• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT CAKRA MINERAL Tbk DAN ENTITAS ANAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PT CAKRA MINERAL Tbk DAN ENTITAS ANAK"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

PT CAKRA MINERAL Tbk

DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PER 31 DESEMBER 2016

DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

(2)

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN i - ii

LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN PER 31 DESEMBER 2016 1 - 3

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2016 4 - 5

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN YANG

BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2016 6

LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR

PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2016 7

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PER 31 DESEMBER 2016

DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT 8 - 66

LAMPIRAN I : LAPORAN POSISI KEUANGAN

PT CAKRA MINERAL Tbk (Entitas Induk Saja)

II : LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN PT CAKRA MINERAL Tbk (Entitas Induk Saja)

III : LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

PT CAKRA MINERAL Tbk (Entitas Induk Saja) IV : LAPORAN ARUS KAS

(3)
(4)

i Laporan No. 17272-B1B/JMM2.PA2

Pemegang Saham, Komisaris dan Direksi

PT CAKRA MINERAL Tbk

Kami telah mengaudit Laporan Keuangan Konsolidasian PT Cakra Mineral Tbk dan Entitas Anak

terlampir, yang terdiri dari Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian tanggal 31 Desember 2016 serta Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian, Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian dan Laporan Arus Kas Konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, dan suatu ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan dan informasi penjelasan lainnya.

Tanggung Jawab Manajemen atas Laporan Keuangan Konsolidasian

Manajemen bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian wajar Laporan Keuangan Konsolidasian tersebut sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, dan atas pengendalian internal yang dianggap perlu oleh manajemen untuk memungkinkan penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian yang bebas dari kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan.

Tanggung Jawab Auditor

Tanggung jawab kami adalah untuk menyatakan suatu opini atas Laporan Keuangan Konsolidasian tersebut berdasarkan audit kami. Kami melaksanakan audit kami berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami untuk mematuhi ketentuan etika serta merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah Laporan Keuangan Konsolidasian bebas dari kesalahan penyajian material. Suatu audit melibatkan pelaksanaan prosedur untuk memperoleh bukti audit tentang angka-angka dan pengungkapan dalam Laporan Keuangan Konsolidasian. Prosedur yang dipilih bergantung pada pertimbangan auditor, termasuk penilaian atas risiko kesalahan penyajian material dalam Laporan Keuangan Konsolidasian, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan. Dalam melakukan penilaian risiko tersebut, auditor mempertimbangkan pengendalian internal yang relevan dengan penyusunan dan penyajian wajar Laporan Keuangan Konsolidasian entitas untuk merancang prosedur audit yang tepat sesuai dengan kondisinya, tetapi bukan untuk tujuan menyatakan opini atas keefektivitasan pengendalian internal entitas. Suatu audit juga mencakup pengevaluasian atas ketepatan kebijakan akuntansi yang digunakan dan kewajaran estimasi akuntansi yang dibuat oleh manajemen, serta pengevaluasian atas penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan.

Kami yakin bahwa bukti audit yang telah kami peroleh adalah cukup dan tepat untuk menyediakan suatu basis bagi opini audit kami.

(5)

ii

Menurut opini kami, Laporan Keuangan Konsolidasian terlampir menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan konsolidasian PT Cakra Mineral Tbk dan Entitas Anak

tanggal 31 Desember 2016, serta kinerja keuangan dan arus kas konsolidasiannya untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.

Hal Lain

Audit kami atas Laporan Keuangan Konsolidasian PT Cakra Mineral Tbk dan Entitas Anak tanggal 31 Desember 2016 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut terlampir, dilaksanakan dengan tujuan untuk merumuskan suatu opini atas Laporan Keuangan Konsolidasian tersebut secara keseluruhan. Informasi keuangan PT Cakra Mineral Tbk (Entitas Induk) terlampir, yang terdiri dari Laporan Posisi Keuangan per 31 Desember 2016, serta Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprenhensif Lain, Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Arus Kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut (secara kolektif disebut sebagai ”Lampiran Entitas Induk”), yang disajikan sebagai Lampiran terhadap Laporan Keuangan Konsolidasian tersebut di atas, disajikan untuk tujuan analisis tambahan dan bukan merupakan bagian dari Laporan Keuangan Konsoldiasian terlampir yang diharuskan menurut Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Lampiran Entitas Induk merupakan tanggung jawab manajemen serta dihasilkan dari dan berkaitan secara langsung dengan catatan akuntansi dan catatan lainnya yang mendasarinya, yang digunakan untuk menyusun Laporan Keuangan Konsolidasian terlampir. Lampiran informasi keuangan Entitas Induk telah menjadi objek prosedur audit yang diterapkan dalam audit atas Laporan Keuangan Konsolidasian terlampir, berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia. Menurut opini kami, Lampiran informasi keuangan Entitas Induk disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, berkaitan dengan Laporan Keuangan Konsolidasian terlampir secara keseluruhan.

JOHAN MALONDA MUSTIKA & REKAN

NIU-KAP No. 951/KM.1/2010

Putu Astika, CPA NRAP AP.0726

(6)

1

Catatan 2 0 1 6 2 0 1 5

ASET LANCAR

Kas dan Bank 2 & 4 614.762.511 391.640.007

Piutang Usaha kepada Pihak Ketiga - Setelah Dikurangi Cadangan Penurunan Nilai sebesar

Rp 14.922.475.990 (2015: Rp 5.344.187.671) 2 & 5 876.666.452 9.796.484.967

Piutang Lain-lain: 2 & 6

- Pihak Berelasi 17 35.061.440 35.061.440

- Pihak Ketiga - Setelah Dikurangi Cadangan Penurunan Nilai sebesar Rp 267.242.272

(2015: Rp 263.192.272) 214.106.557.213 230.315.388.968

Persediaan - Setelah Dikurangi Cadangan

Penurunan Nilai sebesar Rp 397.931.978 2 & 7 10.831.792.319 27.839.538.476 Uang Muka dan Biaya Dibayar di Muka - Setelah

Dikurangi Cadangan Penurunan Nilai

sebesar Rp 2.318.476.086 10.066.855.949 3.588.226.803

Total Aset Lancar 236.531.695.884 271.966.340.661

ASET TIDAK LANCAR

Uang Muka Proyek 8 354.645.000.000 354.645.000.000

Investasi pada Entitas Asosiasi 2 & 9 109.543.251.176 116.821.219.330

Aset Pajak Tangguhan 2 & 15 2.844.994.634 2.707.152.678

Aset Tetap - Setelah Dikurangi Akumulasi Penyusutan sebesar Rp 14.688.092.004

(2015: Rp 23.169.667.323) 2 & 10 9.366.193.054 12.065.702.504

Properti Pertambangan - Setelah Dikurangi Akumulasi Amortisasi dan Cadangan Penurunan Nilai sebesar Rp 109.362.691.016

(2015: Rp 77.470.654.134) 2 & 11 140.158.921.309 172.050.958.191

Goodwill 2 & 12 52.170.486.360 52.170.486.360

Aset Lain-lain 2 210.006.099 208.478.196

Total Aset Tidak Lancar 668.938.852.632 710.668.997.259

TOTAL ASET 905.470.548.516 982.635.337.920

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian merupakan

(7)

2

Catatan 2 0 1 6 2 0 1 5

LIABILITAS JANGKA PENDEK

Utang Usaha kepada Pihak Ketiga 2 & 13 - 3.224.428.328

Utang Lain-lain: 2 & 14

- Pihak Berelasi 17 3.037.109.866 2.559.443.866

- Pihak Ketiga 9.816.655.106 24.837.217.473

Utang Pajak 15 4.189.379.685 3.754.209.210

Uang Muka Penjualan 2.927.152 2.927.152

Beban Akrual 2 1.535.766.604 1.536.496.298

Liabilitas Sewa Pembiayaan - Bagian Jatuh

Tempo dalam Satu Tahun 2 & 10 118.206.270 175.215.424

Total Liabilitas Jangka Pendek 18.700.044.683 36.089.937.751

LIABILITAS JANGKA PANJANG

Utang Lain-lain: 2 & 14

- Pihak Berelasi 17 497.792.152 22.792.152

- Pihak Ketiga - 2.338.368.285

Liabilitas Sewa Pembiayaan - Setelah Dikurangi

Bagian Jatuh Tempo dalam Satu Tahun 2 & 10 33.404.119 151.610.399 Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang 2 & 16 1.258.283.325 1.125.962.956

