• Tidak ada hasil yang ditemukan

BULETIN TEKNIS NOMOR 01 PELAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BULETIN TEKNIS NOMOR 01 PELAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia

Badan Pemeriksa Keuangan

Republik Indonesia

2012

0 10 20 30 40 50 60 2010 2011 2012 WTP WDP TW TMP

BULETIN TEKNIS

NOMOR 01

PELAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS

LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH

Nomor : 4 /K/I-XIII.2/ 9 /2012 Tanggal: 24 September 2012

(2)

TANGGAL : 24 September 2012

BULETIN TEKNIS

NOMOR 01

PELAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS

LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

(3)
(4)
(5)
(6)

1 2 3 4 BULETIN TEKNIS 5 NOMOR 01 6 7

PELAPORAN HASIL PEMERIKSAAN 8

ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32

KOMITE STANDAR PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA 33

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN 34 REPUBLIK INDONESIA 35 TAHUN 2012 36 37

(7)

i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... i BAB I PENDAHULUAN ... 1 Latar Belakang ... 1 Tujuan ... 1 Lingkup ... 1

BAB II OPINI PEMERIKSA... 3

Definisi... 3

Kesesuaian dengan Standar Akuntansi Pemerintah... 3

Pengaruh Kecukupan Pengungkapan... 3

Pengaruh Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundang-Undangan... 4

Pengaruh atas Efektivitas Pengendalian Intern... 4

Jenis Opini... 4

BAB III UNSUR POKOK LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN... 6

Umum... 6

Penandatangan Laporan... 7

Tanggal Laporan... 7

BAB IV BENTUK DAN ISI LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN DENGAN OPINI WAJAR TANPA PENGECUALIAN (WTP)... 8

Umum... 8

Bentuk dan Isi Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan dengan Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)... 8

Bentuk dan Isi Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan dengan Opini Wajar Tanpa Pengecualian Ditambah Paragraf Penjelasan (WTP-PP)... 9

(8)

ii

BAB V BENTUK DAN ISI LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN DENGAN

OPINI WAJAR DENGAN PENGECUALIAN (WDP)... 15

Umum... 15

Pembatasan Lingkup Pemeriksaan... 15

Penyimpangan dari Standar Akuntansi Pemerintahan... 18

BAB VI BENTUK DAN ISI LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN DENGAN OPINI TIDAK WAJAR (TW)... 22

Umum... 22

Format Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan dengan Opini Tidak Wajar (TW)... 22

BAB VII BENTUK DAN ISI LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN DENGAN OPINI PERNYATAAN MENOLAK MEMBERIKAN OPINI ATAU TIDAK MENYATAKAN PENDAPAT (TMP)... 24

Umum... 24

Format Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan dengan Opini Tidak Menyatakan Pendapat (TMP)... 25

BAB VIII LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN YANG BERBEDA ATAS LAPORAN KEUANGAN KOMPARATIF YANG DISAJIKAN... 27

Umum... 27

Format Laporan Hasil Pemeriksaan dengan Opini Wajar Tanpa Pengecualian atas Laporan Keuangan Tahun Lalu dan Opini Wajar Dengan Pengecualian atas Laporan Keuangan Tahun Sekarang... 27

Format Laporan Hasil Pemeriksaan Jika Opini atas Laporan Keuangan Tahun Lalu Diubah pada Pemeriksaan Tahun Sekarang ... 28

BAB IX PENUTUP... 31

Pemberlakuan Buletin Teknis... 31

Perubahan Buletin Teknis... 31

(9)

1

BAB I

1

PENDAHULUAN

2

Latar Belakang

3

01 Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) untuk pemeriksaan 4

keuangan memberlakukan 4 (empat) standar pelaporan Standar Profesional 5

Akuntan Publik (SPAP) yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia, 6

kecuali BPK menentukan lain. Dalam pemeriksaan laporan keuangan pemerintah, 7

BPK membutuhkan pengaturan lain terhadap bentuk dan isi laporan hasil 8

pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah. 9

02 Buletin Teknis (Bultek) ini merupakan peraturan pelaksanaan 10

Pernyataan Standar Pemeriksaan (PSP) Tambahan dari PSP 03 tentang Standar 11

Pelaporan Pemeriksaan Keuangan. 12

Tujuan

13

03 Tujuan Bultek ini adalah untuk memenuhi persyaratan laporan 14

pemeriksaan yang profesional bagi para pemeriksa dan organisasi pemeriksa dalam 15

menyusun laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah. 16

Lingkup

17

04 Bultek ini mengatur bentuk dan isi laporan hasil pemeriksan atas 18

Laporan Keuangan Pemerintah, mencakup Laporan Keuangan Pemerintah Pusat 19

(LKPP), Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga (LKKL), Laporan 20

Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD), dan laporan keuangan lainnya yang menjadi 21

bagian dari laporan keuangan pemerintah. 22

05 Laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan memuat opini1 23

pemeriksa yang harus didasarkan pada pemeriksaan yang dilaksanakan berdasarkan 24

SPKN. 25

06 Selain laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan, pemeriksa juga 26

dapat menerbitkan laporan hasil pemeriksaan atas kepatuhan terhadap ketentuan 27

peraturan perundang-undangan dan laporan hasil pemeriksaan atas sistem 28

pengendalian intern. 29

07 Laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan, laporan hasil 30

pemeriksaan atas kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan, dan 31

laporan hasil pemeriksaan atas sistem pengendalian intern, disajikan dalam bagian 32

1

(10)

2 yang terpisah dan memuat suatu paragraf yang saling merujuk antar laporan, 1

kecuali dinyatakan lain2. 2

08 Bultek ini tidak mengatur bentuk dan isi laporan hasil pemeriksaan atas 3

kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan dan laporan hasil 4

pemeriksaan atas sistem pengendalian intern. 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34

2Sebagai contoh, jika BPK tidak menemukan masalah dalam sistem pengendalian intern entitas dan atau tidak ada

pelanggaran atas peraturan peundang-undangan, maka Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) atas sistem pengendalian intern dan LHP atas kepatuhan perundang-undangan tidak perlu diterbitkan. Oleh karena itu, pada LHP atas laporan keuangan tidak perlu ada paragraf rujukan.

(11)

3

BAB II

1

OPINI PEMERIKSA

2

Definisi

3

01 Opini adalah pernyataan profesional sebagai kesimpulan pemeriksa 4

mengenai kewajaran informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Opini 5

didasarkan pada kriteria (a) kesesuaian dengan Standar Akuntansi Pemerintahan 6

(SAP), (b) kecukupan pengungkapan (adequate disclosures), (c) kepatuhan 7

terhadap peraturan perundang-undangan, dan (d) efektivitas sistem pengendalian 8

intern. 9

Kesesuaian dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)

10

02 SAP adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun 11

dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. 12

03 Kesesuaian dengan SAP menjadi dasar opini pemeriksa yang dinyatakan 13

dalam laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan. Apabila laporan keuangan 14

mengungkapkan ketidaksesuaian terhadap SAP, pemeriksa mempertimbangkan 15

dampak materialitas penyimpangan tersebut terhadap kewajaran laporan keuangan 16

dimaksud. 17

Pengaruh Kecukupan Pengungkapan

18

04 Kecukupan pengungkapan mengandung arti bahwa laporan keuangan 19

beserta catatannya memberikan informasi memadai yang dapat mempengaruhi 20

penggunaan, pemahaman, dan penafsirannya. Laporan keuangan harus 21

mengungkapkan informasi secara cukup yang diharuskan oleh SAP. 22

05 Pengungkapan informasi yang memadai atas hal-hal yang material 23

mencakup bentuk, susunan, dan isi laporan keuangan serta catatan atas laporan 24

keuangan. Catatan atas laporan keuangan tersebut meliputi istilah yang digunakan, 25

rincian yang dibuat, penggolongan unsur dalam laporan keuangan, dan dasar-dasar 26

yang digunakan untuk menghasilkan jumlah yang dicantumkan dalam laporan 27

keuangan. 28

06 Kecukupan pengungkapan informasi yang diharuskan oleh standar 29

akuntansi menjadi dasar bagi pemeriksa untuk menyatakan opini. Apabila 30

pengungkapan informasi dalam laporan keuangan tidak mencukupi sebagaimana 31

diatur dalam SAP, pemeriksa mempertimbangkan dampak materialitas informasi 32

yang tidak diungkapkan secara cukup tersebut. 33

(12)

