• Tidak ada hasil yang ditemukan

6 .1 .1 K om pone n K e ua nga n 6 .1 .1 .1 K om pone n Pe ne rim a a n Pe nda pa t a n

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "6 .1 .1 K om pone n K e ua nga n 6 .1 .1 .1 K om pone n Pe ne rim a a n Pe nda pa t a n"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

6 .1

Pe t unjuk U m um

Pembahasan aspek keuangan dalam penyusunan RPIJM perlu memperhatikan hasil total

atau produktivitas dan keuntungan yang diperoleh dari penggunaan sumberdaya bagi

masyarakat dan keuntungan ekonomis secara menyeluruh tanpa melihat siapa yang

menyediakan sumber dana tersebut dan siapa dalam masyarakat yang menerima hasil

adanya kegiatan.

Pembahasan aspek ekonomi dalam penyusunan RPIJM yang diperhatikan adalah hasil

total atau produktifitas atau keuntungan yang didapat dari semua sumber yang dipakai

dalam proyek untuk masyarakat atau perekonomian secara keseluruhan tanpa melihat

siapa yang menyediakan sumber tersebut dan siapa dalam masyarakat yang menerima

hasil proyek tersebut.

6 .1 .1

K om pone n K e ua nga n

6 .1 .1 .1 K om pone n Pe ne rim a a n Pe nda pa t a n

Komponen Penerimaan Pendapatan merupakan penerimaan yang merupakan hak

pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah kekayaan bersih. Penerimaan

Pendapatan terdiri atas : (1) Pendapatan Asli Daerah (PAD); (2) Dana Perimbangan; dan

(3) Pendapatan lainnya yang sah. Berikut akan dijelaskan satu persatu subkomponen

Pendapatan dan gambaran umum tentang subkomponen Pendapatan di daerah pada

umumnya.

6 .1 .1 .1 .1 Pe nda pa t a n Asli Da e ra h

Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan daerah yang dipungut berdasarkan

peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundangan. PAD bersumber dari :

a. Pajak Daerah, antara lain: Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Kendaraan di atas Air,

Pajak Balik Nama, Pajak Bahan Bakar, Pajak Pengambilan Air Tanah, Pajak Hotel,

Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak

Galian Golongan C, Pajak Parkir, dan Pajak lain-lain. Pajak-pajak Daerah ini diatur

(2)

oleh UU No. 34/2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Peraturan

Pemerintah No. 65/2001 tentang Pajak Daerah.

b. Retribusi Daerah, antara lain: Retribusi Pelayanan Kesehatan, Retribusi Pelayanan

Persampahan, Retribusi Biaya Cetak Kartu, Retribusi Pemakaman, Retribusi Parkir di

Tepi Jalan, Retribusi pasar, Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor, Retribusi

Pemadam Kebakaran, dan lain-lain. Retribusi ini diatur oleh UU No. 34/2000 tentang

Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, dan Peraturan Pemerintah No. 66/2001 tentang

Retribusi Daerah.

c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, antara lain hasil deviden

BUMD; dan

d. Lain-lain pendapatan yang sah, antara lain : hasil penjualan kekayaan daerah yang

tidak dipisahkan, jasa giro, pendapatan bunga, keuntungan selisih nilai tukar, komisi,

potongan, dan lain-lain yang sah.

6 .1 .1 .1 .2 Da na Pe rim ba nga n

Dana Perimbangan adalah dana yang bersumber dari Pendapatan APBN yang

dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka

pelaksanaan desentralisasi. Dana Perimbangan terdiri atas:

a. Dana Bagi Hasil terbagi atas Bagi Hasil Pajak (BHP) dan Bagi Hasil Bukan Pajak

(BHBP) atau yang berasal dari hasil pengelolaan sumber daya alam. BHP antara lain:

Pajak Bumi Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

(BPHTB), dan Pajak Penghasilan Badan maupun Pribadi; sedangkan BHBP atara

lain: kehutanan, pertambangan umum, perikanan, penambangan minyak bumi,

pertambangan gas bumi, dan pertambangan panas bumi.

b. Dana Alokasi Umum (DAU) dibagikan berdasarkan “Celah Fiskal” yaitu selisih antara

Kebutuhan Fiskal dan Kapasitas Fiskal ditambah Alokasi Dasar.

c. Dana Alokasi Khusus (DAK) yang diberikan untuk kegiatan khusus, misalnya: reboisasi, penambahan sarana pendidikan dan kesehatan, dan bencana alam.

