• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI KOMPETENSI PROFESIONAL DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU DI SMK NEGERI SE-KABUPATEN PESISIR SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KONTRIBUSI KOMPETENSI PROFESIONAL DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU DI SMK NEGERI SE-KABUPATEN PESISIR SELATAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

KONTRIBUSI KOMPETENSI PROFESIONAL DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU DI SMK

NEGERI SE-KABUPATEN PESISIR SELATAN

E L D I

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

(2)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

KONTRIBUSI KOMPETENSI PROFESIONAL DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU DI SMK

NEGERI SE-KABUPATEN PESISIR SELATAN

E L D I

Artikel Ini Disusun Berdasarkan Tesis Eldi Untuk Persyaratan Wisuda Periode Maret 2013 Yang Telah Direviu dan Disetujui Oleh Kedua Pembimbing

(3)

1

KONTRIBUSI KOMPETENSI PROFESIONAL DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU DI SMK

NEGERI SE-KABUPATEN PESISIR SELATAN

Eldi1, Agamuddin2, Syahril3

Program Studi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan FT Universitas Negeri Padang

Email : mr.elditanjung@gmail.com

Abstrak

Berdasarkan kinerja pra-observasi guru di SMK Negeri di Pessel tidak seperti yang diharapkan. Kondisi ini mungkin disebabkan oleh rendahnya kompetensi profesional guru dan motivasi. Penelitian kuantitatif bertujuan untuk mengetahui kontribusi kompetensi guru profesional dan motivasi dalam bekerja dengan kinerja kerja mereka. Hipotesis penelitian ini adalah: 1) guru profesional kompetensi berkontribusi terhadap kinerja kerja mereka, 2) motivasi dalam bekerja memberikan kontribusi terhadap kinerja mereka, 3) Kompetensi profesional guru dan motivasi dalam bekerja keduanya memberikan kontribusi terhadap kinerja kerja mereka. Populasi dalam penelitian ini adalah semua guru di SMK Negeri di Pessel. Mereka adalah 214 guru dan sampel penelitian ini adalah 65 guru yang diambil dengan menggunakan pola Cohran. Instrumen kuesioner terhadap variabel yang digunakan model skala Likert. Ditemukan bahwa: (1) kompetensi kontribusi gave15 % signifikan teachers'professional untuk guru kinerja (2) guru memberikan motivasi 37,8 % kontribusi yang signifikan terhadap kinerja guru dan (3) Kedua kompetensi teachers'professional dan motivasi memberikan kontribusi yang signifikan 20,2 % menjadi guru kinerja. Berdasarkan temuan dapat disimpulkan bahwa kedua variabel independen, guru kompetensi profesional dan motivasi dalam bekerja memberikan kontribusi yang signifikan terhadap guru kinerja.

Abstract

Based on a pre-observation teachers’ work performance at SMK Negeri in Pessel were not as expected. This condition was presumably caused by the low of teachers’ professional competency and motivation. This quantitative research was aimed to find out the contribution of teachers professional competency and motivation in working to their work performance. The

(4)

hypotheses of this research were: 1) teacher’s professional competency contributed to their work performance, 2) teacher’s motivation in working contributed to their work performance, 3) Both of teacher’s professional competency and motivation in working contributed to their work performance. The population of this research was all teacher’s at SMK Negeri in Pessel. They were 214 teacher’s and sample of this research was 65 teacher’s who were taken by using Cohran pattern.. The instrument was questionnaire on variable which used Likert scale model. It was found that: (1) teacher’s professional competency gave 15% significant contribution to teacher’s work performance (2) teacher’s motivation gave 37,8% significant contribution to teacher’s work performance and (3) Both teachers’professional competency and motivation gave 20,2% significant contribution to teacher’s work performance. Based on findings it can be concluded that both independent variables, teacher’s professional competency and motivation in working gave significant contribution to teacher’s work performance.

Kata Kunci : Kompetensi, Profesional, Motivasi Kerja, Kinerja.

Pendahuluan

Peningkatan mutu pendidikan ditentukan oleh kesiapan sumber daya manusia yang terlibat dalam proses pendidikan. Guru merupakan salah satu faktor penentu tinggi rendahnya mutu hasil pendidikan, maka setiap usaha peningkatan mutu pendidikan perlu memberikan perhatian besar kepada peningkatan guru baik dalam segi jumlah maupun mutunya.

