• Tidak ada hasil yang ditemukan

V KKEETTEERRPPA AD DU UA AN N SSTTRRA ATTEEG GII PPEEN NG GEEM MBBA AN NG GA AN N KKO OTTA A LLU UBBU UKK LLIIN NG GG GA AU U

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "V KKEETTEERRPPA AD DU UA AN N SSTTRRA ATTEEG GII PPEEN NG GEEM MBBA AN NG GA AN N KKO OTTA A LLU UBBU UKK LLIIN NG GG GA AU U"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

B

BA

AB

B V

V

K

KE

ETTE

ER

RP

PA

AD

DU

UA

AN

N S

STTR

RA

ATTE

EG

GII

P

PE

EN

NG

GE

EM

MB

BA

AN

NG

GA

AN

N K

KO

OTTA

A LLU

UB

BU

UK

K LLIIN

NG

GG

GA

AU

U

5

5..1

1..

R

Re

en

nc

ca

an

na

a TTa

atta

a R

Ru

ua

an

ng

g W

Wiilla

ay

ya

ah

h K

Ko

otta

a LLu

ub

bu

uk

k LLiin

ng

gg

ga

au

u

5

5..1

1..1

1.. TTu

ujju

ua

an

n,, K

Ke

eb

biijja

ak

ka

an

n d

da

an

n S

Sttrra

atte

eg

gii P

Pe

en

na

atta

aa

an

n R

Ru

ua

an

ng

g W

Wiilla

ay

ya

ah

h

5

5..1

1..1

1..1

1.. TTu

ujju

ua

an

n

Tujuan penataan ruang Kota Lubuklinggau merupakan arahan perwujudan ruang kota yang ingin dicapai pada masa yang akan datang.

Adapun Tujuan penataan ruang Kota Lubuklinggau adalah :

““

P

Pe

en

na

atta

aa

an

n rru

ua

an

ng

g w

wiilla

ay

ya

ah

h kko

otta

a b

be

errttu

ujju

ua

an

n u

un

nttu

ukk m

me

ew

wu

ujju

ud

dkka

an

n rru

ua

an

ng

g w

wiilla

ay

ya

ah

h K

Ko

otta

a

LLU

UB

BU

UK

KLLIIN

NG

GG

GA

AU

U y

ya

an

ng

g a

am

ma

an

n,, n

ny

ya

am

ma

an

n,, p

prro

od

du

ukkttiiff d

da

an

n b

be

errkke

ella

an

njju

utta

an

n sse

eb

ba

ag

ga

aii kko

otta

a

p

pe

errd

da

ag

ga

an

ng

ga

an

n d

da

an

n jja

assa

a b

be

errsskka

alla

a rre

eg

giio

on

na

all..

””

5

5..1

1..1

1..2

2.. K

Ke

eb

biijja

ak

ka

an

n d

da

an

n S

Sttrra

atte

eg

gii P

Pe

en

na

atta

aa

an

n R

Ru

ua

an

ng

g W

Wiilla

ay

ya

ah

h

Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kota Lubuklinggau dirumuskan berdasarkan : Tujuan penataan ruang Kota Lubuklinggau, Karakteristik Kota Lubuklinggau,

Kapasitas sumber daya Kota Lubuklinggau. Sedangkan strategi penataan ruang wilayah Kota Lubuklinggau merupakan penjabaran penjabaran kebijakan penataan ruang wilayah kota ke dalam langkah-langkah operasional untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

(2)

K

Keebbiijjaakkaann ddaann SSttrraatteeggii PPeennggeemmbbaannggaann SSttrruukkttuurr RRuuaanngg WWiillaayyaahh KKoottaa 

Kebijakan penetapan struktur ruang wilayah Kota Lubuklinggau meliputi: Pengembangan sistem pusat-pusat pelayanan kota secara optimal; 1.

Peningkatan aksesbilitas dan transportasi yang dapat mengarahkan 2.

peningkatan fungsi dan keterkaitan antar pusat kegiatan dan sistem sirkulasi kota yang optimal;

Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan sarana dan prasarana 3.

yang dapat mendorong perkembangan kegiatan dan perbaikan lingkungan permukiman kota.

Strategi pengembangan sistem pusat-pusat pelayanan yang memperkuat A.

kegiatan perdagangan dan jasa, industri, pariwisata dan kegiatan kota lainnya secara optimal, meliputi:

Memantapkan peran pusat pelayanan kota, sub pusat pelayanan 

kota, dan pusat lingkungan dalam sistem wilayah kota;

Meningkatkan pelayanan intra wilayah yang diarahkan pada 

pemerataan pembangunan.

Strategi peningkatan aksesbilitas dan transportasi yang dapat B.

mengarahkan peningkatan fungsi dan keterkaitan antar pusat kegiatan dan sistem sirkulasi kota yang optimal meliputi :

Meningkatkan kapasitas jaringan jalan yang meningkatkan interaksi 

kegitan penyebaran aktifitas perekonomian;

Mengembangkan jalan lingkar utara dan jalan lingkar selatan; 

Meningkatkan pelayanan moda transportasi yang mendukung dan 

tumbuh dan berkembangnya pusat pelayanan kota; Meningkatkan integrasi sistem antarmoda; dan 

Mengembangkan sistem jaringan transportasi udara. 

Strategi peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan sarana dan C.

prasarana yang dapat mendorong perkembangan kota, meliputi : Mendistribusikan fasilitas sosial dan ekonomi secara merata di setiap 

pusat kegiatan sesuai fungsi kawasan dan hirarki pelayanan;

Mengembangkan infrastruktur perkotaan yang terpadu dan merata di 

seluruh wilayah kota;

Mengembangkan prasarana wilayah dengan peningkatan kualitas 

(3)

Meningkatkan pemerataan sistem penyediaan air minum di wilayah 

kota;

Meningkatkan cakupan pelayanan sistem jaringan energi kawasan 

baru yang dikembangkan di utara dan selatan kota;

Mengembangkan sistem jaringan telekomunikasi dan informasi di utara 

dan selatan kota;

Meningkatkan sistem pengelolaan persampahan dengan teknik – 

teknik yang berwawasan lingkungan;

Meningkatkan prasarana pengelolaan air limbah rumah tangga yang 

berbasis komunal;

Mengembangkan sistem prasarana drainase secara terpadu; 

Mengembangkan prasarana dan sarana jaringan jalan pejalan kaki 

pada kawasan perdagangan dan jasa;

Menyediakan fasilitas parkir yang memadai dan terintegrasi dengan 

pusat-pusat kegiatan; dan

Mengembangkan jalur evakuasi bencana sebagai bagian upaya 

mitigasi bencana. K

Keebbiijjaakkaann ddaann SSttrraatteeggii PPeennggeemmbbaannggaann PPoollaa RRuuaanngg WWiillaayyaahh KKoottaa 

Kebijakan pengembangan pola ruang Kota Lubuklinggau, meliputi : Penetapan dan pengelolaan kawasan lindung untuk mendukung 1.

pembangunan kota yang berkelanjutan;

Pengendalian kegiatan budidaya yang dapat menimbulkan kerusakan 2.

lingkungan;

Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa; 3.

Pengembangan kawasan permukiman yang berwasan lingkungan dan 4.

sesuai dengan daya dukung lingkungan;

Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan 5.

negara.

Strategi penetapan dan pengelolaan kawasan lindung untuk mendukung A.

pembangunan kota yang berkelanjutan, meliputi :

Menetapkan deliniasi kawasan hutan lindung dan suaka alam; 

Mengelola kawasan lindung secara terpadu; 

Merehabilitasi hutan lindung lindung untuk mendukung tata air; 

(4)

Menyediakan Ruang terbuka Hijau (RTH) kota minimal 30% dari luas 

wilayah kota;dan

Mengelola sumberdaya hutan yang ada secara lebih baik melalui 

kegiatan penanamankembali hutan yang gundul dan menjaga hutan dari pembalakan liar.

Strategi Pengendalian kegiatan budidaya yang dapat menimbulkan B.

kerusakan lingkungan, meliputi :

menetapkan kawasan budi daya berdasarkan karakteristik wilayah dan 

perkembangan kawasan dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan;

mengendalikan pengembangan kawasan budi daya agar sesuai 

peruntukannya;

mendistribusikan fasilitas-fasilitas sosial dan umum sesuai kebutuhan dan 

berdasarkan sebaran guna lahan; dan

menyediakan ruang bagi kegiatan sektor informal pada kawasan 

perdagangan dan jasa.

Strategi pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa, meliputi: C.

menata koridor kawasan perdagangan dan jasa; 

meremajakan pasar yang tidak tertata menjadi pasar yang berkualitas; 

mengembangkan kawasan perdagangan dan jasa sesuai hierarkhi 

pusat pelayanan kota; dan

meningkatkan sarana dan prasarana pada kawasan perdagangan 

dan jasa.

Strategi pengembangan kawasan perumahan yang berwasan lingkungan D.

dan sesuai dengan daya dukung lingkungan, meliputi :

Mendorong pengembangan perumahan dengan pola Kawasan Siap 

Bangun (Kasiba) dan Lingkungan Siap bangun (Lisiba) disebelah utara kota;

Menata pemanfaatan ruang terbangun pada pusat kegiatan secara 

merata untuk mencegah kawasan permukiman padat; dan

Mengembangkan kawasan perumahan dengan kepadatan rendah di sebelah selatan kota.