6 .1 .2

K om pone n Pe nge lua ra n Be la nja

Komponen pengeluaran belanja terdiri dari:

 Belanja Operasi

 Belanja Modal

 Transfer ke Desa/Kelurahan

 Belanja Tak Terduga

6 .1 .3

K om pone n Pe m bia ya a n

Komponen Pembiayaan (Financing) merupakan komponen yang baru dalam Sistem Keuangan Daerah. Istilah Pembiayaan berbeda dengan Pendanaan (Funding). Pendanaan diartikan sebagai dana atau uang dan digunakan sebagai kata umum,

sedangkan Pembiayaan diartikan sebagai penerimaan yang perlu dibayar kembali

dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali. Contoh konkritnya, di dalam SAP-D

yang lama, apabila daerah memperoleh pinjaman, pinjaman tersebut diakui sebagai

Penerimaan Pendapatan. Selanjutnya, Penerimaan Pendapatan dari Pinjaman ini tidak

mempunyai konsekuensi atau dicatat pembayaran kembali; sedangkan di dalam SAP-D

yang baru, apabila daerah memperoleh Pinjaman, maka diterima sebagai Penerimaan

Pembiayaan yang perlu dibayar kembali. Demikian pula bila daerah memberi pinjaman,

(3)

Tabel 6.1

Struktur Pengeluaran Belanja SAP-D yang Baru

No. Sub-Komponen Belanja Rp.

- Belanja Bantuan Sosial

-Jumlah (1)

2 Belanja Modal

- Belanja Tanah

-- Belanja Peralatan dan Mesin

-- Belanja Gedung dan Bangunan

-- Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan

-- Belanja Aset tetap Lainnya

-- Belanja Aset lainnya

-Jumlah (2)

3 Transfer ke Desa/Kel.

- Belanja Hasil Pajak - Belanja Hasil Retibusi

- Belanja Hasil Pendapatan Lainnya

Jumlah (3)

4 Belanja Tak Terduga

-Jumlah (4) 293.239.648.000

Sumber : Kab. Teluk Wondama Dalam Angka, 2007

Tabel 6.2

Struktur Pembiayaan SAP-D yang Baru

No. Sub-Komponen Pembiayaan Rp.

1 Penerimaan Pembiayaan

a. Penggunaan SILPA 51.427.160.000

b. Pencairan Dana Cadangan 74.000.000.000

c. Pinjaman Dalam Negeri-Pemerintah Pusat

-d. Pinjaman Dalam Negeri-Pemda Lain

-e. Pinjaman Dalam Negeri-Bank

-f. Pinjaman Dalam Negeri-Non-bank

-g. Pinjaman Dalam Negeri-Obligasi

-h. Pinjaman Dalam Negeri-Lainnya

-i. Penerimaan kembali pinjaman kpd Pers. Negara -j. Penerimaan kembali pinjaman kpd Pers. Daerah -k. Penerimaan kembali pinjaman kpd Pemda lainnya -Jumlah (1)

2 Pengeluaran Pembiayaan

a. Pembentukan Dana Cadangan 74.000.000.000

b. Pembayaran Pokok Pinjaman DN-Pem. Pusat -c. Pembayaran Pokok Pinjaman DN-Pemda lain

-d. Pembayaran Pokok Pinjaman DN-Bank

-e. Pembayaran Pokok Pinjaman DN-Non Bank -f. Pembayaran Pokok Pinjaman DN-Obligasi

-g. Pembayaran Pokok Pinjaman Lainnya

-h. Pemberian Pinjaman kpd Pers. Negara

-i. Pemberian Pinjaman kpd. Pers. Daerah -j. Pemberian Pinjaman kpd Pemda Lainnya

-Jumlah (2)

-199.427.160.000

Sumber = Kab. Teluk Wondama Dalam Angka, 2007

(4)

6 .2

Profil K e ua nga n K a bupa t e n T e luk Wonda m a

Dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan

Daerah dibedakan antara penerimaan Daerah

Kabupaten dalam rangka :

 Pelaksanaan Desentralisasi dengan

 Pelaksanaan Dekonsentrasi dan tugas pembantuan

Penerimaan daerah dalam rangka desentralisasi merupakan hak daerah dan sekaligus

merupakan sumber pendapatan daerah. Atas dasar pendapatan daerah tersebut

selanjutnya akan menjadi acuan untuk menyusun rencana kerja dan anggaran belanja

daerah yang kemudian disebut sebagai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(APBD).

