• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III RENCANA PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN SIDRAP - DOCRPIJM 1480569994BAB III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB III RENCANA PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN SIDRAP - DOCRPIJM 1480569994BAB III"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

RENCANA PEMBANGUNAN WILAYAH

KABUPATEN SIDRAP

3.1. STRATEGI / SKENARIO PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN SIDRAP

3.1.1. RTRW Provinsi Sulawesi Selatan

Hirarki sistem perkotaan ditentukan dengan menetapkan pusat kegiatan

nasional, pusat kegiatan wilayah dan pusat kegiatan lokal. Daerah Perkotaan diwilayah

Sulsel mempunyai beberapa fungsi baik fungsi utama maupun pendukung. Pusat

kegiatan perkotaan dalam hierarki dan skup pelayanannya, berupa Pusat Kegiatan

Nasional (PKN), Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yang skup pelayanannya provinsi,

maupun Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yang skup pelayanannya kabupaten di wilayah

Provinsi Sulsel.

Berdasarkan PP No 26 Tahun 2008 tentang RTRW Nasional system perkotaan

di wilayah Sulsel ditentukan sebagai berikut :

1. Pusat Kegiatan Nasional

Metropolitan Mamminasata yang terdiri dari Kota Makassar, Kota Maros, Kota

Sungguminasa dan Kota Takalar ditetapkan sebagai PKN dan relatif terletak di pantai

barat Sulsel. Mamminasata berfungsi sebagai pusat jasa pelayanan perbankan yang

cakupan pelayannnya berskala nasional, pusat pengolahan dan atau pengumpul

barang secara nasional khususnya KTI, menjadi simpul transportasi udara maupun laut

skup pelayanan nasional, pusat jasa publik lainnya seperti pendidikan tinggi dan

kesehatan yang skup pelayanannya nasional khususnya KTI, berdaya dorong

pertumbuhan wilayah sekitarnya dan menjadi pintu gerbang internasional terutama jalur

udara dan laut.

2. Pusat Kegiatan Wilayah

(2)

Pangkajene yang terletak di pantai barat Sulsel, serta Jeneponto dan Bulukumba yang

terletak di pantai selatan. Selain dari pada itu, oleh pemerintah melalui Deputi Menko

Perekonomian Bidang Koordinator Industri dan Perdagangan

(S268/D.IV.M.EKON/12/2007), Selayar didukung sebagai pusat distribusi kebutuhan

bahan pokok KTI. Oleh karena itu RTRWP Sulsel mengarahkan Selayar dikembangkan

menjadi PKW, yang pada jangka panjang dimungkinkan berkembang menjadi PKN.

2. Pusat Kegiatan Lokal

Ibukota – ibukota kabupaten yang tidak termasuk sebagai PKW atau dalam PKN Mamminasata menjadi PKL yang berfungsi sebagai pusat pengolahan dan atau

pengumpulan barang yang melayani kabupaten dan beberapa kecamatan kabupaten

tetangga sebagai simpul transportasi yang melayani kabupaten dan beberapa

kecamatan kabupaten tetangga, sebagai jasa pemerintahan kabupaten; serta sebagai

pusat pelayanan publik lainnya untuk kabupaten dan beberapa kecamatan kabupaten

tetangga. PKL di wilayah Sulsel adalah Malili, Masamba, Rantepao, Makale, Enrekang,

Pangkajene, Sengkang, Soppeng, Sinjai, Sungguminasa, dan Bantaeng.

3. Kawasan Andalan

Berdasarkan PP 26 Tahun 2008 tentang RTRWN kawasan andalan di wilayah

Provinsi Sulsel adalah sebagai berikut :

a. Kawasan andalan Mamminasata dan sekitarnya (Makassar, Maros, Gowa, dan Takalar) dengan sektor unggulan pariwisata, industri, pertanian, perikanan, industri umum dan agroindustri serta perdagangan.

b. Kawasan andalan Palopo dan sekitarnya dengan sektor unggulan pariwisata, perkebunan, pertanian, dan perikanan.

c. Kawasan andalan Bulukumba – Watampone dan sekitarnya dengan sektor unggulan pertanian, perkebunan, agroindustri, pariwisata, perikanan, dan perdagangan.

d. Kawasan andalan Parepare dan sekitarnya dengan sektor unggulan pertanian, perkebunan, perikanan, agroindustri dan perdagangan.