4

Pengaruh Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundang-Undangan

1

07 Pernyataan Standar Pemeriksaan Nomor 03 menetapkan Standar 2

Pelaporan Tambahan Kedua yang berbunyi sebagai berikut: 3

”Laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan harus mengungkapkan 4

bahwa pemeriksa telah melakukan pengujian atas kepatuhan terhadap 5

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh langsung 6

dan material terhadap penyajian laporan keuangan”. 7

08 Standar Pelaporan Tambahan Kedua diungkapkan dalam paragraf 8

lingkup pemeriksaan. Ketentuan mengenai pengungkapan ini dalam unsur pokok 9

laporan hasil pemeriksaan dapat dilihat pada Bab III paragraf 02 huruf i. 10

09 Ketidakpatuhan dan/atau penyimpangan terhadap ketentuan peraturan 11

perundang-undangan yang berdampak material terhadap kewajaran laporan 12

keuangan dapat mempengaruhi opini pemeriksa. 13

10 Ketidakpatuhan dan/atau penyimpangan terhadap ketentuan peraturan 14

perundang-undangan yang mempengaruhi opini pemeriksa diungkapkan dalam 15

laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan dan laporan hasil pemeriksaan 16

atas kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan. 17

Pengaruh atas Efektivitas Sistem Pengendalian Intern

18

11 Pemeriksa harus mempertimbangkan efektivitas sistem pengendalian 19

intern yang berdampak material terhadap kewajaran laporan keuangan dalam 20

menyatakan opini. 21

12 Pemeriksa harus mengungkapkan kelemahan sistem pengendalian intern 22

yang mempengaruhi opini dalam laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan 23

dan laporan hasil pemeriksaan atas sistem pengendalian intern. 24

Jenis Opini

25

13 Terdapat 4 (empat) jenis opini yang dapat diberikan oleh pemeriksa, 26

yakni sebagai berikut: 27

a. Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) memuat suatu pernyataan bahwa laporan 28

keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material sesuai 29

dengan SAP; 30

b. Wajar Dengan Pengecualian (WDP) memuat suatu pernyataan bahwa laporan 31

keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material sesuai 32

dengan SAP, kecuali untuk dampak hal-hal yang berhubungan dengan yang 33

dikecualikan; 34

(13)

5 c. Tidak Wajar (TW) memuat suatu pernyataan bahwa laporan keuangan tidak 1

menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material sesuai dengan SAP; 2

dan 3

d. Pernyataan Menolak Memberikan Opini atau Tidak Menyatakan 4

Pendapat (TMP) menyatakan bahwa pemeriksa tidak menyatakan opini atas 5 laporan keuangan. 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39

(14)

6

BAB III

1

UNSUR POKOK LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS

2

LAPORAN KEUANGAN

3

Umum

4

01 Laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan harus menyebutkan 5

dasar hukum3 pemeriksaan serta laporan keuangan entitas yang diperiksa dalam 6

paragraf pengantar, menggambarkan sifat pemeriksaan dalam paragraf lingkup 7

pemeriksaan, dan menyatakan opini pemeriksa dalam paragraf opini. 8

02 Unsur pokok laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan meliputi: 9

a. suatu judul ”Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan”; 10

b. suatu pernyataan tentang dasar hukum pemeriksaan; 11

c. suatu pernyataan bahwa pemeriksa telah melakukan pemeriksaan; 12

d. suatu pernyataan tentang unsur laporan keuangan yang diperiksa; 13

e. suatu pernyataan bahwa laporan keuangan adalah tanggung jawab entitas dan 14

tanggung jawab pemeriksa terbatas pada opini pemeriksa atas laporan 15

keuangan; 16

f. suatu pernyataan bahwa pemeriksaan dilakukan berdasarkan SPKN; 17

g. suatu pernyataan bahwa SPKN mengharuskan pemeriksa merencanakan dan 18

melaksanakan pemeriksaan agar memperoleh keyakinan yang memadai tentang 19

kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan; 20

h. suatu pernyataan bahwa suatu pemeriksaan laporan keuangan meliputi 21

pengujian bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan 22

dalam laporan keuangan; 23

i. suatu pernyataan bahwa pemeriksa telah melakukan pengujian atas kepatuhan 24

terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan dan penilaian atas keandalan 25

sistem pengendalian intern yang berdampak material terhadap penyajian laporan 26

keuangan; 27

j. suatu pernyataan bahwa pemeriksa yakin bahwa pemeriksaan yang dilakukan 28

memberikan dasar memadai untuk menyatakan opini; 29

k. suatu pernyataan yang memuat opini pemeriksa atas laporan keuangan; 30

l. suatu pernyataan bahwa laporan hasil pemeriksaan atas kepatuhan terhadap 31

ketentuan peraturan perundang-undangan dan laporan hasil pemeriksaan atas 32

3Dasar hukum meliputi peraturan perundang-undangan yang mengatur pemeriksaan laporan keuangan pemerintah oleh BPK.

Contoh Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan atas Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan.

(15)

7 sistem pengendalian intern dimuat dalam laporan terpisah, namun merupakan 1

satu kesatuan dengan laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan, apabila 2

terdapat ketidakpatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan dan 3

kelemahan sistem pengendalian intern yang dianggap sebagai kondisi yang 4

dapat dilaporkan; 5

m. tempat dan tanggal laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan; dan 6

n. identitas penanda tangan dan tanda tangan (identitas kantor, jabatan/peran, dan 7

nama). 8

03 Unsur pokok laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan 9

pemerintah tidak mencantumkan pihak yang dituju (addressee) karena ketentuan 10

peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai pemeriksaan BPK telah 11

mencantumkan pihak yang dituju sesuai dengan kewenangannya. 12

Penanda Tangan Laporan

13

04 Penanda tangan laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan adalah 14

Ketua, atau Wakil Ketua, atau Anggota BPK. Kewenangan penanda tangan laporan 15

hasil pemeriksaan atas laporan keuangan dapat didelegasikan oleh Ketua, atau 16

Wakil Ketua, atau Anggota BPK kepada Penanggung Jawab Pemeriksaan yang 17

memiliki kompetensi4 untuk menandatangani laporan tersebut. 18

Tanggal Laporan

19

05 Tanggal laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan adalah tanggal 20

pertemuan akhir pemeriksaan keuangan (exit meeting)5. Jika pemeriksa 21

memperoleh informasi tambahan setelah tanggal pertemuan akhir namun sebelum 22

tanggal penerbitan laporan hasil pemeriksaan, maka pemeriksa harus 23

mempertimbangkan pengaruh informasi tersebut terhadap laporan hasil 24 pemeriksaan. 25 26 27 28 29 30 31 4

Kompetensi yang dimaksud adalah penanggung jawab pemeriksaan keuangan harus memiliki sertifikasi keahlian yang diakui secara profesional. Selanjutnya persyaratan kompetensi ini diatur oleh pedoman atau panduan yang berada dibawah bultek ini.

5Tanggal Exit meeting ditetapkan sebagai tanggal berakhirnya pekerjaan lapangan. Jika setelah pekerjaan lapangan sampai

dengan penerbitan Laporan Hasil Pemeriksaan ada kejadian-kejadian yang menurut pemeriksa layak dipertimbangkan atau dapat mempengaruhi persepsi pembaca laporan audit maka bisa diberikan tanggal ganda (dual date), misalnya untuk catatan no. xx berlaku tanggal XX bulan YY tahun 20ZZ.

(16)

8

BAB IV

1

BENTUK DAN ISI LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

2

DENGAN OPINI WAJAR TANPA PENGECUALIAN (WTP)

3

Umum

4

01 Bentuk dan isi laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan dengan 5

opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) memuat pernyataan bahwa laporan 6

keuangan menyajikan informasi keuangan secara wajar, dalam semua hal yang 7

material, sesuai dengan SAP. 8

Bentuk dan Isi Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan

9

Keuangan Dengan Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)

10

02 Format laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan komparatif 11

untuk opini WTP disajikan sebagai berikut : 12

13 14 15 16

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

17

REPUBLIK INDONESIA

18 19

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

20

ATAS LAPORAN KEUANGAN

21 22

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

23

Tanggung Jawab Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan

24

Pemeriksa Keuangan, BPK telah memeriksa Neraca [NAMA ENTITAS] tanggal 31 Desember 20X1

25

dan 20X0, Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan Arus Kas untuk tahun yang berakhir pada

26

tanggal-tanggal tersebut serta Catatan atas Laporan Keuangan. Laporan keuangan adalah tanggung

27

jawab [NAMA ENTITAS]. Tanggung jawab BPK terletak pada pernyataan opini atas laporan

28

keuangan berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan.

