• Tidak ada hasil yang ditemukan

ALOKASI AIR BAKU DAN IRIGASI DALAM MENGHADAPI MUSIM KERING PADA DAS TIRO-PROVINSI ACEH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ALOKASI AIR BAKU DAN IRIGASI DALAM MENGHADAPI MUSIM KERING PADA DAS TIRO-PROVINSI ACEH"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Konferensi Nasional Teknik Sipil 10

Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 26-27 Oktober 2016

1

ALOKASI AIR BAKU DAN IRIGASI DALAM MENGHADAPI MUSIM KERING

PADA DAS TIRO-PROVINSI ACEH

Azmeri1, Ahmad Reza Kasury1, Nina Shaskia1, Syamsul Bahri2

1 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala

Jl. Tgk. Syeh Abdul Rauf No. 7, Darussalam Banda Aceh 23111

Email: azmeri@unsyiah.ac.id, diyum.salar@gmail.com, nina.shaskia@gmail.com

2

Dinas Sumber Daya Air Provinsi Aceh, Banda Aceh 23111 Email: boystz270773@gmail.com

ABSTRAK

Setiap daerah membutuhkan air yang cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan untuk memaksimalkan pertumbuhan ekonomi. Ketidakpastian dalam ketersediaan air dalam musim kering memerlukan penyusunan alokasi air yang optimal. Penyusunan alokasi air dimaksudkan untuk memberikan gambaran antara supply dan demand pada suatu titik pengambilan air (outlet). Penelitian ini bertujuan mengembangkan model simulasi dari sistem air di Daerah Aliran Sungai (DAS) Tiro, mengingat persediaan air yang terbatas dan kebutuhan air (air baku dan air irigasi) yang semakin meningkat. Model simulasi ini bertujuan memperoleh kebijakan alokasi dalam memenuhi kebutuhan air saat ini dan penggunaan masa depan pada musim kering. Terdapat beberapa titik outlet, yaitu sub-DAS 1 dan sub-DAS 1a di bagian hulu DAS, sub-DAS 2 di bagian tengah DAS, sub-DAS 3 dan sub-DAS 4 di bagian hilir. Hasil penelitian ini memberikan informasi bahwa terjadi defisit air terjadi pada sub DAS 1 khususnya untuk memenuhi kebutuhan air irigasi. Akibat defisit air tersebut maka luas tanam areal irigasi yang dapat dilayani hanya sebesar 38,21% atau 2.646 hektar dari total luas layanan 6.924 hektar. Pada sub-DAS 1a, sub-DAS 2, sub-DAS 3, dan sub-DAS 4, kebutuhan air bersih, kebutuhan air ternak dan tambak masih dapat terpenuhi sampai akhir proyeksi tahun 2035.

Kata kunci: Alokasi Air, Air Baku, Air Irigasi, Musim Kering, DAS Tiro.

1.

PENDAHULUAN

Pemanfaatan sumber daya air untuk berbagai keperluan cenderung semakin meningkat secara kualitas dan kuantitas dari tahun ke tahun, yang diakibatkan karena pertumbuhan penduduk dan pengembangan aktivitasnya. Menurut FAO (2012) meningkatnya kebutuhan air untuk pertanian, mengakibatkan meningkatnya distribusi air di Daerah Aliran Sungai (DAS) antara hulu dan hilir yang dikhawatirkan terjadinya kelangkaan air. DAS yang mengalami kelangkaan air akan mengakibatkan konflik antara daerah hulu dan hilir, konflik antara pengguna air, dan terjadinya degradasi ekosistem alam.

Keberagaman penggunaan air juga terjadi di DAS Tiro yang menjadi sumber air utama bagi masyarakat Kabupaten Pidie khususnya untuk kebutuhan air irigasi dan air baku di bagian timur Kabupaten Pidie. Pada saat ini DAS Tiro melayani kebutuhan air baku masyarakat dan untuk 6.924 Ha daerah irigasi Tiro. Namun pada musim kemarau terjadi kekurangan air sehingga luas areal tanam menjadi berkurang dan sebagian areal tanam tidak mendapat air yang mengakibatkan sering terjadi gagal panen. Berdasarkan Thevs (2015) sektor pertanian memang merupakan konsumen terbesar air dalam pemanfaatan sumber daya air.

Di luar kondisi meningkatnya kebutuhan air di atas, ketersediaan sumber daya air juga semakin terbatas akibat penurunan kualitas lingkungan dan perubahan ekologi. Apabila tidak segera diberikan solusi, maka akan menimbulkan konflik kepentingan antara permintaan (demand) dan pemenuhan (supply). Berdasarkan kondisi tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk melakukan simulasi alokasi air berdasarkan ketersediaan dan kebutuhan air pada DAS Tiro saat ini dan selama 20 tahun yang akan datang. Manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan masukan kepada seluruh pemilik kepentingan yang berada di DAS Tiro.

