• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA GURU DALAM MENGATASI RENDAHNYA MINAT BACA SISWA DI PERPUSTAKAAN SD NEGERI 4

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UPAYA GURU DALAM MENGATASI RENDAHNYA MINAT BACA SISWA DI PERPUSTAKAAN SD NEGERI 4"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA GURU DALAM MENGATASI RENDAHNYA MINAT BACA SISWA DI PERPUSTAKAAN SD NEGERI 4

Natalia, Yohanes Bahari, Parijo

Program Studi Pendidikan Sosiologi FKIP Untan Email : natalie_lonely91@yahoo.co.id

Abstrak: Judul penelitian ini adalah Upaya Guru dalam Mengatasi Rendahnya Minat Baca Siswa di Perpustakaan SD Negeri 4 Singkawang Timur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya yang dilakukan oleh guru dalam mengatasi rendahnya minat baca siswa di suatu lembaga pendidikan yaitu sekolah dasar. Selain itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab rendahnya minat baca sehingga selanjutnya bisa dilakukan upaya-upaya untuk mengatasinya berdasarkan dengan apa yang dilakukan oleh pihak sekolah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor penyebab rendahnya minat baca siswa dan upaya guru mengatasinya. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian kualitatif deskriptif. Data diperoleh dengan melakukuan observasi terlebih dahulu selama beberapa hari, kemudian dilanjutkan lagi dengan wawancara kepada guru selaku informan bersangkutan yang dianggap paling tahu mengenai masalah yang akan diteliti, mengenai upaya guru dalam mengatasi rendahnya minat baca siswa SD Negeri 4 Singkawang Timur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang menyebabkan rendahnya minat baca siswa, karena siswa lebih senang berkumpul dengan teman sebaya dari pada membaca buku, siswa menganggap membaca buku dituntut untuk dan diam saja. Upaya yang dilakukan oleh guru adalah mengadakan event atau perlombaan yang membuat siswa gemar membaca dan mencintai buku.

Kata kunci: Upaya Guru, Minat Baca, Perpustakaan SD Negeri 4.

Abstract: The title of this research is Teacher Effort Overcome the Students Low Reading the Public Elementary School Library 4 Singkawang East, Singkawang City. The purpose of this research to know how teacher effort to overcome the students low reading in eduacational institution is elementary school. The purpose of this research to know causative factor the students low reading, then can doing the efforts to overcome based what the teacher of school do. The purpose of the research to know causative factor the student low reading and effort can teacher of the school do.

This research done with descriptive qualitative research method. The data obtained with the first for several day. Then resumed again interviews with teachers who know the problem of the students low reading.

The result showing that the low of student interest in reading, because students like to be with their friends everyday, more than reading. Students consider reading in demand to sit down and be quiet. Effort by the teacher is holding events and competition that make student love to read.

(2)

endidikan adalah usaha sadar guna mengembangkan kehidupan yang teratur dan dilakukan oleh profesional serta bertanggung jawab untuk mempengaruhi dan membentuk sifat serta perilaku sesuai dengan cita-cita pendidikan. Hal ini sesuai dengan cita-cita pendidikan nasional yaitu: pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Sisdiknas). Dalam pendidikan, salah satu hal yang mempengaruhi peningkatan hasil belajar adalah minat baca yang dimiliki oleh peserta didik. Meningkatkan minat baca kini sangat diperlukan karena keadaan dunia yang mengglobal secara tidak langsung memaksa kita untuk mempertajam pengamatan kita terhadap informasi-informasi yang beredar. Selain itu, keadaan ini juga menuntut kita untuk memperbaiki kualitas diri. Salah satu kunci untuk mencapai hal tersebut adalah dengan membaca. Rendahnya minat baca yang dimiliki oleh masyarakat terutama peserta didik harusnya mendorong pihak-pihak terkait untuk segera mungkin memfasilitasi dan menganalisis apa saja yang menjadi penyebab hal tersebut. Sumber bacaan yang baik merupakan jendela dunia. Kurangnya minat baca di Indonesia sudah memprihatinkan.

