• Tidak ada hasil yang ditemukan

BIRDWATCHING. di Taman Wisata Alam Kerandangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BIRDWATCHING. di Taman Wisata Alam Kerandangan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

I Wayan Suana Saleh Amin Hilman Ahyadi Lalu Achmad Tan Tilar Wangsajati Sukmaring Kalih Gito Hadiprayitno

BIRDWATCHING

di Taman Wisata Alam Kerandangan

Penerbit K-Media

Yogyakarta, 2016

(3)

ii UU No 19 Tahun 2002, Tentang Hak Cipta Fungsi dan Sifat hak Cipta Pasal 2

1. Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi pencipta atau pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Hak Terkait Pasal 49

1. Pelaku memiliki hak eksklusif untuk memberikan izin atau melarang pihak lain yang tanpa persetujuannya membuat, memperbanyak, atau menyiarkan rekaman suara dan/atau gambar pertunjukannya.

Sanksi Pelanggaran Pasal 72

1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) atau pasal 49 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)

(4)

Birdwatching di Taman Wisata Alam Kerandangan

Copyright © 2016

Penulis : I Wayan Suana, Saleh Amin, Hilman Ahyadi, Lalu Achmad Tan Tilar W.S.K, Gito Hadiprayitno

Desain buku : Saleh Amin

Gambar sampul : Celepuk Rinjani (Otus jolandae) oleh Saleh Amin

KONTRIBUTOR FOTO

Lan Sunarta : Uncal Buau (halaman 23)

Wahyudi Amin : Gosong Kaki-merah (halaman 14) Kehicap Ranting (halaman 54) Saleh Amin : Semua foto lainnya

Copyright © 2016 by Penerbit K-Media All right reserved

Isi diluar tanggung jawab percetakan

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang No 19 Tahun 2002. Dilarang memperbanyak/menyebarluaskan dalam bentuk apapun

tanpa izin tertulis dari Penerbit K-Media. Cetakan Pertama: Desember 2016

Penerbit K-Media Anggota IKAPI

Perum Pondok Indah Banguntapan, Blok B-15 Potorono, Banguntapan, Bantul. 55196. Yogyakarta

e-mail: [email protected]

SUANA, I Wayan, et al.

Birdwatching; di Taman Wisata Alam Kerandangan, I Wayan Suana, dkk. -- Yogyakarta: Penerbit K-Media, 2016.

72 hlm. ; 23 cm. ISBN: 978-602-6570-00-0

(5)

DAFTAR ISI

Daftar Isi

Pengantar

Pendahuluan

Rujukan

Glosari

Indeks Nama Indonesia

Indeks Nama Ilmiah

Index of English Names

9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 29 30 31 32 33 34 35 36 37 Kokokan Laut Sikepmadu Asia Elang Bondol Elangalap Cina Elang Flores Gosong Kaki-merah Ayamhutan Merah Ayamhutan Hijau Gemak Loreng Kareo Padi Walik Kembang Pergam Hijau Merpatihutan Metalik Uncal Buau Delimukan Zamrud Kangkok Ranting Kedasi Emas Bubut Alang-alang Celepuk Rinjani Walet Sarang-putih Walet Sapi Kapinis Rumah Udang Punggung-merah Cekakak Kalung-coklat Cekakak Sungai Cekakak Tunggir-putih Kirikkirik Laut Tionglampu Biasa Caladi Tilik Paok Laus Layanglayang Loreng Kapasan Sayap-putih Sepah Hutan Merbah Cerukcuk Bentet Kelabu Cincoang Coklat Anis Hutan Cicakopi Melayu Cici Merah Cinenen Jawa Cikrak Kutub Sikatan Dada-merah Kehicap Ranting Kancilan Bakau Gelatikbatu Kelabu Cabai Lombok Burungmadu Kelapa Burungmadu Sriganti Kacamata Laut Isapmadu Topi-sisik Cikukua Tanduk Bondol Peking Kepudang Kuduk-hitam Srigunting Kelabu Srigunting Wallacea Kekep Babi 38 39 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66

1

2

3

67

68

70

71

72

Birdwatching di TWA Kerandangan

(6)

PENGANTAR

Ekowisata birdwatching banyak diminati wisatawan dalam satu dekade terakhir. Banyak agen-agen wisata yang menawarkan paket-paket wisata birdwatching bermunculan. Lombok yang merupakan salah satu daerah tujuan wisata di Indonesia belum mengandalkan ekowisata birdwatching sebagai salah satu objek daya tarik wisata, padahal Lombok mempunyai potensi yang besar untuk itu. Taman Wisata Alam (TWA) Kerandangan merupakan salah satu kawasan yang sangat potensial untuk menjadi kawasan ekowisata birdwatching. Untuk mendukung pengembangan ekowisata birdwatching di TWA Kerandangan maka diperlukan panduan agar memudahkan wisatawan dalam berwisata.

