• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBAHASAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER I TAHUN 2009/2010 MATA KULIAH ILMU NEGARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMBAHASAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER I TAHUN 2009/2010 MATA KULIAH ILMU NEGARA"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2009/2010 Matakuliah Ilmu Negara

Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126

Halaman 1

PEMBAHASAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER I

TAHUN 2009/2010

MATA KULIAH ILMU NEGARA

Disusun oleh

MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN

NPM. 151000126

KELAS D

UNIVERSITY Muh_Nur_Jamal

7D744149

089670585040

16jamal

muh.jamal08

KADER HmI KOMHUK UNPAS-BANDUNG

KETUPLAK LK I/2016-II

(2)

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2009/2010 Matakuliah Ilmu Negara

Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126

Halaman 2

Silakan follow ya

   muh.jamal85@yahoo.com muh.jamal1608@gmail.com muhnurjamaluddin.blogspot.co.id mnurjamaluddin.blogspot.co.id creativityjamal.blogspot.co.id

Muhammad Nur Jamaluddin

ASAL

Kampung Pasir Galuma, RT 02, RW 06, Desa Neglasari, Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut,

Provinsi Jawa Barat, Indonesia

SAAT INI

Jalan PH. Hasan Mustapa Nomor 23, Gang Senang Raharja, RT 02, RW 15, Kelurahan Cikutra, Kecamatan Cibeunying Kidul,

(3)

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2009/2010 Matakuliah Ilmu Negara

Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126

Halaman 3

Renungan Ya Tuhan, saya lupa

Saya benar-benat lupa, padahal sudah belajar dan menghafalnya Ingat:

Ingatlah Aku, maka akan Ku ingatkan pula semua yang kamu lupa? Ya Tuhan, karena saya lupa

Izinkan saya untuk melihat pekerjaan temanku

Izinkan pula saya untuk menyontek melalui Hand Phone Atau melalui buku yang sudah saya bawa ini

Atau melalui catatan kecil yang sudah saya siapkan ini Ingat:

Bukankah Aku lebih mengetahui apa yang kamu tidak ketahui? Bukankah Aku lebih dapat melihat apa yang kamu sembunyikan itu? Ya Tuhan, karena saya ingin mendapat nilai terbaik

Supaya dapat membanggakan diriku, kelurgaku dan juga yang lainnya Izinkan saya mengahalalkan semua cara ini

Ingat:

Bukankah yang memberikan nilai terbaik itu Aku? Dosen hanyalah sebagai perantara saja dariku? Jikalau kamu ingin mendapatkan kebahagian di dunia

Dan juga kebahagiaan di akhirat

Jangan pernah menghalalkan semua yang telah Aku haramkan Ingat:

Kebahagian di dunia itu hanya bersifat sementara bagimu Aku akan siapkan 99% lagi kebahagiaan untukmu kelak di akhirat

(4)

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2009/2010 Matakuliah Ilmu Negara

Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126

Halaman 4

UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG FAKULTAS HUKUM

Jalan Lengkong Besar Nomor 68 Bandung 40261

UJIAN TENGAH SEMESTER I TAHUN AKADEMIK 2009/2010

MATA KULIAH : ILMU NEGARA

HARI, TANGGAL : RABU, 04 NOVEMVER 2009 KELAS/SEMESTER : A-B-C-D-E / I

WAKTU : 90 MENIT

DOSEN : TIM DOSEN

SIFAT UJIAN : CLOSE BOOK

Soal:

1. Objek atau lapangan penyelidikan Ilmu Negara adalah negara, tetapi ilmu yang mempelajari negara sebagai objek tidak hanya Ilmu Negara, misalnya HTN dan Ilmu Politik.

Jelaskan perbedaan antara objek ilmu kenegaraan tersebut! Dan bagaimana hubungan antara ketiga ilmu kenegaraan di atas?

Pembahasan:

Untuk menjawab soal di atas kita mesti tahu dulu maskud dari pertanyaannya, bahwa pertanyaan di atas itu menanyakan penjelasan tentang perbedaan antara objek Ilmu Negara dengan hukum tata negara dan ilmu politik. Kemudian dituntut pula untuk menjelaskan hubungan antara Ilmu Negara dengan hukum tata negara dan ilmu politik.

Jawab:

a. Perbedaan antara objek Ilmu Negara dengan hukum tata negara dan ilmu politik: Mari kita ketahui satu persatu dari objek kajian ilmu di atas:

1) Objek Ilmu Negara

Menurut Kranenburg, objek penyelidikan Ilmu Negara adalah negara, kemudian dalam Ilmu Negara diselidiki asal mula, sifat, hakikat dan segala sesuatu yang berkaitan dengan negara. Ilmu Negara menitikberatkan penyelidikannya kepada pengertian negara secara umum (genus).

(5)

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2009/2010 Matakuliah Ilmu Negara

Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126

Halaman 5

Prof. M. Nasroen S. H., dalam hal ini sependapat dengan Kranenburg, menurutnya, sebab wujud dari Ilmu Negara Umum adalah menyelidiki dan menetapkan asal mula, inti sari dan wujud negara pada umumnya.

Objek penyelidikan Ilmu Negara adalah negara secara umum, sehingga ia sering disebut sebagai Ilmu Negara umum.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup serta objek penyelidikan Ilmu Negara adalah negara dalam pengertian abstrak, terlepas dari waktu dan tempat, bukan suatu negara tertentu yang secara positif ada pada suatu waktu dan tempat tertentu. Ilmu Negara menyelidiki pengertian-pengertian pokok (grondbegrippen) dan sendi-sendi pokok (grondbeginselen) dari negara yang berlaku untuk dan terdapat pada setiap negara secara umum (genus).

