• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAVI BERBASIS MIND MAPPING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR IPS DI SD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAVI BERBASIS MIND MAPPING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR IPS DI SD"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN

SAVI

BERBASIS

MIND

MAPPING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR IPS DI SD

Gede Hendrawan

1

, Made Suarjana

2,

Ni Wayan Arini

3 1,2,3

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail:

polakcool33@gmail.com

1

, pgsd_undiksha@yahoo.com

2

,

wayanarini@yahoo.co.id

3

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan motivasi belajar IPS antara siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran SAVI berbasis mind mapping dan pembelajaran tanpa menggunakan model pembelajaran SAVI berbasis mind mapping pada siswa kelas V SD di gugus V Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng. Sampel penelitian ini yaitu siswa kelas V SDN 1 Petandakan sebagai kelas ekperimen dan SDN 1 Sari Mekar sebagai kelas kontrol. Pengumpulan data penelitian ini menggunakan instrumen kuisiooner motivasi belajar. Data yang dikumpulkan dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif dan statistik infrensial (uji-t). Hasil penelitian ini menemukan bahwa terdapat perbedaan motivasi belajar IPS yang signifikan antara kelompok yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran SAVI berbasis mind mapping dan siswa yang dibelajarkan tanpa menggunakan model pembelajaran SAVI berbasis mind mapping (

t

hitung

10311

t

tabel

2018

) artinya thitung lebih besar

daripada ttabel yang menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan. Perbandingan hasil penghitungan

rata-rata nilai motivasi belajar IPS siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan model pembelajaran SAVI Berbasis mind mapping 121,88 sedangkan siswa yang dibelajarkan tanpa menggunakan model pembelajaran SAVI berbasis mind mapping 103,30. Ini berarti bahwa penggunaan model pembelajaran SAVI berbasis mind mapping berpengaruh terhadap motivasi belajar IPS siswa kelas V SD di gugus V Kecamatan Buleleng tahun pelajaran 2016//2017.

Kata-kata kunci: SAVI, mind mapping, motivasi belajar

Abstract

This study aims to determine the difference in motivation of IPS learning between students who were taught using SAVI based learning model of mind mapping and learning without using SAVI based learning model mind mapping on students of class V SD in Gugus V Buleleng District, Buleleng Regency. The sample of this research is students of class V SDN 1 Petandakan as an experimental class and SDN 1 Sari Mekar as a control class. The data collection of this research using questionnaire instrument of learning motivation. The data collected were analyzed using descriptive statistical and statistical analyzes (t-test). The results of this study found a significant difference in learning motivation between IPS learning groups using SAVI learning model based on mind mapping and students who were taught without using SAVI learning model based on mind mapping (tCount10311ttable2018) that is tcount bigger than

ttable Which indicates a significant difference. Comparison of calculation result of mean value of learning

motivation of IPS students following learning using SAVI based learning model mind mapping 121,88 while the students who were taught without using SAVI based learning model mind mapping 103.30. This means the use of SAVI-based learning model of mind mapping learning motivation of IPS students in grade V elementary school in gugus V Buleleng sub-district in the academic year 2016/2017.

(2)

PENDAHULUAN

Kehidupan sosial manusia dari tahun ketahun akan mengalami perubahan yang signifikan. Oleh karena itu manusia seyogyanya memahami secara baik salah satu disiplin ilmu yaitu Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak lepas dari lingkungan sosial. Perkembangan manusia tidak terlepas dari pengalaman yang dialami sendiri, tidak terbatas hanya pada keluarga, tetapi meliputi hubungan antara masyarakat dan lingkungan sosial. Dalam kehidupan sehari-harinya seseorang pasti akan mengalami berbagai macam peristiwa sosial yang ada disekitarnya.

Setiap peristiwa yang dialamai oleh manusia dari sejak kecil akan membentuk pengetahuan sosial secara mandiri dalam diri anak. Untuk menjalani kehidupan yang semakin berkembang, pengetahuan yang dipelajari dari pengalaman anak saja belum cukup. Maka dari itu perlunya disertai dengan pendidikan secara formal. Hal tersebut bertujuan untuk menjalani kehidupan di sekitar mereka yang erat kaitannya dengan ilmu sosial yang salah satunya dikenal oleh siswa yaitu mata pelajaran wajib di sekolah sekolah formal adalah pendidikan ilmu pengetahuan sosial.