(5)

negara.

mendukung penetapan kawasan peruntukkan pertahanan dan 

keamanan;

mengembangkan kegiatan budi daya secara selektif di dalam dan di 

sekitar kawasan pertahanan dan keamanan negara untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan;

mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budi daya 

tidak terbangun di sekitar kawasan pertahanan dan keamanan sebagai zona penyangga; dan

menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan dan TNI. 

Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kawasan Strategis 

Kebijakan penetapan kawasan strategis wilayah kota dilakukan dengan strategis:

Menetapkan kawasan strategis ekonomi, sosial dan budaya, pertahanan A.

dan keamanan, serta serta fungsi dan daya dukung lingkungan hidup; dan Membatasi pengembangan prasarana dan sarana di dalam dan di sekitar B.

kawasan strategis lingkungan hidup yang dapat memicu perkembangan kegiatan budidaya;

5

5..1

1..2

2.. R

Re

en

nc

ca

an

na

a S

Sttrru

uk

kttu

urr R

Ru

ua

an

ng

g B

Biid

da

an

ng

g C

Ciip

ptta

a K

Ka

arry

ya

a

Rencana pengembangan sistem infrastruktur kota, meliputi : sistem penyediaan air minum, sistem pengelolaan persampahan kota, sistem pengelolaan air limbah, sistem drainase kota, rencana penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana pejalan kaki, dan rencana jalur evakuasi bencana alam.

5

5..1

1..2

2..1

1

S

Siisstte

em

m P

Pe

en

ny

ye

ed

diia

aa

an

n A

Aiirr M

Miin

nu

um

m

(6)

Sumber air bersih yang digunakan PDAM bersumber dari Air Apur, Air Sungaii Kelingi, dan Sumur Bor. Beberapa permasalahan yang dihadapi PDAM dalam pengelolaan air bersih di Kota Lubuklinggau adalah tingkat kebocoran yang tinggi serta keterbatasan dana untuk peningkatan pelayanan.

Rencana pengembangan prasarana air baku dan air bersih adalah sebagai berikut:

Sistem penyediaan air minum sebagaimana d imaksud dalam pasal 19 

huruf a meliputi:

Sistem jaringan perpipaan; dan a.

Sistem jaringan non perpipaan. b.

Sistem jaringan perpipaan terdiri atas: 

Instalasi Pengolahan Air (IPA);dan a.

Jaringan Pipa Distribusi. b.

Pengembangan Instalasi pengolahan air meliputi : 

IPA Belalau II di Kelurahan Belalau II Kecamatan Lubuklinggau Utara I a.

dengan kapasitas kurang lebih 20lt/dt;

IPA Jukung di Kelurahan Jukung Kecamatan Lubuklinggau Selatan I b.

dengan kapasitas kurang lebih 20 lt/dt;

IPA Lubuk Durian di Kelurahan Lubuk Durian Kecamatan c.

Lubuklinggau Barat I dengan kapasitas kurang lebih 200 lt/dt ;dan

Jaringan pipa transmisi yaitu Jalur Belalau II melewati kelurahan d.

(7)

Jaringan pipa distribusi meliputi : 

Jalur Sukajadi melewati Kelurahan Sukajadi Kecamatan Lubuklinggau a.

Barat I;

Jalur Muara Enim melewati Kelurahan Muar a Enim Kecamatan b.

Lubuklinggau Barat I;

Jalur Mesat Seni melewati Kelurahan Mesat Seni Kecamatan c.

Lubuklinggau Timur II;

Jalur Mesat Jaya melewati Kelurahan Mesat Jaya Kecamatan d.

Lubuklinggau Timur II;

Jalur Karya Bakti melewati Kelurahan Karya Bakti Kecamatan e.

Lubuklinggau Timur II;

Jalur Wira Karya melewati Kelurahan Wira Karya Kecamatan f.

Lubuklinggau Timur II;

Jalur Cereme melewati Kelurahan Cereme Tab a Kecamatan g.

Lubuklinggau Timur II;

Jalur Taba Lestari melewati Kelurahan Taba Lestari Kecamatan h.

Lubuklinggau Timur I

Jalur Nikan Jaya melewati Kelurahan Nikan Jaya Kecamatan i.

Lubuklinggau Timur I;

Jalur Air Kuti melewati Kelurahan Air Kuti Kecamatan Lubuklinggau Timur j.

I;dan

Penambahan jalur distribusi keseluruh wilayah kota. k.

Sistem jaringan non perpipaan meliputi: 

Instalasi Pengolahan Air Tanah Dalam terdiri atas:

Sumur Dalam (SD) Lubuk Kupang di Kelurahan Lubukkupang 1.

(8)

SD Taba Lestari di Kelurahan Taba Lestari Kecamatan Lubuklinggau 2.

Timur Idengan kapasitas kurang lebih 20lt/dt Rencana pengembangan prasarana meliputi :

Optimalisasi jaringan pipa distribusi sekunder di Kota Lubuklinggau; 1.

Rehabilitasi jaringan pipa tua untuk penekan tingkat kebocoran; 2.

Mengendalikan debit air limpasan pada musim hu jan dan 3.

penggunaan air tanah. Langkah untuk mengendalikan debit air limpasan pada musim hujan yaitu dengan tetap mempertahankan daerah-daerah tangkapan air, hal ini merupakan langkah yang cukup penting untuk mencapai dua tujuan, yaitu pengendalian banjir dan penyediaan air pada musim kemarau. Penggunaan air tanah secara liar, baik untuk keperluan domestik maupun industri, menyebabkan penggunaan air tanah secara tidak terkendali. Bila hal ini tidak dikendalikan, maka akan terjadi kerusakan lingkungan dan penurunan muka air tanah. Oleh karena itu penggunaan air tanah perlu dikendalikan;

Meningkatkan cakupan wilayah pelayanan distrib usi air bersih oleh 4.

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) untuk seluruh wi layah Kota Lubuklinggau. Upaya peningkatan cakupan pelayanan ini akan dilaksanakan secara bertahap, hingga akhirnya tahun perencanaan (2031) seluruh wilayah Kota Lubuklinggau sudah dapat dilayani oleh sistem publik, dengan tetap memperh atikan kecukupan kuantitas dan persyaratan kualitas. Upaya pengembangan sistem publik ini dapat pula dilakukan dengan bekerjasama dengan pihak swasta dan masyarakat;

Menurunkan tingkat kebocoran air sampai dengan 25% pada tahun 5.

2010 dan 20 % pada tahun 2031. Pada saat ini tingkat kebocoran air di Kota Lubuklinggau masih cukup tinggi. Tingkat kebocoran yang cukup tinggi mengurangi kuantitas air yang diterima oleh pelanggan dalam jumlah yang cukup signifikan. Untuk itulah penurunan tingkat kebocoran air ini merupakan langkah yang cukup penting dalam rangka mengefisienkan pelayanan sistem public;

Penyediaan hidran umum atau tangki penampungan bagi 6.

(9)

ketersediaan air bersih;

Penduduk yang sama sekali belum terlayani kebutuhan air bersih 7.

melalui PDAM tetap menggunakan sumur gali atau sumur pompa disamping memanfaatkan sumber air lainnya, namun dalam

penggunaannya perlu pengawasan dan pengendalian. Jika kondisi ini kurang memenuhi persyaratan air bersih, dapat disarankan agar membuat pengolahan air sederhana seperti aerasi (kontak udara) dan filtrasi (penyaringan).

Perlindungan sumber-sumber air baku dan daerah tangkapan air. 8.

Suatu sistem penyediaan air bersih yang baik adalah apabila memenuhi ketiga syarat berikut:

Kuantitas, yaitu air besih yang disediakan harus sesuai dengan 1.

jumlah air bersih yang dibutuhkan oleh konsumen. Untuk itu diperlukan supply air baku dari beberapa sumber air.

Kualitas, yaitu mutu dari air bersih yang harus sesuai dengan standar 2.

air minum yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan RI. Untuk

mendapatkan kualitas air minum yang sesuai dengan standar yang berlaku sehingga tidak membahayakan kesehatan manusia

diperlukan instalasi pengolahan air bersih.

Kontinuitas suatu sistem penyediaan air minum harus terjaga 3.

sehingga tidak akan dipengaruhi oleh musim maupun waktu karena air adalah kebutuhan yang esensial bagi manusia.

5

5..1

1..2

2..2

2

S

Siisstte

em

m P

Pe

en

ng

ge

ello

olla

aa

an

n A

Aiirr LLiim

mb

ba

ah

h K

Ko

otta

a

(10)

Selain di kawasan perumahan, sistem on-site dengan sub sistem tangki septik digunakan juga di tempat-tempat fasilitas umum, seperti di kawasan perkantoran, pertokoan, terminal, pendidikan dan lain-lain. Sistem on-site ini pada lingkungan permukiman teratur serta pada bangunan / daerah fasilitas umum pada

umumnya dapat mengatasi kebutuhan akan pembuangan air limbah manusia. Hal ini disebabkan kondisi lahan yang memungkinkan dan sebagian besar telah mendapat pelayanan air bersih dari PDAM. Jarak bidang resapan tangki septik dengan sumur gali penduduk rata-rata lebih besar dari 10 meter, sehingga masih memenuhi persyaratan air bersih. Sebagian penduduk dikawasan permukiman tidak teratur yang tidak memiliki fasilitas pembuangan limbah, melalui program-program pemerintah telah memperoleh layanan untuk pembuangan limbah secara kolektif melalui sarana MCK yang disediakan oleh pemerintah maupun dari swadaya masyarakat sendiri.