(3)

f. Kawasan andalan laut Teluk Bone dan sekitarnya dengan sektor unggulan perikanan, pariwisata, dan pertambangan.

g. Kawasan andalan laut Singkarang – Takabonerate dan sekitarnya dengan sektor unggulan perikanan dan pariwisata.

h. Kawasan andalan laut Selat Makassar dengan sektor unggulan perikanan dan pariwisata.

4. Kawasan Strategis

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional menetapkan kawasan strategis Nasional di

wilayah Sulsel adalah: (i) Kawasan perkotaan Mamminasata: (ii) Kawasan

pengembangan ekonomi terpadu (Kapet) Parepare: (iii) Kawasan budaya dan alam

Toraja dan sekitarnya: (iv) Kawasan stasiun bumi sumber alam Parepare: dan (v)

Kawasan tambang nikel Sorowako dan sekitarnya.

5. Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Provinsi

a. Arahan Pemanfaatan Ruang

RTRWP Sulsel dalam skup tata ruang provinsi menjadi pedoman penataan

ruang wilayah termasuk pemanfaatan ruang dan pembangunan prasarana dan

pengadaan sarana yang bersifat lintas kabupaten dan atau kota di wilayah Provinsi

Sulsel.Sedangkan dalam penataan ruang wilayah internal kabupaten dan atau kota

RTRWP Sulsel menjadi arahan agar terwujud penataan ruang kabupaten dan kota yang

sinergis, simbiosis mutualistis, berdaya guna, berhasil guna, bermanfaat bagi

masyarakat dalam kondisi alam yang asri dan lestari. Penataan ruang wilayah Provinsi

Sulsel dilakukan dengan menyusun indikasi program utama yang sinergis dengan

RTRWN dan dilakukan secara bertahap mengacu pada tahun perencanaan, yaitu: (a)

lima tahun pertama 2008-2013; (b) lima tahun kedua 2014-2018; (c) lima tahun

ketiga 2019-2023; dan lima tahun keempat 2024-2028. Secara umum program-program

utama berisi :

* Perwujudan Struktur Ruang Provinsi

(4)

* Perwujudan sistem transportasi provinsi

* Perwujudan jaringan prasarana wilayah lainnya.

* Perwujudan Pola Ruang Provinsi

* Perwujudan kawasan lindung

* Perwujudan kawasan budi daya

* Perwujudan pengembangan strategis provinsi

b. Indikasi Program Penataan Ruang Provinsi

Berdasarkan UURI 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional dan UURI 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, maka RTRWP Sulsel

disusun agar sinkron dan merupakan matra ruang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Sulsel. Selanjutnya Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sulsel, Rencana Kerja Pembangunan Daerah

(RKPD) Pemprov Sulsel, Rencana Strategis (Renstra) SKPD maupun Rencana Kerja

(Renja) Tahunan SKPD di lingkungan Pemprov Sulsel secara matra ruang pada

RTRWP Sulsel. Oleh karena itu indikasi program yang disusun dalam RTRWP Sulsel

ini perlu dijadikan acuan lokasi program dan kegiatan dalam penyusunan

rencana-rencana penbangunan tahunan seperti RKPD Pemprov Sulsel maupun Renja SKPD.

c. Keterkaitan RTRW dengan Rencana Pembangunan

Berdasarkan UU No 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional dan UU No 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, maka rencana

pembangunan diarahkan secara sistematis dalam kurun waktu jangka panjang (20

tahunan) yang dirinci dalam kurun waktu jangka menengah (5 tahunan) dan lebih

dirinci dalam rencana pembangunan tahunan, baik dalam skup nasional, provinsi,

maupun kabupaten dan atau kota. Rencana pembangunan tersebut secara matra ruang

direncanakan dalam rencana tata ruang umum (RTRW) dan apabila diperlukan disusun

rencana rincinya baik dalam skup nasional maupun kabupaten dan atau kota dan

(5)