Nama IPS dalam Pendidikan Dasar dan Menengah di Indonesia muncul bersamaan dengan diberlakukannya kurikulum SD, SMP dan SMA tahun 1975. “Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang secara resmi mulai dipergunakan di Indonesia sejak Tahun 1975 adalah istilah Indonesia untuk pengertian Social Studies”(Sardjiyo dkk, 2014:1.21). Pendidikan IPS sangat penting diberikan di sekolah, hal ini dikarenakan lingkungan sosial di sekitar siswa setiap saat akan mengalami perubahan, terutama karena kemajuan IPTEK menyebabkan terjadinnya perubahan sosial. Hal tersebut sesuai dengan pengertian IPS (Sardijyo dkk,2014:1.26) “IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan atau satu perpaduan”.

Gunawan (2013) menyatakan Mata pelajaran IPS bertujuan agar anak didik memiliki kemampuan : a) mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya, b) memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial, c) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, d) memiliki kemampuan bekomunikasi, bekerjasama dan berkopetensi dalam masayarakat, ditingkat lokal, nasional dan global.

Indikator siswa yang berkualitas salah satunya dapat dilihat dari hasil belajar yang baik. Hasil belajar merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada siswa setelah melakukan usaha secara maksimal melalui pembelajar. Keberhasilan guru dalam melakukan dalam pembelajaran juga dapat dilihat dari antusias siswa pada saat belajar. IPS sangat penting diberikan di sekolah dasar dann dibarengi dengan proses pembelajaran yang tepat agar pembelajaran IPS tidak lagi menjadi mata pelajaran yang menakutkan dan menyulitkan. Pembelajaran IPS dianggap menakutkan dan menyulitkan mungkin karena banyak materi ataupun banyak hafalan. Senada dengan pernyataan tersebut Sardijyo dkk (2014) memaparkan bahwa “IPS merupakan suatu bidang studi yang memiliki cakupan yang luas”.

Untuk meningkatkan hasil belajar IPS perlu adanya motivasi baik dalam diri siswa maupun dari luar dirinya. Motivasi adalah suatu dorongan baik dari luar individu maupun dari dalam individu untuk bertidak guna mencapai tujuan tertentu. Menurut Uno (2006:3) “ Istilah motivasi belajar berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat.” Motivasi terbagi menjadi dua yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ektrinsik. Motivasi intrinsik merupakan dorongan yang datang dari dalam diri peserta didik untuk belajar. Sedangkan motivasi ektrinsik merupan

(3)

motivasi yang datangnya disebabkan oleh faktor-faktor dari luar diri peserta didik. Seperti adanya hadiah, hukuman, dan sebagainya (Sumantri, 2015).

Dari penjelasan di atas model pembelajaran SAVI cocok digunakan untuk membangkitkan motivasi siswa dalam pembelajaran sehingga pembelajaran akan lebih bermakna dan peran guru hanya sebagai fasilitator dan moderator. Model pembelajaran SAVI berbasis mind mapping dapat mengacu pada keterlibatan siswa secara langsung dalam pembelajaran. “Mind map bertujuan membuat materi pelajaran terpola secara visual dan grafis yang akhirnya dapat membantu merekam, memperkuat, dan mengingat kembali informasi yang telah dipelajari” Buzan (dalam Tenriawaru, 2014:3). Mind mapping adalah cara kreatif dan efektif dalam membuat catatan sehingga boleh dikatakan bahwa mind mapping dapat memetakan pikiran. Pada mind mapping ada beberapa unsur yaitu, pada gagasan pokok, cabang-cabang sub topik, terdapat kata kunci serta terdapat gambar atau lambang yang berhubungan dengan peroses pembelajaran. Mind mapping sangat cocok digunakan bagi guru yang kurang memahami komputer dan sangat mudah untuk dibuat sehingga semua guru dapat memanfaatkan media ini. Bukan guru saja kita juga bisa membuat pada saat pembelajaran dengan mengajak semua siswa membuat mind mapping dan setelah membuat guru menunjuk salah satu siswa untuk menjelaskan hasil pekerjaanya.

Berdasarkan pemaparan di atas, perlunya dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran SAVI berbasis mind mapping dalam upaya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS di Gugus V Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng. Dengan demikian, dilakukanlah penelitian dengan judul “Pengaruh Model pembelajaran SAVI Berbasis Mind Mapping Terhadap Motivasi Belajar IPS Siswa Kelas V di Gugus V Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng”.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai berikut Apakah terdapat perbedaan motivasi belajar siswa

yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran SAVI berbasis mind mapping dan siswa yang dibelajarkan tidak menggunakan model pembelajaran SAVI pada siswa kelas V di gugus V Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng ?