2.

LOKASI STUDI

Berdasarkan Keputusan Presiden No. 12 Tahun 2012 tentang penetapan wilayah sungai, DAS Tiro termasuk ke dalam Wilayah Sungai Aceh Meureudu yang merupakan wilayah sungai strategis nasional. Secara geografis DAS

(2)

Tiro berada pada koodinat 0501’06” sampai 0518’40” Lintang Utara dan 9545’00” sampai 9509’57” Bujur Timur. Sebelah utara DAS Tiro berbatasan dengan Selat Malaka, sebelah barat berbatasan dengan DAS Baro, sebelah selatan berbatasan dengan DAS Teunom dan sebelah timur berbatasan dengan DAS Putu dan DAS Panteraja. Luas DAS Tiro secara keseluruhan adalah 311,71 Km2 . Secara administrasi DAS Tiro berada dalam Kabupaten Pidie yang melintasi beberapa kecamatan, dimana hulu DAS berada di Kecamatan Mane dan hilir DAS di Kecamatan Kembang Tanjong yang bermuara ke Selat Malaka. Selengkapnya lokasi studi diberikan pada Gambar 1 berikut.

Gambar 1. DAS Krueng Tiro (Sumber: RTRW Kabupaten Pidie, 2012)

3.

METODE SIMULASI ALOKASI AIR

Tahapan simulasi alokasi air pada DAS Tiro dilakukan sebagai berikut: 1. Analisis curah hujan

Data curah hujan berasal dari stasiun pengamatan curah hujan Kota Bakti pencatatan tahun 1981 sampai tahun 1990 dan stasiun hujan Tangse pencatatan tahun 1981 sampai tahun 1990 yang diperoleh dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Indrapuri. Data curah hujan bulanan tersebut digunakan untuk memperoleh hujan efektif yang diperlukan untuk menghitung besarnya kebutuhan air irigasi.

2. Analisis debit

Analisis ketersediaan air DAS Tiro menggunakan data debit aliran yang berasal dari pos duga air Gampong Jojo Kecamatan Mutiara Timur Kabupaten Pidie dari Tahun 2012 sampai 2014.

3. Analisis data klimatologi

Data klimatologi yang diperlukan berupa data temperatur, kelembaban relatif, kecepatan angin dan penyinaran matahari yang berasal dari stasiun klimatologi Blang Bintang pencatatan Tahun 1982 sampai 1991. Data klimatologi ini digunakan untuk memperoleh besarnya evapotranspirasi potensial.

4. Analisis kebutuhan air di hilir DAS Tiro, yang terdiri dari:

a. Data kebutuhan air domestik, memerlukan data penduduk Tahun 2009 sampai 2013 untuk 7 Kecamatan yaitu kecamatan Tiro/Truseb, Titeu, Mutiara, Mutiara Timur, Peukan Baro, Simpang Tiga dan Kembang Tanjong. Data penduduk diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Pidie dalam Angkan 2014. Kebutuhan air non-domestik berdasarkan 15% terhadap kebutuhan air domestik (Balitbang Kimpraswil, 2002).

b. Data luas daerah irigasi Tiro yang dilayani sumber daya air dari DAS Tiro sebesar 6.924 hektar. Data daerah irigasi tersebut diperoleh dari Balai Wilayah Sungai Sumatera I. Data ini diperlukan untuk mengetahui jumlah kebutuhan air untuk irigasi. Luas daerah irigasi ini diasumsikan tidak berubah untuk 20 tahun yang akan datang.

(3)

c. Data luas areal tambak yang memanfaatkan air dari DAS Tiro dalam pengolahannya diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Pidie dalam Angka 2014. Luas tambak pada tahun 2013 yang berada dalam DAS Tiro 418 Ha di Kecamatan Geulumpang Baro dan 842 Ha di Kecamatan Kembang Tanjong. Data luas tambak ini digunakan untuk menghitung jumlah kebutuhan air untuk tambak. Data luas areal tambak ini diasumsikan tetap sampai 20 tahun yang akan datang.

d. Data jumlah ternak di DAS Tiro sesuai dengan yang dipelihara oleh masyarakat antara lain sapi, kerbau kambing/domba dan unggas. Data jumlah ternak dari masing-masing jenis akan diproyeksikan untuk 20 tahun yang akan datang untuk menghitung kebutuhan air ternak saat ini dan proyeksi kebutuhan air ternak 20 tahun yang akan datang. Data ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Pidie dalam Angka 2014. Data jumlah ternak yang digunakan adalah data jumlah ternak tahun 2009 sampai tahun 2013 untuk 7 Kecamatan yaitu kecamatan Tiro/Truseb, Kecamatan Titeu, Kecamatan Mutiara, Kecamatan Mutiara Timur, Kecamatan Peukan Baro, Kecamatan Simpang Tiga dan Kecamatan Kembang Tanjong.

