• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan Objek Wisata Kawasan Pantai Cermin Kabupaten Deli Serdang (1960-2005)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Perkembangan Objek Wisata Kawasan Pantai Cermin Kabupaten Deli Serdang (1960-2005)"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LATAR BELAKANG MUNCULNYA OKJEK WISATA PANTAI CERMIN

Pantai Cermin saat ini adalah salah satu kawasan wisata yang terdapat di Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Propinsi Sumatera Utara. Sebelum pemekaran wilayah Pantai Cermin ini terdapat di Wilayah Kabupaten Deli Serdang. Hal ini perlu diungkapkan karena waktu kajian dalam skripsi ini Pantai Cermin masih berada di wilayah Kabupaten Deli Serdang.

Pantai Cermin sebagai kawasan wisata di dalam kajian ini, berada di pesisir Timur Kabupaten Deli Serdang. Adapun jarak tempuh untuk menuju pantai ini lebih kurang 21 km dari Kota Lubuk Pakam ke arah Timur dan lebih kurang 50 km dari Kota Madya Medan. Sebagai sarana rekreasi, Pantai Cermin ini tidaklah jauh dari berbagai pusat kota sehingga memungkinkan Pantai Cermin sebagai objek wisata cepat berkembang. Pusat-pusat kota yang dimaksud antara lain, Tebing Tinggi, Sei Rampah, Perbaungan, Lubuk Pakam dan Medan. Terlebih lagi jalan lintas menuju objek wisata semakin mudah sejalan dengan perkembangan pembangunan. Artinya banyak jalan yang dibangun sebagai jalan alternatif. Pantai Cermin ini memiliki panorama yang indah sehingga memiliki daya tarik sekaligus menjadi sumber daya alam yang cukup besar. Hal ini menjadikan Pantai Cermin sebagai daerah yang memiliki peluang investasi yang menjanjikan.

(2)

2.1. Letak Geografis dan Keadaan Alam

Pantai Cermin adalah salah satu kawasan objek wisata pantai yang terdapat di pantai timur Pulau Sumatera, tepatnya di Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai. Sebagai bahan kajian Pantai Cermin terdapat di Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara. Pantai ini merupakan kawasan wisata yang cukup terkenal. Karena keterkenalannya wilayah kecamatan pun disebut dengan Kecamatan Pantai Cermin. Hal ini perlu dikemukakan untuk membedakan Pantai Cermin sebagai sebuah kawasan pantai yang merupakan tempat rekreasi dan Pantai Cermin sebagai sebuah Kecamatan.

Sebagai sebuah kecamatan secara geografis Pantai Cermin terletak pada posisi 20 57”-30 16” Lintang Utara hingga 980 33”-990 Bujur Timur. Adapaun batas-batas wilayahnya :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka.

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Perbaungan.

c. Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Malaka/Kecamatan Perbaungan. d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang.8

Sebagai objek wisata, Pantai Cermin berbatasan dengan :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka.

(3)

c. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Pantai Cermin Kiri/Sungai Baungan. d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Kota Pari dan Desa Cerawang.9

Berdasarkan letak lintang dan bujur maka Pantai Cermin baik sebagai objek wisata maupun kecamatan memiliki iklim tropis. Agar lebih jelas iklim Pantai Cermin adalah sebagai berikut:

a. Kelembaban udara 84%,

b. Curah hujan berkisar 30 sampai dengan 340 mm perbulan, dengan periode tertinggi pada bulan September dan Oktober, hari hujan perbulan berkisar 8-20 hari perbulan,

c. Rata-rata kecepatan udara berkisar 1,10 m/detik dengan tinggi penguapan 3,74 mm/hari, temperature udara perbulan minimum 24°C dan maksimal 34°C.

Luas wilayah Kecamatan Pantai Cermin yaitu 77,266 km² atau 7.726,6 Ha. Keadaan alam di kawasan wisata Pantai Cermin ini alamnya relatif datar dengan ketinggian dari permukaan laut 0-6 diatas permukaan laut yang berbatasan langsung dengan Selat Malaka. Artinya selain Pantai Cermin ini dikelilingi oleh desa-desa, keindahan Pantai Cermin ini juga dikelilngi oleh rawa-rawa yang terdapat di sepinggiran pantai. Hal ini dapat kita lihat sekarang, lokasi wisata Pantai Cermin ini seperti tumpukan pasir yang membukit diantara alur-alur atau sungai yang mengelilinginya, sehingga jika seseorang berdiri di tepi pantai tersebut dia dapat melihat pantai secara luas. Disinilah orang dapat menikmati keindahan alamnya.