1. Keuangan Daerah

Untuk menjelaskan kondisi Keuangan Daerah di Kabupaten Teluk Wondama, maka

perlu diketahui sumber-sumber Penerimaan Daerah yang ada di Kabupaten Teluk

Wondama Secara sistematis sumber-sumber penerimaan Daerah dalam pelaksanaan

Desentralisasi adalah sebagai berikut :

 Pendapatan Asli Daerah (PAD)  Dana Perimbangan Daerah  Pinjaman Daerah

 Lain-lain penerimaan yang sah

a. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Sesuai dengan Undang-Undang No. 25 Tahun 1999, Komponen Penerimaan

Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Teluk Wondama adalah sebagai berikut :

 Hasil pajak daerah  Hasil retribusi daerah

 Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah lainnya yang dipisahkan

 Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah

Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang berasal dari pajak daerah dan retribusi

daerah merupakan penerimaan yang sepenuhnya menjadi kewenangan daerah

sesuai dengan yang diatur dalam undang-undang. Kewenangan tersebut meliputi

penghimpunan data objek dan subjek pajak dan retribusi, penentuan besarnya

pajak dan retribusi yang tertuang sampai pada kegiatan penagihan pajak dan

retribusi kepada wajib pajak serta pengawasan pemungutannya.

b. Dana Perimbangan Daerah

Sumber penerimaan daerah yang berasal dari Dana Perimbangan Daerah

merupakan penerimaan yang berasal dari lingkungan (eksternal) Pemerintah

Kabupaten Teluk Wondama. Dana tersebut merupakan dana yang bersumber

dari Penerimaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang

diperoleh Pemerintah Pusat dari pengusahaan potensi daerah penghasil.

Dana perimbangan yang berasal dari APBN tersebut dialokasikan kepada

Daerah Kabupaten Teluk Wondama guna membiayai kebutuhan daerah dalam

rangka desentralisasi yang terdiri :

 Bagian daerah dari penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan, Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan danpenerimaan dari sumber daya alam.

 Dana Alokasi Umum  Dana Alokasi khusus

c. Pinjaman Daerah

Di Kabupaten Teluk Wondama sampai dengan Tahun Anggaran 2007 belum

melakukan pinjaman kepada donator baik dari Luar Negeri maupun dalam

negeri.

d. Lain-Lain Penerimaan yang Sah

Penerimaan lain yang terdapat di Kabupaten Teluk Wondama adalah Lain-lain

(5)

lainnya. Sumber penerimaan ini bersifat insidential sehingga tidak dapat

digunakan sebagai dukungan pembiayaan bagi Daerah.

2. Keuangan Perusahaan

Dikabupaten Teluk Wondama sampai dengan Tahun 2007 belum terdapat

perusahaan daerah seperti PDAM yang dapat dijadikan sebagai sumber-sumber

penerimaan daerah.

6 .3

Pe rm a sa la ha n da n Ana lisa K e ua nga n

6 .3 .1

K ondisi K e ua nga n Pe m e rint a ha n K a bupa t e n T e luk

Wonda m a

Bebarapa permasalahan yang sering terjadi terkait dengan sumber-sumber penerimaan

adalah sebagai berikut :

1. Belum terealisasinya peraturan daerah yang menetapkan maupun menyusun konsep

peraturan daerah yang mengarah kepada penataan keuangan dan potensi untuk

kontribusi bagi penerimaan daerah (PAD) sesuai bidang kewenangnan.

2. Perlu menyusun strategi sesuai sektor agar dapat sinergi dengan Pemerintah Atas

(Pusat dan Provinsi) guna mendapat kontribusi pembiayaan yang optimal (bagi hasil,

perimbangan, dana tugas pembantuan, dekonsentrasi maupun Bantuan Luar Negeri).

3. Belum optimalnya/upaya pihak swasta/investor untuk mendukung pembangunan di

segala bidang.

4. Perlu dilaksanakannya APBD secara transparan, efisien, efektif dan akuntabel.

Sedangkan permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan keuangan baik

pengelolaan terhadap pajak dan retribusi daerah adalah permasalahan mengenai

mekanisme dan prosedur pungutan.

