PENGARUH TRANSPLANTING TERHADAP PERTUMBUHAN DAN
PRODUKSI TANAMAN TERONG (Solanum melongena )
TRANSPLANTING EFFECT ON THE GROWTH AND PRODUCTION OF EGGPLANT (Solanum melongena)
Buhaerah dan Muh Askari Kuruseng Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Gowa
E-mail : Buhaerah57@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui umur benih tanaman terong yang tepat untuk ditransplanting dan interval waktu transplanting terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman terong. Penelitian dilaksanakan di lahan praktik STPP Gowa, dari bulan maret sampai Juni 2016. Penelitian disusun dalam bentuk Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan perlakuan P0 (Tanam benih langsung), P1 (Tansplanting umur 1 minggu), P2 (Transplanting umur 2 minggu), P3 (transplanting umur 3 minggu). Parameter pengamatan yaitu tingtgi tanaman, jumlah daun, lebar daun, produksi (berat buah, panjang buah, diameter buah ).Hasil penelitian memperlihatkan tinggi tanaman yang terbaik adalah P2 (transplanting 2 mst) yaitu 56,58 cm, Jumlah daun 39,06 helai, Panjang daun 19,64 cm, lebar daun 16,55 cm, jumlah cabang 8,33 cabang, berat buah 277,66 gram, panjang buah 27,9 cm, diameter buah 4,9133 cm. 2 minggu setelah dipersemaian.
Kata Kunci: pengaruh, Transplanting, Pertumbuhan, produksi, terong
ABSTRACT
The research aims to determine the age of eggplant seeds appropriate for ditransplanting and transplanting time interval on the growth and yield of eggplant. Research conducted at the practice field STPP Gowa, from March to June 2016. The research was compiled in the form of a randomized block design (RAK) with treatment P0 (Planting seeds directly), P1 (Tansplanting 1 week old), P2 (Transplanting age of 2 weeks) P3 (transplanting age 3 weeks). Parameter observations in plant height, leaf number, leaf width, production (fruit weight, fruit length, fruit diameter) The results showed that plant height is best to P2 (transplanting 2 mst) is 56.58 cm, 39.06 Number of leaf blade , 19.64 cm leaf length, leaf width 16.55 cm, the number of branches of 8.33 branches, fruit weight of 277.66 grams, 27.9 cm long fruit, fruit diameter 4.9133 cm. 2 weeks after the seedbed.
PENDAHULUAN
Terong merupakan sayuran yang sudah dikenal luas masyarakat Indonesia. Hal Ini tidak terlepas dari kebiasaan kita yang mengkonsumsinya baik dalam bentuk sayuran olahan maupun secara mentah. Kandungan gizi atau nutrisi dalam terong mentah cukup untuk memenuhi kebutuhan harian, pada satu buah terong mengandung 20 kalori, 0,8 gram protein, karbohidrat 4,82 gram, lemak hanya 0,15 gram, dan mengandung 5 gram serat. Terong juga memiliki kandungan vitamin C, vitamin B6, Kalium, Zat besi dan magnesium (Foodreference, 2010).
Produktivitas tanaman terong belum optimal disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya teknik budidaya yang salah, waktu transplanting yang tepat dan kondisi lingkungan mikro yang menyebabkan produktifitas rendah. Hal itu menunjukkan bahwa usaha budidaya terong belum digarap secara optimal. Persoalan rendahnya produktifitas tersebut tentu saja erat kaitannya dengan penggunaan benih terong yang selama ini dipakai petani, disamping teknik budidaya yang harus dioptimalkan (Sasongko, 2010).
Pada umumnya pengadaan benih berasal dari vegetatif dan generatif. Cara generatif dapat berasal dari benih dan cabutan. Perbanyakan tanaman dari benih dilakukan dengan sistem tanam benih langsung sedangkan cabutan terlebih dahulu dilakukan persemaian. Pemindahan tanaman dari persemaian atau yang dikenal dengan transplanting merupakan hal yang sangat penting dalam teknik budidaya jenis-jenis tanaman sayur dan buah (Firmansyah, 2009).