Provisi Liabilitas Lingkungan 2 833.645.665 833.645.665

Total Liabilitas Jangka Panjang 2.623.125.261 4.472.379.457

Total Liabilitas 21.323.169.944 40.562.317.208

(8)

3

E K U I T A S

Modal Saham - nilai nominal Rp 250 per saham Seri A dan Rp 125 per saham Seri B

Modal Dasar - 19.703.000.000 saham Seri A dan 594.000.000 saham seri B

Modal Ditempatkan dan Disetor -

5.097.621.090 saham Seri A dan 8.400.000

saham Seri B 1 & 18 1.275.455.272.500 1.275.455.272.500

Komponen Ekuitas Lainnya 2 & 19 (61.054.486.729) (61.054.486.729)

Saldo Laba (Rugi):

Ditentukan Penggunaannya 100.000.000 100.000.000

Belum Ditentukan Penggunaannya (414.842.069.637) (378.978.621.489)

Selisih Kurs Karena Penjabaran Laporan

Keuangan 1c & 2 12.308.411.232 16.197.587.287

Ekuitas yang Dapat Diatribusikan Langsung

kepada Pemilik Entitas Induk 811.967.127.366 851.719.751.569

Kepentingan Non Pengendali 2 & 20 72.180.251.206 90.353.269.143

Total Ekuitas 884.147.378.572 942.073.020.712

TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 905.470.548.516 982.635.337.920

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian merupakan

(9)

4

Catatan 2 0 1 6 2 0 1 5

PENJUALAN NETO 2 & 21 77.251.405.940 22.100.704.269

BEBAN POKOK PENJUALAN 2 & 22 (84.110.408.082) (19.539.907.975)

LABA (RUGI) BRUTO (6.859.002.142) 2.560.796.294

Beban Penjualan 23 (1.577.096.893) (1.603.568.021)

Beban Umum dan Administrasi 24 (6.563.670.714) (11.224.194.207)

Laba Penjualan Aset Tetap 10 1.170.797.299 121.008.751

Laba (Rugi) Selisih Kurs - Neto 669.653.726 (3.928.158.714)

Penghasilan Bunga 8.523.092 27.606.643

Amortisasi Properti Pertambangan 11 (23.982.374.932) (23.982.374.932)

Cadangan Penurunan Nilai Piutang 5 & 6 (9.582.338.319) (3.886.468.594)

Bagian Rugi Entitas Asosiasi 9 (2.783.935.804) (671.910.221)

Cadangan Penurunan Nilai Uang Muka (2.318.476.086)

-Beban Keuangan - Neto (929.972.598) (1.279.884.651)

Rugi Divestasi Entitas Asosiasi 9 (889.383.924)

-Cadangan Penurunan Nilai Persediaan 7 (397.931.978)

-Kapasitas Menganggur 10 (69.488.528) (3.702.040.614)

Rugi Penghapusan Uang Muka Pembelian 29 - (9.234.940.000)

Beban Lainnya - Neto (212.778.787) (80.442.117)

RUGI SEBELUM PAJAK (54.317.476.588) (56.884.570.383)

PAJAK PENGHASILAN 2 & 15 137.841.956 2.256.847.152

RUGI TAHUN BERJALAN (54.179.634.632) (54.627.723.231)

PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN

Item yang Tidak Akan Direklasifikasi ke Laba Rugi: Keuntungan Aktuarial atas Liabilitas Imbalan

Pascakerja 2 & 16 143.168.547

Item yang Akan Direklasifikasi ke Laba Rugi: Selisih Kurs atas Penjabaran Laporan

Keuangan 1c & 2 (3.889.176.055) 16.197.587.287

(10)

5

RUGI TAHUN BERJALAN YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA:

Pemilik Entitas Induk (36.006.616.695) (42.049.335.136)

Kepentingan Non Pengendali (18.173.017.937) (12.578.388.095)

T o t a l (54.179.634.632) (54.627.723.231)

TOTAL RUGI KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA:

Pemilik Entitas Induk (39.752.624.203) (25.851.747.849)

Kepentingan Non Pengendali (18.173.017.937) (12.578.388.095)

T o t a l (57.925.642.140) (38.430.135.944)

RUGI TAHUN BERJALAN PER SAHAM DASAR 2 & 25 (7,05) (8,24)

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian merupakan

(11)

Selisih Kurs Karena Penjabaran

Modal Komponen Ekuitas Ditentukan Belum Ditentukan Laporan Kepentingan

Saham Lainnya Penggunaanya Penggunaanya Keuangan Total Non Pengendali Total Ekuitas

SALDO PER 1 JANUARI 2015 1.275.455.272.500 (61.054.486.729) 100.000.000 (336.929.286.353) - 877.571.499.418 102.931.657.238 980.503.156.656

TOTAL RUGI KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN - - - (42.049.335.136) 16.197.587.287 (25.851.747.849) (12.578.388.095) (38.430.135.944)

SALDO PER 31 DESEMBER 2015 1.275.455.272.500 (61.054.486.729) 100.000.000 (378.978.621.489) 16.197.587.287 851.719.751.569 90.353.269.143 942.073.020.712

TOTAL RUGI KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN - - - (35.863.448.148) (3.889.176.055) (39.752.624.203) (18.173.017.937) (57.925.642.140)

SALDO PER 31 DESEMBER 2016 1.275.455.272.500 (61.054.486.729) 100.000.000 (414.842.069.637) 12.308.411.232 811.967.127.366 72.180.251.206 884.147.378.572

6

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan Saldo Laba

(12)

7

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan dari Pelanggan 73.368.507.808 20.809.351.931

Pembayaran Kas Kepada:

Pemasok dan Lainnya (70.441.981.128) (17.672.249.764)

Komisaris, Direksi dan Karyawan (3.303.880.803) (5.113.583.122)

Pembayaran Operasional Lainnya - (3.222.939.909)

Kas Digunakan untuk Aktivitas Operasi (377.354.123) (5.199.420.864)

Pembayaran Beban Keuangan (37.676.566) (104.620.855)

Pembayaran Pajak Penghasilan Badan - (10.000.000) Kas Neto Digunakan untuk Aktivitas Operasi (415.030.689) (5.314.041.719)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Penerimaan Penghasilan Bunga 8.523.092 27.606.643

Penerimaan Piutang Lain-lain 463.085.000 1.331.000.000

Penjualan Aset Tetap 1.207.030.000 388.000.000

Perolehan Aset Tetap (7.271.500) (420.592.200)

Penerimaan Hasil Divestasi Entitas Asosiasi 527.704.320

Uang Muka Pembelian Aset Tetap - (78.184.000)

Kas Neto Diperoleh dari Aktivitas Investasi 2.199.070.912 1.247.830.443

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Pembayaran Liabilitas Sewa Pembiayaan (175.215.434) (440.802.265)

Penerimaan dari Pihak Berelasi 952.666.000 880.553.575

Penerimaan Utang Lain-lain - 3.304.915.902

Pembayaran Utang Lain-lain (2.338.368.285) (1.008.967.739)

Kas Neto Diperoleh dari (Digunakan untuk)

Aktivitas Pendanaan (1.560.917.719) 2.735.699.473

PENINGKATAN (PENURUNAN) NETO KAS DAN BANK 223.122.504 (1.330.511.803)

KAS DAN BANK, AWAL TAHUN 391.640.007 1.722.151.810

KAS DAN BANK, AKHIR TAHUN 614.762.511 391.640.007

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian merupakan

(13)

8

1. U M U M

a. Pendirian Perseroan

PT Cakra Mineral Tbk (Perseroan) didirikan berdasarkan Akta No. 435 tanggal 19 September 1990 dan telah diubah dalam Akta No. 300 tanggal 31 Desember 1992,

keduanya dari Notaris Siti Pertiwi Henny Shidki, SH dengan nama PT Ciptojaya Kontrindoreksa. Akta Pendirian Perseroan dan perubahannya telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-9.936.HT.01.01.TH.95 tanggal 11 Agustus 1995 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 92 tanggal 17 Nopember 1995, Tambahan No. 9501.