2) Objek Hukum Tata Negara

Objek kajian ilmu Hukum Tata Negara adalah negara. Selanjutnya negara dipandang dari sifatnya atau pengertiannya yang konkret. Artinya objeknya terikat pada tempat, keadaan dan waktu tertentu. Hukum Tata Negara merupakan cabang ilmu hukum yang membahas tatanan, struktur kenegaraan, mekanisme hubungan antara struktur organ atau struktur kenegaraan serta mekanisme hubungan antara struktur negara dan warga negara. 3) Objek Kajian Ilmu Politik

Objek Ilmu Politik meliputi dua hal, yaitu:

a) Objek material yaitu objek ini berwujud pada perjuangan memperoleh dan mempertahankan kekuasaan dengan objek negara, kekuasaan, pemerintah, fakta-fakta politik, kegiatan politik, dan organisasi masyarakat.

b) Objek formal yaitu pengetahuan pusat perhatian pada Ilmu Politik itu sendiri.

Dengan demikian, Syarbaini menyimpulkan ada lima konsep tentang Ilmu Politik, yaitu: a) sebagai usaha-usaha yang ditempuh warga negara untuk membicarakan dan

mewujudkan kebaikan bersama;

b) segala hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan negara dan pemerintah; c) segala kegiatan yang diarahkan untuk mencari dan mempertahankan kekuasaan; d) kegiatan yang berkaitan dengan perumusan dan pelaksanaan kebijakan umum; e) sebagai konflik dalam rangka mencari dan mempertahankan sumber-sumber yang

(6)

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2009/2010 Matakuliah Ilmu Negara

Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126

Halaman 6

b. Hubungan antara Ilmu Negara dengan hukum tata negara dan ilmu politik: 1) Hubungan Ilmu Negara dengan Hukum Tata Negara

a) Ilmu Negara mempelajari:

 Negara dalam pengertian abstrak artinya tidak terikat waktu dan tempat.

 Ilmu Negara mempelajari konsep-konsep dan teori-teori mengenai negara, serta hakikat negara secara umum (genus).

b) Hukum Tata Negara mempelajari:

 Negara dalam keadaan konkret artinya negara yang sudah terikat waktu dan tempat.

 Hukum Tata Negara mempelajari hukum positif yang berlaku dalam suatu negara.

 Hukum Tata Negara mempelajari negara dari segi struktur.

Dengan demikian hubungan antara Ilmu Negara dengan Hukum Tata Negara adalah Ilmu Negara merupakan dasar dalam penyelenggaraan praktik ketatanegaraan yang diatur dalam Hukum Tata Negara lebih lanjut dengan kata lain Ilmu Negara yang mempelajari konsep, teori tentang negara yang merupakan dasar dalam mempelajari Hukum Tata Negara.

2) Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Politik

Ilmu Negara dan Hukum Tata Negara menyelidiki kerangka yuridis daripada negara, sedangkan Ilmu Politik menyelidiki bagiannya yang ada di sekitar kerangka itu. Dengan perumpamaan itu Hoelink telah menunjukkan betapa eratnya hubungan antara Ilmu Negara dengan Ilmu Politik, oleh karenanya itu Ilmu Politik mempunyai objek penyelidikan yang sama yaitu negara, hanya bagiannya terletak dalam metode yang dipergunakan. Ilmu Negara mempergunakan metode yuridis, sedangkan Ilmu Politik mempergunakan metode filosofis campuran.

(7)

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2009/2010 Matakuliah Ilmu Negara

Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126

Halaman 7

2. Apa yang menjadi alasan penyebab adanya pemikiran negara tidak setua daripada adanya negara? Apa yang dipelajari dalam negara sebagai objek menurut Ilmu Negara?

Pembahasan:

Untuk menjawab soal di atas kita mesti tahu dulu maskud dari pertanyaannya, bahwa pertanyaan di atas itu menanyakan penjelasan tentang alasan penyebab adanya pemikiran negara tidak setua daripada adanya negara. Kemudian menanyakan hal-hal yang dipelajari dalam negara sebagai objek Ilmu Negara.

Jawab:

a. Penjelasan tentang alasan penyebab adanya pemikiran negara tidak setua daripada adanya negara:

Sebelum kita menjelaskan tentang alasan penyebab adanya pemikiran negara tidak setua daripada adanya negara kita mesti tahu dulu asal mula terjadinya negara berdasarkan fakta dan teoritis.

Asal mula terjadinya negara dibagi menjadi dua yaitu secara primer atau asal mula terjadinya negara berdasarkan pendekatan teoritis dan secara sekunder atau asal mula terjadinya negara berdasarkan fakta.

a. Secara Primer

Terjadinya negara secara primer adalah bertahap yaitu dimulai dari adanya masyarakat hukum yang paling sederhana, kemudian berevolusi ketingkat yang lebih maju dan tidak dihubungkan dengan negara yang telah ada sebelumnya. Dengan demikian terjadinya negara secara primer adalah membahas asal mula terjadinya negara yang pertama di dunia.

Menurut G. Jellinek, terjadinya negara secara primer melalui empat tahapan, yaitu: 1) fase persekutuan manusia;

2) fase kerajaan; 3) fase negara;

(8)

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2009/2010 Matakuliah Ilmu Negara

Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126

Halaman 8 Tahapan terjadinya negara:

1) Genoot Schaft (Suku)

Terdapat istilah Primus Interpares yang artinya yang utama di antara sesama. 2) Rijk/Reich (Kerajaan)

Di sini muncul kesadaran hak milik dan hak atas tanah. 3) Staat

Kesadaran akan perlunya demokrasi dan kedaulatan rakyat. 4) Diktatur Natie

Pemerintahan yang dipimpin oleh seorang pilihan rakyat yang kemudian berkuasa secara mutlak.

b. Secara Sekunder

Terjadinya negara secara sekunder adalah membahas terjadinya negara baru yang dihubungkan dengan negara lain yang telah ada sebelumnya, berkaitan dengan hal tersebut maka pengakuan negara lain dalam teori sekunder merupakan unsur penting berdirinya suatu negara baru. Untuk mengetahui terjadinya negara baru dapat menggunakan pendekatan faktual yaitu suatu pendekatan yang didasarkan pada kenyataan dan pengalaman sejarah yang benar-benar terjadi.

