• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Sipatokkong BPSDM Sulawesi Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Sipatokkong BPSDM Sulawesi Selatan"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Volume 2 Nomor 1 (Januari – Maret ) Tahun 2021

ISSN: 2721-5407 (Online)

JSBPSDM 2(1)(2021); 93 - 103

Jurnal Sipatokkong BPSDM Sulawesi Selatan

https://ojs.bpsdmsulsel.id/index.php/sipatokkong/login

Peran Sosial Media dalam Budaya Politik

M. Darwis

Universitas Pejuang Republik Indonesia (UPRI) Email: mdarwisupri2020@gmail.com ABSTRAK

Budaya politik adalah corak perilaku dalam masyarakat dalam kehidupan berbangsa, pemerintahan nasional, politik pemerintahan, hukum, adat istiadat dan norma, dan merupakan budaya yang harus dipatuhi oleh semua anggota masyarakat setiap hari. Budaya politik juga dapat diartikan sebagai sistem nilai bersama sosial, yang memiliki kesadaran untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan kolektif dan perumusan kebijakan publik dari seluruh masyarakat. Media sosial merupakan saluran komunikasi para aktor politik untuk berkomunikasi dengan pendukung dan pemilih. Bentuk komunikasinya adalah membangun opini publik sekaligus menggalang banyak dukungan politik. Penggunaan media sosial juga meningkatkan jaringan komunikasi politik, hubungan politik, dan partisipasi publik dalam pemilu.

Kata Kunci: Sosial Media, Budaya Politik, Pengertian Budaya, Pengertian Politik

ABSTRACT

Political culture is a pattern of behavior in society in the life of the nation, national government, government politics, laws, customs and norms, and is a culture that all members of society must obey every day. Political culture can also be interpreted as a shared social value system, which has the awareness to participate in collective decision making and the formulation of public policies of the whole society. Social media is a communication channel for political actors to communicate with supporters and voters. The form of communication is to build public opinion as well as garner a lot of political support. The use of social media also improves political communication networks, political relations, and public participation in elections.

Keywords: Social Media, Political Culture, Understanding Culture, Understanding Politics 93

(2)

ISSN: 2721-5407 (Online) Jurnal SIPATOKKONG BPSDM SULSEL Volume 2 Nomor 1 (Januari – Maret ) Tahun 2021

94 PENDAHULUAN

Budaya politik merupakan aspek yang sangat penting dari 94ystem politik. Hal ini disebabkan oleh struktur dan fungsi fungsinya Politik dalam System politik sangat bergantung pada budaya politik di sekitarnya. Dalam konteks sistem politik Indonesia, budaya politik diposisikan sebagai salah satu dari sekian banyak jenis lingkungan, Mempengaruhi dan menekan sistem politik, bahkan yang dianggap sebagai sistem politik yang paling intens dan mendasar. Budaya politik merupakan kontraksi salah satu elemen pembangunan politik Indonesia, yaitu mencapai keseimbangan atau harmoni antara budaya politik dengan sistem politik yang ada atau yang akan datang.

Orang tidak terlepas dari pembicaraan tentang politik. Figur didefinisikan sebagai angka yang relevan atau penting. Politisi adalah individu yang berbakat dan dewasa yang akan membimbing warganya untuk menjadi lebih maju dan mandiri. Figur tersebut terkait dengan kemampuan seseorang untuk mempengaruhi keputusan pemerintah.

Media sosial merupakan salah satu bentuk komunikasi massa di era media baru atau disebut juga media baru. Media Baru adalah media massa yang berbasis internet atau lebih dikenal dengan media online. Media internet Itu menjadi salah satu bentuk komunikasi massa dan direkam pada awal 1996. Media sosial sangat penting sebagai sarana proses komunikasi politik yang efektif, terutama dalam kampanye pemilu yang dapat menjadi perantara antara tokoh politik dengan pemilihnya.

