• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT PEMAHAMAN MASYARAKAT TERHADAP MAKANAN HALAL DI KABUPATEN BANTAENG SKRIPSI OLEH NURSANTI DWI OKTAVIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINGKAT PEMAHAMAN MASYARAKAT TERHADAP MAKANAN HALAL DI KABUPATEN BANTAENG SKRIPSI OLEH NURSANTI DWI OKTAVIA"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

i

TINGKAT PEMAHAMAN MASYARAKAT TERHADAP

MAKANAN HALAL DI KABUPATEN BANTAENG

SKRIPSI

OLEH

NURSANTI DWI OKTAVIA

105741100916

PRODI EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

(2)

ii

HALAMAN JUDUL

TINGKAT PEMAHAMAN MASYARAKAT TERHADAP

MAKANAN HALAL DI KABUPATEN BANTAENG

OLEH

NURSANTI DWI OKTAVIA

NIM 105741100916

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam rangka menyelesaikan studi pada Program Strata 1 Ekonomi Islam

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSARA

MAKASSAR

(3)

iii

PERSEMBAHAN

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk keluarga besar saya

terkhususnya kedua orang tua saya yang tercinta dengan penuh kasih

dan saying, keikhlasan, dan kesabaran yang telah mendidik dan membina

saya dari kecil hingga dewasa. Semoga Allah SWT meridhoi segala amal

ibadah dan dilipat gandakan-Nya

MOTTO HIDUP

(4)
(5)
(6)
(7)

vii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para keluarga sahabat dan pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai manakala penulis skripsi yang berjudul "Tingkat Pemahaman Masyarakat

Terhadap Makanan Halal Di Kabupaten Bantaeng".

Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan Program sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada kedua orang tua penulis menulis Bapak Hamsah,SE dan Ibu Hj.Ida Fitriani yang senantiasa memberi harapan semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus tak pamrih dan saudara-saudara ku tercinta yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat kepada:

(8)

viii Makassar.

2. Bapak Ismail Rasulong, SE., MM, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar

3. Ibu Agusdiwana Suarni, SE., M.Acc, selaku ketua program studi ekonomi Islam Universitas Muhammadiyah Makassar

4. Bapak Dr. Idham Khalid, SE,.MM selaku pembimbing 1 dan Ibu Syahidah Rahmah, SE.Sy, M.Ei selaku membimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, serta meluangkan waktu tenaga dan pikiran sehingga skripsi dapat diselesaikan.

5. Bapak/ibu dan asisten dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang Tak kenal lelah dalam memberikan ilmu pengetahuan dan selalu sabar menghadapi penulis selama mengikuti kuliah. 6. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar.

7. Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Ekonomi Islam Angkatan 2016 yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit bantuannya dan dorongan dalam aktivitas penulis.

8. Terima kasih untuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi, dan dukungannya sehingga penulis dapat merampungkan penulisan skripsi ini.

Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya para pembaca yang Budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritikannya demi kesempurnaan skripsi ini.

(9)

ix

pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas Muhammadiyah Makassar.

Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum wr.wb

Makassar, 1 November 2020 Penulis

(10)

x

ABSTRAK

Nursanti Dwi Oktavia, Tahun 2021. Tingkat Pemahaman Masyarakat

Terhadapa Makanan Halal Di Kabupaten Bantaeng, Skripsi Program Studi Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh pembimbing I Idham Khalid, dan Pembimbing II Syahidah Rahmah.

Tujuan penelitian ini bertujaun untuk mengetahui tingkat pemahaman

masyarakat terhadap makanan halal di kabupaten bantaeng. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Adapun Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model interaktif dengan responden, dimana data interpretasi responden kemudian diregulasikan dengan menggunakan teknik analisis data dalam hal ini SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi untuk variabel tingkat pemahaman masyarakat sebesar 0,688 dan nilai probabilitasnya sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa variabel tingkat pemahaman masyarakat berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap makanan halal di kabupaten bantaeng.

(11)

xi

ABSTRACT

Nursanti Dwi Oktavia, 2021. Level of Public Understanding of Halal Food in Bantaeng Regency, Thesis of Islamic Economics Study Program, Faculty of Economics and Business, Muhammadiyah University of Makassar. Supervised by Advisor I Idham Khalid, and Supervisor II Syahidah Rahmah.

The purpose of this research is to determine the level of public understanding of halal food in Bantaeng district. In this study using a quantitative approach with data collection techniques using a questionnaire. The analysis technique used in this study uses an interactive model with respondents, where the respondent's interpretation data is then regulated using data analysis techniques in this case SPSS. The results showed that the regression coefficient value for the variable level of public understanding was 0.688 and the probability value was 0.000. This shows that the variable level of public understanding has a positive and significant effect on halal food in Bantaeng district.

(12)

xii

DAFTAR ISI

SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTRA LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

A. Tinjauan Teori ... 5

1. Konsep Halal ... 5

2. Makanan Halal ... 7

3. Masyarakat Sebagai Konsumen ... 13

4. Pemahaman Masyarakat ... 14

B. Tinjauan Empiris ... 17

(13)

xiii

BAB III METODE PENELITIAN ... 25

A. Jenis Penelitian ... 25

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 25

C. Populasi dan Sampel ... 25

D. Teknik Pengumpulan Data ... 26

E. Jenis dan Sumber Data ... 26

F. Metode Analisis Data ... 27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 30

A. Gambara n Umum Lokasi Penelitian... 30

1. Sejarah Singkat Kabupaten Bantaeng ... 30

2. Letak Geografis Kabupaten Bantaeng ... 32

B. Hasil Penelitian ... 33

C. Deskriptif Karakteristik Infroman Penelitian ... 38

D. Pemahaman Masyarakat Terhadap Makanan Halal... 42

BAB V PENUTUP ... 45

A. Kesimpulan ... 45

B. Saran ... 45

DAFTAR PUSTAKA

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Tabel 2.1 Tinjauan Empiris 17

Tabel 4.1 karakteristik responden menurut jenis kelamin 34 Tabel 4.2 karakteristik responden menurut umur 34 Tabel 4.3 interpretasi terkait tingkat pemahaman 36 Tabel 4.4 interpretasi terkait makanan halal 37

Tabel 4.5 uji validitas 39

Tabel 4.6 uji realibilitas 40

Tabel 4.7 uji regresi linear sederhana 41

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Data Tabulasi tingkat pemahaman 2. Data tabulasi makanan halal 3. Kuisioner tingkat pemahaman 4. Kuisioner makanan halal

5. karakteristik responden menurut jenis kelamin 6. karakteristik responden menurut usia

7. uji validitas 8. uji realibilitas

9. uji regresi linear sederhana 10. uji hipotesis

11. Rekomendasi Penelitian 12. Biografi penulis

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia sebagai ciptaan mahluk Tuhan yang memiliki sunnatullah dalam mendukung kebenaran dalam mengalahkan kebathilan dan kebaikan untuk mengalahkankeburukan. Setiap tingkah laku dalam keseharian masyarakat diharapkan dapat menimbulkan dampak yang bermanfaat bagi orang banyak. Tidak terkecuali pada hal-hal pokok yang kerap menjadi kebiasaan masyarakat sejak dulu hingga sekarang. Salah satunya adalah makanan yang di konsumsi oleh masyarakat.

Mayarakat dunia dulunya memiliki cara pandang yang berbeda-beda terkait dengan makanan yang di konsumsi (Muhklishin,2013:3). Makanan halal berperan penting dalam kehidupan masyarakat di Indonesia. Ada beberapa kriteria produk makanan yang layak untuk di konsumsi. Salah satunya adalah kriteria halal dan thoyyib khususnya bagi konsumen yang memiliki keyakinan sebagai umat islam. Halal artinya diperbolehkan dan thoyyib artinya menyehatkan (Al-Qaradhawi,2004:24). Setiap muslim dituntut untu mengkonsumsi makanan dan minuman halal serta baik seperti yang tercantum dalam QS.Al-Baqarah ayat 168(Kementrian Agama RI,2017:164). اوُعِبَّتَت َلً َو اابِّيَط الً َلََح ِض أرَ ألْا يِف اَّمِم اوُلُك ُساَّنلا اَهُّيَأ اَي نيِبُم ٌّوُدَع أمُكَل ُهَّنِإ ۚ ِناَطأيَّشلا ِتا َوُطُخ

Terjemahannya: “Wahai Manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu”. (QS. Al-Baqarah/2: 168).