3.1.2. RTRW Kabupaten Sidenreng Rappang

Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Sidenreng Rappang adalah

“Mewujudkan Pembangunan Kabupaten Sidenreng Rappang yang Maju dan Sejahtera

dengan Berbasis Pada Pembangunan Agribisnis Modern yang didukung oleh

Peningkatan Indeks Pembangunan Manusia yang Tinggi”. Rumusan tujuan penataan ruang ini kemudian akan diwujudkan dalam rangkaian pengembangan wilayah melalui

penetapan kebijakan-kebijakan dan strategi-strategi dalam mencapai tujuan tersebut

A. Rencana Struktur Ruang.

Untuk mempercepat pencapaian tujuan tersebut, dalam rencana struktur ruang

wilayah di Kabupaten Sidenreng Rappang dirumuskan system pusat-pusat kegiatan

sebagai berikut :

1. Pusat Kegiatan Lokal (PKL)

Pusat Kegiatan Lokal (PKL) berada di perkotaan Pangkajene Kecamatan

Maritengngae dimana pengembangan Kawasan Perkotaan Pangkajene dilakukan

dengan penataan dan pengembangan sarana prasarana perkotaan dengan tingkat

pelayanan skala kabupaten diantaranya pengembangan pasar induk, sarana

kesehatan, pendidikan, peningkatan RTH, pembuatan system mitigasi bencana, serta

penanganan system persampahan di wilayah perkotaan.

2. Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp)

a. PKLp Lawawoi di Kecamatan Watang Pulu yang merupakan kawasan

pengembangan agropolitan pertanian dan peternakan yang ditunjang oleh

industri beserta sarana dan prasarana penunjangnya;

b. PKLp Rappang di Kecamatan Panca Rijang yang merupakan kawasan

agropolitan perkebunan dan peternakan; dan

c. PKLp Tanru Tedong di Kecamatan Dua Pitue yang merupakan kawasan

agropolitan pertanian dan peternakan yang ditunjang oleh industri beserta sarana

dan prasarana penunjangnya.

(6)

a. Kawasan Perkotaan Lancirang di Kecamatan Pitu Riawa yang merupakan

kawasan pengembangan komoditas pertanian dan pusat pengembangan industri

kecil dan menengah;

b. Kawasan Perkotaan Empagae di Kecamatan Watang Sidenreng yang

merupakan kawasan pengembangan komoditas pertanian, perikanan dan

peternakan beserta sarana dan prasarana penunjangnya; dan

c. Kawasan Perkotaan Amparita di Kecamatan Tellu LimpoE yang merupakan

kawasan pengembangan industri pengolahan hasil pertanian.

4. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)

Pusat Pelayanan Lingkungan berada di seluruh ibukota kecamatan diluar PKL,

PKLp, dan PPK, yaitu Baranti, Kulo, Pitu Riase dan Panca Lautang.

Pengembangan Kawasan Pusat Pelayanan Lingkungan dengan penataan dan

pengembangan sarana prasarana wilayah antara lain pengembangan sarana

perdagangan (pasar lingkungan) untuk mendukung kegiatan ekonomi masyarakat

serta didukung pengembangan industry kecil/rumah tangga, peningkatan kualitas

pendidikan melalui sarana dan prasarana pendidikan serta pengembangan sarana

kesehatan.

B. Rencana Pola Ruang

Dalam RTRW Kabupaten Sidenreng Rappang Rencana Pola Ruang meliputi :

1. Kawasan Lindung :

a. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya;

b. kawasan perlindungan setempat;

c. kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya;

d. kawasan rawan bencana alam; dan

e. kawasan lindung geologi.

2. Kawasan Budidaya :

a. kawasan peruntukan hutan produksi;

b. kawasan peruntukan hutan rakyat;

(7)

d. kawasan peruntukan perikanan;

e. kawasan peruntukan pertambangan;

f. kawasan peruntukan industri;

g. kawasan peruntukan pariwisata;

h. kawasan peruntukan permukiman; dan

i. kawasan peruntukan lainnya.

C. Kawasan Strategis Kabupaten (KSK).

1. Kawasan strategis dengan sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi :

2. Kawasan strategis dengan sudut kepentingan sosial budaya;

3. Kawasan strategis dengan sudut kepentingan pendayagunaan sumberdaya alam

dan/atau teknologi tinggi; dan

4. Kawasan strategis dengan sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan

hidup.

