B
BA
AB
B V
V
K
KE
ETTE
ER
RP
PA
AD
DU
UA
AN
N S
STTR
RA
ATTE
EG
GII
P
PE
EN
NG
GE
EM
MB
BA
AN
NG
GA
AN
N K
KO
OTTA
A LLU
UB
BU
UK
K LLIIN
NG
GG
GA
AU
U
5
5..1
1..
R
Re
en
nc
ca
an
na
a TTa
atta
a R
Ru
ua
an
ng
g W
Wiilla
ay
ya
ah
h K
Ko
otta
a LLu
ub
bu
uk
k LLiin
ng
gg
ga
au
u
5
5..1
1..1
1.. TTu
ujju
ua
an
n,, K
Ke
eb
biijja
ak
ka
an
n d
da
an
n S
Sttrra
atte
eg
gii P
Pe
en
na
atta
aa
an
n R
Ru
ua
an
ng
g W
Wiilla
ay
ya
ah
h
5
5..1
1..1
1..1
1.. TTu
ujju
ua
an
n
Tujuan penataan ruang Kota Lubuklinggau merupakan arahan perwujudan ruang kota yang ingin dicapai pada masa yang akan datang.
Adapun Tujuan penataan ruang Kota Lubuklinggau adalah :
““
P
Pe
en
na
atta
aa
an
n rru
ua
an
ng
g w
wiilla
ay
ya
ah
h kko
otta
a b
be
errttu
ujju
ua
an
n u
un
nttu
ukk m
me
ew
wu
ujju
ud
dkka
an
n rru
ua
an
ng
g w
wiilla
ay
ya
ah
h K
Ko
otta
a
LLU
UB
BU
UK
KLLIIN
NG
GG
GA
AU
U y
ya
an
ng
g a
am
ma
an
n,, n
ny
ya
am
ma
an
n,, p
prro
od
du
ukkttiiff d
da
an
n b
be
errkke
ella
an
njju
utta
an
n sse
eb
ba
ag
ga
aii kko
otta
a
p
pe
errd
da
ag
ga
an
ng
ga
an
n d
da
an
n jja
assa
a b
be
errsskka
alla
a rre
eg
giio
on
na
all..
””
5
5..1
1..1
1..2
2.. K
Ke
eb
biijja
ak
ka
an
n d
da
an
n S
Sttrra
atte
eg
gii P
Pe
en
na
atta
aa
an
n R
Ru
ua
an
ng
g W
Wiilla
ay
ya
ah
h
Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kota Lubuklinggau dirumuskan berdasarkan : Tujuan penataan ruang Kota Lubuklinggau, Karakteristik Kota Lubuklinggau,
Kapasitas sumber daya Kota Lubuklinggau. Sedangkan strategi penataan ruang wilayah Kota Lubuklinggau merupakan penjabaran penjabaran kebijakan penataan ruang wilayah kota ke dalam langkah-langkah operasional untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
K
Keebbiijjaakkaann ddaann SSttrraatteeggii PPeennggeemmbbaannggaann SSttrruukkttuurr RRuuaanngg WWiillaayyaahh KKoottaa 
Kebijakan penetapan struktur ruang wilayah Kota Lubuklinggau meliputi: Pengembangan sistem pusat-pusat pelayanan kota secara optimal; 1.
Peningkatan aksesbilitas dan transportasi yang dapat mengarahkan 2.
peningkatan fungsi dan keterkaitan antar pusat kegiatan dan sistem sirkulasi kota yang optimal;
Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan sarana dan prasarana 3.
yang dapat mendorong perkembangan kegiatan dan perbaikan lingkungan permukiman kota.
Strategi pengembangan sistem pusat-pusat pelayanan yang memperkuat A.
kegiatan perdagangan dan jasa, industri, pariwisata dan kegiatan kota lainnya secara optimal, meliputi:
Memantapkan peran pusat pelayanan kota, sub pusat pelayanan 
kota, dan pusat lingkungan dalam sistem wilayah kota;
Meningkatkan pelayanan intra wilayah yang diarahkan pada 
pemerataan pembangunan.
Strategi peningkatan aksesbilitas dan transportasi yang dapat B.
mengarahkan peningkatan fungsi dan keterkaitan antar pusat kegiatan dan sistem sirkulasi kota yang optimal meliputi :
Meningkatkan kapasitas jaringan jalan yang meningkatkan interaksi 
kegitan penyebaran aktifitas perekonomian;
Mengembangkan jalan lingkar utara dan jalan lingkar selatan; 
Meningkatkan pelayanan moda transportasi yang mendukung dan 
tumbuh dan berkembangnya pusat pelayanan kota; Meningkatkan integrasi sistem antarmoda; dan 
Mengembangkan sistem jaringan transportasi udara. 
Strategi peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan sarana dan C.
prasarana yang dapat mendorong perkembangan kota, meliputi : Mendistribusikan fasilitas sosial dan ekonomi secara merata di setiap 
pusat kegiatan sesuai fungsi kawasan dan hirarki pelayanan;
Mengembangkan infrastruktur perkotaan yang terpadu dan merata di 
seluruh wilayah kota;
Mengembangkan prasarana wilayah dengan peningkatan kualitas 
Meningkatkan pemerataan sistem penyediaan air minum di wilayah 
kota;
Meningkatkan cakupan pelayanan sistem jaringan energi kawasan 
baru yang dikembangkan di utara dan selatan kota;
Mengembangkan sistem jaringan telekomunikasi dan informasi di utara 
dan selatan kota;
Meningkatkan sistem pengelolaan persampahan dengan teknik – 
teknik yang berwawasan lingkungan;
Meningkatkan prasarana pengelolaan air limbah rumah tangga yang 
berbasis komunal;
Mengembangkan sistem prasarana drainase secara terpadu; 
Mengembangkan prasarana dan sarana jaringan jalan pejalan kaki 
pada kawasan perdagangan dan jasa;
Menyediakan fasilitas parkir yang memadai dan terintegrasi dengan 
pusat-pusat kegiatan; dan
Mengembangkan jalur evakuasi bencana sebagai bagian upaya 
mitigasi bencana. K
Keebbiijjaakkaann ddaann SSttrraatteeggii PPeennggeemmbbaannggaann PPoollaa RRuuaanngg WWiillaayyaahh KKoottaa 
Kebijakan pengembangan pola ruang Kota Lubuklinggau, meliputi : Penetapan dan pengelolaan kawasan lindung untuk mendukung 1.
pembangunan kota yang berkelanjutan;
Pengendalian kegiatan budidaya yang dapat menimbulkan kerusakan 2.
lingkungan;
Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa; 3.
Pengembangan kawasan permukiman yang berwasan lingkungan dan 4.
sesuai dengan daya dukung lingkungan;
Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan 5.
negara.
Strategi penetapan dan pengelolaan kawasan lindung untuk mendukung A.
pembangunan kota yang berkelanjutan, meliputi :
Menetapkan deliniasi kawasan hutan lindung dan suaka alam; 
Mengelola kawasan lindung secara terpadu; 
Merehabilitasi hutan lindung lindung untuk mendukung tata air; 
Menyediakan Ruang terbuka Hijau (RTH) kota minimal 30% dari luas 
wilayah kota;dan
Mengelola sumberdaya hutan yang ada secara lebih baik melalui 
kegiatan penanamankembali hutan yang gundul dan menjaga hutan dari pembalakan liar.
Strategi Pengendalian kegiatan budidaya yang dapat menimbulkan B.
kerusakan lingkungan, meliputi :
menetapkan kawasan budi daya berdasarkan karakteristik wilayah dan 
perkembangan kawasan dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan;
mengendalikan pengembangan kawasan budi daya agar sesuai 
peruntukannya;
mendistribusikan fasilitas-fasilitas sosial dan umum sesuai kebutuhan dan 
berdasarkan sebaran guna lahan; dan
menyediakan ruang bagi kegiatan sektor informal pada kawasan 
perdagangan dan jasa.
Strategi pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa, meliputi: C.
menata koridor kawasan perdagangan dan jasa; 
meremajakan pasar yang tidak tertata menjadi pasar yang berkualitas; 
mengembangkan kawasan perdagangan dan jasa sesuai hierarkhi 
pusat pelayanan kota; dan
meningkatkan sarana dan prasarana pada kawasan perdagangan 
dan jasa.
Strategi pengembangan kawasan perumahan yang berwasan lingkungan D.
dan sesuai dengan daya dukung lingkungan, meliputi :
Mendorong pengembangan perumahan dengan pola Kawasan Siap 
Bangun (Kasiba) dan Lingkungan Siap bangun (Lisiba) disebelah utara kota;
Menata pemanfaatan ruang terbangun pada pusat kegiatan secara 
merata untuk mencegah kawasan permukiman padat; dan
Mengembangkan kawasan perumahan dengan kepadatan rendah di sebelah selatan kota.
negara.
mendukung penetapan kawasan peruntukkan pertahanan dan 
keamanan;
mengembangkan kegiatan budi daya secara selektif di dalam dan di 
sekitar kawasan pertahanan dan keamanan negara untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan;
mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budi daya 
tidak terbangun di sekitar kawasan pertahanan dan keamanan sebagai zona penyangga; dan
menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan dan TNI. 
Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kawasan Strategis 
Kebijakan penetapan kawasan strategis wilayah kota dilakukan dengan strategis:
Menetapkan kawasan strategis ekonomi, sosial dan budaya, pertahanan A.
dan keamanan, serta serta fungsi dan daya dukung lingkungan hidup; dan Membatasi pengembangan prasarana dan sarana di dalam dan di sekitar B.
kawasan strategis lingkungan hidup yang dapat memicu perkembangan kegiatan budidaya;
5
5..1
1..2
2.. R
Re
en
nc
ca
an
na
a S
Sttrru
uk
kttu
urr R
Ru
ua
an
ng
g B
Biid
da
an
ng
g C
Ciip
ptta
a K
Ka
arry
ya
a
Rencana pengembangan sistem infrastruktur kota, meliputi : sistem penyediaan air minum, sistem pengelolaan persampahan kota, sistem pengelolaan air limbah, sistem drainase kota, rencana penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana pejalan kaki, dan rencana jalur evakuasi bencana alam.
5
5..1
1..2
2..1
1
S
Siisstte
em
m P
Pe
en
ny
ye
ed
diia
aa
an
n A
Aiirr M
Miin
nu
um
m
Sumber air bersih yang digunakan PDAM bersumber dari Air Apur, Air Sungaii Kelingi, dan Sumur Bor. Beberapa permasalahan yang dihadapi PDAM dalam pengelolaan air bersih di Kota Lubuklinggau adalah tingkat kebocoran yang tinggi serta keterbatasan dana untuk peningkatan pelayanan.
Rencana pengembangan prasarana air baku dan air bersih adalah sebagai berikut:
Sistem penyediaan air minum sebagaimana d imaksud dalam pasal 19 
huruf a meliputi:
Sistem jaringan perpipaan; dan a.
Sistem jaringan non perpipaan. b.
Sistem jaringan perpipaan terdiri atas: 
Instalasi Pengolahan Air (IPA);dan a.
Jaringan Pipa Distribusi. b.
Pengembangan Instalasi pengolahan air meliputi : 
IPA Belalau II di Kelurahan Belalau II Kecamatan Lubuklinggau Utara I a.
dengan kapasitas kurang lebih 20lt/dt;
IPA Jukung di Kelurahan Jukung Kecamatan Lubuklinggau Selatan I b.
dengan kapasitas kurang lebih 20 lt/dt;
IPA Lubuk Durian di Kelurahan Lubuk Durian Kecamatan c.
Lubuklinggau Barat I dengan kapasitas kurang lebih 200 lt/dt ;dan
Jaringan pipa transmisi yaitu Jalur Belalau II melewati kelurahan d.
Jaringan pipa distribusi meliputi : 
Jalur Sukajadi melewati Kelurahan Sukajadi Kecamatan Lubuklinggau a.
Barat I;
Jalur Muara Enim melewati Kelurahan Muar a Enim Kecamatan b.
Lubuklinggau Barat I;
Jalur Mesat Seni melewati Kelurahan Mesat Seni Kecamatan c.
Lubuklinggau Timur II;
Jalur Mesat Jaya melewati Kelurahan Mesat Jaya Kecamatan d.
Lubuklinggau Timur II;
Jalur Karya Bakti melewati Kelurahan Karya Bakti Kecamatan e.
Lubuklinggau Timur II;
Jalur Wira Karya melewati Kelurahan Wira Karya Kecamatan f.
Lubuklinggau Timur II;
Jalur Cereme melewati Kelurahan Cereme Tab a Kecamatan g.
Lubuklinggau Timur II;
Jalur Taba Lestari melewati Kelurahan Taba Lestari Kecamatan h.
Lubuklinggau Timur I
Jalur Nikan Jaya melewati Kelurahan Nikan Jaya Kecamatan i.
Lubuklinggau Timur I;
Jalur Air Kuti melewati Kelurahan Air Kuti Kecamatan Lubuklinggau Timur j.
I;dan
Penambahan jalur distribusi keseluruh wilayah kota. k.
Sistem jaringan non perpipaan meliputi: 
Instalasi Pengolahan Air Tanah Dalam terdiri atas:
Sumur Dalam (SD) Lubuk Kupang di Kelurahan Lubukkupang 1.
SD Taba Lestari di Kelurahan Taba Lestari Kecamatan Lubuklinggau 2.
Timur Idengan kapasitas kurang lebih 20lt/dt Rencana pengembangan prasarana meliputi :
Optimalisasi jaringan pipa distribusi sekunder di Kota Lubuklinggau; 1.
Rehabilitasi jaringan pipa tua untuk penekan tingkat kebocoran; 2.
Mengendalikan debit air limpasan pada musim hu jan dan 3.
penggunaan air tanah. Langkah untuk mengendalikan debit air limpasan pada musim hujan yaitu dengan tetap mempertahankan daerah-daerah tangkapan air, hal ini merupakan langkah yang cukup penting untuk mencapai dua tujuan, yaitu pengendalian banjir dan penyediaan air pada musim kemarau. Penggunaan air tanah secara liar, baik untuk keperluan domestik maupun industri, menyebabkan penggunaan air tanah secara tidak terkendali. Bila hal ini tidak dikendalikan, maka akan terjadi kerusakan lingkungan dan penurunan muka air tanah. Oleh karena itu penggunaan air tanah perlu dikendalikan;
Meningkatkan cakupan wilayah pelayanan distrib usi air bersih oleh 4.
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) untuk seluruh wi layah Kota Lubuklinggau. Upaya peningkatan cakupan pelayanan ini akan dilaksanakan secara bertahap, hingga akhirnya tahun perencanaan (2031) seluruh wilayah Kota Lubuklinggau sudah dapat dilayani oleh sistem publik, dengan tetap memperh atikan kecukupan kuantitas dan persyaratan kualitas. Upaya pengembangan sistem publik ini dapat pula dilakukan dengan bekerjasama dengan pihak swasta dan masyarakat;
Menurunkan tingkat kebocoran air sampai dengan 25% pada tahun 5.
2010 dan 20 % pada tahun 2031. Pada saat ini tingkat kebocoran air di Kota Lubuklinggau masih cukup tinggi. Tingkat kebocoran yang cukup tinggi mengurangi kuantitas air yang diterima oleh pelanggan dalam jumlah yang cukup signifikan. Untuk itulah penurunan tingkat kebocoran air ini merupakan langkah yang cukup penting dalam rangka mengefisienkan pelayanan sistem public;
Penyediaan hidran umum atau tangki penampungan bagi 6.
ketersediaan air bersih;
Penduduk yang sama sekali belum terlayani kebutuhan air bersih 7.
melalui PDAM tetap menggunakan sumur gali atau sumur pompa disamping memanfaatkan sumber air lainnya, namun dalam
penggunaannya perlu pengawasan dan pengendalian. Jika kondisi ini kurang memenuhi persyaratan air bersih, dapat disarankan agar membuat pengolahan air sederhana seperti aerasi (kontak udara) dan filtrasi (penyaringan).
Perlindungan sumber-sumber air baku dan daerah tangkapan air. 8.
Suatu sistem penyediaan air bersih yang baik adalah apabila memenuhi ketiga syarat berikut:
Kuantitas, yaitu air besih yang disediakan harus sesuai dengan 1.
jumlah air bersih yang dibutuhkan oleh konsumen. Untuk itu diperlukan supply air baku dari beberapa sumber air.
Kualitas, yaitu mutu dari air bersih yang harus sesuai dengan standar 2.
air minum yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan RI. Untuk
mendapatkan kualitas air minum yang sesuai dengan standar yang berlaku sehingga tidak membahayakan kesehatan manusia
diperlukan instalasi pengolahan air bersih.
Kontinuitas suatu sistem penyediaan air minum harus terjaga 3.
sehingga tidak akan dipengaruhi oleh musim maupun waktu karena air adalah kebutuhan yang esensial bagi manusia.
5
5..1
1..2
2..2
2
S
Siisstte
em
m P
Pe
en
ng
ge
ello
olla
aa
an
n A
Aiirr LLiim
mb
ba
ah
h K
Ko
otta
a
Selain di kawasan perumahan, sistem on-site dengan sub sistem tangki septik digunakan juga di tempat-tempat fasilitas umum, seperti di kawasan perkantoran, pertokoan, terminal, pendidikan dan lain-lain. Sistem on-site ini pada lingkungan permukiman teratur serta pada bangunan / daerah fasilitas umum pada
umumnya dapat mengatasi kebutuhan akan pembuangan air limbah manusia. Hal ini disebabkan kondisi lahan yang memungkinkan dan sebagian besar telah mendapat pelayanan air bersih dari PDAM. Jarak bidang resapan tangki septik dengan sumur gali penduduk rata-rata lebih besar dari 10 meter, sehingga masih memenuhi persyaratan air bersih. Sebagian penduduk dikawasan permukiman tidak teratur yang tidak memiliki fasilitas pembuangan limbah, melalui program-program pemerintah telah memperoleh layanan untuk pembuangan limbah secara kolektif melalui sarana MCK yang disediakan oleh pemerintah maupun dari swadaya masyarakat sendiri.
