• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

15

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Perkembangan teknologi yang semakin meningkat tidak menutup kemungkinan tingkat persaingan di antara perusahaan juga memiliki peningkatan sehingga perusahaan yang tidak memiliki kemampuan dalam mengimbangi perkembangan teknologi, posisi perusahaan dapat terancam dengan perusahaan – perusahaan lain yang memiliki kemampuan untuk selalu mengikuti perkembangan teknologi yang semakin maju saat ini. Selain perkembangan teknologi yang dapat memengaruhi perusahaan, sumber daya manusia juga dapat memengaruhi sebuah perusahaan. Perusahaan yang memiliki sumber daya manusia yang sesuai baik segi kuantitatif, kualitatif, strategi, operasional, dan fungsional maka perusahaan akan mampu mempertahankan posisi perusahaan dan perusahaan dapat berkembang menjadi lebih besar di masa yang akan datang. Sehingga dapat dirumuskan faktor – faktor yang dapat menjadikan perusahaan menjadi unggul dan kompetitif ialah faktor Teknologi dan Faktor Sumber Daya Manusia.

PT. Dirgantara Indonesia merupakan perusahaan pesawat terbang yang berskala nasional yang menjadi satu-satunya perusahaan yang merakit pesawat di Indonesia. Sehingga kelangsungan produksi PT. Dirgantara Indonesia harus tetap terjaga. Oleh karena itu PT. Dirgantara Indonesia harus memperhatikan dua faktor yaitu teknologi dan sumber daya manusia. Jika kedua faktor dapat terpenuhi maka PT. Dirgantara Indonesia akan menjadi perusahaan maju dan tidak mudah tersaingi ke depannya.

Selain memberikan kontribusi dalam bidang transportasi yaitu pesawat terbang PT. Dirgantara Indonesia juga menangani dalam perakitan dan perawatan (Maintenance) pesawat. Dalam perawatan yang dilakukan, PT. Dirgantara Indonesia memiliki

(2)

16

Departemen yang bertanggung jawab untuk proses perawatan dan perbaikan yaitu Departemen Maintenance yang merupakan bawahan dari Divisi Operation.

Dalam Departemen Maintenance memiliki beberapa bidang seperti yang dijelaskan pada Gambar I.1 :

Gambar I.1 Struktur Organisasi Departemen Maintenance

Pada Gambar I.1 dapat dilihat Departemen Maintenance dipimpin dengan seorang

manager dan memiliki empat bidang. Masing - masing bidang memiliki penanggung

jawab seorang supervisor. Berdasarkan observasi data yang dilakukan pada bulan Desember 2012, Departemen Maintenance memiliki 69 karyawan yang terdiri dari 1 manager, 32 karyawan tetap, 29 karyawan outsourcing (Karyawan kontrak) dan 8 helper (karyawan bantu). Pada Gambar I.2 dan I.3 dapat dilihat tipe karyawan dan latar belakang pendidikan. Manager Maintenance (OE 7000) Supervisor Planning & Control (OE7100) Karyawan Supervisor Machinary & Lab

(OE7200) Karyawan Supervisor Process (OE7300) Karyawan Supervisor Engineering (OE 7400) Karyawan

(3)

17

Gambar I.2 Data Tipe Karyawan yang Bekerja di Departemen Maintenance

Gambar I.3Latar Belakang Pendidikan Karyawan yang Bekerja di Departemen

Maintenance

Karyawan yang bekerja di Departemen Maintenance memiliki latar belakang pendidikan yang beragam mulai dari SLTA hingga S1 namun latar belakang pendidikan didominasi oleh SLTA hal ini dapat mengancam perkembangan PT. Dirgantara Indonesia. SLTA belum memiliki pengetahuan yang cukup luas jika dibanding dengan S1 dan D3. Karyawan yang memiliki latar belakang pendidikan S1 dan D3 merupakan karyawan yang sudah lama bekerja di PT. Dirgantara Indonesia dan akan pensiun bekerja dalam waktu dekat ini. Gambar I.4 menjelaskan karyawan yang akan pensiun bekerja 5 tahun yang akan datang.

