• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORITIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORITIS"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

7 A. Laporan Keuangan

1. Pengertian Laporan Keuangan

Menurut PSAK (2009 : 7), laporan keuangan adalah “suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitias”. Laporan keuangan secara umum merupakan bagian dari

pelaporan keuangan. Laporan keuangan merupakan

pertanggungjawaban hasil kinerja manajemen selama periode tertentu atas perusahaan yang telah dipercayakan kepadanya mengenai kondisi keuangan dan hasil-hasil operasional perusahaan yang tercermin dalam laporan tersebut.

Laporan keuangan adalah “ sebuah laporan yang diterbitkan oleh perusahaan untuk para pemegang sahamnya” (Ahmad, 2010 : 13). Laporan ini memuat laporan keuangan dasar dan juga analisis manajemen atas operasi tahun lalu dan pendapat mengenai prospek-prospek perusahaan dimasa mendatang.

2. Tujuan Laporan Keuangan

Menurut PSAK (2009 : 3), tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, serta

(2)

perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. 3. Komponen Laporan Keuangan

Menurut PSAK No.1 (2009) laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini :

a. Neraca

Neraca merupakan elemen dari laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai posisi keuangan perusahaan pada saat tertentu. Neraca pada umumnya memiliki tiga unsur didalamnya yaitu aktiva, kewajiban dan ekuitas.

b. Laporan Laba/Rugi

Adalah unsur laporan keuangan yang secara sistematis menyajikan hasil usaha perusahaan dalam periode waktu tertentu. Laporan laba rugi menyediakan informasi mengenai penentuan profitabilitas, nilai investasi, dan kelayakan kredit atau kemampuan perushaan melunasi pinjaman yang diperlukan investor dan kreditor untuk membantu mereka memprediksi jumlah, penetapan waktu dan kepastian dari arus kas masa depan.

c. Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan Perubahan Ekuitas adalah unsur laporan keuangan yang secara sistematis menyajikan informasi mengenai perubahan ekuitas perusahaan akibat operasi perusahaan dan transaksi dengan pemilik pada suatu periode akuntansi tertentu, operasi, investasi dan pendanaan.

d. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas adalah laporan yang dapat memberikan informasi tentang kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas selama satu periode tertentu. Laporan arus menyajikan secara sistematis informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas selama satu periode tertentu berdasarkan aktivitas. Laporan arus kas terdiri dari : laporan arus kas operasi, laporan arus kas pendanaan, dan laporan arus kas investasi.

e. Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas harus berkaitan denagn informasi yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan.

(3)

4. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

Menurut PSAK (2009 : 5), karakteristik kualitatif merupakan “ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pengguna”. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok menurut PSAK (2009 : 5), yaitu :

a. Dapat dipahami

Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahan untuk segera dapat dipahami oleh pengguna.

b. Relevan

Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan apabila dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi pengguna di masa lalu.

c. Keandalan

Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan penggunanya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau secara wajar diharapkan dapat disajikan.

d. Dapat Diperbandingkan

Pengguna harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecendrungan (tren) posisi dan kinerja keuangan. Pengguna juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk perusahaan tersebut, antar periode perusahaan yang sama dan umur perusahaan yang berbeda.

(4)

B. Akuntansi

1. Pengertian Akuntansi

Akuntansi menurut AICPA dalam Sofyan (2011 : 5) :

Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran dengan cara tertentu dan dalam ukuran moneter, transaksi dan kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan dan termasuk menafsirkan hasil-hasilnya.

Definisi akuntansi menurut ASOBAT dalam Sofyan (2011 : 5) yaitu : Proses mengidentifikasikan, mengukur, dan menyampaikan informasi ekonomi sebagai bahan informasi dalam hal mempertimbangkan berbagai alternatif dalam mengambil kesimpulan oleh para pemakainya.

Menurut Hendra (2009 : 6) akuntansi adalah :

Suatu seni atau kecakapan dalam mencatat, mengklasifikasikan, menggolongkan, mengikhtisarkan dengan suatu metode tertentu (secara standar) dalam satuan uang atas semua transaksi yang bersifat keuangan serta ditafsirkan atas hasil pencatatan tersebut secara periodik dan historis.

Definisi selanjutnya terdapat pada APB No. 4 dalam Sofyan (2011 : 5) menjelaskan akuntansi sebagai :

Suatu aktivitas jasa yang memiliki fungsi menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan tentang satuan-satuan ekonomi yang dapat bermanfaat dalam menetapkan pilihan-pilihan yang logis diantara berbagai tindakan alternatif.