Rencana pengelolaan air kotor dan limbah cair di Kota Lubuklinggau secara lebih detail adalah sebagai berikut :
Mengembangkan sistem setempat yang diarahkan pada sistem publik 1.
menggunakan sistem individu, berupa cubluk atau tanki septik. Untuk daerah yang padat, sistem individu ini sebenarnya tidak memenuhi syarat kesehatan. Oleh karena itu di daerah ini perlu dikembangkan sistem setempat, namun sistem ini perlu didesain agar dapat
disambungkan satu dengan yang lain, sehingga dapat membentuk sistem terpusat (Komunal) di masa yang akan dating;
Pengelolaan penanganan limbah cair dari kegiatan industri, rumah 2.
limbah tersendiri;
Sistem pengelolaan air limbah (on-site system) meliputi Septic tank 3.
individual.
Sistem pengelolaan air limbah terpusat (off-site system) terdiri atas: 4.
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IP AL) di Kelurahan Jawa Kanan SS a.
Kecamatan Lubuklinggau Timur II;dan
Instalasi Pengolahan Limbah Tinja (IPLT) di Kelurahan Lubuk Binjai b.
KecamatanLubuklinggau Selatan I dengan kapasitas sampai dengan 45 m3/hari.
5
5..1
1..2
2..3
3
S
Siisstte
em
m P
Pe
errssa
am
mp
pa
ah
ha
an
n K
Ko
otta
a
Sampah merupakan segala sesuatu, barang atau benda yang karena proses dari aktivitas masyarakat sehari-hari merupakan sisa yang dib uang sebagai barang yang tidak berguna lagi.
Sistem Pengelolaan persampahan Kota Lubuklinggau meliputi :
Pewadahan : pewadahan umumnya diadakan sendiri oleh penduduk, 1.
kecuali di jalur protokol di pusat kota dan sekitarnya. Mengenai cara peletakannya Pemkot setempat menganjurkan untuk meletakan wadah-wadah sampah pada tempat-tempat yang tidak mengganggu estetika lingkungan dan tidak diluar pagar pekarangan.
Pengumpulan : memperhatikan sistem pengumpulan sampah yang 2.
dilakukan di Kota Lubuklinggau, maka khususnya di pusat pertokoan, jalur protokol dan beberapa kawasan permukiman adalah dengan sistem individu yang diangkut oleh petugas dengan menggunakan truk / gerobak.
Pemindahan : tahap pemindahan yang banyak dilakukan di Kota 3.
sampah yang jauh.
Pengangkutan : sistem pengangkutan sampah yang dilakukan di Kota 4.
Lubuklinggau adalah dengan menggunakan truk, dump, truck, dan amroll truck.
Penyapuan jalan : Operasi penyapuan jalan di kota Lubuklinggau dapat 5.
dikatakan sudah baik, khususnya dijalur-jalur jalan utama
Secara lebih rinci, upaya pengelolaan persampahan di Kota Lubuklinggau adalah sebagai berikut :
Memanfaatkan teknik-teknik yang lebih berwawasan lingkungan 1.
berdasarkan konsep 3R dalam pengolahan sampah baik di skala rumah tangga, indutri, perdagangan, jasa, perkantoran, sekolah maupun di TPA pada setiap kecamatan di Kota Lubuklinggau.
TPAS berada di Kelurahan Lubuk Binjai Kecamatan Selatan I seluas 25 Ha 2.
dengan kapasitas sampai dengan 446.47 m3 / hari dengan menggunakan sistem Controlled Landfill.Rencana tempat pengelolaan dan pemprosesan akhir sampah (TPPAS);
Rehabilitasi dan pengadaan sarana dan prasarana persampaan, bergerak 3.
dan tidak bergerak, seperti TPS, TPA, kontainer, dan truk.
Mengembangkan kemitraan dengan swasta dan kerjasama dengan kota 4.
Lubuklinggau sekitarnya yang berkaitan untuk pengelolaan sampah dan penyediaan TPA.
Peningkatan operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana 5.
persampahan.
5
5..1
1..2
2..4
4
S
Siisstte
em
m D
Drra
aiin
na
asse
e K
Ko
otta
a
mengalirkan air hujan yang jatuh ke bumi menuju badan air penerima. Sistem drainase yang tidak terencana dengan baik dapat menyebabkan terjadinya genangan-genangan air, erosi lapisan tanah, banjir, dan Rencana Sistem Drainase Makro Kota Lubuklinggau
Penataan pola sub – catchment area merupakan dasar penetapan yang penting dalam mengarahkan rencana saluran drainase yang baik. Ukuran sub catchment sebaiknya dibuat sekecil mungkin, lebih-lebih bilamana disekitar saluran induk telah banyak perumahan yang padat.
1. Sub Catchment Area Pusat Kota
Terletak dipusat kota dimana kawasan ini sudah merupakan kawasan padat, karena banyak kegiatan atau aktivitas yang berkembang di kawasan ini, Tata drainase eksisting terpusat pada saluran tepi jalan yang dibuat oleh pemerintah, dan membuang langsung ke Sungai Kelingi.
2. Sub Catchment Area Lubuklinggau Utara
Bagian utara Sub Catchment ini melayani kawasan sekitar Jl. A. Yani dan wilayah utara Kota Lubuklinggau yang kemudian melimpaskan alirannya ke sungai
Megang.
3. Sub catchment Area Lubuklinggau Selatan
Bagian Selatan Sub Catchment ini melayani wilayah Selatan Kota Lubuklinggau yang kemudian melimpaskan alirannya ke sungai Kati.
B. Rencana Sistem Drainase Mikro Kota Lubuklinggau
Prinsip dasar dari sistem drainase mikro adalah mengalirkan air secepat-cepatnya sehingga tidak akan terjadi genangan air sebagai akibat adanya air limpasan dari daerah tangkapan tertentu (cathment area) pada saat terjadi hujan. Sistem drainase mikro pada daerah dengan curah hujan tinggi tidak dapat
digabung dengan sistem penyaluran air hujan (drainase mikro). Dalam kaitannya dengan konservasi sumber daya air, maka berkembang konsep drainase
lingkungan yaitu air limpasan air hujan ditahan selama mungkin untuk
memberikan kesempatan pada air tersebut melakukan infiltrasi ke dalam tanah untuk melakukan “recharge” ke sistem air tanah. Hal ini perlu dikembangkan di Kota Lubuklinggau apabila sifat tanahnya memungkinkan terjadinya proses infiltrasi yaitu pada morfologi tanah dengan permeabilitas yang tinggi.
Selain berfungsi sebagai penyalur air hujan, saluran drainase mikro di beberapa kawasan permukiman di Kota Lubuklinggau juga berfungsi sebagai penyalur air bekas mandi, mencuci, dan masak. Air limbah tersebut di salurkan langsung ke saluran-saluran drainase di tepi jalan yang umum terbuka. Permasalahan yang sering dijumpai akibat kondisi sistem seperti ini adalah di musim kemarau terjadi aliran yang lambat dengan kedalaman air disaluran yang kecil sekali, sehingga akan timbul endapan-endapan dan memberi kesempatan berkembangbiaknya serangga penyebar penyakit seperti nyamuk, lalat, dan insekta lainnya. Dilain pihak pada musim hujan akan terjadinya genangan air (melewati saluran air yang ada) hal ini disebabkan karena sistem yang kurang baik, juga karena adanya penumpukkan sampah / endapan dari rumah tangga. Permasalahan lainnya adalah tidak terpenuhinya syarat keindahan dan timbulnya bau yang tidak sedap pada saluran. Apabila saluran tersebut tidak kedap air, maka sebagian air limbah akan meresap ke dalam tanah sehingga mencemari air tanah.
Khusus dalam upaya konservasi sumber daya air di Kota Lubuklinggau yang akan dibangun sistem drainase, perlu diterapkan drainase berwawasan lingkungan dengan menerapkan sistem peresapan buatan, baik sumur/bidang/parit resapan yang dapat dibuat dalam skala individu maupun kolektif. Adapun pedoman yang akan digunakan dalam perencanaan jaringan drainase di Kota
Lubuklinggau adalah:
Pemanfaatan sistem jaringan drainase yang ada secara optimal, baik 1.
Saluran drainase mikro yang direncanakan, diusahakan mengikuti 2.
pengeringan (pematusan) alami (drainase makro) dan mengikuti pola jaringan jalan;
Pengaliran air hujan secepatnya melalui sistem jaringan drainase mikro 3.
(saluran pinggir jalan) ke badan air terdekat sehingga dapat menghemat panjang saluran;
Menghindari pembongkaran saluran / bangunan yang ada dan dan 4.
pembebasan tanah yang berlebihan;
Ekonomis dalam investasi dan pelaksanaan pembangunan; 5.
Mudah untuk dilaksanakan;dan 6.
Berwawasan Lingkungan. 7.
Rencana pengembangan prasarana drainase adalah sebagai berikut :
Pengembangan saluran primer merupakan saluran pembuangan menuju 1.
sistem drainase makro yang ditetapkan di 5 sub sistem drainase, yaitu sub sistem Sungai Kelingi, sub sistem Sungai Mesat, sub sistem Sungai Malus, sub sistem Sungai Kesie dan sub sistem Sungai Kati.
