1
CAMPUR KODE DALAM TRANSAKSI JUAL BELI PADA MEDIA
ONLINE SHOP DI SINGARAJA DAN DENPASAR
Annisa
[1],I Nengah Suandi
[2],Made Sri Indriani
[3]Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
email:
{sbannisa@gmail.com
,
Nengah_suandi@yahoo.com
,
sriindriani6161@yahoo.com}
@undiksha.ac.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan jenis campur kode yang terdapat dalam transaksi jual beli pada media online shop di Singaraja dan Denpasar, (2) mendeskripsikan bentuk campur kode yang terdapat dalam transaksi jual beli pada media online shop di Singaraja dan Denpasar. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah tuturan penjual dan pembeli yang terjadi selama proses jual beli berlangsung pada media online shop BBM dan facebook. Objek dari penelitian ini adalah jenis campur kode dan bentuk campur kode selama proses transaksi jual beli. Berdasarkan analisis data diperoleh deskripsi penggunaan campur kode jenis ke dalam (inner code
mixing), campur kode ke luar (outer code mixing), dan campur kode campuran (hybrid code mixing),
deskripsi penggunaan bentuk campur kode kata, frasa dan klausa. Kata Kunci: campur kode, jual beli online shop
Abstract
The purpose of this research (1) to describe the type of code mixing method in purchase and sale transaction to the online shop media in Singaraja and Denpasar, (2) to the forms of code mixing method in purchase and sale transaction to the online shop media in Singaraja and Denpasar. This research used descriptive qualitative design. The method used observation. The subjects used seller and buyer speech that occurs during the process in purchase and sale to the online shop BBM and facebook. The objects use the type of code mixing and code mixing form that occurs during the process in purchase and sale. Based on data analysis, obtain descriptions of the use of code mixing form of words, phrases and clauses, and descriptions of the type of inner code mixing, outer code mixing, and hybrid code mixing. Keywords:code mixing, purchase and sale transaction online shop
PENDAHULUAN
Bahasa merupakan suatu media yang dipergunakan untuk menyampaikan dan memahami gagasan, pikiran, dan pendapat. Selain itu, bahasa merupakan media komunikasi utama di dalam kehidupan manusia dalam rangka berinteraksi. Adapun bahasa yang
digunakan tentu bervariasi pada tiap kalangan. Hal ini berkaitan dengan salah satu ciri bahasa yang diungkapkan Abdul Chaer dan Leoni Agustina bahwa bahasa bersifat dinamis, yakni bahasa itu tidak terlepas dari berbagai kemungkinan perubahan yang sewaktu-waktu bisa terjadi (2010:13). Menurut Guntur (2009:3) bahasa
2 adalah salah satu ciri pembeda utama antara manusia dengan makhluk hidup lainnya di dunia ini. Perkembangan bahasa akan mengakibatkan perubahan pada bahasa. Perubahan yang terjadi dapat meliputi perubahan fonologis, perubahan morfologis, perubahan sintaksis, perubahan semantik, dan perubahan leksikon.
Kajian mengenai bahasa menjadi suatu kajian yang tidak pernah habis untuk diperbincangkan. Persentuhannya dengan bahasa-bahasa lain menimbulkan suatu permasalahan tersendiri. Di satu sisi persentuhan itu dapat menambah perkembangan bahasa itu sendiri. Namun di sisi lain dapat mengancam keberadaan bahasa tersebut. Tatanan kehidupan baru, globalisasi dan reformasi telah membawa berbagai perubahan dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Kondisi itu memungkinkan bahasa asing terutama bahasa Inggris memasuki berbagai sendi kehidupan bangsa dan memengaruhi perkembangan bahasa Indonesia.
Pada kenyataannya, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin besar kemungkinan berdwibahasa. Menurut Aslinda dan Syafyahya (2010:8) kedwibahasaan artinya kemampuan yang dimiliki oleh penutur dalam menggunakan bahasa. Dengan kondisi masyarakat yang berdwibahasa (bilingualism) dan anekabahasa (multilingualism) dapat memunculkan alih kode (code switching) dan campur kode (code mixing). Bahasa sebagai media komunikasi merupakan bagian utama dalam hidup ini karena tanpa bahasa sulit bagi kita untuk mengerti dan memahami arti maksud dari perkataan orang lain. Demikian pula halnya dalam transaksi jual beli, bahasa sebagai alat interaksi sosial memegang peranan penting.