29

BPK melaksanakan pemeriksaan berdasarkan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara. Standar

30

tersebut mengharuskan BPK merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan agar memperoleh

31

keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu pemeriksaan

32

meliputi pengujian bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan

33

keuangan. Pemeriksaan juga meliputi penilaian atas penerapan prinsip akuntansi yang digunakan dan

34

estimasi signifikan yang dibuat oleh [NAMA ENTITAS], penilaian atas kepatuhan terhadap ketentuan

35

peraturan perundang-undangan, penilaian atas keandalan sistem pengendalian intern yang

36

berdampak material terhadap laporan keuangan, serta penilaian terhadap penyajian atas laporan

(17)

9

keuangan secara keseluruhan. BPK yakin bahwa pemeriksaan tersebut memberikan dasar yang

1

memadai untuk menyatakan opini.

2

Menurut opini BPK, laporan keuangan yang disebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua

3

hal yang material, posisi keuangan [NAMA ENTITAS] tanggal 31 Desember 20X1dan 20X0, dan

4

Realisasi Anggaran, serta Arus Kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut sesuai

5

dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.

6

Untuk memperoleh keyakinan yang memadai atas kewajaran laporan keuangan tersebut, BPK juga

7

melakukan pemeriksaan terhadap sistem pengendalian intern dan kepatuhan terhadap ketentuan

8

perundang-undangan. Laporan hasil pemeriksaan atas Sistem Pengendalian Intern dan Laporan hasil

9

pemeriksaan atas Kepatuhan Terhadap Ketentuan Peraturan Perundang-undangan disajikan dalam

10

Laporan Nomor [NOMOR LAPORAN] dan Nomor [NOMOR LAPORAN] tanggal [TANGGAL,

11

BULAN DAN TAHUN], yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan ini.

12 13

[TEMPAT], [TANGGAL, BULAN, DAN TAHUN]

14

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

15

REPUBLIK INDONESIA

16

Ketua/ Wakil Ketua/ Anggota/

17

Penanggung Jawab Pemeriksaan,

18

[TANDA TANGAN]

19

[NAMA]

20

[REGISTER NEGARA [NOMOR REGISTER]]6

21 22

Bentuk dan Isi Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan

23

Keuangan dengan Opini Wajar Tanpa Pengecualian Ditambah

24

Paragraf Penjelasan (WTP-PP)

25

03 Opini Wajar Tanpa Pengecualian dapat ditambah dengan bahasa 26

penjelasan karena keadaan tertentu. Keadaan tersebut meliputi: 27

a. opini pemeriksa sebagian didasarkan atas laporan pemeriksa lain 28

(paragraf 04-05); 29

b. penyimpangan dari SAP (paragraf 06-08); 30

c. ketidakkonsistenan penerapan SAP (paragraf 09- 15); 31

d. penekanan atas suatu hal (paragraf 16 dan 17); dan 32

e. pengungkapan informasi rahasia yang disebabkan oleh ketentuan peraturan 33 perundang-undangan (paragraf 18-20). 34 35 6

(18)

10 Opini Pemeriksa Sebagian Didasarkan atas Laporan Pemeriksa Lain

1

04 Apabila pemeriksa memutuskan untuk mengacu ke laporan pemeriksa 2

lain7 sebagai sebagian dari dasar pernyataan opininya, pemeriksa harus menjelaskan 3

keputusan pengacuan dimaksud dalam paragraf pengantar laporan hasil 4

pemeriksaan atas laporan keuangan, termasuk opini pemeriksa lain tersebut. 5

Pengungkapan pemeriksa dalam paragraf pengantar tersebut merupakan petunjuk 6

pemisahan tanggung jawab pemeriksa dan pemeriksa lain. 7

Misalnya: entitas mempunyai Badan Layanan Umum (BLU) yang laporan keuangannya

8

diperiksa oleh Kantor Akuntan Publik. Keadaan tersebut harus diungkap di dalam paragraf

9

pengantar dan paragraf opini. Jika laporan keuangan entitas merupakan konsolidasi lebih dari 2

10

(dua) laporan keuangan BLU yang diperiksa pemeriksa lain, maka nama dan opini

masing-11

masing BLU tidak perlu diungkap dalam paragraf pengantar. Paragraf pengantar merujuk pada

12

catatan atas laporan keuangan entitas yang menginformasikan BLU dan hasil pemeriksaannya.

13

05 Contoh paragraf pengantar, paragraf lingkup, dan paragraf opini laporan 14

hasil pemeriksaan atas laporan keuangan yang memuat opini pemeriksa lain adalah 15 sebagai berikut: 16 17 18 19 20

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN 21

REPUBLIK INDONESIA 22

23

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

24

ATAS LAPORAN KEUANGAN

25 26

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

27

Tanggung Jawab Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan

28

Pemeriksa Keuangan, BPK telah memeriksa Neraca [NAMA ENTITAS] tanggal 31 Desember 20X1

29

dan 20X0, Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan Arus Kas untuk tahun yang berakhir pada

30

tanggal-tanggal tersebut serta Catatan atas Laporan Keuangan. Laporan keuangan adalah tanggung

31

jawab [NAMA ENTITAS]. Tanggung jawab BPK terletak pada pernyataan opini atas laporan

32

keuangan berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan. BPK tidak memeriksa Laporan Keuangan

33

Badan Layanan Umum [NAMA ENTITAS YANG DIPERIKSA OLEH PEMERIKSA LAIN]

34

Tahun 20X1 dan 20X0, yang merupakan bagian dari laporan keuangan [NAMA ENTITAS].

35

Laporan keuangan Badan Layanan Umum [NAMA ENTITAS YANG DIPERIKSA OLEH

36

PEMERIKSA LAIN] mengungkapkan total aset sebesar Rp... dan Rp... berturut-turut pada

37

7

Pemeriksa lain adalah pemeriksa yang mengeluarkan laporan hasil pemeriksaan keuangan yang menjadi bagian atas laporan keuangan pemerintah yang sedang diperiksa misalnya laporan keuangan badan layanan umum

(19)

11

tanggal 31 Desember 20X1 dan 20X0, total pendapatan sebesar Rp... dan Rp..., total belanja

1

sebesar Rp... dan Rp...untuk tahun yang berakhir untuk tanggal-tanggal tersebut. Laporan

2

keuangan tersebut diperiksa oleh [NAMA PEMERIKSA LAIN] dengan opini [JENIS OPINI] yang

3

laporannya telah diserahkan kepada BPK. Terhadap laporan keuangan [NAMA ENTITAS YANG

4

DIPERIKSA OLEH PEMERIKSA LAIN], opini BPK hanya didasarkan atas laporan hasil

5

pemeriksa lain tersebut.

6

BPK melaksanakan pemeriksaan berdasarkan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara. Standar

7

tersebut mengharuskan BPK merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan agar memperoleh

8

keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu pemeriksaan

9

meliputi pengujian bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan

10

keuangan. Pemeriksaan juga meliputi penilaian atas penerapan prinsip akuntansi yang digunakan dan

11

estimasi signifikan, yang dibuat oleh [NAMA ENTITAS], penilaian atas kepatuhan terhadap

12

ketentuan peraturan perundang-undangan, penilaian atas keandalan sistem pengendalian intern yang

13

berdampak material terhadap laporan keuangan, serta penilaian terhadap penyajian atas laporan

14

keuangan secara keseluruhan. BPK yakin bahwa pemeriksaan tersebut memberikan dasar memadai

15

untuk menyatakan opini. 16

Menurut opini BPK, berdasarkan pemeriksaan dan laporan pemeriksa independen lain yang disebut

17

di atas, laporan keuangan konsolidasian di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang

18

material, posisi keuangan [NAMA ENTITAS] dan Badan Layanan Umum tanggal 31 Desember

19

20X1, dan 20X0, serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut sesuai

20

dengan Standar Akuntansi Pemerintahan. 21

Untuk memperoleh keyakinan yang memadai atas kewajaran laporan keuangan tersebut, BPK juga

22

melakukan pemeriksaan terhadap sistem pengendalian intern dan kepatuhan terhadap ketentuan

23

perundang-undangan. Laporan hasil pemeriksaan atas Sistem Pengendalian Intern dan Laporan hasil

24

pemeriksaan atas Kepatuhan Terhadap Ketentuan Peraturan Perundang-undangan, disajikan dalam

25

Laporan Nomor [NOMOR LAPORAN] dan Nomor [NOMOR LAPORAN] tanggal [TANGGAL,

26

BULAN DAN TAHUN], yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan ini.