1.2. PRIORITAS RPIJM KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

Dalam penyusunan RPIJM, salah satu acuan yang dijadikan dasar adalah

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sidrap. Sasaran yang ingin dicapai

dalam RTRW Kabupaten Sidrap adalah pengembangan kawasan perkotaan dan

kawasan perdesaan.

a. Penataan Lingkungan Permukiman

Prioritas program RPIJM penataan lingkungan permukiman antara lain ;

rehabilitasi perumahan dan permukiman kawasan perkotaan dan perdesaan

termasuk kawasan kumuh.

b. Tata Bangunan dan Lingkungan

Prioritas tata bangunan dan lingkungan antara lain :

 Penyusunan Ranperda Bangunan Gedung.

 Penataan bangunan dan lingkungan untuk kawasan berdasarkan fungsi dan peruntukkannya.

(8)

c. Air Minum

Prioritas sektor air minum antara lain :

 Pembangunan jaringan perpipaan, baik di kota maupun di perdesaan yang memiliki sumber air baku yang memungkinkan untuk menjangkau kebutuhan masyarakat.

 Pembangunan sumur bor pada daerah perdesaan yang memiliki muka air tanah yang cukup dalam.

 Pembangunan sumur gali di daerah perdesaan yang permukaan air tanahnya cukup rendah.

d. Pembangunan Drainase

Prioritas sektor drainase antara lain :

 Penyusunan Master Plan Drainase sebagai acuan pembangunan saluran drainase.

 Pembangunan saluran drainase di kawasan yang belum memiliki saluran drainase.

 Pembangunan/rehabilitasi sistem saluran drainase disemua kawasan sebagai saluran pengendali banjir.

e. Pembangunan Sistem Persampahan

Prioritas sistem persampahan antara lain; Peningkatan Sistem Pengolahan

sampah dari Open Dumping menjadi Sanitary Landfill di lokasi TPA,

Pemeliharaan TPA, Peningkatan Armada persampahan guna peningkatan

pelayanan, pengadaan TPS dan countainer untuk kawasan yang belum memiliki

sistem persampahan.

f. Pembangunan Jalan

Prioritas pembangunan jalan antara lain ; pengaspalan dan pengerasan jalan lingkungan untuk kawasan kumuh perkotaan dan kawasan perdesaan

g. Pengelolaan Air Limbah

Prioritas pengelolaan air limbah antara lain :

 Pengadaan MCK khususnya pada permukiman penduduk di lingkungan permukiman dengan kepadatan penduduk tinggi.

(9)

h. Penataan Ruang

Prioritas penataan ruang antara lain:

 Penyusunan RUTR, RDTR dan RTBL untuk setiap kawasan yang ditindak lanjuti dengan perencanaan teknis kawasan.

 Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang.

3.3. RPJPD KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

Berdasarkan analisis lingkungan internal dan eksternal di atas maka diperlukan

strategi yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan

berkesinambungan sekaligus meningkatkan kualitas kehidupan yang lebih baik.

Dalam upaya mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan

berkesinambungan ditempuh melalui :

1. Pengembangan Agribisnis dan Agroindustri

2. Pengembangan Kualitas Manusia.

3. Peningkatan Pelayanan Publik.

4. Penataan dan Pengembangan Wilayah.

5. Penciptaan Iklim yang Kondusif.

6. Pemantapan Apresiasi Budaya dan Pengamalan Agama.

7. Demokratisasi Politik dan Ekonomi.

8. Pemeliharaan dan Peningkatan Sarana dan Prasarana Wilayah.

Selanjutnya untuk pemenuhan hak-hak dasar kemiskinan, mengurangi angka

pengangguran, peningkatan akses masyarakat terhadap pendidikan yang berkualitas

dan pelayanan kesehatan, perbaikan iklim ketenagakerjaan.

Agar pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkesinambungan dapat

terwujud, begitu pula untuk terpenuhinya hak-hak dasar masyarakat Kabupaten Sidrap

maka perlu ditunjang dengan percepatan pembangunan infrastruktur dan didukung

(10)

Agar strategi pembangunan Kabupaten Sidrap dapat mencapai kinerja agregat

pada tahun 2010, maka perlu dikembangkan pembiayaan indikatif guna mengatasi

keterbatasan dana antara lain dengan pemanfaatan asset – asset pemerintah daerah dan pinjaman melalui penertiban obligasi daerah.