Berdasarkan Akta No. 176 tanggal 30 Nopember 2007 dari Notaris Sutjipto, SH seluruh Anggaran Dasar Perseroan telah disesuaikan dengan Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Akta penyesuaian tersebut telah memperoleh persetujuan dari

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-01706.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 15 Januari 2008 dan telah diumumkan

dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 48 tanggal 13 Juni 2008, Tambahan No. 8732. Berdasarkan Akta No. 8 tanggal 8 April 2013 dari Notaris Indah Khaerunnisa, SH, M.Kn

mengenai perubahan nama Perseroan dari PT Citra Kebun Raya Agri Tbk menjadi PT Cakra Mineral Tbk dan perubahan kegiatan usaha utama Perseroan dari semula

bergerak di bidang perdagangan, pengangkutan, pembangunan, perindustrian, jasa, pertanian dan kehutanan menjadi pertambangan mineral, perdagangan, perindustrian, perhubungan dan penanaman modal. Akta Perubahan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-21976.AH.01.02.Tahun 2013 tanggal 24 April 2013.

Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dalam Akta No. 4 tanggal 30 Juni 2015 dari Notaris Indah Khaerunnisa, SH, M.Kn, mengenai perubahan Anggaran Dasar Perseroan untuk disesuaikan dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. 32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka dan Peraturan OJK No. 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik. Akta perubahan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-0939859.AH.01.02.Tahun 2015 tanggal 30 Juli 2015.

Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, maksud dan tujuan Perseroan adalah bergerak dalam bidang pertambangan mineral, perdagangan, perindustrian, perhubungan dan penanaman modal. Pada saat ini, kegiatan utama Perseroan adalah investasi pada perusahaan pertambangan, terutama bijih besi dan zircon.

Perseroan berkedudukan di Jakarta Pusat dan berkantor di Komplek Perkantoran Red Top E 7, 8, 9, Jalan Raya Pecenongan No. 72, Kebon Kelapa, Jakarta Pusat.

Perseroan mulai kegiatan operasionalnya pada tahun 1996.

Entitas Induk Perseroan adalah Redstone Resources Pte. Ltd., berkedudukan di Singapura, dan entitas induk terakhir Perseroan adalah Aspire Horizon Ltd. berkedudukan di Kepulauan Karibia.

(14)

9

b. Penawaran Umum Saham Perseroan

Pada tanggal 5 Mei 1999, Perseroan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dalam surat No. S-656/PM/1999 untuk melakukan Penawaran Umum atas 63.600.000 saham Perseroan kepada masyarakat dengan harga nominal Rp 250 per saham dengan harga penawaran Rp 250 per saham. Perseroan telah mencatatkan seluruh sahamnya sebanyak 168.000.000 saham di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 19 Mei 1999.

Pada tanggal 15 Juni 2001, Perseroan melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu sebanyak 8.400.000 saham Seri B dengan harga pelaksanaan Rp 125 per saham.

Pada tanggal 28 Desember 2007, Perseroan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua

Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) dalam Surat No. S-6571/BL/2007 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas (PUT) I kepada para

pemegang saham dalam rangka penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) sebanyak 834.960.000 saham dengan harga pelaksanaan Rp 250 per saham di mana

melekat sejumlah 58.800.000 Waran Seri I. Setiap pemegang 15 saham, berhak atas 71 HMETD, di mana 1 HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli 1 saham baru dan atas setiap 71 saham baru melekat 5 Waran Seri I yang diberikan secara cuma-cuma. Waran Seri I merupakan efek yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham dengan harga sebesar Rp 250 yang dilaksanakan selama periode pelaksanaan Waran yaitu tanggal 28 Juli 2008 sampai dengan tanggal 28 Januari 2013. Waran Seri I, selama tidak dilaksanakan, tidak mempunyai hak sebagai pemegang saham dan hak atas dividen. Apabila Waran Seri I tidak dilaksanakan sampai habis masa periode pelaksanaannya, maka Waran tersebut akan kadaluwarsa, tidak bernilai, tidak berlaku serta jangka waktunya tidak akan diperpanjang. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 17 Januari 2008.

Pada tanggal 30 Juni 2008, Perseroan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan

Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) dalam Surat No. S-4214/BL/2008 tanggal 30 Juni 2008 untuk melakukan PUT II kepada para pemegang

saham dalam rangka penerbitan HMETD sebanyak 4.045.440.000 saham dengan harga pelaksanaan Rp 250 per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 14 Juli 2008.

(15)

10

1. U M U M (Lanjutan)

b. Penawaran Umum Saham Perseroan (Lanjutan)

Ringkasan penawaran umum saham Perseroan dan tindakan yang mempengaruhi saham yang diterbitkan lainnya sampai tanggal 31 Desember 2016 sebagai berikut:

Jumlah Saham Tanggal

Saham Seri A

Penawaran Umum Perdana 168.000.000 19 Mei 1999

HMETD:

PUT I 834.960.000 28 Desember 2007

PUT II 4.045.440.000 14 Juli 2008

Konversi Waran 49.221.090 1 s/d 28 Januari 2013

T o t a l 5.097.621.090

Saham Seri B 8.400.000 15 Juni 2001 Kegiatan Korporasi

c. Struktur Perseroan dan Entitas Anak

Perseroan memiliki secara langsung lebih dari 50% saham atau memiliki pengendalian atas manajemen entitas anak sebagai berikut:

Tahun Operasi

Entitas Anak Domisili Kegiatan Usaha Komersial 2 0 1 6 2 0 1 5 2 0 1 6 2 0 1 5 PT Persada Indo Tambang (PIT) Jakarta Pertambangan 2006 88 88 2.344.311.814 11.933.288.251 Dunestone Development S.A (DD) British Virgin Island Investasi 2012 100 100 1.075.928.008 1.104.676.010 PT Takaras Inti Lestari (TIL) Palangka Raya, Pertambangan 2006 55 55 38.161.399.112 45.498.073.376

Kalimantan Tengah

PT Murui Jaya Perdana (MJP) Kapuas, Kalimantan Perdagangan dan 2006 55 55 3.109.773.721 9.759.346.737 Tengah Pertambangan

PT Cakra Smelter Indonesia (CSI) Jakarta Pabrik Smelter Dalam 99,999 99,999 181.809.276.000 181.810.668.000 Pengembangan

PT Cakra Baoli Ferronickel (CBF) Jakarta Pabrik Smelter Dalam 50,100 50,100 172.848.730.200 172.850.270.200 Pengembangan

Twin Pine Management Ltd (TPM) British Virgin Island Investasi 2014 100 100 109.543.251.176 116.821.219.330 Kepemilikan (%) Total Aset setelah Eliminasi

Persentase

PT Persada Indo Tambang (PIT)

PIT didirikan berdasarkan Akta No. 14 tanggal 3 Agustus 2006 dari Notaris Halim Alrasyid Kanggara, SH. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. W2-00209 HT.01.01-TH.2006 tanggal 1 Desember 2006.

PIT bergerak di bidang pertambangan, dan kegiatan utama PIT saat ini adalah pertambangan bijih besi. Lokasi pertambangan berada di Nagari Sungai Kunyit, Sumatera Barat.

Saat ini, perpanjangan atas Izin Usaha Pertambangan (IUP) sedang dalam proses persetujuan dari Gubernur Sumatera Barat.

(16)

11

c. Struktur Perseroan dan Entitas Anak (Lanjutan)

Dunestone Development S.A (DD)

DD didirikan di the British Virgin Islands sebagai BVI Business Company, yang dinyatakan dalam Certificate of Incorporation (Section 7) tanggal 1 Oktober 2012 dengan registrasi perusahaan No. 1736235. Kegiatan usaha DD saat ini adalah di bidang investasi pada perusahaan pertambangan. DD berdomisili di Akara Building, 24 De Castro Street,

Wickhams Cay I, Road Town, Tortola, British Virgin Islands.

PT Takaras Inti Lestari (TIL)

TIL didirikan berdasarkan Akta No. 6 tanggal 3 Mei 2005 dari Notaris Sylvia Fransiska Tan, SH. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. C-19613 HT.01.01.TH.2006 tanggal 5 Juli 2006.