Pada saat ini, penggunaan beragam
bahasa mulai banyak berkembang di
berbagai transaksi jual beli. Misalnya
transaksi jual beli di pasar tradisional. Akan
tetapi, bukan hanya dalam transasksi jual
beli di pasar tradisional saja yang memiliki
beragam penggunaan bahasa, tetapi hampir
semua jenis transaksi jual beli memiliki
penggunaan bahasa yang digunakan secara
khusus. Penggunaan ragam bahasa semakin
hari semakin berkembang dan salah satu
faktor
penyebabnya
yaitu
komunikasi
sekitar. Seperti halnya pada transaksi jual
beli, terkadang bahasa yang digunakan
antara penjual dan pembeli berbeda-beda
meskipun berada dalam satu lingkungan
pasar.
Kemajuan
teknologi
dunia
memengaruhi perkembangan bahasa dunia,
khususnya dalam transaksi jual beli yang
dilakukan melalui media online. Pada saat
ini, transaksi jual beli antara pedagang dan
pembeli tidak hanya terjadi di pasar.
Perkembangan teknologi membawa manusia
pada
era
internet.
Berjuta
orang
menggunakan
internet
untuk
berbagai
keperluan, mulai dari keperluan pribadi,
organisasi, sampai keperluan dinas, karena
dinilai internet ini lebih praktis. Di dunia
internet, pengguna dapat berbicara dengan
seseorang kapan saja dan di mana saja, tentu
dengan tetap menggunakan solusi internet
dengan pulsa lokal.
Salah satu perkembangan yang
cukup pesat terjadi pada internet yaitu dalam
transaksi jual beli pada media online shop.
Sebagai contoh akibat kemajuan teknologi
budaya barat, maka negara yang melakukan
kerjas ama dengan mereka akan terkena
imbas perubahan budaya maupun bahasa.
Dalam hal ini akan dibahas perubahan
bahasa tersebut, yaitu dengan bercampurnya
istilah-istilah asing yang dalam bahasa yang
bersangkutan sebelumnya tidak ada menjadi
ada
bahkan
digunakan
dan
menjadi
kebiasaan yang tidak dapat dilepaskan.
Inilah yang disebut dengan campur kode.
Thealander dalam Chaer (2010:115) mengatakan apabila di dalam suatu peristiwa tutur terdapat klausa-klausa atau frase-frase yang digunakan terdiri dari klausa dan frase campuran (hybrid clauses, hybrid phrases), dan masing-masing klausa
3 dan frase tidak lagi mendukung fungsi sendiri-sendiri, maka peristiwa yang terjadi ini adalah campur kode. Peristiwa ini hampir terjadi pada semua bahasa, termasuk bahasa dalam transaksi jual beli pada media online yaitu Facebook dan BBM.
Jenis campur kode berdasarkan asal usul serapannya dibedakan menjadi tiga jenis yaitu campur kode ke dalam (inner code mixing) adalah camupr kode yang menyerap unsur-unsur bahasa asli yang masih sekerabat, campur kode ke luar (outer code mixing) adalah campur kode yang menyerap unsur-unsur bahasa asing, campur kode campuran (hybrid code mixing) adalah campur kode yang di dalamnya (mungkin klausa atau kalimat) telah menyerap unsur bahasa asli (bahasa-bahasa daerah) dan (bahasa-bahasa asing.
Adapun bentuk campur kode diklasifikasikan berdasarkan tingkat perangkat kebahasaan. Berdasarkan kategori tersebut campur kode juga dapat dibedakan menjadi tiga yaitu campur kode pada tataran klausa (campur kode klausa) merupakan campur kode yang berada pada tataran paling tinggi, campur kode pada tataran frasa (campur kode frasa) setingkat lebih rendah dibandingkan dengan campur kode pada tataran klausa, campur kode pada tataran kata (campur kode kata) merupakan campur kode yang paling banyak terjadi pada setiap bahasa.
Pada proses transaksi jual beli, penjual memanfaatkan facebook dan BBM sebagai media online untuk memasarkan produk maupun jasa kepada pembeli yang kemudian dikenal dengan toko online (online shop). Jangkauan yang luas menjadi salah satu alasan dipilihnya media ini sebagai sarana transaksi jual beli. Melalui penggunaan media online, barang yang ditawarkan dapat diakses di mana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja dengan mudah tanpa adanya kendala jarak dan waktu.
(1) Penjual : “Yuk diorder mineral Botanica lip cream.
Soft mate. Dijamin bagus bgt, halus juga. Dan pasti tahan lama, Cuma 80k aja. Minat? Chat ya.”