Ditambah lagi banyaknya anak-anak yang meninggalkan bangku pendidikan hanya karena tidak ada biaya untuk melanjutkan pendidikan. Kemudian, banyak perpustakaan yang ada di Indonesia tidak diperbaiki keadaannya. Hal ini dapat memperparah kualitas pendidikan anak bangsa. Jika kita bicara mengenai minat baca maka sudah sering ditulis di berbagai media masa dan juga sering dibicarakan dan diseminarkan, namun masih saja topik ini masih sangat menarik dibicarakan, hal ini disebabkan karena sampai detik ini peningkatan minat baca masyarakat masih tetap berjalan di tempat walaupun di sana sini usaha telah dilakukan oleh pemerintah dengan dibantu oleh pihak-pihak tertentu yang sangat berkaitan dengan minat baca masyarakat, seperti guru, pustakawan, penulis, media masa dan Gerakan Cinta Buku. Maka dari itu diperlukan suatu hal yang bisa memandu peserta didik untuk mulai membentuk situasi dan kondisi yang nyaman guna meningkatkan minat baca peserta didik, baik dalam ruang lingkup pribadi seperti perpustakaan pribadi, ataupun dalam ruang lingkup yang luas seperti perpustakaan sekolah dan perpustakaan umum. Dalam proses mengembangkan minat baca peserta didik tentu seorang guru memiliki peran dan kewajiban dalam menentukan upaya yang bisa dilakukan untuk mengajak peserta didik lebih meningkatkan minat baca.

Dasar proses meningkatkan minat baca siswa tentunya seorang guru memiliki kewajiban untuk mengajak siswa agar dapat tercapainya cita-cita sekolah. Penentuan upaya yang dilakukan oleh guru adalah hal yang paling penting dan sangat menentukan bagi siswa agar memiliki wawasan dan bisa menggali informasi lebih banyak lagi. Maka dari itu diperlukan suatu hal yang bisa memandu peserta didik untuk memulai membentuk situasi dan kondisi yang

(3)

nyaman guna meningkatkan minat baca peserta didik, baik dalam ruang lingkup pribadi seperti perpustakaan pribadi, ataupun dalam ruang lingkup yang luas seperti perpustakaan sekolah dan perpustakaan umum. Dalam proses mengembangkan minat baca peserta didik tentu seorang guru memiliki peran dan kewajiban dalam menentukan upaya yang bisa dilakukan untuk mengajak peserta didik lebih meningkatkan minat baca. Dasar proses meningkatkan minat baca siswa tentunya seorang guru memiliki kewajiban untuk mengajak siswa agar dapat tercapainya cita-cita sekolah. Penentuan upaya yang dilakukan oleh guru adalah hal yang paling penting dan sangat menentukan bagi siswa agar memiliki wawasan dan bisa menggali informasi lebih banyak lagi.

Menurut Hartadi, ada beberapa faktor yang mempengaruhi dan bisa menghambat masyarakat untuk mencintai dan menyenangi buku sebagai sumber informasi layaknya membaca koran dan majalah yaitu: (1) Sistem pembelajaran di Indonesia belum membuat siswa/ mahasiswa harus membaca buku lebih banyak dari apa yang diajarkan dan mencari informasi atau pengetahuan lebih dari apa yang diajarkan dikelas. (2) Banyaknya hiburan di tv dan permainan di rumah atau di luar rumah yang membuat perhatian anak atau orang dewasa untuk menjauhi buku. Sebenarnya dengan berkembangnya teknologi internet akan membawa dampak terhadap minat baca masyarakat kita, Karenna internet merupakan saran visual yang kurang tepat bagi konsumsi anak-anak. (3) Banyaknya tempat-tempat hiburan seperti taman rekreasi, karaoke, mall dan lain-lain. (4) Budaya membaca masih belum diwariskan oleh nenek moyang kita, hal ini terlihat dari kebiasaan ibu-ibu yang sering mendongeng kepada putra putrinya sebelum anaknya tidur dan ini hanya diaplikasikan seara verbal atau lisan saja dan tidak dibiasakan mencapai pengetahuan melalui membaca. (5) Para ibu disibukan dengan berbagai kegiatan di rumah/ di kantor serta membantu mencari tambahan nafkah, sehingga waktu untuk membaca sangat minim.

Maka dari itu diperlukan suatu hal yang bisa memandu peserta didik untuk mulai membentuk situasi dan kondisi yang nyaman guna meningkatkan minat baca peserta didik, baik dalam ruang lingkup pribadi seperti perpustakaan pribadi, ataupun dalam ruang lingkup yang luas seperti perpustakaan sekolah dan perpustakaan umum.

Dalam proses mengembangkan minat baca peserta didik tentu seorang guru memiliki peran dan kewajiban dalam menentukan upaya yang bisa dilakukan untuk mengajak peserta didik lebih meningkatkan minat baca.