Guru merupakan ujung tombak kegiatan di sekolah karena berhadapan langsung dengan siswa. Keberhasilan siswa sangat erat kaitannya dengan kinerja guru dalam mengelola proses belajar mengajar. Bahkan keberhasilan dan kegagalan pendidikan tergantung kepada guru dan pengajaran serta hubungan timbal balik antara guru dengan pengajaran di kelas. Tanpa penguasaan materi dan strategi pembelajaran, segala upaya peningkatan mutu pendidikan tidak akan

(5)

mendapatkan hasil yang maksimal.

Menurut Moh (2002:25) guru yang bermutu memberikan pengaruh paling tinggi terhadap mutu pendidikan. Dengan demikian jelas bahwa guru memegang peranan penting dalam peningkatan mutu pendidikan. Hasil kerja guru atau kinerja guru akan berdampak pada mutu pendidikan sekolah. Makin baik kinerja guru maka diduga mutu pendidikan cendrung akan baik. Oleh sebab itu kinerja guru perlu ditingkatkan terus menerus.

Hal tersebut sejalan dengan tugas keprofesionalan guru menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 pasal 20 (a) Tentang Guru dan Dosen adalah merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.

Melalui pengamatan awal dan wawancara dengan kepala sekolah SMK Negeri se-Kabupaten Pesisir Selatan, serta informasi dari pengawas sekolah ditemukan beberapa fenomena yang terjadi di lapangan yang terkait dengan kinerja guru. Fenomena tersebut adalah sebagai berikut: (1) Guru kurang menguasai kompetensi yang diajarkannya kepada siswa atau mengajarkan materi yang tidak sesuai dengan kompetensi yang seharusnya menjadi beban tugasnya. Pada saat pelaksanaan Uji Kompetensi Guru, tidak banyak guru yang mendapatkan nilai sesuai dengan kriteria kelulusan yang ditetapkan. (2) guru melaksanakan pembelajaran tidak mempedomani RPP, padahal membuat RPP adalah salah satu tugas utama guru sebelum melaksanakan pembelajaran. RPP baru dibuat oleh guru pada saat akan ada pemeriksaan dengan jalan mengcopy dari guru yang lain tanpa memahami isi RPP tersebut. (3) Kurangnya guru

(6)

memanfaatkan media pembelajaran secara optimal seperti media internet, LCD dan media lainnya untuk membuat pembelajaran yang bervariasi (4) Guru meninggalkan ruang kelas pada saat pembelajaran berlangsung dan melakukan kegiatan lain, hal ini menandakan rendahnya motivasi guru dalam melaksanakan tugas, (5) Guru sering datang terlambat ke sekolah dan meninggalkan kelas lebih cepat dari jadwal pembelajaran.

Berdasarkan fenomena-fenomena di atas, dan pentingnya kinerja guru dalam melaksanakan tugas, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kinerja guru dalam melaksanakan tugas, hasil penelitian ini diharapkan memberi solusi terhadap upaya yang akan dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru SMK Negeri di Kabupaten Pesisir Selatan dalam melaksanakan tugas di masa yang akan datang.

Metode

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian expost facto dengan mengkaji hubungan antara variabel bebas dengan variabel

terikat. Variabel bebas terdiri dari kompetensiprofesional dan motivasi kerja, sedangkan variabel terikat adalah kinerja guru.

Populasi penelitian ini adalah semua guru PNS yang mengajar di SMK Negeri se-Kabupaten Pesisir Selatan tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 214 orang dari 7 (tujuh) sekolah. Teknik Pengambilan sampel penelitian dilakukan secara stratified proportional random sampling, yaitu cara pengambilan sampel secara acak dengan memperhatikan proporsi setiap pengelompokan dalam

(7)

populasi yang bersifat heterogen sehingga diperoleh hasilnya yaitu 30,25 % dari jumlah populasi, sehingga jumlah sampel dalampenelitian ini berjumlah 65 orang guru dari 7 (tujuh) sekolah.

Responden uji coba diambil guru SMK Negeri se-Kabupaten Pesisir Selatan termasuk kedalam populasi penelitian, tetapi tidak termasuk kedalam sampel penelitian, yang menjadi responden ujicoba ditentukan sebanyak 30 orang, jumlah ini dianggap telah memenuhi persyaratan sebagai uji coba dan dipilih secara acak. Pengumpulan data dilakukan di SMK Negeri se-Kabupaten Pesisir Selatan, dengan cara penyebaran angket/ kuesioner kompetensi profesional, motivasi kerja dan kinerja guru kepada responden. Data penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teknik korelasi dan regresi dengan menggunakan alat bantu komputer SPSS versi 12.00.