Penanaman terong langsung di lahan terbuka akan menghadapi curah hujan tinggi yang dapat menyebabkan kerusakan fisik pada tanaman sayuran dan
berkembangnya penyakit tanaman. Sebaliknya, pada musim kemarau terkendala oleh tingginya intensitas cahaya matahari dan suhu udara apalagi saat tanaman masih berumur muda oleh karena itu sebaiknya terlebih dahulu dilakukan persemaian (Yudhistira, 2014). Penggunaan benih yang berasal dari persemaian sebaiknya menggunakan benih pada stadia yang tepat, pindah tanam lebih dini akan mempercepat adaptasi tanaman dengan lingkungan dan tidak gampang stress, ini dikarenakan perakaran belum panjang sehingga dapat mengurangi guncangan dan meningkatkan kemampuan tanaman dalam memproduksi batang dan akar selama pertumbuhan vegetatif. Jika pindah tanam terlambat maka tanaman tidak mempunyai cukup waktu untuk menyelesaikan pertumbuhan generatifnya, tanaman cepat menua dan cepat memasuki stadia generatif (Yudhistira, 2014).
Benih terong ditransplanting jika sudah memiliki 3 – 5 helai daun atau umur 1 minggu hingga 1,5 bulan, tetapi petani belum mengetahui dengan pasti umur benih tanaman terong yang tepat untuk ditransplanting. Melihat fenomena di atas, maka dilakukan penelitian ”Pengaruh Transplanting Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Terong (Solanum melongena).
METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu
Penelitian dilaksanakan dari bulan Maret sampai dengan Juni 2016 di Lahan Praktik Mahasiswa STPP Gowa
Alat dan Bahan
Alat digunakan dalam penelitian yaitu: parang, gembor, cangkul, ember, Timbangan duduk. Sedangkan Bahan yang digunakan adalah Benih tanaman
terong, polibag, pupuk NPK dan pupuk kandang.
Metode Pelaksanaan a. Perlakuan
Perlakuan pada penelitian ini adalah transplanting tanaman terong yaitu:
1) P0 : Tanam benih langsung (Kebiasaan Petani)
2) P1 : Transplanting umur 1 minggu 3) P2 : Transplanting umur 2 minggu 4) P3 : Transplanting umur 3 minggu b. Pengadaan dan Penyemaian Benih Benih yang digunakan adalah varietas Mustang F1 cap kapal terbang. Penyemaian dilakukan menggunakan polibag agar memudahkan pemeliharaannya.
c. Penyiapan Lahan
Tanah diolah dengan menggunakan pacul sedalam 25 – 30 cm, selanjutnya dibuat dalam bentuk bedengan dengan ukuran 1,8 meter × 3 meter persegi. Tinggi bedengan rata-rata 20 cm. Pada pinggiran bedengan, tanah dikeraskan agar tidak terjadi longsor pada waktu hujan. Pemetakan Dilakukan berbaris sesuai jumlah perlakuan dan ulangan. Pemetakan dibuat sesuai rancangan acak kelompok. d. Pemupukan
Pemberian pupuk dasar dengan pupuk kandang sebanyak 15 kg/10 m2, dolomit 10-15 kg/10 m2. Setelah pupuk kandang ditaburkan merata, maka ditambahkan
pupuk urea dengan dosis 2,5 kg/10 tanaman, SP-36 3 kg/10 tanaman dan KCl 1,5 kg/10 tanaman. Pupuk tersebut dibenamkan ke dalam lubang yang akan ditanami terong. e. Penanaman
Penanaman dilakukan pada lubang tanam yang telah tersedia dengan jarak tanam 60cm x 70 cm. PO ditanam dengan system tanam benih langsung sedangkan P1, P2 dan P3 ditanam dengan system tanam pindah. P0 ditanam bersamaan dengan panaburan benih di pesemaian. e. Pemeliharaan
Pemeliharaan pada tanaman terong mencakup pengendalian hama dan penyakit, penyiangan, dan pembumbunan antara lain:
a) Pengendalian hama dan penyakit dilakukan hanya pada saat ada gejala serangan hama.