(4)

Ombakan pasir ini menghampar luas sampai ke laut. Terlebih-lebih pada masa pasang surut, bila disinari oleh matahari maka hamparan pasir ini memantulkan cahaya bagaikan kaca-kaca cermin. Berdasarkan itulah maka pantai ini disebut dengan Pantai Cermin.

Sementara itu keberadaannya yang dikelilingi oleh rawa-rawa memiliki manfaat tersendiri. Rawa-rawa itu berfungsi sebagai pembatas ataupun dinding dengan lahan perladangan dan pemukiman penduduk. Dengan demikian keberadaan Pantai Cermin sebagai kawasan wisata tidak terusik dengan adanya nilai, norma serta bingar-bingar dari masyarakat sehingga pelancong merasa nyaman dan menikmati keindahan alam. Dilain pihak para pelncong pun tidak begitu terikat dengan nilai-nilai tradisi masyarakat setempat.

(5)

2.2. Sejarah Pantai Cermin

Sebelum Perang Dunia II atau tepatnya sebelum Proklamasi Kemeredekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945, Kabupaten Deli Serdang adalah merupakan daerah Kesultanan Deli dan Serdang. Kesultanan Deli berkedudukan di Medan dan Kesultanan Serdang berkedudukan di Perbaungan. Kedua wilayah tersebut dalam masa penjajahan adalah merupakan Karesidenan Sumatera Timur sejak Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, kekuasaan kesultanan berakhir dan struktur pemerintah disesuaikan dengan pemerintah Indonesia dan kesultanan Deli dan Serdang dijadikan daerah Kabupaten Deli Serdang.10

Kabupaten Deli Serdang juga merupakan salah satu wilayah yang memiliki kekayaan alam yang memberi peluang bagi masyarakat setempat untuk mengembangkan wilayah tersebut sehingga memberi kesejahteraan bagi masyarakat setempat. Salah satunya adalah Pantai Cermin yang sudah ada sebelum tahun 1960-an.

Mulai tahun 1945 daerah Kabupaten Deli Serdang, secara berkesinambungan telah dipimpin oleh Bupati Deli Serdang selama periode 1945 sampai 2005. Daerah Kabupaten Deli Serdang juga merupakan daerah yang cukup terkenal di kawasan nusantara, terutama karena devisa negara yang berasal dari hasil bumi Kabupaten Deli Serdang yang sangat potensial seperti karet, tembakau dan kelapa sawit. Peranan daerah Kabupaten Deli Serdang dalam pembangunan sangat menonjol. Melalui

(6)

pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah pada masa Orde Baru telah kelihatan meningkatnya pertumbuhan ekonomi diberbagai sektor di Kabupaten Deli Serdang, dimana sektor pertanian dan perkebunan menjadi pemeran utama dalam meningkatkan pendapatan para petani di Kabupaten Deli Serdang. Sejalan dengan lanjutnya pembangunan, maka pembangunan di bidang sektor pariwisata pun juga berkembang dari awal tahun 1960-an. Begitupula dengan perkembangan objek pariwisata Pantai Cermin.

(7)

Menurut pendapat Bapak Basaruddin (Kepala Desa) tentang asal usul nama Pantai Cermin, dikatakan bahwa legenda asal usul nama Pantai Cermin berasal dari sebuah sungai. Sungai yang dimaksud adalah muara Sungai Ular. Muara sungai ini jika air laut sedang surut sungainya menjadi kecil. Di kiri dan kanan sungai akan terhampar pasir putih bagaikan kaca atau cermin. Begitu pula sebaliknya, bila air sedang pasang maka pantai pasir yang terhampar tersebut tergenang air yang jernih sehingga bila kita berada diatasnya (sedang berperahu/sampan) dapat pula bercermin atau berkaca.11 Demikianlah asal usul Pantai Cermin.

Dahulunya Pantai Cermin ini hanya terdapat di satu kecamatan saja, Pantai Cermin yang berada di Kecamatan Pantai Cermin Kanan. Menurut informasi yang penulis dapatkan, letak Pantai Cermin sebagai objek wisata berada di sebelah kanan apabila datang dari Medan menuju ke Kecamatan Pantai Cermin. Di tambah lagi di daerah tersebut terdapat pesisir pantai yang saat ini menjadi kawasan objek wisata.