27 28

[TEMPAT], [TANGGAL, BULAN, DAN TAHUN]

29

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

30

REPUBLIK INDONESIA

31

Ketua/ Wakil Ketua/ Anggota/

32

Penanggung Jawab Pemeriksaan,

33

[TANDA TANGAN]

34

[NAMA]

35

[REGISTER NEGARA [NOMOR REGISTER]]8

36 37 38 39 40 8

(20)

12 Penyimpangan dari Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)

1

06 Pemeriksa tidak diperkenankan menerbitkan laporan hasil pemeriksaan 2

dengan opini WTP atas laporan keuangan pemerintah, apabila laporan keuangan 3

memuat penyimpangan dari SAP yang berdampak secara material. 4

07 Laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan harus mengungkapkan 5

penyimpangan dari SAP dalam suatu paragraf terpisah. 6

08 Dalam keadaan luar biasa, pemeriksa dapat memberikan opini WTP, 7

jika pemeriksa dapat menunjukkan bahwa laporan tidak akan menyesatkan apabila 8

memuat penyimpangan tersebut. Pemeriksa mengungkapkan penyimpangan dan 9

estimasi dampaknya, serta alasan ketidakpatuhan terhadap SAP akan menghasilkan 10

laporan keuangan yang menyesatkan, dalam suatu paragraf penjelasan. Paragraf 11

penjelasan diungkapkan setelah paragraf opini menunjukkan sifat penyimpangan 12

dan mengacu ke catatan atas laporan keuangan yang membahas secara rinci 13

penyimpangan tersebut. 14

Misalnya: hibah diberikan kepada entitas berupa barang tanpa diketahui nilai wajarnya sehingga

15

entitas menentukan nilai sendiri atas barang tersebut yang bertentangan dengan Standar

16

Akutansi Pemerintahan. Keadaan luar biasa tersebut diungkap dalam paragraf penjelas.

17

Ketidakkonsistenan Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) 18

09 Pemeriksa tidak diperkenankan menerbitkan laporan hasil pemeriksaan 19

dengan opini WTP atas laporan keuangan entitas, apabila laporan keuangan 20

memuat ketidakkonsistenan penerapan SAP. 21

10 Apabila terjadi perubahan penerapan SAP yang berdampak material 22

pada daya banding laporan keuangan entitas yang diperiksa, pemeriksa harus 23

menilai perubahan dalam standar akuntansi dengan kriteria (a) standar akuntansi 24

yang baru diterapkan adalah SAP, (b) metode akuntansi untuk memperlakukan 25

dampak perubahan tersebut sesuai dengan SAP, dan (c) alasan yang mendasari 26

perubahan akuntansi adalah beralasan. Apabila ketiga kriteria ini terpenuhi, 27

pemeriksa dapat memberikan opini wajar tanpa pengecualian dengan menyatakan 28

perubahan tersebut dalam paragraf penjelasan dalam laporan hasil pemeriksaan atas 29

laporan keuangan. Paragraf penjelasan diungkapkan setelah paragraf opini 30

menunjukkan sifat perubahan dan mengacu ke catatan atas laporan keuangan yang 31

membahas secara rinci perubahan tersebut. 32

11 Jika perubahan akuntansi tidak memenuhi kriteria sebagaimana tersebut, 33

laporan pemeriksa harus menunjukkan hal ini, dan opini pemeriksa harus berisi 34

pengecualian seperti yang diuraikan pada Bab V paragraf 01. Jika dampak 35

(21)

13 perubahan tersebut cukup material, pemeriksa menyatakan opini tidak wajar atas 1

laporan keuangan, seperti yang diuraikan dalam Bab VI paragraf 01. 2

12 Persetujuan pemeriksa terhadap suatu perubahan bersifat tersirat kecuali 3

jika pemeriksa tidak ingin menyatakan opini WTP mengenai penyajian laporan 4

keuangan sesuai dengan SAP. 5

Misalnya: Pada tahun 20X1terdapat perubahan batas nilai pengeluaran yang dikapitalisasi.

6

Hal ini berdampak pada perubahan nilai penyajian aset tetap dan biaya pemeliharaan apabila

7

dibandingkan dengan kebijakan akuntansi pada periode sebelumnya. Pemeriksa harus

8

mengungkapkan dampak dan alasan perubahan metode tersebut dalam paragraf penjelasan.

9

13 Contoh Paragraf penjelasan yang sesuai dengan perubahan tersebut di 10

atas adalah sebagai berikut: 11

Seperti telah dijelaskan pada Catatan X [SEBUTKAN NOMOR PADA CATATAN ATAS

12

LAPORAN KEUANGAN YANG MERINCI PERUBAHAN AKUNTANSI] atas laporan

13

keuangan, entitas mengubah batas pengeluaran yang dapat dikapitalisasi menjadi aset

14

[SEBUTKAN PERUBAHAN AKUNTANSI] dalam tahun 20X1”.. 15

14 Jika tahun terjadinya perubahan penerapan standar akuntansi disajikan 16

dan dilaporkan dalam laporan keuangan entitas, maka tambahan paragraf penjelasan 17

disajikan dalam laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan tahun yang 18

diperiksa. Namun, jika perubahan akuntansi dipertanggungjawabkan dengan cara 19

penyajian kembali laporan keuangan yang terpengaruh, paragraf tambahan harus 20

disajikan hanya dalam tahun terjadinya perubahan karena dalam tahun-tahun 21

berikutnya, semua periode yang disajikan akan dapat dibandingkan. 22

15 Jika perubahan akuntansi tidak memenuhi kriteria sebagaimana disebut 23

pada Bab V paragraf 01, laporan pemeriksa harus menunjukkan hal ini, dan opini 24

pemeriksa harus berisi pengecualian. Jika dampak perubahan tersebut cukup 25

material, pemeriksa menyatakan opini tidak wajar atas laporan keuangan, seperti 26

yang diuraikan dalam Bab VI paragraf 01. 27

Penekanan atas Suatu Hal 28

16 Pemeriksa dapat memberi penekanan atas suatu hal yang berkaitan 29

dengan laporan keuangan yang diperiksa. Penekanan atas suatu hal mengungkapkan 30

informasi atau penjelasan kepada pengguna laporan hasil pemeriksaan atas laporan 31

keuangan. Pemeriksa mengungkapkan penekanan atas suatu hal dalam suatu 32

paragraf terpisah dalam laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan setelah 33

paragraf opini. 34

(22)

14 17 Paragraf penekanan perlu ditambahkan atas pertimbangan pemeriksa. 1

Contoh-contoh hal yang menurut pertimbangan pemeriksa perlu mendapatkan 2

penekanan adalah: 3

a. Bahwa entitas yang diperiksa merupakan komponen dari suatu organisasi yang 4

lebih besar; 5

Misalnya: Laporan Keuangan Kementerian dan Lembaga (LKKL) merupakan bagian dari

6

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP).

7

b. Bahwa entitas mempunyai transaksi signifikan dengan pihak yang memiliki 8

hubungan istimewa; 9

Misalnya: Laporan Keuangan Provinsi A yang memiliki saham kepemilikan pada perusahaan

10

tambang yang beroperasi di wilayahnya.

11

c. Peristiwa kemudian yang penting dan luar biasa; 12

Misalnya: Laporan Keuangan Pemerintah Daerah akan kehilangan salah satu aset tanah yang

13

cukup material dalam sengketa karena kalah di pengadilan. 14

d. Masalah-masalah akuntansi, selain yang berkaitan dengan perubahan dalam 15

standar akuntansi, yang berdampak atas daya banding laporan keuangan dengan 16

laporan keuangan periode sebelumnya. 17

Misalnya: Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP), Laporan Keuangan Kementerian dan

18

Lembaga (LKKL), dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah yang harus mengikuti ketentuan

19

Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang pemberlakuan akrual untuk pencatatannya.