Rencana pengelolaan air kotor dan limbah cair di Kota Lubuklinggau secara lebih detail adalah sebagai berikut :

Mengembangkan sistem setempat yang diarahkan pada sistem publik 1.

menggunakan sistem individu, berupa cubluk atau tanki septik. Untuk daerah yang padat, sistem individu ini sebenarnya tidak memenuhi syarat kesehatan. Oleh karena itu di daerah ini perlu dikembangkan sistem setempat, namun sistem ini perlu didesain agar dapat

disambungkan satu dengan yang lain, sehingga dapat membentuk sistem terpusat (Komunal) di masa yang akan dating;

Pengelolaan penanganan limbah cair dari kegiatan industri, rumah 2.

(11)

limbah tersendiri;

Sistem pengelolaan air limbah (on-site system) meliputi Septic tank 3.

individual.

Sistem pengelolaan air limbah terpusat (off-site system) terdiri atas: 4.

Instalasi Pengolahan Air Limbah (IP AL) di Kelurahan Jawa Kanan SS a.

Kecamatan Lubuklinggau Timur II;dan

Instalasi Pengolahan Limbah Tinja (IPLT) di Kelurahan Lubuk Binjai b.

KecamatanLubuklinggau Selatan I dengan kapasitas sampai dengan 45 m3/hari.

5

5..1

1..2

2..3

3

S

Siisstte

em

m P

Pe

errssa

am

mp

pa

ah

ha

an

n K

Ko

otta

a

Sampah merupakan segala sesuatu, barang atau benda yang karena proses dari aktivitas masyarakat sehari-hari merupakan sisa yang dib uang sebagai barang yang tidak berguna lagi.

Sistem Pengelolaan persampahan Kota Lubuklinggau meliputi :

Pewadahan : pewadahan umumnya diadakan sendiri oleh penduduk, 1.

kecuali di jalur protokol di pusat kota dan sekitarnya. Mengenai cara peletakannya Pemkot setempat menganjurkan untuk meletakan wadah-wadah sampah pada tempat-tempat yang tidak mengganggu estetika lingkungan dan tidak diluar pagar pekarangan.

Pengumpulan : memperhatikan sistem pengumpulan sampah yang 2.

dilakukan di Kota Lubuklinggau, maka khususnya di pusat pertokoan, jalur protokol dan beberapa kawasan permukiman adalah dengan sistem individu yang diangkut oleh petugas dengan menggunakan truk / gerobak.

Pemindahan : tahap pemindahan yang banyak dilakukan di Kota 3.

(12)

sampah yang jauh.

Pengangkutan : sistem pengangkutan sampah yang dilakukan di Kota 4.

Lubuklinggau adalah dengan menggunakan truk, dump, truck, dan amroll truck.

Penyapuan jalan : Operasi penyapuan jalan di kota Lubuklinggau dapat 5.

dikatakan sudah baik, khususnya dijalur-jalur jalan utama

Secara lebih rinci, upaya pengelolaan persampahan di Kota Lubuklinggau adalah sebagai berikut :

Memanfaatkan teknik-teknik yang lebih berwawasan lingkungan 1.

berdasarkan konsep 3R dalam pengolahan sampah baik di skala rumah tangga, indutri, perdagangan, jasa, perkantoran, sekolah maupun di TPA pada setiap kecamatan di Kota Lubuklinggau.

TPAS berada di Kelurahan Lubuk Binjai Kecamatan Selatan I seluas 25 Ha 2.

dengan kapasitas sampai dengan 446.47 m3 / hari dengan menggunakan sistem Controlled Landfill.Rencana tempat pengelolaan dan pemprosesan akhir sampah (TPPAS);

Rehabilitasi dan pengadaan sarana dan prasarana persampaan, bergerak 3.

dan tidak bergerak, seperti TPS, TPA, kontainer, dan truk.

Mengembangkan kemitraan dengan swasta dan kerjasama dengan kota 4.

Lubuklinggau sekitarnya yang berkaitan untuk pengelolaan sampah dan penyediaan TPA.

Peningkatan operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana 5.

persampahan.

5

5..1

1..2

2..4

4

S

Siisstte

em

m D

Drra

aiin

na

asse

e K

Ko

otta

a

(13)

mengalirkan air hujan yang jatuh ke bumi menuju badan air penerima. Sistem drainase yang tidak terencana dengan baik dapat menyebabkan terjadinya genangan-genangan air, erosi lapisan tanah, banjir, dan Rencana Sistem Drainase Makro Kota Lubuklinggau

Penataan pola sub – catchment area merupakan dasar penetapan yang penting dalam mengarahkan rencana saluran drainase yang baik. Ukuran sub catchment sebaiknya dibuat sekecil mungkin, lebih-lebih bilamana disekitar saluran induk telah banyak perumahan yang padat.

1. Sub Catchment Area Pusat Kota

Terletak dipusat kota dimana kawasan ini sudah merupakan kawasan padat, karena banyak kegiatan atau aktivitas yang berkembang di kawasan ini, Tata drainase eksisting terpusat pada saluran tepi jalan yang dibuat oleh pemerintah, dan membuang langsung ke Sungai Kelingi.

2. Sub Catchment Area Lubuklinggau Utara

Bagian utara Sub Catchment ini melayani kawasan sekitar Jl. A. Yani dan wilayah utara Kota Lubuklinggau yang kemudian melimpaskan alirannya ke sungai

Megang.

3. Sub catchment Area Lubuklinggau Selatan

Bagian Selatan Sub Catchment ini melayani wilayah Selatan Kota Lubuklinggau yang kemudian melimpaskan alirannya ke sungai Kati.

B. Rencana Sistem Drainase Mikro Kota Lubuklinggau

Prinsip dasar dari sistem drainase mikro adalah mengalirkan air secepat-cepatnya sehingga tidak akan terjadi genangan air sebagai akibat adanya air limpasan dari daerah tangkapan tertentu (cathment area) pada saat terjadi hujan. Sistem drainase mikro pada daerah dengan curah hujan tinggi tidak dapat

(14)

digabung dengan sistem penyaluran air hujan (drainase mikro). Dalam kaitannya dengan konservasi sumber daya air, maka berkembang konsep drainase

lingkungan yaitu air limpasan air hujan ditahan selama mungkin untuk

memberikan kesempatan pada air tersebut melakukan infiltrasi ke dalam tanah untuk melakukan “recharge” ke sistem air tanah. Hal ini perlu dikembangkan di Kota Lubuklinggau apabila sifat tanahnya memungkinkan terjadinya proses infiltrasi yaitu pada morfologi tanah dengan permeabilitas yang tinggi.

Selain berfungsi sebagai penyalur air hujan, saluran drainase mikro di beberapa kawasan permukiman di Kota Lubuklinggau juga berfungsi sebagai penyalur air bekas mandi, mencuci, dan masak. Air limbah tersebut di salurkan langsung ke saluran-saluran drainase di tepi jalan yang umum terbuka. Permasalahan yang sering dijumpai akibat kondisi sistem seperti ini adalah di musim kemarau terjadi aliran yang lambat dengan kedalaman air disaluran yang kecil sekali, sehingga akan timbul endapan-endapan dan memberi kesempatan berkembangbiaknya serangga penyebar penyakit seperti nyamuk, lalat, dan insekta lainnya. Dilain pihak pada musim hujan akan terjadinya genangan air (melewati saluran air yang ada) hal ini disebabkan karena sistem yang kurang baik, juga karena adanya penumpukkan sampah / endapan dari rumah tangga. Permasalahan lainnya adalah tidak terpenuhinya syarat keindahan dan timbulnya bau yang tidak sedap pada saluran. Apabila saluran tersebut tidak kedap air, maka sebagian air limbah akan meresap ke dalam tanah sehingga mencemari air tanah.

Khusus dalam upaya konservasi sumber daya air di Kota Lubuklinggau yang akan dibangun sistem drainase, perlu diterapkan drainase berwawasan lingkungan dengan menerapkan sistem peresapan buatan, baik sumur/bidang/parit resapan yang dapat dibuat dalam skala individu maupun kolektif. Adapun pedoman yang akan digunakan dalam perencanaan jaringan drainase di Kota

Lubuklinggau adalah:

Pemanfaatan sistem jaringan drainase yang ada secara optimal, baik 1.

(15)

Saluran drainase mikro yang direncanakan, diusahakan mengikuti 2.

pengeringan (pematusan) alami (drainase makro) dan mengikuti pola jaringan jalan;

Pengaliran air hujan secepatnya melalui sistem jaringan drainase mikro 3.

(saluran pinggir jalan) ke badan air terdekat sehingga dapat menghemat panjang saluran;

Menghindari pembongkaran saluran / bangunan yang ada dan dan 4.

pembebasan tanah yang berlebihan;

Ekonomis dalam investasi dan pelaksanaan pembangunan; 5.

Mudah untuk dilaksanakan;dan 6.

Berwawasan Lingkungan. 7.

Rencana pengembangan prasarana drainase adalah sebagai berikut :

Pengembangan saluran primer merupakan saluran pembuangan menuju 1.

sistem drainase makro yang ditetapkan di 5 sub sistem drainase, yaitu sub sistem Sungai Kelingi, sub sistem Sungai Mesat, sub sistem Sungai Malus, sub sistem Sungai Kesie dan sub sistem Sungai Kati.

Pengembangan jaringan drainase sekunder merupakan saluran 2.

pembuangan menuju saluran drainase primer yang ditetapkan di dalam sub sistem drainase yang malalui jalan Yos Sudarso, Jalan Garuda, Jalan A.Yani dan Jalan Soekarno - Hatta.

