• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori 1. Perilaku

Semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati pihak luar (Notoatmodjo, 2005)

Lawrence Green dalam (Notoatmodjo, 2003) menjelaskan perilaku itu dilatarbelakangi atau dipengaruhi oleh 3 faktor pokok yaitu :

a. Faktor predisposisi (Predisposing factor)

Yang meliputi pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, nilai, umur, pendidikan, paritas dan ekonomi.

b. Faktor pendukung (enabling factor)

Yang meliputi ketersediaan sumber atau fasilitas. c. Faktor penguat (reinforcing factor)

Sikap dan perilaku petugas, dukungan suami dan perilaku tokoh masyarakat.

2. Pengetahuan a. Pengertian

Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2003).

(2)

Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman , rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003).

b. Manfaat Pengetahuan

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior). Dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2003)

c. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif terdiri dari 6 tingkatan (Notoatmodjo, 2003),yaitu:

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai peningkatan suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan tinggkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu spesifik dari keseluruhan bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima, oleh sebab itu “tahu” ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain: menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi, menyatakan dan sebagainya.

(3)

2) Memahami (Comprehention)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

3) Aplikasi (Aplication)

Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sesungguhnya). Aplikasi disini diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus, metode dan prinsip dalam situasi yang lain.

4) Analisis (Analysis)

Merupakan suatu kemapuan untuk menjabarkan materi suatu objek keadaan komponen-komponen tapi masih di dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan tanda kerja : dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

5) Sintesis (Syntesis)

Sintesis menunjukan pada suatu kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

(4)

6) Evaluasi (Evaluation)

Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi. Penilaian-penilaian itu berdasarkan kriteria yang ditentukan atau menggunakan kriteria yang telah ada.

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan 1) Pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberi respon terhadap suatu yang datang dari luar. Orang yang berpendidikan tinggi akan memberi respon yang lebih rasional terhadap informasi yang datang akan berpikir sejauh mana keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh dari gagasan tersebut

2) Paparan media

Melalui berbagai media baik cetak maupun elektronik berbagai informasi dapat diterima masyarakat, sehingga seseorang yang lebih sering terpapar media massa (TV, radio, majalah, leaflet dan lain-lainnya) akan memperoleh informasi yang lebih banyak dibanding dengan orang yang tidak pernah terpapar informasi media. Ini berarti paparan media massa mempengaruhi tingkat pengetahuan yang dimiliki seseorang.

3) Ekonomi

Dalam memenuhi kebutuhan pokok (primer) maupun kebutuhan sekunder keluarga dengan status ekonomi baik akan lebih mudah

(5)

tercukupi dibanding keluarga dengan status ekonomi rendah. Hal ini akan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan sekunder, jadi dapat dapat disimpulkan bahwa ekonomi dapat mempengaruhi kebutuhan seseorang tentang berbagai hal.

4) Pengalaman

Pengalaman seorang individu tentang berbagai hal biasa diperoleh dari lingkungan kehidupan dalam proses perkembangannya. Misalnya sering mengikuti kegiatan – kegiatan mendidik misalnya seminar, organisasi dapat memperluas jangkauan pengalamannya, karena dari berbagai kegiatan tersebut informasi tentang sesuatu hal diperoleh adanya pengetahuan tentang sesuatu hayalan menyebabkan timbulnya suatu respon baik positif maupun negatif pada seseorang sehingga akan membuat ia bersikap dan berprilaku demi kesehatan (Walgito, 1997) merupakan faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan karena dari pengalaman orang lain dapat dijadikan sebagai acuan untuk dapat meningkatkan pengetahuan.

5) Hubungan sosial

Manusia adalah makluk sosial dimana didalam kehidupan saling berinteraksi antara satu dengan yang lain, individu yang dapat berinteraksi secara continue akan lebih besar terpapar informasi. Sementara faktor hubungan sosial juga mempengaruhi kemampuan individu sebagai komunikan untuk menerima pesan menurut model

(6)

komunikasi media (Rahman, 2003). Support Sistem Lingkungan disekitar kita juga dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan manusia, karena dari lingkungan ini di dapat pengetahuan serta mengetahui sesuatu yang belum diketahui.

B. Konsep Dasar Pernikahan 1. Pengertian

Dalam perkawinan ada ikatan lahir dan bathin yang berarti bahwa dalam perkawinan itu perlu adanya ikatan tersebut kedua-duanya. Pernikahan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa ( UU pasal 1, 1974).

a. Pernikahan Usia Muda

Pernikahan usia muda merupakan peristiwa akad nikah yang dilangsungkan pada usia dibawah kesesuaian aturan yang berlaku.