Pembeli : “ Kak aku mau yang 005 sam 011” Penjual : “Okee”
Pembeli : “Kabarin kalau udah datang ya”
Penjual : “Sipp”
Dari contoh percakapan di atas yang dilakukan oleh penjual dan pembeli melalui media online BBM tampak terjadinya peristiwa campur kode dari tuturan penjual yaitu “diorder, soft mate, chat, okee, sipp”. Jenis campur kode yang digunakan penjual adalah campur kode ke luar (outer code mixing) yaitu campur kode yang menyerap unsur-unsur bahasa asing. Sedangkan bentuk campur kode yang digunakan dalam percakapan tersebut adalah campur kode
4 pada tataran kata (campur kode kata) yaitu kata “disorder, chat, okee, sipp” campur kode pada tataran frasa (campur kode frasa) yaitu “soft mate”.
(1) Pembeli : “Assalamualaikum…iffah
mbak mau pesan jilbab lagi
dong yg kayak
kemaren…”
Penjual: “Monggoh mba…^^
mau warna apa
nih??”
Pembeli: “Abu-abu untuk
seragam hitam putih
ada nggak fah?”
Penjual
: “Abu-abu yang biasa
sedang kosong
mba…”
Dari contoh percakapan di atas yang
dilakukan oleh penjual dan pembeli melalui
media online facebook tampak terjadinya
peristiwa campur kode dari tuturan penjual
yaitu “monggoh” yang berarti silakan. Jenis
campur kode yang digunakan penjual adalah
campur kode ke dalam (inner code mixing)
yaitu jenis campur kode yang menyerap
unsur-unsur
bahasa
asli
yang
masih
sekerabat. Sedangkan bentuk campur kode
yang digunakan dalam percakapan tersebut
adalah campur kode pada tataran kata
(campur kode kata) yaitu “monggoh”.
Selain itu, transaksi jual beli online
menawarkan kepraktisan dan efisiensi waktu
dalam hal berbelanja. Melalui media ini,
jarak dan waktu tidak menjadi halangan
dalam melakukan transasi jual beli. Dalam
transaksi jual beli online shop, penggunaan
bahasa tidak jauh berbeda dengan transaksi
jual beli lainnya. Dalam kegiatan jual beli
pada media online shop, keunikan yang
terjadi yaitu interaksi jual beli dilakukan
tanpa tatap muka secara langsung antara
penjual dan pembeli. Selain itu terkadang
antara penjual dan pembeli sama sekali
belum kenal.
Dalam transaksi jual beli pada media
online shop, bahasa mempunyai peranan
sangat
penting
dalam
mewujudkan
kemajuan usaha pedagang yang akan
menjual dagangannya atau produk yang
dijual. Oleh karena itu, bahasa tidak hanya
digunakan untuk meningkatkan daya jual,
tetapi juga digunakan sebagai alat untuk
mencapai target bahkan melampaui target
yang diinginkan penjual di media online
shop. Selain itu, pada transaksi jual beli
secara online dalam media facebook dan
BBM, banyak menggunakan ragam bahasa
informal.
Menurut Anwar (1990:41) mengungkapkan bahwa dalam setiap masyarakat bahasa, tidak ada seorang pembicarapun yang menggunakan satu ragam saja dalam setiap kesempatan berbicara. Orang Indonesia yang mempunyai banyak bahasa, banyak ragam bahasa serta banyak bahasa daerah, biasanya menggunakan bahasa dan ragam bahasa yang banyak pula, tergantung pada banyak faktor dan situasi. Nababan (dalam Fujiastuti 2014:17) menyatakan bahwa
5 ragam bahasa adalah ragam yang disebabkan oleh daerah yang berbeda, kelompok atau keadaan sosial yang berbeda, situasi berbahasa dan tingkat formalitas yang berlainan, tahun dan jaman yang berlainan.
Pemakaian ragam bahasa yang demikian mempunyai tujuan agar pembicaraan lebih komunikatif, santai, dan akrab. Bahasa yang kominikatif merupakan salah satu strategi di mana kita bisa meningkatkan jaringan kita di dunia maya atau internet ketika akan membuat percakapan dengan orang yang belum tentu dikenal sama sekali. Peran bahasa dalam transaksi jual beli pada media online shop merupakan alat untuk mengkomunikasikan berbagai percakapan agar percakapan tersebut lebih hidup dan tidak kaku.
Dengan bahasa yang komunikatif, seseorang berupaya untuk mengajak orang lain agar lebih meningkatkan umpan balik yang akan ditimbulkan dari lawan bicaranya dalam hal ini penjual dalam transaksi jual beli pada media online shop. Bahasa dalam transaksi jual beli pada media online shop cenderung kekinian karena mengikuti trend perkembangan zaman. Hal tersebut membuat mereka lebih mudah berkomunikasi dalam proses transasksi jual beli pada media online. Dengan adanya campur kode dalam transaksi jual beli online pemakaian bahasa akan lebih menarik dan lebih komunikatif. Bahasa yang komunikatif akan mampu menarik minat pembeli.