Berdasarkan asal mula terjadinya negara secara primer atau asal mula terjadinya negara berdasarkan pendekatan teoritis dan secara sekunder atau asal mula terjadinya negara berdasarkan fakta yang dikemukakan oleh para ahli, mereka belum bisa memastikan lahirnya negara pada suatu negara tertentu. Oleh karenya timbulah adanya pemikiran negara tidak setua daripada adanya negara tersebut.

(9)

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2009/2010 Matakuliah Ilmu Negara

Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126

Halaman 9

b. Hal-hal yang dipelajari dalam negara sebagai objek Ilmu Negara:

Ilmu Negara adalah ilmu yang mempelajari pengertian-pengertian pokok dan sendi pokok negara pada umumnya. Kajiannya mencakup hal-hal yang sama atau serupa dalam negara-negara yang ada atau pernah ada, misalnya tentang terjadinya negara-negara, lenyapnya negara-negara, tujuan dan fungsi negara, perkembangan negara, bentuk negara dan sebagainya. Ilmu Negara menekankan hal-hal yang bersifat umum dengan menganggap negara sebagai genus (bentuk umum) dan mengesampingkan sifat-sifat khusus dari negara-negara. Ilmu Negara tidak membahas bagaimana pelaksanaan hal-hal umum itu dalam suatu negara tertentu. Maka Ilmu Negara bernilai teoritis.

M. Solly Lubis,S. H., dalam bukunya Ilmu Negara berpendapat bahwa Ilmu Negara mempelajari negara secara umum mengenai asal-usul, wujud, lenyapnya, perkembangan dan jenis-jenisnya. Objek Ilmu Negara bersifat abstrak dan umum, tak terikat ruang, waktu, tempat, dan bersifat universal.

3. Soalnya, yaitu:

a. Menurut pasal 1 Montevideo Convention on The Right and Duties Of State:

“Adanya unsur-unsur pokok sebagai syarat berdirinya negara.” Jelaskan unsur-unsur yang dimaksud, dan berikan komentar Anda!

Pembahasan:

Untuk menjawab soal di atas kita mesti tahu dulu maskud dari pertanyaannya, bahwa pertanyaan di atas itu menanyakan penjelasan tentang unsur-unsur pokok sebagai syarat berdirinya negara menurut pasal 1 Montevideo Convention on The Right and Duties Of State. Kemudian memberikan komentar terhadap unsur-unsur pokok sebagai syarat berdirinya negara menurut pasal 1 Montevideo Convention on The Right and Duties Of State.

Jawab:

1) Penjelasan tentang unsur-unsur pokok sebagai syarat berdirinya negara menurut pasal 1 Montevideo Convention on The Right and Duties Of State:

Pasal 1 Konvensi Montevideo yang menggambarkan ciri-ciri pokok yang perlu dimiliki untuk mendapatkan kualifikasi sebagai negara sebagai berikut:

(10)

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2009/2010 Matakuliah Ilmu Negara

Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126

Halaman 10

Legal criteria of statehood article i of the montevideo convention on rights and duties of states provides the states as a person of international law should possesss the following qualifications:

a) a permanent populations; b) a defined territory; c) goverment;

d) capacitity to enter into relations with other states.

Terkait unsur negara, pada tahun 1933 terdapat suatu konvensi yang mengatur tentang hal-hal yang harus dimiliki untuk membentuk suatu negara.Menurut konvensi ini, unsur-unsur berdirinya sebuah negara adalah sebagai berikut:

a) adanya rakyat;

b) wilayah yang permanen;

c) penguasa/pemerintahan yang berdaulat;

d) kesanggupan berhubungan dengan negara lain; e) pengakuan.

Maksudnya adalah bisa dikatakan suatu negara jika telah memiliki populasi penduduk yang jelas dan bukan hanya penduduk nomaden. Kepemilikan wilayah yang jelas, memiliki pemerintahan yang sah, dan ada tidaknya pengakuan internasional atau pengakuan dari negara-negara lain sebagai suatu negara yang berdaulat baik pemerintahannya maupun sistem hukumnya dan mengadakan hubungan pada tingkat yang sederajat dengan negara-negara lainnya.

(11)

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2009/2010 Matakuliah Ilmu Negara

Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126

Halaman 11

2) Komentar terhadap unsur-unsur pokok sebagai syarat berdirinya negara menurut pasal 1 Montevideo Convention on The Right and Duties Of State:

Berdasarkan pasal 1 Montevideo Convention on The Right and Duties Of State bahwa unsur-unsur pokok sebagai syarat berdirinya negara harus memenuhi syarat sebagai berikut:

a) adanya rakyat;

b) wilayah yang permanen;

c) penguasa/pemerintahan yang berdaulat;

d) kesanggupan berhubungan dengan negara lain; e) pengakuan.

Dengan demikian suatu negara akan dikatakan sebagai negara yang telah memenuhi syarat di atas. Jikalau belum memenuhi syarat di atas, maka negara tersebut tidak bisa diakui sebagai negara yang berdasarkan ketentuan dari pasal 1 Montevideo Convention on The Right and Duties Of State.

b. Menurut Quincy Wright, syarat berdirinya suatu negara haruslah memenuhi beberapa unsur. Jelaskan oleh suadara mengenai pendapat ahli di atas! Bandingkan dengan pasal 1 Montevideo Convention on The Right and Duties Of State, dan berikan komentar saudara! Pembahasan:

Untuk menjawab soal di atas kita mesti tahu dulu maskud dari pertanyaannya, bahwa pertanyaan di atas itu menanyakan penjelasan pendapat Quincy Wright tentang syarat berdirinya suatu negara. Kemudian membandingkan pendapat Qunincy Wright tentang syarat berdirinya suatu negara dengan pasal 1 Montevideo Convention on The Right and Duties Of State yang termasuk syarat berdirinya suatu negara juga. Selanjutnya memberikan komentar terhadap syarat berdirinya suatu negara tersebut berdasarkan perbandingan pendapat Quincy Wright tentangsyarat berdirinya suatu negara dengan pasal 1 Montevideo Convention on The Right and Duties Of State yang termasuk syarat berdirinya suatu negara juga.

