• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI ANALISIS PENGUKURAN TINGKAT PENERIMAAN PENGGUNA MOBILE BANKING BRI MENGGUNAKAN UNIFIED THEORY OF ACCEPTANCE AND USE OF TECHNOLOGY (UTAUT)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI ANALISIS PENGUKURAN TINGKAT PENERIMAAN PENGGUNA MOBILE BANKING BRI MENGGUNAKAN UNIFIED THEORY OF ACCEPTANCE AND USE OF TECHNOLOGY (UTAUT)"

Copied!
170
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGUKURAN TINGKAT PENERIMAAN PENGGUNA MOBILE BANKING BRI MENGGUNAKAN UNIFIED THEORY OF

ACCEPTANCE AND USE OF TECHNOLOGY (UTAUT) Diajukan Sebagai Syarat dalam Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu

Program Studi Sistem Informasi

Disusun oleh: FARAH NADHYA

1113093000085

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020 M / 1441 H

(2)

ACCEPTANCE AND USE OF TECHNOLOGY (UTAUT) Diajukan Sebagai Syarat dalam Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu

Program Studi Sistem Informasi

LEMBAR HALAMAN JUDUL

Disusun oleh: FARAH NADHYA

1113093000085

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020 M / 1441 H

(3)

i

ANALISIS PENGUKURAN TINGKAT PENERIMAAN PENGGUNA MOBILE BANKING BRI MENGGUNAKAN UNIFIED THEORY OF

ACCEPTANCE AND USE OF TECHNOLOGY (UTAUT) Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh: FARAH NADHYA

1113093000085

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Nur Aeni Hidayah, S.E., M.M.S.I

NIP. 19750818 200501 2 008

Meinarini Catur Utami, M.T. NIP. 19780505 201101 2 009

Mengetahui,

Ketua Program Studi Sistem Informasi

(4)

ii

Skripsi yang berjudul “Analisis Pengukuran Tingkat penerimaan Pengguna Mobile Banking BRI Menggunakan UNIFIED THEORY OF ACCEPTANCE AND USE OF TECHNOLOGY (UTAUT)”, ditulis oleh Farah Nadhyadengan NIM 1113093000085 telah diuji dan dinyatakan lulus dalam sidang Munaqosyahh Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada hariKamis, 6 Agustus 2020. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) Program Studi Sistem Informasi.

Menyetujui,

Penguji I Peenguji II

A’ang Subiyakto, M.kom. NIP. 19760219 2007 10 1 002

Elsy Rahajeng, MTI NIP.

Pembimbing I Pembimbing II

Nur Aeni Hidayah, S.E., M.M.S.I

NIP. 19750818 200501 2 008

Meinarini Catur Utami, M.T. NIP. 19780505 201101 2 009

Mengetahui, Dekan Fakultas Sains dan

Teknologi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Ketua Program Studi Sistem Informasi

Prof. Dr. Lily Surraya Eka Putri, M.Env.Stud NIP. 19690404 200501 2 005

A’ang Subiyakto, M.kom. NIP. 19760219 2007 10 1 002

(5)

iii

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR

HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI

SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU

LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, 6 Agustus 2020

Farah Nadhya NIM. 1113093000085

(6)

iv

Farah Nadhya – 1113093000085, Analisis Pengukuran Tingkat penerimaan Pengguna Mobile Banking BRI Menggunakan UNIFIED THEORY OF ACCEPTANCE AND USE OF TECHNOLOGY (UTAUT) di bawah bimbingan Nur Aeni Hidayah dan Meinarini Catur Utami.

BRI atau Bank Rakyat Indonesia adalah salah satu Bank yang memiliki asset terbesar di Indonesia, yang memberikan banyak produk-produk layanan perbankan yang berinovasi salah satunya adalah mobile banking. Mobile banking BRI ini merupakan layanan perbankan online yang yang bertujuan memudahkan pengguna agar dapat melakukan transaksi dimanapun dan kapanpun yang dapat diakses melalui perangkat mobile. Mobile banking BRI sendiri merupakan salah satu mobile banking dengan jumlah pengguna terbanyak di Indonesia. Akan tetapi pengguna masih belum cukup puas dengan layanan Mobile banking BRI ini dikarenakan terjadinya kendala. Kendala-kendala teknis yang sering dikeluhkan oleh pengguna dalam pengunduhan mobile banking BRI pada play store diantaranya adalah user yang terblokir tanpa sebab, tidak dapat login ataupun saldo yang nyangkut. Maka dari itu perlu adanya penelitian untuk mengukur sejauh mana mobile banking BRI diterima oleh pengguna. Model yang digunakna dalam penelitian ini adalah UNIFIED THEORY OF ACCEPTANCE AND USE OF TECHNOLOGY (UTAUT) yang terdiri dari 7 hipotesis dan 8 variabel yaitu performace expectancy, effort expectancy, social influence, facilitating condition, price value, perceived credibility, behavioral intention, dan use behavior. Pada penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif, dengan analisa data menggunakan SmartPLS 3.0. hasil dari penelitian ini dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pengguna mobile banking BRI berdasarkan hipotesis pertanyaan yang sudah ditentukan dan juga sebagai saran pengembangan sistem selanjutnya. Setelah diketahui faktor apa saja yang berpengaruh dalam penerimaan mobile banking BRI, penelitian ini dapat diolah menjadi sebuah rekomendasi untuk mobile banking ke depannya. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa faktor Behavioral Intention menjadi yang paling berpengaruh signifikan terhadap Use Behavior dengan nilai t-test sebesar 6,052, disusuol oleh Perceived Credibility, Effort Expectancy, Price Value Dan Facilitating Condition. Dan juga terdapat 2 faktor yang tidak memiliki pengaruh yaitu Performance Expectancy dan Social Influence dengan nilai t-test dibawah 1,96..

Kata Kunci: Pengukuran penerimaan pengguna, Mobile Banking, BRI, UTAUT, SmartPLS 3.0.

BAB I-V + 129 Halaman + xiii + 27 Gambar + 21 Tabel + Daftar Pustaka + Lampiran

(7)

v Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat

serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga

shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita Rasulullah

Muhammad SAW yang telah membawa kita keluar dari zaman kegelapan.

Dalam skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat

kekurangan. Namun demikian penulis berharap skripsi ini dapat memenuhi

prasyarat dalam memperoleh gelar sarjana (S-1) dalam jurusan Sistem Informasi di

Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Skripsi yang berjudul “Analisis Pengukuran Tingkat Penerimaan Pengguna Mobile Banking BRI Menggunakan UNIFIED THEORY OF ACCEPTANCE AND USE OF TECHNOLOGY (UTAUT)” akhirnya dapat diselesaikan sesuai dengan harapan penulis. Selama penyusunan skripsi ini tentunya penulis menghadapi banyak kesulitan dan tantangan. Semua kesulitan dapat penulis lalui tak lepas dari kebesaran hati dari berbagai pihak dalam membantu penulis.

Pada kesempatan ini penulis juga hendak mengucapkan terima kasih kepada

pihak-pihak yang telah membantu memberikan dukungan baik berupa materi

maupun dukungan Do’a, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Ucapan

terima kasih secara khusus penulis berikan kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Lily Surraya Eka Putri, M.Env.Stud. selaku Dekan Fakultas

(8)

vi

Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Nur Aeni Hidayah, S.E., M.M.S.I selaku Dosen Pembimbing I yang

secara bijaksana dan kooperatif telah memberikan ilmu dan bimbingan

dengan sabar serta membantu, dan memberi dukungan moral maupun teknis

selama penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Meinarini Catur Utami, M.T selaku Dosen Pembimbing II yang juga

secara bijaksana dan kooperatif telah memberikan ilmu dan bimbingan

dengan sabar serta membantu, dan memberi dukungan moral maupun teknis

selama penyusunan skripsi ini.

5. Dosen-dosen Program Studi Sistem Informasi yang telah memberikan ilmu

selama penulis masih mengikuti proses perkuliahan.

6. Seluruh karyawan dan Staff Bank BRI Kanca Bintaro yang senantiasa

memberikan arahan, ilmu, semangat dan dukungan kepada penulis.

7. Ibu Surtini dan Bapak Fahmi Zakaria selaku orang tua yang telah mendidik,

menyayangi, memberikan dukungan, semangat dan doa yang tiada henti

sehingga penulis ingin selalu memberikan yang terbaik untuk mereka.

8. Fahreza Pasha selaku saudara kandung penulis yang selalu memberikan

dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan laporan skripsi ini.

9. Tante, om, sepupu serta keluarga besar penulis yang selalu memberikan

dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan laporan ini.

10. Sahabat-sahabat penulis di Sistem Informasi UIN SYarif HIdayatullah,

yaitu Mujahidah Ardillah, Silvia Yulianti, Putri Suci Dwi Hita, Ineke

(9)

vii

ini yang telah memberikan banyak bantuan ilmu, semangat dan doanya

kepada penulis.