Penelitian ini relevan dengan beberapa penelitian yang pernah ada. Pertama, skripsi yang berjudul “Register Jual Beli Online pada Aplikasi Blackberry Messenger” oleh Aulia Destinia Furri pada tahun 2014. Destinia (2014) meneliti tentang proses morfologis, struktur sintaksis, wujud variasi stilistik register jual beli online pada aplikasi blackberry messenger. Kedua, skripsi yang berjudul “Tindak Berbahasa dalam interaksi Tawar-Menawar antara Penjual dan Pembeli di
Online Shop LOLLY Sandang” oleh Mega
Putri Cahya pada tahun 2015. Putri (2015) meneliti tentang jenis tindak bahasa dan fungsi tindak bahasa yang digunakan dalam interaksi tawar-menawar antara penjual dan pembeli di online shop LOLLY Sandang.
Penelitian ini dengan penelitian sebelumnya, terdapat persamaan dan perbedaan. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu sama sama mengkaji penggunaan bahasa yang terdapat di media online shop. Perbedaannya terletak pada unsur kebahasaan yang diteliti. Penelitian sebelumnya meneliti tentang register dan tindak bahasa yang ada dalam transaksi jual beli pada media online. Sedangkan penelitian ini akan mengkaji tentang campur kode yang ada dalam transaksi jual beli pada media online shop.
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu diadakan pengkajian untuk mendeskripsikan bentuk dan jenis campur kode dalam transaksi jual beli pada media online shop. Karena jual beli pada media online shop sudah mulai mendominasi pada transaksi jual beli. Penelitian ini nantinya diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai salah satu bahan diskusi dalam mata kuliah sosiolinguistik oleh mahasiswa pendidikan bahasa dan sastra Indonesia.
Dalam penelitian ini, data diambil dari transaksi jual beli pada media online shop yaitu facebook dan BBM. Alasan peneliti memilih media online shop facebook dan BBM sebagai objek penelitian adalah terdapat aneka ragam campur kode.
Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mendeskripsikan jenis campur kode yang terdapat dalam transaksi jual beli pada media online shop di Singaraja dan Denpasar, (2) mendeskripsikan bentuk campur kode yang terdapat dalam transaksi jual beli pada media online shop di Singaraja dan Denpasar.
METODE
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sifat penelitian deskriptif
6 adalah cara kerja dalam penelitian yang dilakukan semata-mata berdasarkan pada fakta yang ada atau fenomena yang memang secara empiris hidup pada penutur-penuturnya, sehingga yang dihasilkan atau yang dicatat berupa perian bahasa yang biasa dikatakan sifatnya seperti potret: paparan seperti adanya (Sudaryanto, 1992:62). Data yang dideskripsikan dalam penelitian ini adalah data-data berupa jenis dan bentuk campur kode yang terdapat dalam transaksi jual beli pada media online shop.
Data yang dideskripsikan dalam penelitian ini adalah data-data berupa jenis dan bentuk campur kode yang terdapat dalam transaksi jual beli pada media online shop. Sebelum data diteliti, terlebih dahulu peneliti melakukan pengamatan yang bertujuan untuk memilih data dan mengumpulkan data yang berkaitan dengan topik penelitian. Data diambil dari percakapan penjual dan pembeli yang muncul baik saat transaksi jual beli berlangsung maupun saat penjual mempromosikan produk atau barang yang akan dijualnya. Keseluruhan proses jual beli sendiri berlangsung dalam media chat pada aplikasi BBM dan facebook.
Data yang telah terkumpul kemudian diklasifikasikan menurut kategorinya. Hal ini berguna untuk mempermudah dalam menganalisis dan mengolah data. Pada akhir kegiatan penelitian, dilakukan penarikan kesimpulan. Deskripsi data yang diperoleh dan telah diwujudkan dalam bentuk laporan, berguna untuk member gambaran dan informasi kepada pembaca.
Wendra (2014:32) menyatakan subjek penelitian adalah benda, hal atau orang tempat variable melekat, dan dipermasalahkan dalam penelitian. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah tuturan penjual dan pembeli yang terjadi selama proses jual beli berlangsung pada media online shop BBM dan facebook. Penelitian ini mengambil data tuturan yang terjadi pada bulan Mei 2016 dengan pertimbangan frekuensi kemunculan transaksi online itu cukup tinggi dalam
sehari untuk pemenuhan data. Toko online yang digunakan sebagai penelitian yaitu toko online yang berada di Singaraja dan Denpasar.