(12)

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2009/2010 Matakuliah Ilmu Negara

Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126

Halaman 12 Jawab:

1) Penjelasan pendapat Quincy Wright tentangsyarat berdirinya suatu negara:

Menurut pendapat Quincy Wright syarat berdirinya suatu negara salah satunya yaitu adanya pengakuan secara kolektif.

Pengakuan secara kolektif ini diwujudkan dalam suatu perjanjian internasional atau konfrensi multilateral. Pandangan yang menyamakan penerimaan dalam suatu organisasi internasional sebagai pengakuan ini ditentang oleh Prof. Quincy Wright yang berpendapat bahwa yang ada hanyalah pengakuan kolektif dari PBB tetapi bukanlah pengakuan individual dari masing-masing anggotanya.

Pengakuan kolektif biasanya diwujudkan dalam suatu perjanjian multilateral. Misalnya

Helsinky Treaty 1976 NATO mengakui Republik Demokrasi Jerman (Timur) dan Pakta Warsawa mengakui Republik Federal Jerman (Barat).

Dengan masuknya suatu negara dalam PBB bukan berarti bahwa adanya suatu pengakuan kolektif dari seluruh anggota PBB, seperti ditegaskan oleh Quincy Wright bahwa yang ada hanyalah pengakuan kolektif dari PBB tetapi bukan pengakuan individual dari negara-negara anggotanya.

2) Perbandingan pendapat Quincy Wright tentang syarat berdirinya suatu negara dengan pasal 1 Montevideo Convention on The Right and Duties Of State yang termasuk syarat berdirinya suatu negara juga:

Berdasarkan pasal 1 Montevideo Convention on The Right and Duties Of State bahwa unsur-unsur pokok sebagai syarat berdirinya negara harus memenuhi syarat sebagai berikut:

a) adanya rakyat;

b) wilayah yang permanen;

c) penguasa/pemerintahan yang berdaulat;

d) kesanggupan berhubungan dengan negara lain; e) pengakuan.

Dengan demikian suatu negara akan dikatakan sebagai negara yang telah memenuhi syarat di atas. Jikalau belum memenuhi syarat di atas, maka negara tersebut tidak bisa diakui sebagai negara yang berdasarkan ketentuan dari pasal 1 Montevideo Convention on The Right and Duties Of State.

(13)

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2009/2010 Matakuliah Ilmu Negara

Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126

Halaman 13

Kemudian menurut pendapat Quincy Wright syarat berdirinya suatu negara salah satunya yaitu adanya pengakuan secara kolektif.

Pengakuan secara kolektif ini diwujudkan dalam suatu perjanjian internasional atau konfrensi multilateral. Pandangan yang menyamakan penerimaan dalam suatu organisasi internasional sebagai pengakuan ini ditentang oleh Prof. Quincy Wright yang berpendapat bahwa yang ada hanyalah pengakuan kolektif dari PBB tetapi bukanlah pengakuan individual dari masing-masing anggotanya.

Pengakuan kolektif biasanya diwujudkan dalam suatu perjanjian multilateral. Misalnya

Helsinky Treaty 1976 NATO mengakui Republik Demokrasi Jerman (Timur) dan Pakta Warsawa mengakui Republik Federal Jerman (Barat).

Dengan masuknya suatu negara dalam PBB bukan berarti bahwa adanya suatu pengakuan kolektif dari seluruh anggota PBB, seperti ditegaskan oleh Quincy Wright bahwa yang ada hanyalah pengakuan kolektif dari PBB tetapi bukan pengakuan individual dari negara-negara anggotanya.

3) Komentar terhadap syarat berdirinya suatu negara tersebut berdasarkan perbandingan pendapat Quincy Wright tentang syarat berdirinya suatu negara dengan pasal 1 Montevideo Convention on The Right and Duties Of State yang termasuk syarat berdirinya suatu negara juga:

Jadi, berdasarkan perbandingan pendapat Quincy Wright tentang syarat berdirinya suatu negara dengan pasal 1 Montevideo Convention on The Right and Duties Of State yang termasuk syarat berdirinya suatu negara juga, yaitu:

Menurut pendapat Quincy Wright syarat berdirinya suatu negara salah satunya yaitu adanya pengakuan secara kolektif. Pengakuan secara kolektif ini diwujudkan dalam suatu perjanjian internasional atau konfrensi multilateral. Pengakuan kolektif biasanya diwujudkan dalam suatu perjanjian multilateral. Misalnya Helsinky Treaty 1976 NATO mengakui Republik Demokrasi Jerman (Timur) dan Pakta Warsawa mengakui Republik Federal Jerman (Barat).

Dengan masuknya suatu negara dalam PBB bukan berarti bahwa adanya suatu pengakuan kolektif dari seluruh anggota PBB, seperti ditegaskan oleh Quincy Wright bahwa yang ada hanyalah pengakuan kolektif dari PBB tetapi bukan pengakuan individual dari negara-negara anggotanya.

(14)

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2009/2010 Matakuliah Ilmu Negara

Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126

Halaman 14

Suatu negara akan dikatakan sebagai negara jika telah adanya rakyat, wilayah yang permanen, penguasa/pemerintahan yang berdaulat, kesanggupan berhubungan dengan negara lain, dan pengakuan. Jikalau belum, maka negara tersebut tidak bisa diakui sebagai negara yang berdasarkan ketentuan dari pasal 1 Montevideo Convention on The Right and Duties Of State.