20

Pengungkapan Informasi Rahasia 21

18 Informasi rahasia yang dilarang oleh ketentuan peraturan perundang-22

undangan untuk diungkapkan kepada umum tidak diungkapkan dalam laporan hasil 23

pemeriksaan. Namun laporan hasil pemeriksaan harus mengungkapkan sifat 24

informasi yang tidak dilaporkan tersebut dan ketentuan peraturan perundang-25

undangan yang menyebabkan tidak dilaporkannya informasi tersebut. 26

19 Jika informasi rahasia tersebut berdampak terhadap kewajaran penyajian 27

laporan keuangan, maka pemeriksa mengungkap dampak tersebut di dalam laporan 28

hasil pemeriksaan tanpa harus mengungkap informasi rahasianya. Contoh: bila 29

suatu belanja barang/modal yang mengandung informasi rahasia berdampak kepada 30

kewajaran penyajian laporan keuangan maka pemeriksa hanya mengungkapkan 31

dampak realisasi belanjanya saja tanpa mengungkap informasi yang ada di belanja 32

tersebut. 33

20 Jika pemeriksa menemukan informasi rahasia yang menjadi bagian 34

temuan pemeriksaan dalam laporan hasil pemeriksaan sistem pengendalian intern 35

maupun kepatuhan, maka pemeriksa dapat tidak mengungkapkan informasi rahasia 36

tersebut disertai dengan alasan yang berkaitan dengan undang-undang atau 37

pertimbangan pemeriksaannya. 38

(23)

15

BAB V

1

BENTUK DAN ISI LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

2

DENGAN OPINI WAJAR DENGAN PENGECUALIAN (WDP)

3

Umum

4

01 Pemeriksa harus memberikan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) 5

karena kondisi tertentu. Opini ini dinyatakan apabila: 6

a. Ketiadaan bukti kompeten yang cukup atau ketidakcukupan catatan akuntansi, 7

atau adanya pembatasan terhadap lingkup pemeriksaan yang mengakibatkan 8

pemeriksa berkesimpulan tidak dapat menyatakan opini wajar tanpa 9

pengecualian dan berkesimpulan tidak menyatakan menolak memberikan opini. 10

Pemeriksa menilai sifat dan besarnya dampak yang mungkin timbul sebagai 11

akibat hal yang dikecualikan tersebut dan pentingnya bagi laporan keuangan. 12

b. Pemeriksa yakin, atas dasar pemeriksaannya, bahwa laporan keuangan berisi 13

penyimpangan dari SAP, yang berdampak material, dan pemeriksa 14

berkesimpulan untuk tidak menyatakan opini tidak wajar. Dampak material dari 15

penyimpangan terhadap SAP tidak mempengaruhi kewajaran LK secara 16

keseluruhan namun hanya pada 1 (satu) atau beberapa pos/akun. 17

02 Jika pemeriksa menyatakan opini wajar dengan pengecualian, maka 18

pemeriksa menjelaskan semua alasan yang menguatkan dalam 1 (satu) atau lebih 19

paragraf terpisah yang dicantumkan sebelum paragraf opini. Pemeriksa harus juga 20

mencantumkan bahasa pengecualian yang sesuai dan menunjuk ke paragraf 21

penjelasan di dalam paragraf opini. Opini wajar dengan pengecualian harus berisi 22

kata „kecuali‟ atau „pengecualian‟ dalam suatu frasa seperti “kecuali untuk” atau 23

“dengan pengecualian untuk”. 24

Pembatasan Lingkup Pemeriksaan

25

03 Pembatasan lingkup pemeriksaan tidak memungkinkan pemeriksa 26

memperoleh keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah 27

saji yang material. Pembatasan lingkup pemeriksaan meliputi pembatasan oleh 28

entitas yang diperiksa atau oleh keadaan yang mengakibatkan pemeriksa tidak dapat 29

melakukan pemeriksaan sesuai dengan standar pemeriksaan. 30

04 Pembatasan lingkup pemeriksaan yang berdampak material terhadap 31

laporan keuangan memberikan pertimbangan pemeriksa untuk mengungkapkan 32

opini wajar dengan pengecualian atau pernyataan menolak memberikan opini. 33

Pertimbangan opini tersebut didasarkan materialitas dampak pembatasan lingkup. 34

Apabila pembatasan lingkup hanya berdampak pada pos-pos/akun tertentu laporan 35

(24)

16 keuangan maka pemeriksa mempertimbangkan pemberian opini wajar dengan 1

pengecualian. 2

05 Pembatasan terhadap lingkup pemeriksaan, baik yang dikenakan oleh 3

entitas maupun oleh keadaan, seperti kegagalan memperoleh bukti kompeten yang 4

cukup, atau ketidakcukupan catatan akuntansi, mungkin mengharuskan pemeriksa 5

memberikan pengecualian di dalam opininya atau pernyataan menolak memberikan 6

opini. Dalam hal ini, alasan pengecualian atau pernyataan menolak memberikan 7

opini harus dijelaskan dalam laporan hasil pemeriksaan. 8

06 Keputusan pemeriksa dalam memberikan opini wajar dengan 9

pengecualian atau pernyataan menolak memberikan opini karena pembatasan 10

lingkup pemeriksaan tergantung atas penilaian pemeriksa terhadap pentingnya 11

prosedur yang tidak dapat dilaksanakan tersebut. Penilaian ini akan dipengaruhi 12

oleh sifat dan besarnya dampak yang mungkin timbul sebagai akibat hal yang 13

dikecualikan tersebut dan pentingnya bagi laporan keuangan. Jika dampak yang 14

mungkin timbul menyangkut banyak pos/akun laporan keuangan, maka pentingnya 15

hal yang dikecualikan tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan jika hanya 16

menyangkut pos laporan keuangan yang lebih sedikit. 17

07 Contoh pembatasan yang umum terhadap lingkup pemeriksaan meliputi: 18

a. pembatasan pengamatan terhadap penghitungan fisik persediaan di daerah 19

konflik; 20

b. piutang pajak tidak didukung dengan bukti surat ketetapan pajak; 21

c. pembatasan untuk memeriksa dokumentasi atau bukti pertanggungjawaban 22

penggunaan dana tertentu; dan 23

d. pembatasan dalam akuntansi investasi jangka panjang jika pemeriksa tidak 24

memperoleh laporan keuangan dari pihak investee. 25

08 Suatu kondisi dianggap tidak terdapat pembatasan terhadap lingkup 26

pemeriksaan, jika pemeriksa dapat menerapkan prosedur alternatif. Dalam hal dapat 27

melaksanakan prosedur alternatif, maka pemeriksa tidak perlu mengungkapkan 28

dalam laporan hasil pemeriksaan mengenai penghilangan prosedur yang tidak dapat 29

dilaksanakan atau penggunaan prosedur alternatif sebagai pengganti prosedur yang 30

tidak dapat dilaksanakan tersebut. 31

09 Pembatasan terhadap penerapan prosedur pemeriksaan atau prosedur 32

pemeriksaan lain terhadap unsur penting dalam laporan keuangan, akan 33

menentukan apakah pemeriksa memiliki bukti kompeten yang cukup untuk 34

menyatakan opini WTP, opini WDP, atau opini TMP. Apabila entitas mengenakan 35

(25)

17 pembatasan yang secara signifikan membatasi lingkup pemeriksaan, biasanya 1

pemeriksa harus mempertimbangkan untuk tidak menyatakan pendapat. 2

10 Apabila opini WDP disebabkan oleh pembatasan lingkup pemeriksaan 3

atau kurangnya bukti pemeriksaan, kondisi ini harus dijelaskan dalam paragraf 4

penjelasan yang dicantumkan sebelum paragraf opini dalam laporan hasil 5

pemeriksaan. Apabila pemeriksa membuat pengecualian dalam opini karena 6

pembatasan terhadap lingkup pemeriksaan, kata-kata yang dicantumkan dalam 7

paragraf opini harus menunjukkan bahwa pengecualian tersebut berkaitan dengan 8

dampak yang mungkin timbul terhadap laporan keuangan dan bukan terhadap 9

pembatasan lingkup pemeriksaan itu sendiri. 10

11 Format laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan dengan opini 11

WDP karena pembatasan lingkup pemeriksaan yang berhubungan dengan 12

persediaan yang berada di daerah konflik (misalnya dampak pembatasan tersebut 13

tidak menyebabkan auditor menyatakan menolak memberikan opini) disajikan 14 sebagai berikut: 15 16 17 18

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN 19

REPUBLIK INDONESIA 20

21

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

22

ATAS LAPORAN KEUANGAN

23 24

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

25

Tanggung Jawab Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan

26

Pemeriksa Keuangan, BPK telah memeriksa Neraca [NAMA ENTITAS] tanggal 31 Desember 20X1

27

dan 20X0, Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan Arus Kas untuk tahun yang berakhir pada

28

tanggal-tanggal tersebut serta Catatan atas Laporan Keuangan. Laporan keuangan adalah tanggung

29

jawab [NAMA ENTITAS]. Tanggung jawab BPK terletak pada pernyataan opini atas laporan

30

keuangan berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan.