Terbentuknya Pantai Cermin Kanan sejak tahun 1958 yang dipelopori oleh Adzla Hasan, Kaslani dan Yak Denak. Pada saat itu ketiga pelopor ini berusaha untuk merebut kawasan Pantai Cermin dari pemberontakan Simbolon dan Nainggolan, pada saat pemerintahan Soekarno. Saat itu banyak pengungsi dari luar daerah yang tinggal disana menentang karena para pemberontak Simbolon dan Nainggolan berusaha untuk menguasai kawasan Pantai Cermin seutuhnya.12

11 Wawancara dengan Bapak Basaruddin (Sekretaris Kepala Desa Pantai Cermin Kanan) pada tanggal 16 Januari 2013.

(8)

Padahal sebelumnya para pengungsi, yaitu suku Melayu dan suku Jawa yang berada di pesisir pantai bebas untuk tinggal di daerah tersebut. Setelah berjuang keras pada akhirnya daerah kawasan Pantai Cermin tersebut bisa direbut kembali oleh ketiga pejuang pelopor Pantai Cermin dari tangan para pemberontak tersebut. Saat itu pula para pengungsi bisa untuk kembali tinggal di sana. Pada saat itu pula ditetapkan nama daerah tersebut dengan sebutan Desa Pantai Cermin Kanan. Ketika itu kondisi kawasan Desa Pantai Cermin Kanan masih seperti hutan belantara. Kemudian satu persatu orang-orang berdatangan. Mulai dari beberapa suku, seperti suku Melayu, suku Jawa, suku Batak dan suku Batak Karo memilih untuk tinggal disana apalagi pada saat itu masyarakat bebas dalam menggarap tanah untuk dijadkan hak milik dan sesuka hati dalam memilih mana lahan yang mereka suka dan layak untuk dijadikan tempat tinggal mereka.

(9)

kependudukan maka desa tersebut dimekarkan menjadi dua desa, yaitu Desa Pantai Cermin Kanan dan Desa Pantai Cermin Kiri.13

Kemudian pada tahun 1980-an oleh H. Tenteng Ginting pemerintahan Deli Serdang dipindahkan ke Lubuk Pakam, yang pada saat itu sebuah kota kecil yang terletak dipinggir jalan lintas Sumatera lebih kurang 30 kilometer dari Kota Medan yang telah ditetapkan menjadi Ibukota Deli Serdang. Pada tanggal 18 Desember tahun 2003, kabupaten ini mengalami perubahan baik secara geografi maupun administrasi pemerintahan. Setelah adanya pemekaran daerah dengan lahirnya kabupaten baru yaitu Kabupaten Serdang Bedagai sesuai dengan UU No. 36 Tahun 2003, sehingga berbagai potensi daerah yang dimiliki ikut berpengaruh. Dengan terjadinya pemekaran daerah, maka luas wilayahnya sekarang menjadi 2.497,72 km² yang terdiri dari 22 kecamatan dan 403 desa/kelurahan, yang terhampar mencapai 3,34% dari luas Sumatera Utara.

Kabupaten Deli Serdang kini telah banyak dihuni oleh penduduk yang terdiri dari berbagai suku bangsa seperti Melayu, Karo, Simalungun, Jawa, Batak, Minang, Cina, Aceh dan pemeluk berbagai agama seperti Islam, Kristen, Hindu dan Budha dengan jumlah penduduk sekitar 1.686.366 jiwa dengan Laju Pertumbuhan Penduduknya (LPP) sebesar 2,74% dengan kepadatan rata-rata 616 jiwa per km².

(10)

2.3. Inisiatif Masyarakat Sekitar Wilayah Kawasan Pantai Cermin

Pembangunan pariwisata alam bertujuan mengelola dan mengembangkan sumber daya alami dan hayati bagi kesejahteraan masyarakat di masa mendatang. Pembangunan pariwisata harus mampu menunjang dalam pembangunan ekonomi lokal masyarakat. Terlaksananya pembangunan pariwisata dapat membuka lapangan kerja dan menambah pendapatan masyarakat dari sektor perdagangan maupun jasa. Sehebat apapun perkembangan suatu tempat wisata tidaklah ada artinya bagi masyarakat jika tidak dapat mendongkrak sektor ekonomi lokal dari tempat wisata. Masyarakat lokal memiliki peranan penting dalam pariwisata, jika pariwisata diletakkan sebagai salah satu upaya untuk mengembangkan ekonomi dan memakmurkan masyarakat.