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk megetahui perbedaan yang signifikan motivasi belajar antara siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran SAVI berbasis mind mapping dan dengan kelompok siswa yang dibelajarkan tidak menggunakan model pembelajaran SAVI berbasis mind mapping pada siswa kelas V di gugus V Kecamatan Buleleng, Kabupaten Bueleleng.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di SD Gugus V Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng. Penelitian ini dirancang pada kelas V semester genap tahun pelajaran 2016/2017. Dalam penelitian ini unit eksperimennya berupa kelas, sehingga penelitian yang digunakan adalah penelitian ekperimen semu (Quasi Eksperimen). Dalam ekperimen semu, penempatan subjek kedalam kelompok yang dibandingkan tidak dilakukan secara acak. Individu subjek sudah ada dalam kelompok yang dibandingkan sebelum diadakannya penelitian.

Populasi merupakan keseluruhan kelompok yang menjadi perhatian yang akan diamati dan diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V di gugus V Kecamatan Buleleng tahun pelajaran 2016/2017. Gugus ini terdiri dari lima sekolah, sehingga terdapat lima kelas V dengan jumlah sebanyak 118 orang. Sebaran siswa pada setiap kelas seperti tertera pada tabel 1.

(4)

Tabel 1. Distribusi Populasi Penelitian

No. Nama SD Jumlah Siswa

(Orang) 1 SD N 1 Nagasepaha 31 2 SD N 1 Petandakan 24 3 SD N 2 Petandakan 14 4 SD N 1 Sari Mekar 20 5 SD N 2 Sari Mekar 29

Jumlah siswa yang berbeda dan kemampuan siswa kelas V di masing-masing sekolah dasar yang beranekaragam dan sudah setara ataupun belum setara, maka dilakukanlah uji kesetaraan. Uji kesetaraan pada penelitian ini dilakukan dengan menganalisis nilai Ulangan Akhir Semster (UAS) mata pelajaran IPS siswa kelas V SD di Gugus V Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng pada semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017. Untuk uji kesetaraan dilakukan dengan menggunakan uji ANAVA satu jalur.

Setelah melakukan uji kesetaraan selanjutnya dilakukan penentuan sampel. Sampel adalah sebagian dari populasi yang hendak diteliti. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik random sampling. Teknik random sampling dipilih karena melibatkan populasi yang memiliki kemampuan relatif homogen atau dengan kata lain kemampuan dari sampel tidak jauh berbeda. Pengambilan sanpel dilakukan secara acak yang diacak adalah kelas, masing-masing kelas V dari masing masing-masing SD di Gugus V Kecamatan Buleleng tahun ajaran 2016/2017.

Setelah dilakukan random, maka yang menjadi sampel penelitian ini subjek pada penelitian ini adalah kelas V SD 1 Petandakan dan kelas V SD 1 Sari Mekar. Adapun kelas yang terpilih sebagai kelompok ekperimen dalam penelitian ini yang diberlakukan model pembelajaran SAVI berbasis mind mapping adalah kelas V SD 1 Petandakan yang terdiri dari 24 siswa dan yang terpilih sebagai kelompok kontrol adalah kelas V SD 1 Sari Mekar yang terdiri dari 20 siswa.

Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data motivasi belajar siswa. Data untuk motivasi belajar siswa dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner motivasi belajar yang diserahkan kepada siswa pada akhir pembelajaran. Kuesioner atau angket merupakan suatu daftar pertanyan-pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa yang menjadi sasaran angket tersebut. Angket yang digunakan adalah angket pertanyaan tertutup yaitu siswa tinggal memilih jawaban yang tersedia pada angket tersebut. Kuesioner motivasi belajar ini terdiri atas 44 butir pernyataan. Data hasil motivasi belajar dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner motivasi belajar setelah diberikan perlakuan. Keseluruhan data yang diambil kepada siswa dari seluruh sampel penelitian, artinya baik untuk kelompok siswa yang belajar dengan penggunaan model pembelajaran SAVI berbasis mind mapping maupun kelompok siswa yang dibelajarkan tidak menggunakan model SAVI.

Sebelum digunakan dalam penelitian, instrumen penelitian terlebih dahulu dilakukan uji coba atau validitas. Uji coba atau validitas instrumen dilakukan agar diperoleh gambaran kelayakan dari instrumen tersebut untuk digunakan dalam penelitian. Uji coba yang dilakukan bergantung pada jenis instrumen yang digunakan. Yang meliputi uji validitas isi kuesioner motivasi belajar, uji validitas butir kuesioner motivasi belajar, dan uji reliabilitas kuesioner motivasi belajar.

Teknik analisis data yang digunakan yaitu dua teknik analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial dalam hal ini yaitu analisis varians (ANAVA) satu jalur.