3.3.1. Visi Kabupaten Sidrap

Visi Pemerintah Kabupaten Sidrap adalah Merepresentasi potensi daerah serta

mengakomodir harapan sebahagian besar masyarakat adalah mewujudkan “SIDRAP

YANG MAKMUR, MANDIRI DAN SEJAHTERA BERBASIS EKONOMI

KERAKYATAN”.

Visi tersebut mengandung makna :

1. Terwujudnya masyarakat atau manusia yang berkualitas

Merupakan komitmen yang ingin diwujudkan sebagai tanggung jawab

pemerintah karena manusia merupakan asset produktif dan sumber daya vital dalam

menentukan suksesnya proses pembangunan. Membangun manusia yang berkualitas

memerlukan tahapan perencanaan dengan menciptakan akses yang sama terhadap

pendidikan, peningkatan dan penguatan kelembagaan, serta menciptakan ruang yang

memungkinkan masyarakat berkreatifitas dan berinovasi secara mandiri. Pada kondisi

yang demikian ini diharapkan dapat diwujudkan parti

2. Terwujudnya masyarakat yang sejahtera

Tujuan pencapaian masyarakat sejahtera adalah cita-cita Negara secara politik

dan social, pada konteks ini diperlukan konsepsi pembangunan yang simultan. Salah

satu faktor pendukung adalah mengoptimalkan seluruh potensi sumber daya yang ada

dengan menjadikan Kabupaten Sidrap sebagai daerah agroindustri, agrobisnis dan

daerah tujuan wisata baik bahari (maritim) maupun adat dan budaya, melalui

peningkatan ekonomi rakyat dengan mengoptimalkan pelayanan jasa.

3. Pengembangan Potensi Sumber Daya Daerah

Merupakan kebulatan tekad dari aspirasi masyarakat untuk memberdayakan

(11)

kebudayaan sehingga memerlukan strategi penanganan yang efesien, efektif, dan

berkesinambungan yang bermuara pada pemenuhan kebutuhan hidup manusia.

4. Moral Agama dan Nilai – nilai Luhur Budaya

Merupakan spirit kejiwaan yang terangkum dalam ruang imajinasi dari pimpinan

daerah ini, landasan etika dalam membangun manajemen pemerintahan sehingga

diperlukan untuk menjadi pedoman bagi semua pihak untuk terlibat langsung dalam

mengawal kebijakan politikpemerintah.

3.3.2. Misi Kabupaten Sidrap

Visi pembangunan yang telah dikedepankan hanya akan menjadi slogan kosong

tanpa ada upaya konkrit untuk mewujudkannya. Demikian halnya dalam pelaksanaan

pembangunan yang tidak terarah maka akan menciptakan inefisiensi, disorientasi dan

pada gilirannya akan mengaburkan kepentingan sebahagian besar masyarakat.

Karena itu visi pembangunan tersebut hanya akan bermakna dan memberi arti

bagi kehidupan masyarakat, jika dilaksanakan secara terencana, sistematis dan

terorganisir.

Dalam hubungan itulah maka visi pembangunan Kabupaten Sidrap yang telah

dikemukakan akan diupayakan perwujudannya melalui cara atau misi yang pada garis

besarnya adalah sebagai berikut :

1. Pembangunan ekonomi daerah yang berbasis pada potensi, sumberdaya dan kompetensi lokal.

2. Akselerasi atau percepatan penyiapan infrastruktur fisik pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan.

3. Peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pelayanan pendidikan, kesehatan, pembinaan kehidupan beragama serta aktualisasi nilai-nilai budaya berdimensi kemanusiaan.

4. Kerja sama lintas daerah dengan pemerintah daerah lain, dengan para pelaku ekonomi serta dengan berbagai pihak yang dapat mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat Sidrap.

5. Penciptaan iklim politik yang demokratis dan partisipatif

6. Menumbuhkan budaya hukum yang memberi jaminan bagi kepastian hukum dalam proses pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan.