Sesuai dengan paparan kondisi keuangan yang telah disebutkan di atas serta

sumber-sumber penerimaan yang ada di Kabupaten Teluk Wondama, maka beberapa

permasalahan yang sering terjadi terkait dengan sumber-sumber penerimaan dan

mekanisme pemungutan pajak dan retribusi adalah :

 Tidak efektif sistem atau cara pemungutan pajak dan retribusi  Prasarana dan sarana serta SDM yang kurang memadai

 Kesadaran masyarakat (wajib pajak) dalam membayar pajak dan retribusi masih rendah

 Kurangnya sosialisasi kepada masyarakat tentang pajak dan retribusi  Perlu dilakukan penyesuaian tarif pajak maupun retribusi

6 .3 .2

Proye k si K e m a m pua n K e ua nga n K a bupa t e n T e luk

Wonda m a

6 .3 .2 .1 Proye k si Pe ne rim a a n da n Be la nja

Pendapatan APBD Kabupaten Teluk Wondama sampai saat ini masih bergantung

terhadap penerimaan dari pemerintah pusat (DAU, DAK, OTSUS, MIGAS dan Non

MIGAS) dan dan subsidi Provinsi (PAD, ROYALTI dll). Adapun peran PAD terhadap

pendapatan masih begitu kecil terhadap keseluruhan pendapatan APBD, walaupun setiap

tahun mengalami peningkatan.

Sebagai gambaran pada tahun 2007 realisasi penerimaan Kabupaten Teluk Wondama

mencapai 386.015,37 juta rupiah lebih, yang berasal dari Dana Alokasi Umum (DAU)

sebesar Rp. 209.232 juta, Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp. 46.761 juta, Bagi

Hasil Pajak dan Bukan Pajak sebesar Rp. 47.974,27 juta dan Pendapatan lain yang sah

Rp. 62.226,96 juta.

Realisasi pembiayaan pemerintah Kabupaten Teluk Wondama selama periode tahun

anggaran 2007 mencapai 293.239.648 juta rupiah yang terdiri dari Aparatur Pemerintah

(6)

Pendapatan APBD Kabupaten Teluk Wondama seperti disebutkan di atas di alokasikan

antara lain untuk belanja rutin dan belanja pembangunan yang didasarkan untuk

mengatasi permasalahan yang terjadi dilapangan sebagaimana amanat Dokumen

Renstra Kabupaten Teluk Wondama Tahun 2001-2005.

6 .3 .2 .2 Proye k si PAD da n Da na Pe rim ba nga n

Kondisi pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pajak di Kabupaten Teluk Wondama,

dapat dilihat bahwa yang memberikan kontribusi terbesar adalah sumber penerimaan

Pajak Pendaftaran Perusahaan yaitu sebesar Rp. 4.680.000 pada Tahun 2007,

sedangkan sumber penerimaan terkecil adalah dari Pajak Reklame yaitu sebesar Rp

3.946.000,- pada Tahun 2007. Selanjutnya sumber penerimaan dari sektor retribusi, yang

memberikan kontribusi terbesar adalah Retribusi Ijin Usaha yaitu sebesar Rp.

19.137.000,- pada Tahun 2007, sedangkan retribusi terendah adalah Retribusi terendah

adalah Retribusi Pengujian Kendaraan yaitu sebesar Rp. 2.689.000,- pada Tahun 2007.

6 .3 .2 .3 Proye k si

Public Sa ving

Kondisi eksisting publik saving Kabupaten Teluk Wondama dari tahun 2004 s/d 2007 cenderung mengalami peningkatan menjadi Rp. 187.151.501.500 pada tahun 2007.