Menunjukkan bahwa usia 20-24 tahun sebagai saat terbaik untuk menikah. Selain untuk kebutuhan rumah tangga rentang usia ini juga paling baik untuk mengasuh anak (Fauzi, 2002)

b. Keluarga

Keluarga adalah satu kesatuan sosial yang terkecil yang terdiri atas suami, istri, dan anak-anak yang didahului dengan pernikahan. Dalam sejarah kehidupan keluarga terdapat 4 tingkat sebagai berikut :

(7)

1) Formatif pre multial stage : Yaitu tingkat persiapan sebelum berlangsungnya pernikahan. Dalam tingkat ini adalah hubungan pria dan wanita yang makin lama makin erat.

2) Nupteap Stage : Tingkat sebelum anak-anak / permulaan keluarga itu sendiri.

3) Child & Rearing Stage : Pelaksanaan pertanggung jawaban keluarga itu sendiri

4) Matumey stage : Tingkat ini timbul ketika anak-anaknya tidak lagi membutuhkan pemeliharaan orang tuanya. ( Ahmadi, 2002 ). 2. Pernikahan usia muda dan Permasalahannya

Pernikahan usia muda adalah suatu keadaan dimana seseorang dituntut untuk menjalankan suatu peran (sebagai orang tua) yang belum saatnya untuk dijalankan sehingga hal itu mengakibatkan terjadinya kesenjangan contohnya iri hati menjadi halangan dalam penyesuaian diri.

Menikah di usia muda cenderung lebih buruk dalam menyesuaikan diri. Dari sekian banyak masalah penyesuaian diri dalam 4 pokok yang umum dan paling penting bagi pernikahan adalah :

a. Penyesuaian dengan pasangan

Hubungan interpersonal jauh lebih sulit disesuaikan dari pada dalam kehidupan bisnis, sebab perkawinan terdapat berbagai faktor yang tidak bisa timbul dalam kehidupan individual. Hampir sama pentingnya berkomunikasi dapat menghindari banyak kesalah pahaman yang meruntuhkan penyesuaian pernikahan.

(8)

b. Penyesuaian seksual

Masalah penyesuaian utama yang kedua dalam perkawinan adalah penyesuaian seksual. Ini adalah masalah yang paling sulit dalam pernikahan dan salah satu penyebab yang mengakibatkan pertengkaran dan ketidak bahagiaan.

c. Penyesuaian keluarga

Masalah penyesuaian dalam pernikahan adalah keuangan. Banyak istri tersinggung karena tidak dapat mengendalikan uang yang dipergunakan untuk melangsungkan keluarga, dan mereka merasa sulit dalam menyesuaikan dengan pendapatan suami.

d. Penyesuaian dengan pihak keluarga pasangan

Masalah penyesuaian penting yang keempat dalam hidup perkawinan adalah penyesuaian diri dengan keluarga dan anggota keluarga pasangan. (Hurlock, 1980 )

Secara garis besar dasar perencanaan keluarga adalah sebagai berikut: seorang wanita telah dapat hamil melahirkan, segera setelah ia mendapat haid yang pertama (menarche) : kesuburan seorang wanita akan terus berlangsung sampai mati haid (menaupause) : kehamilan dan kelahiran yang tidak baik artinya resiko paling rendah untuk ibu dan anak adalah antara 20-30 tahun : persalinan pertama dan kedua paling rendah risikonya : jarak antara dua kelahiran sebaiknya 2-4 tahun (FKUI, 2000)

(9)

Seratus tahun yang lalu seorang perempuan mendapat haid pertama (menarche) umur 17 tahun. Dahulu seorang perempuan segera menikah setelah menarche. Pada usia sekarang seorang remaja perempuan akan mendapat menarche pada usia 12 tahun atau kurang. Sebaliknya usia menikah menjadi lebih tua. Kalau dulu usia menikah lebih kurang sama dengan usia menarche, maka sekarang usia menikah tertunda karena pendidikan dan pengembangan karir. Diperkirakan selama usia reproduksinya wanita modern mendapat haid sampai 400 kali.

Masalah yang lain adalah makin besarnya kesenjangan antara umur haid pertama terjadi kehamilan remaja dan segala konsekuensinya dengan menikah diusia muda. Secara garis besar tingkah laku seksual dan reproduksi remaja dapat dibagi 3 kelompok : a. Kelompok 1 adalah remaja yang early sexsual experince and late

marriage

Terutama ditemukan di negara maju dan kota-kota besar di Negara berkembang termasuk Indonesia. Mereka melakukan hubungan seksual pada umur belasan tahun. Menikah pada usia relative muda dan relative tua sering mendarita IMS (Infeksi Menular Seksual) b. Kelompok II adalah remaja yang early merring and child-bearing

Ditandai dengan perkawinan segera setelah haid pertama, diikuti dengan kehamilan yang banyak, biasanya penyakit menular seksual rendah.