(5)

Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui tinggi rendahnya kualitas dari dua variabel, yaitu penggunaan model pembelajaran SAVI berbasis mind mapping dan motivasi belajar. Untuk menentukan kualitas variabel-variabel tersebut, skor rata-rata (mean) tiap-tiap variabel dikonversikan dengan menggunakan kriteria rata-rata ideal dan Standar deviasi (SD). Adapun analisis statistik inferensial dalam penelitian ini adalah uji-t independent (tidak berkorelasi) dengan rumus polled varians. Sebelum menguji hipotesis penelitian, maka dilakukan uji prasarat yang meliputi uji normalitas dengan uji Chi-Square dan uji homogenitas varians dengan uji-F.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Motivasi belajar siswa antar kelas bervariasi, tergantung pada kondisi masing-masing individu. Semakin tinggi motivasi yang dimiliki siswa untuk belajar maka hasil yang ditunjukkan akan semakin meningkat. Motivasi belajar siswa yang dideskripsikan pada bagian ini adalah kelas eksperimen dan kelas kontrol pada Gugus V Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng. Untuk meningkatkan hasil belajar perlu adanya motivasi baik dalam diri siswa maupun dari luar dirinya. Motivasi adalah suatu dorongan baik dari luar individu maupun dari dalam individu untuk bertindak guna mencapai tujuan tertentu. Pada mata pelajaran tertentu siswa membutuhkan motivasi untuk meningkatkan hasil belajar.

Khususnya dalam penelitian ini mata pelajaran IPS yang diberikan pada kelas V SD di Gugus V Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng siswa memerlukan motivasi belajar. Hal tersebut dikarenakan proses pembelajaran hanya berpusat pada guru dan kurangnya penggunaan media dalam pembelajaran.

Deskripsi umum penelitian memaparkan mengenai skor rata-rata hitung, median, modus, standar deviasi, variansi, skor minimum dan skor maksimum motivasi belajar pada mata pelajaran IPS siswa kelas V di SD 1 Petandakan. Berdasarkan jenis variabel yang diteliti, data yang dideskripsikan dalam penelitian ini adalah data motivasi belajar yang dipaparkan sebagai berikut. Motivasi belajar digunakan sebagai variabel terikat yang diukur dengan menggunakan instrumen kuesioner motivasi belajar sebanyak 30 butir pernyataan. Pengukuran motivasi dilakukan terhadap siswa dalam kelompok eksperimen yang terdiri dari 24 orang dan kelompok kontrol yang terdiri dari 20 orang. Pengukuran dilakukan setelah diberikan perlakuan berupa model pembelajaran SAVI berbasis Mind Mapping pada kelas eksperimen dan tanpa menggunakan model pembelajaran SAVI berbasis Mind Mapping pada kelas kontrol. Rangkuman hasil analisis data pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disajikan pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2. Rangkuman Analisis Data Nilai Motivasi Belajar

No. Variabel Posttest

Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

1 Banyak Siswa 24 20

2 Rata-rata (mean) 121,88 103,30

3 Median 121,50 104,00

4 Modus 121 103

5 Standar Deviasi (s) 4,58 7,13

Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa rata-rata motivasi belajar kelompok eksperimen yang dibelajarkan dengan model pembelajaran SAVI Berbasis mind mapping lebih tinggi dari rata-rata nilai motivasi belajar siswa kelompok kontrol.

Data kelas eksperimen dan kontrol disajikan pada grafik berikut.

(6)

Gambar 1.

Kurva Poligon Data Hasil Belajar

Kelompok Eksperimen Gambar 2.

Kurva Poligon Data Hasil Belajar Kelompok Kontrol

Untuk menentukan tinggi rendahnya motivasi belajar IPS siswa kelas V digunakan skala penilaian yang dibuat dari kriteria rata-rata ideal dan standar deviasi ideal seperti tabel berikut. Tabel 3. Skala Interval

Interval Kategori 120 ≤ X ≤ 150 Sangat tinggi 100 ≤ X < 120 Tinggi 80 ≤ X < 100 Sedang 60 ≤ X < 80 Rendah 30 ≤ X <60 Sangat rendah Uji normalitas data dilakukan untuk

mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Jika data berdistribusi normal maka uji hipotesis dapat dilakukan. Uji normalitas data dilakukan pada datamotivasi belajar IPS. Uji normalitas adalah uji prasyarat untuk mengetahui data yang berasal dari sampel yang berdistribusi normal atau tidak. Dengan kata lain, untuk mengetahui sebaran data mengikuti pola seperti kurva normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan berbagai teknik. Pada penelitian ini, teknik yang digunakan adalah teknik Kolmogorov-Smirnov. Hipotesis yang diuji pada uji normalitas adalah H0 : data sampel

berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan H1 : data sampel tidak berasal dari data yang berdistribusi normal.

Uji normalitas dengan menggunakan teknik Uji Chi-Square dilakukan terhadap dua jenis data yaitu data motivasi belajar pada kelompok eksperimen dan data motivasi belajar pada kelompok kontrol. Data dikatakan berdistribusi normal apabila nilai X2hitung < X2tabel.