b) Penyiangan dilakukan tergantung kondisi gulma.
c) Pembumbunan dilakukan untuk menggemburkan tanah di sekitar tanaman atau mendekatkan unsur hara ke tanaman.
d) Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi dan sore hari.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
a. Tinggi Tanaman
Tabel 1. Hasil uji jarak berganda duncan tinggi tanaman terong (cm) pada tiap pengukuran.
Perlakuan Tinggi Tanaman Terong Tiap Pengukuran
1 2 3 4 5 6
P0 9.28 a 14.96 b 18.3 ab 25.53 ab 33.36 a 47.57 a P1 12.30 c 18.83 bc 21.46 b 27.96 b 41.04 b 56.54 b P2 13.13 c 18.86 bc 22.12 b 28.06 b 41.12 b 56.58 b P3 10.70 b 11.93 a 15.61 a 24.46 A 34.12 a 46.57 a
Gambar 1. Grafik tinggi tanaman terong tiap pengukuran Gambar 2 dan Tabel 1 diatas menunjukkan
bahwa Tinggi Tanaman pada pengukuran I beda nyata antara P0 dengan P1, P2 dan P3. Pada pengukuran II beda nyata antara P3 dengan P0, P1 dan P2. Pada pengukuran III dan IV terjadi pebedaan nyata antara P0 dengan P1 dan P2 tetapi
tidak berbeda nyata antara P0 dengan P3. Pengukuran V dan VI tidak terjadi perbedaan nyata antara P0 dengan P3 tetapi berbeda nyata dengan P1 dan P2. Dari hasil rata-rata pengukuran pengukuran maka rata-rata tinggi tanaman yang terbaik adalah P2.
b. Jumlah Daun Tanaman
Tabel 2. Hasil uji jarak berganda duncan jumlah daun tanaman (helai) pada tiap pengukuran.
Perlakuan Jumlah Daun Terong Tiap Pengukuran
1 2 3 4 5 6
P0 4.80 b 6.40 b 7.00 B 10.73 B 15.93 ab 30.86 Ab P1 5.20 b 6.73 b 7.66 B 13.13 C 22.46 bc 38.54 B P2 5.26 b 6.60 b 7.80 B 13.73 C 21.00 bc 39.06 B P3 4.40 a 4.13 a 5.56 A 8.10 A 14.40 ab 28.26 A
Tabel 2 dan Gambar 2 diatas Menunjukkan bahwa jumlah daun tanaman terong pada pengukuran I, II dan III terjadi perbedaan nyata antara P3 dengan P0, P1 dan P2. Pada pengukuran IV tejadi perbedaan nyata antara P3 dengan P0, P1 dan P2 tetapi tidak terjadi perbedaan nyata antara P1 dan P2. Pada pengukuran V tidak terjadi perbedaan nyata antara P0 dan P3 dan P1 dan P2. Pada pengukuran VI terjadi pebedaan nyata antara P3 dengan P0, P1 dan P2 tetapi tidak berbeda nyata antara P1 dan
P2. Dari rata-rata jumlah daun tanaman terong yang menghasilkan terbaik adalah P2 tetapi tidak berbeda nyata dengan P1. Tabel 3 dan Gambar 3 diatas menunjukkan bahwa pengukuran I tidak terjadi perbedaan nyata antara P3 dan P0 tetapi tidak berbeda nyata antara P1 dan P2. Pengukuran II, III, IV dan VI terjadi perbedaan nyata antara perlakuan. Pada pengukuran V tidak terjadi perbedaan antara P0, P1 dan P3 tetapi berbeda nyata terhadap P2.