Singkatnya, bahwa menurut Quincy Wright pengakuan suatu negara tidaklah menjadi syarat terpenting terjadinya suatu negara. Karena pengakuan bisa terjadi dengan adanya pengkuan kolektif. Sedangkan menurut ketentuan pasal 1 Montevideo Convention on The Right and Duties Of State yang termasuk syarat berdirinya suatu negara salah satunya harus ada pengakuan.

c. Apakah pengakuan termasuk syarat mutlak untuk adanya negara? Jelaskan jawaban saudara dan kaitkan dengan pendapat Muchtar Affandi!

Pembahasan:

Untuk menjawab soal di atas kita mesti tahu dulu maskud dari pertanyaannya, bahwa pertanyaan di atas itu menanyakan penjelasan tentang pengakuan termasuk syarat mutlak untuk adanya negara atau tidak. Kemudian dituntut pula untuk memberikan jawaban tentang pengakuan termasuk syarat mutlak untuk adanya negara atau tidak dan mengaitkannya dengan pendapat Muchtar Affandi.

Jawab:

1) Penjelasan tentang pengakuan termasuk syarat mutlak untuk adanya negara atau tidak: Pengakuan tidak menjadi syarat mutlak adanya negara jika menurut Statehood. Berikut adalah penjelasannya:

Dalam buku International Law dikatakan bahwa : " … Statehood alone does not imply

membership of the family of nation …. A state is, and becomes, an international person through recognition only and exclusively." Pada prinsipnya pengakuan dipandang sebagai syarat untuk dapat menjadi an international person, negara sebagai suatu physical fact ditingkatkan menjadi juridical fact. Dengan konsep tersebut adalah menjadi suatu keharusan, bahwa sebuah negara hanya bisa mendapat pengakuan manakala sudah memenuhi syarat Statehood.

(15)

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2009/2010 Matakuliah Ilmu Negara

Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126

Halaman 15

Akan tetapi pada kenyataannya, sejarah memberikan gambaran lain, bahwa ternyata pernah terjadi ada suatu negara yang belum memenuhi syarat sebagai Statehood kemudian mendapatkan suatu pengakuan.

Bukti di atas misalnya yang terjadi dengan negara Israel yang pada bulan Mei 1949 sudah diterima menjadi anggota PBB, yang berarti Israel sudah mendapat pengakuan sebagai negara oleh PBB. Padahal pada waktu itu Israel belum memenuhi syarat physical condition untuk menjadi negara, sebab belum memiliki daerah yang tegas batas-batasnya karena masih dalam kondisi peperangan dengan bangsa Arab. Batas daerahnya justru masih diperjuangkan melalui peperangan tersebut. Dengan adanya pengakuan tersebut, Israel sudah ditingkatkan menjadi juridical fact meskipun belum memenuhi syarat-syarat yang lengkap dan bulat.

Dengan bukti tersebut kita bisa melihat bahwa pengakuan sering kali tidak di dasarkan kepada terpenuhinya seluruh syarat materiil dan formal dari suatu negara, akan tetapi lebih karena di dasarkan kepada pertimbangan kepentingan politik belaka. Dengan demikian pengakuan bukanlah merupakan legal construction melainkan suatu political action yang ditentukan oleh kepentingan politik negara yang memberikan pengakuan tersebut.

Berdasarkan gambaran tersebut di atas adalah salah jika menganggap bahwa eksistensi negara ditentukan oleh adanya pengakuan terhadap negara tersebut. Karenanya jika elemen konstitutif sudah dimiliki oleh suatu negara, maka sekalipun pengakuan tidak diberikan oleh negara lain, eksistensi negara tersebut tetap merupakan suatu kenyataan yang konkret.

Pengakuan akan menjadi syarat mutlak adanya negara jika menurut an international person. Berikut adalah penjelasannya:

Pengakuan akan terjadi apabila sudah menjadi ius cogen, maka secara hukum mutlak diberikan karena wajib bagi setiap pergantian, perubahan dan penggabungan negara atau pemerintahan baru. Dengan kata lain, setiap pemerintahan atau negara baru akan menjadi subjek hukum internasional akan sah apabila sudah mendapat pengkuan atau diakui oleh masyarakat internasional.

(16)

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2009/2010 Matakuliah Ilmu Negara

Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126

Halaman 16

2) Jawaban tentang pengakuan termasuk syarat mutlak untuk adanya negara atau tidak dan mengaitkannya dengan pendapat Muchtar Affandi:

Menurut Oppenheimer dalam bukunya Internasional Law, sebagaimana dikutip oleh Muchtar Affandi (1986) pengakuan oleh negara lain terhadap berdirinya suatu negara semata-mata merupakan syarat konstitutif untuk menjadi an internasional person. Dalam kedudukan itu keberadaan negara sebagai kenyataan fisik atau pengakuan de facto secara formal dapat ditingkatkan kedudukannya menjadi suatu judicial fact atau pengakuan secara de jure.

4. Sebagaimana diketahui bahwa kedudukan kedaulatan merupakan salah satu syarat berdirinya negara. Sehubungan pernyataan tersebut, jelaskan:

a. Jelaskan perbedaan kedaulatan dengan kekuasaan! Pembahasan:

Untuk menjawab soal di atas kita mesti tahu dulu maskud dari pertanyaannya, bahwa pertanyaan di atas itu menanyakan penjelasan tentang perbedaan kedaulatan dengan kekuasaan yang berkaitan dengan salah satu rakyat berdirinya negara.