(10)

c. Kelompok III adalah remaja yang termasuk transisi

Perempuan yang menikah di bawah umur 20 tahun beresiko terkena kanker leher rahim Pada usia remaja sel-sel leher rahim belum matang, kalau terpapar kuman papiloma virus atau HPV pertumbuhan sel akan menyimpang menjadi kanker leher rahim. Ada 2 lapisan epitel, epitel skuamora dan epitel kolumber. Pada sambungan kedua epitel terjadi pertumbuhan yang aktif, terutama pada usia muda epitel kolumner akan berubah menjadi sel skuamosa. Perubahannya disebut metaplasia. Kalau ada HPV (Human Paviloma Virus) menempel, perubahan menyimpang terjadi displasa merupakan awal dari kanker (www.dinkes-kota semarang.go.id.).

3. Peranan Umur Pernikahan

Sebelum perkawinan diperlukan penyesuaian dird dalam perkawinan (Hurlock, 1980) Umur 20-24 adalah yang tepat untuk menikah dan mengasuh anak (Fauzi, 2002) Namun kaitan umur dalam keluarga yang terbentuk sebagai akibat pernikahan dan hal terjadi yang perlu mendapat sorotan.

a. Hubungan umur dengan faktor fisiologi dalam perkawinan.

Batasan umur lebih mentitik beratkan pada segi fisiologis, dimana pasangan telah dapat membuahkan keturunan, karena telah berfungsi baik.

(11)

b. Hubungan umur dengan keadaan psikologis dalam pernikahan

Perlu di kemukakan bahwa umur bukan patokan mutlak permulaan masa dewasa sekitar umur 21 yang sering di sebut sebagai masa dewasa awal. Dari pertumbuhannya umur dihadapkan psikologis juga makin matang, pernikahan pada umur muda banyak mengundang masalah karena psikologis yang belum matang.

c. Hubungan umur dengan kematangan sosial, khususnya sosial, ekonomi perkawinan.

Bertambahnya umur seseorang makin kuat dorongan mencari nafkah sebagai penopang, maka dalam pernikahan kematangan sosial ekonomi perlu mendapatkan pemikiran.

d. Umur ideal dalam pernikahan Dapat dikemukakan dalam:

1) Kematangan psikologis /kejasmanian. 2) Kematangan psikologis.

3) Kematangan sosial dan khususnya sosial ekonomi. 4) Tinjauan masa depan /jangkauan kedepan.

5) Perbedaan perkembangan antara laki-laki dan perempuan dimana perempuan lebih dulu mencapai kematangan dari pada laki-laki. e. Perbedaan umur antara suami dan istri

Disarankan suami lebih tua dari istri untuk menuju kearah tujuan pernikahan tersebut (Walgito, 2004).

(12)

4. Keuntungan Pernikahan Usia Muda

a. Menikah di usia muda bisa menjadi motivasi untuk meraih puncak prestasi cemerlang.

b. Dari segi psikologis menikah usia muda baik untuk pertumbuhan emosi dan mental, sehingga dapat mencapai kematangan.

c. Dapat mencapai taraf aktualisasi diri lebih cepat/sempurna. d. Mampu memenuhi separuh dari kebutuhan psikologis manusia

sehingga mampu mencapai puncak pertumbuhan kepribadian yang mengesankan.

e. Kehidupan dapat terarah dan memiliki tujuan yang lebih jelas. f. Dengan pernikahan jiwa menjadi tenang dan kualitas mental yang

baik.

5. Risiko kehamilan akibat Pernikahan Usia Muda

Dalam sebuah pernikahan salah satu tujuannya yaitu menghasilkan keturunan, pernikahan yang dilangsungkan kurang dari 20 tahun akan menyebabkan penyulit kehamilan remaja, karena belum matangnya alat reproduksi untuk hamil sehingga dapat merugikan kesehatan ibu maupun perkembangan dan pertumbuhan janin, risiko kehamilan di usia kurang dari 20 tahun yaitu:

a. Risiko fisik 1) Keguguran

Keguguran pada usia muda dapat terjadi secara tidak sengaja misalnya : karena terkejut, cemas, stres, tetapi ada juga

(13)

keguguran yang sengaja dilakukan oleh tenaga non profesional sehingga dapat menimbulkan akibat efek samping yang serius, seperti tingginya angka kematian dan infeksi alat reproduksi yang pada akhirnya dapat menimbulkan kemandulan

2) Persalinan prematur, BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) dan kelainan bawaan.

Kekurangan berbagai zat yang diperlukan saat pertumbuhan dapat mengakibatkan makin tingginya prematuritas, BBLR dan cacat bawaan. Berat badan lahir rendah (BBLR) dan kelainan bawaan prematuritas terjadi karena kurang matangnya alat reproduksi terutama rahim yang belum siap dalam suatu proses kehamilan. Berat badan lahir rendah (BBLR) juga dipengaruhi gizi saat hamil kurang dan juga umur ibu yang belum menginjak 20 tahun

3) Mudah terjadi infeksi

Keadaan gizi yang buruk, tingkat sosial ekonomi rendah dan stress memudahkan terjadi infeksi saat hamil, terlebih kala nifas.