BUDAYA POLITIK

Budaya merupakan salah satu variabel penting dalam sistem politik. Konsep suatu sistem politik harus memperhatikan variabel budaya didalamnya agar sistem tersebut sesuai dan mampu menggambarkan nilai-nilai dasar dan karakteristik masyarakat wilayah tersebut. Budaya memainkan perannya dalam membentuk perilaku kolektif sebuah komunitas politik. Setiap masyarakat memiliki nilai-nilai dasar dan karakteristik yang berbeda-beda satu sama lain, sehingga masyarakat juga memiliki budaya politik yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya. Budaya politik sebagai suatu sikap orientasi yang khas dari warga negara bersumber dari akar budaya politik yang merupakan wujud sintesa

(3)

ISSN: 2721-5407 (Online) Jurnal SIPATOKKONG BPSDM SULSEL Volume 2 Nomor 1 (Januari – Maret ) Tahun 2021

95 peristiwa-peristiwa sejarah yang telah mengkristal dalam kehidupan masyarakat dan diwariskan turun temurun berupa tatanan nilai dan norma perilaku.

Di Indonesia, nilai-nilai itu merupakan nilai-nilai dasar yang meskipun berbeda-beda namun tidak bertentangan satu sama lain. Nilai itu berasal dari nilai-nilai masyarakat-masyarakat adat yang ada di seluruh Negara Indonesia yang kemudian dirangkum dan disatukan dalam Pancasila sebagai dasar negara. Dengan demikian akar budaya tersebut secara keseluruhan dapat dilihat dalam Pancasila. Setiap sila dalam Pancasila mengandung nilai-nilai yang memiliki makna mendalam. Prinsip-prinsip (nilai) dasar dalam Pancasila adalah prinsip Ketuhanan yang menjadi elemen paling utama dari elemen negara hukum Indonesia, prinsip musyawarah, keadilan sosial serta hukum yang tunduk pada kepentingan nasional dan persatuan Indonesia yang melindungi segenap tumpah darah Indonesia, prinsip keadilan sosial, dan prinsip terakhir negara hukum Indonesia adalah elemen dimana hukum mengabdi pada kepentingan Indonesia yang satu dan berdaulat yang melindungi seluruh tumpah darah Indonesia.

Pengertian partai politik secara etimologis menurut Jimly Assiddiqie berasal dari kata part yang berarti bagian atau golongan.Kata partai menunjuk pada golongan sebagai pengelompokan masyarakat berdasarkan kesamaan tertentu seperti tujuan, ideologi, agama, atau bahkan kepentingan.Pengelompokan itu berbentuk organisasi secara umum, yang dapat dibedakan menurut wilayah aktivitasnya, seperti organisasi kemasyarakatan, organisasi keagamaan, organisasi kepemudaan, serta organisasi politik.Dalam perkembangannya, kata partai lebih banyak diasosiasikan untuk organisasi politik, yaitu organisasi masyarakat yang bergerak di bidang politik.

Menurut Miriam Budiardjo (2008, hlm.403 Dasar-dasar Ilmu Politik) “Partai politik merupakan suatu kelompok yang terorganisasi yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama. Tujuan yang dimaksud dalam pengertian ini adalah untuk memperoleh kekuasaan politik atau merebut kedudukan politik secara konstitusional untuk melaksanakan kebijakan umum”. Menurut Undang-undang No. 2 Tahun 2011 Tentang Partai Politik “Partai Politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara

(4)

ISSN: 2721-5407 (Online) Jurnal SIPATOKKONG BPSDM SULSEL Volume 2 Nomor 1 (Januari – Maret ) Tahun 2021

96 Kesatuan RepublikIndonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Definisi partai politik”.

Budaya politik adalah corak perilaku dalam masyarakat dalam kehidupan berbangsa, pemerintahan nasional, politik pemerintahan, hukum, adat istiadat dan norma, dan merupakan budaya yang harus dipatuhi oleh semua anggota masyarakat setiap hari. Budaya politik juga dapat diartikan sebagai sistem nilai bersama sosial, yang memiliki kesadaran untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan kolektif dan perumusan kebijakan publik dari seluruh masyarakat.