Adapun rangkuman hasil pengujian normalitas sebaran data nilai Motivasi belajar siswa untuk kedua kelompok sampel dengan Uji Chi-Square dapat dilihat pada Tabel 4 berikut.

Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Nilai Motivasi belajar Siswa Kelompok Sampel X2hitung X2tabel Keterangan

(7)

Eksperimen 5,14 11,07 Normal

Kontrol 5,10 9,48 Normal

Dari Tabel 4 di atas, terlihat bahwa X2hitung pada kedua kelompok sampel lebih kecil dari X2tabel pada kelompok yang bersangkutan. Dengan demikian

H

0 diterima dengan kesimpulan bahwa data Motivasi belajar siswa berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Uji homogenitas variansi dilakukan untuk mencari tingkat homogenitas secara dua pihak yang diambil dari kelompok-kelompok terpisah dari satu populasi yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji homogenitas variansi dilakukan menggunakan rumus Uji Fisher (F).

Hipotesis yang diuji pada uji homogenitas variansi adalah.

H0 = Variansi data sampel pada tiap kelompok tidak berbeda secara signifikan H1 = Variansi data sampel pada tiap kelompok berbeda secara signifikan

Data dikatakan homogen jika FhitungFtabel. Adapun rangkuman hasil pengujian homogenitas varians sebaran data nilai motivasi belajar siswa untuk kedua kelompok sampel dengan Uji F dapat dilihat

pada Tabel 5 berikut.

Tabel 5. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Varians Nilai Motivasi belajar Siswa Kelompok Sampel S12 S22 Fhitung Ftabel

Eksperimen

22,63 50,85 2,25 4,06 Kontrol

Dari Tabel 5 diatas, dapat dilihat bahwa FhitungFtabel. Dengan demikian

0

H

diterima dengan kesimpulan bahwa masing-masing kelompok sampel memiliki data motivasi belajar siswa yang homogen.

Hasil uji normalitas dan uji homogenitas yang telah dilakukan memperlihatkan bahwa data dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan variansnya homogen. Karena uji prasyarat sudah terpenuhi, maka pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan menggunakan Uji-t satu ekor untuk melihat ada tidaknya perbedaan motivasi belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran SAVI Berbasis mind mapping dan Motivasi belajar siswa yang tanpa menggunakan Model pembelajaran SAVI berbasis mind mapping. Secara statistik hipotesis tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut.

2 1

0: A A

H   Melawan H1: A1 A2 0

H : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran SAVI berbasis mind

mapping dan kelompok siswa yang dibelajarkan tidak menggunakan pembelajaran SAVI pada siswa kelas V di Gugus V Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 2016/2017.

1

H : Terdapat perbedaan yang signifikan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran SAVI berbasis mind mapping dan kelompok siswa yang dibelajarkan tidak menggunakan pembelajaran SAVI pada siswa kelas V di Gugus V Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 2016/2017. Keterangan:

µA1 : Rata-rata motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS yang menggunakan model pembelajaran SAVI berbasis mind mapping

µA2 : Rata-rata motiva si belajar siswa dalam mata pelajaran IPS yang tidak menggunakan model pembelajaran SAVI.

Metode analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian Rangkuman hasil pengujian data Motivasi belajar siswa dengan

(8)

menggunakan Uji-t disajikan pada Tabel 6 berikut.

Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji-t Data Motivasi belajar Siswa

Kelompok n X thitung tabel

t

Eksperimen 24 121,88 10,311 2,018 Kontrol 20 103,30

Berdasarkan hasil penghitungan pada Tabel 6 diatas, diperoleh bahwa nilai

tabel hitung t

t  . Dengan demikian

H

0ditolak. Dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran SAVI berbasis mind mapping lebih baik dari kelompok siswa yang dibelajarkan tidak menggunakan pembelajaran SAVI pada siswa kelas V di Gugus V Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 2016/2017.

PEMBAHASAN

Bagian ini membahas lebih lanjut terkait hasil penelitian yang telah dilakukan. Pembahasan dilakukan dengan membandingkan hasil pengujian hipotesis dengan teori yang telah diperoleh dan dicantumkan pada kajian teori serta disesuaikan terhadap hasil penelitian yang relevan. Pembahasan hasil uji hipotesis dapat dijabarkan sebagai berikut.

