• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

7

KERANGKA PIKIR

A. Kajian Pustaka

Penelitian terdahulu pernah meneliti tentang Fitoterapi yang sedang dibahas melalui skripsi ini.

“Penelitian yang dilakukan oleh Asep Yudha Wirajaya, Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret (2007) dalam penelitian DIPA FSSR Penelitian yang berjudul “Konsep Fitoterapi dalam Hikmat

Obat Melayu Sebuah Kajian Filologis” Sejak lama manusia menggunakan

tumbuhan dan bahan alam lain sebagai obat untuk mengurangi rasa sakit, menyembuhkan dan mencegah penyakit tertentu, mempercantik diri serta menjaga kondisi badan agar tetap sehat dan bugar. Dari catatan sejarah diketahui bahwa fitoterapi atau terapi menggunakan tumbuhan telah dikenal masyarakat sejak masa sebelum masehi. Hingga saat ini penggunaan tumbuhan atau bahan alam sebagai obat tersebut dikenal dengan sebutan obat tradisional. Departemen Kesehatan Republik Indonesia menegaskan bahwa obat tradisional adalah obat jadi atau ramuan bahan alam yang berasal dari tumbuhan, hewan, mineral, sediaan galenik atau campuran bahan tersebut yang secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman” (http://www.litbang.depkes.go.id/bpto/museum. html, 2006). Pada kenyataannya, bahan obat tradisional yang berasal dari tumbuhan porsinya lebih besar dibandingkan yang berasal dari hewan atau

(2)

mineral sehingga sebutan untuk obat tradisional hampir selalu identik dengan tumbuhan obat karena sebagian besar obat tradisional bahan bakunya berasal dari tumbuhan obat.

Pengobatan dengan tumbuhan, yaitu delima, bawang merah, jahe, temu rose, suruh, kayu manis, kelapa, selasih, mawar, ketumbar. Pengobatan dengan hewan yaitu madu, kuning telur ayam, daging ayam, minyak kesturi, tangkur buaya.

B. Landasan Teori

1. Penyuntingan Teks

“Penyuntingan teks dapat dibedakan dalam dua hal, pertama penyuntingan naskah tunggal, dan kedua penyuntingan naskah jamak, lebih dari satu naskah” (Djamaris, 2006:28). “Penyuntingan teks dapat dilakukan dengan dua hal, yakni penyuntingan naskah tunggal jika hanya terdapat satu naskah dan penyuntingan naskah jamak jika lebih dari satu naskah” (Djamaris, 2002:24-26). Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penyuntingan adalah sebagai berikut.

a.

Inventarisasi Naskah

Inventarisasi naskah dilakukan untuk mengumpulkan naskah yang ada di masyarakat melalui dua cara, yaitu studi katalog dan studi lapangan. Studi katalog dilakukan dengan mendaftar judul naskah yang akan diteliti melalui katalog naskah. Naskah yang terdaftar di katalog biasanya dimiliki oleh museum atau instansi

(3)

yang menaruh perhatian terhadap naskah. Sudardi (2003:47) mengungkapkan bahwa beberapa katalog tersebut seringkali belum lengkap dengan adanya penemuan-penemuan naskah baru. Penemuan naskah baru sering diinformasikan melalui artikel-artikel atau hasil-hasil penelitian. Untuk itu, inventarisasi naskah perlu juga dilengkapi dengan pembacaan sejumlah artikel tentang penemuan dan informasi tentang naskah.

b.

Deskripsi Naskah

Tahap deskripsi naskah dilakukan setelah berhasil menentukan naskah yang akan diteliti. Deskripsi naskah dilakukan dengan menguraikan secara rinci keadaan naskah yang akan diteliti. “Semua naskah dideskripsikan dengan pola yang sama, yaitu nomor naskah, ukuran naskah, keadaan naskah, tulisan naskah, bahasa, kolofon, dan garis besar isi cerita” (Djamaris, 2002:11). Wilayah deskripsi naskah tersebut dapat diperluas lagi sehingga diperoleh keterangan yang lebih rinci dan dari situ dapat diketahui karakteristik naskah.

c.