Dasar proses meningkatkan minat baca siswa tentunya seorang guru memiliki kewajiban untuk mengajak siswa agar dapat tercapainya cita-cita sekolah. Penentuan upaya yang dilakukan oleh guru adalah hal yang paling penting dan sangat menentukan bagi siswa agar memiliki wawasan dan bisa menggali informasi lebih banyak lagi.

Buku dirasakan oleh masyarakat umum sangat mahal dan begitu juga jumlah perpustakaan masih sedikit disbanding dengan jumlah penduduk yang ada dan kadang-kadang letaknya jauh

Hasil survey Unesco menunjukan bahwa Indonesia sebagai Negara dengan minat baca masyarakat paling rendah di Asean. Kemudian berdasarkan studi lima tahunan yang dikeluarkan oleh Progress In International Reading Literacy

(4)

Study (PIRLS) pada tahun 2006 yang melibatkan siswa sekolah dasar (SD), hanya menempatkan Indonesia pada posisi 36 dari 46 negara yang dijadikan sampel penelitian. Posisi Indonesia itu lebih baik dari Qatar, Kuwait, Maroko, dan Afrika Selatan. Penelitian Human Development Index (HDI) yang dikeluarkan oleh UNDP untuk melek huruf pada 2002 menempatkan Indonesia pada posisi 110 dari 173 negara. Posisi tersebut kemudian turun satu tingkat menjadi 111 di tahun 2009. Berdasarkan data CSM, yang lebih menyedihkan lagi perbandingan jumlah buku yang dibaca siswa SMA di 13 negara, termasuk Indonesia. Di Amerika Serikat jumlah buku yang wajib dibaa sebanyak 32 judul buku, Belanda 30 buku, Prancis 30 buku, Jepang 22 buku, Swiss 15 buku, Kanada 13 buku, Rusia 12 buku, Brunei 7 buku, Singapura 6 buku, Thailand 5 buku, dan Indonesia 0 buku. Kemudian berdasarkan berita Kompas pada Kamis, 18 Juni 2009, budaya baca masyarakat Indonesia menempati posisi terendah dari 52 negara di kawasan Asia Timur berdasarkan data yang dilansir Organisasi Pengembangan Kerja Sama Ekonomi (OECD).

Hal serupa terjadi di SD Negeri 4 Singkawang Timur, yang beralamatkan di Jalan Maya Sopa, Kecamatan Singkawang Timur, Kota Singkawang. Perpustakaan di SD Negeri 4 Singkawang Timur baru saja dibangun dua tahun yang lalu, oleh karena itu penulis memilih judul ini sebagai masalah penelitian. Karena perpustakaan yang dibangun di SD Negeri 4 Singkawang Timur masih tergolong baru, penulis ingin meneliti tentang upaya apa yang bisa dilakukan oleh guru untuk mengatasi rendahnya minat baca yang dikarenakan perpustakaan ini tergolong baru. Selain itu, peneliti lebih tertarik dengan masalah yang ada di Sekolah Dasar (SD) dari pada SMP ataupun SMA. Alasannya karena kurangnya minat baca di Indonesia, salah satu penyebabnya adalah kurangnya penanaman budaya membaca dari orang tua kepada anak sejak mereka masih kecil, sehingga penulis lebih tertarik memilih masalah yang ada di SD dibandingkan dengan masalah yang ada di SMP ataupun di SMA. Oleh karena itu peneliti berkeinginan untuk melakukan penelitian dengan judul “Upaya Guru dalam Mengatasi Rendahnya Minat Baca Siswa di Perpustakaan SD Negeri 4 Singkawang, Kecamatan Singkawang Timur, Kota Singkawang” dengan harapan peneliti dapat mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan kurangnya minat baca siswa SD Negeri 4 Singkawang Timur dan apa saja upaya yang dapat dilakukan oleh guru guna mengatasi rendahnya minat baca siswa.