Menurut Maksudi (2012: 52), budaya politik merupakan kecenderungan individu untuk berkembang menuju sistem politik yang berlaku di negaranya. Budaya politik dapat dikatakan sebagai fondasi dari suatu sistem politik yang memberikan jiwa atau warna pada sistem politik, atau menunjukkan arah peran politik yang dimainkan oleh struktur politik tersebut. Almond dan Verba (Rahman, 2002: 32) mendefinisikan budaya politik sebagai sikap berorientasi sipil yang khas terhadap sistem politik dan bagian-bagiannya, serta sikap terhadap peran warga negara dalam sistem tersebut.

Berdasarkan pengertian di atas, budaya politik adalah perilaku masyarakat dalam kehidupan politik sehari-hari berdasarkan nilai dan norma yang berlaku secara sosial. Kantaprawira mengemukakan sudut pandang lain (Maksudi, 2012: 51): “Budaya politik adalah persepsi manusia, dan sikapnya terhadap berbagai isu politik dan peristiwa politik juga termasuk dalam struktur kegiatan politik. Dalam pembentukan proses kerukunan. Dalam masyarakat dan pemerintahan, karena sistem politik itu sendiri adalah keterkaitan antara hubungan manusia, itu terkait dengan kekuasaan, aturan dan otoritas. ”

Budaya politik memiliki beerapa type. Berikut ini dipaparkan beberapa type budaya politik. Budaya politik yang sempit ditandai dengan rendahnya tingkat partisipasi politik masyarakat. Hal ini disebabkan oleh faktor kognitif, seperti rendahnya tingkat pendidikan masyarakat, anggota masyarakat yang tertarik dengan topik budaya politik, memperhatikan, dan mungkin memiliki kesadaran terhadap keseluruhan sistem (terutama keluarannya), tetapi memperhatikan aspek tersebut. adalah masukan peserta politik Dan kesadaran bisa dikatakan nol, dan budaya politik peserta Ciri dari (participant political culture) adalah seseorang menganggap dirinya atau orang lain sebagai anggota

(5)

ISSN: 2721-5407 (Online) Jurnal SIPATOKKONG BPSDM SULSEL Volume 2 Nomor 1 (Januari – Maret ) Tahun 2021

97 aktif dalam kehidupan politik, sehingga menyadari hak dan kewajibannya (kewajiban) masing-masing, serta dapat mencapai perdamaian. Gunakan hak dan tanggung kewajiban.

Namun dalam suatu masyarakat sering dijumpai salah satu jenis budaya politik, misalnya dalam budaya politik partisipan masih dapat ditemukan individu-individu yang tidak berkepentingan dengan tujuan politik yang luas. Sadar akan realitas budaya politik yang hidup dalam masyarakat tersebut, Almond menyimpulkan bahwa terdapat budaya politik campuran. Menurutnya, budaya ini biasa terjadi pada masyarakat yang terus mengalami perkembangan pesat dan perubahan dinamis. Sistem dapat diubah, dan struktur budaya dan politik selalu tidak sesuai.

Budaya politik politik yang sempit merupakan budaya politik dengan derajat partisipasi politik yang sangat rendah. Jika frekuensi orientasi keempat dimensi penentu budaya politik suatu masyarakat mendekati nol atau sama sekali tidak memperhatikan keempat dimensi tersebut, maka dapat dikatakan sempit och. Budaya politik ini biasanya ditemukan pada masyarakat suku Afrika atau pedesaan di Indonesia. Dalam masyarakat ini, tidak ada peran politik yang spesifik. Kepala suku, kepala desa, orang Kiai atau Dukun, biasanya menguraikan semua peran yang ada, apakah itu politik, ekonomi, atau agama.

Budaya politik subjek (subject), yaitu budaya politik masyarakat yang relatif maju secara sosial dan ekonomi tetapi masih bersifat pasif. Jika masyarakat pada umumnya memiliki kecenderungan tinggi terhadap tujuan pengetahuan dan keluaran sistem politik, atau memiliki pemahaman tertentu terhadap kebijakan yang dirumuskan oleh pemerintah, maka dapat dikatakan budaya politik masyarakat adalah sebuah tema. Namun yang diperhatikan sebenarnya bukanlah frekuensi orientasi pemerintah dalam struktur dan peran proses pengambilan keputusan. Subjek mengetahui otoritas pemerintah dan secara efektif menunjukkannya pada otoritas itu. Sikap masyarakat terhadap sistem politik yang ada diekspresikan melalui rasa bangga atau bahkan jijik. Intinya, dalam budaya politik subjek, terdapat pemahaman yang cukup tentang sistem politik secara umum dan proses pengambilan kebijakan pemerintah.