TIL bergerak dibidang pertambangan, dan kegiatan utama TIL saat ini dalam bidang pengolahan zircon.

Pada tanggal 28 Maret 2014, Perseroan mengakuisisi 55% saham TIL melalui pengambilan

saham dalam portepel TIL sebanyak 18.150 saham dengan biaya perolehan sebesar Rp 18.150.000.000. Tujuan dari akuisisi TIL adalah untuk mengintegrasi bisnis dan

meningkatkan penjualan serta laba Perseroan.

PT Cakra Baoli Ferronickel (CBF)

CBF didirikan berdasarkan Akta No. 9 tanggal 20 Juni 2014 dari Notaris Indah Khaerunnisa, SH, M.Kn. Akta pendirian tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-15086.40.10.2014 tanggal 25 Juni 2014. Perseroan dan Zhejiang Baoli Minning Co. Ltd mendirikan CBF dengan kepemilikan saham masing-masing sebesar 50,10% dan 49,90%.

CBF bergerak dibidang perdagangan dan perindustrian, dan saat ini masih dalam tahap pengembangan.

PT Murui Jaya Perdana (MJP)

MJP didirikan berdasarkan Akta No. 49 tanggal 30 Juni 2006 dari Agustri Paruna, SH, Notaris di Palangka Raya. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. C-25170 HT.01.01.TH.2006 tanggal 29 Agustus 2006.

MJP bergerak dibidang pertambangan, dan kegiatan utama MJP saat ini dalam bidang pertambangan zircon.

(17)

12

1. U M U M (Lanjutan)

c. Struktur Perseroan dan Entitas Anak (Lanjutan)

PT Murui Jaya Perdana (MJP) (Lanjutan)

Pada tanggal 22 Agustus 2014, Perseroan mengakuisisi 55% saham MJP melalui pengambilan saham dalam portepel MJP sebanyak 63.250 saham dengan biaya perolehan sebesar Rp 6.325.000.000. Tujuan dari akuisisi MJP adalah untuk mengintegrasi bisnis dan meningkatkan penjualan serta laba Perseroan.

PT Cakra Smelter Indonesia (CSI)

Berdasarkan Akta No. 6 tanggal 15 September 2014 dari Notaris Indah Khaerunnisa, SH, M.Kn, Perseroan dan Ryan Tayipto mendirikan CSI dengan kepemilikan saham masing-masing sebesar 99,999% dan 0,001%.

Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. AHU-25354.40.10.2014 tanggal 18 Desember 2014.

CSI bergerak dibidang perdagangan dan perindustrian, dan saat ini masih dalam tahap pengembangan.

Twin Pine Management (TPM)

TPM didirikan di BVI (British Virgin Islands) sebagai Business Company yang telah dinyatakan dalam Certificate of Incorporation (Section 7) tanggal 9 Agustus 2012 dengan registrasi perusahaan No. 1727675.

TPM bergerak di dalam investasi dan perdagangan, dan kegiatan utama TPM saat ini dalam bidang investasi pada perusahaan pertambangan.

Pada tanggal 8 Desember 2014, Perseroan mengakuisisi 100% saham TPM melalui pembelian satu lembar saham TPM milik Rami Sadek M Kuwatly dengan biaya perolehan sebesar USD 200.000.

d. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan

Berdasarkan Akta No. 5 tanggal 19 Maret 2014 dan Akta No. 8 tanggal 20 Juni 2014, keduanya dari Notaris Indah Khaerunnisa, SH, M.Kn, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan per 31 Desember 2016 dan 2015 sebagai berikut:

Komisaris Utama : Alwijaya AW

Komisaris Independen : Avi Yasa Dwipayana Direktur Utama : Boelio Muliadi Direktur : Argo Trinandityo

Dexter Sjarif Putra Direktur Independen : Johanes Siegfried

(18)

13

d. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan (Lanjutan)

Berdasarkan Akta No. 5 tanggal 19 Maret 2014 dari Notaris Indah Khaerunnisa, SH, M.Kn, susunan komite audit Perseroan pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 sebagai berikut:

Ketua : Avi Yasa Dwipayana Anggota : Hermawan Raharjo

Bobby Dhanandjaja

Personel manajemen kunci Perseroan meliputi seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan. Manajemen kunci memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan aktivitas Perseroan. Remunerasi untuk Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan sebesar Rp 1.271.000.000 untuk tahun 2016 dan 2015.

Pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015, Perseroan dan Entitas Anak memiliki karyawan tetap masing-masing sebanyak 22 dan 33.

e. Izin Usaha Pertambangan

Pada tanggal 31 Desember 2016, Entitas Anak memiliki izin usaha pertambangan sebagai berikut:

Jangka

Waktu Areal No. No. Tanggal Oleh Jenis Pemegang (Tahun) Lokasi (Ha) 1 540/12/IUP/DESDM/Bup-2010* 27 April 2010 Bupati Solok Selatan IUPOP PIT 5 Kabupaten Solok Barat 155

Selatan, Sumatera

2 127 Tahun 2010 1 Juni 2010 Walikota Palangka IUPOP TIL 10 Kota Palangka Raya, 1.257 Raya Kalimantan Tengah

3 480/DISTAMBEN TAHUN 2009 31 Desember 2009 Bupati Kapuas IUPOP MJP 10 Kabupaten Kapuas, 1.136 Kalimantan Tengah

Surat Keputusan Izin

IUPOP : Izin Usaha Pertambangan Operasi dan Produksi * IUPOP PIT saat ini sedang dalam proses perpanjangan.

f. Penyelesaian Laporan Keuangan Konsolidasian

Manajemen bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian, yang telah diselesaikan dan disetujui untuk diterbitkan oleh Direksi Perseroan pada tanggal 18 April 2017.

(19)

14

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN

a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian

Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan disusun sesuai Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, yang mencakup Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia dan Peraturan serta Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan yang diterbitkan oleh OJK.

Laporan Keuangan Konsolidasian disusun berdasarkan basis Akrual, kecuali Laporan Arus Kas Konsolidasian, dengan menggunakan konsep biaya historis, kecuali yang diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang relevan.

Laporan Arus Kas Konsolidasian menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan bank yang diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan serta disusun berdasarkan metode Langsung (Direct method).

Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian adalah mata uang Rupiah, yang merupakan mata uang fungsional Perseroan.

Perubahan atas PSAK dan ISAK

Penerapan dari perubahan standar akuntansi berikut oleh Perseroan, yang berlaku efektif sejak dan setelah tanggal 1 Januari 2016, tidak memberikan dampak yang material terhadap Laporan Keuangan Konsolidasian tahun berjalan:

- PSAK 4 (2015), “Laporan Keuangan Tersendiri”. - PSAK 5 (2015), “Segmen Operasi”.

- PSAK 7 (2015), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”. - PSAK 13 (2015), “Properti Investasi”.

- PSAK 15 (2015), “Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama”. - PSAK 16 (2015), “Aset Tetap”.

- PSAK 19 (2015), “Aset Tak Berwujud”. - PSAK 22 (2015), “Kombinasi Bisnis”. - PSAK 24 (2015), “Imbalan Kerja”.

- PSAK 25 (2015), “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan”. - PSAK 53 (2015), “Pembayaran Berbasis Saham”.

- PSAK 65 (2015), “Laporan Keuangan Konsolidasian”. - PSAK 66 (2015), “Pengaturan Bersama”.

- PSAK 67 (2015), “Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain”. - PSAK 68 (2015), “Pengukuran Nilai Wajar”.

- PSAK 70, “Akuntansi Aset dan Liabilitas Pengampunan Pajak”. - ISAK 30, “Pungutan”.

(20)

15

a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian (Lanjutan)

Standar akuntansi baru dan revisi yang telah diterbitkan Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntansi Indonesia (DSAK IAI), namun belum berlaku efektif untuk tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2016 adalah sebagai berikut:

- PSAK 1 (2015), “Penyajian Laporan Keuangan”. - PSAK 2 (2016), “Laporan Arus Kas”.

- PSAK 3 (2016), “Laporan Keuangan Interim”.

- PSAK 16 (2015), “Aset Tetap” untuk paragraf yang terkait dengan aset agrikultur. - PSAK 24 (2016), “Imbalan Kerja”.

- PSAK 46 (2016), “Pajak Penghasilan”.