Adapun toko online yang digunakan di Singaraja berupa 6 toko online yaitu Peken Online Singaraja, Berniaga Online Singaraja, Pasar Online Buleleng, El’s Collection, Dhe Online Shop Singaraja, Khimar Syar’i (Free Ongkir Singaraja). Sedangkan toko online yang digunakan di Denpasar berjumlah 10 toko online yaitu OLX Denpasar, Jual Beli Barang Second (Denpasar Bali), OLX Wake Bali, Jual Beli Bisnis Bali, Jual Beli Hp Second + Baru Denpasar dan Sekitarnya, Jual Beli Online Denpasar, Jual Beli BABE (Barang Bekas) Kota Denpasar, Jual Beli Hp Area Bali Denpasar Badung Gianyar dan Sekitarnya, Jual Beli Hp Denpasar dan Sekitarnya, Jual Beli Hp/Gadget New 2nd Kuta Denpasar dan Sekitarnya.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi. Metode dokumentasi digunakan untuk memeroleh data yang bersumber pada tulisan, seperti buku, majalah, dokumen, peraturan-peratura, dan sebagainya (Arikunto, 2005:158).
Dalam penelitian ini, metode dokumentasi peneliti gunakan untuk memeroleh data yang benar-benar valid dan memang diperlukan dalam penelitian. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan dokumentasi digunakan untuk beberapa subjek penelitian, yakni transaksi jual beli pada media online shop BBM dan facebook untuk diidentifikasi mengenai bentuk dan jenis campur kode.
Peneliti ini juga menggunakan alat bantu berupa aplikasi screenshots dan prinscreen. Peneliti menggunakan alat bantu karena data yang dikaji dalam penelitian ini berupa tuturan yang terdapat dalam ponsel dan laptop. Penggunaan screenshots dan prinscreen adalah untuk memfoto setiap proses yang belum sempat tercatat, lalu kemudian disimpan di memori ponsel dan laptop.
7 Instrument penelitian adalah semua alat yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah, atau mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menyajikan data-data secara sistematis serta objektif dengan tujuan memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis. Dalam penelitian kualitatif yang menjadi alat dalam atau instrument penelitian adalah peneliti sendiri. “Penelitian kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informasi sebagai sumber data, dan membuat kesimpulan atas temuannya” (Sugiyono, 2010:222). Oleh karena itu, dalam penelitian ini instrumen utamanya adalah peneliti, sedangkan alat bantu yang dipilih peneliti adalah kartu data. Kartu data tersebut digunakan dalam pengumpulan data agar kegiatan berjalan secara sistematis.
Analisis data merupakan bagian penting dalam penelitian. Analisis data merupakan proses pengolahan dan penganalisisan data. Metode analisis data dalam penelitian harus disesuaikan dengan jenis data yang dikumpulkan. Metode analisis data yang digunakan peneliti adalah metode analisis deskriptif kualitatif yaitu menentukan penggunaan bahasa seperti apa adanya. Penelitian ini mendeskripsikan penggunaan campur kode dalam tuturan penjual dan pembeli dalam transaksi jual beli pada media online shop. Langkah-langkah analisis data sebagai berikut.
1. Identifikasi Data
Pada proses identifikasi dilakukan redukasi data. Redukasi data adalah memilih data yang diperlukan dan menyisihkan data yang tidak diperlukan.
2. Klasifikasi Data
Setelah diidentifikasi, data yang relevan diklasifkasikan berdasarkan rumusan masalah. Data yang digolong-golongkan berdasarkan sub-masalah tersebut kemudian dilakukan pengodean. Pengodean data adalah pemberian kode yang dilakukan untuk memudahkan peneliti dalam menjabarkan hasil penelitian.
Sebagai tahap akhir dari penelitian adalah penyajian hasil analisis data. Sudaryanto (1993:144) menyatakan bahwa metode penyajian hasil analisis data ada dua macam, yaitu bersifat formal dan bersifat informal. penyajian secara formal yaitu penyajian data dengan tabel, grafik, gambar tanda dan lambang-lambang seperti tanda kurung (()), tanda tambah (+), tanda kurang (-), tanda bintang (*), tanda panah (->) dan sebagainya (Sudaryanto, 1993:144). Sedangkan penyajian secara informal yaitu berupa pendeskripsian hasil analisis dengan kata-kata atau. Kedua teknik ini digunakan agar hasil analisis ini lebih mudah dipahami untuk kemudian ditarik kesimpulannya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka hasil penelitian ini menemukan campur kode yang meliputi (1) jenis campur kode yang terdapat dalam transaksi jual beli pada media online shop di Singaraja dan Denpasar, (2) bentuk campur kode yang terdapat dalam transaksi jual beli pada media online shop di Singaraja dan Denpasar.