Pengembangan jaringan drainase tersier ditetapkan pada saluran drainase 3.

kawasan perumahan dengan jenis saluran terbuka dan/atau tertutup.

Menyempurnakan dan meningkatkan jaringan drainase mikro yang ada serta 4.

(16)

atau terintegrasi dengan Jaringan Makro.

Meningkatkan fungsi pelayanan drainase makro. Drainase makro umumnya 5.

berupa sungai atau anak sungai. Pada saat ini banyak sungai di Kota Lubuklinggau yang fungsinya mengalami penurunan, yang disebabkan karena penurunan kapasitas. Penurunan kapasitas ini disebabkan oleh beberapa hal, seperti pembuangan sampah ke sungai dan erosi.

5

5..1

1..3

3

R

Re

en

nc

ca

an

na

a P

Po

olla

a R

Ru

ua

an

ng

g W

Wiilla

ay

ya

ah

h

Rencana pola ruang wilayah Kota Lubuklinggau merupakan rencana distribusi peruntukan ruang dalam wilayah Kota Lubuklinggau yang meliputi rencana peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan rencana peruntukan ruang untuk fungsi budidaya.

Rencana pola ruang wilayah kota Lubuklinggau berfungsi :

Sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi 1.

masyarakat dan kegiatan pelestarian lingkungan dalam wilayah kota Lubuklinggau;

Mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang; 2.

Sebagai dasar penyusunan indikasi program utama jangka menengah 3.

lima tahunan untuk dua puluh tahun; dan

Sebagai dasar dalam pemberian izin pemanfaatan ruang pada 4.

wilayah kotaLubuklinggau.

5

5..1

1..3

3..1

1

R

Re

en

nc

ca

an

na

a P

Po

olla

a R

Ru

ua

an

ng

g K

Ka

aw

wa

assa

an

n LLiin

nd

du

un

ng

g K

Ko

otta

a LLu

ub

bu

uk

klliin

ng

gg

ga

au

u

Kelestarian lingkungan hidup merupakan hal yang perlu diperhatikan di dalam pembangunan. Seperti yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, pasal 19 ayat 2 bahwa perencanaan tata ruang wilayah ditetapkan dengan

(17)

pembangunan yang dilaksanakan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat saat ini dan menjamin kesinambungan hidup generasi masa yang akan datang, dengan kata lain pembangunan yang dilaksanakan harus berkelanjutan

(sustainable development).

Tujuan utama pemantapan kawasan lindung dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Lubuklinggau adalah untuk melindungi sumber daya alam atau buatan yang ada di dalamnya, juga ditujukan untuk mencegah berbagai kegiatan budidaya yang dapat mengganggu kelestarian lingkungan baik pada kawasan lindung maupun di sekitarnya.

Kawasan Lindung yang direncanakan meliputi :

Hutan Lindung; 

Kawasan perlindungan setempat; 

Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota; 

Kawasan Suaka Alam dan Cagar Budaya; 

Kawasan rawan bencana alam. 

Untuk mencapai tujuan penataan ruang kawasan lindung Kota Lubuklinggau, maka strategi penataan ruang kawasan lindung Kota Lubuklinggau ditetapkan sebagai berikut :

Memantapkan status hukum, penegasan batas dan menyelesaikan a.

dengan segera permasalahan di kawasan-kawasan lindung melalui pengukuran, pemetaan dan upaya persuasif di lapangan

Mengembalikan fungsi kawasan lindung terutama kawasan lindung b.

setempat yang telah berubah fungsi.

Melestarikan dan melindungi Kawasan TNKS c.

(18)

arsitektur serta berkaitan dengan sosial budaya.

Pendeliniasian kawasan lindung akan mengikuti kriteria kawasan lindung e.

yang ditetapkan bagi Kota Lubuklinggau (Keppres No. 32 Tahun 1990) dan hasil analisis kesesuaian lahan. Jenis kawasan yang memberikan

perlindungan kepada kawasan bawahnya sebagian besar berupa hutan lindung. Kawasan perlindungan setempat (penyangga) yang perlu

dimantapkan adalah disepanjang sungai. Jenis kawasan suaka alam yang perlu dimantapkan adalah taman nasional

Mengelola kawasan lindung secara terpadu dengan memperhatikan f.

hubungan keterkaitan dan dampak kegiatan di ruang melalui pelaksanaan peraturan konservasi kawasan lindung.

H

HUUTTAANN LLIINNDDUUNNGG

Kawasan yang memenuhi kriteria tersebut di atas sehingga harus ditetapkan sebagai hutan lindung adalah Bukit Cogong dengan luas 644,29 Ha dan Bukit Sulap. Akan tetapi Bukit Sulap juga termasuk Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) di Kecamatan Lubuklinggau Utara II dan Kecamatan Lubuklinggau Barat II dengan luas kurang lebih 6.616 Ha.

Arahan bagi kawasan hutan lindung adalah :

Pengamanan kawasan hutan lindung; 1.

Percepatan rehabilitasi lahan yang mengalami kerusakan;dan 2.

Pengendalian perkembangan di areal kawasan hutan lindung 3.

K

KAAWWAASSAANN PPEERRLLIINNDDUUNNGGAANN SSEETTEEMMPPAATT

(19)

Ketentuan sempadan sungai yang merupakan kawasan perlindungan setempat adalah:

Garis sempadan sungai bertanggul di tetapkan sebagai berikut: 

Garis sempadan sungai bertanggul di luar kawasan perkotaan, a.

ditetapkan sekurangkurangnya 5 (lima) meter di sebelah luar sepanjang kaki tanggul.

Garis sempadan sungai bertanggul di dalam kawasan perkotaan, b.

ditetapkan sekurangkurangnya 3 (tiga) meter di sebelah luar sepanjang kaki tanggul.

Garis sempadan sungai tidak bertanggul di luar kawasan perkotaan pada 

sungai besar yang mempunyai daerah pengaliran sungai seluas 500 (lima ratus)Km2 atau lebih ditetapkan sekurang-kurangnya 100 (seratus) m, sedangkan pada sungai kecil yang mempunyai daerah pengaliran sungai seluas kurang dari 500 (lima ratus) Km2 sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) m dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan.

Penetapan garis sempadan sungai tak bertanggul di dalam kawasan 

perkotaan :

Sungai yang mempunyai kedalaman tidak lebih dari 3 (tiga) meter, a.

garis sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) meter dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan.

Sungai yang mempunyai kedalaman lebih dari 3 (tiga) meter sampai b.

dengan 20 (dua puluh)meter, garis sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 15 (lima belas) meter dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan.

Sungai yang mempunyai kedalaman maksimum lebih dari 20 (dua c.

puluh) meter, garis sempadan sungai sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) meter dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan.

(20)

Adapun ketentuan-ketentuan sempadan sungai yang merupakan daerah aliran sungai yang bebas dari kawasan terbangun, antara lain :

Sungai besar di luar kawasan permukiman memiliki sempadan 100 meter di a.

kanan-kiri badan

Sungai besar di dalam kawasan permukiman memiliki sempadan 10 meter b.

di kanan-kiri badan

Sungai kecil di luar kawasan permukiman memiliki sempadan 50 meter di c.

kanan-kiri badan

Sungai kecil di dalam kawasan permukiman memiliki sempadan 3 meter di d.

kanan-kiri badan meliputi sungai meliputi sungai kelingi, sungai mesat, sungai kati, sungai malus dan sungai kasie.

Hampir seluruh sungai di Kota Lubuklinggau tidak bertanggul. e.

Luasan sempadan sungai yang terdapat di Kota Lubuklinggau sebesar f.

1.288,20 Ha meliputi :

Sempadan Sungai Air Kati dengan luas kurang lebih 34 Ha;

-Sempadan Sungai Belalau dengan luas kurang lebih 143 Ha;

-Sempadan Sungai Bugin Jawi dengan luas kurang lebih 115 Ha;

-Sempadan Sungai Kelingi dengan luas kurang lebih 207 Ha;

-Sempadan Sungai Kasie dengan luas kurang lebih 0.5 Ha;

-Sempadan Sungai Ketue dengan luas kurang lebih 0.2 Ha

-Sempadan Sungai Malus dengan luas kurang lebih 38 Ha;

-Sempadan Sungai Megang dengan luas kurang lebih 40 Ha;

-Sempadan Sungai Semi dengan luas kurang lebih 21 Ha;

(21)

-Sempadan Sungai Temam dengan luas kurang lebih 94 Ha;

-Sempadan Sungai Tiga dengan luas kurang lebih 21 Ha; dan

-Sempadan Sungai Mesat dengan luas kurang lebih 109 Ha.

-R

RUUAANNGG TTEERRBBUUKKAA HHIIJJAAUU KKOOTTAA

Ruang terbuka hijau kota merupakan bagian dari penataan ruang perkotaan yang berfungsi sebagai kawasan lindung. Kawasan hijau kota terdiri atas pertamanan kota, kawasan hijau hutan kota, kawasan hijau rekreasi kota, kawasan hijau kegiatan olahraga, kawasan hijau pekarangan. Ruang terbuka hijau diklasifikasi berdasarkan status kawasan, bukan berdasarkan bentuk dan struktur vegetasinya (Fandeli, 2004).

Berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 14 Tahun 1988 tentang Penataan ruang terbuka hijau di Wilayah Perkotaan, Ruang terbuka hijau adalah ruang-ruang dalam kota atau wilayah yang lebih luas, baik dalam bentuk

area/kawasan maupun dalam bentuk area memanjang/jalur dimana di dalam penggunaannya lebih bersifat terbuka pada dasarnya tanpa bangunan. Dalam ruang terbuka hijau pemanfatannya lebih bersifat pengisian hijau tanaman atau tumbuh-tumbuhan secara alamiah ataupun budidaya tanaman seperti lahan pertanian, pertamanan, perkebunan dan sebagainya.