11. Sahabat-sahabat penulis, yaitu Oliver, Farikha Rachmawati, Aderia

Putriana, Niken Dwi Swastika, Rensa Rahmawati, Dea Amanda Putria dan

yang lain-lain tidak dapat disebutkan satu persatu selaku teman terbaik yang

pernah penulis miliki hingga saat ini yang telah memberikan semangat dan

doanya kepada penulis.

12. Seluruh pihak-pihak yang terkait dan banyak berjasa dalam proses

penyelesaian laporan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu

namun tidak mengurangi rasa terima kasih sedikitpun dari penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan skripsi ini masih jauh

dari kata sempurna, serta masih banyak kekurangan baik dalam penulisan materi

maupun dalam susunan bahasanya. Untuk itu kiranya, pembaca dapat memaklumi

atas kekurangan dalam laporan ini.

Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi

penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Jakarta, Juli 2020

Farah Nadhya NIM. 1113093000085

(10)

viii DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

LEMBAR HALAMAN JUDUL ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 11 1.3 Batasan Masalah ... 12 1.4 Tujuan Penelitian ... 12 1.5 Manfaat Penelitian ... 12 1.6 Hipotesa Penelitian ... 13 1.7 Metodologi Penelitian ... 15 1.8 Model Penelitian ... 16 1.9 Penelitian Terdahulu ... 16 1.10 Sistematika Penulisan ... 22

BAB II LANDASAN TEORI ... 23

2.1 Definisi Analisis ... 23

2.2 Definisi Pengukuran ... 25

2.3 Definisi Penerimaan Pengguna ... 25

2.4 Penerimaan Sistem Informasi ... 26

2.5 Definisi Sistem Informasi ... 27

2.6 Komponen Sistem Informasi ... 28

2.7 Definisi E – Banking ... 30

(11)

ix

2.11 TPB ... 32

2.12 TAM ... 33

2.13 UNIFIED THEORY OF ACCEPTANCE AND USE OF TECHNOLOGY (UTAUT) ... 34

2.14 Varaiabel UTAUT ... 37

2.15 Price value ... 43

2.16 Perceived credibility ... 43

2.17 Populasi dan Sampel ... 44

2.18 Teknik Pengambilan Sampel ... 47

2.19 Definisi Skalat Likert ... 48

2.20 PLS-SEM... 49

2.20.1 Model Pengukuran (Outer Model) ... 50

2.20.2 Model Struktural (Inner Model) ... 55

2.21 SmartPLS ... 55

2.22 Metodologi Pengumpulan Data ... 56

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 62

3.1 Pendekatan Penelitian ... 62

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 62

3.3 Prosedur Penelitian ... 63

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 64

3.4.1 Studi Literatur ... 64

3.4.2 Pembuatan Kuesioner ... 68

3.4.3 Survey ... 71

3.5 Teknik Analisis Data ... 72

3.5.1 Analisis PLS-SEM ... 72

3.6 Model Penelitian dan Pengembangan Hipotesis ... 73

3.6.1 Model Penelitian ... 73

3.6.2 UTAUT ... 74

3.6.3 Definisi Indikator UTAUT ... 75

3.6.4 Hipotesis ... 78

BAB IV PEMBAHASAN ... 80

4.1 Gambaran Perusahaan ... 80

4.1.1 Sejarah Bank BRI ... 80

(12)

x

4.1.5 Bank BRI Kanca Bintaro ... 85

4.1.6 Struktur Organisasi ... 85

4.1.7 Tugas Pokok dan Fungsi ... 86

4.2 Hasil Analisis ... 102

4.2.1 Hasil Analisis Demografi ... 102

4.2.2 Hasil Analisis Model Pengukuran (Outer Model) ... 107

4.2.3 Hasil Analisis Struktur Model (Inner Model) ... 113

4.3 Interprestasi dan Diskusi Hasil Analisis ... 122

4.3.1 Interprestasi dan Diskusi Hasil Analisis Data Demografi ... 122

4.3.2 Interprestasi dan Diskusi Hasil Analisis Model Pengukuran ... 123

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 127

5.1 Kesimpulan ... 127

5.2 Saran ... 128

(13)

xi

Gambar 1. 1 Diagram Jumlah Pengguna Internet... 3

Gambar 1. 2 Jumlah Review BRI mobile (Play Store) ... 5

Gambar 1. 3 Model Penelitian (diadopsi dari Venkatesh et al., 2003) ... 14

Gambar 1. 4 rancangan model ... 16

Gambar 2. 1 Komponen Sistem Informasi ... 28

Gambar 2. 2 Model TRA (Fishbein and Azjen, 1975) ... 31

Gambar 2. 3 TPB (Azjen, 1988) ... 32

Gambar 2. 4 Model TAM (Davis, 1989) ... 33

Gambar 2. 5 UTAUT ... 35

Gambar 2. 6 Kategori Sampel (Siregar, 2013) ... 45

Gambar 2. 7 Indikator Reflektif ... 50

Gambar 2. 8 Indikator Formatif ... 51

Gambar 2. 9 Klasifikasi Komponen Model Struktural (Hussein, 2015) ... 56

Gambar 3. 1 Prosedur Penelitian ... 63

Gambar 3. 2 Model Persamaan Struktural... 73

Gambar 3. 3 Model Ususlan UTAUT ... 74

Gambar 3. 4 Model Penelitian dengan Hipotesis ... 79

Gambar 4. 1 logo BRI ... 84

Gambar 4. 2 struktur organisasi BRI kanca Bintaro ... 86

Gambar 4. 3 Diagram Lingkaran Jenis Kelamin Responden ... 103

Gambar 4. 4 Diagram Lingkaran Usia Responden ... 104

Gambar 4. 5 Diagram Tingkat Pendidikan Responden ... 105

Gambar 4. 6 Diagram Lingkaran Pengalaman Responden... 106

Gambar 4. 7 Diagram Tingkat Kesukarelaan Responden ... 107

Gambar 4. 8 uji path coefficient dengan SmartPLS ... 115

Gambar 4. 9 rumus uji effect size ... 118

(14)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Jumlah Pengguna Internet di Indonesia... 2

Tabel 1. 2 Jumlah Pengguna Mobile banking di Indonesia ... 3

Tabel 1. 3 penelitian terdahulu ... 16

Tabel 2. 1 analisis kuantitatif & kualitatif ... 24

Tabel 2. 2 teori sebelum UTAUT ... 36

Tabel 2. 3 Perbandingan Antara Indikator Refleksif Dan Formatif ... 52

Tabel 2. 4 penelitian sejenis ... 57

Tabel 3. 1 Studi Literatur ... 64

Tabel 3. 2 kuisioner penelitian ... 69

Tabel 3. 3 tabel jumlah respoden... 72

Tabel 3. 4 indikator UTAUT ... 75

Tabel 4. 1 Hasil Awal Pengujian Loading Faktor menggunakan SmartPLS 3.0 ... 108

Tabel 4. 2 Hasil Awal Pengujian Loading Faktor menggunakan SmartPLS 3.0 ... 109

Tabel 4. 3 Hasil Uji Composite Reliability dengan SmartPLS ... 110

Tabel 4. 4 Hasil uji Average Variance Extracted (AVE) dengan SmartPLS ... 111

Tabel 4. 5 Hasil Uji Discriminant Validity menggunakan SmartPLS 3.0 ... 112

Tabel 4. 6 hasil uji path coefficient dengan SmartPLS ... 114

Tabel 4. 7 Hasil Uji R-square dengan SmartPLS ... 116

Tabel 4. 8 hasil uji t-test dengan SmartPLS ... 117

Tabel 4. 9 Hasil Uji Predictive Relevance dengan SmartPLS ... 119

(15)

xiii

Lampiran 1 Kuisioner ... xiv Lampiran 2 Hasil Analisis Data Kuisioner ... xviii Lampiran 3 Surat-surat Pendukung Penelitian ... xxi

(16)
(17)

1 1.1 Latar Belakang

Dewasa ini teknologi informasi semakin maju dan berkembang pesat. Subiyakto (2016) mengatakan di negeri ini, sebenarnya perkembangan teknologi sudah banyak dilakukan sejak 1980-an, tapi implementasinya masih rendah dibandingkan dengan negara tetangga. Dan perlahan kini kita mulai mengejar ketinggalan itu dan kini perkembangan teknologi informasi sudah sangat pesat. Seperti yang kita ketahui pada dasarnya teknologi dikembangkan untuk mempermudah manusia dalam melakukan aktivitasnya. Hal ini ternyata juga berlaku dalam menjalankan perusahaan/lembaga guna membantu dalam menyelesaikan aktivitas utama yang ada pada perusahaannya. Dengan semakin majunya teknologi harus dapat mengembangkan perusahaan dengan semaksimal mungkin.

Menurut Subiyakto et al (2017) saat ini sistem informasi sepertinya sudah tidak bisa lagi dianggap sebagai senjata dalam persaingan bisnis bagi organisasi, tetapi lebih dari itu. Sistem informasi telah diindikasikan menjadi salah satu syarat utama kehidupan sebuah organisasi. Bahkan tanpa bersaing sekalipun, pemanfaatannya sudah menentukan siklus hidup organisasi karena tuntutan era ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini.

