• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 2 Profil Kabupaten Bandung - DOCRPIJM 76851eab2d BAB IIBab 2 Profil KBI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Bab 2 Profil Kabupaten Bandung - DOCRPIJM 76851eab2d BAB IIBab 2 Profil KBI"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

2 - 1

2.1

KONDISI UMUM

2.1.1 PROFIL GEOGRAFIS

Secara Geografis Kabupaten Bandung terletak diantara 6049’0” – 7018’ Lintang Selatan dan 107014’ – 107056’ Bujur Timur. Sedang luas wilayah Bandung adalah 176.238,67 Ha yang dilingkupi oleh beberapa Kabupaten yang ada disekitarnya. Batas Administrasi Kabupaten Bandung adalah sebagai berikut :

▪ Bagian Utara : Kabupaten Bandung Barat ,Kota Bandung dan Kabupaten Sumedang

▪ Bagian Selatan : Kab. Garut dan Kabupaten Cianjur

▪ Bagian Timur : Kab. Sumedang dan Kabupaten Garut

▪ Bagian Barat : Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung dan Kota Cimahi

▪ Bagian Tengah : Kota Bandung dan Kota Cimahi

Secara Administratif Kabupaten Bandung terdiri dari 31 Kecamatan yang terbagi dalam 270 Desa dan 10 Kelurahan. Jumlah desa terbanyak terdapat di Kecamatan Ciparay yaitu 14 desa . Sedangkan jumlah Desa yang paling sedikit terdapat di Kecamatan Margahayu yaitu 5 desa dan 1 kelurahan. Selengkapnya gambar administratif Kabupaten Bandung terlihat pada gambar dibawah ini.

(2)
(3)

2 - 3

Gambar 2.1

(4)

2 - 4

Kondisi geografis wilayah Kabupaten Bandung yang bervariasi menyebabkan keragaman

sumber daya alam. Komoditi unggulan yang diusahakan bervariasi di setiap wilayah, baik dari sektorpetanian maupun dari sektor industri pengolahan yang memanfaatkan bahan baku hasil pertanian. Komoditi-komoditi unggulan yang dimiliki masing-masing wilayah di Kabupaten Bandung, terdapat beberapa komoditi yang menjadi unggulan tidak hanya di tingkat kabupaten tetapi sampai ke tingkat provinsi dan nasional. Komoditi-komoditi tersebut dapat dikategorikan sebagai komoditi khas Kabupaten Bandung.

Tabel 2.2 Hutan Lindung/Konservasi 48,917 15.73%

Sempdan 3,853 1.24%

Suaka/Pelestarian Alam 4,391 1.41% Rawan Bencana 19,569 6.29%

Peraiaran 7,732 2.49%

Total Luas 311,034

Sumber : RKPD Kabupaten Bandung Tahun 2012

2.1.2

PROFIL DEMOGRAFI

Kabupaten Bandung dengan luas wilayah 176.238,67 Ha, yang terdiri dari 31 Kecamatan memiliki jumlah penduduk 3.470.393 jiwa dengan kepadatan penduduk 20

(5)
(6)

2 - 6

a. Struktur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Umur

(7)

2 - 7

Bandung mencapai lk 3.415.700 jiwa, terdiri atas : laki-laki 1.712.839 jiwa (50,15 %) dan perempuan 1.702.861 jiwa (49,85 %).

Jika dilihat dari komposisi penduduk berdasarkan kelompok umur pada tahun 2014, jumlah penduduk kelompok umur produktif (15-64 tahun) mencapai 67,30 %, jumlah penduduk kelompok umur muda (0-14 tahun) mencapai 27,65% % dan jumlah penduduk kelompok umur tua (65 tahun ke atas) mencapai 5,05%. Jumlah penduduk kelompok umur produktif (15-64 tahun) mengalami penurunan sebesar 2,25 %,

Sumber : RKPD Kabupaten Bandung Tahun 2012

Dari jumlah penduduk tersebut di atas, terdapat angka beban ketergantungan (dependency ratio) sebesar 54,10 %, ini artinya pada setiap 100 penduduk produktif harus menanggung lk. 54 orang penduduk tidak produktif. Jika dibandingkan dengan tahun 2013, dependency ratio pada tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 5,15 poin, sedangkan dependency ratio pada tahun 2013 sebesar 48,95 %. Angka Ketergantungan (dependency ratio) diharapkan dapat diturunkan pada tahun-tahun mendatang, dengan meningkatkan Daya saing dan Sumber Daya Manusia Masyarakat Kabupaten Bandung.

