UPAY
WISAT
YA PENIN
TA ALAM
PRO
UN
NGKATA
M PANTA
K
RID
OGRAM
FAKUL
NIVERSIT
AN KUNJ
AI LABU K
KERTAS K
OLE
DHO KUR
102204
STUDI D
LTAS ILM
TAS SUM
M E D
2013
JUNGAN
KABUPA
KARYA
EH
RNIAWAN
4038
D-III PAR
MU BUDA
MATERA
A N
3
WISATA
ATEN DEL
N
RIWISATA
AYA
A UTARA
A DI OBJE
LI SERDA
A
LEMBAR PERSETUJUAN
UPAYA PENINGKATAN KUNJUNGAN WISATA DI OBJEK
WISATA ALAM PANTAI LABU KABUPATEN DELI SERDANG
OLEH
RIDHO KURNIAWAN
102204038
Dosen Pembimbing,
Dosen pembaca,
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Kertas Karya : UPAYA PENINGKATAN KUNJUNGAN
WISATA DI OBJEK WISATA ALAM
PANTAI LABU KABUPATEN DELI
SERDANG
Oleh
: RIDHO KURNIAWAN
NIM :
102204038
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Dekan,
Dr. Syahron Lubis, M.A.
NIP. 19511013 197603 1 001
PROGRAM STUDI D-III PARIWISATA
Ketua,
ABSTRAK
Indonesia sebagai negara agraris yang sedang berkembang memiliki potensi alam, seni dan budaya yang dapat dijadikan sebagai modal untuk mengembangkan kepariwisataan. Salah satu cara yang sangat urgent untuk meningkatkan kepariwisataan adalah melalui upaya pengembangan atau pembangunan objek wisata yang belum terkelola secara baik dan berkelanjutan. Pantai Labu sebagai salah satu objek wisata alam di Kabupaten Deli Serdang, memiliki potensi alam yang khas, dapat dijadikan sebagai daya tarik untuk meningkatkan kunjungan wisata Kabupaten Deli Serdang. Selain didukung adanya daya tarik wisata, pengelola secara baik dan profesional juga sangat dibutuhkan dalam pengembangan objek wisata alam tersebut. Namun kurangnya perhatian dari pemerintah daerah menyebabkan kunjungan wisata di daerah tersebut cenderung menurun. Untuk memulihkan kembali jumlah kunjungan wisata tersebut, dibutuhkan suatu konsep pengembangan pariwisata, yaitu konsep pengembangan pariwisata berkelanjutan. Dengan demikian, maka objek wisata yang telah dikelola dapat berkembang dan diminati banyak wisatawan baik domestik maupun mancanegara dalam jangka panjang.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan karuniaNya yang begitu besar, sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas
karya ini tanpa kekurangan sesuatu apapun.
Kertas karya ini disusun sebagai salah satu syarat akademis untuk
memperoleh gelar Ahli Madya pada program studi D-III Pariwisata, Fakultas Ilmu
Budaya, Universitas Sumatera Utara. Judul yang penulis angkat dalam kertas karya
ini adalah “Upaya Peningkatan Kunjungan Wisata di Objek Wisata Alam Pantai Labu
Kabupaten Deli Serdang”.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih
kepada :
1. Dr. Syahron Lubis M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Sumatera Utara.
2. Arwina Sufika, SE., M.Si., selaku Ketua Program Studi D-III Pariwisata,
Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.
3. Drs. Marzaini Manday, MSPD, selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan arahan, dukungan, bimbingan dan
masukan dalam menyelesaikan kertas karya ini.
4. Budi Santoso, S.Sos, selaku Dosen Pembaca yang telah banyak memberikan
5. Solahuddin Nasution S.E., M.SP., selaku Koordinator Praktek Kerja
Lapangan Jurusan Pariwisata Bidang Keahlian Usaha Wisata yang telah
dengan sabar membimbing dan mengarahkan penulis.
6. Pimpinan Staf, Karyawan PT. Graha Travel & Tour dan PT. Repex Perdana
Internasional Medan yang telah membantu penulis selama Praktek Kerja
Lapangan.
7. Staf pengajar pada Program Studi D-III Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya,
Universitas Sumatera Utara.
8. Staf Kantor Jurusan Program Studi D-III Pariwisata, kak Tri dan kak July
yang telah dengan sabar melayani, membantu dan mengarahkan
mahasiswanya.
9. Teristimewa kepada kedua orangtua penulis, Alm. H. Bachtar dan Zubaidah
yang telah memberikan dukungan moril maupun materil, abang-abang
penulis Hari Sucipto Nugroho S.Sos., Andri Wibowo, Zuhelmi yang selalu
memberi semangat, nasehat, dukungan moril dan materil kepada penulis.
10.Kepada sahabat-sahabat penulis, Indrasyah Putra dan Sekar Nila yang selalu
memberi semangat, dukungan dan membantu penulis selama penelitian
kertas karya ini.
11.Kepada seluruh kawan-kawan Usaha Wisata ’10 terima kasih atas
kesetiakawanan kalian semua selama masa perkuliahan. Terkhusus kepada
12.Kepada seluruh kawan-kawan Perhotelan ’10 terima kasih atas
kesetiakawanan kalian semua selama masa perkuliahan. Terkhusus kepada
sahabat-sahabat penulis, Ardeyaningsih, Nurul.
13.Kepada seluruh rekan-rekan IMAPA-USU tetap semangat dalam
berorganisasi dan bersosialisasi.
Penulis sadar masih banyak kekurangan dalam penulisan kertas karya ini, oleh
sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
semua pihak untuk kesempurnaan kertas karya ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih atas perhatian pembaca, semoga
kertas karya ini dapat memberikan masukan bagi mahasiswa/i D-III Pariwisata
Universitas Sumatera Utara, khususnya Program Studi Usaha Wisata dan masyarakat
pada umumnya.