Pemanfaatan teknologi informasi telah banyak dirasakan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia baik swasta maupun pemerintahan. Menurut Kadir dan Triwahyuni (2003), teknologi informasi dapat dimanfaatkan perusahaan untuk mencapai keunggulan kompetitif. Salah satu teknologi informasi yang sangat mendominasi saat ini adalah internet. Internet merupakan sebuah jaringan komputer yang menghubungkan satu dengan yang lainnya. Menurut Subiyakto (2018) mengintegrasikan Sistem Informasi memungkinkan pemilik sistem untuk memperoleh daya saing bisnis mereka. Integrasi Sistem Informasi (ISI) adalah salah satu perhatian utama bagi banyak organisasi atau perusahaan yang ingin menerapkan, mengakuisisi atau ,emggabungkan Sistem Informasi di dalamnya, maka dari itu banyak perusahaan yang memanfaatkan hal tersebut guna memajukan perusahaannya.

(18)

Banyaknya pengguna internet di Indonesia, telah membawa perubahan dalam berbagai bidang berbisnis, salah satunya dalam bidang industri perbankan. Kehadiran sistem online yang dilatarbelakangi oleh teknologi komputer dan teknologi komunikasi dapat memungkinkan nasabah untuk melakukan transaksi kapanpun dan dimanapun. Perkembangan selanjutnya, munculah mesin-mesin ATM sebagai inovasi yang memungkinkan nasabah melakukan transaksi tanpa harus tergantung oleh jam kerja bank. Lalu pihak bank juga mengembangkan layanan dengan telepon. Menurut Kadir dan Triwahyuni (2003) kehadiran internet membuat pihak perbankan melakukan perkembangan dan berinovasi terbaru, yaitu internet banking dan mobile banking, dengan menggunakan perangkat mobile untuk mengoperasikannya. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia ( APJII), pada tahun 2017 jumlah pengguna internet di indonesia mencapai 143,26 juta jiwa. Angka tersebut meningkat cukup pesat dibandingkan pada tahun sebelumnya, yaitu tahun 2016 yang tercatat sejumlah 132,7 juta jiwa. Jumlah pengguna internet pada tahun 2017 merupakan 54,86% dari total populasi indonesia yang mencapai hingga 262 juta orang. Pada tahun 2018 jumlah pengguna internet di Indonesia terjadi peningkatan lagi, yang mengalami pertumbuhan 10,12%.

Tabel 1. 1 Jumlah Pengguna Internet di Indonesia

Tahun Jumlah Pengguna Internet Persentase 2012 63 25,7 2013 71,9 28,6 2014 88,1 34,9 2016 132,7 51,5 2017 143,26 54,86 2018 171,17 64,8

(19)

Gambar 1. 1 Diagram Jumlah Pengguna Internet

Sejalan dengan perkembangan teknologi terutama internet, dunia perbankan pun berlomba–lomba untuk memberikan berbagai macam produk atau layanan. Layanan– layanan tersebut timbul setelah kesadaran bagi pihak perbankan bahwasannya pertumbuhan pengguna internet dunia terutama di Indonesia sangat pesat. Di Indonesia sendiri kita memiliki beberapa bank dengan aset terbesar, salah satunya yaitu Bank Rakyart Indonesia (BRI), dan salah satu layanan yang dimiliki untuk memudahkan para nasabahnya yaitu Mobile banking BRI yang termasuk dalam kategori E-Banking. Berikut adalah sejumlah pengguna Mobile banking BRI pada tahun 2015-2016 :

Tabel 1. 2 Jumlah Pengguna Mobile banking di Indonesia Jumlah Pengguna Mobile Banking di Indonesia

No. Nama Bank Jumlah pengguna

1 Bank Rakyat Indonesia (BRI) 17 Juta

2 Bank Mandiri 8,8 Juta

3 Bank Central Asia (BCA) 9 Juta

4 Bank Negara Indonesia (BNI) 4,2 Juta

5 Bank Tabungan Negara (BTN) 2,7 Juta

6 Bank CIMB Niaga (CIMB Niaga) 3,5 Juta

7 Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) 2,4 Juta 8 Bank Danamon Indonesia (danamon) 250.000

9 Bank Permata (Permata) 2 Juta

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 2012 2013 2014 2016 2017 2018 Ju m lah P e n gg u n a In te rn e t Tahun

Diagram Jumlah pengguna Internet

Jumlah Pengguna Internet dalam Juta

(20)

10 Bank DBS Indonesia (BDS) 600.000

Dari table 1.2, dapat dilihat bahwa bank BRI adalah bank dengan jumlah pengguna mobile banking terbanyak di Indonesia yakni sejumlah 17 juta pengguna, jumlah tersebut tidak lebih dari 40% dari total nasabah. Sat ini, jumlah nasabah yang aktif di bank BRI sebanyak ± 70 juta nasabah.

Hadir sebagai bank BUMN pertama di Indonesia, PT Bank BRI (Persero) Tbk. merupakan bank tertua di Indonesia, dan juga memiliki jumlah nasabah aktif terbanyak yaitu ± 70 juta nasabah (www.bri.co.id & BRI live chat). Dengan berbagai pengalaman yang telah lama di dunia perbankan, BRI adalah salah satu bank BUMN terbaik di Indonesia. Hal tersebut telah dibuktikan dengan seiring melemahnya perekonomian Indonesia, bank BRI menjadi bank BUMN urutan teratas dengan jumlah asset konsolidasi sebesar Rp. 802,2 triliun pada tahun 2015, hal tersebut mengalami kenaikan sebesar 13,75% dari tahun-tahun sebelumnya (bisniskeuangan.kompas.com).bahkan hingga 2019 BRI memiliki jumlah asset sebesar 1,238,657,773 (kinerjabank.com). Hal tersebut pastinya tidak lepas dari kualitas pelayanan dan fasilitas yang diberikan kepada konsumen, baik secara konvensional ataupun secara online. Di perkembangan era digital seperti saat ini, layanan sistem online menjadi pilihan bagi sebagian besar nasabah. Hal ini disebabkan oleh faktor kemudahan dalam melakukan berbagai jenis transaksi perbankan.

Hasil survei yang didapatkan dari pengunduhan aplikasi BRI mobile yang terdapat pada Play Store menunjukkan bahwasannya kualitas pelayanan yang diberikan pihak bank belum menemui tingkat kepuasan konsumen pada taraf yang cukup. Hal ini dapat kita lihat dari kolom review yang tersedia pada Play Store. Pada kolom komentar tersebut terdapat banyak keluhan dari para nasabah bank BRI yang telah menginstall dan menggunakan aplikasi mobile banking BRI dengan berbagai macam masalah atau kendala teknis saat menggunakan aplikasi tersebut.

(21)

Gambar 1. 2 Jumlah review BRI mobile (Play Store)

Dapat kita lihat bahwa review pengguna mobile banking BRI yang diakses melalui Play Store memperlihatkan review bintang 5 sebagai review yang tertinggi, yaitu dengan jumlah 48,967 review. Dengan rating aplikasi yaitu 4,2. Masih terdapat review pengguna aplikasi yang masih belum merasakan kepuasan dalam penggunaan aplikasi tersebut. Hal ini dapat dilihat dari jumlah rating review bintang 1 dan 2 sejumlah masing-masing 5,162 dan 3,695.

E-Banking diciptakan guna mempermudah transaksi dan meringankan beban kerja perbankan serta meningkatkan mutu layanan berbasis teknologi dan informasi. Menurut Himani Sharma (2011) E-Banking merupakan sebuah sarana strategi baru di sektor perbankan global untuk memikat nasabah dan meningkatkan kepuasan nasabah pada bidang pelayanan jasa keuangan. E-Banking mempermudah perbankan dalam memberikan pelayanan prima tanpa batas waktu dan tanpa terkendala ruang.

E-Banking sendiri terbagi menjadi dua jenis yakni jenis E-Banking berbasis konvensional channel (ATM, EDC, ATM Non Tunai, CDM) dan E-Banking berbasis personal channel atau perangkat piranti bertransaksi yang dimiliki oleh individu nasabah (Internet Banking dan Mobile banking). Menurut Maryanto Supriyono (2010) kemajuan

(22)

pesat teknologi komputer baik hardware,software, sistem host to host, sistem jaringan dan komunikasi data memberikan dampak yang luar biasa terhadap jasa perbankan secara elektronik. Perkembangan E-Banking mengalami lompatan besar, transaksi bank menjadi semakin mudah, cepat dan real time tanpa ada batasan waktu dan ruang.