Transliterasi

Adapun yang dimaksudkan dengan transliterasi adalah penggantian jenis tulisan, huruf demi huruf dari abjad satu ke abjad yang lain. Istilah ini dipakai bersama-sama dengan transkripsi dengan pengertian yang sama pada penggantian jenis tulisan naskah. Apabila istilah transkripsi dibedakan dari istilah transliterasi, maka transkripsi dapat diartikan sebagai salinan atau turunan tanpa

(4)

mengganti macam tulisan (hurufnya tetap sama) (Baried, dkk. 1994:63).

Naskah-naskah berhuruf Arab-Melayu pada umumnya tidak menyertakan tanda baca, seperti tanda titik, tanda koma, tanda tanya, dan lain-lain. Selain itu, tidak terdapat pada pembagian bab atau alinea. Kata-kata yang bersifat arkais masih banyak dijumpai. Dengan demikian, seorang penyunting harus dapat menyajikan bahan transliterasi yang lengkap dan baik agar tidak terjadi kekeliruan dan salah tafsir.

d.

Suntingan

“Salah satu tujuan penyuntingan teks ialah agar teks dapat dibaca dengan mudah oleh kalangan yang lebih luas. Untuk memudahkan mengetahui isinya secara keseluruhan, suntingan teks itu dibagi dalam bagian-bagian yang disebut episode. Tiap episode diberi nomor angka Arab atau abjad huruf kecil disertai judul yang sesuai dengan isi episode atau bagian cerita itu. Judul episode atau judul bagian cerita itu hendaklah ditandai dengan mengapit judul-judul itu dengan tanda kurung siku” (Djamaris, 2002:30).

Menyunting dalam filologi adalah menyediakan naskah yang mendekati aslinya, yaitu naskah yang baik dan benar. Baik, berarti mudah dibaca dan dipahami karena sudah ditransliterasikan dan ejaannya sudah disesuaikan dengan bahasa sasaran. Benar, berarti bahwa kebenaran isi teks dapat dipertanggungjawabkan karena sudah dibersihkan dari kesalahan.

(5)

e.

Kritik Teks

Kritik teks adalah kegiatan filologi yang paling utama. Kritik teks memberikan evaluasi terhadap teks, meneliti dan menempatkan teks pada tempatnya yang tepat. Kritik teks adalah penilaian terhadap kandungan teks yang tersimpan dalam naskah untuk mendapatkan teks yang paling mendekati aslinya (constitutio textus) (Sudardi, 2003:55).

f.

Isi

Isi adalah sesuatu yg ada termuat atau terkandung dalam suatu bacaan (KBBI, Offline). Banyak makna di dalam bacaan, salah satunya teks “Pasal Obat”. Serta banyak juga ilmu kesehatan yang diterapkan dalm kehidupan sehari-hari. Dalam Teks “ Pasal Obat” mempunyai beberapa macam penyakit yang diobatin. Antara lain perut, mata, batuk dan lain-lain. Serta di dalam teks ini terdapat rempah-rempah untuk pengobatan dan cara pakai obat tersebut.

2. Fitoterapi

“Fitoterapi adalah pengobatan dan pencegahan penyakit menggunakan tanaman, bagian tanaman, dan sediaan yang terbuat dari tanaman. Tumbuhan herbal atau obat adalah tanaman yang secara tradisional digunakan untuk fitoterapi. Bagian penting dari fitoterapi adalah tanaman atau bagian tanaman yang dapat berfungsi sebagai obat. Definisi isolasi dan kimia dari konstituen tanaman menjadi batas wilayah definisi fitoterapi. Madaus, salah satu industri farmasi dari Jerman