2. Informasi Akuntansi

Belkaoui (2000) dalam (Aiza, 2007) mendefinisikan informasi akuntansi sebagai informasi kuantitatif tentang entitas ekonomi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan ekonomi dalam menentukan pilihan-pilihan diantara alternatif-alternatif tindakan.

(5)

Holmes dan Nicholls (1988) dalam (Aiza, 2007), mengklasifikasikan informasi akuntansi dalam tiga jenis yang berbeda menurut manfaatnya bagi para pemakai, yaitu:

a) statutory accounting information, merupakan informasi yang harus disiapkan sesuai dengan peraturan yang ada;

b) budgetary information, yaitu informasi akuntansi yang disajikan dalam bentuk anggaran yang berguna bagi pihak internal dalam perencanaan, penilaian dan pengambilan keputusan;

c) additional accounting information, yaitu informasi akuntansi lain yang disiapkan perusahaan guna meningkatkan efektifitas pengambilan keputusan manajer.

C. Pasar Modal

1. Pengertian Pasar modal

Menurut Dermawan (2006 : 16) pasar modal adalah :

Semua pasar yang terorganisasi dan lembaga-lembaga yang memperdagangkan warkat-warkat kredit (biasanya yang berjangka waktu lebih dari satu tahun) termasuk saham-saham, obligasi, hipotek dan tabungan serta deposito berjangka.

Menurut Undang - Undang Nomor 8 Tahun 1995 dalam Hendy (2008 : 21), Pasar Modal didefinisikan sebagai :

Kegiatan yang bersangkutan dengan : penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, dan lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.

(6)

2. Keuntungan dan Kerugian Berinvestasi di Pasar Modal

Keuntungan berinvestasi di pasar modal menurut Dermawan (2006 : 16) adalah :

a. Memperoleh dividen, yaitu bagian keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham.

b. Memperoleh capital gain, yaitu keuntungan yang diperoleh dari hasil jual beli saham, berupa selisih antara nilai jual yang lebih tinggi daripada nilai beli saham.

c. Nilai atau harga saham meningkat sejalan dengan waktu dan sejalan dengan perkembangan atau kinerja perusahaan.

d. Saham, dapat dijadikan jaminan (agunan) ke bank untuk memperoleh kredit, baik agunan pokok atau agunan tambahan. Sedangkan kerugian berinvestasi menurut Dermawan (2006 : 16) adalah:

a. Memperoleh capital loss, yaitu kerugian yang diderita dari hasil jual beli saham, berupa selisih antara nilai jual yang lebih rendah daripada nilai beli saham.

b. Menghadapi opportuniti loss, kerugian karena memilih alternatif berinvestasi di pasar modal bila dibandingkan menanamkan dananya dalam deposito.

c. Kerugian yang timbul apabila perusahaan dilikuidasi, namun bila likuidasinya lebih rendah dari harga beli saham.

3. Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal

Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal Menurut Hendy (2008 :23) terdiri dari :

a. Penjamin Emisi (underwriter).

Merupakan pihak yang paling banyak keterlibatannya dalam membantu emiten dalam rangka penerbitan saham. Kegiatan yang dilakukan penjamin emisi antara lain: menyiapkan berbagai dokumen, membantu menyiapkan prospektus, dan memberikan penjaminan atas penerbitan.

b. Notaris

Bertugas untuk membuat akta-akta perubahan anggaran dasar, akta perjanjian-perjanjian dalam rangka penawaran umum dan juga notulen-notulen rapat.

(7)

c. Akuntan Publik (Auditor Independen)

Bertugas melakukan audit atau pemeriksaan atas laporan keuangan calon emiten.

d. Konsultan Hukum

Bertugas untuk memberikan penelaahan dan pendapat dari segi hukum (legal opinion).

e. Perusahaan penilai

Bertugas untuk melakukan penilaian terhadap aktiva tetap perusahaan dan menentukan nilai wajar dari aktiva tetap tersebut. f. Biro administrasi efek

Lembaga yang membantu emiten untuk mengadministrasikan seluruh kegiatan yang berkaitan dengan efek-efek yang ditawarkan oleh emiten kepada masyarakat dengan biaya yang lebih ekonomis daripada administrasi tersebut dilakukan sendiri oleh emiten. g. Pemeringkat efek indonesia (PEFINDO)

Adalah lembaga penunjang pasar modal yang identik dengan penerbitan obligasi atau surat utang yang bertujuan untuk memberikan pendapat (independen, objektif dan jujur) mengenai risiko suatu Efek Utang.

h. Wali amanat merupakan lembaga penunjang yang berperan dalam hal penerbitan obligasi atau surat utang.