Menurut Bećirović, Bajramović, dan Ahmatović (2011) mobile banking merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan berbagai transaksi seperti, pembayaran, penyerahan kredit dan transaksi lainnya melalui sebuah perangkat mobile seperti handphone atau Personal Digital Assistant (PDA). Bank dan provider telekomunikasi saling bertukar informasi dengan jaringan yang aman dan sampai kepada user dengan cepat. Menurut Kim, Shin, & Lee (2009), bank, provider dan institusi keuangan lainnya saling melengkapi satu dengan yang lainnya untuk meningkatkan nilai. Menurut Laukkanen & Lauronen (2005), mobile banking saat ini merupakan potensi yang sangat besar sebagai salah satu channel di bank. Pihak perbankan mulai mengembangkan aplikasi mobile banking dengan berbagai macam fitur. Fitur-fitur yang terdapat dalam aplikasi mobile banking berhubungan dengan transaksi finansial maupun non-finansial. Fitur-fitur yang dimiliki sesuai dengan kebutuhan bank. Fitur-fitur yang berkembang semakin menyesuaikan kebutuhan nasabah. . Mobile banking BRI merupakan layanan perbankan yang mengintegrasikan beberapa e-banking seperti Internet Banking, Mobile banking, Brizzi dan T- Bank juga terdapat fasilitas Call BRI dan Info BRI yang dapat diakses melalui smartphone.

Subiyakto dan Ahlan (2013) mengatakan bahwa untuk memperoleh manfaat implementasi teknologi, tantangan pertama adalah bagaimana agar berhasil dalam implementasi. Sebaliknya, jika implementasi gagal maka akan merugikan atau bahkan mempengaruhi kelangsungan operasi bisnis. Subiyakto et al (2019) mengatakan kinerja implementasi juga dapat mengacu pada persepsi pemangku kepentingan. banyak penelitian sebelumnya tentang keberhasilan implementasi Teknologi Informasi (TI) melaporkan bahwa kinerja penerapan teknologi menunjukkan efisiensi, efektivitas, kepuasan pengguna, dan kesesuaian dengan rencana pengembangan. Implementasi suatu teknologi informasi selalu berkaitan dengan penerimaan pengguna. Sejauh mana pengguna dapat menerima dan memahami suatu teknologi informasi adalah suatu hal yang penting untuk

(23)

mengetahui tingkat keberhasilan dari implementasi tersebut. Menurut Nasir (2013) penerimaan pengguna adalah sebuah faktor penting yang dapat mempengaruhi keberhasilan implementasi dari suatu teknologi. Tri Handayani dkk (2013) mengungkapkan bahwa suatu sistem informasi dapat dinyatakan berhasil apabila sistem informasi tersebut dapat digunakan dengan mudah dan dapat memenuhi kebutuhan pengguna. Menurut Davis (1989) Konsep penerimaan sistem ditolak atau diterima dapat dinilai berdasarkan nilai manfaat dan kemudahan yang dirasakan saat menggunakan sistem, hal tersebut merupakan dasarnya. Keberhasilan pengguna dapat dinilai dengan puasnya pengguna dalam menggunakan suatu sistem, hal ini sesuai dengan perkataan Subiyakto dan Ahlan (2014) yang mengatakan bahwa kepuasan pengguna akhir merupakan tingkat dimana pengguna puas Ketika memanfaatkan TI sebagai hasil proyek, atau dapat dinyatakan jika pengguna puas maka tingkat keberhasilannya semakin tinggi. Hal tersebut memiliki tujuan untuk mengetahui bagaimana sistem baru yang diimplementasikan tersebut telah memberikan manfaat bagi perusahaan sesuai dengan tujuan pembuatan sistem tersebut.

walaupun layanan mobile banking BRI menawarkan kemudahan-kemudahn kepada penggunanya, tetapi juga tidak dipungkiri terdapat pengguna yang mengeluh atau kurang nyaman dalam menggunakan layanan tersebut. Keluhan yang disampaikan oleh pengguna yakni mengenai user terblokir tanpa sebab, sulitnya login, notifikasi transaksi yang tidak terkirim atau terlambat. Berikut adalah beberapa contoh komentar pengguna mobile banking BRI pada pengunduhan mobile banking BRI pada Play Store

(24)

Gambar 1. 3 Komentar Pengguna Mobile Banking BRI

Dari gambar 3.1 yang merupakan komentar pengguna mobile banking BRI ada yang mengatakan "sangat mengecewakan, tiap kali masukin user id dan password karena sinyal jelek, dibilang salah masuk password n diblokir dan bank lain aja tinggal reinstall n daftar ke atm udah bisa lagi. Ini tiap kali error karena sinyal jadi terblokir dan harus ke BRI yang bikin ribet dan antri lamaaaaa hanya untuk aktivasi Kembali ke BRI mobile.. jaman now bank lain uda lari pesat lebih maju, BRI jalan lambat plis deh ya” ujar Trifina Mulyani pada 02-08-2019. Selain itu juga ada yang berujar ”pembelian pulsa GSM gagal, tapi saldo tetap terpotong. So dissapointed” ujar Gedy Novry pada 30-10-2019

Terblokirnya user tanpa sebab membuat sebuah keadaan sulit untuk pengguna, dimana pengguna ingin melakukan transaksi tetapi akunnya terblokir dan harus mengurusnya pengaktifannya kembali ke bank. Begitu pula dengan pembelian pulsa atau Go-pay ataupun token prabayar yang transaksinya sudah berhasil tetapi pulsa tidak masuk, jelas ini sangat merugikan untuk pengguna. Dan juga sama halnya dengan notifikasi yang terlambat/gagal terkirim. Meski notifikasi tidak terkirim atau terlambat hal tersebut tetap mengurangi biaya pulsa pengguna. Keluhan yang disampaikan oleh penggunanya merupakan suatu bentuk ketidaknyamanan dari sisi pengguna dan hal tersebut dapat mengurangi kepercayaan pengguna terhadap layanan tersebut.

(25)

Dalam menganalisis sutu sistem kita harus menentukan faktor yang tepat guna hasil tepat sasaran. Menurut Subiyakto (2015) masalah Sistem Informasi yang paling rumit terkait masalah manajerial, organisasi, dan budaya. Faktor-faktor yang digunakan tersebut diawarisi dari konteks khusus dimana proyek dilakukan. Terlepas dari kenyataan bahwa Sistem Informasi itu berkinerja baik dan secara teknik mungkin dinilai “berhasil”, proyek itu mungkin juga dapat dibilang “sia-sia” karena ketidakpedulian kontekstual. Wajar jika dikatakan bahwa faktor keberhasilan suatu proyek tidak universal untuk semua proyek. Oleh karena itu penting untuk mempelajari faktor-faktor dari setiap proyek SI terkait dengan konteks lingkungan spesifiknya.

Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model UNIFIED THEORY OF ACCEPTANCE AND USE OF TECHNOLOGY (UTAUT). Dari penelitian sebelumnya belum ditemukan penelitian yang menggunakan model UTAUT dalam menganalisis minat pengguna layanan Mobile banking BRI. UTAUT terbukti dapat menjelaskan hingga 70% lebih varian pengguna dibandingkan dengan delapan model penelitian sebelumnya. Dalam jurnal C.Martins et al (2014) Oshlyansky et al (2007) berpendapat bahwa yang menemukan UTAUT sudah cukup baik karena dapat diterjemahkan dalam berbagai bahasa dan dapat digunakan lintas budaya. Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Venkatesh et al. (2003), Model ini terdiri dari empat faktor, yaitu : Faktor penentu performance expectancy, effort expectancy, social influence dan facilitating condition.

Untuk mengetahui keberhasilan dari implementasi teknologi informasi seperti pada sistem yang sudah di implementasikan pada organisasi sebelumnya perlu diadakannya analisis tingkat penerimaan pengguna terhadap sistem tersebut guna mengetahui apakah implementasi sistem tersebut telah sesuai dengan tujuan organisasi. Terdapat banyak model untuk menganalisis tingkat penerimaan pengguna, salah satunya adalah UNIFIED THEORY OF ACCEPTANCE AND USE OF TECHNOLOGY (UTAUT) yang di ciptakan oleh Ventakesh, et al. (2003).

Menurut Venkatesh, et al. (2003). UTAUT merupakan sebuah model untuk menjelaskan perilaku pengguna terhadap teknologi informasi. Model ini merupakan kombinasi dari delapan model yang dinyatakan berhasil dikembangkan sebelumnya. Teori-teori penerimaan tersebut adalah Theory of Reasoned Action (TRA), Technology

(26)

Acceptance Model (TAM), Motivational Model, Theory of Planned Behavioral (TPB), Combined TAM dan TPB, Model of PC Utilization (MPCU), Innovation Diffusion Theory, Social Cognitive Theory (SCT) (Venkatesh et al., 2003). Model UTAUT dinilai lebih berhasil dalam menggambarkan hingga 70% varian pengguna daripada delapan model teori yang lain.

Model UTAUT menunjukan bahwa niat untuk berperilaku (behavioral intention) dan perilaku untuk menggunakan suatu teknologi (use behavior) dipengaruhi oleh harapan akan kinerja (performance expectancy), harapan akan usaha (effort expectancy), pengaruh sosial (social influence), dan kondisi pendukung (facilitating conditions). Keempat faktor tersebut dimoderasi oleh faktor jenis kelamin (gender), usia (age), pengalaman (experience) dan kesukarelaan menggunakan (voluntariness of use). Studi empiris yang menggunakan model penelitian ini sudah banyak dilakukan, dan mendapatkan temuan yang beragam.