Jawab:

Penjelasan tentang perbedaan kedaulatan dengan kekuasaan yang berkaitan dengan salah satu syarat berdirinya negara:

Kedaulatan adalah suatu kekuasaan tertinggi dalam suatu negara yang bersifat mutlak untuk mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan peraturan kehidupan bernegara. Sedangkan kekuasaan adalah hubungan antara pihak yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain (pemimpin) dengan pihak yang menerima pengaruh (pengikut). Kekuasaan dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain menurut kehendak yang ada pada pemegang kekuasaan.

Kedaulatan berdasarakan syarat berdirinya suatu negara adalah kekuasaan tertinggi dalam suatu negara. Istilah kedaulatan pertama kali diperkenalkan oleh Jean Bodin (1530-1593). Menurutnya kedaulatan itu sebagai kekuasaan mutlak, abadi dan asli dari suatu negara.

(17)

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2009/2010 Matakuliah Ilmu Negara

Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126

Halaman 17 Sifat-sifat pokok kedualatan:

1) Permanen artinya kedaulatan akan tetap ada selama negara itu masih ada.

2) Absolut artinya dalam negara tidak ada kekuasaan lain yang lebih tinggi dari kekuasaan negara.

3) Tidak dibagi-bagi artinya kedaulatan merupakan satu-satunya kekuasaan tertinggi. 4) Tidak terbatas artinya kedaulatan itu meliputi semua orang dan golongan tanpa kecuali. 5) Asli artinya kedaulatan tidak berasal dari kekuasaan lain yang lebih tinggi.

Singkatnya bahwa kedaulatan merupakan salah satu syarat berdirinya suatu negara atau dikenal dengan istilah pemerintahan yang berdaulat atau pemerintahan yang mempunyai kedaulatan. Sedangkan kekuasaan merupakan perwujudan dari adanya kedaulatan dalam pemerintahan. Namun, adakalanya kekuasaan dalam kedaulatan pemerintahan itu menimbulkan kekacauan dalam suatu negara (chaos). Tapi hal ini terjadi bergantung pada pelaksanaan kekuasaan dalam kedaulatan pemerintahan tersebut.

b. Bagaimana pendapat saudara hubungan antara kedaulatan, kekuasaan dan kewibawaan? Pembahasan:

Untuk menjawab soal di atas kita mesti tahu dulu maskud dari pertanyaannya, bahwa pertanyaan di atas itu menanyakan penjelasan tentang hubungan antara kedaulatan, kekuasaan dan kewibawaan dengan salah satu syarat berdirinya negara.

Jawab:

Hubungan antara kedaulatan, kekuasaan dan kewibawaan yang berkaitan dengan salah satu syarat berdirinya negara:

Kedaulatan adalah suatu kekuasaan tertinggi dalam suatu negara yang bersifat mutlak untuk mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan peraturan kehidupan bernegara. Sedangkan kekuasaan adalah hubungan antara pihak yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain (pemimpin) dengan pihak yang menerima pengaruh (pengikut). Kekuasaan dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain menurut kehendak yang ada pada pemegang kekuasaan. Kemudian kewibawaan dapat didefinisikan sebagai kekuatan yang memancar dari diri seorang karena kelebihan yang dimilikinya sehingga mendatangkan kepatuhan tanpa paksaan kepadanya.

(18)

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2009/2010 Matakuliah Ilmu Negara

Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126

Halaman 18

Koentjaraningrat (1967: 181) menyatakan bahwa kepemimpinan itu membutuhkan kekuasaan dan wibawa. Kemudian Karyadi (1977: 25) menyatakan bahwa pemimpin yang ideal adalah orang yang berkuasa dan memiliki wibawa serta mempunyai kemampuan memimpin yang baik terhadap semua lapisan dari lapangandimana nantinya ia akan bergerak. Kekuasaan kadang-kadang mengandung kekerasan, namun bukan berarti kekuasaan adalah kekerasan, kakuasaan tidak perlu mengandung kekerasan jika masalahnya dihubungkan dengan wibawa.

Singkatnya, bahwa dalam menilai kemampuan penguasa yang mempunyai kedaulatan untuk menjalankan tugasnya sebagai pemimpin bagi orang-orang yang dikuasainya dapat dilihat dari kewibawaannya. Seseorang dapat dinilai kewibawannya setelah dia memiliki kedudukan dalam kekuasaan. Oleh karena itu kepemimpinan seorang penguasa yang mempunyai kedaulatan dalam kekuasaaanya tidak terlepas dari penilaian masyarakat tentang wibawanya sebagai pemimpin.

c. Sebutkan teori-teori kedaulatan sejalan dengan perkembangannya! Pembahasan:

Untuk menjawab soal di atas kita mesti tahu dulu maskud dari pertanyaannya, bahwa pertanyaan di atas itu menanyakan penjelasan tentang teori-teori kedaulatan sejalan dengan perkembangannya yang berkaitan dengan salah satu syarat berdirinya negara.

Jawab:

Penjelasan tentang teori-teori kedaulatan sejalan dengan perkembangannya yang berkaitan dengan salah satu syarat berdirinya negara:

Teori kedaulatan negara yang dikemukakan oleh para ahli kenegaraan adalah sebagai berikut:

1) Teori Kedaulatan Tuhan

Menurut teori ini kekuasaan tertinggi dalam negara berasal dari Tuhan. Artinya, raja atau penguasa negara mendapat kekuasaan tertinggi dari Tuhan sehingga kehendak raja atau penguasa juga merupakan kehendak Tuhan.

(19)

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2009/2010 Matakuliah Ilmu Negara

Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126

Halaman 19 2) Teori Kedaulatan Raja

Teori kedaulatan raja merupakan perwujudan dari teori kedaulatan Tuhan. Kekuasaan tertinggi di tangan raja atau penguasa. Oleh karena itu, raja dianggap keturunan dewa atau wakil Tuhan di bumi yang mendapat kekuasaan langsung dari Tuhan sehingga kekuasaan raja mutlak dan tidak dapat diganggu gugat.

