsung dengan aktivitas revisi. Pengembangan perangkat ini dimulai dari titik manapun

sesuai di dalam siklus tersebut. Secara umum model pengembangan model kamp di

tunjukkan pada gambar berikut:

49

(47)

33

Gambar 2.2: Diagram model pengembangan menurut Kemp

Pengembangan perangkat model Kemp memberi kesempatan kepada para

pengembangan untuk dapat memulai dari komponen manapun. Namun karena

kurikulum yang berlaku secara nasional di Indonesia dan berorientasi pada tujuan,

maka seyogyanya proses pengembangan itu dimulai dari tujuan.

2. Model Dick and Carey

Perancangan pengajaran menurut sistem pendekatan model Dick and Carey,

yang dikembangkan oleh Walter Dick & Lou Carey. Menurut pendekatan ini terdapat

beberapa komponen yang akan dilewati di dalam proses pengembangan dan

perancangan tersebut yang berupa urutan langkah – langkah. Model pengembangan

(48)

ini ada kemiripan dengan model yang dikembangkan Kemp, tetapi ditambah dengan

komponen melaksanakan analisis pembelajaran, terdapat beberapa komponen yang

akan dilewati di dalam proses pengembangan dan perencanaan tersebut. Urutan

perencanaan dan pengembangan ditunjukkan pada gambar dibawah ini:

Gambar 2.3: Model perancangan dan pengembangan pengajaran menurut Dick & Carey

Identifikasi Tujuan

Pengembangan Tes Acuan Patokan

Menulis Tujuan Kinerja

Identifikasi Tingkat Laku Awal Melakukan Analisis

Pengajaran

Pengembangan dan Memilih Perangkat Pengajaran Pengembangan Strategi Pengajaran

Merancang dan

Melaksanakan Tes Formatif

(49)

35

3. Model 4 D

Model pengembangan 4 D (Four D) merupakan model pengembangan perangkat pembelajaran. Model ini dikembangkan oleh S. Thagarajan, Dorothy S.

Semmel, dan Melvyn I. Semmel. Model pengembangan 4D terdiri atas 4 tahap utama

yaitu: (1) Define (pembatasan), (2) Design (perancangan), (3) Develop (pengembangan) dan (4) Disseminate (penyebaran), atau diadaptasi dari model 4-P, yaitu pendefenisisan, perancangan, pengembangan, dan penyebaran sebagai berikut:

Gambar 2.4: Model pengembangan 4D Analisis Tugas Akhir

Analisis Peserta Didik Analisis Awal Akhir

Analisis Konsep Akhir

Spesifikasi Tujuan

Penyusunan Tes

Pemilihan Media

Pemilihan Format

Rancangan Awal

Penyebaran dan Pengadopsian

Validasi Ahli Uji Pengembangan

Uji Validasi

Pengemasan

Define

Design

(50)

4. Model PPSI

Model pengembangan PPSI dilakukan untuk rancangan pembelajaran

sebagaimana bagan berikut:

Gambar 2.5: Model pengembangan PPSI

Dari ketiga model pengembangan sistem pembelajaran dan satu model

pengembangan perangkat pembelajaran yang telah dibahas, menunjukkan bahwa

keempatnya memiliki beberapa perbedaan, namun juga memiliki persamaan. Justru

dengan adanya perbedaan itu menyebabkan masing – masing memiliki kelebihan dan

II. PERUMUSAN TUJUAN

1. Bersifat oprasional

2. Berbentuk hasil belajar

3. Berbentuk tingkah laku

4. Hanya ada satu tingkah laku

I. KEGIATAN BELAJAR

1. Merumuskan semua kegiatan

belajar

2. Menetapkan kegiatan yang

perlu atau tidak perlu ditempuh

IV. PENGEMBANGAN ALAT

EVALUASI

1. Menentukan jenis tes yang

akan digunakan menilai

ketercapaian tujuan

2. Menyusun item soal untuk

menilai setiap tujuan

III. PENGEMBANGAN

PROGRAM KEGIATAN

1. Merumuskan materi pelajaran

2. Menetapkan metode yang

Gambar

Gambar 2.1: Tahap – tahap pemanfaatan sumber belajar
Gambar 2.2: Diagram model pengembangan menurut Kemp
Gambar 2.3: Model perancangan dan pengembangan pengajaran  menurut Dick & Carey
Gambar 2.4: Model pengembangan 4D
+7

Referensi

Dokumen terkait

Semakin banyak dan semakin sering intensitas pengiriman remitan oleh pekerja migran, maka semakin tinggi pula status sosial ekonomi keluarga, karena mereka mampu

Tujuan Objektif (tujuan yang terkait dengan masalah pokok penelitian) 1) Untuk mengetahui proses dan pelaksanaan pada perjanjian pembiayaan konsumen dalam pembelian

Difraktogram XRD pada Gambar 4 terlihat bahwa kristalinitas yang terbentuk pada sintesis kedua dengan suhu kalsinasi 600 ºC, lebih tinggi dari hasil sintesis

Yoga, Okta, (2016), Perbedaan Tingkat Moral Siswa Antara Sekolah Berbasis Islam dengan Sekolah Umum. Naskah Publikasi

7ushong ( 188( Magnetic Resonance Imaging Physical and

Belum adanya syslog server yang dapat menampilkan log jika terjadi serangan di sebuah jaringan client yang ditampilkan secara terpusat untuk memudahkan para admin wahana

Pengelolaan koleksi kebun raya tiap daerah perlu diarahkan untuk menekankan pada konservasi jenis- jenis tumbuhan terancam kepunahan di daerah setempat.. Data

Kawasan penyimpanan, penyediaan dan penggunaan mestilah mempunyai pengudaraan yang baik untuk mengelakkan pembentukan wap berkepekatan tinggi yang melebihi had pendedahan