(12)

8. Mendorong penciptaan sistem keamanan dan ketertiban terpadu dalam rangka menjamin kelangsungan pembangunan, serta menjamin rasa aman bagi seluruh lapisan masyarakat.

3.3.3. Arah Pengembangan Struktur Kabupaten

Strategi dalam konteks visi dan misi ini dimaksudkan sebagai landasan

operasional pembangunan Kabupaten Sidrap. Untuk itu strategi yang dikemukakan

disini mencakup seluruh aspek atau bidang pembangunan yang nantinya akan

dilakukan. Strategi tersebut dapat dilihat sebagai berikut:

1. Pertumbuhan Ekonomi

Dengan strategi ini dimaksudkan agar seluruh proses penyelenggaraan

pembangunan langsung terarah pada upaya mendorong pertumbuhan ekonomi

Kabupaten Sidrap.

Strategi ini dipandang penting dengan pertimbangan bahwa tanpa pertumbuhan

ekonomi daerah,maka baik untuk keperluan jangka pendek, menengah maupun jangka

panjang akan menyulitkan untuk melakukan akselerasi pembangunan daerah.

2. Optimalisasi Partisipasi

Dengan strategi ini dimaksudkan agar seluruh elemen masyarakat mempunyai

pengertian, pemahaman, kesadaran, kesadaran dan tanggung jawab untuk

membangun Kabupaten Sidrap sesuai fungsi dan kedudukannya masing-masing.

Strategi ini dipandang dengan pertimbangan bahwa tanpa partisipasi seluruh

elemen masyarakat, maka pembangunan Kabupaten Sidrap akan berjalan lambat dan

menghadapi berbagai kendala.

3. Pemerataan Hasil Pembangunan

Dengan strategi ini dimaksudkan agar seluruh elemen masyarakat Kabupaten

Sidrap dapat menikmati hasil – hasil pembangunan. Strategi ini dipandang penting dengan pertimbangan bahwa partisipasi masyarakat akan tumbuh dan berkembang jika

masyarakat dapat merasakan manfaat dari pembangunan yang dilakukan.

(13)

Strategi ini dimaksudkan untuk memberi ruang gerak pembangunan yang

dilakukan oleh berbagai elemen masyarakat dalam kerangka hukum, budaya dan

agama. Strategi ini dipandang penting dengan pertimbangan, bahwa di era otonomi

daerah dinamika pembangunan masing-masing daerah sesuai dengan situasi dan

kondisinya merupakan suatu yang menjadi kebutuhan. Tetapi dinamika tersebut

tentunya harus berada batas-batas kedudukan Kabupaten Sidrap sebagai bagian dari

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berkedaulatan hukum dan dengan

masyarakatnya yang memiliki nilai-nilai budaya serta sebagai masyarakat yang

beragama.

5. Kebijakan Pembangunan

* Ketahanan Ekonomi dan peningkatan dana saving keunggulan wilayah

* Good governance, penegakkan hukum dan HAM

* Penguatan kelembagaan masyarakat, agama dan budaya

* Peningkatan kualitas manusia dan keluarga sejahtera

3.3.4. Arah Pengembangan Permukiman dan Kependudukan

Komponen utama pembentuk ruang kota sebagai dasar berupa fasilitas

perdagangan dan kecendrungannya untuk membentuk aglomerasi kegiatan

perdagangan dan jasa dikawasan tersebut. Keberadaan permukiman disekitar kawasan

dimaksud disebabkan oleh daya tarik terhadap pusat-pusat pelayanan yang ada, yakni

demi mendapatkan akses yang tinggi terhadap pusat pelayanan yang ada maupun

terhadap wilayah yang lebih luas.

Pada masa yang akan datang akan ditempuh berbagai upaya yang berorientasi

pada penataan ruang kawasan termasuk didalamnya peningkatan fungsi dari

komponen-komponen yang ada demi meningkatkan fungsi pelayanan terhadap

kebutuhan penduduk dalam lingkup Kabupaten Sidrap dengan tujuan mengoptimalkan

fungsi dan pemanfaatan ruang melalui pengalokasian yang tepat terhadap fasilitas

pelayanan, efesiensi pemanfaatan ruang serta tidak mengabaikan aspek lingkungan.