Berpartisipasi dalam budaya politik adalah budaya politik yang dicirikan oleh kesadaran politik tingkat tinggi. Masyarakat dapat mengutarakan pendapat dan

(6)

ISSN: 2721-5407 (Online) Jurnal SIPATOKKONG BPSDM SULSEL Volume 2 Nomor 1 (Januari – Maret ) Tahun 2021

98 berpartisipasi aktif dalam kegiatan politik. Ini juga merupakan sejenis budaya politik, dan anggota masyarakat memiliki pemahaman yang baik tentang empat aspek budaya politik yang menentukan. Mereka memiliki pemahaman yang memadai tentang sistem politik umum, peran pemerintah dalam merumuskan dan memperkuat kebijakan, serta berpartisipasi aktif dalam proses politik yang sedang berlangsung. Masyarakat cenderung memainkan peran pribadi yang aktif di semua bidang di atas, meskipun perasaan dan evaluasi mereka terhadap peran ini dapat diterima atau ditolak.

Budaya politik tidak terlepas dari kesadaran politik. Kesadaran politik adalah berbagai bentuk pengetahuan, arah dan nilai yang membentuk opini politik pribadi sesuai dengan hubungan antara individu dan kekuasaan politik. Kesadaran politik adalah kesadaran akan hak dan kewajiban sipil. Tingkat kesadaran politik diartikan sebagai tanda bahwa warga negara memiliki kepedulian terhadap status nasional atau masalah pembangunan. Kesadaran politik merupakan proses internal yang menunjukkan bahwa setiap warga negara sadar akan urgensi urusan kenegaraan dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Kesadaran politik atau keyakinan hidup berbangsa bersifat komprehensif dan kompleks, sehingga tanpa dukungan aktif dari seluruh warga masyarakat, banyak tugas kebangsaan yang terabaikan.

MEDIA SOSIAL

Media sosial merupakan salah satu bentuk komunikasi massa di era media baru atau disebut juga media baru. New Media adalah media massa yang berbasis internet, atau lebih umum lagi media online. Media internet Ini kemudian menjadi salah satu bentuk alat komunikasi massa dan direkam pada awal tahun 1996. Pada masa lalu, alat komunikasi massa dalam paradigma lama lebih banyak ditujukan pada media tradisional, seperti televisi, koran, majalah, tabloid, buku, radio, film, dan kaset (CD).

Sedangkan dalam paradigma baru alat komunikasi massa adalah surat kabar, televisi, radio, majalah dan internet. Mengapa media sosial termasuk dalam komunikasi massa? Jelas, fondasi media sosial adalah perkembangan media internet. Dilihat dari pengertiannya, komunikasi massa merupakan proses membangun makna bersama antara media massa dan medianya. Audiens dan media massa merupakan alat atau media atau

(7)

ISSN: 2721-5407 (Online) Jurnal SIPATOKKONG BPSDM SULSEL Volume 2 Nomor 1 (Januari – Maret ) Tahun 2021

99 saluran untuk menyampaikan informasi. Hal ini menunjukkan bahwa media sosial merupakan salah satu media massa dan sumber informasi yang dapat diakses oleh banyak orang.

Media sosial tidak terlepas dari perkembangan internet, di internet media massa berbasis web merupakan salah satu sumber informasi dan telah banyak digunakan oleh masyarakat. Pada dasarnya, media sosial adalah perkembangan terbaru dari teknologi pengembangan web berbasis Internet baru, yang memudahkan untuk berkomunikasi, berpartisipasi, dan berbagi untuk membentuk jaringan online, sehingga memungkinkan mereka untuk menyebarkan konten mereka sendiri. Selain itu, menurut (Zarella 2010: 51), media jejaring sosial adalah situs tempat orang berkomunikasi dengan teman di dunia nyata dan dunia maya. Saat ini, kebanyakan orang lebih cenderung menjadi lawan komunikasi jarak jauh daripada media sosial. Hal ini tentunya sangat mudah, terutama untuk efisiensi waktu dan praktek semua soal.