Hasil dan Pembahasan 1. Hasil Penelitian

a. Pengujian Persyaratan Analisis 1) Uji Normalitas

Hasil uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini. Tabel 1. Rangkuman Uji Normalitas

Variabel Hasil Uji KS-Z Signifikansi Keterangan

X1 0,580 0,889 Normal

X2 0,498 0,965 Normal

(8)

ANOVA Table 9893.972 38 260.368 1.720 .075 2067.999 1 2067.999 13.663 .001 7825.973 37 211.513 1.397 .188 3935.167 26 151.353 13829.138 64 (Combined) Linearity

Deviation from Linearity Between

Groups

Within Groups Total Kinerja Guru (Y) * Kompetensi Profesional (X1)

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa skor signifikansi Kolmogorov-Smirnov Z variabel X1 sebesar 0,889 variabel X2 sebesar 0,965 dan variabel Y sebesar 0,487. Ternyata nilai signifikan Kolmogorov-Smirnov Z (Asymp.Sig) masing-masing variabel lebih besar dari alpha 0,05.

Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa data ketiga variabel terdistribusi secara normal.

2) Uji Homogenitas

Hasil pengujian homogenitas dapat dilhat pada Tabel 2 berikut ini: Tabel 2. Rangkuman hasil pemeriksaan homogenitas

Variabel Levene Statistik dk 1 dk 2 Sig. Keterangan X1 – Y 2,044 16 26 0,082 Homogen X2 – Y 1,905 15 26 0,072 Homogen

Berdasarkan tabel 12 di atas terlihat skor signifikansi data sampel sebesar 0,082 dan 0,072 skor tersebut lebih besar dari alpha 0,05. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sebaran data sampel homogen.

3) Uji Linearitas

(9)

Berdasarkan Tabel 3 di atas diketahui Signifikansi (deviation from linierity) sebesar 0,188 karena Signifikansi (deviation from linearity) besar dari Alpha (0,188 > 0,05) jadi hubungan antara Kompetensi Profesional dengan kinerja guru cenderung membentuk distribusi garis linier.

b. Uji Hipotesis

Data penelitian yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik korelasi dan regresi dengan menggunakan alat bantu komputer SPSS versi 12.00, hasil dari pengujian adalah sebagai berikut:

1) Kontribusi Kompetensi Profesional terhadap Kinerja Guru

Hasil analisis kontribusi Kompetensi Profesional terhadap Kinerja Guru dapat dilihat pada Lampiran dan dirangkuman pada Tabel 4 di bawah ini:

Tabel 4. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi X1-Y

Korelasi N Koefisien Korelasi Koefisien Determinasi Sig. rx1-y 65 0,387 0,150 0,001

Berdasarkan hasil analisis diperoleh angka koefisien korelasi variabel Kompetensi Profesional dengan variabel Kinerja Guru (rx1-y) sebesar 0,387 dan koefisien determinasi sebesar 0,150 dengan signifikansi 0,001. Ini berarti variabel Kompetensi Profesional memberi kontribusi terhadap Kinerja Guru sebanyak 15,0%. Berdasarkan kriteria di atas, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Ini berarti terdapat kontribusi yang signifikan Kompetensi Profesional terhadap Kinerja Guru.

(10)

Untuk mengetahui apakah kontribusi Kompetensi Profesional bersifat prediktif atau tidak, maka dilakukan analisis regresi sederhana untuk mendapatkan persamaan regresi. Dilakukan terlebih dahulu uji F untuk menguji keberartian persamaan regresi yang terbentuk. Hasil analisis uji F dapat dilihat pada Tabel 5berikut ini.

Tabel 5. Pemeriksaan Keberartian Regresi X1 dengan Y

Sumber

Variasi JK Dk RJK F Sig.