(14)

Berdasarkan tujuan pengembangan tata ruang yang telah dirumuskan maka

strategi pengembangan tata ruang Kabupaten Sidrap dalam konteks antar wilayah

diarahkan pada perwujudan struktur tata ruang kabupaten yang terkait dengan

pengembangan wilayah yang lebih luas, yaitu dalam wilayah Propinsi Sulawesi Selatan

dengan pusat pertumbuhan Kota Pare-Pare dan Kota Makassar.

 Peningkatan produksi pertanian tetap merupakan prioritas utama sebagai sektor basis yaitu dengan peningkatan peran lembaga ekonomi dalam kegiatan usaha inti dan plasma baik untuk kegiatan pertanian tanaman pangan, perkebunan maupun perikanan.

 Pembangunan kawasan industri akan menarik investor untuk menanamkan modal. Peningkatan nilai tambah sektor industri harus dapat memberikan nilai tambah untuk sektor terkait lainnya yang dapat menyerap tenaga kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat.

 Pembangunan pusat koleksi dan distribusi serta pemasaran hasil pertanian di kota-kota kecematan untuk meningkatkan harga.

 Mengembangkan serta meningkatkan peranan koperasi di pedesaan dan lembaga ekonomi yang mandiri.

3.3.6. Strategi Pengembangan Sosial

Beberapa kebijakan dasar manusia pengembangan sosial di Kabupaten Sidrap

yaitu :

 Pengembangan sumber daya manusia untuk mendukung proses industrialisasi dengan menyiapkan Balai Latihan Tenaga Kerja dan sekolah Non formal.

 Peningkatan kegiatan pendidikan dan penyebaran fasilitas kesehatan pendidikan dasar dan menengah yang merata.

 Pembangunan dan penyebaran fasilitas kesehatan yang merata disetiap wilayah pembangunan.

 Penyebaran fasilitas peribadatan yang merata dan penyiapan kehidupan masyarakat untuk dapat menerima proses transformasi positif agraris kemasyarakatan industri.

(15)

3.4. RPJMD KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemerintah

kabupaten Sidenreng Rappang Tahun 2009 – 2013 adalah Dokumen Perencanaan Pembangunan Pemerintah Kabupaten Sidenreng Rappang sebagai penjabaran Visi,

Misi dan Program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman dan

memperhatikan pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional dan Provinsi

Sulawesi Selatan dan Kabupaten Sidenreng Rappang, serta sesuai dengan Undang

Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan pembangunan Nasional.

RPJM Daerah Kabupaten Sidenreng Rappang Tahun 2009 – 2013 memuat Strategi Pembangunan Daerah, Kebijakan Umum, Program Prioritas Kepala Daerah

dan arah Kebijakan Keuangan Daerah yang bersifat Indikatif dan berfungsi sebagai

tolak ukur kinerja Bupati dan Wakil Bupati Sidenreng Rappang Periode 2008 – 2013 dalam kurun waktu 5 (lima) Tahun, yang selanjutnya dijabarkan kedalam Rencana

Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) guna menjadi landasan pokok dalam penyusunan

Kebijakan Umum Pembangunan dan Penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja

Daerah.

Sebagai daerah yang berada diperlintasan Provinsi Sulawesi Selatan,

menjadikan Kabupaten Sidenreng Rappang memiliki posisi yang sangat strategis dalam

pengembangan perekonomian daerah dimasa mendatang, mengingat daerah

Kabupaten Sidenreng Rappang merupakan jalur lintas yang menghubungkan Sulawesi

Selatan dan daerah lain di Pulau Sulawesi, sehingga diperlukan penanganan yang

lebih terencana, terpadu dan komprehensif dalam menata seluruh potensi ekonomi

dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dan untuk mencapai tujuan itu,

diperlukan suatu Pemerintahan yang lebih menekankan dan memberikan perhatian

penuh pada aspirasi masyarakat, pemenuhan hak dasar masyarakat (Civil Society

Service) dan berupaya untuk menggerakkan roda perekonomian daerah dengan tetap

memperhatikan setiap potensi dan hasil-hasil produksi daerah yang memiliki

keunggulan kompetitif (Competitive Adventive), yang memiliki nilai jual yang tinggi,

ditengah persaingan yang semakin kompetitif.