Media sosial memiliki fungsi user-generated content (UGC) yang dihasilkan oleh pengguna bahkan editor seperti organisasi media massa. Nasrullah (Nasrullah, 2017: 11). Selain itu, pengguna akan dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan membuat pesan. Ada beberapa situs media sosial yang populer saat ini, antara lain: Instagram, Twitter, Facebook, Line, Whatsapp, BBM, dll. Booming media sosial di Indonesia dimulai dengan meluasnya penggunaan internet di Indonesia pada tahun 1996, dan masyarakat mulai mencari ilmu dan informasi melalui media internet. Dengan berkembangnya era layanan media massa di internet juga banyak terdapat berbagai layanan, salah satunya adalah keberadaan media sosial. Faktor lain yang mempengaruhi pesatnya penggunaan media sosial adalah keberadaan Android atau ponsel pintar, di mana ponsel biasa tanpa fungsi Playstore tidak dapat mengunduh berbagai aplikasi media sosial. Penggunaan internet semakin meningkat, sehingga penyediaan ponsel berbasis internet juga semakin meningkat sehingga semakin nyaman dan praktis.

Salah satu media sosial yang pertama kali muncul di Indonesia adalah Friendsar yang muncul pada tahun 2002. Media sosial ini sangat mengagumkan di jamannya dan sedang booming. Setelah itu muncul aplikasi yang lebih besar dan lebih menarik pada tahun 2004 yaitu Facebook, kemudian Twitter, dan kemudian pada tahun 2006. Pengguna terbaru yaitu Instagram sudah banyak yang keluar pada tahun 2010. Bertukar pesan

(8)

ISSN: 2721-5407 (Online) Jurnal SIPATOKKONG BPSDM SULSEL Volume 2 Nomor 1 (Januari – Maret ) Tahun 2021

100 seperti SMS (Source Massage Service), yang menggunakan kredit Internet yang digunakan, seperti WhatsApp, Kakaotalk, WeChat, Line, dll. Faktanya, masih banyak aplikasi berbasis media sosial yang masuk ke Indonesia, namun tidak semua aplikasi terkenal dan memiliki banyak pengguna. Dalam survei We Are Social yang dilakukan dengan Hotsuite pada Januari 2018 lalu, 4 media sosial teratas dengan pengguna terbanyak adalah Youtube 43%, Facebook 41%, Whatsapp 40% dan Instagram 38% atau setara dengan 53 juta pengguna aktif. Instagram menempati urutan keempat, dengan memperhatikan permintaan dan peningkatan masyarakat akan informasi, pengetahuan dan hiburan, karena memenuhi empat fungsi utama media massa yaitu sebagai alat informasi, pendidikan, hiburan dan hiburan. sebaran.

SOSIAL MEDIA DAN BUDAYA POLITIK

Fungsi sosial media berubah dari waktu ke waktu, sehingga tidak selalu dinamis dan mengikuti kebutuhan zaman dan pengguna (misalnya komunitas atau penggunanya sendiri). Awalnya, media sosial dirancang untuk bertukar informasi dan berkomunikasi dengan cepat dan mudah. Namun saat ini tidak hanya sedikit media sosial yang mengimplementasikan fitur tersebut, yang semula merupakan sarana bertukar informasi dengan teman dekat, namun saat ini batasan atau batasan tidak lagi menjadi masalah.Misalnya pengguna media sosial Facebook, Twitter, dan Instagram memiliki pengikut atau orang dengan jumlah pengikut yang banyak. Meskipun Facebook dan beberapa teman media sosial atau pengikut akun lainnya tidak memiliki kebijakan lebih dari 100 orang, hal itu saat ini kurang karena kebutuhan dan minat yang lebih banyak. Artinya tidak lagi semata-mata sebagai media penyedia infomasi namun ada kepentingan lain yaitu bisnis, politik dan lain-lain yang ada pada media sosial.