Buku ini disusun dengan tujuan untuk menyediakan panduan bagi wisatawan yang berminat melakukan wisata birdwatching di TWA Kerandangan. Deskripsi mengenai ciri khas burung, habitat, serta perilakunya, disajikan secara ringkas namun padat, sehingga memudahkan wisatawan untuk mengindentifikasi burung di lapang. Gambar-gambar burung juga ditampilkan untuk mendukung deskripsi yang telah disajikan. Selain itu disajikan pula peta jalur-jalur pengamatan yang dapat dipilih oleh wisatawan sesuai dengan minatnya.

Melalui serangkaian penelitian yang panjang, kami berharap dapat menyajikan yang terbaik di dalam buku ini. Tetapi kami menyadari bahwa buku ini tidaklah sempurna. Saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak sangat kami harapkan, agar dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada. Tak lupa juga kami sampaikan terimakasih kepada KEMRISTEKDIKTI atas hibah Penelitian Prioritas Nasional MP3EI, BKSDA NTB atas ijin penelitian, serta semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian buku ini. Kami berharap buku ini dapat memenuhi harapan pihak-pihak yang memerlukan, terutama wisatawan yang berminat melakukan wisata birdwatching di TWA Kerandangan.

Mataram, Agustus 2016 Penulis

(7)

H

utan Kerandangan merupakan kawasan konservasi yang berada di bawah pengelolaan Balai Konservasi Sumberdaya Daya Alam Nusa Tenggara Barat (BKSDA NTB). Berdasarkan Surat Keputusan (SK) Menteri Kehutanan No. 494/ Kpts-II/92, tanggal 1 Juni 1992, status hutan Kerandangan adalah sebagai Taman Wisata Alam (TWA) dengan luas 396,10 ha. Tipe vegetasi hutan Kerandangan adalah hutan musim dataran rendah. Tipe iklim menurut klasifikasi Schmidt-Ferguson adalah tipe iklim D yang sangat dipengaruhi oleh angin muson.

S

ecara administrasi pemerintahan, TWA Kerandangan termasuk ke dalam wilayah Desa Senggigi, Kecamatan Batu Layar, Kabupaten Lombok Barat. Secara astronomis terletak pada 8º20´13´´ – 8º20´15´´ LS dan 116º04´00´´ – 116º04´03´´ BT.

K

eberadaan dua air terjun, yaitu: Goa Walet dan Putri Kembar merupakan Obyek Daya Tarik Wisata (ODTW) yang menjadi favorit bagi wisatawan lokal di TWA Kerandangan. Keanekaragaman flora dan fauna juga berpotensi untuk dikembangkan sebagai ODTW baru, sehingga dapat meningkatkan jumlah wisatawan ke TWA Kerandangan.

S

pesies tumbuhan yang terdapat di TWA Kerandangan, antara lain: kelicung (Dyospiros malabarica), terep (Arthocarpus elastica), sentul (Aglaia sp.), beringin (Ficus benjamina), goak (Ficus sp.), klokos udang (Dracontomellon

mangiferum) dan jukut (Eugenia sp.).

D

i TWA Kerandangan terdapat 56 spesies burung yang termasuk ke dalam 31 famili. Diantara spesies-spesies tersebut, terdapat satu spesies yang menurut IUCN statusnya tergolong Kritis (Critically Endangered) yaitu Elang Flores (Nisaetus

floris). Terdapat juga tiga spesies burung yang statusnya Hampir Terancam

(Near Threatened). Ketiga spesies burung tersebut adalah Celepuk Rinjani (Otus

jolandae), Cekakak Kalung-cokelat (Todiramphus australasia), dan Sikatan

Dada-merah (Ficedula dumetoria). Satwa lain seperti biawak (Varanus salvator), kera ekor panjang (Macaca fascicularis) dan lutung (Tracypithecus auratus) juga dapat dijumpai di TWA Kerandangan.