4. Instrumen di Pasar Modal Indonesia

Menurut keputusan Presiden Nomor 53 tahun 1990 tanggal 10 Nopember 1990 dan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1548/ KMK.013/1990 tentang Pasar Modal tanggal 4 Desenber 1990, dalam Dermawan (2006 : 21), definisi efek adalah :

Setiap surat pengakuan hutang, surat berharga komersial, saham obligasi sekuritas kredit, tanda bukti hutang, setiap rights, warrant, opsi atau setiap turunan/derifatif dari efek, atau setiap instrumen yang ditetapkan BAPEPAM.

Instrumen yang ada di pasar modal Indonesia menurut Dermawan (2006 :22) yaitu efek yang terdiri dari :

(8)

a. Saham

Adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas atau yang biasa disebut emiten. Saham menyatakan bahwa pemilik saham tersebut juga pemilik sebagian dari perusahaan itu.

b. Obligasi dan obligasi konversi

Obligasi adalah suatu surat pengakuan hutang atas pinjaman yang diterima oleh perusahaan penerbit obligsi dari masyarakat, jangka waktu obligasi telah ditetapkan dan disertai dengan pemberian imbalan bunga yang jumlah dan saat pembayarannya juga telah ditetapkan dalam perjanjian.

Sedangkan obligasi konversi adalah bukti hutang suatu perusahaan yang mengandung janji pembayaran bunga dan dapat ditukar dengan saham biasa perusahaan dengan harga dan jangka waktu yang ditentukan.

c. Bukti Right

Bukti Right atau yang biasa dikenal dengan Bukti Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu adalah hak yang melekat pada saham yang memungkinkan para pemegang saham untuk membeli saham baru yang akan diterbitkan oleh perusahaan sebelum saham-saham tersebut ditawarkan pada pihak lain. Jika pemegang saham-saham tidak bermaksud untuk menggunakan haknya (membeli saham), maka bukti right yang dimiliki dapat diperjualbelikan di bursa. d. Waran

Menurut peraturan BAPEPEAM, waran adalah efek yang diterbitkan oleh suatu perusahaan, yang memberi hak kepada pemegang efek untuk memesan saham dari perusahaan tersebut pada harga tertentu untuk enam bulan atau lebih.

5. Go Public

Pada dasarnya, pasar modal merupakan sarana pembiayaan usaha. Melaui penerbitan saham atau obligsai, perusahaan dapat membiayai berbagai kebutuhan modal (capital expenditure) jangka panjang, tanpa tergantung pinjaman bank atau pinjaman luar negeri. Pendanaan melalui pasar modal merupakan mekanisme pendanaan yang banyak ditempuh perusahaan karena memiliki beberapa kelebihan yang sesuai

(9)

dengan kebutuhan perusahaan khususnya untuk perusahaan dengan skala usaha menengah dan besar, Hendy (2008 : 3). Penawaran Umum atau sering pula disebut Go Public menurut Hendy (2008 :76) adalah :

Kegiatan penawaran saham atau efek lainnya yang dilakukan oleh emiten (perusahaan yang akan go public) untuk menjual saham atau efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur oleh UU pasar modal dan peraturan pelaksanaannya.

Umumnya pada perusahaan privat, keputusan untuk go public atau menawarkan saham kepada publik adalah sesuatu yang baru. Keputusan untuk menjual sebagian sahamnya pada masyarakat dalam hal ini investor, disebabkan karena perusahaan ingin meningkatkan returnnya dengan menambah investasi. Bagi perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh manajer, pegawai dan pemegang saham lainnya, keputusan untuk masuk dalam pasar bursa atau yang disebut go public merupakan keputusan penting (Aiza: 2007).

Menurut (Yohanes dkk, 2004 dalam Aiza, 2007) mengatakan jika perusahaan berkembang, kebutuhan modal sangat dirasakan, maka perlu untuk menambah modal dengan cara menambah kepemilikan saham baru. Salah satunya adalah dengan masuk dalam pasar modal dengan melemparkan saham-saham perusahaan pada publik dalam hal ini adalah investor.

Menurut Hendy (2008 : 76), Penawaran Umum mencakup kegiatan-kegiatan berikut:

(10)

a. Periode Pasar Perdana yaitu ketika Efek ditawarkan kepada pemodal oleh Penjamin Emisi melalui para Agen Penjual yang ditunjuk.

b. Penjatahan Saham yaitu pengalokasian Efek pesanan para pemodal sesuai dengan jumlah Efek yang tersedia.

c. Pencatatan Efek di Bursa, yaitu saat Efek tersebut mulai diperdagangkan di Bursa.