METODE

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode penelitian deskriptif. dalam penelitian ini peneliti mendeskripsikan sesuai dengan fakta-fakta yang terjadi mengenai “Upaya Guru dalam Mengatasi Rendahnya Minat Baca Siswa di Perpustakaan SD Negeri 4 Singkawangi Timur Kota Singkawang”. Teknik dan alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah, (a) Teknik Observasi menurut Satori (2011:105) “Observasi adalah pengamatan terhadap sesuatu objek yang diteliti baik secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang harus dikumpulkan dalam penelitian.” Dalam penelitian ini peneliti terlibat dalam pengamatan langsung

(5)

terhadap aktivitas yang dilakukan oleh siswa dan guru terkait upaya yang dilakukan oleh guru untuk mengatasi rendahnya minat baca siswa di perpustakaan sekolah. (b) Teknik Wawancara, menurut Satori (2011:130) “Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau tanya jawab.” Selanjutnya Satori (2011:130) menambahkan bahwa, “wawancara dalam penelitian kualitatif sifatnya mendalam karena ingin mengeksplorasi informasi secara holistik dan jelas dari informan.” Pada penelitian ini peneliti secara langsung berhubungan dengan informan, yaitu melakukan wawancara mendalam kepada lima orang siswa yang jarang ke perpustakaan dan wawancara mendalam dengan guru guna mengetahui apa saja upaya yang bisa dilakukan oleh guru untuk mengatasi rendahnya minat baca siswa yang dapat melengkapi data hasil penelitian dari observasi. (c) Teknik Studi Dokumentasi, Studi dokumentasi dalam penelitian kualitatif merupakan pelengkap dari metode observasi dan wawancara. Satori (2011:149), menyatakan bahwa “studi dokumentasi yaitu mengumpulkan dokumen dan data-data yang diperlukan dalam permasalahan penelitian lalu ditelaah secara intens sehingga dapat mendukung dan menambah kepercayaan dan pembuktian suatu kejadian”. Dalam hal ini adalah dokumen data jumlah siswa yang rajin meminjam buku di perpustakaan, serta didukung dengan referensi literatur-literatur yang ada relevansinya dengan pokok permasalahan.

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah (a) Panduan Observasi, berupa panduan data yang memuat aspek yang diamati dengan berisikan indikator siswa yang rajin ke perpustakaan sekolah yang sesuai dengan pengamatan di lapangan. (b) Panduan Wawancara, pada penelitian ini panduan wawancara dibuat dengan menyesuaikan kisi-kisi pertanyaan yang sudah ditentukan berdasarkan kebutuhan kelengkapan data penelitian, peneliti dengan berpatokan pada upaya guru dalam mengatasi rendahnya minat baca siswa, serta bahan data lapangan membuat daftar pertanyaan untuk ditanyakan kepada siswa dan guru yang ada di sekolah sebagai pelangkap data hasil penelitian. (c) Dokumentasi, peneliti menggunakan kamera sebagai alat dokumentasi untuk mengumpulkan dokumen pendukung data hasil penelitian agar keaslian penelitian tidak diragukan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

1. Hasil Penelitian Tentang Faktor Penyebab Rendahnya Minat Baca Siswa di Perpustakaan SD Negeri 4 Singkawang Timur

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SD Negeri 4 Singkawang Timur, faktor penyebab rendahnya minat baca siswa SD Negeri 4 Singkawang Timur kebanyakan disebabkan siswa lebih senang menghabiskan waktu di selasar sekolah pada saat waktu luang, selain itu siswa lebih senang berkumpul dengan teman sebaya di selasar sekolah dan kantin sekolah. Siswa menganggap bahwa membaca buku di perpustakaan merupakan hal yang membosankan, sehingga siswa lebih tertarik untuk berkumpul dengan teman sebaya. Siswa menganggap bahwa membaca hanya ditintut untuk duduk dan diam saja, sehingga siswa lebih memilih hal yang lebih menyenangkan.

(6)

Jadi yang menjadi penyebab mendasar siswa malas ke perpustakaan sekolah karena anggapan siswa bahwa membaca adalah hal yang paling membosankan sehingga siswa lebih senang apa bila mereka berkumpul bersama teman sebaya di tempat-tempat yang mereka anggap lebih menyenangkan dari pada perpustakaan sekolah, seperti selasar sekolah, kantin sekolah dan bahkan ruangan kelas. Jadi rendahnya minat baca siswa ini disebabkan bukan karena kondisi ruangan perpustakaan yang dikira tidak rapid an bersih padahal faktanya kondisi perpustakaan sangat rapid an bersih, jadi yang menjadi masalah adalah dari siswanya itu sendiri.