- PSAK 58 (2016), “Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan”.

- PSAK 60 (2016), “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”. - PSAK 69 (2015), “Agrikultur”.

- ISAK 31, “Interpretasi atas Ruang Lingkup PSAK 13 Properti Investasi”.

Pada tanggal pengesahan Laporan Keuangan Konsolidasian, manajemen masih mempelajari dampak yang mungkin timbul dari penerapan standar baru dan revisi tersebut terhadap Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan.

b. Prinsip-prinsip Konsolidasi

Laporan Kuangan Konsolidasian meliputi Laporan Keuangan Perseroan dan Entitas Anak di mana Perseroan memiliki pengendalian. Kendali diperoleh bila Perseroan terekspos atau memiliki hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan suatu entitas dan memiliki kemampuan untuk mempengaruhi imbal hasil tersebut melalui kekuasaannya atas entitas tersebut. Perseroan menyusun Laporan Keuangan Konsolidasian dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk transaksi dan peristiwa lain dalam keadaan serupa.

Entitas Anak dikonsolidasi sejak tanggal pengendalian beralih kepada Perseroan dan tidak lagi dikonsolidasi sejak tanggal hilangnya pengendalian.

Saldo dan transaksi signifikan termasuk keuntungan/kerugian yang belum direalisasi atas transaksi antar entitas dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan kinerja keuangan Perseroan dan Entitas Anak sebagai satu kesatuan usaha.

Seluruh laba rugi dan setiap komponen penghasilan komprehensif lain entitas anak diatribusikan pada pemilik entitas induk dan pada Kepentingan Non Pengendali (KNP) bahkan jika hal ini mengakibatkan KNP bersaldo defisit. Perseroan menyajikan KNP di ekuitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari ekuitas Perseroan sebagai pemilik entitas induk.

Perubahan dalam bagian kepemilikan Perseroan pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian dicatat sebagai transaksi ekuitas.

(21)

16

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (Lanjutan)

b. Prinsip-prinsip Konsolidasi (Lanjutan)

Bila kehilangan pengendalian atas suatu entitas anak, maka Perseroan menghentikan pengakuan atas aset (termasuk goodwill), liabilitas dan komponen lain dari ekuitas terkait, sementara rugi atau laba yang dihasilkan diakui pada laba rugi. Bagian dari investasi yang tersisa diakui pada nilai wajar.

c. Kombinasi Bisnis dan Goodwill

Kombinasi bisnis dicatat menggunakan metode akuisisi. Biaya perolehan dari sebuah akuisisi diukur pada nilai agregat imbalan yang dialihkan, diukur pada nilai wajar pada tanggal akuisisi dan jumlah setiap KNP pada pihak yang diakuisisi. Untuk setiap kombinasi bisnis, pihak pengakuisisi mengukur KNP pada entitas yang diakuisisi baik pada nilai wajar ataupun pada proporsi kepemilikan KNP atas aset neto yang teridentifikasi dari entitas yang diakuisisi. Biaya-biaya akuisisi yang timbul dibebankan langsung pada tahun berjalan. Pada tanggal akuisisi, goodwill awalnya diukur pada biaya perolehan yang merupakan selisih lebih nilai agregat dari imbalan yang dialihkan dan jumlah setiap KNP atas selisih jumlah dari aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih. Jika imbalan tersebut kurang dari nilai wajar aset neto entitas anak yang diakuisisi, selisih tersebut diakui pada laba rugi sebagai keuntungan dari pembelian dengan diskon setelah sebelumnya manajemen melakukan penilaian atas identifikasi dan nilai wajar dari aset yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih.

Setelah pengakuan awal, goodwill diakui pada jumlah tercatat dikurangi akumulasi penurunan nilai. Untuk tujuan pengujian penurunan nilai, goodwill yang diperoleh dari suatu kombinasi bisnis, sejak tanggal akusisi dialokasikan kepada setiap Unit Penghasil Kas (UPK) dari Perseroan dan Entitas Anak yang diharapkan akan bermanfaat dari sinergi kombinasi tersebut, terlepas dari apakah aset atau liabilitas lain dari pihak yang diakuisisi ditetapkan atas UPK tersebut.

d. Instrumen Keuangan

Aset Keuangan

Pengakuan Awal dan Pengukuran

Aset keuangan pada saat pengakuan awal diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, aset keuangan tersedia untuk dijual, atau sebagai derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai dalam lindung nilai efektif, jika memenuhi syarat. Pada saat pengakuan awal, aset keuangan diukur pada nilai wajarnya, dan dalam hal aset keuangan tidak diukur pada nilai wajar dalam laba rugi, termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan atau penerbitan aset keuangan tersebut.

(22)

17

d. Instrumen Keuangan (Lanjutan)

Aset Keuangan (Lanjutan)

Pengakuan Awal dan Pengukuran (Lanjutan)

Perseroan dan Entitas Anak menentukan klasifikasi aset keuangan pada saat pengakuan awal, dan jika diperbolehkan dan sesuai, akan dievaluasi kembali setiap akhir periode pelaporan.

Aset keuangan terdiri dari kas dan bank, piutang usaha kepada pihak ketiga, piutang lain-lain dan aset lain-lain-lain-lain - jaminan reklamasi yang termasuk dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang dan investasi pada entitas asosiasi yang termasuk dalam kategori aset keuangan tersedia untuk dijual.

Pengukuran Setelah Pengakuan Awal

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut dicatat pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. Keuntungan atau kerugian diakui pada laba rugi pada saat pinjaman yang diberikan dan piutang tersebut dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi.

Aset keuangan tersedia untuk dijual selanjutnya diukur pada nilai wajar dengan laba atau rugi yang belum terealisasi diakui sebagai penghasilan komprehensif lain sampai dihentikan pengakuannya. Pada saat penghentian pengakuan, laba atau rugi kumulatif yang sebelumnya diakui sebagai penghasilan komprehensif lain direklasifikasi ke laba rugi tahun berjalan.

Penghentian Pengakuan

Penghentian pengakuan atas suatu aset keuangan (atau, apabila dapat diterapkan untuk bagian dari aset keuangan atau bagian dari kelompok aset keuangan sejenis) terjadi bila hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau Perseroan dan Entitas Anak mentransfer hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut atau menanggung liabilitas untuk membayar arus kas yang diterima tersebut tanpa penundaan yang signifikan kepada pihak ketiga melalui suatu kesepakatan penyerahan dan Perseroan dan Entitas Anak secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut, atau Perseroan dan Entitas Anak secara substansial tidak mentransfer dan tidak mempertahankan seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut, namun telah mentransfer pengendalian atas aset tersebut.

(23)

18

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (Lanjutan)

d. Instrumen Keuangan (Lanjutan)

Aset Keuangan (Lanjutan)

Penurunan Nilai Aset Keuangan

Pada setiap akhir periode pelaporan, Perseroan dan Entitas Anak mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai.

Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Perseroan dan Entitas Anak terlebih dahulu menentukan bahwa terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual. Jika Perseroan dan Entitas Anak menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.

Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk kerugian kredit di masa mendatang yang belum terjadi). Nilai kini estimasi arus kas masa datang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Jika pinjaman yang diberikan memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku. Perseroan dan Entitas Anak tidak mendiskontokan arus kas yang berasal dari piutang jangka pendek, apabila pengaruh pendiskontoan tersebut tidak material.

Nilai tercatat atas aset keuangan dikurangi melalui penggunaan pos cadangan penurunan nilai dan jumlah kerugian yang terjadi diakui dalam laba rugi. Pendapatan bunga selanjutnya diakui sebesar nilai tercatat yang diturunkan nilainya berdasarkan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan. Pinjaman yang diberikan dan piutang beserta dengan cadangan terkait dihapuskan jika tidak terdapat kemungkinan yang realistis atas pemulihan di masa mendatang dan seluruh agunan telah terealisasi atau dialihkan kepada Perseroan dan Entitas Anak. Jika, pada periode berikutnya, nilai estimasi kerugian penurunan nilai aset keuangan bertambah atau berkurang karena peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya bertambah atau berkurang dengan menyesuaikan pos cadangan penurunan nilai. Jika di masa mendatang penghapusan tersebut dapat dipulihkan, jumlah pemulihan tersebut diakui pada laba rugi.