5. Analisis alokasi air dilakukan untuk melakukan penjatahan air untuk berbagai keperluan dalam memenuhi kebutuhan air bagi para pengguna dari waktu ke waktu dengan memperhatikan ketersediaan air berdasarkan azas pemanfaatan dan kelestarian sumber daya air. Pada studi ini akan dilakukan analisis alokasi air dengan menggunakan software microsoft excel.

4.

HASIL DAN DISKUSI

Pembagian Sub Daerah Aliran Sungai

Berdasarkan kondisi eksisting DAS Tiro saat ini terdapat beberapa titik pengambilan air untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di sekitar DAS. Titik pengambilan untuk air minum dilakukan berdasarkan RISPAM Kabupaten Pidie. Bendung Tiro terdapat di Gampong Blang Rukui yang merupakan pengambilan air terbesar di sepanjang DAS untuk memenuhi kebutuhan air irigasi Daerah Irigasi (DI) Krueng Tiro seluas 6.924 Ha. Pengambilan air selanjutnya terdapat di Instalasi Pengolahan air (IPA) Beureunun di Gampong Baro Yaman untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat di sekitar kota Beureunun dengan debit pengambilan sebesar 10 lt/dt kondisi saat ini tidak difungsikan. Di Gampong Puuk Kecamatan Kembang Tanjong juga terdapat IPA dengan kapasitas 10 liter/detik untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat di Kecamatan Kembang Tanjong, kondisi saat ini tidak berfungsi akibat rusak dan belum dilakukan perbaikan. Pengambilan air eksisting pada bagian hilir DAS Tiro adalah untuk pemenuhan air kawasan tambak yang merupakan pengambilan bebas terletak di Gampong Ie Leubeu Kecamatan Kembang Tanjong. Selengkapnya untuk alokasi air, lokasi-lokasi pengambilan diberikan pada Gambar 2 berikut.

Gambar 2. Pembagian Sub-DAS Krueng Tiro untuk Alokasi Air

Sub DAS 4 Sub DAS 3

Sub DAS 2

Sub DAS 1a

(4)

Untuk pengembangan sumber daya air DAS Tiro pada masa yang akan datang diperlukan peningkatan kapasitas pengambilan air yang sudah ada saat ini dan penambahan lokasi pengambilan air, lokasi dan jenis pengambilan air tersebut adalah sebagai berikut:

1. Sub DAS 1 dengan luas DAS 174,24 Km2 terdapat di bagian hulu DAS tepatnya di Gampong Blang Rukui Kecamatan Tiro/Truseb denga jenis pengambilan bendung untuk melayani kebutuhan air irigasi D.I Tiro dan IPA Tiro untuk kebutuhan air bersih masyarakat Kecamatan Tiro Truseb.

2. Sub DAS 1a dengan luas DAS 19,63 Km2 terletak di bagian hulu DAS yaitu di Gampong Alue Kecamatan Titeu, dengan jenis pengambilan dari IPARukoh untuk memenuhi Kebutuhan air bersih masyarakat Kecamatan Titeu.

3. Sub DAS 2 dengan luas DAS 243,31 Km2 terdapat di bagian tengah DAS tepatnya di Gampong Baro Yaman Kecamatan Mutiara dengam jenis pengambilan untuk kebutuhan air IPA Beureunun 1 dan Beureunun 2 dalam melayani kebutuhan air bersih masyarakat Kecamatan Mutiara, Mutiara Timur, Peukan Baro dan Kecamatan Simpang Tiga.

4. Sub DAS 3 dengan luas DAS 275,55 Km2 terdapat di bagian hilir DAStepatnya di Gampong Puuk Kecamatan Kembang Tanjong dengam jenis pengambilan untuk kebutuhan air IPA Kembang Tanjong dalam melayani kebutuhan air bersih masyarakat Kecamatan Kembang Tanjong dan sekitarnya.

5. Sub DAS 4 dengan luas DAS 292,03 Km2 terdapat di bagian hilir DAS tepatnya di Gampong Ie Leubeu Kecamatan Kembang Tanjong dengan jenis pengambilan bebas untuk kebutuhan air tambak masyarakat Kecamatan Kembang Tanjong dan Kecamatan Geulumpang Baro.