2. Hasil Penelitian Tentang Kondisi Perpustakaan di SD Negeri 4 Singkawang Timur

Kondisi ruangan perpustakaan yang ada di SD Negeri 4 Kecamatan Singkawang Timur, Kota Singkawang, sangat bersih. Kondisi perpustakaan juga menarik karena dihiasi oleh poster tata surya dan bermacam jenis ukuran globe. Berdasarkan hasil wawancara dan obervasi yang dilakukan oleh peneliti bahwa bukan karena kondisi perpustakaan yang menjadi penyebab rendahnya minat baca siswa, terutama beberapa orang siswa yang duduk di kelas VI. Jadi tidak ada kaitan sama sekali antara rendahnya minat baca siswa dengan kondisi ruangan perpustakaan, dan yang menjadi masalah dan penyebab utama rendahnya minat baca siswa adalah ada pada siswa itu sendiri.

Kondisi perpustakaan SD Negeri 4 Singkawang Timur sangat rapid an bersih karena setiap hari siswa kelas VI diberi tugas untuk piket dan membersihkan ruangan perpustakaan setiap pagi hari sebelum bel masuk berbunyi. Kemudian setelah perpustakaan dibersihkan oleh siswa, perpustakaan dibersihkan kembali oleh penjaga perpustakaan setelah jam istirahat pertama usai sehingga kondisi ruangan perpustakaan SD Negeri 4 Singkawang Timur sudah tergolong bersih dan rapi, dan yang paling penting adalah rendahnya minat baca siswa di perpustakaan SD Negeri 4 Singkawang Timur, bukan disebabkan karena kondisi ruangan perpustakaan yang kotor, tidak menyenangkan, tapi karena siswa itu sendiri yang menganggap membaca adalah hal yang membosankan dan mereka lebih senang berada di luar perpustakaan seperti selasar sekolah, kantin sekolah dan bahkan ruangan kelas.

Buku-buku yang terdapat di perpustakaan SD Negeri 4 Singkawang Timur tergolong lengkap karena di perpustakaan sekolah terdapat berbagai buku mata pelajaran untuk kelas 1 sampai dengan kelas 6. Selain buku mata pelajaran, di perpustakaan sekolah terdapat buku-buku komik, buku pengetahuan umum dan buku-buku cerita anak serta buku dongeng.

3. Hasil Penelitian Tentang Upaya Guru dalam Mengatasi Rendahnya Minat Baca Siswa di Perpustakaan SD Negeri 4 Singkawang Timur

Upaya yang biasa dilakukan oleh guru untuk mengatasi rendahnya minat baca siswa, terutama beberapa siswa kelas VI yang jarang meminjam buku di perpustakaan SD Negeri 4 Singkawang Timur adalah, sekolah melakukan event-event yang berkaitan dengan membaca, seperti sekolah selalu rutin mengadakan perlombaan setiap tahun pada bulan bahasa. Perlombaan yang biasa diadakan adalah lomba membaca dan berpidato. Sehingga hal ini dapat mengajak siswa agar siswa lebih suka membaca dan mencintai buku.

(7)

Kemudian upaya yang dilakukan oleh guru selanjutnya adalah, guru selalu membiasakan siswa untuk membaca buku sebelum memulai mata pelajaran. Hal ini dilakukan bukan hanya pada satu mata pelajaran saja, tapi untuk mata pelajaran lainnya. Setelah siswa disuruh membaca oleh guru mata pelajaran, guru kemudian akan menjelaskan apa yang telah dibaca oleh siswa sesuai dengan materi yang akan dibahas pada hari itu juga.

Pembahasan

1. Faktor Penyebab Rendahnya Minat Baca Siswa di Perpustakaan SD Negeri 4 Singkawang Timur

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara serta beberapa dokumentasi yang dilakukan di SD Negeri 4 Singkawang Timur, peneliti menyatakan bahwa faktor penyebab rendahnya minat baca siswa di perpustakaan sekolah karena siswa lebih suka berkumpul bersama teman sebaya pada saat jam istirahat sekolah atau pada waktu luang, selain itu mereka juga lebih senang menghabiskan waktu di kantin sekolah. Kemudian, siswa menganggap membaca dituntut untuk duduk dan diam, membaca dianggap sebagai hal yang membosankan. Sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Winarno (2012:35), “cepat bosan, kurang sabar, dan tidak betah duduk sebagaimana yang dituntut dalam membaca. Fenomena ini sangat tampak pada orang-orang yang suka berpergian, jalan-jalan, gerakan fisik dan tidak kuat duduk di satu tempat dalam waktu lama”.