Regresi 2067,99 1 2067,999 11,077 0,001 Residu 11761,139 63 186,685

Total 13829,138 64

Tabel 5 di atas memperlihatkan harga F sebesar 11,077 dengan signifikansi sebesar 0,001 yang jauh lebih kecil dari alpha 0,05 atau pada taraf kepercayaan 95%. Hal ini mengindikasikan bahwa persamaan regresi yang terbentuk antara variabel Kompetensi Profesional terhadap Kinerja Guru dapat diterima keberadaannya.

2) Kontribusi Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru

Hasil analisis kontribusi Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru dapat dilihat pada Lampiran dan dirangkum pada Tabel 6 di bawah ini.

Tabel 6. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi X2 - Y Korelasi N Koefisien

Korelasi

Koefisien

Determinasi Sig. rx2-y 65 0,567 0,378 0,000

(11)

Hasil analisis di atas diperoleh angka koefisien korelasi variabel Motivasi Kerja dengan variabel Kinerja Guru (rx2-y) sebesar 0,567 dan koefisien determinasi sebesar 0,378 dengan signifikansi 0,000. Ini berarti variabel Motivasi Kerja memberi kontribusi terhadap Kinerja Guru sebesar 37,8%. Berdasarkan kriteria di atas, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Ini berarti terdapat kontribusi yang signifikan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru.

Untuk mengetahui apakah kontribusi Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru bersifat prediktif atau tidak, maka dilakukan analisis regresi sederhana untuk mendapatkan persamaan regresi. Dilakukan terlebih dahulu uji F untuk menguji keberartian persamaan regresi yang terbentuk. Hasil analisis uji F dapat dilihat pada Tabel 7 berikut ini.

Tabel 7. Pemeriksaan Keberartian Regresi X2 dengan Y Sumber

Variasi JK Dk RJK F Sig.

Regresi 11299,776 1 11299,776 146,925 0,000 Residu 5691,224 63 76,908

Total 16991,000 64

Berdasarkan Tabel 7 di atas, memperlihatkan harga F sebesar 146,925 dengan signifikansi sebesar 0,000 yang jauh lebih kecil dari alpha 0,05 atau pada taraf kepercayaan 95%. Hal ini mengindikasikan bahwa persamaan regresi yang terbentuk antara variabel Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru dapat diterima keberadaannya.

(12)

3) Kontribusi Kompetensi Profesional dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru

Hasil analisis kontribusi Kompetensi Profesional dan Motivasi Kerja secara bersama-sama dapat dilihat Tabel 8 di bawah ini.

Tabel 8. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Ganda

Korelasi N Koefisien Korelasi Koefisien Determinasi Sig. Rx1x2-y 65 0,449 0,202 0,000

Hasil analisis Tabel 8 di atas diperoleh angka koefisien korelasi variabel Kompetensi Profesional dan Motivasi Kerja secara bersama-sama dengan Kinerja Guru (rx1x2y) sebesar 0,449 dan koefisien determinasi 0,202 dengan signifikansi 0,000. Ini berarti variabel Kompetensi Profesional dan Motivasi Kerja memberi kontribusi terhadap Kinerja Guru sebesar 20,2%. Berdasarkan kriteria di atas, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Ini berarti terdapat kontribusi yang signifikan Kompetensi Profesional dan Motivasi Kerja secara bersama-sama terhadap Kinerja Guru.

Untuk mengetahui apakah kontribusi Kompetensi Profesional dan Motivasi Kerja secara bersama-sama terhadap Kinerja Guru bersifat prediktif atau tidak, maka dilakukan analisis regresi ganda untuk mendapatkan persamaan regresi. Dilakukan terlebih dahulu uji F untuk menguji keberartian persamaan regresi yang terbentuk. Hasil analisis uji F dapat dilihat pada Tabel 9 berikut ini.

(13)

Sumber

Variasi JK Dk RJK F Sig.

Regresi 2787,761 2 1393,880 7,827 0,001 Residu 11041,378 62 178,087

Total 13829,138 64

Persamaan regresi diterima bila hasil analisis signifikan pada uji F. Dari data di atas diperoleh skor F sebesar 7,827 dengan signifikansi sebesar 0,001 lebih kecil dari taraf signifikansi alpha 0,05. Tabel 23 di atas memperlihatkan bahwa persamaan regresi X1, X2 dan Y signifikan pada level 95%. Hal ini mengindikasikan bahwa persamaan regresi linier yang terbentuk antara variabel Kompetensi Profesional dan Motivasi Kerja terhadap variabel Kinerja Guru dapat diterima keberadaannya.