Dalam penelitian ini, selain keenam variabel yang berada pada UTAUT peneliti juga menambahkan 2 variabel lainnya yang dirasa sesuai dan cocok dengan penelitian ini yaitu, price value dan perceived credibility. Price value (nilai harga) yang juga dapat diartikan nilai harga yang sebanding dengan manfaat yang diterima ini diambil dari model UTAUT 2, dan perceived credibility (perpeksi kredibilitas) atau dapat diartikan juga keamanan yang dirasakan pengguna dalam menggunakan mobile banking ini banyak digunakan pada penelitian-penelitian yang berkaitan mobile banking salah satunya yaitu sebuh jurnal penelitian yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Minat Nasabah Dalam Menggunakan Layanan Mobile banking Menggunakan UTAUT (UNIFIED THEORY OF ACCEPTANCE AND USE OF TECHNOLOGY) (Studi Pada Pengguna Mobile banking BRI KCP Universitas Brawijaya)” oleh Arimbi Dewayanti et al. (2018), penelitian inipun mengacu pada jurnal penelitian “Consumer Acceptance of an Electronic Dinar Payment System in Malaysia” oleh Mohd-Nazri Muhayyidin et al. (2011).

Dalam dunia perbankan, TI ikut serta menyumbangkan manfaat yang besar bagi berbagai kegiatan terkait proses transaksi, pembayaran, penyerahan kredit dan transaksi lainnya. Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank terbesar di Indonesia yang dimilik pemerintah dan memiliki visi menjadi bank komersial terkemuka yang selalu

(27)

mengutamakan kepuasan nasabah, yang mana TI/SI menjadi bagian penting untuk mewujudkan visi tersebut.

Dengan sasaran mutu yang sejalan dengan visinya maka BRI terus mengembangkan produk dan layanan setiap tahunnya untuk memberikan layanan terbaik dan sesuai dengan harapan penggunanya, yaitu para nasabah. Salah satu layanan yang diberikannya adalah mobile banking. Mobile banking diharapkan dapat memudahkan pengguna dalam melakukan transaksi yang dibutuhkan. Dalam penggunaannya mobile banking tentu dibutuhkan pemeliharaan dan tidak luput dari berbagai masalah. Berdasarkan survei yang peneliti lakukan dengan melihat review mobile banking BRI pada play store masih bayak terjadi masalah dan komplain. Selama 3 – 5 tahun terakhir terjadi banyak komplain yang masuk mengenai mobile banking, terdapat lebih dari 1000 komplain. Dari banyaknya komplain yang masuk, sebagian besarnya disebabkan oleh user yang terblokir tanpa sebab, tidak dapat bertransaksi karena telah mengganti pin tetapi aplikasi tidak update dengan pin baru, aplikasi tidak dapat diakses, notifikasi yang terlambat masuk atau tidak terkirim, tidak dapat mengisi brizzi dan banyak juga komplain yang dikarenakan uang atau pulsa yang menyangkut setelah pengguna melakukan transaksi di mobile banking.

Masalah diatas tersebut telah menjadi sebuah hambatan bagi keberhasilan sistem informasi. Pentingnya penerimaan pengguna dalam menentukan keberhasilan sistem dan juga dari penelitian terdahulu hingga saat ini belum pernah dilakukan penelitian terkait tingkat penerimaan pengguna mobile banking BRI pada BRI KC Bintaro. Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian berjudul “Analisis Pengukuran Tingkat Penerimaan Mobile banking BRI menggunakan Unified Theory Of Acceptance And Use Of Technology (UTAUT)” studi kasus pada Bank BRI KC Bintaro.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi msalah yang telah dipaparkan diatas, peneliti merumuskan beberapa permasalahan yang ada sebagai berikut:

(28)

penerimaan pengguna mobile banking BRI menggunakan UNIFIED THEORY OF ACCEPTANCE AND USE OF TECHNOLOGY (UTAUT).

1.3 Batasan Masalah

Adapun ruang lingkup dan batasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Penelitian ini dilakukan terhadap mobile banking pada Bank BRI KC Bintaro.

2. Secara teori, penelitian menggunakan model UNIFIED THEORY OF

ACCEPTANCE AND USE OF TECHNOLOGY (UTAUT) mengacu pada penelitian Venkatesh et al (2003), yang terdiri dari 6 variabel yaitu performance expectancy, effort expectancy, social influence, facilitating conditions, behavioral intention dan use behavior. Serta peneliti menambahkan beberapa variabel yang relevan dengan penelitian ini yaitu, price value, perceived credibility.

3. Secara metodologi, penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik pengumpulan data survei (kuesioner) kepada end user (pengguna akhir) dalam penelitian ini yaitu meliputi pengguna dari layanan mobile banking BRI. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik convenience Sampling, dengan analisis data menggunakan PLS-SEM dengan SmartPLS 3.0.

1.4 Tujuan Penelitian

Sebagaimana telah diuraikan pada sub bab sebelumnya, penelitian ini dilakukan dengan tujuan:

a. Mengetahui tingkat penerimaan layanan mobile banking di Bank BRI berdasarkan presepsi pengguna.

b. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pengguna terhadap layanan mobile banking menggunakan model UTAUT.

1.5 Manfaat Penelitian

(29)

pada pihak lain. Beberapa manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah diantaranya:

1. Bagi Penulis:

Berguna untuk memperluas pemahaman tentang The UNIFIED THEORY OF ACCEPTANCE AND USE OF TECHNOLOGY (UTAUT) pada E – Banking khususnya Mobile banking BRI untuk menerapkan ilmu-ilmu yang telah di dapat selama masa perkuliahan

2. Bagi Lembaga

Berguna untuk memberikan masukan terhadap Mobile banking BRI serta Menjadi referensi untuk peneliti selanjutnya

3. Bagi Universitas

Penelitian ini dapat dijadikan sumber referensi tambahan untuk para mahasiswa maupun pihak lain yang berkepentingan, serta memungkinkan penelitian selanjutnya mengenai topik-topik yang sifatnya melanjutkan atau melengkapi.

1.6 Hipotesa Penelitian

Model dari penelitian ini (Gambar 1.3) di adaopsi dari penelitian Venkatesh, et al., (2003), yang terdiri dari 6 variabel yaitu performance expectancy, effort expectancy, social influence, facilitating conditions, behavioral intention dan use behavior. Dan dimodifikasi dengan penambahan Price value dan Perceived credibility.

(30)

Gambar 1. 4 Model Penelitian (diadopsi dari Venkatesh et al., 2003)

H1: Niat pengguna untuk menggunakan (behavioral intention) mobile banking berpengaruh secara signifikan terhadap niat perilaku penggunaan (Use Behavior) mobile banking.

H2: Ekspektansi usaha (Effort Expectancy) yang dimiliki oleh pengguna berpengaruh secara signifikan terhadap niat untuk menggunakan (behavioral intention) mobile banking.

H3: Kondisi-kondisi yang membantu (Facilitating Conditions) yang dimiliki oleh pengguna berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku penggunaan (Use Behavior) mobile banking.

H4: Ekspektansi kinerja (Performance Expectancy) yang dimiliki oleh pengguna berpengaruh secara signifikan terhadap niat untuk menggunakan (behavioral intention) mobile banking.

H5: Faktor sosial (Social Influence) yang dimiliki oleh pengguna berpengaruh secara signifikan terhadap niat untuk menggunakan (behavioral intention) mobile banking.

(31)

H6: Nilai harga (Price value) yang dimiliki pengguna berpengaruh secara signifikan terhadap niat untuk menggunakan (behavioral intention) mobile banking.

H7: Persepsi Kredibelitas (perceived credibility) yang dimiliki oleh pengguna berpengaruh secara signifikan terhadap niat untuk menggunakan (behavioral intention) mobile banking.

1.7 Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan model UTAUT sebagai alat untuk menganalisis penerimaan pengguna mobile banking dengan metode pengumpulan data yang terdiri dari:

1. Observasi

Observasi dilakukan dengan memlihat review-review dari pengguna mobile banking BRI yang berada pada pengunduhan play store. Peneliti menelaah masalah atau kendala-kendala teknis yang disampaikan oleh pengguna

2. Kuesioner

Kuesioner disebarkan kepada pengguna mobile banking BRI, kuesioner berisi daftar pertanyaan terkait variabel yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan model UTAUT.

3. Studi Literatur

Studi literatur dilakukan dengan membaca buku-buku serta jurnal penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penerimaan pengguna dan model UTAUT.