Pada saat melakukan penelitian pada kelas ekperimen dan kelas kontrol peneliti menemukan perbedaan motivasi belejar siswa sangat berbeda pada kelas ekperimen dan pada kelas kontrol. Pada kelas ekperimen pertama kalai melakukan pembelajaran menggunakan model pembelajaran SAVI berbasis mind mapping guru belum begitu paham menggunakan model ini dan juga media yang digunakan, siswa juga canggung dalam pembelajaran. Setelah berjalan tiga kali guru mulai terbiasa menggunakan model pembelajaran SAVI dengan menggunakan media mind mapping dan siswa juga mulai tertarik dengan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

Pembelajaran yang dilakukan pada kelas eksperimen di SD Negeri 1 Petandakan yang menggunakan model pembelajaran SAVI berbasis mind mapping menjadikan siswa lebih semangat, antusias, dan serius serta berpotensi dalam meningkatkan motivasi belajar. Pelaksanaan penelitian yang sudah dilakukan untuk menjadikan siswa aktif dalam belajar yaitu, guru melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran SAVI berbasis mind mapping dalam pembelajaran. Dengan menggunakan mind mapping motivasi siswa untuk belajar menjadi meningkat karena mind mapping menggunakan gambar dan garis penghubung yang menarik. Menurut Windura (2016) “penggunaan gambar dan ilustrasi dalam belajar akan mengaktifkan otak kanan, dan menyeimbangkan dengan otak kirinya. Penggunaan warna juga mengaktifkan sisi otak kanan anak.” Motivasi belajar siswa menjadi bertambah, hal ini tercermin dari seluruh siswa yang bersemangat dan antusias dalam mengikuti pembelajar. Tidak hanya siswa yang pintar bahkan siswa yang sebelumnya sangat tidak berani berpartisipasi, menjadi aktif untuk mengikuti proses pembelajaran. Dengan menggunakan mind mapping siswa merasa bukan suatu kegiatan belajar melainkan bermain sambil menggambar. Yang membuat motivasi siswa menjadi meningkat dalam belajar.

Windura (2016;21) menyatakan “Mind map mengharuskan anak untuk memakai berbagai warna dalam pembuatannya. Yang dirasakan anak adalah bukan suatu kegiatan “belajar”, namun lebih bersifat bermain sambil menggambar. Learning is FUN, itu prinsip utamanya.”

(9)

Dengan siswa menganggap belajar sebagai bermain sambil menggambar membuat siswa senang dalam belajar. Siswa menganggap mind mapping menjadi sesuatu yang unik yang bisa membangkitkan motivasi siswa untuk belajar. Menurut Windura (2016) “sesuatu yang unik sangat disukai oleh otak anak-anak. Lebih tepatnya lagi, menyenangkan bagi otak mereka.” Siswa tidak hanya bersemangat dalam belejar namun, siswa juga sangat antusias mendapatkan mata pelajaran IPS di SD Negeri 1 Petandakan. Dengan mengajak siswa langsung terlibat dalam pembelajaran dan dengan penggunaan mind mapping dapat menjadikan siswa lebih mudah memahami materi dan nyaman dalam belajar. Siswa menganggap pembelajaran dengan menggunakan mind mapping dengan melibatkan siswa langsung dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran SAVI lebih menarik dan siswa menjadi bersemangat untuk mengikuti pembelajaran. Kegiatan yang menarik akan mendorong siswa lebih mudah masuk ke dalam zona nyaman untuk belajar. Belajar dengan bergerak akan atau aktifitas akan membuat siswa lebih bisa memeahami materi dan pembelajaran akan menyenangkan bagi siswa. Menurut Meier (2002;90) “telah terbukti berkali-kali bahwa biasanya orang belajar lebih banyak dari berbagai aktivitas dan pengalaman yang pengalaman yang dipilih dengan tepat daripada jika mereka belajar dengan duduk di depan penceramah, buku panduan, televisi, ataupun komputer.” Pembelajaran yang dilakukan oleh siswa akan lebih cepat masuk dengan melibatkan semua indra yang ada pada diri manusia. Dengan pembelajaran lebih mudah dimengerti oleh siswa akan membuat siswa termotivasi untuk belajar lebih giat.

Menurut Meier (2002;100) “belajar bisa optimal jika keempat unsur SAVI ada dalam satu peristiwa pembelajaran. Misalnya, orang dapat belajar sedikit dengan menyaksikan presentasi (V), tetapi mereka dapat belajar jauh lebih banyak jika mereka dapat melakukan sesuatu ketika presentasi sedang berlangsung (S), membicarakan apa yang mereka sedang

pelajari (A), dan memikirkan cara penerapan informasi dalam presentasi tersebut pada pekerjaan mereka (I).”