c. Pembahasan

Hasil analisis hipotesis pertama yang menjelaskan bahwa hipotesis kompetensi professional berkontribusi terhadap kinerja guru. Hal ini sejalan dengan pendapat Abdul (2005:6) menjelaskan bahwa kompetensi guru akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan professional dalam menjalankan fungsinya sebagai guru. Sahertian (1990:88) juga mengemukakan bahwa kinerja seseorang terletak pada kompetensi profesional dan motivasi dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Menurut Pantiwati (2001:27) upaya meningkatkan profesionalisme guru di antaranya melalui (1) Peningkatan kualifikasi dan persyaratan jenjang pendidikan yang lebih tinggi bagi tenaga pengajar. (2) Program sertifikasi.

(14)

Hal tersebut sesuai dengan model partner-lawyer (Gibson, 1996: 208) kinerja individu pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor-faktor; (a) harapan mengenai imbalan; (b) dorongan; (c) kemampuan; kebutuhan dan sifat; (d) persepsi terhadap tugas; (e) imbalan internal dan eksternal; (f) persepsi terhadap tingkat imbalan dan kepuasan kerja.

Hasil pengujian hipotesi kedua, variabel ini memberikan kontribusi terhadap kinerja guru. Hal ini menunjukan bahwa motivasi kerja mempunyai hubungan prediktif dengan kinerja guru. Hal ini sesuai dengan pendapat Anwar (2004:103) mengemukakan bahwa motivasi mempunyai peranan penting untuk guru dalam melaksanakan tugas yang menyebabkan produktivitas kerjanya meningkat. Hal ini didukung dengan pendapat Oemar (2003:161) yang mengatakan bahwa motivasi kerja merupakan penggerak utama seseorang untuk bekerja. Wiles (1955:19) yang mengatakan bahwa tinggi rendahnya motivasi kerja guru sangat mempengaruhi performannya dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.

Hasil pengujian hipotesis ke dua sesuai dengan fungsi motivasi menurut Sadiman (2006:85) yaitu: (a) Mendorong manusia untuk berbuat (b) menentukan arah perbuatan, yakni kea rah tujuan yang telah dicapai (c) menyeleksi perbuatan, yakni menntukan perbuatan-perbuatan mana yang akan dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menysisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Hal tersebut sejalan dengan pendapat Bafadal (1992:39) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi adalah: (a) prestasi, (b)

(15)

pengakuan, (c) tanggung jawab, (d) promosi, (e) kerja itu sendiri, (f) pertumbuhan.

Hasil analisis yang menjelaskan bahwa hipotesis ke tiga yaitu kompetensi profesional dan motivasi kerja secara bersama-sama berkontribusi terhadap kinerja guru. Artinya semakin tinggi kompetensi profesional dan meningkatkanya motivasi kerja akan meningkat pula kinerja guru. Hasil analisis tersebut sesuai dengan pendapat Mulyasa (2005:138) mengatakan bahwa faktor-faktor yang menentukan kinerja guru adalah prilaku seseorang, sikap dan tindakan rekan kerja, fasilitas kerja, kemampuan, motivasi, kepribadian dan insentif/gaji.

Simpulan dan Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Kompetensi Profesional berkontribusi signifikan terhadap kinerja guru SMK Negeri di Kabupaten Pesisir Selatan yaitu sebesar 15,0%.

2. Motivasi kerja berkontribusi signifikan terhadap kinerja guru SMK Negeri di Kabupaten Pesisir Selatan yaitu sebesar 37,8%.

3. Kompetensi Profesional dan motivasi kerja secara bersama-sama berkontribusi sebesar 20,2% terhadap kinerja guru. Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi profesional dan motivasi kerja, ikut menentukan kinerja guru. Dengan demikian kompetensi profesional dan motivasi kerja dapat digunakan untuk memprediksi kinerja guru.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka disaran kepada berbagai pihak:

(16)

1. Guru-guru SMK Negeri di Kabupaten Pesisir Selatan disaran agar dapat melakukan pembaharuan dan meningkatkan kompetensi profesional serta motivasi kerja dalam melaksanakan proses pembelajaran, sehingga meningkatkan kinerjanya dalam melaksanakan tugas.