Pengembangan jaringan drainase sekunder merupakan saluran 2.
pembuangan menuju saluran drainase primer yang ditetapkan di dalam sub sistem drainase yang malalui jalan Yos Sudarso, Jalan Garuda, Jalan A.Yani dan Jalan Soekarno - Hatta.
Pengembangan jaringan drainase tersier ditetapkan pada saluran drainase 3.
kawasan perumahan dengan jenis saluran terbuka dan/atau tertutup.
Menyempurnakan dan meningkatkan jaringan drainase mikro yang ada serta 4.
atau terintegrasi dengan Jaringan Makro.
Meningkatkan fungsi pelayanan drainase makro. Drainase makro umumnya 5.
berupa sungai atau anak sungai. Pada saat ini banyak sungai di Kota Lubuklinggau yang fungsinya mengalami penurunan, yang disebabkan karena penurunan kapasitas. Penurunan kapasitas ini disebabkan oleh beberapa hal, seperti pembuangan sampah ke sungai dan erosi.
5
5..1
1..3
3
R
Re
en
nc
ca
an
na
a P
Po
olla
a R
Ru
ua
an
ng
g W
Wiilla
ay
ya
ah
h
Rencana pola ruang wilayah Kota Lubuklinggau merupakan rencana distribusi peruntukan ruang dalam wilayah Kota Lubuklinggau yang meliputi rencana peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan rencana peruntukan ruang untuk fungsi budidaya.
Rencana pola ruang wilayah kota Lubuklinggau berfungsi :
Sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi 1.
masyarakat dan kegiatan pelestarian lingkungan dalam wilayah kota Lubuklinggau;
Mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang; 2.
Sebagai dasar penyusunan indikasi program utama jangka menengah 3.
lima tahunan untuk dua puluh tahun; dan
Sebagai dasar dalam pemberian izin pemanfaatan ruang pada 4.
wilayah kotaLubuklinggau.
5
5..1
1..3
3..1
1
R
Re
en
nc
ca
an
na
a P
Po
olla
a R
Ru
ua
an
ng
g K
Ka
aw
wa
assa
an
n LLiin
nd
du
un
ng
g K
Ko
otta
a LLu
ub
bu
uk
klliin
ng
gg
ga
au
u
Kelestarian lingkungan hidup merupakan hal yang perlu diperhatikan di dalam pembangunan. Seperti yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, pasal 19 ayat 2 bahwa perencanaan tata ruang wilayah ditetapkan dengan
pembangunan yang dilaksanakan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat saat ini dan menjamin kesinambungan hidup generasi masa yang akan datang, dengan kata lain pembangunan yang dilaksanakan harus berkelanjutan
(sustainable development).
Tujuan utama pemantapan kawasan lindung dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Lubuklinggau adalah untuk melindungi sumber daya alam atau buatan yang ada di dalamnya, juga ditujukan untuk mencegah berbagai kegiatan budidaya yang dapat mengganggu kelestarian lingkungan baik pada kawasan lindung maupun di sekitarnya.
Kawasan Lindung yang direncanakan meliputi :
Hutan Lindung; 
Kawasan perlindungan setempat; 
Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota; 
Kawasan Suaka Alam dan Cagar Budaya; 
Kawasan rawan bencana alam. 
Untuk mencapai tujuan penataan ruang kawasan lindung Kota Lubuklinggau, maka strategi penataan ruang kawasan lindung Kota Lubuklinggau ditetapkan sebagai berikut :
Memantapkan status hukum, penegasan batas dan menyelesaikan a.
dengan segera permasalahan di kawasan-kawasan lindung melalui pengukuran, pemetaan dan upaya persuasif di lapangan
Mengembalikan fungsi kawasan lindung terutama kawasan lindung b.
setempat yang telah berubah fungsi.
Melestarikan dan melindungi Kawasan TNKS c.
arsitektur serta berkaitan dengan sosial budaya.
Pendeliniasian kawasan lindung akan mengikuti kriteria kawasan lindung e.
yang ditetapkan bagi Kota Lubuklinggau (Keppres No. 32 Tahun 1990) dan hasil analisis kesesuaian lahan. Jenis kawasan yang memberikan
perlindungan kepada kawasan bawahnya sebagian besar berupa hutan lindung. Kawasan perlindungan setempat (penyangga) yang perlu
dimantapkan adalah disepanjang sungai. Jenis kawasan suaka alam yang perlu dimantapkan adalah taman nasional
Mengelola kawasan lindung secara terpadu dengan memperhatikan f.
hubungan keterkaitan dan dampak kegiatan di ruang melalui pelaksanaan peraturan konservasi kawasan lindung.
H
HUUTTAANN LLIINNDDUUNNGG
Kawasan yang memenuhi kriteria tersebut di atas sehingga harus ditetapkan sebagai hutan lindung adalah Bukit Cogong dengan luas 644,29 Ha dan Bukit Sulap. Akan tetapi Bukit Sulap juga termasuk Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) di Kecamatan Lubuklinggau Utara II dan Kecamatan Lubuklinggau Barat II dengan luas kurang lebih 6.616 Ha.
Arahan bagi kawasan hutan lindung adalah :
Pengamanan kawasan hutan lindung; 1.
Percepatan rehabilitasi lahan yang mengalami kerusakan;dan 2.
Pengendalian perkembangan di areal kawasan hutan lindung 3.
K
KAAWWAASSAANN PPEERRLLIINNDDUUNNGGAANN SSEETTEEMMPPAATT
Ketentuan sempadan sungai yang merupakan kawasan perlindungan setempat adalah:
Garis sempadan sungai bertanggul di tetapkan sebagai berikut: 
Garis sempadan sungai bertanggul di luar kawasan perkotaan, a.
ditetapkan sekurangkurangnya 5 (lima) meter di sebelah luar sepanjang kaki tanggul.
Garis sempadan sungai bertanggul di dalam kawasan perkotaan, b.
ditetapkan sekurangkurangnya 3 (tiga) meter di sebelah luar sepanjang kaki tanggul.
Garis sempadan sungai tidak bertanggul di luar kawasan perkotaan pada 
sungai besar yang mempunyai daerah pengaliran sungai seluas 500 (lima ratus)Km2 atau lebih ditetapkan sekurang-kurangnya 100 (seratus) m, sedangkan pada sungai kecil yang mempunyai daerah pengaliran sungai seluas kurang dari 500 (lima ratus) Km2 sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) m dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan.
Penetapan garis sempadan sungai tak bertanggul di dalam kawasan 
perkotaan :
Sungai yang mempunyai kedalaman tidak lebih dari 3 (tiga) meter, a.
garis sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) meter dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan.
Sungai yang mempunyai kedalaman lebih dari 3 (tiga) meter sampai b.
dengan 20 (dua puluh)meter, garis sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 15 (lima belas) meter dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan.
Sungai yang mempunyai kedalaman maksimum lebih dari 20 (dua c.
puluh) meter, garis sempadan sungai sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) meter dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan.
Adapun ketentuan-ketentuan sempadan sungai yang merupakan daerah aliran sungai yang bebas dari kawasan terbangun, antara lain :
Sungai besar di luar kawasan permukiman memiliki sempadan 100 meter di a.
kanan-kiri badan
Sungai besar di dalam kawasan permukiman memiliki sempadan 10 meter b.
di kanan-kiri badan
Sungai kecil di luar kawasan permukiman memiliki sempadan 50 meter di c.
kanan-kiri badan
Sungai kecil di dalam kawasan permukiman memiliki sempadan 3 meter di d.
kanan-kiri badan meliputi sungai meliputi sungai kelingi, sungai mesat, sungai kati, sungai malus dan sungai kasie.
Hampir seluruh sungai di Kota Lubuklinggau tidak bertanggul. e.
Luasan sempadan sungai yang terdapat di Kota Lubuklinggau sebesar f.
1.288,20 Ha meliputi :
Sempadan Sungai Air Kati dengan luas kurang lebih 34 Ha;
-Sempadan Sungai Belalau dengan luas kurang lebih 143 Ha;
-Sempadan Sungai Bugin Jawi dengan luas kurang lebih 115 Ha;
-Sempadan Sungai Kelingi dengan luas kurang lebih 207 Ha;
-Sempadan Sungai Kasie dengan luas kurang lebih 0.5 Ha;
-Sempadan Sungai Ketue dengan luas kurang lebih 0.2 Ha
-Sempadan Sungai Malus dengan luas kurang lebih 38 Ha;
-Sempadan Sungai Megang dengan luas kurang lebih 40 Ha;
-Sempadan Sungai Semi dengan luas kurang lebih 21 Ha;
-Sempadan Sungai Temam dengan luas kurang lebih 94 Ha;
-Sempadan Sungai Tiga dengan luas kurang lebih 21 Ha; dan
-Sempadan Sungai Mesat dengan luas kurang lebih 109 Ha.
-R
RUUAANNGG TTEERRBBUUKKAA HHIIJJAAUU KKOOTTAA
Ruang terbuka hijau kota merupakan bagian dari penataan ruang perkotaan yang berfungsi sebagai kawasan lindung. Kawasan hijau kota terdiri atas pertamanan kota, kawasan hijau hutan kota, kawasan hijau rekreasi kota, kawasan hijau kegiatan olahraga, kawasan hijau pekarangan. Ruang terbuka hijau diklasifikasi berdasarkan status kawasan, bukan berdasarkan bentuk dan struktur vegetasinya (Fandeli, 2004).
Berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 14 Tahun 1988 tentang Penataan ruang terbuka hijau di Wilayah Perkotaan, Ruang terbuka hijau adalah ruang-ruang dalam kota atau wilayah yang lebih luas, baik dalam bentuk
area/kawasan maupun dalam bentuk area memanjang/jalur dimana di dalam penggunaannya lebih bersifat terbuka pada dasarnya tanpa bangunan. Dalam ruang terbuka hijau pemanfatannya lebih bersifat pengisian hijau tanaman atau tumbuh-tumbuhan secara alamiah ataupun budidaya tanaman seperti lahan pertanian, pertamanan, perkebunan dan sebagainya.
Status kepemilikan RTH diklasifikasikan menjadi (a) RTH publik, yaitu RTH yang berlokasi pada lahan-lahan publik atau lahan yang dimiliki oleh pemerintah
(pusat, daerah), dan (b) RTH privat atau non publik, yaitu RTH yang berlokasi pada lahan-lahan milik privat.
RTH, baik RTH publik maupun RTH privat, memiliki fungsi utama (intrinsik) yaitu fungsi ekologis, dan fungsi tambahan (ekstrinsik) yaitu fungsi arsitek-tural, sosial, dan fungsi ekonomi. Dalam suatu wilayah perkotaan empat fungsi utama ini dapat dikombinasikan sesuai dengan kebutuhan, kepenting-an, dan keberlanjutan kota.
fisik, harus merupakan satu bentuk RTH yang berlokasi, berukuran, dan berbentuk pasti dalam suatu wilayah kota, seperti RTH untuk per-lindungan sumberdaya penyangga kehidupan manusia dan untuk membangun jejaring habitat hidupan liar. RTH untuk fungsi-fungsi lainnya (sosial, ekonomi, arsitektural) merupakan RTH pendukung dan penambah nilai kualitas lingkungan dan budaya kota tersebut, sehingga dapat berlokasi dan berbentuk sesuai dengan kebutuhan dan
kepentingannya, seperti untuk ke-indahan, rekreasi, dan pendukung arsitektur kota.
Manfaat RTH berdasarkan fungsinya dibagi atas manfaat langsung (dalam pengertian cepat dan bersifat tangible) seperti mendapatkan bahan-bahan untuk dijual (kayu, daun, bunga), kenyamanan fisik (teduh, segar), keingin-an dan manfaat tidak langsung (berjangka panjang dan bersifat intangible) seperti perlindungan tata air dan konservasi hayati atau keanekaragaman hayati.
Penyediaan RTH berdasarkan luas wilayah di kota adalah sebagai berikut:
Ruang terbuka hijau di perkotaan terdiri dari RTH Publik (milik pemerintah 1.
clan terbuka untuk umum) dan RTH Privat (milik perorangan atau institusi);
Proporsi RTH pada wilayah perkotaan adalah sebesar minimal 30% yang 2.
terdiri dari 20% ruang terbuka hijau publik dan 10% terdiri dari ruang terbuka hijau privat;
Apabila luas RTH baik publik maupun privat di kota yang bersangkutan 3.
telah memiliki total luas lebih besar dari peraturan atau perundangan yang berlaku, maka proporsi tersebut harus tetap dipertahankan keberadaannya.
Rencana RTH meliputi:
RTH publik; dan 
RTH Private 
5
Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan.
Kawasan budidaya yang terdapat di wilayah Kota Lubuklinggau meliputi :
Kawasan peruntukan perumahan; a.
Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa; b.
Kawasan peruntukan perkantoran; c.
Kawasan peruntukan industri; d.
Kawasan peruntukan pariwisata; e.
Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH); f.
Ruang evakuasi bencana; g.
Kawasan sektor informal; h.
Kawasan peruntukan pertanian; i.
Kawasan peruntukan perkebunan j.
Kawasan peruntukan perikanan k.
Kawasan pertambangan; dan l.
Kawasan pertahanan dan keamanan negara. m.
5
5..1
1..4
4
P
Pe
en
ne
etta
ap
pa
an
n K
Ka
aw
wa
assa
an
n S
Sttrra
atte
eg
giiss K
Ko
otta
a
Untuk mengembangkan, melestarikan, melindsungi, dan/atau 1.
mengkoordinasikan keterpaduan pembangunan nilai strategis kawasan dalam mendukung penataan ruang Kota Lubuklinggau;
Sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan pertumbuhan ekonomi, 2.
sosial dan budaya, serta fungsi dan daya dukung lingkungan hidup dalam Kota Lubuklinggau yang dinilai mempunyai pengaruh sangat penting terhadap wilayah kota;
Sebagai pertimbangan dalam penyusunan indikasi program utama 3.
dalam RTRW Kota Lubuklinggau; dan
Sebagai dasar penyusunan rencana rinci dan rencana detail tata ruang 4.
kota (RDTR).
Kawasan strategis Kota Lubuklinggau ditetapkan dengan kriteria:
memperhatikan kawasan strategis nasional dan kawasan strategis 1.
Provinsi Sumatera Selatan yang ada di Kota Lubuklinggau;
kawasan strategis Kota Lubuklinggau dapat berhimpitan dengan 2.
kawasan strategis nasional dan/atau kawasan strategis provinsi, namun harus memiliki kepentingan/kekhususan yang berbeda serta harus ada pembagian kewenangan yang jelas.
merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan 3.
ekonomi yaitu merupakan aglomerasi berbagai kegiatan ekonomi yang memiliki:
Potensi ekonomi cepat tumbuh; 
Sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi; 
Potensi ekspor; 
Ditetapkan sebagai kawasan yang dapat mempercepat 
Dukungan jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan 
ekonomi;
Kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi; 
merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan 4.
sosial budaya seperti:
tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya; 
prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya; 
aset yang harus dilindungi dan dilestarikan; 
tempat perlindungan peninggalan budaya; 
tempat yang memberikan perlindungan terhadap 
keanekaragaman budaya;
tempat yang memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial; 
hasil karya cipta budaya masyarakat kota yang dapat menunjukkan 
jati diri maupun penanda (focal point, landmark) budaya kota; dan/atau
kriteria lainnya yang dikembangkan sesuai dengan kepentingan 
pembangunan kota.
merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis pendayagunaan 5.
sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi di wilayah kota, antara lain:
kawasan yang diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan 
ilmu pengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasi sumber daya alam strategis, dan lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis;
memiliki sumber daya alam strategis; 
kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup seperti:
tempat perlindungan keanekaragaman hayati; 
kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, 
flora dan/atau fauna yang hampir punah atau diperkirakan akan punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan;
kawasan yang memberikan perlindungan keseimbangan tata guna 
air yang setiap tahun berpeluang menimbulkan kerugian;
kawasan yang memberikan perlindungan terhadap keseimbangan 
iklim makro;
kawasan yang menuntut prioritas tinggi untuk peningkatan kualitas 
lingkungan hidup;
kawasan rawan bencana alam; dan/atau 
kawasan yang sangat menentukan dalam perubahan rona alam 
dan mempunyai dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan.
P
Peenneettaappaann RReennccaannaa KKaawwaassaann SSttrraatteeggiiss KKoottaa LLuubbuukklliinnggggaauu
Berdasarkan pertimbangan di atas dan hasil analisa wilayah kajian RTRW Kota Lubuklinggau, maka kawasan strategis di Kota Lubuklinggau ditetapkan sebagai berikut:
Kawasan Strategis Nasional 
Kawasan strategis nasional yaitu Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) dengan luas kurang lebih sebesar 6.616 Ha yang terdapat di Kecamatan Lubuklinggau Utara II dan Kecamatan Lubuklinggau Barat II.
Kawasan Strategis Kota 
Kawasan Strategis Kota Lubuklinggau meliputi :
kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung b.
lingkungan hidup; dan
kawasan strategis dari sudut kepentingan Sosial Budaya. c.
K
Kaawwaassaann SSttrraatteeggiiss ddaarrii ssuudduutt kkeeppeennttiinnggaann eekkoonnoommii
Pusat pelayanan utama di dalam wilayah Kota Lubuklinggau berada di Pusat Kota Lubuklinggau (Kelurahan Pasar Pemiri) Kecamatan Lubuklinggau Barat II dan sebagian Kecamatan Lubuklinggau Timur II merupakan sektor unggulan perdagangan dan jasa yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi kota dan wilayah sekitarnya.
Pusat pelayanan ini akan memberikan skala dan cakupan pelayanan baik untuk semua wilayah Kota Lubuklinggau maupun untuk skala regional Wilayah ini merupakan gabungan dari sebagian kelurahan di Kecamatan Lubuklinggau Barat II yang berada di sepanjang koridor jalan yos sudarso dan A. Yani.
Dasar pemilihan wilayah pusat pelayanan kota di pusat Kota Lubuklinggau
karena selain Pusat Kota Lubuklingau telah terbentuk sebagai pusat kegiatan jasa dan perdagangan dan juga sebagai pusat distribusi, pusat Kota Lubuklinggau juga merupakan urat nadi ekonomi Kota Lubuklinggau yang memiliki aspek dukungan infrastruktur yang memadai serta memiliki daya saing lokasi. Berdasarkan pada potensi dan prospek pengembangannya, kawasan ini direncanakan sebagai kawasan strategis kota Lubuklinggau yang memiliki ciri perdagangan dan jasa.