Medan, Oktober 2013 Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.4 Manfaat Penelitian ... 5
1.5 Metode Penelitian ... 6
1.6 Sistematika Penulisan ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pariwisata ... 9
2.2 Pengertian Wisatawan ... 10
2.3 Motivasi Perjalanan Wisata ... 12
2.4 Pengertian Industri Pariwisata ... 13
2.5 Produk Wisata ... 15
2.6 Daya Tarik Wisata ... 16
2.6.1 Daya Tarik Pariwisata dari Segi Budaya ... 17
2.6.2 Daya Tarik Pariwisata dari Segi Sejarah ... 18
2.7.1 Sarana Kepariwisataan ... 19
2.7.2 Prasarana Kepariwisataan ... 21
2.8 Kunjungan Wisata ... 22
2.9 Strategi Peningkatan Kunjungan Wisata ... 22
BAB III GAMBARAN UMUM KABUPATEN DELI SERDANG 3.1 Profil Kabupaten Deli Serdang ... 23
3.2 Sejarah Kabupaten Deli Serdang ... 25
3.3 Demogafi ... 27
3.3.1 Letak dan Luas Kabupaten Deli Serdang ... 27
3.3.2 Pembagian Wilayah Administratif ... 28
3.3.3 Topografi ... 29
3.3.4 Iklim ... 32
3.4 Luas Jenis Tanah dan Penggunaan Lahan ... 32
3.5 Sarana dan Prasarana Kepariwisataan Kabupaten Deli Serdang ... 33
BAB IV UPAYA PENINGKATAN KUNJUNGAN WISATA DI OBJEK WISATA ALAM PANTAI LABU KABUPATEN DELI SERDANG 4.1 Sejarah Pantai Labu ... 35
4.2 Gambaran Umum Objek Wisata Pantai Labu ... 37
4.3 Potensi Yang Dimiliki ... 38
4.4 Sarana dan Prasarana Objek Wisata Pantai Labu ... 39
4.5 Upaya Peningkatan Kunjungan Wisata Alam Pantai Labu ... 42
4.5.2 Peningkatan Sumber Daya Budaya ... 43
4.5.3 Peningkatan Sumber Daya Manusia ... 43
4.5.4 Pembangunan Sarana dan Prasarana Pendukung ... 44
4.5.5 Promosi Pantai Labu Secara Berkesinambungan ... 44
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 46
5.2 Saran ... 47
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Nama-nama Kecamatan di Kabupaten Deli Serdang ... 28
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Lambang Kabupaten Deli Serdang ... 25
Gambar 3.2 Peta Kabupaten Deli Serdang ... 28
Gambar 4.1 Pemandangan Alam Pantai Labu ……….. 36
Gambar 4.2 Pemandangan dari bibir pantai objek wisata alam Pantai Labu …... 37
Gambar 4.3 Sarana dan Prasarana Pantai Labu ……… 40
Gambar 4.4 Pendopo Pantai Labu ……… 40
ABSTRAK
Indonesia sebagai negara agraris yang sedang berkembang memiliki potensi alam, seni dan budaya yang dapat dijadikan sebagai modal untuk mengembangkan kepariwisataan. Salah satu cara yang sangat urgent untuk meningkatkan kepariwisataan adalah melalui upaya pengembangan atau pembangunan objek wisata yang belum terkelola secara baik dan berkelanjutan. Pantai Labu sebagai salah satu objek wisata alam di Kabupaten Deli Serdang, memiliki potensi alam yang khas, dapat dijadikan sebagai daya tarik untuk meningkatkan kunjungan wisata Kabupaten Deli Serdang. Selain didukung adanya daya tarik wisata, pengelola secara baik dan profesional juga sangat dibutuhkan dalam pengembangan objek wisata alam tersebut. Namun kurangnya perhatian dari pemerintah daerah menyebabkan kunjungan wisata di daerah tersebut cenderung menurun. Untuk memulihkan kembali jumlah kunjungan wisata tersebut, dibutuhkan suatu konsep pengembangan pariwisata, yaitu konsep pengembangan pariwisata berkelanjutan. Dengan demikian, maka objek wisata yang telah dikelola dapat berkembang dan diminati banyak wisatawan baik domestik maupun mancanegara dalam jangka panjang.
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Industri kepariwisataan dewasa ini merupakan salah satu industri yang sangat
berkembang. Seperti halnya di Indonesia, sektor pariwisata diharapkan dapat
meningkatkan kunjungan wisatawan luar negeri maupun dalam negeri sehingga dapat
meningkatkan devisa bagi negara.
Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki banyak sekali objek
wisata, baik yang belum maupun yang sudah dikembangkan. Salah satu daerah tujuan
wisata di Indonesia yang sudah berkembang secara optimal adalah Pulau Bali. Pulau
Bali merupakan icon pariwisata Indonesia. Namun, sebenarnya masih banyak objek wisata yang belum dikenal oleh wisatawan luar maupun dalam negeri yang tersebar
di kepulauan Indonesia. Objek wisata tersebut memiliki potensi alam yang luar biasa
menarik jika dikembangkan secara optimal.
Sumatera Utara adalah salah satu Daerah Tujuan Wisata di Indonesia selain
Jawa dan Bali. Sumatera Utara juga memiliki potensi yang sangat memadai dalam
dunia kepariwisataan, karena provinsi ini juga memiliki alam yang tidak kalah
dengan Daerah Tujuan Wisata lainnya yang tersebar di pelosok Indonesia. Provinsi
Sumatera Utara merupakan daerah yang multikultural, dalam arti daerah tersebut
memiliki bermacam-macam budaya yang memiliki ciri khas masing-masing.
Objek wisata di Sumatera Utara yang selalu menjadi andalan adalah Parapat
2
Lawang yang berada di Kabupaten Langkat yang terkenal dengan orang hutannya,
dan Berastagi di Kabupaten Karo yang terkenal dengan wisata alamnya. Selain
objek-objek wisata tersebut sebenarnya masih banyak objek-objek-objek-objek wisata lain di Sumatera
Utara yang cukup menarik untuk dikunjungi, misalnya objek wisata air terjun
Sipiso-piso, Tangkahan, Pematang Purba dan lain sebagainya yang tersebar di hampir semua
kabupaten di Sumatera Utara.
Kabupaten Deli Serdang adalah sebuah kabupaten di provinsi Sumatera Utara.
Ibu kota kabupaten ini berada di Lubuk Pakam. Kabupaten Deli Serdang dikenal
sebagai salah satu daerah dari 25 Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara.
Kabupaten yang memiliki keanekaragaman sumber daya alamnya yang besar
sehingga merupakan daerah yang memiliki peluang investasi cukup menjanjikan.
Kecamatan Pantai Labu sebagai salah satu kecamatan di kabupaten Deli
Serdang, memiliki salah satu potensi kepariwisataan berupa pantai yaitu Pantai Labu
sesuai dengan namanya.
Pantai Labu memiliki panorama pantai yang indah dan tidak kalah dengan
objek wisata lainnya yang berada di Kabupaten Deli Serdang. Objek wisata ini
memiliki potensi yang unik, berupa keindahan air pantai yang berwarna putih,serta
pasir putih dan kebersihan airnya ditambah dengan deru ombak yang deras. Di objek
wisata ini juga terdapat tempat pemancingan untuk pengunjung yang berada di areal
3
Pantai ini juga dapat ditemukan berbagai flora dan fauna yang ada dipantai seperti
rumput laut, ganggang, molusca, ubur-ubur (Aurelia aurita), ikan (Pisces), udang, kepiting dan remis. Tanaman-tanaman tersebut menjadi konsumsi utama bagi
kepiting dan burung pantai.
Dengan adanya potensi yang menarik yang disuguhkan oleh Pantai Labu
tersebut, diharapkan dapat meningkatkan daya tarik kepariwisataan dan pada
gilirannya dapat menarik datangnya pengunjung baik dari dalam maupun luar negeri.
Dengan suatu perencanaan yang matang, kawasan wisata alam ini dapat
dikembangkan tanpa melupakan konsep kepariwisataan yang berkelanjutan.
Konsep kepariwisataan yang menyebutkan pembangunan pariwisata
berkelanjutan harus menjaga kelestarian Sumber Daya Alam dan Budaya. Dengan
pengembangan kepariwisataan tersebut, sebaiknya tidak mengeksploitasi Sumber
Daya Alam dan pemanfaatan tidak menyisakan kerusakan lingkungan secara
permanen, serta pemanfaatannya harus melibatkan masyarakat lokal. Artinya
pembangunan pariwisata bertujuan untuk memberi keuntungan optimal bagi
pemangku kepentingan dan nilai kepuasan bagi wisatawan dalam jangka panjang.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk memilih judul kertas
4
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya maka rumusan
masalah yang akan diteliti dalam kertas karya ini adalah : Bagaimana dan
upaya-upaya apa saja yang harus dilakukan untuk meningkatkan kunjungan wisata di objek
wisata alam Pantai Labu?