(18)

Kebutuhan akan makanan halal menjadi sesuatu yang sangat penting bagi masyarakat muslim. Sebagaimana diketahui jumlah penduduk muslim di Indonesia pada tahun 2016 mencapai 85% dari jumlah keseluruhan 252,20 juta jiwa (BPS:2015). Penduduk muslim merupakan penduduk mayoritas di Indonesia sehingga sudah dapat dipastikan bahwa kebutuhan akan produk makanan halal juga sangat besar sebanding dengan besarnya jumlah penduduk muslim. Dalam lingkup yang lebih kecil misalnya,di Kabupaten Bantaeng dengan jumlah keseluruhan penduduk kurang lebih 178.699 jiwa dan mayoritas adalah muslim (Pemprov Sulsel, 2019).

Masyarakat Kabupaten Bantaeng tentunya banyak membutuhkan produksi makanan halal untuk dikonsumsi. Apalagi seiring dengan perkembangan zaman, akses pembelian makanan juga semakin mudah dan cepat. Beragama makanan tak dapat lagi dibendung penyebarannya. Baik yang dijual perusahaan besar ataupun hasil produksi rumahan. Yang menjadi permasalahan dalam hal ini adalah makanan yang dianggap halal namun tidak memiliki label halal dari lembaga resmi. Untuk produk perusahaan yang telah mengantongi label halal tentunya menjadi hal mudah bagi masyarakat untuk diidentifikasi sehingga bisa saja dikatakan bahwa masyarakat paham akan produk halal yang telah memiliki label halal dari lembaga resmi. Namun dalam pembahasan ini perlu untuk dikaji kembali bagaimana pemahaman masyarakat terhadap makanan halal terutama pada makanan yang tidak memiliki label halal contohnya samyang dan juga ramen yang sering kita temui di supermarket.

(19)

3

Semakin beragam latar belakang dari masyarakat tentunya akan semakin beragam pula tingkat pemahaman yang dimiliki terhadap makanan halal. Jumlah penduduk Kabupaten Bantaeng tersebar dalam delapan kecamatan yaitu Bissappu, Ulu-Ere, Eremerasa, Tompobulu, Pajukukang, Gantarangkeke, dan Sinoa. (Sippa.Ciptakarya.PU.do.id,2019). Latar belakang masyarakat akan mempengaruhi tingkat pemahaman terhadap makanan halal. Seorang Dokter, Petani, Nelayan, Guru, Mahasiswa, Wiraswata,dan profesi lainnya akan memiliki pemahaman yang berbeda terhadap makanan halal.

Oleh karna itu, penelitian ini berfokus pada tingkat pemahaman masyarakat terhadap makanan halal di Kabupaten Bantaeng. Dengan mengambil beberapa informan dari masyarakat Bantaeng yang memiliki latar belakang yang berbeda.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan diatas,maka permasalahan yang akan diangkat oleh peneliti dalam penelitiannya yaitu : “Bagaimana pemahaman masyarakat terhadap makanan halal di Kabupaten Bantaeng?”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada penjelasan permasalahan yang telah diterapkan diatas, maka peneliti bertujuan untuk mengetahui : “Untuk mengetahui pemahaman masyarakat terhadap makanan halal di Kabupaten Bantaeng”.

(20)

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini,yaitu:

1. Bagi penulis sendiri adalah memberikan pengetahuan tidak hanya melalui teori-teori yang dipelajari tetapi juga hasil penelitian ini diharapakan dapat menjadi referensi atau pedoman bagi mahasiswa dan peneliti selanjutnya yang ingin mengetahui dan mendalami wawasan tentang makanan halal.

2. Sebagai bahan referensi yang diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan bagi pembaca terutama tentang pelanggaran makanan halal di Kabupaten Bantaeng.

3. Sebagai sumbangan pemikiran bagi Universitas selaku lembaga pendidikan

(21)

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Konsep HalaI

Islam memusatkan umat muslim buat komsumsi produk yang halal. Bersumber pada pada hukum Islam ada 3 tipe produk buat muslim yakni halal, haram, dan mushbooh. Halal dalam bahasa arab berarti diizinkan, bisa digunakan, dan sah untuk hukum( Yusoff, 2004). Kebalikan dari halal ialah haram yang berarti tidak diizinkan, tidak bisa digunakan, dan tidak sah untuk hukum kebalikannya mushbooh( syubha, shubhah, dan mashbuh) berarti hitam putih, masih dipertanyakan, dan meragukan oleh karena itu sebaiknya dihindari.

Sah maupun tidak sahnya suatu produk buat dimakan umat muslim sudah sangat jelas batas- batasnya. Mengenai ini sudah dipaparkan pada Angkatan laut( Angkatan laut(AL)) Quran dan pula Hadits. Dalam Pesan al- Baqarah: 168 Allah berfirman:

أمُكَل ُهَّنِإ ۚ ِناَطأيَّشلا ِتا َوُطُخ اوُعِبَّتَت َلً َو اابِّيَط الً َلََح ِض أرَ ألْا يِف اَّمِم اوُلُك ُساَّنلا اَهُّيَأ اَي نيِبُم ٌّوُدَع

Terjemahannya: “Wahai Manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu”. (QS. Al-Baqarah/2: 168)

Bersumber pada Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 519 tahun 2001 bersamaan pada 30 November 2001 pasal 1

(22)

menunjuk Majelis Ulama Indonesia( MUI) sebagai lembaga pelaksana pengecekan pangan yang memberi tahu kehalalan suatu produk yang dikemas buat diperdagangkan di Indonesia. Bersumber pada keputusan menteri tersebut dapat disimpulkan jika MUI ialah lembaga yang berwenang dalam mengaudit produk dan mampu menerbitkan sertifikat halal kepada industri yang mengajukan uji halal kepada MUI. Sertifikat Halal inilah yang memberikan izin kepada industri buat bisa mencantumkan logo halal pada kemasan produk.

Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia atau yang disingkat LPPOM MUI adalah lembaga yang bertugas untuk meneliti,mengkaji,menganalisa dan memutuskan apakah produk-produk baik pangan dan turunannya, obat-obatan dan kosmetika apakah aman dikonsumsi baik dari sisi kesehatan dan dari sisi agama Islam yakni halal atau boleh dan baik untuk dikonsumsi untuk dikonsumsi bagi umat Muslim khususnya di wilayah Indonesia, selain itu memberikan rekomendasi, merumuskan ketentuan dan bimbingan kepada masyarakat. Lembaga ini didirikan atas keputusan Majelis Ulama Indonesia (MUI) berdasarkan surat keputusan nomor 018/MUI/1989, pada tanggal 26 Jumadil Awal 1409 Hijriah ata 6 Januari 1989. (Yuli Mutia Rambe,2012)

Untuk Keputusan Menteri Agama R. I. Nomor 518 Tahun 2001 Bersamaan pada 30 November 2001 pasal 1 menarangkan jika pangan halal ialah pangan yang tidak mempunyai aspek maupun bahan haram maupun dilarang buat dimakan umat Islam dan pengolahannya tidak bertentangan dengan syariat Islam. Pengecekan pangan halal ialah pengecekan tentang keadaan bonus dan bahan penolong serta proses

(23)

7

penciptaan, personalia dan peralatan penciptaan, sistem menajemen halal, dan hal- perihal lain yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan penciptaan pangan halal.

Bagi Untuk Departemen Agama Malaysia( Jakim), konsep halal didefinisikan sebagai sesuatu yang diperbolehkan oleh hukum syariat( JAKIM, 2012). Santapan halal berarti diperbolehkan maupun sah oleh hukum syariat di mana harus memenuhi sebagian kondisi yakni:

a) Tidak terdiri dari bahan- bahan yang mempunyai hewan yang tidak diperbolehkan dalam hukum Islam yang disembelih tidak dengan syarat syariat.

b) Tidak mempunyai bahan- bahan yang najis untuk hukum syariat.. c). Aman dimakan dan tidak berbahaya..

d) Tidak terbuat mengenakan alat- perlengkapan yang terkena najis untuk hukum syariat.

e) Santapan dan bahan yang tercantum didalamnya tidak mempunyai bagian dari mahluk hidup yang tidak diperbolehkan untuk hukum syariat.

f) Pada dikala persiapan, proses, pengemasan, serta pula penyimpanan, santapan secara raga terpisah dari santapan yang lain semacam dipaparkan diatas, ataupun apapun yang bagi hukum syariat didefinisikan selaku najis.