Status kepemilikan RTH diklasifikasikan menjadi (a) RTH publik, yaitu RTH yang berlokasi pada lahan-lahan publik atau lahan yang dimiliki oleh pemerintah

(pusat, daerah), dan (b) RTH privat atau non publik, yaitu RTH yang berlokasi pada lahan-lahan milik privat.

RTH, baik RTH publik maupun RTH privat, memiliki fungsi utama (intrinsik) yaitu fungsi ekologis, dan fungsi tambahan (ekstrinsik) yaitu fungsi arsitek-tural, sosial, dan fungsi ekonomi. Dalam suatu wilayah perkotaan empat fungsi utama ini dapat dikombinasikan sesuai dengan kebutuhan, kepenting-an, dan keberlanjutan kota.

(22)

fisik, harus merupakan satu bentuk RTH yang berlokasi, berukuran, dan berbentuk pasti dalam suatu wilayah kota, seperti RTH untuk per-lindungan sumberdaya penyangga kehidupan manusia dan untuk membangun jejaring habitat hidupan liar. RTH untuk fungsi-fungsi lainnya (sosial, ekonomi, arsitektural) merupakan RTH pendukung dan penambah nilai kualitas lingkungan dan budaya kota tersebut, sehingga dapat berlokasi dan berbentuk sesuai dengan kebutuhan dan

kepentingannya, seperti untuk ke-indahan, rekreasi, dan pendukung arsitektur kota.

Manfaat RTH berdasarkan fungsinya dibagi atas manfaat langsung (dalam pengertian cepat dan bersifat tangible) seperti mendapatkan bahan-bahan untuk dijual (kayu, daun, bunga), kenyamanan fisik (teduh, segar), keingin-an dan manfaat tidak langsung (berjangka panjang dan bersifat intangible) seperti perlindungan tata air dan konservasi hayati atau keanekaragaman hayati.

Penyediaan RTH berdasarkan luas wilayah di kota adalah sebagai berikut:

Ruang terbuka hijau di perkotaan terdiri dari RTH Publik (milik pemerintah 1.

clan terbuka untuk umum) dan RTH Privat (milik perorangan atau institusi);

Proporsi RTH pada wilayah perkotaan adalah sebesar minimal 30% yang 2.

terdiri dari 20% ruang terbuka hijau publik dan 10% terdiri dari ruang terbuka hijau privat;

Apabila luas RTH baik publik maupun privat di kota yang bersangkutan 3.

telah memiliki total luas lebih besar dari peraturan atau perundangan yang berlaku, maka proporsi tersebut harus tetap dipertahankan keberadaannya.

Rencana RTH meliputi:

RTH publik; dan 

RTH Private 

5

(23)

Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan.

Kawasan budidaya yang terdapat di wilayah Kota Lubuklinggau meliputi :

Kawasan peruntukan perumahan; a.

Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa; b.

Kawasan peruntukan perkantoran; c.

Kawasan peruntukan industri; d.

Kawasan peruntukan pariwisata; e.

Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH); f.

Ruang evakuasi bencana; g.

Kawasan sektor informal; h.

Kawasan peruntukan pertanian; i.

Kawasan peruntukan perkebunan j.

Kawasan peruntukan perikanan k.

Kawasan pertambangan; dan l.

Kawasan pertahanan dan keamanan negara. m.

5

5..1

1..4

4

P

Pe

en

ne

etta

ap

pa

an

n K

Ka

aw

wa

assa

an

n S

Sttrra

atte

eg

giiss K

Ko

otta

a

(24)

Untuk mengembangkan, melestarikan, melindsungi, dan/atau 1.

mengkoordinasikan keterpaduan pembangunan nilai strategis kawasan dalam mendukung penataan ruang Kota Lubuklinggau;

Sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan pertumbuhan ekonomi, 2.

sosial dan budaya, serta fungsi dan daya dukung lingkungan hidup dalam Kota Lubuklinggau yang dinilai mempunyai pengaruh sangat penting terhadap wilayah kota;

Sebagai pertimbangan dalam penyusunan indikasi program utama 3.

dalam RTRW Kota Lubuklinggau; dan

Sebagai dasar penyusunan rencana rinci dan rencana detail tata ruang 4.

kota (RDTR).

Kawasan strategis Kota Lubuklinggau ditetapkan dengan kriteria:

memperhatikan kawasan strategis nasional dan kawasan strategis 1.

Provinsi Sumatera Selatan yang ada di Kota Lubuklinggau;

kawasan strategis Kota Lubuklinggau dapat berhimpitan dengan 2.

kawasan strategis nasional dan/atau kawasan strategis provinsi, namun harus memiliki kepentingan/kekhususan yang berbeda serta harus ada pembagian kewenangan yang jelas.

merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan 3.

ekonomi yaitu merupakan aglomerasi berbagai kegiatan ekonomi yang memiliki:

Potensi ekonomi cepat tumbuh; 

Sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi; 

Potensi ekspor; 

Ditetapkan sebagai kawasan yang dapat mempercepat 

(25)

Dukungan jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan 

ekonomi;

Kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi; 

merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan 4.

sosial budaya seperti:

tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya; 

prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya; 

aset yang harus dilindungi dan dilestarikan; 

tempat perlindungan peninggalan budaya; 

tempat yang memberikan perlindungan terhadap 

keanekaragaman budaya;

tempat yang memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial; 

hasil karya cipta budaya masyarakat kota yang dapat menunjukkan 

jati diri maupun penanda (focal point, landmark) budaya kota; dan/atau

kriteria lainnya yang dikembangkan sesuai dengan kepentingan 

pembangunan kota.

merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis pendayagunaan 5.

sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi di wilayah kota, antara lain:

kawasan yang diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan 

ilmu pengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasi sumber daya alam strategis, dan lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis;

memiliki sumber daya alam strategis; 

(26)

kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup seperti:

tempat perlindungan keanekaragaman hayati; 

kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, 

flora dan/atau fauna yang hampir punah atau diperkirakan akan punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan;

kawasan yang memberikan perlindungan keseimbangan tata guna 

air yang setiap tahun berpeluang menimbulkan kerugian;

kawasan yang memberikan perlindungan terhadap keseimbangan 

iklim makro;

kawasan yang menuntut prioritas tinggi untuk peningkatan kualitas 

lingkungan hidup;

kawasan rawan bencana alam; dan/atau 

kawasan yang sangat menentukan dalam perubahan rona alam 

dan mempunyai dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan.

P

Peenneettaappaann RReennccaannaa KKaawwaassaann SSttrraatteeggiiss KKoottaa LLuubbuukklliinnggggaauu

Berdasarkan pertimbangan di atas dan hasil analisa wilayah kajian RTRW Kota Lubuklinggau, maka kawasan strategis di Kota Lubuklinggau ditetapkan sebagai berikut:

Kawasan Strategis Nasional 

Kawasan strategis nasional yaitu Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) dengan luas kurang lebih sebesar 6.616 Ha yang terdapat di Kecamatan Lubuklinggau Utara II dan Kecamatan Lubuklinggau Barat II.

Kawasan Strategis Kota 

Kawasan Strategis Kota Lubuklinggau meliputi :

(27)

kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung b.

lingkungan hidup; dan

kawasan strategis dari sudut kepentingan Sosial Budaya. c.

K

Kaawwaassaann SSttrraatteeggiiss ddaarrii ssuudduutt kkeeppeennttiinnggaann eekkoonnoommii

Pusat pelayanan utama di dalam wilayah Kota Lubuklinggau berada di Pusat Kota Lubuklinggau (Kelurahan Pasar Pemiri) Kecamatan Lubuklinggau Barat II dan sebagian Kecamatan Lubuklinggau Timur II merupakan sektor unggulan perdagangan dan jasa yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi kota dan wilayah sekitarnya.

Pusat pelayanan ini akan memberikan skala dan cakupan pelayanan baik untuk semua wilayah Kota Lubuklinggau maupun untuk skala regional Wilayah ini merupakan gabungan dari sebagian kelurahan di Kecamatan Lubuklinggau Barat II yang berada di sepanjang koridor jalan yos sudarso dan A. Yani.

Dasar pemilihan wilayah pusat pelayanan kota di pusat Kota Lubuklinggau

karena selain Pusat Kota Lubuklingau telah terbentuk sebagai pusat kegiatan jasa dan perdagangan dan juga sebagai pusat distribusi, pusat Kota Lubuklinggau juga merupakan urat nadi ekonomi Kota Lubuklinggau yang memiliki aspek dukungan infrastruktur yang memadai serta memiliki daya saing lokasi. Berdasarkan pada potensi dan prospek pengembangannya, kawasan ini direncanakan sebagai kawasan strategis kota Lubuklinggau yang memiliki ciri perdagangan dan jasa.

Adapun arahan pengembangan kawasan strategis perdagangan dan jasa di Kota Lubuklinggau yaitu :

Revitalisasai kawasan perdagangan dan jasa; 1.

Penataan lingkungan sekitar; 2.

Peningkatan aksesbilitas menuju kawasan dalam mendukung fungsi 3.