3) Teori Kedaulatan Negara

Berdasarkan teori ini, kekuasaan tertinggi terletak pada negara. Negara sebagai lembaga tertinggi yang memiliki kekuasaan. Kedaulatan negara muncul bersama dengan berdirinya suatu negara.

4) Teori Kedaulatan Hukum

Teori kedaulatan hukum menekankan bahwa kekuasaan tertinggi dalam negara terletak pada hukum, baik hukum tertulis maupun tidak tertulis. Oleh karena itu, pelaksanaan pemerintahan dibatasi oleh norma sehingga tidak bersifat absolut.

5) Teori Kedaulatan Rakyat

Teori kedaulatan rakyat mengajarkan bahwa kekuasaan negara tertinggi terletak di tangan rakyat. Sumber ajaran kedaulatan rakyat adalah demokrasi. Teori ini memunculkan timbulnya suatu teori pembagian kekuasaan seperti dalam ajaran trias politika yang dikemukakan oleh Montesquieu.

5. Soalnya, yaitu:

a. Apa yang saudara ketahui tentang Pactum Unionis dan Pactum Subjectionis yang berkaitan dengan asal-usul negara?

Pembahasan:

Untuk menjawab soal di atas kita mesti tahu dulu maskud dari pertanyaannya, bahwa pertanyaan di atas itu menanyakan penjelasan tentang Pactum Unionis dan Pactum Subjectionis yang berkaitan dengan asal-usul negara.

Jawab:

Penjelasan tentang Pactum Unionis dan Pactum Subjectionis yang berkaitan dengan asal-usul negara:

(20)

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2009/2010 Matakuliah Ilmu Negara

Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126

Halaman 20

Melalui bukunya yang berjudul Two Treaties On Civil Government, John Locke menyatakan bahwa suasana alam bebas bukan merupakan keadaan penuh kekacauan (chaos) karena sudah ada hukum kodrat yang bersumber pada rasio manusia yang mengajarkan bahwa setiap orang tidak boleh merugikan kepentingan orang lain. Untuk menghindari anarkis maka manusia mengadakan perjanjian membentuk negara dengan tujuan menjamin suasana hukum individu secara alam. Perjanjian masyarakat ada dua, yaitu:

1) Pactum unionis yaitu perjanjian antar individu yang melahirkan negara.

2) Pactum subjectionis yaitu perjanjain antara individu dengan penguasa yang diangkat dalam pactum unionis, yang isinya penyerahan hak-hak alamiah.

Dalam pactum sujectionis tidak semua hak-hak alamiah yang dimiliki manusia diserahkan kepada penguasa (raja) tetapi ada beberapa hak pokok (asasi) yang meliputi hak hidup, hak kemerdekaan/kebebasan, hak milik yang tetap melekat pada diri manusia dan hak tersebut tidak dapat diserahkan kepada siapapun termasuk penguasa. Dan hak-hak tersebut harus dilindungi dan dijamin oleh raja dalam konstitusi (UUD). Melalui teorinya John Locke menghendaki adanya bentuk monarkhi konstituisonal, dan ia dianggap sebagai peletak dasar teori hak asasi manusia.

b. Antara Thomas Hobbes, John Locke, dan Jean Jaques Russeau terdapat isi persamaan dan perbedaan mengenai perjanjian masyarakat baik dari isi maupun akibat perjanjian. Jelaskan isi persamaan dan perbedaan dari ketiga pakar tersebut!

Pembahasan:

Untuk menjawab soal di atas kita mesti tahu dulu maskud dari pertanyaannya, bahwa pertanyaan di atas itu menanyakan penjelasan tentang isi persamaan dan perbedaan mengenai perjanjian masyarakat baik dari isi maupun akibat perjanjian menurut Thomas Hobbes, John Locke, dan Jean Jaques Rousseau.

Jawab:

Penjelasan tentang isi persamaan dan perbedaan mengenai perjanjian masyarakat baik dari isi maupun akibat perjanjian menurut Thomas Hobbes, John Locke, dan Jean Jaques Rousseau:

(21)

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2009/2010 Matakuliah Ilmu Negara

Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126

Halaman 21

Teori kontrak sosial merupakan teori mengenai proses terbentuknya suatu negara. Selanjutnya masyarakat membuat kontrak antar mereka sendiri untuk mendirikan sebuah negara sehingga kewenangan berada di tangan masyarakat. Teori kontrak sosial ini mengandung pemikiran liberal pada zaman pencerahan atau enlighment. Ada tiga tokoh yang merumuskan teori kontrak sosial ini, yaitu Thomas Hobbes, John Locke, dan Jean Jacques Rousseau. Karena ketiganya datang dengan latar belakang yang beda, maka teori kontrak sosial yang dihasilkan ketiganya pun berbeda-beda.

Thomas Hobbes memandang bahwa manusia mempunyai sifat dasar yang sama. Yakni, sama-sama memiliki keinginan atau kepentingan dan ketidaksukaan terhadap suatu hal. Dalam keadaan tertentu, kepentingan dan ketidaksukaan antarmanusia ini saling berbenturan. Sehingga, ada pihak yang mendominasi pihak lain. Kemudian terjadi usaha seseorang untuk berada di atas orang lain, yang akhirnya dimungkinkan terjadinya perang dan kondisi menjadi tidak aman. Maka, untuk menghasilkan situasi aman yang terjamin, mereka menyerahkan kepercayaan mereka kepada sebuah lembaga yang dapat menjamin keamanan, kestabilan, dan kesejahteraan mereka melalui sebuah kesepakatan. Kesepekatan inilah yag disebut kontrak sosial.