2. Makanan Halal

Makanan ialah segala sesuatu yang dimasukkan ke mulut sehabis itu mengunyah dan menelannya. Dalam bahasa Arab santapan diucapماعطلا( alta‟ am). Kataمعط yakni bentuk tunggal yang bentuk jamaknya merupakanةمعطا( at„ imah), yang berakar pada huruf tha‟, ain, mim yang

(24)

berarti“ mengecap, mencicipi, maupun merasakan sesuatu. Terdapat pula arti halal ialah boleh dan bisa dicoba. Kebalikannya untuk M. Quraish Shihab, kata“ halal” berasal dari pangkal kata yang berarti“ lepas” maupun“ tidak terikat”. Sesuatu yang halal ialah yang terlepas dari jalinan bahaya duniawi dan ukhrawi. Karena itu kata halal pula berarti boleh. Dalam bahasa hukum, kata ini mencakup segala sesuatu yang dibolehkan agama, baik kebolehan itu bersifat sunnah( anjuran buat dicoba), makruh( anjuran buat ditinggalkan), maupun mubah( netral/ boleh). Karena itu boleh jadi ada sesuatu yang halal, tetapi tidak dianjurkanya, maupun dengan kata lain hukumnya makruh. Misalnya Nabi saw melarang seseorang mendekati masjid apabila ia baru saja memakan bawang.

Untuk Abd al- Rahman bin Nasir al- Sa‟ di yang dimaksud santapan halal ialah santapan yang boleh buat dimakan, yakni bukan santapan yang diambil tanpa seizin pemiliknya, bukan dari hasil mencuri, bukan pula santapan yang dihasilkan dari muamalah yang diharamkan maupun santapan yang zatnya haram.

Santapan halal dalam hukum Islam dapat diartikan pula sebagai santapan yang tayyib, yakni santapan yang mempunyai cita rasa yang lezat, bergizi cukup dan balance serta tidak membawa akibat yang kurang baik pada tubuh orang yang memakanya, baik raga maupun akalnya

Sebab memakan santapan yang halal lagi baik yakni syarat terkabulnya doa dan diterimanya ibadah. Begitu berartinya santapan buat manusia sehingga begitu besar atensi al- Qur‟ an maupun hadis terhadap santapan. Mengenai yang demikian ini meyakinkan jika islam mengatur biar manusia komsumsi santapan yang baik, yakni yang menyehatkan dan

(25)

9

tidak menimbulkan penyakit. a. Syarat-Syarat Makanan Halal

Al- Qur‟ an dan hadis dijadikan pedoman oleh umat Islam dalam membenarkan sesuatu santapan tercantum halal maupun haram. Santapan halal maupun haram bersama memiliki pengaruh besar dalam kehidupan seseorang, dalam akhlak, kehidupan hati, dikabulkan doa, dan sebagainya. Orang yang senantiasa memenuhi dirinya dengan santapan yang halal, sampai akhlaknya hendak baik, hatinya hendak hidup dan doanya hendak dikabulkan. Sebaliknya, orang yang memenuhi dirinya dengan santapan yang haram sampai akhlaknya hendak kurang baik, hatinya hendak sakit, dan doanya tidak dikabulkan. Dan, seandainya saja akibatnya itu hanya tidak dikabulkannya doa. Sampai itu sudah yakni kerugian yang besar. Sebab, seorang hamba tidak terlepas dari kebutuhan berdoa kepada Allah swt. Meski hanya sekejap mata. Konsep Islam dalam santapan sebetulnya sama dengan konsep Islam dalan Mengenai yang lain, yakni konsep yang melindungi keselamatan jiwa, raga dan ilham. Komsumsi santapan yang baik dan halal dengan dilandasi iman, takwa, dan hanya menjajaki perintah Allah swt. yakni ibadah yang mendatangkan pahala dan memberikan kebaikan dunia akhirat. Sebaliknya, menyantap santapan yang haram tercantum perbuatan maksiat yang mendatangkan dosa dan keburukan. Santapan dikatakan halal apabila memenuhi syarat sebagai berikut: 1. Bukan terdiri maupun mempunyai bahan- bahan dari fauna yang bagi orang Islam dilarang untuk hukum syarak buat memakannya ataupun tidak disembelih untuk hukum syariah.

(26)

2. Tidak mempunyai bahan- bahan yang hukumnya najis menuru hukum syariah.

3. Tidak disiapkan maupun diproses mengenakan bahan- bahan maupun peralatan yang tidak terbebas dari najis untuk hukum syariah. 4. Dalam proses pengadaan, pengolahan dan penyimpanannya tidak bersentuhan maupun berdekatan dengan bahan- bahan yang tidak memenuhi point a, b dan c maupun bahan–bahan yang hukumnya najis sesuai hukum syarak.

b. Kriteria Makanan Halal Mnurut Al-Qur‟an

Selaku sumber hukum, Al- Qur‟ an sudah menggariskan sebagian kriteria spesial dalam santapan. Garis panduan ini tetap relevan sejauh masa, kondisi, serta tempat. Diantara panduan tersebut merupakan:

1. Tidak mengandung sesuatu yang memabukkan (Arak)

Arak( khamr) ataupun alkohol ialah diantara bahan yang diharamkan dalam Islam. Seluruh tipe minuman yang memabukkan yang dihasilkan dari pada apa pula bahan semacam perahan anggur, nira, barli, beras, ubi, kentang, jagung, gandum, serta buah- buahan ataupun biji- bijian yang lain dikategorikan selaku arak. Bahan- bahan ini menimbulkan lenyap kewarasan ide. Manakala alkohol merupakan nama yang digunakan dalam kaedah saintifik kepada sebagian yang memiliki kumpulan hidroksi( OH). Secara asasnya, tidak seluruh alkohol bisa memabukkan. Tetapi setelah itu, ada 2 sebatian yang berikan kesan memabukkan daripada alkohol ialah etanol serta methanol.

(27)

11

2. Tidak bersumber dari darah hewan

Darah merupakan cairan merah yang mengalir dalam urat darah. Ia dikategorikan sebagai najis dan mendatangkan kemudharatan. Secara umum ulamah ijma‟ telah mengharamkan darah yang mengalir karna ia najis. Pengharaman ini tidak termasuk darah hewan air seperti ikan, jantung, limpah, dan hati serta sumber darah yang berada dalam sharaf binatang selepas ia disembelih selama mana ia tidak mengalir dan darah yang masil kekal selepas ia dibasuh.

3. Bukan berasaskan sumber dari manusia

Dalam pemasukan produk santapan, sumber berasaskan manusia umumnya digunakan selaku bahan bonus. Antara lain yang digunakan yakni ekstrak daripada kolagen, kemih, bakal anak, air ketuban, sebagian Hidroklorida Lechitin daripada rambut serta sebagainya.

Penggunaannya selaku racikan bonus memunculkan perkara hukum paling utama kepada pengguna muslim. Secara biasanya, ada 2 pemikiran berhubung sumber berasaskan manusia. Awal, ulama berijma„ haram memakai organ utama manusia semacam jantung, hati, kulit, daging serta seumpamanya selaku sumber ataupun bahan santapan. Ini sebab anggota manusia tersebut diklasifikasikan selaku bahan yang dihormati hatta dalam kondisi dharurah sekalipun tidak dibenarkan buat memakainya. Kedua, ulama berselisih komentar berkenaan dengan bahan yang bersumberkan manusia semacam kemih, air ketuban, rambut, kuku

(28)

serta seumpamanya. Sebilangan mereka menyucikannya ataupun mewajibkan penggunaannya kerana dia bukan sebahagian organ manusia. Serta sebahagian yang lain mengharamkannya.

4. Tidak mengandungi khinzir dan derivatifnya

Secara asasnya, khinzir merupakan binatang yang diharamkan dalam Islam. Pengharamannya jelas dalam al-Qur‟an dan al-Sunnah serta ijma para ulama. Pengharaman ini berdasarkan beberapa kemudharatan sama ada dari aspek kimia, mikrob dan sikap (psikologi).

Al-Zamakhsyari menyatakan dalam tafsirnya, lemak juga termasuk sebahagian daripada daging khinzir. Walaupun al-Qur‟an hanya menyebut daging sahaja, namun baki anggota dan bahagian lain turut haram. Pandangan ini disokong oleh Qurtubi dalam al-Jami„ li Ahkam al-Qur‟an yang berpandangan lemak juga sebahagian daripada daging. Selain itu, Ibn Hazm al-Zahiri berpendapat bulu dan tulang bersumberkan khinzir haram semuanya melainkan kulit kerana ia suci apabila disamak.Pandangan Ibn Hazm agak berbeza dengan pandangan Dawud alZahiri. Sebagaimana dinukilkan Ibn Hayyan, Dawud berpendapat hanya daging sahaja yang diharamkan, tidak lemaknya. Sehubungan dengan itu, para ulama telah berijma‟ tentang pengharaman semua anggota khinzir kerana Allah s.w.t. menyebut perkataan daging (lahm) disebabkan kebanyakan manfaat diambil daripada dagingnya. Justeru, baki yang lain lebih utama. (Mohammad Aizat Jamaludin,dkk. 2015)

(29)

13

Perkembangan masyarakat konsumen ini merupakan salah satu hasil dari fenomena global. Gaya hidup yang berlebih-lebihan semakin dikuatkan dengan dukungan berbagai kemajuan teknologi,termasuk perkembangan pasar yang seolah dapat dengan mudahnya mengendalikan objek. Gaya hidup yang seolah membudaya tersebut menempatkan keinginan manusia sebagai prioritas yang lebih tinggi dibanding rasionalitas untuk menilai nilai fungsi dan nilai tukar (Soedrajad,2018)

Defenisi konsumen menurut beberapa ahli,yaitu:

a. Konsumen merupakan pembeli ekonomis,yakni orang yang mengetahui semua fakta dan secara logis membandingkan pilihan yang ada berdasarkan biaya dan nilai manfaat yang diterima untuk memperoleh kepuasan tebesar dari uang dan waktu yang mereka korbankan (McCharty dan Perreault,1995:198)

b. Adapun menurut Kotler dan Keller (Sutrisno,dkk 2006) mendefenisikan konsumen sebagai seseorang yang membeli dari orang lain. Banyak perusahaan yang tidak mencapai kesuksesan karena mengabaikan konsep konsumen itu sendiri.

c. Sedangkan menurut saya sendiri, konsumen merupakan pengguna produk yang memanfaatkan sebuah produk dengan memperoleh melalui hasil distribusi pasar atas dasar keinginan dan pemenuhan kebutuhan.