Jenis Campur Kode dalam Transaksi Jual Beli pada Media online shop di Singaraja dan Denpasar
Jenis campur kode transaksi jual beli pada media online shop di Singaraja dan Denpasar berjumlah 101 data, terdiri atas jenis campur kode ke dalam (inner code mixing) berjumlah 34 (33.7%) data, jenis campur kode ke luar (outer code mixing) berjumlah 44 (43.5%) data, dan jenis campur kode campuran (hybrid code mixing) berjumlah 23 (22.8%).
Campur kode ke dalam adalah jenis
campur kode yang menyerap unsur-unsur
bahasa asli yang masih sekerabat (Suandi,
2014: 172). Dalam peristiwa campur kode
ke dalam yang digunakan subjek penelitian
adalah memasukkan unsur bahasa Bali dan
Bahasa Jawa ketika melakukan percakapan
menggunakan bahasa Indonesia melalui
media online.
8 Sertakan foto mlu bos yen cocok
saya ambil bos.
Pada penggalan percakapan di atas menunjukkan penggunaan campur kode jenis ke dalam (inner code mixing) yang dilakukan oleh pembeli, masuknya unsur bahasa Bali yaitu ‘mlu’ singkatan dari kata ‘malu’ yang berarti ‘dulu’ dan ‘yen’ yang berarti ‘kalau’ dalam tuturan bahasa Indonesia.
Campur kode ke dalam yang
menyerap unsur bahasa Bali terdapat 28
data, sedangkan jenis campur kode ke dalam
yang menyerap unsur bahasa Jawa terdapat
6 data. Jenis campur kode ke dalam yang
menyerap unsur bahasa Bali lebih dominan
dibandingkan dengan jenis campur kode
yang menyerap unsur bahasa Jawa, hal ini
terjadi karena penjual maupun pembeli
dalam transaksi jual beli pada media online
shop di Singaraja dan Denpasar lebih
banyak yang merupakan warga Bali.
Campur kode ke luar adalah jenis
campur kode yang menyerap unsur-unsur
bahasa asing (Suandi, 2014: 172). Dalam
peristiwa campur kode ke luar yang
digunakan
subjek
penelitian
adalah
memasukkan unsur bahasa Inggris dan
Bahasa Arab ketika melakukan percakapan
menggunakan bahasa Indonesia melalui
media online.
Kalo delivery ke tanjung bungkak,, kena ongkir
penggalan percakapan di atas menunjukkan penggunaan campur kode jenis ke luar (outer code mixing) yang dilakukan oleh pembeli, masuknya unsur bahasa Inggris yaitu ‘delivery’ yang berarti ‘pengiriman’ dalam tuturan bahasa Indonesia.
Jenis campur kode ke luar yang
menyerap unsur bahasa Inggris terdapat 42
data, sedangkan jenis campur kode ke luar
yang menyerap unsur bahasa Arab terdapat
2 data. Jenis campur kode ke luar yang
menyerap unsur bahasa Inggris lebih
dominan dibandingkan dengan jenis campur
kode yang menyerap unsur bahasa Arab.
Campur kode campuran adalah jenis
campur kode yang di dalamnya (mungkin
klausa atau kalimat) telah menyerap unsur
bahasa asli (bahasa-bahasa daerah) dan
bahasa asing (Suandi, 2014: 172). Dalam
peristiwa campur kode campuran yang
digunakan
subjek
penelitian
adalah
memasukkan unsur bahasa asli
(bahasa-bahasa daerah) dan (bahasa-bahasa asing yaitu
bahasa Inggris dan bahasa Arab ketika
melakukan
percakapan
menggunakan
bahasa Indonesia melalui media online.
Dijamin barang rusak uang doble dikembalikan bro ulian panake sinnyak nagih ane gedean.
Penggalan percakapan di atas menunjukkan penggunaan campur kode jenis campuran (hybrid code mixing) yang dilakukan oleh penjual, masuknya unsur bahasa Bali dan bahasa Inggris yaitu ‘doble’ yang berarti ‘dua kali lipat’ dan ‘ulian panake sinnyak nagih ane gedean’ yang berarti ‘karena anaknya tidak mau dan dia maunya yang besar’ dalam tuturan bahasa Indonesia.
Jenis campur kode campuran yang
menyerap unsur bahasa asli (bahasa daerah)
Bali dan bahasa asing yaitu bahasa Inggris
terdapat 21 data, kemudian jenis campur
kode campuran yang menyerap unsur bahasa
asli (bahasa daerah) Bali dan bahasa asing
yaitu bahasa Arab terdapat 1 data,
sedangkan jenis campur kode campuran
yang menyerap unsur bahasa asli (bahasa
daerah) Jawa dan bahasa asing yaitu bahasa
Inggris terdapat 1 data. Jenis campur kode
campuran yang menyerap unsur bahasa asli
(bahasa daerah) Bali dan bahasa asing yaitu
bahasa Inggris lebih dominan daripada
campur kode campuran yang menyerap
unsur bahasa asli (bahasa daerah) Jawa dan
bahasa asing yaitu bahasa Arab.