Adapun perhitungan public saving di Kabupaten Teluk Wondama pada tahun 2007 adalah

sebagai berikut :

MakaPublic SavingKabupaten Teluk Wondama =

Public Saving = 1. PAD = Rp. 9.796.137.000

2. PBB = Rp.

3. DBH = Rp. 47.974.277.000

4. DAU = Rp. 209.232.000.000

5. DAK = Rp. 46.761.000.000

6. OTSUS = Rp.

7. BANTUAN PROVINSI = Rp.

= Rp. 62.226.965.000 + = Rp. 375.990.379.000

8. BELANJA WAJIB = Rp. 293.329.648.000

-PS = 375.990.379.000 – 293.329.648.000

(7)

Tabel 6.3

Realisasi dan Proyeksi APBD Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama

% Per % Proyeksi

2006 2007 2006 2007 Tahun Pertumbh 2007 2008 2009 2010 2011

1Belanja Operasi 293.239.648.000

- Belanja Pegawai - Belanja Barang - Belanja Bunga - Belanja Subsidi - Belanja Hibah

- Belanja Bantuan Sosial Jumlah (1)

2Belanja Modal - Belanja Tanah

- Belanja Peralatan dan Mesin - Belanja Gedung dan Bangunan - Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan - Belanja Aset tetap Lainnya - Belanja Aset lainnya Jumlah (2)

3Transfer ke Desa/Kel. - Belanja Hasil Pajak - Belanja Hasil Retibusi

- Belanja Hasil Pendapatan Lainnya Jumlah (3)

4Belanja Tak Terduga

293.239.648.000

Realisasi APBD

Jumlah Biaya

Proyeksi Uraian Bagian dan Pos

No.

(8)

Tabel 6.4

Proyeksi PAD dan Perimbangan

% Per % Proyeksi

2006 2007 2006 2007 Tahun Pertumbh 2007 2008 2009 2010 2011

1 Pendapatan

a. Dana Alokasi Umum 209.232.000.000

b. Dana Alokasi Khusus 46.761.000.000

c. Dana Bagi Hasil Pajak 47.974.277.000

d. Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam (Non Pajak) 2 Pendapatan Asli Daerah

a. Retribusi 309.817.000

b. Pendapatan Pajak Daerah 27.347.000

c. Penerimaan Bunga

d. Penerimaan Lain yang sah 62.226.965.000

3 Penerimaan Pembiayaan

a. Penggunaan SILPA 51.427.160.000

b. Pencarian Dana Cadangan 74.000.000.000

c. Pinjaman Dalam Negeri Pemerintah Pusat d. Pinjaman Dalam Negeri Pemda Lain e. Pinjaman Dalam Negeri Bank f. Pinjaman Dalam Negeri Non-Bank g. Pinjaman Dalam Negeri-Obligasi h. Pinjaman Dalam Negeri-Lainnya

i. Penerimaan Kembali pinjaman kpd Pers. Negara j. Penerimaan kembali pinjaman kpd Pers. Daerah k. Penerimaan kembali pinjaman kpd Pemda lainnya

491.958.566.000 No.

Jumlah Pendapatan

Proyeksi APBD

Realisasi Uraian Bagian dan Pos

(9)

Tabel 6.5 Public Saving

Pertumbuhan

2002 - 2003 2003 - 2004 2004 - 2005 2005 - 2006 2006 - 2007 Rata-rata

(ribuan) (ribuan) (ribuan) (ribuan) (ribuan) (%)

I PENERIMAAN

1. PAD 9.796.137

2. DBHP 47.974.277

3. DBHBP

4. DAU 209.232.000

5. DAK 46.761.000

II BELANJA WAJIB

1. PEMBIAYAAN 202.927.160

2. PEMBELANJAAN 293.239.648

809.930.222 TOTAL PUBLIC SAVING

Realisasi 2002 - 2007 Sumber Penerimaan

No. Proporsi

(10)

6 .4

Ana lisa K e m a m pua n K e ua nga n Da e ra h

Pendapatan APBD Kabupaten Teluk Wondama sampai saat ini masih bergantung

terhadap penerimaan dari pemerintah pusat (DAU, DAK, OTSUS, MIGAS dan Non

MIGAS) dan dan subsidi Provinsi (PAD, ROYALTI dll). Adapun peran PAD terhadap

pendapatan masih begitu kecil terhadap keseluruhan pendapatan APBD, walaupun setiap

tahun mengalami peningkatan.

Sebagi gambaran pada tahun 2004, jumlah Pajak Daerah dapat diperoleh sebesar Rp.

1.232.601.215, Retribusi Daerah sebesar Rp. .1.672.465.769, Laba Perusahaan Milik

Dacrah sebesar Rp. 2.546.245.200. Jika dibandingkan dengan penenimaan tahun 2003

yang lalu maka untuk PAD murni sebesar Rp. 8.810.670.036,11 maka terjadi peningkatan

sebesar 27,1 %.