Mempelajari tentang konsumen sama halnya dengan mempelajari perilaku manusia. Istilah perilaku konsumen yang pada umumnya konsumen memusatkan perhatiannya pada perilaku individu yang khususnya membeli suatu produk,sekalipun konsumen tersebut tidak terlibat dalam merencanakan pembelian produk tersebut ataupun

(30)

menggunakan produk tersebut.

4. Pemahaman Masyarakat

c. Pemahaman

Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Uraian merupakan suatu perihal yang kita pahami serta kita paham dengan benar. Uraian bagi Sadiman merupakan sesuatu keahlian dalam mengartikan, menasirkan, menerjemahkan, ataupun melaporkan suatu dengan triknya sendiri tentang pengetahuan yang sempat diterimanya. Suharsimi melaporkan kalau uraian( comperehension) merupakan gimana seseorang mempertahankan, membedakan, menebak( estimates), menerangkan, memperluas, merumuskan, menggeneralisasikan, membagikan contoh, menulis kembali, serta memperkirakan., memberikan contoh, menulis kembali, dan memperkirakan.

Uraian ialah keahlian buat menerangkan serta menginterprestasikan suatu, ini berarti kalau seorang yang sudah menguasai suatu ataupun sudah mendapatkan uraian hendak sanggup menerangkan ataupun menejelaskan kembali apa yang sudah dia terima. Tidak hanya itu, untuk mereka yang sudah menguasai tersebut, hingga dia sanggup membagikan interprestasi ataupun menafsirkan secara luas cocok dengan kondisi yang terdapat disekitarnya, dia sanggup menghubungkan dengan keadaan yang terdapat dikala ini serta yang hendak tiba.

Proses uraian ialah langkah maupun metode buat menggapai sesuatu tujuan sebagia aplikasi dari pengetahuan yang dipunyai,

(31)

15

sehingga pengetahuan tersebut sanggup menghasilkan terdapatnya metode pandang maupun pemikiran yang benar hendak sesuatu perihal. Sebaliknya metode pandang maupun pemikiran ialah sesuatu proses berfikir, dimana ialah indikasi jiwa yang bisa mentapkan ikatan antara pengetahuan kita terhadap sesuatu permasalahan. Perlengkapan yang digunakan dalam berfikir merupakan ide, serta hasil pemikiran terlahir dengan bahasa serta bisa pula berbentuk intelejensi. Intelejensi merupakan kesanggupan buat membiasakan diri dengan kebutuhan baru dengan memakai alat- alat berfikir yang cocok dengan tujuannya.( Maria Ulva, 2018)

Dalam kehidupan beragama, diperlukan adanya pemahaman berkaitan dengan agama yang dianut oleh setiap individu. Begitu pula berkaitan dengan pemahaman terhadap produk makanan dan minuman halal dan baik yang menjadi suatu hal yang sangat penting dimiliki oleh setiap individu. Dengan adanya pemahaman yang baik terhadap produk makanan dan minuman halal menunjukan adanya kemampuan seseorang dalam memahami konsep Islam. Pemahaman terhadap produk makanan dan minuman halal dan baik ini sangat penting dimiliki oleh masyarakat, sebab pemahaman ini menjadi suatu panduan dalam memilih produk makanan dan minuman halal dan baik. Kehalalan suatu makanan bukan hanya memperhatikan zatnya saja akan tetapi tetap memperhatikan dari cara memperolehnya, pengolahannya, dan penyajiannya. (Nurhalima Tambunan,2018)

(32)

Masyarakat adalah sekumpulan orang yang terdiri dari berbagai kalangan dan tinggal di dalam satu wilayah,kalangan bisa terdiri dari kalangan orang mampu hingga orang yang tidak mampu. Masyarakat yang sesungguhnya adalah sekumpulan orang orang yang telah memiliki hokum adat,norma-norma,dan berbagai peraturan yang siap untuk ditaati.

Masyarakat berasal dari kata musyarak yang artinya bersama-sama. Kemudian berubah menjadi masyarakat yang artinya berkumpul bersama,hidup bersama dengan saling berhubungan dan saling mempengaruhi selanjutnya mendapatkan kesepakatan menjadi masyarakat. (Maria Ulva,2018)

b. Pemahaman Masyarakat

Pemahaman masyarakat adalah sesuatu langkah ataupun proses dalam menggapai sesuatu tujuan dimana ada sekumpulan orang yang sudah mempunyai hukum adat, norma- norma, serta bermacam peraturan yang siap ditaati. (Maria Ulva,2018)

c. Pemahaman tentang Kehalalan Produk Makanan

Ketika berbicara tentang makanan, selalu ditekankan kepada makanan yang memiliki salah satu dari dua kata tersebut, yakni halal dan thayyib. Terkait dengan kata halal dan thayyib dalam Al-Qur‟an diulang sebanyak 27 kali dalam berbagai konteks dan arti. Rangkaian kedua sifat halal dan thayyib ini menunjukkan bahwa yang diperintahkan untuk dimakan adalah yang memenuhi kedua syarat tersebut. Sebab dapat saja sesuatu yang bersifat halal,tetapi tidak thayyib bagi orang yang mengkonsumsinya. Sebaliknya sesuatu yang

(33)

17

dinilai thayyib tetapi tidak halal,juga sering ditemukan masyarakat. Kedua persyaratan halal dan thayyib menjadi dua hal yang tidak bisa dipisahkan dalam menentukan kualitas makanan dan menjadi pertimbangan dalam menentukan status makanan,legal secara syar‟I maupun baik bagi kesehatan.(Nurul Huda,2012)

B. Tinjauan Empiris

Ada beberapa tinjauan empiris terhadap penelitian terdahulu yang peneliti peroleh dari penelitian ini, yaitu:

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No. Nama Peneliti Judul Penelitian / Tahun Metode Penelitian Hasil Penelitian 1 R. Amilia Destryana Ismawati Aryo Wibisono PEMAHAMAN IBU PADA LABELISASI HALAL TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK MAKANAN ANAK DI KECAMATAN KOTA SUMENEP / 2019 Kuantitatif Secara keseluruhan pemahaman para ibu mengenai produk makanan anak berlabel halal sudah baik. Hal ini ditunjukkan

dengan perhatian para ibu terhadap label halal dalam pemilihan suatu produk makanan untuk anak, mereka yang paling utama sebelum memilih produk makanan dilihat ada tidaknya label halal dalam kemasannya, baru yang kedua kualitas produknya lalu baru

(34)

harganya, dan secara garis besar keseluruhan memiliki dampak dalam pemilihan suatu produk. 2 Fatmawati Sungkawaningrum, Amin Nasrullah Eksplorasi Peran Perbankan Syariah Dalam Memajukan Industri Halal di Sektor Makanan Halal / 2019

Kualitatif Dari hasil riset Industri halal yang Berpeluang berkembang pesat dalam pengembangan industry halal diantaranya industri santapan serta minuman, industry obat– obatan, industri kosmetik, industri mode, dan industri pariwisata.Dengan melaksanakan kerjasama dengan perusahaan yang berkecimpung di industri tersebut buat memakai produk perbankan yang cocok

syariah . Mulai dari membagikan pembiayaan, dengan memakai akad–akad

syariah, sehingga industri halal dari sektor mode, dari sektor santapan serta minuman, dari zona obat- obatan, dari sector kosmetik, dari sector pariwisata dapat berkembang bersama–sama mengarah perkembangan ekonomi yang

(35)

19

lebih baik serta cocok syariah.