9 Bentuk Campur Kode dalam Transaksi Jual Beli pada Media online shop di Singaraja dan Denpasar
Bentuk campur kode dalam transaksi jual beli pada media online shop di Singaraja dan Denpasar, terdiri atas bentuk campur kode pada tataran kata yang berjumlah 66 (65.35%) data, campur kode pada tataran frasa berjumlah 15 (14.85%) data, dan campur kode pada tataran klausa yang berjumlah 20 (19.80%) data.
Campur kode pada tataran kata
merupakan campur kode yang paling banyak
terjadi di setiap bahasa, Jendra (dalam
Suandi, 2014:173). Campur kode pada
tataran kata dalam transaksi jual beli pada
media online shop di Singaraja dan
Denpasar berwujud kata kerja, kata benda,
kata sifat, kata keterangan, dan kata tugas.
Pake ongkir tuh bik? Kapan Ready? Penggalan percakapan di atas menunjukkan penggunaan campur kode bentuk kata yang dilakukan oleh pembeli, kata ‘ready’ yang berarti ‘siap’ merupakan campur kode pada tataran kata yang berwujud kata keterangan.
Campur kode pada tataran kata yang
berwujud kata benda terdapat 14 data,
campur kode pada tataran kata yang
berwujud kata kerja terdapat 15 data,
campur kode pada tataran kata yang
berwujud kata sifat terdapat 20 data, campur
kode pada tataran kata yang berwujud kata
keterangan terdapat 15 data, dan campur
kode bentuk kata yang berwujud kata tugas
terdapat 2 data.
Campur kode pada tataran frasa
setingkat lebih rendah dibandingkan dengan
campur kode pada tataran klausa, Jendra
(dalam Suandi, 2014:172). Campur kode
pada tataran frasa dalam transaksi jual beli
pada media online shop di Singaraja dan
Denpasar berwujud frasa sifat, frasa kerja,
dan frasa keterangan.
All size, bisa melar.
Penggalan percakapan di atas menunjukkan penggunaan campur kode
bentuk frasa yang dilakukanoleh penjual, ‘all
size’ yang berarti ‘semua ukuran’
merupakan campur kode pada tataran frasa yang berwujud frasa kerja.
Campur kode pada tataran frasa yang
berwujud frasa sifat terdapat 6 data, campur
kode pada tataran frasa yang berwujud frasa
kerja terdapat 3 data, dan campur kode pada
tataran frasa yang berwujud frasa keterangan
terdapat 6 data.
Campur kode pada tataran klausa
merupakan campur kode yang berada pada
tataran paling tinggi, Jendra (dalam Suandi,
2014:172). Campur kode pada tataran klausa
dalam transaksi jual beli pada media online
shop di Singaraja dan Denpasar berwujud
klausa nominal, klausa verbal, dan klausa
depan.
Bisa jadi, aget buung mli rage ukne mayah maluan.
Penggalan percakapan di atas menunjukkan penggunaan campur kode bentuk klausa yang dilakukan oleh pembeli, ‘aget buung mli rage ukne mayah maluan’ yang berarti ‘untung saya tidak jadi beli tadi maunya saya bayar duluan’ merupakan campur kode pada tataran klausa yang berwujud klausa verbal.
Campur kode pada tataran klausa
yang berwujud klausa nominal terdapat 13
data, campur kode pada tataran klausa yang
berwujud klausa verbal terdapat 5 data, dan
campur kode pada tataran klausa yang
berwujud klausa depan terdapat 2 data.