Berdasarkan hasil pengumpulan data yang telah dilakukan untuk mengungkapkan faktor penyebab rendahnya minat baca siswa di perpustakaan SD Negeri 4 Singkawang Timur, berikut penjabarannya: (1) Siswa lebih senang berkumpul bersama teman sebaya. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti siswa lebih suka berkumpul bersama taman sebaya dari pada membaca buku di perpustakaan. Seperti apa yang diungkapkan oleh Winarno (2012:37) mengenai permasalahan membaca, “Tidak adanya teman yang memberikan semangat kepada sesama temannya untuk membaca, atau malahan adanya teman-teman yang menghalanginya untuk belajar ilmu, karena sesungguhnya manusia itu tergantung pada siapa temannya”. Pernyataan Winarno sesuai dengan apa yang diteliti oleh peneliti, bahwa teman sebaya di sekolah mempengaruhi minat baca siswa di perpustakaan sekolah. (2) Siswa bosan karena membaca dituntut untuk duduk dan diam saja. Siswa menganggap membaca hanya harus duduk dan diam saja sehingga siswa tidak tahan untuk duduk berlama-lama di perpustakaan sekolah.

Seperti yang diungkapkan oleh Winarno (2012:34), penyebab rendahnya minat baca adalah: Tingginya susunan bahasa yang dipakai penulis untuk mengungkapkan isi. (1) Tidak memahami istilah yang diulang-ulang dalam buku sehingga terjadi pertentangan antara pemahaman dan bacaan. (2) Cepat bosan, kurang sabar, dan tidak betah duduk sebagaimana yang dituntut dalam membaca. (3) Tidak mengetahui nilai membaca dan keutamaannya. (4) Pikiran menerawang tidak konsentrasi. Ini adalah problem yang banyak dikeluhkan oleh para pembaca, dimana mereka sering berkata “kami sudah selesai membaca satu halaman akan tetapi tidak memahami apa-apa” (5) Panjangnya

(8)

pembahasan dan judul kajian. (6) Salah memulai, yaitu membaca buku-buku klasik dalam bidang tertentu sebelum membaca buku-buku yang mudah atau dasar, sehingga menjadikan malas membaca karena rumitnya. (7) Tidak ada teman yang memberi semangat kepada sesama temannya untuk membaca, atau malah ada teman-teman yang menghalangi untuk membaca. (8) Tidak adanya dorongan dari masyarakat untuk membaca dan keterbatasan pelajar dalam membaca hanya pada buku-buku wajib saja. Bahkan perguruan tinggi pun hanya mensyaratkan kepada mahasiswanya untuk membaca buku-buku wajib tertentu, dari pada membahas ilmu secara luas dan sebagian orang tua jika melarang anaknya membaca buku-buku di luar buku pelajaran. (9) Tidak memahami kaidah bahasa dan minimnya kemampuan dalam memahami kalimat-kalimat serta kurang pengetahuan tentang susunan kalimat serta kurangnya pengetahuan tentang susunan kalimat yang mengandung makna kiasan. (10) Sibuk dengan dunia hiburan seperti nonton film, drama, sinetron, aktiviitas yang menghabiskan waktu, mengikuti lomba-lomba olahraga secara berlebihan, bermain kartu dan duduk-duduk tidak ada gunanya. Banyak orang yang menghabiskan waktunya untuk kesenangan-kesenangan semacam ini. (11) Sudah merasa cukup hanya dengan mendengarkan kaset. Mendengarkan kaset membuat kurangnya gairah membaca. (12) Jarang ke perpustakaan. (13) Adanya perasaan yang tumbuh dalam diri kebanyakan pelajar bahwa tujuan belajar adalah mendapatkan sertifikat (ijazah) dan mendapat kerja..

2. Kondisi Perpustaakaan di SD Negeri 4 Singkawang Timur

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara bahwa kondisi perpustakaan SD Negeri 4 Singkawang Timur menarik dan bersih. Selain itu, buku-buku yang ada di perpustakaan lengkap sehingga memudahkan siwa untuk mencari informasi sesuai dengan mata pelajaran setiap kelas. Dari hasil wawancara dan observasi dijelaskan bahwa siswa dan guru yang diwawancarai oleh peneliti, mereka mengatakan bahwa kondisi perpustakaan menarik dan bersih. Artinya, dari hasil wawancara kurangnya minat baca siswa bukan disebabkan karena kondisi perpustakaan melainkan karena siswa lebih senang berkumpul dengan teman sebaya pada saat jam istirahat atau saat waktu luang sekolah.