3 Nurul Huda Pemahaman

Produsen Makanan Tentang Sertifikat Halal / 2012 Kualitatif Pemahaman produsen makanan di wilayah Surakarta dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: pertama, produsen makanan memahami sertifikasi halal, maksud, tujuan, dan urgensi sertifikasi halal. Kedua, produsen makanan belum memahami sertifikasi, maksud, tujuan, dan urgensi sertifikasi halal. 4 Andi Supriadi Chan,

Yera Wahda Wahdi

Rancang

Bangun Aplikasi Wisata Kuliner Halal Berbasis Android / 2018

Kualitatif Dari Hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa aplikasi kuliner halal yang diterapkan di kota batam dapat membantu masyarakat dan wisatawan dalam mencari makanan halal serta memberikan panduan peta ketika ingin menuju lokasiyang dituju menggunakan map yang terintegrasi dengan google map dari lokasi pengguna aplikasi ke tujuan .

(36)

Setyo Budi Santoso Santosa

Oriza Ayu Stivana

WISATA KULINER HALAL MELALUI OLEHAN PRODUK PASTA / 2019

hasil riset serta ulasan,hingga bisa ditarik kesimpulan kalau mutu produk pasta 25% tepung talas belitung bagus, sebab memperoleh reaksi serta nilai yang terbaik dari responden. Bagi informasi rata- rata nilaiwarna(74, 00), rasa(74,67),aroma (77,00),serta tekstur(78,67). Hasil perhitungan analisis klasifikasi tunggal terhadap pasta dengan perbandingan antara tepung talas belitung dengan tepung terigu yang bermacam- macam jumlahnya pada aspek warna, rasa, aroma, serta tekstur selaku pengujian hipotesis yang diajukan secara rinci ialah mempunyai nilai Fhitung warna( 4, 056), rasa( 10, 580), aroma( 15, 573), tekstur( 11, 299) yang lebih besar dibanding dengan Ftabel 2, 77 yang berarti terdapat perbandingan yang nyata di antara tiap- tiap ilustrasi pasta hasil eksperimen dilihat dari tiap- tiap

(37)

21

aspek pengujian.

6 Muchtar Ali KONSEP

MAKANAN HALAL DALAM TINJAUAN SYARIAH DAN TANGGUNG JAWAB PRODUK ATAS PRODUSEN INDUSTRI HALAL / 2015

Kualitatif Ketentuan syariah mengenai halal dan haramnya makanan, minuman dan barang gunaan bagian integral dari ajaran Islam.

Halal dan haramnya makanan juga telah menjadi kebutuhan, dan berkaitan dengan kenyamanan dan keselamatan umat Islam sebagai konsumen terbesar di Indonesia yang perlu ditegakkan oleh para produsen industri halal. Setiap produsen industri makanan halal sewajibnya memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menjamin kehalalan produknya yang diedarkan dengan menerapkan Sistem Jaminan Halal (SJH) sebagai implementasi konsepsi syariah tentang kaedah halal dan haram pada makanan dan minuman. Perbuatan pelanggaran terhadap SJH oleh produsen akan

(38)

dapat diterapkan tanggung gugat produk (product liability) baik secara hukum dan moral. 7 Saniatun Nurhasanah Jono M Munandar Muhammad Syamsun Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Produk Makanan Olahan Halal pada Konsumen / 2017

Kuantitatif Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesadaran halal, alasan kesehatan, dan persepsi nilai berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat beli. Pemasaran halal juga menunjukkan efek positif dan signifikan terhadap niat beli. Sedangkan pemasaran halal menunjukkan efek negatif dan signifikan terhadap niat beli. Keamanan pangan, sertifikasi halal, citra merek, dan kualitas yang dirasakan

menunjukkan efek yang sama yang tidak berpengaruh langsung pada niat beli. Selanjutnya, keamanan pangan berpengaruh tidak langsung terhadap niat beli melalui alasan kesehatan. Sertifikasi halal memiliki efek tidak langsung terhadap niat beli melalui variabel citra merek. Sedangkan citra merek dan persepsi

(39)

23

Bukan berasaskan sumber dari manusia kualitasmemiliki pengaruh tidak langsung melalui persepsi nilai variable terhadap niat beli.

Perbedaan penelitian saya dengan tinjauan empiris diatas adalah penelitian yang saya gunakan yaitu metode kualitatif dimana penelitian ini lebih berfokus pada pemahaman masyarakat terhadap makanan halal di Kabupaten Bantaeng.

C. Kerangka

Konsep

Kerangka Konsep adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan factor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan secara teoritis antara variabel bebas dan variabel terikat.

Kerangka berikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis hubungan antara variabel yang akan diteliti. Menurut (Sugiyono, 2017:60) Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai factor yang telah didefenisikan sebagai masalah penting.

(40)

Tingkat Pemahaman

Kerangka Konsep Penelitian

Gambar 2.1 Makanan Halal 1. Menganalisis 2. Menerangkan 3. Menafsirkan 4. Memperkirakan 5. Menentukan 6. Menyimpulkan 1. Tidak mengandung sesuatu yang memabukkan 2. Tidak bersumber

dari darah hewan 3. Bukan berasaskan sumber dari manusia 4. Tidak mengandung khinzir

(41)

25

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Riset ini yakni riset deskriptif yang bertujuan buat menggambarkan secara sistematik dan akurat realitas serta karakteristik suatu populasi maupun bidang tertentu Saifuddin,( 2012). Jenis ini yakni studi Deskriptif. Pendekatan yang digunakan dalam studi ini ialah pendekatan kuantitatif. Pengamat mendeskripsikan secara kuantitatif( angka- angka) Kecenderungan- kecenderungan, perilaku- sikap, maupun opini- opini dari suatu populasi dengan menekuni ilustrasi populasi tersebut Creswel,( 2010).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dimana peneliti melakukan penelitian untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti memilih Kabupaten Bantaeng karena sebelumnya belum pernah ada yang melakukan penelitian di Kabupaen Bantaeng terkait dengan makanan halal.

Waktu penelitian ini berlangsung selama kurang lebih 2 bulan, mulai bulan Juli hingga Agustus 2020.

C. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyon,( 2012) kalau yang diartikan dengan populasi merupakan daerah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang memiliki mutu serta ciri tertentu yang diresmikan oleh periset buat dipelajari serta setelah itu ditarik akhirnya.

(42)

Populasi ialah objek riset secara totalitas selaku fasilitas buat mengumpulkan informasi. Populasi dari riset ini merupakan Warga Kabupaten Bantaeng sebanyak 50 responden..

2. Sampel

Sampel Ilustrasi ialah bagian dari populasi yang diambil buat mewakili informasi populasi dalam riset. Bagi( Sugiyono, 2012) kalau ilustrasi merupakan bagian dari jumlah serta ciri yang dipunyai oleh populasi ada pula ilustrasi yang diambil merupakan sebanyak 50 responden.

D. Teknik Pengumpulan Data

Kuesioner dengan instrumennya berbentuk skala likert yang memakai 5 tingkatan evaluasi berbentuk persoalan. Statment pada bagian ini

dibesarkan dengan memakai skala likert yang tiap- tiap buat statment diberi skor 1 hingga 5: Skor 1 Sangat Tidak Seuju( STS); Skor 2 Tidak Sepakat( TS); Skor 3 Netral( N); Skor 4 Sepakat( S); Skor 5 Sangat Sepakat( SS).

E. Jenis dan Sumber Data

Jenis Tipe informasi yang digunakan dalam riset ini merupakan informasi sekunder. Informasi sekunder ialah informasi yang diperoleh lewat sumber yang terdapat. Informasi yang digunakan dalam riset ini merupakan informasi laporan tahunan industri. Informasi diperoleh dari responden yang ialah maasyarakat Kabupaten Bantaeng.

Ada pula pengukuran informasi yang dicoba dengan memakai skala likert:

Skala likert merupakan skala yang digunakan buat mengukur anggapan, perilaku ataupun komentar seorang ataupun kelompok menimpa

(43)

27

suatu kejadian ataupun fenomena sosial, bersumber pada defenisi operasional yang diresmikan oleh periset. Skala ini ialah sesuatu skala psikometrik yang biasa diaplikasikan dalam angkat serta sangat kerap digunakan buat studi yang berbentuk survey, tercantum dalam riset deskriptif. Keterangan skala :  5 = Sangat Setuju (SS)  4 = Setuju (S)  3 = Kurang Setuju (KS)  2 = Tidak Setuju (TS)

 1 = Sangat Tidak Setuju (STS)

F. Metodode Analisis Data

Untuk membuktikan hipotesi yang telah dikemukakan maka dalam penelitian ini digunakan:

1. Analisis Deskriptif Kuantitatif ialah tata cara yang bertujuan mengganti kumpulan informasi mentah jadi wujud yang gampang dimengerti, dalam wujud data yang ringkas, dimana hasil riset beserta analisisnya diuraikan dalam sesuatu tulisan ilmiah yang mana dari analisis tersebut hendak dibangun sesuatu kesimpulan.