c. Panjang Daun Tanaman
Tabel 3. Hasil uji jarak berganda duncan panjang daun tanaman (cm) tiap pengukuran. Perlakuan Panjang Daun Tanaman Terong Tiap Pengukuran
1 2 3 4 5 6
P0 5.19 a 9.50 a 10.97 a 13.83 a 16.48 a 18.70 A P1 6.36 bc 10.66 a 11.16 a 14.14 a 17.76 ab 19.44 A P2 6.97 c 11.16 a 11.48 a 15.98 a 18.70 b 19.64 a P3 5.90 ab 11.16 a 11.80 a 15.01 a 17.40 ab 19.46 a
d. Lebar Daun
Tabel 4. Hasil uji jarak berganda duncan lebar daun tanaman (cm) tiap pengukuran. Perlakuan Lebar Daun Tanaman Terong Tiap Pengukuran
1 2 3 4 5 6
P0 4.24 a 6.86 b 8.79 b 10.80 ab 13.16 a 15.35 a P1 4.50 b 8.10 c 9.34 bc 11.96 b 14.46 a 16.42 a P2 5.05 b 8.13 c 9.62 c 12.22 b 14.16 a 16.55 a P3 5.28 ab 5.98 a 7.10 a 10.06 a 12.86 a 15.43 a Keterangan: Huruf yang berbeda pada kolom nilai menunjukkan perbedaan nyata.
Gambar 4. Grafik lebar daun tanaman terong Tabel 4 dan Gambar 4 diatas
menunjukkan bahwa lebar daun tanaman terong pada pengukuran I tidak terjadi perbedaan nyata antara P0 dan P3 tetapi berbeda nyata terhadap P1 dan P2. Pada pengukuran II terjadi perbedaan nyata antara P3 dengan P0 tetapi tidak berbeda nyata antara P1 dan P2. Pada pengukuran III berbeda nyata antara P3 dengan P0, P1
dan P2. Pengukuran IV terjadi perbedaan nyata antara P3 dengan P0, P1 dan P2. Pengukuran V dan VI tidak ada perbedaan nyata antara perlakuan. Dari rata-rata lebar daun tanaman terong terlihat bahwa yang memiliki hasil terbaik adalah P2 tetapi tidak berbeda nyata terhadap P1. Daun yang terlebar adalah P2.
e. Jumlah Cabang Tanaman
tabel 5. Hasil uji jarak berganda duncan jumlah cabang tanaman (buah) tiap pengukuran. Perlakuan Jumlah Cabang Tanaman Terong Tiap Pengukuran
1 2 3 4
P0 1.00 a 2.33 a 4.33 a 6 a
P1 2.00 ab 2.66 a 4.66 a 6.33 a
P2 2.66 b 3.33 a 6.66 b 8.33 b
P3 2.00 ab 3.33 a 4.66 a 6.43 a
Gambar 5. Grafik jumlah cabang tanaman terong Tabel 5 dan Gambar 5 atas menunjukkan
bahwa jumlah cabang tanaman terong pada pengukuran I terjadi perbedaan nyata antara P0 dengan P2 tetapi tidak berbeda nyata antara P1 dengan P3. Pada pengukuran II tidak terjadi perbedaan
nyata antara perlakuan. Pada pengukuran III dan IV tidak terjadi perbedaan nyata terhadap P0, P1 dan P3 hanya terjadi perbedaan nyata terhadap P2. Jumlah cabang terbanyak adalah P2.
f. Berat Buah Terong
Tabel 6. Hasil uji jarak berganda duncan berat buah terong
Perlakuan Berat Buah (gram)
P0 Tanam Benih Langsung 216.4700 a P1 Transplanting Umur 1 Minggu 219.6800 a P2 Transplanting Umur 2 Minggu 277.6600 b P3 Transplanting Umur 3 Minggu 221.9533 a
Tabel 6 dan Gambar 6 diatas menunjukkan bahwa terjadi perbedaan nyata berat buah antara P0, P1 dan P3 dengan P2 artinya P2 berbeda nyata terhadap perlakuan lainnya dimana buah terong yang paling berat adalah perlakuan P2.