Penyebab utama dari rendahnya minat baca siswa bukan karena kondisi perpustakaan. Kondisi perpustakaan sudah dianggap bersih dan menarik oleh guru dan siswa. Yang menjadi penyebab utama rendahnya minat baca siswa adalah kurangnya dukungan dari teman sebaya yang selalu mengajak berkumpul dan menganggap bahwa membaca adalah hal yang membosankan karena dituntut untuk duduk diam saja.

3. Upaya Guru dalam Mengatasi Rendahnya Minat Baca Siswa di Perpustakaan SD Negeri 4 Singkawang Timur

Upaya guru untuk mengatasi rendahnya minat baca siswa yang pertama adalah dengan menanamkan nilai membaca kepada siswa sejak mereka usia kelas I. Hal ini dianggap efektif karena guru menganggap bahwa anak-anak harus ditanamkan nilai membaca sejak mereka masih dini, atau lebih tepatnya lagi di sekolah dasar siswa duduk di kelas I SD. Menanamkan nilai membaca sejak anak masih dini memberikan kesempatan agar mereka terbiasa untuk membaca buku. Selain itu, sekolah juga mengadakan perlombaan yang di mana

(9)

perlombaan ini bisa mendorong siswa untuk gemar membaca dan menyenangi buku. Dengan mengadakan event dan perlombaan yang berkaitan dengan membaca, siswa diharapkan dapat gemar membacadan lebih meningkatkan lagi minat baca terutama fasilitas sekolah yang sudah disediakan yaitu perpustakaan sekolah. Seperti yang diungkapkan oleh Winarno (2012:42) mengenai “cara mendorong orang agar gemar membaca yaitu mengadakan perlombaan yang mendorong manusia gemar membaca”.

Menurut Winarno (2012: 40), ada beberapa saran yang dapat dilakukan guna mengetahui keutamaan ilmu, dan pentingnya membaca, karena membaca merupakan sarana terpenting untuk mendapatkan ilmu.

Upaya yang dapat dillakukan antara lain, (1) Membiasakan anak-anak sejak kecil agar gemar membaca dan menyenangi buku, (2) Membuat perpustakaan mini di rumah dengan bentuk yang tertib dan unik, dan (3) Mangadakan perlombaan yang mendorong manusia gemar membaca.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka ditarik kesimpulan bahwa kesimpulan umum dari judul penelitian Upaya Guru dalam Mengatasi Rendahnya Minat Baca Siswa di Perpustakaan SD Negeri 4 Singkawang Timur, adalah: (1) Membiasakan anak-anak sejak dini (sejak duduk di kelas I) untuk gemar membaca dan menyenangi buku dengan membiasakan anak-anak membaca setiap memulai mata pelajaran. (2) Sekolah mengadakan event-event atau perlombaan yang mendorong siswa untuk gemar membaca. Sekolah mengadakan perlombaan setiap bulan bahasa dan siswa dianjurkan untuk ikut berpartisipasi dalam perlombaan yang diadakan oleh sekolah.

Sedangkan kesimpulan khusus yang dapat ditarik dari sub masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Faktor penyebab rendahnya minat baca siswa di perpustakaan SD Negeri 4 Singkawang Timur adalah siswa menganggap membaca itu dituntut untuk duduk dan diam saja. Jadi siswa kelas VI sebagian besar tidak gemar membaca buku. Selain itu siswa juga lebih tertarik dengan pergaulan, siswa lebih senang menghabiskan waktu jam istirahat sekolah atau waktu luang dengan berkumpul di selasar sekolah dan kantin sekolah. hanya sebagian kecil saja siswa kelas VI yang mau mengunjungi perpustakaan dan meminjam buku di perpustakaan sekolah. (2) Kondisi ruangangan perpustakaan di SD Negeri 4 Kecamatan Singkawang Timur cukup menarik dan bersih. Sekitar sekolah begitu asri. Di dalam perpustakaan dihiasi bermacam ukuran globe. Kondisi perpustakaan bersih karena setiap hari siswa sudah diberi jadwal untuk membersihkan perpustakaan. Selain itu biasanya petugas perpustakaan memberihkan perpustakaan setelah jam pulang sekolah, atau pada jam istirahat selesai. (3) Upaya guru dalam mengatasi rendahnya minat baca siswa di SD Negeri 4 Singkawang Timur adalah guru berusaha untuk selalu menanamkan nilai-nilai membaca kepada siswa sejak siswa masih kelas I. siswa dibiasakan untuk mencintai buku dan gemar membaca buku. Selain itu setiap mata pelajaran berlangsung siswa dibiasakan untuk membaca materi terlebih dahulu sebelum memulai penjelasan materi dari guru. Pihak sekolah juga melakukan upaya untuk