2. Uji Validitas digunakan buat mengukur sah ataupun valid tidaknya sesuatu kuesioner. Sesuatu kuesioner dikatakan valid bila persoalan dalam kuesioner sanggup buat mengatakan suatu yang hendak di ukur oleh kuesioner tersebut..

(44)

Apabila , akhirnya item koesioner tersebut tidak valid.

3. Uji Realibilitas dimaksudkan buat mengukur suatu kuesioner yang yakni indikator dari variabel. Realibilitas di ukur dengan uji statistik Cronbach Alpha( a). Suatu variabel dikatakan realibel apabila memberikan nilai Cronbach Alpha 0, 60.

4. Analisis regresi Analisis regresi linear sederhana ialah analisis buat mengidentifikasi jalinan antara variabel independen dengan variabel dependen dengan mengenakan linear namun dalam studi ini hanya digunakan disaat variabel dependen sehingga diucap regresi linear sederhana.

Ada pula persamaan regresi linear simpel merupakan selaku berikut: Y= a+ bX+ e

Keterangan :

Y = makanan halal

a = konstanta yaitu nilai Y jika X=0

b = koefisien regresi yaitu nilai peningkatan atau penurunan variabel Y yang didasarkan variabel X

X = tingkat pemahaman. e = error

5. Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)

Uji parsial dengan uji t bertujuan menganalisis besarnya pengaruh tiap- tiap perubah independen secara individual( parsial) terhadap perubah dependen. Hasil dari uji t menampilkan tiap- tiap pengaruh independen terhadap perubah dependen bila p- value lebih kecil dari nyata yang

(45)

29

didetetapkan ataupun t_hitung > t_tabel. Hipotesis nol serta hipotesis alternative yang di usulkan serta diuji t merupakan :

a. atau P-value a, ditolak H0, yang berarti kalau sesuatu aspek X mempunyai pengaruh terhadap faktor Y. b. atau P-value a, diterima H0, yang berarti

kalau sesuatu aspek X tidak memiliki pengaruh terhadap aspek Y.

(46)

30

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat Kabupaten Bantaeng

Bantaeng awal mulanya bernama“ Bantayan” yang setelah itu ditukar nama jadi“ Bhontain” serta terakhir berubah nama jadi“ Bantaeng” bersumber pada Keputusan DPRD- GR Kabupaten Bantaeng No 1/ Kpts/ DPRD- GR/ I/ 1962 bertepatan pada 22 Januari 1962. Bantayang mempunyai arti ialah tempat pembantaian hewan serta sapi/ kerbau pada waktu kemudian buat menyongsong serta menjamu utusan kerajaan singosari serta kerajaan majapahit kala memperluas wilayahnya ke bagian timur nusantara dekat abad ke XII serta XIII. Bantaeng pula diketahui dengan julukan“ Butta Toa”, oleh karena itu Bantaeng mempunyai latar balik sejarah yang telah dikenal dimana sudah berupa semenjak bertepatan pada 7 Desember 1245 cocok dengan hasil keputusan Musyawarah Besar Kerukunan Keluarga Bantaeng( KKB) yang diselenggarakan pada bertepatan pada 24 Juli 1999, dimana cocok pertimbangan, anjuran serta alibi para narasumber, ahli serta pakar sejarah tokoh pemuka warga yang berasal dari Bantaeng ataupun tokoh yang masih memiliki keterkaitan moral dengan Bantaeng. Pula bersumber pada penelusuran sejarah serta budaya, baik pada dini masa pemerintahan kerajaan masa pemerintahan dini kemerdekaan sampai terjadinya Kabupaten Wilayah Tingkatan II Bantaeng bersumber pada Undang- Undang Nomor. 29 tahun 1959 hingga saat ini. sekarang.

(47)

31

pembentukan daerah-daerah tingkat II di Sulawesi, maka status Bonthain sebagai daerah Afdeeliing berakhir dan selanjutnya menjadi Kabupaten Daerah tingkat I Bonthain. Pada tahun ini juga, maka nama Bonthain berubah menjadi Bantaeng dengan alasan nama itu tidak sesuai dengan alasan kemerdekaan, karna nama Bonthain berbau ciptaan Belanda.

Sebagai Bupati Kepala Daerah yang pertama ditunjuk adalah sebagai berikut :

1. A. Rivai Bulu yang dilantik pada tanggal 1 februari 1960 oleh Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan hingga tahun 1965.

2. Aru Saleh tahun 1965 sampai tahun 1966 menjabat Kepala Daerah sementara.

3. H. Solthan tahun 1966 sampai tahun 1971 berdasarkan hasil pemilihan secara demokratis yang pertama kali dilaksanakan di daerah ini melalui DPR, Haji Solthan kemudian memasuki masa jabatan kedua tahun 1971 sampai tahun 1978.

4. Drs. Haji Darwis Wahab selanjutnya terpilih menjadi Bupati Kepala Daerah tahun 1978 sampai tahun 1982 dan dilanjutkan pada masa jabatan kedua tahun 1982 sampai tahun 1988.

5. Drs. H. Malingkai Maknun menjabat Bupati Kepala Daerah tahun 1988 sampai tahun 1993.

6. Drs. HM. Said Saggaf, M.Si. tahun 1993 sampai tahun 1998

7. Drs. H. Asikin Solthan. M.Si. tahun 1998 sampai tahun 2003, dilanjut masa jabatan kedua kalinya Tahun 2003 sampai tahun 2008

8. Prof. Dr. Ir. H.M. Nurdin Abdullah, M.Agr tahun 2008 sampai tahun 2013, kemudian memasuki masa jabatan kedua tahun 2013 sampai

(48)

dengan tahun 2018.

9. Dr. H. Ilham Azikin tahun 2018 sampai sekarang Visi ;

Mewujudkan Bantaeng yang Maju, Mandiri Berlandaskan Iman Serta Taqwa

Misi ;

1. Membangun ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada zona pertanian, meningkatkan kekuatan ekonomi berbasis sumber energi unggulan yang berorientasi partisipasi, efisiensi serta keunggulan bersaing.

2. Meingkatkan mutu sumber energi manusia dalam bermacam kehidupan warga.

3. Tingkatkan keahlian birokrasi, pelayanan warga serta tegaknya supremasi hukum.

4. Mendesak, memberdayakan serta tingkatkan kemandirian/ partisipasi warga dalam pembangunan.

5. Mendesak pengembangan ajaran agama, guna mewujudkan kenaikan mutu iman serta taqwa.dan taqwa.

2. Letak Geografis Kabupaten Bantaeng

Kabupaten abupaten Bantaeng merupakan suatu kabupaten di Sulawesi Selatan yang mempunyai luas daerah 395, 83〖km〗^2 dengan jumlah penduduk ± 178. 699 jiwa. Kabupaten ini terdiri dari 8 Kecamatan dengan 67 Kelurahan serta Desa. Secara geografis Kabupaten Bantaeng teretak pada koordinat antara antara 5o 21‟ 13” hingga 5o 35‟ 26” Lintang

(49)

33

Selatan serta 119o 51‟ 42” hingga 120o 05‟ 27” Bujur Timur. Batas wilayahnya :

- Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Jeneponto - Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Bulukumba

- Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Gowa serta Bulukumba - Sebelah selatan berbatasan dengan Laut Flores

Kabupaten Bantaeng terletak di bagian selatan Sulawesi Selatan dengan jarak tempuh dari Kota Makassar dekat 123 kilometer dengan waktu tempuh antara 2, 5 jam.

B. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden

Dalam pelaksanaan kegiatan penelitian ini dengan metode kuantitatif, responden di bagi sesuai karekteristik responden, agar interpretasi terhadap hasil penelitian mengenai pemahaman masyarakat terhadap makanan halal di Kabupaten Bantaeng. Responden atau informan dari peneliti adalah masyarakat, hal ini dimaksudkan agar penelitian ini memperoleh hasil yang memenui standar relevan dan kofeherensif. Penentuan jumlah responden oleh peneliti di tetapkan dalam interpretasi pendekatan populasi dimana di peroleh responden sebanyak 50 responden.