Ketersediaan dan Kebutuhan Air

Debit rata-rata bulanan ditentukan berdasarkan data debit dari pos duga air gampong Jojo Kecamatan Mutiara Timur mulai tahun 2012 sampai dengan 2014, Namun karena time-series data debit yang singkat, maka dilakukan pembangkitan data debit menggunakan proses Markov Chain. Dari hasil pembangkitan data debit selanjutnya dapat ditentukan debit rata-rata bulanan berdasarkan masing-masing sub DAS. Penyusunan debit rata-rata bulanan pada pos duga air Gampong Jojo menjadi titik referensi luas DAS untuk melakukan perhitungan debit rata-rata bulanan pada titik lainnya (sub DAS) berdasarkan perbandingan luas DAS. Selanjutnya penentuan debit andalan dimaksudkan untuk menentukan nilai kuantitatif debit yang tersedia sepanjang tahun baik pada musim kering maupun musim basah. Debit andalan diperoleh melalui probabilitas berdasarkan data debit rata-rata bulanan. Untuk mewakili kondisi musim kering, maka dalam penelitian ini digunakan debit andalan 95% untuk menentukan ketersediaan air pada musim sangat kering dan dan debit andalan 80% untuk musim kering. Sementara itu, untuk kebutuhan air digunakan debit andalan 95% untuk menentukan kebutuhan air bersih dan debit andalan 80% untuk kebutuhan air irigasi dan tambak.

Neraca Air

Penyusunan neraca air dimaksudkan untuk memberikan gambaran antara ketersediaan (supply) dan kebutuhan (demand) pada suatu titik pengambilan air. Dalam penelitian ini neraca air disusun berdasarkan pembagian DAS yaitu IPA Tiro (sub DAS 1), IPA Rukoh (sub DAS 1a), IPA Beureunun 1 dan 2 (sub DAS 2), IPA Kembang Tanjong (Sub Das 3), dan Tambak Kembang Tanjong (Sub DAS 4). Penyusunan neraca air tersebut dapat dilihat pada Tabel 1 sampai dengan Tabel 5 di bawah ini.

Tabel 1. Neraca Air sub DAS 1

2015 2020 2025 2030 2035 A Kebutuhan Air:

1 Penduduk (domestik dan non domestik) m3/th 410,599 443,711 470,202 503,316 536,428 2 Irigasi m3/th 400,885,632 400,885,632 400,885,632 400,885,632 400,885,632 3 Tambak m3/th - - - - -4 Ternak m3/th 36,437 39,261 41,886 44,512 47,454 5 Pemeliharaan Sungai m3/th 7,659,626 6,096,642 5,043,142 7,704,588 7,396,278 6 Jumlah Kebutuhan Air m3/th 408,992,294 407,465,246 406,440,862 409,138,047 408,865,791

B Debit Andalan (ketersediaan air)

1 Debit andalan 95% m3/th 100,216,909 75,357,256 86,371,947 110,914,748 63,834,588 2 Debit Andalan 80% m3/th 153,192,516 121,932,836 100,862,831 154,091,754 147,925,552

C NERACA AIR (Keandalan 95%) m3/th (308,775,385) (332,107,990) (320,068,915) (298,223,299) (345,031,203)DEFISIT

Persentase % 308.11 440.71 370.57 268.88 540.51

D NERACA AIR (Keandalan 80%) m3/th (255,799,778) (285,532,410) (305,578,031) (255,046,293) (260,940,239)DEFISIT

Persentase % 166.98 234.17 302.96 165.52 176.40

Ket No Uraian Satuan Tahun Proyeksi (Pn)

(5)

Tabel 2. Neraca Air sub DAS 1a

2015 2020 2025 2030 2035

A Kebutuhan Air:

1 Penduduk (domestik dan non domestik) m3/th 344,372 364,242 390,730 410,599 437,091 2 Irigasi m3/th - - - - -3 Tambak m3/th - - - - -4 Ternak m3/th 23,757 23,106 23,280 24,205 25,832 5 Pemeliharaan Sungai m3/th 862,939 686,852 568,164 868,004 833,270 6 Jumlah Kebutuhan Air m3/th 1,231,068 1,074,199 982,173 1,302,808 1,296,192

B Debit Andalan (ketersediaan air)

1 Debit andalan 95% m3/th 11,290,507 8,489,801 9,730,724 12,495,733 7,191,649

2 Debit Andalan 80% m3/th 17,258,776 13,737,038 11,363,277 17,360,085 16,665,396

C NERACA AIR (Keandalan 95%) m3/th 10,059,439 7,415,602 8,748,551 11,192,925 5,895,457 SURPLUS

Persentase % 89.10 87.35 89.91 89.57 81.98

D NERACA AIR (Keandalan 80%) m3/th 16,027,708 12,662,839 10,381,104 16,057,276 15,369,204 SURPLUS

Persentase % 92.87 92.18 91.36 92.50 92.22

No Uraian Satuan Tahun Proyeksi (Pn) Ket

Tabel 3. Neraca Air sub DAS 2

2015 2020 2025 2030 2035

A Kebutuhan Air:

1 Penduduk (domestik dan non domestik) m3/th 7,576,209 8,119,260 8,668,930 9,205,359 9,748,408 2 Irigasi m3/th - - - - -3 Tambak m3/th - - - - -4 Ternak m3/th 342,146 379,376 442,768 507,618 573,826 5 Pemeliharaan Sungai m3/th 10,695,957 8,513,395 7,042,279 10,758,742 10,328,216 6 Jumlah Kebutuhan Air m3/th 18,614,312 17,012,031 16,153,977 20,471,719 20,650,450

B Debit Andalan (ketersediaan air)

1 Debit andalan 95% m3/th 139,943,619 105,229,418 120,610,414 154,882,159 89,139,082 2 Debit Andalan 80% m3/th 213,919,141 170,267,896 140,845,588 215,174,843 206,564,314

C NERACA AIR (Keandalan 95%) m3/th 121,329,307 88,217,388 104,456,437 134,410,440 68,488,632 SURPLUS

Persentase % 86.70 83.83 86.61 86.78 76.83

D NERACA AIR (Keandalan 80%) m3/th 195,304,829 153,255,866 124,691,611 194,703,125 185,913,864 SURPLUS

Persentase % 91.30 90.01 88.53 90.49 90.00

No Uraian Satuan Tahun Proyeksi (Pn) Ket

Tabel 4. Neraca Air sub DAS 3

2015 2020 2025 2030 2035

A Kebutuhan Air:

1 Penduduk (domestik dan non domestik) m3/th 1,642,396 1,768,223 1,887,429 2,013,258 2,132,464 2 Irigasi m3/th - - - - -3 Tambak m3/th - - - - -4 Ternak m3/th 79,517 88,319 97,435 106,866 116,298 5 Pemeliharaan Sungai m3/th 12,113,234 9,641,469 7,975,423 12,184,339 11,696,765 6 Jumlah Kebutuhan Air m3/th 13,835,147 11,498,011 9,960,287 14,304,462 13,945,527

B Debit Andalan (ketersediaan air)

1 Debit andalan 95% m3/th 158,486,968 119,172,933 136,592,000 175,404,952 100,950,532 2 Debit Andalan 80% m3/th 242,264,680 192,829,390 159,508,454 243,686,770 233,935,295

C NERACA AIR (Keandalan 95%) m3/th 144,651,821 107,674,921 126,631,713 161,100,490 87,005,005 SURPLUS

Persentase % 91.27 90.35 92.71 91.84 86.19

D NERACA AIR (Keandalan 80%) m3/th 228,429,533 181,331,379 149,548,167 229,382,308 219,989,768 SURPLUS

Persentase % 94.29 94.04 93.76 94.13 94.04

(6)

Tabel 5. Neraca Air sub DAS 4

2015 2020 2025 2030 2035

A Kebutuhan Air:

1 Penduduk (domestik dan non domestik) m3/th - - - - -2 Irigasi m3/th - - - - -3 Tambak m3/th 32,198,256 32,198,256 32,198,256 32,198,256 32,198,256 4 Ternak m3/th - - - - -5 Pemeliharaan Sungai m3/th 12,837,698 10,218,103 8,452,414 12,913,055 12,396,321 6 Jumlah Kebutuhan Air m3/th 45,035,954 42,416,359 40,650,670 45,111,311 44,594,577

B Debit Andalan (ketersediaan air)

1 Debit andalan 95% m3/th 167,965,702 126,300,387 144,761,247 185,895,511 106,988,147 2 Debit Andalan 80% m3/th 256,753,963 204,362,064 169,048,280 258,261,105 247,926,417

C NERACA AIR (Keandalan 95%) m3/th 122,929,748 83,884,027 104,110,577 140,784,200 62,393,570 SURPLUS

Persentase % 73.19 66.42 71.92 75.73 58.32

D NERACA AIR (Keandalan 80%) m3/th 211,718,008 161,945,705 128,397,610 213,149,794 203,331,840 SURPLUS

Persentase % 82.46 79.24 75.95 82.53 82.01

Ket

No Uraian Satuan Tahun Proyeksi (Pn)

Berdasarkan neraca air pada lokasi IPA Tiro, sub DAS 1 ini mengalami defisit air rata-rata pertahun untuk Q95 sebesar 385,75% dan defisit rata-rata untuk Q80 sebesar 209,21%. Lokasi IPA Rukoh (sub DAS 1a) mengalami surplus air rata-rata pertahun untuk Q95 sebesar 87,58% dan surplus rata-rata untuk Q80 sebesar 92,22%. Lokasi IPA Beureunun 1 dan 2 (sub DAS 2) mengalami surplus air rata-rata pertahun untuk Q95 sebesar 84,15% dan surplus rata-rata untuk Q80 sebesar 90,07%. Sesuai dengan kondisi tersebut maka ketersediaan air pada sub DAS 2 ini masih dapat dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih untuk Kecamatan Geulumpang Tiga yang merupakan kecamatan yang berdekatan dengan Sub DAS 2 ini. Di masa yang akan datang (tahun 2020 – 2035) sub DAS ini dapat memenuhi kebutuhan air bersih untuk lima kecamatan di Kabupaten Pidie.