Adapun arahan pengembangan kawasan strategis perdagangan dan jasa di Kota Lubuklinggau yaitu :
Revitalisasai kawasan perdagangan dan jasa; 1.
Penataan lingkungan sekitar; 2.
Peningkatan aksesbilitas menuju kawasan dalam mendukung fungsi 3.
k
kaawwaassaann ssttrraatteeggiiss ddaarrii ssuudduutt kkeeppeennttiinnggaann ffuunnggssii ddaann ddaayyaa dduukkuunngg lliinnggkkuunnggaann h
hiidduupp
Kota Lubuklinggau termasuk salah satu produsen dan konsumen beras, palawija dan hortilkultura di Propinsi Sumatera Selatan. Salah satu yang menarik dari kota Lubuklinggau adalah keberadaan kawasan tanaman pangan yang memiliki luas sekitar 2.000 m2.
Kawasan pertanian tersebut didukung dengan sisten irigasi teknis yang baik, bendungan watervang serta aksesibilitas yang memadai. Pada kawasan berpusat di Kawasan strategis fungsi dan daya dukung lingkungan hidup yaitu kawasan pertanian sawah irigasi teknis dengan luas kurang lebih 2.000 Ha yang terdapat di Kelurahan Eka Marga, Kelurahan Marga Bakti, Kelurahan Margorejo, Kelurahan Karang Ketuan, Kelurahan Siring Agung Kecamatan Lubuklinggau Selatan II dan Kelurahan Ulak Lebar Kecamatan Lubuklinggau Barat II .
Sesuai dengan kebijakan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan sebagai lumbung energi, sangat tepat jika kota Lubuklinggau memiliki kawasan strategis tanaman pangan mengingat potensi yang dimilikinya.
Arahan pengelolaan kawasan strategis sektor unggulan pertanian, meliputi:
Penetapan deliniasi kawasan tanaman pangan di Kelurahan Eka Marga; 
Pengembangan fasilitas pendukung kegiatan pertanian; 
Peningkatan aksesibilitas menuju kawasan pertanian;dan 
Pengmbangan industri pengelolaan hasil pertanian. 
K
Kaawwaassaann SSttrraatteeggiiss ddaarrii SSuudduutt KKeeppeennttiinnggaann SSoossiiaall BBuuddaayyaa
Pada zaman dahulu rumah khas atau adat yang ada di Kota Lubuklinggau
bentuk rumah dan bahan yang digunakan berubah, pada umumnya bahan bangunan yang digunakan pada saat ini terbuat dari dinding bata yang bersifat permanent, sedangkan bentuk bangunan pada umumnya hanya satu lantai. Sekarang ini rumah adat Kota Lubuklinggau yang tersisa hanya terdapat di kelurahan Batu Urip dan Kelurahan Jukung, itupun kondisinyasudah
memprihatinkan dan terkesan kumuh serta sudah banyak direnovasi menjadi bangunan permanen.
Oleh karena itu Kawasan di Kelurahan Batu Urip dan Kelurahan Jukung dijadikan Kawasan Strategis Sosial Budaya sebagai kawasan yang menjadi ciri dari Kota Lubuklinggau yang tidak terdapat didaerah lain. Kawasan ini nantinya menjadi kawasan Pariwisata Budaya yang akan menyerap wisatawan yang ingin
mempelajari warisan budaya Kota Lubuklinggau.
Arahan pengelolaan Kawasan Strategis Sosial Budaya, meliputi :
Penetapan deliniasi kawasan strategis Sosial Budaya di Kelurahan Batu Urip 
dan Kelurahan Jukung;
Penataan kembali rumah-rumah adat di Kelurahan Batu Urip dan 
Kelurahan Jukung;
Menghidupkann kembali acara-acara adat istiadat Kota Lubuklinggau 
seperti upacara perkawinan dan sebagainya di Kelurahan Batu Urip dan Kelurahan Jukung; dan
Peningkatan aksesibilitas menuju kawasan Strategis Sosial Budaya. 
5
5..2
2
A
Arra
ah
ha
an
n R
Re
en
nc
ca
an
na
a P
Pe
em
mb
ba
an
ng
gu
un
na
an
n J
Ja
an
ng
gk
ka
a M
Me
en
ne
en
ng
ga
ah
h D
Da
ae
erra
ah
h
((R
RP
PJ
JM
MD
D)) K
Ko
otta
a LLu
ub
bu
uk
klliin
ng
gg
ga
au
u
melaksanakan Visi dan Misi RPJPD Kota Lubuklinggau Tahun 2005-2025 tersebut dijabarkan secara bertahap dalam periode lima tahunan atau RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah). Masing-masing tahap mempunyai skala prioritas dan strategi pembangunan yang merupakan kesinambungan dari skala prioritas dan strategi pembangunan pada periode sebelumnya.
Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang sesuai dengan amanat UUD 1945, maka pemerintahan daerah diharapkan dapat mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan, sebagai upaya untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan rakyat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip-prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan
kekhususan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam kerangka besar itulah, visi, misi dan program kerja walikota dan wakil wakil walikota Lubuklinggau terpilih untuk lima tahun ke depan merupakan tahap ketiga Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005 – 2025, diarahkan untuk membawa masyarakat Kota Lubuklinggau menuj u suatu kehidupan masyarakat yang sejahtera, berakhlak, bermartabat, berkarakter dan bermakna. Maka visi pembangunan Kota Lubuklinggau tahun 2013 – 2017 adalah :
““
TTe
errw
wu
ujju
ud
dn
ny
ya
a LLu
ub
bu
ukklliin
ng
gg
ga
au
u SSe
eb
ba
ag
ga
aii K
Ko
otta
a JJa
assa
a,, IIn
nd
du
ussttrrii d
da
an
n P
Pe
errd
da
ag
ga
an
ng
ga
an
n y
ya
an
ng
g
U
Un
ng
gg
gu
ull u
un
nttu
ukk M
Me
en
njja
ad
dii R
Ro
olle
e--M
Mo
od
de
ell M
Ma
assy
ya
arra
akka
att M
Ma
ad
da
an
nii
””
Visi Pembangunan Kota Lubuklinggau Tahun 2013-2017 ini menjadi arah cita cita bagi pembangunan yang secara sistematis bagi penyelenggara
pemerintahan daerah dan segenap pemangku kepentingan pembangunan Kota Lubuklinggau. Penjelasan dari visi tersebut adalah sebagai berikut :
K
Koottaa JJaassaa,, IInndduussttrrii ddaann PPeerrddaaggaannggaann yyaanngg uunngggguull 
Bahwa pembangunan Kota Lubukinggau akan diarahkan menjadi sebagai Kota Perindustrian, Perdagangan, dan Jasa yang maju dan berdaya saing, baik dari aspek sumber daya manusia yang berkualitas dan ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai sebagai perwujudan kota yang maju dengan memperhatikan keunggulan potensi-potensi daerah.
Kota Jasa : 1.
Kota Lubuklinggau sebagai pusat pelayanan jasa yang meliputi 
peningkatan layanan jasa baik pemerintahan, keuangan, kesehatan, transportasi dan komunikasi;
Memberikan kontribusi dan dominasi layanan kepada masyarakat 
di daerah sekitar wilayah Sumatera Selatan bagian barat.
Kota Industri : 2.
Membangun dan mengembangkan sektor industri yang 
menghasilkan barang jadi yang siap dipasarkan baik dalam negeri maupun luar negeri yang dapat memberikan dampak ikutan terhadap ekonomi masyarakat, mempunyai teknologi yang sudah maju serta mempunyai keahlian manajerial modren.
Kota Perdagangan : 3.
Kota Lubuklinggau sebagai Kota pusat perdagangan di wilayah 
Sumatera Selatan bagian barat yang meliputi perdagangan skala besar dan kecil sebagai salah satu penunjang pertumbuhan ekonomi masyarakat;
Peningkatan kegiatan distribusi pada sektor perdagangan dengan 
R
Roollee mmooddeell MMaassyyaarraakkaatt MMaaddaannii 
Dengan mewujudkan Kota Lubuklinggau sebagai Kota Perindustrian, Perdagangan, dan Jasa yang maju dan berdaya saing serta dapat
memberdayakan keberagaman masyarkakat Kota Lubuklinggau sehingga dapat berdampak pada masyarakat Kota Lubuklinggau yang sejahtera dan mengedapankan penyelenggaraan pemerintahan yang berorientasi pada pelayanan publik yang berkualitas untuk mewujudkan masyarakat madani sehingga dapat menjadi panutan bagi daerah lain dalam mewujudkan masyarakat madani.
Role Model 1.
Kota Lubuklinggau sebagai panutan dan percontohan dalam upaya mewujudkan masyarakat yang sejahtera melalui pemberdayaan
keberagaman masyarakat dalam menggerakan roda perekonomian di Kota Lubuklinggau.
Masyarakat Madani 2.
Masyarakat Lubuklinggau menjadi masyarakat beradab dan berakhlak mulia yang mengacu pada nila-nilai kebajikan dan maju dalam
penguasaan ilmu pengetahuan, dan teknologi dengan
mengembangkan inovasi dan kreativitas serta menerapkan prinsip-prinsip interaksi sosial yang kondusif bagi penciptaan tatanan demokratis dalam kehidupan bermasyarakat.