1.3Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut :
a. Tujuan umum
1. Sebagai salah satu syarat akademis untuk menyelesaikan pendidikan dan
memperoleh gelar Ahli Madya Pariwisata pada program studi pariwisata
bidang keahlian Usaha Wisata di Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Sumatera Utara
2. Kertas karya ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan
wawasan bagi pembaca dalam bidang kepariwisataan pada umumnya dan
pengembangan objek wisata Pantai Labu pada khususnya
3. Kertas karya ini diharapkan dapat dijadikan sebagai pedoman untuk
pengembangan objek wisata Pantai Labu ke arah yang lebih baik bagi
5
b. Tujuan khusus
Untuk mengetahui upaya-upaya apa yang harus dilakukan dalam
meningkatkan kunjungan wisata di objek wisata alam Pantai Labu di
Kabupaten Deli Serdang.
1.4Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pemerintah daerah
setempat sebagai salah satu instansi yang berwenang dalam pengambilan kebijakan
dalam pengembangan kepariwisataan di daerah tersebut, dan juga diharapkan
memberi manfaat bagi pelaku pariwisata dan masyarakat setempat.
b. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan
ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan upaya-upaya pengembangan
kepariwisataan, khususnya objek Wisata Pantai/Bahari.
1.5Metode Penelitian
Metode yang akan dilakukan untuk mendapatkan informasi maupun data-data
dalam menyusun karya tulis ini adalah :
6
Suatu cara atau metode yang akan dilakukan dalam mengumpulkan data
terlebih dahulu melalui buku-buku kepariwisataan dan buku yang berisi informasi
mengenai objek wisata alam Pantai Labu di Kabupaten Deli Serdang, ditambah
dengan brosur pariwisata Kabupaten Deli Serdang yang berhubungan dengan judul
tulisan ini.
b. Penelitian lapangan (field research)
Suatu cara atau metode yang dilakukan dalam pengumpulan data atau
informasi dengan cara mengadakan pengamatan langsung ke objek penelitian serta
melakukan wawancara dengan beberapa narasumber agar data dan informasi lebih
akurat. Selain itu penulis juga merekam kondisi objek wisata tersebut dengan media
kamera untuk mendapatkan foto-foto objek wisata tersebut.
1.6Sistematika Penulisan
Sistematika yang diterapkan dalam kertas karya ini diuraikan dalam 5 bab
yang saling berkaitan dan terbagi lagi menjadi beberapa sub bab, secara ringkas dapat
diuraikan sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian dan metode penelitian.
7
Bab ini menguraikan tentang uraian teoritis tentang kepariwisataan, industri
pariwisata, produk pariwisata objek wisata dan atraksi wisata, pengertian sarana dan
prasarana, pemasaran pariwisata, serta kegiatan promosi pariwisata.
BAB III : GAMBARAN UMUM KABUPATEN DELI SERDANG
Bab ini menguraikan tentang profil Kabupaten Deli Serdang, sejarah
Kabupaten Deli Serdang, letak geografis Kabupaten Deli Serdang, pembagian
wilayah administratif, sarana dan prasarana kepariwisataan di Kabupaten Deli
Serdang, dan perekonomian masyarakatnya.
BAB IV : UPAYA PENINGKATAN KUNJUNGAN WISATA DI OBJEK WISATA
ALAM PANTAI LABU KABUPATEN DELI SERDANG
Bab ini menguraikan gambaran umum mengenai objek wisata alam Pantai
Labu, sejarah Pantai Labu, potensi-potensinya yang mencakup Sumber Daya Alam,
Sumber Daya Budaya dan Sumber Daya Manusia, serta dampak pengembangan objek
tersebut bagi pemerintah dan masyarakat Kabupaten Deli Serdang.
BAB V : PENUTUP
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pariwisata
Pengertian-pengertian mengenai pariwisata yang menitikberatkan pada
kegiatan berwisata yang bertujuan untuk bersenang-senang dan mendapatkan service selama dalam perjalanan. Tetapi, konsep dalam ilmu pariwisata yang seharusnya
didasari atas moral sehingga tercipta suatu tata krama yang baik selama melakukan
perjalanan ke suatu negara atau wilayah. Pernyataan ini didukung oleh pengertian
pariwisata sebagai berikut, (Kencana, 2009:15) menyatakan :
“Secara etimologi, kata pariwisata berasal dari Bahasa Sansekerta, yaitu kata “pari”
yang berarti halus, maksudnya mempunyai tata krama tinggi dan “wisata” yang
berarti kunjungan atau perjalanan untuk melihat, mendengar, menikmati dan
mempelajari sesuatu. Jadi, pariwisata itu berarti menyuguhkan suatu kunjungan
secara bertata krama dan berbudi”
Berdasarkan Undang-Undang RI No. 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan
menyebutkan bahwa pariwisata adalah :
“berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang
disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah”.
Dari beberapa definisi yang dikemukakan di atas terdapat beberapa hal yang
merupakan ciri dari pariwisata (Nyoman, 1994:18), yaitu :
9
2. Perjalanan tersebut dilakukan untuk sementara.
3. Perjalanan tersebut berkaitan dengan rekreasi.
4. Orang-orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mencari nafkah
di tempat yang dikunjunginya, tetapi hanya sebagai konsumen.
Dan dapat disimpulkan bahwa pariwisata adalah suatu perjalanan yang
dilakukan orang dari suatu tempat ke tempat lain, untuk sementara waktu dengan
maksud atau tujuan tidak untuk berusaha atau mencari pekerjaan di tempat yang
dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan bertamasya, untuk
memenuhi keinginan yang beraneka ragam.
2.2 Pengertian Wisatawan
Berbicara mengenai pariwisata tentu tidak terlepas dari pembicaraan masalah
wisatawan. Dan salah satu yang harus kita ketahui adalah siapa yang disebut dengan
wisatawan. Banyak orang yang mendefenisikan wisatawan itu secara sederhana yaitu
wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan wisata. Tetapi pemahaman
tersebut tergolong sempit atau biasa.
Berdasarkan Undang-Undang RI No. 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan
10
Berdasarkan Undang-Undang No. 9 tahun 1969 menyebutkan bahwa
wisatawan adalah setiap orang yang berpergian dari tempat tinggalnya untuk
berkunjung ke tempat lain dengan menikmati perjalanan dari kunjungannya itu.
The Committee of Statistical Experts of the League of Nation pada tahun 1937 menyatakan bahwa wisatawan adalah setiap orang yang mengunjungi suatu negara
selain negara dimana dia bisa tinggal, dan dengan periode setidaknya 24 jam.
Kemudian menyebutkan yang dapat dianggap sebagai wisatawan adalah :
1. Orang-orang yang berpergian untuk tujuan bersenang-senang, alasan
keluarga, untuk tujuan kesehatan dan lain sebagainya.
2. Orang-orang yang berpergian untuk mengadakan pertemuan atau
mewakili kedudukan sebagai diplomat.