Apalagi dalam mind mapping menyisipkan gambar dan garis penghubung materi yang menarik yang membuat siswa lebih mudah mengerti materi yang dijelaskan guru. Pada media mind mapping materi yang dimasukkan ke dalamnya merupakan subbab yang akan dibahas saja yang menyebabkan siswa bertanya tentang materi yang akan dijelaskan, hal ini mengakibatkan aktifitas siswa untuk belajar. Ditambah lagi dengan penggunaan model pembelajaran SAVI membuat siswa aktif secara fisik maupun intelektual. Model pembelajaran SAVI dilihat dari Somatic mengajak siswa bergerak secara fisik dalam pembelajaran seperti membuat kelompok, mengajukan tangan, maju kedepan untuk menjawab pertanyaan dan juga terlibat langsung dalam pembelajaran. Model pembelajaran SAVI dari segi Auditory belajar dengan berbicara dan mendengarkan baik mendengarkan penjelasan guru dan penjelasan temannya setelah mendengarkan siswa mampu untuk menjelaskan kembali apa yang didengarnya. Model pembelajaran SAVI dari segi Visualizationbelajar dengan melihat siswa dapat belajar dengan melihat gambar, media yang dibawa guru. Secara Intellectualy pembelajaran dengan mengandalkan pemikiran untuk memecahkan permasalahan yang ditemui siswa. Belajar dengan melibatkan semua alat indra yang dimiliki siswa menyebabkan siswa aktif dalam pembelajaran dan motivasi siswa untuk belajar menjadi meningkat. SAVI (Somatic Auditory Visualization Intellectualy) pembelajaran yang harus melibatkan semua alat indra yang dimiliki siswa (Sohimin;2014).

Meningkatkan motivasi siswa dengan menggunakan SAVI berbasis mind mapping juga tercermin dari keseriusan siswa dalam belajar IPS. Terciptanya lingkungan belajar yang kondusif dan terkonsentrasi membuat siswa lebih serius belajar. Siswa belajar secara kondusif berpengaruh kepada konsentrasi siswa yang terfokus secara baik. Seorang dewasa apalagi anak-anak tidak memiliki daya konsentrasi yang lama. Dengan menggunakan model pembelajaran

(10)

SAVI berbasis mind mapping siswa berkonsentrasi dalam mengikuti pembelajaran karna selain penggunaan media yang menarik guru juga langsung melibatkan siswa dalam pembelajaran yang dilakukan. Siswa tidak hanya pasif menerima materi yang diberikan oleh guru melainkan siswa juga berkontribusi dalam pembelajaran.

Hasil penelitian ini sejalan dengan beberapa penelitian tentang penerapan model pembelajaran SAVI berbasis mind mapping di SD yaitu, Yudiari (2015) yang menunjukkan bahwa hasil penelitian dengan menggunakan model pembelajaran SAVI berbantuan mind mapping dapat meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan dengan pembelajaran yang tidak menggunakan model pembelajaran SAVI berbantuan media mind mapping. Hal ini karena model pembelajaran SAVI mengajak siswa langsung terlibat dalam pembelajaran baik secara pisik maupun secara intelektual dan dibarengi dengan menggunakan mind mapping menjadikan pembelajaran lebih menarik. Dengan mengajak siswa terlibat langsung dalam pembelajaran dan diselingi dengan gambar-gambar yang menarik pada media mind mapping membuat siswa tidak bosan dalam pembelajaran. Dengan menggunakan model pembelajaran SAVI berbantuan media mind mapping siswa menjadi aktif dalam pembelajaran dan mudah mengingat materi yang telah diajarkan.

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai berikut. Motivasi belajar IPS siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran SAVI berbasis mind mapping memiliki pengaruh yang sangat baik dengan rata-rata hitung adalah 121,88, jika konversi dalam skala lima berada pada kategori sangat tinggi. Berbeda degan motivasi belajar IPS siswa yang dibelajarkan tanpa menggunakan model pembelajaran SAVI berbasis mind mapping cenderung lebih rendah dari pada pembelajaran dengan menggunaan model pembelajaran SAVI berbasis mind mapping dengan rata-rata hitung adalah 103,30, jika

dikonversikan dalam skala lima berada pada katagori tinggi.

Terdapat perbedaan yang signifikan motivasi belajar IPS siswa antara yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran SAVI berbasis mind mapping dan siswa yang dibelajarkan tanpa menggunakan model pembelajaran SAVI berbasis mind mapping pada kelas V di Gugus V Kecamatan buleleng, Kabupaten Buleleng tahun pelajaran 2016/2017. Hal tersebut didasarkan atas hasil penghitungan uji-t sampel independent, diperoleh thitung sebesar 10,311dan ttabel 2,018 dengan taraf signifikansi 5%. Hal ini berarti bahwa thitung > ttabel (10,311 > 2,018). Jadi, penggunaan model pembelajaran SAVI berbasis mind mapping berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi belajar IPS pada siswa kelas V di Gugus V Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng tahun pelajaran 2016/

2017.