M
Miissii PPeemmbbaanngguunnaann KKoottaa LLuubbuukklliinnggggaauu TTaahhuunn 22001133--22001177
Dalam mewujudkan visi pembangunan Kota Lubuklinggau tahun 2013
– 2017 tersebut di tempuh melalui 5 (lima) misi pembangunan beserta pokok pokok penjelasannya sebagai berikut :
Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang sehat, cerdas, berakhlak mulia dan 1.
berkualitas.
dasar masyarakat yang berkualitas dengan meningkatkan derajat kesehatan dan taraf pendidikan masyarakat Kota Lubuklinggau melalui pelayanan kesehatan yang berkualitas dan pemantapan pelayanan pendidikan untuk semua yang mengedapankan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta mewujudkan masyarakat yang berakhlak mulia, beretika dan
berbudaya.
Meningkatkan daya saing ekonomi dan kesejahteraan sosial. 2.
Menggerakan roda perekonomian dengan memberdayakan keberagaman masyarakat Kota Lubuklinggau sebagai potensi pembangunan yang
multikultural melalui pemberdayaan ekonomi kerakyatan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat. Peningkatan dari aspek daya saing melalui penciptaan iklim usaha dan investasi yang kondusif sehingga menumbuhkan tingkat perekonomian di Kota Lubuklinggau. Peningkatan status kesejahteraan sosial melalui sinergitas program-program perlindungan sosial dan pemberdayaan lembaga dan usaha ekonomi masyarakat yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.
Membangun infrastruktur yang berkeadilan dan berwawasan lingkungan. 3.
Membangun infrastruktur dengan mengedapankan konektivitas dan pengembangan
wilayah yang memadai dan merata. Pembangunan infrastruktur dasar dengan mengedapankan program-program yang pro rakyat Yang difokuskan pada pembangunan sanitasi, air bersih, kelistrikan yang dapat mendukung aktifitas masyarakat.
Membangun tata kelola pemerintahan yang baik 4.
Membangun tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) merupakan komitmen utama dalam upaya pencapaian visi pembangunan lima tahun mendatang, dimana salah satu upaya untuk mewujudkan
pemerintahan yang baik adalah melalui reformasi birokrasi. Reformasi
daya manusia aparatur, peningkatan akuntabilitas kinerja aparatur, pengawasan, pelayanan publik, pengembangan budaya kerja produktif efektif dan efisien, penguatan koordinasi antar instansi.
TTuujjuuaann ddaann SSaassaarraann 
Berdasarkan pada visi dan misi pembangunan daerah Kota Lubuklinggau tahun 2013 – 2017 maka disusun tujuan pembangunan selama lima tahun kedepan sebagai berikut sebagaimana sebagai berikut :
Misi 1 : Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang sehat, cerdas, berakhlak mulia dan berkualitas
Mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang berkualitas 1.1
Meningkatnya kualitas dan akses pelayanan kesehatan 1.1.1
Meningkatnya pengendalian penyakit menular dan penyehatan 1.1.2
lingkungan
Terkendalinya laju pertumbuhan penduduk 1.1.3
Meningkatnya akses pelayanan KB berkualitas yang merata 1.1.4
Meningkatnya budaya dan prestasi olahraga 1.1.5
Mewujudkan masyarakat yang cerdas 1.2
Meningkatnya Pemerataan akses pelayanan pendidikan 1.2.1
Meningkatnya kualitas pelayanan pendidikan 1.2.2
Meningkatnya minat dan budaya gemar membaca masyarakat dan 1.2.3
layanan perpustakaan
Mewujudkan masyarakat yang religius, beretika dan berbudaya 1.3
Terwujudnya masyarakat yang religius dan beretika 1.3.1
Menciptakan sistem penyelenggaraan pendidikan dengan 1.4
kompetensi yang spesifik
Terwujudnya lembaga pendidikan dan pelatihan yang mempunyai 1.4.1
standar kualitas
Misi 2 : Meningkatkan daya saing ekonomi dan kesejahteraan sosial
Meningkatan kualitas ekonomi masyarakat 2.1
Berkembangnya Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi 2.1.1
Meningkatnya pertumbuhan sektor perdagangan dan jasa 2.1.2
Meningkatnya pertumbuhan sektor industri 2.1.3
Terpenuhinya ketersediaan bahan pangan masyarakat 2.1.4
Meningkatnya pertumbuhan sektor pariwisata 2.1.5
Terciptanya kesempatan kerja dan perlindungan bagi tenaga kerja 2.1.6
Terwujudnya peningkatan investasi 2.1.7
Mewujudkan peningkatan kualitas sosial kemasyarakatan 2.2
Terwujudnya peran serta masyarakat dalam pembangunan 2.2.1
Meningkatnya kesetaraan Gender, Pemberdayaan Perempuan, dan 2.2.2
Perlindungan Anak
Meningkatnya penanganan masalah sosial kemasyarakatan 2.2.3
Terwujudnya peningkatan peran pemuda dalam berbagai bidang 2.2.4
pembangunan
Misi 3 : Membangun infrastruktur yang berkeadilan dan berwawasan lingkungan
Meningkatkan dan memeratakan pembangunan yang berkeadilan 3.1
Terwujudnya sinkronisasi program pembangunan antarsektor dan 3.1.1
antarwilayah yang mengacu kepada RTRW
Terwujudnya pembangunan sarana dan prasarana perkotaan yang 3.1.2
memadai
Terwujudnya peningkatan infrastruktur untuk pemenuhan kebutuhan 3.1.3
sanitasi dan permukiman
Meningkatnya sistem transportasi perkotaan 3.1.4
Terwujudnya peningkatan layanan komunikasi dan informatika 3.1.5
Mewujudkan kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan 3.2
Terwujudnya peningkatan pengendalian pencemaran dan kerusakan 3.2.1
lingkungan hidup
Misi 4 : Membangun tata kelola pemerintahan yang baik
Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang berkualitas 4.1
Terwujudnya perencanaan dan pengendalian pembangunan 4.1.1
daerah yang parsipatif dan berkualitas
Terwujudnya kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintah daerah 4.1.2
yang berkualitas
Meningkatnya sistem pengawasan dan pengendalian internal yang 4.1.3
efektif
Meningkatnya kualitas sumber daya aparatur 4.1.4
Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan daerah 4.1.5
Mewujudkan peningkatan kualitas pelayanan kepada penduduk dan 4.2
masyarakat
Meningkatnya pelayanan umum, komunikasi dan informasi 4.2.2
Menciptakan kententraman, k etertiban dan pembinaan wawasan 4.3
kebangsaan masyarakat
Terciptanya kententraman, ketertiban dan pembinaan wawasan 4.3.1
kebangsaan masyarakat
K
Keebbiijjaakkaann PPeenniinnggkkaattaann PPeemmeerraattaaaann PPeemmbbaanngguunnaann IInnffrraassttrruukkttuurr yyaanngg B
Beerrwwaawwaassaann lliinnggkkuunnggaann
Mewujudkan pemerataan pembangunan infrastruktur yang berwawasan lingkungan dititikberatkan pada isu strategis Pemerataan Pembangunan Infrastruktur Perkotaan yang diarahkan untuk memenuhi cakupan layanan infrastruktur dasar dan permukiman yang berkualitas. Pembangunan infrastruktur diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi karena dapat menekan ekonomi biaya tinggi sehingga dapat berdampak pada pengurangan tingkat kemiskinan dan meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat. Strategi pengembangan infrastruktur dalam rangka meningkatkan kualitas dan cakupan pelayanan infrastruktur di daerah perlu diarahkan kepada :
Optimalisasi cakupan pelayanan infrastruktur 1.
Pengoptimalan kinerja infrastruktur yang telah ada perlu diutamakan dalam rangka efisiensi dalam investasi untuk pembangunan infrastruktur karena dapat meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan infrastruktur di daerah melalui investasi yang relatif rendah, pemeliharaan prasarana jalan di daerah juga perlu ditingkatkan untuk mengatasi jalan dengan kondisi tidak mantap.
Peningkatan kapasitas pelayanan infrastruktur 2.
Peningkatan layanan informasi berbasis teknologi informasi. 3.
Peningkatan dan perluasan infrastruktur untuk pemenuhan kebutuhan 4.
layanan air minum dan sanitasi.
Pemantapan peranan pusat pelayanan kota, 5.
S
Sttrra
atte
eg
gii S
Sa
an
niitta
assii K
Ko
otta
a
3
3..3
3
55..33..11
K
Ke
erra
an
ng
gk
ka
a P
Pe
en
ng
ge
em
mb
ba
an
ng
ga
an
n S
Sa
an
niitta
assii K
Ko
otta
a
Visi Sanitasi merupakan Kondisi sanitasi yang ingin diwujudkan Kota Lubuklinggau dalam jangka waktu tertentu yang merupakan bagian dari visi Kota Lubuklinggau yaitu ““TTeerrwwuujjuuddnnyyaa KKoottaa LLuubbuukklliinnggggaauu SSeebbaaggaaii PPuussaatt PPeerrddaaggaannggaann,, IInndduussttrrii,, JJaassaa d
daann PPeennddiiddiikkaann MMeellaalluuii KKeebbeerrssaammaaaann MMeennuujjuu MMaassyyaarraakkaatt MMaaddaannii”” . Visi dan misi sanitasi telah dirumuskan untuk memberi arahan bagi pengembangan sanitasi Kota Lubuklinggau dalam rangka mencapai visi misi kota.