(6)

menerbitkan definisi untuk Fitoterapi, yaitu obat-obatan yang berasal dari bahan alami. Komisi para pendiri Kantor Kesehatan Federal Jerman yang membuat monograf tanaman, zat kimia yang diisolasi dari tanaman tidak dapt didefinisikan sebagai obat herbal (fitoterapi). Di lain pihak Fritzz Weiss, menerima pendapat bahwa zat kimia yang diisolasi dari tanaman dapat dikategorikan sebagai fitoterapi dan mengklasifikasikan zat-zat

kimia tersebut sebagai obat-obat herbal“

(https://nadjeeb.wordpress.com/2009/02/19/prinsip-dasar-fitoterapi)

“Dari catatan sejarah diketahui bahwa fitoterapi atau terapi menggunakan tumbuhan telah dikenal masyarakat sejak masa sebelum masehi. Hingga saat ini penggunaan tumbuhan atau bahan alam sebagai obat tersebut dikenal dengan sebutan obat tradisional. Departemen Kesehatan Republik Indonesia menegaskan bahwa obat tradisional adalah obat jadi atau ramuan bahan alam yang berasal dari tumbuhan, hewan, mineral, sediaan galenik atau campuran bahan tersebut yang secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman” (http://www.litbang.depkes.go.id/bpto/museum).

(7)

C. KERANGKA PIKIR

Kerangka pikir di sini berisi mengenai gambaran langkah kerja yang akan ditempuh dalam melakukan penelitian terhadap teks Fasal Obat. Penjelasan terhadap bagan tersebut adalah sebagai berikut. Teks yang dikaji dalam penelitian ini adalah teks Fasal Obat. Langkah pertama dalam penelitian ini adalah penyuntingan teks yang terdiri dari inventarisasi naskah, deskripsi naskah, ikhtisar isi teks, kritik teks, suntingan teks. Penyuntingan teks bertujuan untuk menyajikan

Teks

Pasal Obat

Suntingan Teks

Fasal Obat Analisis isi Teks

Fasal Obat tinjauan Fitoterapi 1. Inventarisasi Naskah 2. Deskripsi Naskah 3. Ikhtisar Isi 4. Kritik Teks 5. Suntingan Narasumber Menyajikan Suntingan Teks yang baik dan benar dan menjelaskan isi teks tinjauan Fitoterapi

(8)

sebuah suntingan teks yang baik dan benar. Baik dalam arti mudah dibaca karena sudah ditransliterasikan, dan benar dalam arti kebenaran isi teks dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Langkah berikutnya setelah melakukan penyuntingan teks adalah melakukan analisis teks dan tinjauan fitoterapi. Selanjutnya mencari narasumber yang berkompeten di bidang obat.

Referensi

Dokumen terkait

Di kejaksaan Tinggi Provinsi Sulawesi Selatan Pada Bagian Tindak Pidana Khusus terdapat suatu kegiatan untuk melakukan proses penanganan perkara, penyelidikan, penyidikan

Berdasarkan isu, permasalahan yang terdapat di Kelurahan Tode Kisar diantaranya, adalah masih terjadinya degradasi terhadap terumbu karang, menurunnya hasil tangkapan, abrasi,

Dari hasil pengujian data dan analisis yang dilakukan, dapat diperoleh simpulan yaitu (1) pengungkapan CSR berpengaruh positif (nilai β sebesar +0,019) pada

Secara sosiologis, munculnya berbagai forum deklarasi, baik deklarasi yang dilakukan FSOI di Mesjid Al-Ukhuwah, deklarasi Gedung Sate, maupun deklarasi Forum Bandung

(7) Imum Mukim mengajukan Rancangan Peraturan Mukim tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Mukim tahun anggaran yang bersangkutan berdasarkan alasan perubahan

Adapun teknik pengumpulan data dari penelitian ini berupa pengumpulan data primer dan pengumpulan data sekunder, pengumpulan data primer meliputi (1) observasi yaitu

The robust hydro-thermal power system controller design with the ECS is proposed in order to improve system stability under wind power disturbance with 5% variation of

Atas fenomena kasus pengoplosan makanan yang ditayangkan TRANS TV ini, penulis kemudian melakukan penelitian untuk tujuan mengetahui sejauhmana tayangan Reportase Investigasi