Namun jika dilihat antara prosentase penerimaan target dan realisasi pada tahun 2004,

dapat dirinci sebagai berikut : PAD target anggaran sebesar Rp. 8.436.000000 realisasi

mencapai Rp. 11.196.045.826,65 maka tingkat keberhasilannya mencapai 132,72%.

Untuk pajak bumi dan bangunan pada tahun 2003 yang dalam indikator penerimaan

meliputi sektor pedesaan, perkotaan, perhutanan, migas, perkebunan, BPHTB dan non

migas ditargetkan penerimaannya sebesar Rp. 13311.810.377,00 sedangkan realisasi

nya rnencapai Rp, 94.795.757.247,00 apabila dibandingkan dengan tahun 2004 yang

dalam penentuan target sebesar Rp. 2.257.936.906,00 dan realisasinya mencapai Rp.

82.132.418.242,00 maka terjadi penurunan realisasi sebesar Rp. 12.663.339.005,00 atau

sebesar 13,36 %. Hal ini disebabkan karena pemekaran kabupaten yang terjadi pada

tahun 2003 yang lalu.

6 .5

Re nc a na Pe m bia ya a n Progra m

6 .5 .1

Re nc a na Pe m bia ya a n

Rencana pembiayaan prasarana dan sarana bidang PU/Cipta Karya antara lain

prasarana pengembangan permukiman, air bersih, persampahan, air limbah, jalan

lingkungan, drainase dan penataan bangunan, sampai saat ini dibiayai dari beberapa

sumber antara lain : APBD Provinsi, APBD Kabupaten, Dana DAK, Dana Migas dan Dana

Otsus. Rencana pembiayaan prasarana tersebut dilakukan dengan memperhatikan dan

mempertimbangkan tingkat urgensi akan kebutuhan prasarana dan sarana tersebut.

6 .5 .2

Pe la k sa na a n Pe m bia ya a n RPI J M

Pelaksanaan pembiayaan prasarana dan sarana bidang PU/Cipta Karya dilaksanakan

oleh masing-masing SKPD atau instansi terkait yang membidangi pembangunan

prasarana tersebut dengan sumber dana dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan

(11)

Tabel 6.6

Proyeksi DSCR (Bagian Urusan Kas Dan Perhitungan Perhitungan DSCR dan Kumulatif Pinjaman)

% Per % Proyeksi

2006 2007 2006 2007 Tahun Pertumbh 2007 2008 2009 2010 2011

1 RASIO PERHITUNGAN DSCR

2 BAGIAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) 9.796.137.000

3 POS DANA ALOKASI UMUM (DAU) 209.232.000.000

4 POS DANA OTONOMI KHUSUS 46.761.000.000

5 POS DANA BAGI HASIL (DBH)

Pos Bagi Hasil Pajak 47.974.277.000

Pos Bagi Hasil Bukan Pajak

6 POS DANA BAGI HASIL DANA (DBHD) REBOISASI 7 BELANJA WAJIB

Belanja Pegawai 58.766.025.000

Belanja Anggota DPRD

8 ANGSURAN POKOK PINJAMAN 9 ANGSURAN BUNGA PINJAMAN

10 BIAYA LAIN (Biaya Komitmen+Jasa Giro Perbankan+Provinsi)

372.529.439.000 DSCR MINIMAL 2,5

Realisasi APBD Proyeksi

No. Uraian Bagian dan Pos

Sumber : Kab. Teluk Wondama Dalam Angka, 2007

Tabel 6.7

Perkembangan Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Kabupaten Teluk Wondama

Pertumbuhan Proporsi 2002 - 2003 2003 - 2004 2004 - 2005 2005 - 2006 2006 - 2007 Rata-rata (%)

(ribuan) (ribuan) (ribuan) (ribuan) (ribuan) (%)

1 Pajak Kendaraan Bermotor 2 Pajak Kendaraan di atas Air 3 Pajak Balik Nama

4 Pajak Bahan Bakar

5 Pajak Pengambilan Air Tanah 6 Pajak Hotel

7 Pajak Retoran 8 Pajak Hiburan

9 Pajak Reklame 3.946.000

10 Pajak Penerangan Jalan 11 Pajak Galian Golongan C

Pajak Parkir

(12)