3. Orang-orang yang singgah dalam pelayaran lautnya, sekalipun bila
mereka tinggal kurang dari 24 jam. (Nyoman, 1994:25)
Berdasarkan konferensi Perserikatan Bangsa Bangsa mengenai perjalanan
internasional dan pariwisata di Roma tahun 1963 menyatakan bahwa wisatawan
adalah setiap orang yang mengunjungi suatu negara selain negara tempat tinggalnya
yang biasa, untuk berbagai tujuan selain mencari dan melakukan suatu pekerjaan
yang menguntungkan di negara yang dikunjugi. Dari defenisi tersebut telah
11
Dari defenisi-defenisi yang telah diuraikan diatas dapat disimpulkan batasan
yang disebut wisatawan adalah :
1. Perjalanan yang dilakukan lebih kurang 24 jam.
2. Perjalanan yang dilakukan hanya untuk sementara.
3. Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mencari nafkah di
tempat tujuannya. (Nyoman, 1994:27)
2.3 Motivasi Perjalanan Wisata
Dari defenisi wisatawan yang diuraikan diatas, kita dapat menelusuri apa yang
menjadi maksud seseorang melakukan perjalanan wisata. Pada hakikatnya mobilitas
manusia merupakan salah satu kehidupan manusia yang tidak bisa puas atau terpaku
pada suatu tempat dalam memenuhi kebutuhan atau tuntunan kelangsungan hidupnya.
Mobilitas manusia timbul dari berbagai dorongan kebutuhan atau kepentingan.
Motivasi atau tujuan perjalanan dari para wisatawan pada dasarnya dapat
digolongkan dalam dua kategori yaitu : pesiar (leiser), untuk keperluan rekreasi, liburan, kesehatan, keagamaan, olahraga dan lain sebagainya. Kemudian business untuk keperluan konferensi, lokakarya, simposium dan misi tertentu. (Nyoman,
1994:28)
2.4 Pengertian Industri Pariwisata
Ketika kita mendengar kata industri, maka timbul gambaran dibenak kita
12
produk dalam bentuk barang. Namun industri pariwisata jauh berbeda dengan yang
kita lihat biasanya.
Para ahli umumnya memberi batasan pengertian kata “industri” sebagai
berikut :
1. Industri adalah segala usaha yang bertujuan untuk menghasilkan
barang-barang atau jasa.
2. Industri adalah kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang menghasilkan
barang-barang yang sejenis atau serupa.
3. Industri adalah kumpulan dari bermacam-macam perusahaan (firms) yang
menggunakan bahan mentah yang sama. (Yoeti, 1983:138)
Dari pengertian-pengertian kata “industri” yang telah diuraikan diatas, maka
kita cenderung untuk memberikan batasan tentang industri pariwisata yaitu : “industri
pariwisata adalah kumpulan bermacam-macam perusahaan yang secara
bersama-sama menghasilkan barang dan jasa (good and service) yang dibutuhkan wisatawan pada khususnya dan traveler pada umumnya, selama dalam perjalanannya” (Yoeti,
1983:140).
Menurut Undang-Undang RI No. 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan
menjelaskan bahwa : “industri pariwisata adalah kumpulan usaha yang saling terkait
dalam rangka menghasilkan barang atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan
13
Industri pariwisata mulai dikenal di Indonesia setelah dikeluarkan instruksi
Presiden RI No. 9 tahun 1969 pada tanggal 6 Agustus, dimana dalam Bab II pasal 3
(Yoeti, 1983:138) disebutkan :
“Usaha-usaha pengembangan pariwisata di Indonesia bersifat suatu
pengembangan industri pariwisata dan merupakan bagian dari usaha pengembangan
dan pembangunan serta kesejahteraan masyarakat dan negara”.
Sesuai dengan instruksi Presiden tersebut (Yoeti, 1983:138) dikatakan bahwa
tujuan pengembangan pariwisata di Indonesia adalah :
a. Meningkatkan pendapatan devisa pada khususnya dan pendapatan negara
pada umumnya, perluasan kesempatan serta lapangan kerja dan
mendorong kegiatan-kegiatan industri sampingan lainnya.
b. Memperkenalkan dan mendayagunakan keindahan alam dan kebudayaan
Indonesia.
c. Meningkatkan persaudaraan/persahabatan nasional dan internasional.
Dengan pernyataan tersebut, jelaslah bahwa usaha-usaha yang berhubungan
dengan kepariwisataan merupakan usaha yang berifat “commercial”. Hal tersebut dapat dilihat dari betapa banyaknya jasa yang diperlukan oleh wisatawan jika
melakukan perjalanan wisata semenjak ia berangkat dari rumahnya hingga kembali
ke rumahnya tersebut. Jasa yang diperoleh tidak hanya oleh satu perusahaan yang
berbeda fungsi dalam proses pemberian pelayanannya.
14
1. Biro Perjalanan (Travel Agent) 2. Perusahaan Angkutan (Transportasi)
3. Akomodasi perhotelan
4. Bar dan Restoran
5. Souvenir dan Handicraft
6. Perusahaan-perusahaan yang berkaitan dengan aktifitas wisatawan, seperti
: money changer, bank, tempat menjual dan mencetak film, camera, kantor pos dan lain-lain (Yoeti, 1983:147)
2.5 Produk Wisata
Berbicara mengenai produk, kita cenderung memikirkan kalau produk itu
berwujud barang, tetapi produk tersebut ada dua yaitu barang dan jasa. Dalam hal
pariwisata, produk yang dipasarkan itu adalah dalam arti jasa atau pelayanan
(service).
Produk pariwisata adalah sejumlah fasilitas dan pelayanan yang disediakan
dan diperuntukkan bagi wisatawan yang terdiri dari tiga komponen, yaitu sumber
daya yang terdapat pada suatu Daerah Tujuan Wisata, fasilitas, dan transportasi
(Yoeti, 2002:128)
Ciri-ciri produk pariwisata tersebut adalah :
1. Hasil atau produk pariwisata itu tidak dapat dipindahkan.
2. Hasil atau produk pariwisata tersebut tidak dapat ditimbun.
15
4. Hasil atau produk pariwisata tidak memiliki standart atau ukuran yang
objektif.
5. Hasil atau produk pariwisata tidak tetap dan sangat dipengaruhi oleh
faktor-faktor non-ekonomis terhadap permintaan (demand).
6. Calon konsumen tidak dapat mencoba atau mencicipi produk yang
akan dibelinya.
7. Hasil atau produk pariwisata itu banyak tergantung pada tenaga
manusia dan sedikit sekali yang dapat diganti dengan mesin.
8. Dari segi pemilihan usaha, penyediaan produk industri pariwisata
dengan membangun sarana kepariwisataan yang memakan biaya besar
(Yoeti, 1983:156)
2.6 Daya Tarik Wisata
Tanpa adanya daya tarik disebuah objek wisata, maka objek wisata tersebut
pasti tidak akan berkembang. Karena dengan adanya daya tarik yang melekat pada
suatu objek wisata itulah yang menumbuhkan motivasi wisatawan untuk datang dan
berkunjung ke suatu objek wisata. Daya tarik wisata yang belum dikembangkan
semata-mata merupakan sebuah sumber daya potensial yang belum dapat disebut
daya tarik wisata.