Untuk investasi pada instrumen ekuitas yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang tersedia untuk dijual, bukti obyektif akan termasuk penurunan nilai wajar yang signifikan dan berkepanjangan di bawah nilai perolehan investasi tersebut.

(24)

19

d. Instrumen Keuangan (Lanjutan)

Liabilitas Keuangan

Pengakuan Awal dan Pengukuran

Liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, liabilitas keuangan pada biaya perolehan diamortisasi atau derivatif yang telah ditetapkan untuk tujuan lindung nilai yang efektif, jika memenuhi syarat.

Saat pengakuan awal, liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar, dan dalam hal liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.

Liabilitas keuangan terdiri dari utang usaha, utang lain-lain, beban akrual dan liabilitas sewa pembiayaan yang termasuk dalam kategori liabilitas keuangan pada biaya perolehan diamortisasi.

Pengukuran Setelah Pengakuan Awal

Setelah pengakuan awal, liabilitas keuangan diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. Keuntungan dan kerugian diakui dalam laba rugi pada saat liabilitas dihentikan pengakuannya atau diturunkan nilainya melalui proses amortisasi.

Penghentian Pengakuan

Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya ketika liabilitas yang ditetapkan dalam kontrak dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.

Ketika liabilitas keuangan awal digantikan dengan liabilitas keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan ketentuan yang berbeda secara substansial, atau modifikasi secara substansial atas liabilitas keuangan yang saat ini ada, maka pertukaran atau modifikasi tersebut dicatat sebagai penghapusan liabilitas keuangan awal dan pengakuan liabilitas keuangan baru dan selisih antara nilai tercatat liabilitas keuangan tersebut diakui sebagai laba atau rugi.

Saling Hapus Instrumen Keuangan

Aset keuangan dan liabilitas keuangan disaling hapus dan nilai netonya disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian ketika terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan adanya niat untuk menyelesaikan dengan menggunakan dasar neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara simultan.

(25)

20

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (Lanjutan)

d. Instrumen Keuangan (Lanjutan)

Pengukuran Nilai Wajar Instrumen Keuangan

Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan dalam pasar aktif pada setiap tanggal pelaporan ditentukan berdasarkan referensi harga pasar kuotasian, tanpa dikurangi biaya transaksi.

Untuk instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan dalam pasar aktif, nilai wajarnya ditentukan berdasarkan teknik penilaian yang sesuai. Teknik penilaian tersebut meliputi transaksi pasar wajar terkini, referensi kepada nilai wajar kini instrumen keuangan lainnya yang secara substansi adalah serupa, analisa arus kas diskonto, atau model penilaian lainnya.

Jika nilai wajar instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan di pasar aktif tidak dapat ditentukan secara wajar, instrumen keuangan tersebut diakui pada nilai tercatatnya.

e. S e w a

Penentuan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa didasarkan atas substansi perjanjian pada tanggal awal sewa dan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset dan perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tersebut. Sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset, diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Selanjutnya, suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi, jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset.

Dalam sewa pembiayaan dimana Perseroan dan Entitas Anak sebagai lessee, Perseroan dan Entitas Anak mengakui aset dan liabilitas dalam Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian pada awal masa sewa, sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa dipisahkan antara bagian yang merupakan biaya keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan liabilitas sewa. Biaya keuangan dialokasikan pada setiap periode selama masa sewa, sehingga menghasilkan tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo liabilitas. Biaya keuangan dicatat dalam laba rugi tahun berjalan. Jika terdapat kepastian yang memadai bahwa lessee akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa, aset sewaan (disajikan sebagai bagian aset tetap) disusutkan selama masa penggunaan aset yang diestimasi berdasarkan umur manfaat aset tersebut. Jika tidak terdapat kepastian tersebut, aset sewaan disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara umur manfaat aset sewaan dan periode masa sewa.

Dalam sewa operasi dimana Perseroan dan Entitas Anak sebagai lessee, Perseroan dan Entitas Anak mengakui pembayaran sewa sebagai beban dengan dasar Garis Lurus selama masa sewa.

(26)

21

f. Kas dan Bank

Kas dan bank terdiri dari kas dan bank yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya.

g. P i u t a n g

Piutang pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi, setelah dikurangi cadangan penurunan nilai.

Perseroan dan Entitas Anak menetapkan cadangan penurunan nilai piutang pada saat terdapat bukti obyektif bahwa piutang tidak dapat ditagih. Piutang dan cadangan penurunan nilai piutang dihapuskan pada saat piutang tersebut dipastikan tidak tertagih.

h. P e r s e d i a a n

Persediaan dinyatakan sebesar nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih. Biaya perolehan persediaan ditentukan menggunakan metode Rata-rata Tertimbang (Weighted Average method).

Cadangan penurunan nilai persediaan dilakukan untuk mengurangi nilai tercatat menjadi nilai realisasi bersih.

i. Investasi pada Entitas Asosiasi

Entitas asosiasi adalah suatu entitas dimana Perseroan dan Entitas Anak memiliki paling sedikit 20% tetapi tidak lebih dari 50% hak suara, atau dimana Perseroan dan Entitas Anak memiliki pengaruh signifikan, tetapi tidak mengendalikan. Investasi pada entitas asosiasi dicatat dengan menggunakan metode Ekuitas dikurangi rugi penurunan nilai, jika ada. Dengan metode ini, biaya perolehan investasi bertambah atau berkurang sebesar bagian pemilikan Perseroan atas laba atau rugi dan penghasilan komprehensif lain entitas asosiasi sejak tanggal perolehan dan distribusi dividen tunai.

Biaya perolehan diukur berdasarkan nilai wajar aset yang dialihkan, instrumen ekuitas yang diterbitkan atau liabilitas yang timbul atau diambil alih pada tanggal akuisisi, ditambah biaya yang berhubungan langsung dengan akuisisi. Goodwill pada entitas asosiasi merupakan selisih lebih yang terkait dengan biaya perolehan investasi pada entitas asosiasi dengan bagian Perseroan dan Entitas Anak atas nilai wajar neto aset teridentifikasi dari entitas asosiasi dan dimasukkan dalam jumlah tercatat investasi.

Kerugian yang melebihi nilai tercatat investasi diakui bila Perseroan dan Entitas Anak mempunyai komitmen untuk memberikan bantuan keuangan atau menjamin liabilitas entitas asosiasi.

Keuntungan yang belum direalisasi dari transaksi antara Perseroan dan Entitas Anak dengan entitas asosiasi dieliminasi sampai sebatas kepemilikan Perseroan dan Entitas Anak dalam entitas asosiasi. Kerugian yang belum direalisasi juga dieliminasi kecuali apabila terdapat bukti bahwa dalam transaksi tersebut telah terjadi penurunan atas nilai aset yang ditransfer.

(27)

22

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (Lanjutan)

i. Investasi pada Entitas Asosiasi (Lanjutan)

Perseroan dan Entitas Anak menentukan pada setiap tanggal pelaporan apakah terdapat bukti yang obyektif yang mengindikasikan bahwa investasi dalam entitas asosiasi mengalami penurunan nilai. Dalam hal ini, Perseroan dan Entitas Anak menghitung jumlah penurunan berdasarkan selisih antara jumlah terpulihkan atas investasi dalam entitas asosiasi dan nilai tercatatnya dan mengakuinya dalam laba rugi.

Investasi pada entitas asosiasi dihentikan pengakuannya apabila Perseroan dan Entitas Anak tidak lagi memiliki pengaruh signifikan. Perseroan dan Entitas Anak mengukur investasi yang tersisa sebesar nilai wajar. Selisih antara jumlah tercatat investasi yang tersisa pada tanggal hilangnya pengaruh signifikan nilai wajarnya diakui dalam laba rugi. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari pelepasan sebagian atau dilusi yang timbul pada investasi asosiasi dimana pengaruh signifikan masih dipertahankan diakui dalam laba rugi dan hanya suatu bagian proporsional atas jumlah yang telah diakui sebelumnya pada penghasilan komprehensif lain yang direklasifikasi ke laba rugi.

j. Aset Tetap

Aset tetap dibukukan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai, jika ada. Aset tetap disusutkan menggunakan metode Garis Lurus (Straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat keekonomian masing-masing aset tetap sebagai berikut:

B a n g u n a n 4 - 20 tahun

Sarana dan Prasarana 4 tahun

M e s i n 8 tahun

Alat Berat 8 tahun

Peralatan Tambang 4 tahun

K e n d a r a a n 4 tahun

Peralatan dan Perabot Kantor 4 - 5 tahun

Instalasi Internet 4 tahun

Tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak disusutkan. Biaya pengurusan legal hak atas tanah ketika tanah diperoleh pertama kali diakui sebagai bagian biaya perolehan tanah dan tidak diamortisasi. Biaya terkait dengan pembaharuan legal hak atas tanah diakui sebagai aset tak berwujud dan diamortisasi sepanjang umur hukum atau umur ekonomi tanah mana yang lebih pendek.