Melihat penjelasan Tabel dan grafik diatas maka dapat dijelaskan bahwa umur yang paling tepat untuk mentransplanting
tanaman terong adalah pada umur 2 minggu setelah dipersemaian.
g. Panjang Buah Terong
Tabel 7 dan Gambar 7 diatas menunjukkan bahwa terjadi perbedaan nyata panjang buah antara P2 dan P1 dengan P3 tetapi tidak berbeda nyata dengan P0. Panjang buah terong yang terbaik adalah P2.
Tabel 7. Hasil uji jarak berganda duncan panjang buah terong
Perlakuan Panjang Buah (cm)
P0 Tanam Benih Langsung 22.1000 a P1 Transplanting Umur 1 Minggu 27.0667 b P2 Transplanting Umur 2 Minggu 27.9000 b P3 Transplanting Umur 3 Minggu 25.0667 ab
Gambar 7. Grafik Panjang Buah Terong h. Diameter Buah Terong
Tabel 8. Hasil uji jarak berganda duncan diameter buah terong
Perlakuan Diameter Buah (cm)
P0 Tanam Benih Langsung 4.0933 a P1 Transplanting Umur 1 Minggu 4.6733 ab P2 Transplanting Umur 2 Minggu 4.9133 b P3 Transplanting Umur 3 Minggu 4.8133 b
Gambar 9. Grafik diamater buah tanaman terong Tabel 8 dan Gambar 8 diatas
menunjukkan bahwa pada diameter buah dimana P0 berbeda nyata dengan P2 dan P3 tetapi tidak berbeda nyata dengan PI dan diameter buah terbesar adalah P2. Pembahasan
1. Tinggi tanaman
Dari hasil uji jarak berganda duncan pada tinggi tanaman yang memperlihatkan hasil tinggi tanaman yang baik yaitu pada perlakuan P2 yaitu pada tanaman yang disemai 2 minggu sebelum tanam. Pindah tanam sebaiknya dilakukan pada stadia tanaman yang tepat, pindah tanam lebih dini akan mempercepat adaptasi tanaman terhadap lingkungan sehingga pertumbuhan tanaman tidak terlambat dan dapat menghasillan bagian vegetatif yang lebih baik. Lebih lanjut (Tabib R, 2015). mengatakan bahwa fase awal pertumbuhan dan cuaca kering, dapat di direndam beberapa jam atau disiram dengan gembor. Jika di direndam biasanya 3 - 4 hari, tetapi hal ini tergantung pada struktur dan tekstur tanahnya, jika tanahnya banyak mengandung pasir maka tanah akan cepat kering.
Pada umur 2 minggu setelah semai sistim perakaran telah mampu beradaptasi dengan lingkungan. Dengan adanya
persemaian maka tanaman dapat beradaptasi sebelum dipindahkan ke lapangan (Sunanto, 2006).
2. Jumlah daun
Jumlah daun pada perlakuan trasplanting umur 1 mst hanya 38.54 helai hal ini diduga karena akar tanaman pada saat pindah tanam masih belum mampu beradaptasi dengan lingkungan luar, pada perlakuan pindah tanam umur 2 minggu setelah tanam jumlah daun mencapai 39.06 helai, dan pada umur 3 mss terjadi penurunan jumlah daun yaitu 28.26, hanya tanaman dengan perlakuan bibit 2 minggu setelah semai (mss) dengan jumlah daun terbanyak dibanding umur 1 dan 3 mss hal ini juga dijelaskan oleh Vavrina, (1998). Bahwa Pindah tanam lebih awal vegetatif tanaman lebih baik dan tidak cepat menua 3. Panjang daun
Data pengukuran panjang daun tidak berbeda nyata pada semua perlakuan, hal ini diduga karena panjang daun maksimal pada tanaman terong hanya mencapai 19,64 cm. Benih yang tidak mengalami perlakuan pindah tanam memiliki pertumbuhan awal yang lebih baik. Hal ini dikarenakan pada penanaman benih secara langsung (direct seedling) benih tidak perlu mengalami proses adaptasi dari
tempat semai ke tempat tanam hanya saja semakin lama pertumbuhannya stagnan karena rongga udara yang masuk disekitar perakaran kurang dibandingkan dengan tanam pindah (Abrams dan waterer; 2005).