Menurut (Brigham,2002 dalam Emilia dkk, 2008), “Go public means selling some of a company’s stock to outside investors and then letting the stock trade in public markets”. Ketika suatu perusahaan memutuskan untuk go public maka ia akan melakukan penawaran saham perdana atau Initial Public Offerings (IPO).

Manfaat yang akan diperoleh perusahaan yang go public menurut (Brigham,2002 dalam Emilia dkk, 2008) adalah:

a. Memungkinkan pemilik perusahaan untuk melakukan diversifikasi usaha.

b. Meningkatkan likuiditas.

c. Memungkinkan perusahaan untuk memperoleh uang kas sewaktu-sewaktu.

d. Meningkatkan nilai perusahaan.

e. Menciptkan harga negosiasi ketika perusahaan hendak diakuisisi atau mengakuisisi perusahaan lain.

f. Meningkatkan pasar yang potensial karena pemegang saham, khususnya individu akan cenderung menjadi konsumen yang setia.

Sedangkan, menurut Hendy (2008 : 78), terdapat beberapa konsekuensi yang harus ditanngung emiten ketika telah berubah menjadi perusahaan publik, antara lain :

a. Keharusan untuk melakukan keterbukaan informasi secara penuh kepada publik (full disclosure).

b. Transformasi manajemen menjadi perusahaan yang lebih profesional, transparan, kredibel dan memenuhi tuntutan Good Corporate Governance.

(11)

c. Perusahaan wajib membagi dividen kepada para pemegang saham secara proporsional.

d. Membayar biaya yang bekaitan dengan saham perusahaan, seperti biaya pencatatan saham di bursa efek, membayar jasa Biro Administrasi Efek (BAE).

6. Initial Public Offering (IPO)

Dalam proses go public sebelum saham diperdagangkan di pasar sekunder saham terlebih dahulu dijual di pasar perdana (primary market) yang biasa disebut dengan IPO atau Initial Public Offering (Sri, 2005 dalam Aiza, 2007) .Penawaran perdana saham atau Initial Public Offerinng (IPO) merupakan “suatu mekanisme dimana perusahaan untuk pertama kali mengeluarkan saham baru yang kemudian ditawarkan kepada publik”, (Hendy, 2008 : 76).

Initial Public Offering (IPO) adalah penjualan pertama saham umum sebuah perusahaan kepada investor (Aiza : 2007). Perusahaan tersebut akan menerbitkan hanya saham-saham pertama, namun bisa juga menawarkan saham kedua. Biasanya perusahaan tersebut akan merekrut seorang penjamin emisi untuk menjamin penawaran saham dan prospektus. Penawaran pertama dari saham kepada investor dinamakan pasar pertama dan perdagangan selanjutnya disebut pasar kedua.

Kegiatan mendaftarkan emiten pada bursa efek melalui pihak ketiga dalam hal ini adalah underwriter, dan menjual saham pada investor adalah kegiatan yang disebut IPO atau melemparkan saham pada publik. Penetapan harga IPO sangat penting, mengingat

(12)

penetapan IPO menentukan suskses tidaknya IPO tersebut., IPO bisa sukses apabila sahamnya diminati investor.

Saham perusahaan pada awalnya ditawarkan di pasar pertama, yaitu kepada penjamin emisi (underwriter) sebagai pihak ketiga yang melakukan negosiasi kesepakatan harga saham dengan perusahaan. Bagi perusahaan harga saham di pasar perdana ditawarkan dengan harga yang setinggi-tingginya. Sebaliknya bagi penjamin emisi harga akan disepakati pada harga terendah, karena akan mengurangi resiko pada pasar sekunder atau bursa efek.

Dalam IPO terdapat tiga pelaku yang berperan penting dalam menentukan harga saham, yaitu perusahaan (emiten), underwriter, dan para investor. Perusahaan dan underwriter berperan dalam menentukan harga saham di pasar perdana, dan underwriter memiliki informasi yang tidak dimiliki oleh perusahaan mengenai pasar saham. Sedangkan informasi yang dimiliki oleh investor berbeda dengan informasi yang dimiliki oleh underwriter. Perbedaan informasi inilah yang akan menentukan harga saham di pasar sekunder.