31

Kecuali terhadap hal yang diuraikan dalam paragraf berikut ini, BPK melaksanakan pemeriksaan

32

berdasarkan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara. Standar tersebut mengharuskan BPK

33

merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan agar memperoleh keyakinan yang memadai bahwa

34

laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu pemeriksaan meliputi pengujian bukti-bukti

35

yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Pemeriksaan juga

36

meliputi penilaian atas penerapan prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan, yang

37

dibuat oleh [NAMA ENTITAS], penilaian atas kepatuhan terhadap ketentuan peraturan

perundang-38

undangan, penilaian atas keandalan sistem pengendalian intern yang berdampak material terhadap

(26)

18

laporan keuangan, serta penilaian terhadap penyajian atas laporan keuangan secara keseluruhan.

1

BPK yakin bahwa pemeriksaan tersebut memberikan dasar memadai untuk menyatakan opini.

2

BPK tidak dapat melaksanakan pengujian fisik atas persediaan dan pengujian lain yang

3

mendukung persediaan entitas yang berada di daerah konflik masing-masing sebesar Rp …….dan

4

Rp ……… pada tanggal 31 Desember 20X1 dan 20X0, yang dicantumkan dalam laporan keuangan,

5

seperti yang dijelaskan pada Catatan X dalam catatan atas laporan keuangan. BPK juga tidak dapat

6

memperoleh keyakinan atas nilai persediaan dengan prosedur pemeriksaan.

7

Menurut opini BPK, kecuali untuk dampak penyesuaian, jika ada, yang mungkin perlu dilakukan

8

jika dilaksanakan pemeriksaan persediaan di daerah konflik, laporan keuangan yang disebut dalam

9

paragraf pertama di atas menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan

10

[NAMA ENTITAS] tanggal 31 Desember 20X1 dan 20X0, serta realisasi anggaran, dan arus kas

11

untuk tahun yang berakhir tanggal-tanggal tersebut sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.

12

Untuk memperoleh keyakinan yang memadai atas kewajaran laporan keuangan tersebut, BPK juga

13

melakukan pemeriksaan terhadap sistem pengendalian intern dan kepatuhan terhadap ketentuan

14

perundang-undangan. Laporan hasil pemeriksaan atas Sistem Pengendalian Intern dan Laporan hasil

15

pemeriksaan atas Kepatuhan Terhadap Ketentuan Peraturan Perundang-undangan disajikan dalam

16

Laporan Nomor [NOMOR LAPORAN] dan Nomor [NOMOR LAPORAN] tanggal [TANGGAL,

17

BULAN DAN TAHUN], yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan ini.

18 19

[TEMPAT], [TANGGAL, BULAN DAN TAHUN]

20

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

21

REPUBLIK INDONESIA

22

Ketua/ Wakil Ketua/ Anggota/

23

Penanggung Jawab Pemeriksaan,

24

[TANDA TANGAN]

25

[NAMA]

26

[REGISTER NEGARA [NOMOR REGISTER]]9

27 28

Penyimpangan dari Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)

29

12 Penyimpangan dari SAP yang berdampak material terhadap laporan 30

keuangan memberikan pertimbangan pemeriksa untuk mengungkapkan opini WDP 31

atau opini TW. Pemeriksa mempertimbangkan dampak materialitas penyimpangan 32

dari SAP baik kualitatif maupun kuantitatif. Faktor-faktor yang harus 33

diperhitungkan dalam mempertimbangkan materialitas antara lain: 34

a. signifikansi atau tidak suatu unsur bagi suatu entitas, seperti akun aset tetap 35

sangat signifikan untuk entitas pemerintahan; 36

9

(27)

19 b. dampak salah saji terhadap laporan keuangan secara keseluruhan, seperti 1

temuan atau salah saji yang melebihi batas materialitas keseluruhan laporan 2

keuangan; dan 3

c. luas dampak salah saji akun/pos, yaitu apakah suatu salah saji berdampak 4

terhadap jumlah dan penyajian satu atau berbagai pos laporan keuangan. 5

13 Pemeriksa mempertimbangkan pemberian opini WDP jika dampak 6

materialitas penyimpangan hanya pada pos-pos/akun tertentu laporan keuangan. 7

14 Apabila pemeriksa menyatakan opini WDP, pemeriksa harus 8

menjelaskan semua alasan yang menyebabkan kesimpulan bahwa terdapat 9

penyimpangan dari SAP, dalam paragraf (atau beberapa paragraf) penjelasan yang 10

terpisah, sebelum paragraf opini dalam laporan hasil pemeriksaan. Paragraf opini 11

harus berisi bahasa pengecualian yang sesuai dan yang merujuk ke paragraf 12

penjelasan tersebut. Paragraf (atau beberapa paragraf) penjelasan harus pula 13

menjelaskan dampak utama hal yang dikecualikan terhadap neraca, laporan realisasi 14

anggaran dan laporan arus kas serta catatan atas laporan keuangan, jika hal ini 15

praktis untuk dilaksanakan. Jika dampak tersebut tidak dapat secara beralasan 16

ditentukan, laporan hasil pemeriksaan harus menyatakan hal itu. Jika pengungkapan 17

tersebut dicantumkan dalam catatan atas laporan keuangan, paragraf penjelasan 18

dapat diperpendek dengan menunjuk ke catatan tersebut. 19

15 Format laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan dengan opini 20

WDP berupa penyimpangan terhadap SAP atas penyajian aset tetap disajikan 21 sebagai berikut: 22 23 24 25 26

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN 27

REPUBLIK INDONESIA 28

29

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

30

ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 32

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

33

Tanggung Jawab Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan

34

Pemeriksa Keuangan, BPK telah memeriksa [NAMA ENTITAS] tanggal 31 Desember 20X1 dan

35

20X0, Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan Arus Kas untuk tahun yang berakhir pada

tanggal-36

tanggal tersebut serta Catatan atas Laporan Keuangan. Laporan keuangan adalah tanggung jawab

(28)

20

[NAMA ENTITAS]. Tanggung jawab BPK terletak pada pernyataan opini atas laporan keuangan

1

berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan.

2

BPK melaksanakan pemeriksaan berdasarkan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara. Standar

3

tersebut mengharuskan BPK merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan agar memperoleh

4

keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu pemeriksaan

5

meliputi pengujian bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan

6

keuangan. Pemeriksaan juga meliputi penilaian atas penerapan prinsip akuntansi yang digunakan

7

dan estimasi signifikan, yang dibuat oleh [NAMA ENTITAS], penilaian atas kepatuhan terhadap

8

ketentuan peraturan perundang-undangan, penilaian atas keandalan sistem pengendalian intern yang

9

berdampak material terhadap laporan keuangan, serta penilaian terhadap penyajian atas laporan

10

keuangan secara keseluruhan. BPK yakin bahwa pemeriksaan tersebut memberikan dasar memadai

11

untuk menyatakan opini.

12

Sebagaimana diungkapkan catatan XX atas laporan keuangan, aset tetap per 31 Desember 20X1 dan

13

20X0 disajikan masing-masing sebesar Rp…… dan Rp…….. [NAMA ENTITAS] belum menilai

14

kembali aset tetap yang diperoleh sebelum tanggal neraca awal.

15

Menurut opini BPK, kecuali untuk dampak belum menilai kembali aset tetap seperti yang diuraikan

16

dalam paragraf di atas, laporan keuangan yang disebut di paragraf pertama menyajikan secara wajar,

17

dalam semua hal yang material, posisi keuangan [NAMA ENTITAS] tanggal 31 Desember 20X1 dan

18

20X0, dan laporan realisasi anggaran, serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

19

tersebut sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.