4. Lebar daun
Pada hasil pengukuran lebar daun tidak berbeda nyata, dimana dari 4 perlakuan yang dilakukan lebar daun hanya mencapai 16.55 cm ini dikarenakan lebar daun tidak terlalu berpengaruh terhadap proses trasplanting, akan tetapi terjadi karena kegiatan fotosintesis yang hampir sama dengan tanaman lainnya. Akan tetapi tanaman pada umur 2 mss yang memperlihatkan daun terlebar jika dibandingkan dengan tanaman lain. Astuti (2012) daun - daun yang memilki luas daun yang lebih besar mempunyai pertumbuhan yang besar.
5. Jumlah cabang
Pertumbuhan jumlah cabang dipengaruhi oleh kemempuan tanaman mengambil unsur hara pada tanah, Jumlah cabang tertinggi berada pada P2. Hal ini diduga karena keadaan akar yang telah tumbuh sempurna pada pesemaian mengakibatkan perakaran mampu mengambil unsur hara yang cukup untuk memenuhi kebutuhannya. Unsur hara yang sangat berpengaruh yaitu unsur hara N, dimana unsur hara N mampu mempengaruhi akar, daun dan juga percabangan pada tanaman. Pertumbuhan cabang tanaman sangat mempengaruhi kualitas tanaman dan mempercepat proses terbentuknya bunga. Semakin banyak cabang tanaman, bunga pada tanaman terong akan semakin banyak disertai dengan banyaknya buah atau hasil tanaman (Soetarad dan Sri Muryanti, 2013).
6. Berat buah terong
Data tabel perhitungan berat buah terong pada perlakuan P2 berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Perlakuan P2 mendapatkan hasil yang paling berat dibangdingkan dengan perlakuan lainnya. Schrader (2000) mengemukakan bahwa pindah tanam pada fase perkecambahan yang sangat awal akan mengurangi efek stress (goncangan) pindah tanam sedangkan pada umur pindah tanam terlalu tua, dapat dikaitkan dengan kemungkinan terjadinya kerusakan akar pada proses pindah tanam sehingga mengagganggu fase pertumbuhan generative yang menyebabkan berat buah terong ringan. Benih yang ditransplanting sebaiknya dipilih yang sehat, subur, seragam, cukup umur dan tidak cacat. Umur benih yang ditransplanting bervariasi tergantung dari varietas berkisar antara 3 – 4 minggu setelah semai.
Pada saat transplanting dilakukan, umur tanaman berbanding terbalik dengan jumlah akar rambut yang tertinggal. Artinya semakin panjang umur tanaman, akan mengakibatkan lebih sedikitnya akar rambut yang tertinggal. Hal ini tentunya berhubungan dengan kemampuan tanaman tersebut dalam mengadakan absorbsi air dan unsur hara. Pada umumnya tanaman/benih sudah dapat dipindahkan setelah terlihat pemunculan daun sebenarnya sebanyak 2–3 helai. Ukuran dan umur tanaman juga berhubungan langsung dengan makin luasnya permukaan daun (transpirasi). (Rayan, 2009).
7. Panjang buah
Panjang tongkol tanaman pada perlakuan umur 1 mss dan 2 mss memperlihatkan ukuran panjang buah yang hampir sama, salah satu faktor terpenting dalam pembentukan buah adalah kemempuan akar untuk menyerap unsur hara yang tersedia di dalam tanah. Di duga karena keadaan tanah yang sangat keras sehingga akar tanaman pada perlakuan P0 yang
menghasilkan panjang buah hanya mencapai 22,1. Sama halnya dengan berat buah panjang buah ini disebabkan oleh umur pindah tanam yang terlalu muda dan terlalu tua sehingga terjadi perbedaan nyata P0.