Oleh karena itu kehadiran masyarakat merupakan faktor utama sebagai pendukung hal-hal yang berhubungan dengan sektor pariwisata. Kehadiran masyarakat yang kita maksud adalah inisiatif sebagai pendukung sektor pariwisata harus juga sejalan dengan sosial kemasyarakatan dan kebudayaannya.

(11)

Kita memaklumi bahwa daerah wisata itu akan dikunjungi oleh beranekaragam budaya.

Hal lain yang mendukung adalah karena adanya beberapa etnis di sekitar Pantai Cermin yang hidup berdampingan. Keanekaragaman etnis ini mendorong sifat keterbukaan. Disamping kedua faktor diatas, Pantai Cermin sebagai objek wisata agak jauh dari pemukiman sehingga masyarakat setempat tidak merasa terganggu dengan keberagaman itu. Sementara di pihak pengunjung/wisatawan pun tidak merasa terkekang dengan tradisi setempat. Para wisatawan bisa lebih leluasa untuk mengekspresikan dirinya untuk kepentingan sendiri. Demikianlah proses pertumbuhan Pantai Cermin sebagai objek wisata yang lama-kelamaan memberikan sebuah keuntungan. Dengan demikian objek wisata ini mendapat perhatian dari masyarakat dan pemerintah.

Kecamatan Pantai Cermin merupakan bagian dari Kabupaten Deli Serdang dan merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Sumatera Utara yang memiliki kekayaan alam berupa pantai yang indah, salah satunya adalah Pantai Cermin. Objek wisata Pantai Cermin merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan untuk berkunjung. Objek wisata harus dirancang, dibangun dan dikelola secara profesional sehingga dapat menarik wisatawan untuk datang.

(12)

program pembangunan tersebut tepat sasaran sehingga dapat mencapai target yang sudah ditentukan atau direncanakan sebelumnya. Menurut Raharjo (1985), partisipasi masyarakat adalah keikutsertaan masyarakat dalam program-program pemerintah baik secara langsung maupun tidak langsung dalam bentuk fisik, material, dan sumbangan pikiran dalam proses pembangunan nasional, dan telah disadari bersama bahwa partisipasi masyarakat sangatlah penting dalam setiap bentuk dan proses pembangunan.

(13)

2.4. Dukungan Pemerintah

Pembangunan kepariwisataan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan daerah secara keseluruhan mengingat berwisata sudah menjadi kebutuhan dan tidak lagi dipandang oleh masyarakat sebagai fenomena yang mewah, akan tetapi juga memiliki potensi dan keunggulan dalam sektor perekonomian daerah. Untuk kabupaten Deli Serdang sendiri memiliki potensi wisata daerah seperti Pantai Cermin, Pantai Gudang Garam, dan lain sebagainya yang merupakan objek wisata yang bagus di kabupaten Deli Serdang.

Pada tahun 2004 jumlah kunjngan lokal sebanyak 106.724 orang, domestik 395 orang dan wisatawan mancanegara 123 orang.14 Sasaran yang diinginkan Pemkab Sergai terhadap daerah wisata adalah meningkatkan promosi budaya dan pariwisata, meningkatkan aksesbilitas menuju daerah tujuan wisata , mengembangkan potensi bahari, mengembangkan sistem informasi pariwisata yang handal juga mengembangkan kerjasama luar negri, dan mendukung pelaksanaan even-even dan hiburan wisata.

Melihat perkembangan di atas maka Pantai Cermin pun dikembangkan sebagai objek wisata. Hal ini sejalan dengan yang direncanakan GBHN 1993, adapun isi dari GBHN yang diungkapkan yaitu :

1. Pembangunan kepariwisataan diarahkan pada peningkatan pariwisata menjadi sektor andalan yang mampu menggalakkan kegiatan ekonomi, termasuk

(14)

kegiatan sektor lain yang terkait sehingga lapangan kerja, pendapatan masyarakat, daerah dan negara serta penerimaan devisa meningkat melalui upaya pengembangan dan pendayagunaan potensi kepariwisataan nasional. 2. Dalam pembangunan kepariwisataan harus dijaga tetap terpeliharanya

kepribadian serta kelestarian fungsi dan mutu lingkungan hidup. Kepariwisataan perlu ditata secara menyeluruh dan terpadu dengan melibatkan sektor yang terkait dalam suatu keutuhan usaha kepariwisataan yang saling menunjang dan saling menguntungkan baik yang berskala kecil, menengah maupun besar.