Aset tetap dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan, yang mencakup kapitalisasi beban pinjaman dan biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan pendanaan aset tetap dalam penyelesaian tersebut. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap pada saat aset tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan. Penyusutan mulai dibebankan pada bulan aset tersebut siap digunakan.

(28)

23

j. Aset Tetap (Lanjutan)

Biaya-biaya setelah pengakuan awal aset diakui sebagai bagian dari nilai tercatat aset atau sebagai aset yang terpisah, sebagaimana seharusnya, hanya apabila kemungkinan besar Perseroan dan Entitas Anak akan mendapatkan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut dan biaya perolehan aset dapat diukur dengan handal. Nilai yang terkait dengan penggantian komponen tidak diakui. Biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan ke dalam laba rugi selama periode dimana biaya-biaya tersebut terjadi.

Nilai residu, umur manfaat aset dan metode penyusutan ditelaah, dan jika perlu disesuaikan, pada setiap akhir periode pelaporan.

Apabila aset tetap dihentikan pengakuannya, maka nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari akun aset tetap, dan keuntungan atau kerugian yang dihasilkan diakui dalam laba rugi tahun berjalan.

k. Properti Pertambangan

Biaya pengembangan yang dikeluarkan oleh atau atas nama Perseroan dan Entitas Anak diakumulasikan secara terpisah untuk setiap area of interest pada saat cadangan terpulihkan yang secara ekonomis dapat diidentifikasi. Biaya tersebut termasuk biaya yang dapat diatribusikan secara langsung pada konstruksi tambang dan infrastruktur terkait, tidak termasuk biaya aset berwujud dan hak atas tanah (seperti hak guna bangunan, hak guna usaha, hak pakai) yang dicatat sebagai aset tetap.

Ketika keputusan pengembangan telah diambil, jumlah tercatat aset eksplorasi dan evaluasi pada area of interest tertentu dipindahkan sebagai Tambang dalam Pengembangan pada akun Properti Pertambangan dan digabung dengan pengeluaran biaya pengembangan selanjutnya.

Tambang dalam Pengembangan direklasifikasi ke Tambang yang Berproduksi pada akun Properti Pertambangan pada akhir tahap komisioning, ketika tambang tersebut dapat beroperasi sesuai dengan maksud manajemen.

Tambang dalam Pengembangan tidak diamortisasi sampai direklasifikasi menjadi Tambang yang Berproduksi.

Ketika timbul biaya pengembangan lebih lanjut atas properti pertambangan setelah dimulainya produksi, maka biaya tersebut akan dicatat sebagai bagian dari Tambang yang Berproduksi apabila terdapat kemungkinan besar tambahan manfaat ekonomi masa depan sehubungan dengan biaya tersebut akan mengalir ke Perseroan dan Entitas Anak. Apabila tidak, biaya tersebut dibebankan sebagai biaya produksi.

Tambang yang Berproduksi (termasuk biaya eksplorasi, evaluasi dan pengembangan, serta pembayaran untuk memperoleh hak penambangan dan sewa) diamortisasi menggunakan metode garis lurus, dengan perhitungan terpisah yang dibuat untuk setiap area of interest.

(29)

24

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (Lanjutan)

k. Properti Pertambangan (Lanjutan)

Properti pertambangan teridentifikasi yang diperoleh melalui suatu kombinasi bisnis pada awalnya diakui sebagai aset sebesar nilai wajarnya. Pengeluaran pengembangan yang terjadi setelah akuisisi properti pertambangan dicatat berdasarkan kebijakan akuntansi yang dijelaskan di atas.

l. Penurunan Nilai Aset Non-keuangan

Aset non-keuangan ditelaah untuk mengetahui apakah terjadi penurunan nilai bilamana terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat aset tersebut tidak dapat dipulihkan. Kerugian akibat penurunan nilai diakui sebesar selisih lebih nilai tercatat aset dengan jumlah terpulihkannya tersebut.

Jumlah terpulihkan adalah nilai yang lebih tinggi antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakai aset. Dalam rangka mengukur penurunan nilai, aset dikelompokkan hingga unit terkecil yang menghasilkan arus kas terpisah.

Pada setiap akhir periode pelaporan, aset non-keuangan, selain goodwill, yang telah mengalami penurunan nilai ditelaah untuk menentukan apakah terdapat kemungkinan pemulihan penurunan nilai. Jika terjadi pemulihan nilai, maka langsung diakui dalam laba rugi, tetapi tidak melebihi akumulasi rugi penurunan nilai yang telah diakui sebelumnya. Rugi penurunan nilai goodwill tidak dapat dibalik pada periode selanjutnya.

m. Pengukuran Nilai Wajar

Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran. Pengukuran nilai wajar mengasumsikan bahwa transaksi untuk menjual aset atau mengalihkan liabilitas terjadi di pasar utama untuk aset atau liabilitas tersebut; atau jika tidak terdapat pasar utama, di pasar yang paling menguntungkan untuk aset atau liabilitas tersebut.

Pengukuran nilai wajar aset non-keuangan memperhitungkan kemampuan pelaku pasar untuk menghasilkan manfaat ekonomik dengan menggunakan aset dalam penggunaan tertinggi dan terbaiknya atau dengan menjualnya kepada pelaku pasar lain yang akan menggunakan aset tersebut dalam penggunaan tertinggi dan terbaiknya.

Perseroan menggunakan teknik penilaian yang sesuai dengan keadaan dan dimana data yang memadai tersedia untuk mengukur nilai wajar, memaksimalkan penggunaan input yang dapat diobservasi yang relevan dan meminimalkan penggunaan input yang tidak dapat diobservasi.

(30)

25

m. Pengukuran Nilai Wajar (Lanjutan)

Semua aset dan liabilitas yang nilai wajarnya diukur atau diungkapkan dalam Laporan Keuangan Konsolidasian dikategorikan dalam hirarki nilai wajar berdasarkan level input terendah yang signifikan terhadap keseluruhan pengukuran nilai wajar sebagai berikut: i) Input Level 1: harga kuotasian (tanpa penyesuaian) di pasar aktif untuk aset atau

liabilitas yang identik yang dapat diakses entitas pada tanggal pengukuran.

ii) Input Level 2: input selain harga kuotasian yang termasuk dalam Level 1 yang dapat diobservasi untuk aset dan liabilitas, baik secara langsung atau tidak langsung.

iii) Input Level 3: input yang tidak dapat diobservasi baik secara langsung atau tidak langsung.

n. Penjabaran Mata Uang Asing

Mata uang fungsional Perseroan dan Entitas Anak adalah Rupiah, kecuali Entitas Anak Dunestone Development S.A. dan Twin Pine Management Ltd., menggunakan mata uang fungsional Dolar Amerika Serikat. Tiap entitas menentukan mata uang fungsionalnya masing-masing dan laporan keuangannya masing-masing diukur menggunakan mata uang fungsional tersebut.

Transaksi dalam mata uang asing dicatat dalam mata uang fungsional berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi terjadi. Aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang fungsional berdasarkan kurs yang berlaku pada akhir periode pelaporan. Laba atau rugi kurs yang terjadi dikreditkan atau dibebankan pada laba rugi tahun berjalan.

Kurs yang digunakan per 31 Desember 2016 dan 2015 untuk 1 Dolar Amerika Serikat masing-masing sebesar Rp 13.436 dan Rp 13.795.