Secara kronologis jalur yang ditempuh emiten hingga listing di Bursa Efek adalah sebagai berikut, (Hendy, 2008 : 93 - 94) :

1. Emiten mengajukan permohonan pencatatan ke bursa dan kemudian bursa efek akan mengevaluasi permohonan tersebut apakah sesuai dengan ketentuan pencatatan di bursa. Selanjutnya calon emiten tersebut melakukan presentasi seputar kinerja perusahaannya.

2. Jika memenuhi syarat, bursa efek akan memberikan surat persetujuan prinsip pencatatan yang dikenal dengan istilah perjanjian pendahuluan.

(13)

3. Selanjutnua calon emiten mengajukan pernyataan pendaftaran ke BAPEPEAM- LK.

4. Apabila telah mendapat pernyataan efektif dari BAPEPEAM, maka calon emiten melakukan proses penawaran umum atau disebut juga Initial Public Offering.

5. Emiten membayar biaya pencatatan.

6. Akhirnya emiten tercatat di bursa efek dan bursa efek mengumumkan pencatatan efek tersebut di bursa.

Menurut Hendy (2008 : 99), proses IPO saham sejak masa persiapan hingga listing di bursa efek, dapat dikelompokkan menjadi 4 tahapan berikut:

1. Tahap Persiapan

Tahapan ini merupakan tahapan awal dalam rangka mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan proses Penawaran Umum. Pada tahap yang paling awal perusahaan yang akan menerbitkan saham terlebih dahulu melakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk meminta persetujuan para pemegang saham dalam rangka Penawaran Umum saham. Setelah mendapat persetujuan, selanjutnya emiten melakukan penunjukan penjamin emisi serta lembaga dan profesi penunjang pasar modal seperti akuntan publik, konsultan hukum, penilai, dan notaris. 2. Tahap Pengajuan Pernyataan Pendaftaran

Pada tahap ini, dilengkapi dengan dokumen-dokumen pendukung (laporan keuangan yang telah diaudit, pendapat dari konsultan hukum dan berbagai dokumen lainnya) menyampaikan pendaftaran kepada Badan Pengawas Pasar Modal hingga Bapepam menyatakan Pernyataan Pendaftaran menjadi Efektif. Pernyataan efefktif dari Bapepam merupakan „tiket‟ bagi perusahaan untuk melakukan Penawaran Umum di Pasar Perdana. 3. Tahap Penawaran Saham

Tahapan ini merupakan tahapan utama, karena pada waktu inilah emiten menawarkan saham kepada masyarakat investor. Investor dapat membeli saham tersebut melalui agen-agen penjual yang telah ditunjuk. Masa Penawaran sekurang-kurangnya tiga hari kerja. Perlu diingat pula bahwa tidak seluruh keinginan investor terpenuhi dalam tahapan ini. Misal, saham yang dilepas ke pasar perdana sebanyak 100 juta saham sementara yang ingin dibeli seluruh investor berjumlah 150 juta saham. Jika investor tidak mendapatkan saham pada pasar perdana, maka investor tersebut

(14)

dapat membeli di pasar sekunder yaitu setelah saham dicatatkan di Bursa Efek.

4. Tahap Pencatatan Saham di Bursa Efek

Setelah selesai penjualan saham di pasar perdana, selanjutnya saham tersebut dicatatkan di Bursa Efek Indonesia. D. Saham

1. Pengertian Saham

Menurut Dermawan (2006 : 22), saham adalah :

Surat berharga yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas atau yang biasa disebut emiten. Saham menyatakan bahwa pemilik saham tersebut juga pemilik sebagian dari perusahaan itu.

2. Jenis Saham

Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim, saham dibagi menjadi :

a. Saham biasa (Common Stock) adalah “kelompok saham yang mencerminkan hak kepemilikan serta memiliki risiko tinggi dan pengembalian tinggi atas kinerja perusahaan”, (Subramanyam, 2010 : 228). Saham biasa memiliki karakteristik:

1. Hak klaim terakhir atas aktiva perusahaan jika perusahaan di likuidasi.

2. Hak suara proporsional pada pemilihan direksi serta keputusan lain yang ditetapkan pada Rapat Umum Pemegang Saham. 3. Dividen, jika perusahaan memperoleh laba dan disetujui di

dalam Rapat Umum Pemegang Saham. 4. Hak tanggung jawab yang terbatas.

5. Hak memesan efek terlebih dahulu sebelum efek tersebut ditawarkan kepada masyarakat. (Rusdin, 2006 : 70).

b. Saham Preferen (Preferred Stock ) adalah “ saham yang diberi prioritas diatas saham biasa dalam hal dividen”, (Brealey, 2008 : 392).