(16)

Skenario Pembangunan Bidang Cipta Karya adalah alternatif dan gambaran dari

perwujudan rencana pengembangan wilayah Kabupaten dan Perkotaan yang

mencakup sektor Pengembangan Permukiman, Penataan bangunan, Penyehatan

Lingkungan Permukiman dan Pengembangan Air Minum.

Disamping itu melalui skenario pengembangan prasarana ini dapat diwujudkan

dengan keterkaitan dan keterpaduan antar sektor, RPJMD, Master Plan dan Kebijakan

Sektoral. Sehubungan dengan hal tersebut skenario pembangunan Ke- Cipta Karya

dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Pengembangan Permukiman

Pengembangan Permukiman dilaksanakan dengan upaya peningkatan kualitas

permukiman kumuh, perkotaan dan desa nelayan. Peningkatan pembangunan

prasarana dan sarana (infrastruktur) Permukiman di kawasan Terpilih Pusat

Pengembangan Desa / Desa Pusat Pertumbuhan dan pada Desa terpencil / Desa

tertinggal melalui program pemberdayaan masyarakat.

b. Penataan Bangunan Dan Lingkungan

Penataan Bangunan dan Lingkungan ditujukan adanya upaya penataan kawasan

dan transportasi, kawasan industri dan pertanian, kawasan pusat permukiman,

kawasan bersejarah dan pariwisata serta kawasan pusat pemerintahanuntuk

mendorong pertumbuhan ekonomi, social budaya dan peningkatan kesejahteraan

masyarakat.

c. Penyehatan Lingkungan Permukiman (PLP)

Penyehatan lingkungan permukiman meliputi sektor pembangunan drainase,

sektor persampahan dan sektor air limbah, program ini lebih difokuskan di Ibukota

Kabupaten yang dianggap memiliki masalah PLP, yang cukup tinggi dan memerlukan

penanganan sesuai dengan master plan dan kriteria perencanaan seperti masalah

persampahan, banjir/genangan air dan pencemaran lingkungan.

d. Pengembangan Air Minum

Kebijakan mengenai pengembangan air minum dalam kurun waktu 5 tahun

(17)

 Pengembangan dan peningkatan Air Minum Ibukota Kabupaten (Kabupaten Sidrap) dalam rangka peningkatan pelayanan meliputi peningkatan kelembagaan, penambahan air baku, perbaikan instalasi untuk peningkatan kapasitas produksi air bersih/minum, pengadaan pipa dan pemasangan pipa induk, distribusi dan sambungan rumah, dan bangunan pelengkap lainnya.

 Pengembangan sistem penyediaan air minum/SPAM IKK meliputi peningkatan kelembagaan, peningkatan/perbaiakan prasarana dan sarana yang sudah rusak, dan pembangunan baru bagi IKK yang memiliki SPAM

Referensi

Dokumen terkait

Proses utuh dari survei dan pemetaan ini memberikan satu hipotesa dengan menamai lokasi survei sebagai “situs” yang disebut “Situs Selancuk”, pada lokasi yang berada di tengah

untuk bunuh diri, akan telapi tidak semua orang yang merasa terlekan pasti ingin..

Sehingga Informan tetap memiliki semangat dalam menjalani hidup, informan bisa membuktikan pada banyak orang bahwa meskipun berstatus janda cerai hidup, informan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan teori dukungan sosial dalam konteks psikologi perkembangan, khususnya yang terkait

Sekolah dapat menjadi lebih aktif dalam mencari industri pasangan terutama industri-industri yang memiliki peluang besar untuk merekrut tenaga kerja lulusan SMK,

i.e Development of learning model on TVET, Workplace Learning and entrepreneurship, Innovationon applied engineering and information technology, Management and

Prinsip yang dimuat dalam pasal 76 KUHP tersebut dikenal dengan ne bis in idem , yang artinya tidak boleh suatu perkara yang sama yang sudah diputus,

Dengan demikian penulis perlu mengkaji penelitian ini untuk mengetahui kebenaran adanya singkatan dan akronim yang terdapat dalam surat kabar Kedaulatan Rakyat edisi