2.6.1 Daya Tarik Pariwisata Dari Segi Budaya
Pariwisata erat kaitannya dengan budaya. Tanpa adanya budaya, maka
16
Sansekerta, yaitu “Buddhayah”, bentuk jamak dari kata “Buddhi” (akal) sehingga
dikembangkan menjadi budi-daya yaitu kemampuan akal budi seseorang atau
sekelompok manusia. (Kencana, 2009:34)
Banyak wisatawan yang datang ke suatu daerah atau negeri, karena daya tarik
budayanya, apalagi kalau budaya tersebut jauh bebeda dari budaya mereka. Misalnya
orang Amerika yang biasa berdansa berpelukan ingin melihat tari Bali yang lemah
gemulai menggerakan tangan, jari, kaki, pinggang bahkan mata. Orang Eropa yang
mengetahui cerita percintaan karya Willliam Shakespeare yang berjudul Romeo and Juliet, juga ingin melihat cerita percintaan rakyat Bali yang berjudul Jayaprana dan Layonsari. Orang Mexico yang memiliki kepahlawanan Cow Boy juga ingin melihat kepahlawanan Cindur Mato di Minangkabau. Orang Jepang yang memiliki samurai di
negerinya juga ingin melihat kepiawaian keris di Jawa, rencong di Aceh dan Mandau
di Kalimantan. (Kencana, 2009:43)
2.6.2 Daya Tarik Pariwisata dari Segi Sejarah
Berbicara mengenai sejarah, erat hubungannya dengan pariwisata. Setiap
objek wisata memiliki nilai sejarah tersendiri, dan nilai sejarah tersebut menjadi
acuan untuk objek wisata tersebut yang akan diceritakan kepada wisatawan.
Dalam Bahasa Inggris sejarah disebut “History” yang artinya masa yang telah lampau, dalam hal ini masa lampau umat manusia, oleh karena itu tentu saja sejarah
membahas kegiatan umat manusia di masa lampau. Dalam Bahasa Arab, sejarah
17
Contoh daya tarik pariwisata dari segi sejarah misalnya : Orang Amerika
Serikat yang ingin kembali mengunjungi Bukit Ifar di Sentani Jayapura karena di
tempat itu Jendral Douglas Mac Arthur pernah singgah ketika kembali dari Australia
untuk menyerbu Jepang, dalam Perang Dunia kedua.
Umat Budha yang ingin melihat kembali peninggalan karya umat Budha yaitu
Candi Borobudur yang dibuat ratusan lalu. Umat Islam yang ingin melihat tempat
Nabi Muhammad SAW pertama kali memperoleh wahyu dari Allah SWT melalui
Malaikat Jibril. Umat Hindu yang ingin melihat Bukit Kurusetra tempat Harjuna
menerima wejangan dari Awatra Sri Kresna yang menjadi tulisan Bhatara Wisnu
menjelang perang besar Bhatara Yudha. Umat Kristen Katholik yang ingin
berkunjung ke Gereja Vatikan di Roma, sebuah negara kecil tetapi memimpin umat
Katholik seluruh dunia (kecuali Anglikan) mereka mendengar pidato paus setiap
tahun, kendatipun sang paus berganti sesuai tata cara umat Katholik itu sendiri.
(Kencana, 2009:58)
2.7 Pengertian Sarana dan Prasarana 2.7.1 Sarana Kepariwisataan
Sarana kepariwisataan adalah perusahaan-perusahaan yang memberikan
pelayanan kepada wisatawan baik secara langsung maupun tidak langsung. Sarana
kepariwisataan ini harus tetap dijaga dan ditingkatkan baik dari segi kualitas dan
kuantitasnya sesuai dengan kebutuhan wisatawan. (Yoeti, 1996 : 9)
Sarana wisata dapat dibagi dalam 3 (tiga) unsur pokok, yaitu :
18
Sarana pokok kepariwisataan adalah perusahaan yang hidup dan
kehidupannya sangat tergantung kepada kedatangan orang yang melakukan
perjalanan wisata, yang termasuk di dalamnya adalah :
1. Biro Perjalanan Wisata (Travel Agent) 2. Tour Operator
3. Perusahaan Transportasi
4. Restoran, Bar, objek wisata dan atraksi wisata
B. Sarana Pelengkap Kepariwisataan (Supplementing Tourism Suprastucture)
Sarana pelengkap kepariwisataan adalah perusahaan yang menyediakan
fasilitas untuk rekreasi yang berfungsi untuk membuat para wisatawan agar dapat
lebih lama tinggal di tempat atau daerah yang dikunjunginya.
Yang termasuk dalam sarana pelengkap kepariwisataan adalah :
1. Sarana olahraga, misalnya : lapangan golf, pusat kebugaran (fitness), kolam renang, lapangan tenis dan sebagainya.
2. Sarana ketangkasan, misalnya : billyard, jackpot, pachinco dan sebagainya.
C. Sarana Penunjang Kepariwisataan (Supporting Tourism Suprastructure)
Sarana penunjang kepariwisataan adalah perusahaan yang menunjang sarana
pokok dan sarana pelengkap, yakni fasilitas-fasilitas yang diperlukan wisatawan
19
lama tinggal di daerah yang dikunjungi agar lebih banyak mengeluarkan atau
membelanjakan uangnya di daerah tersebut. Yang termasuk dalam kelompok sarana
penunjang kepariwisataan adalah :
1. Night Club 2. Steambath 3. Casino
2.7.2 Prasarana Kepariwisataan
Prasarana (infrastructure) kepariwisataan sesungguhnya merupakan “tourist supply” yang perlu dipersiapkan atau disediakan bila akan mengembangkan industri pariwisata, karena kegiatan pariwisata pada hakekatnya tidak lain adalah salah satu
kegiatan dari sektor perekonomian juga. Yang dimaksud prasarana (infrastructure) adalah “Semua fasilitas yang memungkinkan proses perekonomian dapat berjalan
dengan lancar sedemikian rupa sehingga dapat memudahkan manusia memenuhi
kebutuhannya”. Jadi, fungsi dari prasarana adalah untuk melengkapi sarana
kepariwisataan sehingga dapat memberikan pelayanan sebagaimana mestinya (Yoeti,
1983:170)
Adapun beberapa prasarana yang dapat menunjang pelayanan dan kemudahan
bagi wisatawan, meliputi :
1. Pelayanan makan dan minum, yang dapat menyajikan makanan dan
20
2. Pelayanan tenaga kerja, yang sangat dominan sekali dibutuhkan karena
salah satu kunci keberhasilan pembangunan objek wisata adalah
kemampuan para tenaga kerja untuk mengelola dengan baik suatu
kawasan objek wisata.
3. Pelayanan informasi, yang dibutuhkan pengunjung agar dapat
mengatur pengunjung yang datang ke objek wisata.
2.8 Kunjungan Wisata
Berbicara mengenai kunjungan wisata tentu erat hubungannya dengan
kuantitas pengunjung yang berkunjung ke suatu daerah objek wisata. Dengan kata
lain dapat didefenisikan bahwa kunjungan wisata adalah jumlah wisatawan yang
datang ke suatu objek wisata.