(15)

Sedangkan menurut (Subramanyam, 2010 : 227) yang dimaksud dengan saham preferen (preferred stock) adalah “kelompok khusus saham yang memiliki fitur yang tidak dimiliki oleh saham biasa”,. Karakteristik saham preferen menurut (Rusdin, 2006 : 71) adalah : 1. Pembayaran dividen dalam jumlah yang tetap.

2. Hak klaim lebih dahulu dibanding saham biasa jika perusahaan dilikuidasi.

3. Dapat dikonversikan menjadi saham biasa.

Menurut Rusdin (2006 : 69) ditinjau dari cara peralihannya, saham dibedakan atas :

a. Saham atas unjuk (Bearer Stock) adalah saham yang tidak ditulis nama pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lain.

b. Saham atas nama (Registered Stock) adalah saham yang ditulis dengan jelas siapa pemiliknya, dimana cara peralihannya melalui prosedur tertentu yaitu dengan dokumen peralihan dan kemudian nama pemiliknya dicatat dalam buku perusahaan yang khusus membuat daftar nama pemegang saham.

3. Keuntungan Membeli Saham

Keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau memiliki saham, yaitu :

a. Dividen adalah “pembayaran yang berasal dari pendapatan/ laba perusahaan kepada pemegang saham, dalam bentuk kas atau saham” (Jordan, 2009 : 208). Dividen adalah keuntungan atas saham. Keuntungan perusahaan tersebut dibagikan kepada pemegang saham. Dividen dapat berupa kas atau uang tunai maupun penambahan modal saham.

(16)

b. Capital Gain adalah keuntungan atas saham yang dijual. Dimana harga jual sahamnya melebihi harga belinya.

4. Pasar Saham

Menurut Jordan (2009 : 361), bursa saham dibedakan menjadi :

a. Pasar primer (primary market) adalah “pasar dimana sekuritas-sekuritas baru pada awalnya dijual kepada para investor”. Pada pasar ini, perusahaan menjual sekuritas untuk mendapatkan uang. Di pasar inilah lembar-lembar saham untuk pertama kalinya diperkenalkan di pasar dan dijual kepada para investor.

b. Pasar sekunder (secondary market) adalah “pasar dimana sekuritas yang telah diterbitkan sebelumnya diperdagangkan diantara para investor”. Dalam pasar ini, saham-saham yang sudah ada diperdagangkan diantara para investor.

Menurut Hendra (2009 : 31) yang dimaksud denga pasar perdana / primary market yaitu :

Kesempatan yang diberikan kepada perusahaan antara saaat izin go publik diberikan sampai dengan waktu tertentu sesuai dengan perjanjian emiten dengan penjamin emisi, pada saat itu saham-saham ditawarkan diluar bursa dengan harga yang telah disepakati emiten dan penjamin emisi.

Pasar sekunder yaitu: “Kesempatan diberikan setelah saham perusahaan didaftarkan di bursa dan pasar perdana ditutup” (Hendra, 2009 : 31). Di pasar inilah terjadi jual beli saham yang mengakibatkan terjadinya pergantian kepemilikan saham.

(17)

E. Initial Return

Initial return adalah keuntungan yang didapat pemegang saham karena harga saham yang dibeli dipasar perdana lebih rendah dengan harga jual saham yang bersangkutan di pasar sekunder. Saham yang dipasarkan di Bursa Efek Indonesia memiliki satuan nominal yang berbeda sementara aturan perubahan pergerakan perdagangan baru disesuaikan berikutnya. Nilai nominal saham yang tinggi relatif menghasilkan nilai prosentase initial return yang kecil walaupun secara nominal memiliki nilai yang sama (Emilia dkk, 2008).

Harga penawaran saham di pasar perdana adalah hasil kesepakatan antara emiten dengan underwriter. Setelah melakukan Penawaran Perdana, saham diperjual-belikan di pasar sekunder dimana harga saham ditentukan oleh kuatnya penawaran dan permintaan akan saham. Prosentase selisih harga saham di pasar sekunder dibandingkan dengan harga saham pada Penawaran Perdana menjadi ukuran besarnya initial return. Apabila harga saham di pasar sekunder pada hari pertama perdagangan saham secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan harga penawaran di pasar perdana maka saham mengalami underpricing (Helen, 2005).