Berdasarkan neraca air pada lokasi IPA Kembang Tanjong (sub DAS 3) mengalami surplus air rata-rata pertahun untuk Q95 sebesar 90,47% dan surplus rata-rata untuk Q80 sebesar 94,05%. Dengan kondisi tersebut, kelebihan air yang ada pada sub DAS 3 ini masih dapat dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih Kecamatan Geulumpang Baro yang merupakan kecamatan yang berdekatan dengan Kecamatan Kembang Tanjong. Sub DAS 3 dapat melayani kebutuhan air untuk dua kecamatan di hilir DAS Tiro. Pada lokasi tambak Kembang Tanjong (sub DAS 4) mengalami surplus air rata-rata pertahun untuk Q95 sebesar 69,11% dan surplus rata-rata untuk Q80 sebesar 80,44%.

Alokasi Air

Penyusunan skema alokasi air DAS Tiro mulai dari IPA Tiro (sub DAS 1) sampai dengan tambak Kembang Tanjong (sub DAS 4). Skema alokasi air ini disusun berdasarkan debit andalan 95% dan debit andalan 80% untuk proyeksi tahun 2035. Selengkapnya skema alokasi air diberikan pada Gambar 3 dan Gambar 4 berikut.

(7)

Q inflow 1 Qandalan 95% = 2.024 m3 /dt IRIGASI 6924 Ha 12.712 m3 /dt DOMESTIK

NON DOMESTIK 10,015 Jiwa 0.017 m3

/dt

TERNAK

PEMELIHARAAN SUB DAS 1 SUNGAI 0.101 m3 /dt Qandalan 95% = 0.228 m3 /dt DOMESTIK 8,258 jiwa 0.0139 m3 /dt NON DOMESTIK Qoutflow3 TERNAK SUB PEMELIHARAAN 0.0114 SUNGAI Q inflow 2 0.135 m3/dt Qandalan 95% = 2.827 m3 /dt m3 /dt DOMESTIK 122,856

jiwa 0.3091 NON DOMESTIK

PEMELIHARAAN SUB DAS 2 TERNAK

SUNGAI 0.141 m3 /dt (Qs) 0.582 m3 /dt Qandalan 95% = 3.201 m3 /dt Q inflow 4 m3 /dt DOMESTIK 26,840

jiwa 0.0676 NON DOMESTIK

TERNAK

PEMELIHARAAN SUB DAS 3 SUNGAI 0.160 m3 /dt (Qs) 0.865 m3/dt Qandalan 95% = 3.393 m3 /dt Q inflow 5 m3/dt TAMBAK 1,260 Ha 1.021 m3 /dt PEMELIHARAAN SUB DAS 4

SUNGAI 0.170 m3

/dt

(Qs) 0.026 m3/dt

Kec. TIRO/TRUSEB

SKEMA ALOKASI AIR DAS TIRO TAHUN 2035

Q inflow (Sub DAS 1)

D.I Kr. TIRO Q outflow 1

Kec. TIRO/TRUSEB

Q outflow 2

0.00150 m3

/dt

Q inflow (Sub DAS 1a)

Kec. TITEU

Kec. TITEU 0.0675 m3/dt

Kec. MUTIARA, MUTIARA TIMUR, DAS 1a

m3/dt

Q sungai (Qs)

Q (Sub DAS 2)

Q inflow (Sub DAS 2) Q inflow 3 1.050

Q (Sub DAS 3)

PEUKAN BARO DAN SP. TIGA Q outflow 4

Kec. MUTIARA, MUTIARA TIMUR, PEUKAN BARO DAN SP. TIGA

0.0178 m3

/dt

Q sungai

Q inflow (Sub DAS 3) 1.098

Kec. KEMBANG TANJONG Q outflow 5

0.0050 m3/dt

Q sungai

Q (Sub DAS 4)