Meningkatnya kunjungan wisata di suatu objek wisata sangat ditentukan oleh
jenis dan daya tarik yang terdapat di objek wisata tersebut. (Gamal, 2002:24)
2.9 Strategi Peningkatan Kunjungan Wisata
Strategi peningkatan kunjungan wisata adalah upaya yang dilaksanakan untuk
meningkatkan kunjungan di suatu objek wisata. Salah satu upaya tersebut yaitu
melalui pembangunan atau pengembangan objek wisata.
Pengembangan suatu objek wisata harus dilakukan berdasarkan konsep
pengembangan pariwisata berkelanjutan yang artinya pengembangan sumber daya
(atraksi, aksesibilitas, amenitas) pariwisata yang bertujuan untuk memberikan
21
optimal bagi wisatawan dalam jangka panjang (Janianton Damanik dan Helmut F.
BAB III
GAMBARAN UMUM KABUPATEN DELI SERDANG
3.1 Profil Kabupaten Deli Serdang
Kabupaten Deli Serdang dikenal sebagai salah satu daerah dari 25 Kabupaten
di Provisi Sumatera Utara, yang memiliki keanekaragaman sumber daya alamnya
yang besar, sehingga merupakan daerah yang memiliki peluang investasi yang cukup
menjanjikan. Sebelum kemerdekaan Indonesia, wilayah ini terdiri dari dua
pemerintahan yang berbentuk kerajaan (kesultanan) yaitu Kesultanan Deli yang
berpusat di Kota Medan, dan Kesultanan Serdang yang berpusat di Perbaungan.
Dulu Kabupaten Deli Serdang mengelilingi 3 (tiga) daerah kotamadya, yaitu
Kota Medan yang menjadi ibu kota Provinsi Sumatera Utara, Kota Binjai, dan Kota
Tebing Tinggi.
Sejak terbentuk sebagai kabupaten sampai beberapa puluh kali mengalami
perubahan luas wilayahnya, karena Kota Medan, Binjai dan Tebing Tinggi yang
berada di daerah perbatasan meminta/mengadakan perluasan daerah, sehingga
luasnya berkurang menjadi 4.397,94 Km2.
Sekitar tahun 1980-an, pemerintahan daerah ini pindah ke Lubuk Pakam,
sebuah kota kecil yang terletak di pinggir jalan lintas Sumatera ± 30 Km dari Kota
Medan yang telah ditetapkan menjadi ibukota Kabupaten Deli Serdang.
Pada tahun 2004, Kabupaten ini kembali mengalami perubahan baik secara
23
dengan lahirnya Kabupaten baru Serdang Bedagai sesuai dengan Undang-Undang
No. 36 tahun 2003.
Dengan terjadinya pemekaran daerah, maka luas wilayahnya sekarang
menjadi 2.497,72 Km2 terdiri dari 22 kecamatan dan 403 desa/kelurahan yang
terhampar mencapai 3,34 persen dari luas Sumatera Utara.
Kabupaten Deli Serdang dihuni penduduk yang terdiri dari berbagai suku
bangsa seperti Melayu, Karo, Simalungun, Jawa, Batak, Minang, Cina, Aceh dan
pemeluk berbagai agama seperti Islam, Kristen, Hindu, Budha, dengan total
penduduk berjumlah 1.686.366 jiwa dengan Laju Pertumbuhan Penduduknya (LPP)
sebesar 2,74 persen dengan kepadatan rata-rata 616 jiwa perkilometer persegi.
Dalam gerak pembangunannya, motto Kabupaten Deli Serdang yang
tercantum dalam lambang daerahnya adalah “Bhinneka Perkasa Jaya” yang memberi
pengertian : dengan masyarakatnya yang beraneka ragam ras, suku, agama dan
golongan, bersatu dalam kebhinnekaan secara gotong royong membangun semangat
kebersamaan, menggali dan mengembangkan potensi Sumber Daya Alam dan
3.2 Sejara Seb Kabupaten yang berbe Medan, da menuju Te Dal Sumatera
menuntut a
Mook (Be Republik I Sumatera Front Nasi ah Kabupat belum Prok
n Deli Serd
entuk Keraj
an Kesultana
ebing Tinggi
lam masa
Timur men
agar NST (
elanda) dibu
Indonesia. P
Timur men
ional. Nega
Lamban
ten Deli Ser
klamasi Kem
dang yang d
jaan (Kesult an Serdang i). pemerintah ngalami perg (Negara Sum ubarkan dan Para penduk nentang Kon ara-negara b Gambar ng Kabupate rdang merdekaan dikenal sek tanan) yaitu berpusat di han Repub golakan yan matera Timu
n wilayah S
kung NST m
ngres Raky
bagian dan d r 3.1 en Deli Serd
Republik I
karang ini m
u Kesultana
i Perbaunga
blik Indone
ng dilakuka
ur) yang di
Sumatera T
membentuk yat Sumater daerah-daer dang Indonesia 1 merupakan
an Deli yang
an (± 38 Km
esia Serika
an oleh raky
ianggap seb
Timur kemb
Permusyaw
ra Timur ya
ah istimewa
7 Agusutus
dua pemer
g berpusat d
m dari Kota
at (RIS), k
yat secara s
bagai prakar
bali masuk
waratan Rak
ang dibentu
[image:38.595.247.380.118.289.2]25
kemudian bergabung dengan NRI, sedangkan Negara Indonesia Timur (NIT) dan
negara Sumatera Timur (NST) tidak bersedia.
Akhirnya, pemerintah NRI meminta kepada Republik Indonesia Serikat (RIS)
untuk mencari kata sepakat dan mendapat mandat penuh dari NST dan NIT untuk
bermusyawarah dengan NRI tentang pembentukan Negara Kesatuan dengan hasil
antara lain Undang-Undang Dasar Sementara Kesatuan yang berasal dari UUD RIS
diubah sehingga sesuai dengan UUD 1945.
Atas dasar tersebut, terbentuklah Kabupaten Deli Serdang seperti tercatat
dalam sejarah bahwa Sumatera Timur dibagi atas 5 (lima) Afdeling, salah satu
diantaranya Deli en Serdang, Afdeling ini dipimpin seorang Asisten Residen
beribukota Medan, serta terbagi atas 4 (empat) Onder Afdeling yaitu Beneden Deli
beribukota Pancur Batu, Serdang beribukota Lubuk Pakam, Padang Bedagai
beribukota Tebing Tinggi dan masing-masing dipimpin oleh Kontelir.
Selanjutnya pada tanggal 14 November 1956, Kabupaten Deli dan Serdang
ditetapkan menjadi daerah otonom dan namanya berubah menjadi Kabupaten Deli
Serdang sesuai dengan Undang-Undang No. 22 tahun 1948 yaitu Undang-Undang
pokok Pemerintahan Daerah dengan Undang-Undang No. 7 tahun 1956.