Misalnya di awal tahun 2014-2015, bisnis online media sosial muncul dari makanan, konveksi, buku, dan peralatan rumah tangga lainnya. Hampir di semua media sosial, ada orang yang membuat akun untuk bisnis online, seperti di Facebook, Twitter, dan Instagram. Seiring dengan fenomena tersebut, akhirnya muncul profesi baru yaitu profesionalisme yaitu melalui postingan video atau kegiatan promosi di media sosial, dimana daya tarik pemasaran produk bisa siapa saja yang tidak perlu ahli, tapi selama

(9)

ISSN: 2721-5407 (Online) Jurnal SIPATOKKONG BPSDM SULSEL Volume 2 Nomor 1 (Januari – Maret ) Tahun 2021

101 seperti yang akan dilakukan oleh Mereka yang memiliki pengetahuan profesional. Banyak pengikut, dan memiliki kekuatan untuk bertindak sebagai pemimpin opini.

Oleh karena itu, saat ini hanya sedikit orang awam yang berusaha meningkatkan followersnya dengan berbagai cara, sehingga menjadi pusat perhatian dan memiliki banyak penggemar. Di antara sekian banyak media sosial, Instagram memang menjadi media sosial yang paling banyak digunakan untuk bisnis dan intranet, juga muncul di Instagram.Sejak saat itulah muncul istilah baru untuk fenomena ini yaitu selebritis atau selebritis Instagram yang mengira dirinya artis. atau Artis yang saat ini sedang populer atau terkenal di media televisi, koran atau majalah, tetapi terkenal dengan menampilkan foto, video atau program yang menarik.

Bidang politik adalah fenomena lain, dengan maraknya gerakan politik dan diskusi di bidang politik muncul di media sosial. Sejak pemilihan presiden 2014, gerakan politik dan debat politik telah terlihat di Instagram, Twitter, dan Facebook. Banyak akun yang sengaja memberikan konten yang berisi kampanye politik dan informasi politik yang lebih mendalam. Terakhir, ada kata “buzzer” di media sosial. “Buzzer” berasal dari bahasa Inggris yang artinya ringtone atau alarm. Sejauh menyangkut buzzer, ini didefinisikan sebagai alat yang digunakan untuk mengeluarkan pesan atau mengumumkan sesuatu untuk mengumpulkan orang. 23 Dalam konteks media sosial, buzzer akan berfungsi semaksimal mungkin dan mempublikasikan postingan tertentu, tujuannya agar publik cepat memahaminya, atau sebagai promosi produk biasanya buzzer, karena akan menimbulkan beberapa masalah. media sosial.

Media sosial merupakan saluran komunikasi para aktor politik untuk berkomunikasi dengan pendukung dan pemilih. Bentuk komunikasinya adalah membangun opini publik sekaligus menggalang banyak dukungan politik. Penggunaan media sosial juga meningkatkan jaringan komunikasi politik, hubungan politik, dan partisipasi publik dalam pemilu. Media sosial lebih jauh menggambarkannya sebagai menemukan sarana dan basis informasi yang ideal bagi publik tentang kebijakan dan posisi politik, serta membangun dukungan komunitas untuk para politisi yang berkampanye. Banyak penelitian di seluruh dunia menggunakan media sosial untuk menjalin hubungan dengan pemilih dan membentuk diskusi politik dalam dialog langsung

(10)

ISSN: 2721-5407 (Online) Jurnal SIPATOKKONG BPSDM SULSEL Volume 2 Nomor 1 (Januari – Maret ) Tahun 2021

102 dengan publik, menciptakan ruang dialog antara politisi dan publik, serta menarik pemilih / pemilih muda. Lebih penting bagi politisi (Stieglitz & Dang-Xuan , 2012)

Media sosial adalah hutan, dengan hampir tidak ada aturan (Fitch, 2009). Dengan adanya media sosial, para partisipan politik juga harus menyadari bahwa meskipun mereka benar-benar pejabat senior atau partai yang berkuasa, status mereka di media sosial tetap sama dengan pengguna lainnya. Inilah awal mula terjadinya bullying dan fitnah para politisi dan pemerintahan di suatu negara. Seperti yang terjadi pada kampanye dan pemilu yang dilakukan di media sosial, moralitas dan suara editorial tidak lagi diperhatikan dalam kegiatan kampanye. Semua itu didasarkan pada hal-hal yang sifatnya negatif, dan tujuannya agar opini massa lebih terprovokasi oleh kondisi.