Keterbatasan informasi mengenai perusahaan IPO dapat menjadi pemicu terjadinya underpricing. Informasi tentang perusahaan yang melakukan IPO yang terbatas menyulitkan investor untuk menilai tingkat keuntungan dan risiko yang sebenarnya dari saham IPO. Karena perusahaan yang melakukan IPO sebelumnya adalah perusahaan privat,

(18)

dimana tidak ada kewajiban bagi perusahaan privat untuk memberikan informasi mengenai perusahaannya kepada publik maka private information sangat sulit untuk diperoleh dan membutuhkan biaya yang besar untuk mendapatkannya. Sebagai kompensasi dari tingkat kesulitan tersebut maka investor dengan private information pantas untuk menikmati initial return yang tinggi. Initial Return dapat dihitung dengan rumus (Helen, 2005) :

Initial Return = (Harga Penutupan di hari pertama bursa – harga perdana)

Harga Perdana

F. Variabel – variabel yang mempengaruhi Initial Return 1) Earnings Per Share (EPS)

Earnings per Share atau laba per saham adalah rasio yang mengukur pendapatan bersih perusahaan pada suatu periode dibagi dengan jumlah saham yang beredar. (Gill, 2003 dalam Helen, 2005) menyatakan bahwa perusahaan yang mapan umumnya mempunyai rasio EPS tinggi sedangkan perusahaan yang berusia muda mempunyai kecenderungan EPS yang rendah. Laba per saham atau Earnings per Share mencerminkan informasi mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas yang baik di masa yang akan datang yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan perusahaan, Emilia dkk (2008). Semakin tinggi EPS, maka semakin besar juga harga saham yang menyebabkan semakin

(19)

banyak investor yang ingin berinvestasi dalam perusahaan tersebut. Sehingga saham yang dibeli investor juga semakin banyak yang akhirnya membuat initial returnya juga semakin tinggi.

Earnings per Share adalah “jumlah laba yang menjadi hak untuk setiap pemegang satu lembar saham biasa”, (Dwi, 2005 : 98). Rasio ini digunakan untuk menganalisis risiko dan membandingkan pendapatan per lembar saham perusahaan dengan perusahaan lain.

Ketika investor mengevaluasi performance dari perusahaan, investor tidak cukup hanya mengetahui apakah income suatu perusahaan mengalami kenaikan atau penurunan, investor juga perlu mencermati bagaimana perubahan income berakibat terhadap investasinya, (Helen, 2005). EPS dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Earnings Per Share = laba bersih

Jumlah lembar saham yang beredar 2) Return On Equity (ROE)

ROE merupakan salah satu rasio profibalitas. Yang dimaksud dengan rasio profitabilitas, yaitu “ rasio yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keutungan”, (Kasmir, 2010 : 196). Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh

(20)

laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi, Kasmir ( 2010 : 196).

ROE (Return On Equity) atau rentabilitas modal sendiri merupakan “rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri”, (Kasmir, 2010 : 204). Menurut Benny (2005), ROE digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan cara memanfaatkan modal saham yang ada. ROE merupakan ukuran pofitabilitas dari sudut pandang pemegang saham. ROE yang tinggi membuat perusahaaan mampu menghasilkan laba di masa mendatang. Laba merupakan informasi penting bagi investor sebagai pertimbangan dalam menanamkan modalnya pada suatu perusahaan. Profit yang tinggi suatu perusahaan akan mengurangi ketidakpastian bagi investor sehingga menurunkan underpricing yang berarti initial returnya menjadi rendah, tetapi untuk jangka panjangnya setelah masuk ke pasar sekunder kemungkinan investor akan mendapat return (pengembalian) yang tinggi. ROE dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut (Kasmir, 2010 : 204) :

Return On Equity = Eanings After Interest And Tax x 100% Equity

3) Financial Leverage (FL)

Financial Leverage menggambarkan tingkat risiko dari perusahaan yaitu dengan menggambarkan seberapa besar hutang

(21)

yang dimiliki suatu perusahaan dapat ditutup dengan aktiva yang dimilikinya atau maembayar hutang dengan aktivanya. Semakin tinggi financial leverage suatu perusahaan maka semakin tinggi pula tingkat risiko yang dihadapi perusahaan yang berarti semakin tinggi financial leverage perusahaan semakin tinggi pula faktor ketidakpastian akan perusahaan sehingga initial returnnya menjadi rendah karena perusahaan harus menanggung hutangnya terlebih dahulu. Ukuran perusahaan turut menentukan tingkat kepercayaan investor. Semakin besar perusahaan, semakin dikenal masyarakat yang berarti semakin mudah untuk mendapatkan informasi mengenai perusahaan. Kemudahan mendapatkan informasi akan meningkatkan kepercayaan investor dan mengurangi faktor ketidakpastian yang berarti risiko underpricing lebih kecil dan ekspektasi initial return lebih rendah, (Helen, 2005).