(28)

k

kaawwaassaann ssttrraatteeggiiss ddaarrii ssuudduutt kkeeppeennttiinnggaann ffuunnggssii ddaann ddaayyaa dduukkuunngg lliinnggkkuunnggaann h

hiidduupp

Kota Lubuklinggau termasuk salah satu produsen dan konsumen beras, palawija dan hortilkultura di Propinsi Sumatera Selatan. Salah satu yang menarik dari kota Lubuklinggau adalah keberadaan kawasan tanaman pangan yang memiliki luas sekitar 2.000 m2.

Kawasan pertanian tersebut didukung dengan sisten irigasi teknis yang baik, bendungan watervang serta aksesibilitas yang memadai. Pada kawasan berpusat di Kawasan strategis fungsi dan daya dukung lingkungan hidup yaitu kawasan pertanian sawah irigasi teknis dengan luas kurang lebih 2.000 Ha yang terdapat di Kelurahan Eka Marga, Kelurahan Marga Bakti, Kelurahan Margorejo, Kelurahan Karang Ketuan, Kelurahan Siring Agung Kecamatan Lubuklinggau Selatan II dan Kelurahan Ulak Lebar Kecamatan Lubuklinggau Barat II .

Sesuai dengan kebijakan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan sebagai lumbung energi, sangat tepat jika kota Lubuklinggau memiliki kawasan strategis tanaman pangan mengingat potensi yang dimilikinya.

Arahan pengelolaan kawasan strategis sektor unggulan pertanian, meliputi:

Penetapan deliniasi kawasan tanaman pangan di Kelurahan Eka Marga; 

Pengembangan fasilitas pendukung kegiatan pertanian; 

Peningkatan aksesibilitas menuju kawasan pertanian;dan 

Pengmbangan industri pengelolaan hasil pertanian. 

K

Kaawwaassaann SSttrraatteeggiiss ddaarrii SSuudduutt KKeeppeennttiinnggaann SSoossiiaall BBuuddaayyaa

Pada zaman dahulu rumah khas atau adat yang ada di Kota Lubuklinggau

(29)

bentuk rumah dan bahan yang digunakan berubah, pada umumnya bahan bangunan yang digunakan pada saat ini terbuat dari dinding bata yang bersifat permanent, sedangkan bentuk bangunan pada umumnya hanya satu lantai. Sekarang ini rumah adat Kota Lubuklinggau yang tersisa hanya terdapat di kelurahan Batu Urip dan Kelurahan Jukung, itupun kondisinyasudah

memprihatinkan dan terkesan kumuh serta sudah banyak direnovasi menjadi bangunan permanen.

Oleh karena itu Kawasan di Kelurahan Batu Urip dan Kelurahan Jukung dijadikan Kawasan Strategis Sosial Budaya sebagai kawasan yang menjadi ciri dari Kota Lubuklinggau yang tidak terdapat didaerah lain. Kawasan ini nantinya menjadi kawasan Pariwisata Budaya yang akan menyerap wisatawan yang ingin

mempelajari warisan budaya Kota Lubuklinggau.

Arahan pengelolaan Kawasan Strategis Sosial Budaya, meliputi :

Penetapan deliniasi kawasan strategis Sosial Budaya di Kelurahan Batu Urip 

dan Kelurahan Jukung;

Penataan kembali rumah-rumah adat di Kelurahan Batu Urip dan 

Kelurahan Jukung;

Menghidupkann kembali acara-acara adat istiadat Kota Lubuklinggau 

seperti upacara perkawinan dan sebagainya di Kelurahan Batu Urip dan Kelurahan Jukung; dan

Peningkatan aksesibilitas menuju kawasan Strategis Sosial Budaya. 

5

5..2

2

A

Arra

ah

ha

an

n R

Re

en

nc

ca

an

na

a P

Pe

em

mb

ba

an

ng

gu

un

na

an

n J

Ja

an

ng

gk

ka

a M

Me

en

ne

en

ng

ga

ah

h D

Da

ae

erra

ah

h

((R

RP

PJ

JM

MD

D)) K

Ko

otta

a LLu

ub

bu

uk

klliin

ng

gg

ga

au

u

(30)

melaksanakan Visi dan Misi RPJPD Kota Lubuklinggau Tahun 2005-2025 tersebut dijabarkan secara bertahap dalam periode lima tahunan atau RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah). Masing-masing tahap mempunyai skala prioritas dan strategi pembangunan yang merupakan kesinambungan dari skala prioritas dan strategi pembangunan pada periode sebelumnya.

Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang sesuai dengan amanat UUD 1945, maka pemerintahan daerah diharapkan dapat mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan, sebagai upaya untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan rakyat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip-prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan

kekhususan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dalam kerangka besar itulah, visi, misi dan program kerja walikota dan wakil wakil walikota Lubuklinggau terpilih untuk lima tahun ke depan merupakan tahap ketiga Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005 – 2025, diarahkan untuk membawa masyarakat Kota Lubuklinggau menuj u suatu kehidupan masyarakat yang sejahtera, berakhlak, bermartabat, berkarakter dan bermakna. Maka visi pembangunan Kota Lubuklinggau tahun 2013 – 2017 adalah :

““

TTe

errw

wu

ujju

ud

dn

ny

ya

a LLu

ub

bu

ukklliin

ng

gg

ga

au

u SSe

eb

ba

ag

ga

aii K

Ko

otta

a JJa

assa

a,, IIn

nd

du

ussttrrii d

da

an

n P

Pe

errd

da

ag

ga

an

ng

ga

an

n y

ya

an

ng

g

U

Un

ng

gg

gu

ull u

un

nttu

ukk M

Me

en

njja

ad

dii R

Ro

olle

e--M

Mo

od

de

ell M

Ma

assy

ya

arra

akka

att M

Ma

ad

da

an

nii

””

Visi Pembangunan Kota Lubuklinggau Tahun 2013-2017 ini menjadi arah cita cita bagi pembangunan yang secara sistematis bagi penyelenggara

pemerintahan daerah dan segenap pemangku kepentingan pembangunan Kota Lubuklinggau. Penjelasan dari visi tersebut adalah sebagai berikut :

K

Koottaa JJaassaa,, IInndduussttrrii ddaann PPeerrddaaggaannggaann yyaanngg uunngggguull 

(31)

Bahwa pembangunan Kota Lubukinggau akan diarahkan menjadi sebagai Kota Perindustrian, Perdagangan, dan Jasa yang maju dan berdaya saing, baik dari aspek sumber daya manusia yang berkualitas dan ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai sebagai perwujudan kota yang maju dengan memperhatikan keunggulan potensi-potensi daerah.

Kota Jasa : 1.

Kota Lubuklinggau sebagai pusat pelayanan jasa yang meliputi 

peningkatan layanan jasa baik pemerintahan, keuangan, kesehatan, transportasi dan komunikasi;

Memberikan kontribusi dan dominasi layanan kepada masyarakat 

di daerah sekitar wilayah Sumatera Selatan bagian barat.

Kota Industri : 2.

Membangun dan mengembangkan sektor industri yang 

menghasilkan barang jadi yang siap dipasarkan baik dalam negeri maupun luar negeri yang dapat memberikan dampak ikutan terhadap ekonomi masyarakat, mempunyai teknologi yang sudah maju serta mempunyai keahlian manajerial modren.

Kota Perdagangan : 3.

Kota Lubuklinggau sebagai Kota pusat perdagangan di wilayah 

Sumatera Selatan bagian barat yang meliputi perdagangan skala besar dan kecil sebagai salah satu penunjang pertumbuhan ekonomi masyarakat;

Peningkatan kegiatan distribusi pada sektor perdagangan dengan 

(32)

R

Roollee mmooddeell MMaassyyaarraakkaatt MMaaddaannii 

Dengan mewujudkan Kota Lubuklinggau sebagai Kota Perindustrian, Perdagangan, dan Jasa yang maju dan berdaya saing serta dapat

memberdayakan keberagaman masyarkakat Kota Lubuklinggau sehingga dapat berdampak pada masyarakat Kota Lubuklinggau yang sejahtera dan mengedapankan penyelenggaraan pemerintahan yang berorientasi pada pelayanan publik yang berkualitas untuk mewujudkan masyarakat madani sehingga dapat menjadi panutan bagi daerah lain dalam mewujudkan masyarakat madani.

Role Model 1.

Kota Lubuklinggau sebagai panutan dan percontohan dalam upaya mewujudkan masyarakat yang sejahtera melalui pemberdayaan

keberagaman masyarakat dalam menggerakan roda perekonomian di Kota Lubuklinggau.

Masyarakat Madani 2.

Masyarakat Lubuklinggau menjadi masyarakat beradab dan berakhlak mulia yang mengacu pada nila-nilai kebajikan dan maju dalam

penguasaan ilmu pengetahuan, dan teknologi dengan

mengembangkan inovasi dan kreativitas serta menerapkan prinsip-prinsip interaksi sosial yang kondusif bagi penciptaan tatanan demokratis dalam kehidupan bermasyarakat.

M

Miissii PPeemmbbaanngguunnaann KKoottaa LLuubbuukklliinnggggaauu TTaahhuunn 22001133--22001177

Dalam mewujudkan visi pembangunan Kota Lubuklinggau tahun 2013

– 2017 tersebut di tempuh melalui 5 (lima) misi pembangunan beserta pokok pokok penjelasannya sebagai berikut :

Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang sehat, cerdas, berakhlak mulia dan 1.

berkualitas.

(33)

dasar masyarakat yang berkualitas dengan meningkatkan derajat kesehatan dan taraf pendidikan masyarakat Kota Lubuklinggau melalui pelayanan kesehatan yang berkualitas dan pemantapan pelayanan pendidikan untuk semua yang mengedapankan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta mewujudkan masyarakat yang berakhlak mulia, beretika dan

berbudaya.