Kegiatan penelitian ini, peneliti menetapkan karakteristik responden sesuai orientasi responden yaitu: karakteristik responden jenis kelamin, umur. Hal ini di maksudkan agar peneliti memperoleh gambaran mengenai

(50)

identitas dari responden yang menjadi sampel dan bagian objek dalam kegiatan penelitian ini.

a. Jenis kelamin

Ciri dari tipe kelamin responden bisa di kelompokan jadi 2 ialah kelompok laki- laki serta perempuan, serta supaya lebih jelasnya hingga di sediakan dalam wujud tabel sebagi berikut :

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin

No Jenis kelamin responden Frekuensi responden Frekuensi %

1 Pria 20 40%

2 Wanita 30 60%

Jumlah responden 50 responden 100%

Beersumber pada informasi di atas hingga bisa di deskripsikan kalau ciri responden tipe kelamin perempuan mendominasi, yang mana tipe kelamin perempuan terletak pada 30 responden( 60%), lagi tipe kelamin laki- laki terletak di angka 20 responden( 40%) ataupun terletak pada posisi dasar dari tipe kelamin perempuan.

b. Usia

Sebagaimana penetapan karaktristik responden, hingga periset menyajikan ciri ini dalam wujud tabel selaku berikut :

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Menurut Umur

NO Umur responden Frekuensi responden Frekuensi %

1 20 - 30 tahun 15 30%

2 31 - 40 tahun 25 50%

3 41 > tahun 10 20%

(51)

35

Berdasarkan pada penjelasan tabel di atas hingga di peroleh hasil dari ciri responden dari segi usia ialah; responden yang berusia 20– 30 tahun. Ialah responden terletak di angka 15 responden( 30%), lagi responden yang berusia 31– 40 tahun terletak di angka 25 responden( 50%), dan responden yang berusia 41 tahun terletak di angka 10 responden( 20%) ( 20%),

2. Deskriftip variabel Penelitian

Deskripsi variable peneltian yang di sediakan dari hasil riset ini merupakan buat membagikan cerminan secara universal menimpa penyebaan informasi yang diperoleh. Informasi yang disajikan berbentuk informasi mentah yang diolah memakai metode statistic deskripsi. Ada pula yang disajikan dalam deskripsi variable ini merupakan berbentuk distribusi frekuensi yang disajikan per indicator beserta presentase frekuensi serta perolehan skor.

a) Deskripsi variabel tingkat pemahaman

Berdasarkan hasil jawaban kuesioner yang telah diterima dari responden, maka hasil yang diperoleh untuk variabel locus of control sebagai berikut.

(52)

Table 4.3 interpretasi masyarakat terkait tingkat pemahaman

NO. PERNYATAAN STS TS KS S SS

1.

Menganilisis atau mengetahui produk sebelum mengonsumsi adalah hal yang panting

- 1 12 22 15

2.

Menerangkan kepada semua pihak masyarakat bahwa memahami dan mengetahui makanan yang baik untuk di konsumsi

- 4 16 25 5

3.

Menentukan pilihan makanan halal yang

baik untuk di konsumsi - 1 17 30 2

4.

Menafsirkan sejarah bijak untuk

mengonsumsi makanan yang tidak jelas kadar ke halalannya

- 1 12 28 9

5.

Menyimpulkan dan memahami mana makanan yang halal dan mana makanan yang tidak halal

- - 15 31 4

Berdasarkan tabel di atas maka, diperoleh jawaban yang mendominasi dari responden adalah setuju, dimanapada indikator pertama pada variabel tingkat pemahaman sebesar 22 responden, indikator kedua 25 responden, indikator ketiga 30 responden, kemudian pada indikator keempat 28 responden, dan pada indikator kelima sebesar 31 responden. Sehubungan dengan hasil interpretasi responden di atas maka dapat disimpulkan, bahwa pada variabel gaya kepemimpinan responden mendominasi menjawab setuju.

(53)

37

b) Deskripsi Variabel makanan halal

Berdasarkan hasil jawaban kuesioner yang telah diterima dari responden, maka hasil yang diperoleh untuk variabel motivasi belajar sebagai berikut:

Tabel 4.4 interpretasi masyarakat Terkait makanan halal

NO. PERNYATAAN STS TS KS S SS

1.

Makanan halal yang dibolehkan dimakan dan diminum menurut ketentuan syari‟at islam.

- 1 18 27 4

2. Dikatakan makanan halal apabila pada

kemasan makanan terdapat label halal. - 1 22 25 2 3. Memeriksa kemasan makanan untuk

memastikan kehalalan produk.

- 4 24 21 1

4. Tidak mengandung zat yang berbahaya - 10 24 13 3 5. Darah adalah suatu zat yang dianggap najis

dan haram hukumnya untuk di konsumsi

- - 9 36 5

Berdasarkan table di atas maka, diperoleh jawaban yang mendominasi dari responden adalah setuju, dimana pada indikator pertama pada variabel motivasi belajar sebesar 27 responden, indikator kedua 25 responden, indikator ketiga 21 responden, indikator keempat 13 responden, dan pada indikator kelima sebesar 36 responden, sehubungan dengan hasil interpretasi responden di atas maka dapat disimpulkan, bahwa pada variabel motivasi belajar responden mendominasi menjawab setuju.

(54)

C. Uji Instrumen Penelitian

Sesuatu riset hendak di katakan absah apabila seluruh regulasi dalam riset itu silih berkoferehensif, dan penuhi standar uji reabilitas serta validitas, sesuatu riset wajib pula mempunyai standar objektif, sistematis serta subtantif, dan mempunyai informasi yang valid, supaya di peroleh hasil yang valid hingga butuh di uji validitas serta reabilitasnya, sebagi berikut:

1. Uji Validitas

Uji validitas di gunakan dalam suatu studi buat menguji absahan dari kuisioner studi. Uji validitas maupun yang sering pula di sebut dengan uji ketepatan maupun ketelitian suatu peralatan ukur dalam mengukur apa yang lagi ingin diukur. Dalam pengertian yang mudah dipahami, uji validitas ialah uji yang bertujuan buat memperhitungkan apakah seperangkat peralatan ukur sudah cocok mengukur apa yang sepatutnya diukur.

Uji validitas untuk Sugiono,( 2016; 177) jika menunjukkan derajat ketepatan antara data faktual yang terjalin pada objek data yang di kumpulkan oleh pengamat buat mencari validitas sesuatu item dan mengkorelasikan item tersebut dengan jumlah item. Data dalam studi ini dikatakan valid apabila memiliki nilai korelasi 0, 30, maupun nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel. biar lebih jelasnya berikut ini ialah data uji validitas sebagai mana yang di maksud di atas:

(55)

39

Tabel 4.5 Uji Validitas

No Variabel (X)

pertanyan

r hitung r tabel Keterangan

1 Tingkat Pemahaman X1.1 X1.2 X1.3 X1,4 X1.5 0,808 0,671 0,844 0,688 0,835 0,278 0,278 0,278 0,278 0,278 Valid Valid Valid Valid Valid 2 Makanan Halal Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 0,799 0,728 0,832 0,801 0,280 0,278 0,278 0,278 0,278 0,278 Valid Valid Valid Valid Valid

Diolah memakai IBM SPSS Statistics 20 pada Tahun 2021, bersumber pada tabel 4. 10 terkiat pengujian hasil uji validitas dengan segala penanda persoalan yang tertuang dalam kuisioner selaku perlengkapan ukur, diperoleh hasil buat totalitas nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel dengan standar signifikansi ialah 5%,( 0, 278), dengan hasil ini hingga segala persoalan dalam kousiner riset memiliki korelasi ataupun memiliki ikatan serta signifikan.

2. Uji Reliabilitas

Dalam analisis statistik pada riset, uji reliabilitas berperan buat mengenali tingkatan konsistensi sesuatu angket yang digunakan oleh periset, sehingga angket tersebut bisa dihandalkan buat mengukur variabel riset, meski riset ini dicoba berulang- ulang dengan angket ataupun kuesioner yang sama. Bagi sugiono,( 2016; 177) uji reliabilitas ialah sepanjang mana hasil pengukuran memakai objek yang sama

(56)

hendak menciptakan hasil yang sama, serta apabila skor total item memegang lebih dari angka ataupun di atas dari 0, 7 hingga di katakan reliabel. Berikut ini penyajian informasi hasil uji reliabilitas::

Tabel 4.6 Uji Realiabilitas

No Variabel Jumlah item Cronbach”s alpha item deleted Nilai standar Keterangan 1 Tingkat Pemahaman 5 0,877 0,7 Reliabel

2 Makanan Halal 5 0,814 0,7 Reliabel

Diolah memakai IBM SPSS Statistics 20 pada Tahun 2021, bersumber pada informasi di atas hingga di peroleh hasil, kalau totalitas dari penanda persoalan yang teruang dalam kuisioner penuhi standar konsistensi, serta profesional( reliabel). Karena segala persoalan mempunyai nilai > 0,7.

5. Uji Regresi Linear Sederhana

Analisis regresi linear simpel merupakan analisis buat mengenali ikatan antara variabel independen dengan variabel dependen dengan memakai linear tetapi dalam riset ini cuma digunakan dikala variabel dependen cuma satu sehingga diucap regresi linear simpel..