Berdasarkan simpulan di atas, dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut. 1) Disarankan kepada guru sekolah dasar, model pembelajaran SAVI berbasis mind mapping sangat perlu dipertimbangkan untuk diterapkan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah dan bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa terlebih lagi untuk meningkatkan kreativitas guru sehingga dapat menjadikan pembelajaran yang lebih bermakna. 2) Disarankan kepada kepala sekolah dasar agar memberikan kebijakan yang mendorong guru-guru untuk lebih memerhatikan kenyamanan siswa dalam belajar dan menerapkan model pembelajaran SAVI berbasis mind mapping dalam proses pembelajaran. 3) Disarankan kepada peneliti lain yang berminat mengadakan penelitian lebih lanjut dan atau sejenis tentang penggunaan model pembelajaran SAVI berbasis mind mapping teradap motivasi belajar agar menambah waktu yang lebih lama atau menambahkan variabel penelitian dan memerhatikan kendala-kendala yang dialami dalam penelitian ini sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan serta penyempurnaan penelitian yang akan dilaksanakan.

(11)

DAFTAR RUJUKAN

Arsyad. Azhar. 2015. Edisi Revisi Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pres. Djaali, H. 2008. Psikologi Pendidikan.

Jakarta: Bumi Aksara.

Gunawan, Rudy. 2013. Pendidikan IPS Filosofi, Konsep dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta.

Koyan, I Wayan. 2012. Statistik Pendidikan Teknik Analisis Data Kuantitatif. Singaraja: Undiksha Press.

Meier, Dave. 2002. Panduan Kreatif Dan Nefektif Merancang Program Pendidikan dan Pelatihan. Terjemahan Rahmawati Astuti. The Accelererated Learning Handbook. 2002. Cetakan Ke-1. Bandung : Kaifa.

Muliadi, Widia. 2016. Pengertian, Contoh, Dan Manfaat Dari Angket Atau Kuesioner Lengkap. Tersedia Pada: www.belajaraktif.com (diakses pada 1 April 2017).

Rijal, 2016. Berbagi Ilmu. Model Pembelajaran Somatic Auditory Visual Intelectual (SAVI). Terdapat pada: http://www.rijal09.com (diakses pada tanggal 01/03/2017).

Sardiman A.M. 2016. Interaksi dan Motivasi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sardjiyo dkk. 2014. Pendidikan IPS di SD. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Sihomin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA. Trianto. 2012. Model Pembelajaran

Terpadu Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara.

Uno, Hamzah B. 2008. Teori Motivasi & Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Winataputra,Udin, dkk.2009. Materi dan

Pembelajaran IPS SD. Jakarta : Universitas Terbuka.

Windura, Susanto. 2016. Brain Management Sreies For Learning Strategy Mind Map Langkah Demi Langkah Cara Paling Mudah & Benar Mengajar dan Membiasakan Anak Menggunakan Mind Map Untuk Meraih Prestasi. Jakarta: PT Elex Media Komputido Kelompok Gramedia.

Gambar

Tabel 1. Distribusi Populasi Penelitian
Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Nilai Motivasi belajar Siswa  Kelompok Sampel  X 2

Referensi

Dokumen terkait

Laporan awal CT akan dikirimkan pada anggota Tim Pelaksana EITI pada pertengahan Agustus 2017 untuk mendapatkan masukan dalam seminggu atau 2 minggu. Draft final

Dalam memasukkan penawaran, Peserta Tender diminta untuk menyatakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (“TKDN”) Barang yang ditawarkan dengan mengisi, menyertai meterai dan

yang artinya ada hubungan antara ketuban pecah dini dengan kejadian asfiksia pada bayi baru lahir di ruang ponek Bapelkes RSD Jombang.Diharapkan bagi petugas

Guru yang dengan sengaja melakukan perbuatan tindak pidana berupa perbuatan yang tidak menyenangkan kepada peserta didik pada saat dilaksanakan serangkaian kegiatan

Hasil belajar yang diperoleh pada siklus II membuktikan bahwa penggunaan media film animasi dua dimensi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran

Namun di Kabupaten Manggarai Barat sendiri masih terdapat beberapa kendala terkait kegiatan pariwisata,salah satunya adalah belum memiliki suatu sistem informasi yang tertata secara

Penggunaan Laserpunktur untuk Sinkronisasi Estrus pada Fase Luteal pada Kambing Peranakan Etawa (PE) [Thesis]. Universitas

Halim (2012:232) menyatakan bahwaProduk Bersama (Joint Products) yaitu beberapa produk yang dihasilkan dari suatu rangkaian atau seri proses produksi secara