Untuk tujuan konsolidasi, Laporan Keuangan Entitas Anak yang menggunakan mata uang selain Rupiah dijabarkan dari mata uang pelaporannya menjadi Rupiah sebagai berikut: - Aset dan liabilitas, baik moneter maupun non moneter dijabarkan dengan

menggunakan kurs penutup.

- Pendapatan dan beban dijabarkan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi atau kurs rata-rata untuk periode pelaporan tersebut.

- Selisih kurs yang terjadi disajikan sebagai penghasilan komprehensif lain dalam Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain. Selisih kurs atas penjabaran Laporan Keuangan, sebagai bagian dari ekuitas sampai pelepasan investasi yang bersangkutan.

(31)

26

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (Lanjutan)

o. Transaksi dengan Pihak Berelasi

Pihak berelasi didefinisikan sebagai berikut:

a) Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan Perseroan jika orang tesebut:

i) Memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas Perseroan; ii) Memiliki pengaruh signifikan atas Perseroan; atau

iii) Personil manajemen kunci Perseroan atau entitas induk Perseroan. b) Suatu entitas berelasi dengan Perseroan jika memenuhi salah satu hal berikut:

i) Entitas dan Perseroan adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain).

ii) Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya).

iii) Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama. iv) Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain

adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga.

v) Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pascakerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan Perseroan. Jika Perseroan adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan Perseroan.

vi) Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf a).

vii) Orang yang diidentifikasi dalam huruf a) i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas). Transaksi dengan pihak berelasi dilakukan berdasarkan persyaratan yang disetujui oleh kedua belah pihak, dimana persyaratan tersebut mungkin tidak sama dengan transaksi yang dilakukan dengan pihak-pihak tidak berelasi. Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian.

(32)

27

p. Perpajakan

Pajak kini dan pajak tangguhan diakui sebagai penghasilan atau beban dalam laba rugi tahun berjalan, kecuali jika pajak tersebut terkait dengan transaksi atau kejadian yang diakui ke penghasilan komprehensif lain atau langsung ke ekuitas.

Beban pajak kini ditentukan berdasarkan penghasilan kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku atau secara substantif telah berlaku pada tanggal pelaporan di negara tempat masing-masing entitas beroperasi dan menghasilkan pendapatan kena pajak. Pajak kini dihitung untuk setiap entitas sebagai badan hukum yang berdiri sendiri.

Pajak tangguhan dicatat menggunakan metode liabilitas atas perbedaan temporer pada tanggal pelaporan antara jumlah tercatat aset dan liabilitas dengan dasar pengenaan pajaknya. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang dapat dikurangkan dan akumulasi rugi fiskal yang belum dikompensasi.

Jumlah tercatat aset pajak tangguhan ditelaah pada setiap tanggal pelaporan dan diturunkan apabila laba fiskal mungkin tidak memadai untuk mengkompensasi sebagian atas semua manfaat aset pajak tangguhan. Aset pajak tangguhan yang tidak diakui ditinjau ulang pada setiap tanggal pelaporan dan akan diakui apabila besar kemungkinan bahwa laba fiskal pada masa yang akan datang akan tersedia untuk pemulihannya.

Pajak tangguhan diukur menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substantial telah berlaku pada akhir periode pelaporan. Perubahan nilai tercatat aset atau liabilitas pajak tangguhan yang disebabkan penyisihan dan/atau penyesuaian kembali dari seluruh perbedaan temporer, termasuk perubahan tarif pajak dibebankan atau dikreditkan pada laba rugi tahun berjalan.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan saling hapus ketika terdapat hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus aset pajak kini terhadap liabilitas pajak kini dan pajak tangguhan tersebut terkait dengan entitas yang sama dan otoritas perpajakan yang sama.

Untuk setiap entitas yang dikonsolidasikan, pengaruh pajak atas perbedaan temporer dan akumulasi rugi pajak yang masing-masing dapat berupa aset atau liabilitas, disajikan dalam jumlah bersih untuk masing-masing entitas tersebut.

Pendapatan, beban dan aset diakui neto atas jumlah Pajak Pertambahan Nilai (PPN), kecuali PPN yang timbul dari pembelian aset atau jasa yang tidak dapat dikreditkan, maka PPN tersebut diakui sebagai bagian dari biaya perolehan aset atau sebagai bagian dari beban yang bersangkutan, piutang dan utang yang disajikan termasuk dengan jumlah PPN. Jumlah tambahan pokok dan denda pajak yang ditetapkan dengan surat ketetapan pajak diakui sebagai pendapatan atau beban dalam laba rugi tahun berjalan, kecuali jika diajukan upaya penyelesaian selanjutnya. Jumlah tambahan pokok pajak dan denda ditangguhkan pembebanannya sepanjang memenuhi kriteria pengakuan aset.

(33)

28

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (Lanjutan)

q. Imbalan Kerja

Imbalan Kerja Jangka Pendek

Imbalan kerja jangka pendek diakui pada saat terutang kepada karyawan.

Imbalan Pascakerja

Perseroan dan Entitas Anak memberikan imbalan pascakerja kepada karyawannya sesuai dengan ketentuan dari Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Penyisihan atas imbalan pascakerja untuk Perseroan dan Entitas Anak dihitung masing-masing dengan menggunakan metode Proyek Kredit Unit Aktuaria dan perhitungan manajemen.

Biaya jasa kini dan biaya jasa lalu dibebankan langsung pada laba rugi tahun berjalan. Keuntungan dan kerugian aktuaria yang timbul dari penyesuaian atau perubahan dalam asumsi-asumsi aktuarial dibebankan atau dikreditkan seluruhnya melalui penghasilan komprehensif lain pada periode terjadinya.

r. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan diperoleh Perseroan dan Entitas Anak dan jumlahnya dapat diukur secara andal.

Pendapatan dari penjualan diakui pada saat penyerahan barang kepada pelanggan. Beban diakui berdasarkan masa manfaatnya (basis Akrual).

s. Provisi

Provisi Pengelolaan, Reklamasi Lingkungan dan Penutupan Tambang

Pemulihan, rehabilitasi dan biaya lingkungan yang berkaitan dengan pemulihan atau area yang terganggu selama tahap produksi dibebankan pada beban pokok penjualan pada saat kewajiban dari pemulihan atas area yang terganggu tersebut timbul selama penambangan. Kewajiban ini diakui sebagai liabilitas pada saat timbulnya kewajiban hukum atau konstruktif yang berasal dari aktivitas yang telah dilaksanakan. Kewajiban ini diukur pada saat dan setelah pengakuan sebesar nilai kini dari perkiraan pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak, yang mencerminkan penilaian pasar kini atas nilai waktu uang dan risiko yang terkait dengan kewajiban tersebut. Perubahan pada pengukuran kewajiban yang timbul selama tahap produksi juga dibebankan ke beban pokok penjualan, sementara peningkatan kewajiban yang berhubungan dengan berlalunya waktu diakui sebagai biaya keuangan.

Gambar

Tabel  Berikut  menyajikan  nilai  tercatat  dan  estimasi  nilai  wajar  dari  instrumen  keuangan  Perseroan dan Entitas Anak pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015:

Referensi

Dokumen terkait

Seperti halnya penelitian yang dilakukan oleh Sa’diyah, R.Rizal Isnanto, dan Achmad Hidayatno [2] telah membuktikan bahwa suatu garis lurus dapat terdeteksi menggunakan

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul

a. Ternak besar Rp.. Ternak kecil Rp. Ternak besar Rp. Dengan adanya peraturan tentang penangkapan hewan ternak yang berkeliaran tersebut dan uang tebusan untuk mengambil

demagnetisasi kapasitor, sehingga dengan simulasi dan parameter dari waktu demagnetisasi dapat diestimasi nilai dari fluks sisa yang ada di dalam

Sehingga segala unsur-unsur dalam organisasi sosial politik seperti para pegawai Republik Indonesia harus mengikuti pedoman pengamalan Pancasila agar berkepribadian

bahwa dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2004

current ratio mencerminkan semakin likuid perusahaan tersebut, sehingga kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya semakin tinggi, hal ini.. 6848 akan

Sehubungan dengan telah selesainya Evaluasi Penawaran dan Evaluasi Kualifikasi yang dilakukan oleh Panitia Pengadaan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Merangin, dengan ini kami