20

Untuk memperoleh keyakinan yang memadai atas kewajaran laporan keuangan tersebut, BPK juga

21

melakukan pemeriksaan terhadap sistem pengendalian intern dan kepatuhan terhadap ketentuan

22

perundang-undangan. Laporan hasil pemeriksaan atas Sistem Pengendalian Intern dan Laporan hasil

23

pemeriksaan atas Kepatuhan Terhadap Ketentuan Peraturan Perundang-undangan disajikan dalam

24

Laporan Nomor [NOMOR LAPORAN] dan Nomor [NOMOR LAPORAN] tanggal [TANGGAL,

25

BULAN DAN TAHUN], yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan ini.

26 27

[TEMPAT], [TANGGAL, BULAN, DAN TAHUN]

28

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

29

REPUBLIK INDONESIA

30

Ketua/ Wakil Ketua/ Anggota/

31

Penanggung Jawab Pemeriksaan,

32

[TANDA TANGAN]

33

[NAMA]

34

[REGISTER NEGARA [NOMOR REGISTER]]10

35 36

16 Pengungkapan yang tidak cukup dalam laporan keuangan dapat 37

dianggap penyimpangan dari standar akuntansi. Informasi pokok untuk penyajian 38

laporan keuangan secara wajar sesuai dengan SAP harus disajikan dalam laporan 39

10

(29)

21 keuangan (termasuk catatan atas laporan keuangan yang bersangkutan). Jika 1

laporan keuangan, termasuk catatan atas laporan keuangan, tidak menjelaskan 2

informasi yang diharuskan oleh SAP, pemeriksa harus menyatakan opini WDP atau 3

opini TW, karena adanya penyimpangan dari SAP. Dalam kondisi tersebut, 4

pemeriksa harus menyediakan informasi tersebut dalam laporan hasil pemeriksaan, 5

bila secara praktis dapat dilaksanakan, kecuali jika tidak disajikannya informasi 6

tersebut dalam laporan hasil pemeriksaan diakui sesuai dengan Pernyataan Standar 7

Pemeriksaan Keuangan Negara. 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39

(30)

22

BAB VI

1

BENTUK DAN ISI LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

2

DENGAN OPINI TIDAK WAJAR (TW)

3

Umum

4

01 Opini Tidak Wajar (TW) dinyatakan apabila menurut pertimbangan 5

pemeriksa laporan keuangan secara keseluruhan tidak disajikan secara wajar sesuai 6

dengan SAP. 7

02 Apabila pemeriksa menyatakan opini TW, pemeriksa harus menjelaskan 8

pada paragraf terpisah sebelum paragraf opini dalam laporan hasil pemeriksaan atas 9

laporan keuangan. Penjelasan tersebut meliputi: (a) semua alasan yang mendukung 10

opini tidak wajar, dan (b) dampak utama hal yang menyebabkan pemberian opini 11

tidak wajar terhadap laporan keuangan. Paragraf opini harus berisi rujukan 12

langsung ke paragraf terpisah yang menjelaskan dasar untuk Opini Tidak Wajar 13

tersebut. 14

Misalnya: tidak dikonsolidasikannya laporan BLU yang berdampak sangat material terhadap

15

laporan keuangan pemerintah; tidak disetorkannya pendapatan daerah ke kas daerah yang

16

nilainya sangat material; hibah atau bantuan sosial yang tidak dilaporkan atau

17

dipertanggungjawabkan yang nilainya sangat material.

18

Format Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan

19

Dengan Opini Tidak Wajar (TW)

20

03 Format laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan dengan opini 21

TW disajikan sebagai berikut: 22

23 24 25

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN 26

REPUBLIK INDONESIA 27

28

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

29

ATAS LAPORAN KEUANGAN

30 31

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

32

Tanggung Jawab Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan

33

Pemeriksa Keuangan, BPK telah memeriksa [NAMA ENTITAS] tanggal 31 Desember 20X1 dan

34

20X0, Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan Arus Kas untuk tahun yang berakhir pada

(31)

23

tanggal tersebut serta Catatan atas Laporan Keuangan. Laporan keuangan adalah tanggung jawab

1

[NAMA ENTITAS]. Tanggung jawab BPK terletak pada pernyataan opini atas laporan keuangan

2

berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan.

3

BPK melaksanakan pemeriksaan berdasarkan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara. Standar

4

tersebut mengharuskan BPK merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan agar memperoleh

5

keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu pemeriksaan

6

meliputi pengujian bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan

7

keuangan. Pemeriksaan juga meliputi penilaian atas penerapan prinsip akuntansi yang digunakan

8

dan estimasi signifikan, yang dibuat oleh [NAMA ENTITAS], penilaian atas kepatuhan terhadap

9

ketentuan peraturan perundang-undangan, penilaian atas keandalan sistem pengendalian intern yang

10

berdampak material terhadap laporan keuangan, serta penilaian terhadap penyajian atas laporan

11

keuangan secara keseluruhan. BPK yakin bahwa pemeriksaan tersebut memberikan dasar memadai

12

untuk menyatakan opini.

13

[PARAGRAF-PARAGRAF YANG MENGUNGKAPKAN SEMUA ALASAN YANG MENDUKUNG

14

OPINI TIDAK WAJAR]

15

Karena penyimpangan dari Standar Akuntansi Pemerintahan seperti diuraikan di atas, pada tanggal

16

31 Desember 20X1 dan 20X0, saldo [DAMPAK UTAMA HAL YANG MENYEBABKAN OPINI

17

TIDAK WAJAR TERHADAP NERACA, REALISASI ANGGARAN, DAN ARUS KAS].

18

Menurut opini BPK, karena pengaruh hal-hal yang diuraikan dalam paragraf di atas, laporan

19

keuangan yang disebut pada paragraf pertama di atas tidak menyajikan secara wajar, posisi

20

keuangan [NAMA ENTITAS] tanggal 31 Desember 20X1 dan 20X0, serta realisasi anggaran, dan

21

arus kas untuk tahun yang berakhir tanggal-tanggal tersebut.

22

Untuk memperoleh keyakinan yang memadai atas kewajaran laporan keuangan tersebut, BPK juga

23

melakukan pemeriksaan terhadap sistem pengendalian intern dan kepatuhan terhadap ketentuan

24

perundang-undangan. Laporan hasil pemeriksaan atas Sistem Pengendalian Intern dan Laporan hasil

25

pemeriksaan atas Kepatuhan Terhadap Ketentuan Peraturan Perundang-undangan disajikan dalam

26

Laporan Nomor [NOMOR LAPORAN] dan Nomor [NOMOR LAPORAN] tanggal [TANGGAL,

27

BULAN DAN TAHUN], yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan ini.

28

29

[TEMPAT], [TANGGAL, BULAN, DAN TAHUN]

30

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

31

REPUBLIK INDONESIA

32

Ketua/ Wakil Ketua/ Anggota/

33

Penanggung Jawab Pemeriksaan,

34

[TANDA TANGAN]

35

[NAMA]

36

[REGISTER NEGARA [NOMOR REGISTER]]11

37 38 39

11

(32)

24

BAB VII

1

BENTUK DAN ISI LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

2

DENGAN OPINI PERNYATAAN MENOLAK MEMBERIKAN

3

OPINI ATAU TIDAK MENYATAKAN PENDAPAT (TMP)