Meningkatkan daya saing ekonomi dan kesejahteraan sosial. 2.

Menggerakan roda perekonomian dengan memberdayakan keberagaman masyarakat Kota Lubuklinggau sebagai potensi pembangunan yang

multikultural melalui pemberdayaan ekonomi kerakyatan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat. Peningkatan dari aspek daya saing melalui penciptaan iklim usaha dan investasi yang kondusif sehingga menumbuhkan tingkat perekonomian di Kota Lubuklinggau. Peningkatan status kesejahteraan sosial melalui sinergitas program-program perlindungan sosial dan pemberdayaan lembaga dan usaha ekonomi masyarakat yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.

Membangun infrastruktur yang berkeadilan dan berwawasan lingkungan. 3.

Membangun infrastruktur dengan mengedapankan konektivitas dan pengembangan

wilayah yang memadai dan merata. Pembangunan infrastruktur dasar dengan mengedapankan program-program yang pro rakyat Yang difokuskan pada pembangunan sanitasi, air bersih, kelistrikan yang dapat mendukung aktifitas masyarakat.

Membangun tata kelola pemerintahan yang baik 4.

Membangun tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) merupakan komitmen utama dalam upaya pencapaian visi pembangunan lima tahun mendatang, dimana salah satu upaya untuk mewujudkan

pemerintahan yang baik adalah melalui reformasi birokrasi. Reformasi

(34)

daya manusia aparatur, peningkatan akuntabilitas kinerja aparatur, pengawasan, pelayanan publik, pengembangan budaya kerja produktif efektif dan efisien, penguatan koordinasi antar instansi.

TTuujjuuaann ddaann SSaassaarraann 

Berdasarkan pada visi dan misi pembangunan daerah Kota Lubuklinggau tahun 2013 – 2017 maka disusun tujuan pembangunan selama lima tahun kedepan sebagai berikut sebagaimana sebagai berikut :

Misi 1 : Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang sehat, cerdas, berakhlak mulia dan berkualitas

Mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang berkualitas 1.1

Meningkatnya kualitas dan akses pelayanan kesehatan 1.1.1

Meningkatnya pengendalian penyakit menular dan penyehatan 1.1.2

lingkungan

Terkendalinya laju pertumbuhan penduduk 1.1.3

Meningkatnya akses pelayanan KB berkualitas yang merata 1.1.4

Meningkatnya budaya dan prestasi olahraga 1.1.5

Mewujudkan masyarakat yang cerdas 1.2

Meningkatnya Pemerataan akses pelayanan pendidikan 1.2.1

Meningkatnya kualitas pelayanan pendidikan 1.2.2

Meningkatnya minat dan budaya gemar membaca masyarakat dan 1.2.3

layanan perpustakaan

Mewujudkan masyarakat yang religius, beretika dan berbudaya 1.3

Terwujudnya masyarakat yang religius dan beretika 1.3.1

(35)

Menciptakan sistem penyelenggaraan pendidikan dengan 1.4

kompetensi yang spesifik

Terwujudnya lembaga pendidikan dan pelatihan yang mempunyai 1.4.1

standar kualitas

Misi 2 : Meningkatkan daya saing ekonomi dan kesejahteraan sosial

Meningkatan kualitas ekonomi masyarakat 2.1

Berkembangnya Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi 2.1.1

Meningkatnya pertumbuhan sektor perdagangan dan jasa 2.1.2

Meningkatnya pertumbuhan sektor industri 2.1.3

Terpenuhinya ketersediaan bahan pangan masyarakat 2.1.4

Meningkatnya pertumbuhan sektor pariwisata 2.1.5

Terciptanya kesempatan kerja dan perlindungan bagi tenaga kerja 2.1.6

Terwujudnya peningkatan investasi 2.1.7

Mewujudkan peningkatan kualitas sosial kemasyarakatan 2.2

Terwujudnya peran serta masyarakat dalam pembangunan 2.2.1

Meningkatnya kesetaraan Gender, Pemberdayaan Perempuan, dan 2.2.2

Perlindungan Anak

Meningkatnya penanganan masalah sosial kemasyarakatan 2.2.3

Terwujudnya peningkatan peran pemuda dalam berbagai bidang 2.2.4

pembangunan

Misi 3 : Membangun infrastruktur yang berkeadilan dan berwawasan lingkungan

Meningkatkan dan memeratakan pembangunan yang berkeadilan 3.1

(36)

Terwujudnya sinkronisasi program pembangunan antarsektor dan 3.1.1

antarwilayah yang mengacu kepada RTRW

Terwujudnya pembangunan sarana dan prasarana perkotaan yang 3.1.2

memadai

Terwujudnya peningkatan infrastruktur untuk pemenuhan kebutuhan 3.1.3

sanitasi dan permukiman

Meningkatnya sistem transportasi perkotaan 3.1.4

Terwujudnya peningkatan layanan komunikasi dan informatika 3.1.5

Mewujudkan kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan 3.2

Terwujudnya peningkatan pengendalian pencemaran dan kerusakan 3.2.1

lingkungan hidup

Misi 4 : Membangun tata kelola pemerintahan yang baik

Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang berkualitas 4.1

Terwujudnya perencanaan dan pengendalian pembangunan 4.1.1

daerah yang parsipatif dan berkualitas

Terwujudnya kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintah daerah 4.1.2

yang berkualitas

Meningkatnya sistem pengawasan dan pengendalian internal yang 4.1.3

efektif

Meningkatnya kualitas sumber daya aparatur 4.1.4

Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan daerah 4.1.5

Mewujudkan peningkatan kualitas pelayanan kepada penduduk dan 4.2

masyarakat

(37)

Meningkatnya pelayanan umum, komunikasi dan informasi 4.2.2

Menciptakan kententraman, k etertiban dan pembinaan wawasan 4.3

kebangsaan masyarakat

Terciptanya kententraman, ketertiban dan pembinaan wawasan 4.3.1

kebangsaan masyarakat

K

Keebbiijjaakkaann PPeenniinnggkkaattaann PPeemmeerraattaaaann PPeemmbbaanngguunnaann IInnffrraassttrruukkttuurr yyaanngg B

Beerrwwaawwaassaann lliinnggkkuunnggaann

Mewujudkan pemerataan pembangunan infrastruktur yang berwawasan lingkungan dititikberatkan pada isu strategis Pemerataan Pembangunan Infrastruktur Perkotaan yang diarahkan untuk memenuhi cakupan layanan infrastruktur dasar dan permukiman yang berkualitas. Pembangunan infrastruktur diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi karena dapat menekan ekonomi biaya tinggi sehingga dapat berdampak pada pengurangan tingkat kemiskinan dan meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat. Strategi pengembangan infrastruktur dalam rangka meningkatkan kualitas dan cakupan pelayanan infrastruktur di daerah perlu diarahkan kepada :

Optimalisasi cakupan pelayanan infrastruktur 1.

Pengoptimalan kinerja infrastruktur yang telah ada perlu diutamakan dalam rangka efisiensi dalam investasi untuk pembangunan infrastruktur karena dapat meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan infrastruktur di daerah melalui investasi yang relatif rendah, pemeliharaan prasarana jalan di daerah juga perlu ditingkatkan untuk mengatasi jalan dengan kondisi tidak mantap.

Peningkatan kapasitas pelayanan infrastruktur 2.

(38)

Peningkatan layanan informasi berbasis teknologi informasi. 3.

Peningkatan dan perluasan infrastruktur untuk pemenuhan kebutuhan 4.

layanan air minum dan sanitasi.

Pemantapan peranan pusat pelayanan kota, 5.

S

Sttrra

atte

eg

gii S

Sa

an

niitta

assii K

Ko

otta

a

3

3..3

3

5

5..33..11

K

Ke

erra

an

ng

gk

ka

a P

Pe

en

ng

ge

em

mb

ba

an

ng

ga

an

n S

Sa

an

niitta

assii K

Ko

otta

a

Visi Sanitasi merupakan Kondisi sanitasi yang ingin diwujudkan Kota Lubuklinggau dalam jangka waktu tertentu yang merupakan bagian dari visi Kota Lubuklinggau yaitu ““TTeerrwwuujjuuddnnyyaa KKoottaa LLuubbuukklliinnggggaauu SSeebbaaggaaii PPuussaatt PPeerrddaaggaannggaann,, IInndduussttrrii,, JJaassaa d

daann PPeennddiiddiikkaann MMeellaalluuii KKeebbeerrssaammaaaann MMeennuujjuu MMaassyyaarraakkaatt MMaaddaannii”” . Visi dan misi sanitasi telah dirumuskan untuk memberi arahan bagi pengembangan sanitasi Kota Lubuklinggau dalam rangka mencapai visi misi kota.

Adapun Visi Sanitasi Kota Lubuklinggau adalah “

““TTeerrwwuujjuuddnnyyaa SSaanniittaassii yyaanngg bbeerrkkuuaalliittaass,, bbeerrkkeellaannjjuuttaann ddaann RRaammaahh LLiinnggkkuunnggaann m

meennuujjuu LLuubbuukklliinnggggaauu KKoottaa MMaaddaannii””

Ada beberapa kata kunci dari Visi diatas adalah : Terwujudnya Sanitasi yang berkualitas, berkelanjutan dan Ramah Lingkungan menuju Lubuklinggau Kota Madani, batasan pengertiannya adalah :

Kata SSaanniittaassii yyaanngg BBeerrkkuuaalliittaass adalah kondisi sanitasi yang layak untuk 1.

permukiman, bebas dari penyakit, dan lingkungan yang mendukung hidup sehat;

Kata BBeerrkkeellaannjjuuttaann adalah kualitas lingkungan fisik dapat dipertahankan 2.

secara permanen bahkan dapat ditingkatkan, tidak hanya untuk kepentingan generasi saat ini, namun juga generasi yang akan datang; Kata RRaammaahh LLiinnggkkuunnggaann adalah Kondisi dimana sisa/limbah yang 3.

dikeluarkan tidak berdampak negatif bagi lingkungan;

Kata LLuubbuukklliinnggggaauu KKoottaa MMaaddaannii adalah Kota dengan masyarakat yang 4.