Tabel 6.8

Perkembangan Realisasi Penerimaan Retribuís Daerah Kabupaten Teluk Wondama

Pertumbuhan Proporsi 2002 - 2003 2003 - 2004 2004 - 2005 2005 - 2006 2006 - 2007 Rata-rata (%)

(ribuan) (ribuan) (ribuan) (ribuan) (ribuan) (%)

1 Retribui Pelayanan Kesehatan 2 Retribusi Pelayanan Persampahan

3 Retribusi Biaya Cetak Kartu 14.827.500

4 Retribusi Pemakaman 5 Retribusi Parkir di Tepi Jalan

6 Retribusi Pasar 13.480.000

7 Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor 2.689.000

8 Retribusi Pemadaman Kebakaran

9 Retribusi Ijin Tempat Usaha 19.137.000

10 Retribui Pengelolaan Hasil Perikanan 4.550.000

54.683.500

No. Sumber Penerimaan

Realisasi 2002 - 2007

TOTAL

Sumber : Kab. Teluk Wondama Dalam Angka, 2007

Tabel 6.9

Perkembangan Realisasi Penerimaan Laba BUMD, Dinas-Dinas, Lain-lain Kabupaten Teluk Wondama

Pertumbuhan Proporsi 2002 - 2003 2003 - 2004 2004 - 2005 2005 - 2006 2006 - 2007 Rata-rata (%)

(ribuan) (ribuan) (ribuan) (ribuan) (ribuan) (%)

I PENERIMAAN LABA BUMD - - -

(13)

Tabel 6.10

Perkembangan Realisasi Penerimaan Dana Bagi Hasil Kabupaten Teluk Wondama

Pertumbuhan Proporsi 2002 - 2003 2003 - 2004 2004 - 2005 2005 - 2006 2006 - 2007 Rata-rata (%)

(ribuan) (ribuan) (ribuan) (ribuan) (ribuan) (%)

I Sub Total Bagi Hasil Pajak - - -

-1. Pajak Bumi Bangunan (PBB) - - -

-2. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan - - -

Bangunan (BPHTB) - - -

-3. Pajak Penghasilan Badan maupun - - -

Pribadi - - -

-II Sub Total Bagi Hasil Bukan Pajak - - -

-1. Kelautan - - -

-2. Penambangan Minyak Bumi - - -

-3. Pertambangan Gas Bumi - - -

-4. Perikanan - - -

-5. Pertambangan Umum - - -

-- - -

-No. Sumber Penerimaan

Realisasi 2002 - 2007

TOTAL I

- = Data Tidak Tersedia

Tabel 6.11

Perkembangan Realisasi Penerimaan Dana Perimbangan Kabupaten Teluk Wondama

Pertumbuhan Proporsi 2002 - 2003 2003 - 2004 2004 - 2005 2005 - 2006 2006 - 2007 Rata-rata (%)

(ribuan) (ribuan) (ribuan) (ribuan) (ribuan) (%)

I Dana Alokasi Umum 209.232.000.000

II Dana Alokasi Khusus 1. Reboisasi

2. Kesehatan

3. Sarana Pendidikan

209.232.000.000 No. Sumber Penerimaan

Realisasi 2002 - 2007

TOTAL I + II + III

(14)

Tabel 6.12

Struktur Pengeluaran Belanja SAP-D yang Baru Realisasi 2001 - 2006

Pertumbuhan Proporsi

2002 - 2003 2003 - 2004 2004 - 2005 2005 - 2006 2006 - 2007 Rata-rata (%)

(ribuan) (ribuan) (ribuan) (ribuan) (ribuan) (%)

1 Belanja Operasi

- Belanja Pegawai 58.766.025.000

- Belanja Barang - Belanja Bunga - Belanja Subsidi - Belanja Hibah

- Belanja Bantuan Sosial Jumlah (1)

2 Belanja Modal - Belanja Tanah

- Belanja Peralatan dan Mesin - Belanja Gedung dan Bangunan - Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan - Belanja Aset tetap Lainnya - Belanja Aset lainnya Jumlah (2)

3 Transfer ke Desa/Kel. - Belanja Hasil Pajak - Belanja Hasil Retibusi

- Belanja Hasil Pendapatan Lainnya Jumlah (3)

4 Belanja Tak Terduga Jumlah (4)

58.766.025.000 TOTAL I + II + III + IV

No. Sub-Komponen Belanjan

Realisasi 2002 - 2007

(15)