b. Laju Pertumbuhan Penduduk

(8)

2 - 8

ditamatkan (ijazah tertinggi yang dimiliki), secara keseluruhan yang belum mempunyai ijazah untuk tahun 2014 adalah 8,55%, lulus SD/setara 30,33%, SLTP/Setara 18,93%, SLTA/Setara 27,91% dan yang mempunyai ijazah perguruan tinggi adalah 4,55%. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah penduduk yang memiliki ijzah adapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.7

Jumlah Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas Menurut Ijazah Tertinggi Kabupaten Bandung Tahun 2014

No Ijazah Jumlah Persentase

1 Tdk/Blm Punya Ijazah 296.641 8,55

d. Struktur Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian/Tingkat Kesejahteraan

(9)

2 - 9

Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat apakah benar-benar digerakan oleh produksi yang melibatkan tenaga kerja daerah atau karena pengaruh faktor lain. Banyaknya pendudukyang bekerja akan berdampak pada peningkatan pendapatan. Peningkatan pendapatan penduduk sangat menentukan pemenuhan kebutuhan hidup yang layak (peningkatankemampuan daya beli).

Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) di Kabupaten Bandung pada tahun 2014 mencapai 53,44 %, terdiri dari : TPAK laki-laki sebesar 70,56 % dan TPAK perempuan sebesar 35,72 %. TPAK tahun 2014 ini meningkat 1,44 poin bila dibandingkan dengan tahun 2013, di mana TPAK tahun 2013 mencapai 52 %. Terdapat ketimpangan yang cukup tajam antara TPAK laki-laki dengan perempuan, perempuan cenderung kurang memiliki akses untuk memasuki dunia kerja, hal ini kemungkinan disebabkan karena sebagian besar perempuan usia produktif berada pada posisi sebagai ibu rumah tangga.

Tingginya TPAK seyogyanya diimbangi dengan besarnya kesempatan kerja. Kesempatan kerja merupakan hubungan antara angkatan kerja dengan kemampuan penyerapan tenaga kerja. Pertambahan angkatan kerja harus diimbangi dengan investasi yang dapat menciptakan kesempatan kerja, sehingga dapat menyerap pertambahan angkatan kerja. Tahun 2014 kesempatan kerja pada lapangan usaha di Kabupaten Bandung mencapai 89,80 % sedangkan tingkat pengangguran terbuka mencapai 10,20 %. Angka kesempatan kerja ini mengalami peningkatan sebesar 2,31 poin dibandingkan tahun2013, di mana pada tahun 2013 kesempatan kerja mencapai 87,49 %, sedangkan tingkat pengangguran terbuka pada tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 2,31poin dibandingkan tahun 2013, sedangkan pada tahun 20013 tingkat pengangguran terbuka mencapai 12,51 %. Angka pengangguran ini pada umumnya didominasi olehperempuan, hal ini disebabkan karena lapangan kerja yang ada belum sesuai denganketersediaan kualitas tenaga kerja perempuan di Kabupaten Bandung.

(10)

2 -

10

2.1.3

PROFIL TOPOGRAFI

Wilayah Kabupaten Bandung terletak pada ketinggian ± 110 meter dpl,lokasi tertinggi yaitu Kecamatan Cipeundeuy sampai ketinggian 2.429 meter dpl di Gunung Patuha. Wilayah dengan ketinggian kurang dari 2.000 meter dpl sebagian besar berada di Kecamatan Ciwidey, Rancabali, Kertasari, dan Pasirjambu. Wilayah dengan ketinggian tempat di atas 2.000 meter dpl merupakan wilayah yang paling sempit, yaitu seluas 14.863.500 Ha atau 4,81% dari luas wilayah yang tersebar di Kecamatan Banjaran, Kertasari, Pacet, Pangalengan, dan Pasirjambu.

Morfologi Kabupaten Bandung terdiri dari wilayah datar/landai, kaki bukit, dan pegunungan dengan kemiringan lereng beragam antara 0 – 8%, 8% - 15% hingga di atas 45%. Sebagian besar wilayah Kabupaten Bandung adalah pegunungan. Di antara puncak-puncaknya adalah: sebelah utara terdapat Gunung Bukittunggul (2.200 m). Sebelah selatan terdapat Gunung Patuha (2.334 m), Gunung Malabar (2.321 m), serta Gunung Papandayan (2.262 m) dan Gunung Guntur (2.249 m), keduanya berbatasan dengan Kabupaten Garut.