(32)

1.8 Model Penelitian

Model penelitian dari penelitian ini adalah model UTAUT oleh Venkatesh et al., (2003). Model penelitian ini memiliki 6 variabel yang terdiri dari Performance Expectancy (PE), Effort Expectancy (EE), Social Influence (SI), Facilitating Conditions (FC), Behavioral Intention (BI), dan User Behavior (UB). Selain itu juga terdapat 4 variabel moderator yaitu, gender, age, experience dan voluntariness of use. Namun pada penelitian ini penulis memodifikasi model dengan menambahkan price value (PV) dan perceived credibility (PC). Berikut adalah rancangan model yang diajukan

Gambar 1. 5 rancangan model

1.9 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu adalah :

(33)

No. Jurnal Metode Penelitian Hasil Penelitian

1

Penerapan Model Utaut (UNIFIED THEORY OF ACCEPTANCE AND USE

OF TECHNOLOGY)

Untuk Memahami Niat

Dan Perilaku Aktual

Pengguna Go-Pay Di Kota Padang Structural Equation Modeling (SEM) dengan dianalsisi mengunakan SmartPLS ver.3.2.8

Keempat variabel utaut memiliki

pengaruh yang signifikan

terhadap niat penggunaan

aplikasi Gopay, yaitu

performance expectancy, social influence, facilitating condition dan behavioral intention dan

keempat hipotesis tersebut

diterima. Terdapat satu hipotesis ditolak yaitu effort expectancy.

2

Evaluasi Penerimaan

Aplikasi Mobile banking

Bni Terhadap Minat

Nasabah Menggunakan

Utaut (Studi Kasus : Bni Cabang Ugm)

Uji Regresi Linear berganda

Dilihat dari harapan usaha dan harapan kinerja mobile banking

BNI sudah memenuhu

kebutuhan. Namun pengaruh

sosial dinyatakan kurang

berpengaruh. 3 Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Minat Nasabah Dalam Menggunakan Layanan

Mobile banking Dengan

Menggunakan UTAUT

(UNIFIED THEORY OF ACCEPTANCE AND USE

OF TECHNOLOGY)

(Studi Pada Pengguna

Mobile banking BRI KCP Universitas Brawijaya)

Uji Regresi Linear berganda

Hasil dalam penelitian ini

menunjukkan bahwa minat

seseorang dalam menggunakan layanan mobile banking BRI dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu (1) Perceived Financial Cost (PFC); (2) Facilitating

Conditions (FC); (3)

Performance Expectancy (PE); (4) Perceived Self Efficacy (PSE); (5) Social Influence (SI); (6) Effort Expectancy (EE),

sedangkan (1) Perceived

credibility (PC) tidak memengaruhi minat seseorang

untuk menggunakan layanan

mobile banking BRI.

4

Persepsi Nasabah Bank BCA Dalam Penggunaan Mobile banking

Structural Equation Modeling (SEM)

Berdasarkan hasil penelitian,

performance expectancy

berpengaruh positif dan

signifikan terhadap behavioral intention, effort expectancy dan social influence berpengaruh positif tetapi tidak signifikan

(34)

terhadap behavioral intention, effort expectancy tidak berpengaruh terhadap perceived risk, behavioral intention

berpengaruh signifikan dan

positif terhadap usage behavior, perceived risk berpengaruh signifikan dan negatif terhadap behavioral intention.

5

Analisis Kesuksesan

Mobile banking (Mobile banking) Dengan Model Delone Dan Mclean Pada Bca Kantor Cabang Utama

(Kcu) Diponegoro

Surabaya

Structural Equation Modeling (SEM)

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel Kualitas Sistem berpengaruh positif terhadap

penggunaan dan Kepuasan

Pengguna. Variabel kualitas

informasi tidak memiliki

pengaruh terhadap penggunaan dan kepuasan pengguna.Variabel Kualitas Layanan berpengaruh positif terhadap Penggunaan, tetapi tidak memiliki pengaruh terhadap kepuasan pengguna. Variabel kepuasan pengguna

tidak memiliki pengaruh

terhadap intensi penggunaan, dan kebermanfaatan bersih. Variabel

penggunaan tidak memiliki

pengaruh terhadap kepuasan

pengguna dan kebermanfaatan bersih.

Untuk meningkatkan kesuksesan

mBCA maka harus

meningkatkan Kualitas Informasi

pada m-BCA yang akan

berdampak pada kepuasan

pengguna sehingga mencapai

kebermanfaatan bersih yang

dapat meningkatkan kesuksesan BCA. Rekomendasi untuk m-BCA yaitu: 1) untuk kualitas sistem sebaiknya dikembangkan lagi fleksibilitas sistemnya agar dapat dijangkau darimana saja, 2)

(35)

untuk kualitas layanan sebaiknya ditingkatkan keamanannya

6

Mengukur Tingkat

Penerimaan Teknologi

Mobile Apps Di Kalangan Mahasiswa Di Yogyakarta

Structural Equation Modeling (SEM)

Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa konstruk-konstruk

performance expectancy, effort expectancy dan social influence secara positif berpengaruh pada behavioral intention. Sedangkan Facilitating conditions, dan behavioral intention berpengaruh secara positif pada keputusan untuk menggunakan teknologi. Dari hasil penelitian ini juga

memvalidasi bahwa model

UTAUT dapat dipergunakan

untuk mengukur tingkat

penerimaan mobile apps

7

Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi

Penerimaan Mobile

banking Studi Kasus : Bri Cabang Bajawa

Structural Equation Modeling (SEM)

Hasil penelitian menunjukan

persepsi keamanan dan

kemudahan penggunaan menjadi faktor yang paling menentukan dalam niat perilaku seseorang

untuk menggunakan mobile

banking. Niat perilaku dan

kondisi pemfaslitasi juga

mempengaruhi seseorang dalam penggunakan kembali mobile banking. Biaya yang besar dalam menggunakan mobile banking masih menjadi penghalang dalam niat seseorang menggunakan mobile banking. Manfaat yang dirasakan dan pengaruh sosial

tidak mempengaruhi niat

perilaku seseorang dalam

menggunakan mobile banking. Hal tersebut dapat dikarenakan

mobile banking bukan

merupakan sistem atau aplikasi

yang langsung responden

(36)

sehingga manfaat langsung tidak terlalu dirasakan

8

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Penerimaan Dan Penggunaan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (Sipkd) Dalam Perspektif The UNIFIED THEORY OF ACCEPTANCE AND USE OF TECHNOLOGY 2 (Utaut 2) Di Kabupaten Semarang

Structural Equation Modeling (SEM)

Penelitian ini belum bisa

membuktikan pengaruh variabel performance expectancy, effort expectancy, social influence, facilitating conditions, terhadap behavioral intention. Serta faktor moderasi usia, jenis kelamin dan pengalaman yang memoderasi facilitating condition terhadap behavioral intention.

Pdalam penelitian ini facilitating conditions dinilai berpengaruh positif dan signifikan terhadap use behavior, begitu pula dengan

hedonic motivation terhadap

behavioral intention. sedangkan faktor usia, jenis kelamin dan

pengalaman tidak dapat

memoderasi pengaruh hedonic motivation terhadap behavioral

intention. Pengaruh habit

memiliki pengaruh yang positif

dan signifikan terhadap

behavioral intention. Sedangkan faktor usia, jenis kelamin dan pengalaman yang memoderasi habit tidak memiliki pengaruh terhadap behavioral intention. Faktor habit memiliki pengaruh yang positif dan signifikan

terhadap use behavior.

Sedangkan faktor yang

memoderasinya yaitu usia, jenis kelamnin dan pengalaman tidak berpengaruh.

(37)

Behavioral intention memiliki pengaruh terhadap use behavior, sedangkan faktor yang

memoderasinya yaitu pengalaman tidak memiliki pengaruh.

9

Determinan penggunaan sistem akuntansi

pemerintah desa: Analisis keperilakuan

menggunakan UTAUT

Smart PLS analisis Jalur

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekspektansi kinerja, ekspektansi usaha, dan kondisi yang memfasilitasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat penggunaan sistem, sedangkan pengaruh sosial terhadap minat penggunaan sistem adalah tidak didukung. Selain itu, efek gender pria atau wanita maupun efek gender maskulin atau feminin sebagai pemoderasi variabel utama diketahui tidak didukung.

10

Faktor-Faktor Penerimaan Teknologi Yang

Memengaruhi Intensi Kontinuitas Penggunaan Mobile Wallet Di Kota Bandung

Uji Regresi Linear berganda

Hasil penelitian menunjukkan bahwa habit, hedonic

motivation, dan social influence merupakan faktor-faktor yang memengaruhi intensi kontinuitas penggunaan mobile wallet. Faktor habit memiliki pengaruh paling signifikan terhadap intensi penggunaan mobile wallet yang diikuti oleh hedonic motivation, facilitating condition dan social influence. Sementara performance expectancy, effort expectancy, facilitating

condition, dan price value tidak memengaruhi intensi kontinuitas mobile wallet di Kota Bandung. Model UNIFIED THEORY OF

(38)

ACCEPTANCE AND USE OF TECHNOLOGY 2 (UTAUT2) pada penelitian ini mampu menjelaskan intensi kontinuitas penggunaan mobile wallet di Kota Bandung sebesar 71.6%

1.10 Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan laporan penelitian, pembahasan terbagi dalam lima bab yang secara singkat akan diuraikan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi penjelasan secara singkat mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan sasaran penelitian, manfaat penelitian, hipotesa penelitian, metodologi penelitian, penelitian terdahulu dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini membahas mengenai dasar-dasar teori yang mendukung dalam menganalisis tingkat penerimaan pengguna terhadap layanan mobile banking.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini membahas tentang metodologi pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, dan metode analisis data.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan profil singkat perusahaan dan membahas hasil- hasil yang diperoleh dari hasil penelitian analisis tingkat penerimaan pengguna terhadap layanan mobile banking.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan yang berkenaan dengan hasil pemecahan masalah serta beberapa saran untuk pengembangan layanan mobile banking

(39)
(40)

23

BAB II LANDASAN TEORI LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Analisis

Menurut Luankali (2007), analisis diartikan sebagai penyerapan, pengkajian serta penggunaan informasi untuk membuat kesimpulan. Dapat juga diartikan sebagai tindakan melakukan pembahasan yang selanjutnya dilakukan pengolahan data dan hasilnya disimpulkan.