(4)

18

Gambar I.4 Data Tahun Pensiun Karyawan Bekerja di Departemen Maintenance

Pada Gambar I.4 dapat dilihat bahwa karyawan yang akan pensiun bekerja hingga tahun 2017 mencapai 29 orang. Karyawan yang akan pensiun bekerja adalah karyawan yang cukup lama bekerja di proses maintenance sehingga banyak mendapat pengalaman serta

knowledge atau pengetahuan yang dapat membantu operasional pekerjaan sehari-hari. Knowledge yang dimiliki oleh karyawan Departemen Maintenance sangat dibutuhkan

untuk dikelola agar saat karyawan pensiun maka pekerjaan yang ada dalam Departemen

Maintenance yang ditangani oleh karyawan yang lain tetap terkontrol dan sesuai dengan

standar yang telah ditetapkan.

Dalam penanganan perbaikan atau perawatan mesin banyak sekali yang menjadi penyebab kerusakan mesin. Alasan kerusakan dapat saja berulang – ulang dengan mesin yang berbeda dan dapat pula mengalami kerusakan dengan mesin yang sama tetapi dengan alasan kerusakan yang berbeda. Kendalanya adalah tidak semua karyawan

maintenance memiliki pemahaman dan pengalaman yang sama dalam menangani

kerusakan mesin. Hal ini mengakibatkan cara perbaikan mesin tertentu yang rusak hanya menjadi tacit knowledge dari karyawan tertentu.

(5)

19

Pengambilan setiap knowledge yang dimiliki oleh karyawan Departemen Maintenance dan disimpan (storage) ke dalam database perusahaan lalu dikumpulkan (sharing) dan didistribusikan untuk karyawan - karyawan lain yang berada dalam Departemen

Maintenance akan membantu meningkatkan kinerja karyawan. Proses bisnis menjadi

lebih cepat dan waktu yang dimiliki menjadi efisien. Knowledge yang telah dikumpulkan dapat digunakan sebagai pedoman yang dimiliki PT. Dirgantara Indonesia. Apabila karyawan yang memiliki knowledge pensiun bekerja maka knowledge yang dimilikinya tetap dapat digunakan oleh karyawan baru. Proses ini dapat didukung dengan pengimplementasian Knowledge Management System di Departemen

Maintenance.

Saat ini dalam mendukung proses pekerjaan yang berguna untuk meringankan pekerjaan. Departemen Maintenance menggunakan sebuah aplikasi sistem informasi yang bernama CMMS (Control Maintenance Management System). Diciptakan pada tahun 2003 dengan menggunakan database Access dan bahasa pemrograman Visual

Basic. Selain menangani pengaturan kegiatan karyawan dan evaluasi kinerja sehari hari

CMMS membantu dalam pengolahan data yang memiliki keterkaitan dengan mesin yang berada di departemen Maintenance sebanyak 889 mesin induk yang ditangani oleh CMMS. Berikut adalah tampilan awal CMMS

(6)

20

Dalam CMMS terdapat empat modul yang merupakan tanggung jawab Departemen

Maintenance. Pada penelitian ini dilakukan pengamatan dan wawancara kepada empat

karyawan Departemen Maintenance yaitu Supervisor Machinery & Lab, Supervisor

Planning & control, Supervisor Material Management dan Staff Admin CMMS dan

didapatkan kondisi bahwa saat ini CMMS mengalami banyak masalah yang dapat mengganggu proses Maintenance. Namun selain masalah yang dimiliki CMMS, CMMS juga memberikan nilai lebih seperti yang dapat dilihat Pada Tabel I.1 :

Tabel I.1 Hasil Pengamatan dan Wawancara Terhadap Karyawan yang Menggunakan CMMS

Indikator Keterangan Baik Buruk

Waktu Waktu yang digunakan untuk mengakses CMMS lama.

Database Database belum lengkap dan tidak update

sehingga banyak data yang terduplikasi. √

Teknologi Teknologi yang digunakan merupakan teknologi yang lama. Penggunaan Database Access.

Kertas Penggunaan kertas menjadi berkurang √ Pekerjaan Pekerjaan karyawan sehari – hari dapat di awasi. √ Penanggung

jawab

Yang bertanggung jawab menangani CMMS hanya seorang.