Dataran Kabupaten Bandung terhampar luas di bagian tengah Cekungan Bandung dengan kemiringan 0 – 2% dan 2 – 8% ke arah barat dan ke arah Sungai Citarum yang membelah wilayah dari timur ke barat Wilayah ini merupakan kawasan pesawahan yang subur yang sebagian diantaranya rawan banjir. Kota – kota yang merupakan satelit dan sembrani tandingan (counter magnet) dari Kota Bandung terdapat diwilayah ini. Secara rinci proporsi tingkat kemiringan lahan di Kabupaten Bandung disajikan sebagai berikut

1. Daerah datar (0 – 8%) meliputi areal seluas 119.636,62 Ha atau seluas 37,68% dari seluruh luas daratan yang ada tersebar di sepanjang alur Sungai Citarum

2. Daerah landai (8 – 15%) meliputi areal seluas ± 42.897,83 Ha atau seluas13,51% dari seluruh areal yang ada

3. Daerah agak curam (15 – 25%) meliputi areal seluas ± 85.076,60 Ha atau seluas 26,79% dari seluruh areal yang ada

4. Daerah curam (25 – 40%) meliputi areal seluas ± 61.187,77 Ha atau seluas 19,27% dari seluruh areal yang ada

(11)

2 -

11

2.1.4

PROFIL KLIMATOLOGI

Kabupaten Bandung beriklim tropis yang dipengaruhi oleh iklim muson dengan curah hujan rata – rata antara 1.500 mm sampai dengan 4.000 mm pertahun. Suhu udara berkisar antara 120C sampai 140C dengan kelembaban antara 78% pada

musim hujan dan 70% pada musim kemarau.

2.1.5

PROFIL SOSIAL BUDAYA

A. Profil Sosial

Keberhasilan pembangunan manusia/kualitas sumber daya manusia baik fisik maupun non fisik dapat terlihat dari capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM mencangkup 3 (tiga) komponen dasar yang digunakan untuk merefleksikan upaya pembangunan manusia. Ketiga komponen dasar tersebut berkaitan dengan pengetahuan (pendidikan), peluan hidup (kesehatan) dan hidup layak (kemampuan daya beli). Kesehatan dan kemampuan daya beli dapat mencerminkian kondisi fisik manusia, sedangkan pendidikan dapat mencerminkan kondisi non fisik manusia.

Tahun 2014 IPM Kabupaten Bandung mencapai 75,69 yang berasal dari :

1. Indeks pendidikan sebesar 85,28

2. Indeks kesehatan sebesar 75,90

3. Indeks daya beli 65,89

IPM tahun 2014 Kabupaten Bandung meningkat 0,29 point, dimana pada tahun 2013 mencapai 75,40. Peningkatan IPM ini didukung oleh adanya peningkatan indeks pendidikan sebesar 0,05 point, kesehatan 0,34 point dan daya beli 0,47 point.

B. Profil Budaya

Pembangunan kebudayaan di Kabupaten Bandung ditujukan untuk melestasikan dan mengembangkan kebudayaan daerah serta sebagai suatu bentuk untuk mempertahankan jati diri dan nilai-nilai budaya daerah ditengah-tengah semakin derasnya arus informasi dan pengaruh negatif budaya global. Pembangunan seni dan budaya di Kabupaten Bandung sudah mengalami kemajuan yang ditandai dengan meningkatnya pemahaman terhadap nilai budaya dan penggunaan bahasa daerah Sunda.

(12)

2 -

12

kemandirian, sehingga diperlukan adanya suatu kegiatan yang dapat mengembalikan dan menggali kembali kearifan local dalam kehidupan masyarakat.

2.1.6 PROFIL EKONOMI

A. Potensi Unggulan

Potensi unggulan Kabupaten Bandung salah satunya dapat dilihat dari sektor-sektor yang menjadi unggulan di wilayah Kabupaten Bandung, seperti : sektor pertanian, pariwisata, perindustrian dan sebagainya. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor unggulan Kabupaten Bandung. Hal ini dapat dilihat bahwa pada tahun 2014 jumlah penduduk Kabupaten Bandung yang bekerja di sektor pertanian lk 18,91 %.