Menurut Halim (dalam Ratinastria, 2010) analisis dapat dilihat secara mekanis dan substantif :

1. Secara Mekanis, dalam tahapan analisis akan terjadi :

1. perubahan angka dan catatan hasil pengumpulan data menjadi sebuah informasi yang lebih mudah dipahami.

2. Penggunaan alat analisis yang berguna untuk membuktikan hipotesis ataupun pendeskripsian variabel riset secara benar, bukan karena kebetulan saja.

3. Penginterprestasian berbagai informasi ke dalam kerangka yang lebih luas, atau inferensi ke populasi, untuk menjawab pertanyaan – pertanyaan yang muncul.

2. Secara Substantif

1. membandingkan dan menguji teori atau konsep dengan informasi yang telah ditemukan.

2. Mencari atau menentukan konsep baru dari data yang telah ditemukan sebelumnya.

3. Mencari penjelasan apakah konsep baru tersebut dapat berlaku untuk umum, atau baru terjadi bila ada kondisi tertentu.

(41)

Dan berikut adalah perbandingan metode analisis secara kuantitatif dan kualitatif :

Tabel 2. 1 analisis kuantitatif & kualitatif

No. Metode Kuantitatif Metode Kualitatif

1 Deduktif Induktif

2

Objektifitas mencari pengukuran yang tepat berdasarkan alat instrumental yang valid dan reliabel

peneliti merupakan instrumen penelitian dan subjektivitas berdasarkan interpretasi peneliti.

3 Hubungan Kausal Hubungan arti atau makna

4 Tidak ada kualitatif.

Segala sesuatu hanya 1 atau 0.

Akhir semua riset mempunyai suatu dasar kualitatif

5

Menganalisis data numerik dalam bentuk angka

Menganalisis data dalam bentuk narasi atau kata - kata, gambar atau objek.

6

Untuk mengklasifikasi keadaan menghitung dan mengonstruksi model statistik dalam upaya menjelaskan apa yang diobservasi

Tujuannya adalah suatu deskripsi lengkap dan terperinci.

7

Penulis mengetahui dengan jelas sebelumnya apa yang dicarinya

Peneliti hanya mengetahui sesuatu secara kasar sebelumnya apa yang dicarinya

8

semua aspek studi secara teliti didesain sebelum data

dikumpulkan

Desain penelitian muncul ketika studi dilaksanakan

(42)

2.2 Definisi Pengukuran

Menurut Cangelosi (1995), Pengukuran merupakan suatu proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris untuk mengumpulkan informasi yang sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. Menurut Arikunto (2004), pengukuran merupakan sebagai suatu aktivitas membandingkan suatu hal dengan satuan ukuran tertentu sehingga sifatnya menjadi kuantitatif. Sedangkan menurut Sridadi (2007), pengukuran diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan secara sistematis guna memperoleh besaran kuantitatif dari suatu objek tertentu dengan menggunakan alat ukur yang baku.

Bedasarkan deinisi – definisi yang dijelaskan diatas kita mendapatkan sebuah gambaran bahwa pengukuran merupakan suatu proses kuantifikasi untuk menempatkan suatu bilangan pada sebuah sistem materi yang bukan bilangan untuk menyatakan sifat – sifat yang dimiliki oleh materi tersebut bedasarkan peraturan yang sesuai dengan sifat – sifat tersebut. Jika dihubungkan dengan sistem informasi, maka pengukuran dapat kita simpulkan sebagai kegiatan mengukur tingkatan atau penilaian dari sebuah sistem dengan menggunakan alat ukur yang baku.

2.3 Definisi Penerimaan Pengguna

Menurut Nasir (2013) penerimaan pengguna adalah keinginan sebuah kelompok pengguna dalam memanfaatkan teknologi informasi yang diciptakan untuk membantu pekerjaan mereka.

Sedangkan Moskowitz et al (2012) mengartikan penerimaan pengguna sebagai sesuatu pengalaman yang ditandai dengan sikap positif tehadap produk, dan pemanfaatan produk oleh konsumen. Oleh sebab itu penerimaan pengguna dianggap sebagai aktor utama sukses atau tidaknya pengimplementasian suatu sistem.

Implementasi suatu teknologi informasi selalu berkaitan dengan penerimaan pengguna. Sejauh mana pengguna dapat menerima dan memahami teknologi tersebut merupakan suatu hal yang penting untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari implementasi sistem tersebut. Oleh sebab itu, menurut Nasir (2013) penerimaan pengguna atau user acceptance merupakan sebuah faktor yang penting yang dapat mempengaruhi keberhasilan dari implementasi sistem tersebut.

(43)

Menurut Alwahaishi dan Snasel (2013) penerimaan pengguna adalah sebuah faktor penting dan menjadi fokus utama dalam menentukan keberhasilan atau kegagalan produk teknologi informasi. Penggunaan sistem merupakan indikator dari kesuksesan dan penerimaan sistem dan teknologi informasi. Menurut Jati (2012) sebuah sistem dinilai baik atau buruk sangat tergantung dengan apa yang dirasakan oleh pengguna setelah menggunakan sistem dan teknologi infomasi.

Menurut Davis dalam Ananda (2014) konsep dalam penerimaan suatu sistem itu diterima atau ditolak ditentukan oleh 2 faktor penentu, yaitu:

1. Orang akan cenderug menggunakan atau tidak menggunakan aplikasi jika mereka beranggapan hal itu dapat bermanfaat untuk membantu mereka melakukan pekerjaan dengan lebih baik.

2. Jika orang percaya apa yang diberikan oleh sistem itu bermanfaat, namum mereka juga beranggapan bahwa sistem tersebut sulit untuk digunakan. Maka mereka akan enggan untuk menggunakan sistem tersebut, artinya selain manfaat dari suatu sistem maka faktor kemudahan dalam menggunakan suatu sistem merupakan hal yang penting.

2.4 Penerimaan Sistem Informasi

Menurut Beynon-Davies (dalam Sembada, 2012) berdasarkan pembahasan mengenai ukuran penilaian dalam evaluasi sistem infomasi sebelumnya, salah satu yang dapat digunakan adalah useability. Terdapat 5 aspek dalam useability, yaitu:

1. Learnability, yang mengartikan sebuah sistem informasi seharusnya mudah dipelajari. 2. Rememberability, yang berarti setelah mengetahui bagaimana cara menggunakan sistem informasi, pengguna harus mamapu mengingat bagaimana menggunakannya dengan mudah.

3. Efficiencyability of use, yang berarti sistem harus efisien untuk digunakan.

4. Readility in use, yang artinya sistem harus meningkatkan kinerja manusia menjadi lebih handal dalam artian bahwa sistem akan mencegah pengguna untuk membuat kesalahan. 5. User Satisfaction, yakni sistem harus dapat memuaskan pengguna dalam arti bahwa

(44)

2.5 Definisi Sistem Informasi

Menurut O’Brien dan Marakas (2007) Sistem informasi merupakan kombinasi terorganisir yang tediri dari manusia, perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), jaringan komunikasi, sumber daya data, dan kebijakan atau prosedur yang menyimpan, mengubah dan menyebarkan informasi dalam sebuah oganisasi. Sistem informasi memiliki komponen-komponen sebagai berikut (Kadir, 2014) :

1. Perangkat keras (hadware) adalah yang mencakup peranti-peranti fisik seperti komputer dan printer.

2. Perangkat lunak (software) atau program, adalah sekumpulan instruksi yang memungkinkan perangkat keras mengolah data.

3. Prosedur, adalah sekumpulan aturan yang digunakan untuk mewujudkan pengolahan data dan menghasilkan keluaran yang dikehendaki.

4. Orang, adalah seluruh pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan sistem informasi, pengolahan, dan penggunaan keluaran sistem informasi.

5. Basis data (database), merupakan kumpulan tabel, hubungan, dll yang berkaitan dengan penyimpanan data.

6. Jaingan komputer dan komunikasi data, merupakan sistem penghubung yang memungkinkan sumber daya (resources) digunakan secara bersamasama atau diakses oleh sejumlah pengguna.

Sistem informasi mengumpulkan, mengolah, mempersiapkan, menganalisis, dan mendistribusikan informasi untuk tujuan tertentu. Seperti sistem lain, kegiatan sistem informasi meliputi :

1. Input

Menggambarkan suatu aktivitas untuk menyiapkan data untuk diproses. 2. Proses

Menggambarkan bagaimana suatu data diolah untuk menghasilkan informasi yang memiliki nilai tambah.