(39)

berwawasan luas dan mencari terobosan baru untuk memperoleh kehidupan yang sejahtera.

TTu

ujju

ua

an

n,, S

Sa

assa

arra

an

n d

da

an

n S

Sttrra

atte

eg

gii S

Se

ek

ktto

orr S

Sa

an

niitta

assii

3

3..3

3..2

2

Berdasarkan hasil Analisa Strength-Weakness-Opportunity-Threat (SWOT) tiap Sub-sektor menghasilkan posisi pengelolaan sanitasi saat ini. Untuk Sub-Sektor Air Limbah, Persampahan dan Drainase berada pada Kuadran II yang berarti pada posisi Internal lemah tetapi pada posisi Eksternal terdapat peluang. Dengan hasil tersebut akan dirumuskan tujuan, sasaran dan strategi masing-masing sub-sektor. Tujuan merupakan pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang diperlukan untuk mencapai visi, misi dan menangani isu strategis yang dihadapi. Sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional untuk dapat dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu. Strategi adalah cara untuk mencapai visi dan misi yang

dirumuskan berdasarkan kondisi saat ini.

TTuujjuuaann,, SSaassaarraann ddaann SSttrraatteeggii PPeennggeemmbbaannggaann AAiirr LLiimmbbaahh DDoommeessttiikk

Berdasarkan hasil pembobotan dan skoring analisis SWOT untuk subsektor Air Iimbah menunjukkan bahwa Kota Lubuklinggau terdapat beberapa kelemahan. Namun demikian, Kota Lubuklinggau juga mempunyai peluang yang cukup siginfikan untuk diraih dengan merubah beberapa strategi yang saat ini. Sehingga dengan demikian, posisi pengelolaan sanitasi Kota Lubuklinggau sub-sektor Air limbah berada pada kuadran ke II. Untuk lebih jelasnya tujuan, sasaran dan tahapan pencapaian pengembangan air limbah domestik di Kota Lubuklinggau dapat dilihat pada tabel

Tabel. 5.1

Tujuan, Sasaran dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Air Limbah Domestik

Tujuan Sasaran Strategi

Pernyataan Sasaran

Indikator Sasaran

1. Meningkatkan kesehatan

masyarakat melalui

Tersedianya pengelolaan air limbah yang

Jumlah

masyarakat yang mengakses sarana

(40)

peningkatan akses

masyarakat terhadap

pelayanan pengelolaan air

limbah dengan sistem

setempat (on-site) dan

sistem terpusat

(off-site);dengan prinsip good

corporate governance;

berkualitas, berkelanjutan dan ramah lingkungan di permukiman masyarakat

dan prasarana pengelolaan Air Limbah

Permukiman Sistem On-Site 31,7 % menjadi 50 % Keluarga Sistem Off-Site 0 % menjadi 25 % pada tahun 2017

masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) perkotaan

2. Mencegah dan menanggulangi pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup yang

diakibatkan oleh air limbah permukiman;

Tersedianya sistem

pengelolaan air limbah yang berkualitas, berkelanjutan dan ramah lingkungan

Penduduk yang memiliki tangki septic 31,7 % Keluarga menjadi 50 % pada tahun 2017

Membuat Perda yang mengatur bagi bagi dunia usaha dan developer untuk menyediakan sarana pengelolaan limbah ditempat usaha dan perumahan

3. Memberdayakan masyarakat dan dunia usaha agar lebih berperan aktif dalam penyelenggaraan sistem pengelolaan air limbah permukiman;

Terbentuknya kelompok

Masyarakat dan usaha yang melakukan pengelolaan air limbah dari 0 pengelola Menjadi 1 pada tahun 2017

Menambah sumber dana untuk sanitasi dengan

meningkatkan PAD sanitasi dan mencari sumber pendanaan diluar APBD Kota

4. Menyiapkan peraturan

perundangan dalam penyelenggaraan sistem pengelolaan air limbah permukiman;

Tersedianya Perda yang mengatur tentang sistem pengelolaan air limbah

Jumlah produk hukum yang disusun 2 Produk Hukum menjadi 5 Produk Hukum

Melakukan

(41)

permukiman penyampaian isu terkait pengelolaan air limbah

5. Meningkatkan kemampuan manajemen dan kelembagaan pengelolaan air limbah permukiman

Meningkatnya kualitas

manajemen dan kelembagaan pengelolaan air limbah

permukiman

Jumlah Bimtek tentang

pengelolaan air limbah dari 0 menjadi 5 Bimtek

Melakukan

kerjasama dengan BUMN maupun dunia usaha lain dalam rangka peningkatan akses pengelolaan air limbah

6. Meningkatkan dan mengembangkan alternatif sumber pendanaan dalam penyelenggaraan sistem

pengelolaan air limbah permukiman.

Meningkatnya APBD Kota untuk pembangunan sarana dan prasarana air limbah

APBD Kota untuk pembiayaan sanitasi dari 1% Dari APBD menjadi 3% dari APBD

Membuat kegiatan yang melibatkan langsung peranserta masyarakat

meningkatnya anggaran selain dari APBD Kota untuk kegiatan pengelolaan sanitasi permukiman

Pendanaan non APBD Kota Dari Rp. 5.476.928.950 menjadi Rp. 101.235.000.000

Secara berkala melakukan monitoring dan evaluasi dengan melibatkan aparat setempat

7. Mendorong peningkatan peran dunia usaha,

perguruan tinggi melalui penciptaan iklim kondusif bagi

Meningkatnya kerjasma dengan dunia usaha dan perguruan tinggi untuk

Jumlah kerjasama yang dilakukan 0 menjadi 1

kerjasama dengan pihak swasta

Melaksanakan Bimtek pengelolaan air limbah

(42)

pengembangan prasarana dan sarana penyehatan

lingkungan permukiman

pengembangan pengelolaan air limbah

TTuujjuuaann,, SSaassaarraann ddaann SSttrraatteeggii PPeennggeemmbbaannggaann PPeerrssaammppaahhaann

Berdasarkan hasil pembobotan dan skoring analisis SWOT untuk subsektor Persampahan menunjukkan bahwa Kota Lubuklinggau terdapat beberapa kelemahan. Namun demikian, Kota Lubuklinggau juga mempunyai peluang yang cukup siginfikan untuk diraih dengan merubah beberapa strategi yang ada saat ini. Sehingga dengan demikian, posisi pengelolaan sanitasi Kota Lubuklinggau sub-sektor Persampahan berada pada kuadran ke II. Untuk lebih jelasnya tujuan, sasaran dan tahapan pencapaian pengembangan persampahan di Kota Lubuklinggau dapat dilihat pada tabel

Tabel 5.2

Tujuan, Sasaran dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Persampahan

Tujuan Sasaran Strategi

Pernyataan Sasaran

Indikator Sasaran

1. Mengurangi timbulan sampah dalam rangka pengelolaan

persampahan yang berkelanjutan

Meningkatnya jumlah

masyarakat/swasta yang melakukan pegelolaan sampah

Jumlah sampah yang terkelola dari 186 M3 menjadi 299,54 M3 pada tahun 2017

Meningkatkan system TPA dari system Open Dumping menjadi Sanitary Landfill

2. Meningkatkan jangkauan dan kualitas pelayanan sistem pengelolaan persampahan

Meningkatnya jumlah sarana dan prasarana

pengelolaan sampah yang

Jumlah TPS terpilah dari 0 menjadi 25 TPS terpilah

Jumlah

Gambar

Tabel. 5.1
Tabel 5.2
Tabel 5.3 Tujuan, Sasaran dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Drainase
Tabel 5.4 Tujuan, Sasaran dan Tahapan Pencapaian Pengembangan PHBS dan

Referensi

Dokumen terkait

Lampu disko warna-warni gemerlapan, bartender asyik memainkan botol putar sana-sini, cewek berbaju mini dimana- mana, house music memekakkan telinga. Suasana yang disebutkan di

maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul, “ Implementasi Strategi Matriks Ingatan pada Mata Pelajaran Fiqih di MI NU Tholibin Tanjungkarang Jati

pengaruh Return On Assets , Return On Equity , Net Profit Margin , dan Earning Per Share terhadap Harga Saham (studi pada perusahaan food dan beverages yang terdaftar

strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipilih, yaitu yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya

Laporan Akhir ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi pada program Diploma III Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang yang berjudul

9 Oleh karena itu penulis ingin meneliti lebih jauh tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan nasabah yaitu dengan faktor keagamaan, faktor pelayanan, faktor

adalah mahasiswa kami yang saat ini sedang menjalankan penelitian untuk menyelesaikan tugas skripsi dengan judul "Kecenderungan bunuh diri pada mahasiswa ditinjau dari

4 Rasio Siswa per KS dan Guru dan Rombongan Belajar per Sekolah menurut Status Sekolah Tiap Provinsi / Ratios of Pupils to Headmasters and Teachers and Classes to Schools by Status