Q inflow (Sub DAS 3) 1.217 Q sungai SELAT MALAKA m3 /dt m3 /dt

Kec. KEMBANG TANJONG Q outflow 6 dan Kec. GEULUMPANG BARO

Kec. KEMBANG TANJONG IPA / BENDUNG TIRO SUB DAS 1 A = 174,24 Km2 SUB DAS 1a A=19,63 Km2 SUB DAS 2 A = 243,31 Km2 IPA BEUREUNUN 1 DAN 2 SUB DAS 3 A = 275,55 Km2 SUB DAS 4 A = 292,03 Km2 IPA KEMBANG TANJONG TAMBAK IPA RUKOH

(8)

Q inflow 1 Qandalan 80% = 4.691 m3/dt IRIGASI 6924 Ha 12.712 m3 /dt DOMESTIK

NON DOMESTIK 10,015 Jiwa 0.017 m3/dt

TERNAK

PEMELIHARAAN SUB DAS 1 SUNGAI 0.235 m3 /dt Qandalan 80% = 0.528 m3 /dt DOMESTIK 8,258 jiwa 0.0139 m3 /dt NON DOMESTIK Qoutflow3 TERNAK SUB PEMELIHARAAN 0.0264 SUNGAI Q inflow 2 0.421 m3 /dt Qandalan 80% = 6.550 m3/dt m3 /dt DOMESTIK 122,856 jiwa 0.3091 m3 /dt NON DOMESTIK

PEMELIHARAAN SUB DAS 2 TERNAK

SUNGAI 0.328 m3 /dt (Qs) 1.887 m3/dt Qandalan 80% = 7.418 m3/dt Q inflow 4 m3/dt DOMESTIK 26,840 jiwa 0.0676 m3 /dt NON DOMESTIK TERNAK

PEMELIHARAAN SUB DAS 3 SUNGAI 0.371 m3 /dt (Qs) 2.639 m3 /dt Qandalan 80% = 7.862 m3/dt Q inflow 5 m3 /dt TAMBAK 1,260 Ha 1.021 m3 /dt PEMELIHARAAN SUB DAS 4

SUNGAI 0.393 m3 /dt (Qs) 2.039 m3 /dt Kec. TIRO/TRUSEB

SKEMA ALOKASI AIR DAS TIRO TAHUN 2035

Q inflow (Sub DAS 1)

D.I Kr. TIRO Q outflow 1

Kec. TIRO/TRUSEB

Q outflow 2

0.00150 m3

/dt

Q inflow (Sub DAS 1a)

Kec. TITEU Kec. TITEU 0.0675 m3 /dt DAS 1a m3 /dt 0.0178 m3/dt Q sungai (Qs) Q (Sub DAS 2)

Q inflow (Sub DAS 2) Q inflow 3 2.541

Kec. MUTIARA, MUTIARA TIMUR, PEUKAN BARO DAN SP. TIGA Qoutflow4

Kec. MUTIARA, MUTIARA TIMUR, PEUKAN BARO DAN SP. TIGA

Kec. KEMBANG TANJONG Q sungai

Q (Sub DAS 3)

Q inflow (Sub DAS 3) 3.082

Kec. KEMBANG TANJONG Q outflow 5

0.0050 m3

/dt

Q sungai

Q (Sub DAS 4)

Q inflow (Sub DAS 3) 3.453

Q sungai

SELAT MALAKA

Kec. KEMBANG TANJONG Q outflow 6 dan Kec. GEULUMPANG BARO IPA / BENDUNG TIRO SUB DAS 1 A = 174,24 Km2 SUB DAS 1a A=19,63 Km2 SUB DAS 2 A = 243,31 Km2 IPA BEUREUNUN 1 DAN 2 SUB DAS 3 A = 275,55 Km2 SUB DAS 4 A = 292,03 Km2 IPA KEMBANG TANJONG TAMBAK IPA RUKOH

(9)

Hasil yang diperoleh menunjukkan pada sub DAS 1 terjadi kekurangan air (defisit), khususnya untuk penyediaan air irigasi untuk kondisi saat ini dan 20 tahun yang akan datang. Akibat defisit air tersebut maka luas tanam areal irigasi yang dapat dilayani hanya sebesar 38,21% atau 2.646 hektar dari total luas layanan 6.924 hektar. Kebutuhan air irigasi di hulu DAS Tiro tidak dapat dipenuhi dengan layanan Bendung Tiro saja. Hal ini karena DI Tiro yang cukup luas 6.924 ha yang tidak dapat dilakukan musim tanam yang serentak. Perlu dilakukan pengaturan musim tanam secara bergilir untuk dapat meningkatkan produktivitas tanam DI Tiro.

Selain itu, ketersediaan air yang semakin menurun, hulu DAS Tiro semakin mendesak untuk segera dilakukan pembangunan Waduk Tiro. Berdasarkan Detail Engineering Design (DED) Waduk Tiro yang telah dilakukan, dengan adanya waduk ini dapat dipergunakan pemanfaatan air yang berlimpah pada musim penghujan dengan menampungnya dan dipergunakan pada saat musim kering. Dengan bertambahnya cadangan air maka kegiatan pengelolaan, pemanfaatan, pengembangan air secara optimal sehingga dapat memenuhi kebutuhan kehidupan dan perkembangan daerah, serta kelestarian alam dapat terkendali.