Tahun demi tahun berlalu setelah melalui berbagai usaha penelitian dan
seminar-seminar para pakar sejarah dan pejabat Pemerintah Daerah Tingkat II Deli
Serdang pada waktu itu (sekarang Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), akhirnya
disepakati dan ditetapkanlah bahwa Hari Jadi Kabupaten Deli Serdang adalah tanggal
Ber
Serdang di
Tanjung G
Desember 3.3 Demog 3.3.1 Leta Sec dan antara kawasan P Sumatera U Seb Seb Seb Seb 3.3.2 Pemb rdasarkan P ipindahkan Garbus yang 1986. grafi k dan Luas
cara geogra
a 98º33’ - 99
Palung Pasif Utara, denga belah Utara belah Selata belah Timur belah Barat bagian Wil Peraturan Pe
dari Kota M
g diresmika
s Kabupate
fis, Kabupa
9º27’ BT, m
fik Barat de
an batas seb
: Se
an : Ka
r : Ka
: Ka
layah Admi
emerintah N
Medan ke Lu
an oleh Gub
en Deli Serd
aten Deli Se
merupakan b
engan luas w
bagai beriku elat Sumater abupaten K abupaten Se abupaten La inistratif
No. 7 tahun
ubuk Pakam bernur Sum dang erdang terle bagian dari wilayah 2.4 ut : ra aro erdang Beda angkat 1984, ibuko
m dengan lok
matera Utara tak diantara wilayah pa 97,72 Km2 agai ota Kabupat kasi perkant
a pada tang
a 2º57’ - 3º
ada posisi si
dari luas P
27
Gambar 3.2
Peta Kabupaten Deli Serdang
Wilayah administrasi Pemerintahan terdiri dari 33 kecamatan, serta 617 desa
dan 20 kelurahan. Ibu kota Kabupaten Deli Serdang adalah Lubuk Pakam merupakan
pemerintahan yang terletak lebih kurang 30 km dari Kota Medan sebagai ibu kota
[image:41.595.171.465.331.694.2]Provinsi Sumatera Utara.
Tabel 3.1
Nama-nama Kecamatan di Kabupaten Deli Serdang
No Nama Kecamatan
1 Kecamatan Bangun Purba
2 Kecamatan Batangkuis
3 Kecamatan Beringin
4 Kecamatan Biru-biru
5 Kecamatan Delitua
6 Kecamatan Galang
7 Kecamatan Gunung Meriah
8 Kecamatan Hamparan Perak
9 Kecamatan Kutalimbaru
10 Kecamatan Labuhan Deli
11 Kecamatan Lubuk Pakam
12 Kecamatan Namo Rambe
13 Kecamatan Pagar Merbau
14 Kecamatan Pancur Batu
15 Kecamatan Pantai Labu
16 Kecamatan Patumbak
17 Kecamatan Percut Sei Tuan
28
19 Kecamatan Sinembah Tanjung Muda Hilir
20 Kecamatan Sinembah Tanjung Muda Hulu
21 Kecamatan Sunggal
22 Kecamatan Tanjung Morawa
(Sumber : Bapedda Kabupaten Deli Serdang)
3.3.3 Topografi
Secara geografis, Kabupaten Deli Serdang terletak pada wilayah
pengembangan Pantai Timur Sumatera Utara. Serta memiliki topografi, kountur, dan
iklim yang bervariasi. Kawasan hulu yang kounturnya mulai bergelombang sampai
terjal, berhawa tropis pegunungan, kawasan dataran rendah yang landai sementara
kawasan pantai berhawa tropis pegunungan.
Sementara itu, dilihat dari kemiringan lahan, Kabupaten Deli Serdang
dibedakan atas :
A. Dataran Pantai
± 63.002 Ha (26.30%) terdiri dari 4 kecamatan (Hamparan Perak, Labuhan
Deli, Percut Sei Tuan, dan Pantai Labu). Potensi Utama : Pertanian pangan,
Perkebunan Rakyat, Perkebunan Besar, Perikanan Laut, Pertambakan, Peternakan
Unggas, dan Pariwisata.
B. Dataran Rendah
± 68.965 Ha (28.80%) terdiri dari 11 kecamatan (Sunggal, Pancur Batu,
Namorambe, Delitua. Batangkuis, Tanjung Morawa, Patumbak, Lubuk Pakam,
Beringin, Pagar Merbau, dan Galang). Potensi utama : Pertanian Pangan, Perkebunan
29
C. Dataran Pegunungan
± 111.970 Ha (44.90%) terdiri dari 7 kecamatan (Kutalimbaru, Sibolangit,
Biru-biru, STM Hilir, STM Hulu, Gunung Meriah, Bangun Purba). Potensi utama :
Pertanian Rakyat, Perkebunan, dan Peternakan.
Kabupaten Deli Serdang terdapat 5 (lima) Daerah aliran Sungai (DAS) yaitu
DAS Belawan, DAS Deli, DAS Belumai, DAS Percut, dan DAS Ular, dengan luas
areal 378.841 Ha, yang kesemuanya bermuara ke Selat Malaka dengan hulunya
berada di Kabupaten Simalungun dan Karo. Pada umumnya sub DAS ini
dimanfaatkan untuk mengairi areal persawahan sebagai upaya peningkatan produksi
[image:43.595.111.520.426.692.2]pertanian.
Tabel 3.2
Daerah Aliran Sungai Kabupaten Deli Serdang
No Daerah Aliran Sungai Sub DAS Luas Areal Ha Keterangan
1. Belawan a. Belawan hulu 76.003 Sebahagian melintasi
wilayah Kota Medan dan Kabupaten
Langkat
2. Deli a. Petani
b. Deli c. Babura d. Bekala e. Sikambing f. Paluh Besar
48. 162 Sebahagian melintasi
wilayah Kota Medan
3. Percut a. Percut hulu
b. Percut hilir
51.420
30
b. Serdang
5. Ular a. Bah Karai
b. Buaya c. Ular d. Karang e. Perbaungan
127.796 Sebahagian melintasi
wilayah Kabupaten Serdang Bedagai (Sumber : Bappeda Kabupaten Deli Serdang)
3.3.4 Iklim
Sesuai dengan perbedaan geografis, topografis, dan ketinggian dari
permukaan laut, maka iklim Kabupaten Deli Serdang juga bervariasi yaitu iklim sub
tropis dan iklim peralihan antara sub tropis dan tropis. Dan dalam ketinggian 0 – 500
meter dari permukaan laut, Kabupaten Deli Serdang beriklim peralihan antara sub
tropis dan tropis, sedangkan ketinggian lebih dari 1.000 metter dari permukaan laut
beriklim sub tropis.
Curah hujan rata-rata pertahun 1.936,3 mm, sedangkan curah hujan terbanyak
pada bulan September, Oktober, November, dan Desember. Angin yang bertiup
melalui Kabupaten Deli Serdang juga berbeda, yakni angin laut dan angin
pegunungan dengan kecepatan 0,68 meter/detik, sedangkan temperatur rata-rata 26,7º
dan kelembaban 84%.
3.4 Luas Jenis Tanah dan Penggunaan Lahan
Luas jenis tanah Kabupaten Deli Serdang dibedakan atas :
Alluvial, Regosol, Organosol : 25.176 Ha
31
Andosol Coklat : 44.488 Ha
Latosol Cokelat : 9.306 Ha
Podsolik Coklat Kekuningan : 51. 174 Ha
Podsolik Merah Kekuningan : 51.982 Ha
Litosol, Podsolik, Regosol : 10.624 Ha
Penggunaan lahan di Kabupaten Deli Serdang sangat beragam, yaitu :
Perkampungan / Pemukiman : 5,39%
Persawahan : 18.56%
Tegalan / Kebun Campuran : 22.09%
Perkebunan Besar : 22.67%
Perkebunan Rakyat : 12.49%
Hutan : 16.77%
Semak / Alang-alang : 3,28%
Kolam / Tambak : 0,55%
Rawa-rawa : 0,33%
Peternakan : 0,02%
Termasuk didalamnya lokasi Bandara Udara Kuala Namu di Kecamatan
Pantai Labu sebagai pengganti Bandara Udara Polonia Medan ( ± seluas 1.564 Ha),
dan kawasan industri ± seluas 356 Ha.