Financial leverage adalah perbandingan antara total hutang (liabilities) dengan total aktiva pada tahun terakhir sebelum IPO (Helen, 2005), dapat dirumuskan dengan :

Tingkat Leverage = Total Hutang x 100% Total Aktiva

4) Total Assets Turnover (TATO)

TATO merupakan salah satu rasio aktivitas, yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan aktiva yang dimilikinya atau perputaran dari

(22)

aktiva-aktiva tersebut, Benny (2007). TATO digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva, Kasmir (2010 : 186). Rumus untuk mencari Total Asset Turn Over adalah sebagai berikut :

Total Assets Turnover = Penjualan (Sales) Total Aktiva (Total Assets)

Nilai TATO yang tinggi akan menarik investor untuk terus berinvestasi di perusahaan tersebut dan akan menaikkan nilai saham tersebut. Dengan demikian diduga semakin besar nilai TATO suatu peruahaan maka semakin besar initial return.

G. Review Penelitian

Hasil penelitian Helen (2005) berhasil membuktikan bahwa Informasi akuntansi (tingkat leverage) dan informasi non akuntansi (prosentase pemegang saham lama) mempengaruhi intial return secara statistis signifikan. Sedangkan informasi akuntansi lainnya, (Ukuran Perusahaan, EPS, PER) dan informasi non akuntansi lain (reputasi auditor, reputasi underwriter, dan pengaruh industri) tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap Initial Return.

Hasil penelitian Aiza (2007) membuktikan bahwa hanya ada satu dari enam variabel tersebut yaitu ROA, financial leverage, firm size, reputasi underwriter, reputasi auditor, dan umur perusahaan yang berpengaruh

(23)

terhadap underpricing yaitu variabel ukuran perusahaan (firm size) yang temasuk informasi akuntansi. Sedangkan informasi lain yang digunakan dalam penelitian ini tidak ada yang berpengaruh terhadap underpricing, selain ukuran perusahaan.

Hasil penelitian Benny (2007) menunjukkan bahwa secara parsial variabel total assets turnover, prosentase penawaran saham, ROE berpengaruh signifikan terhadap return awal dipasar perdana pada alpha 0,05. Current ratio, Debt To Equity Ratio, Earning Per Share, Umur perusahaan, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap Initial Return.

Hasil penelitian Emilia, dkk (2008) menunjukkan bahwa Reputasi underwriter, Reputasi auditor, secara positif tidak berpengaruh signifikan terhadap initial return 1 (satu) hari. Nilai penawaran saham, secara negatif berpengaruh signifikan terhadap initial return 1 (satu) hari. Prosentase penawaran dan earnings per share saham secara negatif tidak berpengaruh signifikan terhadap initial return 1 (satu) hari.

Hasil penelitian Misnen (2003) menunjukkan bahwa earnings per share yang berpengaruh signifikan terhadap initial return. Sementara variabel lainnya, yaitu rate of return on total asset (ROA), financial leverage, ukuran penawaran (proceed), pertumbuhan laba, current ratio, dan besaran perusahaan tidak berpengaruh terhadap initial return.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini keuntungan usaha tersebut dilihat dari perubahan keuntungan usaha dengan menggunakann variabel perubahan omset penjualan, jarak, dan diversifikasi produk dari

Dalam penyusunan laporan akhir ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, serta

Hasil evaluasi pembelajaran tersebut belum optimal sebab masih banyak siswa yang mendapat nilai di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 75.Hasil catatan lapangan pada

khamir Pichia kudriavzeevii pada substrat nira nipah dan jumlah etanol yang.. dihasilkan oleh gabungan kedua jenis khamir pada substrat nira aren

Etimologi Pemerintahan bukan hanya pengetahuan belaka yang dipelajari untuk dijadikan pengetahuan tentang asal-muasal kata tetapi lebih dari itu, pelajaran tentang

65 dilakukan dosen, antara lain: (1) menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) materi Geografi Desa Kota; (2) menyiapkan power point serta media gambar

nilai p>0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa pengaruh resorpsi akar gigi molar bawah sulung fisiologis dan patologis terhadap tumbuh kembang gigi premolar satu

Berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Panitia Pengadaan Barang dan Jasa dilingkungan Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Pelalawan Kegiatan Pembangunan / Peningkatan