4) Anemia kehamilan disebabkan kurangnya zat besi dan malnutrisi. Penyebab anemia pada saat hamil di usia muda di sebabkan kurang pengetahuan akan pentingnya gizi pada saat hamil di usia muda

(14)

5) Keracunan Kehamilan (gestosis)

Kombinasi keadaan alat reproduksi yang belum matang dan anemia meningkatkan terjadinya keracunan kehamilan, dalam bentuk pre elamsi/eklamsi.

6) Kematian ibu yang tinggi

Akibat dari stress karena bentuk siap menerima kehamilannya dan risiko akibat kehamilan dari pernikahan usia muda (Manuaba, 1998).

b. Risiko psikologis

Ada kemungkinan pihak perempuan menjadi ibu tunggal karena pasangan tidak mau menikahinya atau tidak mempertanggung jawabkan perbuatannya. Kalau mereka menikah, hal ini juga bisa mengakibatkan perkawinan bermasalah yang penuh konflik karena sama-sama belum dewasa dan siap memikul tanggung jawab sebagai orang tua. Selain itu pasangan muda terutama pihak perempuan, akan sangat dibebani oleh berbagai perasaan yang tidak nyaman seperti di hantui rasa malu yang terus-menerus, rendah diri, bersalah atau berdosa, depresi atau tertekan, pesimis dan lain-lain. Bila tidak ditangani dengan baik, maka perasaan tersebut akan menjadi gangguan kejiwaan.

c. Risiko sosial

Berhenti atau putus sekolah atas kemauan sendiri di karenakan rasa malu atau cuti melahirkan. Kemungkinan lain di keluarkan dari

(15)

sekolah. Hingga saat ini masih banyak sekolah yang tidak mau mentolerir siswi yang hamil. Resiko sosial lain : menjadi objek gosip. Kehilangan masa remaja yang seharusnya di nikmati, dan terkena cap buruk karena melahirkan anak di luar nikah. Kelahiran anak di luar nikah di Indonesia masih sering menjadi beban orang tua maupun anak yang di lahirkan.

d. Risiko Ekonomi

1) Merawat kehamilan, melahirkan dan membesarkan bayi/anak butuh biaya yang besar.

2) Bila kehamilan diakhiri ( aborsi )

Banyak remaja memilih untuk mengakhiri kehamilan ( aborsi ) bila hamil. bkkbn.go.id

(16)

C. KERANGKA TEORI

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan dapat di gunakan kerangka teori sebagai berikut :

Gambar 2.1. Kerangka Teori

Sumber: (Modifikasi Notoatmodjo, 2003;Manuaba 1998,BKKBN 2005) Predisposing factor Pengetahuan Sikap Persepsi Nilai Enabling factor Pendapatan keluarga Ketersediaan sumber daya kesehatan Reinforcing factor Tenaga kesehatan Dukungan keluarga Tokoh masyarakat Perilaku menikah usia muda Sosial budaya Ekonomi Risiko kehamilan

Gambar

Gambar 2.1. Kerangka Teori

Referensi

Dokumen terkait

(3) Program strategis lintas Kabupaten/Kota yang dibiayai dari penerimaan dana Otonomi Khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Gubernur.. (4) Pembiayaan

Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi,

cost plus pricing dengan pendekatan variable costing yang hanya menyantumkan unsur biaya variabelnya saja tanpa menyantumkan unsur biaya tetap ke dalam perhitungan

Faktor-faktor yang mempengaruhi keanekaragaman hayati di Sub-sub DAS Khilau seperti faktor ekonomi adanya peningkatan harga komoditi, faktor politik terjadinya

xvii.. online, dinyatakan bahwa tidak keseluruhan anjing dilarang untuk diperjualbelikan. Namun, ada pengecualian untuk anjing yang banyak memberi manfaat bagi kehidupan

Perancangan Kartu pintar untuk kamar tidur dengan menggunakan sensor photodioda dan sensor infrared berbasis Arduino Uno telah berhasil dengan baik sesuai

Untuk memonitoring Fasilitator Kabupaten dan Fasilitator Kecamatan yang berada di wilayah Provinsi seluruh Indonesia yang berjumlah puluhan maupun ratusan orang,

Ali Salman, B.HSc(UIAMalaysia), M.Sc (UIAMalaysia), DFal (UKMalaysia) Chang Peng Kee, SmSa (UKMalaysia), MBA (Bath, UK), PhD (UPMalaysia) Fauziah Ahmad, BA (George Mason),