PENDAHULUAN

TAMAN WISATA ALAM KERANDANGAN

Birdwatching di TWA Kerandangan

(8)

S

umberdaya ekowisata terdiri dari sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang dapat diintegrasikan menjadi komponen terpadu bagi pemanfaatan wisata. Berdasarkan konsep pemanfaatan, wisata dapat diklasifikasikan menjadi: wisata alam (nature tourism), wisata budaya (cultural tourism), dan ekowisata (ecotourism, green tourism atau alternative tourism).

W

isata alam merupakan aktivitas wisata yang ditujukan pada pengalaman terhadap kondisi alam atau daya tarik panoramanya. Wisata budaya menjadikan kekayaan budaya sebagai obyek wisata dengan penekanan pada aspek pendidikan. Ekowisata berorientasi pada lingkungan untuk menjembatani kepentingan perlindungan sumberdaya alam/lingkungan dan industri kepariwisataan.

E

kowisata merupakan perjalanan ke daerah alami serta bertanggung jawab untuk melestarikan lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Ekowisata dimulai ketika dirasakan adanya dampak negatif pada kegiatan pariwisata massal oleh ahli lingkungan, budayawan, tokoh masyarakat dan pelaku bisnis pariwisata. Setelah itu paradigma pariwisata bergeser dari wisata massal ke wisata minat khusus. Wisatawan minat khusus menginginkan perjalanan yang lebih bermakna, berkualitas dan menambah pengalaman hidupnya serta memperoleh pengetahuan baru.

E

kowisata memaksimalkan dan sekaligus melestarikan potensi sumber daya alam dan budaya masyarakat setempat untuk dijadikan sebagai sumber pendapatan yang berkesinambungan. Ekowisata menyatukan konservasi, masyarakat, dan perjalanan yang berkelanjutan. Ini berarti bahwa mereka yang melaksanakan dan berpartisipasi dalam kegiatan ekowisata harus mengikuti prinsip - prinsip ekowisata, yaitu: 1) mencegah dan menanggulangi dampak aktivitas wisata terhadap alam dan budaya dengan cara yang sesuai dengan karakter sosial budaya setempat; 2) memberikan pendidikan konservasi lingkungan kepada pelaku wisata dan masyarakat; 3) alokasi retribusi dan pajak untuk pengelolaan kawasan konservasi; 4) memotivasi dan meningkatkan peran masyarakat dalam proses pengelolaan kawasan; 5) masyarakat mendapat nilai ekonomi dari kegiatan wisata sehingga termotivasi untuk menjaga kawasan; 6) pembangunan fasilitas wisata tetap menjaga keharmonisan dan keaslian alam; dan 7) daya dukung sebagai pembatas pembangunan fasilitas dan jumlah.

EKOWISATA BIRDWATCHING

(9)
(10)

Referensi

Dokumen terkait

Pantai Labu sebagai salah satu objek wisata alam di Kabupaten Deli Serdang, memiliki potensi alam yang khas, dapat dijadikan sebagai daya tarik untuk meningkatkan kunjungan

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Fungsi Pengawasan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Dalam Melestarikan Sumber Daya Alam Di Kabupaten Merauke sudah optimal

Selain potensi alam, kawasan Batu Hoda juga memiliki Sumber Daya Budaya. yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai daya tarik wisata,

awareness terhadap wisata Jendela Alam. Keuntungan merchandise berbayar dapat dijadikan sebagai salah satu sumber pendapatan bagi perusahaan. 4) Family member card adalah

Potensi yang dimiliki oleh taman wisata alam Madapangga untuk pengembangan wisata alam memiliki beberapa potensi sektor wisata yaitu, keberadaan sumber mata air

Letaknya yang strategis di jalur laut wisata Pulau Bali, Pulau Moyo dan Pulau Komodo serta potensi sumber daya alam hayati dan keindahan panorama alam yang unik Pulau Satonda sangat

Burung dewasa memiliki mahkota berwarna ungu dan hijau, sayap dan bulu penutup ekor bagian atas berwarna hitam, iris merah kekuningan, paruh kuning, kulit mata merah, bulu

Peta Konsep Contoh-contoh sumber daya alam yang dapat diperbarui Contoh-contoh sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui Cara memelihara dan melestarikan alam sekitar Hal yang