3. Pengembangan pariwisata nusantara dilakukan sejalan dengan upaya memupuk rasa cinta tanah air dan bangsa serta menanamkan jiwa semangat dan nilai-nilai luhur bangsa dalam rangka lebih memperkokoh persatuan dan kesatuan nasional, terutama dalam bentuk penggalakkan pariwisata remaja dan pemuda dengan lebih meningkatkan kemudahan dalam memperoleh pelayanan kepariwisataan. Daya tarik Indonesia sebagai negara tujuan wisata mancanegara perlu ditingkatkan melalui upaya pemeliharaan benda khazanah bersejarah yang menggambarkan ketinggian budaya dan kebesaran bangsa serta didukung dengan promosi memikat.

(15)

Hal ini didukung oleh undang-undang telah menerapkan sejumlah kebijakan sebagai pemandu dalam setiap perencanaan pembangunan dan pengembangan kepariwisataan sebagai berikut :

1. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 Tantang Kepariwisataan khususnya pada Pasal 2, Pasal 3 huruf (d) dan Pasal 30.

2. Peraturan Pemerintah RI Nomor 67 Tahun 1996 Tentang Penyelenggaraan Kepariwisataan khususnya pada Pasal 2, 105, 106 dan 107.

3. Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi Nomor KM.5/UM.209/MPPT-89 Tanggal 18 Januari 1989 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Sapta Pesona khususnya pada Pasal 3, 4, 5 dan 7.

4. Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi Nomor KM.98/PW.102/MPPT-87 Tanggal 23 Desember 1987 Tentang Ketentuan Usaha Objek Wisata dan lain-lain.

(16)

Dengan demikian secara tidak langsung mereka telah bertindak sebagai agent of

promotion dengan menyampaikan pengalaman yang menarik dalam kunjungan wisata

yang mereka lakukan kepada orang lain di daerah atau negaranya. Bahkan terkadang pengalaman mereka akan mereka tulis pada media cetak yang ada di negerinya. Suasana demikian akan dapat menumbuhkembangkan citra wisata daerah dan akan sangat membawa dampak positif terhadap kemajuan dan perkembangan pariwisata. Sehingga dalam proses modernisasi, dinamika Industri Pariwisata akan berkembang dalam suatu konsep pendekatan dalam kegiatan kepariwisataan yang dikategorikan menjadi salah satu kegiatan industri jasa pariwisata dengan jangkauan ruang lingkup yang lebih luas untuk memperkaya output dari pariwisata, pembangunan pariwisata perlu terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga akan menimbulkan manfaat :

a. Memperbesar penerimaan devisa.

b. Memperluas dan membuka kesempatan usaha dan lapangan kerja. c. Mendorong pembangunan daerah.

d. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

e. Memperkaya kebudayaan nasional tanpa menghilangkan ciri kepribadian bangsa dan terpeliharanya nilai-nilai agama.

f. Memupuk persaudaraan antar bangsa.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil klarifikasi pada jenis pengalaman pekerjaan disyaratkan adalah bangunan gedung/ struktur, satu paket pekerjaan dengan kemampuan dasar sebesar Rp.350.000.000,-

Nilai ini merupakan kelengkapan usulan penilaian 、。ョセョ・エ。ー。ョ angka kredit yang bersangkutan dalam rangka kenaikan jabatan fungsional/

[r]

Arifin, Khoirul, Pengaruh Model Pembelajaran Pembelajaran berbasis masalah Terhadap Keaktifan dan Hasil Belajar Matematika Materi Lingkaran Siswa Kelas VIII di SMP Negeri

Perkembangbiakan perkici pelangi secara ex-situ dapat dilakukan di dalam laboratorium penangkaran melalui cara mengawinkan satu jantan dengan satu betina, ataupun

quantum efficiency, dynamic range and signal to noise to a level where the image quality generated by CMOS sensors got comparable to the image quality of CCDs or even got

[r]

Karya Budisentosa Mulia harus dapat mempertahankan kualitas yang dimulai dari pengendalian bahan baku, pengendalian proses, sampai pengujian akhir pada produk cover muffler