(10)

mengatasi rendahnya minat baca siswa dengan selalu mengadakan event-event tertentu atau perlombaan yang berkaitan dengan membaca. Biasa dilakukan setahun sekali setiap peringatan bulan bahasa. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mengatasi rendahnya minat baca siswa, terutama siswa kelas VI SD Negeri 4 Singkawang Timur.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh serta pembahasan tentang hasil tersebut, maka peneliti menyampaikan saran-saran kepada guru yang mengajar di SD Negeri 4 Sngkawang Timur. Sebaiknya upaya dalam mengatasi rendahnya minat baca siswa harus lebih di perbanyak. Tidak hanya sekedar melakukan event-event atau perlombaan setiap tahun dan tidak hanya membiasakan siswa membaca materi setiap hari. (1) Sebaiknya guru lebih up date mengenai kabar-kabar pengetahuan yang terjadi khususnya kabar yang terkait dengan mata pelajaran siswa kemudian dikemas dengan isi dan tata tulis yang menarik sehingga siswa dapat memmbacanya bukan hanya pada saat jam pelajaran, namun pada jam istirahat dengan memanfaatkan perpustakaan yang ada. (2) Menyediakan waktu yang lebih banyak untuk mendengarkan permasalahan siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami isi buku atau isi bacaan dan masalah membaca. (3) Lebih sering mengadakan event atau perlombaan, bukan hanya setiap bulan bahasa saja/ bukan hanya setahun sekali saja. (4) Sebaiknya guru memberikan tugas kepada siswa tidak hanya membaca buku pelajaran tetapi buku cerita, buku pengetahuan umum, buku sejarah dan buku-buku ringan lainnya yang bersifat mendidik.

DAFTAR RUJUKAN

Djamarah, Syaiful Bahri. (2005). Strategi Belajar Mengajar (Edisi Revisi). Jakarta: Rineke Citra

Hariyanto, Febri Dwi (2014). (tidak diterbitkan). Menumbuhkan Minat Baca Melalui Perpustakaan. Makalah untuk kuliah program S1. Jakarta. Hartadi, Setiawan (2014). (tidak diterbitkan). Minat Baca Masyarakat Rendah.

Surabaya: STIE Perbanas Surabaya.

Khairani, Makmun. (2013). Psikologi Belajar. Yogyakarta: Aswaja Pressindo. Lipton, Laura. (2013). Sekolah Kreatif. Bandung: Nuansa Cendekia.

Moleong, Lexy J. (2011). Metode penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nawawi, Hadari. (2007). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

(11)

Satori, Djama’an. (2013). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta Bandung.

Sugiyono. (2010). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta Bandung.

Tarigan, Henry Guntur. 1987. Membaca Ekspresif. Bandung: Angkasa.

Winarno. (2012). Speed Reading Jurus Membaca Cepat, tepat dan Akurat. Jakarta: Platinum.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa program Pemberdayaan Masyarakat telah berhasil mengurangi angka pengangguran mencapai lebih kurang 3%

2017 “Analisis Peran Tenaga Kerja Wanita di Luar Negeri dalam Meningkatkan Pendapatan Keluarga Menurut Perspektif Ekonomi Islam(Studi Pada Desa Sumber Agung

Hasil penelitian ini yaitu dampak dari kemiskinan adalah tingkat pendidikan yang rendah, ini dikarenakan pendidikan itu membutuhkan biaya yang tidak sedikit, dan pasti

➢ Melalui grup whatsapp , guru mengirimkan link video pembelajaran terkait dengan materi membaca teks pendek yang di dalamnya memuat aturan penggunaan huruf

Pendekatan Komunikasi Interpersonal Orang Tua dalam Melatih Kecerdasan Emosional Anak Usia Dini (Studi Pada Ibu Rumah Tangga di Desa Leu Ue Kecamatan Darul

Pengurasan air pada kontainer dengan interval waktu yang berbeda akan mempengaruhi penggunaan abate yang terlarut dalam air yang dapat menghambat pertumbuhan

Sindroma Guillain Barre (SGB) merupakan suatu sindroma klinis yang ditandai adanya paralisis yang ditandai adanya paralisis flasid yang terjadi secara akut berhubungan dengan

• Hasil belajar tergantung pada apa yang telah diketahui si pelajar: (konsep, tujuan, dan motivasi yang mempengaruhi interkasi dengan bahan yang dipelajari... Implikasi terhadap