(45)

Menggambarkan suatu aktivitas untuk menghasilkan laporan dari proses diatas tersebut.

4. Penyimpanan

Menggambarkan suatu aktivitas untuk memelihara dan menyimpan data. 5. Control

Menggambarkan suatu kegiatan untuk memastikan bahwa sistem informasi tersebut berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

Subiyakto (2018) mengatakan istilahproyek system informasi bergantian dengan teknologi informasi (TU) atau teknologi informasi komunikasi (TIK). Sedangkan system informasi disebut konvergensi telekomunikasi dan teknologi computer untuk menerapkan proses bisnis dan layanan organisasi. Menurut Tata Sutabri (2012) dalam buku Analisis Sistem Infomasi mengartikan sistem informasi merupakan suatu sistem didalam suatu oganisasi yang menyatukan kebutuhan pemrosesan tansaksi harian yang mendukung fungsi organisasi yang bersifat manajerial dalam kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyuguhkan kepada pihak luar tertentu dengan laporan – laporan yang diperlukan. Pendapat tersebut selaras dengan Subiyakto (2017) yang mengatakan bahwa definisi system informasi ini bukan hanya tentang entitas teknologi, system informasi juga tentang manajerial dan organisasi.

2.6 Komponen Sistem Informasi

(46)

Sistem informasi memiliki lima sumber daya yang dikenal sebagai komponen sistem informasi. Menurut Mulyanto (2009) kelima sumber daya tersebut adalah manusia, perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), data, dan jaringan. Kelima komponen tersebut memiliki peranan yang sangat penting dalam suatu sistem informasi. Namun nyatanya, tidak semua pengimplementasian sistem informasi mencakup kelima komponen tersebut. Misalnya, sistem informasi pribadi yang tidak mencakup jaringan telekomunikasi. Berikut merupakan penjabaran komponen dari sistem informasi:

1. Sumber Daya Manusia

Manusia memiliki peranan yang penting dalam sistem informasi. Manusia dibutuhkan untuk menjalankan sistem informasi. Sumber daya manusia dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu pengguna akhir (end user) dan pakar sistem informasi. End user merupakan orang-orang yang menggunakan informasi yang telah dihasilkan dari sistem informasi, sedangkan pakar sistem informasi orang-orang yang mengembangkan dan mengoperasikan sistem informasi.

2. Sumber Daya Hardware

Sumber daya hardware atau perangkat keras adalah semua benda atau alat yang digunakan dalam pemrosesan informasi. Sumber daya ini tidak hanya komputer saja, melainkan semua media data seperti lembaran kertas, mouse, printer dan disk magnetik atau optikal.

3. Sumber Daya Software

Sumber daya software atau perangkat lunak adalah semua rangkaian perintah (instruksi) yang digunakan untuk memproses informasi. Sumber daya ini tidak hanya berupa program saja, tetapi juga berupa prosedur.

4. Sumber Daya Data

Sumber daya data bukan hanya sekedar bahan baku untuk memasukkan sebuah sistem informasi, melainkan sebagai dasar membentuk sumber daya organisasi.

5. Sumber Daya Jaringan

Sumber daya jaringan merupakan media komunikasi yang menghubungkan komputer, memproses komunikasi, dan peralatan lainnya, serta dikendalikan melalui software komunikasi. Sumber daya ini dapat berupa media komunikasi seperti, satelit, kabel dan dukungan jaringan seperti software, modem, pengendalian, serta prosesor antar jaringan.

(47)

2.7 Definisi E – Banking

Pikkarainen et al. (2004) menjelaskan E-banking sebagai sebuah portal internet yang memungkinkan nasabah untuk memanfaatkan berbagai layanan perbankan dari pembayaran tagihan, transfer dana, hingga melakukan investasi. Daniel (1999), Mols (1998) dan Sathye (1999) dalam Mukherjee dan Nath (2003) mendefinisikan E-banking sebagai beberapa kegiatan perbankan yang memungkinkan nasabah dari bank yang bersangkutan agar dapat mengakses informasi serta melakukan transaksi yang tersedia seperti informasi saldo, transfer, pembayaran tagihan kredit dan lain-lain via jaringan telekomunikasi tanpa perlu beranjak dari tempat mereka.

Berdasarkan beberapa penjelasan yang berkaitan dengan E-banking diatas, dapat diberikan kesimpulan bahwa E-banking adalah kegiatan perbankan yang dapat dilakukan oleh pengguna dari manapun baik dari rumah, kantor atau di lokasi-lokasi lain yang bukan di lokasi bank yang riil (kantor cabang) dengan menggunakan media komunikasi seperti komputer, telepon seluler atau smartphone.

2.8 Definisi Mobile banking

Pengertian Mobile banking menurut Riswandi, Budi Agus (2005) Mobile banking merupakan suatu inovasi layanan yang ditawarkan oleh bank yang dapat membuat pengguna melakukan aktivitas transaksi perbankkan melalui smartphone. Mobile banking atau yang lebih dikenal dengan sebutan Mobile banking adalah sebuah fasilitas atau layanan perbankan yang menggunakan alat komunikasi bergerak seperti smartphone, dengan penyediaan fasilitas untuk melakukan transaksi perbankan melalui aplikasi pada smartphone.

Melalui adanya smartphone dan layanan Mobile banking, transaksi perbankan yang sebelumnya dilakukan secara manual, kegiatan yang biasanya dilakukan nasabah dengan mengunjungi bank, kini dapat dilakukan tanpa harus mendatangi gerai bank, hanya dengan menggunakan smartphone, pengguna dapat menghemat waktu dan biaya. Layanan Mobile banking menawarkan kemudahan kepada para pengguna untuk melakukan transaksi perbankan seperti cek saldo, cek mutasi, transfer dana antar rekening, dan lain-lain. Dengan semua fasilitas ini orang yang memiliki ponsel dapat dengan mudah melakukan transaksi

(48)

dimana saja dan kapan saja. Pada akhirnya bank beramai-ramai menyediakan fasilitas Mobile banking demi mendapatkan kepuasan dan peningkatan jumlah nasabah.

2.9 Mobile Banking BRI

Mobile Banking BRI merupakan sebuah layanan yang disediakan oleh pihak bank yang memungkinkan pengguna untuk melakukan transaksi perbankan melalui ponsel atau smartphone. Layanan mobile banking dapat dioperasikan menggunakan menu-menu yang telah tersedia di aplikasi yang telah di install sebelumnya. Mobile banking menawarkan kemudahan, selain kita tidak perlu pergi ke ATM ataupun bank, pengguna juga tidak perlu bersusah-sesah mengingat format transaksi seperti pada SMS Banking.

Fitur-fitur yang terdapat pada mobile banking antara lain adalah layanan informasi seperti mutasi, informasi saldo, suku bunga dan lokasi atau ATM terdekat. Selain itu juga ada layanan transaksi, seperti pembayaran tagihan (air, listrik, internet), transfer, isi saldo flazz, pembelian pulsa dan berbagai fitur lainnya.

2.10 Theory of Reasoned Action (TRA)

Gambar 2. 2 Model TRA (Fishbein and Azjen, 1975)

Menurut Jogiyanto (2007), Theory Of Reasoned Action (TRA) pertama kali dikenalkan oleh Martin Fishbein dan Azjen, (1975) . Teori ini menghubungkan antara keyakinan (belief), sikap (attitude), kehendak (intention) dan perilaku (behavior).

Referensi

Dokumen terkait

faktor sosial (social influence) tidak berpengaruh positif terhadap minat pemanfaatan (behavior intention) UWKS Academic Smart Mobile. faktor sosial (social

Judul Tesis : Prediksi Kesuksesan Penerimaan Aplikasi mVegetable di Kota Kupang Menggunakan Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT).. Nama Penguji

a. Ekspektasi kinerja dan ekspektasi usaha tidak berpengaruh terhadap niat perilaku, sehingga keduanya tidak memengaruhi perilaku penggunaan UC Browser. Sikap atau

Dengan menggunakan UTAUT ternyata didapatkan hasil evaluasi bahwa faktor-faktor yang memiliki pengaruh terhadap penggunaan sistem blended learning di PTIIK adalah H1 :

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai penerapan metode UTAUT (Unified Theory of Acceptance and Use of Technology) dalam memahami penerimaan dan

Penelitian tersebut menggunakan model UTAUT sebagai variabel bebas dengan hasil penelitian bahwa Ekspektasi kinerja berpengaruh signifikan, sementara ekspektasi usaha,

2.4 Penyusunan Kuesioner Pertanyaan pada kuesioner dalam penelitian ini disusun berdasarkan kriteria pada 10 variabel yang terdapat dalam UTAUT 2 yaitu Performance Expectancy, Effort

Konstruk, Indikator dan Kode Metode UTAUT Konstruk Kisi-Kisi Wawancara Kode Performance Expectancy Manfaat, kemudahan, efisien, efektif PE Effort Expectancy Mudah dipelajari, mudah