Pada sub DAS lainnya yang dimanfaatkan untuk kebutuhan air bersih, kebutuhan air ternak, pemeliharaan sungai dan tambak mengalami kelebihan air (surplus) saat ini dan sampai tahun 2035. Kebutuhan air terbesar pada sub DAS 1a, sub DAS 2 dan sub DAS 3 adalah untuk pemeliharaan sungai sedangkan sub DAS 4 dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air tambak. Pada sub-DAS 1a, sub-DAS 2, sub-DAS 3, dan sub-DAS 4, kebutuhan air bersih, kebutuhan air ternak dan tambak masih dapat terpenuhi sampai akhir proyeksi tahun 2035.

5.

KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil pada studi ini berkaitan dengan alokasi air sesuai ketersediaan dan kebutuhan air pada kondisi saat ini dan 20 tahun yang akan datang sebagai berikut :

1. Ketersediaan air di dalam DAS Tiro masih dapat mendukung pemenuhan berbagai kebutuhan air sampai tahun 2035 kecuali untuk kebutuhan air irigasi pada sub DAS 1. Kekurangan air (defisit) pada sub DAS ini cukup besar untuk memenuhi kebutuhan air irigasi mulai tahun 2015 sampai tahun 2035. Akibat defisit air, luas tanam areal irigasi yang dapat dilayani hanya sebesar 38,21% atau 2.646 hektar dari total luas layanan 6.924 hektar. Kondisi ini dirasakan semakin mendesak untuk segera dilakukan pembangunan Waduk Tiro di hulu DAS 2. Pada sub DAS 1a, sub DAS 2, Sub DAS 3 dan sub DAS 4 kebutuhan air bersih, kebutuhan air ternak dan

tambak masih dapat terpenuhi sampai tahun 2035.

3. Daya dukung sumber daya air DAS Tiro masih dapat dikembangkan untuk pemenuhan kebutuhan air di sekitar DAS untuk 20 tahun kedepan, kecuali untuk irigasi pada sub DAS 1.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik, 2014, Pidie dalam Angka, Kabupaten Pidie, Aceh.

Balai Wilayah Sungai Sumatera I, 2010, Laporan DED Waduk Rukoh-Tiro (Tahap III) Kabupaten Pidie, Banda Aceh.

Balitbang Kimpraswil, 2002, Pedoman Petunjuk Teknis dan Manual Air Minum Perkotaan Edisi Pertama, Jakarta. Bappeda Kabupaten Pidie, 2014, Laporan Akhir Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

(RISPAM), Pidie

FAO, 2012. Coping with Water Scarcity. FAO Water Reports 38. FAO, Rome. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Pidie, 2012

Thevs, N., Peng, H., Rozi, A., Zerbe, S., Abdusalih, N., 2015, Water allocation and water consumption of irrigated agriculture and natural vegetation in the Aksu-Tarim river basin, Xinjiang, China, Journal of Arid Environments, Vol 12 Part A.

Gambar

Gambar 1. DAS Krueng Tiro (Sumber: RTRW Kabupaten Pidie, 2012)
Gambar 2. Pembagian Sub-DAS Krueng Tiro untuk Alokasi Air
Tabel 1. Neraca Air sub DAS 1
Tabel 2. Neraca Air sub DAS 1a
+4

Referensi

Dokumen terkait

 Fungsi utama: sebagai sumber energi bagi kebutuhan sel-sel jaringan tubuh.. - diubah langsung dlm bentuk energi

Pertumbuhan Tinggi Relatif (%) Semai Shorea seminis pada Kandungan Air Tanah yang Berbeda Selama 4 Bulan Pengamatan (Relative height growth of Shorea seminis

[r]

Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa variabel Partisipasi Anggaran di uji secara parsial terhadap Kinerja Laporan Keuangan

Itulah beberapa penyebab yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit kencing nanah, tentunya jika sudah ada penyebab-penyebab penyakit kencing nanah

Penelitian bersifat kualitatif, dengan pendekatan studi kasus ( case study ). Hasil penelitian ditemukan sebagai berikut : 1) Perencanaan, (a) dalam melakukan supervisi

LAND COVER CHANGE ANALYSIS USING MULTITEMPORAL LANDSAT SATELLITE DATA (CASE:. MOUNT

Rusini,( 65 tahun ) sebagai penata tari dalam tari Srimpi Lobong yang mengalami proses pemadatan, informasi yang didapat anatra lain ide, gagasan, serta