Selain itu, dapat dilihat dari luas lahan yang digunakan untuk area pertanian yaitu mencapai lk. 48,6 % dari luas wilayah Kabupaten Bandung (176.239 ha), yang terdiri dari : lahan sawah seluas 36.212 ha dan lahan kering bukan sawah seluas 140.027 ha (sumber : Distanbunhut Kab. Bandung)). Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Bandung mencapai 7,53 %. Sektor pertanian berkontribusi terbesar ke-3 setelah sektor industri pengolahan dan sector perdagangan, hotel, restoran.

Dari sisi produksi pertanian, sampai dengan tahun 2014 Kabupaten Bandung masih merupakan salah satu pemasok utama komoditi beras dan sayuran dataran tinggi maupun dataran rendah bagi daerah perkotaan/ konsumen potensial seperti : Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi, serta pasar lokal, baik Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat maupun pasar-pasar di Kabupaten Bandung sendiri. Untuk komoditas beras, sampai saat ini Kabupaten Bandung memasok kurang lebih 50-70 ton per hari ke Pasar Induk Beras Cipinang Jakarta (Sumber : Distanbunhut Kab. Bandung) . Sedangkan komoditas sayuran, sebanyak 50% produksi sayuran Kabupaten Bandung dijual ke pasar Jakarta dan sekitarnya, sebanyak 25% dijual ke pasar Kota Bandung dan sisanya dijual ke pasar lokal di Kabupaten Bandung dan Bandung Barat. Khusus untuk komoditas kentang,

Kabupaten Bandung merupakan penghasil produksi tertinggi di Jawa Barat, yaitu mencapai 70% dan sisanya sebesar 30% untuk tingkat Nasional. Produksi lainnya yaitu komoditas perkebunan (teh, kopi, cengkeh) dan hortikultura (sayuran dan buahbuahan) baik yang berasal dari perkebunan negara, perkebunan besar swasta dan perkebunan rakyat merupakan komoditas yang sebagian besar di ekspor. Rata-rata pendapatan penduduk di bidang pertanian per bulan per ha meningkat 16,03 % yaitu Rp 2.509.723 pada tahun 2013 menjadi 2.912.039 pada tahun 2014.

(13)

2 -

13

Untuk memenuhi kebutuhan susu secara nasional, saat ini Indonesia masih mengandalkan impor yang mencapai 70 % (mayoritas dalam bentuk olahan) dan sisanya (30 %) dari produksi dalam negeri, sehingga peluang pengembangan ternak sapi perah masih cukup tinggi. Komoditi lain yang juga potensial dikembangkan adalah sapi potong. Saat ini kebutuhan daging Kabupaten Bandung dan Kota Bandung sebagian besar masih dipenuhi dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Di lain pihak, bibit bakalan sapi potong yang berasal dari pedet jantan sapi perah di Kabupaten Bandung lebih banyak dijual ke Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Hal ini tentunya menjadi suatu peluang bila Kabupaten Bandung mampu menyediakan sapi potong bagi konsumen di Kabupaten Bandung dan sekitarnya. Selain sapi potong, domba merupakan jenis ternak yang potensial dikembangkan. Memelihara ternak domba sudah menjadi kultur masyarakat petani/peternak di perdesaan. Ternak domba berfungi sebagai tabungan yang sewaktu-waktu dapat diuangkan bila diperlukan, di samping sebagai penghasil pupuk yang sangat diperlukan untuk bercocok tanam. Saat ini permintaan daging domba semakin meningkat, sementara ternak bakalan masih sulit didapat.

B. Pariwisata

Dalam pengembangan sektor pariwisata, Kabupaten Bandung mempunyai cukup banyak potensi dan sebagian besar merupakan wisata alam dan agro. Rincian wisata dan lokasi adalah sebagai berikut:

• Kawasan Pariwisata Alam, meliputi Gunung Patuha/Kawah Putih, Ranca Upas, Cimanggu, Walini, Situ Patengan, Kawah Cibuni, Curug Cisabuk (Kecamatan Rancabali), Gunung Puntang, arung jeram lamajang (Kecamatan Cimaung), Cibolang, Punceling, Situ Cileunca, Kawah Gunung Papandayan, Arung Jeram Palayangan (Kecamatan Pangalengan), Situ Cisanti (Kecamatan Kertasari), Kawah kamojang, Situ Ciarus (Kecamatan Ibun), Gunung Keneng (Kecamatan Ciwidey), Curug Cinulang (Kecamatan Cicalengka), Curug Eti (Kecamatan Paseh), Situ Sipatahunan (Kecamatan Baleendah), Oray Tapa (Kecamatan Cimenyan), Batukuda (Kecamatan Cilengkrang), Curug Cilengkrang (Kecamatan Cilengkrang);

(14)

2 -

14

• Kawasan Pariwisata Agro, meliputi:

✓ Agrowisata Strawberry: Kecamatan Pasirjambu, Kecamatan Rancabali, Kecamatan Ciwidey, Kecamatan Pacet, Kecamatan Arjasari, Kecamatan Pangalengan, Kecamatan Ibun, Kecamatan Paseh;

✓ Agrowisata Teh: Kertamanah, Malabar (Kecamatan Pangalengan), Rancabali (Kecamatan Rancabali), Gambung (Kecamatan Pasirjambu);

✓ Agrowisata Sayuran: Kecamatan Pasirjambu, Kecamatan Rancabali, Kecamatan Ciwidey, Kecamatan Pacet, Kecamatan Kertasari, Kecamatan Arjasari, Kecamatan Pangalengan;

✓ Agrowowisata Herbal: Kecamatan Rancabali, Kecamatan pasirjambu, Kecamatan Ciwidey.

Gambar 2.2

Stadion Si Jalak Harupat (kiri), Kawah Putih (Kanan)

(15)

2 -

15

Gambar 2.3

Ranca Bali (kiri), Kampung Mahmud (Kanan)

C. Industri

Potensi lain yang dimiliki adalah sektor industri, yang terdiri dari industri kecil, industri menengah dan industri besar. Pada tahun 2012 jumlah industri di Kabupaten Bandung sebanyak 741 buah, terdiri dari : industri kecil sebanyak 374 buah, industri menengah sebanyak 215 buah dan industri besar sebanyak 152 buah. Penyerapan tenaga kerja pada sejumlah industri tersebut sebanyak 64.226 orang, dengan nilai investasi sebanyak Rp 1.395.176.370.085. Jumlah industri tahun 2013 ini meningkat 3,93 % dibandingkan dengan tahun 2013, yang mana pada tahun 2013 jumlah industri tersebut sebanyak 713 buah. Selain jumlah industri, penyerapan tenaga kerja dan nilai investasi pun meningkat, yaitu penyerapan tenaga kerja meningkat sebesar 2,41 % dan nilai investasi meningkat sebesar 3,03 %.

Tabel 2.8

Jumlah Industri, Nilai Investasi dan Penyerapan Tenaga Kerja Kabupaten Bandung

(16)

2 -

16

Gambar

Tabel 2.1
Gambar 2.1 2 - 3 Peta Administrasi Kabupaten Bandung
Tabel 2.2 Pemanfaatan Ruang Kabupaten Bandung
Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Kabupaten Bandung Tahun 2010-2014
+6

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menyatakan bahwa seseorang yang tidak merespon kesulitan dengan baik menjual lebih sedikit, kurang produktif dibandingkan dengan orang yang

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu Bagaimana struktur novel Hujan Bulan Juni Karya Sapardi Djoko Darmono.. Tujuan penelitian ini adalah Mendeskripsikan

Sedangkan besarnya pengaruh model kepemimpinan terhadap produktivitas kerja karyawan dalam perspektif ekonomi islam di BPRS Bandar Lampung sebesar 77.3 persen.Hal

yang dapat dirumuskan oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Apakah pemberian pelet dengan campuran ekstrak tepung wortel ( Daucus carota L) dan ekstrak

Saya selaku mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, memohon kesediaan Anda untuk mengisi skala yang tersedia.. Skala ini dibuat dalam

Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa dengan penerapan strategi pembelajaran information search pada mata pelajaran PAI di SMK Manba’ul Falah Dawe Kudus pada

Dari ketiga pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa Arduino adalah kit elektronik atau papan rangkaian elektronik open-source yang didalamnya terdapat komponen utama

Semua jawaban adalah BENAR, bila Anda menjawab sesuai dengan pikiran dan kondisi yang sesuai dengan diri Anda.. Semua pernyataan