Tabel 6.13 Struktur Pengeluaran

Pertumbuhan Proporsi 2002 - 2003 2003 - 2004 2004 - 2005 2005 - 2006 2006 - 2007 Rata-rata (%)

(ribuan) (ribuan) (ribuan) (ribuan) (ribuan) (%)

1 Penerimaan Pembiayaan - - -

-a. Penggunaan SILPA - - - - 51.427.160 -

-b. Pencairan Dana Cadangan - - - - 74.000.000 -

-c. Pinjaman Dalam Negeri-Pemerintah Pusat - - -

-d. Pinjaman Dalam Negeri-Pemda Lain - - -

-e. Pinjaman Dalam Negeri-Bank - - -

-f. Pinjaman Dalam Negeri-Non-bank - - -

-g. Pinjaman Dalam Negeri-Obligasi - - -

-h. Pinjaman Dalam Negeri-Lainnya - - -

-i. Penerimaan kembali pinjaman kpd Pers. Negara - - -

-j. Penerimaan kembali pinjaman kpd Pers. Daerah - - -

-k. Penerimaan kembali pinjaman kpd Pemda lainnya - - -

-Jumlah (1) - - -

-2 Pengeluaran Pembiayaan - - -

-a. Pembentukan Dana Cadangan - - -

-b. Pembayaran Pokok Pinjaman DN-Pem. Pusat - - -

-c. Pembayaran Pokok Pinjaman DN-Pemda lain - - -

-d. Pembayaran Pokok Pinjaman DN-Bank - - -

-e. Pembayaran Pokok Pinjaman DN-Non Bank - - -

-f. Pembayaran Pokok Pinjaman DN-Obligasi - - -

-g. Pembayaran Pokok Pinjaman Lainnya - - -

-h. Pemberian Pinjaman kpd Pers. Negara - - -

-i. Pemberian Pinjaman kpd. Pers. Daerah - - -

-j. Pemberian Pinjaman kpd Pemda Lainnya - - -

-Jumlah (2) - - -

-- - - - 125.427.160 -

-Pembiayaan Netto (1-2)

No. Sub-Komponen Pembiayaan

Realisasi 2002 - 2007

(16)

Tabel 6.14

Rencana Alokasi Pendanaan Kuat Potensial Lemah

APBN Kab/Kota Propinsi Masy Swasta APBN Kab/Kota Propinsi Masy Swasta APBN Kab/Kota Propinsi Masy Swasta

1 Minum - - -

-2 Drainase - - -

-3 Sampah - - -

-4 Air Limbah - - -

-5 Pengembangan - - -

-Permukiman

6 Tata Bangunan - - -

-Lingkungan

Kuat Pembiayaan

No Potensial Lemah

(17)

Gambar

Tabel 6.1Struktur Pengeluaran Belanja SAP-D yang Baru
Tabel 6.3Realisasi dan Proyeksi APBD Pemerintah
Tabel 6.4Proyeksi PAD dan Perimbangan
Tabel 6.5Public Saving
+7

Referensi

Dokumen terkait

(4) Panitia Pemilihan Kepala Desa menentukan jumlah surat suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yaitu sama dengan jumlah pemilih tetap dalam DPT ditambah

Penelitian ini berjenis penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara

Hasil surfaktan metil ester dan gliserol dari minyak/lemak limbah industri krimer dipengaruhi oleh suhu pemanasan, konsentrasi katalis, sedangkan lama pemanasan tidak

Seorang wanita, usia 50 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan kaki tidak dapat berjalan sejak 3 minggu yang lalu. Riwayat sebelumnya pasien sering keputihan berbau

Melalui penerapan sistem data warehouse dapat memberikan dampak positif bagi perusahaan, diantaranya proses analisis ataupun pengelolaan informasi berdasarkan data

Teknik perancangan sistem pengaman yang dilakukan untuk melindungi motor dari pencurian kendaraan bermotor adalah dengan cara mematikan saklar on/off pada relay

Meskipun sudah berusaha melawan kecanggungannya, Charlie tetap gagal karena dalam dirinya sendiri Charlie tidak memiliki keyakinan yang kuat dan keteguhan hati

Tujuan studi dari pembuatan Art Centre adalah membuat konsep perencanaan dan perancangan Art Centre yang berfungsi sebagai pusat informasi dan pemasaran industri kerajinan ukir