2. Kepala-kepala SMK Negeri di Kabupaten Pesisir Selatan disarankan agar dapat mengambil langkah konkrit dalam meningkatkan kinerja guru melalui kebijakan-kebijakan yang respontif agar tercipta lingkungan kerja yang kondusif dan memotivasi guru dalam upaya meningkatkan kinerja guru dan berusaha melakukan kegiatan pembinaan terhadap guru yang tidak tepat waktu dalam melakukan kewajibannya di sekolah.

3. Kepala dinas pendidikan sebagai pimpinan lembaga pendidikan perlu melaksanakan berbagai kegiatan yang mampu mendorong guru untuk melaksanakan tugasnya dengan baik.

Daftar Rujukan

Abdul, Majid. 2005. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Anwar, Prabu Mangkunegara. 2004. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: Refika Aditama

Bafadal, Ibrahim. 1992. Isu-isu Kekepalasekolahan. Malang: Universitas Negeri Malang.

Depdiknas. 2005. Undang-Undang No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta.

Gibson, James L. John M. Ivancevich dan James H. Donnelly, Jr. 1996. Organisasi, Perilaku, Struktur, Proses, (Alih Bahasa Nunuk Adiarni). Jakarta: Penerbit Binarupa Aksara.

Moh. Uzer Usman. 2002. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyasa. 2005. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

(17)

Oemar, Hamalik. 2003. Pendidikan Guru Berdasarkan Perkembangan Kompetensi. Bandung: Bumi Aksara.

Pantiwati. 2001. Upaya Peningkatan Profesionalisme Guru Melalui Program Sertifikasi Guru Bidang Studi (untuk Guru MI dan MTs). Makalah Dipresentasikan. Malang: PSSJ PPS Universitas Malang. Hlm.1-12.

Sadiman. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sahertian, Piet A dan Ida Aleida. 1990. Supervisi Pendidikan dalam Rangka program in-Service Education. Jakarta: Rineka Cipta.

Willes, K. 1995. Supervision for Bitter Schools. New York : Prentice- Hall Inc.

Persantunan: Artikel ini diolah dari tesis Eldi dengan judul Kontribusi Kompetensi Profesional Dan Motivasi Kerja Guru Terhadap Kinerja Guru Di

SMK Negeri Se-Kabupaten Pesisir Selatan. Selanjutnya penulis mengucapkan

terima kasih kepada Pembimbing I Drs.Agamuddin, M.Ed, Ph.D dan Pembimbing II Drs. Syahril, ST, MSCE. Ph.D yang telah berkenan meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam penyelesaian artikel ini.

Gambar

Tabel  1  di  atas  menunjukkan  bahwa  skor  signifikansi  Kolmogorov- Kolmogorov-Smirnov  Z  variabel  X 1  sebesar  0,889  variabel  X 2     sebesar  0,965  dan  variabel Y sebesar 0,487
Tabel  4. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi X 1 -Y
Tabel 5. Pemeriksaan Keberartian Regresi X 1  dengan Y  Sumber
Tabel 7. Pemeriksaan Keberartian Regresi X 2  dengan Y  Sumber
+2

Referensi

Dokumen terkait

Hasil yang didapatkan untuk benih kedelai adalah tidak ada beda nyata antara pengukuran kadar air dengan oven dan moisture tester, hal ini ditunjukkan dengan p-value yang didapat

Tujuan penyusunan propsal skripsi ini adalah untuk memenuhi prasyarat dalam mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran pada Program Studi Pendidikan Dokter Universitas

Tujuan penelitian untuk mendiskripsikan nilai penyusutan (depreciation) aset tetap dengan metode garis lurus ( Straight line method) di Panti Pembenihan Ikan Kerapu Skala Rumah

Variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan dikarenakan perusahaan berukuran besar lebih memungkinkan memiliki masalah keagenan yang lebih banyak

Berdasarkan teori yang telah dijelaskan dan hasil analisa data penelitian yang telah diperoleh terhadap 68 anak usia 3-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Makam

Rekomendasi untuk tumpahan di darat dan tumpahan di perairan ini didasarkan pada skenario tumpahan yang paling mungkin terjadi untuk material ini; namun, kondisi geografi, angin,

Atas dasar adanya perbedaan pendapat definisi agama dan kepercayaan dari sisi pemerintah sedangkan bagi masyarakat agama dan kepercayaan itu merupakan sebuah

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa (a) tidak terdapat pengaruh penggunaan modul berbasis konstruktivis terhadap penguasaan konsep