PENUTUPBerdasarkan hasil penelitian serta pembahasan tentang campur kode dalam transaksi jual beli pada media online shop di Singaraja dan Denpasar, dapat disimpulakan sebagai berikut:
1. Jenis campur kode yang terdapat dalam transaksi jual beli pada media online shop di Singaraja dan Denpasar berjumlah 101 data. Jenis campur kode ke dalam (inner code mixing) berjumlah 34 (33.7%) data. Jenis campur kode ke dalam yang menyerap unsur bahasa
10 Bali terdapat 28 data, sedangkan jenis campur kode yang menyerap unsur bahasa Jawa terdapat 6 data. Jenis campur kode ke dalam yang menyerap unsur bahasa Bali lebih dominan dibandingkan dengan jenis campur kode yang menyerap unsur bahasa Jawa, hal ini terjadi karena penjual maupun pembeli dalam transaksi jual beli pada media online shop di Singaraja dan Denpasar lebih banyak yang merupakan warga Bali. Kemudian jenis campur kode ke luar (outer code mixing) berjumlah 44 (43.5%) data. Jenis campur kode ke luar yang menyerap unsur bahasa Inggris terdapat 42 data, sedangkan yang menyerap unsur bahasa Arab terdapat 2 data. Jenis campur kode campuran (hybrid code mixing) berjumlah 23 (22.8%) data. Jenis campur kode campuran yang menyerap unsur bahasa asli (bahasa daerah) Bali dan bahasa asing yaitu bahasa Inggris terdapat 21 data, kemudian jenis campur kode campuran yang menyerap unsur bahasa asli (bahasa daerah) Bali dan bahasa asing yaitu bahasa Arab terdapat 1 data, sedangkan jenis campur kode campuran yang menyerap unsur bahasa asli (bahasa daerah) Jawa dan bahasa asing yaitu bahasa Arab terdapat 1 data.
2. Bentuk campur kode yang terdapat dalam transaksi jual beli pada media online shop di Singaraja dan Denpasar berjumlah 101 data. Bentuk campur kode pada tataran kata berjumlah 66 (65.35%) data. Campur kode pada tataran kata yang berwujud kata benda terdapat 14 data, campur kode pada tataran kata yang berwujud kata kerja terdapat 15 data, campur kode pada tataran kata yang berwujud kata sifat 20 data, campur kode pada tataran kata yang berwujud kata keterangan terdapat 15 data, dan campur kode pada tataran kata yang berwujud kata tugas terdapat 2 data. Bentuk campur
kode pada tataran frasa berjumlah 15 (14.85%) data. Campur kode pada tataran frasa yang berwujud frasa sifat terdapat 6 data, campur kode pada tataran frasa yang berwujud frasa kerja terdapat 3 data, dan campur kode pada tataran frasa yang berwujud frasa keterangan terdapat 6 data. Bentuk campur kode pada tataran klausa berjumlah 20 (19.80%) data. Campur kode pada tataran klausa yang berwujud klausa nominal terdapat 13 data, campur kode pada tataran klausa yang berwujud klausa verbal terdapat 5 data, campur kode pada tataran klausa yang berwujud klausa depan terdapat 2 data.
Saran
1. Penelitian tentang campur kode dalam transaksi jual beli pada media online shop di Singaraja dan Denpasar ini masih sederhana dan masih jauh dari sempurna karena hanya membahas jenis dan bentuk campur kode. Masih banyak identifikasi masalah yang belum ditemukan jawabannya. Oleh karena itu, peneliti berharap agar peneliti bahasa dalam bidang campur kode berikutnya dapat melengkapi dengan identifikasi masalah yang telah ditemukan.
2. Campur kode dalam transaksi jual beli pada media online shop di Singaraja dan Denpasar diharapkan dapat dibaca oleh penjual maupun pembeli yang melakukan transaksi jual beli melalui media online agar dapat menggunakan campur kode dengan tujuan menciptakan komunikasi yang baik antara penjual dan pembeli.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Khaidir. 1990. Fungsi dan Peranan
Bahasa Sebuah Pengantar.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Arikunto, Suharsini. 2005. Manajemen Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
11 Aslinda dan Syafyahya. 2010. Pengantar
Sosiolinguistik. Bandung: Refika Aditama.
Chaer, Abdul dan Leoni Agustina. 2010. Sosiolinguistik Suatu Pengantar. Jakarta: Rineka Cipta.
Destinia, Aulia Furri. 2014. Register Jual Beli Online pada Aplikasi
Blackberry Messenger. Skripsi
(tidak diterbitkan). Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Fujiastuti, Ariesty. 2014. “Ragam Bahasa
Transaksi Jual Beli di Pasar Niten Bantul”. Jurnal Bahastra, Vol
XXXII, Nomor 1.
http://journal.uad.ac.id/ index.php/ BAHASTRA/
article/download/3240/1835.
Guntur, Henry Tarigan. 2009. Pengajaran Wacana. Bandung: ANGKASA. Putri, Mega Cahya. 2015. Tindak
Berbahasa dalam Interaksi Tawar-Menawar antara Penjual dan Pembeli di Online Shop LOLLY SANDANG. Skripsi (tidak diterbitkan). Jember: Universitas Jember.
Sudaryanto. 1992. Metode Linguistik ke Arah Memahami Metode Linguistik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Wendra, I Wayan. 2014. Buku Ajar Penulisan Karya Ilmiah. Singaraja: UNDIKSHA.