Adapun Visi Sanitasi Kota Lubuklinggau adalah “
““TTeerrwwuujjuuddnnyyaa SSaanniittaassii yyaanngg bbeerrkkuuaalliittaass,, bbeerrkkeellaannjjuuttaann ddaann RRaammaahh LLiinnggkkuunnggaann m
meennuujjuu LLuubbuukklliinnggggaauu KKoottaa MMaaddaannii””
Ada beberapa kata kunci dari Visi diatas adalah : Terwujudnya Sanitasi yang berkualitas, berkelanjutan dan Ramah Lingkungan menuju Lubuklinggau Kota Madani, batasan pengertiannya adalah :
Kata SSaanniittaassii yyaanngg BBeerrkkuuaalliittaass adalah kondisi sanitasi yang layak untuk 1.
permukiman, bebas dari penyakit, dan lingkungan yang mendukung hidup sehat;
Kata BBeerrkkeellaannjjuuttaann adalah kualitas lingkungan fisik dapat dipertahankan 2.
secara permanen bahkan dapat ditingkatkan, tidak hanya untuk kepentingan generasi saat ini, namun juga generasi yang akan datang; Kata RRaammaahh LLiinnggkkuunnggaann adalah Kondisi dimana sisa/limbah yang 3.
dikeluarkan tidak berdampak negatif bagi lingkungan;
Kata LLuubbuukklliinnggggaauu KKoottaa MMaaddaannii adalah Kota dengan masyarakat yang 4.
berwawasan luas dan mencari terobosan baru untuk memperoleh kehidupan yang sejahtera.
TTu
ujju
ua
an
n,, S
Sa
assa
arra
an
n d
da
an
n S
Sttrra
atte
eg
gii S
Se
ek
ktto
orr S
Sa
an
niitta
assii
3
3..3
3..2
2
Berdasarkan hasil Analisa Strength-Weakness-Opportunity-Threat (SWOT) tiap Sub-sektor menghasilkan posisi pengelolaan sanitasi saat ini. Untuk Sub-Sektor Air Limbah, Persampahan dan Drainase berada pada Kuadran II yang berarti pada posisi Internal lemah tetapi pada posisi Eksternal terdapat peluang. Dengan hasil tersebut akan dirumuskan tujuan, sasaran dan strategi masing-masing sub-sektor. Tujuan merupakan pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang diperlukan untuk mencapai visi, misi dan menangani isu strategis yang dihadapi. Sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional untuk dapat dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu. Strategi adalah cara untuk mencapai visi dan misi yang
dirumuskan berdasarkan kondisi saat ini.
TTuujjuuaann,, SSaassaarraann ddaann SSttrraatteeggii PPeennggeemmbbaannggaann AAiirr LLiimmbbaahh DDoommeessttiikk
Berdasarkan hasil pembobotan dan skoring analisis SWOT untuk subsektor Air Iimbah menunjukkan bahwa Kota Lubuklinggau terdapat beberapa kelemahan. Namun demikian, Kota Lubuklinggau juga mempunyai peluang yang cukup siginfikan untuk diraih dengan merubah beberapa strategi yang saat ini. Sehingga dengan demikian, posisi pengelolaan sanitasi Kota Lubuklinggau sub-sektor Air limbah berada pada kuadran ke II. Untuk lebih jelasnya tujuan, sasaran dan tahapan pencapaian pengembangan air limbah domestik di Kota Lubuklinggau dapat dilihat pada tabel
Tabel. 5.1
Tujuan, Sasaran dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Air Limbah Domestik
Tujuan Sasaran Strategi
Pernyataan Sasaran
Indikator Sasaran
1. Meningkatkan kesehatan
masyarakat melalui
Tersedianya pengelolaan air limbah yang
Jumlah
masyarakat yang mengakses sarana
peningkatan akses
masyarakat terhadap
pelayanan pengelolaan air
limbah dengan sistem
setempat (on-site) dan
sistem terpusat
(off-site);dengan prinsip good
corporate governance;
berkualitas, berkelanjutan dan ramah lingkungan di permukiman masyarakat
dan prasarana pengelolaan Air Limbah
Permukiman Sistem On-Site 31,7 % menjadi 50 % Keluarga Sistem Off-Site 0 % menjadi 25 % pada tahun 2017
masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) perkotaan
2. Mencegah dan menanggulangi pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup yang
diakibatkan oleh air limbah permukiman;
Tersedianya sistem
pengelolaan air limbah yang berkualitas, berkelanjutan dan ramah lingkungan
Penduduk yang memiliki tangki septic 31,7 % Keluarga menjadi 50 % pada tahun 2017
Membuat Perda yang mengatur bagi bagi dunia usaha dan developer untuk menyediakan sarana pengelolaan limbah ditempat usaha dan perumahan
3. Memberdayakan masyarakat dan dunia usaha agar lebih berperan aktif dalam penyelenggaraan sistem pengelolaan air limbah permukiman;
Terbentuknya kelompok
Masyarakat dan usaha yang melakukan pengelolaan air limbah dari 0 pengelola Menjadi 1 pada tahun 2017
Menambah sumber dana untuk sanitasi dengan
meningkatkan PAD sanitasi dan mencari sumber pendanaan diluar APBD Kota
4. Menyiapkan peraturan
perundangan dalam penyelenggaraan sistem pengelolaan air limbah permukiman;
Tersedianya Perda yang mengatur tentang sistem pengelolaan air limbah
Jumlah produk hukum yang disusun 2 Produk Hukum menjadi 5 Produk Hukum
Melakukan
permukiman penyampaian isu terkait pengelolaan air limbah
5. Meningkatkan kemampuan manajemen dan kelembagaan pengelolaan air limbah permukiman
Meningkatnya kualitas
manajemen dan kelembagaan pengelolaan air limbah
permukiman
Jumlah Bimtek tentang
pengelolaan air limbah dari 0 menjadi 5 Bimtek
Melakukan
kerjasama dengan BUMN maupun dunia usaha lain dalam rangka peningkatan akses pengelolaan air limbah
6. Meningkatkan dan mengembangkan alternatif sumber pendanaan dalam penyelenggaraan sistem
pengelolaan air limbah permukiman.
Meningkatnya APBD Kota untuk pembangunan sarana dan prasarana air limbah
APBD Kota untuk pembiayaan sanitasi dari 1% Dari APBD menjadi 3% dari APBD
Membuat kegiatan yang melibatkan langsung peranserta masyarakat
meningkatnya anggaran selain dari APBD Kota untuk kegiatan pengelolaan sanitasi permukiman
Pendanaan non APBD Kota Dari Rp. 5.476.928.950 menjadi Rp. 101.235.000.000
Secara berkala melakukan monitoring dan evaluasi dengan melibatkan aparat setempat
7. Mendorong peningkatan peran dunia usaha,
perguruan tinggi melalui penciptaan iklim kondusif bagi
Meningkatnya kerjasma dengan dunia usaha dan perguruan tinggi untuk
Jumlah kerjasama yang dilakukan 0 menjadi 1
kerjasama dengan pihak swasta
Melaksanakan Bimtek pengelolaan air limbah
pengembangan prasarana dan sarana penyehatan
lingkungan permukiman
pengembangan pengelolaan air limbah
TTuujjuuaann,, SSaassaarraann ddaann SSttrraatteeggii PPeennggeemmbbaannggaann PPeerrssaammppaahhaann
Berdasarkan hasil pembobotan dan skoring analisis SWOT untuk subsektor Persampahan menunjukkan bahwa Kota Lubuklinggau terdapat beberapa kelemahan. Namun demikian, Kota Lubuklinggau juga mempunyai peluang yang cukup siginfikan untuk diraih dengan merubah beberapa strategi yang ada saat ini. Sehingga dengan demikian, posisi pengelolaan sanitasi Kota Lubuklinggau sub-sektor Persampahan berada pada kuadran ke II. Untuk lebih jelasnya tujuan, sasaran dan tahapan pencapaian pengembangan persampahan di Kota Lubuklinggau dapat dilihat pada tabel
Tabel 5.2
Tujuan, Sasaran dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Persampahan
Tujuan Sasaran Strategi
Pernyataan Sasaran
Indikator Sasaran
1. Mengurangi timbulan sampah dalam rangka pengelolaan
persampahan yang berkelanjutan
Meningkatnya jumlah
masyarakat/swasta yang melakukan pegelolaan sampah
Jumlah sampah yang terkelola dari 186 M3 menjadi 299,54 M3 pada tahun 2017
Meningkatkan system TPA dari system Open Dumping menjadi Sanitary Landfill
2. Meningkatkan jangkauan dan kualitas pelayanan sistem pengelolaan persampahan
Meningkatnya jumlah sarana dan prasarana
pengelolaan sampah yang
Jumlah TPS terpilah dari 0 menjadi 25 TPS terpilah
Jumlah