32
Kabupaten Deli Serdang mempunyai sarana dan prasarana perhubungan darat,
udara, kereta api maupun angkutan laut. Disamping itu juga tersedia prasarana listrik,
telekomunikasi, dan air bersih yang merupakan salah satu fasilitas pendukung dalam
kepariwisataan di daerah tersebut. Disamping itu, Kabupaten Deli Serdang memiliki
BAB IV
UPAYA PENINGKATAN KUNJUNGAN WISATA DI OBJEK WISATA ALAM PANTAI LABU KABUPATEN DELI SERDANG
4.1 Sejarah Pantai Labu
Pantai Labu yang terletak di Kabupaten Deli Serdang, terkenal dengan
pantainya yang indah dan khas memiliki beberapa keunikan, yaitu deru ombak yang
deras, kebersihan air lautnya, dan juga terdapat flora dan fauna air seperti rumput
laut, ganggang, molusca, ubur-ubur (Aurelia Aurita), ikan (Pisces), udang, kepiting, dan remis. Tanaman-tanaman tersebut menjadi konsumsi bagi kepiting dan burung
pantai.
Sebagai salah satu daya tarik yang dimiliki objek wisata alam Pantai Labu,
ada sejarah yang menceritakan asal usul Pantai Labu. Berdasarkan beberapa sumber
yang terkait melalui internet dan wawancara kepada masyarakat setempat, objek
wisata Pantai Labu memiliki sejarah singkat.
Awalnya, Pantai Labu yang terletak di Kecamatan Pantai Labu memiliki 3
(tiga) daerah pesisir pantai. Karena terjadi pemekaran daerah Kabupaten Deli Serdang
yang terus menerus pada 2004, pemerintah Kabupaten Deli Serdang membagi
Kecamatan Pantai Labu menjadi tiga objek wisata alam dan tiga nama yaitu Pantai
Muara Indah, Pantai Serambi Deli, dan Pantai Putra Deli. Ketiga objek wisata
tersebut terletak di Desa Denai Kuala Kecamatan Pantai Labu.
Ketiga objek wisata tersebut merupakan nama lain dari objek wisata Pantai
Pantai Lab
sudah mem
Ora
Padahal, P
Pantai Lab objek wisa Gambar 4 bu, pemerin miliki nama ang-orang b Pantai Labu
bu sudah me
ata tersebut.
4.1 : Pemanda
ntah dan ma
sendiri.
beranggapan
u memiliki
enjadi famili
angan alam Pa
asyarakat tet
n bahwa Pan
3 (tiga) pa
iar yang ser
antai Labu (do
tap menama
ntai Labu h
antai yang
ring diucapk
k. Ridho, 22 O
akannya Pa
hanya mem
berbeda pu
kan masyara
Oktober 2013)
antai Labu p
miliki 1 pant
ula namany
akat jika hen
[image:48.595.126.499.307.509.2]Gambar 4
4.2 Gamb
Sec
di Kecama
tepatnya b
lokasi ini h
Me
wak
Me
jam
Ke
4.2 : Pemanda (dok. Rid
aran Umum
cara admini
atan Pantai L
berada di D
harus melalu
edan – Lubu
ktu tempuh
edan – Bata
m
camatan Pa
1. Desa
angan dari bib dho, 22 Oktob
m Objek W
istratif peme
Labu Kabup
Desa Rantau
ui jalan dara
uk Pakam –
lebih dari 2
angkuis – Pa
ntai Labu m
a Klambir
ir pantai objek ber 2013)
Wisata Alam
erintahan, O
paten Deli S
u Panjang d
at dengan 2
– Batangkui
2 jam
antai Labu s
memiliki 7 d
k wisata alam
m Pantai La
Objek Wisa
Serdang, Sum
dan Desa D
(dua) trayek
is – Pantai L
sejauh ± 80
desa yaitu :
Pantai Labu
abu
ata Alam Pa
matera Utar
Denai Kuala
k/route yaitu
Labu sejauh
0 Km denga
antai Labu t
ra. Objek wi
a. Untuk me
u :
h ± 90 Km
[image:49.595.127.500.118.336.2]36
2. Desa Rantau Panjang
3. Desa Bagan Serdang
4. Desa Batang Sangi
5. Desa Sungai Kuruk
6. Desa Batang Biara
7. Desa Denai Kuala
4.3 Potensi yang dimiliki
Objek wisata alam Pantai Labu memiliki fenomena alam yang khas, antara
lain deru ombak yang deras, keindahan air pantainya yang berwarna putih serta
hamparan pasirnya yang putih, dan menjadi tempat dimana para nelayan mencari ikan
dan menjualnya ke pasar. Di pantai ini juga terdapat areal pemancingan khusus
pengunjung yang tak jauh dari pantai tersebut.
Di pantai ini juga terdapat flora dan fauna air seperti rumput laut, ganggang,
molusca, ubur-ubur (Aurelia aurita), ikan (Pisces), udang, kepiting, dan remis. Tanaman-tanaman tersebut menjadi konsumsi utama bagi kepiting dan burung pantai.
Potensi tersebut menarik perhatian pengunjung (pada umumnya masyarakat
lokal) dan pada hari libur kunjungan semakin meningkat.
4.4 Sarana dan Prasarana
Sarana kepariwisataan adalah merupakan hal yang perlu disiapkan dan sangat
37
mengembangkan, menunjang dan meningkatkan daya saing terhadap suatu objek
wisata itu sendiri (main tourism suprastructure) adalah semua kegiatan usaha pariwisata yang menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan
wisatawan, mulai berangkat dari tempat tinggalnya menuju Daerah Tujuan Wisata
(DTW) hingga kembali ke tempat asalnya.
Sedangkan pengertian dari prasarana yang dalam bahasa asingnya
(supplementing tourism suprastructure) adalah semua kegiatan pariwisata yang menyediakan fasilitas untuk rekreasi. Fungsinya tidak hanya untuk melengkapi sarana
pokok kepariwisataan tetapi yang terpenting adalah agar wisatawan lebih betah dan
lama tinggal di suatu tempat atau di daerah yang dikunjunginya.
Sarana yang tersedia di daerah objek wisata alam Pantai Labu, Kabupaten
Deli Serdang adalah :
Tempat parkir roda dua dan roda empat
Pondok yang tersedia di dekat bibir pantai
Pendopo
Gambar
Gambar
Pra
Deli Serda
4.3 : Sarana d (dok. Ri
4.4 : Pendopo (dok. Ri
asarana yang
ang adalah :
dan prasarana dho, 22 Oktob
o yang tersedia dho, 22 Oktob
g tersedia d
atau yang bia ber 2013)
a untuk para p ber 2013)
di daerah ob
asa disebut den
pengunjung
bjek wisata
ngan infrastru
alam Pantai
uktur di Pantai
i Labu, Kab
38
i Labu