PENUTUP

Budaya politik adalah corak perilaku dalam masyarakat dalam kehidupan berbangsa, pemerintahan nasional, politik pemerintahan, hukum, adat istiadat dan norma, dan merupakan budaya yang harus dipatuhi oleh semua anggota masyarakat setiap hari. Budaya politik juga dapat diartikan sebagai sistem nilai bersama sosial, yang memiliki kesadaran untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan kolektif dan perumusan kebijakan publik dari seluruh masyarakat. Media sosial merupakan saluran komunikasi para aktor politik untuk berkomunikasi dengan pendukung dan pemilih. Bentuk komunikasinya adalah membangun opini publik sekaligus menggalang banyak dukungan politik. Penggunaan media sosial juga meningkatkan jaringan komunikasi politik, hubungan politik, dan partisipasi publik dalam pemilu.

DAFTAR PUSTAKA

Budiardjo, Miriam (2008). Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama Brownhill,

Effendy, Onong Uchjana, 2004. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung : Remaja Rosda Karya.

Iriantara, Yosal. 2005. Media Relations Konsep, Pendekatan Dan Praktik. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

(11)

ISSN: 2721-5407 (Online) Jurnal SIPATOKKONG BPSDM SULSEL Volume 2 Nomor 1 (Januari – Maret ) Tahun 2021

103 Kriyantono, Rakhmat. 2008. Teknik Prkatis Riset Komunikasi. Jakarta : Kencana Prenada Media Group Kurt Lang dan Gladys Engel Lang. 2009, Mass Culture, and Mass Communication: The Meaning of Mass, Mass Society. International Journal of Communication. Vol. 3.

Maksudi, Beddy Iriawan. 2017. Dasar-Dasar Administrasi Publik.Depok: Rajawali Pers Robert dan Patricia Smart. (2009). Political Education. Bandung : Kencana Utama

Severin, WJ dan Tankard, JW. 2007. Teori Komunikasi. Jakarta: Kencana. Shedletsky, Leonard J, dan Aitken, Joan W, 2004. Human Communication on The Internet, USA : Pearson.

Smith, D. Ronald. 2005. Strategic Planning For Public Relations. Second Edition. Lawrence Erlbaum Associates Publisher. London. Soemirat, Soleh. 2003. Dasar-Dasar Public Relations. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Referensi

Dokumen terkait

Bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Formasi Tahun Anggaran 2010, yang Surat Keputusan Pengangkatannya telah selesai diproses (daftar nama terlampir) dapat mengambil Surat Keputusan

Dalam penelitian ini dirumuskan masalah yang terkait dengan latar belakang di atas yakni: pertama, Bagaimana Kemunculan dan Perkembangan Tarekat Asy- Syahadatain di Desa

Melalui perancangan media komunikasi visual sebagai sarana promosi Carissa Cuci Mobil Otomatis (CCMO), dan untuk menjaga eksistensi menghadapi pesaingnya,

Seorang nyai berperan di dalam transformasi modernisasi di Jawa pada khususnya, transformasi modernisasi yang penulis maksud adalah proses perubahan kebiasaan atau budaya

Menurut Edward Djamaris dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian Filologi, metode landasan dipakai apabila menurut tafsiran, nilai naskah jelas berbeda sehingga ada satu

Hal ini didukung oleh pernyataan Siagian (dalam Syamsi, 1995) bahwa pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan

Batas aliran lalu lintas yang ada pada suatu ruas jalan dilampaui, maka rata-rata kecepatan lalu lintas akan turun sehingga pada saat kecepatan mulai turun maka

Untuk menganalisis lebih jelas mengenai daya tarik yang dihipotesiskan mempunyai pengaruh terhadap promosi dan informasi, aksesbilitas yang dihipotesiskan mempunyai