Menurut Locke, ada tiga pihak dalam kontrak sosial ini, yaitu pencipta kepercayaan (the trustor), yang diberi kepercayaan (the trustee), dan yang menerima manfaat dari pemberian kepercayaan tersebut (the beneficiary), (I Basis Susilo, 1988). Dalam hal ini, the trustee adalah pemerintah atau pemegang kekuasaaan, pemerintah bertanggung jawab kepada beneficiary dengan kewenangan yang terbatas. Beneficiary dan the trustor adalah masyarakat.

Sedangkan Jean Jacques Rousseau menganggap bahwa sifat dasar manusia adalah saling bekerjasama, sehingga tidak terjadi perkelahian. Sifat saling bekerja sama ini biasanya tertampung dalam sebuah organisasi, sehingga akhirnya muncul seseorang yang mendominasi dan memiliki hak-hak istimewa sehingga berpotensi terjadi kekuasaan tunggal (I Basis Susilo, 1988). Untuk menghindari terjadinya kekuasaan tunggal ini, maka perlu dibentuk sebuah kontrak sosial dalam masyarakat. Dalam masyarakat terdiri atas kehendak bebas dan kehendak umum.

Jadi, berdasarkan perbedaan pendapat antara Thomas Hobbes, John Locke, dan Jean Jaques Rousseau mengenai perjanjian masyarakat/kontrak sosial baik dari isi maupun akibat perjanjian dapat disimpulkan persamaannya bahwa kontrak sosial dilakukan untuk menjamin keamanan dan kesejahteraan masyarakat yang disebabkan ketakutan masyarakat akan adanya ketidakseimbangan akibat perbenturan kepentingan-kepentingan manusia jika tidak ada yang mengawasi.

(22)

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2009/2010 Matakuliah Ilmu Negara

Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126

Halaman 22

c. Apakah berakhirnya pemerintah dapat dipersamakan dengan berakhirnya negara? Jelaskan argumentasi saudara!

Pembahasan:

Untuk menjawab soal di atas kita mesti tahu dulu maskud dari pertanyaannya, bahwa pertanyaan di atas itu menanyakan penjelasan tentang berakhirnya pemerintah dapat dipersamakan dengan berakhirnya negara atau tidak.

Jawab:

Penjelasan tentang berakhirnya pemerintah dapat dipersamakan dengan berakhirnya negara atau tidak:

1) Teori Organis

Negara diibaratkan suatu organism yang diliputi hukum perkembangan hidup. 2) Teori Anarkhis

Negara adalah suatu bentuk tata paksa yang hanya sesuai bagi masyarakat primitif. Pada saatnya negara akan lenyap, masyarakat tanpa paksaan dan tanpa negara.

Cara melenyapkannya:

a) Dengan kekerasan (revolusi) : Proudhon, Kropatkin, Bakunin. b) Dengan pendidikan & evolusi : Leo Tolstoy.

3) Teori Marxis

Negara pada saatnya akan lenyap dengan sendirinya, jika syarat-syarat bagi hidupnya tidak ada lagi.

4) Teori Lain

a) Karena faktor alam yaitu negara yang tadinya sudah berdiri karena faktor alam lalu lenyap/hilang. Contohnya:

 Gunung meletus.  Pulau ditelan air laut.

b) Karena faktor sosial yaitu negara sudah berdiri dan di akui negara lain, tetapi karena faktor sosial lalu lenyap, yaitu:

 Karena penaklukan.  Adanya revolusi.  Adanya perjanjian.  Adanya penggabungan.

(23)

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2009/2010 Matakuliah Ilmu Negara

Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126

Halaman 23

Selanjutnya berakhirnya pemerintahan itu dapat diartikan bahwa pemerintahan tersebut berakhir karena faktor alamiah yaitu memang sudah ada waktu berkahirnya sesuai dengan masa jabatan pemerintahan tersebut. Ada pula dengan faktor kesengajaan yaitu pemerintahan berakhir karena permintaan dari masyarakat untuk berhenti atau berkahirnya suatu pemerintah seperti halnya pada zaman pemerintahan Soeharto di Indonesia. Dan ada pula dengan kehendak anggota pemerintah tersebut untuk mengakhiri masa pemerintahannya dengan cara pengunduran diri.

Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa berakhirnya suatu negara tidak bisa disamakan dengan berakhirnya suatu pemerintahan. Karena suatu negara akan berkahir dengan faktor yang sangat fundamental sedangkan berakhirnya suatu pemerintahan bisa berupa dengan faktor instrumental. Berakhirnya pemerintahan bukan berarti berakhirnya suatu negara. Namun, berkahirnya suatu negara secara otomatis pemerintahan pun berkahir juga.

Referensi

Dokumen terkait

Ketiga hasil analisis keberadaan pengaruh hari terhadap kadar etanol pada ketiga perasan buah memberikan hasil yang sama sehingga diperoleh kesimpulan yang sama.. Kesimpulan

Pada saat obyek yang sudah dibuat tersebut memanggil overridden method pada parent class, kompiler Java akan melakukan invocation (pemanggilan) terhadap

Adalah sebuah method atau fungsi yang diekseskusi ketika sebuah kelas diinisialisasi, secara default sebuah Java Class memiliki 1 buah konstruktor tanpa parameter, konstruktor ini

Energi ikat total produk lebih besar daripada energi ikat total reaktan (DH < 0), dan tingkat ketidakteraturan produk lebih rendah daripada tingkat

Hukum Tanah Nasional yang diatur dalam Undang-Undang No.5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA) Undang-Undang No 5 tahun 1960, pada Penjelasan

Sesungguhnya ada salah seorang dari kalian yang beramal dengan amalan penduduk surga hingga jarak antara dirinya dengan surga tinggal sehasta saja, namun takdir yang

Kualifikasi guru dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Bab IV Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bagian Kesatu tentang Pendidik

Hasil Tes untuk pekerjaan yang sesuai dengan Anda sudah bisa dilihat dalam table Pekerjaan, Namun apabila Pekerjaan yang Anda inginkan tidak ada dalam Tabel, maka Anda