(57)

41

Berikut ini hasil uji data regresi linear sederhana sebagai berikut :

Tabel 4.7 Uji Regresi Linear Sederhana

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 4.655 1.531 3.040 .004 TOTAL_X .688 .080 .779 8.615 .000 a. Dependent Variable: TOTAL_Y

Berdasarkan hasil uji regresi di atas maka di peroleh

Y= 4.655+0,688

Merujuk pada hasil di atas maka di peroleh hasil analisis varibel indepen ke depeden sebagai berikut :

a. Konstanta sebesar 4.655 menunjukkan bahwa tanpa adanya tingkat pemahaman masyarakat maka akan mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang makanan Halal.

b. Variabel independen (X) memiliki koefisien regresi sebesar 0,688 Ini menunjukkan bahwa variabel independen memiliki sumbangsi pengaruh terhadap pemahaman masyarakat terhadap makanan halal.

Dari hasil persamaan regresi di atas maka di perolah variable independen sangat dominanan secara uji statistic data memiliki sumbangsi pengaruh yang signifikan tentang pemahaman masyarakat terhadap makanan halal.

6. Uji Hipotesis

Uji t merupakan uji yang bertujuan untuk melihat sejauh mana variable berpengaruh terhadap variable depeden, namun dalam metode

(58)

variable secara sendri,atau berdikari. Dan berdasarkan tabel uji regresi linier sederhana maka hasil uji di peroleh sebagai berikut :

Tabel 4.8 Uji Hipotesis

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 4.655 1.531 3.040 .004 TOTAL_X .688 .080 .779 8.615 .000

a. Dependent Variabel: TOTAL_Y

Uji signifikan varibel tingkat pemahaman terhadap makanan halal, di peroleh hasil nilai value = 0,000 dan lebih kecil dari nilai standar yakni <0,05 sedang nilai t hitung lebih besar dari pada nilai t tabel ( 8.615 > 2.011

), dari hasil tersebut maka di peroleh hasil variabel tingkat pemahaman masyarakat berpengaruh signifikan terhadap makanan halal.

D. Pembahasan

Pembahasan dalam penelitian ini bertujuan agar dapat menganalisa tingkat pemahaman masyarakat terhadap makanan halal di kabupaten bantaeng, di mana dalam penelitian ini yang menjadi varibel ialah, : tingkat pemahaman masyarakat dari hasil penelitian yang di maksud maka di peroleh bahwa tingkat peahaman masyarakat memiliki sumbangsi pengaruh signifikan terhadap makanan halal di kota bantaeng.

Hasil perhitungan melaui analisis data menunjukkan adanya pengaruh positif antara variabel tingkat pemahaman masyarakat terhadap makanan halal di kota bantaeng. Secara uji parsiaL (t) menunjukkan adanya pengaruh

(59)

43

signfikan tingkat pemahamn masyrakat terhadap makanan halal di kabupaten bantaeng.

(60)

44

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.

Kesimpulan penelitian

Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan dengan metode kuantitatif atau dengan menggunakan data kuesioner, dapat dilihat dari halis data yang telah diolah menujukkan bahwa, tingkat pemahaman masayarakat bantaeng terhadap makan halal cukup bagus. Seperti yang tertera pada hasil data uji validasi, dan uji hipotesis, dimana menujukkan data yg signifikan dan hipotesis diterimah karna nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel yaitu (8.615 > 2.011. . Hal ini mengindentifikasi bahwa tingkat pemaham masayarakat terhadap makanan halal cukup baik.

B.

Saran Penelitian

Penelitian kedepannya diharapkan dapat menyajikan hasil

penelitian yang lebih berkualitas, berikut beberapa masukan yang disarankan oleh peneliti:

1. Masyarakat

Dengan penelitian ini diharapakan masyarakat harus lebih memperhatikan pentingnya mengetahui dan memahami tentang makanan halal khususnya masyarakat kota bantaeng.

2. Penelitian selanjutnya

Penelitian lebih lanjut disarankan untuk menambah variabel-variabel yang berpengaruh terhadap makanan halal, Peneliti selanjutnya juga dapat mengumpulkan data dengan cara wawancara dari beberapa masyarakat yang menjadi responden penelititian agar bisa

(61)

45

mendapatkan data yang lebih nyata untuk mendukung hasil penelitian ini.

(62)

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an dan Terjemahannya dengan transliterasi, Departemen Agama RI, Bandung: PT.CORDOBA INTERNASIONAL INDONESIA. 2017

Ali, Muchtar. 2016. Konsep Makanan Halal Dalam Tinjauan Syariah dan tanggung jawab produk atas produsen industri halal. Ahkam (online) Vol XVI, No.2, (http://journal.uinjkt.ac.id) diakses 12 Mei 2020).

Chan, A.S. Wahdi, Y.W. 2018. Rancang bangun aplikasi wisata kuliner halal berbasis android. Jurnal ilmiah informatika (online) Vol VI No.2 (http://ejournal.upbatam.ac.id) diakses 13 Mei 2020).

Destryana, R.A. Ismawati. Wibisono, A. 2019. Pemahaman ibu pada labelisasi halal terhadap keputusan pembelian produk makanan anak di kecamatan kota sumenep. Jurnal Bisnis dan akuntansi (online) Vol IX No. 1

(http://www.ejournalwiraraja.com, diakses 12 Mei 2020).

Fatkhurohmah. 2015. Pengaruh pemahaman label halal dan fakor sosial terhadap niat pembeli produk makanan kemasan berlabel halal.

Huda, N. 2012. Pemahaman produsen makanan tentang seritifikasi halal. Ishraqi(online) Vol X No.1, (http://publikasiilmiah.ums.ac.id ,diakses 12 Mei 2020).

Ismail, T. Muchlisin, Z.A. Fadli, N. Setiawan, I. 2013. Kebiasaan makan dan komposisi makanan tiga species cumi ( Loligo edulis , Sepioteuthis lessoniana dan Sepia officinalis ) hasil tangkapan nelayan dari Perairan Pantai Utara Provinsi Aceh. Depik (online) Vol II No.2,

(https://scholar.google.co.id , diakses 10 Mei 2020)

Jamaluddin, M.A. Ramli, M.A. Rahman, S.A. Panduan makanan halal haram menurut perspektif Al-Qur’an : analisis terhadap isu-isu makanan semasa

(http://researchgate.net, di akses 10 Mei 2020).

Mahmudah, S. Analisis tingkat pemahaman peserta didik pada materi alat-alat optik menggunakan teori apos(studi kasus kelas X SMA Negeri 12

Semarang Tahun Pelajaran

2013-2014).(http://www.academia.edu,diakses 16 Juli 2020)

Rambe, Y.M. Affifudin. 2012. Pengaruh Pencantuman Label Halal Pada Kemasan Mie Instan Terhadap Minat Pembelian Masyarakat Muslim. Jurnal Ekonomi dan Keuangan, Vol. 1, No. 1 (https://elib.unikom.ac.id , diakses 10 Mei 2020).

Rijal, S,M. 2018.Masyarakat konsumsi di era global-study kasus pengaruh media dan kecemburuan sosial terhadap barang branded. Jakarta : Universitas Indonesia. (http://www.researchgate.net ,diakses 10 Mei 2020).

Gambar

Tabel 2.1  Tinjauan Empiris     17
Gambar 2.1   Kerangka Konsep  24
Tabel 2.1  Penelitian Terdahulu
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin
+7

Referensi

Dokumen terkait

Table 20: Relationship between learners perceived level of success and their beliefs about grammar learning I like to learn English language

Analisis statistik berdasarkan ANOVA terhadap data daripada ujian ketoksikan ekstrakan terhadap kulat pereput putih mendapati bahawa bongkah kayu getah yang dirawat dengan

2 Melihat pengertian jenis penelitian tersebut, dalam penelitian ini peneliti melakukan studi langsung ke lapangan untuk memperoleh data yang konkrit tentang

Derajat hidrolisis yang dihasilkan dari proses hidrolisis protein ikan lele dumbo pada kondisi optimum sebesar 35,37%, lebih tinggi dibandingkan dengan hidrolisat protein ikan

Prinsip kerja alat sensor bunyi sebagai saklar otomatis ini yaitu ketika ada suara tepuk maka kondensor akan menangkap getaran suara dan mengubahnya menjadi sinyal listrik,

Peran negara yang aktif membentuk kesamaan dalam proses pengambilan dan pelaksanaan keputusan ini menjadi penting karena ada perbedaan kepentingan antaraktor negara

Dari hasil perhitungan pengujian hipotesis populasi diketahui bahwa untuk IKM TK, tidak terjadi adanya hubungan antara produktivitas tenaga kerja wanita dengan

Keberadaan batik di desa batik Gumelem dimulai sejak Kademangan Gumelem pada tahun 1573. Saat itu terdapat pembatik yang bertugas membuat kain batik bagi keperluan