4

Umum

5

01 Pemeriksa memberikan pernyataan menolak memberikan opini atau 6

Tidak Menyatakan Pendapat (TMP) apabila pemeriksaan tidak dapat dilaksanakan 7

sesuai dengan standar pemeriksaan. Keadaan tersebut dapat disebabkan pembatasan 8

lingkup pemeriksaan yang berdampak material terhadap laporan keuangan secara 9

keseluruhan. 10

02 Suatu pernyataan menolak memberikan opini, menyatakan bahwa 11

pemeriksa tidak menyatakan opini atas laporan keuangan. Pemeriksa dapat tidak 12

menyatakan suatu opini, bilamana pemeriksa tidak dapat merumuskan atau tidak 13

merumuskan suatu opini tentang kewajaran laporan keuangan, sesuai dengan SAP. 14

Jika pemeriksa menyatakan tidak memberikan opini, laporan auditor harus 15

memberikan semua alasan substantif yang mendukung pernyataannya tersebut. 16

03 Pernyataan menolak memberikan opini, diungkapkan jika pemeriksa 17

tidak melaksanakan pemeriksaan yang lingkupnya memadai untuk memungkinkan 18

memberikan opini atas laporan keuangan. Pernyataan menolak memberikan opini 19

(TMP) tidak boleh diberikan jika atas dasar pemeriksaannya pemeriksa yakin 20

terdapat penyimpangan material dari SAP. Jika terdapat penyimpangan material 21

dari SAP maka opini yang diberikan adalah WDP atau TW seperti pada Bab V 22

paragraf 12-16. Jika pernyataan menolak memberikan opini disebabkan pembatasan 23

lingkup audit, pemeriksa harus menunjukkan dalam paragraf terpisah semua alasan 24

substantif yang mendukung pernyataan tersebut. Pemeriksa menyatakan bahwa 25

lingkup pemeriksaannya tidak memadai untuk menyatakan opini atas laporan 26

keuangan. 27

04 Pemeriksa tidak mengungkapkan prosedur pemeriksaan yang 28

dilaksanakan dan tidak menjelaskan karakteristik pemeriksaannya dalam suatu 29

paragraf (yaitu, paragraf lingkup audit dalam laporan hasil pemeriksaan). Jika 30

pemeriksa menjelaskan bahwa pemeriksaan telah dilaksanakan berdasarkan Standar 31

Pemeriksaan Keuangan Negara, pengungkapan ini dapat mengaburkan pernyataan 32

menolak memberikan opini. 33

(33)

25

Format Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan

1

dengan Opini Tidak Menyatakan Pendapat (TMP)

2

05 Format Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan dengan 3

opini TMP disajikan sebagai berikut: 4

5

6

7

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN 8

REPUBLIK INDONESIA 9

10

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

11

ATAS LAPORAN KEUANGAN

12

13

Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan

14

dan Tanggung Jawab Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan

15

Pemeriksa Keuangan, BPK berwenang memeriksa Neraca [NAMA ENTITAS] tanggal 31 Desember

16

20X1 dan 20X0, serta laporan realisasi anggaran, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir

17

pada tanggal-tanggal tersebut serta catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan adalah

18

tanggung jawab [NAMA ENTITAS].

19

[PARAGRAF KEDUA (LINGKUP) LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN TIDAK PERLU

20

DICANTUMKAN]

21

[PARAGRAF-PARAGRAF YANG MENGUNGKAPKAN SEMUA ALASAN YANG MENYEBABKAN

22

MENOLAK MEMBERIKAN OPINI. PARAGRAF BERIKUT ADALAH CONTOH DARI ALASAN

23

YANG MENYEBABKAN MENOLAK MEMBERIKAN OPINI]

24

[NAMA ENTITAS] tidak melakukan penghitungan fisik persediaan dalam tahun 20X1, atau 20X0,

25

yang dicantumkan dalam laporan keuangan sebesar Rp ……… pada tanggal 31 Desember 20X1 dan

26

Rp ……. pada tanggal 31 Desember 20X0. Lebih lanjut, bukti-bukti yang mendukung harga

27

perolehan aktiva tetap yang dibeli tahun 20X0 tidak lagi tersedia dalam arsip [NAMA ENTITAS].

28

Catatan entitas tidak memungkinkan bagi BPK untuk melaksanakan prosedur pemeriksaan lain

29

terhadap persediaan dan aktiva tetap.

30

Karena [NAMA ENTITAS] tidak melaksanakan penghitungan fisik persediaan dan BPK tidak dapat

31

menerapkan prosedur pemeriksaan untuk meyakinkan nilai persediaan dan aktiva tetap, lingkup

32

pemeriksaan BPK tidak cukup untuk memungkinkan menyatakan opini dan BPK menolak

33

memberikan opini atas laporan keuangan [NAMA ENTITAS] tahun 20X1, atau 20X0.

34

Untuk memperoleh keyakinan yang memadai atas kewajaran laporan keuangan tersebut, BPK juga

35

melakukan pemeriksaan terhadap sistem pengendalian intern dan kepatuhan terhadap ketentuan

36

perundang-undangan. Laporan hasil pemeriksaan atas Sistem Pengendalian Intern dan Laporan hasil

37

pemeriksaan atas Kepatuhan Terhadap Ketentuan Peraturan Perundang-undangan disajikan dalam

(34)

26

Laporan Nomor [NOMOR LAPORAN] dan Nomor [NOMOR LAPORAN] tanggal [TANGGAL,

1

BULAN DAN TAHUN], yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan ini.

2 3 4

[TEMPAT], [TANGGAL, BULAN, DAN TAHUN]

5

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

6

REPUBLIK INDONESIA

7

Ketua/ Wakil Ketua/ Anggota/

8

Penanggung Jawab Pemeriksaan,

9

[TANDA TANGAN]

10

[NAMA] 11

[REGISTER NEGARA [NOMOR REGISTER]]12

12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 12

(35)

27

BAB VIII

1

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN YANG BERBEDA ATAS

2

LAPORAN KEUANGAN KOMPARATIF YANG DISAJIKAN

3

Umum

4

01 Laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan komparatif berlaku 5

untuk laporan keuangan individual yang disajikan dalam satu laporan hasil 6

pemeriksaan. Pemeriksa dapat menyatakan opini yang berbeda untuk periode 7

laporan keuangan yang berbeda. 8

Misalnya pemeriksa dapat memberikan opini wajar dengan pengecualian, atau opini 9

tidak wajar, atau pernyataan tidak memberikan opini, atau mencantumkan paragraf 10

penjelasan terkait dengan laporan keuangan untuk satu atau beberapa periode 11

tertentu dan menyatakan opini yang berbeda untuk periode lainnya. 12

Format Laporan Hasil Pemeriksaan Dengan Opini Wajar Tanpa

13

Pengecualian atas Laporan Keuangan Tahun Lalu dan Opini Wajar

14

Dengan Pengecualian atas Laporan Keuangan Tahun Sekarang

15 16 17 18 19

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN 20

REPUBLIK INDONESIA 21

22

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

23

ATAS LAPORAN KEUANGAN

24 25

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

26

Tanggung Jawab Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan

27

Pemeriksa Keuangan, BPK telah memeriksa Neraca [NAMA ENTITAS] tanggal 31 Desember 20X1

28

dan 20X0, Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan Arus Kas untuk tahun yang berakhir pada

29

tanggal-tanggal tersebut serta Catatan atas Laporan Keuangan. Laporan keuangan adalah tanggung

30

jawab [NAMA ENTITAS]. Tanggung jawab BPK terletak pada pernyataan opini atas laporan

31

keuangan berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan.

32

BPK melaksanakan pemeriksaan berdasarkan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara. Standar

33

tersebut mengharuskan BPK merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan agar memperoleh

34

keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu pemeriksaan

35

meliputi pengujian bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan

36

keuangan. Pemeriksaan juga meliputi penilaian atas penerapan prinsip akuntansi yang digunakan dan

Referensi

Dokumen terkait

TOS, JmbA5K, AID, JmbA 3M, JmbA dan AS3K disajikan pada Gambar 5.3. Strain JmbA, TOS dan AID merupakan hasil isolasi dari sampel angkak yang terdapat di beberapa daerah

Lembaga ini merupakan lembaga masyarakat yang mandiri, artinya jika sudah tidak ada lagi dana stimulan dari pemerintah, lembaga ini akan tetap survive dan mampu

menggunakan elastic resistance band dengan kekuatan otot tungkai tinggi dipasangkan dengan kelompok peserta didik latihan shadow dengan enkle weight dengan kekuatan otot

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Kepemimpinan Transformasional terhadap Organization Citizenship Behavior (OCB) ,

 Kertas adalah bahan Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang tipis dan rata, yang dihasilkan yang dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp. dengan kompresi

- Peminat yang belum pernah mendengar nama Belinyu akan memilih untuk memiliki buku tentang daerah lain yang lebih familiar dan yang lebih akrab di telinganya. -

Berdasarkan perbedaan tersebut, maka dapat dilihat bahwa perbedaan strain N, b, dan tx hanya pada 1 sifat saja (satu sifat beda) sehingga diperoleh persilangan