Dalam Tabel 1.1 yang menjelaskan kelebihan dan kekurangan dari sistem CMMS terdapat kelebihan yang dapat membantu kinerja operasional perusahaan menjadi lebih ringan tetapi kekurangan yang dimiliki CMMS juga dapat mempengaruhi kinerja sehari hari departemen Maintenance. Seperti yang dijelaskan pada poin terakhir di dalam tabel I.1 Penanggung jawab CMMS hanya dipegang oleh seorang karyawan sehingga saat terjadi input data dari semua bidang dalam Departemen Maintenance maka karyawan tersebut melakukan over time dan pulang larut malam. Oleh karena itu dalam penelitian

(7)

21

ini dilakukan peningkatan fitur CMMS menjadi aplikasi Knowledge Management

System yang mampu menangani kinerja operasional tetapi juga berperan dalam proses

pertukaran knowledge antara satu karyawan dengan karyawan yang lain. Saat bidang- bidang tersebut melakukan input data. Dapat dilakukan langsung melalui perwakilan dalam bidang masing masing.

I.2. Perumusan Masalah

Sesuai dengan permasalahan yang telah dipaparkan di latar belakang maka dapat dirumuskan permasalahan yang ada di Departemen Maintenance PT. Dirgantara Indonesia adalah Bagaimana rancangan sistem Knowledge Management System menjadi sebuah aplikasi yang bisa diandalkan dan dijadikan pedoman dalam proses maintenance di PT.Dirgantara Indonesia.

I.3. Tujuan

Menghasilkan aplikasi web sebagai implementasi dari Knowledge Management System yang berfungsi untuk mendukung operasional pekerjaan sehari hari serta penyimpanan dan pendistribusian knowledge pada saat yang tepat.

I.4. Manfaat

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Sebagai Sarana dalam memperbaiki pengelolaan dokumen secara

terkomputerisasi sehingga pekerjaan Departemen Maintenance menjadi lebih efisien.

2. Proses bisnis Departemen Maintenance menjadi lebih cepat.

3. Karyawan PT. Dirgantara Indonesia dapat lebih mudah dalam mengakses

knowledge dan memperoleh informasi yang berhubungan dengan proses maintenance.

4. Karyawan dapat langsung memahami kondisi yang terjadi berkenaan dengan

(8)

22

5. Karyawan dapat memperoleh knowledge dari yang dulu hingga sekarang secara tepat dan cepat.

I.5. Batasan Masalah

Dalam penelitian banyak hal yang dapat terlibat oleh karena itu diperlukan batasan – batasan agar tidak ada yang keluar dari topik utama penelitian. Berikut batasan – batasan masalah :

1. Knowledge Management System yang dikembangkan dalam penelitian ini berbasis

website.

2. Pembuatan aplikasi pendukung operasional pekerjaan sehari hari menggunakan

Gambar

Gambar I.1 Struktur Organisasi Departemen Maintenance
Gambar I.3 Latar Belakang Pendidikan Karyawan yang Bekerja di Departemen  Maintenance
Gambar I.5  Tampilan Awal CMMS
Tabel I.1 Hasil Pengamatan dan Wawancara Terhadap  Karyawan yang Menggunakan  CMMS

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bahasa Indonesia dalam publikasi tersebut belum memuaskan karena terdapat beberapa kesalahan, seperti kesalahan penulisan kata

Ibu S, Patricia Febrina Dwijayanti, SE., MA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Bisnis Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya dan Dosen Pembimbing I yang

Pemodelan penyelesaian permasalahan penjadwalan ujian Program Studi S1 Sistem Mayor-Minor IPB menggunakan ASP efektif dan efisien untuk data per fakultas dengan mata

Pendekatan dapat diartikan sebagai metode ilmiah yang memberikan tekanan utama pada penjelasan konsep dasar yang kemudian dipergunakan sebagai sarana

algoritma kompresi LZW akan membentuk dictionary selama proses kompresinya belangsung kemudian setelah selesai maka dictionary tersebut tidak ikut disimpan dalam file yang

Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang pemenuhannya setelah kebutuhan primer terpenuhi, namun tetap harus dipenuhi, agar kehidupan manusia berjalan dengan baik. Contoh: pariwisata

untuk liabilitas keuangan non-derivatif dengan periode pembayaran yang disepakati Grup. Tabel telah dibuat berdasarkan arus kas yang didiskontokan dari liabilitas

Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan atau pembayaran kas di masa datang (mencakup seluruh komisi dan bentuk