8. Diameter Buah
Parameter buah pada hasil kajian yang di perlihatkan pada Tabel 8 memperlihatkan bahwa tidak berbeda nyata, akan tetapi hasil tertinggi tetap mengacu pada diameter buah tanaman pada perlakuan 2 mss. Hampir sama dengan pertumbuhan tinggi, panjang daun, dan jumlah cabang hal yang signifikan mempengaruhi diameter buah yaitu kemampuan akar untuk mengambil unsur hara yang tersedia dan juga kemampuan daun untuk melakukan fotosintesis yang membantu mempersiapkan makanan untuk memenuhi kebutuhan tanaman dalam menghasilkan buahnya. Sama halnya dengan berat buah dan panjang buah, hal tersebut disebabkan umur pindah tetapi bentuk buah yang menyebabkan berbeda nyata pada berat buah. Diameter buah ada yang besar tetapi tetapi ukurannya tidak panjang tetapi ada yang berdiameter lebar dan memiliki ukuran panjang sehingga ukurannya berat.
KESIMPULAN
1. Tinggi tanaman yang terbaik adalah P2 (transplanting 2 mst) tinggi tanaman 56,58 cm, Jumlah daun 39,06 helai, Panjang daun 19,64 cm, lebar daun 16,55 cm, jumlah cabang 8,33 cabang, berat buah 277,66 gram, panjang buah 27,9 cm, diameter buah 4,9133 cm. 2. Umur yang paling tepat untuk
mentransplanting tanaman terong adalah pada umur 2 minggu setelah dipersemaian.
DAFTAR PUSTAKA
Aliksa Organik SRI Consultant. 2009. Modul Training of Trainer Pertanian Ramah Lingkungan Melalui Metoda System of Rice Intensification, Banda Aceh 51 Hal.
Abrams and D. R. Waterer. 2005. Abscisic Acid Analogs Reduce Transplant Shock in Tomato Seedlings. Journal of Vegetatif
Science 11(03) : 41-56.
Astuti, 2012. Pengaruh Jarak Tanam terhadap Budidaya Terong Ungu (Solanum melogena L) secara Organik. Politeknik Lampung. Bandar Lampung.
Firmansyah F, 2009. Pengaruh Umur Pindah Tanam Bibit dan Populasi Tanaman Terhadap Hasil dan Kualitas Sayuran Pakcoy. Jurnal
Agriculture (20) 3:216-224.
Foodreference. 2010. Eggplant. Available at: http:www. foodreference. com/html/ arteggplant2. html diakses 06/1/2016.
Rayan. 2009. Teknik Persemaian dalam Rangka Pengadaan Benih Untuk Penanaman. Peneliti pada Balai Litbang Kehutanan Kalimantan. Sasongko, Johan. 2010. Pengaruh Macam
Pupuk Npk Dan Macam Varietas Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Terong Ungu. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Schrader, W. L. 2000. Using Transplant
in Vegetable Production.
University of California. p.1-7 Sunanto H, 2006. Budidaya Pengolahan
Hasil coklat dan Aspek
Ekonominya. Kaniasus,
Soetasad, Muryanti dan Sunarjono. 2013. Budidaya Terong Lokal dan Terong Jepang. Penebar Swadaya. Jakarta.
Tabib R, 2015. Tips Cara Budidaya Tanaman Terong Ungu. http://carasuksesbertani.blogspot.co. id/2015/05/tips-cara-budidaya-tanaman-terong-ungu.html. diakses pada tanggal 25 Januari 2016.
Yudhistira G, 2014. Pertumbuhan dan Produktivitas Sawi Pak Choy Umur Transplanting Dan Pemberian Mulsa Organik. Jurnal produksi Tanaman.
Vo.2 No1 Januari 2014 hal 41-49.
Yulianti, Y. 2012. Pertanian Organik dan Pertanian Modern. di htpp://yutogunasta.blog. Diakses pada tanggal 17 Juni 2014.